Top Banner
ISSN: 1978 - 3116 VOL. 6, NO. 2, JULI 2012 JEB VOL. 6, NO. 2, JULI 2012: 95-185 VOL. 6 JEB NO. 2 Hal 95-185 JULI 2012 IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK KEUANGAN BANK BERDASARKAN KEBANGKRUTAN, UKURAN ASET, DAN JENIS KEPEMILIKAN DENGAN MENGGUNAKAN MANOVA STRATEGI INVESTASI MOMENTUM: PROFIT MOMENTUM PORTOFOLIO PEMENANG-PECUNDANG DI INDONESIA PENGARUH KUALITAS INFORMASI DAN KUALITAS SISTEM TERHADAP PERUBAHAN PENGGUNAAN LAYANAN PADA MAHASISWA DI SEKITAR TANGGAL PENGUMUMAN SETELAH LAMA TIDAK MEMBAGI DIVIDEN: STUDI PERISTIWA BERBASIS DATA PENGARUH KECENDERUNGAN MANAJER DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP YANG DIMODERASI OLEH GENDER PENGARUH MANFAAT YANG DIRASAKAN DAN KEMUDAHAN YANG DIRASAKAN TERHADAP MINAT UNTUK MENGGUNAKAN INTERNET DENGAN GENDER SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI Eko Widodo Lo Dionysia Kowanda Rowland Bismark Fernando Pasaribu Darwis Musa Polhaupessy Yogo Heru Prayitno Baldric Siregar David Prasetya I Ketut Nugraha Eka Putra DETIK.COM ABNORMAL RETURN INTRADAY PAYOFF MAGNITUDE (PERCEIVED USEFULNESS) (PERCEIVED EASE OF USE)
31

Strategi Investasi Momentum

Feb 11, 2016

Download

Documents

Future uncertainties and the uneven distribution of information is a phenomenon that becomes background of the emergence of various concepts and approaches regarding investment strategies, and a popular one is the momentum strategy that was first introduced by Jegadesh and Titman in 1993. By implementing the Jegadesh and Titman approach, this study aims to find momentum profits of the winner-loser portfolios are formed and the time period of ownership that gives the highest return of the winner-loser portfolios are formed. The findings reinforce other research, which despite the differences, profit performance difference between the two portfolios statistically insignificant. From the four factor asset pricing models, simultaneously the model has a significant effect on stock portfolio, except the three large cap stock portfolios. From replication of the four risk factors partially; it appears that size is the dominant factor concerning the significance influence statistically.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Strategi Investasi Momentum

ISSN: 1978 - 3116VOL. 6, NO. 2, JULI 2012

JEB

VO

L.6

,N

O.2

,JU

LI2

01

2:9

5-1

85

VOL. 6JEB NO. 2 Hal 95-185 JULI 2012

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK KEUANGAN BANK BERDASARKAN KEBANGKRUTAN,

UKURAN ASET, DAN JENIS KEPEMILIKAN DENGAN MENGGUNAKAN MANOVA

STRATEGI INVESTASI MOMENTUM: PROFIT MOMENTUM PORTOFOLIO

PEMENANG-PECUNDANG DI INDONESIA

PENGARUH KUALITAS INFORMASI DAN KUALITAS SISTEM

TERHADAP PERUBAHAN PENGGUNAAN LAYANAN PADA MAHASISWA

DI SEKITAR TANGGAL PENGUMUMAN SETELAH LAMA

TIDAK MEMBAGI DIVIDEN: STUDI PERISTIWA BERBASIS DATA

PENGARUH KECENDERUNGAN MANAJER DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

TERHADAP YANG DIMODERASI OLEH GENDER

PENGARUH MANFAAT YANG DIRASAKAN DAN

KEMUDAHAN YANG DIRASAKAN TERHADAP MINAT

UNTUK MENGGUNAKAN INTERNET DENGAN GENDER SEBAGAI

VARIABEL PEMODERASI

Eko Widodo Lo

Dionysia KowandaRowland Bismark Fernando Pasaribu

Darwis Musa Polhaupessy

Yogo Heru PrayitnoBaldric Siregar

David Prasetya

I Ketut Nugraha Eka Putra

DETIK.COM

ABNORMAL RETURN

INTRADAY

PAYOFF MAGNITUDE

(PERCEIVED USEFULNESS)

(PERCEIVED EASE OF USE)

Page 2: Strategi Investasi Momentum

Vol. 6, No. 2, Juli 2012

JURNAL EKONOMI & BISNIS (JEB)

EDITOR IN CHIEFDjoko SusantoSTIE YKPN Yogyakarta

EDITORIAL BOARD MEMBERSDody Hapsoro I Putu Sugihartha SanjayaSTIE YKPN Yogyakarta Universitas Atma Jaya YogyakartaDorothea Wahyu Ariani Jaka SriyanaUniversitas Atma Jaya Yogyakarta Universitas Islam Indonesia

MANAGING EDITORSBaldric SiregarSTIE YKPN Yogyakarta

EDITORIAL SECRETARYRudy BadrudinSTIE YKPN Yogyakarta

PUBLISHERPusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIE YKPN Yogyakarta

Jalan Seturan Yogyakarta 55281Telpon (0274) 486160, 486321 ext. 1406 Fax. (0274) 486155

EDITORIAL ADDRESSJalan Seturan Yogyakarta 55281

Telpon (0274) 486160, 486321 ext. 1332 Fax. (0274) 486155http://www.stieykpn.ac.id e-mail: [email protected]

Bank Mandiri atas nama STIE YKPN Yogyakarta No. Rekening 137 – 0095042814

Jurnal Ekonomi & Bisnis (JEB) terbit sejak tahun 2007. JEB merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan

Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara (STIE YKPN) Yogyakarta. Penerbitan

JEB dimaksudkan sebagai media penuangan karya ilmiah baik berupa kajian ilmiah maupun hasil penelitian di bidang ekonomi

dan bisnis. Setiap naskah yang dikirimkan ke JEB akan ditelaah oleh MITRA BESTARI yang bidangnya sesuai. Daftar nama

MITRA BESTARI akan dicantumkan pada nomor paling akhir dari setiap volume. Penulis akan menerima lima eksemplar cetak

lepas (off print) setelah terbit.

JEB diterbitkan setahun tiga kali, yaitu pada bulan Maret, Juli, dan Nopember. Harga langganan JEB Rp7.500,- ditambah biaya

kirim Rp17.500,- per eksemplar. Berlangganan minimal 1 tahun (volume) atau untuk 3 kali terbitan. Kami memberikan kemudahan

bagi para pembaca dalam mengarsip karya ilmiah dalam bentuk electronic file artikel-artikel yang dimuat pada JEB dengan

cara mengakses artikel-artikel tersebut di website STIE YKPN Yogyakarta (http://www.stieykpn.ac.id).

Tahun 2007

ISSN: 1978-3116

J U R N A LEKONOMI & BISNIS

Page 3: Strategi Investasi Momentum

Vol. 6, No. 2, Juli 2012

DAFTAR ISI

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK KEUANGAN BANK BERDASARKAN KEBANGKRUTAN,

UKURAN ASET, DAN JENIS KEPEMILIKAN DENGAN MENGGUNAKAN MANOVA

Eko Widodo Lo

95-107

STRATEGI INVESTASI MOMENTUM: PROFIT MOMENTUM PORTOFOLIO

PEMENANG-PECUNDANG DI INDONESIA

Dionysia Kowanda

Rowland Bismark Fernando Pasaribu

109-136

PENGARUH KUALITAS INFORMASI DAN KUALITAS SISTEM

TERHADAP PERUBAHAN PENGGUNAAN LAYANAN DETIK.COMPADA MAHASISWA

Darwis Musa Polhaupessy

137-148

ABNORMALRETURN DI SEKITAR TANGGAL PENGUMUMAN SETELAH LAMA

TIDAK MEMBAGI DIVIDEN: STUDI PERISTIWA BERBASIS DATA INTRADAY

Yogo Heru Prayitno

Baldric Siregar

149-161

PENGARUH KECENDERUNGAN MANAJER DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

TERHADAP PAYOFF MAGNITUDE YANG DIMODERASI OLEH GENDER

David Prasetya

163-173

PENGARUH MANFAAT YANG DIRASAKAN (PERCEIVED USEFULNESS) DAN KEMUDAHAN YANG

DIRASAKAN (PERCEIVED EASE OF USE) TERHADAP MINAT UNTUK MENGGUNAKAN INTERNET

DENGAN GENDER SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

I Ketut Nugraha Eka Putra

175-185

Tahun 2007

ISSN: 1978-3116

J U R N A LEKONOMI & BISNIS

Page 4: Strategi Investasi Momentum

109

STRATEGI INVESTASI MOMENTUM: PROFIT.............................. (Dionysia Kowanda dan Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

Vol. 6, No. 2 Juli 2012

Hal. 109-136

ABSTRACT

Future uncertainties and the uneven distribution of

information is a phenomenon that becomes background

of the emergence of various concepts and approaches

regarding investment strategies, and a popular one is

the momentum strategy that was first introduced by

Jegadesh and Titman in 1993. Momentum investment

strategy in a simple way, belief that the good perfor-

mance of stocks of the past winners is expected to

continue in the future. By implementing the Jegadesh

and Titman approach, this study aims to find momen-

tum profits of the winner-loser portfolios are formed

and the time period of ownership that gives the high-

est return of the winner-loser portfolios are formed. In

addition it also conducted the testing momentum as

risk factors in the framework of asset pricing models of

the four factors. Empirical calculation results that the

winner portfolio is effective for the formation of a three-

month period with ownership of a nine-month period,

while for the loser portfolio, the effectiveness is the

establishment of nine-month period to twelve months

of ownership. The findings reinforce other research,

which despite the differences, profit performance dif-

ference between the two portfolios statistically insig-

nificant. From the four factor asset pricing models, si-

multaneously the model has a significant effect on stock

portfolio, except the three large cap stock portfolios.

From replication the four risk factors partially; it ap-

pears that size is the dominant factor concerning the

significance influence statistically.

STRATEGI INVESTASI MOMENTUM: PROFIT MOMENTUMPORTOFOLIO PEMENANG-PECUNDANG DI INDONESIA

Dionysia KowandaUniversitas Gunadarma

Rowland Bismark Fernando PasaribuABFI PERBANAS Institute Jakarta

E-mail: [email protected]

Keywords: stock portfolio, winner-loser portfolio, over-

reaction

JEL Classification: G12, G14, G17

PENDAHULUAN

Ketika harga suatu komoditi tidak lagi mencerminkan

dinamika permintaan dan penawaran yang ada, maka

timbul suatu usaha pencarian solusi guna

menyikapinya karena dampaknya secara langsung akan

mempengaruhi motivasi-motivasi seseorang untuk

memiliki komoditi tersebut. Terlebih apabila komoditi

yang dimaksud adalah komoditi yang menjadi alat atau

instrumen penyimpanan nilai atau investasi.

Ketidakpastian akan masa mendatang, adalah salah satu

fenomena yang seolah membatasi niatan perilaku

investasi yang telah puluhan tahun menjadi obyek

kajian penelitian di bidang manajemen keuangan

khususnya teori investasi. Berbagai konsep, teori, dan

pendekatan-pendekatan ilmiah telah dilakukan

menyikapinya, yang semuanya itu mencoba memberi

penjelasan rasional perihal penetapan harga aset yang

layak menjadi komoditi atau instrument investasi.

Setelah keresahan perihal bagaimana seharusnya

pemodelan yang layak mengenai penetapan harga aset

terpenuhi, maka dinamika pro-kontra akan suatu model

yang terbentuk pun seolah menjadi keharusan

pencapaian konsensus penggunaan suatu model

Tahun 2007

ISSN: 1978-3116

J U R N A LEKONOMI & BISNIS

Page 5: Strategi Investasi Momentum

110

JEB, Vol. 6, No. 2, Juli 2012: 109-136

penetapan harga aset. Tak kurang mulai dari teori

CAPM-nya Sharpe, hingga kemunculan ide kreatifnya

Fama (1970) perihal distribusi informasi (teori efisiensi

pasar) yang diikuti oleh model penetapan harga aset

multifaktor, mendominasi dunia kajian ilmiah teori

investasi.

Jika model penetapan harga aset adalah suatu

cara dalam menyikapi arus informasi, maka setelah 15

tahun setelah kemunculannya, teori pasar efisiensi baik

secara langsung atau tidak langsung menginspirasi

Debondt dan Thaler (1985) dalam memunculkan teori

investasi berikutnya, yakni “hipotesis reaksi

berlebihan”. Ide utama teori ini adalah investor yang

hanya mengambil informasi sepenggal dan bertindak

reaksi berlebihan terhadap munculnya informasi baru

tersebut. Tindak-lanjut hipotesis ini pada tahapan

selanjutnya adalah apa yang disebut sebagai strategi

investasi kontrarian. Delapan tahun kemudian,

Jegadeesh dan Titman (1993) mengutarakan ide

sebaliknya dari apa yang diutarakan Debondt dan

Thaler (1985), yaitu membeli saham pemenang masa

lalu dan jual saham pecundang. Ini adalah salah satu

strategi perdagangan investor yang paling sederhana

di pasar saham yang dapat dipilih untuk diterapkan.

Pada fase berikutnya, dikotomi strategi kontrarian ver-

sus strategi momentum segera menggejala pada

kecenderungan penelitian perihal strategi investasi,

entah itu dikaitkan dengan model penetapan harga aset

atau fokus komparasi pada simulasi implementasi kedua

strategi tersebut.

Strategi momentum secara sederhana adalah

strategi investasi yang membeli saham pemenang dan

menjual saham pecundang berdasarkan data masa lalu

yang karena dibangun sedemikian rupa hingga dapat

memanfaatkan pergerakan harga yang sedang

berlangsung dari saham. Intuisi di balik strategi ini

sangat sederhana, karena secara logika sederhana

menyimpulkan bahwa saham yang telah menghasilkan

kinerja yang baik di masa lalu pasti juga akan

melakukannya dengan baik di masa depan. Jika memang

harga saham masa lalu adalah indikasi tentang

bagaimana saham akan tampil di masa depan, bukankah

hal ini melanggar asumsi yang sangat inti dari teori

keuangan klasik yang diajarkan di sekolah-sekolah

bisnis di seluruh dunia.

Keberadaan momentum harga di sisi lain meski

telah terbukti secara empiris terdapat di banyak pasar

saham di berbagai negara, masih banyak juga pihak

yang menyatakan eksistensinya itu tak lebih dari

sekedar anomali pasar belaka, namun perlahan tetapi

pasti hal ini telah menunjukkan permintaan yang besar

perihal alternatif atas kinerja teori-teori keuangan

tradisional tersebut. Hipotesis Pasar Efisien dan Model

Penetapan Harga Modal Aset (CAPM) dianggap tidak

maksimal untuk menangkap perilaku momentum yang

tak terduga dari harga saham. Para pendukung teori

keuangan klasik pun kembali berpendapat bahwa

anomali ini tidak lebih dari penyimpangan langka dari

dalil pasar efisien, namun momentum telah terbukti eksis

selama beberapa dekade. Jika momentum harga memang

eksis, ini akan berarti semacam perilaku investasi

rasional (atau sesuatu yang paling tidak rasional dari

perspektif teori keuangan tradisional), yang akhirnya

membawa ke pertanyaan selanjutnya, yaitu apakah

keberadaan momentum harga telah menjadi argumen

yang kuat untuk pengembangan teori keuangan

perilaku yang dapat menggambarkan dan menganalisis

anomali yang terjadi.

Teori keuangan perilaku adalah seperangkat

luas dari teori-teori yang menggunakan perilaku

psikologis dan sosial dari investor untuk menjelaskan

mengapa pasar menyimpang dari pasar yang efisien

dan telah menjadi bidang penelitian semakin populer

dalam beberapa dekade terakhir. Meski temuan empiris

banyak mendukung keberadaan momentum harga,

masih ada keraguan tentang strategi profitabilitas mo-

mentum, misalnya perihal biaya transaksi, keterbatasan

pasar, biaya peluang dan risiko yang tinggi yang

menjadikan strategi ini tidak menguntungkan dan tidak

mungkin untuk dilaksanakan sebagai strategi

perdagangan. Karenanya, momentum harga masih tetap

menjadi salah satu teka-teki yang belum terpecahkan

di dunia keuangan. Fenomena ini, meskipun relatif baru,

telah diteliti secara menyeluruh sepanjang hampir dua

dekade (1993-2012), namun penyebab momentum masih

diperdebatkan, karena yang menjadi eksistensi momen-

tum harga ini baru sekedar temuan-temuan dari studi

empiris utamanya dari kalangan akademis.

Momentum atau kelanjutan dari tingkat

pengembalian saham jangka menengah (3-12 bulan),

sebagai fakta empiris dan teka-teki anomali harga itu,

pertama kali ditemukan dan dibuktikan secara ilmiah

oleh Jegadeesh dan Titman (1993), meski studi

penelitian sebelumnya juga telah mengindikasikan

Page 6: Strategi Investasi Momentum

111

STRATEGI INVESTASI MOMENTUM: PROFIT.............................. (Dionysia Kowanda dan Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

adanya momentum harga. Sejak penelitiannya menjadi

fenomena keuangan momentum harga terus menantang

para peneliti keuangan, akademisi, dan praktisi perihal

konsensus atas ekspektasi solusinya. Momentum dan

konteks teoritis yang lebih besar dari keuangan perilaku

tampaknya menghadirkan warna baru yang posisinya

kini tak lagi hanya sekedar wacana, rumor, atau isu

bahkan kebingungan yang agak sulit dijelaskan. Saat

ini penelitian perihal strategi investasi momentum telah

memiliki alat-alat ukur, pendefinisian, dan metodologi

sistematis untuk menelitinya.

Salah satu alasan atas kebingungan pada ruang

lingkup penelitian ini adalah bahwa kedua komunitas

(akademisi dan praktisi keuangan perdagangan)

memberikan kontribusi pada literatur momentum harga,

dan cara mendekati subyek sangat berbeda. Untuk

praktisi, perdebatan akademis tentang penyebab mo-

mentum harga dapat tampak berlebihan, tetapi tetap

akademisi keuangan menghasilkan banyak tesis teoritis

dan model perilaku yang menunjukkan kemungkinan

penyebab untuk anomali harga ini. Sebagian besar teori

yang dikembangkan pada penyebab momentum harga

bertentangan dan tidak ada konsensus yang tercapai

seperti mengapa momentum harga ada. Beberapa

penelitian fokus untuk saham-faktor tertentu, penelitian

lain menggunakan industri untuk menjelaskan momen-

tum dan penelitian lain menggunakan argumen kondisi

makroekonomi yang lebih luas sebagai penjelasannya.

Beberapa penelitian juga berpendapat bahwa momen-

tum harga yang signifikan anomali tidak akan pernah

bertahan, dan bahwa penyimpangan sementara dari

pasar yang efisien dapat dijelaskan dengan faktor risiko,

ciri khas argumen yang sangat mendukung literatur

keuangan klasik.

Dinamika penggunaan data, pemilihan sampel,

dan pendekatan yang digunakan dalam komparasi

strategi investasi kontrarian versus momentum, diduga

sebagai faktor-faktor yang menghasilkan dinamika

tafsiran output hasil penelitian terdahulu. Oleha karena

itu, penelitian ini mencoba menggunakan pendekatan

profit momentum yang digunakan Jegadesh dan Titman

(1993) dan bukannya abnormal return dalam

membingkai capaian portofolio saham pemenang dan

pecundang. Tujuan penelitian untuk mengetahui 1)

besar keuntungan dari portofolio yang terbentuk

dengan menggunakan strategi investasi momentum

pada tiap periode pembentukan (forming period) dan

periode pengujian (holding period) di bursa efek In-

donesia; 2) kombinasi waktu terefektif dari portofolio

yang terbentuk dalam menghasilkan profit tertinggi;

dan 3) konfirmasi signifikansi perbedaan yang dicapai

oleh kedua portofolio tersebut.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Strategi yang mencoba memanfaatkan momentum

saham disebut sebagai strategi momentum atau strategi

kekuatan relatif. Strategi momentum dibagi ke dalam

periode pembentukan dan periode kepemilikan. Periode

pembentukan adalah dimana saham diperingkatkan dari

yang tertinggi ke terendah berdasarkan tingkat

pengembaliannya. Intuisi di balik strategi ini adalah

bahwa saham-saham yang memiliki kinerja yang baik

di masa lalu akan terus tampil baik di masa depan dan

karena itu investor harus berinvestasi dalam saham-

saham yang dimaksud tersebut. Sebaliknya, saham

yang tampil buruk di masa lalu akan terus berkinerja

buruk di masa depan dan oleh karenanya investor

jangan berinvestasi di saham yang dimaksud, atau

mengambil posisi short di saham-saham berkinerja

buruk ini dan mengeksploitasi ekspektasi penurunan

dalam harganya. Periode kepemilikan adalah periode di

mana investor memegang saham momentumnya.

Periode pembentukan dan masa kepemilikan dapat

bervariasi dalam panjangnya durasi tetapi yang

dimaksud periode momentum secara umum adalah

perihal periode pembentukan dan masa kepemilikan

jangka menengah (3-12 bulan).

Jegadeesh dan Titman (1993) memperoleh bukti

dari strategi yang menghasilkan keuntungan positif

yang signifikan berdasarkan harga saham historis pasar

AS, sambil menerapkan periode holding dari 3-12 bulan.

Jegadeesh dan Titman tidak memperlakukan tingkat

pengembalian yang positif ini terhadap perbedaan

dalam faktor risiko sistematis antara pemenang dan

pecundang masa lalu atau reaksi tertunda saham untuk

faktor umum, melainkan menunjukkan bahwa momen-

tum harga terjadi karena reaksi harga yang tertunda

untuk informasi-spesifik perusahaan. Informasi lain

adalah tingkat pengembalian positif yang dihasilkan

oleh strategi momentum menguap untuk tahun

berikutnya setelah masa-kepemilikan. Data yang

digunakan dalam studi empiris didasarkan pada data

harga pada saham Amerika selama 24 tahun (yang

Page 7: Strategi Investasi Momentum

112

JEB, Vol. 6, No. 2, Juli 2012: 109-136

tercatat di NYSE dan bursa AMEX). Pemeringkatan

saham dilakukan menjadi 10 desil portofolio atas dasar

tingkat pengembalian sebelumnya, sebagai periode

pembentukan portofolio. Portofolio desil teratas

didenominasikan sebagai portofolio “pemenang” dan

portofolio desil terbawah didenominasi sebagai

portofolio “pecundang”.

Keseluruhan strategi portofolio terdiri dalam

membeli portofolio “pemenang” dan menjual portofolio

“pecundang” setiap kali masa kepemilikan berakhir.

Jegadeesh dan Titman mengimplementasikan strategi

pembobotan tertimbang yang sama sehingga saham

masing-masing diwakili dalam jumlah nilai pasar yang

sama dalam sampel total saham sepanjang masa.

Enambelas strategi yang berbeda diikuti dengan

mengkombinasikan periode pembentukan dan

kepemilikan (3-bulan, 6 bulan, 9 bulan dan 12 bulan),

tetapi sebahagian besar fokusnya didasarkan pada

strategi memilih saham berdasarkan tingkat

pengembalian masa lalu 6-bulan dan masa kepemilikan

6-bulan, yang terbukti menghasilkan laba sekitar 1

persen per bulan (strategi yang paling menguntungkan

terdiri dari periode pembentukan 12-bulan dan periode

holding 3-bulan yang menghasilkan tingkat

pengembalian bulanan 1,49%).

Rouwenhorst (1998) meneliti profitabilitas

strategi momentum di 12 negara Eropa yang berbeda

termasuk Denmark menggunakan data tahun 1980

sampai 1995 dan mereplikasi periode pembentukan

portofolio dan kepemilikan yang diterapkan dalam studi

Jegadeesh dan Titman (1993). Ditemukan perbedaan

yang signifikan dalam tingkat pengembalian jangka

menengah (lebih dari 1% sebulan setelah mengoreksi

risiko) antara pemenang masa lalu dan pecundang masa

lalu dalam portofolio yang terdiversifikasi secara

internasional dibangun dari saham di 12 negara Eropa

yang berbeda. Rouwenhorst juga menunjukkan

berdasarkan temuannya bahwa kelanjutan tingkat

pengembalian lebih kuat di perusahaan kecil daripada

perusahaan besar dan bahwa momentum harga dapat

ditelusuri kembali ke faktor umum momentum harga,

karena korelasi strategi kekuatan relatif di pasar saham

Amerika dan Eropa. Tahun berikutnya, Rouwenhorst

(1999) membuat suatu analisis faktor lokal tingkat

pengembalian di pasar saham negara berkembang, yang

penuh dengan momentum sebagai salah satu faktor

tingkat pengembalian dan merupakan perpanjangan dari

penelitian sebelumnya pada subyek yang sama.

Rouwenhorst memanfaatkan Database Emerging Mar-

kets dari IFC untuk studi ini, di mana 1.750 perusahaan

di 20 negara berkembang berbeda digunakan selama

periode sampel selama 22 tahun (1975-1997). Ditemukan

bahwa faktor-faktor yang mendorong perbedaan lintas-

sektor dalam ekspektasi tingkat pengembalian saham

di pasar saham negara berkembang secara kualitatif

serupa dengan yang telah didokumentasikan untuk

pasar negara maju. Salah satu faktor pentingnya adalah

momentum harga dan dokumentasi tentang keberadaan

momentum harga di pasar negara berkembang yang

menunjukkan bahwa fenomena ini memang ada pada

kondisi makroekonomi yang berbeda di setiap negara.

Dijk dan Johan (2002) mereplikasi metodologi

Rouwenhorst (1998) dan mendasarkan analisisnya pada

data momentum harga saham dari 15 negara Eropa pada

periode 1987-1999. Temuannya konsisten dengan

Rouwenhorst (1998) dan hasil temuan bahwa harga

strategi momentum memang menguntungkan dalam

jangka menengah di pasar Eropa juga setelah koreksi

untuk saham yang terkait risiko, rasio nilai buku-ke-

nilai pasar dan efek ukuran. Keduanya menghubungkan

pelaporan perilaku analis saham dan sikap

underreaction-nya terhadap informasi baru dan

kelanjutan tingkat pengembalian saham dalam jangka

menengah dan menyarankan penelitian lebih lanjut

tentang perilaku analis saham dan momentum harga.

Pengamatan yang sama dibuat oleh Griffin et al

(2003) dalam sebuah penelitian yang meliputi data

internasional dari 40 negara dengan kondisi

makroekonomi yang berbeda. Griffin et.al menemukan

bukti statistik untuk mendukung klaim bahwa momen-

tum harga dan risiko ekonomi makro terkait. Dua model;

model tanpa syarat dan model peramalan bersyarat

digunakan untuk menentukan apakah variabel risiko

makroekonomi dapat menjelaskan momentum. Momen-

tum harga berikutnya tampaknya hadir di semua

ekonomi makro negara tidak peduli apakah itu

pertumbuhan PDB atau gerakan saham agregat dan

pembalikan keuntungan momentum juga dibahas dalam

penelitiannya.

Meski belum sedinamis di kawasan bursa saham

dunia lainnya, penelitian mengenai kajian anomali yang

mengacu pada komparasi strategi momentum dan

kontrarian sudah mulai semarak di Indonesia. Penelitian

anomali overreaction di Indonesia oleh Sartono (2000)

Page 8: Strategi Investasi Momentum

113

STRATEGI INVESTASI MOMENTUM: PROFIT.............................. (Dionysia Kowanda dan Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

tidak hanya menguji hipotesis overreaction di Indo-

nesia, tetapi juga meneliti hipotesis uncertain infor-

mation dan reverse anticipation puzzle secara

bersamaan. Sartono menguji ketiga hipotesis tersebut

untuk event positif dan negatif di BEJ periode 1995–

1998, untuk membuktikan pasar modal di Indonesia

rasional atau tidak. Model yang digunakan untuk

menghitung abnormal return pada penelitian ini adalah

market model. Sartono mengelompokkan 180 sampel

perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini

menjadi enam portofolio yaitu portofolio P1, P2, P3,

N1, N2, dan N3 di mana P menggambarkan suatu event

positif dan N menggambarkan suatu event negatif.

Untuk masing-masing event tersebut, Sartono

mengelompokkan kembali berdasarkan besarnya

magnitudonya yaitu kecil (P1 dan N1), menengah (P2

dan N2), dan besar (P3 dan N3). Kemudian, untuk

seluruh portofolio tersebut, Sartono mengelompok-

kannya menjadi perusahaan dengan kapitalisasi besar

dan kecil. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa gejala

overreaction di Indonesia ditemukan pada portofolio

saham besar dengan portofolio saham kecil. Namun

untuk event positif dari portofolio saham besar, respon

negatif yang signifikan hanya ditemui pada magnitudo

event kecil dan menengah, sementara untuk magnitudo

besar dari event positif reaksi portofolio adalah positif

yang berarti sejalan dengan hipotesis uncertain infor-

mation. Sementara itu untuk portofolio saham kecil,

hipotesis overreaction terjadi untuk event positif

dengan magnitudo kecil dan event negatif dengan

magnitudo besar.

Hameed dan Kusnadi (2002) melakukan kajian

strategi momentum di pasar modal Asia. Hasil penelitian

Hameed dan Kusnadi menunjukkan bahwa tidak satu

pun dari keenam belas strategi investasi momentum

tak berbatas itu menghasilkan tingkat pengembalian

yang signifikan. Temuan penelitiannya mereka

menyarankan bahwa faktor negara merupakan faktor

penting dalam tingkat pengembalian saham yang

menang-kalah pada pasar modal-pasar modal tersebut.

Lebih jauh, studi ini mencatat bahwa setelah dilakukan

kontrol terhadap faktor ukuran dan perputaran, laba

negara netral tidak lagi signifikan. Secara keseluruhan,

hasil studinya tidak berhasil membuktikan adanya mo-

mentum di pasar modal Asia.

Studi Manurung dan Priotomo (2005) mencoba

mengamati apakah keberadaan anomali overreaction

terdapat di BEJ khususnya pada sektor industri tekstil,

perdagangan besar produksi, perdagangan eceran

selama tahun 2001-2003, dan melihat apakah anomali

overreaction yang terdapat di BEJ memiliki ciri-ciri yang

sama dengan anomali overreaction yang ditemukan

dalam penelitiannya De Bondt-Thaler. Hasil

penelitiannya adalah 1) anomali overreaction atau

pembalikan CAR pecundang dan pemenang terjadi

(dimana CAR saham pecundang mengungguli CAR

saham pemenang) hanya terdapat pada dua replika yaitu

replika 1 tahun 2001 yaitu pada bulan April sampai

dengan Juni tahum 2001; 2) sesuai dengan anomali

overreaction yang ditemukan oleh De Bondt-Thaler,

di BEJ juga ditemukan bahwa efek dari overreaction

lebih besar berpengaruh terhadap saham-saham

pecundang dibandingkan saham-saham pemenang

sehingga strategi kontararian sangat berisiko dilakukan

oleh investor dalam melakukan kegiatan investasinya

di BEJ khususnya pada sektor industri tekstil,

perdagangan besar, dan perdagangan eceran.

Rahmawati dan Suryani (2005) melakukan studi

dengan cakupan sampel emiten-emiten manufaktur.

Penelitiannya bertujuan untuk mengetahui apakah ada

reaksi berlebihan (overreaction) terhadap harga-harga

saham perusahaan manufaktur yang ada di BEJ yang

ditandai dengan portofolio loser mengungguli

portofolio winner. Pengujian perihal keberadaaan reaksi

berlebihan terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi

selama tahun pengujian diperoleh hasil bahwa memang

terdapat indikasi overreaction yang ditandai dengan

portofolio loser mengungguli portofolio winner, namun

pengaruhnya tidak terjadi dalam kurun waktu yang

konstan lama, tetapi terjadi secara terpisah-pisah atau

separatis. Hasil penelitiannnya mendukung

penelitiannya De Bondt dan Thaler (1985) dan

penelitiannya Sukmawati dan Hermawan (2003). Over-

reaction yang terjadi secara separatis ini dapat juga

memberikan penjelasan bahwa pasar modal di Indone-

sia, khususnya untuk perusahaan sektor manufaktur

dalam kondisi efisiensi pasar dalam bentuk lemah. Over-

reaction yang sesaat menyebabkan investor tidak

dapat mengalami abnormal return yang besar dalam

waktu yang lama. Hasil pengujian signifikansi

perbedaan rata-rata abnormal return antara saham

golongan loser dan saham golongan winner juga

menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang

signifikan antara rata-rata abnormal return seluruh

Page 9: Strategi Investasi Momentum

114

JEB, Vol. 6, No. 2, Juli 2012: 109-136

saham golongan loser dengan seluruh saham golongan

winner.

Penelitian Hadi (2008) bertujuan untuk

mengetahui apakah fenomena return reversal yang

dialami saham-saham pemenang dan pecundang terjadi

di BEJ dengan menggunakan hipotesis market overre-

action dan apakah strategi investasi kontrarian dapat

dilakukan di Indonesia. Berdasarkan hasil studi empiris

dihasilkan temuan, bahwa memang terjadi pembalikkan

tingkat pengembalian baik pada saham pecundang

maupun pemenang, yang dengan kata lain bahwa

fenomena anomali pemenang-pecundang terjadi pada

saham-saham di BEJ. Kemudian pengujian anomali

pemenang-pecundang berdasarkan peringkat Price to

Book Value (PBV) juga menunjukkan adanya

pembalikkan tingkat pengembalian yang terjadi di BEJ.

Dengan demikian, terjadi anomali pemenang-

pecundang di BEJ dengan metode peringkat

PBV.Temuan lainnya adalah uji anomali pemenang-

pecundang berdasarkan peringkat Price Earning Ra-

tio (PER) secara statistik tidak menunjukkan terjadinya

pembalikkan tingkat pengembalian saham pecundang

dan pemenang pada periode pengujian secara

signifikan. Secara umum dinyatakan bahwa strategi

investasi kontrarian dapat diterapkan.

Pendekatan PER terkait profitabilitas

pelaksanaan strategi kontrarian kembali digunakan oleh

Wiagustini (2008). Penelitiannya bertujuan untuk

menguji kinerja portofolio saham dengan PER tinggi

dan PER rendah. Periode kepemilikan berikutnya

dibandingkan dengan kinerja portofolio saham periode

formasinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja

portofolio saham PER tinggi pada periode berikutnya

menurun dan lebih rendah dibandingkan dengan kinerja

portofolio saham PER rendah dan tingkat pengembalian

portofolio pasar. Sebaliknya, kinerja portofolio saham

PER rendah pada periode berikutnya meningkat dan

lebih tinggi dibandingkan dengan kinerja portofolio

saham PER tinggi dan tingkat pengembalian portofolio

pasar. Temuan yang menunjukkan saham-saham yang

pada mulanya memiliki PER tinggi atau PER rendah

mengalami pembalikan return pada periode berikutnya,

mengindikasikan terjadi anomali pasar yang berkaitan

dengan hipotesis overreaction “Efek PEER”.

Anomali winner-loser atau pemenang-

pecundang kembali dikaji oleh Wiksuana (2008). Hasil

penelitiannya mengemukakan bahwa sebaiknya inves-

tor di pasar modal Indonesia mengimplementasikan

strategi investasi kontrarian dalam melakukan

pembentukan portofolio saham dengan terjadinya

kecenderungan anomali winner-loser, dimana

perkembangan rata-rata abnormal return portofolio

saham pemenang (individual atau industri) mengalami

pembalikan tingkat pengembalian rata-rata ke arah

negatif. Hasil uji beda t menunjukkan bahwa rata-rata

abnormal return portofolio saham individual dan

industri pemenang untuk formasi tiga bulan dengan

preriode pengujian tiga bulan sesudahnya

menunjukkan perbedaan yang negatif dan signifikan

untuk berbagai kelompok portofolio saham.

Harianto (2008) mencoba menguji efektivitas

strategi investasi momentum dalam menghasilkan ab-

normal return di pasar saham. Hasil empiris

menunjukkan bahwa penggunaan strategi investasi

momentum di pasar saham Indonesia ternyata tidak

efektif memberikan abnormal return positif yang

signifikan bagi investor. Hal ini dapat dilihat dari hasil

penggunaan strategi investasi momentum periode 2001-

2005 ternyata memberikan 6 portofolio yang memiliki

abnormal return positif signifikan dan 10 portfolio

yang memiliki abnormal return negatif. Serupa dengan

Jegadesh dan Titman (1993), penggunaan strategi mo-

mentum efektif dan yang memberikan positif abnor-

mal return signifikan positif yang paling besar yaitu

menggunakan data historis yang jangka waktu periode

pengamatannya lebih lama (data 12 bulan yang lalu)

masa kepemilikan (holding period) dalam jangka waktu

yang lebih pendek (3 bulan).

Kajian mengenai profitabilitas strategi investasi

kontrarian di Indonesia, kembali dilakukan oleh

Wiksuana (2009) dengan menggunakan pendekatan

Debondt-Thaler (1985) untuk data Indonesia Eksistensi

momentum di pasar modal yang telah berkembang

disebabkan oleh faktor jual, di mana portofolio saham

pecundang mengalami penurunan abnormal return

yang lebih besar dibandingkan dengan peningkatan

abnormal return portofolio saham pemenang pada

akhir periode pengujian. Kondisi yang sebaliknya

menurutnya terjadi di pasar modal Indonesia, dimana

abnormal return portofolio saham pemenang

mengalami penurunan secara signifikan pada akhir

periode pengujian, sedangkan abnormal return

portofolio saham loser cenderung meningkat pada akhir

periode pengujian. Studinya menghasilkan dua temuan

Page 10: Strategi Investasi Momentum

115

STRATEGI INVESTASI MOMENTUM: PROFIT.............................. (Dionysia Kowanda dan Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

penting, yaitu 1). portofolio saham pemenang

menghasilkan kinerja yang negatif dan signifikan pada

akhir periode pengujian. Temuan ini berlawanan arah

dengan prediksi teoritis yang menyatakan bahwa

portofolio saham pemenang seharusnya menghasilkan

kinerja yang positif dan signifikan. Hasil uji beda dua

rata-rata menunjukkan bahwa abnormal return

portofolio saham pemenang periode formasi 3 bulan

dengan periode pengujian 3 bulan sesudahnya berbeda

negatif dan signifikan secara statistik untuk semua

kelompok portofolio saham; 2) portofolio saham

pecundang menghasilkan kinerja yang positif dan

signifikan pada akhir periode pengujian. Temuan ini

juga berlawanan arah dengan prediksi teoritisnya yang

menyatakan bahwa portofolio saham pecundang

seharusnya menghasilkan kinerja yang negatif dan

signifikan. Hasil uji beda dua rata-rata menunjukkan

bahwa abnormal return portofolio saham loser periode

formasi 3 bulan dengan periode pengujian 3 bulan

sesudahnya berbeda berbeda positif dan signifikan

secara statistik untuk semua kelompok portofolio

saham.

Penelitian Pasaribu (2011) menguji anomali over-

reaction terhadap saham-saham likuid di BEI selama

periode 2002-2007 dengan pendekatan Debondt-Thaler

(1985) memberikan temuan yang berbeda dari penelitian

sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

gejala anomali overreaction tidak terbukti di BEI pada

seluruh periode-uji (triwulan, semester, dan tahunan)

khususnya saham yang tergabung dalam LQ-45.

Dengan demikian, strategi kontrarian secara teoritis

menghasilkan pertimbangan risiko yang perlu dicermati

bagi investor dalam melakukan investasinya.

Berdasarkan pendekatan profit momentum

Jegadesh dan Titman (1993), hipotesis strategi investasi

momentum memberikan profit yang lebih superior

dibandingkan strategi kontrarian di Indonesia, Dengan

kata lain, hipotesis memiliki portofolio saham pemenang

masa lalu dan menjual portofolio saham pecundang

memang menguntungkan dibanding perihal sebalinya.

Di sisi lain, penggunaan proksi Winner Minus Loser

untuk menjelaskan tingkat pengembalian sejalan

dengan bukti penelitian Jegadeesh dan Titman (1993)

yang menunjukkan bahwa terdapat asosiasi antara

tingkat pengembalian dan kinerja saham periode

sebelumnya yang tidak terdeteksi oleh portofolio pasar,

ukuran perusahaan, dan faktor distress-relative.

Data keuangan setiap emiten LQ-45 yang berupa

(harga saham, market value, dan book value) periode

harian, IHSG, dan SBI-1 selama periode 2005-2010

merupakan data historis. Adapun kriteria pemilihan

emiten untuk dijadikan sampel adalah emiten yang

tergabung dalam indeks LQ-45. Selanjutnya dihitung

profit momentum yang nantinya akan digunakan

eksplorasi komparasi portofolio saham winner dan loser

dan pembahasan momentum (WML) dalam kerangka

kerja model asset pricing empat faktor. Prospek strategi

investasi momentum dalam penelitian ini dilihat melalui

besaran profit momentum yang dihasilkan dari

pembentukan portofolio saham melalui prosedur

Jegadesh dan Titman (1993) dengan prosedur sebagai

berikut 1) pertama-tama setiap periode t, saham-saham

diperingkatkan berdasarkan tingkat pengembalian di

masa lalu selama J bulan (3,6, 9 dan 12 bulan); 2)

berdasarkan peringkat tingkat pengembalian saham

tersebut dengan peringkat 10% saham dengan tingkat

pengembalian tertinggi sebagai saham-saham winner

(membentuk suatu portofolio winner) dan peringkat

10% saham dengan tingkat pengembalian terendah

sebagai saham loser (membentuk suatu portofolio

loser); 3) di setiap periode t, strategi momentum

mengusulkan untuk menjual saham-saham yang masuk

dalam katagori portofolio loser dan membeli saham-

saham yang masuk dalam katagori portofolio winner

kemudian tetap menahannya selama K bulan; 4) setelah

terbentuk portofolio pada periode yang ditentukan,

selanjutnya dihitung momentum saham individual dari

saham-saham pembentuk portofolio yang disebut

dengan weight average wealth strategy (WRSS) yang

dicetuskan oleh Jegadeesh dan Titman, 1993 dengan

formula

!

"""""!

N

i

ttittti rrrrN

w1

11, ))((1

kemudian 5) menghitung profit momentum portofolio

saham winner dan loser dengan mengalikan WRSS

dengan tingkat pengembalian saham-saham pembentuk

portofolionya, seperti yang telah dilakukan oleh Lo dan

McKinley (1990) dalam menghitung profit strategi

kontrarian yang kemudian disempurnakan oleh

Jegadeesh dan Titman (1993) untuk menghitung

besarnya profit strategi momentum, dengan formula

Page 11: Strategi Investasi Momentum

116

JEB, Vol. 6, No. 2, Juli 2012: 109-136

!

"""""!!

N

i

tittitttitit rrrrrN

rw1

,11,, ))((1

,#

Penelitian ini menggunakan prosedur Jegadesh

dan Titman (1993) dalam menyusun 12 portofolio saham

yang merupakan interseksi dari kapitalisasi pasar

(SMB), distress-relatif (HML), dan Momentum (WML).

Portofolio saham hasil interseksi adalah: Small-Loser

(SLs), Small-Neutral (SN), Small-Winner (SW), Big-

Winner (BW), Big-Loser (BLs), Big-Neutral (BN),

Small-High (SH), Small-Middle (SM), Small-Low (SL),

Big-High (BH), Big-Middle (BM), Big-Low (BL). Model

Pricing Empat Faktor-nya Jegadesh dan Titman (1993)

menyatakan bahwa kelebihan tingkat pengembalian dari

suatu saham dapat dijelaskan oleh portofolio pasar dan

model tiga faktor yang dirancang sebagai replikasi

variabel risiko yang dihubungkan dengan ukuran

perusahaan, rasio book-to-market (B/M) dan momen-

tum. Menurut FFPM, tingkat pengembalian yang

diharapkan portofolio saham i adalah:

E(Ri) – Rf = bi[E(Rm)-Rf] +siE(SMB) + hiE(HML) +

wi(WML)

dimana bi, si, hi dan wi adalah slope dalam regresi

berikut:

Rit – Rf = α + bi[Rmt-Rft] + siSMB + hiHML + wiWML;

i = 1, …, n dan t= 1, …,T

Penggunaan proksi WML untuk menjelaskan

tingkat pengembalian portofolio sesuai dengan

penelitian Jegadeesh dan Titman (1993) yang

menunjukkan bahwa terdapat asosiasi antara tingkat

pengembalian dan kinerja saham periode sebelumnya

yang tidak terdeteksi oleh portofolio pasar, ukuran

perusahaan, dan faktor distress-relative. Lebih lanjut,

penggunaan strategi mengambil long-position dalam

kinerja saham yang baik pada basis periode kinerja 3-

12 bulan sebelumnya cenderung untuk menghasilkan

abnormal return positif sekitar 1 persen perbulan untuk

tahun berikutnya. Analisis uji beda rata-rata akan

dilakukan dalam rangka mengklarifikasi capaian profit

momentum yang dihasilkan oleh portofolio pemenang

dan pecundang. Pertama, dilakukan klarifikasi umum

perihal perbedaan yang terjadi dengan analisis uji beda-

t, dan kemudian dilanjutkan dengan uji beda-F.

Sementara untuk pengujian model asset pricing empat

faktor akan dilakukan pengujian statistik multiregresi-

linear secara simultan dan parsial dengan pendekatan

signifikansi.

HASIL PENELITIAN

Tabel 1 memperlihatkan statistik deskriptif dari tingkat

pengembalian saham-saham yang menjadi variabel

penelitian Statistik deskriptif perlu dilakukan untuk

memberikan gambaran mengenai data yang tersedia.

Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat nilai mean yang

menggambarkan return saham serta standar deviasi

yang menggambarkan risiko, saham-saham yang

mengalami tingkat pengembalian tertinggi (mengalami

keuntungan) adalah saham PGAS sebesar rata-rata

0,45% perhari dengan tingkat risiko sebesar 1.93%,

diikuti urutan kedua saham PTBA sebesar rata-rata

0,24% dengan tingkat risiko sebesar 0.73%.

Berikutnya adalah saham TINS dengan tingkat

pengembalian rata-rata sebesar 0,21% perhari dengan

risiko sebesar 1,05%. Sementara saham UNTR

perolehan tingkat pengembaliannya rata-rata sebesar

0,2% dengan risiko sebesar 0,91% perhari. Posisi

terakhir dari sampel dengan tingkat pengembalian

tertinggi adalah saham INCO, tingkat pengembalian

sahamnya rata-rata adalah 0,19% dengan risiko sebesar

1,45% perhari. Berdasarkan Tabel 1 diperoleh lima

saham dengan nilai tingkat pengembalian terendah,

yakni RALS, ADHI, ISAT, SULI, dan BLTA. Saham

RALS selama periode penelitian rata-rata tingkat

pengembaliannya adalah 0,05% dengan tingkat risiko

sebesar 0,58% perhari. Adapun saham ADHI di tempat

kedua tingkat pengembaliannya adalah sebesar 0,04%

dengan risiko sebesar 0,92% perhari. Selanjutnya

saham ISAT ditempat ketiga dimana rata-rata tingkat

pengembalian sahamnya adalah sebesar 0,03% dengan

risiko sebesar 0,47% perhari. Saham SULI di urutan

keempat tingkat pengembaliannya adalah 0,01% dengan

risiko sebesar 1,49% perhari.

Page 12: Strategi Investasi Momentum

117

STRATEGI INVESTASI MOMENTUM: PROFIT.............................. (Dionysia Kowanda dan Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

Tabel 2

Ringkasan Hasil Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnov

Nomor Variabel Sig. Nomor Variabel Sig.

1 RmRf 0.331 9 SM 0.204

2 SMB 0.479 10 S-L 0.189

3 HML 0.62 11 BW 0.179

4 WML 0.131 12 BN 0.077

5 BH 0.138 13 BLs 0.294

6 BM 0.666 14 SW 0.348

7 BL. 0.107 15 SN 0.297

8 SH 0.205 16 SLs 0.112

Sumber: Data penelitian, diolah.

Uji Kolgomorov-Smiornov menjelaskan

normalitas dari data yang dimiliki yaitu hipotesis null

apakah berdistribusi normal. Distribusi normal tercermin

dari tidak signifikannya nilai K-S Asymp.Sig.(2-tailed),

sebaliknya semakin signifikan nilai K-S Asymp.Sig.(2-

tailed) maka semakin tidak berdistribusi normal.

Berdasarkan Tabel 2 diperoleh hasil, bahwa seluruh

variabel berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji

multiko pada Tabel 3, diperoleh hasil bahwa seluruh

persamaan multiregresi pada model asset pricing empat

faktor tidak terjadi gejala multikolinearitas dan

autokorelasi karena telah memenuhi asumsi kedua uji

klasik tersebut.

Tabel 1

Deskriptif Statistik

Emiten Max Min St.Dev Mean Emiten Max Min St.Dev Mean

AALI 1.90% -3.87% 0.80% 0.18% ISAT 0.93% -1.40% 0.47% 0.03%

ADHI 2.69% -3.49% 0.92% 0.04% JIHD 2.66% -1.50% 0.77% 0.13%

ADMG 4.67% -3.92% 1.01% 0.05% KIJA 2.30% -2.81% 0.86% 0.05%

ASII 1.50% -3.06% 0.68% 0.16% KLBF 2.91% -3.22% 0.78% 0.14%

BBCA 1.43% -2.55% 0.53% 0.09% LSIP 2.10% -2.80% 0.82% 0.18%

BBNI 2.93% -3.35% 0.84% 0.07% MEDC 1.31% -2.69% 0.66% 0.06%

BBRI 1.74% -2.27% 0.61% 0.12% PGAS 1.02% -2.07% 1.93% 0.45%

BHIT 5.59% -5.10% 1.31% 0.06% PNBN 1.69% -1.81% 0.64% 0.12%

BLTA 1.70% -3.94% 0.87% -0.01% PNLF 1.81% -3.31% 0.83% 0.08%

BMRI 1.80% -2.76% 0.65% 0.13% PTBA 1.90% -2.34% 0.73% 0.24%

BNGA 2.30% -2.25% 0.68% 0.11% RALS 1.82% -2.65% 0.58% 0.05%

BNLI 1.85% -2.23% 0.60% 0.09% SMCB 2.17% -3.25% 0.80% 0.15%

BRPT 5.63% -4.76% 1.48% 0.19% SMRA 1.95% -1.88% 0.84% 0.09%

CMNP 2.59% -1.20% 0.66% 0.06% SULI 4.19% -4.46% 1.49% 0.01%

CTRA 2.27% -3.69% 1.07% 0.05% TBLA 3.72% -4.17% 1.02% 0.11%

ELTY 3.68% -5.48% 1.28% 0.06% TINS 3.67% -4.37% 1.05% 0.21%

GGRM 2.23% -1.53% 0.57% 0.12% TKIM 2.17% -3.28% 0.85% 0.05%

INCO 8.24% -5.42% 1.45% 0.19% TLKM 0.96% -1.42% 0.41% 0.05%

INDF 1.76% -3.04% 0.73% 0.16% UNSP 3.29% -4.43% 1.02% 0.09%

INKP 4.79% -3.29% 0.94% 0.11% UNTR 1.60% -5.80% 0.91% 0.20%

INTP 1.54% -2.90% 0.65% 0.16% UNVR 1.13% -0.68% 0.35% 0.15%

Sumber: Data penelitian, diolah.

Page 13: Strategi Investasi Momentum

118

JEB, Vol. 6, No. 2, Juli 2012: 109-136

PEMBAHASAN

Untuk masa pembentukkan tiga bulan pertama (Januari-

Maret), secara umum dapat dikatakan bahwa portofolio

pemenang memberikan keuntungan positif untuk

masing-masing masa kepemilikkan. Untuk masa

kepemilikan tiga bulan, portofolio pemenang rata-rata

memberikan profit sebesar 0,0042% perhari, sedang

untuk masa kepemilikan enam bulan, portofolio ini

memberi keuntungan rata-rata sebesar 0,0288% perhari.

Pada periode pembentukkan tiga bulan kedua (April-

Juni), portofolio pemenang tetap memberikan profit

positif untuk seluruh masa kepemilikkan, dengan

tingkat profit tertinggi adalah untuk masa kepemilikan

9 bulan yaitu dengan tingkat keuntungan harian rata-

rata sebesar 0,2345% perhari, sementara jika portofolio

pemenang ini dimiliki lebih lama keuntungan hariannya

justru menurun menjadi rata-rata sebesar 0,2209%

perhari. Untuk periode pembentukkan portofolio

triwulan ketiga (Juli-September), masa kepemilikan

strategi portofolio pemenang secara umum memberikan

profit positif untuk seluruh masa kepemilikkan. Masa

kepemilikan terbaik portofolio pemenang ini adalah

jangka waktu 12 bulan dengan profit hariannya rata-

rata sebesar 0,1063% perhari. Untuk masa pembentukan

portofolio triwulan keempat (Oktober-Desember) secara

umum baik portofolio pemenang dan pecundang

memberikan keuntungan positif untuk tiap masa

Tabel 3

Hasil Uji Multikolinearitas dan Autokorelasi

Variabel IndependenPortofolio Indikator DW-

RmRf SMB HML WML Stat

BH Tolerance .940 .413 .416 .989 2.11

VIF 1.063 2.423 2.402 1.011

BM Tolerance .955 .362 .362 .984 1.74

VIF 1.047 2.759 2.764 1.016

BL. Tolerance .955 .362 .362 .984 2.10

VIF 1.047 2.759 2.764 1.016

SH Tolerance .955 .362 .362 .984 1.95

VIF 1.047 2.759 2.764 1.016

SM Tolerance .955 .362 .362 .984 2.23

VIF 1.047 2.759 2.764 1.016

SL Tolerance .955 .362 .362 .984 1.56

VIF 1.047 2.759 2.764 1.016

BW Tolerance .955 .362 .362 .984 1.73

VIF 1.047 2.759 2.764 1.016

BN Tolerance .955 .362 .362 .984 1.93

VIF 1.047 2.759 2.764 1.016

BLs Tolerance .955 .362 .362 .984 2.33

VIF 1.047 2.759 2.764 1.016

SW Tolerance .955 .362 .362 .984 1.90

VIF 1.047 2.759 2.764 1.016

SN Tolerance .955 .362 .362 .984 2.02

VIF 1.047 2.759 2.764 1.016

SLs Tolerance .955 .362 .362 .984 1.23

VIF 1.047 2.759 2.764 1.016

Sumber: Data penelitian, diolah.

Page 14: Strategi Investasi Momentum

119

STRATEGI INVESTASI MOMENTUM: PROFIT.............................. (Dionysia Kowanda dan Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

kepemilikan. Namun kali ini, justru portofolio

pecundang yang tampak superior terhadap portofolio

pecundang untuk tiga masa kepemilikan (3, 6, dan 12

bulan). Pada masa kepemilikan tiga bulan misalnya,

strategi pecundang memberikan profit sebesar 0,0194%,

sementara portofolio pemenang hanya menghasilkan

0,0182% rata-rata perhari. Gap profitabilitas tertinggi

terjadi untuk masa kepemilikan enam bulan, dimana

portofolio pemenang hanya menghasilkan 0,0181%

perhari sedang portofolio pecundang memberi profit

sebesar 0,1071% perhari.

Pada periode pembentukan portofolio pola

semesteran, secara umum dapat dikatakan, portofolio

pemenang masih tetap memberikan keuntungan yang

lebih besar dibanding portofolio pecundang. Untuk

periode pembentukan semester pertama, portofolio

pemenang hanya memberikan profit positif untuk dua

masa kepemilikan yakni tiga dan enam bulan dengan

tingkat profit harian rata-rata sebesar (0,0066% dan

0,0056%). Sementara pada periode pembentukkan

portofolio semester kedua, secara umum portofolio

pecundang memberikan profit untuk seluruh masa

kepemilikkan. Selanjutnya, pada periode pembentukkan

portofolio secara tahunan, portofolio pemenang masih

mengungguli portofolio pecundang perihal profit

positif yang dihasilkan. Profit momentum tertinggi yang

dihasilkan portofolio pemenang untuk masa kepemilikan

12 bulan, rata-rata adalah sebesar 0,1997% perhari.

Secara lengkap analisis komparasi untuk tahun 2005

dapat dilihat pada Tabel 4.

Sementara tahun 2006 (Tabel 5), kecuali pada

periode pembentukan triwulan pertama (Januari-

Februari) masa kepemilikan 3 hingga 6 bulan, seluruh

periode kepemilikan portofolio pemenang yang

terbentuk memberikan keuntungan positif, dengan

tingkat keuntungan yang cukup tinggi rata-rata

sebesar 0,9755% perhari (periode pembentukkan April-

Juni dengan kepemilikan selama 12 bulan). Profit mo-

mentum kembali dihasilkan portofolio pemenang pada

masa pembentukkan Oktober-Desember untuk

kepemilikan selama 6 bulan dan 12 bulan, yakni rata-

rata sebesar 1,2805% perhari. Strategi momentum

dengan periode pembentukan Januari-Maret juga

memberikan kerugian jika dimiliki selama 3 bulan (0,135%

perhari) dan 6 bulan (0,0097%). Di sisi lain, kinerja

portofolio pecundang pun tidak berarti identik dengan

kerugian atau tingkat profit yang negatif. Portofolio

pecundang ini secara umum pada tahun 2006 juga

memberikan profit yang positif hanya saja memang

masih lebih besar jika dibanding portofolio pemenang.

Untuk periode pembentukkan Januari-Maret

2007 (Tabel 6), portofolio tingkat pengembalian baru

memberikan profit positif untuk masa kepemilikkan 9

bulan dan 12 bulan (rata-rata 0,0093% dan 0,0123%

perhari), sementara untuk periode pembentukkan yang

sama, portofolio pecundang justru memberikan tingkat

profit yang lebih tinggi untuk masa kepemilikan 6, 9,

dan 12 bulan masing-masing sebesar 0,0779%, 0,1561%,

dan 0,1266% per hari. Pada periode pembentukkan

April-Juni kedua portofolio (pemenang dan pecundang)

sama-sama memberikan tingkat keuntungan untuk

seluruh masa kepemilikan. Untuk masa kepemilikan 3

bulan misalnya, portofolio pemenang rata-rata

memberikan profit sebesar 0,0828% perhari, sementara

portofolio pecundang hanya 0,0069%. Pada masa

kepemilikan 6 bulan, portofolio pecundang justru

memberikan keuntungan harian yang lebih tinggi

(0,2236%) dibanding portofolio pemenang (0,164%).

Pada masa kepemilikan 9 bulan, dan 12 bulan portofolio

pemenang kembali memberikan profit yang lebih tinggi

(0,4557%, dan 0,9755%) dibanding portofolio

pecundang (0,2654% dan 0,7088%). Sementara untuk

periode pembentukkan portofolio Juli-September, dari

hasil perhitungan empiris, masa kepemilikan portofolio

pemenang yang terbaik adalah 9 bulan dengan tingkat

profit harian rata-rata sebesar 0,453%, karena jika

dimiliki lebih lama, ternyata profit yang diberikan justru

menurun menjadi hanya sekitar 0,2085% perhari.

Untuk periode pembentukan Oktober-

Desember, masa kepemilikan portofolio pemenang yang

terbaik adalah selama 3 bulan dengan tingkat

keuntungan harian rata-rata sebesar 1,2805%. Kalaupun

masa kepemilikan portofolio ini diperlama hingga 12

bulan misalnya, tingkat keuntungan harian yang

dihasilkan sama yaitu sebesar 1,2805%. Pada tahun

2007, pada periode pembentukkan portofolio untuk

triwulan pertama, profit momentum tertinggi yang

dihasilkan portofolio pemenang adalah pada masa

kepemilikkan 9 bulan (rata-rata 0,1248% perhari),

sementara portofolio pecundang menghasilkan profit

momentum tertinggi pada masa kepemilikan 12 bulan

(rata-rata sebesar 0,0172% perhari). Untuk periode

pembentukan pada triwulan kedua, kecuali pada masa

kepemilikan 9 bulan, portofolio pemenang memberikan

Page 15: Strategi Investasi Momentum

120

JEB, Vol. 6, No. 2, Juli 2012: 109-136

profit momentum yang lebih tinggi dibanding portofolio

pecundang. Adapun profit momentum tertinggi yang

dihasilkan portofolio pemenang adalah pada masa

kepemilikan 6 bulan, dengan tingkat profit rata-rata

sebesar 0,1388% per hari. Pada triwulan ketiga,

kepemilikan portofolio pemenang ternyata memberikan

kerugian untuk seluruh masa kepemilikan, sementara

kepemilikan portofolio pecundang pun baru

memberikan profit yang positif setelah 9 bulan dimiliki

(0,0021% per hari). Kondisi ini masih tetap berlanjut

pada masa pembentukan portofolio triwulan keempat,

dimana kepemilikan portofolio pemenang justru

memberi kerugian untuk seluruh masa kepemilikan.

Pilihan rasional justru pada kepemilikan portofolio

pecundang untuk masa kepemilikan 6 bulan, yang

memberikan keuntungan sebesar 0,1689% perhari.

Untuk periode pembentukkan pada semester

pertama, kecuali masa kepemilikan 3 bulan, portofolio

pemenang memberikan tingkat keuntungan positif

untuk masa kepemilikan 6, 9, dan 12 bulan dengan

tingkat profit momentum tertinggi dihasilkan pada masa

kepemilikkan selama 3 bulan dengan tingkat profit rata-

rata sebesar 0,1333% perhari. Sementara untuk periode

pembentukan portofolio pada semester kedua,

kepemilikan portofolio pecundang selama 6 bulan

adalah satu-satunya yang memberikan profit positif

(yang bahkan lebih tinggi dibanding portofolio

pemenang) rata-rata sebesar 0,2921% perhari. Pada

periode pembentukkan portofolio tahunan, portofolio

pemenang justru memberikan kerugian untuk seluruh

masa kepemilikan. Sementara, portofolio pecundang

menghasilkan tertinggi pada masa kepemilikan 6 bulan.

Untuk masa pembentukan portofolio pada

triwulan pertama tahun 2008 (Tabel 7), masa kepemilikan

portofolio pemenang yang menghasilkan profit positif

hanya terjadi pada periode kepemilikan selama 3 bulan,

dengan tingkat keuntungan rata-rata harian sebesar

0,4285%. Sementara pada masa pembentukan portofolio

periode April-Juni, kecuali untuk kepemilikan 6 bulan,

portofolio pemenang memberikan profit positif untuk

seluruh masa kepemilikan, dengan tingkat keuntungan

tertinggi yang dihasilkan terjadi pada masa kepemilikan

selama 12 bulan (rata-rata sebesar 0,4319% perhari).

Kepemilikan portfofolio pemenang untuk dua periode

pembentukan selanjutnya, justru menghasilkan

kerugian, sehingga dapat dikatakan justru lebih

menguntungkan untuk memiliki portofolio pecundang.

Pada triwulan III misalnya, untuk 3 masa kepemilikan

portofolio pecundang memberikan keuntungan positif

dibanding portofolio pemenang, dengan tingkat

keuntungan tertinggi terjadi pada masa kepemilikan 12

bulan (rata-rata sebesar 0,1933% per hari). Sementara

pada periode pembentukan triwulan IV, profitabilitas

portofolio pecundang masih mengungguli portofolio

pemenang untuk masa kepemilikan 6 dan 9 bulan,

masing-masing dengan tingkat keuntungan sebesar

1,22% dan 1,14% per hari. Begitu juga kita lihat pada

periode pembentukkan portofolio tahunan, dimana

kecuali masa kepemilikan 3 bulan, portofolio pecundang

masih tetap memberikan keuntugan positif yang lebih

tinggi dibanding portofolio pemenang pada seluruh

masa kepemilikan (6, 9, dan 12 bulan).

Pola untuk tahun 2009 (Tabel 8) pun tidak jauh

berbeda dengan kondisi pada 2008, dimana portofolio

pecundang tidak harus identik dengan profitabilitas

negatif sementara portofolio pemenang identik dengan

profitabilitas positif. Hasil empiris telah menunjukkan

hal ini. Untuk triwulan III misalnya, kecuali masa

kepemilikan 3 bulan, portofolio pecundang memberikan

profit positif untuk seluruh masa kepemilikan (6, 9, dan

12 bulan), dengan tingkat profit tertinggi terjadi pada

masa kepemilikan 12 bulan (rata-rata 0.1933% per hari).

Pola yang sama juga terjadi pada masa pembentukan

portofolio semester II, dimana selain masa kepemilikan

3 bulan, portofolio pecundang menghasilkan

profitabilitas yang masih superior terhadap kapabilitas

portofolio pemenang.

Tahun 2010 tampaknya menjadi periode

dominasi portofolio pemenang (Tabel 9). Dinamika

pasar yang terjadi sedemikian rupa menghasilkan

dominasi profitabilitas portofolio pemenang yang lebih

tinggi terhadap portofolio pecundang pada hampir

seluruh masa kepemilikan pada tiap periode

pembentukkan portofolio. Pada triwulan pertama

misalnya, untuk dua masa kepemilikan yang

menghasilkan profit positif (9 dan 12 bulan), portofolio

pemenang menggunguli portofolio pecundang. Kondisi

ini masih berlanjut pada periode pembentukan

portofolio triwulan kedua, dimana portofolio pemenang

bahkan superior pada seluruh masa kepemilikan (3, 6,

9, dan 12 bulan). Kondisi ini mengalami sedikit

perubahan pada periode pembentukkan triwulan ketiga,

dimana portofolio pecundang mengungguli portofolio

pemenang untuk dua masa kepemilikan (3 dan 6 bulan),

Page 16: Strategi Investasi Momentum

121

STRATEGI INVESTASI MOMENTUM: PROFIT.............................. (Dionysia Kowanda dan Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

namun untuk masa kepemilikan 9 dan 12 bulan, kembali

portofolio pemenang mengungguli portofolio

pecundang. Superioritas portofolio pemenang pun

kembali terjadi pada periode pembentukkan triwulan

IV, kecuali masa kepemilikan 3 bulan, portofolio

pemenang memberikan profit positif yang lebih tinggi

dibanding portofolio pecundang. Superioritas

portofolio pemenang juga masih berlanjut pada periode

pembentukkan portofolio semesteran untuk seluruh

masa kepemilikan. Kondisi equilibrium baru tampak

pada periode pembentukan 9 dan 12 bulan.

Mengacu pada capaian profit yang tertinggi

yang dihasilkan kedua portofolio, maka diperoleh secara

umum bahwa profit momentum yang dihasilkan untuk

kedua portofolio adalah masa kepemilikan triwulanan,

khususnya periode pembentukan triwulanan keempat

dan masa kepemilikan selama enam bulan (Tabel 10).

Untuk portofolio pemenang misalnya, secara rata-rata

profit momentum yang dihasilkan adalah 0,24% dengan

tingkat tertinggi mencapai 1,28% perhari. Sementara

pada portofolio pecundang, rata-rata profit momentum

yang dihasilkan adalah sebesar 0,23% dengan profit

tertinggi sebesar 1,217% perhari. Namun jika dilihat

secara rata-rata capaian profit, masa efektif implementasi

strategi pada kedua portofolio terdapat perbedaan.

Untuk portofolio pemenang, adalah periode

pembentukan tiga bulanan (triwulan II) dengan masa

kepemilikan selama 9 bulan dengan rata-rata profit

sebesar 0,3% perhari, sedangkan untuk portofolio

pecundang, masa efektifnya adalah pada periode

pembentukan 9 bulanan II dan masa kepemilikan 12

bulan dengan rata-rata profit sebesar 0,44% perhari.

Dengan demikian, secara empiris hasil penelitian ini

mendukung penelitiannya Jegadesh dan Titman (1993)

bahwa implentasi strategi investasi momentum akan

mencapai hasil maksimal dalam jangka menengah,

untuk Indonesia, khususnya portofolio saham-saham

yang likuid, capaian strategi ini bahkan lebih cepat 3

bulan dibanding studinya Jegadesh dan Titman (1993)

tersebut (3-12 bulan). Sementara capaian profitabilitas

untuk portofolio pecundang sedikit agak lama (9-12

bulan).

Uji beda rata-rata dilakukan untuk

mengkonfirmasi perihal perbedaan capaian profit mo-

mentum pada portofolio pemenang dan pecundang

secara statistik. Pengujian dilakukan terhadap periode

kepemilikan portofolio selama 3, 6, 9, dan 12 bulan untuk

tiap periode pembentukan portofolio (3 bulanan, 6

bulanan, dan 12 bulanan). Berdasarkan Tabel 12 panel

A. diperoleh hasil pengujian untuk periode

pembentukan portofolio triwulanan selama periode

penelitian. Secara umum dapat dikatakan bahwa

memang tidak terjadi perbedaan yang signifikan perihal

rata-rata profit momentum kedua portofolio pada

seluruh periode uji (holding). Meski terdapat beberapa

hasil yang menunjukan signifikansi perbedaan.

Untuk periode pembentukan Januari-Maret 2005

misalnya, pada periode uji (masa kepemilikan) 12 bulan

memang terjadi perbedaan profit momentum yang

signifikan pada portofolio pemenang (sig.t 0,04), dan

perbedaan ini kembali terjadi pada periode

pembentukan April-Juni 2006 untuk masa kepemilikan

6, 9, dan 12 bulan (dimana sig,t untuk tiap masa

kepemilikan dimaksud adalah 0,045, 0,013, dan 0,028)

pada portofolio pemenang. Kondisi yang sedikit unik

justru terjadi pada periode pembentukan April-Juni

2006, dimana untuk masa kepemilikan kedua portofolio

selama 6 dan 12 bulan menghasilkan signifikansi

perbedaan capaian profit momentum. Selama tahun

2008, signifikansi perbedaan yang terjadi pada masa

kepemilikan portofolio, justru hanya mengkonfirmasi

perbedaan kerugian jika memiliki kedua portofolio

(periode pembentukan April-Juni 2008). Sementara

untuk periode pembentukan 2009 dan 2010, kecuali

Januari-Maret 2009, seluruh perbedaan capaian profit

momentum kedua portofolio ternyata tidaklah

signifikan. Hasil yang kurang lebih sama juga

diperlihatkan untuk periode pembentukan 6 bulan.

Dimana secara umum, (kecuali periode pembentukan

Juli-Desember 2006) tidak terjadi perbedaan yang

signifikan perihal rata-rata profit momentum kedua

portofolio pada seluruh periode uji (holding).

Perbedaan positif yang signifikan perihal capaian profit

momentum portofolio periode pembentukan Juli-

Desember 2006 terjadi pada masa kepemilikan 3, 6, dan

12 bulan dengan tingkat signifikansi masing-masing

sebesar 0,025, 0,041, dan 0,013. Sementara untuk periode

pembentukan tahunan, perbedaan positif profit momen-

tum hanya terjadi pada portfolio pemenang di tahun

2005 dan 2009 (Tabel 12 panel C).

Berdasarkan hasil uji hipotesis model empat

faktor terhadap excess return portofolio (Tabel 11)

diperoleh hasil bahwa faktor momentum secara parsial

berpengaruh terhadap excess return portofolio

Page 17: Strategi Investasi Momentum

122

JEB, Vol. 6, No. 2, Juli 2012: 109-136

pemenang di seluruh model asset pricing. Pada sisi

lain, faktor ukuran tampaknya memiliki pengaruh

signifikan yang dominan pada excess return portofolio

pecundang. Lebih lanjut, faktor distress ternyata

memiliki pengaruh yang signifikan pada portofolio

pemenang, sementara untuk portofolio pecundang,

faktor distress hanya berpengaruh pada empat model

asset pricing (CAPM + Distress, Distress, Distress +

Momentum, Market + Distress + Momentum). Ternyata

faktor pasar, hanya berpengaruh signifikan terhadap

excess return portfolio pemenang dan pecundang

setelah CAPM ditambahkan dengan factor momentum

ke dalam model asset pricing.

Variasi model asset pricing memiliki kemampuan

dalam menjelaskan variasi excess-return tiap-tiap

portofolio berkisar dari 0,91% hingga 57,01% untuk

portofolio pemenang,dan 5,08 – 20,46%% untuk

portofolio pecundang. Determinasi terendah adalah

terhadap excess return-nya portofolio winner (1,25%)

pada model CAPM, sementara kapasitas model yang

tinggi dalam menjelaskan variasi adalah pada model

empat faktor,(57%). Secara simultan, keempat faktor

risiko yang digunakan model asset pricing,

berpengaruh signifikan terhadap excess return kedua

portofolio. Pengaruh momentum terlihat jelas

meningkatkan kapasitas model setelah diikutsertakan

dalam model, terutama pada portofolio pemenang.

Sebelum mengikutsertakan momentum, kapasitas

CAPM dalam menjelaskan excess return tidak sampai

1% pada portofolio pemenang, namun setelah factor

momentum dimasukan terjadi peningkatan sebesar 50%

pada model (CAPM+Momentum). Temuan lainnya pun

dapat dilihat pada kapasitas model tiga faktor (Fama

dan French) yang tadinya sebesar 21,8% dalam

menjelaskan variansi excess return portofolio

pemenang, menjadi 57% setelah factor momentum

dimasukan ke dalam model (Empat Model). Hal

sebaliknya pada portofolio pecundang. Setelah faktor

momentum dimasukan dalam model asset pricing, justru

mengurangi kapasitas model, yakni dari 20,5% (Fama

dan French) menjadi 19,4% (Empat Faktor)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) besar

keuntungan dari portofolio yang terbentuk dengan

menggunakan strategi investasi momentum; 2)

kombinasi waktu terefektif dari portofolio yang

terbentuk dalam menghasilkan profit tertinggi, dan 3)

konfirmasi signifikansi perbedaan yang dicapai oleh

kedua portofolio tersebut. Berdasarkan hasil kalkulasi

empiris diperoleh temuan bahwa masa efektif untuk

portofolio pemenang adalah periode pembentukan tiga

bulanan dengan masa kepemilikan selama sembilan

bulan, sedangkan untuk portofolio pecundang, masa

efektifnya adalah pada periode pembentukan sembilan

bulan dengan masa kepemilikan dua belas bulan.

Konfirmasi statistik juga mempertegas, bahwa meski

terjadi perbedaan, namun selisih capaian profit antara

kedua portofolio tidaklah signifikan secara statistik.

Temuan lainnya adalah bahwa secara simultan model

empat faktor yang terbentuk berpengaruh signifikan

pada seluruh portofolio saham, kecuali tiga portofolio

yang berkapitalisasi pasar besar. Secara parsial, dari

keempat faktor replikasi risiko tersebut, tampak bahwa

memang faktor size mendominasi perihal signifikansi

pengaruh secara statistik. Faktor size ini berpengaruh

signifikan pada hampir seluruh portofolio, kecuali tiga

portofolio saham berkapitalisasi pasar besar.

Saran

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu sampel yang

digunakan terbatas (hanya saham yang tergabung

dalam LQ-45) dan periode penelitian hanya 5 tahun

(2005-2010). Berdasarkan keterbatasan penelitian

tersebut, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan saran bagi penelitian selanjutnya, yaitu

memperluas sampel penelitian pada sampel non LQ-45

dan memperpanjang periode penelitian dan memperluas

kriteria dalam pembentukan portofolio pada kerangka

strategi investasi momentum dan penggunaan

pendekatan abnormal return sebagai komparasi profit

momentum terhadap portofolio pemenang dan

pecundang.

Page 18: Strategi Investasi Momentum

123

STRATEGI INVESTASI MOMENTUM: PROFIT.............................. (Dionysia Kowanda dan Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

DAFTAR PUSTAKA

De Bondt, W.F.M. dan Thaler, R. 1985. “Does the Stock

Market Overreact?” The Journal of Finance,

40(3), 793-805.

Dijk, R. dan Huibers, F. 2002. European Price Momen-

tum and Analyst Behavior.

Fama, E. 1970. “Efficient Capital Markets: A Review of

Theory and Empirical Work”. Journal of Fi-

nance, 25(2), 383-417.

Griffin, J. M., Ji, X. dan Martin, S. 2003. « Momentum

Investing and Business Cycle Risk: Evidence

from Pole to Pole”. The Journal of Finance,

58(6), 2515-2547.

Hadi, Didik Kurniawan. 2008. Short Contrarian Invest-

ment Strategy: Analisis Pada Saham-saham di

BEJ. Working Paper. UGM. Yogyakarta

Hameed, Allaudeen dan Yuanto Kusnadi, 2002, “Mo-

mentum Strategies: Evidence from Pasific Ba-

sin Stock Markets”. The Journal of Financial

Research, Vol. XXV (3), pp. 383-397.

Harianto, Erwin. 2008. Analisa Efektivitas Momentum

Investment Strategy Dalam Menghasilkan Ab-

normal Return (Studi Kasus Pada Semua Saham

Perusahaan Yang Terdaftar di BEJ). Working

Paper. Universitas Petra. Surabaya.

Jegadeesh, N. dan Titman, S. 1993. “Returns to Buying

Winners and Selling Losers: Implications for

Stock Market Efficiency”. The Journal of Fi-

nance, 48(1), 65-91.

Manurung, Adler Haymans dan Frederik Priotomo.

“Anomali Overreaction di BEJ: Penelitian

Saham Tekstil, Retailer dan Wholesaler, 2001 –

2003”. Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol.

7, No. 2, Desember 2005.

Pasaribu, Rowland Bismark Fernando. 2011. “Anomali

Overreaction Di Bursa Efek Indonesia: Penelitian

Saham LQ-45”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol.

5, No. 2, Juli 2011 (87-115)

Rahmawati, dan Tri Suryani. 2005. Over Reaksi Pasar

Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur

di BEJ. SNA VIII, Solo, 15 – 16 September, 64-

74.

Rouwenhorst, K. G. 1998. “International Momentum

Strategies”. The Journal of Finance. 53(1), 267-

284.

Rouwenhorst, K.G. 1999. “Local Return Factors and

Turnover in Emerging Stock Markets”. The

Journal of Finance. 54(4), 1439-1464.

Sartono, Agus. 2000. “Overreaction of the Indonesia

Capital Market: Is Market Rational”, Gadjah

Mada International of Business. May 2000.

Vol.2, No.2, pp.163-184.

Sukmawati dan Daniel H. 2003. “Overreact Hipothesis

dan Price Earning Ratio Anomaly Saham-Saham

Sektor Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”.

Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen, Vol. 3,

No. 1

Wiagustini, Ni Luh Putu. 2008. “Profitabilitas Strategi

Investasi Kontrarian di Bursa Efek Indonesia”.

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan.

Vol.10, NO. 2, September: 105-114.

Wiksuana, I Gst. Bgs. 2008. “Eksistensi Anomali Win-

ner-Loser Saham Individual dan Saham Industri

di Pasar Modal Indonesia”. Finance and Bank-

ing Journal. Vol. 10 No.1, Juni.

Wiksuana, I Gst. Bgs. 2009. “Kinerja Portofolio Saham

Berdasarkan Strategi Investasi Momentum di

Pasar Modal Indonesia”. Jurnal Manajemen

dan Kewirausahaan. Vol.11, No. 1, Maret: 73-

84

Page 19: Strategi Investasi Momentum

124

JEB, Vol. 6, No. 2, Juli 2012: 109-136

Tabel 4

Capaian Strategi Investasi Momentum Tahun 2005

MASA KEPEMILIKAN

PERIODE PEMBENTUKAN 3 6 9 12

Apr - Jun 2005 Apr - Sep 2005 Apr - Des 2005 Apr 05 - Mar 06TRIWULAN 1 Pemenang 0.18% -0.02% -0.03% 0.00%Jan-Mar 2005 Pecundang -0.10% 0.00% 0.01% 0.00%

Jul - Sep 2005 Jul - Des 2005 Jul 05 - Mar 06 Jul 05 - Jun 06TRIWULAN 2 Pemenang 0.05% 0.03% 0.15% 0.28%Apr - Jun 2005 Pecundang 0.00% 0.01% 0.01% 0.01%

Okt - Des 2005 Okt 05 - Mar 06 Okt 05 - Jun 06 Okt 05 - Sep 06TRIWULAN 3 Pemenang 0.01% 0.11% 0.33% 0.22%Jul - Sep 2005 Pecundang -0.08% -0.03% 0.11% 0.01%

Jan - Mar 2006 Jan - Jun 2006 Jan - Sep 2006 Jan - Des 2006TRIWULAN 4 Pemenang 0.18% 0.12% 0.12% 0.14%Okt - Des 2005 Pecundang 0.00% -0.01% -0.01% -0.01%

Jul - Sep 2005 Jul - Des 2005 Jul 05 - Mar 06 Jul 05 - Jun 06SEMESTER 1 Pemenang 0.01% 0.01% 0.00% -0.02%Jan - Jun 2005 Pecundang 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%

Jan - Mar 2006 Jan - Jun 2006 Jan - Sep 2006 Jan - Des 2006SEMESTER 2 Pemenang 0.03% 0.01% 0.04% 0.13%Jul - Des 2005 Pecundang 0.02% 0.00% 0.04% 0.09%

Okt- Des 2005 Okt 05 - Mar 06 Okt 05 - Jun 06 Okt 05 - Sep 069 BULAN KE 1 Pemenang 0.02% 0.09% 0.10% 0.17%Jan - Sep 2005 Pecundang 0.00% 0.03% -0.02% 0.07%

Jul - Sep 2006 Jul - Des 2006 Jul 06 - Mar 07 Jul 06 - Jun 079 BULAN KE 2 Pemenang 0.00% 0.00% 0.00% 0.04%Okt 2005 - Jun 2006 Pecundang 0.14% 0.33% 0.37% 0.90%

Jan - Mar 2006 Jan - Jun 2006 Jan - Sep 2006 Jan – Des 2006TAHUNAN Pemenang 0.20% 0.07% 0.09% 0.20%

Jan - Des2005 Pecundang 0.18% 0.02% 0.08% 0.18%

Sumber: Data penelitian, diolah.

Tabel 5

Capaian Strategi Investasi Momentum Tahun 2006

MASA KEPEMILIKAN PERIODE PEMBENTUKAN 3 6 9 12

Apr – Jun 2006 Apr - Sep 2006 Apr - Des 2006 Apr 06 - Mar 07TRIWULAN 1 Pemenang -0.01% -0.01% 0.01% 0.01%Jan-Mar 2006 Pecundang 0.00% 0.08% 0.16% 0.13%

Jul - Sep 2006 Jul - Des 2006 Jul 06 - Mar 07 Jul 06 - Jun 07TRIWULAN 2 Pemenang 0.08% 0.16% 0.46% 0.98%Apr - Jun 2006 Pecundang 0.01% 0.22% 0.27% 0.71%

Okt - Des 2006 Okt 06 - Mar 07 Okt 06 - Jun 07 Okt 06 - Sep 07TRIWULAN 3 Pemenang 0.00% 0.32% 0.45% 0.21%Jul - Sep 2006 Pecundang 0.00% 0.14% 0.09% 0.28%

Jan - Mar 2007 Jan - Jun 2007 Jan - Sep 2007 Jan - Des 2007TRIWULAN 4 Pemenang 0.29% 1.28% 0.72% 1.28%Okt - Des 2006 Pecundang 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%

Jul - Sep 2006 Jul - Des 2006 Jul 06 - Mar 07 Jul 06 - Jun 07

Page 20: Strategi Investasi Momentum

125

STRATEGI INVESTASI MOMENTUM: PROFIT.............................. (Dionysia Kowanda dan Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

SEMESTER 1 Pemenang 0.01% 0.03% 0.05% 0.06%Jan - Jun 2006 Pecundang 0.01% 0.25% 0.40% 0.27%

Jan - Mar 2007 Jan - Jun 2007 Jan - Sep 2007 Jan - Des 2007SEMESTER 2 Pemenang 0.46% 0.35% 0.21% 0.77%Jul - Des 2006 Pecundang 0.00% 0.01% 0.01% 0.06%

Apr - Jun 2007 Apr - Sep 2007 Apr - Des 2007 Apr 07 - Mar 089 BULAN KE 1 Pemenang 0.00% -0.02% 0.08% 0.12%Jul 06 - Mar 07 Pecundang 0.00% -0.01% 0.02% 0.00%

Jan - Mar 2007 Jan - Jun 2007 Jan - Sep 2007 Jan - Des 2007TAHUNAN Pemenang 0.29% 0.18% 0.17% -0.11%

Jan - Des 2006 Pecundang 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%

Sumber: Data penelitian, diolah.

Tabel 6

Capaian Strategi Investasi Momentum Tahun 2007

MASA KEPEMILIKAN PERIODE PEMBENTUKAN 3 6 9 12

Apr - Jun 2007 Apr - Sep 2007 Apr - Des 2007 Apr 07 - Mar 08

TRIWULAN 1 Pemenang 0.01% 0.00% 0.12% 0.11%

Jan-Mar 2007 Pecundang 0.00% 0.00% 0.06% 0.02%

Jul - Sep 2007 Jul - Des 2007 Jul 07 - Mar 08 Jul 07 - Jun 08

TRIWULAN 2 Pemenang 0.02% 0.14% -0.02% 0.10%

Apr - Jun 2007 Pecundang -0.01% 0.01% 0.01% -0.02%

Okt - Des 2007 Okt 07 - Mar 08 Okt 07 - Jun 08 Okt 07 - Sep 08

TRIWULAN 3 Pemenang -0.01% -0.12% -0.02% -1.62%

Jul - Sep 2007 Pecundang -0.01% -0.02% 0.00% -0.28%

Jan - Mar 2008 Jan - Jun 2008 Jan - Sep 2008 Jan - Des 2008

TRIWULAN 4 Pemenang -0.22% -0.15% -0.42% -0.58%

Okt - Des 2007 Pecundang -0.07% 0.17% -0.03% -0.27%

Jul - Sep 2007 Jul - Des 2007 Jul 07 - Mar 08 Jul 07 - Jun 08

SEMESTER 1 Pemenang -0.01% 0.13% 0.01% 0.07%

Jan - Jun 2007 Pecundang -0.01% 0.00% 0.00% -0.01%

Jan - Mart 2008 Jan - Jun 2008 Jan - Sep 2008 Jan - Des 2008

SEMESTER 2 Pemenang -0.01% 0.10% -0.06% -0.32%

Jul - Des 2007 Pecundang -0.08% 0.29% 0.04% -0.28%

Jan - Mart 2008 Jan - Jun 2008 Jan - Sep 2008 Jan - Des 2008

9 BULAN KE 1 Pemenang 0.00% 0.01% -0.03% -0.34%

Apr - Des 2007 Pecundang -0.20% 0.34% 0.02% 0.00%

Jan - Mar 2008 Jan - Jun 2008 Jan - Sep 2008 Jan - Des 2008

TAHUNAN Pemenang -0.22% -0.15% -0.44% -0.85%

Jan - Des 2007 Pecundang 0.01% 0.07% -0.01% 0.05%

Sumber: Data penelitian, diolah.

Page 21: Strategi Investasi Momentum

126

JEB, Vol. 6, No. 2, Juli 2012: 109-136

Tabel 7

Capaian Strategi Investasi Momentum Tahun 2008

MASA KEPEMILIKAN

PERIODE PEMBENTUKAN 3 6 9 12

Apr - Jun 2008 Apr - Sep 2008 Apr - Des 2008 Apr 2008 - Mar 2009TRIWULAN 1 Pemenang 0.43% -0.03% -0.09% -0.08%Jan-Mar 2008 Pecundang 0.03% -0.12% -0.46% -0.08%

Jul - Sep 2008 Jul - Des 2008 Jul 2008 - Mar 2009 Jul 2008 - Juni 2009TRIWULAN 2 Pemenang 0.01% -0.17% 0.00% 0.43%Apr - Jun 2008 Pecundang -0.05% -0.03% -0.02% -0.02%

Okt - Des 2008 Okt 08 - Mar 09 Okt 2008 - Jun 2009 Okt 2008 - Sep 2009TRIWULAN 3 Pemenang -0.04% -0.06% 0.00% 0.10%Jul - Sep 2008 Pecundang -0.02% 0.02% 0.15% 0.19%

Jan - Mar 2009 Jan - Jun 2009 Jan - Sep 2009 Jan - Des 2009TRIWULAN 4 Pemenang 0.00% 0.02% 0.03% -0.58%Okt - Des 2008 Pecundang -0.04% 1.22% 1.14% -0.27%

Jul - Sep 2008 Jul - Des 2008 Jul 08 - Mar 09 Jul 08 - Jun 09SEMESTER 1 Pemenang -0.37% -0.31% -0.15% 0.03%Jan - Jun 2008 Pecundang -0.22% -0.39% 0.02% 0.01%

Jan - Mar 2009 Jan - Jun 2009 Jan - Sep 2009 Jan - Des 2009SEMESTER 2 Pemenang 0.00% 0.01% 0.04% 0.04%Jul - Des 2008 Pecundang -0.01% 1.28% 1.18% 0.24%

Okt - Des 2008 Okt 08 - Mar 09 Okt 2008 - Jun 2009 Okt 2008 - Sep 20099 BULAN KE 1 Pemenang 0.01% -0.01% -0.09% -0.06%Jan - Sep 2008 Pecundang 0.06% -0.09% -0.15% -0.13%

Jul - Sep 2008 Jul - Des 2008 Jul 2008 - Mar 2009 Jul 2008 - Jun 20099 BULAN KE 2 Pemenang 0.00% 0.01% 0.09% 0.09%Okt 08 - Jun 2009 Pecundang 0.00% 0.00% 0.03% -0.02%

Jan - Mar 2009 Jan - Jun 2009 Jan - Sep 2009 Jan - Des 2009TAHUNAN Pemenang 0.16% 0.22% 0.23% 0.00%Jan - Des 2008 Pecundang 0.22% 1.16% 1.29% -0.03%

Sumber: Data penelitian, diolah.

Tabel 8

Capaian Strategi Investasi Momentum Tahun 2009

MASA KEPEMILIKAN PERIODE PEMBENTUKAN 3 6 9 12

Apr - Juni 2009 Apr - Sep 2009 Apr - Des 2009 Apr 09 - Mar 10TRIWULAN 1 Pemenang 0.50% 0.34% 0.11% 0.23%Jan-Mar 2009 Pecundang 0.15% 0.30% 0.21% 0.96%

Jul - Sep 2009 Jul - Des 2009 Jul 09 - Mar 10 Jul 09 - Juni 10TRIWULAN 2 Pemenang 0.00% -0.01% 0.00% -0.02%Apr - Jun 2009 Pecundang 0.01% 0.00% 0.02% 0.05%

Okt - Des 2009 Okt 09 - Mar 10 Okt 09 - Jun 10 Okt 09 - Sep 10TRIWULAN 3 Pemenang -0.01% -0.02% -0.01% 0.07%Jul - Sep 2009 Pecundang -0.01% 0.24% -0.09% -0.05%

Jan - Mar 2010 Jan - Jun 2010 Jan - Sep 2010 Jan - Des 2010TRIWULAN 4 Pemenang 0.00% 0.02% 0.09% 0.02%Okt - Des 2009 Pecundang 1.19% 0.04% 0.02% 0.00%

Jul - Sep 2009 Jul - Des 2009 Jul 09 - Mar 10 Jul 09 - Jun 10

Page 22: Strategi Investasi Momentum

127

STRATEGI INVESTASI MOMENTUM: PROFIT.............................. (Dionysia Kowanda dan Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

SEMESTER 1 Pemenang 0.00% 0.00% 0.02% 0.01%Jan - Jun 2009 Pecundang -0.01% 0.01% 0.07% 0.09%

Jan - Mar 2010 Jan - Jun 2010 Jan - Sep 2010 Jan - Des 2010SEMESTER 2 Pemenang 0.02% 0.02% 0.17% 0.07%Jul - Des 2009 Pecundang 1.19% 0.01% 0.00% 0.00%

Apr - Jun 2010 Apr - Sep 2010 Apr - Des 2010 Apr 10 - Mart 119 BULAN KE 1 Pemenang -0.31% -0.11% 0.02% 0.00%Jul 09 - Mar 10 Pecundang -0.06% 0.00% 0.02% 0.02%

Jan - Mar 2010 Jan - Jun 2010 Jan - Sep 2010 Jan - Des 2010TAHUNAN Pemenang 0.01% 0.02% 0.11% 0.04%Jan - Des 2009 Pecundang 1.02% -0.10% -0.09% -0.06%

Sumber: Data penelitian, diolah.

Tabel 9

Capaian Strategi Investasi Momentum Tahun 2010

MASA KEPEMILIKAN PERIODE PEMBENTUKAN 3 6 9 12

Apr - Juni 2010 Apr - Sep 2010 Apr - Des 2010 Apr 10 - Mar 11TRIWULAN 1 Pemenang -0.38% -0.11% 0.04% 0.06%Jan-Mar 2010 Pecundang -0.01% 0.00% 0.00% 0.02%

Jul - Sep 2010 Jul - Des 2010 Jul - Mar 11 Jul 10 - Juni 11TRIWULAN 2 Pemenang 0.03% 0.01% 0.01% 0.02%Apr - Jun 2010 Pecundang 0.01% 0.00% -0.01% -0.01%

Okt - Des 2010 Okt 10 - Mar 11 Okt 10 - Jun 11 Okt 10 - Sep 11TRIWULAN 3 Pemenang 0.00% 0.00% 0.12% 0.07%Jul - Sep 2010 Pecundang 0.01% 0.02% 0.04% 0.01%

Jan - Mar 2011 Jan - Jun 2011 Jan - Sep 2011 Jan - Des 2011TRIWULAN 4 Pemenang 0.00% 0.17% 0.11% 0.11%Okt - Des 2010 Pecundang -0.05% -0.02% -0.07% -0.02%

Jul - Sep 2010 Jul - Des 2010 Jul 10 - Mar 11 Jul 10 - Jun 11SEMESTER 1 Pemenang 0.08% 0.03% 0.02% 0.01%Jan - Jun 2010 Pecundang 0.00% -0.01% -0.02% -0.01%

Jan - Mar 2011 Jan - Jun 2011 Jan - Sep 2011 Jan - Des 2011SEMESTER 2 Pemenang 0.00% 0.16% 0.12% 0.11%Jul - Des 2010 Pecundang 0.00% 0.00% -0.01% 0.00%

Jan - Mar 2011 Jan - Jun 2011 Jan - Sep 2011 Jan - Des 20119 BULAN KE 1 Pemenang 0.00% 0.00% -0.01% 0.01%Apr - Des 10 Pecundang 0.00% 0.00% -0.02% 0.04%

Jan - Mar 2011 Jan - Jun 2011 Jan - Sep 2011 Jan - Des 2011TAHUNAN Pemenang 0.00% 0.00% -0.01% -0.01%Jan - Des 2010 Pecundang 0.00% 0.00% 0.00% 0.01%

Sumber: Data penelitian, diolah.

Page 23: Strategi Investasi Momentum

128

JEB, Vol. 6, No. 2, Juli 2012: 109-136

Tabel 10

Masa Efektif Implementasi Strategi Investasi Momentum 2005-1010

Strategi Investasi Portofolio Pemenang Portofolio Pecundang

Average Min Max Average Min Max

Forming Triwulan I

Holding 3 bulan 0.1202% -0.3770% 0.4958% 0.0119% -0.1010% 0.1523%

Forming Triwulan I

Holding 6 bulan 0.0278% -0.1066% 0.3363% 0.0426% -0.1248% 0.3032%

Forming Triwulan I

Holding 9 bulan 0.0272% -0.0932% 0.1248% -0.0038% -0.4554% 0.2083%

Forming Triwulan I

Holding 12 bulan 0.0529% -0.0799% 0.2291% 0.1795% -0.0799% 0.9597%

Forming Triwulan II

Holding 3 bulan 0.0319% 0.0013% 0.0828% -0.0052% -0.0470% 0.0087%

Forming Triwulan II

Holding 6 bulan 0.0274% -0.1697% 0.1640% 0.0351% -0.0329% 0.2236%

Forming Triwulan II

Holding 9 bulan 0.0996% -0.0223% 0.4557% 0.0465% -0.0187% 0.2654%

Forming Triwulan II

Holding 9 bulan 0.2963% -0.0244% 0.9755% 0.1202% -0.0188% 0.7088%

Forming Triwulan III

Holding 3 bulan -0.0093% -0.0376% 0.0055% -0.0175% -0.0817% 0.0146%

Forming Triwulan III

Holding 6 bulan 0.0394% -0.1195% 0.3232% 0.0614% -0.0275% 0.2353%

Forming Triwulan III

Holding 9 bulan 0.1444% -0.0173% 0.4529% 0.0518% -0.0851% 0.1490%

Forming Triwulan III

Holding 12 bulan -0.1586% -1.6205% 0.2236% 0.0273% -0.2766% 0.2820%

Forming Triwulan IV

Holding 3 bulan 0.0416% -0.2194% 0.2924% 0.1722% -0.0660% 1.1949%

Forming Triwulan IV

Holding 6 bulanV 0.2424% -0.1480% 1.2805% 0.2337% -0.0166% 1.2170%

Forming Triwulan IV

Holding 9 bulan 0.1091% -0.4155% 0.7224% 0.1770% -0.0681% 1.1449%

Forming Triwulan IV

Holding 12 bulan 0.0671% -0.5760% 1.2805% -0.0944% -0.2730% 0.0014%

Page 24: Strategi Investasi Momentum

129

STRATEGI INVESTASI MOMENTUM: PROFIT.............................. (Dionysia Kowanda dan Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

Tabel 10 (lanjutan)

Strategi Investasi Portofolio Pemenang Portofolio Pecundang

Average Min Max Average Min Max

Forming Semester I

Holding 3 bulan -0.0461% -0.3651% 0.0793% -0.0372% -0.2172% 0.0110%

Forming Semester I

Holding 6 bulan -0.0191% -0.3136% 0.1333% -0.0240% -0.3880% 0.2492%

Forming Semester I

Holding 9 bulan -0.0074% -0.1457% 0.0534% 0.0778% -0.0170% 0.3980%

Forming Semester I

Holding 12 bulan 0.0266% -0.0219% 0.0662% 0.0579% -0.0127% 0.2688%

Forming Semester II

Holding 3 bulan 0.0826% -0.0085% 0.4572% 0.1879% -0.0759% 1.1946%

Forming Semester II

Holding 6 bulan 0.1091% 0.0099% 0.3516% 0.2645% -0.0035% 1.2751%

Forming Semester II

Holding 9 bulan 0.0858% -0.0629% 0.2062% 0.2098% -0.0110% 1.1775%

Forming Semester II

Holding 12 bulan 0.1341% -0.3212% 0.7724% 0.0189% -0.2768% 0.2386%

Forming Semester II

Holding 12 bulan -0.0352% -0.3051% 0.0705% -0.0097% -0.1981% 0.2052%

Forming 9 Bulan I

Holding 6 bulan 0.0046% -0.1127% 0.0872% 0.0778% -0.0068% 0.3352%

Forming 9 Bulan I

Holding 9 bulan 0.0230% -0.0320% 0.0970% -0.0130% -0.0939% 0.0166%

Forming 9 Bulan I

Holding 12 bulan -0.0125% -0.3443% 0.1676% 0.0215% -0.0037% 0.0699%

Forming 9 Bulan II

Holding 3 bulan 0.0031% 0.0011% 0.0051% 0.0688% -0.0002% 0.1378%

Forming 9 Bulan II

Holding 6 bulan -0.0037% -0.0072% -0.0003% 0.1610% -0.0034% 0.3253%

Forming 9 Bulan II

Holding 9 bulan 0.0417% -0.0008% 0.0842% 0.1990% 0.0327% 0.3653%

Forming 9 Bulan II

Holding 12 bulan 0.0888% 0.0422% 0.1355% 0.4407% -0.0162% 0.8976%

Forming Tahunan

Holding 3 bulan 0.0478% -0.2154% 0.2937% 0.1957% -0.0347% 1.0224%

Forming Tahunan

Holding 3 bulan 0.0588% -0.1507% 0.2278% 0.2121% -0.0953% 1.2865%

Forming Tahunan

Holding 3 bulan 0.0216% -0.4413% 0.2170% 0.1925% -0.0879% 1.1631%

Forming Tahunan

Holding 3 bulan -0.0945% -0.8460% 0.1997% 0.0660% -0.0629% 0.2191%

Total 0.0475% -1.6205% 1.2805% 0.0848% -0.4554% 1.2865%

Sumber: Data penelitian, diolah.

Page 25: Strategi Investasi Momentum

130

JEB, Vol. 6, No. 2, Juli 2012: 109-136

Tabel 11

Uji Hipotesis Model Asset Pricing Empat Faktor

Panel A. Signifikansi Parsial

Portofolio Winner Portofolio LoserModel Asset Pricing

(Rm-Rf) SMB HML WML (Rm-Rf) SMB HML WML

CAPM 0.551 0.032

CAPM+Size 0.350 0.106 0.123 0.001

CAPM+Distress 0.915 0.016 0.108 0.002

CAPM+Momentum 0.050 0.000 0.050 0.147

Size 0.145 0.000

Size+Distress 0.000 0.000 0.023 0.077

Size+Momentum 0.001 0.000 0.001 0.641

Distress 0.013 0.001

Distress+Momentum 0.001 0.000 0.001 0.064

Momentum 0.000 0.091

Fama & French 0.557 0.000 0.000 0.167 0.035 0.104

Market+Size+Momentum 0.124 0.002 0.000 0.124 0.002 0.620

Market+Distress+Momentum 0.165 0.002 0.000 0.165 0.002 0.097

Size+Distress+Momentum 0.169 0.082 0.000 0.169 0.082 0.682

Four Factor 0.179 0.182 0.117 0.000 0.179 0.182 0.117 0.757

Sumber: Data penelitian, diolah.

Panel B. Signifikansi Simultan

Portofolio Winner Portofolio LoserModel Asset Pricing

Adj.R2 DW Sig.F Adj.R2 DW Sig.F

CAPM -0.91% 1.79 0.551 5.08% 1.45 0.032

CAPM+Size 1.46% 1.64 0.224 18.48% 1.59 0.000

CAPM+Distress 5.92% 1.93 0.045 16.26% 1.52 0.001

CAPM+Momentum 50.20% 1.42 0.000 6.61% 1.42 0.035

Size 1.63% 1.67 0.145 16.81% 1.63 0.000

Size+Distress 22.52% 1.69 0.000 19.36% 1.63 0.000

Size+Momentum 55.14% 1.64 0.000 15.87% 1.64 0.001

Distress 7.25% 1.93 0.013 14.28% 1.56 0.001

Distress+Momentum 55.88% 1.55 0.000 17.28% 1.55 0.001

Momentum 55.88% 1.55 0.000 17.28% 1.55 0.001

Fama & French 21.79% 1.67 0.000 20.46% 1.59 0.000

Market+Size+Momentum 56.05% 1.61 0.000 17.58% 1.61 0.001

Market+Distress+Momentum 56.50% 1.51 0.000 18.42% 1.51 0.001

Size+Distress+Momentum 56.47% 1.62 0.000 18.38% 1.62 0.001

Four Factor 57.01% 1.58 0.000 19.39% 1.58 0.001

Sumber: Data penelitian, diolah.

Page 26: Strategi Investasi Momentum

131

STRATEGI INVESTASI MOMENTUM: PROFIT.............................. (Dionysia Kowanda dan Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

Tabel 12

Hasil Uji beda Rata-Rata Profit Momentum

Panel A. Portofolio Saham Winner–Loser Periode Pembentukan 3 Bulan dengan Periode pengujian 3, 6, 9, dan

12 bulan, Tahun 2005-2010

Periode Periode Pemenang Pecundang

Pembentukan Pengujian Beda Sig.t Beda Sig.t

Jan-Mar 05 3 Bulan 0.0042% .346 0.0032% .643

6 Bulan 0.0034% .258 -0.0035% .559

9 Bulan 0.0039% .128 -0.0013% .767

12 Bulan 0.0043% .041 0.0004% .905

Apr-Jun 05 3 Bulan 0.0437% .231 0.0004% .935

6 Bulan 0.0551% .045 0.0015% .649

9 Bulan 0.0555% .013 0.0020% .405

12 Bulan 0.0442% .028 0.0009% .665

Jul-Sep 05 3 Bulan 0.0238% .346 0.0025% .838

6 Bulan 0.0309% .076 0.0077% .368

9 Bulan 0.0235% .133 0.0023% .826

12 Bulan 0.0213% .095 0.0068% .433

Okt-Des 05 3 Bulan 0.0076% .351 1.6832% .111

6 Bulan -0.0007% .940 1.3101% .202

9 Bulan 0.0021% .715 1.2286% .111

12 Bulan 0.0017% .714 0.0152% .992

Jan-Mar 06 3 Bulan -0.00072% .937 -0.00140% .946

6 Bulan 0.00082% .875 0.02078% .150

9 Bulan 0.00172% .675 0.01945% .095

12 Bulan 0.00242% .469 0.02530% .011

Apr-Jun 06 3 Bulan 0.0639% .013 0.0797% .190

6 Bulan 0.0525% .005 0.1445% .016

9 Bulan 0.0302% .058 0.1187% .018

12 Bulan 0.0385% .007 0.1418% .003

Jul-Sep 06 3 Bulan 0.0860% .088 0.0549% .334

6 Bulan 0.0812% .023 0.0492% .266

9 Bulan 0.0700% .012 0.0501% .127

12 Bulan 0.0417% .102 0.0564% .083

Okt-Des 06 3 Bulan 0.0971% .100 -0.0016% .279

6 Bulan 0.0962% .014 0.0002% .881

Page 27: Strategi Investasi Momentum

132

JEB, Vol. 6, No. 2, Juli 2012: 109-136

Tabel 12. Panel A (Lanjutan)

Periode Periode Pemenang Pecundang

Pembentukan Pengujian Beda Sig.t Beda Sig.t

Jan-Mar 07 3 Bulan 0.0175% .428 0.0075% .275

6 Bulan 0.0113% .645 0.0064% .288

9 Bulan 0.0327% .098 0.0086% .113

12 Bulan 0.0212% .261 0.0035% .552

Apr-Jun 07 3 Bulan -0.0094% .800 0.0074% .584

6 Bulan 0.0125% .607 0.0059% .518

9 Bulan -0.0116% .594 -0.0034% .704

12 Bulan -0.0019% .911 -0.0038% .593

Jul-Sep 07 3 Bulan 0.1533% .267 0.0355% .535

6 Bulan 0.0447% .760 -0.0376% .366

9 Bulan 0.0152% .885 -0.0295% .345

12 Bulan -0.3243% .157 -0.0554% .026

Okt-Des 07 3 Bulan -0.2738% .252 -0.1216% .049

6 Bulan -0.1110% .396 -0.0614% .269

9 Bulan -0.1484% .188 -0.0357% .464

12 Bulan -0.1154% .316 -0.0545% .227

Jan-Mar 08 3 Bulan 0.0437% .060 -0.0037% .949

6 Bulan -0.0238% .492 -0.0662% .092

9 Bulan -0.0259% .472 -0.0572% .320

12 Bulan -0.0160% .578 -0.0160% .756

Apr-Jun 08 3 Bulan -0.0052% .070 -0.0162% .476

6 Bulan -0.0054% .006 -0.0456% .029

9 Bulan -0.0036% .007 -0.0201% .206

12 Bulan -0.0015% .255 -0.0037% .785

Jul-Sep 08 3 Bulan -0.0495% .385 -0.0636% .531

6 Bulan -0.0166% .582 -0.0068% .905

9 Bulan 0.0111% .616 0.0402% .345

12 Bulan 0.0192% .283 0.0385% .257

Okt-Des 08 3 Bulan -0.0003% .979 0.0244% .805

6 Bulan 0.0083% .391 0.1489% .080

9 Bulan 0.0091% .201 0.1151% .074

12 Bulan 0.0074% .195 0.0473% .379

Page 28: Strategi Investasi Momentum

133

STRATEGI INVESTASI MOMENTUM: PROFIT.............................. (Dionysia Kowanda dan Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

Tabel 12. Panel A (Lanjutan)

Periode Periode Pemenang Pecundang

Pembentukan Pengujian Beda Sig.t Beda Sig.t

Jan-Mar 09 3 Bulan 0.1069% .034 0.2726% .099

6 Bulan 0.0851% .007 0.1955% .045

9 Bulan 0.0439% .065 0.1076% .145

12 Bulan 0.0457% .023 0.1923% .004

Apr-Jun 09 3 Bulan 0.0020% .959 0.0147% .269

6 Bulan -0.0188% .425 0.0073% .413

9 Bulan 0.0040% .919 0.0092% .220

12 Bulan -0.0051% .868 0.0097% .142

Jul-Sep 09 3 Bulan -0.0179% .636 -0.0385% .080

6 Bulan 0.0086% .705 0.0025% .954

9 Bulan 0.0036% .828 -0.0180% .545

12 Bulan 0.0140% .298 -0.0100% .684

Okt-Des 09 3 Bulan 0.0044% .544 0.0618% .059

6 Bulan 0.0063% .318 -0.0069% .823

9 Bulan 0.0091% .058 -0.0062% .771

12 Bulan 0.0038% .351 0.0003% .984

Jan-Mar 10 3 Bulan -0.0150% .679 -0.0006% .922

6 Bulan 0.0063% .774 0.0052% .389

9 Bulan 0.0122% .451 0.0072% .129

12 Bulan 0.0116% .373 0.0046% .207

Apr-Jun 10 3 Bulan -0.0042% .764 -0.0010% .820

6 Bulan 0.0039% .656 -0.0012% .716

9 Bulan 0.0029% .684 -0.0028% .292

12 Bulan 0.0116% .373 0.0046% .207

Jul-Sep 10 3 Bulan -0.0137% .736 0.0087% .097

6 Bulan -0.0140% .546 0.0056% .106

9 Bulan 0.0256% .312 0.0054% .059

12 Bulan 0.0140% .599 0.0020% .485

Okt-Des 10 3 Bulan -0.0210% .470 -0.0145% .315

6 Bulan 0.0476% .135 -0.0063% .448

9 Bulan 0.0230% .526 -0.0096% .231

12 Bulan 0.0230% .460 -0.0039% .611

Sumber: Data penelitian, diolah.

Page 29: Strategi Investasi Momentum

134

JEB, Vol. 6, No. 2, Juli 2012: 109-136

Panel B

Portofolio Saham Winner–Loser Periode Pembentukan 6 Bulan dengan Periode Pengujian 3, 6, 9, dan 12

bulan, Tahun 2005-2010

Periode Periode Pemenang Pecundang

Pembentukan Pengujian Beda Sig.t Beda Sig.t

Jan-Jun 05 3 Bulan -0.0065% .725 -0.0024% .417

6 Bulan -0.0024% .817 -0.0005% .787

9 Bulan 0.0000% 1.000 -0.0001% .967

12 Bulan -0.0044% .516 -0.0002% .905

Jul-Des 05 3 Bulan 0.0361% .041 0.0345% .136

6 Bulan 0.0139% .437 0.0123% .639

9 Bulan 0.0205% .146 0.0174% .386

12 Bulan 0.0263% .027 0.0172% .342

Jan-Jun 06 3 Bulan 0.0158% .367 0.0807% .145

6 Bulan 0.0114% .426 0.0955% .038

9 Bulan 0.0094% .415 0.0665% .055

12 Bulan 0.0128% .165 0.0538% .070

Jul-Des 06 3 Bulan 0.3047% .025 0.0045% .780

6 Bulan 0.1655% .041 0.0143% .189

9 Bulan 0.1133% .117 0.0075% .545

12 Bulan 0.1545% .013 0.0119% .281

Jan-Jun 07 3 Bulan -0.0238% .770 -0.0030% .726

6 Bulan 0.0472% .352 -0.0029% .553

9 Bulan -0.0020% .965 -0.0043% .342

12 Bulan 0.0131% .711 -0.0028% .437

Jul-Des 07 3 Bulan -0.0475% .692 -0.1082% .100

6 Bulan -0.0245% .728 -0.0427% .259

9 Bulan -0.0555% .326 -0.0487% .071

12 Bulan -0.0647% .318 -0.0554% .019

Jan-Jun 08 3 Bulan -0.0200% .321 -0.0040% .809

6 Bulan -0.0138% .448 -0.0124% .346

9 Bulan -0.0080% .535 -0.0069% .463

12 Bulan 0.0065% .563 0.0012% .880

Jul-Des 08 3 Bulan -0.0061% .721 0.0192% .847

6 Bulan 0.0091% .483 0.1574% .065

9 Bulan 0.0106% .274 0.1172% .068

12 Bulan 0.0084% .277 0.0476% .373

Page 30: Strategi Investasi Momentum

135

STRATEGI INVESTASI MOMENTUM: PROFIT.............................. (Dionysia Kowanda dan Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

Tabel 12. Panel B (Lanjutan)

Periode Periode Pemenang Pecundang

Pembentukan Pengujian Beda Sig.t Beda Sig.t

Jan-Jun 09 3 Bulan 0.0103% .343 0.0212% .652

6 Bulan 0.0042% .553 -0.0010% .973

9 Bulan 0.0068% .267 0.0266% .522

12 Bulan 0.0058% .275 0.0186% .584

Jul-Des 09 3 Bulan 0.0267% .182 0.0625% .056

6 Bulan 0.0155% .262 -0.0108% .727

9 Bulan 0.0252% .022 -0.0075% .727

12 Bulan 0.0145% .107 0.0006% .972

Jan-Jun 10 3 Bulan 0.0133% .006 -0.0052% .552

6 Bulan 0.0057% .116 -0.0039% .483

9 Bulan 0.0032% .352 -0.0039% .371

12 Bulan 0.0023% .412 -0.0017% .648

Jul-Des 10 3 Bulan -0.0124% .523 0.0005% .626

6 Bulan 0.0464% .120 -0.0001% .897

9 Bulan 0.0275% .355 -0.0001% .924

12 Bulan 0.0213% .392 0.0007% .222

Sumber: Data penelitian, diolah.

Page 31: Strategi Investasi Momentum

136

JEB, Vol. 6, No. 2, Juli 2012: 109-136

Panel C

Portofolio Pemenang-Pecundang Periode Pembentukan 12 Bulan Periode Pengujian 3, 6, 9, dan 12 bulan,

Tahun 2005-2010

Periode Periode Pemenang Pecundang

Pembentukan Pengujian Beda Sig.t Beda Sig.t

Jan-Des 05 3 Bulan 0.0186% .253 0.0248% .528

6 Bulan 0.0149% .365 0.0033% .925

9 Bulan 0.0346% .014 0.0354% .193

12 Bulan 0.0399% .002 0.0360% .143

Jan-Des 06 3 Bulan -0.0345% .536 -0.0036% .418

6 Bulan -0.0156% .638 0.0018% .712

9 Bulan -0.0117% .625 0.0010% .801

12 Bulan -0.0229% .267 0.0004% .902

Jan-Des 07 3 Bulan -0.2900% .244 0.0031% .683

6 Bulan -0.1492% .286 0.0097% .073

9 Bulan -0.1632% .156 0.0092% .086

12 Bulan -0.1693% .148 0.0093% .112

Jan-Des 08 3 Bulan 0.0112% .694 0.0215% .822

6 Bulan 0.0574% .076 0.1550% .058

9 Bulan 0.0443% .061 0.1139% .064

12 Bulan 0.0324% .072 0.0440% .394

Jan-Des 09 3 Bulan 0.0152% .183 0.0307% .057

6 Bulan 0.0111% .237 -0.0288% .278

9 Bulan 0.0147% .046 -0.0216% .241

12 Bulan 0.0083% .171 -0.0125% .377

Jan-Des 10 3 Bulan 0.0016% .624 0.0031% .632

6 Bulan 0.0003% .858 0.0017% .668

9 Bulan -0.0027% .151 0.0013% .750

12 Bulan -0.0017% .326 0.0017% .633

Sumber: Data penelitian, diolah.