Top Banner
STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN KECEMASAN AKAN KEMATIAN PADA LANSIA DI RUMAH PERLINDUNGAN LANJUT USIA JELAMBAR Skiripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I) Disusun oleh Syarief Hidayatullah NIM. 1110052000029 FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM 2014 M/1435 H
115

STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

Mar 07, 2019

Download

Documents

nguyendan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN

KECEMASAN AKAN KEMATIAN PADA LANSIA DI RUMAH PERLINDUNGAN

LANJUT USIA JELAMBAR

Skiripsi

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Disusun oleh

Syarief Hidayatullah

NIM. 1110052000029

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

2014 M/1435 H

Page 2: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,
Page 3: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,
Page 4: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 Oktober 2014

Syarief Hidayatullah

Page 5: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

ABSTRAK

Strategi Bimbingan Agama Dalam Menghilangkan Kecemasan Kematian Pada Lansia di Rumah Perlindungan Lanjut Usia Jelambar Oleh : Syarief Hidayatullah 1110052000029

Lanjut usia merupakan tahap akhir perkembangan manusia, lanjut usia merupakan periode penutup dalam periode kehidupan seseorang memiliki beberapa tugas perkembangan yang harus diselesaikan diantaranya yaitu mempersiapkan dan menerima kematian itu sendiri, namun kematian tetap saja dianggap suatu hal yang mengancam bagi lanjut usia. Salah satu faktor yang menyebabkan munculnya kecemasan dalam menghadapi kematian adalah ketidakmampuan memaknai kematian kedalam kerangka yang lebih luas kerena kurangnya ilmu pengetahuan dan pemahaman agama tentang arti kematian itu sendiri menimbulkan kecemasan bagi lanjut usia. Seperti yang telah dilakukan oleh salah satu Rumah Perlindungan Lanjut Usia Jelambar yang terletak di Jln. Jelambar Selatan No.10 Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Rumah perlindungan lanjut usia ini telah memberikan bimbingan agama kepada lansia dengan strategi yang secara khusus diberikan oleh pihak panti berupa memberikan jalan yang dapat menghilangkan lansia dari kecemasan kematian

Pentingnya penilitian ini dilakukan yaitu yang pertama membantu lansia menghilangkan ketersiksaannya menjelang kematiannya, yang kedua jika dikaitkan dengan negara, ini merupakan tugas negara yang harus menaungi fakir miskin, orang-orang terlantar, termasuk lansia yang terlantar menjadi tugas negara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang strategi bimbingan agama bagi lansia dalam menghilangkan kecemasan akan kematian. Dimana bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu dapat memahami dirinya dan lingkungannya, dalam hal ini informan terdiri dari 2 pembimbing dan 2 lansia. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif. Adapun pengumpulan data penelitiannya dilakukan dengan wawancara dan observasi yang diperoleh langsung dari sasaran penelitian berupa catatan, rekaman, dan data-data dari sumber yang terkait dengan penelitian.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa strategi bimbingan agama yang diberikan kepada lansia dalam menghilangkan kecemasan kematian, yaitu dengan strategi preventif dan strategi kuratif dengan metode yang digunakan yaitu metode ceramah dan metode pendekatan sesuai dengan kondisi dan keadaan lansia. Dalam hal ini berarti dapat dikatakan bahwa pelaksanaan bimbingan agama berjalan cukup baik dan lancar serta berdampak positif bagi lansia sehingga salah satu masalah yang ada pada lansia yaitu rasa cemas akan kematian bisa hilang. Kata Kunci : Strategi Bimbingan Agama, Kecemasan Akan Kematian, Lansia

Page 6: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT, karena rahmat-Nya dan inayah-Nya penulis dapat

menyelesaikan hasil karya tulis ini,sehingga terlaksana sesuai harapan. Shalawat serta

salam semoga senantiasa terlimpah kepada junjungan kita yang agung, yaitu khairul

khalqi Nabi Muhammad SAW, sang suri tauladan yang telah memberikan

pembelajaran hidup yang begitu berharga bagi kita semua. Semoga curahan kebaikan

selalu mengiringi keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman

kelak.Ammin.

Skripsi ini berhasil saya selesaikan, bukan dengan tidak melibatkan banyak

pihak. Oleh karena itu, sudah sepatutnya penulis mengucapkan banyak-banyak terima

kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A selaku Rektor Universitas Islam

Negeri, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak. Dr. Arief Subhan, MA selaku dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Drs. Sugiharto, MA selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

5. Prof. Dr. Syamsir Salam. MS selaku dosen pembimbing penulis yang

telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan, dan

motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Penanggung jawab dan pembimbing agama Rumah Perlindungan Lanjut

Usia Jelambar yang telah membantu penulis dalam penelitian ini.

7. Orang tua penulis tercinta H.Makmun dan Hj.Saidah yang selalu

memberikan doa, kasih sayang, cinta, dan semangat yang tiada hentinya.

8. Teman-teman seperjuangan keluarga besar BPI angkatan 2010, semoga

ilmu yang kita dapatkan selama dibangku kuliah bisa bermanfaat dan

menjadi orang-orang yang bisa dibanggakan. Teruntuk saudari Nurjannah

yang telah banyak membantu dalam kelancaran skripsi ini, yang selalu

setia menemani penulis dari awal penelitian sampai selesai atas do’a,

kesabaran, motivasi, dan juga semangatnya.

Terakhir kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu

yang telah ikut berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Dengan tidak mengurangi

rasa hormat kepada kalian semua, saya mengucapkan banyak terimakasih. Semoga

Allah SWT memberikan yang terbaik untuk kita semua. Saya berharap agar skripsi

ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Ammin.

Jakarta, 11 Oktober 2014

Syarief Hidayatullah

Page 8: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang...................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 4

C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 4

D. Perumusan Masalah .............................................................................. 5

E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5

F. Kegunaan Penelitian ............................................................................. 6

G. Metodelogi Penelitian ........................................................................... 7

H. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 10

I. Sistematika Penulisan ........................................................................... 12

BAB II LANDASAN TEORI

A. Strategi Bimbingan Agama ........................... ..................................... 14

1. Pengertian Strategi ........................................................................ 14

2. Pengertian Bimbingan ................................................................... 16

3. Pengertian Agama ......................................................................... 18

4. Pengertian Bimbingan Agama ...................................................... 21

5. Pengertian Strategi Bimbingan Agama ......................................... 21

Page 9: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

B. Kecemasan ...................................................... .................................... 23

1. Pengertian Kecemasan .................................................................. 23

2. Indikator Kecemasan ..................................................................... 24

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan ............................. 25

4. Gejala-gejala kecemasan ............................................................... 28

5. Macam-macam kecemasan ........................................................... 29

C. Kematian ............................................................................................. 31

1. Pengertian kematian ...................................................................... 31

2. Dinamika kecemasan menghadapi kematian ................................ 35

D. Lansia .................................................................................................. 36

1. Pengertian Lansia .......................................................................... 36

2. Pembagian Lansia ......................................................................... 40

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA

A. Sejarah Berdirinya .............................................................................. 42

B. Visi dan Misi ...................................................................................... 43

1. Visi ............................................................................................... 43

2. Misi .............................................................................................. 43

C. Tugas Pokok, Fungsi, dan Tujuan Panti ........................................... 43

1. Tugas Pokok ................................................................................ 43

2. Fungsi .......................................................................................... 44

3. Tujuan ......................................................................................... 44

D. Sasaran dan persyaratan ..................................................................... 45

Page 10: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

1. Sasaran ......................................................................................... 45

2. Persyaratan ................................................................................... 45

E. Prosedur Pelayanan, Fasilitas Pelayanan, Proses Pelayanan ............. 45

1. Prosedur Pelayanan ................................................................ 45

2. Fasilitas Pelayanan ................................................................. 46

3. Proses Pelayanan .................................................................... 46

F. Kegiatan, Pengurus, Jumlah Warga Binaan (Lansia) ........................... 47

1. Kegiatan ................................................................................. 47

2. Pengurus ................................................................................. 47

3. Jumlah Warga Binaan (Lansia) .............................................. 48

BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA

A. Temuan ............................................................................................... 49

1. Pembimbing ................................................................................. 49

2. Terbimbing ................................................................................... 52

B. Strategi Bimbingan Agama dalam Menghilangkan kecemasan

Kematian ............................................................................................ 57

1. Strategi Preventif .......................................................................... 57

2. Strategi Kuratif ............................................................................. 60

3. Metode Bimbingan Agama .......................................................... 64

a. Ceramah ................................................................................. 64

b. Pendekatan ............................................................................. 67

C. Analisis Hasil Temuan ....................................................................... 68

Page 11: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 75

B. Saran ..................................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 78

LAMPIRAN

Page 12: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Memasuki masa lanjut usia pada kisaran usia 60 tahun ke atas, terjadi

perubahan fisik ke arah penurunan fungsi-fungsi organ, hal ini merupakan

indikator utama yang tampak jelas. Perubahan atau penurunan fungsi organ

itu biasanya ditandai seperti mulai melemahnya jantung, pendengaran dan

penglihatan mulai terganggu, dan lain sebagainya.1

Semua orang akan mengalami proses menua, dimana pada masa ini

seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit

sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari secara maksimal.

Secara umum manusia ingin hidup panjang, untuk itu berbagai upaya

dilakukan, meskipun demikian muncul kesadaran akan datangnya kematian

sebagai tahap terakhir kehidupannya di dunia ini.

Meskipun demikian lansia sering mengalami kecemasan hingga

depresi, mereka mengatakan kekhawatiran tentang rasa takutnya terhadap

kematian, kehilangan keluarga, atau teman karib, kedudukan sosial, pensiun

dari pekerjaan atau kondisi fisik yang tidak memungkinkan lagi aktif

dipekerjaan seperti dulu, membuat seorang lansia dibebani perasaan tidak

berguna.2

1 Zahrotun, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 126. 2Hawari.Manajemen Stres Cemas dan Depresi.(Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2001) h.65

1

Page 13: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

2

Persepsi tentang kematian dapat berbeda-beda.Bagi seseorang atau

sekelompok orang, kematian merupakan sesuatu yang sangat mengerikan atau

menakutkan.3

Kecemasan akan kematian dapat berkaitan dengan datangnya kematian

itu sendiri, dan dapat pula berkaitan dengan pengalaman masa lalunya yang ia

sadari sering berbuat dosa, rasa sakit atau siksaan yang mungkin menyertai

datangnya kematian, sebab kecemasan bisa menyerang siapa saja. Umumnya,

kecemasan ini merupakan suatu pikiran yang tidak menyenangkan, yang

ditandai dengan kekhawatiran, rasa tidak tenang, dan perasaan yang tidak baik

atau tidak enak yang tidak dapat dihindari oleh seseorang.

Kesadaran bahwa semua orang akan mati, maka kecemasan akan

kematian menjadi masalah psikologis yang penting khususnya bagi lansia.

Masalah fisik dan psikologis mesti ditemukan pada lanjut usia. Faktor

psikologis diantaranya perasaan cemas, bosan, keletihan atau perasaan

depresi.4

Allah SWT berfirman dalam surat An-Nisa ayat 78 :

�نما م � شيدة� ٱلموت ت�ونوا يدر�� ولو كنتم � بروج م

3 Hidayat, K. Psikologi Kematian : Mengubah Ketakutan Menjadi Optimisme. (Bandung : PT. Mizan Publika, 2006) h.118 4Nugroho, 1992. Buku Kedokteran EGC. Jakarta 1992. h. 32

Page 14: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

3

Artinya: Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, Kendatipun kamu di dalam benteng yang Tinggi lagi kokoh, (QS. An-nisa: 78).5

Menurut Webster’s kecemasan kematian adalah ketakutan abnormal

yang besar terhadap kematian, dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran

yang timbul ketika orang berpikir tentang proses kematian atau apa yang

terjadi setelah kematian.

Kekhawatiran yang timbul diantaranya adalah :

a. Ketakutan pada saat sakaratul maut (rasa sakitnya).

b. Kengerian akan kerusakan fisik dan mental.

c. Perasaan akan kesendirian.

d. Kemarahan dan perasaan putus asa yang extrem tentang sebuah

situasi dimana kita tidak memiliki kendali.

Menurut Hurlock setiap situasi yang mengancam keberadaan

organisme dapat menimbulkan kecemasan.Kecemasan yang terberat akibat

dari perubahan sosial yang sangat cepat. Manifestasi psikologis yang ditandai

dengan perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan, khawatir, takut, dan

tidak tahu apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.6

Lansia senantiasa dibayang-bayangi oleh perasaan tak berdaya dalam

menghadapi kematian. Rasa takut akan kematian ini pada lansia semakin

5 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta; CV, Bayan Qur’an, 2009),h.90

6Hurlock, Psikologi Perkembangan edisi kelima Erlangga Jakarta 1990. h. 93

Page 15: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

4

meningkat. Dalam agama islam, seseorang harus memepersiapkan diri

sebelum kematian datang, persiapan itu berupa bekal, ialah berupa keimanan

yang terus terpelihara dan amal shaleh yang dilakukan dengan ikhlas. Oleh

karena itu bimbingan agama sangat dibutuhkan oleh individu yang berada

pada tingkat usia lanjut ini untuk menghilangkan rasa kecemasan kematian.

Untuk itulah berdasarkan pada uraian diatas maka penulis tertarik

untukmenulis penelitian dengan judul “ Strategi Bimbingan Agama Dalam

Menghilangkan Kecemasan Kematian Pada Lansia di Rumah

Perlindungan Lanjut Usia Jelambar “

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dianalisis identifikasi masalahnya

meliputi :

1. Kecemasan kematian bisa menyerang siapa saja, khususnya bagi

lansia.

2. Ketakutan lansia pada saat sakaratul maut (rasa sakitnya).

3. Kengerian lansia akan kerusakan fisik dan mental.

4. Perasaan lansia akan kesendirian.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis

memfokuskan kajian serta membatasi masalah pada, “ Strategi bimbingan

agama dalam menghilangkan kecemasan kematian pada lansia di Rumah

Perlindungan Lanjut Usia Jelambar “yang meliputi:strategi bimbingan agama

Page 16: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

5

yang diterapkan, pelaksanaan bimbingan, mengubah sikap dan tingkah laku,

serta pembinaan lebih lanjut agar para lansia siap menjalani sisa-sisa hidupnya

dengan jiwa yang lebih tenang dan tentram.

D. Perumusan Masalah

Banyak gangguan psikologis yang timbul dalam kehidupan lansia,

salah satunya adalah mulai di bayangi rasa cemas akan kematian. Kecemasan

akan kematian dapat berkaitan dengan datangnya kematian itu sendiri, dan

dapat pula berkaitan dengan cara kematian, rasa sakit atau siksaan yang

mungkin menyertai datangnya kematian. Oleh karena itu mereka memerlukan

bimbingan keagamaan dalam menghilangkan kecemasan kematian, namun

bagaimana bentuk strategi bimbingan itu, hal inilah yang menjadi fokus dalam

penelitian ini.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan titik tolak dari setiap penelitian, sesuai dengan

pembatasan dan perumusan masalah yang telah dikemukakan, pada pokoknya

penelitian digunakan untuk mengetahui sesuatu yang belum diketahui.7 Maka

tujuan yang ingin dicapai ialah:

a. Untuk menunjukan strategi bimbingan agama yang dilakukan oleh

para pembimbing dalam menghilangkan kecemasan kematian pada

lansia di Rumah Perlindungan Lanjut Usia Jelambar

7 DR.BustanuddinAgus.Pengembanganilmu-ilmusocial.GemaInsaniPress.Jakarta 1999

Page 17: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

6

b. Untuk mengetahui akan hakikat kematian yang sebenarnya sehingga

kecemasan akan kematian pada lansia bisa hilang dan berubah menjadi

energi positif untuk terus giat beribadah kepada Allah.

F. Kegunaan Penelitian

Sedangkan manfaat yang diharapkan dari seluruh rangkaian kegiatan

dan hasil penelitian adalah sebagai berikut:

a. Diharapkan dapat memberikan sumbangan keilmuan dan pengetahuan

yang meliputi bimbingan agama khususnya yang berkaitan dengan strategi

bimbingan agama dalam menghilangkan kecemasan kematian pada lansia

di Rumah Perlindungan Lanjut Usia Jelambar

b. Diharapkan dapat membantu dan memberikan masukan bagi Rumah

Perlindungan Lanjut Usia Jelambar dalam menghilangkan kecemasan

kematian pada lansia dalam bentuk program kerja.

c. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam dalam pengembangan keilmuan dan

kurikulum.

G. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Page 18: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

7

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Seperti yang

diungkapkan oleh Burhan Bungin metode deskriptif dapat diartikan

sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan

menggambarkan atau melukiskan keadaan pada saat sekarang

berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.8

Sedangkan penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Tailor seperti

yang dikutif Lexy J. Moleong yaitu, “sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang diamati.9

Sedangkan alat pengumpul data dalam hal ini menggunakan,

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh akan

dianalisa serta disajikan dalam suatu pandangan yang utuh. Dan

penelitian ini bermaksud mengungkapkan fakta-fakta yang tampak di

lapangan dan digambarkan sebagaimana adanya dengan berupaya

memahami sudut pandang responden dan konteks subyek penelitian

secara mendalam.

Kegiatan yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah

mengumpulkan data yang erat hubungannya dengan strategi bimbingan

8 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 63.

9 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.Remaja Rasta Karya, 2000), h. 3.

Page 19: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

8

agama dalam menghilangkan kecemasan kematian berupa data apa

adanya ketika penelitian dilakukan.

2. Penentuan Lokasi

Penelitian ini bertempat di Rumah Perlindungan Lanjut Usia

Jelambar, Jln.Jelambar Selatan II/ 10 Jelambar Jakarta Barat.Adapun

yang dijadikan alasan dan pertimbangan pemilihan lokasi ini adalah

pertama, belum ada yang secara rinci meneliti tentang strategi bimbingan

agama dalam menghilangkan kecemasan kematian pada lansia. kedua,

informasi yang sangat mendukung yang mana bisa didapatkan dilembaga

ini termasuk informannya.

3. Pengumpulan Data

Dalam penelitian lapangan ini, penulis menggunakan beberapa

teknik untuk mengumpulkan data diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap

gejala-gejala yang diteliti.10 Dalam penelitian ini teknik observasi

yang dilakukan langsung ke tempat lokasi penelitian di RPLU

Jelambar. Yaitu mengamati langsung perilaku informan atau obyek

penelitian yang terkait, dan selama observasi, penulis menggunakan

alat-alat observasi seperti kamera, buku catatan, dan alat tulis.

b. Wawancara yaitu bentuk komunikasi antara dua orang atau lebih yang

ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan

10 Husaini Usman, Metodologi Penelitian Sosial, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2000), h.54

Page 20: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

9

mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.11

Untuk kepentingan penelitian ini dilakukan wawancara kepada

penanggung jawab RPLU Jelambar untuk mendapatkan informasi

tentang profil RPLU Jelambar beserta kegiatan-kegiatan didalamnya,

staf RPLU Jelambar khususnya bagian Bimbingan dan Penyuluhan

Islam untuk mendapatkan informasi tentang strategi bimbingan agama

seperti apa yang diterapkan kepada para lansia dalam hal

menghilangkan kecemasan kematian.

c. Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui

dokumen-dokumen.12 Dalam hal ini penulis menyelidiki data-data

tertulis seperti buku, dokumen-dokumen, catatan-catatan dan

sebagainya yang terdapat di RPLU Jelambar Jakarta Barat.

4. Pengolahan Data

Pengolahan merupakan bagian yang amat penting dalam sebuah

penelitian, karena dengan pengolahan data, data tersebut dapat diberi arti

dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.

Pengolahan data secara sederhana diartikan sebagai proses mengartikan

data-data lapangan yang diperoleh dalam bentuk narasi atau kata-kata

sesuai dengan tujuan, rancangan dan sifat penelitian, sehingga proses

penarikan kesimpulan penelitian dapat dilaksanakan.

5. Analisa Data

11 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT.Remaja Rosdakarya, 2004), h. 180

12 Husaini Usman, Metodologi Penelitian Sosial, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2000), h. 73

Page 21: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

10

Dalam menganalisis data penulis menggunakan metode deskriptif

analisis, yaitu suatu teknik analisis data, di mana penulis terlebih dahulu

memaparkan semua data yang diperoleh dari lapangan, kemudian

menganalisanya dengan menghubungkan data-data tersebut dengan

kerangka teori yang telah disiapkan sebelumnya.

H. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan hal yang berisi tentang teori-teori yang

berkaitan dengan topik/masalah penelitian yang dapat berupa definisi-definisi

yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian. Dalam penelitian ini

masalah yang penulis temukan di RPLU Jelambar adalah tentang kecemasan

kematian yang membayangi lansia diperiode-periode akhir kehidupannya, lalu

bimbingan agama seperti apakah yang diterapkan pembimbing dalam

menghilangkan kecemasan kematian tersebut, itulah yang menjadi fokus

penulis dalam penelitian ini. Adapun teori-teori dan juga definisi-definisi yang

penulis ambil yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu tentang strategi,

bimbingan, agama, kecemasan, dan juga kematian, yang penjabarannya

sebagai berikut :

a. Prof. Dr. Onong Uchyana Efendi, MA dalam bukunya “ Manajemen

Strategi dan Kebijaksanaan Bisnis “ Strategi pada hakekatnya adalah

perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan.

b. M. Umar dalam bukunya “ Bimbingan dan Penyuluhan “ bimbingan

adalah bantuan yang diberikan kepada individu agar dengan potensi

yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan

Page 22: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

11

jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan

guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik.

c. Menurut Quraish Shihab, agama adalah hubungan antara makhluk dan

khalik. Hubungan ini mewujudkan dalam sikap batinnya serta tampak

dalam ibadah yang dilakukannya dan tercermin dalam sikap

kesehariannya.

d. Menurut Stuart dalam teori interpersonal, kecemasan adalah perasaan

takut yang timbul terhadap ketidaksetujuan dan penolakan

interpersonal. Kecemasan juga berhubungan dengan perkembangan

trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan

kerentanan tertentu. Individu dengan harga diri rendah terutama rentan

mengalami kecemasan yang berat.

e. Koeswara dalam bukunya “ Psikologi Eksistensial “ mendefinisikan

kematian sebagai peristiwa yang tidak dapat dihindarkan dan

merupakan refleksi dari keterbatasan manusia. Kecemasan

menghadapi kematian merupakan problem yang sering terjadi dan

problem ini dilatarbelakangi oleh ketidakyakinan manusia untuk

menentukan tempat, waktu dan cara matinya nanti

I. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam skripsi ini, maka penulis membuat

rancangan sistematika penulisan sebagai berikut:

Page 23: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

12

BAB I : Pendahuluan. Meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika

penelitian

BAB II: Landasan Teori. Meliputi pengertian Penyuluh agama, selain itu

juga membahas pengertian, tujuan, strategi bimbingan agama dan

membahas mengenai pengertian kecemasan, kematian dan juga

lansia.

BAB III : Gambaran Umum Rumah Perlindungan Lanjut Usia

Jelambar, gambaran umum ini meliputi tentang profil lembaga,

sejarah berdirinya, visi dan misi, Tujuan, Tugas Pokok, dan Fungsi

Panti, landasan hukum, Struktur Organisasi, mekanisme kerja,

komposisi pegawai, sasaran dan garapan lembaga, Persyaratan Calon

Keluarga Panti Sosial, Prosedur Pelayanan,Proses layanan, Jenis

Pembinaan, pembiayaan operasional, Mitra Kerja Sama, sarana

dan prasarana, jumlah warga binaan .

BAB IV: Temuan dan Analisis Data, bab ini akan menguraikan analisa

hasil penelitian mengenai strategi bimbingan agama dalam

menghilangkan kecemasan kematian pada lansia di Rumah

Perlindungan Lanjut Usia Jelambar.

BAB V: Penutup, dalam penutup ini penulis akan berusaha memberikan

kesimpulan dari keseluruhan pembahasan skripsi ini serta saran

terhadap tujuan dan manfaat yang diharapkan dapat diambil dari

tulisan.

Page 24: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Strategi Bimbingan Agama

1. Pengertian Strategi

Kata strategi berasal dari bahasa yunani “Strategos” (stratos yang

berarti militer dan AG yang berarti memimpin) yang berarti “generalship”

atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jendral perang dalam membuat

rencana untuk memenangkan perang. Konsep ini relevan dengan situasi

pada zaman dahulu yang sering diwarnai perang dimana jendral di butuhkan

untuk memimpin suatu angkatan perang.1 Awalnya, istilah ini lebih banyak

dikenal dalam dunia militer. Strategi berarti sesuatu yang dikerjakan oleh

para jendral. Oleh karena itu pengertian yang paling umum dan tua tentang

istilah strategi selalu dikaitkan dengan pekerjaan para jendral dalam

peperangan. Hal ini terlihat dari apa yang dimuat dalam oxford pocket

dictionary “Strategi adalah seni perang, khususnya perencanaan gerakan

pasukan, kapal dan sebagainya menuju posisi yang layak”. Rencana

tindakan atau kebijakan dalam bisnis atau politik dan sebagainya.

Strategi merupakan pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan

dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas

dalam kurun waktu tertentu, jadi strategi adalah rencana yang cermat

mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.

1 Hendrawan Supratikno, Advanced Strategic Management: Back to Basic Approach, (Jakarta: PT. Gravindo Utama, 2003), h. 19

14

Page 25: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

15

Sedangkan pengertian strategi menurut para ahli didefinisikan

sebagai berikut, di antaranya:

a. Menurut Sondang Siagian, strategi adalah cara yang terbaik untuk

mempergunakan dana, daya dan tenaga yang tersedia sesuai tuntutan

perubahan lingkungan.2

b. Menurut Chaldler yang dikutip Supriyono, strategi adalah penentuan

dasar goals jangka panjang dan tujuan perusahaan serta pemakaian cara-

cara bertindak dan alokasi sumber-sumber yang di perlukan.3

c. Menurut Prof. Dr. Onong Uchyana Efendi, MA. Strategi pada

hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk

mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang

hanya member arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan

bagaimana taktik operasionalnya.4

d. Menurut Prof. Dr. A.M. Kardiman, strategi adalah penentuan tujuan

utama dan berjangka panjang dan sasaran dari suatu perusahaan atau

organisasi serta pemilihan cara-cara bertindak dan mengalokasikan

sumber daya yang diperlukan untuk mewujudkan tujuan tersebut. Jadi

strategi menyangkut soal pengaturan berbagai sumber daya yang

dimiliki perusahaan agar dalam jangka panjang tidak kalah bersaing.5

2 Sondang Siagian, Analisa Serta Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi .(Jakarta: PT. Gunung Agung, 1986), cet.ke-2, h. 17

3 Supriyono, Manajemen Strategi dan Kebijaksanaan Bisnis (Yogyakarta : BPFE, 1986) h. 9

4 Onong Uchyana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1992), cet. Ke-4, h.32

5 A.M. Kardiman,Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta: PT. Pronhalindo), h. 58

Page 26: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

16

e. Menurut Stainer dan Minner, strategi adalah penetapan misi perusahaan,

penetapan sasaran organisasi, dengan mengingat kekuatan eksternal dan

internal, perumusan kebijakan dan strategi tentu untuk mencapai sasaran

dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan

sasaran utama organisasi akan tercapai.6

Setelah penulis menyimak beberapa pengertian strategi menurut para

ahli diatas, penulis lebih condong ke pengertian stratagi menurut Prof. Dr.

Onong Uchyana Efendi. MA yang memaparkan bahwasanya strategi pada

hakikatnya adalah suatu perencanaan (planning) untuk mencapai suatu

tujuan, dan jika dihubungkan dengan judul penulis yang lebih ke strategi

agama maka pengertian tersebut selaras dengan maksud penelitian ini, yaitu

untuk mengetahui strategi agama apa yang diterapkan pembimbing guna

mencapai suatu tujuan yaitu untuk menghilangkan kecemasan kematian

pada lansia.

2. Pengertian Bimbingan

Bimbingan merupakan terjemahan dari istilah Guidance &

Counseling dalam bahasa Inggris. Sesuai dengan istilahnya maka bimbingan

dapat diartikan secara umum sebagai suatu bantuan atau tuntunan.7

Pada prinsipnya bimbingan adalah pemberian pertolongan atau

bantuan. Bantuan atau pertolongan itu merupakan hal yang pokok dalam

bimbingan. Bimbingan merupakan suatu pertolongan yang menuntun.

6 George A Stainer dan John Minner, Manajemen Stratejik, (Jakarta: Erlangga), h. 20 7 Djumhur, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: CV Ilmu, 1975), h. 25.

Page 27: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

17

Bimbingan merupakan suatu tuntunan. Hal ini mengandung pengertian

bahwa dalam memberikan bimbingan bila keadaan menuntut, kewajiban

dari pembimbing untuk memberikan bimbingan secara aktif, yaitu

memberikan arah kepada yang dibimbingnya.8

Hal senada juga diungkapkan M. Umar bahwa bimbingan adalah

bantuan yang diberikan kepada individu agar dengan potensi yang dimiliki

mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri,

memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana

masa depan yang lebih baik.9

Sedangkan Prayitno memaknai bimbingan sebagai pemberian yang

dilakukan orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu

baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang yang dibimbing dapat

mengembangkan kemampuannnya sendiri dan mandiri, dengan

memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada, dan dapat

dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.10

Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa bimbingan adalah

proses membantu seorang individu yang mengalami permasalahan yang

berhubungan secara psikis, dimana dilakukan secara terus-menerus dan

memiliki tujuan untuk membantu individu agar individu menemukan

8 Bimo Walgito, Bimbingan dan Koseling (studi & karier), (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2010), Cet. Ke- 3, h. 5

9 M. Umar, Bimbingan dan Penyuluhan,( Bandung : CV Pustaka Setia, 2001), h. 9 10 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka

Cipta), Cet. Ke-1, h. 28

Page 28: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

18

potensinya sehingga individu itu dapat hidup secara mandiri serta mampu

beradaptasi dengan baik bagi dirinya dan lingkungan sekitarnya.

Karena penelitian ini pada hakikatnya adalah untuk mengetahui

strategi bimbingan agama apa yang diterapkan pembimbing dan hasil apa

yang dirasakan oleh lansia setelah bimbingan agama tersebut maka

hubungan bimbingan dengan judul penelitian ini sangatlah penting sesuai

dengan pengertian bimbingan diatas yaitu untuk memberikan motivasi dan

juga pengetahuan lebih sesuai dengan jalan agama tentang hal yang

berkaitan dengan kematian itu sendiri sehingga kecemasan kematian pada

lansia bisa hilang karena lansia dapat memaknainya dengan benar dan

positif.

3. Pengertian Agama

Istilah agama berasal dari bahasa sansakerta yaitu “a” yang artinya

“tidak” dan “gama” yang berarti kacau, jadi arti agama itu adalah tidak

kacau atau teratur. Sebagian juga ada yang berpendapat bahwa kata

“agama” merupakan istilah bahasa Arab yang di ambil dari kata “gama”

dalam hubungan dengan “iqamas shalata” yang selanjutnya menjadi

“iqama” atau agama. Agama sering dikaitkan dengan religi, religi barasal

dari bahasa latin yaitu”religio”.11

Pengertian agama dari segi bahasa dikenal dengan kata ”ad Dien”

yang berarti menguasai, menundukan, patuh, dan kebiasaan. Selanjutnya din

11 Wilfred C.Smith. Memburu Makna Agama,(Jakarta : PT Mizan Pustaka) h.33

Page 29: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

19

dalam bahasa berarti undang-undang atau hukum.12 Dalam bahasa Indonesia

sama artinya dengan peraturan.

Menurut Harun Nasution agama berasal dari kata “ad-din”, religi

(relegere,riliare) dan agama. Dalam bahasa arab berarti menguasai,

menundukan, patuh, balasan, dan kebiasaan. Sedangkan dari religi (latin)

atau relege berarti mengumpulkan dan membaca. Kemudian relage berarti

mengikat. Adapun kata agama terdiri dari dua suku kata “a” berarti “tidak”

dan “gam” berarti ‘pergi” artinya tidak pergi, tetap ditempat, diwarisi turun

menurun.13

Sedangkan Agama menurut para ahli sebagai berikut :14

a. Menurut Al-Syahrastani, agama adalah kekuatan dan kepatuhan yang

terkadang biasa diartikan sebagai pembalasan dan perhitungan (amal

perbuatan akhirat).

b. Menurut Quraish Shihab, agama adalah hubungan antara makhluk dan

khalik. Hubungan ini mewujudkan dalam sikap batinnya serta tampak

dalam ibadah yang dilakukannya dan tercermin dalam sikap

kesehariannya.

12 Abudin Nata, Metodologi Studi Islam,(Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2011) h.9 13 D.Hendropuspito O.C, Sosiologi Agama, (Yogyakarta: Penerbit Kanitius,1998), h. 34 14 Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,1998), cet.ke-3, h.13

Page 30: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

20

c. Menurut James Martineaun, agama adalah kepercayaan kepada Tuhan

yang selalu hidup, yakni kepada jiwa dan kehendak Ilahi yang mengatur

alam semesta dan mempunyai hubungan moral dengan umat manusia.

d. Menurut Herbert Spencer, agama adalah pengakuan bahwa segala

sesuatu adalah manifestasi dari kuasa yang melampaui pengetahuan kita.

Agama adalah wahyu yang diturunkan Tuhan untuk manusia. Fungsi

dasar agama adalah memberikan orientasi , motivasi dan membantu manusia

untuk mengenal dan menghayati sesuatu yang sakral.15

Setelah penulis menyimak beberapa pengertian agama menurut para

ahli diatas, penulis lebih condong ke pengertian agama menurut Prof. Dr.

Quraish Shihab. MA yang menjelaskan bahwasanya agama adalah

hubungan antara mahluk dengan khalik, sehingga jika hubungannya dekat

maka akan timbul rasa, yang mana rasa itu akan tertanam dibatinnya dan

juga tercermin dalam kehidupan sehari-harinya, begitu juga dengan lansia

yang dalam kesempatan penelitian ini yaitu lansia yang berada di RPLU

Jelambar, jika dihubungkan pengertian tersebut dengan judul penulis, lansia

yang cemas akan kematian salah satunya disebabkan kurang dekatnya

hubungan antara dirinya dengan Allah sebagai sang khalik sehingga timbul

dalam pikirannya yang negatif dalam memaknai kematian lalu timbulah rasa

cemas , karena agama dan kematian tidak bisa dipisahkan keduanya

15 Mastuhu, Metodologi Penelitian Agama,(Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006), h.1

Page 31: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

21

memiliki arti yang saling mengisi satu sama lain. Pengetahuan agama yang

mantap akan menghilangkan lansia dari rasa cemas akan kematian.

4. Bimbingan Agama

Bimbingan agama adalah usaha pemberian bantuan kepada

seseorang yang kesulitan baik lahiriyah maupun batiniyah yang menyangkut

kehidupan masa kini dan masa yang akan datang. Bantuan tersebut berupa

pertolongan mental dan spiritual agar orang bersangkutan mampu

mengatasinya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri melalui

dorongan dari iman dan taqwanya kepada Tuhan.

Sedangkan bimbingan agama islam adalah proses pemberian bantuan

kepada individu agar dalam kehidupan keagamaannya senantiasa selaras

dengan ketentuan dan petunjuk Allah yang terdapat dalam Al-Qur’an dan

hadist Nabi, sehingga dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.16

5. Strategi Bimbingan Agama

Strategi bimbingan agama adalah suatu proses atau cara untuk

bimbingan yang diarahkan kepada agama, baik tujuan materi maupun

metode yang diterapkan. Bimbingan tersebut berupa pertolongan dibidang

mental spiritual, yang bertujuan agar dapat mengembangkan potensi fitrah

yang dibawa sejak lahir secara optimal dengan rasa menginternalisasikan

nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist dalam dirinya,

16 Ainur Rokhim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (UII Press, Yogyakarta, 2001), h. 61

Page 32: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

22

sehingga ia mampu hidup selaras sesuai dengan apa yang dianjurkan Allah

dan Rasulullah sehingga mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan

akhirat.17

Lansia yang mengalami kecemasan akan kematian yaitu lansia yang

belum mampu menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-

Qur’an dan Hadist dalam dirinya sehingga hakikat sebuah kematian yang

yang sebenarnya yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadist belum ia

temukan dan belum bisa ia selaraskan dalam kehidupannya sehari-hari, dan

ini sangat erat hubungnya dengan judul penulis yaitu strategi bimbingan

agama seperti apa yang ada di RPLU Jelambar untuk menghilangkan

kecemasan kematian pada lansia.

Strategi bimbingan agama juga dapat diartikan yaitu suatu proses

atau cara membantu individu dalam hal ini adalah lansia agar mampu hidup

selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga kecemasan akan

kematiannya bisa hilang dan dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia

dan akhirat.

17 Thohari Musnawar,Dasar konseptual Bimbingan dan Konseling Islam,(Yogyakarta : UII Press, 1992) h.76

Page 33: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

23

B. Kecemasan

1. Pengertian Kecemasan

Menurut Kartono kecemasan merupakan bentuk perasaan yang tidak

menentu dan diliputi oleh semacam ketakutan pada hal yang tidak pasti.18

Zakiah Daradjat mengatakan bahwa kecemasan merupakan hal yang paling

sering dihadapi oleh setiap manusia di dalam kehidupan sehari-hari ketika

menemui berbagai masalah. Jadi kecemasan adalah manifestasi dari

berbagai proses emosi yang bercampur baur, yang terjadi ketika orang

sedang mengalami tekanan perasaan (frustrasi) serta pertentangan batin

(konflik).

Kecemasan (ansietas/anxiety) adalah gangguan alam perasaan

(affective) yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang

mendalam dan berkelanjutan , tidak mengalami gangguan dalam menilai

realitas, kepribadian masih tetap utuh ,prilaku dapat terganggu tetapi masih

dalam batas-batas normal.19

Kecemasan merupakan suatu pengalaman emosional yang dirasakan

individu sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan, tidak jelas apa

penyebabnya. Kecemasan mempunyai segi yang disadari seperti rasa takut,

terkejut, tidak berdaya, rasa berdosa atau bersalah, terancam dan sebagainya.

18 Kartono.Kartini,Psikologi Perkembangan. Cetakan keempat. (Bandung : CV. Mandar Maju, 1992) h.15

19 Daradjat, Z. Kesehatan Mental. (Jakarta : Gunung Agung,1990) h.27

Page 34: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

24

Atkinson mengatakan bahwa kecemasan merupakan emosi yang

tidak menyenangkan yang ditandai dengan istilah seperti kekhawatiran,

keprihatinan dan rasa takut yang kadang-kadang di alami dalam tingkat yang

berbeda-beda20. Hal ini didukung oleh Mahmud yang mengatakan bahwa

kecemasan adalah keadaan takut terus-menerus namun berbeda dengan

ketakutan biasa yang merupakan respon terhadap rangsang yang

menakutkan yang terjadi, sebab ketakutan yang dialami merupakan respon

terhadap kesukaran yang belum terjadi.21

Menurut Stuart dalam teori interpersonalnya, kecemasan timbul dari

perasaan takut terhadap ketidaksetujuan dan penolakan interpersonal.

Kecemasan juga berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti

perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan kerentanan tertentu. Individu

dengan harga diri rendah terutama rentan mengalami kecemasan yang berat.

22 2. Indikator Kecemasan

Individu yang mengalami kecemasan sering kali tidak mau mengakui

bahwa dirinya cemas, tetapi dari observasi dapat disimpulkan bahwa ia

mengalami kecemasan. Menurut Sue dkk, dan sangat berhubungan dengan

penelitian penulis, salah satu indikator kecemasan, yaitu sering khawatir atas

20 Atkinson, dkk. Pengantar Psikologi. Alih Bahasa : Nurdjannah Taufiq. (Jakarta : Erlangga, 1991) h.212

21 Mahmud, D.M. Psikologi Suatu Pengantar. (Yogyakarta : BPFE, 1990) h.235 22 Hawari. Manajemen Stres Cemas dan Depresi.(Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2001) h.71

Page 35: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

25

segala macam masalah yang mungkin terjadi membuat lansia merasa tidak

tenang.23

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan

Menurut Chaplin faktor adalah salah satu sebab atau kondisi

pendahulu yang menimbulkan satu gejala.24 Zakiah Daradjat

mengemukakan bahwa kecemasan timbul karena tidak terpenuhinya

keinginan-keinginan seksual, merasa diri (fisik) kurang, pengaruh

pendidikan di masa kecil atau frustrasi karena tidak tercapainya keinginan

baik material maupun sosial, dan mungkin juga akibat perasaan tidak

berdaya.25

Menurut Lewin kecemasan disebabkan oleh adanya konflik dalam

diri individu. Di samping itu dikatakan juga bahwa kecemasan bisa timbul

oleh adanya jarak yang lebar antara keinginan yang besar terhadap sesuatu

yang ingin diraihnya dengan kenyataan yang ada.26

Sigmund Freud mengemukakan bahwa ada lima macam sebab

kecemasan yaitu :

a. Frustrasi (tekanan perasaan)

Rintangan untuk mencapai aktivitas diarahkan untuk mencapai

tujuan tertentu. Hal ini di dukung oleh pernyataan Zakiah Daradjat

23 De Clerg, L. 1994. Tingkah Laku Abnormal. (Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia, 1994) h.41

24Chaplin, J.P. Kamus Lengkap Psikologi. Alih Bahasa : Kartini Kartono. (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,1997) h.186

25 Daradjat, Z. Kesehatan Mental. (Jakarta : Gunung Agung,1990) h.28 26 Irwanto, E.H. Psikologi Umum. Cetakan ketiga. (Jakarta : Gramedia Pustaka Umum,

1994) h.209

Page 36: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

26

bahwa frustrasi adalah suatu proses yang menyebabkan orang merasa

akan adanya hambatan terhadap terpenuhinya kebutuhankebutuhannya,

atau menyangka bahwa akan terjadi sesuatu hal yang menghalangi

keinginannya.27

b. Konflik

Adanya dua kebutuhan atau lebih yang berlawanan dan harus

dipenuhi dalam waktu yang sama. Menurut Zakiah Daradjat konflik

adalah terdapatnya dua macam dorongan atau lebih yang berlawanan

atau bertentangan satu sama lain dan tidak mungkin dipenuhi dalam

waktu yang sama.28

c. Ancaman

Adanya bahaya yang harus diperhatikan. Badudu dan Zain

mengatakan bahwa ancaman merupakan peringatan yang harus

diperhatikan dan diatasi agar tidak terlaksana.29

d. Harga diri

Harga diri adalah suatu penilaian yang dibuat oleh individu

tentang dirinya sendiri dan dipengaruhi oleh interaksinya dengan

lingkungan. Harga diri bukanlah faktor yang dibawa sejak lahir tetapi

merupakan faktor yang dipelajari dan terbentuk berdasarkan pengalaman

yang dimiliki oleh individu. Koeswara mengatakan bahwa terhambatnya

27 Daradjat, Z. Kesehatan Mental. (Jakarta : Gunung Agung,1990) h.24 28 Ibid. h.26 29 Zain, B. Kamus Umum Bahasa Indonesia. (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1994) h.47

Page 37: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

27

pemuasan kebutuhan rasa harga diri mengakibatkan perasaan rendah

diri, tidak pantas, tidak mampu, tidak berguna dan lemah.30

e. Lingkungan

Freud mengatakan bahwa factor yang dapat mempengaruhi

kecemasan adalah lingkungan di sekitar individu. Lingkungan sosial

adalah lingkungan masyarakat dalam komunitas tertentu yang terdapat

interaksi diantara individu dalam masyarakat tersebut. Adanya dukungan

dari lingkungan, membuat individu berkurang kecemasannya,

lingkungan yang dimaksud diatas dapat berupa dukungan sosial.

Sumber-sumber rasa cemas yaitu, kurang percaya diri, masa depan tanpa

tujuan, ketidakpuasan kerja, masalah keuangan, lingkungan, bahaya

dalam diri manusia atau bahaya dari luar yang oleh individu ditafsirkan

lain karena persepsi yang keliru dari realitas lingkungannya.31

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang

mempengaruhi kecemasan adalah sebab atau kondisi pendahulu yang

menimbulkan suatu gejala yang mempengaruhi kecemasan. Kemudian

faktor yang mempengaruhi kecemasan terbagi dalam dua macam, yaitu:

a. Pribadi

Penyebab kecemasan yang berasal dari pribadi adalah frustrasi,

konflik, harga diri, usia, pekerjaan, religiusitas, kepuasan hidup.

b. Lingkungan

30 Koeswara.E . Teori-teori Kepribadian. (Bandung : PT. Eresco, 1991) h.125 31 Sukmana, O. Dasar-dasar Psikologi Lingkungan. (Malang : Bayu Media dan UMM

Press. 2003) h.76

Page 38: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

28

Penyebab kecemasan yang berasal dari lingkungan adalah tidak

adanya dukungan sosial, ancaman.

4. Gejala-gejala Kecemasan

Hawari mengatakan bahwa gejala-gejala orang yang mengalami

kecemasan adalah khawatir, takut akan pikirannya sendiri, firasat buruk,

tegang, gelisah, mudah terkejut, gangguan konsentrasi, sesak nafas, jantung

berdebar-debar, sakit kepala, gangguan pencernaan.32

Kartono mengemukakan gejala-gejala kecemasan yaitu gemetar,

berkeringat dingin, mulut menjadi kering, membesarnya pupil, sesak nafas,

murus atau diare.33

Menurut Zakiah Daradjat kecemasan terdiri dari dua kelompok

gejala, yaitu :34

a. Gejala fisik

Gejala fisik meliputi ujung-ujung jari terasa dingin, pencernaan tidak

teratur, jantung berdebar-debar, meningkatnya denyut nadi, tekanan darah

meningkat, keringat berlebihan, tidur tidak nyenyak, nafsu makan hilang,

kepala pusing dan nafas sesak.

b. Gejala mental

Gejala mental meliputi perasaan takut, perasaan akan tertimpa

bahaya atau kecelakaan, tidak mampu memusatkan perhatian, tidak

berdaya, rasa rendah diri, hilangnya rasa percaya diri, tidak tentram, ingin

32 Hawari. Manajemen Stres Cemas dan Depresi.(Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2001) h.66 33 Kartono, K. 1986. Gangguan-gangguan Psikis. (Bandung : Sinar Baru, 1986) h.140 34 Daradjat, Z. Kesehatan Mental. (Jakarta : Gunung Agung,1990) h.28

Page 39: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

29

lari dari kenyataan hidup. Gejala kecemasan yang lain adalah

mengkhawatirkan sesuatu dan hal-hal kecil, percaya bahwa sesuatu yang

menakutkan akan terjadi tanpa ada sebab yang jelas, merasa terancam

dengan orang lain atau peristiwa yang secara normal tidak apa-apa,

ketakutan akan kehilangan kontrol, sulit konsentrasi, memikirkan pikiran-

pikiran yang mengganggu secara terus menerus, dan khawatir akan

kesendirian.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa gejala

kecemasan dapat dibagi menjadi dua, yaitu gejala psikologis dan gejala

fisiologis. Gejala psikologis diantaranya adalah perasaan takut, sulit

konsentrasi, merasa tidak berdaya, khawatir akan kesendirian, percaya

bahwa sesuatu yang menakutkan akan terjadi tanpa sebab yang jelas,

bingung dan tegang. Gejala fisiologis antara lain jantung berdebar-debar,

berkeringat dingin, nafas sesak, sering ingin buang air, mual, tidur tidak

nyenyak, ujung-ujung jari terasa dingin dan sakit kepala.

5. Macam-macam Kecemasan

Menurut Cattel dan Scheier :35

a. State anxiety adalah reaksi emosi sementara yang timbul pada situasi

tertentu, yang dirasakan sebagai suatu ancaman. Keadaan ini ditentukan

oleh perasaan ketegangan yang subyektif.

35 De Clerg, L. 1994. Tingkah Laku Abnormal. (Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia, 1994) h.49

Page 40: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

30

b. Trait anxiety menunjuk pada ciri atau sifat seseorang yang cukup stabil

yang mengarahkan seseorang untuk menginterpretasikan suatu keadaan

sebagai ancaman yang disebut dengan anxiety proness (kecenderungan

akan kecemasan). Orang tersebut cenderung untuk merasakan berbagai

ancaman sebagai keadaan yang membahayakan atau mengancam dan

cenderung untuk menanggapi dengan reaksi kecemasan.

Sigmund Freud membedakan kecemasan berdasarkan sumbernya

menjadi tiga macam, yaitu :36

a. Kecemasan riel

Kecemasan riel adalah kecemasan atau ketakutan yang realistis, atau

takut akan bahaya nyata yang berasal dari dunia luar. Kecemasan riel

bersumber dari ego individu.

b. Kecemasan neurotik

Kecemasan neurotik adalah kecemasan atas tidak terkendalinya

naluri-naluri primitif oleh ego yang nantinya bisa mendatangkan

hukuman. Walaupun sumbernya berada di dalam diri, kecemasan

neurotik pada dasarnya berlandaskan kenyataan, karena hukuman yang

ditakutkan oleh ego individu berasal dari dunia luar. Kecemasan

neurotik bersumber pada id individu.

c. Kecemasan moral

Kecemasan moral adalah kecemasan yang timbul akibat tekanan

superego terhadap ego individu, karena individu telah atau sedang

36 Koeswara.E . Teori-teori Kepribadian. (Bandung : PT. Eresco, 1991) h.45

Page 41: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

31

melakukan tindakan yang melanggar moral. Kecemasan moral ini

tampak dalam bentuk rasa bersalah atau perasaan berdosa. Kecemasan

moral ini bersumber pada superego individu.

Kartono membedakan kecemasan dalam kaitannya dengan gangguan

kepribadian, yaitu :37

a. Kecemasan neurotis yang berkaitan dengan mekanisme-mekanisme

pelarian diri dan pembelaan diri yang negatif, banyak disebabkan oleh

rasa bersalah dan berdosa serta konflik-konflik emosional yang serius

dan kronis berkesinambungan, frustrasi dan ketegangan batin.

b. Kecemasan psikotis adalah kecemasan karena merasa terancam

hidupnya dan merasa kacau balau ditambah kebingungan yang hebat

disebabkan oleh dipersonalisasi dan disorganisasi psikis.

Berdasarkan uraian diatas, macam-macam kecemasan dibedakan

berdasarkan beberapa hal. Kecemasan berdasarkan sifatnya adalah state

anxiety dan trait anxiety. Kecemasan berdasarkan sumbernya yaitu

kecemasan riel, kecemasan neurotic dan kecemasan moral. Sedangkan

kecemasan dalam kaitannya dengan gangguan kepribadian adalah

kecemasan nuerotis dan kecemasan psikotis.

C. Kematian

1. Pengertian Kematian

Kematian yang berasal dari kata dasar mati, menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia adalah keadaan tidak bernyawa, tidak hidup lagi.38

37 Kartono, K. Gangguan-gangguan Psikis. (Bandung : Sinar Baru, 1986) h.40

Page 42: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

32

Kematian adalah keniscayaan, tidak satu jiwapun dapat

menghindarinya. Sedikit sekali yang mau menerimanya kalau enggan

berkata bahwa semua orang merasa sangat berat meninggalkan hidup ini.

Semua berkata dalam hatinya seperti ucapan Khairil Anwar : “ Aku ingin

hidup seribu tahun lagi”.39

Kematian merupakan ancaman bagi eksistensi manusia, manusia

memiliki kesadaran terhadap kematian, baik itu disadari atau tidak. Reaksi

yang muncul diantaranya adalah :40

a. Melarikan diri dan merepresi urgensi kematian dengan cara sibuk

bekerja, bergosip, bahkan memasukkan diri dalam dunia khayalan.

b. Menerima kematian sebagai fakta yang tidak dihindarkan dan

mengambil posisi humanis, yaitu dengan berusaha memperkaya

kehidupan dengan cara membuat hidup menjadi menyenangkan dan

memuaskan diri.

c. Memberontak terhadap kematian, seperti pemberontakan dalam alam

dan takdir. Pemberontakan dilakukan seperti dalam karya seni dan

ambisi manusia untuk mendapatkan status, kekuasaan, atau kekayaan.

d. Menghentikan eksistensi diri sendiri untuk hidup dalam dunia ideal,

seperti orang yang melakukan bunuh diri atau gila.

38 Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta : Balai Pustaka, 2002) h.723 39 Hidayat, K. Psikologi Kematian : Mengubah Ketakutan Menjadi Optimisme. (Bandung :

PT. Mizan Publika, 2006) h.vii 40 Abidin, Z. Analisis Eksistensial untuk Psikologi dan Psikiatri. (Bandung : Refika

Aditama, 2002) h.13

Page 43: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

33

e. Ikhlas dan patuh menerima keterbatasannya, seperti yang dilakukan

orang-orang beragama.

Islam memberikan perspektif yang positif tentang kematian.

Kehidupan dan kematian adalah tanda-tenda kebesaran Allah. Kehidupan

dan kematian adalah ujian bagi manusia, agar manusia dapat mengambil

pelajaran dari keduanya, dan berbuat baik di atas bumi. Dalam Al-Qur’an

dinyatakan ;

ي يوة و ٱلموت خلق ٱ� حسن �م� وهو ٱ�ي�م أ

ٱلعز�ز �بلو�م �

٢ ٱلغفور “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di

antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha

Pengampun”

Kematian hanya merupakan salah satu tahap dari perjalanan manusia

sebagai makhluk yang diciptakan Allah. Setelah manusia di ciptakan dengan

sebaik-baiknya bentuk mulai dari masa konsepsi, Allah kemudian

mematikannya. Namun sesudah itu, manusia akan dibangkitkan di hari

kiamat.

Menurut perspektif islam, kamatian dianggap sebagai peralihan

kehidupan, dari kehidupan dunia menuju kehidupan di alam lain. Menurut

Page 44: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

34

islam, setelah meninggal dan dikuburkan, manusia akan dihidupkan

kembali. Kematian di alam kubur seperti tidur untuk menghadapi hari

kebangkitan. Mereka yang berpisah karena kematian di dunia, dapat

bertemu kembali dalam kehidupan setelah mati, manusia akan

mempertanggung jawabkan perbuatannya selama hidup di dunia.41

Feifel mengatakan bahwa dalam sejarah umat menusia, kematian

dipandang sebagai misteri. Eksistensialisme melihat kematian sebagai

peristiwa berakhirnya keberadaan yang dapat menimbulkan kecemasan atau

ketakutan maupun keotentikan pada manusia. Manusia dapat menemukan

makna dan fakta keunikan serta individualitas diri dan hidup inidividu dari

adanya kematian. Individu dapat mencapai dasar keunikan dan

individualitas dirinya apabila ia menyadari dirinya akan mati. Sebagian

agama memandang kematian sebagai batas hidup di dunia sekaligus awal

dari kehidupan di alam lain serta merupakan landasan akan penyempurnaan

makna hidup.42

Koeswara mendefinisikan kematian sebagai peristiwa yang tidak

dapat dihindarkan dan merupakan refleksi dari keterbatasan manusia.

Kecemasan menghadapi kematian merupakan problem yang sering terjadi

41 Hidayat, K. Psikologi Kematian : Mengubah Ketakutan Menjadi Optimisme. (Bandung : PT. Mizan Publika, 2006) h. 5

42 Koeswara, E. Psikologi Eksistensial. (Bandung : PT. Eresco, 1987) h.107

Page 45: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

35

dan problem ini dilatarbelakangi oleh ketidakyakinan manusia untuk

menentukan tempat, waktu dan cara matinya nanti.43

Berdasarkan uraian diatas kecemasan menghadapi kematian adalah

suatu keadaan emosional yang tidak menyenangkan berupa perasaan takut,

tidak berdaya, rasa berdosa atau bersalah, terancam yang terjadi pada

individu dalam menghadapi kenyataan bahwa dirinya akan kehilangan

nyawa dan tidak hidup lagi di dunia ini.

2. Dinamika Kecemasan Menghadapi Kematian

Pada umumnya selama manusia hidup, manusia selalu berusaha

untuk memenuhi kebutuhan hidup, mempertahankan dirinya agar dapat terus

melanjutkan kehidupan. Manusia membayangkan dan mendambakan

keabadian, hidup di dunia dan menikmati segala yang ada untuk selama-

lamanya. Pada kenyataannya, semua makhluk hidup di dunia pasti akan

mengalami kematian, karena setiap ada kehidupan pasti pada akhirnya akan

menuju pada kematian.

Oleh karena itu, kematian merupakan hal yang wajar terjadi dalam

kehidupan. Meskipun demikian, kematian dapat menjadi hal yang

mencemaskan bagi beberapa individu. Ketidaktahuan mengenai hal dibalik

kematian, seperti manusia tidak pernah tahu kapan ia akan mati, bagaimana

ia akan mati, dimana ia akan mati, dan apa yang akan ia alami setelah ia

mati, menimbulkan kecemasan dalam diri manusia. Manusia pun merasa

cemas menghadapi kematian dirinya sendiri.

43 Ibid. h.40

Page 46: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

36

D. Lansia

1. Pengertian Lansia

Memasuki masa lanjut usia merupakan periode akhir di dalam

rentang kehidupan manusia di dunia ini. Kisaran usia yang ada pada periode

ini adalah 60 tahun ke atas. Perubahan fisik ke arah penurunan fungsi-fungsi

organ merupakan indikator utama yang tampak jelas, guna menandakan

masa tersebut sudah memasuki masa lansia. Perubahan fisik tersebut

biasanya ditandai dengan beberapa ciri seperti, gigi, rambut sudah memutih,

kulit mulai mengering dan keriput.44

Menurut Elizabeth Hurlock dalam bukunya “Psikologi

Perkembangan” masa lansia adalah masa dimana seseorang mengalami

perubahan fisik dan psikologis. Bahkan ketika masa tua disebut sebagai

masa yang mudah dihinggapi segala penyakit dan akan mengalami

kemunduran mental seperti menurunnya daya ingat, dan pikiran.

Agama islam memandang lansia dengan pandangan terhormat

sebagaimana perhatiannya terhadap generasi muda. Agama islam

memperlakukan dengan baik para lansia dan mengajarkan metode supaya

keberadaan mereka tidak dianggap sia-sia dan tidak bernilai oleh

masyarakat. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Isra’ ayat 23-

24 :

44 Zahrotun, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 126.

Page 47: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

37

إ� � �عبدوا وق� ر�ك � ين إياه و� ا �بلغن عندك ٱل�� إم نا إح�

هما ٱلك� ف و� �نهرهما وقل ل أ هما هما ف� �قل ل و �

أ حدهما

أ

٢٣قو� كر�ما “ Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah

selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan

sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya

sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah

kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu

membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”

Dukungan terhadap para lansia dan penghormatan terhadap mereka

adalah hal yang di tekankan dalam islam. Orang yang sudah lanjut usia

mempunyai hak-hak yang harus diperhatikan, islam sebagai agama

sempurna berada dibarisan paling depan dalam memberi perhatian dan

menjaga hak-hak mereka. Nabi Muhammad SAW bersabda :

“ Sesungguhnya termasuk pengagungan terhadap Allah adalah memuliakan orang yang sudah beruban lagi muslim, memuliakan ahli Qur’an dengan tidak berlebihan dan tidak menyepelekannya, dan memuliakan para pemimpin yang berbuat adil”.45

Dalam islam, penuaan sebagai tanda dan simbol pengalaman dan

ilmu. Para lansia memiliki kedudukan tinggi di masyarakat khususnya,

mereka adalah harta dari ilmu dan pengalaman, serta informasi dan

45 HR. Abu Dawud : 4843 ; dihasankan oleh Syaikh Albani rahimahullah dalam Shahih al-Jami’ no.2199

Page 48: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

38

pemikiran. Oleh sebab itu, mereka harus dihormati, dicintai dan diperhatikan

serta pengalaman yang harus dimanfaatkan. Nabi Muhammad SAW

bersabda :

“ Hormatilah orang yang lebih tua dari kalian dan cintai serta kasihilah orang-orang yang lebih muda dari kalian”.

Islam juga mengajarkan agar kita selalu memperhatikan kondisi

kesehatan lansia. Sebab, usia yang bertambah tua akan membuat lemah,

lemah kemampuan panca indera, bahkan ada sebagian orang yang sudah tua,

perbuatannya seperti kembali pada perbuatan anak-anak, maka dari itu

perlunya perhatian lebih terhadap lansia. Sebagaimana firman Allah dalam

surat Ar-Rum ayat 54 :

ي ٱ� جعل من �عد ضعف قوة �م خلق�م من ضعف �م ٱ� وهو �لق ما �شاء � ضعفا وشيبة ٱلعليم جعل من �عد قو

٥٤ ٱلقدير “ Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia

menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia

menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia

menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui

lagi Maha Kuasa.”

Masa dewasa akhir atau usia tua adalah periode penutup dalam

rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah

Page 49: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

39

beranjak jauh dari periode dahulu yang lebih menyenangkan atau beranjak

dari waktu yang penuh manfaat. Usia enampuluhan biasanya dipandang

sebagai garis pemisah antara usia madya dan usia lanjut.46

Adapun tugas-tugas perkembangan usia lanjut adalah sebagai

berikut:

a. Menyesuaikan diri dengan kondisi fisik dan kesehatan yang semakin

menurun.

b. Menyesuaikan diri dengan situasi pensiun dan penghasilan yang

semakin berkurang.

c. Menyesuaikan diri dengan kematian dari pasangan hidup.

d. Membina hubungan dengan sesama usia lanjut.

e. Memenuhi kewajiban-kewajiban sosial dan kenegaraan secara luwes.

f. Kesiapan menghadapi kematian.47

Erikson pada tahapan psikologi perkembangan psikososialnya

menjelaskan masa dewasa akhir (lanjut usia) manusia dituntut untuk hidup

dengan apa yang telah mereka perbuat selama masa hidupnya di periode

yang lalu. Secara ideal mereka telah dapat mencapai integritasnya, integritas

ini oleh Erikson diartikan sebagai suatu tahap dimana individu yang berada

46 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta : Erlangga, 1998), Cet. Ke-5, h.30.

47 Elfi Yuliani Rochmah, Psikologi Perkembangan, ( Yogyakarta: STAIN Ponorogo Press, 2005), Cet. Ke-1, h. 84.

Page 50: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

40

pada dewasa akhir merasakan dan mengalami kepuasan dalam menjalani

hidupnya.48

2. Pembagian Lansia

Usia lanjut merupakan periode yang panjang dalam rentang

kehidupan manusia, biasanya usia tersebut dibagi-bagi ke dalam dua bagian,

yaitu :

a. Usia Madya Dini (antara usia 40 hingga 50 tahun).

Pada usia madya dini adalah bahwa usia ini merupakan masa

transisi. Seperti halnya masa puber, yang merupakan masa transisi dari masa

kanak-kanak ke masa remaja dan kemudian dewasa, demikian pula usia

madya dini merupakan masa dimana pria dan wanita meninggalkan ciriciri

jasmani dan perilaku dewasanya dan memasuki suatu periode dalam

kehidupan yang akan diliputi oleh ciri-ciri jasmani dan perilaku baru.

Transisi senantiasa berarti penyesuaian diri terhadap minat, nilai, dan

pola perilaku yang baru. Pada usia madya dini, cepat atau lambat, semua

orang dewasa harus melakukan penyesuaian diri terhadap berbagai

perubahan jasmani dan harus menyadari bahwa pola perilaku pada usia

mudanya harus diperbaiki secara radikal.

b. Usia Madya Lanjut (antara usia 50 tahun sampai 60 tahun keatas).

48 Zahrotun,dkk, Psikologi Perkembangan Tinjauan Psikologi Barat dan Psikologi Islam,( Jakarta : UIN Jakarta Press,2006 ),h.57

Page 51: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

41

Umumnya pada masa usia madya lanjut ditandai oleh adanya

perubahan-perubahan jasmani dan mental. Pada usia 60 tahun biasanya

terjadi penurunan fisik, sering pula diikuti oleh penurunan daya ingat.

Walaupun dewasa ini banyak yang mengalami perubahan-perubahan

tersebut lebih lambat dari pada masa lalu, namun garis batas tradisionalnya

masih nampak. Meningkatkan kecenderungan untuk pensiun pada usia

enampuluhan sengaja ataupun tidak sengaja usia enampuluhan tahun

dianggap sebagai garis batas antara usia madya dini dengan usia madya

lanjut.49

Lanjut usia (lansia) merupakan tahap lanjut dari suatu proses

kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk

beradaptasi lagi seperti biasanya, untuk itu bimbingan keagamaan pada

lansia adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh seseorang atau

sekelompok orang dalam rangka memberikan bantuan kepada lansia atau

kelompok lansia agar kehidupan keagamaannya dapat berjalan selaras

dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga kebahagiaan hidup dapat

tercapai di dunia dan di akhirat.

49 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta : Erlangga, 1998), Cet. Ke- 5, h. 320-321

Page 52: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

BAB III

GAMBARAN UMUM RUMAH PERLINDUNGAN LANJUT USIA

JELAMBAR

A. Sejarah Berdirinya

Keberadaan Rumah Perlindungan Lanjut Usia Jelambar merupakan

salah satu wujud perhatian pemerintah Jakarta untuk menjawab

berkembangnya jumlah dan masalah lansia terlantar yang dari tahun ke tahun

cenderung meningkat, kenyataan yang ada menunjukan bahwa di RPLU

Jelambar jumlah warga binaan sosialnya selalu mengalami peningkatan dan

jumlah ini akan terus bertambah, tidak membatasi kapasitas sesuai dengan

kemampuannya.

Rumah Perlindungan Lanjut Usia Jelambar merupakan unit pelaksana

teknis dinas sosial provinsi Jakarta yang berada dibawah PSTW Budi Mulya

cengkareng, dipimpin oleh seorang penanggung jawab, bertanggung jawab

kepada kepala panti dan kepala dinas sosial, dibentuk dengan peraturan

gubernur no.57 tahun 2010 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja

RPLU Jelambar yang beralamat di jalan jelambar 2 no.10 grogol petamburan,

Jakarta barat adalah suatu RPLU milik dinas sosial yang menampung orang

lanjut usia terlantar.1

1 Wawancara dengan Ibu Sumaryati.S.Ap, penanggung jawab RPLU Jelambar, 29 September 2014.

42

Page 53: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

43

1. Dasar hukum :

a. UUD No.13 tahun 1998 tentang Lanjut Usia.

b. UUD No. 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial.

c. Perda No. 10 tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Provinsi

DKI Jakarta.

d. Peraturan Gubernur No. 104 tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta.

e. Peraturan Gubernur No. 57 tahun 2010 tentang Penerapan dan Rencana

Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Sosial.

B. Visi dan Misi

Visi Rumah Perlindungan Lanjut Usia Jelambar adalah mengangkat harkat

dan martabat lansia terlantar menuju kehidupan layak, sehat, berpegang teguh

pada norma yang berlaku, dan juga manusiawi, dengan cara memberikan

pembinaan dan penyantunan kepada lanjut usia terlantar secara maksimal.

Misi Rumah Perlindungan Lanjut Usia Jelambar adalah agar para lanjut usia

terlantar dapat terbina dan tersantuni, sehingga mampu melaksanakan fungsi

sosialnya.

C. Tugas Pokok, Fungsi, dan Tujuan Panti

Tugas Pokok

Rumah Perlindungan Lanjut Usia Jelambar adalah memberikan

pelayanan kesejahteraan sosial bagi Penyandang masalah kesejahteraan social

(PMKS) lanjut usia terlantar.

Page 54: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

44

Fungsi :

a. Pendekatan awal meliputi penjangkauan, observasi, identifikasi,

motivasi, dan seleksi.

b. Penerimaan meliputi registrasi, persyaratan administrasi dan

penempatan dalam panti.

c. Perawatan dan pemeliharaan fisik dan kesehatan.

d. Asesment meliputi penelaahan, pengungkapan dan pemahaman

masalah dan potensi.

e. Pembinaan fisik, bimbingan mental, sosial keagamaan dan

pengisian waktu luang.

f. Penyaluran kembali kepada keluarga dan rujukan ke lembaga

sosial lain.

g. Pembinaan lanjut meliputi monitoring, konsultasi, asistensi,

pemantapan dan terminasi.

h. Pengurusan pemulasaraan jenazah dan pemakaman.

Tujuan

Rumah Perlindungan Lanjut Usia Jelambar adalah terbina dan

tersantuninya PMKS lanjut Usia terlantar, sehingga mampu melaksanakan

fungsi sosialnya.2

2 Data Dinas Rumah Perlindungan Lanjut Usia Jelambar, 2014.

Page 55: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

45

D. Sasaran dan Persyaratan

Sasaran

a. Lanjut usia terlantar, yaitu lanjut usia yang telah berusia 60 tahun

keatas ( UU No.13 tahun 1998 ).

b. Keluarga, yaitu keluarga yang karena sesuatu sebab mereka tidak

dapat memberikan pelayanan yang memadai kepada orang tua yang

telah berumur diatas 60 tahun.

c. Masyarakat terutama yang mau dan mampu untuk berpartisipasi

aktifdidalam pelayanan kesejahteraan sosial lanjut usia terlantar.

Persyaratan

a. Laki-laki/ Perempuan.

b. Tidak menderita gangguan jiwa.

c. Tidak menderita penyakit menular.

d. Mampu mengurus diri.

E. Prosedur Pelayanan, Fasilitas Pelayanan dan Proses Pelayanan

Prosedur pelayanan

Penyerahan dari kepolisian

a. Menyerahkan langsung ke sasana

b. Surat penyerahan

Penyerahan dari Institusi Sosial ( Pemerintah/ Swasta )

a. Surat pengantar penyerahan

b. Laporan sosial ( Case Study )

Page 56: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

46

Penyerahan dari keluarga/ masyarakat

a. Menyerahkan langsung ke panti

b. Membuat surat pernyataan tertulis diatas materai yang cukup

Penyerahan dari rumah sakit

a. Menyerahkan ke sasana dengan surat Rekomendasi dari Dinas Sosial

setempat.

b. Kelengkapannya:

1) Surat penyerahan.

2) Berita acara penyerahan.

3) Case Study.

Fasilitas Pelayanan

a. Penampungan dan perawatan.

b. Pelayanan Kesehatan.

c. Usaha Kesejahteraan Sosial, Mental dan Spritual bagi lansia binaan.

d. Kegiatan Rekreatif dan Rekreasi.

e. Pembinaan lanjut.

Proses Pelayanan

Untuk kelancaran pelaksanaan program penanganan PMKS lanjut usia

di dalam Sasana, pelaksanaannya melalui tahapan sebagai berikut:

1) Pendekatan awal/intake process, terdiri dari:

a. Orientasi dan Konsultasi

b. Identifikasi

2) Penerimaan, terdiri dari:

Page 57: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

47

a. Registrasi

b. Penelaahan dan pengungkapan masalah

c. Penempatan pada program

3) Bimbingan Sosial dan Keterampilan

4) Pembinaan lanjut

a. Supervisi bagi lanjut usia binaan yang telah mampu

melaksanakan fungsi sosialnya.

b. Bimbingan sosial (Home Visit) terhadap lanjut usia binaan

yang kembali kekeluarganya/wali.

F. Kegiatan, Pengurus, Jumlah Warga Binaan (Lansia)

Kegiatan

Jenis kegiatan pembinaan sehari-hari di Rumah Perlindungan Lanjut

Usia Jelambar, adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Jenis Kegiatan Pembinaan Sehari-hari Lansia RPLU Jelambar 2014.

NO. Jenis Kegiatan Pembinaan Sehari-hari Hari 1. Bimbingan Keterampilan Senin dan Rabu 2. Senam Kesehatan Selasa dan Jum’at 3. Bimbingan Rohani Kamis 4. Bimbingan Kesenian Rabu 5. Bimbingan Sosial Senin dan Rabu 6. Panggung Gembira 1 Bulan Sekali

Sumber : Ibu Sumaryati.S.Ap, penanggung jawab RPLU Jelambar 2014

Pengurus

Page 58: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

48

Para pengurus di Rumah Perlindungan Lanjut Usia Jelambar ada 13

orang terdiri dari 9 pegawai negeri sipil dan 4 pegawai honorer atau

pramusosial, berikut datanya dibawah ini.

Tabel 2. Susunan pengurus RPLU Jelambar 2014.

NO. NAMA JABATAN 1. Sumaryati. S.Ap Penanggung Jawab 2. M.Suwarma Saleh Staf 3. Suwarso Staf 4. Sumantri Staf 5. Joko Wasisto Staf 6. Slamet Riyadi Staf 7. Suharjo Staf 8. Rasini Staf 9. Wasri Staf 10. Arief Rahman Pramusosial 11. Fitri Subiah Oktriana Pramusosial 12. Yulia Widowati Pramusosial 13. Meutia Novianti Pramusosial

Sumber : Data Ka. SUB. Tata Usaha RPLU Jelambar 2014

Jumlah Warga Binaan (Lansia)

Tabel 3. Jumlah Lansia berdasarkan usia.

NO. Usia Laki-laki Perempuan Jumlah 1. 50-55 Tahun 2. 56-60 Tahun 4 1 5 3. 61-75 Tahun 36 35 71 4. 76-80 Tahun 3 2 5 5. 81-85 Tahun 4 5 9 6. 86-90 Tahun 1 1 2 7. 91-95 Tahun 1 1 8. 96-100 Tahun Jumlah 49 44 93

Sumber : Data Ka. SUB. Tata Usaha RPLU Jelambar 2014

Dari table diatas dapat diketahui bahwa mayoritas warga binaan lansia di

RPLU Jelambar berada dikisaran usia 61-75 tahun.

Page 59: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISA DATA

A. Temuan

Dalam penelitian ini penulis mengadakan wawancara dan

observasi langsung terhadap proses kegiatan bimbingan agama.

Informan yang penulis wawancarai adalah penanggung jawab Rumah

Perlindungan Lanjut Usia Jelambar, pembimbing agama, dan tiga

orang lansia sebagai pihak yang terbimbing.

Adapun gambaran umum mengenai informan adalah sebagai berikut :

1. Pembimbing

a. Sumaryati S.Ap

Beliau lahir di Jakarta pada tanggal 11 April 1996, dan

jabatan yang beliau duduki di Rumah Perlindungan Lanjut Usia

Jelambar adalah selaku penanggung jawab bukan kepala panti karena

RPLU Jelambar ini merupakan anak lembaga dariinduknya yaitu

Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulya 2 Cengkareng, beliau baru

menerima jabatan itu kurang lebih baru satu tahun, adapun alasan

mengapa beliau dijadikan informan adalah karena beliau yang

bertanggung jawab di RPLU Jelambar dan sebagai pembimbing

penulis selama melakukan penelitian di RPLU Jelambar. Beliau

49

Page 60: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

50

memberikan arahan dan masukan kepada penulis untuk mendapatkan

informasi-informasi penting lainnya baik itu mengenai data-data

seperti sejarah berdirinya RPLU Jelambar, visi dan misinya,

kegiatan-kegiatan, dan lain sebagainya yang penulis harus ketahui

untuk kepentingan penelitian ini.1

Adapun hubungannya dengan judul penelitian penulis,

menurutnya kecemasan kematian itu adalah rasa trauma lansia

terhadap pengalaman pribadi yang dilihatnya yang belum bisa ia

terima contohnya ketika menyaksikan temannya meninggal dunia,

perpisahan dan kehilangan yang timbul setelahnya membuat lansia

cemas akan kematian, ini merupakan suatu masalah psikologis yang

harus diluruskan jika sudah menimpa pikiran lansia, maka dari itu

bimbingan bimbingan agama tentang kematian yang lebih kearah

kuratif sangat dibutuhkan untuk menyadarkan lansia karena

kematian adalah sesuatu yang pasti akan datang, kematian

merupakan siklus akhir dari tahap kehidupan manusia didunia

menuju hidup yang abadi diakhirat sana.

Ibu sumaryati selaku penanggung jawab di RPLU Jelambar

dalam rangka mencegah lansia dari masalah tersebut menerapkan

strategi preventif atau pencegahan, yang aplikasinya yaitu dengan

1Wawancara dengan Ibu Sumaryati.S.Ap, penanggung jawab RPLU Jelambar, 29 September 2014.

Page 61: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

51

cara mengaktifkan kegiatan-kegiatan positif setiap harinya dipanti

yang didasari suatu pemikiran jika para pembimbing dapat

menghindari lansia darimasalah-masalah yang sangat potensial untuk

timbul dengan ragam kegiatan yang ada sehingga perasaan yang

biasanya ada pada lansia dipanti seperti perasaan kesepian, perasaan

tidak berguna, cemas, dan lain sebagainya maka potensi timbulnya

masalah-masalah psikologis pada lansia tersebut bisa diminimalisir

kemunculannya.

b. Ustadz Agus Makhsum

Beliau lahir di Indramayu pada tanggal 23 Desember 1955,

amanah yang beliau dapatkan di RPLU Jelambar adalah sebagai

pembimbing agama, dan menjadi pembimbing agama dari tahun

2010 sampai sekarang. Tugas beliau adalah membimbing dan

mengarahkan lansia sebagi orang yang terbimbing ke jalan yang

lurus melalui jalan agama yang berpedoman kepada Al-Qur’an dan

Hadist, adapun alasan penulis mengambil beliau sebagai informan

adalah karena memang fokus penelitian penulis dalam skripsi ini

yaitu tentang bimbingan agamanya yang meliputi

strateginya,metodenya, dan lain-lain dalam bimbingan yang beliau

jalankan.2

2Wawancara dengan Ustadz Agus Makhsum, Pembimbing Agama RPLU Jelambar 25 September 2014.

Page 62: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

52

Kecemasan kematian pada lansia menurutnya adalah perasaan

takut ketika mengingat kematian karena belum mempunyai bekal

yang cukup untuk menghadap ilahi, masih minimnya pengetahuan

agama mereka tentang kematian itu sendiri membuat mereka

menjadi cemas, dalam hal ini ustadz agus makhsum lebih kepada

proses penyembuhan atau strategi kuratifnya dengan jalan ceramah

dan juga pendekatan langsung tehadap lansia agar para lansia

semangat dalam menjalani hidup dan terus beribadah kepada Allah

agar amal ibadahnya terus bertambah dan kelak siap untuk

menghadap Allah dengan bekal yang cukup, yang mana semua itu

dilakukan dengan cara memberikan materi-materi yang bijak seputar

agama khususnya tentang kematian yang bersumber dari Al-Qur’an

dan hadist.

2. Terbimbing

a. Jumini

Beliau lahir di Indramayu pada tanggal 21 juni 1942, beliau

sudah 2 tahun 6 bulan berada dipanti anak dan suaminya telah

meninggal dunia, merantau ke Jakarta demi mencari kehidupan dan

akhirnya beliau diberi rujukan sama camat setempat agar tinggal

dipanti jompo saja karena mengingat usianya sudah tua, dan tidak

mempunyai sanak saudara di Jakarta, beliau sangat bersyukur tinggal

dipanti daripada hidupnya tidak jelas dijalanan, beliau rajin mengikuti

Page 63: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

53

kegiatan-kegiatan yang ada dipanti terutama kegiatan bimbingan

agamanya,karena dengan agama beliau bisa tahu mana yang benar

dan mana yang salah dan bisa menjalankan ibadah dengan baik agar

kelak jika beliau mati bisa pulang dengan membawa bekal yang

cukup untuk kehidupan yang kekal disana.3

Ibu Jumini merupakan lansia yang taat ibadahnya, ia tidak

pernah melewatkan shalat 5 waktu setiap harinya, juga dalam

kegiatan lain iapun cukup aktif mengikutinya seperti kegiatan

qasidah, keterampilan, dan lain sebagainya. Ketika penulis bertanya

tentang kematian seperti apa rasanya ketika ia mengingatnya ia

menjawab sambil menundukan kepalanya sambil menjawab

bahwasanya ia sedih ketika memikirkan kematian karena ia tinggal

dipanti dan punya pengalaman pribadi yang kurang mengenakan

dibenaknya yang ia lihat ketika ada lansia yang meninggal dipanti

seperti nanti kuburannya tidak ada yang merawatnya karena jauh dari

keluarga, takut kuburannya nanti dapat beberapa tahun digali lagi

terus ditumpuk oleh jenazah yang lain, terus bagaimana nanti keadaan

di dalam kuburnya karena ia ditumpuk-tumpuk seperti itu, itu yang

membuat ibu jumini sedih ketika ingat kematian, akan tetapi setelah

dibimbing diberi arahan yang benar oleh penanggung jawab panti dan

juga pembimbing agama Alhamdulillah sekarang ia menjadi lebih

3 Wawancara dengan nene Jumini ( Lansia RPLU Jelambar), Jakarta, 22 September 2014

Page 64: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

54

tenang dan lebih berpikir positif lagi ke depannya, dan fokus untuk

terus meningkatkan amal ibadahnya kepada Allah agar kelak bisa

menolongnya nanti diakhirat.

b. Yuli

Beliau lahir di Bandung pada tanggal 17 Juni 1943 sudah 2

tahun beliau tinggal dipanti tidak mempunyai anak karena suaminya

meninggal, seluruh hartanya dirampas oleh mertuanya sendiri

akhirnya beliau tidak punya apa-apa lagi dan setelah berpikir panjang

memutuskan untuk tinggal dipanti jompo saja daripada hidup

dijalanan, selanjutnya beliau meminta surat rekomendasi dari polisi

agar bisa bisa ditempatkan atau tinggal dipanti jompo, kini di sisa-sisa

hidupnya beliau memasrahkan dirinya kepada Allah sambil terus

berusaha beridah semaksimal mungkin agar kelak bisa meninggal

dalam keadaan khusnul khatimah.

Ibu yuli termasuk lansia yang ceria yang sangat aktif

mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada dipanti setiap harinya

walaupun sekarang umurnya sudah menginjak diusia 71 tahun,

termasuk juga dikegiatan bimbingan agamanya yang selalu ia tunggu,

bahkan ketika hari bimbingan agama tiba ia selalu datang duluan ke

mushola sebelum pembimbing agama datang, rasa semangat untuk

beribadah kepada Allah menjadi penggerak hatinya untuk selalu

Page 65: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

55

belajar agama, ketika penulis bertanya tentang perasaannya akan

kematian yang pasti datang ia menjawab rasa takut pasti ada, perasaan

takut itu didasari karena ia memikirkan bagaimana nanti suasana

didalam kuburnya, hal seperti apa yang akan menimpanya nanti juga

karena ia merasa bekal yang ada sekarang belum cukup masih sedikit,

tetapi Alhamdulillah setelah ustadz Agus makhsum bimbing dengan

metode ceramah dan juga melalui pendekatan-pendekatan ia merasa

lebih tenang dan harus terus berbuat baik dibarengi dengan ibadah

yang maksimal kepada Allah.

c. Emiyati

Beliau lahir pada tanggal 19 Mei 1939 di kampung

halamannya yaitu Sragen, Jawa Tengah. Beliau sudah enam tahun

berada di panti, nenek emi tidak mempunyai dan ditinggal suaminya

di usia pernikahannya yang baru sembilan tahun untuk merantau ke

Jakarta dan setelah itu tidak ada lagi kabar suaminya sampai

sekarang, selang beberapa tahun karena sudah tidak ada yang

manafkahi lagi, akhirnya beliau memutuskan untuk ke Jakarta dengan

niat untuk mencari pekerjaan, akan tetapi sesampainya di Jakarta

karena beliau tidak mempunyai skill untuk menempati suatu

pekerjaan, beliaupun tidak kunjung mendapatkan pekerjaan. Akhirnya

beliau memutuskan untuk menjadi seorang pengemis.

Page 66: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

56

Cukup lama beliau menjadi pengemis di Jakarta tepatnya yaitu

dikawasan Grogol, Jakarta barat. Karena peraturan di DKI Jakarta

yang sedang gencarnya memberantas pengemis akhirnya ketika

sedang mengemis beliaupun di tangkap oleh petugas Satpol PP didata

dan selanjutnya dimasukan ke PSBDI Cengkareng dan dipindahkan di

RPLU Jelambar, dan karena tidak mempunyai sanak saudara di

Jakarta beliaupun pasrah untuk tinggal di panti sampai sekarang.

Sama seperti lansia yang lain, nenek emi juga termasuk lansia

yang selalu mengikuti kegiatan yang ada dipanti. Nenek emi

mempunyai teman yang sangat akrab di panti yaitu nenek yanti,

beliau sudah menganggap nenek yanti sebagai saudaranya sendiri,

suatu ketika nenek yanti jatuh sakit dan tidak kunjung sembuh,

beliaupun selau menemaninya hingga pada saat nenek yanti sakaratul

maut dan meninggal beliau menyaksikannya. Nenek emi sangat sedih

dan seperti orang ketakutan mengurung diri terus dikamar hingga

berhari-hari, tidak mau mengikuti kegiatan seperti biasanya. Melihat

permasalahan itu pada akhirnya ustadz Agus makhsum

mendatanginya mengajak nenek emi untuk berbagi cerita akan

permasalahan yang dialamainya selanjutnya bertukar pikiran dan

mencari solusinya. Setelah digali permasalahannya lalu ditemukanlah

mengapa nenek emi bersikap seperti itu, yaitu ternyata nenek emi

menyimpan trauma yang mendalam ketika melihat temannya

sakaratul maut lalu meninggal dunia. Selanjutnya ustadz Agus

Page 67: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

57

makhsum memberikan pengertian yang lebih akan hakikat sebuah

kematian dan Alhamdulillah nenek emi bisa menerimanya dan

kembali beraktifitas seperti biasa lagi di panti.

B. Strategi Bimbingan Agama Dalam Menghilangkan Kecemasan

Kematian

Setelah penulis melakukan observasi dan wawancara langsung

dilapangan, penulis menemukan dua strategi yang diterapkan oleh

pembimbing, baik itu pembimbing agama maupun pembimbing di

bagian lainnya dalam rangka menghilangkan kecemasan kematian

pada diri lansia di RPLU Jelambar, yaitu strategi preventif dan juga

strategi kuratif yang mana penjelasannya adalah sebagai berikut :

1. Strategi Preventif

Strategi preventif atau pencegahan adalah upaya bimbingan

yang diarahkan untuk mengantisipasi masalah-masalah umum

individu dan mencoba mencegah jangan sampai terjadi masalah

tersebut pada individu.Pembimbing berupaya untuk mengajarkan

pengetahuan dan keterampilan untuk mencegah masalah tersebut.

Pendekatan preventif mencoba mengantisipasi masalah-

masalah atau mencegah terjadinya masalah. Masalah-masalah yang

dimaksud pada lansia seperti kesepian, perasaan tidak berguna,

cemas dan sejenisnya yang secara potensial masalah itu dapat terjadi

Page 68: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

58

pada lansia secara umum. Model preventif ini, didasarkan kepada

pemikiran bahwa jika pembimbing dapat menghindari lansia dari

masalah-masalah tersebut dengan memberikan ragam kegiatan yang

ada , maka pembimbing akan dapat mencegah lansia dari masalah-

masalah yang sangat potensial untuk timbul.

“Strateginya ya, kita disini memakai dua strategi atau cara yaitu strategi preventif atau pencegahan dan juga strategi kuratif atau penyembuhan, strategi preventif yaitu dengan cara mengaktifkan kegiatan-kegiatan yang positif disini, seperti kegiatan bimbingan agama, bimbingan keterampilan, bimbingan kesenian kaya qosidah dan lain-lain dengan suatu tujuan agar para lansia dapat terisi hari-harinya dengan hal-hal yang positif. Kalau strategi kuratif yaitu dengan cara memberikan nasihat-nasihat secara langsung baik itu dengan jalan ceramah jadi terus kita siram tuh dengan agama agar rohaninya kuat dan juga dengan cara pendekatan, pendekatan antara seorang ustadz dengan muridnya, pendekatan pengajar dengan yang diajar dengan jalan satu persatu.”4

Berbagai teknik dapat digunakan dalam pendekatan ini

termasuk membimbing dan memberikan informasi. Bimbingan yang

ada di RPLU Jelambar seperti bimbingan keterampilan,bimbingan

kesenian, bimbingan rohani, bimbingan baca Al-Qur’an, bimbingan

sosial, dan lain sebagainnya yang dijalankan oleh lansia sebagai

rutinitasnya dalam kehidupan sehari-harinya di panti.

“Senin dan kamis kita ada bimbingan rohani, hari rabu ada qosidah, selasa dan kamis ada membuat keterampilan untuk kakek nenek yang mau saja kerena usia mereka seperti membuat keset,pernak pernik, kipas-kipas kecil, dll, selasa dan jum’at kita ada senam, dan kalau hari sabtu dan minggu kita tidak ada kegiatan tetapi biasanya ada dari donatur bakti sosial jadi mereka bikan acara supaya nenek kakek

4Hasil wawancara pribadi dengan Bpk. Agus Makhsum (Pembimbing Agama RPLU Jelambar), Jakarta 25 September 2014.

Page 69: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

59

gembira , dan setiap satu bulan sekali ada panggung gembira, panggung gembira itu kita panggil pemain organ nanti nenek kakek pada nyayi pada joged bareng gitu biar pada seneng.”5

Bimbingan merupakan usaha membantu orang lain dengan

mengungkapkan dan membangkitkan potensi yang dimilikinya.

Sehingga dengan potensi itu, ia akan memiliki kemampuan untuk

mengembangkan dirinya secara wajar dan optimal, yakni dengan cara

memahami dirinya, mengenal lingkungannya, mengarahkan dirinya,

mampu mengambil keputusan untuk hidupnya, dan dengannya ia

akan dapat mewujudkan kehidupan yang baik, berguna, dan

bermanfaat di masa kini dan masa yang akan datang.6

Tujuan dengan adanya kegiatan-kegiatan positif tersebut di

harapkan lansia bisa melupakan masalah-masalah yang ada

dibenaknya dan merubah pola pikirnya ke arah yang lebih maju.

Masalah seperti rasa tersisih, tidak dibutuhkan lagi, ketidakikhlasan

menerima kenyataan, khawatir, kesepian, depresi, kecemasan

menghadapi kematian, merupakan sebagian kecil yang harus dihadapi

para lansia. Satu sebab rasa tidak bahagia adalah cara berfikir yang

negatif terhadap diri mereka sendiri dan orang lain. Mereka percaya

hidup sendirian itu mengerikan dan merasa cemas sebab bertambah

tua tanpa keluarga atau seorangpun yang dicintai.

5Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Sumaryati.S.Ap ( penanggung jawab RPLU Jelambar),Jakarta 29 September 2014.

6M. Lutfi, Dasar-dasar bimbingan dan penyuluhan (konseling) islam, (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah 2008), h.6.

Page 70: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

60

Dengan mengisi hari-harinya di panti dengan kegiatan yang

positif merupakan suatu upaya untuk memberikan peluang dan

kesempatan bagi lansia untuk mengisi waktu luangnya dengan

berbagai kegiatan atau aktifitas yang positif, bermakna, dan produktif

bagi dirinya maupun orang lain. Kegiatan-kegiatan yang mereka

lakukan harus sesuai dengan minat, bakat, dan potensi yang mereka

miliki.

2. Strategi Kuratif

Strategi Kuratif atau penyembuhan adalah upaya atau tindakan

yang diambil setelah terjadi kesalahan.Tindakan ini ditujukan untuk

memberikan penyadaran agar mampu memperbaiki sesuatu yang

salah, sehingga timbul kesadaran dalam dirinya untuk tidak

melakukan kesalahan itu lagi.

Tindakan kuratif pada lansia ini berbentuk pelayanan sosial

bagi lansia yang diarahkan untuk penyembuhan atas gangguan-

gangguan yang di alami lanjut usia, baik secara fisik , psikis maupun

sosial. Contohnya, seorang pembimbing agama menegur dan

menasihati lansia karena tidak melaksanakan shalat.

Dikatakan secara kuratif karena dilaksanakan saat atau setelah

terjadinya kesalahan pada pola fikir lansia yang tercermin dari

tingkah laku sehingga mengganggu kehidupan lansia tersebut. Dalam

Page 71: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

61

hal ini pembimbing akan berusaha merubah pola fikir yang

menyimpang tersebut dan kemudian mengarahkannya dengan tujuan

agar terciptanya tingkah laku lansiaberubah kearah yang benar dan

juga lebih baik. Tindakan kuratif ini diaplikasikan pembimbing

agama di RPLU Jelambar dengan cara memberikan nasihat-nasihat

secara langsung ketika kegiatan bimbingan agama dilakukan yang

bertempat dimushola Al-Ikhlas yaitu dengan menyampaikan materi-

materi agama dengan jalan ceramah dan juga dengan cara pendekatan

langsung terhadap lansia.

Adapun materi-materi agama yang di tekankan Ustadz Agus

Makhsum selaku pembimbing agamadipanti yang tujuannya sebagai

renungan bagi para lansia agar rasa takut atau cemas terhadap

kematiannya bisa hilang dan berubah menjadi suatu motivasi untuk

terus semangat beribadah kepada Allah, adapun materi-materi yang

beliau berikan yaitu hal-hal yang berkaitan dengan kematian itu

sendiri yang semuanya bersumber dari Al-Qur’an dan hadist Nabi,

berikut ini adalah hal-hal pentingnyayang harus lansia sadari dan juga

sebagai bentuk instropeksi diri yaitu :

1. Kematian adalah perkara yang menyedihkan, tetapi jangan

bimbang karena bertemu Allah adalah suatu kegembiraan yang

tidak dapat digambarkan.

Page 72: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

62

2. Mengenal diri sendiri atau introfeksi diri untuk apa kita hidup dan

kemana kita hidup nantinya sebagai renungan.

3. Menyadari bahwa hidup semata-mata hanya untuk beribadah

kepada Allah.

4. Kematian adalah hal yang pasti bagi manusia, dan tidak ada

satupun manusia dapat menghindarinya, jadi janganlah takut pada

kematian karena ia adalah sebuah keniscayaan.

5. Giat dan teruslah semangat beribadah kepada Allah untuk bekal

kita di akhirat dan mohon agar ketika meninggal nanti dalam

keadaan khusnul khatimah.

6. Meyakini bahwa kehidupan dan kematian adalah ujian bagi

manusia agar manusia dapat mengambil pelajaran dari keduanya,

dan selalu berbuat baik selama masih hidup didunia.

Menurut Ustadz Agus Makhsum Jika semua point-point

penting itu bisa dipahami dengan sungguh-sungguh dan diaplikasikan

dalam hidup lansia sehari-hari, insya Allah lansia tidak akan cemas

lagi akan yang namanya kematian, dan malah akan berubah menjadi

energi positif yang akan membawa lansia lebih giat dalam

beribadahnya.

Semua yang disampaikan oleh ustadz Agus Makhsum itu

menurutnya sejalan dan mengacu dengan firman Allah dalam surat

Ali-Imran ayat 185 :

Page 73: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

63

جور�م يوم ٱلموت� �فس ذا�قة � ما توفون أ �من ٱلق�مة� ��

دخل ٱ�ار زحزح عن وما ٱ�نة وأ يوة �قد فاز ٱ� �يا إ� ٱ�

١٨٥ ٱلغرور م�ع Artinya: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan (QS. Al-imran: 185).7

Dalam surat Al-Mulk ayat 2 Allah SWT juga berfirman :

ي يوة و ٱلموت خلق ٱ� حسن �م� وهو ٱ�ي�م أ

�بلو�م �

٢ ٱلغفور ٱلعز�ز Artinya: Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (QS. Al-Mulk: 2). 8

Selain ayat-ayat diatas terdapat pula dalam surat An-Nisa ayat 78 :

�نمام � شيد ٱلموت ت�ونوا يدر�� ة� ولو كنتم � بروج م

Artinya: di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, Kendatipun kamu di dalam benteng yang Tinggi lagi kokoh (QS. An-nisa: 78).9

Ustadz Agus Makhsum juga terus menekankan kepada para

lansia sebelum bimbingan agama dimulai untuk selalu diawali dengan

membaca surat Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Naas, Istighfar,

7Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta; CV, Bayan Qur’an, 2009), h. 74

8Ibid, h. 562 9Ibid h.90

Page 74: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

64

dan juga dua kalimat Syahadat. Semua itu harus dihapal Surat-surat

pendek itu untuk bacaan shalat mereka, istighfar itu agar mereka

selalu mengingat Allah agar hati mereka tidak kosong, Syahadat itu

agar mereka nanti ketika sakaratul maut dapat mengucapkannya dan

bisa pulang ke pangkuan Allah dalam keadaan khusnul khatimah.

Sesuai dengan pernyataan pembimbing :

“Ya pastinya bimbingan agama seperti mengajarkan tata cara shalat yang benar, mengucapkan dua kalimat syahadat, bacaan-bacaan istighfar, surat-surat pendek, untuk membekali mereka selama masih didunia, karena dikuburan itu gelap gulita dan yang bisa menerangkannya adalah amal ibadah kita.”10

3. Metode Bimbingan Agama

Dalam pengertiannya metode diartikan sebagai segala sesuatu

atau cara yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan yang

diinginkan. Adapun metode bimbingan agama yang diterapkan di

Rumah Perlindungan Lanjut Usia Jelambar yaitu :

1. Metode ceramah

Metode Ceramah yaitu penerangan dan penuturan secara lisan

oleh guru terhadap muridnya.

Dalam konteks pembinaan, metode ceramah berarti

penyampaian materi secara langsung dengan mengunakan bahasa

lisan, dari pembimbing agama kepada para lansia yang mengikuti

10Hasil wawancara pribadi dengan Bpk. Agus Makhsum (Pembimbing Agama RPLU Jelambar), Jakarta 25 September 2014.

Page 75: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

65

bimbingan keagamaan melalui kegiatan bimbingan rohani agama

Islam.

Metode ini sudah sesuai apabila digunakan dalam pembinaan

keagamaan para lansia dikarenakan mengingat jumlah lansia yang

mengikuti bimbingan rohani lumayan banyak, tidak ada buku

panduan yang digunakan, dan kebanyakan para lansia hanya bisa

diterangkan dalam bahasa lisan. Kebanyakan dari mereka tidak bisa

membaca dan menulis, jadi metode paling efektif dalam

menyampaikan materi agar bisa diterima yaitu dengan bahasa lisan.

Dalam pelaksanaannya, penggunaan metode ini berupa

ceramah interaktif. Pembimbing agama tidak selalu memberikan

materi, akan tetapi diselingi dengan pertanyaan- pertanyaan

pancingan tentang materi yang telah disampaikan. Fungsi dari

pertanyaan ini adalah untuk mengetahui para lansia tersebut faham

dengan materi yang disampaikan atau tidak, paling tidak ingat dengan

materi yang telah disampaikan.

Adapun dalam pelaksanaannya pada metode ceramah ini

adalah sebagai berikut :11

a. Materi Bimbingan Agama

Materi-materi yang disampaikan oleh pembimbing

diantaranya yaitu bimbingan baca Al-Qur’an, bimbingan agama islam

seperti bimbingan tentang kematian, fiqh, ahlak, dan juga

11 Hasil wawancara dengan ibu Sumaryati dan Bpk. Agus Makhsum

Page 76: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

66

ibadah.Semua materi yang disampaikan oleh pembimbing bersumber

dari Al-Qur’an dan juga hadist Nabi karena kedua sumber ini

merupakan pedoman dan juga pegangan hidup bagi manusia.

b. Media Bimbingan Agama

Media atau alat bantu yang digunakan dalam bimbingan

agama ini ialah Al-qur’an serta lekarnya, microfont, soundsistem,

dan juga didukung tempat yang nyaman sehingga proses belajar dan

mengajar menjadi lebih menyenangkan.

c. Tempat dan waktu Bimbingan Agama

Pelaksanaan bimbingan agama di Rumah Perlindungan Lanjut

Usia Jelambar dilaksanakan setiap hari senin dan kamis pukul 10.00-

12.00. Ini merupakan bimbingan agama yang dilaksanakan secara

kelompok atau bersama-sama yang dilaksanakan di mushola Al-

Ikhlas Rumah Perlindungan Lanjut Usia Jelambar. Sedangkan untuk

metode pendekatan secara personal tidak dijadwalkan waktu dan

tempatnya, tergantung dengan situasi dan kondisi bisa di mushola,

kamar, kantor, dan tempat-tempat lainnya.

2. Metode Pendekatan

Page 77: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

67

Metode pendekatan adalah metode dimana pembimbing agama

melakukan komunikasi langsung bertatap muka secara satu persatu

dengan lansia menggunakan bahasa yang halus dan ramah.Pendekatan

disini adalah pendekatan antara seorang seorang ustadz dengan

muridnya, pendekatan pengajar dengan yang diajar dalam rangka

pembelajaran. Kelebihan metode ini pembimbing jadi bisa merasakan

akan suatu hal yang sedang dirasakan oleh lansia, bisa juga diartikan

pendekatan dari hati ke hati secara nonformal artinya diluar kegiatan

yang ada bisa kapan saja dan dimana saja dengan tujuan membantu

lansia memecahkan atau mengatasi masalah yang sedang menimpa

dirinya.

Sesuai dengan pernyataan pembimbing :

“Dan juga dengan cara pendekatan, pendekatan antara seorang ustadz dengan muridnya, pendekatan pengajar dengan yang diajar dengan jalan satu persatu. Harus pendekatan terhadap mereka jangan diam saja, ya perhatianlah antara seorang pembimbing dengan yang dibimbing, nah dengan candaan dan pendekatan itulah kita juga bisa menyelipkan materi-materi seputar kematian seperti tadi.”12

Pembimbing agama mempunyai perana penting untuk

mengadakan pendekatan edukatif terhadap lansia.Pembimbing dapat

berperan sebagai orang siap menampung segala rahasia pribadi dan

menjadi sahabat yang akrab.Pembimbing harus memiliki kesabaran

dan ketelitian dalam member kesempatan dan waktu yang cukup

12Hasil wawancara pribadi dengan Bpk. Agus Makhsum (Pembimbing Agama RPLU Jelambar), Jakarta 25 September 2014.

Page 78: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

68

banyak untuk menerima segala bentuk keluhan permasalahan agar

lansia merasa puas. Bila ingin mengubah tingkah laku dan pandangan

mereka akan suatu hal pembimbing bisa melakukannya secara halus

dan perlahan-lahan. Berdiskusi serta bertukar pikiran dan cerita

merupakan salah satu upaya pembimbing dalam melakukan

pendekatan yang bertujuan edukatif.

C. Analisis Hasil Temuan

Pada penelitian kali ini penulis fokus untuk membahas

mengenai bimbingan agamanya, terutama strategi bimbingan agama

dalam menghilangkan kecemasan kematian pada lansia, strategi itu

sendiri pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan

manajemen untuk mencapai tujuan tersebut.13 Sehingga pada

penelitian ini kita bisa lihat bagaimana seorang pembimbing agama

dalam memberikan pengarahan-pengarahan kepada para lansia

melalui bahasa-bahasa agama, sehingga kecemasan kematian pada

lansia bisa hilang.

Kecemasan kematian itu sendiri merupakan ketidaktahuan

mengenai hal dibalik kematian, seperti manusia tidak pernah tahu

kapan ia akan mati, bagaimana ia akan mati, dimana ia akan mati, dan

apa yang akan ia alami setelah ia mati, menimbulkan kecemasan

13 Onong Uchyana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1992), cet. Ke-4, h.32

Page 79: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

69

dalam diri manusia. Manusia pun merasa cemas menghadapi

kematian dirinya sendiri.Sehingga diharapkan setelah Lansia

mengikuti bimbingan agama di panti, pandangan, nilai, dan sikap dari

masing-masing lansia mengenai kematian dapat berubah serta

bertambah iman dan taqwa mereka kepada Allah SWT.

Dari hasil wawancara dan observasi langsung di lapangan

penulis menemukan bahwa bimbingan agama atau bimbingan rohani

di panti bermanfaat dan berpengaruh untuk membantu masalah yang

dihadapi lansia. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ustadz Agus

Makhsum :

“Pengaruhnya banyak sekali di antaranya yaitu merubah sikap dan kebiasaannya dengan pengetahuan-pengetahuan umum maupun pengetahuan agama yang telah diberikan.”14

Dari ungkapan Ustadz Agus Makhsum diatas terlihat bahwa

bimbingan agama dapat merubah hidup lansia menjadi lebih baik

melalui pengetahuan-pengetahuan umum dan juga pengetahuan

agama yang disampaikan.

Dari hasil observasi dan wawancara langsung pembimbing

agama selama di lapangan, penulis juga melakukan wawancara

langsung dengan terbimbing (lansia).Penulis menemukan bahwa

seorang pembimbing agama memiliki peran dalam menghilangkan

kecemasan kematian dan merubah lansia menjadi lebih tenang.

14Hasil wawancara pribadi dengan Bpk. Agus Makhsum (Pembimbing Agama RPLU Jelambar), Jakarta 25 September 2014.

Page 80: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

70

Sebagaimana yang diungkapkan oleh informan 1 sebelum

bimbingan agama:

“Perasaan takut ya pasti ada, takut nanti nenek didalam kubur itu kaya bagaimana, takut bekal nenek yang masih baru sedikit rasanya, dosa-dosa nenek yang banyak, tapi yang di cita-cita sih pengen jalan yang lurus, jalan yang jelas,jalan yang suci yang di sebut pak ustadz yaitu surga, tapi nene tidak bisa ngapa-ngapain karena semua sudah diatur sama yang maha tau, Allah itu tidak tidur, Allah tau seluruh umat yang ada didunia ini, yang penting nenek disini banyak-banyak ibadah aja buat bekal nenek nanti, begitu aja nenek mah.”

Dari hasil wawancara diatas dapat terlihat sebelum lansia

mendapatkan bimbingan agama yang lebih tentang kematian

perasaannya takut masih menyelimuti dirinya dengan alasan karena

ketidaktahuan karena minimnya pengetahuan yang di milikinya

tentang alam kubur yang pasti ia akan jumpai itu seperti apa,

membayangkan suasana seperti apakah nanti dialam kuburnya, juga

takut akan kematian karena ia menyadari amalnya saat ini baru sedikit

dan mengakui dosa-dosanya yang banyak, tapi nene yuli pun

menyadari semua sudah diatur sama Allah SWT, dan yang penting

mengerjakan ibadah semaksimal mungkin untuk bekalnya nanti.

Seperti telah diungkapkan oleh informan 1 setelah mengikuti

kegiatan bimbingan agama :

“Tenang ya habis dijelasin pak ustadz Alhamdulilah seperti tadi katanya dikuburan itu gelap gulita yang bisa menerangkan ya amal ibadah kita aja , tinggal nenek aja yang harus lebih giat lagi ibadahnya

Page 81: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

71

mohon sama Allah agar selalu diberi ingatan, jalan yang lurus, pikiran yang jujur, jangan sampai dikasih ketidak jelasan.”15

Dari hasil wawancara diatas dapat terlihat lansia menjadi lebih

tenang hatinya setelah diberi pengertian yang lebih tentang hakikat

kematian, lansia pun menjadi lebih giat ibadahnya agar amal

ibadahnya cukup dan bisa menolong mereka ketika menghadap Allah

nanti.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan 2 sebelum

mengikuti bimbingan agama :

“Setiap hari saya selalu ingat mati, saya tidak pikirkan makan,minum,baju,karena saya kira di panti ini walaupun tidak bagus tapi cukup ya, tetapi tentang mati yang saya masih pikirkan terus setiap hari, bagaimana saya besok kalau mati, karena di panti ini kalau ingin tau ya kita mati misalnya mati sore-sore besok pagi dimandiin langsung dikubur di jeruk purut ya,kemudian katanya beberapa bulan kemudian digali lagi diganti lain lagi, itu yang saya ingat dan terus saya pikirkan , sedangkan katanya yah orang mati itu disana di alam kubur bertahun-tahun , kekal kita disana nanti kita dipindahin lagi ke alam akhirat atau ke alam surga atau kemana itu, bagaimana nasib kita selama di alam kubur nantinya,sedangkan kuburan kita aja ditumpuk-tumpuk, itu yang membuat saya sedih dan saya pikirkan terus.”

Dari hasil wawancara diatas dapat terlihat bahwasanya lansia

ketika ingat akan kematian perasaannya sedih karena mempunyai

pengalaman yang ia lihat tentang proses selanjutnya ketika ada orang

yang meninggal dipanti itu seperti apa, ia takut nanti ketika

meninggal nanti kuburannya setelah beberapa bulan itu digali lagi dan

15 Hasil wawancara pribadi dengan nene Yuli ( lansia RPLU Jelambar), Jakarta 25 September 2014.

Page 82: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

72

ditumpuk oleh jenazah yang lain, itulah yang ia ketahui, terus

bagaimana suasana dialam kuburnya nanti melihat kuburnya

ditumpuk, karena ia tinggal dipanti dan menyadari pasti tidak ada

sanak saudaranya yang peduli apalagi merawat kuburannya nanti.

Seperti telah diungkapkan oleh informan 1 setelah mengikuti

kegiatan bimbingan agama :

“Alhamdulillah tambah tenang, makanya saya sih dari dulu masuk kesini juga tenang-tenang aja, kebetulan disini diajarin agama yang dulu juga waktu masih anak-anak saya sudah pelajari ya, terus disambung lagi disini saya senang lah jadi ilmu saya bertambah lagi.”16

Dari hasil wawancara diatas dapat terlihat bahwasanya efek

daripada bimbingan agama tersebut yaitu hati lansia menjadi tambah

tenang karena pandangan mengenai kematiannya menjadi berbeda

dan juga senang karena ilmu pengetahuan tentang agamanya menjadi

bertambah.

Hal senada juga di ungkapkan oleh informan 3 sebelum bimbingan

agama :

“ Waktu itu sedih dan takut aja kalau di bayangin, tapi karena sekarang nenek sudah dikasih tahu pengetahuan yang lebih tentang kematian, jadi tidak takut lagi sama yang namanya mati karena kata pak ustad kematian itu pasti bakal ditemukan sama setiap orang, ya sekarang mah yang penting banyakin ibadah aja banyakin istighfar mohon ampun sama Allah atas dosa-dosa kita.”

16 Hasil wawancara pribadi dengan nene Jumini ( lansia RPLU Jelambar ), Jakarta 22 September 2014.

Page 83: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

73

Dari hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwasanya

perasaan lansia tersebut ketika ingat akan kematian takut dan sedih

karena minimnya pengetahuan mereka tentang arti dari kematian itu

sendiri sehingga salah dalam memaknai sebuah kematian.

Setelah diberi pengetahuan agama yang lebih tentang

kematian, perasaan beliaupun berubah menjadi tenang sehingga

kecemasan kematiannya bisa hilang, seperti yang diungkapkannya :

“ Pengalaman yang udah pernah nenek rasain ya Alhamdulillah hidup nenek jadi tenang dan nenek jadi semangat lagi ibadahnya sehari-hari biar bekal nenek banyak dan bisa masuk syurga.”

Bimbingan yang diberikan itu bersifat psikis (kejiwaan) bukan

berbentuk finansial, media, dan lain sebagainya. Strategi dan materi

bimbingan yang digunakan pembimbing di sesuaikan dengan kondisi

lansia, dimana materi yang disampaikan antara lain seperti bimbingan

baca Al-Qur’an , bimbingan agama islam seperti bimbingan kematian,

fiqh, ahlak, ibadah, dan juga ditambah dengan hapalan surat-surat

pendek seperti surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Naas, bacaan-bacaan

istighfar, dan juga dua kalimat syahadat, dan lain-lain. Dengan

strategi yang digunakan yaitu strategi kuratif atau penyembuhan

dengan cara memberikan nasihat-nasihat secara langsung dengan

materi-materi agama yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadist Nabi

dengan jalan ceramah dan juga dengan cara pendekatan langsung

terhadap lansia secara satu persatu diluar kegiatan yang ada dipanti.

Page 84: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

74

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan responden

selama di lapangan penulis dapat dapat mengambil arti bahwasanya

strategi yang diterapkan oleh pembimbing agama dalam

menghilangkan kecemasan kematian pada lansia di Rumah

Perlindungan Lanjut Usia Jelambar bisa dikatakan berhasil. Dari

pernyataan yang dikemukakan oleh respoden dapat terlihat bahwa

pembimbing agama di Rumah Perlindungan Lanjut Usia Jelambar

berperan dalammemberikan bantuan kepada terbimbing dalam

menghilangkan kecemasannya terhadap kematian dengan materi-

materi yang diberikan pembimbing agama sehingga pengetahuan

akan hal kematiannya menjadi bertambah dan paham akan hakikat

dari kematian itu sendiri.

Page 85: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian di Rumah Perlindungan Lanjut Usia Jelambar

tentang strategi bimbingan agama dalam menghilangkan kecemasan kematian

pada lansia adalah sebagai berikut:

1. Strategi yang digunakan pembimbing agama itu ada dua yaitu strategi

preventif dan juga strategi kuratif, Strategi preventif atau pencegahan adalah

upaya bimbingan yang diarahkan untuk mengantisipasi masalah-masalah

umum individu dan mencoba mencegah jangan sampai terjadi masalah

tersebut pada individu. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan

responden selama di lapangan penulis dapat dapat mengambil arti bahwasanya

strategi yang diterapkan oleh pembimbing agama dalam menghilangkan

kecemasan kematian pada lansia di Rumah Perlindungan Lanjut Usia

Jelambar bisa dikatakan berhasil. Dari pernyataan yang dikemukakan oleh

respoden dapat terlihat bahwa pembimbing agama di Rumah Perlindungan

Lanjut Usia Jelambar berperan dalam memberikan bantuan kepada terbimbing

dalam menghilangkan kecemasannya terhadap kematian dengan materi-materi

yang diberikan pembimbing agama sehingga pengetahuan akan hal

kematiannya menjadi bertambah dan paham akan hakikat dari kematian itu

sendiri.

75

Page 86: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

76

2. Pembimbing agama di Rumah Perlindungan Lanjut Usia Jelambar telah

melakukan beberapa upaya dalam menghilangkan kecemasan kematian pada

lansia di Rumah Perlindungan Lanjut Usia Jelambar, yaitu dengan

mengadakan kegiatan-kegiatan positif setiap harinya dan menyampaikan

materi-materi yang berkaitan dengan kematian, sehingga lansia menjadi lebih

tenang dalam memandang kematian karena sudah mengetahui hakikat yang

sebenarnya yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadist Nabi.

3. Sedangkan metode yang digunakan guna menerapkan strategi tersebut

khususnya pada strategi kuratif didalam bimbingan agama di Rumah

Perlindungan LanjutUsia Jelambar diantaranya yaitu metode ceramah dengan

cara berkelompok berkumpul di mushola, dan juga metode pendekatan antara

pembimbing dengan yang terbimbing dengan cara satu persatu di luar

kegiatan yang ada.

B. Saran

Dari hasil pengamatan penulis mengenai bimbingan agama bagi lansia

dalam menghilangkan kecemasan kematian di Rumah Perlindungan Lanjut

Usia Jelambar, penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Penanggung jawab panti dapat menambah sumber daya manusia

dibidangnya masing-masing terutama dibimbingan agamanya lebih ada

yang membimbing lagi.

2. Kegiatannya lebih terprogram lagi, agar lansia tidak banyak waktu yang

kosongnya.

Page 87: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

77

3. Sesuai permintaan informan dan penulis menanggapinya bahwa hal itu

sangat penting agar pembimbing agama menambah materi tentang

bagaimana tata cara melaksanakan shalat yang benar mulai dari niatnya

sampai salam, cara mengerjakannya ketika sedang sakit, karena seperti

yang kita ketahui bersama bahwasanya shalat itu adalah amal ibadah

pertama yang akan Allah hisab ketika kita meninggal nanti.

Page 88: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

78

DAFTAR PUSTAKA

Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2011

Abidin, Z.Refika Aditama Analisis Eksistensial untuk Psikologi dan Psikiatri. Bandung :, 2002

Atkinson, dkk. Pengantar Psikologi. Alih Bahasa : Nurdjannah Taufiq. Jakarta : Erlangga, 1991

Bimo Walgito, Bimbingan dan Koseling (studi & karier), Yogyakarta: CV Andi Offset, 2010

Chaplin, J.P. Kamus Lengkap Psikologi. Alih Bahasa : Kartini Kartono. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,1997

Djumhur, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Bandung: CV Ilmu, 1975

D.Hendropuspito O.C, Sosiologi Agama, Yogyakarta: Penerbit Kanitius,1998

Daradjat, Z. Kesehatan Mental. Jakarta : Gunung Agung,1990

De Clerg, L. 1994. Tingkah Laku Abnormal. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia, 1994

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka, 2002

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta; CV, Bayan Qur’an, 2009

Elfi Yuliani Rochmah, Psikologi Perkembangan, Yogyakarta: STAIN Ponorogo Press, 2005

H.M.Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, Jakarta: PT.Golden Terayon Press, 1994

Hawari, Dadang, Al Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa, Jakarta : PT. Dana Bakti Prima Yasa, 2001

Page 89: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

79

Hawari, Dadang, Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2001

Hurlock, Elizabeth. 1990. Psikologi Perkembangan edisi kelima Erlangga Jakarta

Hendrawan Supratikno, Advanced Strategic Management: Back to Basic Approach, Jakarta: PT. Gravindo Utama, 2003

Hidayat, K. Psikologi Kematian : Mengubah Ketakutan Menjadi Optimisme. Bandung : PT. Mizan Publika, 2006

Irwanto, E.H. Psikologi Umum. Cetakan ketiga. Jakarta : Gramedia Pustaka Umum, 1994

Jalaludin, Psikologi Agama, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007

Kartono.K ,Psikologi Perkembangan. Cetakan keempat. Bandung : CV. Mandar Maju, 1992

Kartono, K. Gangguan-gangguan Psikis. Bandung : Sinar Baru, 1986

Koeswara.E . Teori-teori Kepribadian. Bandung : PT. Eresco, 1991

Kardiman. A.M. ,Pengantar Ilmu Manajemen, Jakarta: PT. Pronhalindo

Lexsy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosda Karya 1922

M.Umar,Bimbingan dan penyuluhan, Bandung : CV Pustaka Setia 2001

Mastuhu, Metodologi Penelitian Agama, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006

Mahmud, D.M. Psikologi Suatu Pengantar. Yogyakarta : BPFE, 1990

M. Lutfi, Dasar-dasar bimbingan dan penyuluhan (konseling) islam, Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah 2008

Nugroho Wahyudi, 1992. Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Page 90: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

80

Onong Uchyana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1992

Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Rineka Cipta

Ramayulis. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: 2001

Sondang Siagian, Analisa Serta Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi .Jakarta: PT. Gunung Agung, 1986

Supriyono, Manajemen Strategi dan Kebijaksanaan Bisnis .Yogyakarta : BPFE, 1986

Sukmana, O. Dasar-dasar Psikologi Lingkungan. Malang : Bayu Media dan UMM Press. 2003

Syarief Usman, Strategi Pembangunan Indonesia dan Pembangunan Dalam Islam, Jakarta : Firma

Thohari Musnawar,Dasar konseptual Bimbingan dan Konseling Islam,Yogyakarta : UII Press, 1992

Wilfred C.Smith. Memburu Makna Agama, Jakarta : PT Mizan Pustaka

Zahrotun, Psikologi Perkembangan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006

Ziauddin Sardar , Tantangan Dunia Islam Abad 21, Terjemahan A.E Priyono dan Ilyas Hasan, Bandung : Mizan, 1996

Zain, B. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Sinar Harapan, 2004

Zahrotun,dkk, Psikologi Perkembangan Tinjauan Psikologi Barat dan Psikologi Islam, Jakarta : UIN Jakarta Press,2006

Page 91: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

WAWANCARA

Dengan Penanggung Jawab di Rumah Perlindungan Lanjut Usia Jelambar

Tanggal Interview : 29 september 2014

Tempat : kantor

Nama : Sumaryati. S.Ap

TTL : Jakarta, 11 April 1966

Alamat : Jln. Rawa selatan 2 Rt 011/005 No.38 Jakarta pusat

Usia : 48

Jabatan : Penanggung Jawab RPLU Jelambar

Pukul : 11.30

1. Bagaimana sejarah berdirinya Rumah Perlindungan Lanjut Usia Jelambar?

RPLU Jelambar didirikan pada tahun 1994, dengan luas tanah 2141

m persegi, dengan luas bangunan 1760 meter persegi, kapasitasnya 85

0rang, yang berlokasi di Jl. Jelambar selatan no.10 Grogol, Jakarta barat.

RPLU Jelambar merupakan unit pelaksana teknis dinas social provinsi

DKI Jakarta yang berada dibawah PSTW Budi Mulya 2 Cengkareng,

dipimpin oleh seorang penanggung jawab yang bertanggung jawab kepada

kepala panti dan kepala dinas social, di bentuk dengan peraturan gubernur

no.57 tahun 2010 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja, yang

berada dibawah naungan dinas sosial yang menampung lansia terlantar.

Page 92: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

2. Apa visi dan misi Rumah Perlindungan Lanjut Usia Jelambar?

Visinya adalah mengangkat harkat dan martabat lansia terlantar

menuju kehidupan layak, sehat, normative dan manusiawi, sedangkan

misinya yaitu yang pertama menyediakan tempat perlindungan sosial bagi

lanjut usia terlantar yang nyaman dan aman, yang kedua

menyelenggarakan pelayanan social, psikologis,perawatan medis,

bimbingan fisik, mental spiritual dan bimbingan pemanfaatan waktu luang,

yang ketiga menyelenggarakan penyaluran bina lanjut dan pemulasaraan

jenazah, yang ke empat menjalin keterpaduan dan kerjasama lintas

sektoral, dan yang terakhir menggalang peran serta sosial masyarakat dan

dunia usaha.

3. Jadwal kegiatan sehari-hari disini apa saja?

Senin dan kamis kita ada bimbingan rohani, hari rabu ada qosidah,

selasa dan kamis ada membuat keterampilan untuk kakek nenek yang mau

saja kerena usia mereka seperti membuat keset,pernak pernik, kipas-kipas

kecil, dll, selasa dan jum’at kita ada senam, dan kalau hari sabtu dan

minggu kita tidak ada kegiatan tetapi biasanya ada dari donatur bakti

sosial jadi mereka bikan acara supaya nenek kakek gembira , dan setiap

satu bulan sekali ada panggung gembira, panggung gembira itu kita

panggil pemain organ nanti nenek kakek pada nyayi pada joged bareng

gitu biar pada seneng.

Page 93: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

4. Seperti apa keadaan lansia saat pertama kali masuk disini?

Jadi gini mereka itu hasil razia sosial yang ada diperapatan-

perapatan jalan yang ada dilampumerah itu mereka terkena penertiban

sosial yang dilakukan oleh satpol pp bekerjasama dengan kami dinas

sosial,kemudian sesudah itu dibawa ke PSBI (panti sosial bina insan), itu

dikita ada tiga jadi ada panti PSBI 1 adanya dikedoya, kemudian PSBI 2

adanya diceger, dan PSBI 3 dicengkareng, setelah disana nanti mereka ya

diwawancara, diasesment, ditanya permasalah sosialnya gimana,

kemudian bila tidak ada keluarga ya disalurkan, salurkannya kemana?, ya

kalau misalnya usianya masih anak-anak disalurkannya dipanti asuhan

putra utama itu ada enam yang pertama dikelender, yang kedua

dipelumpang, yang ketiga ditebet, yang keempat diceger, yang kelima

diduren sawit, yang ke enam dicengkareng, itu kalau panti anak-anak yah

usia-usia sekolah SD sampai SMA, kemudian kalau untuk lansia yang

sudah berusia 60 tahun ke atas bias ke tempat sini kami RPLU Jelambar,

bias ke PSTW 1 dicipayung, PSTW 2 dicengkareng, PSTW 2 adalah induk

dari panti kami yah, kemudian PSTW 3 diciracas, PSTW 4 dimargaguna

yaitu diradio dalam, PSTW 5 ada lagi dicengkareng, kemudian kalau

untuk yang perempuan-perempuan pekerja seks atau perempuan yang

kurang beruntung jadi dia kerjanya seperti itu ada juga disalurkannya

dikedoya yaitu PSKW (panti sosial bina karya wanita), kemudian kalau

untuk yang laras atau yang ada gangguan psikotiknya kita juga ada itu ada

empat juga itu yang pertama dicengkareng, yang kedua dicipayung, yang

ketiga diceger, yang ke empat didaan mogot, kalau untuk titipan sendiri

Page 94: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

kita dijalan-jalan itu sudah banyak dan kita juga sudah banyak ga bolehlah

kita menerima titipan, jadi yang harus dipentingkan yang terlantar.

5. Seperti apa bimbingan agama disini ?

Ada mengkaji Al-Qur’an dengan ceramah agama, belajar mengaji,

belajar ayat-ayat yang pendek untuk bacaan shalatnya.

6. Apakah harapan dengan adanya bimbingan agama itu?

Harapan kami ya karena mereka berada pada usia senja kita

membekali mereka untuk mereka nanti kelak menghadap Tuhan sudah

punya bekal dengan bimbingan agama itu, karena mau apalagi kan di usia

senja harusnya kan memang itu saja,kita kan semua pasti akan kembali

juga tidak tua tidak muda, tapi kan biasanya kalau sudah tua itu kan mau

ngapain lagi ya,jadi ya fokus aja buat bekal mereka nanti.

7. Materi apa saja yang biasanya disampaikan oleh pembimbing?

Dengan kajian Al-Qur’an jadi surat apa nih yang dibahas,

contohnya surat An-naas itu dibaca dulu sama pak ustadznya nah setelah

itu dibahas dengan ceramah, ya intinya agar mereka semua maulah belajar

agama, sepeti yang saya bilang tadi tujuan atau arahnya untuk bekal

mereka juga.

8. Kapan dan dimana bimbingan agama itu dilakukan?

Hari senin dan kamis jam 10 sampai jam 12 yang bertempat

dimushala.

Page 95: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

9. Menurut ibu/bapak kecemasan kematian pada lansia itu apa sih?

Oh belum lama ini ada yang seperti itu, jadi pas temennya

meninggal besoknya dia langsung sakit, jadi dipikirin terus tuh karena dia

juga takut seperti itu, karena kita semua kan pasti akan kesana semua yah,

jadi langsung meriang tuh dia berhari-hari kaya orang stress ketakutan

gitu dan akhirnya setelah diberi pengetahuan bimbingan agama dan

diyakini oleh pak ustadz Alhamdulillah bisa sembuh.

10. Bagaimana respon lansia dari adanya bimbingan agama tersebut?

Untuk responnya jadi disini itu ada yang semangat ada yang tidak,

yang dah biasa-biasa aja itu sih tidak usah kita panggil, tidak usah kita

datengin udah datang dan ngumpul sendiri dia dimushola, ada beberapa

memang yang harus kita paksa,memang tidak wajib sih tapi kan kita

niatnya baik itu demi kebaikan mereka untuk bekal mereka juga.

Page 96: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

WAWANCARA

Dengan Pembimbing Agama di Rumah Perlindungan Lanjut Usia Jelambar

Tanggal Interview : 25 September 2014

Tempat : Mushola

Nama :Agus Makhsum

TTL : Indramayu, 23 Desember 1955

Alamat : Jl. Jelambar jaya 2 no.20 Rt.009/001, kelurahan jelambar baru, Jakarta

barat

Usia : 63 Tahun

Jabatan : Pembimbing Agama

Pukul : 12.00

1. Sudah berapa lama bapak menjadi pembimbing agama di Rumah

Perlindungan Lanjut Usia Jelambar ?

Disini sudah sekitar 4 tahunan,tapi tadinya kan dimintanya dulu

hanya kasih ceramah tapi sekarang ditambah sama seni baca Al-

Qur’annya, kalimat-kalimat Allah, dan istighfar itu setelah pergantian

pimpinan.

2. Apakah yang dimaksud dengan bimbingan agama?

Bimbingan agama bagi lansia yaitu kita mengarahkan dan

membekali pengetahuan mereka dengan ilmu-ilmu agama diantaranya

bimbingan yang kaya tadi seperti bimbingan membaca Al-Qur’an,

bimbingan kematian yang meliputi amal kebaikan, masalah-masalah yang

Page 97: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

berkaitan dengan kehidupan didunia dan juga diakhirat,dan lain

sebagainya.

3. Kapan dan dimana bimbingan agama di lakukan?

Setiap hari senin dan kamis di mushola ini, sebetulnya waktunya

cuma 1 jam dari jam 10 sampai jam 11, tetapi karena sekarang caranya

satu persatu jadi ga cukup,jadinya nambah dari jam 10 sampai jam 12.

4. Strategi apa yang digunakan dalam bimbingan agama disini?

Strateginyaya, kita disini memakai dua strategi atau cara yaitu

strategi preventif atau pencegahan dan juga strategi kuratif atau

penyembuhan, strategi preventif yaitu dengan cara mengaktifkan kegiatan-

kegiatan yang positif disini, seperti kegiatan bimbingan agama, bimbingan

keterampilan, bimbingan kesenian kaya qosidah dan lain-lain dengan suatu

tujuan agar para lansia dapat terisi hari-harinya dengan hal-hal yang

positif. Kalau strategi kuratif yaitu dengan cara memberikan nasihat-

nasihat secara langsung baik itu dengan jalan ceramah jadi terus kita siram

tuh dengan agama agar rohaninya kuat dan juga dengan cara pendekatan,

pendekatan antara seorang ustadz dengan muridnya, pendekatan pengajar

dengan yang diajar dengan jalan satu persatu.

5. Apakah ada pengaruhnya bagi lansia dengan strategi yang diterapkan?

Pengaruhnya banyak sekali di antaranya yaitu merubah sikap dan

kebiasaannya dengan pengetahuan-pengetahuan umum maupun

pengetahuan agama yang telah diberikan.

Page 98: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

6. Apa harapan dengan adanya bimbingan agama ini?

Harapan saya dan pimpinan ingin menjadikan para orang tua kita

ini menjadi orang yang beriman dan bertaqwa, dan kelak bisa

meninggalkan dunia ini dalam keadaan khusnul khatimah, karenapada

hakikatnya itulah tujuan hidup kita semua sebenarnya.

7. Media apa saja yang biasanya digunakan?

Media atau alat bantu yah, ya saya pakai mix dan juga sound

sistemnya, itu sangat membantu karena kan pendengaran mereka juga

sudah mulai rada berkurang.

8. Materi-materi apa saja yang biasanya bapak sampaikan?

Materinya bimbingan baca Al-Qur’an , bimbingan agama islam

seperti bimbingan kematian, fiqh, ahlak, dan juga ibadah.

9. Materi apa saja yang berkaitan dengan hal kematian?

Yang berkaitan dengan hal kematian, seperti yang kita tahu semua

akan kembali kepada Allah tentunya harus mempunyai bekal yaitu iman

dan taqwa, dan pertimbangannya mengacu pada firman Allah surat Ali

Imran ayat 185 :

جور�م يوم ٱلموت� �فس ذا�قة � ما توفون أ �من زحزح ٱلق�مة� ��

دخل ٱ�ار عن ٱ�نة وأ يوة وما �قد فاز ٱ� �يا ٱلغرور إ� م�ع ٱ�

١٨٥

Page 99: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

“ Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari

kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka

dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan

dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”

Dan juga surat Al-Mulk ayat 2 :

ي حسن �م� وهو ٱ�يوة و ٱلموت خلق ٱ�ي�م أ

ٱلعز�ز �بلو�م �

٢ ٱلغفور “ Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara

kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”

Yang intisari dari ayat-ayat tersebut kita harus intropeksi diri, yaitu mengenal diri

sendiri untuk apa kita hidup dan kemana kita hidup nantinya sebagai renungan,

kita menyadari bahwa hidup semata-mata hanya untuk beribadah kepada Allah,

dan meyakini bahwa kehidupan dan kematian adalah ujian bagi manusia agar

manusia dapat mengambil pelajaran dari keduanya, dan selalu berbuat baik selama

masih hidup didunia.

10. Bagaimana cara bapak mengemas materi tersebut agar lansia agar lansia

tidak cemas akan kematian ?

Dengan humor, jangan terlalu formal sekali, ya kita bisa saja

dengan canda tapi canda yang mengandung arti , dan juga melalui tanya

jawab tentang seputar hal-hal yang berkaitan dengan kematian aja baik

Page 100: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

itu berbentuk sebuah cerita hikayat dan sebagainya, sesuai dengan Al-

Qur’an dan hadist Nabi.

11. Bimbingan agama seperti apa yang bapak berikan agar lansia merasa

tenang pada saat sakaratul maut nanti?

Ya pastinya bimbingan agama seperti mengajarkan tata cara shalat

yang benar, mengucapkan dua kalimat syahadat, bacaan-bacaan istighfar,

surat-surat pendek, untuk membekali mereka selama masih didunia,

karena dikuburan itu gelap gulita dan yang bisa menerangkannya adalah

amal ibadah kita.

12. Apa yang terus bapak tekankan pada lansia agar mereka semua bisa

mencapai kebahagiaan didunia dan akhirat?

Suruh baca Al-Qur’an, surat-surat pendek, bacaan bacaan istighfar,

dzikir, shalawatan, jangan meninggalkan shalat supaya bisa meresap ke

dalam hatinya.

13. Menurut bapak kecemasan kematian pada lansia itu apa sih?

Takut mati karena tidak punya bekal yang cukup,juga karena

melihat temannya meninggal ia jadi takut mati karena pernah ada kejadian

seperti itu, dan juga karena tidak mempunyai sanak saudara yang bisa

mendoakannya ketika mereka meninggal nanti,karena mungkin mereka

menganggap ini kan hanya panti bukan rumah mereka yang ada hanya

temen sebayanya bukan saudaranya.

Page 101: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

14. Bagaimana cara bapak menghilangkan rasa cemas kematian pada diri

lansia?

Ya tadi dengan cara-cara yang sudah saya jelaskan sebelumnya jadi

dengan strategi preventif dan kuratif, dan juga harus pendekatan terhadap

mereka jangan diem saja, ya perhatian lah antara seorang pembimbing

dengan yang dibimbing, nah dengan candaan dan pendekatan itulah kita

juga bisa menyelipkan materi-materi seputar kematian seperti tadi.

15. Apa tujuan diberikannya bimbingan agama bagi lansia?

Tujuannya agar mereka kembali ke jalan yang lurus seperti dalam Al-

Qur’an surat Al-Fatihah ayat 6-7

“ Tunjukilah Kami jalan yang lurus , yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau

beri nikmat kepada mereka; bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula

jalan mereka yang sesat.”

dan juga harapannya agar mereka nanti ketika pulang menghadap Allah

dalam keadaan khusnul khatimah, itulah harapan pimpinan dan juga kami selaku

pengurus disini semua.

Page 102: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

WAWANCARA

Dengan Lansia di Rumah Perlindungan Lanjut Usia Jelambar

Tanggal Interview : 25 September 2014

Tempat : Mushola

Nama Lansia : Yuli

Alamat : Jl.Kebon kelapa, lewih panjang, Bandung

TTL : 17 Juni 1943

Usia : 71

Pukul : 12.30

1. Sudah berapa lama ibu berada dipanti ini ?

Nenek dari tahun 2012 sampai sekarang, berarti kurang lebih baru

dua tahunan.

2. Apakah ibu mempunyai anak/cucu?

Justru itu kalau punya anak mah nenek ngapain menyerahkan diri

disini, mendingan juga nyerahin makanan, tidak punya apa-apa nenek

mah, sudah tidak punya ibu, tidak punya bapak, tidak punya saudara, tidak

punya anak.

3. Bagaimana ibu bisa masuk masuk ke panti ini?

Ya asal muasalnya rumah nenek dan suami hasilnya semua habis

disita dan dirampas sama mertua, karena tidak punya tempat tinggal lagi

ya sudah nenekpikir-pikir semalaman suntuk dari pada nenek tinggal

Page 103: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

dijalanan, nenek mah mendingan menyerahkan diri, lapor dulu kepolisi

baru masuk panti ini.

4. Bimbingan agama apa yang ibu dapatkan disini?

Ya banyak nasehat-nasehat yang nenek terima dari pak ustadz,

terus reaksi nenek disini didalam sehari-hari Alhamdulillah nenek bisa

bantu-bantu masak.

5. Apakah manfaatnya dari bimbingan agama tersebut bagi ibu?

Banyak manfaatnya , jadi nenek kan buta huruf tidak bisa ngaji,

tidak bisa shalat, sekarang Alhamdulillah nenek bisa ngaji, bisa shalat lima

waktu.

6. Nasihat apa yang selalu ibu ingat dari pembimbing agama?

Ya jadi nenek harus bisa mencari ilmu, yaitu belajar shalat,

meskipun sudah bisa harus lebih tekun dan harus lebih khusyu shalatnya

dan ibadah yang lainnya.

7. Apakah ibu sering teringat akan kematian?

Nenek mah ga punya pikiran kemana-mana, ya diterima aja apalagi

sekarang nenek keadaannya udah begini udah jompo, karena manusia ada

yang ngatur yaitu Allah SWT, pasrah saja sama yang kuasa.

8. Apakah perasaan ibu ketika mengingat kematian?

Perasaan ya takut pasti ada, takut nanti nenek didalam kubur itu

kaya bagaimana, takut bekal nenek yang masih baru sedikit rasanya, dosa-

Page 104: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

dosa nenek yang banyak, tapi yang di cita-cita sih pengen jalan yang lurus,

jalan yang jelas, jalan yang suci yang di sebut pak ustadz yaitu surga, tapi

nenek tidak bisa ngapa-ngapain karena semua sudah diatur sama yang

maha tawu, Allah itu tidak tidur,Allah tawu seluruh umat yang ada didunia

ini, yang penting nenek disini banyak-banyak ibadah aja buat bekal nenek

nanti, begitu aja nenek mah.

9. Apakah setelah bimbingan agama ibu merasa lebih tenang?

Tenang ya abis di jelasin pak ustadz Alhamdulillah kaya tadi

katanya dikuburan itu gelap gulita yang bisa nerangin ya amal ibadah kita

ja , tinggal nenek aja yang harus libih giat ibadahnya mohon sama Allah

agar selalu diberi ingatan, jalan yang lurus, pikiran yang jujur, jangan

sampai dikasih ketidak jelasan.

Page 105: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

WAWANCARA

Dengan Lansia di Rumah Perlindungan Lanjut Usia Jelambar

Tanggal Interview : 22 September 2014

Tempat : Mushola

Nama Lansia : Jumini

Alamat : Indramayu

TTL : 21 Juni 1942

Usia : 72

Pukul : 13.20

1. Sudah berapa lama ibu berada dipanti ini ?

Sudah dua tahun enam bulan.

2. Apakah ibu mempunyai anak/cucu?

Engga punya anak engga punya cucu, saya pernah punya anak tapi

anak saya mati, suami dulu yang meninggal baru anak.

3. Bagaimana ibu bisa masuk masuk ke panti ini?

Karena di kampung, kan saya tinggal di indramayu tapi saya sih

bukan tidak punya saudara, punya ya tapi saudara saya juga tidak bisa

untuk menampung saya karena pendapatannya sedikit, cuma untuk dia

sama anak-anaknya saja, jadi saya ke Jakarta untuk mencari kehidupan

sendiri,saya di cikini raya ada sekolahan 86 saya di suruh nyapu-nyapu

bersih-bersih,terus waktu itu ada pak camat kontrol-kontrol di sekolah, di

Page 106: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

tanya saya disini ngapain ya saya cuma bilang cari makan disini bantu-

bantu saja disekolah, jadi karena saya tidurnya di palmerah dua kali naik

angkot dari sekolah,akhirnya ditawarin sama pak camat bagaimana kalau

nenek tinggal dipanti jompo saja, yasudah setelah saya pikir-pikir karena

saya tidak punya sanak saudara disini, akhirnya saya mau tinggal dipanti

ini.

4. Bimbingan agama apa yang ibu dapatkan disini?

Saya sih begini yakarena itu agama islam dan juga saya memeluk

agama islam, ya menurut saya bagus sekali untuk menuntun saya

dikehidupan yang akan datang,selagi saya hidup saya bisa mengerti

tentang ibadah , mengerti tantang kesalahan dan kebenaran diatas dunia ini

apa yang kita lakukan, yang terakhir saya senang, mungkin saya kalau

nanti sudah pulang di alam baka sana saya punya bekal untuk hidup

disana.

5. Apakah manfaatnya dari bimbingan agama tersebut bagi ibu?

Manfaat untuk saya sih untuk kebaikan-kebaikan saja, bisa tawu

gitu tentang kebenaran dan kesalahan,bisa tawu hidup itu harus

bagaimana,ya karena yang dikasih sama pak ustadz bimbingan agama ya

tentu saja tujuannya itu saja untuk bekal mati.

6. Nasihat apa yang selalu ibu ingat dari pembimbing agama?

Nasihat pak ustadz yang saya ingat ya disini tuh di panti terutama

yah kita harus akur dengan teman-teman, harus mau mengalah pada orang

Page 107: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

yang tidak begitu ngerti, banyak orang yang pikirannya tidak begitu

nyambung, ya saling menghargai sesama teman dan juga saling menolong,

dan juga tentu saja nasihat yang selalu di ulangi sama pak ustadz yaitu

banyak-banyak ibadah selagi kita hidup.

7. Apakah ibu sering teringat akan kematian?

Setiap hari saya selalu ingat mati, saya tidak pikirkan

makan,minum,baju,karena saya kira di panti ini walaupun tidak bagus tapi

cukup ya, tetapi tentang mati yang saya masih pikirkan terus setiap hari,

bagaimana saya besok kalau mati, karena di panti ini kalau pengen tawu

ya kita mati misalnya mati sore-sore besok pagi dimandiin langsung

dikubur di jeruk purut ya,kemudian katanya beberapa bulan kemudian

digali lagi diganti lain lagi, itu yang saya ingat dan terus saya pikirkan ,

sedangkan katanya ya orang mati itu disana katanya kita di alam kubur

bertahun-tahun , kekal kita disana nanti kita dipindahin lagi ke alam

akhirat atau ke alam surga atau kemana itu, bagaimana nasib kita selama

di alam kubur nantinya,sedangkan kuburan kita aja ditumpuk-tumpuk, itu

yang membuat saya sedih dan saya pikirkan terus.

8. Apakah perasaan ibu ketika mengingat kematian?

Sedih aja, kapanpun mati saya mau-mau aja kalau bisa yang saya

minta sama yang maha kuasa jangan sampai saya terlalu jompo,saya ingin

saya mati dalam keadaan ingatan saya masih segar, saya masih bisa

mengucapkan yang benar karena hidup itu kapanpun bakalan mati,nanti

atau sekarang kan sama saja mati, kalau matinya tambah lama tambah

Page 108: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

jompo juga makin tambah juga dosa-dosa kita, saya ingin menemukan

kematian dalam keadaan khusnul khatimah.

9. Apakah setelah bimbingan agama ibu merasa lebih tenang?

Alhamdulillah tambah tenang, makanya saya sih dari dulu masuk

kesini juga tenang-tenang aja, kebetulan disini diajarin agama yang dulu

juga waktu masih anak-anak saya sudah pelajari ya, terus disambung lagi

disini saya senang lah jadi ilm u saya bertambah lagi.

Page 109: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

WAWANCARA

Dengan Lansia di Rumah Perlindungan Lanjut Usia Jelambar

Tanggal Interview : 17 Desember 2014

Tempat : Halaman panti

Nama Lansia : Emiyati

Alamat : Sragen, Jawa Tengah

TTL : 19-05-1939

Usia : 75

Pukul : 14.30

1. Sudah berapa lama ibu berada dipanti ini ?

Nenek tinggal dipanti dari tahun 2008, berarti kurang lebih sudah

enam tahun yah.

2. Apakah ibu mempunyai anak/cucu?

Kalau punya anak, punya cucu mungkin nenek tidak tinggal disini,

mending nenek tinggal sama mereka biar seperti orang-orang lain yang

seneng banget kelihatannya bisa punya anak, bisa gendong-gendong cucu

juga, jadi waktu itu kejadiannya nenek menikah udah dapet sembilan

tahun, nenek juga belum mempunyai anak terus nenek ditinggal pergi

sama suami ke Jakarta, katanya mau cari kerja eh abis itu tidak ada kabar

lagi sampe sekarang.

Page 110: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

3. Bagaimana ibu bisa masuk masuk ke panti ini?

Iya itu tadi awalnya, jadi pas nenek ditinggal suami yang tidak tahu

kemana, tidak ada kabar juga tidak pulang-pulang yasudah mau tidak mau

nenek harus hidup sendirian dirumah, akhirnya karena sudah tidak ada

yang menafkahi nenek lagi, nenek liat teman-teman nenek banyak yang

kerja di Jakarta, yasudah nenek mutusin untuk ikut ke jakarta karena tidak

enak juga kan hidup sendirian di kampung susah juga buat nyari makan,

udah tuh nenek sampai di Jakarta, eh ternyata di Jakarta susah juga dapet

kerja terus nenek bingung tuh mau kerja apa nenek juga tidak enak

numpang terus sama teman, yasudah nenek mutusin buat jadi pengemis aja

lumayan kan buat makan sehari-hari, dah lama tuh nenek jadi pengemis di

sekitaran Grogol, eh tiba-tiba pas lagi duduk ngemis, nenek ditangkap di

bawa sama petugas gitu, katanya nenek mengganggu orang lain, yasudah

akhirnya nenek didata di masukin ke panti yang di cengkareng, eh

dipindahin kesini.

4. Bimbingan agama apa yang ibu dapatkan disini?

Banyak yang nenek dapet disini, disini nenek diajarin pak ustad

ngaji, shalat, surat-surat pendek, dan Alhamdulillah sekarang nenek sudah

bisa ngaji bisa shalat juga.

5. Apakah manfaatnya dari bimbingan agama tersebut bagi ibu?

Manfaatnya iya seperti tadi itu, jadi nenek bisa shalat bisa ngaji,

nenek juga banyak dikasih ilmu-ilmu agama disini jadi nenek seneng buat

banyakin bekal nenek nanti kalau udah dipanggil sama yang kuasa.

Page 111: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

6. Nasihat apa yang selalu ibu ingat dari pembimbing agama?

Harus rajin ibadahnya jangan malas selama kita masih dikasih

kesehatan sama Allah, banyak-banyak istighfar abis shalat, jangan pernah

tinggalin kewajiban shalat lima waktu karena itu yang bakal menolong kita

di akhirat nanti.

7. Apakah ibu sering teringat akan kematian?

Kalau ngomongin masalah mati nenek jadi sedih, dulu nenek

punya teman disini namanya yanti, dia orangnya baik banget sama nenek,

kalau nenek punya masalah nenek certain ke dia, terus dia juga ngasih

nasihat-nasihat, dia juga gitu kalau ada masalah ceritanya ke nenek juga,

akrab banget waktu itu udah kaya saudara, eh waktu itu dia sakit, udah

lama juga sakitnya terus nenek temenin, nenek jengukin lah. Disitu nenek

mulai sedih dia tidak sembuh-sembuh juga, pas nenek lagi nemenin, dia

kaya orang lagi sekarat kasihan nenek ngeliatnya, nenek jadi sedih dan

panik waktu itu, tidak lama kemudian dia meninggal, nenek nyaksiin

sendiri gimana pas sakaratul mautnya, besoknya nenek jadi takut mati,

ngurung diri terus didalem kamar tidak mau ikut kegiatan-kegiatan yang

kaya biasanya, makan jadi tidak nafsu juga masih sedih dan takut kalau

inget, waktu itu pak ustad datang ke kamar nenek, disitu nenek dikasih

penjelasan nasihat-nasihat sama pak ustad tentang kematian,

Alhamdulillah nenek jadi bisa lebih tenang waktu itu.

8. Apakah perasaan ibu ketika mengingat kematian?

Page 112: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

Waktu itu sedih dan takut aja kalau di bayangin, tapi karena

sekarang nenek sudah dikasih tahu pengetahuan yang lebih tentang

kematian, jadi tidak takut lagi sama yang namanya mati karena kata pak

ustad kematian itu pasti bakal ditemukan sama setiap orang, ya sekarang

mah yang penting banyakin ibadah aja banyakin istighfar mohon ampun

sama Allah atas dosa-dosa kita.

9. Apakah setelah bimbingan agama ibu merasa lebih tenang?

Pengalaman yang udah pernah nenek rasain ya Alhamdulillah

hidup nenek jadi tenang dan nenek jadi semangat lagi ibadahnya sehari-

hari biar bekal nenek banyak dan bisa masuk syurga.

10. Apakah ibu sulit berkonsentrasi selama ini?

Iya kalau lagi mikir sekarang suka kadang-kadang keganggu aja

suka sering lupa melulu nenek.

11. Hal apa yang menyebabkan ibu sulit berkonsentrasi?

Iya maklum namanya juga udah tua begini udah susah kalau mikir,

udah banyak lupanya tapi yang penting nenek masih inget bacaan-bacaan

buat shalat, terus syahadat yang penting banget kata pak ustad.

12. Apakah ibu mengalami gangguan pencernaan?

Iya kalau itu namanya udah tua gini ya pasti ada.

13. Biasanya gangguan pencernaan seperti apa yang ibu alami?

Iya kaya sekarang-sekarang ini biasanya kalau lagi tidur susah buat

nahan buang air kecil, jadi suka keluar sendiri pas lagi tidur.

Page 113: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

14. Apakah ibu sering gemetar dan berkeringat dingin ketika ingin melakukan

sesuatu?

Keringetan sih engga, cuma kalau gemetaran sering pas lagi mau

ngambil-ngambil, kaya ngambil gelas, piring, iya namanya juga udah tua,

udah jadi nenek-nenek emang udah kaya gini kali jalannya.

Page 114: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

DOKUMENTASI

Wawancara dengan pembimbing agama

Kegiatan bimbingan agama

Page 115: STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MENGHILANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27229/1/SYARIEF... · telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan,

Pendekatan pembimbing terhadap lansia

Mushola tempat bimbingan agama