Top Banner
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : 23 Jurusan : Teknik Industri Modul : 10 Praktikum : Fisiologi dan Pengukuran Kerja Tanggal : 22 Desember 2014 TIME STUDY: METODE STOPWATCH A. DESKRIPSI Metode Stopwatch (jam henti) merupakan pengukuran waktu kerja secara langsung yang biasa diaplikasikan untuk pekerjaan-pekerjaan yang berlangsung singkat dan berulang- ulang/repetitive (Wignjosoebroto, 2003). Pengukuran metode stopwatch ini diperkenalkan pertama kali oleh Frederick W.Taylor sekiar abad 19. Hasil pengukuran metode ini adalah waktu baku untuk menyelesaikan suatu siklus pekerjaan, dimana waktu ini akan dipergunakan sebagai standard penyelesaian pekerjaan bagi semua pekerja yang akan melaksanakan pekerjaan yang sama. Tujuan Praktikum 1. Memperkenalkan kepada praktikan metode StopwatchTime Studydalam aplikasipengukuran waktu kerja secara langsung. 2. Praktikan mampu mendefinisikan jenis pekerjaan yang dapat diukur dengan menggunakan metode stop watch time study. 3. Praktikan mampu menghitung waktu normal dan waktu baku suatu pekerjaan dengan mengidentifikasi serta mengukur elemen-elemen pekerjaannya. 4. Praktikan mampu menentukan jumlah siklus kerja dengan menghitung uji kecukupan dan keseragaman data. 5. Praktikan mampu menentukan ratingfactorseorang operator dengan menganalisa performansi kerja operator. 6. Praktikan mampu menentukan allowance pekerja dengan menganalisa keadaan dan lingkungan kerja operator saat bekerja. B. INPUT DAN OUTPUT Input : a) Elemen-elemen kerja pada suatu pekerjaan. b) Durasi pada masing-masing elemen pekerjaan. c) Jumlah data pengamatan Output :
19

Stopwatch alat ukur

Feb 19, 2016

Download

Documents

untuk mengukur satuan waktu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Stopwatch alat ukur

Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : 23

Jurusan : Teknik Industri Modul : 10 Praktikum : Fisiologi dan Pengukuran Kerja Tanggal : 22 Desember 2014

TIME STUDY: METODE STOPWATCH

A. DESKRIPSI

Metode Stopwatch (jam henti) merupakan pengukuran waktu kerja secara langsung yang

biasa diaplikasikan untuk pekerjaan-pekerjaan yang berlangsung singkat dan berulang-

ulang/repetitive (Wignjosoebroto, 2003). Pengukuran metode stopwatch ini diperkenalkan

pertama kali oleh Frederick W.Taylor sekiar abad 19. Hasil pengukuran metode ini adalah

waktu baku untuk menyelesaikan suatu siklus pekerjaan, dimana waktu ini akan

dipergunakan sebagai standard penyelesaian pekerjaan bagi semua pekerja yang akan

melaksanakan pekerjaan yang sama.

Tujuan Praktikum

1. Memperkenalkan kepada praktikan metode StopwatchTime Studydalam

aplikasipengukuran waktu kerja secara langsung.

2. Praktikan mampu mendefinisikan jenis pekerjaan yang dapat diukur dengan

menggunakan metode stop watch time study.

3. Praktikan mampu menghitung waktu normal dan waktu baku suatu pekerjaan dengan

mengidentifikasi serta mengukur elemen-elemen pekerjaannya.

4. Praktikan mampu menentukan jumlah siklus kerja dengan menghitung uji kecukupan

dan keseragaman data.

5. Praktikan mampu menentukan ratingfactorseorang operator dengan menganalisa

performansi kerja operator.

6. Praktikan mampu menentukan allowance pekerja dengan menganalisa keadaan dan

lingkungan kerja operator saat bekerja.

B. INPUT DAN OUTPUT

Input :

a) Elemen-elemen kerja pada suatu pekerjaan.

b) Durasi pada masing-masing elemen pekerjaan.

c) Jumlah data pengamatan

Output :

Page 2: Stopwatch alat ukur

a) Uji Kecukupan Data

b) Uji Keseragaman Data

c) Waktu normal

d) Waktu baku

C. REFERENSI

Barnes, R.M. 1980. Motion and time study.New York: John Wiley& Sons.

Meyers, F.E. 1999. Motion and Time Study. Prentice-Hall.

Niebel, B.W., Freivalds, A. 1999. Methods, Standards, and Work Design.Singapore :

McGraw-Hill.

Wignjosoebroto, S., 2003.Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu.Edisi ketiga. Jakatrta:

Penerbit PT. Guna Widya.

Purnomo, Hari. 2004. Pengantar Teknik Industri. Edisi kedua.Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sutalaksana, Iftikar Z, dkk. 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja. Bandung: ITB.

D. LANDASAN TEORI

D.1 PENGUKURAN WAKTU KERJA SECARA LANGSUNG

D.1.1 Definisi Pengukuran Waktu Kerja

Menurut Wignjosoebroto (2003), Niebel dan Freivalds (1999) dan Barnes (1997),

pengukuran waktu kerja dapat diklasifikasikan sesuai dengan bagan dibawah ini:

Gambar 10.1 Metode Pengukuran Kerja

Menurut Wignjosoebroto(2003), pengukuran kerja (time study) adalah suatu aktivitas

untuk menentukan waktu yang dibutuhkan oleh seorang operator (yang memiliki ketrampilan

Page 3: Stopwatch alat ukur

rata – rata dan terlatih baik) dalam melaksanakan sebuah kegiatan kerja dalam kondisi dan

tempo kerja yang normal.

Untuk mengetahui apakah suatu sistem kerja yang diterapkan sudah baik, maka diperlukan

prinsip-prinsip pengukuran kerja yang meliputi teknik-teknik pengukuran mengenai waktu

yang dibutuhkan, tenaga yang dikeluarkan, pengaruh psikologis dan fisiologis. Salah satu

pengukuran kerja adalah pengukuran waktu kerja (time study).

Pengukuran waktu kerja bertujuan untuk

mendapatkan waktu standar/waktu baku

penyelesaian pekerjaan secara wajar, tidak

terlalu cepat dan juga tidak terlalu lambat,

oleh pekerja normal untuk menyelesaikan

pekerjaannya dalam suatu sistem kerja yang

telah berjalan dengan baik(Barnes,

1980).Manfaat dari menghitung waktu baku

ini

adalah (Wignjosoebroto, 2003):

1. Untuk merencanakan kebutuhan tenaga kerja

2. Untuk menentukan standar biaya dalam mempersiapkan anggaran

3. Untuk menentukan pemanfaatan mesin, jumlah mesin yang dapat dioperasikan seorang

operator dan embantu dalam menyeimbangkan lintasan produksi.

4. Perencanaan system pemberian bonus dan intensif bagi karyawan.

5. Indikasi keluaran (output) yang mampu dihasilkan oleh seorang pekerja.

D.1.2 Metode Pengukuran Waktu Kerja dengan Metode Stopwatch

Metode Stopwatch (jam henti) merupakan pengukuran waktu kerja secara langsung yang

biasa diaplikasikan untuk pekerjaan-pekerjaan yang berlangsung singkat dan berulang-

ulang/repetitive(Wignjosoebroto, 2003). Pengukuran metode stopwatch ini diperkenalkan

pertama kali oleh Frederick W.Taylor sekiar abad 19.

Menurut Barnes (1980), metode pembacaan stopwatch yang sering digunakan adalah:

Gambar 10.2. Time Study

Page 4: Stopwatch alat ukur

Gambar 10.3. Metode pembacaan

a) Continuous Timing

Pada metode ini stopwatch dijalankan terus menerus selama pengamatan Stopwatch

baru akan dihentikan pada saat pengamatan selesai dilakukan dan pada akhir

pengamatan waktu yang telah didapat dicatat. Selain itu untuk mendapatkan

masing-masing waktu individu maka perlu dilakukan proses pengurangan.

Kata Kunci : Stopwatch tidak di STOP hingga semua produk selesai dilakukan.

Tabel 10.1. Contoh hasil pengambilan data metode continuous timing

NO Elemen Kerja Detik Ke- Waktu

1 Memasang Badan Atas 15 15 Detik

2 Memasang Kunci Body 18 3 Detik

3 Memasang Sayap 23 5 Detik

4 Packing 31 8 Detik

b) Repetitive Timing

Untuk metode ini cara menggunakan stopwatch, stopwatch ini dibaca secara

simultan dan angka pada stopwatch dikembalikan ke angka nol setelah setiap proses

selesai. Metode ini dapat dilakukan pencatatan langsung tanpa perlu mengurangi

waktu.

Kata Kunci : Stopwatch di STOP setelah elemen kerja 1 selesai dikerjakan, START kembali dalam

posisi jarum Stopwatch diangka NOL ketika elemen ke-2 mulai dikerjakan

Tabel 10.2. Contoh hasil pengambilan data metode repetitive timing

NO Elemen Kerja Waktu

1 Memasang Badan Atas 15 Detik

2 Memasang Kunci Body 3 Detik

3 Memasang Sayap 5 Detik

continuous timing

repetitive timing

accumulative timing

Page 5: Stopwatch alat ukur

4 Packing 8 Detik

c) Accumulative Timing

Pada metode ini cara menggunakan stopwatch melibatkan dua atau lebih stopwatch,

hal ini dikarenakan metode yang digunakan yaitu ketika stopwatch yang pertama

berhenti kemudian stopwatch yang kedua mulai dijalankan dan ketika stopwatch

yang kedua berhenti maka stopwatch yang ketiga dijalankan.

Kata Kunci : Menggunakan 2 atau lebih stopwatch. Stopwatch beroperasi secara bergantian per

tiap elemen kerja.

Tabel 10.3. Contoh hasil pengambilan data metode accumulative timing

Stopwatch Elemen Kerja Waktu

1 Memasang Badan Atas 15 Detik

2 Memasang Kunci Body 3 Detik

3 Memasang Sayap 5 Detik

4 Packing D.. Detik

D.1.3Langkah-langkah pelaksanaan pengukuran Metode Stopwatch

Menurut Sutalaksana (1979), beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam

melaksanakan metode stopwatch adalah

1. Penetapan tujuan pengukuran

2. Melakukan Penelitian

3. Menentukan operator.

Beberapa kriteria operator yang tidak dianjurkan adalah :

Orang yang tercepat dalam melakukan pekerjaan

Orang yang paling lambat dalam melakukan pekerjaan

Pekerja dengan kelakuan yang wajar ketika sedang diamati.

Objek pengamatan haruslah memiliki waktu pengerjaan yang tepat dantelah terlatih

dengan baik (Meyers, 1999).

4. Menguraikan pekerjaan menjadi beberapa elemen kerja.

5. Menyiapkan alat-alat pengukuran

Page 6: Stopwatch alat ukur

Gambar 10.4. Alat Studi Waktu

D.1.4Pelaksanaan pengukuran Metode Stopwatch

Setelah dilakukan langkah-langkah persiapan pada D.1.3, kemudian dilaksanakan

pengukuran kerja. Adapun langkah-langkah yang dikerjakan selama pengukuran waktu kerja

berlangsung, yaitu (Sutalaksana, 1979):

1. Pengukuran Pendahuluan

Pengukuran pendahuluan dimaksudkan untuk mengetahui berapa kali pengukuran

harus dilakukan untuk tingkat-tingkat ketelitian dan keyakinan yang didapat dari hasil

perhitungan waktu pengamatan. Biasanya pengukuran waktu dilakukan sebanyak 25

kali pengukuran.

2. Uji kecukupan data

Ada 2 faktor yang mempengaruhi kecukupan data :

1. Tingkat kepercayaan (Confidence Level).

2. Tingkat ketelitian (Degree of Accuracy).

Asumsikan operator adalah manusia normal, sehingga kecukupan data dapat dihitung

dengan (Purnomo, 2004) :

N’ =

222 )().(/

X

XXNsk

Dimana:

k = tingkat keyakinan

Jika tingkat keyakinan99%,maka=2,58 ≈ 3

Jika tingkat keyakinan95%,maka=1,96≈ 2

1. Stopwatch

2. Papan Pengamatan

3. Kalkulator

4. Pena atau pensil

Page 7: Stopwatch alat ukur

Jika tingkat keyakinan68%,maka≈ 1

S =derajat ketelitian

Kesimpulan dari perhitungan yang diperoleh yaitu :

a. Apabila N’ ≤ N (jumlah pengamatan teoritis lebih kecil atau sama dengan

pengamatan yang sebenarnya dilakukan), maka data tersebut dinyatakan telah

mencukupi untuk tingkat keyakinan dan derajat ketelitian yang diinginkan tersebut,

sehingga data tersebut dapat diolah untuk mencari waktu baku.

b. Tetapi jika sebaliknya, dimana N’ > N (jumlah pengamatan teoritis lebih besar dari

jumlah pengamatan yang ada), maka data tersebut dinyatakan tidak cukup. Dan agar

data tersebut dapat diolah untuk mencari waktu baku, maka data pengamatan harus

ditambah lagi sampai lebih besar dari jumlah data pengamatan teoritis.

3. Uji Keseragaman Data

Proses analisa keseragaman data ini dilakukan dengan menggunakan control yang

diperoleh dari pengamatan. Data-data yang didapat dari pengamatan kemudian

dikelompokkan kedalam beberapa sub grup dan diselidiki apakah rata-rata sub grup

tersebut berada dalam batas kontrol.

Formulasi uji keseragaman data :

UCL/LCL= �̅� ± 𝑘𝜎

Dimana:

�̅�= rata – rata waktu elemen kerja

𝜎 = standar deviasi

n = jumlah pengamatan

Catatan:

Page 8: Stopwatch alat ukur

A. Data berada dalam batas control sehingga data dapat digunakan

B. Data keluar dalam batas control. Perlu dilakukan penggantian data atau penambahan data

4. Rating Performansi

Salah satu metode tertua dalam menentukan performance erating adalah metode yang

dikembangkan oleh Westinghouse Electric Corporation.Sistem rating Westinghouse

menguraikan enam kelas yang mereprentasikan kemahiran yang ada dalam evaluasi

(Niebel, 1999).

Tabel 10.4 TabelWestinghouse

SKILL

EFFORT

+0,15 A1

Superskill +0,13 A1

Superskill +0,13 A2 +0,12 A2 +0,11 B1

Excellent +0,10 B1

Excellent +0,08 B2 +0,08 B2 +0,06 C1

Good +0,05 C1

Good +0,03 C2 +0,02 C2 0,00 D Average 0,00 D Average

-0,05 E1

Fair -0,04 E1

Fair -0,10 E2 -0,08 E2 -0,16 F1

Poor -0,12 F1

Poor -0,22 F2 -0,17 F2

CONDITION

CONSISTENCY

+0,06 A Ideal +0,04 A Ideal +0,04 B Excellent +0,03 B Excellent +0,02 C Good +0,01 C Good 0,00 D Average 0,00 D Average

-0,03 E Fair -0,02 E Fair -0,07 F Poor -0,04 F Poor

Sebagai contoh, apabila diketahui bahwa waktu rata-rata yang diukur

terhadap suatu elemen kerja adalah 0,05 menit dan rating performance operator

adalah memenuhi klasifikasi berikut:

Page 9: Stopwatch alat ukur

- Excellent Skill (B2) : + 0,08

- Good Effort (C2) : + 0,02

- Good Condition (C) : + 0,01

- Good Consistency (C) : + 0,01 +

Total : + 0.13

Maka, waktu normal untuk elemen kerja ini adalah :0,05 x 1,13 = 0,565 menit

Untuk keperluan penyesuaian keterampilan dibagi menjadi enam kelas dengan ciri

– ciri dari setiap kelas seperti yang dikemukakan berikut ini:

SUPER SKILL : 1. Secara bawaan cocok sekali dengan pekerjaannya.

2. Bekerja dengan sempurna

3. Tampak seperti telah terlatih dengan sangat baik

4. Gerakan – gerakannya halus tetapi sangat cepat sehingga

sulit untuk diikuti.

5. Kadang – kadang terkesan tidak berbeda dengan gerakan –

gerakan mesin.

6. Perpindahan dari satu elemen pekerjaan ke elemen lainnya

tidak terlampau terlihat karena lancarnya.

7. Tidak terkesan adanya gerakan – gerakan berpikir dan

merencanakan dan merencanakan tentang apa yang

dikerjakan (sudah sangat otomatis)

8. Secara umum dapat dikatakan bahwa pekerjaan

bersangkutan adalah pekerjaan yang baik.

EXELLENT SKILL : 1. Percaya pada diri sendiri

2. Tampak cocok dengan pekerjaannya.

3. Terlihat telah terlatih baik.

4. Bekerjanya teliti dengan tidak banyak melakukan

pengukuran–pengukuran atau pemeriksaan–

pemeriksaan.

5. Gerakan–gerakan kerja beserta urutan–urutannya

dijalankan tanpa kesalahan.

6. Menggunakan peralatan dengan baik.

Page 10: Stopwatch alat ukur

7. Bekerjanya cepat tanpa mengorbankan mutu.

8. Bekerjanya cepat tetapi halus.

9. Bekerja berirama dan terkoordinasi.

GOOD SKILL : 1. Kwalitas hasil baik.

2. Bekerjanya tampak lebih baik dari pada kebanyakan

pekerjaan pada umumnya.

3. Dapat memberikann petunjuk – petunjuk pada pekerja

lain yang keterampilannya lebih rendah.

4. Tampak jelas sebagai kerja yang cakap .

5. Tidak memerlukan banyak pengawasan.

6. Tiada keragu - raguan

7. Bekerjanya “stabil”

8. Gerakannya – gerakannya terkoordinasi dengan baik.

9. Gerakan – gerakannya cepat.

AVERAGE SKILL : 1. Tampak adanya kepercayaan pada diri sendiri.

2. Gerakannya cepat tetapi tidak lambat.

3. Terlihatnya ada pekerjaan – pekerjaan yang perencana.

4. Tampak sebagai pekerja yang cakap.

5. Gerakan – gerakannya cukup menunjukan tidak adanya

keragu – raguan.

6. Mengkoordinasikan tangan dan pikiran dengan cukup

baik.

7. Tampak cukup terlatih dan karenanya mengetahui seluk

beluk pekerjaannya.

8. Bekerjanya cukup teliti.

9. Secara keseluruhan cukup memuaskan.

FAIR SKILL : 1. Tampak terlatih tetapi belum cukup baik.

2. Mengenal peralatan dan lingkuan secukupnya.

3. Terlihat adanya perencanaan – perencanaan sebelum

melakukan gerakan.

4. Tidak mempunyai kepercayaan diri yang cukup.

Page 11: Stopwatch alat ukur

5. Tampaknya seperti tidak cocok dengan pekerjaannya

tetapi telah ditempatkan dipekerjaan itu sejak lama.

6. Mengetahui apa yang dilakukan dan harus dilakukan

tetapi tampak selalu tidak yakin.

7. Sebagian waktu terbuang karena kesalahan – kesalahan

sendiri.

8. Jika tidak bekerja sungguh – sungguh outputnya akan

sangat rendah

9. Biasanya tidak ragu – ragu dalam menjalankan gerakan

– gerakanya.

POOR SKILL : 1. Tidak bisa mengkoordinasikan tangan dan pikiran.

2. Gerakan – gerakannya kaku.

3. Kelihatan ketidak yakinannya pada urutan – urutan

gerakan.

4. Seperti yang tidak terlatih untuk pekerjaan yang

bersangkutan.

5. Tidak terlihat adanya kecocokan dengan pekerjaannya.

6. Ragu – ragu dalam menjalankan gerakan – gerakan kerja.

7. Sering melakukan kesalahan – kesalahan

8. Tidak adanya kepercayaan pada diri sendiri.

9. Tidak bisa mengambil inisiatif sendiri.

Untuk usaha atau Effort cara Westinghouse membagi juga kedalam kelas – kelas dengan

ciri masing - masing. Yang dimaksud dengan usaha disini adalah kesungguhan yang

ditunjukan atau diberikan operator ketikan melakukan pekerjaannya. Berikut ini ada enam

kelas usaha dengan ciri – cirinya.

EXCESSIVE EFFORT : 1. Kecepatan sangat berlebihan.

2. usahanya sangat besungguh – sungguh tetapi dapat

membahayakan kesehatannya.

3. Kecepatan yang ditimbulkannya tidak dapat dipertahankan

sepanjang hari kerja.

Page 12: Stopwatch alat ukur

EXELLENT EFFORT : 1. Jelas terlihat kecepatan kerjannya yang tinggi

2. Gerakan – gerakan lebih “ekonomis” daripada operator –

operator biasa.

3. Penuh perhatian pada pekerjaannya.

4. Banyak memberi saran - saran.

5. Menerima saran – saran dan petunjuk dengan senang.

6. Percaya pada kebaikan maksud pengukuran waktu.

7. Tidak dapat bertahan lebih dari beberapa hari.

8. Bangga atas kelebihannya.

9. Gerakan – gerakan yang salah terjadi sangat jarang sekali.

10. Bekerja sitematis.

11. Karena lancarnya, perpindahan dari satu element keelemen

lainnya tidak terlihat.

GOOD EFFORT : 1. Bekerja berirama

2. Saat – saat menganggur sangat sedikit, bahkan kadang –

kadang tidak ada.

3. Penuh perhatian pada pekerjaan.

4. Senang pada pekerjaannya

5. Kecepatannya baik dan dapat dipertahankan sepanjang hari.

6. Percaya pada kebaikan maksut pengukuran waktu.

7. Menerima saran – saran dan petunjuk – petunjuk dengan

senang.

8. Dapat memberikan saran – saran untuk perbaikan kerja.

9. Tempat kerjanya diatur dengan baik dan rapi.

10. Menggunakan alat – alat yang tepat dengan baik.

11. memelihara dengan baik kondisi peralatan.

AVERAGE EFFORT : 1. Tidak sebaik good, tetapi lebih baik dari poor.

2. Bekerja dengan Stabil.

3. Menerima saran – saran tetapi tidak melaksanakannya.

4. Set Up dilakukan dengan baik.

5. Melakukan kegiatan – kegiatan perencanaan.

Page 13: Stopwatch alat ukur

FAIR EFFORT : 1. Saran – saran yang baik diterima dengan kesal.

2. Kadang – kadang perhatian tidak ditujukan pada

pekerjaanya.

3. Kurang sungguh – sungguh.

4. Tidak mengeluarkan tenaga dengan secukupnya.

5. Terjadi sedikit penyimpangan dari cara kerja baku.

6. Alat – alat yang dipakainya tidak selalu yang terbaik.

7. Terlihat adanya kecenderungan kurang perhatian pada

pekerjaanya.

8. Terlampau hati – hati.

9. Sistematika kerjanya sedang – sedang aja.

10. Gerakan – gerakan tidak terencana.

POOR EFFORT 1. Banyak membuang – buang waktu.

2. Tidak memperhatikan adanya minat bekerja.

3. Tidak mau menerima saran – saran.

4. Tampak malas dan lambat bekerja.

5. Melakukan gerakan – gerakan yang tidak perlu untuk

mengambil alat – alat dan bahan – bahan.

6. Tempat kerjanya tidak diatur rapi.

7. Tidak perduli pada cocok/ baik tidaknya peralatan yang

dipakai.

8. Mengubah – ubah tata letak tempat kerja yang telah diatur.

9. Set Up kerjanya terlihat tidak baik.

5. Allowance

Allowance diberikan untuk tiga penggolongan, yaitu untuk kebutuhan pribadi, untuk

menghilangkan kelelahan, serta untuk hal-hal yang tidak dapat dihindari. Ketiga hal ini

merupakan hal-halnyata yangperluolehpekerjayangselama pengukurantidakdapat

diamati, diukur, direkam, atau dihitung.

Page 14: Stopwatch alat ukur

FAKTOR

CONTOH PEKERJAAN KELONGGARAN (%)

A. Tenaga yang dikeluarkan Ekuivalen

beban (Kg)

Pria Wanita

1 Dapat diabaikan Bekerja dimeja, duduk tanpa beban 0,00 - 6,00 0,00 - 6,00

2 Sangat ringan Bekerja dimeja, berdiri 0,00 - 2,25 6,00 - 7,5 6,00 - 7,5

3 Ringan Menyekop,ringan 2,25 - 9,00 7,5 - 12,00 7,5 - 16,00

4 Sedang Mencangkul 9,00 - 18,00 12,00 - 19,00 16,00 - 30,00

5 Berat Mengayuh palu yang berat 19,00 - 27,00 19,00 -30,00

6 Sangat berat Memanggul beban 27,00 - 50,00 30,00- 50,00

7 Luar biasa berat Memanggul karung berat diatas 50

B. Sikap kerja

1 Duduk Berkerja duduk, ringan 0,00 - 1,0

2 Berdiri diatas dua kaki Badan tegak, ditumpu dua kaki 1,0 - 2,5

3 Berdiri diatas satu kaki Satu kaki mengerjakan alat kontrol 2,5 - 4,0

4 Berbaring Pada bagaian sisi, belakang atau depan badan 2,5 - 4,0

5 Membungkuk Badan dibungkukana bertumpu pada kedua

kaki 4,0 – 10

C. Gerakan kerja 1 Normal Ayunan bebas dari palu 0

2 Agak terbatas Ayunan terbatas dari palu 0 – 5

3 Sulit Membawa beban berat satu tangan 0 – 5

4 Pada anggota - anggota badan terbatas Berkerja dengan tangan diatas kepala 5,00 - 10,00

5 Seluruh anggota badan terbatas Bekerja dilorong pertambangan yang sempit. 10,00 - 15,00

D. Kelelahan Mata *) Pencahayaan baik Buruk 1 Pandangan yang terputus - putus Membawa alat ukur 0,00 - 6,00 0,00 - 6,00

2 Pandangan yang hampir terus menerus Pekerjaan - pekerjaan yang teliti 6,00 - 7,5 6,00 - 7,5

3 Pandangan terus menerus dengan fokus berubah –

rubah

Memeriksa cacat - cacat pada kain 7,5 - 12,00

12,00 - 19,00

7,5 - 16,00

16,00 - 30,00

4 Pandangan teus menerus dengan fokus Tetap pemeriksaan yang sangat teliti 19,00 -30,00 30,00 – 50,00

Page 15: Stopwatch alat ukur

FAKTOR CONTOH

PEKERJAAN

KELONGGARAN (%)

E. Keadaan temperatur tempat kerja**) Temperatur(oC) Kelelahan Normal Berlebihan 1 Beku Dibawah 0 diatas 10 diatas 12

2 Rendah 0 – 13 10 - 0,0 12 - 5,00

3 Sedang 13 – 22 5,00 - 0 8,00 -0

4 Normal 22 – 28 0 - 5,00 0 - 8,00

5 Tinggi 28 – 38 5,00 -40 8 - 100

6 Sangat Tinggi diatas 38 diatas 40 diatas 100

F. Keadaan atmosfer ***) 1 Baik Ruang yang berventilasi baik, udara segar 0

2 Cukup Ventilasi kurang baik, ada bau - bauan (tidak berbahaya) 0 - 5

3 Kurang baik Adanya debu - debu beracun, atau tidak beracun tetapi

banyak

5,00 -10

4 Buruk Adanya bau - bauan berbahaya yang mengharuskan

menggunakan alat - alat pernapasan 10,00 -20

G. Keadaan lingkungan yang baik

1 Bersih, sehat, cerah dengan kebisingan rendah 0

2 Siklus kerja berulang - ulang antara 5 -10 detik 0 - 1

3 Siklus kerja berulang - ulang antara 0 - 5 detik 1 - 3

4 Sangat Bising 0 - 5

5 Jika faktor - faktor yang berpengaruh dapat menurunkan kwalitas 0 - 5

6 Terasa adanya getaran lantai 5 - 10

7 Keadaan - keadaan yang luar biasa (bunyi, kebersihan , dll) 5 - 15

*) Kontras antara warna hendaknya diperhatikan

**)Tergantung juga pada keadaan Ventilasi

***) Dipengaruhi juga oleh ketinggian tempat kerja dari permukaan laut dan keadaan iklim

Catatan pelengkap : kelonggaran untuk kebutuhan pribadi bagi : pria =0 -2,5% : wanita = 2 - 5,0%

Page 16: Stopwatch alat ukur

6. Menghitung Waktu Baku

a) Menghitung waktu per elemen kerja

Tabel 10.5 Hasil Rekap Data Pengamatan

No Elemen Kerja

1 2 … N RF Waktu

Normal

1 Mengambil dan

meletakkan roti 6 s 7 s 1.14

2 Mengoleskan

mayonaise 19 s 22 s

3

n

Total

b) Waktu Normal

Rerata Waktu Elemen Kerja x Rating

c) Waktu Standar

Waktu normal + (Allowance x Waktu Normal)

= 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 ×100

100−𝐴𝑙𝑙

E. Contoh Studi Kasus

Seorang karyawan perusahaan mainan, mempunyai tugas untuk merakit mobil

mainan. Untuk menilai apakah kinerja karyawannya sudah efektif maka dilakukan

analisis time study dalam perakitan mainan tersebut menggunakan metode stopwatch.

Dalam pengamatan ini dilakukan 10 perakitan untuk mengetahui seberapa lama pekerja

menyelesaikan perakitan untuk 1 unit mobil-mobilan tersebut.

Dalam penelitian ini dilakukan pembagian elemen kerja menjadi memasang besi

roda pada body bawah mobil-mobilan, memasang roda pada mobil-mobilan,

memasang mesin dan body atas pada mobil-mobilan, dan memasang sekrup dan

mengencangkannya pada mobil-mobilan. Selain pembagian elemen kerja juga

dilakukan pemberian ratingfactor untuk tiap-tiap elemen, untuk elemen 1 sebesar 1.10,

Page 17: Stopwatch alat ukur

elemen 2 sebesar 1.05, elemen 3 sebesar 1.05, elemen 4 sebesar 1.10, dan allowance

yang diberikan pada kegiatan perakitan ini sebesar 15%.

Setelah dilakukan pengamatan dengan metode continuous timing didapatkan data

sebagai berikut :

Tabel 10.6 Contoh Rekap Data Pengamatan

Elemen Kegiatan Data Pengamatan ke- (detik) Rata-

Rata

RF

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Memasang besi roda 6 5 7 5 6 6 8 7 7 9 6,6 1,10

6 46 89 130 173 219 266 309 352 401

Memasang roda pada

mobil-mobilan.

5 6 5 5 7 5 6 6 7 7 5,9 1,05

11 52 94 135 180 224 272 315 359 408

Memasang mesin dan

body atas

10 9 9 11 12 10 10 9 12 12 10,4 1,05

21 61 103 146 192 234 282 324 371 420

Memasang sekrup dan

mengencangkan sekrup

20 21 22 21 21 24 20 21 21 20 21,1 1,10

41 82 125 167 213 258 302 345 392 440

Jawaban :

Dari data pengamatan diatas, selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mencari

waktu normal untuk tiap elemen kerja.

- Waktu normal elemen kerja 1 = 6,6 x 1,10 = 7,26 detik

Waktu normal elemen kerja 2 = 5,9 x 1,05 = 6,2 detik

Waktu normal elemen kerja 3 = 10,4 x 1,05 = 10,92 detik

Waktu normal elemen kerja 4 = 21,1 x 1,10 = 23,21 detik

TOTAL waktu normal = 47,59 detik

- Waktu Baku untuk kegiatan perakitan dengan allowance 15%.

Waktu baku = 𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑥 100

100−𝑎𝑙𝑙

= 47,59 𝑥 100

100 − 15

= 55,99 detik

F. Praktikum

1. Alat Praktikum

Page 18: Stopwatch alat ukur

a) Stopwatch

b) Lembar Pengamatan

c) Pulpen/ Alat tulis

d) Kalkulator

2. Prosedur Pelaksanaan

Menentukan

Pengamat dan

Operator

Pengamat

Melakukan pengamatan

dan pengambilan data

menggunakan Stopwatch

Operator

Melakukan perakitan

produk yang telah

disediakan

Menentukan elemen

kerja

Konsultasi elemen

kerja kepada asisten

pendamping

Operator melakukan

kegiatan perakitan

sebanyak 10 produk secara

terus menerus

Pengamat melakukan

pengamatan waktu

perakitan setiap elemen

kerja

Praktikan menentukan rating factor dan

allowance dalam kegiatan perakitan

(menyertakan alasan)

Melakukan konsultasi atas hasil pengamatan

Mulai

Selesai

Salah

Benar

Salah

Benar

Page 19: Stopwatch alat ukur

Ma

pp

ing

Ko

nse

p