Top Banner

of 89

Stimulasi Kecerdasan Spiritual Anak - Stain Salatiga

Mar 04, 2016

Download

Documents

Syaifudin Anwar

Stimulasi Kecerdasan Spiritual Anak
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • xi

    STIMULASI KECERDASAN SPIRITUAL ANAK

    PADA PERIODE PENDIDIKAN PRANATAL

    DALAM PERSPEKTIF ISLAM

    SKRIPSI

    Diajukan untuk memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan Islam

    Oleh

    QUMI LAILA

    NIM 11107108

    JURUSAN TARBIYAH

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

    SALATIGA

    2011

  • xii

  • xiii

    STIMULASI KECERDASAN SPIRITUAL ANAK

    PADA PERIODE PENDIDIKAN PRANATAL

    DALAM PERSPEKTIF ISLAM

    SKRIPSI

    Diajukan untuk memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan Islam

    Oleh

    QUMI LAILA

    NIM 11107108

    JURUSAN TARBIYAH

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

    SALATIGA

    2011

  • xiv

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara :

    Nama : Qumi Laila

    NIM : 11107108

    Jurusan : Tarbiyah

    Progdi : Pendidikan Agama Islam

    Judul : METODESTIMULASI KECERDASAN SPIRITUAL

    ANAK PADA PERIODE PENDIDIKAN

    PRANATAL DALAM PERSPEKTIF ISLAM

    Telah disetujui untuk dimunaqosahkan.

    Salatiga, 11 Agustus 2011

    Pembimbing

    Prof. Dr. Mansur, M.Ag

    NIP: 196806131994031004

  • xv

    KEMENTRIAN AGAMA RI

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

    JL. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax 323433 Salatiga 50721

    Website :www.stainsalatiga.ac.id E-Mail:[email protected]

    PENGESAHAN KELULUSAN

    SKRIPSI

    METODE STIMULASI KECERDASAN SPIRITUAL ANAK PADA PERIODE

    PENDIDIKAN PRANATAL

    DALAM PERSPEKTIF ISLAM

    DISUSUN OLEH

    QUMI LAILA

    NIM: 11107108

    Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusn Tarbiyah, Sekolah

    Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN ) Salatiga, pada tanggal 19 Agustus 2011 dan telah

    dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh

    gelar sarjana SI Kependidikan Islam

    Susunan Panitia Penguji

    Ketua Penguji : H. Agus Waluyo, M.Ag

    Sekretaris Penguji : M. Hafidz, M.Ag

    Penguji I : Mufiq, S. Ag. M. Phil

    Penguji II : M. Ghufron, M.Ag

    Penguji III : Prof. Dr. H. Mansur , M.Ag

    Salatiga, Agustus 2011

    Ketua STAIN Salatiga

    Dr. Imam Sutomo, M.Ag

    NIP. 195808271983031002

  • xvi

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

    Bismillahirrohmanirrohim

    Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

    Nama : Qumi Laila

    NIM : 11107108

    Jurusan : Tarbiyah

    Bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya

    sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain

    yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

    Salatiga, 11 Agustus 2011

    Yang menyatakan

    Qumi Laila

    NIM: 11107108

  • xvii

    MOTTO

    Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak

    mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan

    hati,

    agar kamu bersyukur.

    ~ An-Nahl (Lebah) 78 ~

    Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari

    sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya

    berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau

    Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari

    kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah

    orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)"

    ~ Al-Araaf (Tempat yang tinggi) 172~

    Jiwa anak-anak adalah jiwa yang suci yang dapat merasakan betapa besar

    karya-karya Tuhan di bumi ini. Maka kembalilah pada jiwa anak-anak tetapi

    bukan kekanak-kanakan

    Penulis ~

  • xviii

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

    1. Dua orang terhebat dan sumber motivasi dalam hidupku Ayahanda Bp.

    Jumardi dan Bunda Ibu Yasiroh yang telah mempertaruhkan hidup

    mereka untuk membesarkan dan mendidikku. Yang tanpa lelah

    memberikan segenap kebahagiaan untuk ku walaupun dengan

    mengabaikan kebahagiaan mereka. Ya Robb curahkan lah kasih sayang-

    Mu seperti mereka mencurahkan kasih sayang mereka untukku

    2. Sofhatun Jamilah, Tri Lutfatul Hasanah, dan Atika Nur Hanifah, adik-

    adik ku tersayang yang senantiasa memberikan warna-warni pelangi

    dalam kehidupanku

    3. Sahabat-sahabat terbaik ku Sidah, Umi W, Kasun, Dina, dan Intan yang

    tak pernah lelah memberi motivasi dan semangat dalam menjalani pahit

    manisnya perjalanan ini. Semoga Allah senantiasa mengukuhkan tali

    persaudaraan kita. Amin

    4. Teman-teman ku Seven D Best PAI D 2007 yang selalu bersama dalam

    menapaki hari hari untuk menuntut ilmu di jalan Illahi. We are

    Seven DBest

    5. Teman-teman Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi STAIN Salatiga

    dan Panter-panter Brigade Khusus Racana Kusuma Dilaga-Woro

    Srikandhi.

    6. Teman-teman ku KKN yang berjuang bersama-sama di Kampung Bambu

    Sidodadi .Semoga apa yang pernah kita dapatkan di sana menjadi guru

    yang baik untuk kehidupan kita. Dan seluruh teman-teman, saudara ku di

    Kampung Bambu Dusun Sidodadi trimakasih atas segala pelajaran

    berharga yang pernah kalian berikan .

    7. Seluruh teman-teman PAI angkatan 2007 STAIN Salatiga. Semoga

    kesuksesan mengiringi kita semua

  • xix

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrohmaanirrohiim

    Segenap rasa syukur terucap atas kehadirat Allah SWT. atas segala nikmat

    Iman Islam, taufik serta hidayahnya kepada kita semua. Sholawat beriring salam

    senantiasa kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan

    syafaatnya di yaumil akhir nanti.

    Tak henti tercurah rasa yukur penulis kepada Allah SWT yang senantiasa

    membukakan pintu kemudahan sehingga dengan pertolongan dan ijin dari Allah

    dan usaha yang dilakukan penulis maka skripsi ini dapat terselesaikan

    Skripsi ini diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam.

    Penulisan skripsi ini dapat selesai tidak lepas dari berbagai pihak yang telah

    memberikan dukungan moril maupun materil. Dengan penuh kerendahan hati,

    penulis mengucakan terima kasih kepada:

    1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN Salatiga

    2. Dra. Siti Asdiqoh selaku Kaprogdi Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga

    3. Prof. Dr. Mansur, M.Ag selaku pembimbing yang telah membibing penulis

    dengan sabar untuk menyelesaikan skripsi ini

    4. Segenap Bapak dan Ibu dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah

    memberikan bekal ilmu dan pelayanan hingga studi ini selesai.

    5. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini, sehingga skripsi ini

    dapat terselesaikan dengan baik.

    Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta

    mendapatkan balasan yang berlipat ganda.

  • xx

    Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini memberikan sumbangan

    bagi pengembangn dunia Pendidikan khususnya dan di dunia Pendidikan Islam

    pada umumnya.

    Amin ya robbal alamin

    Salatiga, 11 Agustus 2011

    Penulis

  • xxi

    ABSTRAK

    Laila, Qumi. 2011. Stimulasi Kecerdasan Spiritual Pada Periode Pendidikan

    Pranatal dalam Perspektif Islam . Skripsi, Jurusan Tarbiyah. Program

    Studi Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam

    Negeri Salatiga. Pembimbing. Prof. Dr. Mansur, M.Ag

    Kata Kunci: Kecerdasan Spiritual, Pendidikan Pranatal

    Manusia di dunia ini dibekali dengan kecerdasan oleh Tuhan, kecerdasan

    tersebutlah yang dapat menjadikan perbedaan antara manusia dengan makhluk

    lain. Ada banyak jenis kecerdasan yang ditemukan oleh para ahli, diantaranya tiga

    kecerdasan Q, yaitu IQ,EQ,SQ. masyarakat pada umumnya lebih cenderung

    memperhatikan kecerdasan otak saja (IQ), padahal ada kecerdasan yang lebih

    utama yaitu EQ, seiring dengan perkembagan jaman EQ juga dirasa kurang dapat

    memberikan makna dalam kehidupan manusia, dan pada akhirnya ditemukan jenis

    kecerdasan tertinggi yaitu SQ atau Kecerdasan Spiritual

    Kecerdasan spiritual rupaya sudah dianugerahkan oleh Allah saat manusia belum

    dilahirkan, akan tetapi perlu adanya stimulus-stimulus yang berfungsi untuk

    menjaga dan mengembangkan kecerdasan tersebut. Stimulasi tersebut dilakukan

    oleh orang tua khususnya ibu sebagai orang yang paling dekat dan berinteraksi

    paling banyak dengan sang janin. Dalam skripsi ini peulis membahas tentang

    kecerdasan spiritual dalam prspektif Islam dan bagaimana menstimulasi

    kecerdasan spiritual dalam perspektif Islam

    Jenis dalam penelitian ini penulis adalah library research maka penulis

    menggunakan metode content analysis, yaitu metode menganalisis isi dari

    berbagai kajian pustaka yang dapat berupa buku, jurnal, artikel dari internet, dan

    skripsi. Dan akhirnya skripsi ini menghasilkan kesimpulan bahwa orang tua dapat

    memberikan stimulasi kecerdasan spiritual pada anak yang masih berada dalam

    periode prenatal, dengan melakukan atau menjalankan ibadah dengan tekun,

    Menjalankan ibadah dengan tekun, membaca al-Quran, berzikir, memperdengarkan lagu-lagu rohani atau sholawat kepada anak dalam kandungan,

    berakhlak mulia, menceritakan kisah-kisah teladan dari para Rasull kepada anak

    dalam kandungan.

  • xxii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i

    LEMBAR BERLOGO ..................................................................................... ii

    LEMBAR JUDUL ........................................................................................... iii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iv

    PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... v

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................... vi

    MOTTO ........................................................................................................... vii

    PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii

    KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

    ABSTRAK ....................................................................................................... x

    DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

    DAFTAR LAMPIRAN

    BAB I: PENDAHULUAN ......................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah ............................................... 1

    B. Rumusan Masalah ........................................................ 9

    C. Tujuan Penelitian ......................................................... 9

  • xxiii

    D. Manfaat Penelitian ....................................................... 9

    E. Metode Penelitian......................................................... 10

    F. Penegasan Istilah .......................................................... 13

    G. Sistematika Penulisan .................................................. 15

    BAB II : KAJIAN PUSTAKA

    A. Kecerdasan Spiritual .................................................... 17

    B. Pendidikan Pranatal ...................................................... 22

    C. Kecerdasan Spiritual dan Pendidikan Pranatal dalam

    Skripsi Ini ..................................................................... 26

    BAB III : KONSEP KECERDASAN SPIRITUAL DAN PENDIDIKAN

    PRANATALDALAM PERSPEKTIF ISLAM

    A. Kecerdasan Spiritual dalam Perspektif Islam .............. 28

    B. Pendidikan Pranatal dalam Perspektif Islam ................ 45

    BAB IV : STIMULASI KECERDASAN SPIRITUAL ANAK PADA

    PERIODE PENDIDIKAN PRANATAL DALAM

    PERSPEKTIF ISLAM

    A. Pendidikan Pranatal Dalam Perspektif Islam ............... 53

    B. Tahap Perkembangan Janin Menurut Islam ................. 56

    C. Prinsip dan Metode pendidikan pranatal ...................... 58

  • xxiv

    D. Metode Stimulasi Kecerdasan Spiritual Anak Pada

    Periode Pendidikan Pranatal Perspektif Islam ............. 60

    BAB V : PENUTUP

    A. Kesimpulan .................................................................. 69

    B. Saran-saran ................................................................... 70

    C. Penutup ......................................................................... 71

  • xxv

    DAFTAR PUSTAKA

    Agustina, Ary Ginanjar. 2007. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi

    dan Spiritual ESQ The ESQ Way 165. Jakarta: Arga.

    Ari Kunto, Suharsimi. 1990. Managemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

    Arifin. 1977. Hubungan Timabl balik Pendidikan Agama di Sekolah dan

    Keluarga (Sebagai Pola Pengembangan Metodologi). Jakarta: Bulan

    Bintang

    Az-Zumaro, Lutfil Kirom. 2011. Aktifitas Energi Doa & Dzikir Khusus Untuk

    Kecerdasan Super (Otak + Hati). Jogjakarta: Diva Press.

    Badiah, Zahrotul. 2006. Peran Orang Tua dalam Mengembangkan Kecerdasan

    Emosional dan Spiritual Anak dalam Perspektif Islam. Skripsi tidak

    diterbitkan. Salatiga : Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga

    Buzan, Tony. 2003.The Power Of Spiritual Intelligence, Sepuluh Cara Jadi Orang Yang Cerdas Secara Spiritual. Terjemahan oleh Alex dan Febrina. Jakarta:

    Gramedia

    Fajri, Em Zul dan Senja, Ratu Aprilia. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Jakarta:

    Difa Publisher

    Goleman, Daniel. 1997. Emotional Intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka

    Utama.

    Hadi, Sutrisno. 1981. Metodologi Research. Yogyakarta: Yayasan Penelitian

    Fakultas Psikologi UGM..

    Hasbi, ash-Shiddieqy. 2003. Tafsir al-Quranul Majid An-Nur. Semarang: PT. Rineka Cipta

    Hujjati, MuhammadBaqir. 2008. Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan.

    Terjemahan oleh MJ. Bafaqih.Jakarta: Cahaya.

    Hurlock, Elizabeth. 1996. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang

    Rentang Kehidupan. Terjemahan oleh Istiwidayanti dan Ridwa.Erlangga

    J. Suherman, Rizki dan Suherman. 2010.Menstimulasi Kecerdasan Anak Sejak

    Dalam Kandungan. Jogjakarta:Madani

    Mansur. 2004. Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan. Jogjakarta:Mitra Pustaka

    Marimba. 1964. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: al- Maarif

    Maslikhah. 2009. Ensiklopedi Pendidikan.Salatiga: Salatiga Press

  • xxvi

    Monks, Knoers, dan Siti Rahayu. Tt. Psikologi Perkembangan Pengantar dalam

    Berbagai Bagiannya.Jogjakarta : UGM Press

    Muallifah. 2009. Psycho Islamic Smart Parenting.Jogjakarta : Diva Press.

    Mudrikah, Siti. 2003. Pendidikan Pranatal dalam Perspektif Islam.Skripsi tidak

    diterbitkan. Salatiga : Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga

    Mufida, Fitria. 2003. Pendidikan Pranatal dan Implikasinyaterhadap

    Pembentukan Kepribadian Anak. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga :

    Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga

    Munir, Moh.2007. Pranatal Dalam Perspektif Pendidikan Islam Dan Barat.

    Cendekia Jurnal Kependidikan dan Kemasyarakatan.

    Mustafidz, Chairil. 2009. Pendidikan Yang Kaffah Bagi Anak Kita. Jogjakarta:

    Unggun Religi

    Nataatmadja, Hidayat. 2003 . Intelegensi Spiritual. Jakarta: Intuisi Press.

    Nurfaijah.2010. Pengaruh Qiyamul al-Lail Terhadap Kecerdasan Spiritual Santri

    Asrama Pendidikan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo

    Magelang tahun 2009. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga : Jurusan

    Tarbiyah STAIN Salatiga

    Peperonity. com

    Rahman, Jamal Abdur. 2005. Tahapan Mendidik Anak Teladan Rosulullah.

    Terjemahan oleh Bahrun Abu bakar. Bandung: Irsyad Baitussalam.

    Rejeki, Sri. 2006. Spiritual Quotient (SQ) Korelasinya Terhadap Motivasi

    Berprestasi Pada Mahasiswa STAIN Salatiga Jurusan Tarbiyah Program

    Studi PAI Tahun Angkatan 2002/2003.Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga :

    Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga

    Rumini, Sri dan Sundari, Siti. 2004. Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta:

    Rineka Cipta

    Sambasalim.com

    Sriyanti, Lilik , Muna Erawati, dan Suwardi. 2009. Teori-teori Pembelajaran.

    Salatiga:STAIN Salatiga

    Taufik Nasution, Ahmad. 2009. Melejitkan SQ dengan Prinsip 99 Asmaul Khusna. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

    Uhbiyati, Nur. 2009. Long Life Education Pendidikan Anak Sejak Dalam

    Kandungan Sampai Lansia. Semarang : Walisongo Press.

  • xxvii

    Van de Carr, Rene dan Lehrer, Marc. 1997. Cara Baru Mendidik Anak Sejak

    Dalam Kandungan. Terjemahan oleh Alwiyah Abdurrahman Bandung :

    Kaifa.

    www.itb.ac.id

    http://andreyuris.wordpress.com/2009/09/02/analisis-isi-content-analysis/.

    yundahamasah.blogspot.com

    Zohar, danah dan Marshal, Ian. 2000. SQ Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

    dalam Integralistik & Holistik Untuk Memaksimalkan Kehidupan.

    Bandung. Mizan

  • xxviii

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Manusia adalah makhluk sempurna yang dikaruniai oleh Allah seuatu

    kecerdasan.Dengan kecerdasan yang dimiliki, manusia dapat berfikir dan

    memecahkan persoalan yang dihadapinya. Dalam dunia sains telah lama

    dikenal istilah Kecerdasan Intelektual (Intelligence Quotient). IQ

    diperkenalkan oleh William Stern dan mejadi sebuah patokan bagi sukses atau

    tidaknya seseorang, padahal menurut seorang psikolog yang bernama Daniel

    Goleman IQ hanya menyumbangkan 5-10 % bagi kesuksesan hidup (Taufiq,

    2004:15). Banyak masyarakat mengira jika seseorang memiliki IQ yang tinggi

    berarti dia memiliki peluang sukses yang lebih besar dari pada orang yang

    memiliki IQ yang lebih rendah. Padahal dalam kehidupan nyata orang yang

    secara akademis memiliki nilai yang tinggi dan berprestasi belum tentu

    mendapatkan pekerjaan yang layak yang sesuai kapabilitas mereka. Hal

    tersebut membuktikan bahwa orang yang ber-IQ tinggi tidak menjamin akan

    mendapatkan kesuksesan dalam hidupnya.

    Masyarakat pada umumnya masih menekankan pentingnya nilai dan

    makna rasional murni yang menjadi tolak ukur IQ dalam kehidupan sehari-

    hari, akan tetapi kecerdasan tidak akan berarti apa-apa bila emosi yang

    berkuasa (Goleman, 1997:5). Kecerdasan Emosional merupakan suatu bentuk

    kecerdasan dalam pengolahan emosi, menurut Daniel Goleman pencetus

  • xxix

    kecerdasan emosional, keberhasilan seseorang ditentukan oleh 20% IQ dan

    80% EQ (Lutfil, 2011:95), oleh sebab itu EQ dipandang lebih penting

    eksistensinya dibanding dengan IQ.

    Selain dua kecerdasan di atas ditemukan lagi sebuah konsep

    kecerdasan yang tidak hanya berkutat pada ranah otak dan emosi saja, tapi

    lebih jauh lagi kecerdasan ini merupakan kecerdasan yang mempunyai esensi

    yang lebih dalam tentang makna hidup seseorang. Kecerdasan tersebut yakni

    kecerdasan spiritual (SQ).

    Kecerdasan spiritual merupakan serangkaian kecerdasan yang ada pada

    diri manusia, yaitu IQ, EQ, SQ. Kecerdasan spiritual adalah suatu kemampuan

    untuk memberikan makna spiritual terhadap pemikiran, perilaku dan kegiatan

    serta mampu mengkombinasikan 3 kecerdasan yang lain secara komprehensif.

    Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan yang menyinergikan 2 kecerdasan

    lain secara komprehensif (Ginanjar, 2007:47).

    Konsep Kecerdasan spiritual atau Spiritual Quotient (SQ) pertama kali

    dicetuskan oleh Danah Zohar dan Ian Marshall, mereka mendefinisakan

    kecerdasan spiritual sebagai bentuk dari kecerdasan untuk menghadapi

    persoalan makna atau value (Ginanjar, 2004:47). Zohar berpendapat bahwa

    pengenalan diri terutama kesadaran diri adalah suatu kesadaran internal otak,

    Zohar juga berpendapat bahwa proses yang berlangsung pada otak sendirilah

    tanpa pengaruh panca indra dan dunia luar yang membentuk kesadaran sejati

    manusia (Taufiq, 2004:27).

  • xxx

    Dengan SQ manusia mampu memandang kehidupan dengan penuh

    makna, tidak sebatas ukuran materiil saja yang dicari akan tetapi kehidupan

    imateriil yakni kepercayaan kepada Tuhannya. Orang yang cerdas secara

    spiritual membentuk suatu kesadaran bahwa eksistensinya tidak terjadi begitu

    saja dan bukan merupakan suatu kebetulan akan tetapi dia sadar sepenuhnya

    bahwa eksistensinya di dunia merupakan maha karya dari sang pencipta

    (Taufik, 2009:37).

    SQ tidak terbatas hanya pada pemberian makna dalam setiap kegiatan

    atau perbuatan yang dilakukan oleh seseorang akan tetapi SQ adalah

    kemampuan memberikan makna spiritual dalam setiap apa yang dia perbuat

    dan yang dia kerjakan, ada suatu hubungan yang integral antara apa yang

    terjadi dalam kehidupan manusia dengan campur tangan yang Maha Kuasa.

    Pada masa modern ini banyak terjadi degradasi moral pada

    masyarakat, banyak terjadi kasus pembunuhan, bunuh diri, perampokan

    karena kemiskinan dan lain sebagainya, Hal tersebut terjadi tentunya

    disebabkan tidak adanya nilai spiritual yang tertanam dalam diri manusia,

    bukan hanya terbatas bahwa nilai spiritual itu berkaitan dengan pengetahuan

    seseorang terhadap suatu permasalahan agama akan tetapi jauh lebih penting

    nilai spiritual itu adalah tentang bagaimana seseorang memahami dan

    melaksanakan agama. SQ tidak dapat datang dengan begitu saja pada diri

    manusia akan tetapi perlu suatu proses untuk bisa cerdas secara spiritual yakni

    dengan pendidikan.

  • xxxi

    Pendidikan sangat diperlukan untuk mengurangi dan mencegah

    dekadensi moral pada diri manusia. Pendidikan dapat dilakukan dimana saja

    dan kapan saja, tidak terbatas pada suatu instansi kelembagaan saja akan tetapi

    pendidikan juga dapat diperoleh dari lingkungan. Lingkungan pendidikan

    yang paling utama adalah lingkungan keluarga terutama orang tua karena

    orang tua mempunyai intensitas komunikasi dan interaksi yang paling banyak

    dengan anak atau seseorang sejak kecil sebelum mereka mengenal pendidikan

    dari lingkungan luar (masyarakat dan sekolah).

    Pendidikan dalam keluarga tidak terbatas ketika anak sudah dilahirkan

    ke dunia maupun setelah dia dewasa akan tetapi pendidikan sudah dapat

    diberikan sejak masa pranatal atau masa sebelum kelahiran anak. Penelitian-

    penelitian yang dilakukan oleh para ilmuan dari luar negeri menumbangkan

    asumsi masyarakat bahwa pendidikan hanya dapat diberikan setelah anak

    sudah dilahirkan.

    Dua orang pakar yang pertama kali mendirikan pelatihan pranatal

    adalah F. Rene Van De Carr dan Marc Lehrer (1999:39), melalui penelitian

    mereka diketahui bahwa pada periode pranatal pendidikan sudah dapat

    diberikan, janin yang ada dalam kandungan dapat merespon apa yang

    diberikan kepadanya. Dari hasil penelitian mereka diketahui bahwa anak yang

    pada saat dalam kandungan mendapatkan stimulasi pranatal maka setelah dia

    dilahirkan anak tersebut menjadi pribadi yang lebih perhatian dan

    memperhartikan apa yang disampaikan orang tuanya.

  • xxxii

    Stimulasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk merangsang

    kemampuan dasar anak agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara

    optimal (yundahamasah.blogspot.com).Dalam periode pranatal sangat penting

    memberikan stimulasi stimulasi kepada janin, stimulasi tersebut dapat

    dilakukan secara langsung dan tidak langsung, stimulasi langsung adalah

    stimulasi yang dilakukan secara langsung kepada sang janin, sedangkan

    stimulasi tidak langsung dapat berupa berjalannya aktifitas otak yakni dengan

    belajar atau berfikir yang dilakukan oleh seorang ibu (Suherman & Rizki,

    2010:63).

    Seperti apa yang disampaikan F. Rene Van De carr dan Marc Lehrer

    (1999:40), dalam bukunya yang telah diterjemahkan yakni Cara Baru

    Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan yakni sebagai berikut

    Banyak orang tua yang mengikuti Pendidikan Pralahir

    memberitahukan kepada kami bahwa dengan memberikan perhatian

    penuh selama dilakukannya stimulasi, sekalipun hanya dua menit atau

    kurang, mengajarkan pelajaran penting bagi mereka, yaitu bahwa

    stimulasi membuat mereka siap dan merasa senang memenuhi

    kebutuhan bayi mereka setelah dilahirkan.

    Dalam Islam, pendidikan pranatal bahkan dimulai sebelum masa

    kehamilan. Pendidikan pranatal sudah dapat dilakukan sejak masa prakonsepsi

    yaitu dalam masa dalam memilih jodoh. Seperti apa yang disabdakan oleh

    Rasulullah SAW:

    :

  • xxxiii

    Artinya: Dari Abi Hurairoh, dari Nabi Muhammad SAW bersabda: Wanita

    itu dinikahi karena empat hal, karena hartanya, karena keturunannya,

    karena kecantikannya dan karena agamanya, maka pilihlah karena

    agamanya, niscaya kamu akan beruntung (HR. Ibnu Majjah)

    Hadits tersebut menjelaskan kepada kita untuk memilih jodoh karena

    agamanya. Hal tersebut lebih penting dari pada hal-hal yang lain seperti

    karena kecantikannya dan karena hartanya. Orang tua yang memiliki akhlak

    yang baik tentu akan menurunkan sifat baiknya tersebut kepada sang anak.

    Sebagai contoh, orang tua yang berbakti kepada orang tuanya dimungkinkan

    akan menurunkan sifat-sifat berbaktinya tersebut kepada anak-anak mereka

    melalui gen-gen yang disumbangkan. Sedangkan jika ditinjau dari segi

    paedagogis dan lingkungan, orang yang berbakti kepada orang tuanya tentu

    akan mendidik anak-anaknya untuk berbakti kepada orang tuanya juga

    (Munir, 2007:159).

    Perilaku atau tindakan yang dilakukan oleh orang tua tentu akan

    berpengaruh terhadap perkembangan anak yang masih berada dalam

    kandungan atau masih dalam masa pranatal. Perilaku yang dapat

    mempengaruhi hal tersebut adalah perilaku secara fisik dan psikhis (spiritual),

    atau perilaku jasmani dan rohani. Perilaku-perilaku tersebut dapat berakibat

    baik secara langsung maupun tidak langsung (Mansur, 2004:200).

    Ayah dan ibu memiliki peran dalam memberikan pengaruh secara

    genetik kepada anak. Penelitian pernah dilakukan pada sebuah keluarga di

    New York seperti yang dikutip dalam buku Mendidik Anak Sejak dalam

    Kandungan karya yang telah diterjemahkan yang ditulis oleh Muhammad

  • xxxiv

    Baqir Hujjati, penelitian dilakukan oleh Gedard terhadap seorang prajurit

    Amerika yang menikah dengan wanita yang lemah secara mental, keluarga

    tersebut menghasilkan keturunan yang kurang baik, keturunan mereka ada

    yang menjadi pelaku criminal, pelacur, mengalami cacat mental. Penelitian

    yang kedua dilakukan pada keluarga yang sama akan tetapi dari istri yang

    berbeda. Prajurit tersebut menikah kembali dengan wanita terhormat dan

    keturunan yang dihasilkan adalah keturunan yang berkualitas baik kecuali tiga

    orang, diantaranya menjadi dokter, hakim, guru.

    Jelas dari hasil penelitian ilmiah di atas bahwa kondisi kepribadian

    maupun kecerdasan seseorang mempunyai andil yang besar bagi terbentuknya

    karakter seorang anak. Tidak cukup dengan sifat luhur dan kecerdasan dari

    orang tua saja yang diperlukan untuk memperoleh anak yang cerdas secara

    spiritual perlu adanya treatmen yang harus diberikan selama anak dalam

    kandungan.

    Dalam perspektif agama Islam pendidikan pranatal adalah salah satu

    pendidikan yang sangat diperhatikan. Perhatian Islam terhadap pendidikan

    pranatal seperti halnya tentang mewajibkannya Islam kepada para suami untuk

    menafkahi isterinya yang mengandung walaupun sudah ditalak tiga. Nafkah

    suami memang telah gugur ketika sudah dijatuhkannya talak tiga akan tetapi

    nafkah yang diwajibkan kepada seorang suami tersebut ialah bertujuan untuk

    menafkahi anak yang sedang dikandung (Munir, 2007:154)

    Perhatian Islam terhadap pendidikan pranatal yang lain adalah

    diperbolehkannya seorang ibu yang tengah hamil untuk tidak berpuasa pada

  • xxxv

    bulan Romadhon karena dikhawatirkan dapat membahayakan kondisi janin

    dan dapat diganti dengan membayar fidyah, selain hal tersebut Islam juga

    memerintahkan untuk menunda hukuman bagi wanita yang sedang hamil

    karena dikhawatirkan dapat membahayakan keadaan janin dalam kandungan

    (Munir, 2007:154)

    Selama periode pranatal orang tua hendaknya memberikan pendidikan

    tentang agama, misalnya dengan memperdengarkan ayat-ayat al-Quran,

    berzikir, sholawat dan amalan-amalan Islam lainnya sehingga nilai-nilai

    spiritual sudah tertanam sejak anak masih dalam kandungan dan mempelajari

    kitab suci al-Quran dengan mendalam akan mengembangkan kecerdasan

    spiritual pada anak (Muallifah, 2009:185).

    Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui ulama-ulama besar atau

    kyai-kyai pemimpin pesantren merupakan keturunan dari seseorang yang

    menguasai ilmu agama, juga memiliki kecerdasan secara spiritual, dan tentu

    saja hal tersebut akan berpengaruh terhadap keturunannya.

    Bertolak dari latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk

    melakukan penelitian tentang tema di atas dan penulis mengangkat sebuah

    judul penelitian yaitu METODE STIMULASI KECERDASAN

    SPIRITUAL ANAK PADA PERIODE PENDIDIKAN PRANATAL

    DALAM PERSPEKTIF ISLAM

  • xxxvi

    B. Rumusan Masalah

    Berangkat dari latar belakang di atas maka penulis merumuskan

    beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

    1. Bagaimana konsep kecerdasan spiritual dalam perspektif Islam?

    2. Bagaimana metode stimulasi kecerdasan spiritual anak pada periode

    pendidikan pranatal dalam perspektif Islam?

    C. Tujuan Penelitian

    Dalam menyusun penelitian ini penulis memiliki beberapa tujuan

    yaitu:

    1. Untuk mengetahui bagaimana kecerdasan spiritual dalam perspektif Islam

    2. Untuk mengetahui bagaimana metode stimulasi kecerdasan spiritual anak

    pada periode pendidikan pranatal dalam perspektif Islam.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat secara teoritis

    Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu

    pengetahuan khususnya tentang pendidikan pranatal

    2. Manfaat secara praktis

    Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan pemahaman bagi

    masyarakat tentang pentingnya pendidikan pranatal untuk membentuk anak

    yang cerdas secara spiritual.

  • xxxvii

    E. Metode Penelitian

    1. Metode Pengumpulan Data

    Dalam penyusunan skripsi ini menggunakan metode library research

    yaitu suatu research kepustakaan (Hadi, 1981:9) atau penelitian yang

    dilakukan dengan cara menggali informasi dari literature-literatur yang

    dapat berupa buku, majalah, jurnal, internet dan sebagainya.

    2. Sumber Data

    a. Sumber Data Primer

    Sumber data primer adalah sumber bahan atau dokumen yang

    ditemukan atau digambarkan sendiri oleh orang atau pihak yang hadir

    pada waktu kejadian yang digambarkan tersebut berlangsung,

    termasuk sember primer adalah misalnya buku harian, notulen, dan

    lain-lain (Ari Kunto,1990). Sedangkan dalam penelitian ini yang

    termasuk dalam sumber data primer adalah naskah-naskah atau buku-

    buku yang membahas tentang judul skripsi di atas, yaitu:

    1) F. Rene Van de Carr, M.D. dan Marc Lehrer, Ph.D, bukunya

    berjudul Cara Baru Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan

    berisi tentang metode-metode pelatihan pranatal. (Kaifa,

    Bandung:1999)

    2) Dr. Mansur, M.A berjudul Mendidik Anak Sejak Dalam

    Kandungan, berisi tentang pendidikan yang dimulai sebelum

    masa dalam kandungan, yakni sejak pemilihan jodoh, perkawinan,

  • xxxviii

    hingga masa kandungan atau pranatal. (Mitra Pustaka,

    Jogjakarta:2004)

    3) Dra. Nur Uhbiyati, dengan buku yang berjudul Long Life

    Education Pendidikan Anak Sejak Dalam Kandungan Sampai

    Lansia berisi tentang paparan tentang pendidikan yang dimulai

    dari masa pranatal sampai masa lansia. (Walisongo Press,

    Semarang:2009)

    4) Rizki J. Suherman dan Suherman dalam bukunya yang bertajuk

    Menstimulasi Kecerdasan Anak Sejak Dalam Kandungan berisi

    cara-cara menstimulasi kecerdasan anak selam dalam kandungan.

    (Madani, Jogjakarta:2010)

    5) Ary Ginanjar Agustina. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

    Emosi dan Spiritual ESQ The ESQ Way 165. Yang mengupas

    secara mendalam tentang ESQ dalam hal ini kecerdasan spiritual.

    (Arga, Jakarta:2007)

    6) Muhammad Baqir Hujjati. Mendidik Anak Sejak Dalam

    Kandungan. Berisi tentang pembahasanpembahasan tantang

    pendidikan dan pembinaan dalam perspektif al-Quran. (Cahaya,

    Jakarta:2008)

    7) Ahmad Taufik Nasution. Melejitkan SQ dengan Prinsip 99 Asmaul

    Husna. Berisikan tentang asmaul husna sebagai sarana melejitkan

    SQ. (Gramedia, Jakarta:2009)

  • xxxix

    b. Sumber Data Skunder

    Sumber data sekunder adalah sumber kajian yang digambarkan

    oleh bukan orang yang ikut mengalami (ibid), dalam penelitian ini

    maksudnya adalah sumber yang memiliki tema serupa dengan judul

    skripsi akan tetapi tidak secara khusus membahas tema judul skripsi

    ini.

    3. Metode Analisis Data

    Mengacu pada metode pengumpulan data pada penelitian ini yang

    berupa metode library research maka penulis menggunakan metode

    content analysis untuk menganalisis penelitian ini. Sedangkan metode

    content analysis itu sendiri yaitu suatu metode untuk menganalisis isi

    sebuah teks (www.itb.ac.id), metode ini digunakan untuk menganalisis

    semua bentuk komunikasi, baik berupa surta kabar, buku, majalah, dan lain

    sebagainya, penelitian dimulai dengan merumuskan beberapa masalah yang

    akan diteliti kemudian dilanjutkan dengan pencarian data pokok dan data

    primer, yakni yang berup teks, karena sebagai metode analisis isi maa teks

    adalah objek yang paling pokok (www.wordpress.com).

  • xl

    F. Penegasan Istilah

    Untuk menghindari kemungkinan terjadi kesalahan pemahaman atau

    pemahaman yang berbeda dengan maksud penulis mengenai judul dari

    penelitian ini perlu adanya penjelasan dari beberapa istilah dari judul

    penelitian ini

    Istilah yang perlu penulis jelaskan adalah sebagai berikut:

    1. Metode

    Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan

    suatu pekerjaan agar tercapai sesuai yang dikehendaki (Depdiknas, tt:740)

    2. Stimulasi

    Stimulasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk merangsang

    kemampuan dasar anak agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara

    optimal (yundahamasah.blogspot.com), sedangkan stimulasi yang

    dimaksud dalam penelitian ini adalah merangsang janin dalam kandungan

    supaya janin tersebut dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

    3. Kecerdasan Spiritual

    Kecerdasan Spiritual terdiri dari dua suku kata yang masing-masing

    mempunyai makna tersendiri yakni:

    a. Kecerdasan : kesempurnaan perkembangan akal budi

    b. Spiritual: berhubungan dengan atau bersifat kejiwaan (rohani, batin)

    (Depdiknas, 2000:263)

  • xli

    Sedangkan definisi dari kecerdasan spiritual adalah pengetahuan akan

    kesadaran diri, makna hidup, tujuan hidup atau nilai-nilai tertinggi (Taufiq,

    2009 : 4)

    Kecerdasan Spiritual sejati adalah kecerdasan untuk menghadapi dan

    memecahkan persoalan makna dan nilai, tidak saja terhadap manusia tetapi

    juga dihadapan Allah (M. Suyanto, 2006:1)

    4. Anak

    Yang dimaksud dengan anak adalah keturunan dari ayah dan ibu.

    5. Periode

    Periode adalah masa atau waktu

    6. Pendidikan

    Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

    suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

    mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

    keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, dan akhlak mulia

    (Maslikhah, 2009:130-131).

    7. Pranatal

    Pranatal adalah masa sebelum kelahiran seorang anak atau masa

    dalam kandungan.

    Pranatal dalam pandangan psikologi adalah aktivitas-aktivitas

    manusia sebagai calon suami istri yang berkaitan dangan hal-hal sebelum

    melahirkan yang meliputi sikap dan tingkah laku dalam rangka memilih

  • xlii

    pasangan hidup agar lahir anak sehat jasmani dan rohani (Mansur,

    2004:17).

    8. Perspektif Islam

    Perspektif adalah pandangan atau sudut pandang ( Kamus Lengkap

    Bahasa Indonesia: 647).

    Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi

    Muhammad SAW untuk mengatur hubungan manusia dengan Allah, dan

    hubungan dengan sesama manusia (Peperonity.com).

    Jadi yang dimaksud Perspektif Islam di sini adalah suatu masalah

    atau persoalan yang ditinjau dari sudut pandang Islam.

    G. Sistematika Penulisan

    Sistematika dalam penulisan skripsi ini terdiri dari V bab yaitu dengan

    uraian sebagai berikut:

    1. BAB I : Pendahuluan

    Pada Bab I yakni pendahuluan terdiri dari Latar Belakang Masalah,

    Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian baik secara

    praktis maupun teoritis, Metode Penelitian, Penegasan Istilah, dan

    Sistematika Penulisan.

    2. BAB II : Kajian Pustaka

    Kajian Pustaka berisi tentang kajian-kajian yang pernah dilakukan

    yang temanya hampir sama dengan judul yang diangkat penulis, kajian-

    kajian tersebut dapat berupa buku, jurnal, ataupun skripsi

  • xliii

    3. BAB III : Kecerdasan Spiritual dan Pendidikan Pranatal Dalam Perspektif

    Islam

    Dalam Bab ini merupakan penjelasan dari Kecerdasan Spiritual

    dilihat dari sudut pandang agama Islam yang terdiri dari pembahasan

    Suara Hati manusia sebagai dasar pembentukan SQ, Ciri-ciri dari

    kecerdasan spiritual, manfaat yang didapat jika kita memiliki kecerdasan

    spiritual, Karakteristik Kecerdasan Spiritual, dan cara-cara yang dapat

    dilakukan untuk menjadi orang yang cerdas secara spiritual

    4. BAB IV : Implikasi Pendidikan Pranatal dalam Menstimulasi

    Kecerdasan Spiritual Anak dalam perspektif Islam

    Dalam bab ini akan dijelaskan tentang interaksi edukatif yang

    dilakukan pada periode pranatal, tahap-tahap perkembangan janin menurut

    Islam, prinsip-prinsip dan metod pendidikan pranatal, Metode stimulasi

    Kecerdasan Spiritual Anak pada periode penddikan pranatal dalam

    perspektif Islam

    5. BAB V: Kesimpulan dan Penutup

    Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan

    dan diakhiri dengan penutup

  • xliv

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Kecerdasan Spiritual

    Dalam ranah psikologi kecerdasan pada manusia sebenarnya ada

    berbagai macam, seperti kecerdasan majemuk yang diperkenalkan oleh

    Gardner. Selain kecerdasan yang dikemukakan oleh Gardner terdapat 3 jenis

    kecerdasan manusia yaitu IQ, EQ, dan SQ. IQ (Inteligent Quotient)

    merupakan kecerdaan yang berhubungan dengan otak manusia, EQ

    (Emotional Quotient) adalah kecerdasan yang berhubungan dengan

    kemampuan seseorang untuk mengelola emosi dirinya sendiri ataupun orang

    lain (Muallifah, 2009:113). Dan yang teakhir adalah SQ (Spiritual Quotient)

    kecerdasan spiritual adalah pengetahuan akan kesadaran diri, makna hidup,

    tujuan hidup atau nilai-nilai tertinggi (Taufiq, 2009 : 4).

    Kecerdasan spiritual merupakan jenis kecerdasan ketiga pada manusia

    dan kecerdasan spiritual atau SQ (Spiritual Quontient) dianggap sebagai

    kecerdasan yang tertinggi, kecerdasan ini berhubungan dengan value atau

    nilai.Kecerdasan Spiritual digagas oleh dua orang yang bernama Danah Zohar

    dan Ian Marshall. Pada tahun 1990-an mereka menyusun dan

    memperkenalkan buku yang komprehensif tentang kecerdasan spiritual yang

    berjudul The Ultimate Intelligence dengan mengembangkan penelitian yang

    dilakukan oleh Dr. Persinger dan Prof. V.S. Ramachandra tentang adanya God

    Spot pada diri manusia (Taufik, 2009:76), V.S. Ramachandra dan tim nya dari

    17

  • xlv

    California University menemukan eksistensi God spot dalam otak manusia,

    sebagai pusat spiritual (spiritual center) yang terletak diantara saraf dan otak

    (Agustina, 2007:44)

    Kemudian semakin bayak kajian yang membahas tentang Kecerdasan

    Spiritual atau SQ. Penelitian-penelitian dan kajian literatur yang pernah

    disusun antara lain:

    1. Buku Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosional dan Spiritual

    ESQ Way

    Ary Ginanjar Agustina Dalam buku yang berjudul Rahasia Sukses

    Membangun Kecerdasan Emosional dan Spiritual ESQ Way melakukan

    kajian tentang Kecerdasan Spiritual dengan mengenalkan konsep ESQ

    model yang berfungsi sebagai mekanisme penggabungan 3 kecerdasan

    manusia yaitu IQ,EQ, dan SQ dalam satu kesatuan yang integral dan

    transendental (Agustina, 2007:45). Dalam bukunya tersebut Ary

    menggambarkan tentang EQ berhubungan dengan interaksi antara

    manusia dan manusia, SQ berhubungan dengan interaksi antara manusia

    dan Tuhan, sedangkan dalam ESQ merupakan penggabungan dari kedua

    kecerdasan tersebut sehingga yang terjadi adalah suatu interaksi bukan

    saja antara manusia dengan manusia akan tetapi hubungan antara manusia

    dengan manusia dan manusia dengan Tuhan. Di dalam buku ini Ary

    membagi pembahasan menjadi empat bagian, bagian yang pertama berisi

    tentang ZMP (Zero Mind Process), ZMP merupakan sebuah landasan

    awal dalam memahami pemikiran tentang ESQ yang juga merupakan

  • xlvi

    langkah pembersih God Spot (titik Tuhan) (Agustina, 2007:104-105).

    Bagian kedua dalam buku ini membahas tentang Mental Building

    (pembangunan mental), Pembangunan mental ini berhubungan dengan

    pembangunan kecerdasan emotional setelah manusia memiliki kejernihan

    emosi dan suara hati.Bagian ketiga, pada bagian ini menjelaskan tentang

    Personal Strenght (ketangguhan pribadi), ketangguhan pribadi ini

    dibangun dengan beberapa langkah yaitu, mission statement (penetapan

    misi), character building (pembangunan karakter), self controlling

    (pengendalian diri).Bagian keempat, bagian yang terakhir ini berisi

    tentang Social Strenght (ketangguhan sosial), dalam membangun

    ketangguhan sosial ini ada dua langkah yang harus ditempuh yang

    merupakan implikasi dari dua rukun Islam yaitu, zakat (strategic

    collaboration), dan haji (total action).

    2. Buku The Power Of Spiritual Intelligence, Sepuluh Cara Jadi Orang

    Yang Cerdas Secara Spiritual

    Buku ini disusun oleh Tony Buzan dengan judul asli The Power Of

    Spiritual Intelligence, 10 Ways to Tap into Your Spiritual Genius. Berisi

    tentang cara-cara yang dapat dilakukan untuk menimbulkan kecerdasan

    spiritual, buku ini berisi latihan-latihan dalam hal spiritualitas dan

    dilengkapi dengan Mind-Map.10 cara yang dikemukakan oleh Tony

    Buzan dalam buku ini adalah sebagai berikut:

    a. Mendapatkan Gambaran Menyeluruh

    b. Menggali Nilai-Nilai

  • xlvii

    c. Visi dan Panggilan Hidup

    d. Belas Kasih: Memahami Diri Sendiri dan Orang Lain

    e. Memberi dan Menerima! Kemurahan Hati dan Rasa Syukur

    f. Kekuatan Tawa

    g. Menjadi Kanak-Kanak Kembali

    h. Kekuatan Ritual

    i. Ketentraman

    j. Yang Anda Perlukan hanyalah Cinta

    3. Buku Melejitkan SQ Dengan Prinsip 99 Asmaul Husna

    Buku ini disusun oleh Ahmad Taufik Nasution, fokus dalam buku

    ini adalah untuk memahami secara mendalam makna tertinggi dan

    dampaknya dalam kehidupan manusia dengan mengenal dan memhami

    hati manusia melalui kecerdasan spiritual yang berprinsip pada 99 Asmaul

    Husna. Dia juga menjelaskan tentang kecerdasan spiritual (SQ)

    berdasarkan pada suara hati dan Asmaul Husna, karena Asmaul Husna

    sebenarnya adalah sumber dari setiap suara hati pada diri manusia.

    4. Skripsi berjudul Peran Orang Tua dalam Mengembangkan Kecerdasan

    Emosional dan Spiritual Anak dalam Perspektif Islam

    Skripsi ini disusun oleh Zahrotul Badiah pada tahun 2006, penelitian

    yang dilakukannya tersebut tidak hanya terfokus pada satu jenis

    kecerdasan saja akan tetapi dia meneliti dua kecerdasan sekaligus, yaitu

    tentang EQ dan SQ. Titik berat dalam penelitian ini adalah mengupas

    tentang peranan orang tua dalam mengembangkan kecerdasan EQ dan SQ

  • xlviii

    anaknya dalam kaca mata Islam, Karena orang tua sebagai ujung tombak

    dari berkembangnya kecerdasan sang anak. Dalam tulisan ini di

    tambahkan juga dalildalil yang menjelaskan peranan orang tua dalam

    perkembangan anaknya.

    5. Skripsi berjudul Spiritual Quotient (SQ) Korelasinya Terhadap

    Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa STAIN Salatiga Jurusan Tarbiyah

    Program Studi PAI Tahun Angkatan 2002/2003

    Skripsi ini disusun oleh Sri Rejeki pada tahun 2006, penelitian ini

    dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara orang yang

    memiliki kecerdasan spiritual terhadap motivasi berprestasi mereka.

    Penelitian yang dilakukan terhadap mahasiswa STAIN Salatiga ini

    menghasilkan suatu kesimpulan bahwa tidak ada hubungannya antara

    orang yang memiliki kecerdasan spiritual dengan motivasi mereka untuk

    berprestasi.

    6. Skripsi berjudul Pengaruh Qiyamul al-Lail Terhadap Kecerdasan

    Spiritual Santri Asrama Pendidikan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf

    Tegalrejo Magelang tahun 2009

    Penelitian dalam skripsi ini dilakukan oleh Nurfaijah pada tahun

    2009 terhadap santri Pondok Pesantren API di Magelang, tujuan dari

    penelitian ini adalah untuk mencari tahu apakah ada pengaruh antara

    melakukan Qiyamul al-Lail (sholat, berzikir, dan membaca al-Quran)

    terhadap kecerdasan spiritual yang dimiliki oleh santri-santri tersebut. Dan

    hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Nurfaijah menunjukkan bahwa

  • xlix

    melaksanakan Qiyamul al-Lail dapat berpengaruh terhadap kecerdasan

    spiritual para santri.

    B. Pendidikan Pranatal

    Pendidikan pranatal merupakan pendidikan yang dilakukan sejak anak

    masih berada dalam kandungan, bahkan dalam beberapa buku disebutkan

    bahwa pendidikan pranatal sudah dimulai sebelum masa kehamilan. Pada

    masyarakat awam atau umumnya hanya cenderung memperhatikan pendidikan

    formal di sekolah saja dan masih jarang yang cenderung memperhatikan

    pendidikan pada masa pranatal. Padahal pendidikan pranatal merupakan step

    pendidikan yang tidak bisa begitu saja diabaikan, karena pendidikan pranatal

    memberi kontribusi dalam perkembangan anak pada masa yang akan datang.

    Melihat betapa pentingnya proses pendidikan pranatal para ahli mulai

    meneliti tentang kehidupan pranatal dan proses pendidikannya. Penelitian-

    penelitian yang pernah dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut:

    1. Buku Cara Baru Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan

    Buku ini disusun oleh dua orang ahli yang bernama Rene Van de

    Carr dan Marc Lehrer. Judul asli buku ini adalah While Youre

    Expecting Your Own Pranatal Classroom.Pendidikan pranatal pertama

    kali dikembangkan oleh Rene Van de Carr yang bergabung dengan Marc

    Lehrer seorang Psikolog, dalam mengembangkan stimulasi pranatal

    (Abdurrahman, 1999:27). Buku ini berisi tentang cara-cara atau langkah-

    langkah yang dapat orang tua lakukan saat bayi masih berada dalam

  • l

    kandungan untuk menstimulasi bayi tersebut. Buku ini menunjukkan

    bahwa pendidikan sudah bisa dilakukan pada saat periode pranatal. Dalam

    buku ini berisi tentang apa saja prinsip-prinsip dari pendidikan pranatal

    itu, kemudian apa saja yang dapat dilakukan agar dapat memperoleh

    kehamilan yang sehat, beberapa langkah yang dilakukan pada pendidikan

    pranatal, latihan-latihan untuk sang janin, dan beberpa pembahasan

    tentang melahirkan.

    2. BukuLong Life Education

    Buku karangan dari Nur Uhbiyati ini berisi tentang tahapthap

    pendidikan yang diberikan, yaitu mulai dari pendidikan anak sejak periode

    pranatal sampai pendidikan lansia.Dalam pembahasan tentang pendidikan

    pranatal dia menjelaskan tentang pengertian pendidikan pranatal, tujuan

    yang ingin dicapai dalam pendidikan pranatal, bagaimana hukum Islam

    tentang pendidikan yang dilakjukan pada periode pranatal, siapa yang

    menjadi pendidik dan terdidik pada pendidikan pranatal, metode-metode

    yang digunakan pada pendidikan pranatal, dan materi apa saja yang

    diberikan pada pendidikan pranatal.

    3. Buku Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan

    Buku ini disusun oleh Mansur, yang berisi tidak saja tentang

    pembahasan hal-hal yang berhubungan dengan masa kandungan akan

    tetapi lebih jauh lagi membahas tentang masa sebelum kehamilan yaitu

    sejak masa pemilihan jodoh, perkawinan (prakonsepsi) hingga masa

    kehamilan. Pada pembahasan pertama buku ini berisi tentang pranatal dan

  • li

    pentingnya pendidikan dalam kandungan yang menjelaskan tentang

    pandangan-pandangan psikologi terhadap pranatal, pandangan Islam

    terhadap pranatal dan pendidikannya.

    Pembahasan kedua dalam buku ini adalah tentang pendidikan dalam

    kandungan sebagai sarana pengembangan kulitas anak, implikasi

    pernikahan dalam pengendalian kualitas anak, proses kejadian manusia

    dan pendidikan dalam kandungan, memperhatikan kualitas keturunan, dan

    faktor yang mempengaruhu kualitas keturunan.

    Pada pembahasan yang ketiga menjelaskan tentang kewajiban ibu

    hamil untuk memberikan pendidikan pada bayi yang dikandungnya,

    pembahasan yang keempat tentang bagaimana mempersiapkan ibu hamil

    dan menghindari penyakit keturunan, mempersiapkan masa kehamilan

    yang sehat, macam-macam penyakit keturunan, faktor-faktor penyebab

    bayi lahir cacat, dan strategi yang dilakukan dalam mempersiapkan

    pendidikan dalam kandungan. Pada bagian keempat berisi tentang upaya-

    upaya spiritual yang dilakukan untuk memberikan pendidikan dalam

    kandungan., dan penjelasan pada bagian terakhir berisikan tentang

    implikasi pendidikan kandungan bagi pendidikan Islam.

    4. Buku Menstimulasi Kecerdasan Anak Sejak dalam Kandungan

    Buku ini disusun oleh Rizki J. Suherman dan Suherman. Buku ini

    berisi tentang bagaimana cara untuk menstimulsai kecerdasan bayi sejak

    dalam kandungan dengan dasar Islam, dalam buku ini terbagi menjadi

    delapan bab, yaitu pada bab pertama berisi tentang amalan-amalan apa saja

  • lii

    yang dapat dilakukan saat periode kehamilan atau pranatal, juga berisi

    tentang bagaimana puasa bagi ibu hamil dan menyusui.

    Bab kedua menjelaskan tentang perkembangan janin berdasarkan al-

    Quran dan hadits, tumbuh kembang janin berdasarkan USG. Pada bab

    ketiga berisi tentang bagaimana cara mencerdaskan anak sejak dalam

    kandungan. Pada bab keempat menjelaskan hal-hal yang berhubungan

    dengan periode pascanatal. Pada bab lima berisitentang apa saja makanan

    yang bisa diberikan pada anak usia 0-6 bulan. Bab yang keenam berisi

    tentang penjelasan bagaimana merangsang perkembangan otak anak pada

    periode pascanatal. Bab ketujuh menjelaskan tentang perkembangan jiwa

    bayi yang sudah dilahirkan dan bab yang terakhir menjelaskan tentang

    kesehatan bayi yang sudah dilahirkan.

    Jadi pada buku ini tidak terbatas pada penjelasan tentang stimulasi

    yang dapat dilakukan saat periode pranatal, akan tetapi juga menjelakan

    tentang stimulasi bayi pascantal dan beberapa penjelasan tentang bayi

    pascanatal.

    5. Skripsi berjudul Pendidikan Pranatal dalam Perspektif Islam

    Penelitian tentang pendidikan pranatal yang selanjutnya dilakukan

    oleh Siti Mudrikah, dengan judul Pendidikan Pranatal dalam Perspektif

    Islam. Dalam skripsi ini penulis meneliti tentang bagaimana pendangan

    Islam mengenai pendidikan pranatal, dalam penelitian ini yang ditekankan

    oleh penulis adalah kajian al-Quran dan hadits tentang pendidikan yang

    dilakukan ketika anak masih dalam kandungan, dasar-dasar al-Quran

  • liii

    tentang pendidikan yang dilakukan saat anak masih dalam kandungan,

    serta analisis ayat-ayat al-Quran dan implikasinya terhadap pendidikan

    dalam kandungan atau pendidikan pranatal.

    6. Skripsi berjudul Pendidikan Pranatal dan Implikasinyaterhadap

    Pembentukan Kepribadian Anak.

    Kajian tentang Pendidikan Pranatal juga pernah dilakukan oleh Fitria

    Mufida. Penelitian ini membahas tentang implikasi dari pendidikan yang

    dilakukan sejak dalam kandungan, isi dari penelitian ini adalah tentang

    konsep-konsep dari pendidikan pranatal, pembentukan kepribadian anak,

    apa saja faktor yang dapat mempengaruhikepribadian anak, dan implikasi

    pendidikan pranatal terhadap perkembangan kepribadian anak.

    C. Kecerdasan Spiritual dan Pendidikan Pranatal dalam Skripsi ini

    Berbagai macam penelitian atau literature telah dilakukan dan disusun.

    Akan tetapi penelitian dalam Skripsi ini yang berjudul Menstimulasi

    Kecerdasan Spiritual Anak Pada Periode Pendidikan Pranatal belum pernah

    dilakukan. Skripsi ini berbeda dengan kajian atau penelitian penelitian lain

    yang pernah dilakukan. Yang berbeda dari penelitian ini yaitu penulis

    mencoba meneliti tentang bagaimana cara menstimulasi kecerdasan spiritual

    pada anak pada saat periode pendidikan pranatal.

    Kajian yang sudah ada tentang kecerdasan spiritual adalah cara-cara

    mengembagkan kecerdasan spiritual anak setelah anak dilahirkan, bahkan

    ketika anak sudah beranjak dewasa. Akan tetapi dalam penelitian ini mencoba

  • liv

    menggali informasi bagaimana cara menstimulasi kecerdasan spiritual anak

    sejak dalam kandungan.

  • lv

    BAB III

    KONSEP KECERDASAN SPIRITUAL DAN PENDIDIKAN PRANATAL

    DALAM PERSPEKTIF ISLAM

    A. Kecerdasan Spiritual dalam Perspektif Islam

    Pada era modernisasi dewasa ini banyak manusia yang mengalami

    kekeringan jiwa, berbagai pemberitaan di media menunjukkan betapa

    rapuhnya jiwa manusia pada saat ini seperti banyak kasus pembunuhan,

    pencurian, perampokan, penganiyayaan dan sebagainya.Padahal manusia

    mempunyai hati nurani, akan tetapi demi kepentingan pribadinya manusia

    acap kali melakukan hal-hal yang bertentangan dengan nurani atau suara hati

    mereka. Pola hidup materialistic dan hedonisme semkin bersatu pada

    kehidupan manusia, meminjam istilah Tony Buzan manusia sekarang ini

    tengah kehilangan jiwa mereka. Kehidupan duniawi yang mereka dewakan

    pada kenyataannya tidak dapat memberikan ketentraman pada batin mereka.

    Mereka kadang merasa hampa dan tidak bahagia karena mereka melupakan

    suatu hal yang bersifat transendental. Banyak orang pintar otaknya akan tetapi

    perbuatan mereka menyimpang dari moralitas kehidupan, orang yang cerdas

    secara otak di atas tidak mempuyai kecerdasan jiwa sehingga mereka

    melakukan sesuatu yang buruk dengan kepintarannya, contohnya adalah orang

    yang membuat bom kemudian meledakkan bom terebut untuk mencelakai

    orang lain. Memang dia cerdas secara IQ akan tetapi dia tidak mempunyai

    kecerdaan jiwa.

    28

  • lvi

    Seperti yang diungkapkan oleh Taufiq Pasiak (2009:23) yaitu sebagai

    berikut

    Akhir-akhir ini banyak terjadi bunuh diri dan pembunuhan. Di

    Jepang muncul fenomena bunuh diri bersama melalui internet, di

    Indonesia terjadi mutilasi (membunuh dan memotong-motong tubuh

    korban mnjadi beberpa bagian).. Semua ini berakar dari krisismakna tentang siapa diri kita sesungguhnya. Dan inilah yang disebut dengan

    krisis makna kehidupan.

    Mengapa semua hal ini bisa terjadi? Karena paradigma keliru yang

    tertanam di masyarakat dan lembaga pendidikan. Telah diajarkan

    bahwa kunci kesuksesan dapat diperoleh melalui kecerdasan otak

    semata. Padahal, kebehagiaan tidak hanya cukup dengan kecerdasan

    tersebut.

    Seperti yang dipaparkan oleh Taufiq Pasiak di atas bahwa kecerdasan

    otak saja tidak akan mampu menjadikan manusia menjadi bahagia, dan

    manusia belum mendapatkan makna hidupnya. Bahkan kecerdasan emosipun

    kurang mampu menjadikan manusia menemukan nilai dari kehidupannya.

    Taufiq juga menuturkan bagaimana kita dapat merasa bahagia dan

    tentunya mengerti apa makna dan tujuan hidup kita serta memaknai setiap

    peristiwa yang terjadi, dia menuliskan dalam buku yang sama sebagai berikut

    Jika demikian halmya, kita tidaklah cukup hanya mengandalkan

    dua kecerdaan itu (otak dan emosi). Dibutuhkan kiat tertentu agar kita

    bisa menjadi bahagia dan damai di tengah kesegsaraan, derita, dan

    musibah yang datang silih berganti. Kita harus cerdas mengelola

    penderitaan menjadi pelajaran yang bermanfaat bagi diri sendiri dan

    orang lain. Kita mengakui bahwa apa yang kita alami hari ini adalah

    sebuah ujian dan keputusan Allah. Inilah sebuh kesadaran yang dituju

    dari Spiritual Quotient (SQ).

    Manusia memerlukan SQ atau kecerdasan spiritual agar dalam

    kehidupannya manusia dapat memperoleh kebahagiaan dan ketentraman.

    Karena SQ adalah kecerdasan tertinggi dari dua kecerdasan yang ada yaitu IQ

    dan EQ.

  • lvii

    Kecerdasan spiritual itu ialah kecerdasan untuk memberikan

    pemaknaan dalam kehidupan, nilai, serta memiliki tujuan yang ingin dicapai

    dalam kehidupannya, serta dapat memberikan makna spiritual dalam setiap

    apa yang dia perbuat dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang cerdas secara

    spiritual membentuk suatu kesadaran bahwa eksistensinya tidak terjadi begitu

    saja dan bukan merupakan suatu kebetulan akan tetapi dia sadar sepenuhnya

    bahwa eksistensinya di dunia merupakan maha karya dari sang pencipta

    (Taufik, 2009:37).

    1. Spiritual dan Kecerdasan Spiritual

    Spiritual dan kecerdasan spiritual merupakan dua hal yang sangat

    berkaitan, akan tetapi secara makna ada perbedaan diantara dua hal tersebut.

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia spiritual berarti sesutau yang

    berhubungan dengan jiwa. Menurut Taufik (2009:10) spiritual merupakan hal-

    hal yang berhubungan dengan sesuatu yang ada di dalam diri manusia,

    sehingga dapat dikatakan bahwa spiritual merupakan sesuatu yang

    berhubungan dengan jiwa manusia yang berasal dari dalam diri manusia

    tersebut, spiritual juga berarti suatu hal yang berhubungan antara manusia

    dengan Tuhannya. Sedangkan maksud dari kecerdasan spiritual adalah

    kemampuan seseorang untuk menemukan dan memaknai hidup serta dapat

    memberikan makna spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga

    sebenarnya antara spiritual dan kecerdasan spiritual merupakan dua hal yang

    erat hubungannya. Nilai-nilai dalam spiritual merupakan hal yang dapat

    memberikan makna hidup yang merupakan bagian dari kecerdasan spiritual.

  • lviii

    2. Suara Hati (self conscience) Sebagai Dasar SQ

    Menurut Ary Ginanjar, Dalam konsep kecerdasan spiritual dikenal

    suatu istilah self conscience, yaitu suara hati yang merupakan landasan

    terwujudkannya SQ. manusia memiliki suara hati yang membisikkan kebaikan

    pada hati seseorang, orang yang akan melakukan perbuatan buruk di dalam

    hatinya pasti ada larangan untuk melakukannya, suara hati memberikan

    nasehat bagi orang yang ingin melakukan perbuatan yang tidak baik, dan suara

    hati akan memberikan efek penyesalan bagi orang yang melakukan perbuatan

    buruk.

    Dalam makna sufistik SQ berhubungan dengan fitrah pada diri mausia.

    Dengan fitrah tersebut manusia dapat mengenal suara buruk (fujur) maupun

    suara baik (Taqwa), suara-suara tersebut adalah suara hati yang dimiliki oleh

    manusia. Suara hati (self conscience) itulah yang merupakan basic fitrah

    manusia yang suci.Dengan suara hati manusia terdorong untuk berjalan ke

    arah perubahan yang lebih bermakna dan bernilai (Taufik, 2009:4).

    Dalam buku Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosional dan

    Spiritual ESQ Ary Ginanjar memperkenalkan kepada kita anggukan

    universal yang dimiliki oleh setiap manuia di dunia ini. Seperti contoh ketika

    seseorang diberikan pertanyaan atau bahkan melihat sendiri suatu peristiwa

    dimana ada anak kecil yang menangis kelaparan, maka kita akan merasakan

    suara hati yang sama pada masing-masing individu ketika dalam kondisi fitrah

    (Agustina, 2007:71), di dalam hati kita tanpa disuruhpun akan mendorong kita

    untuk memberi anak tersebut.

  • lix

    Dalam perspektif Islam suara hati manusia bertumpu pada sifat-sifat

    Allah yang tercermin dalam 99 Asmaul Husna dan dapat dikatakan bahwa 99

    Amaul Husna merupakan sumber dari segala suara hati yang baik pada

    manusia (Agustina, 2007: 107). Dengan tanpa melihat status sosial, suku atau

    agama. Suara hati dapat berupa suatu larangan, peringatan, pnyesalan, pada

    dasarnya manusia juga memiliki suara hati yang sama, suara hati yang

    universal itulah yang terdapat dalam God Spot dan inilah yang disebut

    Kesadaran Spiritual (Agustina, 2007: 73), God Spot sendiri yaitu bagian dari

    otak yang membri respon terhadap hal-hal yang bersifat agama, God Spot juga

    disebut sebagai titik Tuhan.

    Suara hati pada diri mausia bisa tertutup, jika hati manusia

    terpengaruhi oleh hal-hal yang tidak benar, manusia seringkali mengabaikan

    pengakuan yang timbul dari suara hati, jika hal tersebut terjadi maka manusia

    dapat terjerumus dalam perilaku-perilaku yang tidak baik. Ary Ginanjar

    menjelaskan tujuh faktor yang dapat membelenggu suara hati manusia yaitu:

    a. Prasangka

    Prasangka dapat menjebak kita pada pemikiran negatif (negative

    thinking) kepada orang lain. Prasangka akan mengalir dan berubah

    menjadi sikap tertutup. Prasangka ada dua macam prasangka baik dan

    prasangka buruk (positive thinking dan negative thinking). Prasangka

    baik menjadikan seseorang saling percaya, saling mendukung,

    koperatif, terbuka. Sedangkan perasaan negatif menimbulkan sifat

    tertutup, menahan informasi. Tindakan seseorang sangat bergantung

  • lx

    oleh alam fikirannya, jika alam fikiran seseorang telah terkontaminasi

    oleh lingkungan yang buruk, maka hal ini dapat menjadikannya merasa

    curiga dan selalu berprasangka buruk.

    b. Prinsip-prinsip hidup

    Prinsip hidup seseorang dapat mempengaruhi paradigma orang

    tersebut. Prinsip hidup yang baik menjadikan seseorang menjadi

    personal yang berkualitas, begitu pula sebaliknya. Prinsip hidup yang

    salah akan berakibat manusia terjebak dalam kehancuran, dan orang

    yang berprinsip baik serta kuat akan membawanya kearah kebahagiaan.

    c. Pengalaman

    Pengalaman seseorang tentang kehidupan dan lingkungan akan

    mempengaruhi cara berfikirnya orang yang memiliki pengalaman dari

    lingkungan yang baik maka dia juga akan menjadi orang yangbaik

    begitu pula sebaliknya,. Seseorang yang mendapatkan pengalam dari

    lingkungan yang tidak baik akan menjadikannya orang yang tidak baik

    juga. Seperti teori naturalism yang dipelopori oleh J.J. Rosseau, yaitu

    bahwa setiap manusia sebenarnya lahir dengan membawa pembawaan

    yang baik, akan tetapi pembawaan baik tersebut akan rusak jika

    terpengaruh dengan lingkungan yang buruk (Lilik dkk, 2008:36).

    Lingkungan yang buruk itulah yang menimbulkan pengalaman buruk

    pada seseorang.

  • lxi

    d. Kepentingan

    Semua orang mempunyai kepentingan sendiri-sendiri. Dan masing-

    masing mempunyai prioritas terhadap kepentingannya terebut, apakah

    kepentingan pribadi menjadi prioritas utama atau kepentingan orang

    lain yang menjadi main priority. Dalam banyak hal manusia melakukan

    sesuatu bukan karena dorongan hati nurani melainkan hanya berorientsi

    pada kepentingan pribadinya sendiri, mereka mengabaikan suara hati

    yang memberikan informasi yang penting dalam menentukan prioritas.

    e. Sudut pandang

    Sudut pandang seseorang mengenai orang lain akan menentukan

    sikap yang diambil orang tersebut, seseorang akan salah dalam persepsi

    jika tidak bijaksana menilai seseorang, sehingga yang terjadi adalah

    perasaan merasa benar sendiri, dan menganggap sudut pandang orang

    lain salah. Agar tidak terbelenggu pada sudut pandang yang kerdil

    diajarkan dalam Islam supaya menjadikan al-Quran yaitu ajaran

    sebagai sudut pandang ideal, karena kebenarannya mutlak (Taufik,.

    2009: 96)

    f. Pembanding

    Manusia sering terjebak pada pikirannya ketika dihadapkan pada

    persoalan atau hal yang berbeda, maka yang menjadi acaun pembanding

    seringkali adalah diri kita sendiri atau apa yang pernah kita alami,

    padahal diri kita sebagai manusia adalah makhluk yang lemah dan

    sering berbuat kesalahan

  • lxii

    g. Literatur

    Di zaman yang semakin berkembang ini banyak sekali literatur

    literatur yang dengan mudah dapat kita peroleh, dan jika tidak cermat

    dalam memilih literatur yang ada kita dapat terjebak pada hal-hal yang

    dapat mempengaruhi diri kita kepada sesuatu yang buruk.

    Ketujuh komponen di atas adalah hal-hal yang dapat mempengaruhi

    cara berfikir seeorang. Menurut Taufik (2009:69) tujuh belenggu tersebut

    dapat mengesampingkan suara hati. Dan akibat dari mengesampingkan

    suara hati adalah menjadikan manusia mempunyai sikap-sikap berikut ini:

    a. Cenderung kepada kemaksiatan

    b. Mudah marah dan kehilangan kesabaran

    c. Melukai orang secara fisik

    d. Mengabaikan perasaan dan kebutuhan orang lain

    e. Menutup diri atau menghindarkan diri untuk membantu orang lain

    Untuk mengatasi ketujuh belenggu (pengaruh-pengaruh buruk yang

    dapat mempengaruhi jernihnya suara hati) manusia harus menjernihkan lagi

    hati mereka, mengembalikan manusia pada fitrah hatinya (God Spot),

    sehingga manusia dapat menerima lagi sinyal suara hati pada diri mereka. Ary

    Ginanjar memunculkan konsep Zero Mind Proses (ZMP) yaitu pembentukan

    hati dan pikiran yang jernih dan suci. Proses dari ZMP terhadap ketujuh

    belenggu hati tersebut adalah sebagai berikut :

    a. ZMP 1: Hindari selalu berprasangka buruk, upayakan berprasangka

    baik kepada orang lain

  • lxiii

    Berprasangka buruk kepada orang lain akan menimbulkan

    perasaan tidak suka dan tida senang terhadap orang tersebut, dan

    akhirny selalu memandang salah terhadap apa yang diperbuat orang

    lain, oleh sebab itu supaya hati kita tidak terbelenggu dan tidak

    tertutup maka kita sudah seharusnya berprasangka baik kepada orang

    lain.

    b. ZMP 2: berprinsiplah selalu kepada Allah Yang Maha Abadi

    Dengan berprinsip kepada Allah dapat menjadikan diri kita akan

    menemukan makna hakiki dalam kehidupan, karena prinsip tersebut

    adalah mutlak kebenarnnya, berbeda dengan prinsip yang dipegang

    manusia yang belum tentu benar, karena pada dasarnya mausia adalah

    tempat salah dan lupa

    c. ZMP 3: bebaskan diri anda dari pengalaman-pengalaman yang

    membelenggu pikiran, berpikirlah merdeka!

    Pengalaman adalah hasil dari interaksi yang dilakukan

    dilingkungan sekitar, pengalaman yag buruk kemungkinan besar

    berasal dari lingkungan yang tidak kondusif, oleh sebab itu manusia

    hrus berhati-hati terhadap arus lingkungan yang dapat merusak

    kejernihan hati dan tingkah laku.

    d. ZMP 4: dengarlah suara hati, peganglah prinsip karena Allah.

    Berpikirlah melingkar, sebelum menentukan kepentingan dan prioritas

  • lxiv

    Dengan mendegarkan suara hati dapat menjadikan manusia

    bertindak sesuai dengan lintasannya. Karena apa yang dibisikkan dari

    hati pada dasarnya adalah mengajak manusia kepada kebaikan

    e. ZMP 5: lihatlah semua sudut pandang secara bijaksana berdasarkan

    semua suara hati yang bersumber dari Asmaul Husna

    Manusia sering salah dalam menilai orang disekitarnya hal tersebut

    tidak jarang disebabkan karena manusia menilai dari satu sudut

    pandang, untuk itu mausia seharusnya melihat sesuatu tidak hanya

    sebatas pada sudut pandang nya sendiri, dalam Islam diajarkan untuk

    melihat dari sudut pandang al-Quran dan Asmaul Khusna karena al-

    quran merupakan kebenaran yang mutlak

    f. ZMP 6: periksa pikiran anda terlebih dahulusebelum menilai segala

    sesuatu, jangan melihat sesuatu karena pikiran anda, tetapi lihatlah

    sesuatu karena apa adanya (Taufik, 2009:99)

    g. ZMP 7: Janganlah terbelenggu oleh literatur-litertur, berpikirlah

    dengan merdeka (Agustina, 2007:79-103).

    Menurut Ary Ginanjar (2007: 107), suara hati manusia pada dasarnya

    bersifat universal, dengan catatan manusia telah mencapai titik zero dan

    terbebas dari paradigma dan belenggu, kemudian ketika jiwa manusia

    mengakui dan mengangguk kepada Allah. Suara hati manusia adalah kunci

    dari spiritual.

  • lxv

    3. Ciri-ciri Kecerdasan Spiritual

    Dalam kecerdasan spiritual terdapat ciri-ciri atau indikasi yang dapat

    dilihat apakah seseorang tersebut memiliki kecerdasan spiritual, ciri-ciri tesebut

    adalah (Nurfaijah, 2010:44):

    a. Kemampuan bersikap fleksibel

    b. Mengakui bahwa Tuhan sebagai sumber pembawa rizki

    c. Tingkat kesadaran diri yang tinggi

    d. Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan

    e. Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit

    f. Kualitas hidup yang berdasarkan dari visi dan nilai-nilai

    g. Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal

    h. Menciptakan pola dan aturan baru pada kondisi sangat terjepit

    i. Mandiri.

    Menurut Danah Zohar dan Ian Marshall ciri-ciri kecerdasan spiritual

    adalah sebagai berikut (2000:14)

    a. Memiliki kesadaran diri

    b. Bersifat Spontanitas, sangat responsive, dan rela bertanggung jawab

    c. Terbimbing oleh visi dan nilai

    d. Holistic, yaitu suatu kemampuan untuk melihat suatu permasalahan dari

    setiap sisi dan melihat bahwa setiap persoalan mempunyai dua sisi atau

    lebih

    e. Memiliki rasa kepedulian

  • lxvi

    f. Menghargai keberagaman, menghargai orang lain dan pendapat-

    pendapat yang bertentangan atas daar perbedaan bukannya meremehkan

    perbedaan-perbedaan itu

    g. Independensi terhadap lingkungan, yakni bersikap teguh, focus, tabah,

    berpikir independen, kritis terhadap diri sendiri, berdedikasi dan

    berkomitmen

    h. Keingin tahuan yang aktif

    i. Pemanfaatan positif atas kemalangan, berarti mengambil hikmah dalam

    setiap cobaan atau kesusahan

    j. Rendah hati, tidak mementingkan ego

    4. Urgensi kecerdasan spiritual (SQ) bagi kehidupan manusia

    Menurut Taufik (2009) SQ memiliki urgensi bagi kehidupan manusia

    yaitu:

    a. SQ menjadikan manusia kuat di ujung kegundahan, orang yang cerdas

    secara spiritual dapat membelokkan pandangan tentang kegagalan

    sebagai batu loncatan untuk meraih kesuksesan

    b. SQ menjadikan diri dapat menyatukan perbedaan secara pribadi dengan

    orang lain, kelompok, bahkan dalam konteks agama, sehingga

    seseorang lebih respect other atau dapat menghargai orang lain

    c. SQ membantu manusia keluar dari permasalahan hidup karena dengan

    kecerdasan ini manusia dapat membaca dan memahami secara intuitif

    mengapa Allah memberikan dia cobaan, sehingga ketika manusia

    mendapatkan masalah dia tidak terpuruk karena dia tahu bahwa

  • lxvii

    permasalahan tersebut merupkan ujian sebagai bentuk kecintaan Tuhan

    kepadanya.

    d. SQ mampu membantu manusia keluar dari blenggu egoisme yang

    merupakan suatu kekeliruan yang menyebabkan kita lebih

    mementingkan diri sendiri dari pada orang lain

    e. SQ bukanlah suatu agama akan tetapi dengan SQ dapat membantu

    manusai untuk meyakini lebih dalam terhadap keyakinan agama yang

    dianutnya

    f. SQ membuat manusia selalu berfikir positif

    Banyak sekali yang kita dapatkan jika kita memiliki kecerdasan spiritual,

    kita tidak akan berfikir sempit dalam menghadapi permasalahan, dengan

    memiliki kecerdasan spiritual kita dapat selalu mengambil hikmah dari setip

    peristiwa yang terjadi dan akan bangkit mecari solusi ketika mendapatkan suatu

    masalah. Dan yang lebih penting lagi adalah orang yang memiliki kecerdasan

    spiritual akan bersungguh sungguh dalam menjalankan perintah agamanya

    tanpa bersifat fanatik yang berlebihan terhadap pemeluk agama lain.

    Menurut Sukidi urgensi kecerdasan Spiritual (SQ) dapat ditinjau dari dua

    sisi (sambasalim.com), yaitu:

    a. Kecerdasan spiritual secara vertical, yaitu bagaimana kecerdasan

    spiritual bisa mendidik hati kita untuk menjalin hubungan atas

    kehadirat Tuhan.

  • lxviii

    b. Kecerdasan spiritual secara horizontal, dimana kecerdasan spiritual

    mendidik hati kita di dalam budi pekerti yang baik. Diatas arus

    demoralisasi perilaku manusia akhir-akhir ini.

    5. Karakteristik Kecerdasan Spiritual (SQ)

    Ada beberapa karakteristik yang menunjukkan seseorang mempunyai

    kecerdasan spiritual yang tinggi atau rendah. Seperti yang dipaparkan oleh

    Lutfil Kiromaz-Zumaro (2011:98), yaitu sebagai berikut:

    a. Karakteristik SQ tinggi

    1) Kemampuan mentransendensikan yang fisik dan material

    2) Memiliki fleksibilitas

    3) Mempunyai kesadaran diri yang tinggi

    4) Memiliki kapasitas untuk memperdayakan diri, dan bangkit dari

    keterpurukan

    5) Kualitas kehidupan yang bersumber pada visi masa depan dan

    berpedoman pada nilai kebenaran

    6) Kemampuan untuk menggunakan sumber spiritual dalam

    memecahkan masalah dan kemampuan berbuat sebaik mungkin

    b. Karakteristik SQ rendah

    1) Fanatisme berlebihan terhadap nilai kebenaran

    2) Keyakinan yang lemah dan tidak didasari oleh pertimbangan yang

    memadai

    3) Mudah kehilangan kendali diri

    4) Mudah terjebak pada penyalah gunaan wewenang

  • lxix

    6. Cara-cara menjadi orang yang cerdas secara spiritual

    Tony Buzan (2003), merumuskan sepuluh cara agar seseorang dapat

    cerdas secara spiritual. Cara-cara tersebut adalah:

    a. Mendapatkan gambaran menyeluruh

    Orang yang memiliki kecerdasan spiritual menyadari sepenuhnya

    keberdaannya di dunia ini. Melihat gambaran secara menyeluruh

    eksistensinya di dunia ini, dengan mengamati kebesaran alam di dunia

    akan menimbulkan rasa kagum, heran, dan terpesona dan pada akhirnya

    akan melahirkan beberapa pertanyaan spiritual tentang makna eksistensi

    kita di dunia ini. Cinta dan hormat kepada alam merupakan ciri sangat

    khas pada orang yang memiliki kecerdasan spiritual.

    Orang yang memiliki kecerdasan spiritual aktif dalam

    menimbulkan kesadaranatas eksistensi semua makhluk di dunia ini,

    serta betapa luasnya jagat raya hasil karya Sang Pencipta. Dengan

    memahami secara menyeluruh gambaran tentang eksistensi makhluk-

    makhluk di dunia ini maka akan menimbukan kecerdasan spiritual

    b. Menggali nilai-nilai

    Nilai atau value adalah panduan-panduan untuk bersikap yang

    berasal dari dalam diri kita sendiri, nilai-nilai tersebut menimbulkan

    prinsip-prinsip yang akan menentukan perilaku dan hidup kita.

    c. Visi dan panggilan hidup

    Visi, rencana atau panggilan hidup adalah tujuan yang sangat

    didambakan untuk menjadi Cahaya Pembimbing hidup.Dengan visi

  • lxx

    yang kita rumuskan maka kita mempunyai harapan dalam kehidupan

    ini.

    d. Belas kasih: Memahami diri sendiri dan orang lain

    Orang yang memiliki kecerdasan spiritual dan rasa belas kasihan

    kepada sesama akan memiliki komitmen kepada orang lain dan ikut

    bertanggung jawab terhadap orang lain. Dengan memiliki rasa belas

    kasih akan memunculkan kecerdasan pada diri kita

    e. Memberi dan menerima: Kemurahan hati dan rasa sukur

    Kemurahan hati dan rasa syukur merupakan rahmat spiritual.

    Kemurahan hati dan rasa sukur lahir dari belas kasih. Ketika kita

    mempraktekkan kemurahan hati dan rasa syukur maka kita sedang

    meningkatkan kecerdasan spiritual kita

    f. Kekuatan tawa

    Sense of humor atau selera humor adalah salah satu kualitas utama

    dari kecerdasan spiritual. Tawa akan mengurangi stress dalam diri, dan

    meningkatkan kesehatan secara umum. Dengan tertawa maka hati kita

    terasa ringan dan tidak terbebani. Maka ada sebuah senam yang

    berjudul senam tertawa, karena tertawa baik untuk kesehatan asal tidak

    berlebihan

    g. Menjadi kanak-kanak kembali

    Anak-anak merupakan gambaran kecerdasan spiritual sejati, jika

    ingin menggugah spiritulitas dalam diri kita, kita harus mengamati dan

    belajar dari ketulusan anak-anak.

  • lxxi

    Kembali menjadi kanak-kanak bukan lantas kita bersikap kekanak-

    kanakan, kembali menjadi anak-anak maksudnya adalah kita berfikir

    secara polos dan tulus dalam melaksanakan sesuatu

    h. Kekuatan ritual

    Ritual adalah suatu kegiatan yang dilakukan berdasarkan cara-cara

    tertentu. Dalam konteks agama ritual merupakan kegiatan keagamaan

    dari masing-masing agama. Melalui ritual yang kita lakukan dapat

    meningkatkan stabilitas spiritual dan emosional, mengurangi stress,

    menjadi lebih tekun, lebih yakin, dan lebih percaya diri

    i. Ketentraman

    Ketentraman adalah keadaan hening atau tenang dimana kita

    terbebas dari kecemasan atau kesedihan. Dengan ketenangan kita dapat

    menetralisir stress, karena agar dapat bertahan hidup secara spiritual

    maka kita perlu meredakan stress.

    j. Yang anda butuhkan hanyalah cinta

    Cinta terhadap diri sendiri, sesama, dan jagad raya, serta Tuhan

    dianggap sebagi tujuan hidup dan spiritualitas yang tinggi. Dengan cinta

    kita dapat memperoleh kecerdasan spiritual yang tinggi.

    Kecerdasan Spiritual (SQ) memang tidak terikat pada agama tertentu.

    Dan tidak juga berarti bahwa seorang yang religius (taat beragama)

    mempunyai kecerdasan yang tinggi. Terbukti pada kehidupan sehari-hari

    seseorang yang notabene rajin beribadah tetapi tidak dapat menghargai

  • lxxii

    keberagaman pendapat. Padahal salah satu ciri dari orang yang memiliki

    kecerdasan spiritual tinggi adalah orang yang dapat menghargai pendapatnya.

    Jika apa yang disampaikan oleh Tony Buzan seperti di atas

    membuktikan bahwa kecerdasan spiritual itu dapat dilatih. Kecerdasan

    spiritual bukan hanya milik orang yang memiliki pondasi agama tinggi.

    Seperti halnya yang disampaikan oleh Danah Zohar dan Ian Marshal

    (2000:12) seorang yang mempunyai kecerdasan spiritual tinggi dapat

    memiliki kualitas spiritual tanpa beragama sama sekali.

    B. Pendidikan Pranatal dalam Perspektif Islam

    Pendidikan dalam bahasa Yunani berasal dari istilah educare yang

    berarti membawa keluar (sesuatu yang ada di dalam), sedangkan dalam bahasa

    Jerman berasal dari kata erziehung yang berarti menarik keluar atau

    mengeluarkan, sedangkan dalam Orang Belanda menggunakan istilah

    opvoeden untuk pendidikan, dan orang Inggris menggunakan istilah to

    educate yang diartikan sebagai to give moral and intellectual training

    (Noeng Muhadjir,1993:16).

    Menurut Munir (2007:147) Pendidikan adalah suatu upaya untuk

    mewariskan nilai yang akan menjadi penolong dan penuntun dalam kehidupan

    sekaligus untuk memperbaiki peradaban manusia, dengan pendidikan manusia

    dapat memilih jalan kehidupan yang lebih baik. Sedangkan menurut Marimba

    pendidikan adalah sebagai suatu bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si

  • lxxiii

    pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju

    terbentuknya kepribadian yang utama (Marimba, 1964:19).

    Dalam konteks pendidikan, yang berkewajiban memberikan pendidikan

    pertama kali adalah orang tua yakni sebagai lingkungan pendidikan primer.

    Pendidikan yang diberikan oleh orang tua tidak hanya ketika anak sudah

    dilahirkan, akan tetapi pendidikan tersebut harus diberikan sedini mungkin

    yakni sejak masa sebelum kelahiran sang bayi (pranatal).pendidikan pranatal

    berarti suatu bentuk stimulasi yang dilakukan ketika bayi berada dalam

    kandungan yang bertujuan untuk menstimulasi kecerdasan calon bayi yang

    kelak akan lahir (Rizki dan Suherman 2010:60). Dalam pelaksanaan

    pendidikan pranatal terdapat sesuatu yang ingin dicapai sebagai tujuannya

    yaitu membantu orang tua dan anggota keluarga memberikan lingkungan yang

    lebih baik bagi sang calon bayi serta mendorong perkembangan hubungan

    positif antara orang tua dan anak yang dapat berlangsung selamanya

    (Abdurrahman,1999:27).

    Pendidikan merupakan hal yang sangat urgen bagi tumbuhnya generasi

    yang berkualitas, pendidikan sebagai tujuan utama dari agama samawi yaitu

    untuk membina dan mendidik manusia yakni membina ruh, menyeimbangkan

    berbagai kecenderungan memperkuat ruh dan akal serta mendorong manusia

    ketingkat yang lebih tinggi (Bafaqih, 2008:32).

  • lxxiv

    1. Tahap-tahap pendidikan pranatal

    Pendidikan pranatal dimulai bahkan sejak sebelum kehamilan sang

    ibu, proses pendidikan sebelum masa kehamilan tersebut meliputi (Munir,

    2007:151):

    a. Yang pertama adalah hal-hal yang bersangkutan dimulai dari masa

    konsepsi sampai masa kelahiran,

    b. Yang kedua adalah yang berhubungan dengan pemilihan jodoh, karena

    kualitas calon ayah dan calon ibu akan berpengaruh besar pada

    perkembangan sang anak. Allah SWT telah berfirman dalam al-Quran

    surat al-Baqarah (221):

    Artinya: Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum

    mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih

    baik dari wanita musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. dan

    janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan

    wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya

    budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun Dia

  • lxxv

    menarik hatimu. mereka mengajak ke neraka, sedang Allah

    mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah

    menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada

    manusia supaya mereka mengambil pelajaran.(Hasbi, 2000:373)

    Dalam ayat tersebut kita diperintahkan untuk tidak menikah dengan

    orang yang berbeda keyakinan dan akhlaknya dengan kita orang Islam.

    Karena baik buruknya akhlak anak sangat dipegaruhi oleh akhlak yang

    dimiliki orang tua, dan keyakinan orang tua terhadap suatu agama akan

    berpengaruh dengan keyakinan anak terhadap agama yang dianutnya.

    Dalam memilih pasangan hidup diibaratkan seorang petani yang

    memelihara dan memilih biji tanaman yang berkualitas dan lahan yang

    berkualitas sehingga panen yang berkulaitas tinggi dapat terealisasi, dengan

    demikian memilih jodoh seperti harapan di atas maka kemungkinan

    mempunyai anak turun yang diharapkan berkualitas dapat tercapai

    (Mansur, 2004:44). Menurut Baqir Hujjati dalam bukunya yang

    diterjemahkan oleh Bafaqih (2008:107-109). Rasulullah menjelaskan

    beberapa poin tentang pemilihan jodoh yang baik, yang diantaranya adalah

    tentang ciri-ciri istri yang baik yang tentunya akan mempengaruhi generasi

    yang akan dilahirkannya ciri-ciri tersebut adalah:

    a. Taat beragama

    Seorang istri haruslah seseorang yang taat beragama, tentu apabila

    orang tua dalam hal ini istri yang beriman akan mendidik anak-anaknya

    berdasarkan norma-norma agama dan bertanggung jawab untuk

    melaksanakan tugas pendidikan dan pembinaan pada anaknya

  • lxxvi

    b. Berakhlak mulia akhlak mulia merupakan asas utama dalam Pembinaan

    generasi yang sehat. Dan kemuliaan akhlak pada diri orang tua

    memberikan pengaruh pada anak ketika masih berupa janin dalam

    kandungan

    c. Berasal dari keluarga yang baik

    Memilih pasangan hidup hendaklan pasangan yang berasal dari

    keluarga yang baik akhlaknya dan agamanya karena keadaan keluarga

    tentu berpengaruh pada keadaan si anak

    Pentingnya pemilihan jodoh sangat berkaitan dengan eksistensi

    pendidikan dalam keluarga, karena pendidik yang paling utama adalah

    ayah dan ibu. Terutama pendidikan dalam kandungan, ayah dan ibulah

    sosok yang paling berpengaruh bagi perkembangan edukasi anak.

    2. Kewajiban Orang Tua dalam Memeberikan Pendidikan Pranatal

    Orang tua adalah elemen terpenting dalam pendidikan terhadap anak

    dalam kandungan, orang tua (bapak dan ibu) pada umumnya adalah orang

    yang paling banyak mengadakan interaksi dengan anak yang masih berada

    dalam kandungan, maka orang tua harus mengadakan interaki edukatif

    supaya dapat merangsang kecerdasan anak. Kondisi dan pendidikan anak

    pada periode pranatal harus diperhatikan oleh orang tua, Rasulullah juga

    telah menjelaskan bahwa pendidikan yang diberikan oleh orang tua kepada

    sang anak semenjak dalam kandungan sangat penting karena anak yang

    tidak mendapatkan pendidikan dari orang tuanya sejak dalam kandungan

    akan merugi di hari dewasanya. Sabda Rasulullah SAW:

  • lxxvii

    () Artinya: orang yang celaka adalah yang telah (menderita) celaka dalam

    perut ibunya (HR. Muslim)

    Oleh sebab itu islam sangat menganjurkan bahkan memerintahkan

    pendidikan pranatal (Uhbiyati, 2009:11). Agar bayi yang ada dalam

    kandungan mulai merasakan pendidikan yang akan menuntun

    kehidupannya kelak ketika dia sudah lahir ke dunia.

    3. Materi Pendidikan Anak Pranatal

    Sejak periode pranatal sang calon anak sudah dapat diberikan

    pendidikan, hal ini dilakukan supaya ketika anak sudah lahir akan terbiasa

    melakukan hal-hal