STATUS PASIEN POLI I. IDENTITAS PENDERITA Nama : Tn. Samsul Jamil Umur : 35 tahun Alamat : Desa Luengg Buloh, Woyla, Meulaboh Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Status Perkawinan : Kawin Suku : Aceh Pekerjaan : Pedagang Tanggal Pemeriksaan : 12 November 2012 II. ANAMNESA 1. Keluhan Utama : Nyeri kepala 2. Riwayat Penyakit Sekarang : • Pasien datang dengan keluhan nyeri kepala. Hal ini dirasakan sejak 2 hari sebelum kedatangan ke Puskesmas Kecamatan. Nyeri kepala dirasakan terus menerus dan semakin berat, terasa seperti berdenyut. Pasien mengaku tangan dan kaki sebelah kiri semakin melemah, dan sulit menelan serta tersedak dan batuk ketika makan dan minum. Pasien juga mengeluh muntah setelah makan dan mengalami kesulitan tidur dan kesulitan dalam berbicara. Pasien memiliki riwayat hipertensi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
STATUS PASIEN POLI
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Tn. Samsul Jamil
Umur : 35 tahun
Alamat : Desa Luengg Buloh, Woyla, Meulaboh
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Suku : Aceh
Pekerjaan : Pedagang
Tanggal Pemeriksaan : 12 November 2012
II. ANAMNESA
1. Keluhan Utama : Nyeri kepala
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
• Pasien datang dengan keluhan nyeri kepala. Hal ini dirasakan sejak 2 hari
sebelum kedatangan ke Puskesmas Kecamatan. Nyeri kepala dirasakan terus
menerus dan semakin berat, terasa seperti berdenyut. Pasien mengaku tangan
dan kaki sebelah kiri semakin melemah, dan sulit menelan serta tersedak dan
batuk ketika makan dan minum. Pasien juga mengeluh muntah setelah makan
dan mengalami kesulitan tidur dan kesulitan dalam berbicara. Pasien memiliki
riwayat hipertensi dan menyangkal adanya riwayat Diabetes Mellitus. Dari
keluarga pasien tidak ada yang mengalami hal serupa. Namun ayah pasien
menderita Diabetes Mellitus.
• Pasien mengaku memiliki kebiasaan merokok 1 bungkus /hari sejak usia 18
tahun hingga sebelum sakit.
III. STATUS INTERNUS
- Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran : Compos Mentis
- Tekanan Darah :170/120 mmHg
- Nadi : 80 kali/ menit
- Pernafasan : 20 kali/menit
- Suhu : tidak diperiksa
- Keadaan Gizi : Cukup
IV. PEMERIKSAAN FISIK
a. Kulit
Warna : Sawo matang
Turgor : Cepat kembali
Sianosis : (-)
Ikterus : (-)
Oedema : (-)
Anemia : (-)
b. Kepala
Rambut : Hitam ikal
Wajah : asimetris, edema (-), deformitas(-)
Mata : Conjungtiva pucat (-/-), ikterik (-/-), pupil bulat
refleks cahaya langsung (+/sdn), refleks cahaya tidak
Kesan : Chronic Thromboemboli infarction di lobus temporalis kanan sesuai dengan
territory PCA kanan
B. Laboratorium Hematologi : -
VII. RESUME
1. Identifikasi
Pasien Tn.SJ, 35 tahun, Pedagang.
2. Pemeriksaan
Anamnesa
• Pasien datang dengan keluhan nyeri kepala. Hal ini dirasakan sejak 2 hari
sebelum kedatangan ke Puskesmas Kecamatan. Nyeri kepala dirasakan terus
menerus dan semakin berat, terasa seperti berdenyut. Pasien mengaku tangan
dan kaki sebelah kiri semakin melemah, dan sulit menelan serta tersedak dan
batuk ketika makan dan minum. Pasien juga mengeluh muntah setelah makan
dan mengalami kesulitan tidur dan kesulitan dalam berbicara. Pasien memiliki
riwayat hipertensi dan menyangkal adanya riwayat Diabetes Mellitus. Dari
keluarga pasien tidak ada yang mengalami hal serupa. Namun ayah pasien
menderita Diabetes Mellitus.
• Pasien mengaku memiliki kebiasaan merokok 1 bungkus /hari sejak usia 18
tahun hingga sebelum sakit.
Vital Sign :
- Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran : Kompos Mentis
- Tekanan Darah :170/120 mmHg
- Nadi : 80 kali / menit
- Pernafasan : 20 kali / menit
- Suhu : tidak diperiksa
- Keadaan Gizi : Cukup
Status Internus : Dalam batas normal
Status Neurologis :
GCS E4 M6 V5, pupil isokor (3 mm/3 mm), reflek cahaya langsung (+/+), reflek cahaya tidak langsung (+/+), TRM (-), TIK (-).
Nervi Cranialis
1. Kelompok Optik
Fungsi Otonom : Pupil isokor (3/3 mm).
Gerakan Okuler (N III,IV,VI) : Dbn
Fungsi visual (N.II) : Dbn
2. Kelompok Motorik
Fungsi Motorik (N.V) : asimetris
Fungsi Motorik (N.VII) :
-Memperlihatkan gigi : asimetris
-Sudut bibir : asimetris
Fungsi Motorik (N.IX,X) : sulit menelan
Fungsi Motorik (N.XI) : tidak diperiksa
Fungsi motorik (N.XII) :
-Artikulasi lingualis : kurang jelas
-Menjulurkan lidah : deviasi ke kiri
3. Kelompok Sensori
Fungsi Pengecapan (N.VII) : tidak diperiksa
Fungsi Penciuman (N.I) : tidak diperiksa
Fungsi Pendengaran (N.VIII) : kesan normal
4. Fungsi Motorik Kanan Kiri
Pergerakan +/+ +/+
Kekuatan 5555/5555 5455/5455
Tonus N/N N/N
Trofi N/N N/N
R.Fisiologis +/+ +/+
R.Patologis -/- -/-
VIII. DIAGNOSA
Diagnosa Klinis : Hemihipestesis Sinistra
Diagnosa Patologis : Thromboemboli
Diagnosa Topis : Lobus
Diagnosa Etiologi : Stroke Iskemik
IX. TERAPI
Aspilet 1x80 mg tab
Sohobion 1x1 tab
Asam folat 2x1 tab
Amlodipine 1x5 mg tab
Simvastatin 1x20 mg tab
X. RENCANA
Konsul IPD atas indikasi tekanan darah tinggi dan hiperglikemia
XI. PROGNOSIS
Qou ad vitam : dubia ad bonam
Qou ad functionam : dubia ad bonam
Qou ad sanactionam : dubia ad malam
XII. DISKUSI
Stroke merupakan suatu brain attack atau serangan pada otak karena gangguan
pembuluh darah atau suplai darah ke otak yang sering terjadi mendadak dengan gejala
yang beragam. Berdasarkan WHO pada tahun 1988, stroke didefinisikan sebagai
gangguan fungsional otak, yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinis
baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau dapat menimbulkan
kematian, yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak. Penyakit ini
menduduki peringkat ketiga dalam kategori penyebab kematian terbanyak di Amerika.
Stroke dapat terjadi pada setiap tingkat umur namun paling sering ditemukan pada
individu dengan tingkat usia dewasa muda dan lansia yaitu sekitar >50 tahun.1,2,3
Stroke dibagi menjadi dua berdasarkan etiologinya, yaitu stroke iskemik dan
stroke hemoragik. Stroke iskemik merupakan stroke yang disebabkan penyumbatan
pembuluh darah oleh emboli atau trombosis yang menyebabkan aliran darah ke otak
sebagian atau keseluruhan terhenti. Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan
oleh pecahnya pembuluh darah di otak.3,4,5
Orang yang menderita stroke pada sejumlah besar kasus juga mengeluhkan
hilangnya penglihatan atau lapangan pandang. Hemianopsia adalah salah satu jenis
kelainan pada lapangan pandang dengan gejala berupa kehilangan sebagian lapangan
pandang. Penyebab hemianopsia adalah lesi maupun kompresi di berbagai lokasi
sepanjang jaras penglihatan.1,4,5,6,7,8,9
Gambar 1. Jaras Penglihatan dan Lesi pada Jaras Penglihatan
Pada stroke iskemik, infark di serebral dapat mengenai jaras penglihatan dan
mengakibatkan kelainan pada lapangan pandang yang bergantung pada tinggi lesi. Lesi
di sepanjang lintasan nervus optikus (N.II) hingga korteks sensorik, akan menunjukkan
gejala gangguan penglihatan yaitu pada lapang pandang atau medan penglihatan. Lesi
pada bagian lateral khiasma optikum akan menyebabkan hemianopsia binasal (no.2),
sedangkan lesi pada bagian medial kiasma akan menghilangkan medan penglihatan
temporal yang disebut hemianopsia bitemporal (no.3). Lesi pada traktus optikus akan
menyebabkan hemianopsia homonim kontralateral (no.4).4,5,6,7
DAFTAR PUSTAKA
1. Martono H. 2009. Stroke Dan Penatalaksanaannya Oleh Internis. Dalam: Sudoyo A, setyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 1 edisi 5 . InternaPublishing: Jakarta. h. 892-897.
2. World Health Organization MONICA Project Investigators. WHO MONICA Project: Monitoring Trends and Determinants in Cardiovascular Disease. www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/3335877 [Diakses pada: 14 Oktober 2012].
3. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. 2011. Guideline Stroke Tahun 2011 . Jakarta.
4. Price SA,Wilson LM. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
5. Kowalak JP, William W. 2011. Buku Ajar Patofisiologi . Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
6. Mardjono MS. 2010 Penyakit Saraf Otak dan Patologinya. Dalam: Neurologi Klinis Dasar. Penerbit Dian Rakyat: Jakarta. h. 116-120.
7. Budiono A. Nervus Optikus. 2008. http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/ 01/nervus-optikus_files-of-drsmed.pdf [Diakses pada 14 Oktober 2012].
8. Lumbantobing SM. 2010. Saraf Otak. Dalam: Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta. h. 25-30.