LAPORAN PRAKTIKUMPENGANTAR KONSERVASI SUMBER DAYA ALAMKAWASAN
KONSERVASI DI INDONESIA
Disusun oleh :Anisa Puteri1111016100069
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIJURUSAN PENDIDIKAN ILMU
PENGETAHUAN ALAMFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUANUNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA2013
A. Tujuan 1. mendeskripsikan kawasan konservasi di
IndonesiaMenjelaskan spesifikasi kawasan dengan perbandingan antara
kawasan
B. Dasar Teori lndonesia merupakan salah satu pusat keanekaragam
hayati dunia. Dibandingkan dengan negara-negara Asia-Pasifik,
Indonesia memiliki Indeks Keanekaragaman Hayati(Biodiversity Index)
tertinggi (Paine, 1997). Wilayah lndonesia mencakup tiga wilayah
vegetasi yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, yaitu
(Sormin, 1990) :1. Wilayah Asia: meliputi Sumatera dan Kalimantan
yang didominasi oleh famili Dipterocarpaceae.2. Wilayah Australia:
mencakup Irian Jaya, Maluku, dan Sunda Kecil yang dicirikan oleh
dominannya. Famili Araucariaceae dan Myrtaceae.3. Wilayah Transisi,
meliputi Sulawesi dan Jawa yang didominasi oleh famili Myrtacea dan
Verbenacea.Walaupun kepulauan Indonesia hanya mewakili 1,3% luas
daratan dunia, tetapi memiliki 25% species ikan dunia, 17% spesies
burung, 16% reptil dan amphibi, 12% mamalia, 10% tumbuhan dan
sejumlah invertebrata, fungi, dan mikroorganisme (Gautam et al.,
2000).Kawasan konservasi, mempunyai peran yang sangat penting dalam
melindungi sumberdaya alam serta melestarikan keanekaragaman
hayati. Berbagai bentuk kawasan secara umum telah diuraikan dalam
bab sebelumnya. Pada dasarnya. Setiap bentuk kawasan konservasi
mempunyai tujuan pengelolaan dan pelestarian tertentu, sehingga
dalam hal penetapan kawasan diperlukan persyaratan-persyaratan
tertentu. Hal yang perlu diperhatikan dalam penetapan wilayah
konservasi antara lain ; Habitat, Keendimisan dan keanekaan jenis ,
Biogeografi , Wilayah dan Luas kawasan, Faktor fisik dan
manusia
Taman Nasional Laut Wakatobi adalah salah satu kawasan
konservasi kelautan. Tamnas ini merupakan taman nasional dengan
luas 1.390.000 ha, ditetapkan sebagai taman nasional melalui
Keputusan Menteri Kehutanan RI No. 393/Kpts-VI/1996. Dengan
demikian maka Taman Nasional Kepulauan Wakatobi merupakan Taman
Nasional Laut terbesar kedua yang di miliki Indonesia setelah Taman
Nasional Teluk Cendrawasih. Berdasarkan studi oleh WWF dengan nama
Rapid Ecological Assesment (REA) pada tahun 2003 menunujukan bahwa
Taman Nasional Kepulauan Wakatobi memiliki kondisi ekosistem
terbaik didunia.
C. Data Sekunder1. Pembagian kawasan konservasi perairan dan
dasar hukumnyaBeberapa peraturan perundangan yang terkait dengan
konservasi sumberdaya pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil adalah
sebagai berikut:1. UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumberdaya Alam Hayati danEkosistemnya2. UU No. 31 Tahun 2004
tentang Perikanan sebagaimana telah direvisi denan UU No. 45 Tahun
20093. UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah4. UU No. 26
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang5. UU No. 27 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil6. UU No. 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup7.
Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2007 tentang Konservasi
Sumberdaya Ikan8. Permen KP No. Per.16 Tahun 2008 tentang
Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil9.
Permen KP No. Per.17 Tahun 2008 tentang Kawasan Konservasi di
Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil10. Permen KP No.
Per.02/Men/2009 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Konservasi
Perairan11. Permen KP No. Per.03/Men/2010 tentang Tata Cara
Penetapan Perlindungan Jenis Ikan12. Permen KP No. Per.04/Men/2010
tentang Pemanfataan Jenis dan Genetika Ikan13. Permen KP No.
Per.30/Men/2010 tentang Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan
Konservasi Perairan14. Kepmen KP No. 41 Tahun 2000 tentang Pedoman
Umum Pengelolaan Pulau pulau Kecil yang Berkelanjutan dan Berbasis
Masyarakat.
2. Deskripsi Zonasi Taman Nasional WakatobiDeskripsi zonasi TNW
dibawah ini mengacu pada Permenhut Nomor: P.56/Menhut-II/2006
tanggal 29 Agustus 2006 tentang Pedoman Zonasi Taman Nasional yang
telah melalui proses sosialisasi di 64 desa serta konsultasi publik
di tingkat pulau/kecamatan se Wakatobi (dua kali), dan tingkat
Kabupaten Wakatobi (dua kali), yang dalam pelaksanaanya melibatkan
para pihak yang berkepentingan yaitu masyarakat nelayan/pengguna
sumberdaya, lembaga swadaya masyarakat, pengusaha perikanan dan
pariwisata serta unsur pemerintah daerah mulai dari tingkat
desa/kelurahan, kecamatan sampai dengan tingkat kabupaten.
Disamping itu juga proses revisi zonasi TNW telah melalui
pembahasan di tingkat pusat (PHKA) sebanyak 2 (dua) kali.Dalam
merumuskan zonasi dimaksud, selain dilakukan atas dasar data-data
potensi sumberdaya alam penting, kajian sosial, ekonomi dan budaya
serta rangkaian sosialisasi dan konsultasi publik mulai dari
tingkat desa/kelurahan, kecamatan/pulau, kabupaten sampai pada
tingkat pusat (PHKA) juga tetap berpedoman pada peraturan dan
perundangan yang berlaku sehingga peruntukan dan fungsi taman
nasional sebagai sistem penyangga kehidupan, pengawetan
keanekaramanan jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya dan
pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam dan ekosistemnya tetap
terjaga.Rumusan zonasi TNW diuraikan seperti dibawah ini :a. Zona
Inti (Core Zone), bagian taman nasional yang mempunyai kondisi alam
baik biota atau fisiknya masih asli dan tidak atau belum diganggu
oleh manusia yang mutlak dilindungi, berfungsi untuk perlindungan
keterwakilan keanekaragaman hayati yang asli dan khas. Deskripsi1.
Memiliki tipe ekosistem khas sebagai keterwakilan tipe ekosistem
taman nasional, serta memiliki keanekaragaman jenis flora, fauna
yang tinggi, endemik, langka, terancam punah dan dilindungi.2.
Memiliki kenekaragaman hayati yang tinggi, gejala alam, fenomena
alam, peninggalan situs budaya/sejarah.3. Zona ini merupakan bagian
kawasan yang berada relatif jauh dengan akses yang minimum.
Tujuan PenetapanUntuk memberikan perlindungan mutlak terhadap
:1. Flora dan fauna penting, endemik, langka, terncam punah, peka
dan dilindungi terhadap berbagai bentuk gangguan/kerusakan.2.
Ekosistem khas yang merupakan contoh keterwakilan ekosistem dari
suatu wilayah.3. Keanekaragaman hayati yang tinggi.4. Buku Zonasi
Taman Nasional Wakatobi 6 (Gejala alam, fenomena alam, peninggalan
situs budaya/sejarah). Fungsi dan PeruntukanZona inti berfungsi dan
diperuntukan bagi:1. Perlindungan ekosistem, pengawetan flora dan
fauna khas beserta habitatnya yang peka terhadap gangguan dan
perubahan;2. Sumber plasma nutfah dari jenis tumbuhan dan satwa
liar, untuk kepentingan penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan, pendidikan, penunjang budidaya.KriteriaZona inti
adalah:1. Bagian taman nasional yang mempunyai keanekaragaman jenis
tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya;2. Mewakili formasi biota
tertentu dan atau unit-unit penyusunnya yang merupakan ciri khas
ekosistem dalam kawasan taman nasional yang kondisi fisiknya masih
asli dan belum diganggu oleh manusia;3. Mempunyai kondisi alam,
baik biota maupun fisiknya yang masih asli dan tidak atau belum
diganggu manusia;4. Mempunyai luasan yang cukup dan bentuk tertentu
yang cukup untuk menjamin kelangsungan hidup jenis-jenis tertentu
untuk menunjang pengelolaan yang efektif dan menjamin
berlangsungnya proses ekologis secara alami;5. Mempunyai ciri khas
potensinya dan dapat merupakan contoh yang keberadaannya memerlukan
upaya konservasi;6. Mempunyai komunitas tumbuhan dan atau satwa
liar beserta ekosistemnya yang langka yang keberadaannya terancam
punah;7. Merupakan habitat satwa dan atau tumbuhan tertentu yang
prioritas dan khas/endemik;8. Merupakan tempat aktivitas satwa
migran
D. Hasil dan Analisa Dataa) Deskripsi Kawasan KonservasiLetak
Administrasi :- Propinsi : Sulawesi Tenggara- Kabupaten :
WakatobiLetak Astronomis : 123 20' s/d 124 39' Bujur Timur 5 12'
s/d 6 10' Lintang SelatanBatas Kawasan : Utara : Laut BandaSelatan
: Laut FloresBarat : Pulau ButonTimur : Laut BandaPosisi yang
berdekatan dengan garis khatulistiwa menjadikan kawasan TN
Wakatobiberiklim tropis. Menurut klasifikasi Schmidt-Fergusson
iklim di Kepulauan Wakatobi termasuk tipe C, dengan dua musim yaitu
musim kemarau (musim timur: April Agustus) dan musim hujan (musim
barat: September April) dengan suhu harian berkisar antara 19 34oC.
Musim angin barat berlangsung dari bulan Desember sampai dengan
bulan Maret yang ditandai dengan sering terjadi hujan, gelombang
laut cukup besar sehingga nelayan jarang yang melaut.Sementara itu
musim angin timur berlangsung bulan juni sampai dengan september
yang ditandai dengan kondisi laut yang teduh, gelombang tenang dan
jarang terjadi hujan sehingga nelayan sering melaut. Peralihan
musim yang biasa disebut musim pancaroba (bulan oktober- November
dan bulan April-Mei) kondisi gelombang laut tidak menentu sangat
tergantung dengan cuaca.Jumlah curah hujan di kepulauan Wakatobi
juga tidak begitu tinggi, data 10 tahun terakhir menyebutkan jumlah
curah hujan terendah terjadi pad abulan September hanya mencapai
2,5 mm dan curah hujan tertinggi di bulan Januari mencapai 229,5
mm.
Gambar 1: Peta Kawasan Taman Nasional Wakatobib) Potensi
Konservasi Taman Nasional WakatobiSecara umum perairan laut Taman
Nasional Wakatobi mempunyai konfigurasi dari mulai datar sampai
melandai ke arah laut dan beberapa daerah terdapat yang bertubir
curam. Kedalaman airnya bervariasi, bagian terdalam mencapai 1.044
meter dengan dasar perairansebagian besar berpasir dan berkarang.
Sementara itu kekayaan sumberdaya laut di Taman Nasional Wakatobi
di kelompokkan menjadi 8 sumberdaya penting, yaitu :
terumbukarang,mangrove, padang lamun, tempat pemijahan ikan, tempat
bertelur burung pantai, dan pantai peneluruan penyu, cetacean.
Kedelapan sumberdaya penting tersebut merupakan bagian dari
ekosistem Taman Nasional. Berikut ini beberapa tipe ekosistem
penyusun Taman Nasional Wakatobi :1) Ekosistem Mangrove.Kondisi
ekosistem Mangrove bisa dikatakan tidak tersebar secara merata di
wilayah pesisir, hanya beberapa wilayah saja dengan kondisi
ketebalan mangrove yang tipis. Adapun jenis pohon bakau yang
ditemukan di TNW tercatat 10 jenis, yaitu : Rhizophora stylosa,
Sonneratia alba, Osbornia octodonta, Ceriops tagal, Xylocarpus
moluccensis, Scyphiphora hydrophyllacea, Bruguiera gymnorrhiza ,
Avicennia marina dan Pemphis acidula, Avicennia officinalis ,
Rhizophora stylosa (Operation Wallacea, 2001). Beberapa jenis
anggrek juga dapat ditemukan di vegetasi hutan bakau. Jenis biota
yang berasosiasi dengan mangrove yang umum ditemukan adalah
bivalvia (tiram), gastropoda dan crustacea. Kelimpahan organisme
ini tergolong rendah.
2) Ekosistem Non-MangroveVegetasi ekosistem non-mangrove di
daerah pantai didiominasi oleh beberapa jenis seperti : Baringtonia
asiatica, Hibiscus tilliaceus. Ipomoea pescaprae, Spinifax sp,
Terminalia cattapa, Pandanus sp, dan Casuarina equisetifolia.
Sementara itu vegetasi yang ditemukan yang ke arah darat disekitar
perumahan/pekarangan antara lain: kelapa (Cocos nucifera), jambu
mete (Anacardium ocidentale), mangga (Mangifera indica), nangka
(Arthocarpus integra), ubi kayu (Manihot utilisima), uwi (Dioscorea
spp.), jagung (Zea mays) dan waru serta ekosistem semak belukar dan
rumput.
3) Ekosistem terumbu karang.Sampai saat ini di dalam ekosistem
terumbukarang tercatat 396 jenis karang keras, 28 marga karang
lunak dan 31 jenis karang jamur. Berikut ini identifikasi jenisnya:
Terumbu karang.. Jenis-jenis karang yang ditemukan antara lain
Acrophora spp, Dendrophyllia spp., Favia abdita, Echinopora
horrida, Favites spp, Heliofungia actiniformis, Holothuria edulis,
Lobophylla spp., Montastrea spp., Mycedium spp., Millepora spp,
Nepthea spp., Oulophylla crispa, Oxypora spp., Pavona clavus, P
decussata, Platygira lamellina, P. pini, Porites spp., Porithes
spp., Spirobranchus giganteus, Symphyllia spp, Turbinaria frondens,
Xenia spp, dan lain-lain. Beberapa kawasan yang memiliki terumbu
karang seperti disebut diatas yaitu Karang Sempora, K. Kapota, K
Watulopa, K. Sawa Olo-Olo, K. Tokobau, dan Karang Waelale. Karang
lunak. Jenis soft corals yang terlihat antara lain Sarcophyton
throcheliophorum, Sinularia spp. Ikan. Kekayaan jenis ikan sebanyak
93 jenis ikan yang dimanfaatkan untuk konsumsi perdagangan dan ikan
hias diantaranya argus bintik (Cephalopholus argus), napolean
(Cheilinus undulatus), ikan merah (Lutjanus biguttatus) baronang
(Siganus guttatus), Abudefduf leucogaster, A. saxatilis, Acanthurus
achilles, A. aliosa, A. mata, Amphiprion tricinctus, Chaetodon
specullum, Chelmon rostratus, Heniochus acuminatus, H. permutatus,
Macolor macularis (snapper), Napoleon wrasse, Paramia
quinquelineata, Scarus qibbus, S.taeniurus, dan masih banyak lagi.
Bivalvia yang terlihat adalah Tridacna spp seperti kima (Tridacna
sp.), kima tapak kuda (Hippopus hippopus), kima sisik (Tridacna
squamosa), kima lubang (Tridacna crocea) dan kima raksasa (Tridacna
gigas). Crinoidea yang terlihat adalah Comanthina schlegeli, Lily
laut. Ordo Echinodea yang terlihat adalah Acanthaser planci,
Diadema setosum, Echinotrix spp., Holothuria edulis, Parathicopus
californicus, Stichopus variegatus. Spons yang terlihat adalah Tube
sponges dan Cube sponges, Phyllospongia foliascens. Rumput laut.
Jenis seagrass yang terlihat antara lain Thallisia spp., T. crocea,
dan Thalasodendron spp.Jenis terumbu karang di kepulauan ini
terdiri dari terumbukarang cincin (atol reef), terumbukarang tepi
(fringing reef), terumbukarang penghalang (barrier reef) dan karang
gosong ( patch reef). Berdasarkan hasil citra satelit, diketahui
bahwa luas terumbu karang di Kepulauan Wakatobi adalah 88.161,69
hektar. Adapun komponen utama yang menyusun terumbu karang di
Kepulauan Wakatobi yaitu karang hidup (terdiri dari hard coral dan
soft coral) dan karang mati (dead coral), serta organisme lain yang
bersimbiosis dengan karang. Pada kedalaman 1 meter dan 3 meter
banyak ditemukan jenis karang bercabang dari marga Acropora selain
itu juga ditemukan jenis karang masif (Haryono, 2002).Sementara di
daerah tubir karang cukup bervariasi jenisnya seperti Acropora spp,
Montipora spp, Porites spp, dan Stylophora pistillata. Lereng
terumbu karang di Kepulauan Wakatobi mempunyai kemiringan antara
60-70o dengan pertumbuhan karang hidup yang tidak begitu rapat
(patches) sampai kedalaman 40 meter dan karang yang tumbuh hanya
didominasi oleh Acropora hyacinthus Echinopora mammiformis, Porites
cylindrica dan beberapa Favia spp. (CRITC COREMAP-LIPI,
2001).Pertumbuhan biota lainnya yang cukup menonjol adalah sponge
dan soft coral (karang lunak) dari jenis Sinularia sp. dan
Dendronephthya sp. Sponge mempunyai variasi ukuran, bentuk dan
warna yang tinggi, umumnya tumbuh bergelantung dan menempel dinding
sehingga memberi kesan yang sangat artistik. Dendronephthya sp.
termasuk dalam golongan karang 6 lunak dengan pertumbuhan yang
sangat khas serta kaya akan warna dari putih, ungu sampai merah
jingga dan menambah kesan yang sangat menarik. Gambar : Ikan hias
di perairan dalamGambar : Terumbukarang di sekitar Pulau Hoga
c) Perbandingan Taman Nasional Wakatobi dengan Taman Nasional
LainPada TN.Bogani Nani Wartabone; Sulawesi Utara, Gorontalo,
(Bolaang Mangondow, Gorontalo),Taman Nasional Bogani Nani Wartabone
adalah taman nasional yang terletak di Semenanjung Minahassa,
Sulawesi. Taman nasional ini memiliki luas sebesar 2.871,15 km.
Nama taman nasional ini berasal dari Nani Wartabone, Pahlawan
NasionalIndonesia. Terdapat Sekitar 45 dari 80 jenis burung yang
terdapat dalam kawasan TNBNW merupakan jenis endemik,di manajenis
endemik paling unik adalah burungMaleo(Macrocephalon maleo). Saat
ini maleo hanya dapat di temukan di Sulawesi Utara, Sulawesi
Tenggara dan Sulawesi Tengah. Burung Rangkong(Aceroscassidix) atau
dikenal dengan nama burung rangkong Sulawesi ekor putih.
Tarsiusspectrum merupakan salah satu primate yang terkecil di
dunia, mempunya berat tubuh hanya 100 gram tetapi memiliki mata
besar, yaitu sekitar 80% dari besarnya kepala, dengan panjang tubuh
10 cm (80 160 mm), panjang ekor 25 cm. Tarsius adalah binatang
malam, ia merupakan anggota kelas mamalia. Di Sulawesi Utara
dinamakan tangkasi.Anoa besar(Bubalus depsessicornis) dan anoa
kecil (bubalus quarlesi) sering juga disebut kerbau kerdil, jenis
satwa ini berbulu lebat, warnanya coklat muda sampai coklat tua
atau hitam.Babirusa(babyrouss babyrussa) bertubuh seperti babi,
mempunyai dua pasang taring panjang melengkung kearah muka. Taring
yang sepesang tumbuh menembus langit-langit rahang atas dan
melengkung balik keatas mata. Hewan ini merupakan binatang malam,
memburu buah-buahan yang jatuh, dan membuka kayu yang lapuk untuk
mencari larva. Maka dapat dibandingkan dengan TamNas Wakatobi yang
lebih dominan keragaman Terumbu karang dan ikannya. Pada Tamnas
Wakatobi tidak banyak ditemukan mamalia.Bila dibandingkan dengan
TN.Lore Lindu yang juga berada di Sulawesi Tengah ;, (Donggala,
Poso), yang merupakansalah satu lokasi perlindungan hayati
Sulawesi.. Kawasan Taman Nasional Lore Lindu merupakan habitat
mamalia asli terbesar di Sulawesi. Anoa, babirusa, rusa, kera hantu
(Tangkasi), kera kakaktonkea, kuskus marsupial dan binatang pemakan
daging terbesar di Sulawesi, musang Sulawesi hidup di taman ini.
Taman Nasional Lore Lindu juga memiliki paling sedikit 5 jenis
bajing dan 31 dari 38 jenis tikusnya, termasuk jenis endemik.
Sedikitnya ada 55 jenis kelelawar dan lebih dari 230 jenis
burung, termasuk maleo, 2 jenis enggang Sulawesi yaitu julang
Sulawesi dan kengkareng Sulawesi. Burung enggang benbuncak juga
disebut rangkong atau burung allo menjadi penghuni Taman Nasional
Lore Lindu.Ribuan serangga aneh dan cantik dapat dilihat di sekitar
taman ini. Layak diamati adalah kupu-kupu berwarna mencolok yang
terbang di sekitar taman maupun sepanjang jalan setapak dan aliran
sungai. Pada Tamnas Wakatobi tidak ditemukan adanya variasi
serangga.
G. Kesimpulan1. Taman Nasional Wakatobi merupakan salah satu
warisan yang ditunjuk sebagai cagar biosfer karenan keragaman ikan
, terumbu karang dan terdiri atas kepulauan.2. Taman Nasional
Wakatobi memiliki 3 tipe ekosistem , yakni : ekosistem mangrove,
ekosistem pantai dan ekosistem terumbu karang.3. Taman Nasional
Wakatobi di kelompokkan menjadi 8 sumberdaya penting, yaitu :
terumbukarang,mangrove, padang lamun, tempat pemijahan ikan, tempat
bertelur burung pantai, dan pantai peneluruan penyu, cetacean4.
Dibandingkan dengan Taman Nasional di Sulawesi lain , Tamnas
Wakatobi memiliki keistimewaan akan keragaman terumbu karang dan
ikan yang sangat menakjubkan.
H. Daftar PustakaDephutbun. Program pembangunan nasional
(PROPENAS) perlindungan dan konservasi dam tahun 2000-2004.
Departemen Kehutanan dan Perkebunan Direktorat Jenderal
Perlindungan dan Konservasi Alam. Jakarta. 2000.
IUCN. Protected areas of the world: a review of national system.
Volume I: Indomalaya, Oceania, Australia, and Antartic. Prepared by
the World Conservation Monitoring Centre, IUCN, Gland, Switzerland
and Cambridge, UK.2012.
Setiawan , Agus dan Hadis Alikondra. TINJAUAN TERHADAP
PEMBANGUNAN SISTEM KAWASAN KONSERVASI DI INDONESIA (Review on the
Development of Conservation Area System in Indonesia). Media
Konservasi Vol. VII, No. 2: 39 46. 2012.
Sormin, B.H. Indonesia (in) Blockhus, J.M., M. R.Dillenbeck, J.
A. Sayer & P. Wegge (ed). 1992. Conserving biological diversity
in managed tropical forest. Proceedings of a Workshop held at the
IUCN General Assembly Perth, Australia 30 November - 1 Desember
1990.
TNC-WWF Wakatobi Program dengan Balai Taman Nasional Wakatobi.
REPORT MONITORING MANGROVE PADA KAWASAN TAMAN NASIONAL WAKATOBI
KABUPATEN WAKATOBI. Wakatobi : WWF The Nature Conservaty. 2012