Top Banner
STATUS KEDOKTERAN INDUSTRI Disusun oleh : Keke Tri Febrianti (2011.1040.1011.047) Ach. Nur Hidayat (2011.1040.1011.049) 1
37

Status Kedokteran Industri-Kerupuk

Dec 08, 2015

Download

Documents

Keke Febrian

tugas koass stase industi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Status Kedokteran Industri-Kerupuk

STATUS

KEDOKTERAN INDUSTRI

Disusun oleh :

Keke Tri Febrianti (2011.1040.1011.047)

Ach. Nur Hidayat (2011.1040.1011.049)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2013

1

Page 2: Status Kedokteran Industri-Kerupuk

STATUS KEDOKTERAN INDUSTRI

I. STATUS UMUM TEMPAT KERJA (FACTORY VISIT)

A. Identitas

1. Nama Perusahaan : Kerupuk bawang

2. Alamat : Desa Bondo Rt 25 Rw08 Kec.Wates Kab.Kediri

3. Jenis usaha : Industri Pembuatan Krupuk Bawang

4. Jumlah tenaga kerja : 10 orang

B. Komponen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Proses Industri/Proses Kerja

No. Unit kerja Bahan bakuAlat dan cara

kerja

Bahan

berbahaya

Keterangan

(batasan unit

kerja)

1. Pengolahan

Bahan Baku

Mentah

-Tepung tapioka

-Bawang putih

-Garam

-Minyak ikan

-Vetsin

Mesin

pengaduk

Vetsin Pengolahan

Bahan Baku

Mentah

2. Pembentukan

dan

Pengukusan

-adonan

kerupuk

mentah

Mesin press

Wadah kukus

Pengukus

- Pembentukan dan

Pengukusan

3. Pengeringan

dan

Pengemasan

-Adonan

kerupuk yang

telah dikukus

Wadah

penjemuran

Karung goni

- Pengeringan dan

Pengemasan

Lingkungan Kerja

2

Page 3: Status Kedokteran Industri-Kerupuk

No. Unit kerja Lingk.

fisik

Lingk.

Kimia

Lingk.

Biologi

Lingk.

sosekbud

Lingk.

Ergonomi

Ket

1. Pengolahan

Bahan Baku

Mentah

Tata ruang

yang belum

tersusun

rapi dan

kurang

memadai.

Pengolahan

bahan baku

dicampurkan

dengan

pewarna

makanan.

Sisa air dari

pencucian

dan

pengolahan

bahan baku

dibuang di

tanah

belakang

pabrik.

Ling. yang

padat

penduduk

sehingga

dapat

memberikan

luang usaha

untuk

tetangga

Proses

pengadukan

bahan baku

dilakukan

dengan

posisi berdiri

dan jonkok.

-

2. Pembentukan

dan

Pengukusan

-Tata ruang

yang belum

tersusun

rapi dan

kurang

memadai.

-Disekitar

pengukusan

terdapat

tumpukan

wadah

penjemuran

kerupuk

bahan dari

kayu

Proses

pengukusan

dilakukian

dengan

menggunakan

kayu bakar

-Semua alat

pengaduk

bahan dan

alat

pembentukan

kerupuk

menggunakan

bahan bakar

solar.

-alat

pengukusan

berdekatan

dengan

rumah

penduduk.

Sisa air dari

pencucian

pembentukan

dan

pengukusan

dibersihkan

di sumur dan

dibuang di

tanah

belakang

pabrik.

Ling. yang

padat

penduduk

sehingga

dapat

memberikan

luang usaha

untuk

tetangga

Proses

pembentukan

dilakukan

dengan

posisi duduk

dan

dilakukan

dengan cepat

dan proses

pengukusan

dilakukan

dengan

posisi berdiri

dan jonkok.

3

Page 4: Status Kedokteran Industri-Kerupuk

3. Pengeringan

dan

Pengemasan

-Tata ruang

yang belum

tersusun

rapi dan

kurang

memadai.

- Kerupuk

yang rusak

digunakan

oleh

masyarakat

untuk

makanan

ayam.

Ling. yang

padat

penduduk

sehingga

dapat

memberikan

luang usaha

untuk

tetangga

Proses

pengeringan

dilakukan

dengan

posisi berdiri

dan jonkok

Proses

pengemasan

dilakukan

dengan

posisi duduk

dan jongkok.

Karyawan

No. Unit kerja Populasi Lama

kerja

Resiko

kesehatan

Status

Kesehatan

Keterangan

L P

1. Ny. SK P 30 th Kecelakaan kerja

berupa cedera

pada pergelangan

tangan (Carpal

Tunnel Sindrome,

luka iris) Low

Back Pain karena

posisi duduk yang

tidak ergonomis.

PPOK karena

asap dari proes

pengolahan

tepung tapioka

Normal Tidak

memeriksaan

kesehatan secara

rutin bila tidak

ada keluhan

2. Ny. NG P 40 th Kecelakaan kerja

berupa cedera

pada pergelangan

tangan (Carpal

Normal Tidak

memeriksaan

kesehatan secara

rutin bila tidak

4

Page 5: Status Kedokteran Industri-Kerupuk

Tunnel Sindrome,

luka iris), Low

Back Pain karena

posisi duduk yang

tidak ergonomis.

PPOK karena

asap dari proes

pengolahan

tepung tapioka

ada keluhan

3. Ny. FT P 32 th .Kecelakaan kerja

berupa cedera

pada pergelangan

tangan (Carpal

Tunnel Sindrome,

luka iris), Low

Back Pain karena

posisi duduk yang

tidak ergonomis.

PPOK karena

asap dari proes

pengolahan

tepung tapioka

Normal Tidak

memeriksaan

kesehatan secara

rutin bila tidak

ada keluhan

4. Ny. ST P 38th Kecelakaan kerja

berupa cedera

pada pergelangan

tangan (Carpal

Tunnel Sindrome,

Luka iris), Low

Back Pain karena

posisi duduk yang

tidak ergonomis,

PPOK karena

asap dari proes

pengolahan

Normal Tidak

memeriksaan

kesehatan secara

rutin bila tidak

ada keluhan

5

Page 6: Status Kedokteran Industri-Kerupuk

tepung tapioka.

5. Tn. PJ L 28 th Kecelakaan kerja

berupa cedera

pada pergelangan

tangan (Carpal

Tunnel Sindrome,

luka bakar). Low

Back Pain karena

posisi duduk yang

tidak ergonomis

dan mengangkat

bahan. PPOK

karna asap dari

proes

pengukusan.

Normal Tidak

memeriksaan

kesehatan secara

rutin bila tidak

ada keluhan

6. Tn TR L 39 th Kecelakaan kerja

berupa cedera

pada pergelangan

tangan (Carpal

Tunnel Sindrome,

Luka bakar), Low

Back Pain karena

posisi duduk yang

tidak ergonomis

dan mengangkat

bahan. PPOK

karna asap dari

proes

pengukusan.

Normal Tidak

memeriksaan

kesehatan secara

rutin bila tidak

ada keluhan

7. Tn. SB L 41 th Kecelakaan kerja

berupa cedera

pada pergelangan

tangan (Carpal

Tunnel Sindrome,

Normal Tidak

memeriksaan

kesehatan secara

rutin bila tidak

6

Page 7: Status Kedokteran Industri-Kerupuk

luka bakar), Low

Back Pain karena

posisi duduk yang

tidak ergonomis

dan mengangkat

bahan..

ada keluhan

8. Tn. AM L 34 th Kecelakaan kerja

berupa cedera

pada pergelangan

tangan (Carpal

Tunnel

Sindrome), Low

Back Pain karena

posisi duduk yang

tidak ergonomis

dan mengangkat

bahan..

Normal Tidak

memeriksaan

kesehatan secara

rutin bila tidak

ada keluhan

9. Tn. SD L 25 th Kecelakaan kerja

berupa cedera

pada pergelangan

tangan (Carpal

Tunnel

Sindrome), Low

Back Pain karena

posisi duduk yang

tidak ergonomis

dan mengangkat

bahan..Back Pain

karena posisi

duduk yang tidak

ergonomis dan

mengangkat

bahan..

Normal Tidak

memeriksaan

kesehatan secara

rutin bila tidak

ada keluhan

7

Page 8: Status Kedokteran Industri-Kerupuk

10. Tn. JN L 21 th Low Back Pain

karena posisi

duduk yang tidak

ergonomis dan

mengangkat

bahan..Back Pain

karena posisi

duduk yang tidak

ergonomis dan

mengangkat

bahan..

Normal Tidak

memeriksaan

kesehatan secara

rutin bila tidak

ada keluhan

4. Sistem Manajemen

Upaya atau kebijakan pimpinan pada kegiatan K3

No. Komponen Problem K3 Kebijakan Manajemen1. Proses Industri/Kerja Tidak memakai masker

Tidak memakai sarung tangan

Proses produksi menggunakan mesin Press, pembentukan dan pengadukan terkena mesin

Menyediakan masker dan sarung tangan untuk karyawan.

2. Lingkungan Kerja Pembuangan sisa pengolahan bahan baku dan air sisa pengukusan dilakukan di tanah lapang belakang pabrik.

Menyediakan tempat atau lahan sendiri untuk sisa bahan industri

3. Karyawan PPOK, carpal tunnel syndrome, luka bakar, LBP

Biaya berobat akibat kecelakan kerja ditanggung pemilik usaha

Penyediaan masker

Regulasi/Undang-Undang

Beberapa peraturan yang mengatur pengelolaan Home Industri Kerupuk :

8

Page 9: Status Kedokteran Industri-Kerupuk

1. Keputusan Kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia

Tahun 2003 Nomor: HK.00.05.5.1639 Tentang Pedoman Cara Produksi Pangan

Yang Baik Untuk Industri Rumah (CPPB-IRT).

2. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan republik Indonesia Tahun

2003 Nomor: HK. 00.05.5.1641Tentang Pedoman Pemeriksaan Sarana Produksi

Pangan Industri Rumah Tangga (IRT).

3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor:

722/MENKES/PER/IX/88 Tentang Bahan Tambahan Makanan.

4. Peraturan Kepala badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Tahun

2012 Nomor: HK.03.1.23.04.12.2206 tentang Cara Produksi Pangan Yang Baik

untuk Industri Rumah Tangga.

II. OCCUPATIONAL DIAGNOSIS (DIAGNOSIS KESEHATAN KERJA)

PPOK o PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversible, termasuk diantaranya adalah emfisema yang dari segi anatomis dikarakteristikan adanya kerusan dan pelebaran alveoli paru, kemudian bronchitis kronik yang didefinisikan adanya kondisi batuk kronis dan dahak.PPOK hanya muncul bila terjadi obstruksi kronik pada aliran udara (Fauci et al, 2008).

o Peningkatan obstruksi aliran udara diakibatkan oleh paparan debu/asap di tempat kerja dan disebabkan juga oleh asap rokok yang menurunkan fungsi paru Fauci et al, 2008).

Luka Bakar o Luka bakar merupakan kerusakan jaringan yang dihasilkan oleh kontak secara langsung dengan api, cairan panas, gas, dan permukaan benda panas dan bisa disebabkan oleh bahan kimia, listrik maupun radiasi. Apabila kulit terbakar tubuh akan mengkompensasi dengan kehilangan panas dan kehlangan cairan dan sensasi (Klingensmith et al, 2008).

Luka trauma tajam

o

Carpal Tunnel Syndrome

o CTS merupakan salah satu gangguan pada tangan karenaterjadi penyempitan pada terowongan karpal, baik akibat edema fasia pada terowongan tersebut maupun akibat kelainan pada tulang-tulang kecil tangan sehingga terjadi penekanan

9

Page 10: Status Kedokteran Industri-Kerupuk

terhadap nervus medianus dipergelangan tangan (Sidharta, 2006).

Low back pain(LBP)

o Low back pain (LBP) adalah nyeri di daerah punggung antara sudut bawah kosta (tulang rusuk) sampai lumbosakral (sekitar tulang ekor. Nyeri punggung(LBP) pada individuyang bekerjaadalah keluhanumumyang biasa terjadi. LBPadalah keluhandi mana-mana, denganprevalensitinggi terutamadi kalangan masyarakatdengan masa kerja tahunan. Bagisebagian besar pekerja, penyebabspesifik darinyeri punggangtidak dapat diidentifikasidengan pasti. Perkembangannyeri punggungdi tempat kerjamungkin hanyamencerminkansebagian besarwaktu istirahatdihabiskan di tempat kerja (Krawciw, Atlas, 2013).

o Sebuah penelitianmenunjukkan bahwa OLBP(Occupational Low Back Pain)dipengaruhiolehinteraksi yang rumit antaramedis, fisik,perilaku kesehatan, ergonomis, psikososialindividu,tempat kerja, dan lingkungan psikososial di tempat kerja (Feuerstein et al, 2001).

III. PEMBAHASAN

Produksi kerupuk tulan gurami merupakan salah satu bagian dari industri rumah

tangga yang bergerak di bidang produksi pangan. Menurut pedoman produksi pangan

yang baik untuk industri rumah tangga yang di keluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan

Makanan (BPOM), Industri Rumah Tangga (disingkat IRT) adalah perusahaan pangan

yang memiliki tempat usaha di tempat tinggal dengan peralatan pengolahan pangan

manual hingga semi otomatis. Sedangkan produksi pangan adalah kegiatan atau proses

menghasilkan, menyiapkan, mengolah, membuat, mengawetkan, mengemas, mengemas

kembali dan atau mengubah bentuk pangan (SK BPOM, 2003).

Bahan – bahan yang digunakan dalam proses produksi kerupuk tulang gurami berupa

bahan pangan yang beredar bebas dipasaran. Bahan – bahannya berupa tulang ikan

gurami dan sedikit daging-daging yang menempel di duri sebagai bahan utama, tepung

tapioka, bawang putih, vetsin, garam dan gula pasir. Bahan – bahan seperti tulang ikan

gurami, tepung tapioka, bawang putih, garam dan gula pasir merupakan bahan yang aman

untuk dikonsumsi karena tidak mengandung bahan – bahan yang dapat membahayakan

kesehatan atau keselamatan manusia misalnya bahan yang dapat menimbulkan penyakit

atau keracunan. Sedangkan pemakaian campuran vetsin yang merupakan Monosodium

Glutamat (MSG) dalam pembuatan kerupuk ikan ini menurut Komite Ahli Gabungan

WHO menyimpulkan penggunaan MSG adalah aman dan batas konsumsi hariannya tidak

10

Page 11: Status Kedokteran Industri-Kerupuk

perlu ditetapkan, dan status MSG sebagai bahan tambahan pangan yang umumnya diakui

aman (Generally Recognized as Safe) yang ditetapkan sejak tahun 1958.

Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat

mempengaruhi kesehatan tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya penyakit

akibat kerja (Dainur, 2010). Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian

dengan mesin, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan

lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja menyangkut

segenap proses produksi dan distribusi, baik barang maupun jasa. Salah satu aspek

penting sasaran keselamatan kerja, mengingat resiko bahayanya adalah penerapan

teknologi, terutama teknologi yang lebih maju dan mutakhir. Keselamatan kerja adalah

tugas semua orang yang bekerja. Keselamatan kerja adalah dari, oleh, dan untuk setiap

tenaga kerja, dan masyarakat pada umumnya. Kecelakaan, adalah kejadian yang tak

terduga dan tak diharapkan. Tak terduga oleh karena di belakang peristiwa itu tidak

terdapat unsure kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. Tidak diharapkan

oleh karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian materiil maupun penderitaan dari

yang paling ringan sampai kepada yang paling berat dan tidak diinginkan (Desmayasari,

2011).

Proses pembuatan kerupuk bawang milik bapak Toni, ini memang masih

dikerjakan secara manual dan mesin, namun tidak menutup kemungkinan dalam proses

pengerjaannya juga dapat menimbulkan adanya masalah kesehatan bagi para pekerjanya.

Risiko kecelakaan kerja pada pekerja di bidang pengolahan bahan mentah adalah risiko

teriris pisau, karena dalam mengupas bawang putih alat yang dipakai adalah pisau.

Pekerja setiap harinya menyiapkan tepung tapioca sebanyak 3 kwintal dengan

dicampurkan dengan bumbu-bumbu yang terdiri dari bawang putih,minyak

ikan,garam,terasi putih, dan pewarna makanan. Hal ini dapat mengakibatkan konsentrasi

pakerja berkurang dan dapat terluka oleh pisau yang dipakai. Gangguan kesehatan lain

yang dapat timbul pada proses produksi kerupuk bawang ini antara lain adalah nyeri

pada kedua pergelangan tangan dikarenakan proses pengolahan adonan kerupuk yang

menggunakan kedua tangan untuk menguleni adonan terus menerus selama ± 30 menit

hingga adonan memiliki kekenyalan yang tepat. Proses pengulenan inilah yang menjadi

faktor utama munculnya keluhan nyeri pada kedua pergelangan tangan atau carpal tunnel

syndrome.

Selain itu, penyakit lain yang terkait dengan pekerjaan di industri kerupuk ini

adalah nyeri punggung (low back pain). Kemungkinan timbulnya penyakit ini

11

Page 12: Status Kedokteran Industri-Kerupuk

dikarenakan dari salah satu cara kerja pekerja yang kurang memenuhi ergonomi. Yaitu

banyak pekerja yang melakukan pekerjaannya dengan cara jongkok atau duduk di lantai.

Kebiasaan kerja seperti ini tidak sesuai dengan posisi ergonomi yang ideal sehingga

tumpuan beban pekerjaan menjadi lebih berat pada daerah pinggang (Setyaningsih,

2002).

Pihak pak Toni belum mengupayakan tindakan pencegahan gangguan kesehatan

dan keselamatan kerja dalam industrinya, antara lain yaitu : pengadaan kursi dan meja

yang sesuai ergonomis,Selain itu untuk masalah ruangan, sebaiknya pihak pak Toni

menyediakan ventilasi ruang produksi sehingga pekerja dapat bekerja lebih nyaman dan

suasana kerja lebih sehat dan proses produksi juga lebih produktif.

IV. INTERVENSI (menggunakan 5 langkah penatalaksanaan gangguan

kesehatan akibat kerja)

Oleh karena adanya resiko dan bahaya kesehatan yang dapat timbul dalam proses

produksi di usaha ini, maka sebaiknya perlu dilakukan tindakan pencegahan. Antara lain

meliputi langkah – langkah sebagai berikut :

LANGKAH I

P ENANGGULANGAN PERMASALAHAN ERGONOMI

Dari lingkup pekerjaan, di masing – masing unit kerja terdapat permasalahan

sehingga mengganggu kesehatan karyawan, diantaranya. Dibagian pengolahan bahan

mentah dan pengukusan karena serbuk tepung tapioka dan asap dari pembakaran kayu

serta para karyawan tidak menggunakan masker sebagai alat pelindung resiko

PPOK. Penanganan yang dapat dilakukan yaitu menyarankan para pekerja untuk

memakai masker tentunya dengan kebijaksanaan dari pemilik usaha untuk

menyediakan masker sebagai alat pelindung

Selain PPOK, gangguan yang dapat terjadi adalah luka akibat benda tajam dan

luka bakar. Luka benda tajam dan luka bakar dapat diantisipasi dengan menggunakan

sarung tangan safety, dan hendaknya saat bekerja karyawan dalam kondisi tidak

ngantuk dan tetap siaga.

Masalah utama pada proses produksi kerupuk bawang ini adalah keluhan

kesehatan yang diakibatkan posisi saat bekerja yang tidak ergonomis. Pekerja lebih

banyak jongkok atau duduk di lantai saat mengerjakan proses produksi. Jika pekerja

merasa ada keluhan nyeri punggung sebaiknya segera merubah posisi, misalnya dari

12

Page 13: Status Kedokteran Industri-Kerupuk

duduk ke berdiri, dan hindari posisi statis dalam waktu yang lama. Dan apabila

keluhan pekerja terjadi terus menerus, sebaiknya segera ke dokter untuk dilakukan

pemeriksaan lebih lanjut.

Selain itu, sebaiknya pihak pak toni menyediakan meja dan kursi yang sesuai

dengan prinsip ergonomi agar pekerja dapat bekerja dengan nyaman dan mngurangi

keluhan nyeri pinggang dan nyeri pergelangan tangan.

Aplikasi ergonomi dapat dilaksanakan dengan prinsip pemecahan masalah; tahap

awal adalah identifikasi masalah yang sedang dihadapi. Hal ini dapat dilakukan

dengan mengumpulkan sebanyak mungkin informasi. Langkah selanjutnya adalah

menentukan prioritas masalah ; masalah yang paling mencolok harus ditangani lebih

dahulu. Setelah analisis dikerjakan, maka satu atau dua alternatif intervensi harus

diusulkan. Pada pengenalan/ rekognisi ada 3 hal yang harus diperhatikan, ketiganya

berinteraksi dalam penerapan ergonomic dengan fokus utama pada sumber daya

manusia (humancentered design)

o Ergonomi:

- Ergonomi merupakan studi ilmiah mengenai hubungan antara orang dengan

lingkungan kerja yaitu keseluruhan alat, perkakas, dan bahan yang dihadapi, metode

dalam bekerja. Tujuan akhir dari ergonomi ini adalah meningkatkan produktivitas,

keselamatan, kenyamanan, dan kualitas hidup. Chavalitsakulchai dan Shahnavaz (1993)

mengemukakan bahwa ergonomi dapat menurunkan kecelakaan dan penyakit akibat

kerja (Setiawan, 2010).

- Dalam hal ini permasalaha yang terkait ergonomi adalah pada unit kerja

adalah posisi bekerja yang berdiri statis dan membungkuk. Gangguan yang seringkali

muncul terkait posisi bekerja ini adalah LBP. Kerja dengan posisi berdiri lebih

melelahkan daripada posisi duduk dan energy yang dikeluarkan lebih banyak 10 – 15%

dibandingkan posisi duduk. Untuk posisi duduk – berdiri mempunyai keuntungan

secara biomekanis dimana tekanan pada tulnag belakang dan pinggang 30% lebih

rendah dibandingkan dengan posisi duduk maupun berdiri terus – menerus (Samara,

2004).

- Hal yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko LBP adalah dengan

mengubah posisi kerja berdiri statis dengan posisi duduk – berdiri yaitu dengan

menyediakan tempat duduk yang sesuai dengan prinsip ergonomi. Tempat duduk yang

sesuai adalah: Alas dan sandaran yang ideal membentuk sudut 1000 – 1100. Tinggi alas

13

Page 14: Status Kedokteran Industri-Kerupuk

harus sedemikian rupa sehingga orang dapat duduk dengan fleksi sempurna baik pada

sendi lutut dan panggul, sedangkan kaki tepat mendatar di ataslantai. Ketika duduk,

lutut ditekukkan pada sudut yang benar. Lutut tetap dijaga setinggi atau sedikit lebih

tinggi dari pinggul (penyangga kaki dapat digunakan bila perlu). Tungkai sebaiknya

tidak menyilang. Kaki dijaga tetap rata dengan lantai. Hindari duduk dengan posisi

yang sama lebih dari 30 menit. Dalam pekerjaan, ketinggian kursi dan tempat kerja

diatur sehingga dapat duduk dekat ke pekerjaan. Siku dan lengan diistirahatkan pada

kursiserta bahu dijaga agar tetap rileks. Bila berdiri dengan posisi duduk, bagiandepan

dari kursi digerakkan. Berdiri denganmeluruskan kedua tungkai.

Hindarimembungkukkan badan ke depan dengan pinggang (Samara, 2004).

- Ergonomi pekerja informal

1. Kesehatan mental dan fisik harus diperhatikan untuk diperbaiki sehinggga

didapatkan tenaga kerja yang sehat fisik, rohani dan sosial yang

memungkinkan mereka hidup produktif  baik secara sosial maupun ekonomi.

2. Kemampuan jasmani dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan

antropometri, lingkup gerak sendi dan kekuatan otot.

3. Lingkungan tempat kerja

Harus memberikan ruang gerak secukupnya bagi tubuh dan anggota badan

sehingga dapat bergerak secara leluasa dan efisien.Dapat menimbulkan rasa

aman dan tidak menimbulkan stres lingkungan.

4. Pembebanan kerja fisik 

Selama bekerja, kebutuhan peredaran darah dapat meningkat sepuluh sampai

dua puluh kali. Meningkatnya peredaran darah pada otot-otot yang bekerja,

memaksa jantung untuk memompa darah lebih banyak.

14

Page 15: Status Kedokteran Industri-Kerupuk

5. Sikap tubuh dalam bekerja

Sikap tubuh dalam bekerja berhubungan dengan tempat duduk, meja kerja dan

luas pandangan. Untuk merencanakan tempat kerja dan perlengkapannya

diperlukan ukuran-ukuran tubuh yang menjamin sikap tubuh paling alamiah

dan memungkinkan dilakukannya gerakan-gerakan yang dibutuhkan.

Sebaiknya dalam bekerja dapat menerapkan prinsip ergonomi. Prinsip

ergonomi adalah pedoman dalam menerapkan ergonomi di tempat kerja. Dalam

prinsip tersebut, terdapat 12 prinsip diantaranya adalah sebagai berikut: (Macleod,

1999).

1. Bekerja pada postur normal

2. Mengurangi kerja yang berlebihan

3. Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan

4. Bekerja pada ketinggian yang sesuai dengan dimensi tubuh

5. Mengurangi gerakan yang berlebihan

6. Minimalisasi kelelahan dan beban statis

7. Minimalisasikan penekanan pada titik tertentu

8. Sediakan ruang yang cukup agar tetap dalam jangkauan

9. Melakukan gerakan, olah raga dan peregangan saat bekerja.

10. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman

11. Membuat display dan control yang mudah dimengerti oleh pekerja

12. Meningkatkan organisasi kerja.

Kecelakaan kerja yang dapat terjadi dalam proses produksi seperti terluka

karena terkena pisau dan luka bakar saat proses pengukusan kerupuk sebenarnya

dapat diantisipasi. Karyawan yang bertugas mengupas bawang putih sebaiknya lebih

berhati – hati dalam memegang pisau dan selalu menyediakan serbet agar menjaga

tangan tetap kesat dan tidak licin. Pihak pak Toni hendaknya menyediakan sarung

tangan yang aman untuk dipakai karyawan yang bertugas proses pengukusan kerupuk,

sehingga kemungkina terjadi luka bakar dapat dihindari.

LANGKAH II

Produksi kerupuk bawang milik pak Toni ini hanya memiliki 10 orang

karyawan dan semuanya memiliki ketrampilan yang sama. Pada proses produksi,

seluruh karyawannya dapat mengerjakan pekerjaan di setiap bidang produksi. Oleh

karena itu, sebaiknya bapak Toni memiliki kebijakan memindahkan bagian kerja pada

15

Page 16: Status Kedokteran Industri-Kerupuk

karyawannya secara berkala setiap 2 bulan sekali. Hal ini dimaksudkan untuk

mengurangi pekerjaan yang sifatnya statis, sehingga diharapkan dapat terjadi

perubahan posisi kerja yang menguntungkan bagi status kesehatan karyawannya.

Penambahan jumlah karyawan dapat pula menjadi bahan pertimbangan,

disamping untuk meningkatkan hasil produksi, penambahan jumlah karyawan juga

dapat mengurangi risiko kecelakaan kerja karena banyaknya pekerjaan hanya

dikerjakan oleh sedikit pekerja.

LANGKAH III

Perlu adanya pemeriksaan kesehatan secara rutin dan berkala untuk setiap

karyawan agar meeminimalisir gangguan kesehatan yang mungkin timbul. Selain itu

pemeriksaan kesehatan secara berkala juga diharapkan dapat mendeteksi keluhan dan

gangguan kesehatan pada karyawan sejak dini. Oleh karena itu, pihak bapak Toni

dapat melakukan kerjasama dengan salah satu sarana kesehatan terutama puskesmas

atau rumah sakit yang letaknya tidak jauh dari rumah.

Perlunya diadakan penyuluhan tentang keselamatan kerja, seperti penyuluhan

tentang pentingnya penggunaan alat pelindung diri (APD), jenis kecelakaan kerja

yang dapat terjadi, serta pertolongan pertama pada penanganan luka bakar. Dalam hal

ini, dapat bekerja sama dengan dokter keluarga setempat.

LANGKAH IV

Mensosialisasikan mengenai undang-undang yang mengatur perlindungan

keselamatan dan kesehatan kerja, lalu mewajibkan setiap pekerja untuk menaati

peraturan tersebut dalam bentuk perjanjian yang mengikat , dan bila tetap tidak

mematuhi, maka pihak perusahaan dapat memberikan sangsi atau mengabaikan

memberikan fasilitas kesehatan bila terjadi gangguan atau masalah kesehatan pada

pekerja tersebut yang berhubungan dengan pekerjaan. Dan bila terjadi suatu masalah

kesehatan dalam kerja, pihak perusahaan harus memastikan apakah masalah tersebut

akibat pekerjaan yang bersangkutan atau tidak.

LANGKAH V

- Penanganan masalah kesehatan kerja dilakukan melalui upaya pelaksanaan yang

berdasarkan perundangan dan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah dengan

tujuan melindungi karyawan agar sehat dan sejahtera. Hal ini mengacu pada UU no. 14

16

Page 17: Status Kedokteran Industri-Kerupuk

tahun 1969, tentang ketentuan pokok Tenaga Kerja, UU no.1 tahun 1972 tentang

keselamatan Kerja yang menyatakan Keselamatan Kerja, UU no 23 tahun1992 tentang

kesehatan, UU no. 3 tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja, UU no. 4 tahun 1982

tentang ketentuan – ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup. UU no. 1 tahun 1970

tentang keselatan Kerja. Keputusan preiden no.22 tahun 1993 tentang Penyakit Yang

Timbul Karena Hubungan Kerja

Sehingga penanganan masalah kesehatan kerja dapat diseleseikan secara

holistik dan intergratif agar tidak memunculkan masalah baru baik yang berkaitan

dengan kesehatan secara langsung ataupun secara tidak langsung.

II. STATUS INDIVIDUA. Identitas

1. Nama : Tn TR2. Umur : 39 tahun3. Jenis kelamin : laki-laki4. Alamat : Jl. Tlogo RT 5 RW 2 Kec.Kanigoro Kab.Blitar 5. Status marital : menikah6. Agama : Islam7. Tempat kerja : Pabrik kerupuk bawang bapak Toni8. Jabatan/status sosial ekonomi: 9. Riwayat kerja:

17

Page 18: Status Kedokteran Industri-Kerupuk

B. Status Kesehatan Pekerja Dan Keluarga Status Umum

1. Pekerja:a) BB/TB: 55 kg/ 160 cmb) Rasio IMT: 18,3c) Riwayat keselamatan dan kesehatan (K3):d) Riwayat alergi: tidak adae) Kebiasaan: merokok, minum kopi, jamu, alkohol dll:

Merokok 1 hari 1 pak rokokKebiasaan minum kopi sehari 2 kali (pagi dan sore)Jamu : minum jamu pegal linu sehari 1 kaliAlkohol (-)

2. Keluarga:a) Jumlah keluarga/sosiogram/keluarga inti/extended

ANGGOTA KELUARGA

NoNama (Inisial)

Sex Usia PekerjaanHubungan Keluarga

Status Perkawinan

Keterangan Domisili SerumahYa Tdk

1 Tn.TR ♂ 39th Buruh pabrik Ayah Kawin √

2 Ny.RB ♀ 36th IRT Ibu Kawin √

3 An.Y ♀ 14th Pelajar Anak IBelum Kawin

4 An.P ♂ 10th Pelajar Anak IIBelum Kawin

b) Status kesehatan pekerja dan anggota keluarga saat iniSTATUS MEDIS

NoIdentitas (Inisial)

Status Medis (Status Present)

1 Tn.TR Keluhan (-)T: 120/80 mmHg, N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit, t: 36,0◦CKepala: A/I/C/D : -/-/-/-Thorax : Thoraxs : vesikuler, Rh -/-, wz -/-Cor : S1S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)

18

No. Tempat kerja Jabatan Periode/lama kerja1 Pabrik kerupuk

bawangBuruh pabrik 5 tahun

Page 19: Status Kedokteran Industri-Kerupuk

Abd : flat, supel, nyeri tekan (-), Meteorismus (-), BU (+) normal,Ext: akral hangat (+), edema (-)

2

Ny.RB

Keluhan (-)T: 120/70 mmHg, N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit, t: 36,3◦CKepala: A/I/C/D : -/-/-/-Thorax : Thoraxs : vesikuler, Rh -/-, wz -/-Cor : S1S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)Abd : flat, supel, nyeri tekan (-), Meteorismus (-), BU (+) normal,Ext: akral hangat (+), edema (-)

3

An.Y

Keluhan (-)T: 110/70 mmHg, N: 82 x/menit, RR: 20 x/menit, t: 35,8◦CKepala: A/I/C/D : -/-/-/-Thorax : Thoraxs : vesikuler, Rh -/-, wz -/-Cor : S1S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)Abd : flat, supel, nyeri tekan (-), Meteorismus (-), BU (+) normal,Ext: akral hangat (+), edema (-)

4

An.P

Keluhan (-)N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit, t: 35,8◦CKepala: A/I/C/D : -/-/-/-Thorax : Thoraxs : vesikuler, Rh -/-, wz -/-Cor : S1S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)Abd : flat, supel, nyeri tekan (-), Meteorismus (-), BU (+) normal,Ext: akral hangat (+), edema (-)

Status Present1. Anamnesa:

a. Keluhan: keluhan saat ini tidak ada

b. Riwayat keluhan:

1 bulan yang lalu pak TR pernah mengalami kecelakaan kerja luka

bakar. Pada saat proses pengukusan bahan mentah kerupuk bawang dengan

tidak menggunakan pelindung tangan, tangan bapak TR tersentuh alat

pengukusan. Dan pak TR juga pernah tersiram air sisa pengukusan yang

menyebabkan tangan kanan pak TR mengalami luka bakar.

c. Riwayat pengobatan: formal/informal

Riwayat pengobatan formal di Puskesmas dan mendapat perawatan luka dan

pengobatan

BB/TB: 55 kg/160cm

BMI : BB/TB (m2) : 18,3

d. Riwayat keselamatan dan kesehatan (K3)

19

Page 20: Status Kedokteran Industri-Kerupuk

Riwayat keselamatan : pak TR pernah kecelakaan akibat kerja yaitu luka bakar

saat proses pengukusan krupuk akibat kelalaian saat bekerja tidak

menggunakan pelindung tangan

Riwayat kesehatan : pak TR tidak pernah sakit akibat kerja,

Riwayat alergi: pak TR tidak memunyai riwayat alergi

e. Kebiasaan: merokok, minum kopi, jamu, alkohol dll.

Pak TR mempunyai kebiasaan merokok satu hari habis 1 pak rokok

Dan mempunyai kebiasaan minum kopi sehari 2 kali (pagi dan sore)

Pak TR memiliki kebiasaan minum jamu pegal linu sehari 1 kali dan tidak

pernah minum alkohol

f. Kontrasepsi: -

g. Riwayat kerja dan faktor resiko kerja:

Bekerja 5 tahun sebagai buruh pabrik kerupuk bawang

2. Pemeriksaan fisik: vital sign:TD : 120/80 mmHgN : 76 x/menitRR : 22 x/menitt : 35,9◦CPhysics diagnostic:KU : cukupKepala : A/I/C/D : -/-/-/- pembesaran GKB (-), Thoraks : pulmo : vesikuler, rh -/-, wz -/-

Cor : SiS2 tunggal, murmur (-), gallop (-)Abdomen : I : flat

P : supel, nyeri tekan (-), hepar/lien : ttb, tumor (-)P : meteorismus (-)

A : BU (+) normalExtremitas : akral hangat (+), edema (-)

3. Pem. Penunjang:Laboratorium:X-ray/USG/CT scan/MRI:

Tidak pernah dilakukan4. Diagnosis:

a. Umum status biomedis: Tidak didapat kelainan saat ini. status faktor resiko:

Fisik: Lingkungan kerja yang panas dan terpapar debu Biologi: Paparan bakteri, virus, jamur, dan parasit dari air

limbah. Kimia: Paparan chlorine dan kaporit yang sering digunakan. Ergonomi: cara kerja yang sering berada pada ketinggian dan

sering dengan posisi yang membungkuk. status upaya kesehatan yg sudah dilakukan:

20

Page 21: Status Kedokteran Industri-Kerupuk

Pemeriksaan kesehatan rutin 1 bulan sekali. Penggunaan alat pelindung medis yang tepat

b. Diagnosis kerja/intervensi kesehatan

Diagnosis Status present Intervensi kesehatan* Keterangan*Biomedis (-) Pemeriksaan kesehatan rutin

1 bulan sekaliFaktor resiko

Fisik: Lingkungan kerja yang panas dan terpapar debu

Biologi: Paparan bakteri, dari air limbah sisa pengukusan

Kimia: paparan asap yang dihasilkan oleh kayu bakar.

Ergonomi: sering dengan posisi yang membungkuk. Dan jongkok

Memberikan penyuluhan terhadap faktor resiko. Penggunaan alat pelindung medis yang tepat.

Upaya Pemeriksaan kesehatan rutin 1 bulan sekali.

Penggunaan alat pelindung medis yang tepat.

Saran untuk mentaati serta melaksanakan proses kerja sesuai prosedur yang ditetapkan.

LAMPIRAN

21

Page 22: Status Kedokteran Industri-Kerupuk

DAFTAR PUSTAKA

Desmayasari,Andi Citra. 2011. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (online) Dikutip dari

http://ajago.blogspot.com/2007/12/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-di.html

Fauci et al, 2008, Back and Neck Pain: Harrisons’s Principle of Internal Medicine, ed.17,

United States, McGraw-Hill, chapter 16;254

22

Page 23: Status Kedokteran Industri-Kerupuk

Feuersteinet al, 2001, Working With Low Back Pain: Workplace and Individual Psychosocial

Determinants of Limited Duty and Lost Time, American Journal of Industry Medicine,

40:627-638

Hartiyah, 2008, SKRIPSI HUBUNGAN BERDIRI LAMA DENGAN KELUHAN NYERI

PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK PADA PEKERJA KASIR, Program Studi DD IV

Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

http://etd.eprints.ums.ac.id/1859/1/J110040012.pdf

Klingensmith et al, 2008, Burns: The Washington Manual of Surgery, ed.5, Missouri,

Lippincott Williams & Wilkins, chapter 6;24

Krawciw, Atlas, 2013, Occupational low back pain: Evaluation

http://www.uptodate.com/contents/occupational-low-back-pain-evaluation

Kusumaratna. 2001. Occupational health profile of informal crispy (krupuk) and cow skin

crackers in South Jakarta. Diakses 10 November 2013. (http://www.univmed.org/wp-

content/uploads/2011/02/Vol.20_no.2_2.pdf).

Occupational Safety and Health administration (OSHA), 2009, Protecting Workersfrom Heat

Stress http://www.osha.gov/Publications/osha3154.pdf

Occupational Safety and Health administration (OSHA), 2004, diakses 10 November 2013.

(http://www.osha.gov/fedreg_osha_pdf/FED2004915.pdf)

Peraturan Kepala badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Tahun 2012

Nomor: HK.03.1.23.04.12.2206 tentang Cara Produksi Pangan Yang Baik untuk

Industri Rumah Tangga.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor:

722/MENKES/PER/IX/88 Tentang Bahan Tambahan Makanan..

Ross, Scott K. 2010. Carpal Tunnel Syndrome. Diagnosis and Treatment Guideline. Salem,

Oregon.

Samara, 2004, Lama dan Sikap Duduk Sebagai Faktor Resiko Terjadinya Nyeri Pinggang Bawah, Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti,Jurnal Kedokteran Trisakti, Vol.23 No.2

Savigny P, et al. 2009. Low back pain: early management of persistent non-specific low back

pain. Full guideline. Hyde Park, London.

Setiawan, 2010, Kedokteran Industri (Tinjauan Kesehatan dari Sudut Pandang Industri), Universitas Muhammadiyah Malang Fakultas Kedokteran Keluarga dan Industri

Workplace Safety and Health Division, 2007, Guideline For Thermal Stress, diakses 6 februari 2013,

23

Page 24: Status Kedokteran Industri-Kerupuk

http://www.safemanitoba.com/sites/default/files/uploads/guidelines/thermalstress.pdf.

24