Top Banner
43

STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Jul 10, 2016

Download

Documents

Henni Sukma
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf
Page 2: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 5 | P a g e

BUNGA RAMPAI Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari Pembangunan Nasional dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan serta ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Di era globalisasi dan informasi yang begitu cepat dengan sendirinya memaksa dokter membentuk persaingan kearah tidak sehat.. Kuantitas, sayangnya menjadi tujuan utama dengan alasan pemenuhan kebutuhan tenaga dokter. Kualitas, bukan lagi menjadi ‘jualan’ terpenting dari suatu tujuan. Persaingan menjadikan sebagian lupa akan prinsip dasar pelayanan medis. Dalam hal pemilihan obat-pun tak terlepas dari campur tangan perusahaan obat dengan misi bisnisnya. Sejalan dengan waktu, aspek sosial semakin terkikis oleh pesatnya laju aspek bisnis. Menciptakan sebuah ‘Standar Mutu Pelayanan’ khususnya dibidang kesehatan, bukanlah hal yang mudah. Perlu marathon dengan jarak tempuh jauh, dengan kerjakeras yang optimal yang harus dilakukan. Berbagai aspek dalam menciptakan standar mutu pelayanan kesehatan diantaranya fasilitas medis dan non medis, sistem informasi yang berbasis teknologi dan sumber daya manusia yag bekerja didalamnya, jelas bukanlah pekerjaan mudah. Semakin lama, dengan kecepatan jaman yang progresif, memaksa kita terus berfikir dan berkarya. Clinic Networking Program adalah sebuah ide besar untuk melahirkan sebuah standardisasi mutu pelayanan kesehatan. Dengan kekuatan komunitas yang berbasis jaringan klinik, diharapkan ide ini mampu mengakomodir jiwa-jiwa ksatria dikalangan praktisi medis. Bertambahnya jenis obat, tunggal dan kombinasi, membuat para dokter menjumpai kesulitan dalam memilih obat yang tepat untuk suatu keadaan penyakit tertentu. Hal ini tidak dirasakan saat para dokter masih sering meramu obat sendiri dari obat tunggal yang telah jelas diketahui khasiatnya. Saat ini pabrik obat telah memasarkan obat-obat tunggal baru dengan khasiat yang baru, dan juga obat-obat kombinasi yang jarang dibuktikan manfaatnya serta tidak selalu mudah untuk menyesuaikan dosisnya untuk setiap pasien. Keadaan ini telah dipersulit dengan

Page 3: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 6 | P a g e

adanya faktor komersial, dimana pabrik obat berusaha merebut pasaran dan dokterlah yang dipengaruhi dengan segala macam cara, ditambah dengan kesulitan untuk menguasai sepenuhnya pengetahuan mengenai obat-obat baru yang setiap saat bertambah di pasaran Indonesia, sehingga pemilihan obat sering menjadi bias. Oleh karena itu dokter perlu mengenal prinsip dasar pemilihan obat yang benar demi kepentingan pasiennya, karena belum tentu obat yang terbaru, termahal, terbanyak jenisnya, terbesar dosisnya menjadi yang paling baik buat pasiennya. Buku pedoman ini merupakan edisi revisi dari dua karya sebelumnya yang terbit tahun 2003 dan 2005, memuat standar pelayanan dokter ketika bekerja dilapangan. Jauh dari sempurna. Tapi kami sadar betul, mempertahankan suatu standar minimal bukanlah hal yang mudah. Suatu yang disebut teori, akanlah sangat berbeda ketika dilapangan. Kemampuan menilai situasilah yang sangat dibutuhkan dokter dilapangan. Semakin tinggi jam terbang dilapangan, secara langsung meningkatkan skill/kemampuan seorang dokter. Pintar bukanlah hal yang dapat diandalkan, tetapi yang lebih dibutuhkan cerdas dalam memahami perubahan. Akhir kata, semua ditujukan semata-mata

------------- dedicatio pro humanitate ------------- Semoga Zat Yang Maha Sempurna mengiringi langkah. Wassalam.

Bandung, Agustus 2008

Muhammad Faisal, dr.

Page 4: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 7 | P a g e

DAFTAR ISI

Bunga Rampai ................................................................................ ii Daftar Isi ...................................................................................... iv Pedoman Pelayanan ......................................................................... 5 Aturan Dokter Jaga Klinik .................................................................. 6 Tindakan Medis. .........................................................................…… 9 Pedoman Rujukan Pasien ................................................................ 11 Surat Keterangan Dokter................................................................. 12 SIKI (Sistem Informasi Klinik) ......................................................... 14 Pedoman Pemberian Obat ............................................................... 15 Aturan Umum Pemberian Obat ......................................................... 17 Standardisasi Therapi, Beberapa Penyakit Umum ............................... 19 - ISPA ........................................................................................... 19 - Thypoid Fever .............................................................................. 21 - Sindroma Dispepsia ...................................................................... 22 - Hipertensi ................................................................................... 22 - Decompensatio Cordis .................................................................. 24 - Dermatitis Allergika ...................................................................... 25 - Gastroenteritis Akut (GEA) ............................................................ 26 - Pulpitis ...................................................................................... 28 - Haemorhoid ................................................................................ 28 - Asma Bronchiale .......................................................................... 28 - Kejang Demam ........................................................................... 29 - TBc ............................................................................................ 30 Lampiran 1 : Daftar Obat ............................................................... 35 Lampiran 2 : Regimen Terapi TBc Menurut WHO ............................ ……39 Lampiran 3 : Skema Penatalaksanaan Hipertensi ............................... 41 Lampiran 4 : Nomor Telepon dan Alamat Penting ............................... 44

Page 5: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 8 | P a g e

PEDOMAN PEMBERIAN OBAT

[Type the document subtitle]

Page 6: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 9 | P a g e

PEDOMAN PELAYANAN PASIEN

PRINSIP PELAYANAN PASIEN

Mulailah dengan Basmallah. 1. Senyum

Senyum merupakan hal termudah yang dapat dilakukan. Berilah senyuman yang tulus kepada setiap pasien yang datang sebagai upaya memberikan kesan pertama yang menyenangkan. Jika kesan pertama sudah didapat, selanjutnya biasanya lebih memudahkan pasien dalam berinteraksi dengan dokternya.

2. Salam Berilah salam kepada setiap pasien yang datang dengan mengucapkan ‘Assalamualaikum’, ‘Selamat pagi’, ‘Selamat siang’ (sore atau malam) sebagai awal mula interaksi dengan pasien. Kegiatan ini juga sekaligus memberi penghargaan kepada pasien yang telah datang. 3. Sapa Sapalah setiap pasien dengan menyebutkan nama depannya. Untuk pasien yang lebih tua sapalah dengan menggunakan awalan Bapak atau Ibu. Menyapa pasien dengan menyebutkan namanya menbuat pasien merasa telah dikenal oleh dokter dan menciptakan suasana yang lebih akrab. 4. Sopan Bersikap sopanlah selama berinteraksi dengan pasien. Sikap sopan

Page 7: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 10 | P a g e

dalam segala aktivitas gerakan kita menunjukkan rasa penghargaan kita kepada pasien, sehingga kitapun akan lebih dihargai oleh pasien kita. 5. Santun Sikap santun yang kita lakukan menunjukkan sikap rendah diri kita dalam melayani pasien. Santun dalam berbicara, santun dalam bersikap menunjukkan rasa kepedulian kita terhadap orang lain.

ATURAN DOKTER JAGA KLINIK

1. Berdoa Mulailah segala sesuatu dengan membaca BASMALLAH dan selalulah berdo’a kepada Allah setiap kali selesai menuliskan resep, sebab Ia lah yang menentukan kesembuhan. 2. Pakaian

Memakai pakaian yang sopan dan baik. Diwajibkan kepada setiap dokter jaga untuk menjaga kerapihan pakaiannya selama melayani pasien. Memakai kemeja untuk dokter pria, dan memakai celana kain. Memakai jas putih dokter adalah wajib dilakukan sebagai bentuk

pencitraan diri profesi dokter yang baik yang telah ada di masyarakat selama ini.

Page 8: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 11 | P a g e

3. Tanda Pengenal (ID card) Tanda pengenal harus dipakai dan diletakkan pada jas dokter selama dokter melakukan interaksi dengan pasien. ID card ini sebagai tanda pengenal dokter kepada pasien sehingga mampu memberi rasa aman pada pasien dalam mendapat pelayanan dari dokternya. 4. Jam Pelayanan Klinik Klinik yang berada dibawah naungan Clinic Networking Program melakukan pelayanan terhadap pasien pada :

- Pagi 07.00 wib – 12.00 wib - Sore 16.00 wib – 21.00 wib.

Secara prinsip klinik melayani pasien selama 24 jam penuh dan 7 hari dalam seminggu. Diluar jam praktek, klinik tetap melayani pasien khususnya pada pasien dengan kondisi gawat darurat. 5. Tarif Jasa Tarif jasa klinik telah ditentukan di tiap-tiap klinik dengan komponen yang berbeda-beda. Untuk tiap klinik terdapat 35 komponen harga, yang secara garis besar dibagi 3 jenis : pemeriksaan umum, tindakan medis dan pemeriksaan laboratorium. Dokter harus menentukan komponen mana yang menjadi tanggungan pelayanan terhadap pasien.

Page 9: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 12 | P a g e

Untuk pasien yang tidak mampu, dokter dapat memberi keringanan biaya dengan meniadakan komponen harga jasa pemeriksaan dan

hanya menerapkan komponen biaya obat. Jika pasien masih tidak mampu, dokter dapat membebaskan seluruh biaya pelayanan kesehatan yang ada. Untuk pasien dengan kategori tindakan, dokter dapat melebihkan tarif jasa tindakan sesuai dengan kesepakatan dengan pasien selama

tidak terlalu membebani pasien secara berlebihan. 6. Ketelitian Prosedur Pemeriksaan Dalam melakukan pemeriksaan terhadap pasien harus dilakukan sesuai prosedur standar yang ada. Keluhan utama disertai dengan anamnesa yang jelas harus diisi pada status (medical record)

pasien. Pemeriksaan fisik yang jelas untuk mencari tanda positif ataupun negatif yang diperlukan. Lakukan wawancara secara terarah dan pemeriksaan secara teliti terhadap keluhan pasien untuk mencapai ketepatan diagnosa klinis. Pada status pasien ditulis gejala/symptom

yang positif maupun yang negatif sebagai pembanding. 7. Pelayanan Edukatif

Setiap dokter diharuskan mampu memberi penjelasan kepada pasien tentang penyakitnya dan aturan-aturan yang harus dilakukan selama proses penyembuhan. Penjelasan yang dilakukan harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien. Tidak dibenarkan menggunakan istilah medis yang dapat membuat ketidakmengertian dari pasien. Untuk membantu penjelasan kepada pasien dapat menggunakan media yang terdapat diruang praktek dokter seperti poster dan foto rontgen pasien.

Page 10: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 13 | P a g e

8. Konsultasi Medis

Konsultasi medis wajib dilakukan pada penanganan pasien dengan kasus yang sulit untuk ditangani. Konsultasi dilakukan kepada rekan sejawat yang lebih senior atau yang mengambil bidang spesialisasi tertentu. Konsultasi medis adalah merupakan tanggungjawab dokter terhadap pasien dalam memberikan pelayanan terbaiknya.

TINDAKAN MEDIS

PRINSIP PEMBERIAN TINDAKAN MEDIS

Tindakan medis disini diartikan sebagai segala sesuatu tindakan medis yang bersifat invasive terhadap pasien. Tindakan medis ini dapat berupa suntikan, pasang infus, pasang catheter, dan bedah minor.

1. Informed Consent Sebelum melakukan tindakan medis, dokter diharuskan menjelaskan secara rinci tentang;

a. Tujuan tindakan b. Prosedural tindakan c. Komplikasi dari tindakan

Penjelasan tentang tindakan medis yang akan dilakukan harus menggunakan bahasa yang dimengerti oleh pasien.

2. Tanda Vital Periksalah selalu keadaan umum pasien mulai dari kesadaran dan tanda vital pasien yang meliputi pemeriksaan tensi, nadi, respiratori dan suhu. Dengan melakukan pemeriksaan ini kita dapat menghindari keadaan-keadaan yang tidak diinginkan akibat dari tindakan medis yang kita lakukan.

Page 11: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 14 | P a g e

3. Sterilitas Alat

Pastikan seluruh alat medis yang akan digunakan baik itu instrument bedah maupun alat habis pakai telah disterilisasi dengan baik dan benar.

4. Kelengkapan Alat Sebelum melakukan tindakan medis, cek terlebih dahulu kelengkapan alat medis yang dibutuhkan.

5. Tindakan Aseptik dan Antiseptik Mulailah tindakan medis dengan diawali oleh tindakan aseptik dan antiseptik. Tindakan aseptik dan antiseptik dapat mencegah komplikasi medis paska tindakan yang berupa infeksi. 6. Prosedural Tindakan Lakukan setiap tindakan medis sesuai dengan prosedural yang telah ada. Tahapan dari tindakan medis yang diikuti dengan benar akan

Page 12: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 15 | P a g e

memudahkan dokter dalam bekerja dan menjadikan hasil yang lebih baik. 7. Tindakan diluar Klinik Tidak dibenarkan melakukan tindakan medis di luar lokasi klinik berada. Setiap tindakan medis harus dilakukan di dalam klinik, hal ini dikarenakan setiap tindakan medis biasanya harus disertai dengan observasi paska tindakan.

PEDOMAN RUJUKAN PASIEN

Rujukan merupakan pilihan terakhir yang harus diberikan oleh dokter di klinik karena alasan-alasan sebagai berikut; 1. Ketidaktersediaan Alat Pada beberapa kasus penyakit yang mampu ditangani oleh dokter umum, namun karena tidak tersedianya alat yang dibutuhkan klinik, pasien wajib dirujuk ke sarana yang lebih memadai. Ketidaktersediaan alat dapat juga terjadi pada saat kekosongan stok di klinik. 2. Kondisi Gawat Darurat Dasar asumsi yang dipakai seorang dokter untuk merujuk berdasarkan kondisi pasien adalah tanda vital (tensi, nadi, respirasi dan suhu). Dokter harus mampu untuk menentukan kondisi kritis pasien. Pada kondisi gawat darurat lakukan terlebih dahulu pertolongan pertama, kemudian persiapkan kondisi pasien untuk menghadapi perjalanan selama menuju ke rumah sakit atau ke fasilitas keseatan lain yang lebih memadai. Berilah penjelasan dan motivasi kepada keluarga pasien tentang kondisi penyakitnya.

Page 13: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 16 | P a g e

3. Ketidakmampuan Penanganan Skill dan pengetahuan yang dimiliki oleh dokter berbeda-beda tergantung pengalaman dan kemauan untuk terus belajar. Pada contoh kasus pada tindakan pengangkatan liphoma, dokter yang bertugas merasa tidak mampu untuk melakukan tindakan pengangkatan liphoma pasien karena tidak berpengalaman, dokter diharuskan merujuk atau berikan motivasi kepada pasien untuk datang pada hari lain dimana akan dibantu oleh rekan dokter yang sudah berpengalaman. Jangan malu untuk merujuk, bila itu semua untuk kesembuhan pasien. Beberapa penyakit yang perlu dirujuk : 1. Stroke Haemorragik 2. Acute Myocard Infarc 3. Pasca syok (tangani dulu tanda vitalnya) 4. Appendisitis Akut 5. Moderate-Severe Head Injury 6. Dehidrasi Berat 7. Sesak yang tidak tertangani 8. Fraktur Tulang 9. Decomp. Cordis dengan edema paru 10. Multiple injury 11. Kegawatdaruratan Abdomen 12. Keganasan 13. Perdarahan Masif 14. dan penyakit lainnya.

SURAT KETERANGAN DOKTER

1. Surat Keterangan Sakit Surat keterangan sakit diberikan pada orang yang memang telah menjalani pemeriksaan dan diharuskan beristirahat. untuk memulihkan kondisi pada keadaan sehat. Surat sakit hanya diberikan maksimal untuk 3 hari saja. Bila diperlukan

Page 14: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 17 | P a g e

perpanjangan, pasien harus datang lagi untuk kontrol setelah masa berlaku surat sakit yang sebelumnya habis. Tidak dibenarkan memberikan surat sakit pada pasien yang tidak datang ke klinik (tidak diperiksa). Hal ini harus dijaga agar tidak menimbulkan kesan klinik dapat memberikan surat sakit sembarangan atau pasien memanipulasi data untuk kepentingan pribadi. 2. Surat Keterangan Sehat Surat keterangan sehat diberikan untuk menyatakan bahwa orang yang datang diperiksa oleh dokter menjalani pemeriksaan dan tidak ditemukan kelainan/penyakit tertentu. Biasanya dipergunakan untuk melamar pekerjaan, melanjutkan studi atau membuat SIM. Hati-hati dalam pembuatan surat sehat. Orang yang menginginkan surat sehat harus menunjukkan surat identitas dirinya (KTP, kartu pelajar, dll) untuk menghindari pemalsuan/penyalahgunaan surat keterangan sehat dengan identitas orang berlainan dengan orang yang kita periksa. 3. Surat Keterangan Buta Warna Surat keterangan buta warna diberikan setelah pasien menjalani tes buta warna dengan menggunakan buku ISHIHARA’s TEST. Keterangan yang dibuat yaitu buta awrna/tidak buta warna. Biasanya surat keterangan ini dipergunakan untuk melanjutkan sekolah. 4. Surat Keterangan Rujukan Surat keterangan rujukan;

a. Rujukan Spesialisasi atau Rawat inap b. Rujukan Pemeriksan Laboratorium c. Rujukan Pemeriksaan Foto Rontgen

Surat rujukan ditujukan kepada Bagian Spesialisasi di RSU rujukan terdekat. Surat rujukan maupun surat permintaan pemeriksaan

Page 15: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 18 | P a g e

laboratorium atau foto rontgen sudah tersedia ditiap klinik berupa formulir isian untuk masing-masing rujukan. Identitas dokter pengirim harus dicantumkan dengan jelas. Identitas pasien dan diagnosa klinis pasien harus ditulis dengan jelas untuk memudahkan dokter rujukan menanganinya. Pada akhir surat rujukan selalu ditutup dengan ucapan salam sejawat dan diakhiri dengan BTK (banyak terimakasih). Untuk pembuatan foto rontgen jangan lupa untuk selalu meminta ekspertisenya !!!

SIKI Sistem Informasi Klinik

SIKI adalah sebuah sistem informasi berbasis teknologi dengan komputerisasi yang terintegrasi. SIKI merupakan sistem pencatatan medis (medical record) dengan paperless method (tanpa menggunakan kertas) yang lebih akurat dalam penyimpanan data. SIKI ini memudahan dokter dalam mendata segala sesuatu yang berkaitan denga pelayanan terhadap pasien. Pencatatan elektronik ini langsung dilakukan oleh dokter saat melakukan anamnesa dan setelah melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien.

Page 16: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 19 | P a g e

Hal lebih jelas mengenai SIKI akan ditulis dan dibahas pada buku panduan SIKI.

PEDOMAN PEMBERIAN OBAT

PRINSIP PEMBERIAN OBAT

1. Tepat Diagnosa Setiap pemberian obat kepada pasien haruslah berdasarkan ketepatan diagnosa. Pada prakteknya, sebagai dokter umum dengan fasilitas sederhana, yang ditentukan adalah Diagnosa Klinis. Untuk mendapatkan diagnosa klinis yang baik, haruslah selalu dilakukan dengan anamnesa yang terarah dan ketelitian dalam pemeriksaan fisik. Pada status pasien (medical record) diharapkan mengisi dengan jelas anamnesa dan pemeriksaan fisik yang lengkap dengan mengutamakan symptom/tanda yang positif maupun yang negatif bila diperlukan sebagai pembanding. Pengisian status yang jelas dan terarah, memudahkan dokter berikutnya dalam memfollow up pasien yang kontrol. Bila ada, diagnosis pembanding (DD/) sangat diperlukan untuk pertimbangan pemberian obat kepada pasien. Bila diperlukan (ada indikasi) untuk pemeriksaan penunjang, rujuklah pasien dengan pengantar dari klinik, dan sarankan untuk kembali setelah hasil pemeriksaan sudah didapatkan. 2. Tepat Dosis

Page 17: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 20 | P a g e

Semua obat memiliki rentang dosis yang berlainan. Kita tidak salah

untuk membuat dosis maksimal atau minimal. Akan tetapi kita harus bertanggungjawab bila memberikan dosis yang berlebihan atau bahkan kurang, sebab dampaknya akan terasa dalam efek obat terhadap penyakit tersebut. Disarankan untuk mempelajari dosis obat, terutama obat-obat yang banyak digunakan untuk anak-anak. Selalulah untuk

menimbang berat-badan pasien anda (terutama anak-anak) untuk mendapatkan ketepatan dosis. 3. Tepat Jumlah Bila kita sudah tepat diagnosis dan tepat dosis akan tetapi memberikan jumlah yang kurang, kita akan mendapatkan hasil yang tidak sepantasnya. Rasionalkan jumlah obat yang diberikan. Bila perlu, raciklah obat-obat yang ada sehingga mendapatkan jumlah yang sesuai dengan yang kita inginkan. Beritahukan pula kepada pasien tentang obat-obat yang memang hanya perlu

dihabiskan ketika gejala penyakit masih ada, atau sebaliknya beritahukan secara ketat agar pasien menghabiskan seluruh antibiotika yang kita berikan. Lihat pula kepercayaan pasien. Apakah dengan memberikan jumlah obat yang sedikit pasien akan merasa terobati tingkat

sugestinya? Sebaiknya berikan obat minima 2 macam obat. Bila memang diagnosa hanya memungkinkan untuk diberikan 1 macam obat, berikan vitamin untuk suplemen bagi pasien.

4. Tepat Personal Perhatikanlah secara benar siapa orang yang diberikan obat. Tanyakan apakah pasien tersebut mempunyai alergi terhadap suatu obat. Kita bertanggungjawab untuk tidak memberikan obat

Page 18: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 21 | P a g e

yang mengandung alergen bagi pasien tersebut. Perhatikan keadaan pasien, bila ia hamil, menyusui, geriatri atau pasien dengan kondisi tertentu, lihat apakah ada kontraindikasi untuk pasien tersebut. 5. Tepat Harga Klinik merupakan paduan konsep sosial dan konsep etis bisnis, dengan selalu mengedepankan aspek sosial dalam segala jenis pelayanan kesehatan. Berikanlah obat-obatan yang bermerek terhadap pasien-pasien yang memang sekiranya pantas untuk mendapatkannya. Pada pemberian lebih dari tiga macam obat, perhatikanlah tentang harga obat. Satu hal yang menjadi pertimbangan : untuk kesembuhan seorang pasien, maka jalan pikiran pertama kita adalah obat apa yang paling cocok untuk kesembuhan pasien, masalah harganya adalah masalah selanjutnya sesuai kebijakan kita. Memberikan harga murah tanpa memperhatikan efektivitas obat adalah hal yang kurang bijaksana. Bila diperlukan, pada kondisi pasien tertentu, kita dapat membebaskan jasa pemeriksaan ataupun membebaskan seluruh biaya pengobatan.

ATURAN UMUM PEMBERIAN OBAT

1. Pemberian Jumlah Obat Diusahakan tidak memberikan satu macam obat kepada pasien, hal ini berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan pasien. Resepkan minimal 2 macam obat kepada pasien. Untuk menghindari sedikitnya pemberian jumlah obat, berikan suplemen berupa vitamin. Sebaliknya jangan memberikan obat lebih dari 5 macam obat (kecuali amat mendesak dan diperlukan, misalnya : obat-obatan TBc), sebab semakin banyak jenis obat yang diberikan, kecenderungan kepatuhan pasien dalam meminum obat akan berkurang.

Page 19: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 22 | P a g e

2. Pemberian Obat pada Anak

Khusus untuk pemberian obat untuk anak di bawah 7 tahun, usahakan dalam bentuk sirup. Hal ini untuk memudahkan takaran dosis maupun cara pemberian obat kepada anak. Bentuk pulvus dapat diberikan secara terpisah dengan menambahkan saccharin didalamnya untuk mengurangi rasa pahit.

3. Pemberian Obat Suntikan Hindarkan penggunaan obat injeksi yang kurang perlu. Hal ini perlu diperhatikan untuk mengurangi risiko terjadinya shock anafilaktik. Dalam tindakan intervensi (injeksi, infus, dll) wajib untuk memeriksa dulu KU (keadaan Umum) pasien : tensi, nadi, respirasi, suhu. Jangan memaksakan untuk melakukan tindakan injeksi bila KU buruk, walau diminta pasien. Sebaiknya lakukan tindakan injeksi bila ada indikasi. Ingat: tensi rendah lebih berbahaya dilakukan injeksi daripada tensi tinggi. Berdoalah sebelum melakukan tindakan intervensi. 4. Lama Pemberian Obat Sebaiknya berikan obat untuk pemakaian selama 3 – 4 hari saja (rata-rata 10 tablet/kaplet untuk satu jenis obat). Bila diperlukan pemberian obat lebih dari 4 hari sebaiknya pasien disuruh kembali untuk kontrol setelah obat habis.

Page 20: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 23 | P a g e

5. Pemberian Resep Luar Diperkenankan untuk memberikan resep obat luar untuk obat-obat yang memang diperlukan untuk pasien tapi tidak tersedia/habis di klinik.

STANDARDISASI THERAPI Beberapa Penyakit Umum

ISPA

Standar Terapi untuk Anak Secara teori, anak yang mengalami panas, batuk, pilek di bawah 3 hari cukup diberikan obat-obat simptomatis. Akan tetapi tidak ada salahnya untuk memberikan antibiotik, sebab kita ada keterbatasan untuk mengetahui kausal penyakit. Pada anak dengan kondisi tersebut diatas, biasanya mengalami penurunan daya tahan tubuh, sehingga memudahkan anak untuk mendapat infeksi sekunder. Dalam hal ini jangan ragu untuk memberikan antibiotika. Digunakan pilihan antibiotika : Amoxycillin (Hufanoxyl syr®). Dosis untuk anak adalah 30 – 50 mg/kgBB/hari yang dibagi dalam 3 dosis.Oleh karena itu jangan lupa: selalu menimbang berat badan anak, sebelum memberikan terapi !!!! Obat lainnya yang diberikan berupa obat-obat simptomatik untuk ISPA, berupa paracetamol, GG, CTM dengan merk dagang: Anaton syr®, Pimtrakol syr®, Bronchitin syr®.

Page 21: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 24 | P a g e

Contoh : Anak dengan berat badan 12 kg menderita panas, batuk, pilek yang dirasakan sejak dua hari yang lalu. Berapa kebutuhan antibiotikanya? Bagaimana resepnya? Amoksisilin : 50 mg/kg BB (mis : kita pakai dosis maks)

50 mg X 12 kg = 600 mg/kg BB Ini adalah dosis per hari, karena per hari dibagi 3 dosis, maka

600 / 3 = 200 mg per kali pemberian Setiap satu botol syrup amoxycillin berisi 1500mg/60ml. Setiap 1 sendok obat (cth) berisi 125mg/5ml, artinya setiap satu botol dapat diberikan sebanyak 12 kali. Kebutuhan amoxycillin

12 kali pemberian X 200 mg = 2400 mg Dengan demikian ada selisih : 2400 – 1500 = 900 mg. Oleh karena itu harus ditambah ke dalam botol antibiotika sebanyak 900 mg atau kurang lebih 1½ tablet amoksisilin 500 mg (tidak apa kurang sedikit, karena sejak awal kita pakai dosis maks) Dengan demikian peresepannya : R/ Hufanoxyl 125 mg syr fls No. I add. Amoksisilin 500 mg No. 1 ½ Ibu profen 200 mg No. 5 ½ m.f. syr

∫ 3 dd cth I R/ Anaton syr fls No. I ∫ 3 dd cth I Catatan : Pemberian Ibuprofen dimaksudkan untuk mendapatkan efek antipiretik yang lebih cepat dan kuat (baca: Jurnal Pediatric). Nama dagang yang dipakai Dolofen F®. Dosis yang dipakai untuk ibuprofen adalah 8 mg/kgBB/kali. Jadi untuk kasus di atas : 12 Kg X 8 mg = 96 mg/ kali. Pemberian obat adalah 12 kali. Jadi dosis yang dibutuhkan seluruhnya :

12 x 96 mg = 1152 mg. Sediaan ibuprofen yang ada 200 mg dan 400 mg. Jadi :

1152 : 200 = 5,76 atau sekitar 5 ½ tablet.

Page 22: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 25 | P a g e

*Untuk sediaan amoxycillin syrup kering harus ditambahkan air hingga 60 cc. Standar Terapi untuk Dewasa Pilihan obat antibiotika adalah Amoxycillin 500 mg 3 kali per hari atau dengan merk dagang Etamox, Omemox, Xiltrop dan obat-obat simptomatis. Untuk obat simptomatis dapat digunakan obat yang mengandung kombinasi berupa paracetamol, DMP, GG, ctm, PPA dan efedrin. Beberapa merek dagang diantaranya : Flucadex, Demacolin, Calortusin dan Grantusif Bila batuk berdahak dapat ditambahkan ambroxol (Mosafec) atau bromhexin (Bronex ®). Bila terdapat gejala hidung tersumbat dapat ditambahkan Quantidex ® (pseudoefedrin, tripolidin) dan antihistamin. Contoh Peresepan : R/ Etamox 500 mg tab. No. X ∫ 3 dd tab. I R/ Flucadex tab. No. X ∫ 3 dd tab. I R/ Bronex tab. No. X ∫ 3 dd tab. I R/ Caviplex tab. No. X ∫ I dd tab. I Catatan : multivitamin sebaiknya diberikan sehari 1 kali, sebab pemberian vitamin yang berlebihan akan dibuang melalui urine.

THYPOID FEVER Thypoid fever ditandai dengan gejala umum berupa panas badan terutama sore dan malam hari, sakit kepala, gangguan defekasi dan anorexia. Dasar pengobatan thypoid fever adalah pemberian antibiotika, obat simptomatis dan roborantia.

Page 23: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 26 | P a g e

Antibiotika pilihan adalah :

Nama Obat Dosis Nama Dagang Kloramfenikol Anak: 50mg/kgBB/hr

Dws : 4 X 500 Hufamycetin syr Lanacetin 250

Thiamphenicol Anak: 50mg/kgBB/hr Dws : 3-4 X 500

Phenobiotic syr Dionicol 500

Amoxycillin Anak: 50mg/kgBB/hr Dws : 3 X 500

Hufanoxyl syr Omemox 500 Xiltrop 500

Cotrimoxazole Anak:40-50mg/kg/hr Dws : 2 X 980

Ottoprim 480,960 Ottoprim 240 syr

Ciprofloxacin Dws : 2 X 500 Omeproxyl 500 Ramavex 500

Untuk antipiretik bisa menggunakan parasetamol dengan merek dagang Fasidol tab®, Ottopan tab ®, atau Dapyrin syr®. Selain itu dapat pula digunakan jenis NSAID Ibuprofen 400 mg (merk dagang: Dolofen F®) yang diberikan 3 kali sehari. Bila disertai dengan gejala batuk pilek bisa dipergunakan obat-obat symptomatis (tertera di atas). Saran untuk pasien thypoid : - Bed rest total di rumah, obat diminum habis - Diet rendah serat

SINDROMA DISPEPSIA Sindroma dispepsia ditandai dengan perasaan tidak enak pada perut dimana pasien terasa perih, mual, kembung, dan tidak enak makan. Pilihan obat untuk gastritis yang utama adalah antasida. Merk dagang yang tersedia di klinik ini adalah Bufantacyd dan Trianta dimana obat ini diinstruksikan untuk diminum diantara waktu makan dengan cara dikunyah. Atau dapat pula diberikan antacid sediaan cair yaitu Gastrucid susp. Pemberian antacid akan lebih baik dikombinasikan dengan cimetidine (Tidifar), ranitidin (Hufadine, Zantifar) atau Famotidine (Pratifar 40).

Page 24: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 27 | P a g e

Dapat pula diberikan obat lain sesuai gejala, misalkan anti mual metoclorpramide (Norvorm tab, Lexapramsyr) atau domperidon (Domet, Hufadon syr) bahkan bila mual berlebihan berikan injeksi Vertivom secara i.m atau i.v. Untuk suplemen, baik juga diberikan vitamin jenis B compleks yang sangat baik untuk daya absorpsi makanan di usus.

HIPERTENSI Definisi hipertensi adalah tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan darah diastolik > 90 mmHg. Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala. Dalam kondisi tersebut, biasanya pasien baru datang berobat setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak, atau jantung. Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epistaksis, telinga berdengung, rasa berat di tengkuk, sulit tidur, mata berkunang-kunang, dan pusing. Klasifikasi hipertensi berdasarkan JNC VI

Kategori Sistolik (mmHg)

Diastolik (mmHg)

Normal Perbatasan Hipertensi gr. I Hipertensi gr. II Hipertensi gr. III

< 130 130 - 139 140 - 159 160 - 179

> 180

< 85 85 - 89 90 - 99

100 - 109 > 110

Catatan : pasien tidak sedang sakit atau minum obat antihipertensi. Jika tekanan sistolik dan diastolik berada dalam kategori yang berbeda, masukkan dalam kategori yang lebih tinggi. Tujuan deteksi dan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan. Tujuan terapi adalah mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik di bawah 140mmHg dan tekanan diastolik di bawah 90mmHg dan mengontrol faktor risiko. Hal ini dapat dicapai melalui modifikasi gaya hidup atau dengan obat antihipertensi.

Page 25: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 28 | P a g e

Modifikasi gaya hidup cukup efektif, dapat menurunkan risiko kardiovaskular dengan biaya sedikit dan risiko minimal. Tata laksana ini tetap dianjurkan meski disertai obat antihipertensi karena dapat menurunkan jumlah dan dosis obat. Langkah-langkah yang dianjurkan : 1. Menurunkan berat badan bila terdapat kelebihan 2. Membatasi alkohol 3. Meningkatkan aktifitas fisik aerobik 4. Mengurangi asupan Natrium 5. Mempertahankan asupan Kalium yang adequat 6. Mempertahankan asupan Kalsium dan Magnesium yang adequat 7. Berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak jenuh dan

kolesterol dalam makanan. Penatalaksanaan dengan obat hipertensi bagi sebagian besar pasien dimulai dengan dosis rendah kemudian ditingkatkan secara titrasi sesuai dengan umur, kebutuhan dan usia. Obat diberikan secara kombinasi untuk mengecilkan dosis sehingga bertujuan mengurangi efek samping obat. (Tatalaksana pemberian obat antihipertensi lihat Lampiran 3)

DECOMPENSATIO CORDIS Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan/atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume diastolik secara abnormal. Klasifikasi Gagal Jantung

New York Heart Association (NYHA) membuat klasifikasi fungsional dalam 4 kelas; Kelas I. Bila pasien dapat melakukan aktivitas berat tanpa keluhan. Kelas II Bila pasien tidak dapat melakukan aktifitas lebih berat dari

aktifitas sehari-hari tanpa keluhan. Kelas III Bila pasien tidak dapat melakukan aktifitas sehari-hari

tanpa keluhan.

Page 26: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 29 | P a g e

Kelas IV Bila pasien sama sekali tidak dapat melakukan aktifitas apapun dan harus tirah baring.

Diagnosis Gagal Jantung

Kriteria Framingham Kriteria Mayor :

1. Dispneu nokturnal paroksismal atau ortopnea 2. Peningkatan tekanan vena jugularis 3. Ronkhi basah tidak nyaring 4. Kardiomegali 5. Edema paru akut 6. Irama derap S3 7. Peningkatan tekanan vena > 16 cm H2O 8. Refluks hepatojugular

Kriteria Minor : 1. Edema pergelangan kaki 2. Batuk malam hari 3. Dyspneu d’effort 4. Hepatomegali 5. Efusi pleura 6. Kapasitas vital menjadi berkurang 1/3 max 7. Takikardi (>120 X/menit)

Kriteria Mayor atau Minor

Penurunan berat badan >4,5 kg dalam 5 hari setelah terapi. Diagnosis ditegakkan dari 2 kriteria mayor; atau 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor harus ada pada saat yang bersamaan. Penatalaksanaan 1. Menurunkan konsumsi O2 melalui istirahat atau pembatasan

aktifitas 2. Memperbaiki kontraktilitas otot jantung

Digitalisasi : digoxin I X 0,25 mg (Keracunan digitalis berupa bradikardi, gangguan irama dan konduksi jantung, anoreksia, mual-muntah, diare, dan gangguan penglihatan. Pengobatan intoksikasi digitalis

Page 27: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 30 | P a g e

digunakan dilantin 3 X 100mg sampai tanda-tanda toksik mereda).

3. Menurunkan beban jantung Diet rendah garam Diuretik, yang digunakan furosemid (Gralixa®) 40-80mg.

Dosis penunjang rata-rata 20mg. Diuretik lain yang digunakan adalah HCT.

Vasodilatator, yang digunakan penghambat ACE; Farmoten® 25, Prix® dengan dosis 2 X 6,25-25mg.

DERMATITIS ALERGIKA

Dermatitis allergika ditandai dengan bruntus di bagian tubuh tertentu, bahkan seluruh tubuh, dan bisa sampai terjadi infeksi sekunder akibat garukan atau tindakan lain yang tidak steril. Obat pilihan pertama adalah jenis kortikosteroid terutama jenis deksamethason 0,5mg dengan merk dagang Pycameth®0,5, Faridexon® 0,5 dan 0,75 dengan dosis pemberian 2-3 kali sehari, dapat ditambah dengan injeksi cortison acetat untuk mempercepat proses penyembuhan. Dapat diberikan obat topikal seperti hidrocortison cr, atau bethametason cr. Bila terjadi infeksi sekunder berikan antibiotik jenis amoxycillin atau erythromicyn. Berikan juga obat-obatan anti histamin seperti CTM (Alleron®), ciproheptadine (Pronicy®), loratadine (Gradine®). Sarankan untuk menghindari sumber allergen.

GASTROENTERITIS AKUT (GEA) BAB yang sering ditambah dengan keluhan seperti mules, sakit kepala, muntah-muntah dapat disertai panas badan merupakan gejala khas GEA. Bila BAB terlihat darah maka diagnosa mengarah ke arah disentri. Antibiotika untuk GEA yang tepat adalah jenis cotrimoxazole dengan nama Ottoprim 480 dan F, Zultrop®, Ottoprim 480mg ®. Untuk anak diberikan sediaan syrup Ottoprim. Diberikan dengan dosis 2 kali sehari.

Page 28: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 31 | P a g e

Bila terdapat mules, perhatikan dulu bising ususnya, bila meningkat, berikan antispasmodik Spasmal ®, Spasminal ®, papaverin tab atau bahkan berikan injeksi papaverine 1 cc per i.m. Pada kasus kolik abdomen berat berikan inj Spashi® 1 amp atau per infus dengan terlebih dahulu dicek tensinya (tensi rendah harus hati-hati). Hati-hati untuk pemberian pada kasus bising usus tidak meningkat, bisa mengakibatkan ileus !!! Untuk anti diare dapat diberikan kaolin & pectin (Molagit), loperamide (Inamid). Sebaiknya antidiare diberikan setiap sesudah BAB mencret berikan 1 tablet dan hentikan bila keluhan sudah membaik. Untuk antidiare pada anak dapat diberikan pilihan jenis syrup golongan kaolin-pektin (Neo Kaominal® syr). Kaolin-pektin disini berfungsi sebagai penyerap iritant dan toksin pada usus dan membentuk lapisan pelindung pada dinding usus. Hentikan bila keluhan mencret membaik. Tidak memberikan jenis loperamide pada anak (contoh : Inamid®). Sebaiknya diberikan oralit dengan merek Pharolit® untuk menghindari bahaya dehidrasi. Ingat: oralit tidak mengobati diarenya!!!! Selalulah ingat akan tanda-tanda dehidrasi anak mulai dari turgor kulit, cekungan tulang frontal tengkorak, dan terutama kesadaran. Seringkali kasus diare ini disertai dengan gejala muntah-muntah. Maka sebaiknya diberikan jenis antiemetik baik tablet, syrup atau pun injeksi. Untuk kasus diare berdarah atau disertai lendir yang berbusa (dysentri) berikan tambahan antibiotika metronidazole (Farizol, Omenizol syr) dengan dosis 3 kali sehari dan dapat diberikan anti perdarahan Adrome®, atau vit K. Contoh resep GEA untuk anak-anak dengan gejala muntah : Contoh resep pada pasien dewasa ; R/ Zultrop F tab. No. VI ∫ 2 dd tab. I R/ Spasmal tab. No. X ∫ 3 dd tab. I R/ Molagit tab. No. X ∫ p. r. n R/ Librozym tab. No. X

Page 29: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 32 | P a g e

∫ 3 dd tab. I Contoh resep pada pasien anak-anak ; R/ Ottoprim syr fls No. I ∫ 2 dd I cth R/ NeoKaominal syr fls No. I ∫ p. r. n R/ Lytamin syr fls No. I ∫ 2 dd I cth

PULPITIS Nyeri gigi yang berdenyut dan adanya gigi yang berlubang merupakan tanda khas pulpitis. Antibiotika jenis amoxycillin (Omemox® 500, Xiltrop® 500) merupakan pilihan utama ditambah obat analgetik kuat golongan asam mefenamat seperti Fargetic® 500 dapat pula ditambahkan golongan dexamethason sebagai anti peradangan.

HAEMORRHOID Masalah utama haemorrhoid adalah perdarahan akibat tekanan pada vena anus. Maka anjuran yang paling baik adalah bukan semata obat tetapi pola makanan yang dikonsumsi tiap hari. Anjurkan untuk makan makanan yang banyak mengandung serat, banyak minum air putih dan tidak memakan makanan yang membuat motilitas usus meningkat. Berikan laxantia agar pasien haemorrhoid tidak mengedan pada waktu BAB, misalnya Melaxan. Haemorrhoid sangat berpotensi untuk terjadinya infeksi akibat perdarahan/luka yang ditimbulkannya, sebaiknya diberikan jenis antibiotika Ottoprim atau Zultrop F. Untuk perdarahan yang masif/banyak, berikan tamabahan Adrome® 2-3 kali sehari.

Page 30: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 33 | P a g e

Berikan antihaemorrhoid supp seperti Superhoid, masukkan dalam anus 1 kali sehari selama 3 hari berturut-turut, terangkan secara jelas cara pemakaiannya.

ASMA BRONCHIALE Ciri utama asma dalam serangan adalah adanya wheezing. Ini petunjuk penting untuk diagnosa. Pilihan anti-asmatis berupa aminophyllin tab, terbutalin dengan merek dagang Astherin, solbutamol; Grafalin. Untuk asma dalam serangan dapat langsung diberikan Nairet (Terbutalin) inj per s.c dengan dosis ½ amp, lalu pantau selama setengah jam berikutnya, bila keluhan sesak tidak berkurang dapat diulangi penyuntikan Nairet ½ amp. (hati-hati Nairet inj jangan sekali-kali diberikan per i.v, baca petunjuknya!!!). Beritahu pasien tentang adanya takhikardi setelah penyuntikan nairet. Seringkali asma dalam serangan disertai keluhan batuk berdahak, oleh karena itu berikan jenis obat batuk kombinasi disertai dengan ekspektoran. Tambahkan pula jenis kortikosteroid dexamethason atau prednison.

KEJANG DEMAM Kejang demam merupakan kejadian kejang yang disebabkan oleh demam. Harus dibedakan dengan penyakit epilepsi, dimana kejang pada KD selalu didahului oleh panas, sedangkan epilepsi tidak selalu ada panas. Bedakan pula dengan kejang pada tetanus, pada kejang ini penderita dalam kondisi sadar, sedangkan kejang pada KD atau epilepsi penderita ada dalam keadaan tidak sadar. Anda akan mendapatkan kepanikan yang luar biasa dari orang tua penderita. Oleh karena itu hal pertama yang harus dilakukan sambil menolong penderita adalah juga menenangkan orang tuanya. Anda sendiri tidak perlu terlalu panik, angka kematian untuk kejadian kejang demam adalah 1%.

Page 31: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 34 | P a g e

Berikan diazepam suppositoria; Stesolid 5mg untuk anak dengan berat badan dibawah 10kg, dan 10mg untuk anak dengan BB diatas 10kg. Bila tidak tersedia Stesolid dapat dilakukan penyuntikan diazepam 0,025 ml secara intravena, tunggu selama 10 – 15 menit, bila tidak ada reaksi berikan kembali inj Diazepam 0,03 cc secara iv, seterusnya kenaikan 0,005 cc per 15 menit atau bisa dilakukan secara i.m, hanya reaksinya biasanya lambat. Setelah itu lakukan pengecekan kondisi KU penderita, sambil melakukan kompres alkohol ke seluruh bagian badan penderita. Bila pasien menggigit, lakukan penahanan dengan spatel tongue yang terbungkus kassa steril.

TBc PARU Gejala klinis yang biasanya ditemukan pada pasien TBc Paru adalah;

-. Batuk lebih dari 1 bulan -. Batuk berdahak disertai darah -. Panas badan/subfebris selama 1 bulan -. Nafsu makan kurang -. Berat badan turun -. Keringat malam -. Dapat disertai sesak nafas Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan suara tambahan pada paru-paru, pada anak

ditemukan pembesaran kelenjar colli. Pada pasien dengan klinis TBc Paru dibutuhkan pemeriksaan penunjang berupa; -. Pemeriksaan sputum BTA -. Lab darah : Hb, Leu, Diff. count, BSE, SGOT/SGPT -. Tuberkulin Test -. Rontgent Thoraks PA Keterangan klinis pasien, 80% mengarahkan kita kepada diagnosa TBc Paru. Karena sulitnya untuk pemeriksaan sputum BTA, keterangan klinis ditambah dengan hasil rontgent yang positif sudah dapat menentukan diagnosa TBc Paru. Jika memungkinkan

Page 32: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 35 | P a g e

lakukan pemeriksaan laboratorium darah untuk menentukan pilihan obat. Prinsip pemberian obat TBc Paru 1. Tentukan kategori pengobatan, apakah pasien termasuk

kategori anak atau kategori dewasa 2. Pada 4 bulan fase lanjutan, obat TBc dapat diberikan secara

intermitten, namun hal ini tidak dianjurkan. Sebaiknya obat diberikan setiap hari untuk mencegah kemungkinan pasien lupa minum obat.

3. Sebaiknya obat diberikan pada pagi hari sebelum makan 4. Keterlambatan minum obat masih dibenarkan jika kurang dari 2

minggu, tetapi sebaiknya motivasi pasien untuk tidak telat minum obat

5. Pada pemberian obat kategori dewasa, sebaiknya diberikan sekaligus pada pagi hari

6. Untuk memantau efek samping obat, sebaiknya diberikan untuk 10 hari, dan pasien dianjurkan untuk kontrol sebelum obat habis

7. Jika terdapat keluhan ringan setelah minum obat seperti gata-gatal, nyeri sendi, tidak dibenarkan mengurangi atau memberhentikan obat TBc, sebaiknya diberikan terapi bersifat simptomatis.

8. Memantau perkembangan penyakit terutama efek samping obat.

Kategori Anak Dalam terapi kategori anak digunakan obat rifampisin, inh, pyrazinamid/ethambutol. Pyrazinamid lebih dianjurkan sebagai pilihan pertama. Lama therapi selama 6 bulan dengan 2 bulan pertama menggunakan rifampisin, inh, pyrazinamid/ethambutol dan 4 bulan berikutnya rifampisin dan inh. Jangan lupa untuk menambahkan B6. == 2 RHZ + 4 RH == Sediaan obat TBc Paru diklinik berbentuk tablet, sehingga pada anak disarankan untuk diberikan dalam bentuk puyer/pulvus. Dalam sediaan pulvus sebaiknya rifampisin diberikan terpisah dari

Page 33: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 36 | P a g e

obat lain. (Dari lokakarya TBc Paru 2003, dr. Oma SpA; rifampisin akan rusak dalam 24 jam bila digabung dengan obat lain). Obat sebaiknya diberikan pagi hari sebelum makan.

Nama Obat Dosis Sediaan (mg) Rifampisin INH Pyrazinamid Ethambutol

15 mg/kgbb/hari 10 mg/kgbb/hari 25 mg/kgbb/hari 15-20 mg/kgbb/hari

300, 450, 600 100, 300

500 250, 500

Contoh : anak 4 tahun, 12 kg, dengan DK/ KP aktif Dosis obat ; Rifampisin 12 kg X 15 mg X 10 hari = 4 450 mg INH 12 kg X 10 mg X 10 hari = 4 300 mg Pyrazinamid 12 kg X 25 mg X 10 hari = 6 500 mg Cara pe-resepannya : R/ Rifampisin 450 mg No. IV Sacch. No. I m.f. pulv No. X ∫ I dd I R/ INH 300 mg No. IV Pyrazinamid 500 mg No. VI B6 No. V Sacch No. III m.f. pulv No. X ∫ I dd I Catatan: saccharin ditambahkan pada setiap pulvus untuk mengurangi rasa pahit obat. Kategori Dewasa

Page 34: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 37 | P a g e

Kategori dewasa terdapat 3 kategori. Kategori I, II, dan III. Penentuan kategori pada penderita TBc Paru dewasa sangatlah penting karena berkaitan tentang pemilihan obat dan lama terapi. KATEGORI I : 2 RHEZ / 4 RH KATEGORI II : 2 RHEZS / 1 RHEZ / 5 RHE KATEGORI III : 2 RHE/Z / 4 RH (Pemilihan kategori dewasa dan dosis lihat lampiran 2) Obat sebaiknya diberikan pada pagi hari secara bersama-sama dan dianjurkan sebelum makan. Jika ada keluhan mual, obat pyrazinamid dapat diberikan 3 kali sehari. Contoh resep : R/ Rifampisin 450 mg No. X ∫ I dd I R/ INH 300 mg No. X ∫ I dd I R/ Ethambutol 500 mg No. XV ∫ I dd I 1/2 R/ Pyrazinamid 500mg No. XXX ∫ I dd 3 R/ B6 No. X ∫ I dd I Bila ada keluhan gatal-gatal setelah minum obat, dapat ditambahkan antihistamin berupa ctm dan atau ciproheptadine. Bila terdapat nyeri sendi, tambahkan NSAID berupa natrium diklofenak, piroxicam atau ibuprofen. TBc Paru Pada Kehamilan dan Menyusui Tidak ada indikasi penyetopan obat TBc pada penderita TBc

dengan kehamilan.

Page 35: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 38 | P a g e

OAT tetap dapat diberikan kecuali streptomycin karena berefek kepada gangguan pendengaran janin.

Pada penderita TBc yang menyusui, ASI tetap dapat diberikan, walaupun beberapa OAT dapat masuk kedalam ASI, akan tetapi konsentrasinya kecil dan tidak menyebabkan toksik pada bayi.

Wanita menyusui yang mendapat OAT dan bayinya juga mendapat OAT dianjurkan tidak meyusui, agar tidak mendapat dosis berlebih.

STREPTOMYCIN Sediaan streptomycin yang ada, terdapat 2 macam. Pertama Sediaan dari dinas kesehatan (paket KOMBIPAK) berbentuk vial dengan isi 1500mg. Untuk sediaan ini harus ditambahkan aquabides sebanyak 4 cc sehingga volumenya menjadi 5 cc. Dosis streptomycin yang digunakan 750 mg. Lakukan penyuntikan sebanyak 2,5 cc untuk sekali suntik. Sisanya dapat dipergunakan untuk dosis besok harinya, dan diusahakan jangan lebih dari 24 jam setelah pencampuran. (warna campuran akan berubah menjadi kuning-orange setelah 30-60 menit pencampuran) Kedua Sedian umum dipasaran, berbentuk vial dengan isi 1000 mg. Untuk sediaan ini lakukan pencampuran aquabides sebanyak 3,2 cc sehingga volumenya menjadi 4 cc. Untuk mendapatkan dosis 750mg lakukan penyuntikan sebanyak 3 cc. Sisanya sebanyak 1 cc atau 250mg dapat dipergunakan untuk penambahan dosis berikutnya. Untuk sediaan ini biasanya dipergunakan 3 vial untuk pemakaian selama 4 hari.

Page 36: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 39 | P a g e

Lampiran 1 DAFTAR OBAT CLINIC NETWORKING PROGRAM

ANTIBIOTIKA, ANTIFUNGAL, ANTIVIRAL, ANALGETIK-ANTIPIRETIK ANTI HELMENTIK, dan ANTIMALARIA Nama Obat Isi

Nama Obat Isi Paracetamol (pot)

Paracetamol 500mg Omemox 500 Amoxycillin 500mg Fasidol 500 Xiltrop 500 Pyridol 500 Etamox syr Amoxycillin 125mg/5ml Fasidol syr Paracetamol 120mg/5ml Yusimox syr Fargetic 500 Mefenamic Acid 500mg Ottoprim 480mg Cotrimoxazole 480mg Dolo Licobion Methampiron 500mg,B1,B6,B12 Zultrop forte Cotrimoxazole 960mg Hufralgin Ottoprim syr Cotrimoxazole 125mg/5ml Tramadol 50 Tramdol 50mg Ramavex Ciprofloxacine 500mg Omeproxil 500 STEROID & ANTIALERGI Cefadroxyl Cefadroxyl 500mg Nama Obat Isi Lanacetin 250mg Chloramphenicol 250mg Dexa (pot) 0,5

Dexamethasone 0,5mg Hufamycetin syr

Chloramphenicol 125mg/5ml Pycameth 0,5

Dionicol 500 Thiamphenicol 500mg Faridexon 0,5 Phenobiotic syr Thiamphenicol 125mg/5ml Faridexon 0,75 Dexamethason 0,75mg Farizol 500 Metronidazole 500mg Polofar plus Dexa 0,5mg + ctm 2mg Omenizol syr Metronidazole 125mg/5ml Omegtamin Dohixat 100 Doxyciclin 100mg CTM Ctm 4 mg Erytromicin 500mg Erythromycin 500mg Alleron 4 FG Troches Fradiomycin+gramycidina Prednisone 5 Prednisone 5mg Omefulvin 125 Griseofulvin 125 Pronicy Ciproheptadine 4mg Omefulvin 500 Griseofulvin 500 Gradine 10 Loratadine 10mg Solinfec tab Ketokonazole 200mg Gabiten Mebhidrolina napadisilat 50mg Acifar 400 Acyclovir 400mg Pyrantel Pamoat Pyrantel Pamoat JANTUNG DAN CARDIOVASCULAR

Nama Obat Isi TUBERKULOSTATIK Farmoten 25 Captopril 25mg

Nama Obat Isi Prix 25 INH 100 INH 100mg HCT 25mg Hidrochlortiazide 25mg INH 300 INH 300mg Gralixa 40 Furosemida 40mg Rifampicin 450 Rifampicin 450mg Zendalat 10 Nifedipine 10mg Rifampicin 600 Rifampicin 600mg Propanolol 40 Propanolol 40 Ethambutol Ethambutol 500mg Fargoxin 0,25 Digoxin 0,25mg Pyrazinamide Pyrazinamide 500mg ISDN Isosorbit dinitrate 0,125mg

Ascardia 80 Asam asetilsalisilat 80mg ANTI ASMA Adrome Karbazokrom 10mg

Nama Obat Isi Grafallin 2mg Solbutamol 2mg Grafallin 4mg Solbutamol 4mg Astherin Terbutalin 2,5mg Aminophillin 200mg Aminophillin 200mg Ephedrine 25 Ephedrine 25mg

Page 37: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 40 | P a g e

RESPIRATORY DRUG's Nama Obat Isi

Calortusin Pct 500, ppa 15, dmp 15, ctm 2 Demacolin Pct 500, kofein 10, ctm 2, Ps.efedrin 7,5 Flucadex Pct 500, ppa 15, dmp 15, ctm 1, gg 50 Grantusif Dmp 15, gg 100, diphenhidramine 5 Anaton syr Per 5ml:pct 130, dmp 3,5, ctm 0,5, GG 30mg,PPA 3,5mg,Etil Alkohol 4,8% Baby cough syr Pct 120mg, gg 25mg, ctm 1mg Bronchitin syr Per 5ml:pct 200mg, efedrin 8mg gg 50mg, ctm 2,5mg Pimtrakol syr Per 5ml: pct 125mg, gg 50, efedrin 2,5 ctm 2, Vit B1 1g, B6 0,5, Nikotinamid 5 Ca.pantotenat 1mg Mosafec Ambroxol 30mg Bromifar Bromhexine HCl 8mg Quantidex Tripolidin 2,5mg, Pseudoefedrine 60mg DMP (pot) Dextromethorpan 15mg GG (pot) Gliceryl Guaiakolat 100mg

GIT DRUG's Nama Obat Isi

Bufantasid Antacid + metilpolisiloksan Trianta

Gastrusid syr Tidifar 200 Cimetidine 200mg Zantifar 150 Ranitidin 150mg Hufadine 150 Pratifar 40 Famotidine 40 Omeprazole Omeprazole 20mg Norvom 10 Metochlopramide HCl 10mg Lexapram syr Metochlopramide HCl 5mg/5ml Domet 10 Domperidone 10mg Hufadon syr Domperidone 5mg Spasmal Methampirone 500, ppv, Beladona Spasminal Scopma Hiosina-N-butilbromida 10mg Papaverine (pot) Papaverine Molagit Atapulgit 700mg, pektin 50mg Inamid Loperamide HCl 2mg Neo Kaominal syr Kaolin 700mg, pektin 50mg/5ml Curcuma Curcuma 200mg Librozym Enzym, mineral, vit, curcuma, digestan Vitazym Pharolit Oralite Dimenhidrinate (pot) Dimenhidrinate 50mg Melaxan Bisakodil 5mg Superhoid supp Bismut subgalat, resorsina, subiodida as borat, sengoksida, balsam nikaragua

Page 38: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 41 | P a g e

NSAID & ANTIGOUT

Nama Obat Isi Renadinac 50 Natrium diclofenac 50mg Kaditic 50 Potasium diclofenac 50 mg Faxiden 20 Piroxicam 20mg Novaxicam 20 Flasicox 15 Meloxicam 15mg Dolofen F Ibuprofen 400mg Alofar Allupurinol 100mg

VITAMIN Nama Obat Isi

Etabion Fe 250mg,Vit. C 50mg,B12 7,5,Folat 1mg Cu 0,2mg, Mn 0,2mg, sorbitol 25mg Caviplex Multivitamin & mineral Lytamin syr Daneuron B1, B6, B12 Neurodex Ca.lactat (pot) Calsium lactas 500mg Licokalk 100 Calsium lactas 100mg B Comp (pot) B complex Vit B6 (pot) Vitamin B6 10mg Vit C 50 (pot) Vitamin C 50mg Vit K (pot) Vit K 10mg

TOPIKAL

Nama Obat Isi Alletrol TM Neomycin-polymixin sulphate, dexa Recomicetin TM Chloramphenicol 5mg Recomicetin TT Genoint TM Gentamycin sulfat 3mg Genoint SM Gentamycine 30mg Nestacort cream Hidrocortisone 2,5% Skizon cr Bethametasone 0,05% Nisagon cr Betametasone 0,1 %+ neomicyn 0,5 % Synalten cream Fluocinolon as. 0,025mg + gentamycin 0,1% Bufacort N Hidrocortison 1% + neomycin 0,5% Klorferson Oint Chloramphenicole 20mg,prednisolone 2,5mg Genalten cream Gentamycin 1mg Genoint SK Gentamycin 1mg Bioplacenton gelly Exct. Placenta 10% + neomycin 0,5% Micrem cream Mikonazole 0,02mg Solinfec cream Ketokonazole 20mg Scabiside cream Gameksan 10mg, asam usnat 10mg Acifar cream Acyclovir 50mg Salicyl Talc

Page 39: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 42 | P a g e

INJEKSI Nama Obat Isi

B Comp inj B1, B2, B6 Etadryl inj Diphenhidramine HCl 10mg Etamidon inj Novalgin 250,pyramidon 50,lidocain Cortisone inj Cortisone acetat Dexamethason inj Dexamethasone Papaverine inj Papaverin HCl Vertivom inj Metochlopramide 5mg/ml Ranitidine inj Ranitidine 25mg/ml Ulcumet inj Cimetidine 100mg/ml Spashi inj Hyoscine N Bromida Bricasma inj Terbutalin sulphate 0,5mg Nairet inj Cyclofem inj Medroxyprogesteron 50, estradiol 10 Depo Progestin inj Medroxyprogesteron 50, estradiol 10 Adona inj Karbazochrome 5mg/ml Adrenalin inj Adrenalin sulphate Atrofin Sulfat inj Atrofin sulphate Diazepam inj Diazepam 5mg/ml Kanamycin inj Kanamycin 1gr

LAIN-LAIN

Nama Obat Isi Renabetic 5 Glibenclamide 5mg Histigo Cinarizina 25mg Noverty 6 etahistine mesylate 6mg Diazepam 2mg (pot) Diazepam 2mg Diazepam 5mg (pot) Diazepam 5mg CPZ 25 Chlorpromazine 25mg Phenobarbital 30 (pot) Phenobarbital 30mg Bic Nat (pot) Natrium bicarbonat Nephrolit Heksamin, na. salisilat, as. benzoat, exct. tumbuhan David strip (tes hamil) Folley catheter Kassa Steril (box) Abbocath Infus set NaCl 0,9% RL Glucosa 5% Accu Check Actife Glucose test (sewaktu) Accu Check Actife Glucose test (puasa + 2 jam PP) UA Sure Tes asam urat Strip Urine Urinalisis

Page 40: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 43 | P a g e

LAMPIRAN 2 REGIMEN TERAPI TBC MENURUT WHO

KATEGORI I Kasus baru dengan BTA(+) serta Rontgen dan klinis mendukung Penderita baru dengan BTA(+) dan belum pernah minum OAT Penderita baru dengan BTA(+) dan pernah minum OAT Penderita dengan ekstrapulmonal berat dengan penetapan ahli PA

Berat Badan

Intensif (harian)

Lanjutan

Harian Intermiten

BB < 50 kg 2 RHZE

(450/300/1500/800)

4 RH

(450/300)

4 R3H3

(450/600)

BB > 50 kg 2 RHZE

(600/300/2000/1200)

4 RH

(600/300)

4 R3H3

(600/700)

Jika populasi dg resistensi INH rendah, cukup diberikan 3 obat (RHZ)

pada fase intensif. Jika BTA tetap (+) pada akhir bulan ke-2, maka dosis RHZE ditambah 1

bulan lagi sehingga total pengobatan menjadi 7 bulan KATEGORI II Kasus relaps/gagal dengan BTA (+) Penderita pernah dinyatakan sembuh dengan BTA (-), kemudian BTA

(+) lagi Setelah pengobatan lengkap BTA masih (+) Penderita Kategori I dengan BTA tetap (+) pada akhir bulan ke-3

pengobatan Penderita Kategori I berhenti berobat > 2 bulan, kemudian datang lagi

dengan BTA (+) atau meneruskan pengobatan namun pada akhir pengobatan BTA tetap (+)

Berat Badan

Intensif (harian)

Lanjutan

Harian Intermiten

BB < 50 kg

2 RHZES + 1 RHZE

(450/300/1500/800/750)

+ (450/300/1500/800)

5 RHE

(450/300/800)

5 R3H3E3

(450/600/800)

BB > 50 kg

2 RHZES + RHZE

(600/300/2000/1200)

+ (600/300/2000/1200)

5 RHE

(600/300/800)

5 R3H3E3

(600/700/1200)

Page 41: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 44 | P a g e

Rerisko timbulnya multi drug resisten I, bila pasien sensitif terhadap semua obat TBc fase lanjutan kategori I

Jika BTA tetap (+) pada akhir bulan ke-3, maka dosis RHZE ditambah 1 bulan lagi sehingga total pengobatan menjadi 9 bulan.

KATEGORI III Kasus dengan BTA (-) Penderita baru dengan BTA (-), Rontgen (+); BTA (-) harus diperiksa 3

kali (spot – morning – spot) Penderita ekstrapulmonal ringan, dengan penetapan oleh ahli PA

Berat Badan

Intensif (harian)

Lanjutan

Harian Intermiten

BB < 50 kg 2 RHZ / 2 R3H3Z3

(450/300/1500)

2 RH

(450/300)

2 R3H3

(450/600)

BB > 50 kg 2 RHZE/ 2 R3H3Z3

(600/300/2000)

2 RH

(600/300)

2 R3H3

(600/700)

DOSIS TERAPI TBc PADA ANAK

Berat Badan

INH 5-15 mg/kgBB

Rifampisin 10-15mg/kgBB

Pirazinamid 25-35mg/kgBB

< 10 kg 50 mg 75 mg 100-150 mg

10 - 20 kg 100 mg 150 mg 300 mg

20 – 30

kg 200 mg 300 mg 450 mg

30 – 40

kg 300 mg 400 mg 750 mg

Digunakan 3 macam obat (Isoniazid, Rifampisin, Pyrazinamide

/Ethambutol (5-20 mg/kgBB) pada 2 bulan pertama dan 2 macam obat (Isoniazid dan Rifampisin) pada 4 bulan berikutnya

→ 2 RHZ / 2 RHE + 4 RH Profilaksis untuk anak yang kontak erat dengan pasien TBc BTA (+) :

Isoniazid 5-10 mg/kgBB/hari Bagi yang minum obat tidak teratur (tidak makan obat setelah makan

obat teratur selama 2 bulan) diberikan ethambutol selama 4 bulan.

Page 42: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 45 | P a g e

Lampiran 3

SKEMA PENATALAKSANAAN HIPERTENSI

Mulai atau lanjutkan perubahan kebiasaan hidup

Tekanan darah < 140/90mmHg tidak tercapai. (Untuk pasien dengan diabetes atau

gangguan ginjal terdapat perbedaan nilai)

Pilihan Obat * Hipertensi tanpa komplikasi

Diuretik, Beta Bloker * Indikasi tertentu

Inhibitor ACE, Penghambat reseptor angiotensin II, Alfa Bloker,

Alfa-beta-bloker, Beta bloker, Antagonis Ca, Diuretik * Indikasi yang sesuai

-. Diabetes Melitus tipe I dg Proteinuria Inhibitor ACE

-. Gagal Jantung Inhibitor Ace, Diuretik

-. Hipertensi Sistolik Terisolasi Diuretik, Antagonis Ca dihidropiridin kerja lama

-. Infark Mikard Beta Bloker (non ISA), Inhibitor Ace (dgn disfungsi

sistolik)

Tekanan darah yang dituju tidak tercapai

Tidak ada respon atau efek samping yang tidak

menyenangkan

Respon tidak adequat tapi toleransi baik

Ganti dengan obat golongan lain

Tambahkan obat kedua dari golongan yang

berbeda (diuretik bila belum diberikan

Tekanan darah yang dituju tidak tercapai

Tambahkan obat dari golongan lain Pertimbangkan untuk dirujuk ke dokter spesialis

hipertensi

Page 43: STANDARD DOKTER JAGA CNP.pdf

Pedoman Dokter Jaga CNP 46 | P a g e

Lampiran 4 NOMER TELP DAN ALAMAT PENTING

KLINIK PADJADJARAN

Jl. Raya Bandung-Sumedang Km 21 Kampus UNPAD Jatinangor Telp. (022)

KLINIK ASSALAM Jl. Raya Cikalong Kulon No. 61A, Kecamatan Cikalong Kulon, Cianjur 43291 Telp. (0263) 318222

KLINIK KELUARGA Jl. Raya Sukanagara No. 9, Kecamatan Sukanagara Cianjur 43291 Telp. (0263) 340189

KLINIK DARUSSALAM Jl. Raya Cikole No. 8, Kecamatan Wanaraja, Garut 44183 Telp. (0622) 444128

KLINIK GAJAH MEKAR Jl. Raya Desa Gajah Mekar No. 51 A Kecamatan Soreang, Bandung 40951 Telp. (022) 91664072

Muhammad Faisal, dr. 08122135376 022 70949404 Dikki P. Nuredi, dr. 08129690828 08812215263 Pangestu Widodo, dr. 081220001105 022 70058098 Dian Jauhari, dr. 081320589614