STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN EKG
STANDAR OPERASIONAL PROSEDURPEMERIKSAAN EKGKELOMPOK 6Nama:1.
Tresya anggi tania2. Dinda Kautsar3.Lina Fauziyyah Hanifah4.Amalia
Pratiwi5.Hanifatur Rohmah6.Nissa Chusnia Faidah7.Avi Dhayita
Widyastuti8. Wilda Meutia Khalida9. Yudha Mahanatha10. Cellia
Riantiany Hernawan11. Danti Julianti12. Daulika Cantika Faesi13.
Muhammad Nur Ilhamudin14. Bella Valdinia15. Anggita Ghassany
LATAR BELAKANGBagi dokter yang bekerja di sarana kesehatan
seperti rumah sakit, kelalaian juga harus bertolak pada kualifikasi
lalai menurut Standard Operating Procedure. Oleh karena itu standar
profesi, Standard Operating Procedure memiliki peran penting dalam
pembuktian peristiwa malpraktek.
TUJUANUntuk menjaga konsistensi dan tingkat penampilan kinerja
atau kondisi tentang suatu kegiatan secara optimal Sebagai acuan
(check list) dalam pelaksanaan kegiatan tertentu bagi sesama
pekerja, supervisor khusnya tenaga kesehatanUntuk menghindari
kegagalan atau kesalahan, keraguan, duplikasi serta pemborosan
dalam proses pelaksanaan kegiatan bidang kesehatan Merupakan salah
satu cara dan parameter dalam meningkatkan mutu pelayanan di
Instansi KesehatanUntuk lebih menjamin penggunaan tenaga dan sumber
daya kesehatan secara efisien dan efektif Untuk menjelaskan alur
tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas yang terkait dalam
bidang kesehatanMelindungi Instansi kesehatan seperti Rumah Sakit
dan petugas jajarannya bila terjadi suatu kesalahan atau dugaan
malpraktek atau kesalahan administratif lainnya,
RUMUSAN MASALAHApa yang dimaksud Standar Operasional Prosedur
secara umum dan khusus?Apa manfaat dari adanya Standar Operasional
Prosedur?Apa saja cakupan dari Standar Operasional Prosedur?Siapa
saja yang terkait dalam pelaksanaan Standar Operasional
Prosedur?Bagaimana pelaksanaan Standar Operasional Prosedur pada
Instansi Kesehatan khususnya Rumah Sakit?Bagaimana pelaksaanaan
Standar Operasional Prosedur Pemeriksaan EKG?
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BIDANG KESEHATAN
2.1 PENGERTIAN Suatu standar atau pedoman tertulis yang
dipergunakan untuk mendorong dan menggerakkan suatu Instansi
Kesehatan untuk mencapai tujuan, acuan dan kinerja yang sinergis.
Standar operasional prosedur kesehatan merupakan tatacara atau
tahapan yang dibakukan dan yang harus dilalui untuk menyelesaikan
suatu proses kerja tertentu dalam bidang kesehatan.
TUJUAN SOP (Rumah Sakit Dr. Kariadi, 2011) :
Petugas atau pegawai menjaga konsistensi dan tingkat kinerja
petugas atau pegawai atau tim dalam organisasi atau unit
kerja.Mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi
dalam organisasiMemperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab
dari petugas atau pegawai terkait.Melindungi organisasi atau unit
kerja dan petugas/pegawai dari malpraktek atau kesalahan
administrasi lainnya.Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan,
keraguan, duplikasi dan inefisiensi
Fungsi SOP (Rumah Sakit Dr. Kariadi, 2011) :
a. Memperlancar tugas petugas atau pegawai atau tim atau unit
kerja.b. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.c.
Mengetahui dengan jelas hambatan- hambatannya dan mudah dilacak.d.
Mengarahkan petugas atau pegawai untuk sama-sama disiplin dalam
bekerjaKEUNTUNGAN ADANYA SOPa. SOP yang baik akan menjadi pedoman
bagi pelaksana, menjadi alat komunikasi dan pengawasan dan
menjadikan pekerjaan diselesaikan secara konsisten
b. Para pegawai akan lebih memiliki percaya diri dalam bekerja
dan tahu apa yang harus dicapai dalam setiap pekerjaan
c. SOP juga bisa dipergunakan sebagai salah satu alat trainning
dan bisa digunakan untuk mengukur kinerja pegawai.
MANFAAT PROSEDURMemenuhi persyaratan standar pelayanan Rumah
sakitMendokumentasi kebijakan & prosedur Rumah sakitMemastikan
pegawai Rumah sakit tahu pekerjaannya masing - masingDuplikasi
wewenang & tanggung jawab tidak adaOverlapping &
underlapping wewenang tidak adaBukti adanya manajemen mutu di Rumah
sakit
PRINSIP SOPStandar Operasional Prosedur memuat segala indikasi
dan syarat yang harus dipenuhi pada setiap upaya, dan tahapan yang
harus dilalui setiap kegiatan pelayanan
SOP memberikan arah kegiatan yang langsung atau tidak langsung
berhubungan dengan pasien
Gunakan bahasa sehari-hari, yang memudahkan pemakaian (user
friendly),mempunyai urutan, dan tidak bermakna ganda
Selalu berubah mengikuti perubahan standar profesi serta
perkembangan Ilmu perngetahuan dan Teknologi profesi yang
bersangkutan, serta kebijakan dan peraturan formal.
Harus selalu didokumentasikan.TATA CARA PENGELOLAAN SOPKetua tim
akreditasi , yaitu orang yang berwenang untuk mengelola Standar
Operasional ProsedurTim akreditasi disarankan mempunyai seluruh
Standar Operasional Prosedur Rumah SakitBuat tata cara penyusunan,
penomoran, distribusi, penarikan, penyimpanan & evaluasi &
revisi SOP
ISI STANDAR OPERASIONAL
PROSEDURPengertianTujuanKebijakanProsedurUnit terkaitDAFTAR STANDAR
OPERASIONAL PROSEDUR RUMAH SAKITA. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
POLI GIGI :1. Gangren pulpa2. Gigi tiruan lengkap3. Gigi tiruan
sebagian4. Ginggivitis marginalis akut kronis5. Hiperemia pulpa
B. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR POLI KBPemasangan iudPelepasan
iud Pemberian pil kb Pemberian suntikan kbPemasangan
implanPencabutan implan
C. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR LABORATORIUM
1. Pemeriksaan widal2. Pemeriksaan golongan darah3. Pemeriksaan
hemoglobin4. Pemeriksaan kehamilan5. Pemeriksaan LED6. Pemeriksaan
EKG7. Pemeriksaan urine lengkapD. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
RAWAT JALAN
1. Penangganan astma bronchiale2. Penangganan gastritis akut3.
Ekstraksi kuku4. Menerima pasien baru5. Resusitasi jantung paru6.
Hepatitis akutE. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERANTASAN
PENYAKIT MENULAR DAN VCT
1. Alur TBC pada anak2. Tatalaksana kusta3. Tatalaksana TBC4.
Tatalaksana TBC anak
F. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR LOKET
1. Penerimaan pendaftaran2. Pengisian kartu rawat jalan3.
Pengukuran sasaran mutu kartu hilang4. Pengembalian kartu5. Sop
loket pendaftaran
G. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR GIZI
1. Tatalaksana diet2. Diet gizi buruk3. Diet diabetes mellitus4.
Diet hipertensi5. Diet rendah purin6. Food model7. Mutu kunjungan
gizi
H. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR RUANG BERSALIN1. Antepartum2.
Persalinan normal3. Perdarahan pasca persalinan4. Pengisian surat
keterangan lahir5. Perawatan bayi baru lahir6. Perawatan bayi berat
badan lahir rendah7. Menggunakan inkubator8. Bimbingan menyusui
I. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TATA USAHA
1. In house training dik2. Penyimpanan data3. Permintaan barang
rutin4. Pendidikan dan pelatihan5. Pengukuran sasaran mutu
pemeliharaan barang
J. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KEBERSIHAN / CLEANING SERVICE1.
Membersihkan kaca jendela2. Membersihkan alat kantor3. Membersihkan
kamar mandi4. Membersihkan halaman5. Mengepel lantai
K. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TUGAS POKOK DAN WEWENANG
PETUGAS
1. Dokter fungsional2. Dokter gigi fungsional3. Ka.bag poli dan
ugd 24 jam4. Ka.bag poli gigi5. Ka.bag poli gizi
L. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR APOTEK
1. Alur penerimaan dan distribusi obat2. Pengelolaan apotik3.
Obat racikan4. Gudang obat5. Pengelolaan obat6. Pembuatan obat
puyer7. Pengelolaan obat narkotik dan psikotropika
M. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KHUSUS1. Evakuasi bencana gempa bumi2. Evakuasi kebakaran3.
Evakuasi bencana banjir4. Penanggulangan tumpahan limbah medis
STANDAR OPERASIONAL PROSEDURPEMERIKSAAN EKG
PENGERTIANSuatu tindakan merekam aktivitas listrik jantung yang
berawal dari nodus sinoatrial, yang dikonduksikan melalui jaringan
serat-serat (sistem konduksi) dalam jantung yang menyebabkan
jantung berkontraksi, yang dapat direkam melalui elektroda yang
dilekatkan pada kulit.
TUJUAN1.Mengidentifikasi adanya kelainan irama jantung
(disrithmia) akibat adanya infark miokard, angina tertentu,
pembesaran jantung, dan penyakit inflamasi jantung.
2.Menilai efek obat-obatan dan mengidentifikasi
ketidakseimbangan elektrolit, terutama kalsium dan kalium.
PERSIAPAN ALAT1.Mesin EKG.2.Nierbeken.3.Jelly.4.Kapas alkohol
pada tempatnya.5.Tissue.6.Washlap basah.7.Alat cukur (kalau
perlu).8.Kertas dokumentasi EKG, lem, dan gunting.
PERSIAPAN KLIEN1.Menjelaskan kepada klien tentang tujuan
tindakan pemeriksaan EKG.2.Melepaskan alat logam yang digunakan
klien, temasuk gigi palsu.3.Menganjurkan klien untuk berbaring
dengan tenang dan tidak bergerak selama prosedur.4.Menjelaskan
kepada klien untuk tidak memegang pagar tempat tidur.
IMPLEMENTASI1.Mencuci tangan.2.Menutup sampiran.3.Membuka
pakaian atas klien.4.Membersihkan area ekstremitas dan dan dada
yang akan dipasangi elektroda dengan menggunakan kapas alkohol.
Bila terdapat rambut yang cukup tebal cukur bila perlu.5.Memberikan
jelly pada area pemasangan dan pada elektroda.
6.Pasang kabel dan elektroda (hindari memasang elektroda pada
massa otot yang terlalu tebal atau pada struktur tulang) :a.Kabel
Merah (R) : pada lengan kanan.b.Kabel Kuning (L) : pada lengan
kiri.c.Kabel Hijau (F) : pada kaki kiri.d.Kabel Hitam (N) : pada
kaki kanan.e.V1 : pada interkostal ke 4 kanan.f.V2 : pada
interkostal ke 4 kiri.g.V3 : pada interkostal ke 4 5 antara V2 dan
V4.h.V4 : pada interkostal ke-5 linea midclavicularis kiri.i.V5 :
horizontal terhadap V4, di linea aksilaris anterior.j.V6 :
horizontal terhadap V5, pada lnea midaksilaris.
7. Menghubungkan kabelgroundke washlap basah yang diletakkan di
nierbeken.8. Menghubungkan kabel listrik mesin EKG ke sumber
listrik.9. Menyalakanpower Onmesin EKG.10.Mengatur kecepatan
gelombang pada 25 mV.11.Mengatur ketinggian rekaman pada skala
1.12.Melakukan kalibrasi 1 mV.13.Melakukan rekaman12
lead.14.Setelah selesai, mematikan power mesin EKG dan lepaskan
kabel/elektroda dari tubuh klien, kemudaian bersihkan sisa jelly
yang menempel dengan tissue.15.Merapihkan klien dan mengembalikan
alat-alat pada tempatnya.
EVALUASIMengevaluasi respon klien selama prosedur, baik verbal,
maupun nonverbal.
DOKUMENTASI1.Menempelkan hasil rekaman EKG pada kertas
dokumentasi EKG.2.Mencatat nama klien, umur, tanggal dan jam serta
nama pemeriksa pada kertas dokumentasi EKG.3.Mencatat respon klien
sebelum, selama dan sesudah melakukan prosedur.
SIKAP1.Sistematis.2.Hati-hati.3.Berkomunikasi.4.Mandiri.5.Teliti.6.Tanggap
terhadap respon klien.7.Rapih.8.Menjaga privasi.
KESIMPULANDengan adanya Standar Operasional Prosedur para
Petugas / pegawai tenaga kesehatan dapat menjaga konsistensi dan
tingkat kinerja dalam organisasi atau unit kerja. Mereka semua
mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam
organisasi atau Instansi kesehatan tempat mereka berkerja. Standar
Operasional Prosedur dapat memperjelas alur tugas, wewenang dan
tanggung jawab dari petugas/pegawai terkait.Standar yang telah
dibuat tersebuat dapat melindungi organisasi/unit kerja dan
petugas/pegawai dari malpraktek atau kesalahan administrasi lainnya
dan untuk menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan, duplikasi dan
inefisiensi.