STANDAR KEBIJAKAN DAN PROSEDUR PERSIAPAN ANESTESI NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN SPO TANGGAL TERBIT DITETAPKAN dr. Tahim Solin, MMR PENGERTIAN Setiap pasien yang akan dianestesi, baik pada operasi elektif (berencana) maupun emergency/cyto hendaknya dipersiapkan sebelumnya secara sempurna. Suksesnya suatu pemberian anestesi sangat tergantung dari persiapan pra anestesi. Pada operasi elektif persiapan anestesi mempunyai waktu yang cukup dengan mengadakan kunjungan dan pemeriksaan pada pasien (pre operatif visite). TUJUAN Sebagai salah satu protap standar dalam pelaksanaan pemberian anestesi pada pasien yang akan dilakukan pembedahan. KEBIJAKAN PROSEDUR Pre operatif visite : 1. Kegiatan pre operatif visite meliputi : anamnesa, tanya jawab antara dokter dan pasien tentang riwayat medis, kondisi kesehatan, penyakit yang diderita (misalnya hipertensi, DM, Asma), riwayat obat-obatan tertentu yang diminum, riwayat penyakit keluarga dan riwayat alergi. 2. Pemeriksaan fisik meliputi : jalan nafas- mulut, gigi geligi, sistem pernafasan, perfusi akral, nadi, tekanan darah, riwayat kesadaran, kelainan di bidang bedah. 3. Pemeriksaan penunjang dan administrasi ; laboratorium : darah lengkap, urine
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
STANDAR KEBIJAKAN DAN PROSEDURPERSIAPAN ANESTESI
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
SPO
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
dr. Tahim Solin, MMR
PENGERTIAN
Setiap pasien yang akan dianestesi, baik pada operasi elektif (berencana) maupun emergency/cyto hendaknya dipersiapkan sebelumnya secara sempurna. Suksesnya suatu pemberian anestesi sangat tergantung dari persiapan pra anestesi. Pada operasi elektif persiapan anestesi mempunyai waktu yang cukup dengan mengadakan kunjungan dan pemeriksaan pada pasien (pre operatif visite).
TUJUANSebagai salah satu protap standar dalam pelaksanaan pemberian anestesi pada pasien yang akan dilakukan pembedahan.
KEBIJAKANPROSEDUR Pre operatif visite :
1. Kegiatan pre operatif visite meliputi : anamnesa, tanya jawab antara dokter dan pasien tentang riwayat medis, kondisi kesehatan, penyakit yang diderita (misalnya hipertensi, DM, Asma), riwayat obat-obatan tertentu yang diminum, riwayat penyakit keluarga dan riwayat alergi.
2. Pemeriksaan fisik meliputi : jalan nafas-mulut, gigi geligi, sistem pernafasan, perfusi akral, nadi, tekanan darah, riwayat kesadaran, kelainan di bidang bedah.
3. Pemeriksaan penunjang dan administrasi ; laboratorium : darah lengkap, urine lengkap, gula darah, fungsi hati, fungsi ginjal, faal koagulasi (cloating time dan bleeding time), pemeriksaan laboratorium berdasarkan indikasi : dilakukan pada pasien umur di atas 40 tahun atau ada indikasi tertentu sebelum usia 40 tahun; foto rontgen atas indikasi; pasien menandatangani surat persetujuan untuk operasi, setelah pasien mengerti dan memahami apa yang telah dijelaskan oleh dokter mengenai tindakan apa yang akan dikerjakan baik pembedahan maupun pembiusan serta resiko penyulit yang ditimbulkan pasien dipuasakan/untuk mengosongkan lambung minimal 6 jam sebelum dilakukan tindakan anestesi.
4. Pasien kemudian diberikan premedikasi dengan tujuan mengurangi rasa cemas sebelum operasi, mencegah efek samping yang tidak diinginkan, membantu proses anestesi, mencegah reflek-reflek otonom. Tindakan obat-obatan untuk premedikasi pada prinsipnya sebagai sedasi ringan tanpa adanya depresi (nafas dan sirkulasi).
5. Status Fisika. ASA 1 : Pasien sehat dan normal.b. ASA 2 : Pasien dengan penyakit sistemik yang ringan.c. ASA 3 : Pasien dengan penyakit sistemik berat yang
masih berkemampuan dengan membatasi keaktifannya.
d. ASA 4 : Pasien dengan penyakit sistemik berat yang mengancam jiwa, tidak selalu dapat dikoreksi dengan pembedahan.
e. ASA 5 : Moribund.6. Persiapan alat-alat
a. Alat untuk membebaskan jalan nafas (orofaring tube/guedel, nasofaring tube, intubasi set/Laringoscope, mesin penghisap lendir/cairan.
b. Alat bantu nafas (oksigen, ambu bag, Jackson Ress, selang oksigen, dll).
c. Alat bantu sirkulasi (abocath, infus/transfusi set, cairan kristaloid, koloid).
d. Meja operasi yang dapat disetting untuk head up, head down, tilt ke kanan-ke kiri.
e. Mesin anestesi, N2O, O2.f. Mesin suction.g. EKG, tensimeter, saturasi oksigen, monitoring dan
stethoscope.h. Face mask berbagai ukuran dan endotrachealtube berbagai
ukuran.i. Magil forceps.
7. Persiapan obat-obatana. Persiapan obat-obatan dan larutan yang diperlukan untuk
pembiusan/anestesi sesuai kebutuhan.b. Persiapan obat-obatan dan larutan yang diperlukan untuk
UNIT TERKAIT Tim Dokter Bedah dan Dokter Anestesi.
STANDAR KEBIJAKAN DAN PROSEDUR REGIONAL ANESTESI (SPINAL)
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
SPO
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
dr. Tahim Solin, MMR
PENGERTIAN
Analgesia spinal (spinal anestesi, sub arachnoid nerve block). Dihasilkan bila kita menyuntikkan obat analgetik lokal ke dalam ruang sub arachnoid (kanalis spinal) melalui interspace lumbal. Blok syaraf yang dihasilkan merupakan blok yang tidak permanen dari cabang-cabang syaraf ganglion anterior, posterior, dan bagian dari medula spinalis dengan pengaruh hilangnya aktivitas otonomik, sensorik serta motorik.
TUJUANSebagai persiapan protap standar dalam pelaksanaan pemberian anestesi pada pasien yang akan dilakukan pembedahan.
KEBIJAKANPROSEDUR 1. Persiapan :
a. Persiapan pasien seperti halnya pada anestesi umum meliputi : jalan pernafasan, pernafasan, sirkulasi, pemeriksaan penunjang : lab dan foto rontgen.
b. Persiapan alat-alat dan obat-obatan yang meliputi : sarung tangan, spuit 5 cc, spuit 3 cc, duk steril, jarum spinal G25/G27, betadine dan alkohol, obat spinal : Bupivacain 0,5%, Lidodex 2% dan Lidocain 2%.
2. Pelaksanaan :a. Persiapan
Pasien disiapkan di ruang RR untuk dilakukan Re-Evaluasi baik pemeriksaaan fisik 7 hasil pemeriksaan penunjang untuk menentukan apakah layak dilakukan operasi dan pembiusan. Kemudian pasien dibawa ke kamar bedah untuk dipersiapkan pembiusan mulai pasang alat monitor (EKG, Tensimeter dan saturasi oksigen). Kemudian infus cairan kristaloid (preloading) minimal RL/NaCl 0,9% 100 cc.
b. Inspeksi dan palpasi pada daerah yang akan dispinal dikerjakan pada kunjungan preoperatif, saat mana infeksi dan kesulitan-kesulitan lain bisa dikenali yang mungkin merupakan kontraindikasi analgesia spinal.
c. Posisi Pasien :1. Posisi Lateral :
- Kepala diganjal bantal 7 s/d 8 cm, fleksi maksimal paha dan lutut ke perut, lengan dan tangan memeluk paha dan lutut.
- Bahu tidak boleh ditarik ke depan tapi tetap satu
bidang dengan punggung gagar columna vertebralis lebih mudah diteliti.
- Posisi lateral memungkinkan fleksi maksimal dari punggung sehingga interspace lumbal lebih terbuka, sehingga mempermudah teknik lumbal pungsi midline.
2. Posisi Duduk - Landmark lebih mudah dikenali, namun untuk pasien
yang sudah premedikasi mungkin akan merasa pusing sehingga perlu asisten untuk memegang pasien agar posisi tetap baik.
d. Teknik Aseptik1. Operator memakai masker, topi, dan sarung tangan steril,
kulit punggung dibersihkan dengan betadine dan alkohol, kemudian dikeringkan dengan kasa steril, sebaiknya sarung tangan jangan menyentuh kulit dan ujung doek.
2. Palpasi kulit di punggung atas kasa tipis steril, infiltrat interspace dengan obat anestesi lokal supaya dapat dilakukan beberapa kali tusukan dengan jarum lumbal.
3. Dengan jarum no. 25 dan 27 dilakukan infiltrasi lebih dalam dan pengenalan interspace (pada orang dewasa jarak kulit s/d ligamentum flavum kira-kira 4 cm).
e. Teknik Analgesia1. Teknik midline (median) setelah tindakan antisepsis kulit
di daerah punggung pasien dan memakai sarung tangan steril. Pungsi lumbal dilakukan dengan menyuntikkan jarum lumbal no. 27 pada median dengan arah 10-20 derajat terhadap bidang horizontal ke arah kranial pada ruang vertebra lumbalis yang sudah dipilih.
2. Jarum lumbal akan menembus berturut-turut beberapa ligamen, yang terakhir ditembus cairan adalah duramater subarachnoid, setelah stilet dicabut cairan liquor cerebro spinal (LCS) akan menetes selanjutnya disuntikkan larutan obat analgesik lokal ke dalam subarachnoid tersebut.
3. Umumnya yang dipakai larutan analgesik lokal hiperbarik berupa larutan bupivacain spinal 0,5% atau lidodex 2%.
4. Setelah dilakukan spinal anestesi, diobservasi mulai dari efektivitas blok spinal, ketinggian blok sampai penyulit yang ditimbulkan depresi sirkulasi : terjadi vasodilatasi – hipotensi, depresi nafas – depresi otot diafragma sampai total blok spinal serta penyulit yang diakibatan pembedahan.
PERHATIAN 1. Indikasi untuk pembedahan daerah yang dipersarafi cabang T4 ke bawah meliputi (daerah papila mamae ke bawah) :a. Pembedahan daerah tungkai untuk jaringan lunak, pembuluh
darah dan tulang.b. Perineum : termasuk anus, rektum bagian bawah, vagina dan
pembedahan urologi.Abdomen bagian bawah : Hernia, hydrokel, atau prosedur bawah intra peritoneal lain seperti usus halus distal,
appendiks, recto sigmoid, kandung kencing, ureter bagian bawah dan prosedur operasi ginekologi.Abdomen bagian atas : Kolesistektomi, penutupan perforasi gaster, colostomi kolon, transversum. Analgesia spinal untuk operasi abdomen bagian atas tidak diindikasikan untuk semua pasien harus hati-hati karena terdapat perubahan/pengaruh fisiologis yang berat dan nyata.
2. Kontraindikasi:a. Kelainan pembekuan darah.b. Hypovolemik (Syok)c. Septikemiad. Infeksi kulit daerah yang akan disuntikkan obat spinal
anestesi.e. Tekanan intrakranial yang meninggi.f. Pasien menolak/tidak kooperatif.
KEBIJAKANMencatat semua kegiatan anestesi pada kartu anestesi dan instruksi post operatif.
UNIT TERKAIT Tim dokter bedah dan dokter anestesi.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDURANESTESI UMUM DENGAN TEKNIK ANESTESI PIPA
ENDOTRAKEA DAN NAFAS KENDALINo. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh,
dr. Tahim Solin, MMR
PENGERTIAN
Anestesi umum adalah tindakan pembiusan dimana pasien mengalami hilangnya kesadaran, dan rasa sakit, melepaskan otot-otot pada lapangan operasi secara sentral bersifat pulih kembali (reversible) setelah obat-obat anestesi dihentikan, obat-obat general anestesi yang ideal terdiri dari hipnotik, analgesia dan relaksasi otot.
TUJUANSebagai salah satu protap standar dalam pelaksanaan pemberian anestesi pada pasien yang akan dilakukan pembedahan.
PROSEDUR 1. PersiapanPersiapan pasien mengacu kepada SOP persiapan anestesi.
b. Obat analgetik- Golongan narkotik : morfin, petidin, fentanil- Golongan non narkotik : ketorolac, novalgin, tramadol, dll
c. Selain obat induksi seperti ketamin, pentothal, propofol, dll harus disediakan obat pelemas otot jangka pendek : sucsinil cholin 2% (larutan 20 mg/cc).
d. Obat pelemas otot jangka panjang : pavulon 4 mg/ampul atau atracurium 10 mg/cc dll, sediakan pipa endotrakea yang sesuai dengan pasien.
3. Persiapan alat-alat a. Alat untuk membebaskan jalan nafas (orofaring tube/guedel,
nasofaring tube, intubasi set/Laringoscope, mesin penghisap lendir/cairan.
b. Alat bantu nafas (oksigen, ambu bag, Jackson Ress, selang oksigen, dll).
c. Alat bantu sirkulasi (abocath, infus/transfusi set, cairan kristaloid, koloid).
d. Meja operasi yang dapat disetting untuk head up, head down, tilt ke kanan-ke kiri.
e. Mesin anestesi, N2O, O2.f. Mesin suction.
g. EKG, tensimeter, saturasi oksigen, monitoring dan stethoscope.
h. Face mask berbagai ukuran dan endotrachealtube berbagai ukuran.
i. Magil forceps. 4. Urutan tindakan
a. Periksa peralatan yang akan digunakan (seperti pada masa pra operasi).
b. Pasang infus, sebaiknya pada semua pasien yang akan dianestesi dan tindakan operasi harus dipasang jarum/kanul intravena, selain untuk memasukkan obat anestesia juga untuk obat-obat resusitasi darurat.
orangtua/lemah dikurangi dosisnya dan diberikan perlahan sambil memperhatikan nadi, tensi darah, dan nafas.]
b. Sungkup muka ditempatkan pada muka dan oksigen 4-6 lt/menit, kalau perlu nafas dibantu dengan menekan balon nafas secara periodik, sesudah reflek bulu mata menghilang diberi sucsinil kolin mengakibatkan fasikulasi (getaran otot) dan apnea karena nafas harus dikendalikan dengan menekan balon nafas yang diisi dengan memberi aliran O2 6-8 lt. Katup ekspirasi harus sedikit ditutup (untuk membocorkan sedikit tekanan lebih pada setiap kali melakukan penekanan balon)
endotrakea dikembangkan sampai tidak ada kebocoran pada waktu melakukan nafas buatan dengan balon nafas.
b. Harus yakin bahwa pipa endotrakea ada di dalam trakea dan tidak masuk terlalu dalam yaitu di bronkus kanan atau esofagus. Ambil stethoscope dan dengarkan bising nafas yang harus sama di paru kiri dan kanan. Dinding dada juga harus bergerak sama (simetris) pada setiap inspirasi buatan.
c. Pipa guedel dimasukkan ke dalam mulut supaya pipa endotrakeal tidak tergigit kemudian kedua-duanya difiksir dengan plester supaya pipa endotrakeal tidak keluar dari trakea.
d. Mata ditutup dendgan plester dan diberi salep mata supaya tidak terbuka dan kornea tidak menjadi kering. Pipa endotrakea dihubungkan dengan konektor pipa sirkuit mesin anestesi. Bila masih ada gerakan melawan (tangan atau kepala bergerak) dapat diberi tambahan pentothal 50-100 mg dan N2O dibuka 2-3 lpm dan O2 2 lt/menit kemudian halotan dibuka 1 vol% dan dinaikkan dengan menekan 1,5 vol%. Nafas pasien dikendalikan dengan menekan balon nafas (12-16 kali/menit) setelah ada tanda-tanda nafas menjadi spontan kembali dicoba untuk membantu jalan nafas saja sampai pernafasan normal kuat kembali.
e. Halotan atau fluothan dikurangi sampai 0,5-1 % untuk tahap pemeliharaan anestesi.
f. Untuk operasi yang memerlukan otot daerah operasi lemas atau relaksasi sebaiknya digunakan teknik nafas kendali dengan memberikan obat pelemas jangka panjang. Dengan cara ini dicapai relaksasi otot yang baik tanpa menggunakan obat anestesi yang terlalu dalam.
7. Ekstubasia. Mengangkat keluar pipa endotrakea harus mulus dan tidak
disertai batuk dan kejang otot yang dapat menyebabkan spasme saluran pernafasan.
b. Ekstubasi dapat dilakukan dengan menunggu pasien sampai sadar betul atau menunggu sewaktu pasien masih dalam keadaan anestesi yang cukup dalam, dengan cara terakhir dihindarkan reaksi spasme otot jalan nafas.
PERHATIANIndikasi : Operasi lama, kesulitan mempertahankan jalan nafas tetap bebas pada anestesi dengan sungkup muka.
KEBIJAKANMencatat semua kegiatan anestesi pada kartu anestesi dan instruksi post operatif.
UNIT TERKAIT Tim dokter bedah dan dokter anestesi
STANDAR OPERASIONAL PROSEDURPASCA BEDAH DAN RECOVERY ROOM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh,
Dr. Tahim Solin, MMR
PENGERTIANPasien sesudah operasi dan anestesi selesai sewaktu masih di kamar operasi dan kamar pemulihan.
TUJUANSebagai salah satu protap dalam menangani pasien pasca bedah dan anestesi.
PROSEDUR
1. Pasca Bedaha. Pasien harus diobservasi terus (jalan nafas tetap bebas,
pernafasan, tekanan darah dan nadi) sesudah operasi dan anestesi selesai sewaktu masih di kamar operasi dan kamar pemulihan.
b. Bila pasien gelisah harus diteliti apakah karena kesakitan atau karena hipoksia (tekanan darah menurun, nadi cepat) misalnya karena hipovolemia (perdarahan di dalam perut atau kekurangan cairan).
c. Bila kesakitan harus diberi analgetik seperti petidin 15-25 mg intravena, tetapi kalau gelisah karena hipoksia harus diberi oksigen yang cukup.
d. Oksigen selalu diberikan sebelum pasien sadar betul dan pasien hendaknya jangan dikirim ke ruangan sebelum sadar, tenang, reflek jalan nafas sudah aktif, tekanan darah dan nadi dalam batas-batas normal.
2. Ruangan Pemulihan (Recovery Room = RR)a. Ruang pemulihan adalah ruang untuk mengobservasi pasien-
pasien post operatif/anestesi yang terletak di sebelah kamar operasi.
b. Setiap pasien post anestesibaik umum maupun regional otomatis akan dimasukkan ke ruang pemulihan sampai keadaan pasien dapat mengikuti instruksi baru dapat dipindahkan dan pada kasus-kasus berat dimana diperlukan perawatan intensif pasien dipindahkan ke ICU.
PERHATIANSetiap pasien post anestesi baik umum maupun regional otomatis akan dimasukkan ke ruang pemulihan.
KEBIJAKANUNIT TERKAIT Tim Dokter Bedah dan Dokter Anestesi
STANDAR OPERASIONAL PROSEDURAPPENDIKTOMY
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh,
Dr. Tahim Solin, MMR
PENGERTIANSuatu prosedur tindakan pengangkatan jaringan appendiks vermiformis yang mengalami suatu peradangan infeksi.
PROSEDUR Bahan dan Alat :- Desinfektan- Alkohol 70%- NaCl 0,9%- Kasa steril- Sarung tangan steril- Kain steril- Instrumen appendiktomy- Benang absorbable dan non absorbable- Plester
Prosedur Tindakan :- Desinfeksi daerah operasi dengan iodine dan alkohol.- Insisi Mc Burney atau transversal melalui titik Mc Burney atau
paramedin kanan sampai mencapai musculus obliqus eksternus.- Apponeurosis M. Obliqus Enternus dipisahkan sampai terlihat M.
Obliqus Internus.- M. Obliqus Internus dipisahkan sampai terlihat fascia transversa.- Fascia transversa dibebaskan, peritoneum dibuka, identifikasi
caecum.- Caecum diluksir keluar.- Identifikasi appendiks pada pertermuan 3 taenia colon.- Mesoappendiks dipotong di antara 2 klem, arteri dan vena diligasi.- Appendiks dinampakkan dan dipotong di antara 2 klem.- Puntung appendiks ditanam dengan jahitan purse string atau tanpa
ditanam dengan jahitan ganda.- Caecum dikembalikan ke cavum abdomen, kemudian dipel dengan
kasa steril dibasahi NaCl 0,9%.- Peritoneum dijahit continue saling kunci dengan benang
absorbable.- Otot dijahit simpel dengan benang absorbable.- Fascia dan subcutis dijahit simpel.
- Kulit dijahit subcutis atau simpel.- Luka ditutup dengan kasa steril dan diplester.
STANDAR PROSEDUR OPRASIONAL
DENGAN MELEPASKAN DAN MENGHITUNG
LINEN SELESAI OPERASI
No. Dokumen No. Dokumen Halaman
S O P
Tanggal Terbit
Ditetapkan Oleh,
Direktur Rsu. Sari Mutiara Medan
Dr. Tahim Solin, MMR
PENGERTIAN Adalah suatu langkah-langkah prosedur melepas dan menghitung linen dan menghitung linen setelah operasi.
TUJUAN Sebagai acuan dalam melepas linen dan menghitung linen setelah operasi selesai operasi.
KEBIJAKAN 1. Pengelepasan linen opserpasi dilakukan oleh perawat2. Semua linen setelah dilepas harus dihitung dan dimasukkan
kedalam kantong yang telah disediakan.
PROSEDUR 1. Lepaskan duk lem dari duk (linen) yang masih menutup pasien saat setelah luka operasi tertutup kasa steril.
2. Perhatikan alat-alat atau instrument laian, bila masih ada pindahkan pada tempatnya.
3. Lepaskan duk (linen) setelah satu persatu perhatikan bahwa sudah tidak ada alat instrument
4. Gulung linen kotor dengan cara ;a. Mulai daridaerah yang kotor (daerah yang dekat dengan
luka operasi ) ke daerah bersih (daerah yang jauh dari luka operasi)
b. Lipat gulungan linen kotor sehingga noda daerah berada dalam gulungan dan lipatan.
5. Masukkan linen yang telah dilipat kedalam kantong linen yang telah disediakan dan dihitung.
6. Isi chek list linen yang sudah lengkap bubuhkan tanda tangan dan nama terang.
7. Ikat kantong linen kotor dengan kuat dan jangan di buka lagi sampai ditempat penghitungan di divisi dan laundry.
8. Ikat chek list yang sudah lengkap dengan benang pada kantong linen kotor.
9. Jangan sekali- sekali membuang linen kotor yang bernoda daerah ke lantai atau bukan pada tempatnya.
10. Kirim segera kantong berisi linen kotor lengkap dengan chek list ke unit laundry.
UNIT Tim Instalasi Kamar Opeasi dan Unit Laundry.
STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL
DENGAN KOORDINASI ANTAR SMF ATAU
INSTALASILAIN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
S O P
Tanggal Terbit
Ditetapkan Oleh,
Direktur Rsu. Sari Mutiara Medan
Dr. Tahim Solin, MMR Halaman
PENGERTIAN
TUJUAN
PROSEDUR 1. Pertemuan berkala Kepala Operasi dengan SMF atau Instalasi lain
2. Pertemuan bila diperlukan atau atas permintaan SMF atau Instalasi lain.
UNIT TERKAT Tim Instalasi Kamar Operasi SMF dan Instalasi
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
DENGAN KONSULTASI MEDIS DI MEJA
OPERASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO
Tanggal Terbi Ditetapkan Oleh,
Direktur Rsu. Sari Mutiara Medan
Dr. Tahim Solin, MMR
PENGERTIAN
TUJUAN 1. Anggota tim operasi:OPERATORlangkah-langkah
Menjelaskan dengan jelas tentang kondisi pasien kepada perawat perawat senior dalam tim.
Mendelegasikan untuk konsul serta menjelaskan permasalahan sejelas-jelasnya, sehingga di mengerti oleh perawat.
PERAWAT SENIOR
Langkah- langkah
Mengklarifikasikan / mengulang penjelasan operator, sehingga terjadi persaman pengertian
Perawat menghubunggi dokter konsultan langsung dengan lisan, telepon / Handphone.
Perawat menyampaikan pesan dan menjelaskan dengan jelas tentang masalah sesuai pesan operator, sehingga dapat di mengerti oleh konsultan dan mengklarisifikasikan, sehingga terjadi persamaan pengertian.
Perawat segera menyampaikan hasil konsultasi secepat mungkin, langsung kepada operator dan tidak boleh melalui orang lain
Perawat menyampaikan pesan sejelas- jelasnya, sehingga dapat dimengerti oleh dokter operator.
UNIT TERKAIT Tim Dokter Bedah Anastesi dan dokter ahli lainnya.
STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL
PENGELOLAAN LINEN PASCA PAKAI
KAMAR OPERASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SOP Tanggal Terbit
Ditetapkan Oleh,
Direktur Rsu. Sari Mutiara Medan
Dr. Tahim Solin, MMR
PENGERTIAN Adalah suatu langkah-langkah prosedur pengelolahan linen dari kamar operasi sampai unit Loundry.
Tujuan Sebagai acuan dalam pengelolahan linen dari kamar oparasi sampai Laundry.
Kebijakan 1. Semua linen habis pakai dari setiap kamar operasi harus di hitung dan dimasukkan kedalam kantong yang telah disediakan.
2. Penghitungan bersama linen yang masuk dilakukan bersama-sama antara petugas instalasi kamar operasi dan unit laundry.
3. Semua kantong yang terisi linen pasca pakai harus diberi cek list isi kantong meliputi jenis dan jumlah sesuai isi.
Prosedur Petugas Kamar Operasi
1. Lepas duk pasien setelah selesai operasi sesuai prosedur2. Hitung linen dan isi chek list yang telah disediakan sesuai
jumlah dan jenis. 3. Masukan linen ke dalam kantong linen pasca pakai, yang
telah disediakan.4. Bubuhkan tanda tangan dan nama terang pada chek list
yang telah diisi.5. Ikat kantong linen dan pasang chek list dengan tali /
benang besar pada kantong 6. Kirim kepenampungan linen sementara di tempat yang
telah disediakan.A. Prosedur Pengiriman Linen1. Chek kantong linen kotor dari setiap kamar operasi apakah
chek list ada atau tidak. 2. Periksa apakah chek list lengkap tanda tangan dan nama
terang.3. Bila chek list tidak ada/ tidak lengkap tanyakan petugas
kamar operasi yang bersangkutan.4. Chek dan yakinkan bahwa kantong telah terikat dengan
kencang dan rapat. 5. Masukkan kedalam troli kotor dengan rapi.6. Kirim ke unit laundry.
B. Prosedur Penerimaan Linen Siap Pakai
1. Menerima linen yang bersih dari unit laundry.2. Lakukan serah terima linen dengan unit laundry.3. Atur dengan rapi sesuai di tempat yang telah disediakan.
UNIT TERKAIT Tim kamar dan unit laundry
STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL
TIMBANG TERIMA PASIEN YANG AKAN
DIOPERASI
DI INSTALASI KAMAR OPEARASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SOP Tanggal Terbit
Ditetapkan Oleh,
Direktur Rsu. Sari Mutiara
Medan
Dr. TahimSolin, MMR
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
M 1. Pasien yang akan dioperasi di instalasi Kamar Operasi oleh perawat dari ruangan masing –masing
2. Perawat pengantar pasien mendaftarkan ulang di Instalasi Kamar Operasi
3. Perawat Kamar Operasi menerima status pasien dari perawat ruangan / perawat pengantar, kemudian membawa pasien masuk ke pintu masuk pasie sampai pada garis pembatas antara area semi ketat dan area bebas terbatas
4. Penggantian baju pasien dilakukan di ruang kamar operasi yang telah disediakan di Instalasi Kamar Operasi
5. Mengidentifikasi data pasien seperti : nama, umur,register diagnosa dan informad consent
6. Perawat pengirim obat- obat dan alat-alat yang diperlukan ke Farmasi
7. Lakukan asuhan keperawatan sesuai dengan proses keperawatan (pengkajian, identifikasi, dan evaluasi)
8. Kemudian pasien dimasukkan ke kamar induksi
UNIT TERKAIT Instalasi Kamar Operasi dan Instalasi Farmasi
STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL PERBAIKAN / PEMELIHARAAN ALAT MEDIS /
NON MEDIS DAN SARANA FISIK LAINNYA
DARI INSTALASI KAMAR OPERASI KE
INSTALASI SARANA DAN PERBAIKAN ALAT
No. Terbit No. Revisi Halaman
SOP Tanggal Terbit
Ditetapkan Oleh,
Direktur Rsu. Sari Mutiara
Medan
Dr. TahimSolin, MMR
PENGERTIAN Suatu langkah-langkah program operasi cito di Instalasi Kamar Operasi
TUJUAN Mengatur tata cara pengusulan dan pelaksanaan Kamar Operasi
KEBIJAKAN
PROSEDUR Ka. Pengelolahan Kamar Operasi
Mengirimkan permintaan perbaikan / pemeliharaan kepada instalasi sarana dan perbaikan alat
Mendata dan mencatat barang- barang / alat- alat yang rusak dalam buku kerusakan alat kemudian diajukan ke instalasi Sarana dan perbaikan alat dan diketahui Ka. Instalasi Kamar Operasi
Menandatangani pengiriman permintaan kerusakan alat-alat dan sarana lain-lain
Menulis permintaan perbaikan kerusakan ke instalasi sarana dan perbaikan alat untuk penangan ditempat
Mengepaluasi dan monitoring hasil perbaikan dari instalasi sarana dan perbaikan alat
Kerusakan barang-barang / alat-alat yang tidak bisa diperbaiki, Ka . Pengelola instalasi Kamar operasi memberi surat ke Instalasi sarana dan Prasarana untuk permintaan perbaikan alat
Kerusakan barang-barang/ alat-alat yang tidak bisa diperbaik, Ka. Instalasi Kamar Operasi memberi surat permintaan perbaikan alat ke Instalasi Sarana dan prasarana (IPS)
UNIT TERKAIT Instalasi Kamar Operasi, Instalasi Sarana dan Perbaikan
STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL
DENGAN PROTAP PEMBERIAN INFORM CONSENT
No. Dokumen No. Revinsi Halaman
Standar
Operasional
Prosedur
(SOP)
Tanggal Terbit
Ditetapkan Oleh,
Direktur Rsu. Sari Mutiara
Medan
Dr. TahimSolin, MMR
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Setelah dokter menentukan diagnosa penyakit yang di derita oleh seorang pasien dan perlu dilakukan tindakan dokter segera memberikan informasi kepada pasien atau ahli waris tentang penyakit dan tindakan yang akan di berikan
2. Dalam memberikan informasi dokter harus didampingi keluarga / perawat/ bidang sebagai saksi
3. Setelah pasien /ahli waris paham dan menyetijui atas tidakan maka persetujauan tersebut di tuangkan pada surat peryataan yang tersedia
4. Bila pasien / ahli waris menolak, juga dituangkan pada surat peryaataan yang tersedia
5. Saksi juga ikut menandatangani surat pernyataan yang di buat pasien / ahli waris
Setiap surat pernyataan yang dibuat dijadikan satu pada file rekam medis pasien tersebut
Unit terkait Instalasi Kamar Operasi IRJA dan IRNA
STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL
DENGAN SOAP MENGHILANGKAN EFEK EMOSIONAL
DAN
MEMBERI RASA AMAN PADA PASIEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Standar
Operasional
Prosedur
Tanggal terbit
Ditetapkan Oleh,
Direktur Rsu. Sari Mutiara
(SOP) Medan
Dr. Tahim Solin, MMR
Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan / mengedalikan efek emosional dan memberikan rasa aman kepada pasien
Tujuan Efek emosional dapat diatasi / dikendalikan sehingga pasien merasa aman dan nyaman
Melakukan kebersihan harian dan priodic (mingguan ) serta kebersihan khusus pasien infeksi
Instalasi Patologi Klinik
Melakukan SWEB ssuai jadwal yang ditentuakan
Melakuakan voogin sesuai permintaan kamr operasi
Sandar Alat
Prosedur
1. Dokter Bedah
a. Dokter bedah berkewajiban mempersiakan kodisi pasien dalam kondisi sebaik- baiknya
b. Dokter bedah berkewajiban menjelaskan kepada pasien dan keluarganya memgenai tindakan opersasi yang akan dilakukan, tujuan dan resiko/ akibat tindakan operasi tersebut sejelas- jelasnya sehingga mengerti benar
c. Dokter bedah berkewajiban meminta informed
consent dan menanda tangani perjanjian setelah ditanda tangani oleh yang menyatakan, saksi keluarga dan perawat saksi
1 hari sebelum hari operasi yang ditetapkanb. Dokter anastesi wajib mengutamakan kesehatan
dan kepentingan pasien c. Dokter anastesi wajib memberikan penjelasan
kepada pasien dan keluarga tentang proses anastesi sehingga mengerti dan jelas
3. Perawat Kamar Bedaha. Memberikan informasi kepada pasien tentang
prosedur pelaksanaan operasi sesuai batas kewenangan perawat
b. Perawat wajib menghormati hak-hak pasien dan menjaga rahasia serta privasi pasien
c. Perawat wajib memberikan asuhan keperawatan di kamar operasi
Unit Terkat Instalasi Operasi, Anastesi
STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL
DENGAN KEBIJAKAN, TUJUAN ORGANISASI DAN
PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN STERILISASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Standar
Operasional
Tanggal terbit
Ditetapkan Oleh,
Prosedur
(SOP)
Direktur Rsu. Sari Mutiara
Medan
Dr. Tahim Solin, MMR
Pengetian Sebagai acuan untuk meumbuhkan budaya bekerja untuk menciptakan lingkungan bebas infeksi
Tujuan 1. Dimengerti oleh staf klinik pada setiap tingkat dari petugas kesehatan sampai kepetugas pembersih dan pemeliharaan
2. Mendorong dan memfasilitasi pembangan dan pelayanan CCSD
3. Memfasilitasi pembinaan managemen dan teknisi penata laksanaan pelayanan CCSD
4. Melibatkan tim pemgendalian infeksi nasokomial RS dan unit –unit terkait dalam menyusun pedoman dan kebijakan
5. Mendorong dan memfasilitasi pengelolahan sanitasi dan limbah RS
Tujuan Kebijakan organisasi 1. Mewujudkan pelayanan penunjang medic sterilisasi yang efektif,efisien dan bermutu
2. Menurunkan angka kejadian infeksi dan membantu pengendalian infeksi naso komial RS
3. Memutuskan mata rantai penyebaran kuman di lingungan RS
4. Mengawasi proses sterilisasi 5. Yang dimaksud pedoman pelaksanaan pelayanan sterilisasi
didasarkan sesuai dngan standard operating prosedur (SOP), antara lain
Kegiatan yang memproses semua bahan peralatan dan perlengkapan yang di butuhkan untuk pelayanan medic di RS mulai dari :
a. Perencanaanb. Pengadaan c. Pencucian d. Pengemasan e. Pemberian tanda f. Proses Sterilisasig. Penyimpanan h. Sterilisasii. Distribusi
Tujuan Sterilisasi 1. Membunuh semua mikroorganisme termasuk bakteri dan endospora
2. Menyediakan peralatan dan sterilisasi termasuk tindakan medis, penunjang medis dan asuhan keperawatan dan lain-lain
3. Mengurangi kejadian infeksi nasokomial melalui tersedianya peralatan yang telah mengalami sortir, pencucian, desinfeksi, dan sterilisasi dengan sempurna
4. Memutuskan mata rantai penyebarabaran kenyaman dilingkungan RS
STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL
DENGAN PROTAP DESINFEKSI TINGKAT TINNGGI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Standar
Operasionl
Prosedur
(SOP)
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh,
Direktur Rsu. Sari Mutiara
Medan
Dr. Tahim Solin, MMR
Pengertian Tata cara mengetahui pemakain desinfeksi
Tujuan Agar pemakain desinfeksi mengetahu langkah –langkah pemakain desinfeksi dengan benar
Kebijakan Sebagai salah satu langkah menghindari infeksi nasokomial
kepada petugas maupun pasien
Prosedur Desinfeksi tingkat tinggi ada 3 cara ;1. Desinfeksi tingkat tinggi dengan merebus2. Desinfeksi tingkat tinggi dengan pengukusan 3. Desinfeksi tingkat tinggi dengan kemiawi
Ada Desinfeksi tingkat tinngi dengan merebus :
1. Dekonmasikan dan bersikan semua alat –alat akan didesinfeksi tingkat tinggi
2. Semua alat harus terenndam air atur permukaan sedemikian rupa 2,1 cm (1 inci) air diatas alat
3. Tutup rapat dan biarka alat mendidih serta berputar (kurangi panas pada perubusan
4. Mulai mencatat waktu proses Desinfeksi tingkat tinggi waktu dicatat setelah air mendidih
5. Rebus alat-alat selama 20 menit, seteklah dingin angkat jangan biarkan alat terendam
6. Dalam air, karena sewaktu air mulai dingin kuman dan partikel- partikel masuk dalam container dan dapat memgontaminasi ala-alat
Dekontaminasi tingkat tinggi dengan Pengukusan 1. Istrument kanula AVM plastik dan alat –alat lain
masukkan kedalam alat pengukusan 2. Tutup dan didihkan sampai air mendidih 3. Waktu uap mulai keluar dari panel dan tutup rata waktu
dipakai 6. Dengan menggunakan kukusan pinset joderem yang
Didesinfeksi tinkat tingi di pindahkan alat-alat kering kedalam container yang kering dan telah didesinfeksi tingkat tinggi
Dokumentasi Tingkat Tinggi Dengan bahan kimiawi1. Dekontaminasi alat-alat dan benda-benda lain yang
terkontaminasi darah2. Masukkan semua benda dalam wadah desinfeksi
tingkat tinggi 3. Aduk selama 20 menit 4. Pindahkan alat-alat dengan menggunakan sarung tangan 5. Bersihkana dengan air matang 3x dan keringkan diudara 6. Segera dipakai atau disimpan dalam container yang
kering dan telah didesinfeksi tingkat tinggi
Unit Terkait Petugas Kamar Operasi
STANDARD PROSED OPERASIONAL
DENGAN PROTAP PEMASANGAN KATETER
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Standar
Operasional
Prosedur
(SOP)
Tanggal Terbit
Ditetapkan Oleh,
Direktur Rsu. Sari Mutiara
Medan
Dr. Tahim Solin, MMR
Pengertian Memasukkan kateter kedalam kandung kemih untuk mengeluarkan urin
Tujuan Sebagai acuan untuk memasang kateter
Kebijaka Tata cara pemasangan bagi pasien yang memerlukan pengosongan kandung kemih
Petugas - Dokter- Perawat- Bidan
Persiapan 1. Alat 1 buah duk alas steril 1 buah duk berlubang steril 1 buah mangkok steril Dawor kateter Urin bag 1 pasang saung tangan Kapas sublimat tanga Korentang steril Jelly Perlak Plerter + gunting Aquades steril 20 cc, 30 cc Spuit 10 cc 1 set Catatan keperawatan + alat tulis2. Pasien Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tindakan
pemasangan kateter Siapkan lingkunga, tamu disuruh, keluar, tutup tiraidan pintu
kamar pasien
Prosedur Perawat membawa ala-alat kedekat tempat tidur pasien Perawat mencuci tangan Perawat melepas pakain bawah pasien Perawat mengatur posisi pasien untuk memasang kateter - Wanita: personal recumbet- Pria :supine Perawat meletakkan set kateter diantara kedua tungkai
bawah pasien dengan jarak minimal 45cm perineum pasien Perawat mamakai sarung tangan Perawat membuka set kateter Perawat membersihkan daerah meatus denag kapas sublimat- Cara wanita : buka labia dengan menggunakan jari telunjuk
dan ibu jari tangan kiri bersihkan daerah labia luar,terakhir bagian meatus dengan tangan kanan, kapas hanya sekali pakai. Bersihkan minimum3-4 kali
- Cara Pria : pegang daerah dibawah glands penis dengan ibu jari dan telunjuk, bersihkan daerah arah melingkar dari meates keluar minimum 3-4 kali
Perawat membuka poly kateter lumasi ujung kateter dengan jelly
- Wanita : 4-5 cm- Pria : 15-18 cm
Perawat memasukkan kateter secara perlahan- lahan
- Wanita : sepanjang 5-7 cm sampai urine keluar - Pria : sepanjang 18-20 cm sampai urine keluar
Tegangkan penis dengan sudut 90
Jika memasukkan kateter terasa adanya tahanan jangan
Dilanjutkan
Perawat memasukkan lagi kateter sepanjang 2 cm sambil sediki
t diputar, bila urin sudah keluar
Perawat mengisi balon kateter dengan aqudest senbanyak 30 cc dengan menggunakan spuit tanpa jarum
Perawat menarik kateter secara perlahan –lahan sampai ada tahanan balon
Perawat memfiksasi kateter menggunakan plester Perawat menggantungkan urin bag dengan posisi rendah dari
pada vesica urineria Rapikan pasien, bantu memberikan posisi tidur yang
menyenangkan
Perawat merapikan alat- alat dibersihkan dan dikembalikan pada tempatnya
Perawat mencuci tangan Perawat mencatat pada catatan keperawatan, waktu prosedur pelaksanan, kondisi perenium dan meatus konsistensi warna bau ,jumlah urine reaksi pasien
Unit Terkait 1. IGD2. ICU, OK3. V K4. Poliklinik bedah5. Ruangan Rawat Inap
STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL
DENGAN PROTAP PEMASANGAN KATETER VENA
No Dokumen No. Revisi Halaman
Standar
Operasional
Tanggal Terbit
Ditetapkan Oleh,
Direktur Rsu. Sari Mutiara
Medan
Prosedur
(SOP) Dr. Tahim Solin, MMR
Pengertian - Sebagai acuan untuk memerlukan I. V kedalam vena- Peemberian cairan melalui pemasangan infuse
Tujuan Sebagai acuan lengkap untuk pemasangan infuse
Prosedur 1. Petugas2. Dokter3. Bidan
Persiapan 1. Cairan infus sesuai dengan instruksi dokter2. Set infuse steril3. Kateter intra vena steril sesuai dengan ukuran 4. Standar infus 5. Kapas alcohol6. Betadine salf7. Perawat 8. Tourniquet9. Kasa steril10. Gunting plester11. Piala ginjal12. Spalk (kalau perlu)13. Baki14. Sarung tangan 15. Alat tulis
Persiapan Pasien Perawat memberi tahu pasien tantangtindakan yang akan di lakukan
Perawat menyiapkan lingkunganPersiapan Perawat 1. Sebelum memberikan obat, perawat harus yakin dan
berpegangan pada prinsip 5 benar yaitu:a. Benar pasienb. Benar obatc. Benar dosisd. Benar waktue. Benar cara pemberian 2. Perawat harus tenang dan tak boleh terburu-buru
Prosedur 1. Perawat membawa bahan alat-alat yang telah dipersiapkan dan meletakkan ditempat yang mudah di jangkau dan meletakkan di samping tempat tidur
2. Perawat mencuci tangan3. Buka botol infus dan set infus dari kantongnya dan
sambungkan dengan selang infuse. Gantungkan botol
cairan pada standar infus. Pencet drip/ penampung pada selang infus, sehingga cairan infus masuk ke drip, lalu buka klem dan alirkan caiaran sampai memenuhi selang infus. Hilangkan, keluarkan udara sampai yakni dalam selang tidak ada udara
4. Perawat menentukan infus5. Perawat meletakkan petlak kecil di bawah daerah yang
akan ditusuk 6. Perawat memasang sarunga tangan 7. Perawat memegang kateter intra vena pada sudut 15
sejajar dengan vena. Setelah ujung jarum masuk hampir sejajar denga vena, kateter kemudian jarum dimasukkan ke vena, keluar darah, maka satu tangan mendorong kanula. Sementara tangan lain menarik jarum perlahan –lahan jarum perlahan- lahan, setelah jaru keluar dan darah keluar torniquent dan genggaman di buka, kateter intravena segera disambungkan keselang dan cairan segera dialirkan
8. Setelah yakin aliran lancar, daerah penusukan di olesi betadine salf dan di tutup denag kapas steril lalu di fiksasi denga plester KP atau perli pakai spalk
9. Perawat mengatur kecepatan tetesan infus sesuai instruksi
10. Perawat mengatur posisi pasien yang nyaman dan tidak memghambatin aliran cairan dan memberi tahu tindakan sudah selesai
11. Perawat membersihkan alat dan memgembalikan ketempat semula
12. Perawat mencucu tangan13. Perawat mencatat tangan dan jam pemberian cairan
jenis cairan pada catatan keperawatan 14. Perawat mengobsepasi pasien
Unit Terkait 1. IGD2. OK3. ICU4. Seluruh ruanga
STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL
DENGAN PROTAP STERILISASI RUANG OPERASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Standar
Operasional
Prosedur
(SOP)
Tanggal Terbit
Ditetapkan Oleh,
Direktur Rsu. Sari Mutiara
Medan
Dr. Tahim Solin, MMR
Pengertian Sebagai acuan melakukan sterolisasi Ruangan Operasi
Tujuan Untuk mendapatkan Ruang Opererasi Steril
Kebijakan Pelayanan Steril
Prosedur Pada pagi hari semua permukaan seperti meja dan kursi harus dibersihkan dilap dengan kain lembut yang bebas lembab dan bersih untuk menghilangkan debu yang sudah terkumpal semalaman
Tutup ruangan untuk meminimalkan debu dan memgurangi masuknya lalat, lebih baik bila ada AC sentral apabila jendela adalah satu-satunya pentilasi, pasangla tirai
Ruangan operasi harus ditempatkan jauh dari areal fasilitas runah sakit atau perawatan kesehatan yang banyak dilalui oleh petugas dan pasien
Sebelum prosedur bedah
- Tempatkan sebuah container bersih dan tutup yang sudah diisi dengan larutan klorin 0,5% atau desinfektan lainya yang diakui dan tersedia pada tingkat lokal untuk dekontaminasi instrument dan peralatan lainnya segera ketika tidak lagi dibutuhkan
- Tempatkan tong sampah anti bocor untuk penampungan yang aman atas benda- benda tajam (misalnya jaru dan spuit, skapel sekali pakai) waktu penggunaan tetap tanpa mengontaminasi bedang steril tersebut
- Tatalah meja instrumen pada area yang jauh dari pola lalu lintas dan sekurang –kurangnya 45 cm dari dinding dan permukaan non steril lainnya
- Tutup meja operasi dengan kain / linen yang bersih- Tempatkan suplai dan paling yang sudah dicek dan siap
untuk di buka pada meja operasi
- Meja instrument dan permukaan Nonsteril lainnya yang akan digunakan selam prosedur ditutup denga linen steril
Selama Prosedur Bedah
- Batasi jumlah petugas yang memasuki ruang operasi hanya bagi mereka yang akan melakukan prosedur bagi pasien (anggota keluarga bila dibutuhkan) pastikan tim bedah dapat bekerja sendiri sehingga bantuan dari pihak luar tidak diperlukan
- Pastikan pintu selalu tertutup kecuali selama keluar masukm petugas, pasien dan peralatan
- Jagalah seminimal mungkin jumlah orang keluar masuk karena jumlah mikroorganisme meningkat dengan bertambahnya aktifitas
- Jagalah perbincangan seminimal mungkin diarea steril- Petugas- petugas asisten bedah harus memakai pakain
bedah penuh termasuk menutup seluruh kepala dan rambutpakai sepatu yang steril (sepatu tertutup) masker dan kaca mata pelindung
- Setelah prosedur bedah selesai lakukan pembersihan total bagian atas kebagi bawah ruamg opersi perlu dilakukan pada akhir kegiatan setiap setiap hari
- Bersihkan percikan darah, cairan tubuh dan cairan yang potensial menginfeksi dengan larutan klorin 0,5%
- Pembersih total diantara 2 operasi tidak perlu dilakukan
Unit Terkait Petugas Kamar Operasi
STANDARD PROSEDUR OPERSIONAL
DENGAN PROTAP STERILISASI BAJU OPERASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Standar Tanggal Terbit
Operasional
Prosedur
(SOP)
Ditetapkan Oleh,
Direktur Rsu. Sari Mutiara
Medan
Dr. Tahim Solin, MMR
Pengertian Tata cara untuk mengetahi sterilisasi baju operasi
Tujuan Salah satu upaya Pendalian Infeksi
Kebijaka Semua linen, baju Operasi yang dipakai lagi kemudian disterilkan
Operasi harus dicuci sebelum di pakai lagi kemudian disterilkan
Posedur a. Baju operasi diterima dari loundry setelah bersih dan kering
b. Petugas CCSD Melipatkan dan menyusun dalam container baju sesuai denga paket –paket bedah
c. Bungkus, dan sterilkan di autoclave d. Seleasi proses diinginkan dan simpan di tempat lemari
sterile. Kirimkan user
Unit Terkait Petugas Kamar Operasi
STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL
DENGAN PROTAP STERILISASI RUANG OPERASI
DENGAN
SISTEM FOGING
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Standar
Operasional
Prosedur
(SOP)
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh,
Direktur Rsu. Sari Mutiara
Medan
Dr. Tahim Solin, MMR
Pengertian Sebagai acuan untuk mengetahui tata cara sterilisasi ruangan operasi setelah operasi pasien infeksi resiko tinggi (HIV),dan sebagainya
Tujuan Untuk mencegah infeksi Nasokomial
Kebijakan Foging ruangan operasi, dilakukan 2x sebula, minggu pertama (1) dan minggu ketiga (III)
Kecuali kasus infeksi resiko tinggi seperti (HIV, Hepatitis dan lain- lain dilakukan segera (Cito)
Agar pertugas instalasi COT menginformasikan segera Ka. Istalasi CSSD untuk siap disterilkan
Prosedur a. Bersihkan ruangan operasi setelah siap operasib. Persiapkan larutan Chlorin 0,5% dalam container yang
bersihc. Meja opererasi, meja instrument dan alat-alat lainnya di
lap dengan larutan 0,5% dan dibilas dengan air bersihd. Lantai dipel dengan larutan Chorin 0,5% e. Tempatkan peralatan seperti alat anastesi pada posisinya f. Tatalah meja, meja instrument pada posisinya g. Kemudian petugas CSSD mesterilkan ruangan COT
lengkap dengan pelindung seperti kaca mata, masker, topi dan baju operasional sepatu boat
h. Desinfeksi yang digunakan adalah Anois D.D.S.H, dimana larutan desinfeksi ini dapat membersihkan dan mendesinfeksi permukaan dan peralatan dengan cara menyeprotkan pada permukaan yang akan dibersihkan dan di Desinfeksi, lalu di lap dengan kain kering dan bersihkan ini dapat mematikan bakteri, jamur virus (HIV HBV) dan lain -lain
i. Selama proses petugas CSSD keluar dari ruangan COT dan alat Foaging keluarkan dari ruangan operasi
j. Biarkan jamk. Setelah proses dapat di pakai kembali
Unit Terkait Petugas Kamar Operasi
STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL
DENGAN PROTAP STERILISASI KASA HIDROPIL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Sandar
Operasional
Prosedur
(SOP)
Tanggal Terbit
Ditetapkan Oleh,
Direktur Rsu. Sari Mutiara
Medan
Dr. Tahim Solin, MMR
Pengertian Sebagai acuan untuk mengetahui sterilisasi kasa Hidrofil
Tujuan Untuk menghindari infeksi Nasokomial
Kebijakan
Prosedur 1. Petugas CSSD memotong kian kasa sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan
2. Lalu dilipat sesuai dengan penggunan operasi3. Masukkan dalam Tromel4. Sterilkan di Autoclav
5. Setelah sesuai proses kirimkan ke user
Unit Terkait Petugas Kamar Operasi
STANDARD PROSEDUR OPERASIONL
DENGAN PROSEDUR STERILISASI INSTRUMENT
BEDAH INFEKSI RESIKO TINGGI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Standar
Operasionl
Prosedur
(SOP)
Tanggal Terbit
Ditetapkan Oleh,
Direktur Rsu. Sari Mutiara
Medan
Dr. Tahim Solin, MMR
Pengertian Cara sterilisasi instrument bedah dilakukan setiap hari dan jam kerja
Tujuan Sebagai acuan proses sterilisasi instrument bedah untuk keperluan operasi
Kebijakan Sterilisasi instrument bedah dilakukan diruangan kamar operasi
Prosedur 1. Bersihkan instrument bedah jenis logam dengan air mengalir sehingga darah yang melekat dialat bersih
dari darah2. Rendam alat dengan Cholorin 0,5% selama 10 menit3. Lanjutkan proses pencucian di ulthrasonik dengan
tahapan berikut :a. Lakukan perendaman dengan Atiseptik selama 30
menit b. Bilas dengan air hangat dan pindahkan kabagian
pengeringan di masin yang sama 4. Set instrument sesuai dengan jenis tindakan operasi5. Bungkus dengan ke Auntoclav6. Bungkus dengan kain katun putih 7. Masukkan ke Autoclav8. Sterilkan selama 60 menit dengan temperature 132 C 9. Dinginkan10. Setelah selesai diproses dapat di distribusikan
Unit Terkait Petugas Kamar Operasi
STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL
DENGAN PROTAP MENCUCI INSTRUMENT
DAN MENSTERILKAN
No. Dokumen No.Revisi Halaman
Standar
Operasional
Prosedur
(SOP)
Tanggal Terbit
Ditetapkan Oleh,
Direktur Rsu. Sari Mutiara
Medan
Dr. Tahim Solin, MMR
Pengertian Sebagai acuan untuk membersihkan instrunent dari kotoran berupa darah cairan tubuh yang lain dan jaringan tumbuh
Tujuan Agar instrument bersih, sehingga tidak terjadi infeksi melalui alat tersebut
Kebijakan Tidak diperbolehkan memakai air panas karena dapat mengakibatkan koagulasi protein dan darah serta sulit di bersihkan
Prosedur - Rendam alat setelah siap pakai dengan Cholorin 0,5% atau disenfektan lain selama 10 menit
- Gosok instrumen, gunakan sikat halus dan sabun cair atau deterjen dan air
- Bilas kembali dengan air bersih sehingga sabun dan deterjen bersih
- Keringkan dengan cara diangin-angin atau dengan cara melap bersih
- Setelah itu sterilkan atau desinfeksi tingkat tinggi- Alat/ bahan diambil secara Aseptis dan disimpan
dalam tempat steril- Alat / bahan apabila tersimpan dalam tempat
tertutup dianggap steril selama 1 minggu penyimpanan
Unit Terkait Petugas Kamar Operasi
STANDART PROSEDUR OPERASIONAL HERNIOTOMY
No.Dokumen No.Revisi Halaman
SPO Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh ;
Direktur RSU Sari Mutiara Medan
PENGERTIAN Pembebasan kantong hernia sampai kelehernya,kantong dibuka dan diisi hernia dibebaskan,kantong hernia dijahit ikat spoksimal mungkin
Penderita tidak kooperatif Secara anatomis tidak dapat dilakukan Sepsis
PROSEDUR Bahan dan Alat
Desinfektan Alcohol 70% NaCl 0,9% Kasa steril Sarung tangan steril Intrumen herniatomi,bila perlu set laparatomi Benang absorbable dan non absorbable Plester
Prosedur Tindakan
Tutup desinfeksi daerah operasi dengan iodine dan alcohol Dengan kain steril kecuali lapangan operasi Insisi tranversal inguinal pada lipatan kulit paling
abdomen Kantong dipisahkan menjadi proksimal dan distal Kantong proksimal diikat setinggi mungkin sampai
mencapai feritoneal fat Kantong distal dibiarkan terbuka Luka operasi ditutup lapis demi lapis Luka operasi ditutup dengan kasa steril dan plester
PERHATIAN Penyulit:
Hernia inkarserata dengan gangguan pasace dan vaskularisasi Infeksi iatrogenic Perdarahan Keadaan umum jelek
Efek samping
Infeksi luka operasi Iritasi kulit
UNIT TERKAIT Sud Departemen Bedah
STANDART PROSEDUR OPERASIONAL SIMPLE MASTECTOMY
No.Dokumen No.Revisi Halaman
SPO Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh ;
Direktur RSU Sari Mutiara Medan
PENGERTIAN Pengangkatan jaringan kelenjar payudara,kulit,putting,dan aerola sampai fascia musculus pectoralis mayor tanpa disertai pengangkatan kelenjar getah bening axilla
TUJUAN Indikasi :
Tumor jinak payudara diameter >5 cm Tumor ganas payudara stadium “0” Operasi ditunjukkan untuk profilaksi terhadap Paget’s disease Tumor phylodes Soft tissue sarcoma di payudara
PROSEDUR Bahan dan Alat
Desinfektan Alcohol 70% NaCl 0,9% Kasa steril Sarung tangan steril Baju steril Kain steril (penutup lapangan operasi) Set infuse dengan cairan kristaloid Jarum spuit Pisau operasi no 11 dan no 15 Jarum lengkung traumatyk dan atraumatik Benang absorbable dan non absorbable NGT no 16 atau 18 Plester Wadah steril Bahan fiksasi
- Alcohol 96%- Formalin 10%
Masker - Metilen blue
Alat bedah:- klem hernostatik- klem kocher- pinset anatomis dan sirurgis- retractor/hak garuk- gunting jaringan dan benang- pemegang jarum
- pemegang pisau- electro cauter set
Prosedur Tindakan
pasien diatas meja operasi posisi supine dilakukan anastesi umum
punggung sisi lesi diganjal dengan bantal,lengan abduksi ektensi 90
desinfeksi daerah operasi dengan iodine sampai kelengan,tutup dengan kain steril kecuali lapangan operasi.lengan dibungkus dengan stoking steril
dengan insisi ada 3 jenis: Willimayer,Stewart dan Halsted,pilihan isnsisi disesuaikan dengan lokasi dan besar tumor
masker I: batas masa tumor dan atas insisi berbentuk elips jarak 1-2 cm dari batas pinggir tumor (kecuali soft tissue sarcoma 5 cm) dengan mengikutsertakan putting dan aerola komleks
masker II: batas diseksi atau flap- lateral : pinggir anterior m.Latisium dorsi- medial : garis tengah sternum- superior : otot subclavia- inferior : 2-3 cm dari lipatan bawah payudara
dilakukan insisi sesuai dengan masker I dengan pisau miring kearah flap dan diperdalam sampai subkutis dengan bantuan tarikan hak garuk pada bakal flap,massa jaringan payudara dibebaskan dengan pisau diserati dari kulit dan subkutis kesemua arah batas masker II
kemudian dilakukan pembebasan jaringan payudara dengan mengikutsertakan fascia muskulus pectoralis mayor. Fascia diinsisi dari tepi medial kearah tengah payudara. Bagian superior sampai bawah klavikula dan bagian inferior mulai dari batas bawah dan pinggir anterior musculus lastissius dorsi ( jaringan payudara diangkat beserta facia musculus pectoralis mayor)
control pendarahan (terutama cabang-cabang arteri thoracic intermus) diintefikasi dan diligari
luka operasi dicuci dengan NaCl 0.9% sampai bersih dilakukan penutupan luka dengan menjahit jaringan
subkutis dan kutis dan memasang drain vakung 1 dan 2 buah
luka operasi ditutup dengan kasa steril dan plester masa jaringan payudara beserta tumor dikirim ke
laboratorium patologi anatomi
PERHATIAN Penyulit:
lokasi tumor ukuran tumor keterlibatan kulit perdarahan
Efek samping
Infeksi Negrosis kulit/jaringan Perdarahan Keloid
KEBIJAKAN
UNIT TERKAIT Sud Departemen Bedah
STANDART PROSEDUR OPERASIONAL BIOPSI TUMOR JARINGAN LUNAK
No.Dokumen No.Revisi Halaman
SPO Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh ;
Direktur RSU Sari Mutiara Medan
PENGERTIAN Biopsi eksisi adalah tindakan pengangkatan keseluruhan massa tumar dan sebagian jaringan sehat sekitarnya untuk diacnostic dan teraupeutik
TUJUAN Indikasi :
tumor yang kecil dengan diameter 2-3 tumor yang belum terlibat kulit lesi polypoid daerah kolon,payudara,lesi kecil dikulit tidak bisa ditentukan diagnosis terhadap jaringan tumor
yang diambil secara biopsy insisi massa tumor teraba
Kontra indikasi:
tumor dicurigai ganas dengan jaringan berukuran >3 cm tumor skeletal dan tumor ganas jaringan lunak (sarcoma)
PROSEDUR Bahan dan Alat
Desinfektan Alcohol Kasa steril Sarung tangan steril Baju steril Kain steril ( penutup lapangan operasi) Set infuse dengan cairan kristaloid Jarum spuit Pisau operasi no 11 dan no 15 Jarum lengkung traumatyk dan autrumatik Benang absorbable dan non absorbable Plester Wadah steril dan spesimen Bahan fiksasi
- Alcohol 96%- Formalin 10%
Alat bedah:- klem hernostatik- klem kocher- pinset anatomis dan sirurgis- retractor/hak garuk- gunting jaringan dan benang- pemegang jarum- pemegang pisau
Prosedur Tindakan
tentukan daerah yang akan dilakukan diinsisi dibuat masker insisi diatas massa tumor berbentuk elips desinfeksi dengan larutan iodine daerah sekitas lapangan operasi ditutup dengan kain steril anasteri dengan lidocain atau pehacain bial perlu dilakukan
anastesi regional atau umum dilakukan insisi sesuai masker dengan menggunakan pisau
insissi ( massa piksasi dengan jari operator) luka insisi diperdalam dan dengan menggunakan gunting
diseksi,massa tumor dan sebagian jaringan normal dibebaskan
massa tumor yang sudah dikeluarkan dibelah untuk mengevaluasi gambaran makroskopisnya kemudian dimasukan kedalam wadah steril dan diberi larutan formalin atau alcohol
terhadap luka operasi dilakukan control perdarahan kemudian dilakukan penjahitan
luka operasi ditutup dengan kasa steril dan diplesterPERHATIAN Penyulit:
massa yang akan dieksisi berada dekat dengan stuktur penting yang mungkin dapat mengalami cedera selama tindakan
Efek samping
Infeksi Jaringan parut Hematoma Nyeri didaerah luka sayatan
KEBIJAKAN
UNIT TERKAIT Sud Departemen Bedah
STANDART PROSEDUR OPERASIONAL VENA SEKTIE
No.Dokumen No.Revisi Halaman
SPO Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh ;
Direktur RSU Sari Mutiara Medan
PENGERTIAN Vena sektie/venous cutdouwn : akses pemasangan jalur intra vena pada vena perifer (vena safena magna) secara terbuka
TUJUAN Akses cepat pada saat diperlukan resusitasi cepat pada penderita syok hopovolemik dan terjadi kegagalan akses biasa
PROSEDUR Bahan dan Alat
- NaCl 0,9%- Mersik 3/10- Alcohol 70%- Povidone iodine 10%- Tourniquet elastic- Sarung tangan steril- Abokat sesuai ukuran- Infuse set- Three way stop cock- Sufratulle- Plester- Set bedah minor steril
Prosedur Tindakan
Pasang tourniquet elastic diproksimal tempat yang akan dilakukan akses
Tindakan asepsi dan antisepsis Insisi transverse 2 cm anterior diatas maeleous medialis
mulai dari cutis sampai subkutis Eksporasi vena safena magna Dilakukan teugel proksimal dan distal vena diligasi Control perdarahan tutup luka operasi dengan memfiksasi
abokat Tutup luka dengan kasa steril
PERHATIAN Kontra Indikasi: - secara anatomis tidak dapat dilaukukan
- Fraktur pada ektremitas yang diakses- Phlebilitis
Penyulit:
Syok yang tidak teratasi Keadaan umum jelek
Efek samping
Phlebitis Infeksi luka operasi
UNIT TERKAIT - IGD- ICU/ICCU/NICU- Departemen bedah dan Anastesi- Departemen anak
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PENANGANAN LOKAL DUGAAN PATAH TULANG EKSTREMITAS
(TERTUTUP/TERBUKA)
No.Dokumen No.Revisi Halaman
SPO Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh ;
Direktur RSU Sari Mutiara Medan
PENGERTIAN Suatu tindakan emergency diruang gawat darurat yang harus dilakukan pada kasus dugaan trauma disertai patah tulang ektremitas tertutup/terbuka
TUJUAN Mengatasi atau mengurangi rasa nyeri akibat fraktur dan mencegah terjadinya cedera yang lebih berat.
Mencegah terjadinya infeksi yang lebih berat/lebih luas
PROSEDUR Bahan dan Alat
Sarung tangan steril Larutan infuse (Rl/NaCl) Infuse set
a. Femur/Tibia : sepanjang tungkai bawah (3 buah)b. Humerus.Radius : sepanjang tungkai atas (3 Buah)
Prosedur Tindakan
Pemeriksaan TTV (kesadaran/tensi/nadi/respirasi/suhu) dan evaluasi pada daerah ektremitas yang mengalami cedera
Pasang infuse RL/NaCl) 20 tts/menit Jika tidak ada luka,tetapi terdapat hematum atau bengkak
atau nyeri pada penekanan /pergerakan pada ektremitas tersebut,dilakukan reposisi (pelurusan tungkai) secara hati-haridan segera dipasang bidai/spank.jika nyeri bertambah hebat maka proses reposisi (pelurusan tungkai) dihentikan dan langsung saja dipasang bidai/spalk
Jika terdapat luka segera dilakukan debridement atau pencucian luka dengan NaCl 0,9%,H2O2 dan larutan desinfektan.jika diameter luka lebih dari 10 cm,lakukan penjahitan luka secara sekunder dan setelah luka ditutup kasa steril,segera lakukan prosedur reposisi(lihat poin 2) dan pasang bidai/spalk
Berikan injeksi antibiotika inisial pada kasus patah tulang terbuka (skin test dulu)
Berikan injeksi analgetik (bila perlu) Lakukan pemeriksaan penunjang radiologi (x-ray) Konsulkan kedokter bedah tualng Jika terdapat multiple trauma,segera evaluasi dan tindakan
sesuai SOP yang lain.(bedah umum/bedah syaraf)PERHATIAN Awasi TTV sebelum-selama-setelah tindakan.yakini kondisi pasien
aman untuk dipindahkan dari IGD
UNIT TERKAIT IGD
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR FIKSASI INTERNA PATAH TULANG TERTUTUP
No.Dokumen No.Revisi Halaman
SPO Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh ;
Direktur RSU Sari Mutiara Medan
PENGERTIAN Suatu tindakan untuk mengatasi patah tulang terbuka dikamar operasi
TUJUAN Mengembalikan fungsi ambulasi/pergerakan pasien yang mengalami patah tulang terbuka
PROSEDUR Bahan dan Alat
Desinfektan Alcohol NaCl 0,9% Kasa steril Sarung tangan steril Kain steril Instrument ortopedi Benang absorbable dan non absorbable Plester Cauter listrik Suction Implant orthopedi
Prosedur Tindakan
Desinfeksi daerah operasi dengan iodine dan alcohol Tutup dengan kain steril kecuali lapangan operasi Luka daerah fraktur dilebarkan sampai tulang terpapar
Debridement pada seluruh tulang dan fragmen fraktur dilanjutkan reposisi
Piksasi dengan implant dan acrylic Luka operasi dicuci dan ditutup (jika perlu dipasang drain) Luka ditutup dengan kasa steril dan diplester (elastic
verband)PERHATIAN Jika perlu debridement/pembersihan luka ulang beberapa
hari kemudian diruang operasi Awasi penyulit : perdarahan/infeksi
KEBIJAKAN Perawatan luka diruangan harus optimal untuk mencegah infeksi
UNIT TERKAIT Sud Departemen Bedah
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PENANGANAN CEDERA TULANG BELAKANG
No.Dokumen No.Revisi Halaman
SPO Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh ;
Direktur RSU Sari Mutiara Medan
PENGERTIAN Penanganan emergenci pada trauma tulang belakang yang disertai/tanpa gangguan neurologis
TUJUAN Mencegah terjadinya cedera syaraf yang lebih kuat
Mengawasi gangguan BAK akibat gangguan neurologis
PROSEDUR Bahan dan Alat
Sarung tangan steril Larutan infuse (RL/NaCl) Infuse set Jarum abokat Papan/triplek selebar tandu Plester rol besar Bantal pasir (2Buah) Folly chateter no 16/18 Urin bag Gel NaCl 0,9% Spuit 3cc (10 buah) Spuit 10cc ( 1 buah)
Prosedur Tindakan
Pemeriksaan TTV Pasang infuse 20 tetes/menit Pasang oksigen (2-3 ltr/menit) Evaluasi pada daerah tulang belakang yang mengalami
cederaa. Pasien disuruh mengangkat /menggerakkan kedua
lenganb. Jika tidak bisa,segera pasang bantal pasir (2 buah)
atau 2 buah cairan infuse 500cc yang dibungkus kain ditiap sisi leher/kepala
c. Kepala diarahkan lurus dan dipasang plester melintang dari kedua tepi tandu setinggi dahi dan diplester harus menempel kuat diatas dahi sehingga kepala tidak bisa bergerak
d. Jika ke2 lengan msih bisa bergerak tetapi kedua tungkai bawah sulit digerakan,usahakan pasien berbaring lurus diatas tandu
e. Dipriksa apakah kandung kemih teraba penuh atau jika pasien mengeluh tidak bisa BAB segera dipasang kateter
Pasien di baringkan diatas tandu/branchart yang sudah diberi alas papa/triplek
Berikan injeksi analgetik jika diperlukan Segera konsul kedokter bedah tulang/dokter bedah syaraf
PERHATIAN Awasi saat menggerakkan tubuh pasien untuk mencegah cedera yang lebih parah
KEBIJAKAN
UNIT TERKAIT IGD
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PEMASANGAN GIPS ( POP )
No.Dokumen No.Revisi Halaman
SPO Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh ;
Direktur RSU Sari Mutiara Medan
PENGERTIAN Suatu tindakan sementara atau permanaen pada kasus trauma ekstremitas dengan/tanpa disertai fraktur
TUJUAN Untuk mengurangi rasa nyeri dan mengembalikan fungsi mobilisasi/pergerakan penyembuhan fraktur tanpa tindakan operasi
PROSEDUR Bahan dan Alat
- Sarung tangan steril- Gips (4 inci dan 6 inci)- Pelapis kulit (sofban) 4 inci dan 6 inci- Elastic perban 4 inci dan 6 inci- Poto rontgen
Prosedur Tindakan
Pasein dibaringkan diatas tempat tidur Ekstremitas yang akan dipasang gips dibersihkan dengan
air/alcohol Dengan dibantu asisten,dipasang pelapis kulit (softban) Pasang gips Tunggu sampai gips mengeras Bersihkan sisa-sisa pemasangan gips kulit pasien
PERHATIAN Berikan penjelasan pada pasien kemungkinan terjadi komplikasi kompertement syndrome
KEBIJAKAN
UNIT TERKAIT IGD/Poliklinik/OK
STANDART PROSEDUR OPERASIONAL PROGRAM OPERASI ELEKTIF INSTALASI KAMAR BEDAH
No.Dokumen No.Revisi Halaman
SPO Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh ;
Direktur RSU Sari Mutiara Medan
PENGERTIAN
TUJUAN 1. Memberikan fasilitas dan pelayanan operasi di instalasi kamar bedah operasi secara optimal
2. Memperlancar proses perencanaan operasi yang dikirim dari seluruh ruangan
3. Memberikan pedoman program operasi pada ruangan,yang menggunakan fasilitas instalasi kamar bedah
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Rencana program operasi untuk hari berikut dikirim ke instalasi kamar bedah operasi,paling lambat satu hari sebelum penjadwalan operasi
2. Perubahan atau penggantian program masih dapat dilakukan oleh tiap-tiap ruangan paling lambat 2 jam sebelum operasi,dengan memberi tau pada perawat jaga kamar operasi,bagian anstesi dan Ka.Instalasi kamar bedah operasi/yang mewakili
3. Untuk operasi pertama,pasien harus sudah tiba di instalasi kamar bedah operasi dari ruangan masing-masing.15 menit sebelum jam operasi yang telah ditentukan.untuk operasi kedua dan selanjutnyapasien akan dipanggil oleh petugas kamar bedah
4. Program operasi dikamar instalasi kamar bedah operasi supaya dimulai tepat pada waktunya,dengan demikian pasien dan tim (operator,anastesi,perawat)harus sudah siap dikar operasi
5. Bila sesuatu terjadi keterlambatan salah satu dari tim operator,dimohon yang bersangkutan segera memberitahukan keterlambatanya ke instalasi kamar bedah sebelum jam operasi yang telah ditentukan.keterlambatan tidak boleh lebih dari 30 menit.karena akan mengganggu program operasi berikutnya.apabila ditunggu sampai 30 menit setelah jam operasi yang ditentukan tidak ada pemberitahuan/kabar,maka akan dirundingkan dan diambil langkah-langkah antara lain:
a. Kalau pasien belum dibius maka jadwal operasi diundur
b. Kalau pasien sudah dilakukan pembiusan maka disampaikan pada SMF,sub unit yang bersangkutan
c. Apabila sampai program belum ada keputusan maka operasi tersebut akan dibatalkan dan dijawalkan pada hari berikutnya
6. Bila karena sesuatu sebab program operasi dibatalkan maka yang bersangkutan harus segera memberitau kekamar operasi dimulai dan menyebutkan alasan pembatalan
7. Bagi pasien elektif diprioritas untuk operasi pada jam-jamkerja (08.00-20.00 wib
PERHATIAN Penyulit:
massa yang akan dieksisi berada dekat dengan stuktur penting yang mungkin dapat mengalami cedera selama tindakan
Efek samping
Infeksi Jaringan parut Hematoma Nyeri didaerah luka sayatan
UNIT TERKAIT Instalasi Kamar Operasi dan Rawat Inap
STANDART PROSEDUR OPERASIONAL PROSEDUR TETAP PEMBERIAN INFUS DAN TRANSFUSI DARAH DI
INSTALASI KAMAR OPERASI
No.Dokumen No.Revisi Halaman
SPO Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh ;
Direktur RSU Sari Mutiara Medan
PENGERTIAN
TUJUAN 1. Sebagai tindakan untuk mencukupi kebutuhan tubuh pasien akan cairan dan elektrolit
2. Melaksanakan tindakan pengobatan dan memenuhi kebutuhan pasien akan darah sesuai dengan program pengobatan
PROSEDUR 1. Pasien yang akan dioperasi diinstalasi kamar operasi terlebih dahulu dilakukan pemasangan dan pemberian infuse diruang rawatan
a. Adanya instruksi dokter tentang pemberian infuseb. Disiapkan alat-alat pemberian infuse
- Abokat sesuai dengan kebutuhan- Jenis cairan yang akan diberikan
- Infus set dalam keadaan steril- Verban/plester- Kapas alcohol- Gunting perban- Tourniquet- Standat infuse dll
c. Dokter menentukan jumlah tetesan cairan permenitd. Dokter menentukan jumlah cairan yang akan diberi
selama pasien diinfuse. Pada pasien dehidrasi juga dikontrol tanda-tanda
dehidrasi dan jumlah urin yang keluarf. Sebelum cairan habis,perawat harus melaporkan
pada dokter,apakah pemberian infuse akan distop/dilanjutkan
2. Tranfusi darahSebelum dilakukan tranfusi darah terlebih dahualu dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan ketentuan:
a. Adanya instruksi dokter untuk tersfusi darah b. Dokter,perawat mengambil darah vena sebanyak 5 cc
untuk pemeriksaan golongan darah dan sisanya persiapan untuk cros match
c. Darah dipersiapkan golonganya pada Lab klinik rumah sakit
d. Dokter mengisi formulir permintaan darah,(termaksuk jumlah dan golongan darah)dan langsung ditanda tangani
e. Formulir permintaan darah beserta sampel darah dibawa kedinas teranfusi darah atau PMI oleh petugas Rumah Sakit
f. Di dinas Tranfusi Darah PMI mempersiapkan darah sesuai dengan permintaan dan hasil pemeriksaan ( golongan darah dan cros match)
g. Pada botol drah dilampirkan identitas berisi keterangan tentang:
Nama pasien,Nomor register Golongan darah Jenis darah (Leukosit,packed cell,whole blood
dan plasma) Waktu pengambilan darah Jangka waktu darah tersebut masih dapat
dipergunakanh. Darah diserahkan oleh petugas PMI kepada Lab. Klinik
rumah sakit kemudian petugas LAB Ruangan menyerahkan darah tersebut kepada Ka.Ruangan Rawatan/perawat pelaksana
i. Darah yang masih dingin dihangatkan dengan cara merendam kedalam air hangat sampai suhu darah sama dengan suhu tubuh normal,caranya dengan meraba luar botol darah tersebut
j. Sambil menunggu darah tersebut hangat,dokter meneliti kembali label darah apabila sesuai dengan surat /formulir
permintaan - Dokter mengawasi pasien sampai 15
menit,kemudian pengawasan diserahkan kepada perawat ruangan sampai darah habis dan melaporkan kembali
- Kemudian menggantinya denagn cairan NaCl 0,9% sesuai advis dokter
UNIT TERKAIT Instalasi Kamar Operasi dan Intalasi Laboratorium
STANDART PROSEDUR OPERASIONAL PROTAP PENGELOLAAN PASIEN YANG MENDAPAT
PERHATIAN KHUSUS CURIGA AIDS
No.Dokumen No.Revisi Halaman
SPO Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh ;
Direktur RSU Sari Mutiara Medan
PENGERTIAN Perhatian khusus dimaksud adalah:
1. Pasien dengan AIDS2. Pasien dengan “Suspeted Aids” missal intradiotraphy
generalisasi3. Pasien hemofill4. Pengguna obat narkotika intravena5. Promisenous homo/homo seksual6. Pendatang dari daerah resiko tinggi AIDS
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Dokter poliklinik - memeriksa secara cermat pada pasien
- apabila ditemukan hal tersebut pada pasien yang perlu mendapat perhatian khusus AIDS mengkonsultasikan kedokter penyakit dalam
2. Dokter yang merawatDiruang prosedur sama seperti dokter yang dipoliklinik
3. Dokter ahli kulit dan kelamin/dokter penyakit dalam - Memeriksa pasien setelah setelah mendapat
konsultan dari dokter poliklinik atau dokter atau dokter yang merawat
- Melakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengadakan diagnose
- Apabila hsil pengelolaan + AIDS maka sesuai dengan prosedur atau tatalaksana pembedahan pasien dengan HIV
UNIT TERKAIT Instalasi Kamar Operasi dan Ruang Rawat Inap
STANDART PROSEDUR OPERASIONAL KEPALA INSTALASI KAMAR OPERASI
No.Dokumen No.Revisi Halaman
SPO Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh ;
Direktur RSU Sari Mutiara Medan
PROSEDUR 1. Kepala instalasi kamar operasi mempunyai tugas pokok memimpin dan mengkordinasikan seluruh kegiatan dan kebutuhan pelayanan medis dalam berbagai disiplin ilmu kedokteran dikamar operasi
2. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut,kepala instalasi kamar operasi mempunyai fungsi:
a. Melakukan penyusunan kebutuhan tenaga medis,non medis dan keperawatan,kebutuhan obat-obatan/alat kesehatan barang dan bahan kebutuhan lainya untuk fasilitas kegiatan pelayanan operasi dikamar operasi
b. Melakukan penataan dan penyusunan fasilitas pelayanan medis dan keperawatan dikamar operasi
c. Melakukan pemantauan,penilaian,analisa dan kajian pada pasien yang mendapatkan pelayanan medis dan keperawatan bedah
d. Melakukan pemantauan,pengawasan dan penilaian pengguna fasilitas dan kegiatan pelayanan medis dikeperawatan bedah dikamar operasi
e. Melakukan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan3. Uraian tugas kepala instalasi kamar operasi sebagai berikut:
a. Tugas umum1. Mempelajari program kerja badan pelayanan
kesehatan RSU Sari Mutiara Medan kebijakan kepala badan pelayanan,rencana kerja badan pelayanan,literature peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman pelaksanaan tugas
2. Menyusun rencana kamar operasi yang meliputi cara pelaksanaan pendistribusian tugas dan penentuan target kerja bawahan serta bimbingan dan pengendalian pelaksanaanya
3. Menyusun rencana kerja dikamar operasi dengan menganalisa rencana dan hasil kerja setahun sebelumnya,proyeksi kegiatan yang akan datang berdasarkan arahan dari atasan agar pelaksanaan kegiatan dikamar operasi dapat dilaksanakan dengan efektif,efisien dan produktif
4. Mengadakan rapat dengan bawahan,membimbing dan menilai mutu pelayanan di kamar operasi yang berkaitan dengan pasilitas agar kegiatan dapat berjalan dengan lancar
5. Mengkoordinasikan dan mengendalikan para bawahan dalam menggunakan fasilitas pelayanan medis dan pelaksanaan kegiatan dikamar operasi agar terjalain kerjasama yang saling mendukung dalam melaksanakan tugas untuk meningkatkan mutu pelayanan medis dan perawatan bedah dikamar operasi
6. Memantau dan menilai mekanisme kerja bawahan melalui laporan dan memeriksa langsung untuk mengetahui adanya permasalahan dan memberi arahan cara penyelesaianya
7. Memotivasi para bawahan dikamar operasi dengan membuat urusan pemberian penghargaan baik secara formal maupun informal untuk meningkatkan semangat kerja bawahan
8. Melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait
dalam rangka pelaksanaan kegiatan pelayanan sesuai denagn permasalahanya agar kegiatan dapat berjalan efektif,efisien dan produktif
9. Membantu telaah staf yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan dikamar opersai dengan permasalahan yang ada serta alternative pemecahan sebagai masukan kepada kepala badan pelayanan
10. Membuat pelaporan berkala kusus serta statistic dikamar operasi dengan menganalisis data pelayanan,informasi dokumen dan laporan yang dibuat oleh bawahan untuk disampaikan kepada kepala badan pelayanan
11. Melaksanakan tugas integrative dan tugas-tugas lain yang relevan
b. Tugas tehnik1. Membuat usulan kebutuhan obat-obatan/bahan dan
alat kesehatan serta kebutuhan barang/alat kantor berdasarkan hasil kajian dan analisa kebutuhan untuk diajukan kesatuan kerja terkait guan realisasi pengadaanya
2. Membuat usulan kebutuhan tenaga medis,keperawatan non medis berdasarkan beban dan bobot kerja diinstalasi kamar operasi diajukan kebagian personalia/SDM untuk realisasi
3. Memantau,mengendalikan dan menilai pelaksanaan proses pendidikan tenaga medis,keperawatan dan non medis
4. Membantu dan meniali ketertiban,keamanan lingkuangan serta kebersihan termaksud pengamanan limbah dilingkungan instalasi kamar operasi dalam rangka keamanan dan menyamankan kerja
5. Memberi rekomindasi berupa penilaian terhadap hasil perbaikan dan pemenuhan kebutuahan sarana dan prasarana dan fasilitas yang ada
6. Memantau dan menilai pelaksanaan rekam medik diinstalasi kamar operasi agar kegiatan pelayanan dapat berjalan efektif,efisien dan produktif
7. Memberi saran dan pertimbangan mengenai hal yang berhubungan dengan pelayanan diinstalasi kamar operasi sesuai dengan permasalahanya yang ada sebagai bahan bahan masukan bagi kepala badan pelayanan dalam menentukan kebijakan
UNIT TERKAIT Instalasi Kamar Operasi
STANDART PROSEDUR OPERASIONAL PERMINTAAN PERBEKALAN RUMAH TANGGA DAN PENUKARAN
ALAT-ALAT HABIS PAKAI DARI INSTALASI KAMAR OPERASI KERUMAH TANGGA
No.Dokumen No.Revisi Halaman
SPO Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh ;
Direktur RSU Sari Mutiara Medan
PENGERTIAN
TUJUAN Mengatur pendistribusian barang-barang rumah tangga dan perlengkapan dengan efektif dan efisien
PROSEDUR 1. Superviser Logistik1. Menerima usulan barang-barang yang diperlukan dari
masing-masing unit dikamar operasi2. Menyusun kebutuhan barang-barang sesuai barang yang
diperlukan oleh kamar operasi dengan mengisi blangnko permintaan barang rangkap 3 ditanda tangani superviser logistic
3. Blanko permintaan dimnta persetujuan ke Ka.logistik4. Menerima barang-barang dari petugas logistic dengan
dicocokkan sesuai dengan blanko yang diACC sesuai
dengan jumlahnya2. Pelaksanaan logistic
1. Membawa barang-barang dari logistic disimpan dan diketahuai oleh supervise logistic
2. Dicatat dalam buku pemasukan3. Tiap akhir bulan dievaluasi
UNIT TERKAIT Instalasi Kamar Operasi dan logistic
STANDART PROSEDUR OPERASIONAL DENGAN PERMINTAAN PERBEKALAN FARMASI DAN
PENUKARAN ALAT-ALAT DARI INSTALASI KAMAR OPERASI KEINSTALASI FARMASI
No.Dokumen No.Revisi Halaman
SPO Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh ;
Direktur RSU Sari Mutiara Medan
PENGERTIAN
TUJUAN Mengatur pendistribusian barang-barang farmasi dengan efektif dan efisien
PROSEDUR 1. Superviser Logistika. Mengadakan pendataan kebutuhan farmasi yang akan
digunakan pelayanb. Operasi meliputi macam dan jumlahnyac. Menulis dibuku permintaan farmasi sesuai dengan
ketetapan farmasid. Jadwal permintaan sesuai dengan ketentuan bagi
farmasie. Permintaan obat-obat desinfektan dilakukan tiap hari
senin dan kamisf. Permintaan diberikan 2 hari berikutnya kecuali hal-hal
yang emergensi
2. FarmasiPermintaan barang habis pakai dilakukan satu bulan sekali pada akhir bualn ,disetujui dan ditandatangani oleh Ka Instalasi
3. Superviser Logistik Meneliti barang-barang yang dikirim ke istalasi
kamar operasi disesuaikan dengan buku permintaan Mengadakan efaluasi setiap akhir bulan Menukarkan alat-alat kesehatan yang rusak
kebagian farmasi ditulis dalam buku penukaran/penyetoran masing-masing rangkap 2 ditandatangani oleh Ka.Instalasi
Menerima penukaran alat-alat dalam waktu 2 hari berikutnya
Meneliti barang-barang yang telah ditukar sesuai dengan barang-barang yang telah disetorkan
UNIT TERKAIT Instalasi Kamar Operasi dan Instalasi Farmasi
STANDART PROSEDUR OPERASIONAL DENGAN PENGAMBILAN BAYI DENGAN LEHER SECTIO
CAESARIA DI INSTALASI KAMAR OPERASI
No.Dokumen No.Revisi Halaman
SPO Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh ;
Direktur RSU Sari Mutiara Medan
PENGERTIAN Adalah langkah-langkah pengelolaan bayi lahir dengan sectio
saecar
TUJUAN Sebagai acuan dalam melakukan perawatan bayi lahir dengan sectio saecar
KEBIJAKAN Semua bayi lahir secara section saecaria harus dikelola langsung setelah lahir oleh dokter spesialis anak dan perawatan kamar operasi beserta bidan
PROSEDUR 1. Dokter ahli anaka. Menyatakan bayi boleh dipindah keruangan dengan
abgar skor 8,9,102. Perawatan jaga
1. Mengkonfirmasikan keruangan VK/Intensif bahwa bayi bisa diambil
2. Menayakan identitas perawat/bidan yang akan mengambil bayi
3. Menginformasikan alat yang perlu dibawa sesuai dengan kondisi bayi (bila diperlukan) misalnya incubator,O2 dll
4. Melakukan timbang terima bayi dengan buku timbang terima dikamar operasi meliputi:a. identitas ibub. identitas perawat ruanganc. identitas perawat ruangan
5. menandatangani buku penerimaan dan menyerahkan bayi dibuku timbang terima bayi
3. perawat/bidan ruangan pengambil bayia. memberitakan identitas perawat/bidan yang akan
mengambil bayib. mempersiapkan alat-alat yang diperlukanc. memeriksa identitas bayi di CM I ibud. menandatangani penerimaan dan penyerahan dibuku
TT bayiUNIT TERKAIT Instalasi Kamar Operasi,Bidan dan Perinatologi
STANDART PROSEDUR OPERASIONAL DENGAN TINDAKAN OPERASI CITO DI INSTALASI OPERASI
No.Dokumen No.Revisi Halaman
SPO Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh ;
Direktur RSU Sari Mutiara Medan
PENGERTIAN Suatu langkah-langkah program operasi sito di instalasi kamar operasi
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR Penerimaan dan tindakan pasien operasi
1. program tindakan harus sudah tertulis dipapan program2. penentuaan proritas tindakan3. petugas cito menginformasikan pepenerimaan pasien
setengah jam sebelum operasi dimulai (operator dan anastesi sudah dikamar operasi)
4. cek dan ricek peralatan operasi dan persiapan operasi (tanda-tanda vital)
5. melaksanakan tindakan intra operatif sesuai dengan tindakan operasi
6. pasien yang dilakukan cito operasi di instalasi kamar operasi harus pasien rawat inap
7. instalasi kamar operasi bisa menerima limpahan tindakan operasi dari instalasi gawat darurat dengan sepengetahuan pengamat/Ka.instalasi kamar operasi
8. tim dan jaga cito bisa menerima operasi bersamaan dengan catatan sesuai dengan prioritas
UNIT TERKAIT Instalasi Kamar Operasi
STANDART PROSEDUR OPERASIONAL DENGAN PERAWATAN BAYI LAHIR DENGAN SECTIOCAESAR DI
INSTALASI KAMAR OPERASI
No.Dokumen No.Revisi Halaman
SPO Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh ;
Direktur RSU Sari Mutiara Medan
PENGERTIAN Adalah langkah-langkah pengelolahan bayi lahir dengan sectiosaecar
TUJUAN Sebagai acuan dalam melakukan perawatan bayi lahir dengan section saecar
KEBIJAKAN Semua bayi lahir melalui sectiosaecaria harus dikelola langsung setelah lahir oleh perawat kamar operasi beserta bidan
STANDAR ALAT 1. alat pulnomotor2. timbangan bayi3. set instrument perawatan tali pusat
PROSEDUR Perawat dan bidan di instalasi kamar operasi
1. terima bayi dengan stik laken2. letakkan bayi di tempat tidur khusus dengan posisi
semitranderburg3. bantu membersihkan lender dari jalan nafas dan membantu
membersihkan oksigen4. bersihkan vernic caeosa dengan oleum cocos hangat dan
membersihkan darah dengan air hangat5. timbang berat badan bayi,dan membungkus bayi6. tempatkan bayi diinkubator7. bila abgar skor bayi di nyatakan oleh dokter anak 8,9,10
maka dilakukan perawatan tali pusata. persiapan alat dan obat-obatan