Top Banner

of 57

SPIP: Analisis Resiko

Jun 02, 2018

Download

Documents

abahutik
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    1/57

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    2/57

    BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

    PEDOMAN TEKNIS

    PENYELENGGARAAN SPIP

    SUB UNSUR

    ANALISIS RISIKO

    (2.2)

    NOMOR : PER-1326/K/LB/2009

    TANGGAL : 7 DESEMBER 2009

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    3/57

    2.2 Analisis Risiko 1

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    4/57

    2.2 Analisis Risiko i

    KATA PENGANTAR

    Pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern

    Pemerintah (SPIP) merupakan tanggung jawab Badan Pengawasan

    Keuangan dan Pembangunan (BPKP), sesuai dengan pasal 59

    Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem

    Pengendalian Intern Pemerintah. Pembinaan ini merupakan salah

    satu cara untuk memperkuat dan menunjang efektivitas sistem

    pengendalian intern, yang menjadi tanggung jawabmenteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota, sebagai

    penyelenggara sistem pengendalian intern di lingkungan masing-

    masing.

    Pembinaan penyelenggaraan SPIP yang menjadi tugas dan

    tanggung jawab BPKP tersebut meliputi:

    1. penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP;2. sosialisasi SPIP;

    3. pendidikan dan pelatihan SPIP;

    4. pembimbingan dan konsultasi SPIP; dan

    5. peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern

    pemerintah.

    Kelima kegiatan dimaksud diarahkan dalam rangka penerapanunsur-unsur SPIP, yaitu:

    1. lingkungan pengendalian;

    2. penilaian risiko;

    3. kegiatan pengendalian;

    4. informasi dan komunikasi; dan

    5. pemantauan pengendalian intern.

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    5/57

    2.2 Analisis Risiko ii

    Untuk memenuhi kebutuhan pedoman penyelenggaraan SPIP,

    BPKP telah menyusun Pedoman Teknis Umum Penyelenggaraan

    SPIP. Pedoman tersebut merupakan pedoman tentang hal-hal apasaja yang perlu dibangun dan dilaksanakan dalam rangka

    penyelenggaraan SPIP. Selanjutnya, pedoman tersebut dijabarkan

    ke dalam pedoman teknis penyelenggaraan masing-masing sub

    unsur pengendalian. Pedoman teknis sub unsur ini merupakan

    acuan langkah-langkah yang perlu dilaksanakan dalam

    penyelenggaraan sub unsur SPIP.

    Buku ini dimaksudkan untuk dijadikan pedoman teknis

    penyelenggaraan sub unsur analisis risiko pada unsur Penilaian

    Risiko. Pedoman ini disusun dengan tujuan agar tersedia acuan

    yang memberikan arah kepada instansi pemerintah pusat dan

    daerah dalam menyelenggarakan sistem pengendalian intern sub

    unsur analisis risiko. Pedoman teknis ini juga dimaksudkan sebagai

    acuan bagi instansi pemerintah untuk menciptakan atau

    membangun infrastruktur yang harus ada dalam penerapan sub

    unsur dimaksud . Ruang lingkup penggunaan pedoman ini meliputi

    instansi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Dalam

    penerapannya, pedoman ini dapat disesuaikan dengan karakteristik

    masing-masing instansi yang meliputi fungsi, sifat, tujuan, dan

    kompleksitas instansi tersebut.

    Jakarta, Desember 2009

    Plt. Kepala,

    Kuswono SoesenoNIP 19500910 197511 1 001

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    6/57

    2.2 Analisis Risiko iii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR ................................................................. i

    DAFTAR ISI ............................................................................... iii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang .......................................................... 1

    B. Sistematika Pembahasan ......................................... 5

    BAB II GAMBARAN UMUM

    A. Pengertian Analisis Risiko ........................................ 7

    B. Tujuan Analisis Risiko ............................................... 7

    C. Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Analisis

    Risiko ........................................................................ 8

    D. Metode Analisis Risiko .............................................. 9

    E. Teknik yang Dapat Digunakan untuk Analisis Risiko . 14

    F. Pengolahan Data Dengan Perangkat Lunak SPSS .. 15

    G. Parameter Penerapan ............................................... 17

    BAB III LANGKAH ANALISIS RISIKO

    A. Persiapan Analisis Risiko .......................................... 22

    B. Pelaksanaan Analisis Risiko ..................................... 22

    C. Respon Terhadap Risiko .......................................... 42

    D. Laporan Hasil Penilaian Risiko ............................... 45

    BAB IVPENUTUP

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    7/57

    2.2 Analisis Risiko

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    8/57

    2.2 Analisis Risiko 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Penilaian risiko merupakan salah satu unsur dalam Sistem

    Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), selain unsur lingkungan

    pengendalian, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi,

    serta pemantauan pengendalian intern. Proses pengendalian

    menyatu pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secaraterus-menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai, maka yang

    menjadi fondasi dari pengendalian adalah orang-orang (SDM) di

    dalam organisasi yang membentuk lingkungan pengendalian

    yang baik dalam mencapai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai

    instansi pemerintah.

    Penyelenggaraan unsur pertama SPIP, yaitu lingkungan

    pengendalian dalam rangka peningkatan kondisi lingkungan yang

    nyaman sehingga menimbulkan kepedulian dan keikutsertaan

    seluruh pegawai, haruslah menjadi komitmen bersama dalam

    melaksanakannya. Hal ini sangatlah penting untuk terselenggaranya

    unsur-unsur SPIP lainnya. Untuk membangun kondisi nyaman

    tersebut, lingkungan pengendalian yang baik harus memiliki

    kepemimpinan yang kondusif. Kepemimpinan yang kondusif diartikan sebagai situasi dimana pemimpin selalu mengambil

    keputusan dengan mendasarkan pada data hasil penilaian risiko.

    Berdasarkan kepemimpinan yang kondusif inilah, maka muncul

    kewajiban bagi pimpinan untuk menyelenggarakan penilaian risiko di

    instansinya. Penilaian risiko dengan dua sub unsurnya, dimulai

    dengan melihat kesesuaian antara tujuan kegiatan yang

    dilaksanakan instansi pemerintah dengan tujuan sasarannya, serta

    kesesuaian dengan tujuan strategis yang ditetapkan pemerintah.

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    9/57

    2.2 Analisis Risiko 2

    Setelah penetapan tujuan, instansi pemerintah melakukan

    identifikasi atas risiko intern dan ekstern yang dapat

    memengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan tersebut,menganalisisnya untuk mendapatkan risiko yang memiliki

    kemungkinan ( probability ) kejadian dan dampak yang sangat

    tinggi sampai dengan risiko yang sangat rendah.

    Berdasarkan hasil analisis risiko, selanjutnya dilakukan

    respon atas risiko dengan membangun kegiatan pengendalian

    yang tepat. Kegiatan pengendalian dibangun dengan maksuduntuk memastikan bahwa respon risiko yang dilakukan instansi

    pemerintah sudah efektif. Seluruh penyelenggaraan unsur SPIP

    tersebut haruslah dilaporkan dan dikomunikasikan serta

    dilakukan pemantauan secara terus-menerus guna perbaikan

    yang berkesinambungan.

    Risiko mengacu pada ketidakpastian (uncertainty) .

    Ketidakpastian diartikan sebagai kurangnya pengetahuan dalam

    menjelaskan sesuatu atau hasilnya di masa depan, dengan

    banyak kemungkinan hasil, sementara risiko adalah

    ketidakpastian yang kemungkinan hasilnya akan berakibat tidak

    diinginkan atau mendatangkan kerugian yang signifikan.

    Meskipun berkonotasi negatif, risiko bukan merupakan sesuatu

    yang harus dihindari melainkan harus dikelola melalui suatu

    mekanisme yang dinamakan pengelolaan (manajemen) risiko.

    Di samping itu, penilaian risiko ( risk assessment ) diartikan

    sebagai the overall process of risk identification, risk analysis,

    and risk evaluation (Australian Standard/New Zealand Standard,

    4360:2004) dan merupakan bagian terpadu dari proses

    pengelolaan risiko. Dasar pemikiran pengelolaan risiko adalah

    bahwa setiap entitas, baik yang berbentuk korporasi yang

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    10/57

    2.2 Analisis Risiko 3

    berorientasi laba maupun organisasi masyarakat yang

    berorientasi nirlaba, serta sektor publik (badan pemerintah,

    instansi pemerintah) yang berorientasi kepentingan publikdibentuk dan dikelola untuk memberikan atau menghasilkan nilai

    bagi para pemangku kepentingan ( stakeholders ).

    Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60

    Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah,

    pasal 13 ayat (1), disebutkan bahwa pimpinan instansi

    pemerintah wajib melakukan penilaian risiko. Selanjutnya, dalam

    penjelasan pasal 3 ayat (1) huruf b, disebutkan bahwa penilaian

    risiko adalah kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian yang

    mengancam pencapaian tujuan dan sasaran instansi pemerintah.

    Lebih lanjut, dalam PP tersebut disebutkan bahwa penilaian

    risiko terdiri atas identifikasi risiko dan analisis risiko.

    Sehubungan dengan hal tersebut, untuk dapat melakukan

    penilaian risiko yang mencakup identifikasi, analisis, dan evaluasi

    risiko terhadap sektor publik atau instansi pemerintah, dipandang

    perlu untuk menyediakan suatu pedoman teknis, yang dapat

    mengarahkan agar pelaksanaan penilaian risiko dapat dilakukan

    secara efektif dan efisien. Perangkat dan metode yang digunakan

    harus menjamin bahwa semua risiko entitas atau instansi

    pemerintah dapat diidentifikasi dan pengendalian yang ada dapat

    ditetapkan. Keduanya merupakan informasi penting, yang

    diperlukan dalam memberikan masukan kepada pimpinan

    instansi mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam

    menangani risiko-risiko tersebut.

    Buku pedoman teknis ini secara garis besar membahas

    langkah analisis risiko, yang mencakup penentuan dampak dankemungkinan (probabilitas) risiko, tingkat risiko, prioritas risiko,

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    11/57

    2.2 Analisis Risiko 4

    dan respon risiko. Analisis risiko merupakan bagian dari penilaian

    dan pengelolaan risiko instansi. Untuk langkah informasi dan

    komunikasi serta pemantauan dapat dilihat pada pedoman teknistersendiri.

    Tujuan dan manfaat buku pedoman teknis ini adalah untuk

    memberikan panduan dalam melakukan analisis risiko pada

    sektor publik atau instansi pemerintah. Analisis risiko

    dimaksudkan untuk memberikan masukan kepada pimpinan

    instansi pemerintah mengenai risiko-risiko yang dihadapi oleh

    instansi pemerintah, dalam bentuk tingkat risiko, profil risiko, dan

    peta risiko yang teridentifikasi, serta respon risiko yang dapat

    diterapkan untuk mengurangi risiko sampai pada tingkat yang

    dapat diterima.

    Secara khusus, buku pedoman teknis ini diharapkan dapat

    memberikan pemahaman kepada tim penilai mengenai

    bagaimana ( how to ) melakukan langkah-langkah atau prosedur

    dalam menganalisis risiko, sehingga dapat memberikan hasil

    yang optimal.

    Ruang lingkup analisis risiko ini, mencakup langkah-

    langkah yang harus ditempuh dalam pelaksanaan analisis risiko

    pada sektor publik, yang terdiri dari menganalisis risiko-risiko

    yang teridentifikasi pada tahap sebelumnya, berdasarkan ukuran

    kemungkinan ( likelihood ) dan konsekuensinya ( consequences ),

    serta mengevaluasi risiko dengan memertimbangkan kriteria

    risiko, untuk menentukan apakah suatu risiko berada pada

    tingkat yang dapat diterima oleh instansi pemerintah atau

    memerlukan penanganan lebih lanjut. Namun, dalam analisis

    risiko terlebih dahulu perlu dilakukan identifikasi risiko(sebagaimana yang telah dijelaskan pada buku pedoman teknis

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    12/57

    2.2 Analisis Risiko 5

    identifikasi risiko), kemudian dilakukan analisis dan evaluasi

    risiko yang terkait dengan penetapan tujuan dan sasaran

    instansi pemerintah. Hal ini sejalan dengan pasal 13 ayat (3) PPNomor 60 Tahun 2008, yang menyebutkan bahwa dalam rangka

    penilaian risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pimpinan

    instansi pemerintah menetapkan (a) tujuan instansi pemerintah;

    dan (b) tujuan pada tingkatan kegiatan, dengan berpedoman

    pada peraturan perundang-undangan.

    B. Sistematika Pembahasan

    Pedoman Teknis Analisis Risiko merupakan kelanjutan

    dari Pedoman Teknis Identifikasi Risiko, dan disusun dalam

    struktur bab dengan pembahasan sebagai berikut:

    Bab I Pendahuluan

    Dalam bab ini diuraikan latar belakang dan sistematika

    pembahasan.

    Bab II Gambaran Umum

    Dalam bab ini diuraikan secara singkat pengertian analisis

    risiko, tujuan analisis risiko, faktor-faktor yang perlu

    diperhatikan dalam analisis, metode analisis, teknik

    analisis risiko, pengolahan data dengan perangkat lunak

    SPSS, dan formulir yang digunakan dalam analisis risiko.

    Bab III Langkah Analisis Risiko

    Dalam bab ini diuraikan langkah analisis risiko, yang

    mencakup persiapan analisis risiko, pelaksanaan, respon

    terhadap risiko, dan pelaporan hasil penilaian risiko.

    Bab IVPenutup

    Bab ini menguraikan secara singkat simpulan umumdalam rangka melakukan analisis risiko.

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    13/57

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    14/57

    2.2 Analisis Risiko 7

    BAB II

    GAMBARAN UMUM

    A. Pengertian Analisis Risiko

    Analisis risiko adalah proses penilaian terhadap risiko yang

    telah teridentifikasi, dalam rangka mengestimasi kemungkinan

    munculnya dan besaran dampaknya, untuk menetapkan level

    atau status risikonya. Status risiko diperoleh dari hubungan

    antara kemungkinan (frekuensi atau probabilitas kemunculan)dan dampak (besaran efek), jika risiko terjadi. Status risiko

    biasanya disajikan dalam bentuk tabel.

    Analisis risiko dilaksanakan untuk menentukan dampak dari

    risiko yang telah diidentifikasi terhadap pencapaian tujuan

    instansi pemerintah. Pimpinan instansi pemerintah menerapkan

    prinsip kehati-hatian dalam menentukan tingkat risiko yang dapatditerima.

    B. Tujuan Analisis Risiko

    Analisis risiko bertujuan untuk memisahkan risiko-risiko kecil

    (yang dapat diterima) dengan risiko-risiko besar, dan menyiapkan

    data sebagai bantuan dalam mengevaluasi dan menangani/

    mengendalikan risiko. Analisis risiko mencakup penentuankemungkinan (probabilitas) dan dampak dari risiko.

    Risiko dianalisis dengan mengombinasikan taksiran

    kemungkinan dan dampak dalam konteksnya dengan ukuran

    pengendalian yang telah ada (existing control measures) . Risiko

    yang berdampak rendah sedapat mungkin tetap didaftar untuk

    menunjukkan kelengkapan analisis risiko.

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    15/57

    2.2 Analisis Risiko 8

    Melalui analisis risiko, instansi pemerintah dapat

    menentukan dampak risiko terhadap pencapaian tujuan, tingkat

    risiko yang dapat diterima, dan prioritas risiko yang perluditangani dengan kegiatan pengendalian.

    C. Faktor-Faktor yang Perlu Diperhatikan Dalam Analisis Risiko

    1. Memahami Pengendalian Risiko yang Sudah Ada

    Lakukan identifikasi terhadap sistem pengendalian yang

    sudah ada dan terhadap prosedur untuk mengendalikan risiko,

    serta lakukan penilaian terhadap kekuatan dan kelemahannya.Instrumen yang digunakan dalam hal ini adalah daftar uji

    (checklist), pertimbangan sesuai dengan pengalaman dan

    dokumen, bagan arus ( flow charts), curah pendapat

    (brainstorming), analisis sistem, analisis skenario, teknik

    pengembangan sistem, inspeksi, dan teknik penilaian sendiri

    (Control Self-Assessment).

    2. Kemungkinan dan Dampak

    Kemungkinan dan dampak risiko dikombinasikan untuk

    menghasilkan status risiko tertentu. Kemungkinan dan

    dampak risiko dapat ditentukan dengan menggunakan analisis

    statistik dan perhitungan tertentu. Jika tidak ada data tersedia,

    estimasi subyektif dapat dibuat untuk mencerminkan tingkatkeyakinan individu atau kelompok bahwa suatu kejadian atau

    hasilnya akan terjadi.

    Untuk menghindari adanya bias dalam analisis risiko,

    maka sumber informasi dan teknik terbaik harus digunakan.

    Sumber informasi tersebut antara lain:

    a. dokumen-dokumen terdahulu;b. pengalaman yang relevan;

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    16/57

    2.2 Analisis Risiko 9

    c. praktik-praktik terbaik yang pernah ada;

    d. literatur-literatur yang relevan;

    e. survei kepuasan publik;

    f. eksperimen dan prototipe; dan

    g. pertimbangan dari ahli/pakar.

    Teknik-teknik yang dapat digunakan antara lain:

    a. wawancara terstruktur dengan pakar;

    b. melibatkan kelompok ahli multi disiplin;

    c. evaluasi individual dengan menggunakan kuesioner; dan

    d. penggunaan komputer dan model lainnya.

    D. Metode Analisis Risiko

    Analisis risiko dapat dilakukan pada berbagai tingkatan

    kedalaman, bergantung pada informasi risiko, data, dan biaya

    yang tersedia. Ada tiga tipe metode analisis risiko yang dapat

    digunakan untuk menetapkan level risiko, yaitu kualitatif, semi

    kuantitatif , dan kuantitatif .

    1. Analisis Kualitatif

    Analisis kualitatif menggunakan bentuk verbal atau skala

    deskriptif untuk menjelaskan besaran kemungkinan dan

    dampak risiko. Skala ini dapat disesuaikan berdasarkan

    kondisi dan penjelasan yang berbeda dapat digunakan untuk

    risiko yang berbeda.

    Analisis kualitatif digunakan bila level risiko tidak

    memungkinkan dari segi waktu dan sumber daya yang ada

    untuk melakukan analisis numerik, data numerik tidak

    mencukupi untuk analisis kuantitatif, atau untuk melakukan

    pemindaian dini terhadap risiko, sebelum melakukan analisis

    lebih lanjut yang lebih rinci. Contoh-contoh analisis kuantitatif

    disajikan pada Tabel 1 sampai 3.

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    17/57

    2.2 Analisis Risiko 10

    Tabel 1. Contoh deskripsi probabilitas (kemungkinan)

    Level Deskriptor Deskripsi

    A Hampir pasti Diperkirakan muncul dalam setiap situasiB Cenderung terjadi Cenderung terjadi pada kebanyakan

    situasiC Mungkin terjadi Kemungkinan muncul pada waktu

    tertentuD Kadang-kadang

    terjadiDapat terjadi pada waktu tertentu

    E Sangat jarang terjadi Hanya terjadi pada situasi tertentu

    Tabel 2. Contoh deskripsi dampak

    Level Deskriptor Deskripsi

    1 Tidak signifikan Tidak ada yang terluka, kerugiankeuangan kecil

    2 Minor Diperlukan pertolongan pertama,kebocoran limbah dapat ditangani,kerugian keuangan sedang.

    3 Moderat Perlu penanganan medis, kebocoranlimbah dapat ditangani dengan bantuanpihak luar, kerugian keuangan cukup

    tinggi.4 Major Luka parah, pembuangan limbah tidak

    pada tempatnya, namun tidak memberiefek yang memusnahkan, kerugiankeuangan besar

    5 Sangat berbahaya Mati, pembuangan limbah tidak padatempatnya dengan efek memusnahkan,kerugian keuangan sangat besar

    Tabel 3. Contoh matriks analisis risiko secara kualitatif

    (kemungkinan x dampak)

    Kemungkinan

    Dampak

    Tidaksignifikan

    Minor Moderat Major Sangatberbahaya

    Hampir pasti Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim Ekstrim

    Cenderung terjadi Rendah Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim

    Mungkin terjadi Rendah Moderat Moderat Tinggi Ekstrim

    Kadang-kadangterjadi

    Rendah Rendah Moderat Moderat Tinggi

    Sangat jarang terjadi Rendah Rendah Rendah Rendah Moderat

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    18/57

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    19/57

    2.2 Analisis Risiko 12

    a. Risiko dengan kemungkinan terjadi hampir pasti dan

    berdampak moderat, dikategorikan ekstrim dengan nilai

    1,5.b. Risiko dengan kemungkinan kadang terjadi dan berdampak

    minor, dikategorikan rendah dengan nilai 0,002.

    Kekurangan metode semi kuantitatif adalah:

    a. Kurang akurat.

    b. Sulit untuk membandingkan risiko pada basis yang sama,

    sekalipun dalam beberapa kasus memungkinkan.c. Tidak mungkin untuk meyakini bahwa dua kejadian yang

    dicirikan dengan nilai risiko yang sama merupakan risiko

    yang serupa.

    d. Metode ini memberikan definisi yang sangat disederhanakan

    mengenai kejadian risiko melalui kombinasi beberapa

    dampak yang mungkin timbul dari satu kejadian.

    e. Aplikasi analisis keuangan kuantitatif untuk penanganan

    risiko terbatas.

    3. Analisis Kuantitatif

    Analisis kuantitatif menggunakan nilai numerik untuk

    menyatakan kemungkinan dan dampak risiko dengan

    menggunakan data dari berbagai sumber. Kualitas analisis

    bergantung pada akurasi dan kelengkapan nilai numerik yang

    digunakan. Level risiko dapat diperhitungkan dengan metode

    kuantitatif dalam situasi dimana kemungkinan terjadinya dan

    dampak risiko dapat dikuantifikasi, selain juga diperlukan

    dukungan data historis beberapa tahun. Misalnya, penilaian

    risiko terhada p fraud mengarah pada metode kuantitatif.

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    20/57

    2.2 Analisis Risiko 13

    Namun, perlu diwaspadai bahwa metode kuantitatif tetap

    memiliki kelemahan.

    Kemungkinan terjadinya risiko biasanya dinyatakansebagai probabilitas, frekuensi, atau kemunculan. Dampak

    diestimasi dengan memodelkan hasil dari sekelompok

    kejadian, atau dieksplorasi dari studi eksperimen, atau data

    sebelumnya. Dampak dapat dinyatakan dalam ukuran uang,

    teknis, kriteria kemanusiaan, atau kriteria evaluasi risiko yang

    telah ditetapkan. Dalam beberapa kasus, diperlukan lebih dari

    satu nilai numerik untuk menjelaskan dampak pada situasi,

    kelompok, dan tempat yang berbeda.

    Cara menyatakan kemungkinan dan dampak, serta

    cara mengombinasikan keduanya untuk menetapkan status

    risiko akan berbeda, bergantung pada tipe risiko dan konteks

    risikonya.

    Contoh risiko kuantitatif adalah:

    a. Risiko laba atau rugi keuangan

    Laba atau rugi finansial dikalikan dengan frekuensi laba

    atau rugi akan menghasilkan perkiraan nilai rupiah

    per tahun.

    b. Risiko kejadian fatalKejadian fatal dari suatu aktivitas dapat diperhitungkan

    sbb:

    Jumlah kematian per tahun dar i akt ivi tas Jumlah kemunculan/kejadian

    c. Bencana alam atau perbuatan manusia

    Dampak dapat dimodelkan dengan menggunakan simulasiterkomputerisasi dan kemungkinannya diperkirakan

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    21/57

    2.2 Analisis Risiko 14

    dengan data historis, pohon masalah ( fault tree) , atau

    teknik pengembangan sistem.

    d. Risiko kesehatanRisiko kesehatan biasanya dinyatakan dengan cara

    sebagai berikut :

    1) Rasio terjangkit wabah per tahun adalah perbandingan

    antara jumlah orang yang terjangkit dengan total populasi.

    2) Rasio kemungkinan terjadinya kematian sebelum tingkat

    umur tertentu.3) Jumlah kejadian fatal pada orang usia 70 tahun yang

    diperkirakan akan muncul, dibagi dengan jumlah orang

    berusia 70 tahun.

    Risiko kesehatan dapat dikembangkan dari data

    epidemiologi (data survei kejadian fatal atau sakit), atau

    dari data percobaan terhadap hewan.

    E. Teknik yang Dapat Digunakan untuk Analisis Risiko

    1. Metode kualitatif antara lain:a. curah pendapat ( brainstorming );

    b. evaluasi menggunakan kelompok multidisiplin/ Focus GroupDiscussion (FGD);

    c. pertimbangan ahli dan spesialis (misalnya teknik Delphi );d. wawancara terstruktur/kuesioner.

    2. Metode kuantitatif antara lain:

    a. analisis dampak;

    b. analisis biaya siklus hidup;

    c. analisis jaringan (network) ;

    d. analisis probabilitas;e. simulasi/model komputer (misalnya simulasi Monte Carlo );

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    22/57

    2.2 Analisis Risiko 15

    f. analisis statistik/numerik;

    g. survei kepuasan masyarakat dan riset pasar.

    F. Pengolahan Data Dengan Perangkat Lunak Statist ical Package for Social Science (SPSS)

    Sebelum melakukan analisis terhadap data, terutama data

    yang diperoleh melalui kuesioner, tentunya harus dilakukan

    pengolahan terhadap data tersebut. Salah satu perangkat lunak

    (software ) yang dapat digunakan dalam pengolahan data adalah

    SPSS. Proses pengolahan data dilakukan dalam empat tahap,yaitu penyuntingan ( editing ), pemberian kode ( coding ), tabulasi,

    dan analisis data.

    1. Penyuntingan (Edi t ing )

    Hasil dari pengumpulan data melalui kuesioner

    dikumpulkan dan disimpan dalam ordner. Lakukan

    pengecekan atas kelengkapan dan validitas data. Tim lalumemilih dan menyortir data valid yang akan diolah. Hal ini

    dilakukan untuk menghindari garbage in garbage

    out. Proses penyuntingan berakhir jika sudah dipastikan

    bahwa semua lembar kertas kerja telah terkumpul dan valid.

    Selanjutnya, berikan nomor pada masing-masing set

    kuesioner.2. Pemberian kode (Codin g)

    Pemberian kode perlu dilakukan karena pemrosesan

    data akan menggunakan komputer. Pemberian kode bertujuan

    untuk memudahkan dalam memasukkan input data dan

    menghindari pengulangan memasukkan data/kesalahan input .

    Pemberian kode yang dilakukan oleh penilai dapat berupaangka ataupun huruf.

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    23/57

    2.2 Analisis Risiko 16

    Sebagai contoh, data kuesioner, di dalam kuesioner memuat

    identitas pengisi kuesioner.

    Identitas Respoden,Jabatan : ..

    Golongan : .

    Bidang : .

    Misalnya, untuk kode jabatan jab diisi dengan angka 1, 2,

    atau 3 dengan keterangan:

    Angka 1= Kepala unit Angka 2 = Kepala Bidang

    Angka 3 = Pelaksana

    3. Tabulasi

    Dalam proses tabulasi, dilakukan pengolahan terhadap

    data-data dari hasil identifikasi risiko, baik melalui kuesioner,

    kajian dokumen, hasil FGD, maupun hasil wawancara.

    Program yang digunakan untuk menabulasi adalah programSPSS untuk kuesioner, sedangkan untuk hasil wawancara,

    observasi dan kajian dokumen dapat dilakukan dengan

    program Microsoft Excel. Setelah ditabulasi, data kemudian

    dianalisis, yaitu dengan menghitung, menggolongkan,

    mengurutkan, dan menyederhanakan data sehingga mudah

    untuk diinterpretasikan.4. Evaluasi

    Dalam tahap ini ada beberapa langkah yang harus

    dilakukan oleh tim, ditujukan untuk memeroleh:

    a. Simpulan kategorisasi instansi dalam praktik penilaian

    risiko dari jawaban kuesioner;

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    24/57

    2.2 Analisis Risiko 17

    b. Simpulan analisis mengenai praktik penilaian risiko dari

    metode lainnya yaitu kajian dokumen, wawancara, dan

    observasi;c. Simpulan secara menyeluruh hasil evaluasi berdasarkan

    analisis jawaban kuesioner dan kajian lainnya;

    d. Simpulan kelemahan-kelemahan (temuan) yang ada

    sebagai dasar pemberian rekomendasi untuk meningkatkan

    praktik penilaian risiko yang lebih baik.

    G. Parameter Penerapan

    Terhadap risiko yang telah diidentifikasi, kemudian

    dianalisis untuk mengetahui pengaruhnya terhadap pencapaian

    tujuan. Pimpinan instansi pemerintah merumuskan pendekatan

    manajemen risiko dan kegiatan pengendalian risiko yang

    diperlukan untuk memperkecil risiko.

    Pimpinan instansi pemerintah atau evaluator harus

    berkonsentrasi pada penetapan tujuan instansi,

    pengidentifikasian dan analisis risiko serta pengelolaan risiko

    pada saat terjadi perubahan.

    Parameter berikut ini dimaksudkan menunjukan hal-hal

    yang harus dipertimbangkan oleh pimpinan instansi pemerintah

    dalam rangka penerapan Sistem Pengendalian Intern.

    1. Analisis Risiko

    a. Analisis risiko dilaksanakan untuk menentukan dampak

    risiko terhadap pencapaian tujuan Instansi Pemerintah.

    Hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut:

    1) Pimpinan instansi pemerintah menetapkan proses

    formal dan informal untuk menganalisis risikoberdasarkan kegiatan sehari-hari.

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    25/57

    2.2 Analisis Risiko 18

    2) Kriteria klasifikasi risiko rendah, menengah atau tinggi

    sudah ditetapkan.

    3) Pimpinan dan pegawai instansi pemerintah yangberkepentingan diikutsertakan dalam kegiatan analisis

    risiko.

    4) Risiko yang diidentifikasi dan dianalisis relevan dengan

    tujuan kegiatan.

    5) Analisis risiko mencakup perkiraan seberapa penting

    risiko bersangkutan.

    6) Analisis risiko mencakup perkiraan kemungkinan

    terjadinya setiap risiko dan menentukan tingkatannya.

    7) Cara terbaik mengelola atau mengurangi risiko dan

    tindakan khusus yang harus dilaksanakan sudah

    ditetapkan.

    b. Pimpinan instansi pemerintah menerapkan prinsip kehati-

    hatian dalam menentukan tingkat risiko yang dapat diterima.

    Hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut:

    1) Pendekatan penentuan tingkat risiko yang dapat

    diterima bervariasi antar instansi pemerintah tergantung

    dari varian dan toleransi risiko.

    2) Pendekatan yang diterapkan dirancang agar tingkat

    risiko yang dapat diterima tetap wajar dan pimpinan

    instansi pemerintah bertanggung jawab atas

    penetapannya.

    3) Kegiatan pengendalian khusus untuk mengelola serta

    mengurangi risiko secara keseluruhan dan di setiap

    tingkatan kegiatan, sudah ditetapkan dan penerapannya

    selalu dipantau.

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    26/57

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    27/57

    2.2 Analisis Risiko 20

    2) Sudah ada mekanisme untuk menentukan risiko yang

    terkandung akibat diperkenalkannya sistem informasi

    baru atau berubahnya sistem informasi dan risiko yangterlibat dalam pelatihan pegawai dalam menggunakan

    sistem baru ini dan menerima perubahan.

    3) Pimpinan instansi pemerintah sudah memberikan

    pertimbangan khusus terhadap risiko yang diakibatkan

    oleh perkembangan dan ekspansi yang cepat atau

    penciutan yang cepat serta pengaruhnya terhadap

    kemampuan sistem dan perubahan rencana, maksud,

    dan tujuan strategis.

    4) Sudah diberikan pertimbangan terhadap risiko yang

    terlibat saat memperkenalkan perkembangan dan

    penerapan teknologi baru yang penting serta

    pemanfaatannya dalam proses operasional.

    5) Risiko sudah dianalisis secara menyeluruh saat instansi

    pemerintah akan memulai kegiatan untuk menyediakan

    suatu keluaran atau jasa baru.

    6) Risiko yang diakibatkan oleh pelaksanaan kegiatan

    di suatu area geografis baru sudah ditetapkan.

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    28/57

    2.2 Analisis Risiko 21

    BAB III

    LANGKAH ANALISIS RISIKO

    Analisis risiko berkaitan dengan pengembangan pemahaman

    mengenai risiko dan merupakan masukan terhadap keputusan

    apakah risiko perlu ditangani dengan strategi penanganan risiko

    yang tepat dengan menggunakan biaya secara efisien dan efektif.

    Analisis risiko menyangkut pertimbangan sumber risiko,

    konsekuensi positif (peluang) dan negatif (ancaman), sertakemungkinan terjadinya, dimana faktor-faktor yang memengaruhi

    konsekuensi/dampak dan kemungkinan ( likelihood ) telah

    diidentifikasi. Kemungkinan (likelihood) berkaitan dengan penilaian

    frekuensi dan atau probabilitas yang dapat diukur baik secara

    kualitatif maupun kuantitatif, sedangkan konsekuensi ditelaah

    dengan memertimbangkan unsur-unsur kejadian yang muncul dankerentanannya.

    Pengendalian yang ada ( existing controls ) juga

    dipertimbangkan dalam analisis risiko. Analisis risiko dilakukan

    dengan mencermati sumber risiko dan tingkat pengendalian yang

    ada, serta dilanjutkan dengan menilai risiko dari sisi konsekuensi

    dan kemungkinan terjadinya.

    Dari uraian di atas, tujuan analisis risiko adalah untuk

    menetapkan level risiko ( level of risk ) dan sifat risiko dimana level

    risiko ditentukan dengan mengombinasikan konsekuensi dan

    kemungkinan. Dengan kata lain, tujuan analisis risiko adalah untuk

    memisahkan risiko minor yang dapat diterima dan risiko besar,

    sehingga diketahui profil dan peta dari risiko-risiko yang ada, dan

    yang akan digunakan sebagai bantuan dalam evaluasi dan strategi

    penanganan risiko.

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    29/57

    2.2 Analisis Risiko 22

    A. Persiapan Analisis Risiko

    Tahap persiapan analisis risiko merupakan kelanjutan dari

    tahap identifikasi risiko yang telah dilakukan sebelumnya. Oleh

    karena itu, persiapan analisis tidak perlu dimulai dari survei

    pendahuluan seperti halnya tahapan identifikasi risiko sebagai

    awal mula penilaian risiko. Tahap tersebut adalah sebagai

    berikut:

    1. Memeroleh daftar risiko teridentifikasi, yang berisi pernyataan

    risiko, faktor risiko/penyebab risiko, dan dampak risiko.

    2. Mempersiapkan metode dan tools yang akan digunakan untuk

    menghitung dan menganalisis risiko, misalnya program

    statistik SPSS atau Microsoft Excel, tabel/matriks 3x3 atau 5x5,

    dan daftar risiko itu sendiri, yang akan dibuatkan kolom-kolom

    lanjutannya, serta terakhir template peta risiko.

    B. Pelaksanaan Analisis Risiko

    1. Prosedur Analisis Risiko

    Prosedur atau langkah-langkah dalam melakukan

    analisis risiko adalah sebagai berikut:

    a. Lakukan analisis atas sumber-sumber risiko dan status

    risiko yang telah teridentifikasi pada saat melakukan

    identifikasi risiko.

    1) Analisis risiko yang telah diidentifikasi, yang besaran

    dampaknya belum ditetapkan atau telah

    ditetapkan/diketahui, dan menelaah sejauh mana

    perhatian manajemen atas risiko tersebut.

    2) Reviu risiko yang mempunyai dampak yang sangat

    rendah (risiko yang tidak penting atau yang telah

    ditangani). Sebagai reviu awal dapat diabaikan untuk

    menghemat waktu, namun risiko ini harus

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    30/57

    2.2 Analisis Risiko 23

    didokumentasikan karena ada kemungkinan risiko ini

    di kemudian hari mempunyai dampak yang

    membahayakan.

    b. Lakukan evaluasi atas kecukupan desain dan

    penyelenggaraan sistem pengendalian intern yang ada

    1) Lakukan penilaian atas desain pengendalian (dalam

    bentuk sistem, proses, kebijakan, praktik, atau

    instrumen lainnya), yang dapat mengurangi

    kemungkinan dan konsekuensi risiko, atau yang dapatmeningkatkan peluang.

    2) Kemungkinan dan konsekuensi harus ditelaah tidak

    hanya dalam konteks pengendalian yang ada, tetapi

    juga dalam hal tidak terdapat pengendalian.

    3) Lakukan penilaian atas penerapan atau efektivitas

    pengendalian, dengan mengasumsikan bahwa risiko

    tetap ada (tersisa), walaupun pengendalian sudah

    cukup efektif.

    4) Setelah dilakukan penilaian atas kecukupan

    pengendalian, lakukan modifikasi atas pengendalian

    yang ada, jika diperlukan atau perlu alat pengendalian

    yang lain (risiko yang dihasilkan adalah risiko residual).

    c. Susun Tabel Peringkat Pengendalian yang sudah ada

    Suatu kendali adalah suatu mekanisme, prosedur,

    proses, atau praktik yang digunakan untuk mengelola risiko.

    Kendali ini akan mengendalikan risiko, dengan cara

    mengurangi konsekuensinya, kemungkinannya, atau

    sekaligus keduanya. Dikatakan ada pengendalian jika

    memang kendali tersebut digunakan atau dilaksanakan

    secara aktif.

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    31/57

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    32/57

    2.2 Analisis Risiko 25

    d. Susun tabel kriteria risiko yang dapat diterima (acceptable)

    Tabel ini mendefinisikan tingkat toleransi instansi

    terhadap risiko atau ri s k ap p eti te dan merupakanpedoman tingkat akseptabilitas risiko. Untuk setiap level

    risiko, tabel tersebut menggambarkan bagaimana risiko

    dipersepsikan (yaitu rendah, menengah, tinggi, atau

    ekstrim), serta menjelaskan tingkat peringkat pengendalian

    yang diperlukan untuk dapat menerima risiko. Kriteria

    tersebut umumnya mendefinisikan bagaimana risiko-risikodilaporkan, direviu, dan siapa pihak yang memutuskan

    tingkat acceptance -nya.

    Tabel 6Contoh Kriteria Analisis Risiko

    KonsekuensiLikelihood

    1 2 3 4 5Sangat jarang Jarang Moderat Sering

    Hampir pasti

    5 Katastropik 5 10 15 20 254 Major 4 8 12 16 203 Moderat 3 6 9 12 152 Minor 2 4 6 8 101 Tdk signifikan 1 2 3 4 5

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    33/57

    2.2 Analisis Risiko 26

    Tabel 7Contoh Kriteria Penerimaan ( Acceptance ) Risiko

    LevelRisiko Kriteria untuk Analisis Risiko Yang BertanggungJawab

    1 3 Dapat diterima Dengan pengendalianyang cukupPimpinan Menengah/Operasional

    4 6 Dipantau Dengan pengendalianyang cukupPimpinan Menengah/Operasional

    6 9DiperlukanPengendalian olehManajemen

    Dengan pengendalianyang cukup

    Pimpinan TingkatMenengah/Operasional

    10 14Harus menjadiperhatianmanajemen(urgen)

    Dapat diterima hanyadengan pengendalianyang sangat baik(excellent )

    Pimpinan Puncak

    15 25 Tak dapat diterima(unacceptable)

    Dapat diterima hanyadengan pengendalianyang sangat baik(excellent )

    Pimpinan Puncak

    e. Lakukan analisis terhadap konsekuensi atau dampak

    terjadinya risiko

    1) Lakukan penaksiran atas konsekuensi atau dampak

    dari suatu risiko, baik yang memiliki konsekuensi

    keuangan maupun nonkeuangan, serta lakukan

    analisis dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan

    yang telah diidentifikasi pada tahap penetapan konteks.

    2) Teliti faktor-faktor yang dapat meningkatkan atau

    mengurangi konsekuensi terjadinya risiko.

    3) Klasifikasikan masing-masing konsekuensi dalam skala

    yang telah ditetapkan pada saat penetapan

    konteks/tujuan.

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    34/57

    2.2 Analisis Risiko 27

    f. Menetapkan dampak risiko

    Penetapan dampak atas risiko dapat dilakukan

    berdasarkan berbagai kategori misalnya, dampakketerlambatan, ketidakpuasan terhadap pelayanan,

    dampak terhadap reputasi, dampak hukum, politik,

    lingkungan dan dampak lainnya. Dampak yang ditimbulkan

    dapat saja mencakup salah satu atau gabungan beberapa

    dampak secara bersama-sama. Dalam mengukur dampak

    risiko, akan sangat bergantung pada tingkat risk appetite atau tingkat dampak risiko yang akan dapat diterima oleh

    pimpinan instansi.

    Selera risiko (r i sk appe ti te) adalah jumlah risiko

    secara umum yang diharapkan oleh instansi. Hal itu

    mencerminkan sikap instansi terhadap risiko dan

    selanjutnya memengaruhi budaya dan gaya pengoperasian

    instansi. Istilah toleransi risiko sering digunakan

    bergantian dengan istilah ambang risiko atau limit risiko.

    Toleransi risiko adalah batas pengambilan risiko yang

    dapat diterima dari variasi relatif pada pencapaian tujuan

    dalam tingkat toleransi yang diperkenankan dalam konteks

    instansi secara keseluruhan. Terkadang menjadi ukuran

    terbaik dalam instansi serupa untuk mengukur sasaran

    terkait.

    Berikut adalah contoh sikap instansi terhadap risiko

    di instansinya. Terhadap risiko kebakaran di gedung kantor

    instansi, instansi A mungkin akan berbeda risk appetite -

    nya dibandingkan dengan instansi B. Jika instansi A

    memiliki sikap yang risk taker , maka instansi tersebut akan

    lebih banyak mengalokasikan sumber daya yang dimiliki

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    35/57

    2.2 Analisis Risiko 28

    untuk menghadapi risiko kebakaran setelah

    mempertimbangkan toleransi instansi tersebut terhadap

    risikonya. Instansi A akan lebih banyak memasang alatpemadam kebakaran di lingkungan kantornya, memasang

    petunjuk evakuasi, menyelenggarakan pelatihan simulasi

    situasi gawat darurat secara berkala, dan selalu mengecek

    kesiapan alat damkarnya. Di lain pihak, jika instansi B

    memiliki sikap yang risk avoidance , maka instansi tersebut

    cenderung membatasi risiko kebakaran, misalnya tidak

    memperbolehkan adanya peralatan atau benda/material

    yang mudah menimbulkan kebakaran di lingkungan

    kantornya, melarang kegiatan yang dapat menimbulkan

    percikan atau yang menggunakan api. Pada intinya,

    instansi tersebut berupaya semaksimal mungkin untuk

    menghindari hal-hal yang berpotensi menimbulkan api,

    sekecil apapun.

    Tabel 8 di bawah ini dapat digunakan untuk

    menentukan pada tingkat mana dampak risiko akan

    ditetapkan berdasarkan salah satu atau beberapa syarat

    yang terpenuhi. Tabel ini mencerminkan kriteria dampak

    yang ditetapkan oleh pimpinan instansi. Dalam praktik,

    tentu saja satu unit/instansi dapat memiliki ukuran kriteria

    dampak yang berbeda dengan instansi yang lain.

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    36/57

    2.2 Analisis Risiko 29

    Tabel 8 Referensi Dampak RisikoContoh Skor Dampak Risiko dan Definisi/Kriterianya

    Level/Skor Definisi/Kriteria

    1 Tidak berarti Agak mengganggu pelayanan Tidak menimbulkan kerusakan Kerugian kurang dari Rp5.000.000,00 Terjadi penambahan anggaran yang tidak diprogramkan namun

    tidak lebih dari Rp25.000.000,00 Tidak berdampak pada pencapaian tujuan secara umum Tidak berdampak pada pencemaran/reputasi Tidak ada/hanya berdampak kecil pada kerusakan lingkungan

    2 Kecil Cukup mengganggu jalannya pelayanan Menimbulkan kerusakan kecil

    Kerugian diatas Rp25.000.000,00 sampai denganRp.50.000.000,00 Terjadi penambahan anggaran yang tidak diprogramkan namun

    tidak lebih dari Rp100.000.000,00 Menggangu pencapaian tujuan instansi, meskipun tidak signifikan Berdampak pada pandangan negatif terhadap instansi dalam

    skala lokal (telah masuk dalam pemberitaan media lokal) Adanya kerusakan kecil terhadap lingkungan

    3 Sedang Mengganggu kegiatan pelayanan secara signifikan Adanya kekerasan, ancaman, dan menimbulkan kerusakan yang

    serius Kerugian yang terjadi di atas Rp100.000.000,00 sampai dengan

    Rp500.000.000,00 Terjadi penambahan anggaran yang tidak diprogramkan, namun

    tidak lebih dari Rp500.000.000,00 Menggangu pencapaian tujuan instansi secara signifikan Berdampak pada pandangan negatif terhadap instansi dalam

    skala nasional (telah masuk dalam pemberitaan media lokal dannasional)

    Adanya kerusakan cukup besar terhadap lingkungan4 Besar Terganggunya pelayanan lebih dari dua hari, tetapi kurang dari

    satu minggu Adanya kekerasan, ancaman dan menimbulkan kerusakan yang

    serius dan membutuhkan perbaikan yang cukup lama Kerugian yang terjadi di atas Rp500.000.000,00 sampai dengan

    Rp1.000.000.000,00 Terjadi penambahan anggaran yang tidak diprogramkan, namuntidak lebih dari Rp1.000.000.000,00

    Sebagian tujuan instansi gagal dilaksanakan Merusak citra institusi dalam skala nasional (telah masuk dalam

    pemberitaan media lokal dan nasional) Adanya kerusakan besar terhadap lingkungan

    5 Luar Biasa/Bencana

    Terganggunya pelayanan lebih dari satu minggu Kerusakan fatal Kerugian yang terjadi di atas Rp1.000.000.000,00 Terjadi penambahan anggaran yang tidak diprogramkan, namun

    tidak lebih dari Rp2.000.000.000,00 Sebagian besar tujuan instansi gagal dilaksanakan Merusak citra institusi dalam skala nasional, penggantian pucuk

    pimpinan instansi secara mendadak Terjadinya KKN dan diproses secara hukum

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    37/57

    2.2 Analisis Risiko 30

    Selanjutnya, dapat dibuat tabel persepsi dari individu-

    individu dalam kelompok tentang skor/level dampak seperti

    tampak pada Tabel 9.

    Tabel 9

    Contoh Risiko dan Dampak TerjadinyaUNSUR RISIKO DAMPAK ( IMPACT )

    Nama Risiko KodeRisiko

    Pendapat Anggota Kelompok Rata-rataA B C D ...... J

    Belum ada strategi penyalurandana # 1 4 4 5 2 4 3.8Pedoman teknis belum dapatdipergunakan # 2 4 4 1 1 5 3.2 Ada kelompok UKM yang inginmenguasai # 3 4 4 3 2 4 3.3Biaya penyaluran mahal dan belumada dana anggarannya # 4 1 4 5 1 3 2.9Staf teknis yang melaksanakanbelum terlatih dan belumberpengalaman # 5 4 4 1 2 3 2.9........... ... ... ... ... ... ... ... ............... dst-nya ...

    g. Lakukan analisis terhadap besarnya kemungkinan

    terjadinya suatu risiko

    1) Lakukan penaksiran atas kemungkinan terjadinya suatu

    risiko.

    2) Teliti faktor-faktor yang dapat meningkatkan atau

    mengurangi kemungkinan terjadinya risiko.

    3) Klasifikasikan masing-masing kemungkinan dalam

    skala yang telah ditetapkan dalam penetapan konteks.

    h. Ukur kemungkinan/probabilitas risiko

    Pemahaman terhadap besarnya kemungkinan

    terjadinya risiko pada instansi akan dapat digunakan

    sebagai langkah untuk penanganan yang tepat terhadap

    terjadinya risiko yang diperkirakan. Strategi penanganan

    risiko dapat berbeda-beda dan sangat bergantung pada

    besar kecilnya risiko yang akan dihadapi.

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    38/57

    2.2 Analisis Risiko 31

    Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan

    untuk mengukur kemungkinan terjadinya risiko.

    Pengukuran pada sektor publik pada umumnya dilakukan

    dengan pendekatan kualitatif. Cara yang mudah untuk

    mengukur kemungkinan terjadinya risiko dan untuk

    menetapkan dampak risiko adalah dengan metode curah

    pendapat. Hasil curah pendapat yang dihasilkan

    dituangkan dalam daftar risiko, kemudian ditetapkan tingkat

    kemungkinan terjadinya dan besarnya dampak yang

    ditimbulkan.

    Setelah risiko-risiko utama teridentifikasi, maka harus

    ditetapkan tingkat kemungkinan terjadinya. Penetapan

    kemungkinan terjadinya risiko dapat diukur, misalnya

    dengan menggunakan skala Likert dengan rentang nilai

    antara 1 5, yang menunjukkan bahwa semakin besar

    bilangan nominal yang dihasilkan dalam pengukuran berartisemakin besar kemungkinan terjadinya. Penetapan skala

    kemungkinan terjadinya akan menghasilkan peringkat

    prioritas kemungkinan terjadinya risiko.

    Tabel 10 di bawah ini digunakan untuk mengukur

    kemungkinan terjadinya risiko:

    Tabel 10

    Contoh Tabel Frekuensi Kemungkinan Terjadinya Risiko dan Kriterianya

    Skor Definisi/Kriteria

    1- Hampir tidak pernahterjadi

    Peristiwa hanya akan timbul pada kondisi yangluar biasa

    2 - Jarang terjadi Peristiwa diharapkan tidak terjadi

    3 - Mungkin terjadi Peristiwa kadang-kadang bisa terjadi

    4 - Sering terjadi Peristiwa sangat mungkin terjadi padasebagian kondisi

    5 - Hampir pasti terjadi Peristiwa selalu terjadi hampir pada setiapkondisi

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    39/57

    2.2 Analisis Risiko 32

    Selanjutnya, dapat dibuat tabel persepsi dari individu-

    individu dalam kelompok tentang skor/level kemungkinan

    risiko seperti tampak pada Tabel 11.

    Tabel 11

    Contoh Risiko dan Kemungkinan Terjadinya

    UNSUR RISIKO KEMUNGKINAN ( PROBABILITY )

    Nama Resiko KodeRisiko

    Pendapat Anggota Kelompok Rata-rataA B C D ...... J

    Belum ada strategi penyaluran dana # 1 4 2 5 4 5 3.7Pedoman teknis belum dapatdipergunakan # 2 3 2 1 4 3 2.9 Ada kelompok UKM yang inginmenguasai # 3 4 3 5 3 4 3.2Biaya penyaluran mahal dan belum adadana anggarannya # 4 2 3 5 3 3 2.8Staf teknis yang melaksanakan belumterlatih dan belum berpengalaman # 5 3 3 1 4 2 2.2...................... dst-nya ...

    i. Lakukan penilaian terhadap kemungkinan terjadinya setiaprisiko dan konsekuensinya

    Lakukan penilaian terhadap kemungkinan terjadinya

    masing-masing risiko dan konsekuensinya, baik langsung

    maupun tidak langsung terhadap pencapaian tujuan

    instansi dan ukuran kinerja (indikator kinerja kunci), dengan

    memertimbangkan efektivitas sistem pengendalian internyang ada.

    j. Menghitung level/status risiko

    Setiap risiko pertama-tama dianalisis dan dievaluasi

    dari segi potensi konsekuensinya sebagai hasil dari

    skenario risiko tertentu. Kemudian, konsekuensi dari

    skenario ini bersama dengan tingkat kemungkinannya

    diperingkat. Dengan menggunakan skala 1 sampai 5 untuk

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    40/57

    2.2 Analisis Risiko 33

    konsekuensi dan kemungkinan ( likelihood ), maka akan

    diperoleh level risiko dengan rentang mulai dari 1 sampai

    dengan 25, yang merupakan hasil perkalian antara barisskala kemungkinan ( likelihood ) dan kolom skala

    konsekuensi/dampak. Secara sederhana, rumusannya

    adalah sebagai berikut:

    Level risiko bervariasi ketika instansi menetapkan

    konteks bagaimana risiko dikelola. Semua risiko memiliki

    level inheren ( inherent level of risk ), yang diartikan sebagai

    level risiko tanpa pengendalian formal, atau juga disebut

    level risiko dimana pengendaliannya tidak berfungsi sama

    sekali.

    Beberapa instansi lebih memilih untuk menilai dan

    mendokumentasikan level risiko ( inherent ) tersebut

    sebelum menetapkan efektivitas pengendalian yang ada.

    Jika instansi memiliki informasi yang berkaitan dengan level

    risiko inherennya, berarti ketika menetapkan kecukupan

    pengendaliannya, skenario terburuknya pun telah diketahui.

    Setelah pengendalian yang ada terdokumentasi dan dinilaiefektivitasnya, maka level risiko setelah dinilai ( assessed

    level of risk ) dapat dievaluasi. Ini merupakan level risiko

    dengan pengendalian yang sudah ada.

    Ketika level risiko setelah dinilai ternyata tidak dapat

    diterima ( unacceptable ), maka diperlukan pengendali

    tambahan atau perbaikan pada pengendalian yang sudahada, yaitu dalam bentuk penanganan ( treatment ). Dalam

    Level Risiko = Probabilitas x Dampak

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    41/57

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    42/57

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    43/57

    2.2 Analisis Risiko 36

    Tabel 13Perbandingan Kemungkinan dan Dampak Risiko

    RATA-RATA

    Nama Risiko KodeRisiko

    Kemungkinanterjadinya

    risiko

    Dampakatas

    risikoStatus

    Belum ada strategi penyalurandana # 1 3.7 3.8 14.06

    Pedoman teknis belum dapatdipergunakan # 2 2.9 3.2 9.28

    Ada kelompok UKM yang inginmenguasai # 3 3.2 3.3 10.56

    Biaya penyaluran mahal danbelum ada dana anggarannya # 4 2.8 2.9 8.12

    Staff teknis yang melaksanakanbelum terlatih dan belumberpengalaman

    # 5 2.2 2.9 6.38

    ...........

    ........... dst-nya ... ... .....

    Gambar 1

    Contoh Sederhana Peta Risiko (Tanpa Warna Tertentu)

    Penempatan risiko pada peta risiko seperti pada

    Gambar 1 di atas didasarkan atas penentuan perhitungan

    antara kemungkinan dengan dampaknya. Status risiko,diperoleh dari hasil perkalian dan hasil penetapan nilai

    Risiko

    0

    5

    10

    0 5 10

    Dampak

    K e m u n g k i n a n

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    44/57

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    45/57

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    46/57

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    47/57

    2.2 Analisis Risiko 40

    Tujuan evaluasi risiko adalah untuk membuat

    keputusan berdasarkan hasil analisis risiko, mengenai

    risiko mana yang memerlukan respon tertentu dan prioritaspenanganan. Dengan demikian, evaluasi risiko memberikan

    suatu daftar risiko yang meliputi keputusan apakah suatu

    risiko memerlukan respon tertentu, apakah suatu aktivitas

    harus dilakukan, dan risiko apa yang memerlukan peringkat

    atau prioritas penanganan.

    b. Prosedur Evaluasi Risiko

    Prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan dalam

    melakukan evaluasi risiko adalah sebagai berikut:

    1) Lakukan evaluasi risiko, yang meliputi:

    a) Membandingkan risiko yang diidentifikasi selama

    proses analisis dengan kriteria yang telah ditetapkan

    dalam penetapan konteks/tujuan.

    b) Memutuskan apakah risiko dapat diterima atau tidak

    dapat diterima, sesuai dengan peringkat prioritas

    yang disepakati.

    c) Lakukan review kriteria risiko yang telah ditetapkan

    dalam penetapan tujuan untuk meyakinkan bahwa

    kriteria risiko telah diidentifikasi untuk semua risiko

    yang dapat diterima.

    2) Lakukan penilaian alasan-alasan suatu risiko dianggap

    dapat diterima, yang meliputi:

    a) Kemungkinan dan/atau konsekuensi risiko sangat

    rendah sehingga penanganan spesifik tidak tepat.

    b) Tidak tersedia penanganannya.

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    48/57

    2.2 Analisis Risiko 41

    c) Biaya penanganan sangat mahal dibandingkan

    dengan manfaatnya sehingga menerima risiko

    adalah satu-satunya pilihan respon/penanganan.3) Buat daftar prioritas risiko (urutan prioritas risiko dan

    daftar risiko).

    a) Buat daftar prioritas atau peringkat risiko atas risiko

    yang telah disepakati, yang memuat urutan prioritas

    risiko (Misalnya, sangat tinggi, tinggi, sedang,

    rendah, dan sangat rendah).b) Risiko yang diprioritaskan untuk dilakukan

    penanganan lebih lanjut perlu dilaporkan kepada

    tingkat pimpinan/manajemen yang lebih tinggi, sesuai

    dengan kebijakan yang telah ditetapkan, sebagai

    bagian strategi atau rencana operasi instansi.

    4) Lakukan penilaian awal ( initial assessment ) untuk

    mengidentifikasi tren risiko atau pergeseran risiko

    sebagai perluasan dari tahap evaluasi risiko, yang

    meliputi:

    a) Risiko yang harus ditangani dengan segera tanpa

    analisis rinci, namun respon/penanganan yang tepat

    telah jelas.

    b) Risiko yang dikesampingkan atau diabaikan tanpa

    tindakan lebih lanjut untuk sementara waktu.

    c) Risiko yang memerlukan analisis lebih rinci sebelum

    menetapkan apakah perlu ditangani atau tidak atau

    memilih bentuk respon/penanganan yang lebih tepat.

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    49/57

    2.2 Analisis Risiko 42

    5) Lakukan analisis rinci ( detailed analysis ) untuk risiko

    tertentu (khususnya risiko yang sangat tinggi/ekstrim

    dan tinggi), dengan mendapatkan informasi tambahan

    sebelum dilakukan penanganan atau bentuk opsi

    respon/penanganan yang tepat .

    6) Buat simpulan hasil evaluasi risiko.

    c. Pertanyaan-Pertanyaan Kunci dalam Evaluasi Risiko

    Pertanyaan-pertanyaan berikut dapat membantu dalam

    mengevaluasi dan memprioritaskan risiko, yaitu:

    1) Tingkat risiko-risiko apa yang dapat diterima dan yang

    tidak dapat diterima?

    2) Apa peringkat atau prioritas risiko dari masing-masing

    risiko?

    C. Respon terhadap RisikoRespon risiko membantu memfokuskan perhatian instansi

    pada kegiatan pengendalian yang diperlukan untuk memastikan

    bahwa respon risiko tersebut dilakukan dengan tepat dan

    terjadwal.

    Respon terhadap risiko terdiri dari beberapa pilihan, yaitu:

    1. Menghindarkan risiko ( avoid )Menghindarkan risiko dilakukan dengan cara tidak

    memulai atau tidak melanjutkan kegiatan yang dapat

    meningkatkan risiko. Penghindaran risiko dapat menjadi tidak

    tepat jika individu atau instansi bersifat menolak risiko (risk-

    averse). Penghindaran risiko secara tidak tepat justru dapat

    meningkatkan signifikansi risiko lainnya atau mengakibatkanhilangnya peluang memeroleh manfaat.

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    50/57

    2.2 Analisis Risiko 43

    2. Mengubah kemungkinan munculnya risiko ( abate )

    Respon ini dilakukan dengan cara mengubah

    kemungkinan munculnya risiko agar kemungkinan terjadinyahasil yang negatif dapat berkurang. Istilah lain yang juga

    digunakan adalah pencegahan ( prevention )

    3. Mengubah konsekuensinya ( mitigate )

    Respon ini dilakukan dengan cara mengubah

    konsekuensinya agar luas kerugian menjadi berkurang. Hal ini

    meliputi ukuran-ukuran pra-kejadian seperti penguranganpersediaan dan peralatan pelindung, dan respon pasca

    kejadian seperti rencana lanjutan. Istilah lain yang juga

    digunakan adalah penanggulangan. Abate dan mit igate

    terkadang disebut dalam satu istilah, yaitu mengurangi risiko

    (reduce ).

    4. Berbagi risiko ( share ) atau mentransfer risiko

    Hal ini melibatkan pihak lain dalam menanggung atau

    berbagi sebagian risiko, terutama dengan konsensus.

    Mekanismenya meliputi kontrak-kontrak, asuransi, dan struktur

    organisasi seperti kemitraan dan joint ventures untuk

    menyebarkan tanggung jawab dan kewajiban. Umumnya,

    terdapat biaya finansial atau manfaat terkait denganpembagian risiko dengan instansi lain, misalnya premi

    asuransi. Jika risiko dibagi, baik keseluruhan maupun

    sebagian, maka instansi yang mentransfer risiko mendapat

    risiko baru, yaitu instansi lain yang memeroleh transfer risiko

    tersebut tidak dapat mengelola risiko itu secara efektif.

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    51/57

    2.2 Analisis Risiko 44

    5. Menerima atau mempertahankan risiko ( accept /retain )

    Setelah risiko diubah atau dibagi, maka akan ada risiko

    tersisa yang dipertahankan. Risiko pun dapat dipertahankansecara default , yaitu jika terjadi kegagalan mengenali atau

    membagi secara tepat, atau bahkan menangani risiko. Pada

    kasus ekstrem, dapat terjadi suatu instansi tidak memiliki

    pilihan respon yang lebih baik, selain menerima risiko tersebut.

    Respon risiko yang terpilih merupakan permulaan untuk

    melakukan kegiatan pengendalian, atau menentukan

    pengendalian apa yang diperlukan untuk mengurangi risiko

    tersebut. Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan

    prosedur yang disusun untuk meyakinkan bahwa respon risiko

    berjalan secara efektif. Oleh karena itu, respon risiko dapat

    dikatakan merupakan jembatan antara hasil penilaian risiko dan

    unsur kegiatan pengendalian.

    Pasal 18 PP Nomor 60 Tahun 2008 menyebutkan bahwa

    kegiatan pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang

    dapat membantu memastikan dilaksanakannya arahan pimpinan

    instansi pemerintah untuk mengurangi risiko yang telah

    diidentifikasi selama proses penilaian risiko. Ini berarti, kegiatan

    pengendalian bukan hanya dimaksudkan untuk mengurangi risiko,namun juga merupakan alat untuk meyakinkan bahwa

    penanganan (respon) atau pengendalian risiko telah terlaksana

    secara efektif.

    Respon risiko membantu untuk memfokuskan perhatian

    pada kegiatan pengendalian apa yang diperlukan dalam rangka

    memastikan bahwa respon risiko tersebut dilaksanakan secaratepat dan terjadwal. Berikut ini adalah suatu ilustrasi tentang

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    52/57

    2.2 Analisis Risiko 45

    hubungan antara tujuan, respon risiko, dan kegiatan

    pengendaliannya.

    Tujuan: Memenuhi atau bahkan melebihi target penjualan. Risiko: kurangnya pemahaman tentang faktor eksternal seperti

    kebutuhan terkini dari pelanggan.

    Respon risiko: mengurangi kemungkinan dan dampak, yaitu

    dengan menetapkan data historis pembelian oleh para

    pelanggan terdahulu serta melakukan riset pasar baru.

    Tindakan tersebut dapat menjadi titik penting untuk

    menetapkan kegiatan pengendalian.

    Kegiatan pengendalian: mengecek perkembangan data

    historis pembelian oleh pelanggan dengan jadwal yang telah

    ditetapkan, dan memastikan bahwa laporan data tersebut

    akurat .

    D. Laporan Hasil Penilaian Risiko

    1. Tujuan Laporan Hasil Penilaian Risiko

    Pelaporan hasil penilaian risiko pada instansi pemerintah

    mempunyai tujuan sebagai berikut:

    a. Memberikan informasi yang obyektif kepada pihak terkait

    mengenai proses penilaian risiko.

    b. Menyajikan hasil penilaian risiko ditinjau dari prinsip-prinsip

    efisien, efektif, serta memberikan saran untuk

    pengendalian risiko.

    c. Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk

    pengambilan keputusan dalam rangka memperbaiki sistem

    pengendalian intern.

    2. Materi Pokok Laporan Hasil Penilaian Risiko

    Materi pokok yang dapat disajikan dalam laporan hasil

    penilaian risiko adalah sebagai berikut:

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    53/57

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    54/57

    2.2 Analisis Risiko 47

    5) Uraian Hasil Penilaian Risiko

    Uraian hasil penilaian risiko memuat keluaran ( output )

    dari proses penilaian risiko pada masing-masing tahap,yang meliputi:

    a) Hasil penetapan tujuan

    b) Daftar risiko yang diidentifikasi

    c) Penentuan tingkat risiko dan peta risiko

    d) Daftar urutan prioritas risiko dan daftar risiko yang

    akan ditangani (direspon).

    (Untuk butir b, c, dan d didokumentasikan dalam register

    risiko).

    6) Saran

    Saran dapat dilakukan pada setiap tahap atau setelah

    melakukan seluruh tahapan proses penilaian risiko.

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    55/57

    2.2 Analisis Risiko 48

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    56/57

    2.2 Analisis Risiko 49

    BAB IV

    PENUTUP

    Analisis risiko pada sektor publik merupakan bagian dari

    penyelenggaraan SPIP yang dibangun oleh manajemen instansi

    pemerintah. Proses analisis risiko dilakukan untuk memberikan

    masukan kepada pimpinan guna menentukan strategi penanganan

    risiko yang tepat, dengan menggunakan biaya secara efisien dan

    efektif.Pedoman ini disusun untuk memberikan acuan praktis bagi

    pimpinan instansi pemerintah dalam menciptakan dan

    melaksanakan sistem pengendalian intern, khususnya pada unsur

    penilaian risiko sub unsur analisis risiko di lingkungan instansi yang

    dipimpinnya.

    Hal-hal yang dicakup dalam pedoman teknis ini adalah acuanmendasar yang berlaku secara umum bagi seluruh instansi

    pemerintah yang minimal harus dipenuhi dalam penerapan analisis

    risiko, dan tidak mengatur secara spesifik bagi instansi tertentu.

    Instansi pemerintah hendaknya dapat mengembangkan lebih jauh

    langkah-langkah yang perlu diambil sesuai dengan kebutuhannya,

    dengan tetap mengacu dan tidak bertentangan dengan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku.

    Sesuai dengan perkembangan teori dan praktik-praktik sistem

    pengendalian intern, pedoman ini perlu disesuaikan secara terus-

    menerus.

  • 8/10/2019 SPIP: Analisis Resiko

    57/57