Top Banner
Blog ini merupakan ruang publik baru yang bebas dari dominasi dan didedikasikan untuk pengarusutamaan literasi politik dan literasi media. Sangat meyakini setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya sehingga terus berpikir, bergerak dan bermanfaat dalam penguatan semangat komunitarian. Saatnya warga negara kian berdaya untuk berpikir dan bersikap atas hak-hak sipil politiknya. Sphere of Reflection: Capres Wacana? http://gunheryanto.blogspot.com/2013/11/capres-wacana.html 1 of 11 16/02/2015 18:43
11

Sphere of Reflection_ Capres Wacana

Dec 25, 2015

Download

Documents

mbelgedeshu

opinion
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Sphere of Reflection_ Capres Wacana

Blog ini merupakan ruang publik baru yang bebas dari dominasi dan didedikasikan untukpengarusutamaan literasi politik dan literasi media. Sangat meyakini setiap orang ada masanya dansetiap masa ada orangnya sehingga terus berpikir, bergerak dan bermanfaat dalam penguatansemangat komunitarian. Saatnya warga negara kian berdaya untuk berpikir dan bersikap atas hak-haksipil politiknya.

Sphere of Reflection: Capres Wacana? http://gunheryanto.blogspot.com/2013/11/capres-wacana.html

1 of 11 16/02/2015 18:43

Page 2: Sphere of Reflection_ Capres Wacana

Diposkan oleh Gun Gun Heryanto di 22.08

menjanjikan keuntungan seiring dengan tingginya minat kontestan pemilu legislatif, pemilupresiden dan berbagai pilkada.

Bolehkah sebuah survei dipesan oleh mereka yang memiliki kepentingan elektoral?Sebenarnya boleh-boleh saja. Hanya etikanya, jika sebuah riset dilakukan untuk kepentinganclient, misalnya untuk memetakan posisi kandidat jika head-to-head dengan kompetitor sekaligus memprediksi tren opini yang berkembang di masyarakat, harusnya hasil surveitersebut diberikan kepada client yang memesan. Tidak secara serampangan dirilis lewatmedia terlabih dengan melakukan pembingkain hasil untuk kepentingan menaikan citra politikclient bersangkutan. Sah-sah juga jika survei tersebut dirilis di media atas permintaan client,hanya lembaga survei bersangkutan harus tetap berpegang pada fakta temuan dengantidak mereduksi, mendramatisasi atau mendesain sebuah riset “abal-abal”. Siapkah clientlembaga riset tersebut menerima konsekuensi tersebut? Sulit rasanya mencari client yangtidak punya motif membayar lembaga survei bukan untuk kepentingan bandwagon effect.

Jika orientasinya bandwagon effect dengan memanfaatkan media, maka salah satu yangakan dipertaruhkan lembaga survei yang menjadi konsultan adalah integritas! Lebihmengerikan lagi jika lembaga survei hanya jadi “tukang suntik” opini. Meminjam perspektifHypodermic Needle Theory, survei bisa saja diposisikan sebagai pembentuk opini publikdengan memanfaatkan media seperti jarum yang menyuntikkan informasi secaraberulang-ulang kepada khalayak agar terbentuk opini publik yang dikehendaki. Tentu ini caraberpikir tentang hubungan media-khalayak yang jadul! Tak semudah itu khalayak dibentukpersepsinya oleh media dan lembaga survei. Bias metodologis dan etis dalam survei yangdirilis oleh media, dengan cepat akan bisa diraba oleh banyak pihak.

Perang 2014

Salah satu contoh reaksi publik yang keras dan kritis terjadi saat Lingkaran Survei Indonesia(LSI) merilis elektabilitas Capres. Dua nama berposisi teratas yakni Mega (29,8 persen)dan Aburizal Bakrie (28,6 persen) sementara capres lain yang dianggap riil adalah hasilkonvensi Demokrat. Nama Jokowi dan Prabowo dieliminasi dari survei karena diasumsikansebagai capres wacana.

Istilah capres wacana memang dipandang banyak kalangan sumir dan tendensius jikadikaitkan dengan sosok Jokowi dan Prabowo. Memang benar, hingga sekarang Jokowibelum resmi menjadi capres PDIP, tetapi memberi asumsi bahwa Jokowi hanya capreswacana juga prematur dan gegabah. Menilik dukungan dan harapan publik yang kianmembumbung tinggi terhadap Jokowi, beranikah PDIP meninggalkan magnet utama yangakan memberi insentif elektoral bagi partai ini di pileg maupun pilpres 2014.

Pun demikian dengan Prabowo. Jika karena prediksi elektabilitas Gerindra yang hanya dibawah 10 persen lantas Prabowo disebut capres wacana, bukankah ini logika yangmenihilkan sejarah dan seni kemungkinan-kemungkinan dalam politik kita. Sejarah yang sayamaksud adalah keterpilihan SBY di pemilu presiden 2004. Dengan perolehan suara 7,45persen ternyata SBY bisa menjadi presiden dengan membentuk koalisi partai politik untukmengusungnya. Hal yang sama bisa saja dilakukan Prabowo, yakni menginisiasi komunikasipolitik ke partai-partai lain terutama partai-partai papan tengah yang belum punya capressolid untuk merapat dan mengusung Prabowo bersama-sama sehingga bisa melampauipresidential threshold (PT) 25 persen suara nasional atau 20 persen kursi DPR.

Jauh akan lebih fair dan elegan jika siapapun yang melakukan survei elektabilitas itumemasukan nama-nama yang saat ini teraba dalam denyut opini publik masyarakat.Memang tak mudah bagi lembaga survei mengayuh di tengah dua kepentingan antaraorientasi bisnis dengan cara memuaskan pelanggan dan orientasi etis-akademis untukmempertahankan integritas. Publik pun akhirnya akan tahu, mana survei ilmiah yangmenjaga marwah nilai akademis, dan mana survei si tukang pemenangan!

Poskan Komentar

Tidak ada komentar:

Sphere of Reflection: Capres Wacana? http://gunheryanto.blogspot.com/2013/11/capres-wacana.html

2 of 11 16/02/2015 18:43

Page 3: Sphere of Reflection_ Capres Wacana

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Sphere of Reflection: Capres Wacana? http://gunheryanto.blogspot.com/2013/11/capres-wacana.html

3 of 11 16/02/2015 18:43

Page 4: Sphere of Reflection_ Capres Wacana

Sphere of Reflection: Capres Wacana? http://gunheryanto.blogspot.com/2013/11/capres-wacana.html

4 of 11 16/02/2015 18:43

Page 5: Sphere of Reflection_ Capres Wacana

Sphere of Reflection: Capres Wacana? http://gunheryanto.blogspot.com/2013/11/capres-wacana.html

5 of 11 16/02/2015 18:43

Page 6: Sphere of Reflection_ Capres Wacana

Sphere of Reflection: Capres Wacana? http://gunheryanto.blogspot.com/2013/11/capres-wacana.html

6 of 11 16/02/2015 18:43

Page 7: Sphere of Reflection_ Capres Wacana

Sphere of Reflection: Capres Wacana? http://gunheryanto.blogspot.com/2013/11/capres-wacana.html

7 of 11 16/02/2015 18:43

Page 8: Sphere of Reflection_ Capres Wacana

Sphere of Reflection: Capres Wacana? http://gunheryanto.blogspot.com/2013/11/capres-wacana.html

8 of 11 16/02/2015 18:43

Page 9: Sphere of Reflection_ Capres Wacana

Sphere of Reflection: Capres Wacana? http://gunheryanto.blogspot.com/2013/11/capres-wacana.html

9 of 11 16/02/2015 18:43

Page 10: Sphere of Reflection_ Capres Wacana

Sphere of Reflection: Capres Wacana? http://gunheryanto.blogspot.com/2013/11/capres-wacana.html

10 of 11 16/02/2015 18:43

Page 11: Sphere of Reflection_ Capres Wacana

Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.

Sphere of Reflection: Capres Wacana? http://gunheryanto.blogspot.com/2013/11/capres-wacana.html

11 of 11 16/02/2015 18:43