Top Banner
29

Spektrum Februari

Mar 26, 2016

Download

Documents

 
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Spektrum Februari
Page 2: Spektrum Februari

Assalamu'alaikum WarahmatullahiWabarakatuh!!!

Salam Pers Mahasiswa ! Puji Syukur kitahaturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yangtelah memberikan kami nikmat sampai akhirnyabisa menyelesaikan Spektrum Edisi BulanFebruari 2014 yang bertemakan “DEFENSIVEM E D E C I N E ” .

Beberapa rubrik sekaligus memahas tematersebut , di antaranya laporan utama .laporankhusus .Selain itu masih ada rubrik yangmembahas tentang informasi ISMKI wilayah ,profil, LPM , Introduce US dan rubrik lainnya.

Kami sadar majalah ini banyak kesalahan ,mohon kritik dan saran yang membangun untukkebaikan majalah ini kedepan. Akhir katasemoga majalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Susunan Pengurus

Diretur UtamaFathonah Agung WahyuDirektur Utama Terpillih

Maria Megilda Bosri

SekretarisIda Ayu Kemala Wasita Manuaba

BendaharaTri Umi Maslakhatud Diniyah

Kadiv SpektrumShafrizal Razali

StaffIda Ayu Putri Widya Lestari

Rezita OktianaNurmalia Fitria Ningrum

Muhammad Arif Budi PrakosoKenny Cantika Abadi

Paulus Pradatama Raga ComeUtami Ningsih

Emirza Nur WicaksonoBoma Bhaswara

Maghfirah MahmuddinOng Reaya SanyKadiv Internal

Gita Eka Ayuningtyas

Kadiv eksternalRizka Khairiza

Kadiv DanusDita Septiani

Kadiv Litbang

Arief Kurniawan

Daftar

Isi

Devensive Medicine

Edisi Februari 2014Spektrum

Page 3: Spektrum Februari

KETIKA PARA PENEGAK HUKUM DAN MASYARAKATKITA TIDAK PERCAYA LAGI PADA DOKTER

APAKAH DOKTER PERLU MENERAPKAN DEFENSIVEMEDICINE?

Defensive medicine occurs when doctors order tests, procedures, or visits, or avoid high-risk patients or procedures,primarily (but not necessarily or solely) to reduce their exposure to malpractice liability.(Congressional Office of

Technology Assessment, 1994).

Profesi dokter merupakan

profesi yang berhubungandengan nyawa manusia.

Melalui tangannya, seorang dokterberusaha memperbaiki kualitas hiduppasien. Tak jarang pula seorang dokterdengan sabar mendengarkan keluh kesahpasien, dan tak jarang pula seorang dokterdengan sabar memberikan penjelasan,pengertian, dan edukasi kepada pasienserta berdoa, semoga keadaan pasienlebih baik dari sekarang.

Tak lepas dari itu, dokterpun jugaseorang manusia biasa yang tak luput darikelalaian dan kealpaan. Seorang dokterjuga tidak bisa menjanjikan kesembuhankepada pasien. Seorang dokter juga tidakakan tau datangnya resiko medis yangmungkin akan terjadi nantinya dan tidakbisa dicegah, karena hal itu diluar kuasaseorang manusia

Mungkin kita masih ingat di benakkita tentang pemberitaan mengenai kasuskriminalisasi dokter yang menimpa dr.Wida pada tahun 2012 lalu yangmeninggal akibat kejang karenasebelumnya sang dokter memberi cairanKCL12,5 mLkarena diare yang menimpa

seorang anak, lalu kasus dr.Ayu dkk November2013 lalu yang ditahan karena meninggalnyapasien akibat emboli yang merupakan resikomedis yang tidak bisa dihindari, dan keduanyadivonis bersalah dengan hukuman 10 bulanpenjara oleh mahkamah agung yang kebetulanpula dipimpin oleh hakim agung ArtidjoAlkostar. Kedua contoh kriminalisasi tersebutmembuat para dokter akan dilematis ketikamenghadapi pasien terutama pasien gawatdarurat, karena dikhawatirkan tindakannyaakan membawa sang dokter masuk kedalamjeruji besi. Untuk menghindari dilema tersebuttersiar kabar bahwa kedepan, dokter diIndonesia akan menerapkanmedicine seperti di negaraAmerika Serikat, untuk melindungi doktersendiri dari dugaan Malpraktik. Nah mungkinteman-teman banyak yang bingung denganistilah .

sendiri mulaidikenal pertama kali di negara AmerikaSerikat, istilah ini selalu muncul hampirberbarengan dengan istilah .Ibarat kata, kedua istilah ini timbul

defensivePaman Sam

defensive medicine

Defensive medicine

malpraktek

01Edisi Februari 2014

Spektrum

Laporan Utama

Page 4: Spektrum Februari

berbarengan; dinegara yang rentan terjadi

malpraktek dan dokternya dihukum, disana akan

muncul pula Di Amerika

Serikat sebelum mereka menegakan suatu

diagnosis pasti , maka banyak sekali

pemeriksaan yang dilakukan sang dokter, mulai

dari anamnesis ke pemeriksaan fisik, setelah itu

pasien harus melakukan pemeriksaan darah,

terkadang harus dilakukan pemeriksaan

radiologi juga, ini, itu sampai jelas penyakitnya

apa, itulah gambaran kasar mengenai

ada dua bentuk utama,

yaitu perilaku jaminaan dan perilaku

menghindar. Perilaku Jaminan atau yang dikenal

dengan

sendiri dengan melakukan layanan maupun

pemeriksaan yang tidak perlu untuk mengurangi

hasil buruk, mencegah pasien dari pengajuan

klaim malpraktek, ataupun memberikan bukti

yang terdokumentasi bahwa praktisi sesuai

dengan SOP, sehingga apabila nanti sang dokter

digugat secara hukum maka hal ini dapat

dicegah sedini mungkin. Lalu yang kedua yaitu

perilaku menghindar atau

yaitu terjadi ketika sang dokter

menolak untuk berpartisipasi dalam prosedur

berisiko tinggi atau keadaan. Artinya dalam hal

ini sang dokter melimpahkan tindakan pasien

kepada dokter lain.

Dari pernyataan tersebut maka kita dapat

tarik kesimpulan bahwa defensive medicine itu

sendiri adalah kondisi di mana sang dokter hanya

akan melakukan tindakan medis jika sang dokter

sudah merasa benar-benar aman dan yakin

bahwa tindakannya tidak menyebabkan dia

terjerat oleh hukum. Yang jadi suatu pertanyaan

disini, apakah hal ini akan

defensive medicine.

defensive

medicine.

Defensive medicine

Active Defensive Medicine (ADM)

Passive Defensive

Medicine (PDM)

melanggar sumpah dokter? Memang dilematis,

disisi lain dokter ingin sekali menangani pasien

tersebut sesegera mungkin tanpa berbelit, namun

disisi lain dokter juga tidak ingin masuk penjara

karena suatu hal yang mungkin diluar kuasanya

dan hal itu harus terpaksa dilakukan walaupun

sebenarnya bertentangan dengan nurani sang

dokter.

Ada dua kerugian besar dalam penerapan

, pertama kemungkinan pasien

darurat tidak tertolong secara cepat. Kedua, biaya

pengeluaran untuk layanan kesehatan akan

membengkak. Dari kedua kerugian besar tersebut

tentunya nanti akan terdapat kerugian-kerugian

bermakna lainnya, semisalnya terbuangnya waktu

petugas kesehatan untuk menganalisa banyak data

yang sebenarnya pada praktek klinik bisa

dikesampingkan; dengan layanan tenaga

kesehatan yang terbatas di negeri ini, maka akan

berimbas semakin banyaknya pasien yang

menumpuk dan tidak tertangani dengan baik.

Di negara maju, hal ini banyak dilakukan

karena semakin banyak pasien yang menuntut

terkait kurang tepatnya diagnosis, tetapi tidak

sebaliknya. Oleh karena itu, beberapa dokter

berpendapat, lebih aman apabila pasien diperiksa

berbagai macam - just in case - karena toh tidak ada

ruginya jika ternyata hasil pemeriksaan tidak

menunjukkan apa-apa. Yang penting dokter sudah

melakukan prosedur sesuai teorinya.

Bagaimana dengan di Indonesia sendiri?

Isu

defensive medicine

jumlah tuntutan terhadap dokter di Indonesia

telah meningkat dalam dekade terakhir dan

telah memiliki dampak besar pada perilaku

dokter dan praktek medis.

02Edisi Februari 2014

Spektrum

Page 5: Spektrum Februari

akan diberlakukan memangberkembang akhir-akhir ini setelah kasuskriminalisasi oleh dr. Ayu dkk. Selain itu,fenomena masyarakat yang sering berobat akibatketidakpercayaan masyarakat terhadap dokterIndonesia yang notabene sering salah diagnosisjuga akan menjadi alasan penerapan

di Indonesia nantinya.

Hal itu pertama kali dilontarkan oleh KetuaPerkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia(POGI) Cabang Jakarta dokter Frizar Irmansyahpasca aksi solidaritas mendukung dr. Ayu dkk,beliau mengatakan bahwasanya dokter akanmelakukan apabilapeninjauan kembalinya ditolak. “Kalau sampaiPK ditolak kemungkinan dokter akan melakukandefensive medicine,” ujar Frizar saat konferensipers di Rumah Makan Natrabu, Jakarta, Rabu(27/11) yang dikutip dari detik.com. Fenomenaini juga sangat merugikan pasien apabila sangdokter menangani pasien emergency dan tidaksegera dilakukan hanya karena pemeriksaan yangtidak perlu. Selain itu biaya yang harusdikeluarkan pasien juga akan akibatbanyak pemeriksaan yang dilakukan, terutamasaat ini dimana BPJS Kesehatan telah diterapkan.

Di Indonesia nampaknya fenomena inisudah mulai diterapkan. Disebuah blog yangditulis oleh seorang dokter obstetri danginekologi yang bertugas disalah satu RSUD diJakarta, sang dokter tersebut menceritakan bahwadia kedatangan pasien eklampsi, dengan tekanandarah sang ibu 190/120 mmHg dan Detak JantungJanin (DJJ) 80 kali per menit dan harus dilakukanoperasi CITO saat itu juga.

defensive medicine

defensivemedicine

defensive medicine

membengkak

Namun karena untuk menghindariresiko emboli dan gugatan hukum, sangdokter tersebut harus menunggu keluargayang saat itu dalam perjalanan hanya untukmeminta persetujuan tindakan operasi CITOdan melakukan pemeriksaan yang sebenarnyatidak perlu seperti EKG. Dokter tersebutmelakukan itu semata-mata supaya apa yangdilakukan sang dokter tidak menyebabkanmasuk penjara apabila nantinya terjadi halyang diluar kuasanya.

Itulah sebuah fenomenamedicine yang sudah mulai ada di Indonesiadan akhirnya terpaksa harus diterapkan olehdokter Indonesia meskipun sebenarnyabertentangan dengan hati nurani seorangdokter, namun apa daya walaupun didalamUndang-Undang Kesehatan tertulis bahwadalam keadaan gawat seorang dokter bolehmelakukan tindakan tanpa persetujuankeluarga, tapi tampaknya kejadian yangmenimpa dr. Wida maupun dr. Ayu dkkmemang menuntut kita perlu menerapkan

tersebut. Sebenarnyapraktek tersebut tidaksalah, namun kurang tepat diterapkan kepadapasien kita apalagi pada negara yang tidakmemiliki kepastian hukum seperti Indonesia,pada kasus yang rawan, dalam hal iniberpotensi menyebabkan seorang dokterdituntut secara hukum, mungkin mereka akanberpikir dua kali untuk mencoba tulusmenyelematkan pasien seperti yang merekabiasa lakukan. Apabila sepert i inipermasalahanya, apakah dokter Indonesiaperlu menerapkan ?

defensive

defensive medicinedefensive medicine

defensive medicine

Edisi Februari 2014

Spektrum03

Page 6: Spektrum Februari

DEFENSIVE MEDICINE: HUKUM LEBIH MENGERIKANDIBANDINGKAN PENYAKIT

(Nurmalia Fitria Ningrum, FK Universitas Udayana Denpasar 2011)

Me n d e n g a r k a t a

” untuk saat

ini bukanlah hal yang jarang, pembicaraan

topik mengenai hal tersebutpun saat ini

telah tersebar luas hampir di seluruh

Indonesia, dimana

merupakan suatu tindakan yang terjadi

ketika dokter melakukan

, menunggu keluarga maupun

saudara pasien dan pemeriksaan

laboratorium untuk pasien beresiko

tinggi, terutama (belum tentu atau semata-

mata) untuk mengurangi tindakan mereka

yang dianggap sebagai malpraktik.

Saat ini di Indonesia khususnya,

belum pernah ada kasus maupun data

mengenai adanya tindakan

ini. Perlakuan tindakan seperti

ini baru di terapkan di Negara-negara

maju. Studi penelitian mengenai

prevalensi dokter di Negara maju sudah

menerapkan konsep

dengan total 824 Dokter dimana hanya

65% yang menjawab survey. Rinciannya

adalah 93% dokter telah melakukan

seperti melakukan

dan menunggu keluarga

pasien datang, 43% dokter telah

melakukan pemeriksaan yang

tidak diperlukan, 42% dokter melaporkan

bahwa mereka telah mengambil langkah-

langkah untuk membatasi praktek mereka

dalam tiga tahun sebelumnya, termasuk

menghilangkan prosedur, seperti operasi

trauma, dan menghindari pasien yang

memiliki masalah medis yang kompleks

atau dianggap sebagai sadar hukum, Data

diatas berasal dari Pennsylvania pada

tahun 2003.

D e f e n s i v e

Medicine

Defensive Medicine

Informed

consent

Defensive

Medicine

Defensive Medicine

Defensive Medicine

Informed consent

Imaging

Dokter yang menjawab survey

teridentifikasi berasal enam Spesialis

yaitu Spesialis-darurat, bedah umum,

bedah saraf, ginekologi, bedah ortopedi,

dan radiologi sebagai praktisi utama yang

dipengaruhi oleh biaya dan tanggung

jawab tinggi. Sebuah sampel acak

bertingkat dari 1333 dokter pada

spesialisasi ini diambil dari

Menurut salah

seorang dokter yang juga sebagai

responden yaitu dokter Masterfile, beliau

menerangkan bahwa satu strata primer

terdiri dari lima kota di Pennsylvania

tenggara, yang diidentifikasi sebagai

informan yang paling terpengaruh, dan

yang lain terdiri dari semua kota lain di

Pennsylvania. Dalam setiap strata,

spesialis yang aktif dalam perawatan

pasien langsung sekurang-kurangnya

50% dari waktu menurut data.

Karakteristik dari responden itu

sendiri bervariasi, dimulai dari dokter

kandungan/ginekolog terdiri kelompok

terbesar secara khusus di antara

responden yaitu (23%), diikuti oleh dokter

bedah umum dan ahli radiologi (keduanya

19%), dokter Spesialis-darurat (18%),

ahli bedah ortopedi (15%), dan ahli bedah

saraf (6%). Dimana Responden cukup

berpengalaman sebagai dokter (96%

dengan > 10 tahun dalam praktek).

Praktisi kesehatan lainnya (39%), rumah

sakit (28%), dan praktek pribadi (20%),

serta memperoleh perlindungan asuransi

kewajiban mereka langsung dari operator

komersial (63%) atau melalui rumah sakit

American

Medical Association.

Laporan Khusus

04

Edisi Februari 2014

Spektrum

Page 7: Spektrum Februari

Spesialis Jenis KelaminPengalaman

bekerja Tempat bekerja

Spesialis Darurat,

148 (18%)

Spesialis Bedah,

155 (19%)

Spesialis Orthopedi,

127 (15%)

Spesialis Neurologi,

52 (6%)

Spesialis Ginekologi,

187 (23%)

Radiologi,

155 (19%)

Pria, 717 (87%)

Wanita, 107 (13%)

1-10, 29 (4%)

11-19, 219 (26%)

20-29, 291 (35%)

≥ 30, 287 (35%)

Praktek Pribadi,

161 (20%)

Klinik Bersama,

322 (39%)

Rumah sakit,

227 (28%)

Lainnya,

111 (13%)

Dari penjabaran data-data diatas

menyatakan bahwa memang benar

kejadian dalam perberlakuan adanya

lebih banyak kepada

menyelamatkan diri dari tuntutan hukum.

Sudah sejak lama negara maju terutama

Amerika menggunakan sistem ini,

sayangnya di Indonesia tidak diterapkan

dengan alasan bahwa segala hal

berhubungan dengan hati nurani, apalagi

bila ada hal yang berhubungan dengan

menyangkut nyawa manusia. Tetapi setelah

beberapa pekan lalu sesuatu hal yang

mengubah pandangan dokter Indonesia

m e n g e n a i p e r i s t i w a s o l i d a r i t a s

mengangkat kembali pemikiran mereka

untuk dengan terpaksa memberlakukan

terutama setelah

diketahui bahwa hukum Indonesia yang

tidak jelas.

Definsive Medicine

Definsive Medicine

Sumber : American Medical Association

Sudah sepantasnya dengan adanya

pemberlakuan ini, dari pihak dokter

sendiri dengan melakukan penyelamatan

pribadi tentu dari pihak pasien merasa

dirugikan karena nyawa kini sebagai

taruhannya, selain itu beberapa dokter

yang memang ditempakan di daerah

terpencil kini pasti sudah tidak mau di

tempatkan di daerah tersebut, apalagi

daerah dituju minim dari alat-alat

atau pemeriksaan Labolatorium lengkap

yang memang dibutuhkan oleh pasien.

Imaging

SpektrumEdisi Februari 2014

05

Page 8: Spektrum Februari

Non-Communicable Disease: PotensiAncaman Kesehatan Dunia

Oleh: Boma Bhaswara (Prodi Kedokteran FKIK Unsoed 2011)

Non-Communicable Disease

NCD

NCD

NCD

HIV/AIDS

NCD Lifestyle

Disease

NCD

Disease of Rich

NCD

Diabetes Melitus (DM)

NCD Disease of

Rich NCD

NCD

“The

2008-2013 Action Plan of The Global Strategy

for the Prevention and Control of Non-

Communicable Disease”

atau

disingkat adalah penyakit

non infektif atau tidak menular

antar orang. Penyakit-penyakit yang termasuk di

dalamnya antara lain penyakit autoimun,

kardiovaskular, stroke, kanker, diabetes,

penyakit ginjal kronis, osteoporosis, katarak dan

masih banyak lagi. Masyarakat masih

menganggap sebagai penyakit kronis,

pernyataan ini sebenarnya kurang benar.

adalah kumpulan penyakit berdasarkan sifat non

infektif, bukan berdasarkan lama penyakit. Jadi

penyakit infeksi menular semacam

tidak termasuk di dalamnya.

sering juga disebut sebagai

. Karena mayoritas penyebab terjadinya

adalah kebiasaan dan gaya hidup sehari-

hari. Diantaranya adalah merokok, konsumsi

alkohol dan minuman keras, intake makanan

yang kurang sehat, dan kurangnya aktivitas fisik.

Para ahli awalnya menyimpulkan

penyakit ini sebagai penyakit yang berbanding

lurus dengan perkembangan ekonomi dan

dianggap sebagai . Tetapi dengan

timbulnya di negara-negara berkembang

dengan penghasilan rendah-menengah dan 2/3

total penderita ada di

negara berkembang termasuk Indonesia. Maka

tidak bisa lagi dianggap sebagai

. Selain itu juga dapat mengakibatkan

keterpurukan ekonomi akibat kematian prematur

dan akibat hilangnya kemampuan atau

produktivitas kerja. Negara seperti Cina

diperkirakan akan mengalami kerugian sebesar

55 juta USD dalam rentang tahun 2005-2015

akibat . Sayangnya meskipun mengancam

pembangunan, masih banyak negara, lembaga

atau yayasan yang masih mengabaikan krisis ini

maupun penanggulangannya.

WHO telah melakukan program

.

Berdasarkan evaluasi WHO menunjukkan bahwa

akan menjadi penyebab utama kematian di

dunia. Karena dari tahun 2008 saja, telah

mencakup lebih dari 60% dari total kematian setiap

tahun. Dari 57 juta kematian, 36 juta diantaranya

dikarenakan . Dari jumlah tersebut hampir

separuh kematian terjadi secara dini sebelum

usia 70 tahun. Selain itu 80% kematian terjadi di

negara berpenghasilan rendah-menengah. Di

Indonesia sendiri, penyebab kematian terbesar

adalah kardiovaskular, kanker, penyakit pernapasan

kronis dan diabetes. Jika buruk ini tetap

dipertahankan, tidak diragukan lagi akan

menjadi masalah utama dunia. Diperkirakan pada

tahun 2020, akan menguasai

dengan perkiraan 7 dari 10 kematian

dilatarbelakangi . Bahkan akan membunuh

sekitar 52 juta orang setiap tahunnya pada tahun 2030.

Melihat potensi ancaman tersebut, WHO

melalui program di atas telah melakukan berbagai

tindakan sebagai upaya menangani pada negara-

negara anggotanya. Contohnya seperti: implementasi

program anti tembakau, program strategi global untuk

diet dan aktivitas fisik, serta program strategi global

pengurangan konsumsi alkohol. Di Indonesia sendiri

terdapat PRORIVA (

strategi pemberdayaan masyarakat

untuk mengontrol faktor risiko diYogyakarta.

Untuk mengurangi keberadaan , kita

dapat bersama-sama melakukan pencegahan dan

kontrol terhadap perkembangan faktor risiko .

Contohnya dengan pembatasan dan edukasi merokok

di kalangan masyarakat, mengurangi konsumsi

alkohol, modifikasi dengan memperbanyak

aktivitas fisik, menerapkan pola makan seimbang,

dan untuk saling mengingatkan

satu sama lain sehingga tercipta

yang akan berkontribusi terus menerus dalam

mengontrol faktor risiko .

NCD

NCD

NCD

NCD

NCD

NCD

lifestyle

NCD

NCD Global Cause of

Death

NCD

NCD

Programme to Reduce

Cardiovaskular Disease Risk Factors in Yogyakarta)

yang merupakan

NCD

NCD

NCD

lifestyle

community control

“warning chain”

NCD

Informasi Kesehatan

Edisi Februari 2014

06 Spektrum

Page 9: Spektrum Februari

C difficile: Obesity Linked to Community-OnsetInfections

Oleh : Kenny Cantika Abadi – FK Universitas Andalas

Obesity may be a risk factor for infection (CDI), according toresults from a retrospective cohort study of 132 cases seen at a tertiary caremedical center.

After potential confounders were taken into account, patients with simple community-onset infections were more than 4 times as likely to be obese as patients who had community-onset infections that came shortly after an exposure to a healthcare facility, according to datareported in an in the November issue of .

"Obesity may be associated with CDI, independent of antibacterial drug or health careexposures," write the researchers, led by Jason Leung, MD, from the University of MichiganHospital in Ann Arbor. Such an association could help explain the uptick of community-onsetcases in individuals having low levels of traditional risk factors.

The authors propose that obesity may perturb the intestinal microbiome in ways similarto those seen with inflammatory bowel disease and use of antibiotics, both of which are knownrisk factors for CDI.

"Translational research could help elaborate the dimensions of the interaction of theintestinal microbiota with in obese patients," the researchers maintain. They alsosuggest that an investigation of a dose–response relationship between body mass index andinfection risk might be informative. "It is critical to establish whether obesity is a risk factor forhigh rates of colonization, as is [inflammatory bowel disease]; if that risk factor isestablished, prospective observations would improve understanding of whether obesity plays arole in the acquisition of CDI, or alters severity of disease and risk for recurrence," they write.

As for the patients with community-onset infections after healthcare exposure, thestudy's findings highlight "the importance of increased infection control at ancillary health carefacilities and surveillance for targeting high-risk patients who were recently hospitalized.”

In the study, the researchers reviewed the microbiology results and medical records of allpatients who had laboratory-proven, nonrecurrent CDI at Boston Medical Center inMassachusetts during a 6-month period.

Clostridium difficile

Emerging Infectious Diseases

C. difficile

C. difficile

article published

Medical Update

07Edisi Februari 2014

Spektrum

Page 10: Spektrum Februari

When the patients were classified according to the setting of disease onset,43% had infections that began in the community without recent exposure to ahealthcare facility, 30% had infections that began in a healthcare facility, and 23%had infections that began in the community within 30 days of exposure to ahealthcare facility (most often a hospital or long-term care facility).

The prevalence of obesity, defined as a body mass index exceeding 30 kg/m ,was 34% in the group with community-onset infections compared with 23% in thegeneral population (odds ratio, 1.7; 95% confidence interval [CI], 1.02 - 2.99). Thevalue stood at 13% in the group with community-onset healthcare-associatedinfections and 32% in the group with healthcare-onset infections.

In multivariate analyses, patients with simple community-onset infectionswere significantly less likely to be older than 65 years (odds ratio, 0.35; 95% CI,0.13 - 0.92; < .05) and more likely to be obese (odds ratio, 4.06; 95% CI, 1.15 -14.36; < .05) than patients with community-onset healthcare-associatedinfections.

In addition, patients with simple community-onset infections weresignificantly less likely to have prior antibiotic exposure (odds ratio, 0.29; 95% CI,0.11 - 0.76; < .05) than patients with healthcare-onset infections. There was alsoa trend whereby they were much more likely to have inflammatory bowel disease(odds ratio, 6.40; 95% CI, 0.73 - 56.17; < .10).

Finally, patients with community-onset healthcare-associated infectionswere dramatically less likely to have had prior antibiotic exposure than patientswith healthcare-onset infections (odds ratio, 0.08; 95% CI, 0.02 - 0.28; < .05).

Written by Susan LondonCopyright:

Upload: November 04, 2013

2

PP

P

P

P

Medscape Medical News

SpektrumEdisi Februari 2014

08

Page 11: Spektrum Februari

USADA BALI MULAI DITINGGALKAN

Ria Asprila (Pendidikan Dokter FK Universitas Udayana)

Di era globalisasi ini telah banyak

kemajuan yang terjadi di berbagai

belahan bumi salah satunya kemajuan

di bidang pengobatan. Berbagai ilmu kedokteran

modern telah mewarnai bidang pengobatan dengan

berbagai penelitian serta penemuan baru dalam

menangani permasalahan kesehatan. Seiring dengan

perkembangan kemajuan dalam ilmu kedokteran

modern, ilmu pengobatan tradisionalpun perlahan-

lahan menghilang di kalangan masyarakat. Ilmu

pengobatan tradisional ini sebenarnya telah dikenal

masyarakat jauh sebelum ilmu kedokteran modern

ada sebagai warisan leluhur, namun kini mulai

ditinggalkan. Pengobatan tradisional kini hanya

dijadikan pilihan kedua setelah pengobatan modern.

Pengobatan tradisional seharusnya tidak bisa

terlepas begitu saja dari kehidupan manusia karena

juga merupakan warisan leluhur yang perlu

dipertahankan dan dilestarikan. Pengobatan

tradisional yang ada sangat beragam jenisnya

disesuaikan dengan kebudayaan dan kepercayaan

yang berkembang di wilayah masing-masing. Di

wilayah Indonesia khususnya Bali memiliki budaya

pengobatan tersendiri yang cukup manjur dan masih

di percaya masyarakat dalam penyembuhan suatu

penyakit. Dalam kepercayaan Hindu kita mengenal

ilmu kedokteran Ayur Weda serta di Bali kita

mengenal ilmu kedokteran Usadha Bali dan Balian di

istilahkan sebagai dokternya.

Kata Usada berasal dari bahasa sansekerta

yaitu dari kata yangausadha

berarti tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat

obat, atau dibuat dari tumbuh-tumbuhan dan

dari kata (bahasa Jawa kuno) yang

berarti tumbuh-tumbuhan yang mengandung

khasiat obat-obatan . Pengetahuan orang Bali

tentang penyembuhan (usada) masih

berkaitan erat denagn agama Hindu, hanya

sedikit orang yang mau mempelajari secara

seksama. Hal ini dikarenakan masyarakat Bali

mengalami hambatan untuk

mempelajari lontar (usada dan tutur).

Usada adalah ilmu pengobatan

tradisional Bali, yang sumber ajarannya

terdapat pada lontar. Lontar tersebut dapat

dibagi menjadi dua golongan yaitu lontar

tutur dan lontar usadha. Di dalam lontar tutur

(tatwa) berisi tentang ajaran aksara gaib atau

wijaksara, ajaran anatomi, phisiologi,

falsafah sehat-sakit, padewasaan mengobati

orang sakit, sesana balian, tatenger sakit.

Sedangkan di dalam Lontar Usada berisi

t e n t a n g c a r a m e m e r i k s a p a s i e n ,

memperkirakan penyakit (diagnosa), meramu

obat (farmasi), mengobati (terapi),

memperk i r akan ja l annya penyak i t

(prognosis), upacara yang berkaitan dengan

pencegahan penyakit dan pengobatannya.

Dalam dunia kedokteran modern, kita

mengenal dokter sebagai pelaksana praktisi

pengobatan sedangkan dalam usadha Bali

dokternya dikenal dengan istilah Balian,

tapakan atau jero dasaran. Balian adalah

pengobat tradisional Bali

ausadhi

sosio-psikologis

Edisi Februari 2014 09Spektrum

Etnomedisin

Page 12: Spektrum Februari

Edisi Februari 20141 0 Spektrum

yakni orang yang mempunyai kemampuan untuk

mengobati orang sakit. Dalam mengobati Balian

berpedoman pada yang didalam

bahasa Indonesia dapat disejajarkan dengan tata

susila, yakni dasar kebaikan yang menjadi

pedoman dalam kehidupan manusia, kewajiban

yang harus dipenuhi selaku anggota masyarakat

yang dalam kedokteran modern kini mungkin

bisa di istilahkan sebagai Kode Etik Kedokteran.

Usada di Bali mencakup hal yang lebih luas,

usada diartikan semua tata cara untuk

menyembuhkan penyakit, cara pengobatan,

p e n c e g a h a n , m e m p e r k i r a k a n j e n i s

penyakit/diagnosa, perjalanan penyakit dan

pemulihannya. Kalau dilihat secara analogi,

hampir sama dengan pengobatan modern.

Dengan menguasai konsep usada dan

memanfaatkannya dalam kerangka konseptual di

bidang pencegahan, pengobatan, rehabilitasi serta

penelitian berguna untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan.

Dalam usada, penyakit ada tiga jenis, yakni

penyakit panes (panas), nyem (dingin), dan sebaa

(panas-dingin). Demikian pula tentang obatnya.

Ada obat yang berkasihat anget (hangat), tis

(sejuk), dan dumelada (sedang).Sistem

pengobatan/penatalaksanaan suatu penyakit

dalam usada terdiri atas berbagai pendekatan,

meliputi pengobatan tradisional (tamba) seperti

loloh, boreh dan minyak/lengis yang didasarkan

atas lontar taru pramana.

Usada (Taru Pramana) adalah salah satu

metode pengobatan tradisional yang lebih sering

kita kenal dengan pengobatan herbal atau

pengobatan yang memanfaaatkan tumbuh-

tumbuhan dalam

Dharma Sesana

proses menyembuhkan suatu penyakit.

Metode pengobatan ini sebenarnya adalah

salah satu warisan berharga bagi kita dalam

melakukan suatu pengobatan. Efek samping

dari suatu obat kimia akan jauh lebih banyak

daripada penggunaan bahan herbal. Dengan

memanfaatkan bahan alami dari tumbuh-

tumbuhan dalam suatu pengobatan dapat

meminimalisir terjadinya efek samping dan

komplikasi. Dari dahulu sebelum adanya

pengembangan ilmu kedokteran medis, ilmu

pengobatan di Bali (usada) ini masih cukup

eksis di kalangan masyarakat Bali. Mulai dari

pengobatan penyakit yang ringan hingga

berat diobati masyarakat bali dengan

memanfaatkan tumbuh-tumbuhan.

Masyarakat tradisional melakukan

pengobatan secara totalitas antara tubuh dan

jiwanya. Jenis tumbuhan yang digunakan

untuk pengobatan pertama-tama bertujuan

untuk menghilangkan penyebab metafisik

yang tampak sebagai gejala fisik. Fenomena

serupa juga tercermin dalam metode

pengobatan usada. Gangguan kesehatan

timbul akibat ketidakseimbangan Antara

elemen (udara,kekuatan),

(api,panas,sinar), dan (lairan, lender,

dan larutan) dalam tubuh. Sifat gangguan

dapat disebabkan oleh suatu yang bersifat

natural ( ) dan supra natural ( ).

Pelaksanaan ritual dalam sistem

pengobatan usada terkait dengan

pencegahan ( ), dan pengobatan

( ) serta rehabilitasi yang

menggabungkan pendekatan fisik dan

spiritual. Konsepsi timbulnya suatu penyakit

merupakan perpaduan antara penyebab

- dan penyembuhannya

tergantung

wayu pita

kapha

skala niskala

preventif

kuratif

skala niskala,

Page 13: Spektrum Februari

Edisi Februari 2014 1 1Spektrum

penyembuhannya dengan menggunakan cara praktis

yaitu metode yoga dan pemanfaatan tumbuhan yang

disesuaikan dengan jenis penyakit untuk memberikan

dampak penyembuhan yang lebih baik.

Ketersediaan tanaman obat merupakan bagian

dari pengetahuan tentang pengobatan. Sedangkan

cara penyembuhan dari usada ini merupakan

perpaduan antara pendekatan kepercayaan dan

khasiat dari jenis tumbuhan obat yang digunakan.

Secara umum kesembuhan seseorang sebagian besar

dipengaruhi oleh kepercayaannya ( )

yang dikombinasikan dengan teknik pengobatan.

Sebenarnya teknik pengobatan modern sangat baik

dan efektif jika masyarakat mampu mengakses

informasi dan memiliki biaya, mengetahui secara

ilmiah khasiat dari tumbuhan dan mengkombinasikan

teknologi modern dengan metode pengobatan

tradisional seperti Usada Bali dalam praktek

pengobatan masa kini.

Sistem pengobatan usada di Bali ini tentunya

memiliki kharakteristik budaya positif karena

melakukan pengobatan dengan totalitas antara tubuh

dan jiwa dengan metode yoga dan pemanfaatan

tumbuh-tumbuhan yang sebenarnya perlu untuk

dipelajari lebih mendalam dan diterapkan

dimasyarakat. Namun pengembangan pengobatan

tradisional atau di Bali dikenal dengan usada ini mulai

tidak dipahami oleh masyarakat. Banyak masyarakat

Bali kini tidak mengetahui konsep dan tata cara

mengolah tumbuh-tumbuhan untuk digunakan dalam

pengobatan. Jangankan untuk mengetahui konsep

serta tata cara pengolahan, bahkan kata usada saja

sekarang mulai asing di

placebo effects

dengar di telinga masyarakat bali

khususnya di kalangan anak muda.

Kecenderungan masyarakat sekarang

ketika sakit akan berpikir pada dokter dan

penanganan secara medis. Padahal konsep

usada yang ada sejak dulu ini bisa

dikembangkan dan di barengi dengan

tindakan medis untuk mengurangi efek

samping atau untuk mendapatkan pengobatan

yang lebih mutakhir. Sistem pengobatan

usada dapat dimantapkan dengan jasa

pengetahuan pengobatan modern melalui

ka j i an -ka j i an i lmiah sebaga i sa tu

pemberdayaan diri masyarakat untuk tidak

terjebak ke dalam satu ketergantungan dalam

pengobatan modern sebagai pilihan utama.

Kini sudah seharusnya kita mulai

berbenah diri tidak melupakan warisan

leluruh seperti Usada Bali dalam bidang

pengobatan, namun mampu melestarikan dan

memanfaatkan apa yang sudah diwariskan

leluhur tersebut dengan kemajuan-kemajuan

yang terjadi setiap saat. Berpikir kritis dalam

penyatuan metode tradisional dan modern

dengan menimbang kelebihan serta

keburukan sehingga mampu menciptakan

konsep baru yang lebih baik tanpa

meninggalkan nilai positif di masa lampau

dan tanpa menitik beratkan semua hal hanya

pada hal modern, karena tidak selamanya

tradisional itu buruk dan tidak selamanya

modern itu baik.

Page 14: Spektrum Februari

CORNEA FK UISUAnggi Maulida Hanum FK UISU 2011( )

Mahasiswa merupakan sekumpulankaum intelektual yang kritis dalamsosial masyarakat.

Untuk menggambarkan karakter watak pers

mahasiswa, kita amati empat ciri kehidupan

mahasiswa yang membedakannya dengan warga

masyarakat umumnya adalah :

(1) Mahasiswa adalah kelompok kaum muda, yang masih merasakan mentalitas kaum muda-dinamis,radikal, lugas.

(2) Mahasiswa adalah kelompok yang menjalani sistem pendidikan formal-modern yang mampu membuatmereka berfikir rasional, kritis, skeptis dan objektif.

(3)Mahasiswa merupakan yang relatif independen, hanya berkepentingan terhadap masa depankemanusiaan yang lebih baik, dan tak punya keterikatan materialis, politis, ideologis

(4) Mahasiswa merupakan kelompok subsistem dalam masyarakat karena itu mahasiswa senantiasa inginberinovasi, berorientasi pada hal-hal yang normatif, fundamental yang pada dasarnya setiap persditujukan untuk memegang fungsi sebagai informasi.

CORNEA adalah Unit Kegiatan Mahasiswa yang baru terbentuk di bidang jurnalistik yang akanmengembangkan informasi terkini tentang kampus yang akan di sajikan dalam beberapa media seperticetak , elektronik dan internet.

CORNEA terbentuk pada bulan juni 2013 di masa Gubernur Pemerintahan Mahasiswa (2013- 2013)yaitu Shafrizal,dimana pada sistem pemerintahannya mempunyai salah satu program kerja unggulan untukmembentuk Unit Kegiatan Mahasiswa. Unit Kegiatan Mahasiswa sebagai wadah bagi mahasiswa kampusuntuk menyalurkan bakat mahasiswa ,salah satunya Unit Kegiatan Mahasiswa di bidang jurnalistik. Setelahterbentuknya UKM CORNEAakan menjalankan beberapa program kerja yang telah di susun oleh pengurusCORNEA, salah satu program kerjanya adalah membuat PELATIHAN JURNALISTIK KAMPUS yangakan dilaksanakan pada tahun depan yang di harapkan dengan terlaksananya kegiatan ini, mahasiswa akanterpicu untuk membuat tulisan yang kritis tentang hal disekitarnya dan minat bergabung ke UKMCORNEA.(Anggi Maulida)

Apa itu CORNEA?

Sejarah CORNEA

SpektrumEdisi Februari 2014

12

LPM

Page 15: Spektrum Februari

MUSYAWARAH WILAYAH 4 ISMKI 2013Oleh: Kevyn Renaldy Wiratama Popang (FK Universitas Tadulako)

Dalam rangka perjalanan akhir

k e p e n g u r u s a n I S M K I

Wilayah 4 Periode 2012-

2013, diadakanlah Musyawarah Wilayah 4

ISMKI 2013 di Universitas Tadulako Palu

yang dimana sebelumnya telah ditetapkan

sebagai tuan rumah terpilih pada Muswil 2012

di Universitas Mataram. Muswil 4 ISMKI

2013 kali ini diketuai oleh Ahmad Ramadhan

Tantu. Kegiatan ini berlangsung selama 5 hari

sejak tanggal 4 Desember 2013 sampai 8

Desember 2013. Dan pada Muswil kali ini pun

dihadiri 17 Institusi yaitu, Universitas

Brawijaya (UB), Universitas Muhammadiyah

Malang (UMM), Universitas Islam Malang

(Unisma), Universitas Hang Tuah (UHT),

Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

(UWKS), Universitas Airlangga (Unair),

Universitas Jember (UJ), Universitas

Udayana (UNUD), Universitas Warmadewa,

Universitas Mataram (Unram), Universitas

H a s a n u d d i n ( U n h a s ) , U n i v e r s i t a s

Muhamadiyah Makasar (Unismuh),

Universitas Muslim Indonesia (UMI),

Universitas Haluoleo (UHO), Universitas

Islam Al Khairat (Unisa), Universiras

Tadulako (Untad), dan Universitas Sam

Ratulangi (Unsrat), dengan jumlah sekitar 50

delegasi.

Pada Muswil kali ini Agenda Sidang

berlangsung selama 4 hari dan memilih

Sekretaris Wilayah 4 yang tepilih yaitu Ihwan

Ukhrawi Aly dari Universitas Tadulako yang

menggantikan M. Vardian Mahardika yang

mengalahkan Ibnu Malik dari FK UMM.

Selain menetapkan Sekwil, sidang juga

menghasilkan beberapa keputusan antara lain

seperti, menetapkan FK UHO sebagai tuan

rumah Muswil selanjutnya dan mengesahkan

FK UMM sebagai tuan rumah Muskerwil

2014, serta beberapa hasil sidang komisi dan

rekomendasi Muswil yang telah ditetapkan.

Tetapi terlepas dari itu semua, ada suatu

kejadian pada saat sidang yang menyebabkan

sidang tersebut berlangsung selama 24 Jam

dimana hal ini menjadi pengalaman Muswil

yang sangat mengesankan bagi tiap delegasi.

Untuk menghibur para peserta pada

Muswil kali ini, panitia menyuguhkan

Outbound dan Water Sport yang sangat

menarik bertempat di Taipa Beach, yang

merupakan salah satu pantai yang ada di Palu.

Di Taipa Beach ini pun para delegasi serta

panitia bermain dan bersenang-senang,

melepas kepenatan yang ada selama sidang,

Malam harinya dilanjutkan Farewell Party

yang sangat meriah sebelum acara tersebut

resmi ditutup.

ISMKI Wilayah

Edisi Februari 2014

1 3Spektrum

Page 16: Spektrum Februari

MUSYAWARAH WILAYAH ISMKI

WILAYAH 3 2013Rezita Oktiana Rahmawati (FK UMS)

Edisi Februari 2014

Spektrum

datang dari Palangkaraya ke Jogja

mendatangkan 19 delegasi sekaligus.

Pada hari pertama, diawali dengan

Welcoming party dengan disaji oleh adanya

Tari Saman dari FK UII. Bertempat di Villa

Eden Jogja yang sejuk dan letaknya di puncak

ini, sebagai tempat 3 hari muswil

diselenggarakan. Setelah welcoming party,

dilanjutkan dengan agenda Pembacaan LPJ

oleh Sekwil dan para Sekbid atau yang

mewakili tiap bidangnya yang berakhir

sampai jam 4 pagi.

Pada hari kedua, sidang komisi

diselenggarakan lagi dengan pembacaan tata

tertib sebelum memulai tiap musywarah

dengan dipimpin 3 presidium. Acara inti pada

hari itu yaitu Pemilihan Sekwil 3 ISMKI

2013-2014. Meski pencalonan 1 orang

sebagai casekwil yaitu Fachrurozy Irsyad asal

FK Unsoed, tapi jalannya pemilihan lumayan

memakan waktu, dari diadakan Musyawarah,

Loby,Voting. Dan pada akhirnya didapatkan 1

suara bersama bahwa Fachrurozy Irsyad

berhak menggantikan Nizar Fathurrohman

sebagai Sekwil 3 ISMKI 2013-2014. Serta

Ahmad Mustofa asal FK Undip sebagai MPA

ISMKI Wilayah 3 2013-2014. Setelah acara

pemilihan, tak kenal lelah dini hari setelah

pemilihan casekwil, para delegasi diajak city

tour di Alun-Alun Kidul (Alkid) Jogja yang

masih kental dengan budaya Jogjanya. Di

Alkid, ada yang balapan naik kereta lampu

yang aneka macam, main gelembung sabun

yang besar, wedangan ronde, melewati 2

pohon besar yang mana kepercayaan / mitos

disana bahwa yang

Musywarah wilayah 3

I S M K I i n i

diselenggarakan pada

tanggal 13-15 Desember di Fakulats

Kedokteran Universitas Islam Indonesia

(FK UII). Selama 3 hari, banyak agenda

dilaksanakan berupa agenda acara muswil

yang inovatif dan berbeda dari muswil

tahun – tahun sebelumnya.

S e l a i n F K U I I s e b a g a i

penyelenggara, acara muswil yang dihadiri

oleh 13 institusi lain anggota wilayah 3

yang terdiri dari FK Universitas

Muhammadiyah Surakarta (UMS), FK

Universitas Negeri Sebelas Maret, FK

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(UMY), FK Universitas Gadjah Mada

(UGM), FK Universitas Kristen Duta

Wacana (UKDW), FK Universitas Jenderal

S o e d i r m a n , F K U n i v e r s i t a s

Muhammadiyah Purwokerto, FK UNDIP,

FK UNIMUS, FK UNISSULA, FK

Universitas Lambung Mangkurat, FK

Universitas Mulawarman, FK Universitas

Palangkaraya (Unpar). Dan tak tanggung-

tanggung, FK Unpar yang jauh-jauh

14

Page 17: Spektrum Februari

Edisi Februari 2014

1 5Spektrum

bisa melewati pohon besar disana

mimpinya akan terwujud. Selanjutnya

disuguhkan dengan tempat tongkrongan

terkenal di Jogja yaitu Kopi Joss yang

letaknya dekat dengan stastiun tugu Jogja

ini, di tempat ini pula disajikan berbagai

minuman atau bisa dikatakan wedangan

hangat dan segar diantaranya Kopi Joss,

Susu Jahe hangat, Susu Tape hangat, dan

ada nama antik sampai membuat salah

satu delegasi salah sangka dengan

namanya es Josua yang isi minumannya

campuran dari susu dan ekstra jos. Dini

hari itu, sungguh keceriaan muncul dari

semua delegasi dan tidak kenal lelah

karena kebersamaan dengan keluarga baru

di Muswil ini,

Hari ketiga, dimana penutupan

muswil, dengan agenda diantaranya

penyerahan kenang-kenangan untuk

institusi, penyerahan sertifikat untuk

PHW dari Sekwil 3 ISMKI 2012-2013.

Dilanjutkan Medical Expo, yang mana

institusi akan membuka stand di FK UII

untuk Siswa-siswa SMA se Jogja dan

sekitarnya. Selain MEDEX, juga ada

Talkshow untuk Siswa-siswa SMA

dengan pembicara dari dokter spesialis di

bidangnya. Antusias tiap siswa dalam

menghadiri tiap stand sangat besar,

lain, dari tempat penyelenggaraan

yang sangat luar biasa dan banyak

wajah-wajah baru dan semangat baru

untuk membangun ISMKI Wilayah 3

yang lebih baik,” kesan Ahmad

Mustofa, MPA ISMKI Wilayah 3, asal

FK UNDIP.

“Sangat luar biasa sekali

muswil tahun ini karena merupakan

tahun istimewa bagi ISMKI Wilayah 3

karena bisa mendatangkan delegasi

lebih dari 80 orang. Rekor tertinggi

delegasi yang dating pada saat muswil

dari tahun-tahun sebelumnya. Selain

itu juga sangat senang sekali karena

bisa mengundang Unpar, UMP,

UKDW untuk pertama kalinya dalam

menghadiri acara wilayah 3 ini.

Semoga ini adalah langkah awal kita

untuk terus menjalin kekeluargaan

dengan seluruh mahasiswa kedokteran

Indonesia khususnya di Wilayah 3, “

kata Fachrurozy Irsyad, yang akrab

disapa Ozy sebagai Sekwil 3 ISMKI

2013-2014, asal FK UNSOED.

“Jangan pernah berhenti untuk tetap

berkontribusi melanjutkan estafet

kepengurusan yang telah dibangun

oleh para pemimpin terdahulu, karena

kehancuran dari sebuah organisasi

adalah lenyapnya kader-kader hebat

yang Wilayah 3 miliki, karena dengan

Page 18: Spektrum Februari

Edisi Februari 2014

Spektrum1 6

Musyawarah Wilayah ISMKI Wilayah II 2013Oleh: Kathena Hanindita

Muswil kali ini diadakan pada Sabtu-Minggu, 28-29 Desember 2013 di

Universitas Jenderal Ahmad Yani, Cimahi, Jawa Barat. Kegiatan ini

dihadiri oleh 11 dari total 17 institusi yang tergabung dalam ISMKI

Wilayah II.

Acara dibuka oleh Sekretaris Wilayah II, Trahmono, dan Wakil Dekan III FK

Unjani, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan LPJ dari tiap-tiap bidang ISMKI.

Rangkaian acara ini berlangsung lama sampai pukul 02.30 WIB dini hari karena diskusi

sangat aktif, mulai dari cara penyampaian LPJ sampai masukan-masukan konstruktif

oleh para institusi membuat hari pertama sangatlah menarik. Hari ditutup dengan

tenderisasi muswil periode berikutnya, yang dimenangkan oleh Universitas

Tanjungpura, Pontianak.

Hari kedua juga tidak kalah menarik karena berlangsung sesi KPU, yaitu

pemilihan Sekretaris Wilayah ISMKI Wilayah II periode 2014-2015. Ada 3 calon, yaitu

Bey Hafidz dan Glen dari Unjani, serta Gusti Adintya dari Unpad. Ketiganya

memaparkan visi-misi mereka dan dilanjutkan dengan sesi debat para calon. Debat ini

berlangsung panas karena para calon memberikan argumen-argumen yang kuat, peserta,

panitia, dan tim sukses heboh menyaksikan sesi ini. Akhirnya sesi pemungutan suara

dilakukan dan terpilihlahAdin sebagai Sekretaris Wilayah ISMKI Wilayah II yang baru.

Dua hari yang sangat berarti bagi para PHW dan institusi karena di sinilah semua

keluh-kesah selama satu tahun bisa dikeluarkan dan jalan keluar serta saran-saran yang

membangun diberikan demi ISMKI Wilayah II yang lebih baik. Semoga kepengurusan

periode 2012-2014 telah memberikan manfaat bagi seluruh mahasiswa kedokteran di

wilayah II dan periode 2014-2015 bisa memberikan yang lebih baik lagi.

Page 19: Spektrum Februari

Kalau mengingat tentang kota Medan

pasti akan mengingat atau

, tetapi bukan itu saja,

selain keberagaman kulinernya Kota Medan juga

memiliki tempat tempat wisata yang wajib

dikunjungi. Diantara sekian banyaknya wisata di

Kota Medan berikut ini ada beberapa tempat wisata

yang paling populer dan wajib dikunjungi di Medan

bika ambon

bolu meranti

1.Istana Maimun

Istana Maimun sangat terkenal karena merupakan peninggalan Kerajaan Deli yang dibangun oleh Sutan Makmun Al

Rasyid PerkasaAlamsyah pada tahun 1888, sebuah tempat bersejarah berwarna kuning yang megah. Istana Maimun.

Di dalam istana kita bisa menikmati koleksi bersejarah seperti foto Sultan dan singgasananya yang mewah.

2. Masjid Raya Medan

Masjid Raya Medan merupakan ikon kota Medan yang sudah sangat populer, selain menjadi tempat beribadah Mesjid

Raya Medan juga objek wisata yang wajib dikunjungi. Masjid Raya Medan dibangun pada 1906 di design oleh

seorang arsitek dari Belanda, meskipun sudah berusia lebih dari 100 tahun masjid ini masih berdiri kokoh hingga

sekarang.

3. Rahmat Gallery

Jika berkunjung ke Kota Medan jangan sampai melewatkan museum yang satu ini. Museum Rahmat terletak di jalan

S. Parman yang didirikan oleh bapak Rahmat Shah. Museum ini berisi lebih kurang 1000 spesies jenis hewan langka

yang ada di seluruh dunia. Dari Gajah Afrika yang berukuran sangat besar sampai kucing berkepala dua dan

sebagainya.

4. TjongAfie

Rumah Tjong Afie merupakan bangunan dengan perpaduan adat antar Melayu, China dan Eropa yang dibangun pada

1895 dan selesai tahun1900. Bangunan Tjong Afie memiliki ukiran kayu yang yang cantik dan dihiasi dua fitur singa

batu duduk di pintu masuk. Selain itu didalamnya terdapat 40 kamar. Tjong Afie mulai dibuka umum pada tahun

2009.(novita rizky)

TEMPAT MENARIK YANG WAJIBDIKUNJUNGI DI MEDAN

(Novita Rizky – FK UISU)

17Edisi Februari 2014

Spektrum

INTRODUCE US

Page 20: Spektrum Februari

FK UISU BERSATU, MAMPU, UTUH(Indira Khairuna Nasution FK – UISU)

Edisi Februari 2014

Spektrum18

Fakultas kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (FKM UISU) didirikan padabulan oktober 1965. UISU sendiri didirikan oleh sekelompok pemuda dan pemudiIslam yaitu : H Bahrum Jamil, Adnan Benawi, Sariani AS, Abdul Manaf dan

Sabarudin Ahmad. Mula-mula mereka hanya membuka Fakultas Hukum. Dua tahun kemudaianmereka membangun Fakultas Agama dan Fakultas Ekonomi. Berikutnya pada tahun 1957 FakultasSastra dan FKIP didirikan. Tiga Tahun kemudian Dibuka Fakultas tarbiyah dan Fakultas Dakwah.Sedangkan Fakultas Agama diubah Menjadi Fakultas Syariah. Dilanjutkan dengan Fakultas IlmuSosial dan Ilmu Politik dan Fakultas Pertanian pada tahun 1964. Fakultas Kedokteran didirikan padatahun 1965. Pada tahun 1997 Fakultas Syariah digabung bersama Fakultas Tarbiyah menjadiFakultas Agama Islam. Sedangkan Fakultas Dakwah berdiri sendiri di sebagai Sekolah Tinggi dibawah asuhanYayasan UISU.

FK UISU terletak dijalan Sisingamangaraja No.2A Medan, Sumatera Utara. Letaknya yangsangat strategis, membuat FK UISU memiliki banyak ciri khas di kota Medan sendiri. Salah satunyaFK UISU terletak disebelah rel kereta api yang masih aktif. Bunyi kereta api tak menjadi penghalangbagi mahasiswa ataupun dosen untuk melakukan kegiatan akdemik. Tak hanya rel kereta api yangmenjadi ciri khasnya. FK UISU juga terletak pas didepan PDAM Tirtandi Medan, yangmenjadi salah satu kota Medan karena merupakan bangunan tua.

Awalnya FK UISU memakai sistem belajar-mengajar secara konvensional, sejak tahun 2007berubah menjadi PBL ( dimana sistem belajarnya dibagi atas 21 blok danMKD (Mata Kuliah Dasar ) yang harus ditempuh selama 7 semester. Mahasiswa/I FK UISU dituntutuntuk belajar mandiri untuk menambah wawasan agar menjadi dokter yang berkompeten. FK UISUmasih terakreditasi C, meskipun sebelumnya pernah berakreditasi B. Untuk itu mahasiswa/i danstaff pengajar harus lebih aktif lagi demi memajukan FK UISU.

Setiap blok, mahasiswa/i akan dibagi mejadi 10 grup untuk praktikum. Satu grup terdiri dari30- 35 mahasiswa/i yang tujuan untuk mendukung proses belajar lewat ilustrasi dan aplikasi praktekterhadap apa yang mahasiswa pelajari dari diskusi, belajar mandiri dan kuliah. Setiap grup dibagilagi menjadi 7 kelompok kecil untuk latihan keterampilan klinik di yang bertujuanmelatih keterampilan klinik dasar yang harus dikuasai mahasiswa untuk mendukung pencapaiankompetensi dokter. Tak hanya itu, FK UISU juga memiliki 29 SGD (Small Group Discussion) yangmasing-masing berisi 10-12 mahasiswa/i. Setiap ruangan di FK UISU disediakan LCD dan infocusuntuk memudahkan proses belajar mengajar.Sarana dan prasarana di FK UISU juga sudah cukuplengkap untuk proses pembelajaran. Ada 10 laboratorium, diantaranya Laboratoium anatomi,histologi, fisiologi, patologi anatomi (PA), mikrobiologi, patologi klinik, farmakologi, parasitologi,dan laboratorium komputer, serta laboratorium PCR()

Sesuai dengan SK Mendikbud No.155 tentang organisasi kemahasiswaan, mahasiswa

membentuk organisasi kemahasiswaan berdasarkan aspirasi mahasiswa. Di tingkat fakultas terdiri

dari Badan Aspirasi Mahasiswa (BAM) FK UISU sebagai badan legislatif dipimpin oleh seorang

Ketua dan Pemerintahan Mahasiswa sebagai badan eksekutif yang dipimpin oleh Gubernur

Mahasiswa. Tak hanya itu, sejak tahun 2013 FK UISU memiliki lebih dari 16

towericon

Program Based Learning)

Skills Laboratory

Page 21: Spektrum Februari

Edisi Februari 2014

Spektrum 19

UKM yang beroperasi aktif mulai dari tahun 2012, salah satunya adalah CORNEA, lembaga perskemhasiswaan kampus FK UISU .

Berbagai kekhasan FK UISU menambah warna-warni di FK UISU sendiri ,mulaimenjadi FK swasta tertua di Sumatera, letaknya yang strategis, kegiatan kemahasiswaan yangaktif baik dari lokal maupun nasional, bahkan UISU sendiri berpartisipasi dalam kegiatanbertaraf internasional.

Warna-warni itu pun tak selamanya berselang-seling dengan warna cerah dan indah,malah berselang dengan keabu-abuan. Inilah dinamika kampus FK UISU yang sebenarnyasudah banyak diketahui masyarakat Indonesia, khususnya di kota Medan sendiri.

Akhir tahun 2006 adalah awal mula perpecahan di dalam Yayasan UISU mulai terangkatke ranah publik. UISU terpecah menjadi dua. UISU Almunawarah berada di JalanSisingamangaraja (Kampus kedokteran, Kampus Induk, dan Kampus pertanian) dan UISUAlmanar berada di pesantren Almanar. Penyebab perpecahan ini tidak diketahui pasti, tetapiakibat perpecahan ini menimbulkan konflik sampai sekarang yang penyelesaiannya masihmenjadi mimpi yang harus diwujudkan.

Masih terbayang aksi mahasiwa menuntut keabsahan ijazah, legalitas kampus, EPSBED,dam satunya UISU pada tanggal 6 September lalu, dan pada tanggal 11 september ada kabar yangsangat menggembirakan UISU satu. UISU dinyatakan islah didepan kedua belah pihak yayasanuisu, kopertis, mahasiswa dan orang tua mahasiswa. Maklumat uisu islah pun ditandatanganipihak yang bersangkutan, beberapa kesepakatan mulai dirancang dan dibentuk.

Maklumat itu, sekarang hanya menjadi maklumat kosong dan tidak bermakna bagimahasiswa kampus FK UISU. Protes dan kontra oleh mahasiswa/i FK UISU mulai memuncakpada 29 November 2013 dikarenakan , masih belum terdaftarnya EPSBED (Evaluasi ProgramStudi Berbasis Evaluasi Diri) mahasiswa/i FK UISU. Masalah ini sudah terlanjur berlarut-larut,dan mahasiswa/i FK UISU membentuk KAM (Kesatuan Aksi Mahasiswa) yang disepakati olehseluruh mahasiswa/i FK UISU dan beberapa dosen ikut bergabung. Mahasiswa/i FK UISUmenutup kegiatan akademik sampai tuntutan terpenuhi. Tuntutannya antara lain : 1. TerdaftarnyaEPSBED mahasiswa/i FK UISU; 2. Bersatunya UISU; 3. Turunkan dekan beserta jajarannya; 4.Tidak melunasi uang kuliah sampai tuntunan terpenuhi; 5. Audit keuangan UISU. sampaisekarang tuntunan belum terpenuhi. Hari ini tepat 22 hari kegiatan akademik belum berjalanseperti biasa. Mahasiswa/i FK UISU mendesak tanggung jawab pihak yayasan UISU besertadekanat kampus FK UISU juga ke berbagai pihak terkait.

Keabu-abuan nasib mahasiswa FK UISU ini tidak menghalangi semangat mahasiswa/iuntuk berjuang demi pendidikan dan kegiatan kemahasiswaan. Buktinya saja ditengah konflikini, mahasiswa FK UISU masih bisa melakukan kegiatan kemanusiaan oleh TBM, ikut serta

dalam kegiatan ISMKI. Bahkan kepanitiaan untuk 2 IMSS masih solid dan semangat untukmemeriahkan acara terbesar ISMKI.

UISU JAYA ! itu suara teriakan dari hati mahasiswa/i FK UISU, karena mahasiswa/i rindu akan

kegiatan akademik kampus. Mahasiswa/i ingin mewujudkan cita-cita menjadi dokter yang

Islami nasional, dan berakhalak mulia serta profesioanl sesuai dengan visi misi FK UISU

tercinta.

nd

Page 22: Spektrum Februari

"Experince the Unknown” SemboyanESC 2013

Nurmalia Fitria Ningrum (FK Universitas Udayana Denpasar 2011)

European students conference

“Consciousness and the Senses – How do we

Perceive the World?”

Presenting

Presenting

(ESC)merupakan kegiatan yang dikelola olehkonferensi ilmiah biomedis terbesar di seluruhdunia. Kegiatan ini sudah berjalan selama kuranglebih empat tahun dimulai pada tahun 2010, padatema yang bertajuk keilmiahan. Kegiatan inidilaksanakan di Charite, Medical School Berlin,Jerman. ESC telah menjadi salah satu kegiatanilmiah utama di Charite Medical School yangdidirikan pada tahun 1989, dimana pada saatperubahan politik besar di sekolah medis, palingbergengsi di Republik Demokrat Jerman.

Pada awalnya ESC didirikan untuk

membina hubungan baik antara Fakultas

Kedokteran antara Timur dan Barat, dalam peran

ESC sekarang adalah dukungan dari para ilmuan

muda dan kemajuan ilmu biomedis pada skala

yang lebih Internasional. Pada program ini

Mengatasi ilmuwan muda, mahasiswa sarjana,

mahasiswa pasca-sarjana, mahasiswa doktor,

dan semua orang yang tertarik dalam penelitian

biomedis. Selain itu ESC merupakan sebuah

platform interdisipliner untuk pertukaran ilmiah

internasional antara berbagai negara, mahasiswa,

dokter, dan profesor dari berbagai bidang

penelitian dan berbagai budaya. Dimana untuk

tema yang diambil pada tahun ini adalah

.

Jangkauan yang diraih oleh ESC sudah

sampai ke penjuru benua dan empat penjuru

dunia, ESC dengan bangga menyambut 500-700

peserta berasal lebih dari 60 Negara.

Selain itu, untuk para tidak perlu

khawatir tersesat disana, karena Panitia

pelaksana ESC pun memberikanAkomodasi

tersendiri untuk para peserta seperti Hotel

dan dimana untuk Hotel mereka

siapkan untuk peserta yang memang ingin

mengeluarkan biaya tambahan, sedangkan untuk

program para peserta dianjurkan untuk

memilih ini agar bisa berinteraksi langsung

dengan orang-orang dari Jerman. Untuk

partisipan, dibedakan menjadi dua bagian ada

partisipan yang aktif dan pasif dimana keduanya

memiliki hak-hak yang berbeda, misalnya untuk

partisipan pasif dia dapat mengikuti presentasi,

, , sedangkan untuk peserta aktif

dia mendapatkan hak istimewa dari partisipan

pasif juga ditambah dapat mepresentasikan hasil

karya mereka dan bersaing hadiah dengan peserta

lainnya, selain itu untuk biaya pendaftarannya

pun berbeda untuk peserta pasif dikenakan €50

dan peserta aktif €75 (tidak termasuk biaya sosial

program dan Day Tiket).

Program-program yang dijalankan dari hari

pertama dan kedua adalah dan

sedangkan untuk hari ketiga adalah dan

Presentasi karya ditutup dengan

pada malam penutupan akan ada pengumuman

untuk para peserta yang memiliki poster

terbaik dimana hadiah yang diberikan sejumlah

€1500 untuk empat peserta, hingga di hari

terakhir bagi beberapa partisipan yang telah

mendaftar untuk mengikuti program sosial dapat

mengikuti dihari keempat bersama dengan

. Bagi peminat tahun 2014 dalam

program ini dapat dibuka di Web ESC yang dapat

diakses . (Lya)

Homestay,

Homestay

Lecture Workshop

Lecture Workshop

Workshop

farewell party

award

Conference Tour

http://www.esc-berlin.com/

INTERNATIONAL

20 SpektrumEdisi Februari 2014

Page 23: Spektrum Februari

DOKTER INDONESIA BERSATUAnggi Maulida Hanum FK-UISU

Dokter Indonesia Bersatu (DIB) melakukan Aksi solidaritas terhadap dr Ayu, dokter

spesialis kandungan yang dipidana karena tuduhan malpraktik yang menyebabkan

kematian pasien pada tahun 2010, berlanjut.

Dokter Indonesia bersatu (DIB) akan menggelar Aksi Solidaritas Tolak Kriminalisasi Dokter

pada Rabu, 27 November 2013 di Bundaran HI mengangkat isu sentral 'Selamatkan Dokter,

Selamatkan Rakyat'. Aksi ini diikuti sejumlah anggota DIB yang berasal dari seluruh Indonesia.

"Tujuan aksi untuk menyadarkan masyarakat bahwa kriminalisasi dokter justru pada

akhirnya akan merugikan masyarakat itu itu sendiri karena timbul tekanan psikologis pada dokter

dalam memberikan layanan sehingga hasilnya tidak optimal karena sebisa mungkin dokter akan

menghindari tindakan medis yang akan membahayakan posisinya (defensive Medicine)," ungkap

Koordinator Nasional DIB dr. Eva Sridiana , SpP. Menurutnya, profesi dokter perlu mendapatkan

jaminan perlindungan hukum dalam rangka memberikan kepastian dalam melakukan upaya

kesehatan kepada pasien, peraturan perundang-undangan yang memberikan dasar perlindungan

hukum bagi dokter adalah pertama pasal 50 UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran yaitu

dokter memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar

profesi dan standar prosedur operasional.

Kedua pasal 27 UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan, yaitu bahwa tenaga kesehatan

berhak mendapatkan imbalan dan pelindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan

profesinya dan ketiga pasal 24 PP No 32 tahun 1996 yaitu perlindungan hukum diberikan kepada

tenaga kesehatan yang melakukan tugasnya sesuai dengan standar profesi tenaga kesehatan.

Dokter Indonesia Bersatu (DIB) telah banyak memberikan informasi tentang perkembangan

nasib dokter indonesia pada website dib-online.org mereka, tulisan di antara lain :

Kepatian hukum dalam Praktik Kedokteran Disepakati

Aparat sebaiknya gunakan hukum kesehatan untuk kasus Dr.Ayu]

Kehidupan Mahasiswa Dokter , Banyak “suka” sedikit Duka

Ketika Masyarakat bertanya . Mengapa Dokter Mogok .....

DIB juga mendekatkan diri mereka dengan cara berbagi informasi juga kepada masyarakat melalui

media social facebook pada fan page mereka agar mudah di akses oleh masyarakat.

-

-

-

-

Organisasi

Spektrum21

Edisi Februari 2014

Page 24: Spektrum Februari

Defensive Medicine, Sebuah Pilihanyang DilematisRezita Oktiana Rahmawati (FK UMS)

….Isn't a bit unnering that doctors call what they do “practice”? – George Carlin

“Most doctors are prisoners of their education and shackled by their profession” – Richard Diaz

Defensive medicine, biasa disebut sebagai keputusan medis defensic yang mengacu pada

praktek merekomendasikan tes diagnostic atau penatalaksanaan yang belum tentu terbaik untuk

pasien, tetapi pilihan yang terutama untuk melayani fungsi untuk melindungi dokter terhadap

pasien sebagai penggugat. Juga sebagai reaksi meningkatnya biaya premi asuransi malpraktik

dan bisa karena tidak ada jawaban dari pasien penggugat atau tertunda diagnosis atau pengibatan

tetaoi tidak terdiagnosis. Sering dan tertinggi terjadi pada dokter diAmerika Serikat karena kasus

tingginya premi asuransi.

Masih ingatkah anda dengan kisah kasus dokter spesialis obsgyn dan kedua residentnya

yang terduga dan tertuduh kasus malpraktik berdasarkan keputusan Mahkamah Agung karena

adanya emboli saat membantu persalinan dan sang Ibu meninggal saat itu? Meski dalam

Peraturan kesehatan dan Konsul Kedokteran Indonesia menyatakan bahwa mereka tidak

bermasalah tapi keputusan hakim agung Artidjo Alkostar sulit diganggu gugat. Hingga pada

tanggal 27 November 2013, IDI memutuskan untuk menyelenggarakan 1 hari mogok bersama

dan tafakur Nasional. Inilah wujud nyata sejawat karena opini dan suara mereka tidak bisa

terdengar oleh pihak peradilan agung. Bagaimana menurut kalian?

“Tujuan aksi untuk menyadarkan masyarakat bahwa kriminalisasi dokter justru pada

akhirnya akan merugikan masyarakat itu sendir karena timbul tekanan psikologis pada dokter

dalam memberikan pelayanan sehingga hasilnya tidak optimal karena sebisa mungkin dokter

akan menghindari tindakan medis yang akan membahayakan posisinya (defensive medicine),”

ungkap Koordinator Nasional DIB (Dokter Indonesia Bersatu) dr. Eva Sridiana, SpP .Setelah

muncul kasus itu, dokter-dokter banyak yang menyarankan bagaimana untuk melakukan

tindakan baik emergency maupun non, digunakan dengan metode defensive medicine, yang

mana segala sesuatu yang ditindak dengan medis harus melalui tes diagnostic terlebih dahulu

seperti tes laboratorium, ronsen atau x-ray , dan menunggu persetujuan dari keluarga pasien.

22Edisi Februari 2014

Spektrum

Page 25: Spektrum Februari

“Defensive Medicine itu tidak perlu dilakukan dokter bila masyarakarat memahami betul

proses upaya kesehatan yang dilakukan. Adalah hak pasien untuk ikut menentukan keputusan

tentang apa yang akan dilakukan padanya. Wewenang dokter untuk menjelaskan segala hal yang

bersifat informative kepada pasien. Ketika pasien disarankan untuk cek a,b,c karena itu dinilai

penting oleh dokter, tetapi pasien menolak, berarti pasien tidak berhak menuntut dokter. Yang

sering terjadi adalah dokter diminta cek segala macam untuk mengabulkan keinginan pasien.

Tetapi ini tidak bisa berlaku pada Negara yang menggunakan system paket pemeriksaan dalam

menentukan diagnosis,” kata Fakih S. Latif mantan Sekjen ISMKI 2011-2012

Ttindakan ini bertujuan untuk mengurangi kemungkinan terjadi kasus hokum baik

pidana maupun perdata terhadap dokter. Tindakan ini ada yang bersifat aktif dan bersifat pasif.

DMDM (Defensive Medical Decision Making) aktif meliputi permintaan prosedur tambahan.

Sedangkan DMDM pasif meliputi menghindari pasien dengan resiko tinggi untuk menimbulkan

kasus hukum.

DMDM aktif dapat berupa permintaan prosedur yang berlebihan dan pengakuan

informed consents (pertujuan tindakan medis). Seperti contohnya pasien dating kepada dokter

dengan keluhan nyeri dada. Dokter mendiagnosis sebagai adanya gangguan pencernaan. Dokter

menyarankan untuk mengubah pola makan dan memberinya obat. Akan tetapi, karena ekspresi

pasien yang sedemikian rupa, dokter tersebut memiliki pemikiran lain untuk melakukan

serangkaian pemeriksaan untuk menghilangkan diagnosis banding penyakit jantung, walaupun

diagnosisnya sudah tepat dan pemeriksaan tersebut tidak diperlukan. Berkenaan adanya kasus

dr.Ayu, yang terjadi adanya kasus emergensi pada persalinan, didasarkan fakta bahwa klausa

emergensi pada peraturan menteri, yang meminta untuk dokter untuk informed consent kepada

pasien dengan panjang lebar di keadaan emergensi, yang jelas tidak bersinkronisasi

dibandingkan klausa malapraktik yang diatur pada UU kesehatan. Hal ini bisa dilakuakan

dengan melakukan tindakan emergensi langsung kepada pasien. Ada lagi tentang passive

defensive medicine (PDM) yang meliputi aspek menghindari pasien berisiko tinggi melakukan

penuntutan.PDM juga dilakukan untuk menghindari bekerja di bidang yang menangani resiko

tinggi.

Profesi dokter perlu mendapatkan jaminan perlindungan hukum dalam rangka

memberikan kepastian dalam melakukan upaya kesehatan kepada pasien, peraturan perundang-

undangan yang memberikan dasar perlindungan hukum. Seperti pada pasal 50 UU No.59 tahun

2004 tentang praktik kedokteran yaitu dokter memperoleh perlindungan hukum sepanjang tugas

sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional.

Akhir kata, praktik defensive medicine merupakan reaksi jangka panjang atas tuduhan

malapraktik yang dilakukan dokter. Defensive medicine memiliki pengaruh besar terhadap

tenaga kesehatan dan pasien. Yang pasti, segala bentuk tindakan, selalu harus berdasarkan

prosedur atau SOP dan peraturan UU yang mengikat khususnya UU kesehatan bagi para tenaga

kesehatan.

23Edisi Februari 2014

Spektrum

Page 26: Spektrum Februari

Edisi Februari 2014

Spektrum24

G A G A S A NOleh: Arief Kurniawan

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2010

Dahulu, ada seorang dokter yang

pergi berkeliling Jawa dan ia

mengobati orang banyak. Ia

orang kecil miskin, tapi punya gagasan

besar. Di lain waktu, seorang dokter pula,

bersama teman-temannya yang priyayi,

sedang berkumpul di ruang kuliah lama di

Salemba. Sang dokter yang berperawakan

tenang, konon berdiri di atas meja, berorasi

layaknya orang kesurupan.

“Kita akan merintis suatu persaudaraan

nasional, tanpa ada perbedaan ras, jenis

kelamin, maupun kepercayaan.”

Ide itu memang diterima orang banyak,

tetapi tak seluruhnya. Yang bikin cemas adalah

jika pemerintah kolonial mencium gelagat tak

beres dan menjebloskan mereka satu-satu, ke

dalam bui. Memang, majelis itu terus

jalan—walaupun pasang surut—hingga

mereka sendiri yang memilih mundur dan

bubar sendiri. Justru orang yang memilih

bersimpang jalan—kelak jadi nama sebuah

rumah sakit—akhirnya tersisih, dibuang ke

Pulau Banda.

Kini, arisan kecil-kecilan itu dianggap

sebagai pelopor kesatuan, kebangkitan

nasional. Dan jika sebuah gagasan boleh

dianggap orisinal, tepat rasanya jika kita

haturkan terima kasih pada dokter miskin yang

enggan disebut orang besar tadi.

bin

Kisah di atas memang selalu menarik,

juga menyindir—dalam kadar di atas rata-rata.

Seorang rekan yang akhirnya terpukau dengan

kisah tersebut mendatangi saya. Ia telah selesai

koas. Ia bertanya, apa yang membuat dokter

tersebut berbeda dengan kita? Saya tak

menjawab karena teringat sebuah jawaban

singkat: mereka bukan spesialis. Dan mereka

tidak meminta bayaran.

Kisah tentang dokter Indonesia tak

pernah lepas dari STOVIA yang didirikan

pemerintah kolonial. Di sana, di Batavia yang

muram, pribumi seolah mendapat tempatnya:

dididik hanya untuk melatih para

dan siap mati saat bertugas, tanpa dibayar

layak. Namun, di balik dinding tua itu, para

pribumi mengolah gagasan: Indonesia harus

bebas, bebas memilih nasibnya sendiri.

Roda pergerakan telah diputar. Indonesia

harus merdeka, apapun yang terjadi.

Jadilah mereka sibuk dengan rapat-rapat dan

nyanyian tentang Revolusi Prancis yang ribut

di malam hari, sembari melayani masyarakat di

siang harinya. Tentu dengan imbalan seadanya,

bahkan ada kalanya dengan senyuman yang

dipaksakan. Zaman itu telah jadi patung

pualam yang melegenda; kita mengenalnya

d e n g a n n a m a S o e t o m o , Wa h i d i n

Sudirohusodo, Cipto Mangunkusumo, dan lain

sebagainya. Semua itu konon bermula

vaccinateur

Pengembangan Diri

Page 27: Spektrum Februari

Edisi Februari 2014

25Spektrum

dari Gubernur Batavia yang pusing dengan

rengekan bayi yang terkena wabah malaria di

sekitarnya.

G a g a s a n — s e b a g a i m a n a s e b u a h

revolusi—walaupun lebih sering diletuskan dari

bawah, ternyata dapat juga dimulai dari atas.

Di Amerika yang paling liberal, Obama

mengabaikan kecaman senat dan mereformasi

sistem kesehatan jadi lebih “sosialis”. Fidel

C a s t r o — t e n t u d e n g a n b a n t u a n

Soviet—mengkudeta pemimpin sebelumnya dan

membuat layanan gratis bagi rakyatnya. Tak jauh

berbeda dengan Chavez yang menendang para

kapitalis dari minyak dan membagi-bagikan

penjualannya untuk mengobati rakyat banyak.

Sebuah gagasan memang punya tendensi

untuk selalu menggugah. Di sana, dirumuskan

suatu yang ideal, tanpa sedikitpun cela. Dalam

analogi seorang Badiou, ia seperti revolusi yang

dibawakan secara melodramatik, melintasi

“bintang-bintang”. Ia juga bisa diceritakan

kembali sebagai sebuah hiperbol. Namun, di

balik itu semua, tersimpan suatu elemen yang tak

teratur. Ia tak seluruhnya berbaris dalam kotak-

kotak yang tersusun rapi.

Dan sebagaimana romantisme masa lalu,

tak semuanya indah dan menarik. Dalam banyak

kesempatan, hal di atas mungkin lebih tepat jika

disebut sebuah sesal.

Kita tahu Sun Yat Sen, si demokratis itu,

orang yang memilih revolusi ketimbang

menyelamatkan nyawa satu pasien di kliniknya.

Dan kenyataannya, kita sama-sama tahu: Cina

jadi komunis; ia terpaksa minggat ke Taiwan.

Saya tak tahu bagaimana keadaannya saat ia mati,

hanya saja tak mudah melupakan mimpi bagi

orang sepertinya. Dalam sejarah yang agak kabur,

kita juga kenal Moewardi, orang yang

mendirikan sekolah kedokteran di Solo,

menggerakkan rakyat untuk melawan PKI, lalu

tak tentu rimbanya di mana. Karena itu, gagasan

yang dianggap melintasi “bintang-bintang” tak

selalu dijamin mendapat tempat. Di masa lalu,

Eropa yang gelap dan udik ditinggalkan,

diganti dengan istilah baru seperti realisme,

. Sigmund Freud, si ateis itu, agaknya

terinspirasi dari Philippe Pinel yang menertawakan

para pendeta yang kolot beserta setan-setannya, lalu

memberikan psikoterapi pada anak-anak yang

dipasung di gereja. Yang paling terkenal, jika kita

melihat Marx dan Soviet—jangan lupakan Lenin,

Stalin, dan Trotsky—sebuah kisah tentang robohnya

sebuah revolusi: lelucon terbesar abad ini, mungkin.

Namun, yang lebih penting adalah imbas dari

gagasan itu sendiri. Dalam hal ini, kita dapat

menyederhanakannya menjadi, misalnya, nasib dokter

itu sendiri. Kita memang tak ingin ada Jasih-Jasih lain

yang membakar diri dan meratapi biaya berobat

anaknya yang mahal, tetapi sebuah pengalaman

berharga dari Jerman tahun 1923—pun Cipto dan

kawan-kawannya—membuktikan: dokter tidak butuh

uang, tapi roti dan mentega.

Kembali berbicara soal lelucon, Indonesia

sebenarnya juga punya hal seperti itu: orang-orang

yang bisa ( ) sehat walafiat hanya dengan

19.000 perbulan. Kabar yang beredar, konsil

kedokteran bersikukuh premi harus dibayarkan lebih

tinggi, sesuatu yang dianggap aneh oleh pemangku

kebijakan. Sementara, di Jakarta saja, ada 16 rumah

sakit yang mesti mundur karena KJS lantaran tak kuat

lagi menanggung beban. Para di

puskesmas pun sering mengeluh, lantai itu tak kunjung

bersih saat disapu, lalu diomeli keluarga pasien yang

mengatakan tempat mereka jorok.

Saya pernah mendengar seorang teman

yang merutuki “impian” pemimpin kita soal sistem

jaminan, dokter di dalamnya, juga tentang negara

yang sehat dan gaji PTT selama tiga bulan yang pasti

belum dibayar. Dalam hati, saya bertanya, adakah

“impian-impian” itu salah? Entahlah. Yang jelas,

Goenawan Mohamad telah lama bercerita tentang

Mao, tentang sebuah “lompatan” yang akhirnya

menabrak si tembok besar, kenyataan yang tua itu

renaissance

baca: harus

cleaning service

Page 28: Spektrum Februari

Perjalanan Sebuah HidupNur Awaliah Maharani (FK Universitas Al Khairat)

Dalam melangkah akan ada waktuDimana semua cerita akan berlariMengejar angan dan cita yang ingin dicapaiDengan langkah pasti banyak yang tak sampaiNamun, seperti itulah hidupKetika sang waktu akan berpihak pada kitaSaat seperti itulah mimpi harus musnahDan ketika sang waktu diam maka kita seperti inginberlalu

Sebuah profesi yang menuntut untuk lebih kerasKadang membuat seluruh hati tertekanTapi tanpa penekanan, maka hidup itu akan biasa sajaTak ada yang berarti, tak ada yang istimewa

Jaga profesimu, jaga hidupmu, jaga perjalananmuSemua berawal dari niat dan berakhir dengan usahaKetika niat dan usaha telah kamu genggamBiarkan tangan Tuhan yang membantumu berdiri

SpektrumEdisi Februari 2014

26

Page 29: Spektrum Februari