Top Banner
SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI JAKARTA 2017 PUTARAN KEDUA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Khoirul Ahsan Kamal 11151120000061 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020M/1441H
108

SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

Jul 06, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH:

PILKADA DKI JAKARTA 2017 PUTARAN KEDUA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Khoirul Ahsan Kamal

11151120000061

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020M/1441H

Page 2: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain
Page 3: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain
Page 4: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain
Page 5: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

i

ABSTRAK

Khoirul Ahsan Kamal

“Sosiologi Partisipasi Pemilih: Studi Kasus Pilkada DKI Jakarta 2017

Putaran Kedua.”

Skripsi ini menganalisa hubungan antara kondisi sosiologis warga DKI

Jakarta dengan partisipasi memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta

2017 putaran kedua. Penulis menemukan adanya peningkatan tingkat partisipasi

memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017.

Selain itu peneliti juga melihat kecenderungan dari pemilih laki-laki, pemilih non-

muslim, pemilih berusia 40-59 tahun, pemilih berpendidikan tinggi, pemilih kerah

putih, pemilih berpendapatan menengah keatas dan pemilih yang sudah/pernah

menikah. Masing-masing kondisi sosiologis tersebut cenderung lebih

berpartisipasi aktif dalam memilih pada pemilihan umum atau pemungutan suara.

Tujuannya penelitian ini adalah untuk menjelaskan perilaku memilih warga DKI

Jakarta dengan mencari tau keberadaan hubungan antara kondisi sosiologis warga

DKI Jakarta dengan partisipasi memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI

Jakarta 2017 putaran kedua. Penelitian ini dilakukan melalui studi pustaka dan

pengolahan data menggunakan SPSS.

Kerangka teoritis yang digunakan dalam skripsi ini adalah partisipasi politik

menurut Verba dan Nie, dan model sosiologis yang dijelaskan dalam Kuasa

Rakyat. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin pemilih dan

agama pemilih masing-masing tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan

partisipasi pemilih pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua. Sementara pemilih

dengan usia 40-59 tahun, pemilih dengan tingkat pendidikan yang tinggi, pemilih

dengan pendapatan menengah keatas, pemilih dengan pekerjaan kerah putih dan

pemilih yang sudah menikah masing-masing memiliki hubungan yang signifikan

dengan partisipasi pemilih pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua. Dengan arah

hubungan yang berlawanan karena angka negatif yang didapatkan pada nilai

koefisien korelasi masing-masing kondisi sosiologis yang berhubungan signifikan

dengan partisipasi memilih pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua.

Kata kunci: Partisipasi pemilih, pilkada DKI Jakarta, model sosiologis, kondisi

sosiologis, dan warga DKI Jakarta.

Page 6: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT karena Dia yang

memberikan hambanya jalan, tenaga, tempat dan segalanya dengan kondisi yang

sebaik-baiknya untuk bisa berkontribusi yang meniscayakan sebuah perubahan.

Oleh karena itu, yang tertulis dalam penelitian ini adalah sebuah ikhtiar perubahan

dan juga merespon saintifikasi yang terus berkembang.

Sholawat serta salam senantiasa dipanjatkan kepada Nabi Muhammad

SAW, seorang teladan bagi setiap manusia dan menjadi inspirasi bagi perjalanan

hidup penulis. Proses skripsi ini menjadi salah satu bagian dari perjalanan hidup

penulis yang banyak menghadirkan kontribusi beberapa pihak. Dengan begitu,

penulis hendak menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A. selaku rektor UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Prof. Ali Munhanif, M.A., Ph.D. selaku dekan FISIP UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Dr. Iding Rasyidin selaku ketua Program Studi Ilmu Politik FISIP UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Suryani M.Si. selaku sekretaris Program Studi Ilmu Politik FISIP UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Dr. Saiful Mujani, M.A. selaku dosen pembimbing dan panutan penulis.

Terima kasih karena sudah mempercayai penulis dalam melakukan penelitian

ini dan terima kasih karena telah membimbing penulis dengan sabar dalam

proses penulisan skripsi ini.

6. Ayah dan Ibu yaitu Fatchan Kamal dan Titin Rohani. Terima kasih yang tak

terhitung diucapkan sebagai anak yang sangat beruntung telah dilahirkan dan

dibesarkan. Terima kasih juga atas kesabaran kalian yang senantiasa

mendukung segala keputusan penulis dalam jalan hidupnya.

7. Ismi Kamalia Fitri dan Nadiya Fadhila Kamelia, kakak dan adik penulis yang

juga menjadi alasan penulis untuk tetap bersemangat dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Page 7: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

iii

8. KPU RI dan BPS DKI Jakarta yang telah menyajikan data begitu lengkap

untuk digunakan dan diolah dalam penelitian ini.

9. Teman-teman dan abang serta kakak yang sering penulis jumpai di Selasar,

tanpa mengurangi rasa sayang penulis dengan tidak menyebutkan nama

kalian. maka penulis berterima kasih kepada kalian secara langsung satu-

persatu. Saran, dukungan, kritik serta do’a kalian menjadikan skripsi ini ada

dan perjuangan kita semua terus berlanjut.

10. Teman-teman penulis di SMA yang sudah dikenal sebelum menjadi

mahasiswa, tanpa mengurangi rasa sayang penulis dengan tidak menyebutkan

nama kalian, maka penulis berterima kasih kepada kalian secara langsung

satu-persatu. Semangat kalian menjadi bahan bakar penulis untuk semangat

mengerjakan skripsi ini dan tawa kalian menjadi pelipur lara dalam proses

pengerjaan skripsi ini.

11. Kawan-kawan, kanda, yunda dan seluruh kader HMI Komisariat FISIP,

Cabang Ciputat, tanpa mengurangi rasa sayang penulis dengan tidak

menyebutkan nama kalian, maka penulis berterima kasih kepada kalian secara

langsung satu-persatu. Terima kasih karena mau menerima penulis menjadi

bagian dari keluarga HMI Komisariat FISIP Cabang Ciputat.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi membantu

penulis dalam proses skripsi ini yang tidak disebutkan penulis, karena penulis

adalah manusia biasa. Penulis berharap segala bentuk dukungan dan semangat

yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari

bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, tetapi penulis berharap dapat

memberikan sedikit manfaat bagi pembaca. Penulis juga terbuka terhadap kritik

serta saran yang bersifat membangun untuk melengkapi segala kekurangan dan

keterbatasan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Jakarta, 20 Januari 2020

Page 8: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ................................................................................................. vi

DAFTAR PERSAMAAN .................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xi

DATAR LAMBANG ........................................................................................... xii

BAB I: PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah ................................................................................ 1

B. Pertanyaan Penelitian ............................................................................. 10

C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 11

E. Tinjauan Pusataka .................................................................................. 12

F. Sistematika Penulisan ............................................................................. 16

BAB II: MODEL SOSIOLOGIS PARTISIPASI POLITIK: TEORI, KONSEP,

HIPOTESIS, DAN VARIABEL

A. Partisipasi Politik ................................................................................... 18

B. Variabel-variabel Sosiologis .................................................................. 21

C. Hipotesis ................................................................................................. 29

BAB III: PENGUKURAN DAN METODE PENELITIAN

A. Pengukuran ............................................................................................ 33

B. Ruang Lingkup dan Unit Analisis .......................................................... 47

Page 9: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

v

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN: KORELASI KONDISI

SOSIOLOGIS DENGAN PARTISIPASI PEMILIH

A. Statistik Deskriptif ................................................................................. 50

B. Uji Normalitas Variabel Dependen ........................................................ 53

C. Korelasi Pearson .................................................................................... 55

D. Diskusi ................................................................................................... 63

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................................ 66

B. Saran ....................................................................................................... 69

Daftar Pustaka ..................................................................................................... 70

Lampiran .............................................................................................................. 76

Page 10: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

vi

DAFTAR TABEL

Tabel I.A.1

Tabel I.A.2

Tabel I.A.3

Tabel II.B.4

Tabel III.C.5

Tabel III.C.6

Tabel IV.A.7

Tabel IV.B.8

Persebaran Partisipasi Pemilih Pilkada DKI Jakarta 2017 Putaran

Kedua .............................................................................................. 7

Pembagian Wilayah DKI Jakarta ................................................... 8

Persentase Partisipasi Pemilih Provinsi di Pulau Jawa dan Bali .... 8

Hubungan Kondisi Sosiologis dan Tingkat Partisipasi Politik ..... 22

Variabel Penelitian ....................................................................... 34

Optimalisasi Variabel Penelitian .................................................. 34

Statistik Deskriptif ........................................................................ 50

Korelasi Pearson Variabel-Variabel Sosiologis dan Partisipasi

Memilih pada Pilkada DKI Jakarta Putaran Kedua 2017 ............. 56

Page 11: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

vii

DAFTAR PERSAMAAN

Persamaan III.1 Nilai Variabel Y .................................................................... 37

Persamaan III.2 Nilai Variabel Xa ................................................................... 37

Persamaan III.3 Nilai Variabel Xb ................................................................... 37

Persamaan III.4 Nilai Variabel Xc ................................................................... 38

Persamaan III.5 Nilai Variabel Xd ................................................................... 38

Persamaan III.6 Nilai Variabel Xe ................................................................... 38

Persamaan III.7 Nilai Variabel Xf .................................................................... 38

Persamaan III.8 Nilai Variabel Xg ................................................................... 39

Persamaan III.9 Mean Variabel Y ................................................................... 40

Persamaan III.10 Mean Variabel Xa .................................................................. 40

Persamaan III.11 Mean Variabel Xb .................................................................. 41

Persamaan III.12 Mean Variabel Xc .................................................................. 41

Persamaan III.13 Mean Variabel Xd .................................................................. 41

Persamaan III.14 Mean Variabel Xe .................................................................. 41

Persamaan III.15 Mean Variabel Xf .................................................................. 42

Persamaan III.16 Mean Variabel Xg .................................................................. 42

Page 12: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

viii

Persamaan III.17 Standar Deviasi Variabel Y ................................................... 42

Persamaan III.18 Standar Deviasi Variabel Xa .................................................. 43

Persamaan III.19 Standar Deviasi Variabel Xb .................................................. 43

Persamaan III.20 Standar Deviasi Variabel Xc .................................................. 43

Persamaan III.21 Standar Deviasi Variabel Xd .................................................. 44

Persamaan III.22 Standar Deviasi Variabel Xe .................................................. 44

Persamaan III.23 Standar Deviasi Variabel Xf .................................................. 44

Persamaan III.24 Standar Deviasi Variabel Xg .................................................. 45

Persamaan III.25 Korelasi Pearson .................................................................... 46

Persamaan IV.26 Korelasi Pearson Variabel Jenis Kelamin dan Variabel

Partisipasi Pemilih ................................................................. 56

Persamaan IV.27 Korelasi Pearson Variabel Agama dan Variabel Partisipasi

Pemilih ................................................................................... 57

Persamaan IV.28 Korelasi Pearson Variabel Usia dan Variabel Partisipasi

Pemilih ................................................................................... 58

Persamaan IV.29 Korelasi Pearson Variabel Pendidikan dan Variabel Partisipasi

Pemilih ................................................................................... 59

Persamaan IV.30 Korelasi Pearson Variabel Pendapatan dan Variabel Partisipasi

Pemilih ................................................................................... 60

Page 13: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

ix

Persamaan IV.31 Korelasi Pearson Variabel Pekerjaan dan Variabel Partisipasi

Pemilih ................................................................................... 61

Persamaan IV.26 Korelasi Pearson Variabel Status Perkawinan dan Variabel

Partisipasi Pemilih ................................................................. 62

Page 14: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Persentase Partisipasi Pemilih pada Pilpres 2004 Putaran Pertama

dan Kedua, 2009, 2014, dan 2019 ................................................. 3

Gambar I.2 Persentase Partisipasi Pemilih pada Pileg 2004 – 2019 ................. 4

Gambar I.3 Partisipasi Pemilih Warga DKI Jakarta 2007-2017 ........................ 6

Gambar IV.4 Kurva Normal Variabel Dependen ............................................... 54

Page 15: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Wilayah DKI Jakarta Per-Kelurahan ............................................... 76

Lampiran 2: Nilai Rasio Variabel Y dan X .......................................................... 82

Lampiran 3: Uraian Persamaan Koefisien Korelasi ............................................. 89

Lampiran 4: Normalitas Variabel Dependen ....................................................... 90

Lampiran 5: Statistik Deskriptif .......................................................................... 91

Lampiran 6: Korelasi Pearson............................................................................... 92

Page 16: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

xii

DAFTAR LAMBANG

Koefisien korelasi Pearson variabel X dengan variabel Y

Rata-rata variabel X

Rata-rata variabel Y

∑ Jumlah keseluruhan

Jumlah populasi atau kelurahan

Standar deviasi

Kelurahan terkait

Page 17: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab pertama ini penulis memulai dengan menjelaskan latar belakang

penelitian, mengemukakan alasan bahwa topik penelitian ini menarik untuk

dijadikan skripsi. Setelah latar belakang dijelaskan, penulis selanjutnya

menyajikan pertanyaan masalah, tujuan serta manfaat dilakukannya penelitian ini.

Setelah itu, sebagai perbandingan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya

yang serupa, penulis mensajikan tinjauan pustaka untuk melegitimasi penelitian

ini belum pernah dilakukan pada waktu sebelumnya. Bagian terakhir pada bab

pertama ini dikemukakan sistematika penulisan sebagai acuan penulis dalam

menulis skripsi ini secara sistematik.

A. Pernyataan Masalah

Dalam demokrasi legitimasi sistem politik didapatkan dari tingkat

partisipasi politik. Salah satu bentuk partisipasi adalah ikut serta dalam pemilihan

umum. Jika tingkat partisipasi pemilih nihil dalam pemiihan umum, maka negara

tersebut tidak dapat dikatakan sebuah negara demokratis.1 Karena pada dasarnya,

partisipasi pemilih tersebut adalah pengejawantahan dari kekuasaan yang berasal

dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat yang merupakan inti dari demokrasi.2

1 Saiful Mujani, R.William Liddle dan Kuskrido Ambardi, Kuasa Rakyat (Jakarta: Mizan;

2012) h. 76 2 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2013) h.

368

Page 18: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

2

Meskipun ada perbedaan pandangan, partisipasi pemilihlah yang menjadi

salah satu indikator adanya demokrasi. Partipasi pemilih membuat masyarakat

merasakan kebebasan berkumpul dan menyatakan pendapat yang juga merupakan

inti dari demokrasi.

Dalam penelitian ini, partisipasi politik dibatasi hanya satu dimensi saja,

yaitu penggunaan hak pilih masyarakat dalam pemilu atau pemilihan umum, yang

selanjutnya disebut partisipasi pemilih. Pemilu di Indonesia merupakan wujud

partisipasi politik para pemilih, yang mana pemilu dapat dibagi menjadi tiga

tingkat: tingkat nasional, tingkat daerah provinsi, dan tingkat daerah

kabupaten/kota. Pelaksanaan pemilu dalam skala nasional terbagi menjadi dua,

yaitu pilpres atau pemilihan presiden untuk menentukan Presiden beserta Wakil

Presiden dan Pileg atau pemilihan legislatif untuk menentukan anggota legislatif

nasional. Sementara pada tingkat daerah, dilaksanakan pilkada atau pemilihan

kepala daerah tingkat Provinsi atau memilih Gubernur beserta Wakil Gubernur,

dan memilih anggota DPRD Provinsi. Kemudian untuk tingkat daerah Kabupaten

dan Kota dilakukan pemilihan Bupati beserta Wakil Bupati atau Walikota beserta

Wakil Walikota, di samping pemilihan anggota DPRD Kabupaten dan Kota.

Dijelaskan dalam buku Kuasa Rakyat,3 bahwa negara yang baru atau jarang

melaksanakan pemilu yang demokratis cenderung memiliki persentase partisipasi

yang tinggi diawal dan cenderung menurun untuk kedepannya. Misalnya pilpres

di Indonesia meskipun pada 2019 kembali mengalami kenaikan secara signifikan.

(lihat gambar I.1)

3 Saiful Mujani, R.William Liddle dan Kuskrido Ambardi, Kuasa Rakyat, h. 90

Page 19: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

3

Gambar I.1. Persentase Partisipasi Pemilih pada

Pilpres 2004 Putaran Pertama dan Kedua, 2009, 2014, dan 20194

Partisipasi pemilih pada pileg yang dilaksanakan dari tahun 1999-2019

cenderung tidak stabil, namun secara umum menunjukan kecenderungan

menurun. Pada pemilu 1999, partisipasi 93,30%, pada 2019 79,01%. (lihat gambar

I.2). Seperti dikatakan sebelumnya bahwa negara yang baru atau jarang

melaksanakan pemilu yang demokratis cenderung memiliki persentase partisipasi

yang tinggi diawal dan cenderung menurun untuk kedepannya.

4 Saiful Mujani, R.William Liddle dan Kuskrido Ambardi, Kuasa Rakyat dan Komisi

Pemilihan Umum. “Pilkada Provinsi DKI Jakarta (Putaran Kedua)”

https://pilkada2017.kpu.go.id/hasil/2/t1/dki_jakarta, data diakses pada 9 November 2018

79.76%

77.44%

72.55%

69.58%

79.01%

64.00%

66.00%

68.00%

70.00%

72.00%

74.00%

76.00%

78.00%

80.00%

82.00%

2004 (1) 2004 (2) 2009 2014 2019

Page 20: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

4

Gambar I.2. Persentase Partisipasi Pemilih pada Pileg 1999 - 20195

Mengikuti pelaksanaan pilpres yang bersifat langsung tahun 2004,

pelaksanaan pilkada yang bersifat langsung akhirnya dilaksanakan pertama kali

pada tahun 2005, berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah. Mengacu pada Pasal 18 ayat (4) UUD 1945 yang menyatakan bahwa

Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai Kepala Pemerintah

Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota dipilih secara demokratis. Karena daerah

adalah hal tak dapat dipisahkan dari Indonesia itu sendiri, dengan begitu dalam

melakukan pilkada seharusnya ada penyesuaian dengan pilpres, yaitu dengan

dilaksanakannya pemilihan langsung.6

Setelah satu dekade lebih berjalannya pemilihan langsung pada pelaksanaan

pilkada di Indonesia, selanjutnya terdapat beberapa perubahan dalam pelaksanaan

5 Saiful Mujani, R.William Liddle dan Kuskrido Ambardi, Kuasa Rakyat dan Komisi

Pemilihan Umum. “Pilkada Provinsi DKI Jakarta (Putaran Kedua)”

https://pilkada2017.kpu.go.id/hasil/2/t1/dki_jakarta, data diakses pada 9 November 2018 6 Rozali Abdullah, Pelaksanaan Otonomi Luas dengan Pemilihan Kepala Daerah Secara

Langsung (Jakarta: Rajawali Pers; 2005) h. 53.

93.30%

84.90%

70.99% 75.11%

79.01%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

100.00%

1999 2004 2009 2014 2019

Page 21: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

5

pilkada. Apabila pada pelaksanaan sebelumnya, setiap daerah memiliki tanggal

pelaksanaan masing-masing, namun selanjutnya dilaksanakan secara serentak tiap

tahunnya oleh daerah yang memang masa jabatan dari kepala daerahnya sudah

habis. pilkada serentak ini sesuai amanat UU No. 10 Tahun 2016 tentang

Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur; Bupati dan Wakil Bupati; juga

Walikota dan Wakil Walikota dengan dilaksanakan secara serentak.

Pilkada serentak, sudah dilaksanakan tiga kali, yaitu pada tahun 2015, 2017

dan 2018. DKI Jakarta yang merupakan ibukota Negara Republik Indonesia, juga

sebagai objek penelitian ini, mendapatkan giliran melaksanakan pilkada serentak,

pada tahun 2017. Hanya DKI Jakarta sebagai daerah yang melaksanakan pilkada

guna memilih Gubernur dan Wakil Gubernur saja, karena Provinsi DKI Jakarta

hanya memiliki pembagian berupa kota administratif dan kabupaten administratif.

Tidak ada pilkada di DKI Jakarta untuk memilih Walikota atau Bupati. Pilkada

DKI Jakarta hanya sebatas memilih Gubernur beserta Wakil Gubernur saja.

Pelaksanaan pilkada di DKI Jakarta yang sifatnya langsung sudah

dilaksanakan sejak tahun 2007 dengan rentang waktu pelaksanaan 5 tahun sekali.

Sudah tiga periode pelaksanaan pilkada DKI Jakarta secara langsung dengan lima

kali pemungutan suara, yaitu pada tahun 2007, 2012 putaran pertama, 2012

putaran kedua, 2017 putaran pertama dan 2017 putaran kedua. Pilkada DKI

Jakarta yang terakhir dilaksanakan pada 19 April 2017, merupakan putaran kedua

pilkada DKI Jakarta 2017. Tingkat partisipasi dalam pilkada DKI secara umum

naik (Gambar I.3).

Page 22: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

6

Persentase partisipasi pemilih Jakarta 2007 sampai 2012 putaran pertama

sempat mengalami penurunan sebesar 1,74%, namun secara perlahan angka

persentase selanjutnya mengalami peningkatan setiap pemungutan suara

dilakukan. Pilkada DKI Jakarta 2012 putaran pertama ke pilkada DKI Jakarta

2012 putaran kedua mengalami peningkatan persentase partisipasi sebesar 3,09%,

lalu pada pilkada DKI Jakarta 2017 putaran pertama kembali mengalami

peningkatan persentase partisipasi cukup besar, yaitu 9,01%. Sampai pada

pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua, tetap mengalami peningkatan persentase

partisipasi sebesar 1,16%.

Gambar I.3. Partisipasi Pemilih Warga DKI Jakarta 2007-20177

Dinamika politik DKI Jakarta yang notabene sebagai barometer Indonesia

sudah pasti menjadi pusat perhatian. Salah satu yang menyita banyak perhatian

publik adalah pelaksanaan pilkada DKI Jakarta tahun 2012 dan 2017, yang mana

7 Komisi Pemilihan Umum. “Pilkada Provinsi DKI Jakarta (Putaran Kedua)”

https://pilkada2017.kpu.go.id/hasil/2/t1/dki_jakarta, data diakses pada 9 November 2018

65.36% 63.62% 66.71%

75.72% 76.88%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

2007 2012 (1) 2012 (2) 2017 (1) 2017 (2)

Page 23: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

7

persentase partisipasi pemilih Jakarta mengalami peningkatan. Karena didalam

negara yang menganut sistem demokrasi, partisipasi pemilih yang tinggi, jauh

lebih baik dibandingkan partisipasi pemilih rendah.8 Partisipasi pemilih menjadi

penting karena pada dasarnya warga daerah terkait yang paling tau apa yang

mereka hendaki. Dalam penelitian ini tidak membahas pilkada DKI Jakarta sejak

tahun 2007 sampai 2017, melainkan dibatasi pada pilkada DKI Jakarta 2017

putaran kedua saja.

Persebaran partisipasi pemilih pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua.

Dari setiap kota atau kabupaten di DKI Jakarta memiliki tingkat persentase

partisipasi pemilih pada pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua tidak terpaut

terlalu jauh. Angka persentase partisipasi pemilih pada pilkada DKI Jakarta 2017

putaran kedua berada di antara 80,40% sampai dengan 76,40%. Angka tersebut

dapat dikatakan cukup besar, karena perbandingan warga yang memilih lebih

besar dibandingkan warga yang tidak memilih

Tabel I.A.1 Persebaran Partisipasi Pemilih

Pilkada DKI Jakarta 2017 Putaran Kedua9

No. Kabupaten/Kota Persentase Partisipasi

1 Jakarta Barat 76,38%

2 Jakarta Pusat 75,61%

3 Jakarta Selatan 75%

4 Jakarta Timur 77,65%

5 Jakarta Utara 78,80%

6 Kepulauan Seribu 79,41%

8 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik. h. 369

9 Komisi Pemilihan Umum. “Pilkada Provinsi DKI Jakarta (Putaran Kedua)”

https://pilkada2017.kpu.go.id/hasil/2/t1/dki_jakarta, data diakses pada 9 November 2018

Page 24: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

8

Menariknya, tingkat partisipasi pemilih dalam pilpres yang cenderung

menurun dari waktu ke waktu, tidak terjadi pada pilkada DKI Jakarta yang

cenderung meningkat tingkat partisipasi pemilihnya. Dengan kata lain, persentase

partisipasi pemlih DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta cenderung meningkat

dari tahun 2012-2017, yang mana hal tersebut tidak selaras dengan tingkat

persentase partisipasi pemilih nasional pada pilpres dari tahun 2004-2014 yang

cenderung mengalami penurunan.

Tabel I.A.2 Pembagian Wilayah DKI Jakarta10

No. Kota/Kabupaten Kecamatan Kelurahan

1 Kepulauan Seribu 2 6

2 Jakarta Barat 8 56

3 Jakarta Pusat 8 44

4 Jakarta Selatan 10 65

5 Jakarta Timur 10 65

6 Jakarta Utara 6 31

DKI Jakarta memiliki 5 kota, 1 kabupaten, 44 kecamatan dan 267

kelurahan. Selain itu, DKI Jakarta memiliki tingkat partisipasi pemilih lebih tinggi

jika dibandingkan dengan persentase partisipasi pemilih pada pelaksanaan pilkada

di beberapa provinsi lainnya di Pulau Jawa dan Bali sejak diberlakukan pilkada

serentak (Tabel I.A.3).

10

Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, Provinsi DKI Jakarta Dalam Angka 2019 (Jakarta:

BPS DKI Jakarta; 2019) h. 34

Page 25: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

9

Tabel I.A.3 Persentase Partisipasi Pemilih Provinsi di Pulau Jawa dan Bali11

Daerah Tahun

Persentase Partisipasi

Pemilih

Banten 2017 63%

Jawa Barat 2018 73%

Jawa Tengah 2018 73%

Jawa Timur 2018 70%

Bali 2018 72%

Sumber: KPU

Menariknya kondisi partisipasi pemilih dalam pilkada DKI Jakarta 2017

putaran kedua adalah tingginya tingkat partisipasi memilih dibandingkan yang

tidak memilih. Untuk menjawab banyaknya pemilih dibandingkan yang tidak

memilih, perilaku pemilih tersebut dapat dijelaskan dengan tiga model, yaitu

sosiologis, psikologis dan pilihan rasional.12

Namun dalam penelitian ini, penulis

menggunakan model perilaku sosiologis untuk menjelaskan partisipasi pemilih

pada pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua.

Berangkat dari permasalahan di atas, penulis menyadari bahwa penting

untuk menguji konsep dari para ahli tentang hubungan antara kondisi sosiologis

warga DKI Jakarta dengan tingkat partisipasi pemilih pilkada DKI Jakarta 2017

putaran kedua. Oleh karena itu, penelitian ini berjudul: Sosiologi Partisipasi

Pemilih: Studi Kasus Pilkada DKI Jakarta 2017 Putaran Kedua.

11

Komisi Pemilihan Umum (KPU). “Daftar Hasil Rekapitulasi Pilkada 2018”

https://infopemilu.kpu.go.id/pilkada2018/hasil2/rekap/list/nasional, data diakses pada 9 November

2018 dan Komisi Pemilihan Umum (KPU). “Hasil Perhitungan Suara Pilkada 2017”

https://pilkada2017.kpu.go.id/hasil, data diakses pada 9 November 2018 12

Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik (Jakarta: PT Grasindo; 2010) h. 136-7

Page 26: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

10

B. Pertanyaan Penelitian

1. Apakah jenis kelamin pemilih memiliki hubungan yang signifikan dengan

partisipasi pemilih DKI Jakarta 2017 putaran kedua?

2. Apakah agama pemilih memiliki hubungan yang signifikan dengan partisipasi

pemilih DKI Jakarta 2017 putaran kedua?

3. Apakah usia pemilih memiliki hubungan yang signifikan dengan partisipasi

pemilih DKI Jakarta 2017 putaran kedua?

4. Apakah pendidikan pemilih memiliki hubungan yang signifikan dengan

partisipasi pemilih DKI Jakarta 2017 putaran kedua?

5. Apakah pendapatan rumah tangga pemilih memiliki hubungan yang

signifikan dengan partisipasi pemilih DKI Jakarta 2017 putaran kedua?

6. Apakah pekerjaan pemilih termasuk dalam kerah putih memiliki hubungan

yang signifikan dengan partisipasi pemilih DKI Jakarta 2017 putaran kedua?

7. Apakah status perkawinan pemilih memiliki hubungan yang signifikan dengan

partisipasi pemilih DKI Jakarta 2017 putaran kedua?

C. Tujuan Penelitian

1. Menjawab pertanyaan apakah jenis kelamin pemilih memiliki hubungan yang

signifikan dengan partisipasi pemilih DKI Jakarta 2017 putaran kedua atau

tidak.

2. Menjawab pertanyaan apakah agama pemilih memiliki hubungan yang

signifikan dengan partisipasi pemilih DKI Jakarta 2017 putaran kedua atau

tidak.

Page 27: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

11

3. Menjawab pertanyaan apakah usia pemilih memiliki hubungan yang

signifikan dengan partisipasi pemilih DKI Jakarta 2017 putaran kedua atau

tidak.

4. Menjawab pertanyaan apakah pendidikan pemilih memiliki hubungan yang

signifikan dengan partisipasi pemilih DKI Jakarta 2017 putaran kedua atau

tidak.

5. Menjawab pertanyaan apakah pendapatan rumah tangga pemilih memiliki

hubungan yang signifikan dengan partisipasi pemilih DKI Jakarta 2017

putaran kedua atau tidak.

6. Menjawab pertanyaan apakah pekerjaan pemilih termasuk dalam kerah putih

memiliki hubungan yang signifikan dengan partisipasi pemilih DKI Jakarta

2017 putaran kedua atau tidak.

7. Menjawab pertanyaan apakah status perkawinan pemilih memiliki hubungan

yang signifikan dengan partisipasi pemilih DKI Jakarta 2017 putaran kedua

atau tidak.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan yang baru

mengenai kajian partisipasi politik dan pemilihan umum. Selain itu penelitian

ini juga bermanfaat untuk memahami kondisi sosiologis warga DKI Jakarta,

dan menambah wawasan dalam memahami kondisi sosiologis warga ketika

dikaitkan dengan partisipasi politik, khususnya saat pilkada.

Page 28: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

12

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat menyumbang ilmu pengetahuan untuk Jurusan Ilmu

Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, serta menjadi salah satu syarat memperoleh gelar S.Sos. untuk

penulis.

E. Tinjauan Pustaka

Penulis menghimpun lima hasil penelitian sebagai tinjauan pustaka yang

terdapat kesamaan dengan yang diteliti oleh penulis, baik dari teori, topik, atau

lainnya.

Pertama, buku berjudul “Kuasa Rakyat: Analisis tentang Perilaku Memilih

dalam Pemilihan Legislatif dan Presiden Indonesia Pasca-Orde Baru” ditulis oleh

Saiful Mujani, R. William Liddle dan Kuskridho Ambardi, yang dicetak oleh

Mizan Publika pada tahun 2012 dan dikembangkan dalam edisi Inggris Voting

Behavior in Indonesia since Democratization oleh Cambridge University Press

tahun 2018.13

Buku ini merupakan hasil dari serangkaian penelitian lapangan

tentang perilaku memilih pemilih Indonesia yang dilakukan sejak tahun 1999

sampai 2014. Dengan mendemonstrasikan bagaimana sosiologis, psikologis dan

pilihan rasional mempengaruhi sesorang warga dalam interpretasi partisipasi

politik warga, yaitu memilih partai politik atau calon tertentu dalam pemilihan

umum. Studi pada buku ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang mana

unit analisisnya adalah individu pemilih dan digunakannya hasil survei opini

publik nasional pada pemilu legislatif 1999, 2004, 2009, Pemilihan Presiden Juli

13

Saiful Mujani, R.William Liddle dan Kuskrido Ambardi, Kuasa Rakyat (Jakarta: Mizan;

2012)

Page 29: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

13

2004, September 2004 dan 2009 dalam studi ini. Untuk metode penarikan sampel

pada studi ini digunakan teknis multistage random sampling, sementara metode

analisisnya dilakukan secara bertahap, pada tahap pertama menggunakan teknik

analisis bivariat guna mengetahui sejauh mana faktor atau variabel berhubungan

dengan faktor atau variabel lainnya. Lalu tahap selanjutnya memastikan apakah

hubungan bivariat tersebut cukup independen atau tidak, dan untuk hal ini

dilakukan analisis multivariat. Keseluruhan pengujian tersebut merupakan upaya

menguji tiga model perilaku pemilih yaitu sosiologis, rasional dan psikologis.

Kedua, skripsi berjudul “Pengaruh Status Sosial Ekonomi Terhadap

Partisipasi Politik Masyarakat Dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten

Lampung Selatan Tahun 2015 (Studi Perbandingan Kelurahan Way Urang dan

Kelurahan Bumi Agung Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan)” oleh

Guntur Ardyan Tamara, mahasiswa jurusan Ilmu Pemerintahan di FISIP

Universitas Lampung, 2016.14

Penelitian ini bertujuan guna mengetahui pengaruh

status sosial ekonomi masyarakat terhadap partisipasi politik pada pilkada

Lampung Selatan tahun 2015 di Kelurahan Way Urang dan Kelurahan Bumi

Agung. Jenis penelitian ini menggunakan jenis eksplanatory. Sampel dalam

penelitian ini berjumlah 245 orang yang terbagi dari 117 orang warga Kelurahan

Way Urang dan 128 orang warga Kelurahan Bumi Agung. Hasil yang diperoleh

bahwa masyarakat Kelurahan Way Urang memiliki status sosial ekonomi

menengah ke atas, sedangkan masyarakat Kelurahan Bumi Agung memiliki status

14

Guntur Ardyan Tamara, “Pengaruh Status Sosial Ekonomi Terhadap Partisipasi Politik

Masyarakat Dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2015 (Studi

Perbandingan Kelurahan Way Urang dan Kelurahan Bumi Agung Kecamatan Kalianda Kabupaten

Lampung Selatan)” (Skripsi S1 Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung, 2016)

Page 30: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

14

sosial ekonomi menengah ke bawah. Hipotesis yang diterima adalah hipotesis

alternatif (H1), yaitu adanya pengaruh status sosial ekonomi terhadap partisipasi

politik yang signifikan. Koefisien korelasi Kelurahan Way Urang Sebesar 57,2%,

sementara pada Kelurahan Bumi Agung 52,8%, untuk nilai simultan dari dua

kelurahan tersebut sebesar 76,5% dan sisanya dipengaruhi faktor lain.

Ketiga, skripsi berjudul “Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Partisipasi

Politik Pada Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2015

(Studi Kasus Pada Masyarakat Desa Pakemitan Kidul Kecamatan Ciawi

Tasikmalaya)” oleh Mohamad Rizki Fauzi, mahasiswa program studi Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan di FKIP Universitas Pasundan Bandung, 2017.15

Penelitian ini dilakukan untuk menguji mengetahui ada atau tidaknya pengaruh

antara tingkat pendidikan dengan perilaku pemilih, yang mana diasumsikan

bahwa masyarakat berpendidikan tinggi, menjadi pemilih dengan pertimbangan-

pertimbangan yang rasional sebelum memilih. Penelitian ini dilakukan terhadap

masyarakat Desa Pakemitan Kidul Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya

yang terdaftar didalam DPT dan sudah menggunakan hak pilihnya pada pilkada

Tasikmalaya tahun 2015. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah

deskriptif kuantitatif, dengan menyebarkan kuesioner dan wawancara untuk

pengumpulan data. Data yang terkumpul dianalisis secara kuantitatif dan disajikan

ke dalam tabel frekuensi, cross tabulation dan selanjutnya dirubah menjadi

diagram batang guna mengetahui sejauh mana perbandingan hasil data.

15

Mohamad Rizki Fauzi, “Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Partisipasi Politik Pada

Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2015 (Studi Kasus Pada Masyarakat

Desa Pakemitan Kidul Kecamatan Ciawi Tasikmalaya)” (Skripsi S1 Program Studi Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasundan

Bandung, 2017)

Page 31: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

15

Keempat, tulisan pada jurnal yang berjudul “Pengaruh Status Sosial

Ekonomi dan Sosialisasi Politik Melalui Media Massa Terhadap Partisipasi

Politik Masyarakat Dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014 di Desa Sangatta Utara

Kecamatan Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur” oleh Nurrudin Abdullah,

mahasiswa program studi Ilmu Pemerintahan di FISIP Universitas Mulawarman

Samarinda, yang dimuat pada e-Journal Ilmu Pemerintahan Vol. 4, No. 4, 2016.16

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh status

sosial ekonomi dan sosialisasi politik melalui media massa terhadap partisipasi

politik masyarakat. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah

metode analisis kuantitatif, dengan menyebarkan kuisioner kepada 100 orang

responden yang diambil secara acak dari populasi yang berjumlah 35.594 orang,

dengan menggunakan metode simple random sampling. Penelitian ini

menghasilkan sebuah pernyataan bahwa status sosial ekonomi memiliki pengaruh

yang positif dan signifikan terhadap partisipasi politik masyarakat pada Pileg

tahun 2014 di Desa Sangatta Utara Kecamatan Sangatta Utara Kabupaten Kutai

Timur. Sementara sosialisasi politik melalui media massa memiliki pengaruh

positif, tetapi tidak signifikan terhadap partisipasi politik masyarakat dalam Pileg

tahun 2014 di Desa Sangatta Utara Kecamatan Sangatta Utara Kabupaten Kutai

Timur.

Kelima, tulisan pada jurnal yang berjudul “Variabel-variabel yang

Mempengaruhi Rendahnnya Partisipasi Politik Masyarakat dalam pilkada

16

Nurrudin Abdullah, “Pengaruh Status Sosial Ekonomi dan Sosialisasi Politik Melalui Media

Massa Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat Dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014 di Desa

Sangatta Utara Kecamatan Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur”. e-Journal Ilmu Pemerintahan

Vol. 4, No. 4. (2016): h. 1627-1638.

Page 32: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

16

Walikota dan Wakil Walikota Padang Tahun 2008” oleh Doni hendrik, dosen

Ilmu Politik di Universitas Andalas Sumatra Barat, yang dimuat pada Jurnal

Demokrasi Vol. IX, No. 2, 2010.17

Menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

didasari rumus dari Frank Lynck, penelitian ini menghasilkan kesimpulan, bahwa

Itensitas KPUD kota Padang dalam melakukan kegiatan sosialiasasi politik

sangatlah rendah, hal tersebut didasari oleh variabel yang mana jumlah

pelaksanaanya terendah dibandingkan dengan kegiatan lainnya adalah

sosioalisasi politik. Oleh karena itu, partisipasi pilkada kota Padang 2008

mendapatkan partisipasi pemilih yang sangat rendah.

F. Sitematika Penulisan

Pada tulisan skripsi ini menggunakan sistematika penulisan yang berisi lima

bab sesuai dengan panduan penyusunan dan penulisan skripsi Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

sebagai berikut:

BAB I, penulis menyajikan pendahuluan dari skripsi ini, yang terdiri dari

pernyataan masalah yang menjelaskan pilkada DKI Jakarta dan partisipasi politik,

pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, dan

sistematika penulisan. Pada bab pertama ini penulis menguraikan masalah yang

diangkat untuk diteliti mengenai hubungan kondisi sosiologis pemilih dengan

tingkat partisipasi pemilih pada pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua.

17

Doni Hendrik, “Variabel-variabel yang Mempengaruhi Rendahnnya Partisipasi Politik

Masyarakat dalam Pilkada Walikota dan Wakil Walikota Padang Tahun 2008” Jurnal Demokrasi

Vol. IX, No. 2, (2010): h. 137-147.

Page 33: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

17

BAB II, penulis menjelaskan teori partisipasi politik yang digunakan pada

penelitian ini. Teori tersebut dinyatakan Verba dan Nie yang dikutip oleh dalam

buku Kuasa Rakyat, dan salah satu teori model partisipasi politik, yaitu model

sosiologis, yang setiap kondisi sosiologis dijelaskan berdasarkan pernyataan para

ahli-ahli politik.

BAB III, penulis menguraikan metodologi penelitian yang digunakan untuk

penelitian ini, dengan menjelaskan jenis penelitiannya, lokasi penelitian, variabel

penelitian, pengukuran populasi serta sampel, dan teknik analisa yang digunakan

pada penelitian ini.

BAB IV, penulis menganalisis data yang sudah didapatkan dan

dikumpulkan. Pada bab ini berisi pembahasan yang sebelumnya dianalisis dan

data yang sudah melewati proses analisis diekstrasi menjadi sebuah hasil

penelitian.

BAB V, penulis menyajikan kesimpulan, yang mana kesimpulan tersebut

berisikan jawaban-jawaban dari pertanyaan penelitian, dan saran untuk penelitian

selanjutnya.

Page 34: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

18

BAB II

MODEL SOSIOLOGIS PARTISIPASI POLITIK

TEORI, KONSEP, HIPOTESIS, DAN VARIABEL

Dalam bab kedua ini penulis menjelaskan mengenai teori dan konsep yang

digunakan pada penelitian ini. Teori atau model yang digunakan adalah teori atau

model sosiologis. Partisipasi politik merupakan variabel terikat (dependent

variable) atau variabe Y, dan variable-variable sosiologis merupakan variable

bebas (independent variable) atau variable X. Selain teori, pada bab kedua ini

juga disajikan hipotesis sebagai asumsi sementara penelitian ini.

A. Partisipasi Politik

Definisi mengenai partisipasi politik banyak dikemukakan oleh para ahli

politik. Miriam Budiardjo menjelaskan partisipasi politik adalah kegiatan yang

dilakukan oleh individu atau kelompok, yang mana mengikutsertakan dirinya

sendiri ke dalam kegiatan politik secara aktif. Contoh kegiatannya bisa seperti

andil dalam memilih pemimpin, dan hal tersebut dapat mempengaruhi kebijakan

publik. Contoh lain dari partisipasi politik ialah menjadi anggota salah satu partai

politik atau gerakan sosial maupun politik dengan aksi-aksi nyatanya.1

1 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h. 367

Page 35: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

19

Dalam konteks negara demokrasi, partisipasi politik bisa dipahami dengan

warga yang memiliki kedaulatan menetapkan bagaimana negara kedepannya.2

Sesuai dengan apa yang dikutip oleh Saiful Mujani R.William Liddle dan

Kuskrido Ambardi, dalam Kuasa Rakyat,3 bahwa Verba dan Nie menjelaskan

partisipasi politik merupakan aktivitas apapun yang dilakukan oleh warga negara

guna mempengaruhi pilihan warga yang lain terhadap posisi-posisi pemerintahan

dan/atau untuk mempengaruhi tindakan-tindakan para pejabat pemerintah.

Merujuk pada penjelasan tentang partisipasi politik di atas, ada empat

kriteria yang disebutkan dalam buku Kuasa Rakyat: 1) tindakan (bukan pendapat,

bicara, keinginan, atau niat); 2) oleh orang biasa (bukan pejabat); 3) dilakukan

dengan sukarela; 4) bertujuan memengaruhi kebijakan publik.4 Empat hal yang

disebutkan tersebut menjadi indikator suatu tindakan dapat dikatan sebagai

partisipasi politik atau tidak.

Saiful Mujani dalam bukunya yang berjudul Muslim Demokrat, mengutip

dari Kaase dan Marsh tentang penjelasan partisipasi politik konvensional dan non-

konkenvsional.5 Pertama, partisipasi politik konvensional merupakan aktivitas

warga negara dengan bentuk apapun yang sesuai dengan prosedur seharusnya atau

aturan baku dan memiliki tujuan untuk mempengaruhi hasil akhir. Kedua,

partisipasi politik non-konvensional merupakan aktivitas warga negara dengan

bentuk apapun yang tidak sesuai dengan prosedur seharusnya atau aturan baku

dan memiliki tujuan untuk mempengaruhi hasil akhir.

2 Saiful Mujani, Muslim Demokrat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2007) h. 254

3 Saiful Mujani, R.William Liddle dan Kuskrido Ambardi, Kuasa Rakyat. h. 80

4 Saiful Mujani, R.William Liddle dan Kuskrido Ambardi, Kuasa Rakyat. h. 5

5 Saiful Mujani, Muslim Demokrat. h. 258

Page 36: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

20

Teori tersebut secara langsung menyatakan bahwa partisipasi politik sebagai

kegiatan yang dilakukan oleh warga negara dengan menjadi bagian dalam proses

pembentukan kebijakan umum dan pemilihan pemimpin. Meskipun penggunaan

hak suara dalam pilkada adalah salah satu bentuk partisipasi politik yang sangat

lumrah, tetapi hal yang dihasilkan sangatlah berpengaruh pada kehidupan warga

baik skala daerah ataupun skala nasional dalam satu periode kepemimpinan

kedepan. Karena ukuran yang paling umum dalam partisipasi politik konvensional

adalah pemungutan suara.6 Pada penelitian ini pilkada DKI Jakarta menjadi

bentuk penyelenggaraan dari pemungutan suara, yang mana memilih Gubernur

beserta Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Selaras dengan hal tersebut, disebutkan juga dalam buku Kuasa Rakyat,

bentuk dari partisipasi politik konvensional dan partisipasi politik non-

konvensional. Contoh dari partisipasi politik konvensional seperti mengikuti

pemilihan umum, yang mana pemilihan umum merupakan contoh yang paling

popular. Tetapi pada kegiatan pemilihan umum, partisipasi politik tidak hanya

memilih saja (voter turnout), namun juga banyak yang lainnya seperti

menyumbang untuk kandidat, membantu calon dalam mengumpulkan masa,

dalam mempengaruhi orang lain, menyebarkan atribut, dan lain-lainnya.7 Aksi

damai, seperti mengikuti kegiatan organisasi, menjadi anggota atau petinggi dari

suatu organisasi yang memiliki tujuan untuk mempengaruhi keputusan pemerintah

juga merupakan wujud partisipasi. Bisa juga melakukan lobbying yaitu sebuah

usaha yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan menghubungi petinggi

6 Saiful Mujani, Muslim Demokrat. h. 261

7 Saiful Mujani, R.William Liddle dan Kuskrido Ambardi, Kuasa Rakyat. h. 83

Page 37: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

21

politik untuk mempengaruhi keputusan yang mereka ambil tentang persoalan

orang banyak.8

Partisipasi politik non-konvensional, upaya dari warga untuk mempengaruhi

pemerintah dalam mengambil keputusan dengan cara yang tidak diatur secara

eksplisit yang kadang-kadang menimbulkan keugian tertentubagi kelompoklain

atau negara.9 Demonstrasi, mogok kerja, boikot, huru-hara, pemberontakan

menurunkan pimpinan politik seperti kudeta atau pembunuhan, dan bisa juga

mengganti sistem politik dengan melakukan revolusi.10

Pada penelitian ini contoh kegiatan partisipasi politik yang dimaksud

terbatas pada partisipasi memilih pada pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua.

Tingkat partisipasi pemilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta 2017

putaran kedua diyakini memiliki korelasi dengan kondisi warganya itu sendiri.

Maka dari itu partisipasi pemilih pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua menjadi

variabel terikat (variabel Y) pada penelitian ini.

Dalam konteks pemilihan umum, perilaku dari perseorangan atau pemilih

yang berkelompok menjadi fokus perhatian penelitian. Disini dibahas variabel-

variabel sosiologis apa saja yang mempengaruhi pemilih perseorangan atau

kelompok tadi dalam memilih.

B. Variabel-Variabel Sosiologis

The Columbia School atau lebih dikenal dengan model sosiologis,

memperlihatkan adanya pengaruh variabel-variabel sosiologis terhadap perilaku

8 Saiful Mujani, R.William Liddle dan Kuskrido Ambardi, Kuasa Rakyat, h. 84

9 Saiful Mujani, R.William Liddle dan Kuskrido Ambardi, Kuasa Rakyat, h. 84

10 Anthony M. Orum, Introduction to Political Sociology (New Jersey: Prentice-Hall: 2001) h.

218

Page 38: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

22

politik.11

Dalam buku Kuasa Rakyat,12

dijelaskan bahwa model sosiologis ialah

sebuah asumsi bahwa karakteristik sosiologis, yakni kelas sosial, agama, serta

juga kelompok etnik atau kedaerahan atau bahasa dari pemilih itu sendiri bisa

menentukan perilaku memilih.

Saymor Martin Lipset, Paul F. Lazarsfeld, Berelson Bernard R dan Harel

Gaudeet menyatakan kedudukan sosial, ekonomi, agama, warna, kulit, jenis

kelamin, pekerjaan berpengaruh terhadap seorang pemilih dalam berpartisipasi.

Tabel II.B.4 Hubungan Kondisi Sosiologis dan Tingkat Partisipasi Politik13

Kondisi Sosiologis Partisipasi Tinggi Partisipasi Rendah

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

Agama Non-Islam Islam

Usia Masa kerja mapan Muda

Pendidikan Pendidikan tinggi Pendidikan rendah

Pekerjaan Kerah putih Selain kerah putih

Pendapatan Menengah keatas Menengah kebawah

Status Perkawinan Sudah menikah Belum menikah

Dapat dilihat pada tabel II.B.4 di atas, yaitu tujuh variabel sosiologis yang

dijadikan inti penelitian ini untuk diteliti hubungannya terhadap partisipasi

pemilih pada pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua. Berikut adalah penjelasan

masing-masing variabel sosiologis mengapa mereka berhubungan dengan

partisipasi politik.

11

L. M. Bartels, “The Study of Electoral Behavior” dalam Jan E. Leighley, ed., The Oxford

Handbook of American Elections and Political Behavior (Oxford: Oxford University Press; 2012)

h. 240 12

Saiful Mujani, R.William Liddle dan Kuskrido Ambardi, Kuasa Rakyat. h. 6 13

Yalvema Miaz, Partisipasi Politik (Padang: UNP Press; 2012) h. 33-34

Page 39: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

23

a) Jenis Kelamin

Jenis kelamin dalam kaitannya dengan partisipasi politik: perempuan

kurang tertarik dengan politik dibandingkan laki-laki. Perempuan kurang

berpartisipasi bukan karena ia seorang perempuan tapi karena secara umum

perempuan status sosial-ekonominya lebih rendah dari laki-laki.

Diskriminasi pada perempuan masih gejala umum. Akibatnya perempuan

kurang punya kesempatan untuk akses dan mempengaruhi urusan publik.

Apabila berbicara pemungutan suara, bukan perbedaan jenis kelamin

pemilih yang membuat adanya perbedaan partisipasi pemilih.14

Dengan

begitu variabel kondisi sosiologis pertama atau variabel Xa adalah variabel

jenis kelamin dengan nilai rasio pemilih yang berjenis kelamin laki-laki.

b) Agama

Agama dianggap menjadi stimulus bagi warga di banyak negara

demokrasi untuk terlibat dalam kegiatan sosial keagamaan. Berangkat dari

kegiatan sosial tersebut, warga bisa menjangkau kegiatan politik. Karena

kegiatan politik tidak jarang memanfaatkan jaringan sosial yang luas,

sehingga timbul interaksi antara warga yang taat beragama dan aktif dalam

kegiatan sosial keagamaan dengan kegiatan sosial non-keagamaan. Pada

akhirnya warga yang taat beragama terbiasa untuk terlibat dalam aktivitas

politik dan terdorong ikut dalam pemilihan.15

Samuel P. Huntington, seorang ilmuwan ilmu politik asal Amerika

Serikat mengklaim bahwa partisipasi politik adalah hal yang asing bagi

14

Saiful Mujani, Muslim Demokrat. h. 272 15

Saiful Mujani, R.William Liddle dan Kuskrido Ambardi, Kuasa Rakyat. h. 166

Page 40: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

24

warga yang beragama Islam. Dirinya menambahkan bahwa warga muslim

hanya berpartisipasi apabila berkaitan dengan keagamaan bukan kegiatan

politik yang non-keagamaan.16

Tetapi hal tersebut dibantah oleh Saiful

Mujani, R.William Liddle dan Kuskrido Ambardi dalam bukunya yang

berjudul, Kuasa Rakyat dan diperjelas oleh Saiful Mujani pada bukunya

yang berjudul, Muslim Demokrat, bahwa muslim di Indonesia memiliki

kedekatan dengan partisipasi politik.17

Apakah ini berlaku untuk kasus DKI

Jakarta pada pilkada tahun 2017 putaran kedua. Agama di sini adalah

variabel sosiologis kedua (Xb).

c) Usia

Pada variabel umur, Lebster W. Milbrath memiliki pandangan bahwa

tingkat partisipasi warga lebih tinggi pada kelompok umur 40-59 tahun.

18Sebelum dan sesudah itu lebih rendah. Sebelum umur 40 tahun, ada

kecenderungan belum memiliki kedudukan atau tempat tinggal yang tetap

sehingga secara administratif bisa menghambat untuk berpartisipasi.19

Sementara disaat sudah melewati usia 59 tahun, penurunan tingkat

partisiapsi sebagian disebabkan karena penyesuaian aktivitas dari orang

yang berusia lanjut dan hal tersebut menimbulkan konsekuensi terhadap

partisipasi politik.20

Maka dari itu, usia 40 sampai 59 tahun menjadi usia

ideal bagi warga yang biasanya sudah stabil berdasarkan tempat tinggal dan

16

Saiful Mujani, R.William Liddle dan Kuskrido Ambardi, Kuasa Rakyat. h. 166 17

Saiful Mujani, R.William Liddle dan Kuskrido Ambardi, Kuasa Rakyat. h. 167; Saiful

Mujani, Muslim Demokrat. h. 270-1 18

Saiful Mujani, Muslim Demokrat. h. 272 19

Saiful Mujani, R.William Liddle dan Kuskrido Ambardi, Kuasa Rakyat. h. 268 20

Saiful Mujani, Muslim Demokrat. h. 272

Page 41: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

25

pembagian waktu-waktu kegiatannya.21

Dengan begitu variabel kondisi

sosiologis ketiga atau variabel Xc adalah variabel usia dengan nilai rasio

warga yang berusia 40-59 tahun.

d) Pendidikan

Para ahli politik seperti Conway, Almond, Verba, Nie, Junn dan

Stehlik-Barry menyatakan bahwa seorang yang memiliki tingkat pendidikan

lebih tinggi cenderung lebih mengikuti berbagai peristiwa di media massa

dan media lainnya sehingga menjadikan dirinya lebih sadar dengan dampak

dari kebijakan publik yang kedepannya bisa mempengaruhi hidupnya.22

Sementara seseorang yang tergolong memiliki tingkat pendidikan yang

rendah kurang mengikuti berita tentang kebijakan-kebijakan publik yang

berdampak pada dirinya sehingga kurang peduli pada pemilihan umum,

tidak sadar bahwa hasil pemilihan umum mempengaruhi hidupnya. Karena

itu ikut memilih dalam pemilihan umum tidak menjadi masalah penting bagi

mereka.

Namun demikian, tidak sedikit juga studi yang berkesimpulan bahwa

tingkat pendidikan seseorang yang semakin tinggi menjadi dasar seseorang

untuk bersikap kritis, termasuk terhadap hal-hal politik. Hal tersebut

membuat ahli politik seperti Scarbrough, Topf dan Inglehart, menyatakan

bahwa seseorang yang tingkat pendidikannya tinggi lebih cenderung abstain

dalam pemilihan dan tidak mempercayai partai politik.23

Jadi, soal

21

Saiful Mujani, R.William Liddle dan Kuskrido Ambardi, Kuasa Rakyat. h. 268 22

Saiful Mujani, R.William Liddle dan Kuskrido Ambardi, Kuasa Rakyat. h. 234 23

Saiful Mujani, Muslim Demokrat. h. 273

Page 42: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

26

hubungan antara pendidikan dan partisipasi dalam pemilihan umum belum

konsklusif, dan terbuka untuk terus diuji. Dalam studi ini variabel

pendidikan (Xd) adalah presentase warga yang berpendidikan minimal

perguruan tinggi di sebuah kelurahan.

e) Pendapatan

Hubungan antara pendapatan dengan partisipasi politik sangatlah erat,

seperti yang dikatakan oleh M. Margaret Conway, yang dikutip dalam

Kuasa Rakyat,24

bahwa warga yang berpendapatan menengah keatas

cenderung mempunyai waktu yang lebih banyak untuk mengikuti isu-isu

politik karena tekanan mencari nafkah tidak terlalu besar. Sementara warga

yang berpendapatan rendah cenderung mendapatkan tekanan yang lebih

besar untuk mencari nafkah, dan waktu serta pikirannya lebih digunakan

untuk mencari nafkah dibandingkan untuk hal-hal politik.

Dalam studi ini variabel pendapatan adalah rasio warga yang masuk

ke dalam kelas menengah ke atas, yakni presentase warga yang

berpendapatan Rp 1,500,000 per kapita per bulan di sebuah kelurahan

menurut BPS.25

Maka dari itu, variabel kondisi sosiologis kelima atau

variabel Xe adalah variabel pendapatan dengan nilai rasio warga yang

memiliki pendapatan menengah keatas.

24

Saiful Mujani, R.William Liddle dan Kuskrido Ambardi, Kuasa Rakyat. h. 235 25

Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, Laporan Hasil Survei Hidup Cukup Provinsi DKI

Jakarta 2014 (Jakarta: BPS; 2014) h. 5

Page 43: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

27

f) Pekerjaan

Variabel pekerjaan adalah warga yang masuk ke dalam kelompok

kerah putih dan kerah biru. Pekerja kerah putih adalah pekerja yang

bertumpu pada ilmu pengetahuan dan teknologi dan kepemilikan modal,

sedangkan pekerja kerah biru adalah pekerja yang lebih bertumpu pada

tenaga, tanpa ilmu pengetahuan yang meadai, dan tanpa penguasaan

terhadap modal.

Contoh-contoh pekerja kerah putih adalah dokter, dosen, guru,

karyawan BUMD, karyawan BUMN, karyawan swasta, konstruksi,

konsultan, notaris, pegawai negeri sipil, pengacara, pilot, insinyur, akuntan,

anggota DPR-RI, anggota DPRD, dll. Sementara itu, warga yang bekerja

dalam kelompok kerah biru adalah mereka yang bekerja seperti buruh

bangunan, buruh nelayan/perikanan, buruh tani/perkebunan, pedagang kaki

lima, supir, dll.

Verba, Nie, Rosenstone dan Wolfinger beranggapan bahwa warga

yang bekerja sebagai kelompok kerah putih memiliki kecenderungan

berpartisipasi politik dibanding yang bekerja sebagai pekerja kerah biru.26

Warga negara kerah biru lebih memperhatikan kebutuhan pokoknya

dibandingkan aktivitas politik. Sementara warga yang tergolong ke dalam

kerah putih memiliki pekerjaan yang nyaman dan memiliki waktu yang

26

Saiful Mujani, R.William Liddle dan Kuskrido Ambardi, Kuasa Rakyat. h. 246

Page 44: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

28

teratur dan cukup untuk kegiatan di luar mencari nafkah untuk memenuhi

kebutuhan pokok seperti kegiatan sosial dan politik.27

Dalam studi ini, variabel pekerjaan (Xf) adalah presentase kerah putih

di masing-masing kelurahan menurut perhitungan BPS.

g) Status Perkawinan

Seymour Martin Lipset yang dikutip oleh Yalvema Miaz dalam

bukunya yang berjudul Partisipasi Politik: Pola Perilaku Pemilih Pemilu

Masa Orde Baru dan Reformasi, menyebutkan bahwa warga yang sudah

menikah lebih berpartisipasi dalam memilih dibandingkan dengan warga

yang tidak/belum menikah.28

Perkawinan memberikan kondisi sosial yang

stabil, mencegah mobilitas dan mengikat orang-orang dalam suatu keluarga.

Hal tersebut membantu orang-orang yang sudah menikah untuk

berpartisipasi lebih banyak dalam politik. Di antara yang sudah menikah,

orang yang tidak memiliki anak berpartisipasi lebih banyak dibandingkan

yang belum memiliki anak.29

Dalam studi ini, variabel status perkawinan

adalah presentase warga yang telah menikah di masing-masing kelurahan.

Tujuh variabel sosiologis warga yang disebutkan dan dijelaskan di atas

diperlakuakan sebagai variabel bebas (X) untuk dilihat kaitannya dengan

patisipasi dalam pemilihan gubernur DKI putaran kedua pada tahun 2017

(Variabel Y) di seluruh kelurahan DKI Jakarta. Pertanyaan utamanya adalah

27

Saiful Mujani, Muslim Demokrat. h. 274 28

Yalvema Miaz, Partisipasi Politik. h. 51 29

Basanta Kumar Bal, “Political Participation of Selected Tribal Leaders In Orissa: A Case

Study of Mayurbhanj District,” (Disertasi S3 Fakultas Administrasi Publik, Universitas Utkal,

1997) h. 76

Page 45: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

29

apakah ada hubungan yang signifikan secara statistik antara masing-masing X

dengan Y. Karena penelitian ini membahas tentang hubungan dari masing-masing

variabel sosiologis tersebut dengan partisipasi pemilih pilkada DKI Jakarta 2017

putaran kedua atau variabel Y.

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan asumsi sementara dan menjadi elemen penting pada

penelitian kuantitatif. Variabel sosiologis atau X pada penelitian ini adalah

kondisi sosiologis warga DKI Jakarta. Sementara variabel partisipasi pemilih atau

Y, pada penelitian ini adalah partisipasi pemilih pilkada DKI Jakarta 2017 putaran

kedua.

Hipotesis memiliki dua bentuk, yaitu: Pertama, hipotesis nol (H0), yaitu

hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel

kondisi sosiologis atau X dengan variabel partisipasi pemilih atau Y. Kedua,

hipotesis alternatif (H1) adalah hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan

yang signifikan antara variabel kondisi sosiologis X dengan variabel partisipasi

pemilih atau Y. Berikut adalah hipotesis yang dibuat oleh penulis untuk dalam

penelitian ini:

H0a: Tidak ada hubungan yang antara perbedaan jenis kelamin dengan

partisipasi memilih warga pada pilkada DKI Jakarta 2017 putaran

kedua.

Page 46: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

30

H1a: Ada hubungan yang signifikan dari antara perbedaan jenis kelamin

dengan partisipasi memilih warga pada pilkada DKI Jakarta 2017

putaran kedua.

H0b : Tidak ada hubungan yang signifikan antara perbedaan agama yang

dipeluk dengan partisipasi memilih warga pada pilkada DKI Jakarta

2017 putaran kedua.

H1b : Ada hubungan yang signifikan antara perbedaan agama yang dipeluk

dengan partisipasi memilih warga pada pilkada DKI Jakarta 2017

putaran kedua.

H0c : Tidak ada hubungan yang signifikan antara kelompok umur dengan

partisipasi pemilih warga pada pilkada DKI Jakarta 2017 putaran

kedua.

H1c : Ada hubungan yang signifikan antara kelompok umur dengan

partisipasi pemilih warga pada pilkada DKI Jakarta 2017 putaran

kedua

H0d: Tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan

partisipasi memilih warga pada pilkada DKI Jakarta 2017 putaran

kedua.

H1d: Ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan partisipasi

memilih warga pada pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua

Page 47: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

31

H0e: Tidak ada hubungan yang signifikan antara pendapatan dengan

partisipasi memilih warga pada pilkada DKI Jakarta 2017 putaran

kedua.

H1e: Ada hubungan yang signifikan antara pendapatan dengan partisipasi

memilih warga pada pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua.

H0f: Tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan

partisipasi memilih warga pada pilkada DKI Jakarta 2017 putaran

kedua.

H1f: Ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan partisipasi

memilih warga pada pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua.

H0g: Tidak ada hubungan yang signifikan antara status perkawinan dengan

partisipasi memilih warga pada pilkada DKI Jakarta 2017 putaran

kedua.

H1g: Ada hubungan yang signifikan antara status perkawinan dengan

partisipasi memilih warga pada pilkada DKI Jakarta 2017 putaran

kedua.

Penjelasan lebih lanjut dari hipotesis yang sudah disebutkan di atas, yaitu:

pertama, hipotesis H0a dan H1a diperuntukan untuk pengujian antara variabel Xa

dengan variabel Y. Kedua, hipotesis H0b dan H1b diperuntukan untuk pengujian

antara variabel Xb dengan variabel Y. Ketiga, hipotesis H0c dan H1c diperuntukan

untuk pengujian antara variabel Xc dengan variabel Y. Keempat, hipotesis H0d dan

H1d diperuntukan untuk pengujian antara variabel Xd dengan variabel Y. Kelima,

Page 48: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

32

hipotesis H0e dan H1e diperuntukan untuk pengujian antara variabel Xe dengan

variabel Y. Keenam, hipotesis H0f dan H1f diperuntukan untuk pengujian antara

variabel Xf dengan variabel Y. Ketujuh, hipotesis H0g dan H1g diperuntukan untuk

pengujian antara variabel Xg dengan variabel Y.

Page 49: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

33

BAB III

PENGUKURAN DAN METODE PENELITIAN

Setelah mengemukakan teori, konsep, hipotesis, dan variabel dalam

penelitain ini pada Bab sebelumnya, dalam bab ini dikemukakan bagaimana

variabel-variabel itu diukur, bagiamana metode penelitian dilakukan, dan

bagaimana teknik analisa yang ditempuh. Pertama-tama dikemukakan tentang

pengukuran dari variabel-variabel yang digunakan dalam peneitian ini.

A. Pengukuran

Sugiyono dalam bukunya yang bejudul Metode Penelitian Kuantitatif,

menjelaskan bahwa variabel penelitian merupakan suatu sifat atau atribut atau

nilai dari orang atau objek atau kegiatan yang memiliki perbedaan dan sudah

penulis tetapkan guna diteliti serta diambil kesimpulannya.1 Pada penelitian ini

ada dua jenis variabel, yaitu variabel partisipasi pemilih atau Y dan variabel

sosiologis atau X. Pada penelitian ini, terdapat tujuh variabel sosiologis atau X

dan satu partisipasi pemilih atau Y seperti diringkaskan pada Tabel III.C.5.

Variabel X dalam penelitian ini adalah nilai sosilogis warga atau pemilih

pilkada DKI Jakarta 2017 Putaran Kedua, didasari oleh teori model sosiologis

partisipasi politik, yang mana seseorang menentukan pilihannya dikarenakan

karakteristik sosiologi, seperti yang telah diuraikan pada Bab sebelumnya.2

1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung:

Alfabeta; 2012) h. 61 2 Saiful Mujani, R.William Liddle dan Kuskrido Ambardi, Kuasa Rakyat. h. 6

Page 50: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

34

Sementara variabel Y di penelitian ini adalah partisipasi pemilih pilkada DKI

Jakarta 2017 Putaran Kedua, yang mana partisipasi warga dalam pemilu menjadi

salah sau indikator untuk tingkat demokrasi disuatu pemerintahan.

Tabel III.C.5 Variabel Penelitian

Variabel Partisipasi Pemilih Variabel Kondisi Sosiologis (X)

Partisipasi Pemilih (Y)

Jenis Kelamin (Xa)

Agama (Xb)

Usia (Xc)

Pendidikan (Xd)

Pendapatan (Xe)

Pekerjaan (Xf)

Status Perkawinan (Xg)

Setiap variabel pada penelitian ini diukur, dan penulis dapat menggunakan

skala rasio dalam pengukuran ini sesuai dengan data yang tersedia. Pengukuran

ini didasarkan pada Tabel III.C.6, sebagai berikut.

Tabel III.C.6 Optimalisasi Variabel

Konsep dan Faktor Variabel Skala Keterangan Nilai

Partisipasi politik

Partisipasi pemilih

dalam pilkada DKI

Jakarta 2017 putaran

kedua(Y)

Rasio

Rasio: persentase warga

yang menggunakan hak

pilihnya secara sah dari total

warga yang punya hak pilih

di kelurahan terkait.

Faktor sosiologis Jenis Kelamin (Xa) Rasio

Rasio: persentase warga

yang punya hak pilih dan

berjenis kelamin laki-laki

dari total warga yang punya

hak pilih di kelurahan

terkait.

Page 51: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

35

Agama (Xb) Rasio

Rasio: persentase warga

yang beragama Islam dari

total warga yang punya di

kelurahan terkait.

Usia (Xc) Rasio

Rasio: persentase warga

yang berusia 40-59 tahun

dari total warga di

kelurahan terkait.

Pendidikan (Xd) Rasio

Rasio: persentase warga

yang berpendidikan

perguruan tinggi dari total

warga di kelurahan terkait.

Pendapatan (Xe) Rasio

Rasio: persentase warga

yang berpendapatan

menengah keatas dari total

warga di kelurahan terkait.

Pekerjaan (Xf) Rasio

Rasio: persentase warga

yang pekerjaannya

tergolong ke dalam kerah

putih dari total warga di

kelurahan terkait.

Status Perkawinan

(Xg) Rasio

Rasio: persentase warga

yang sudah menikah dari

total warga di kelurahan

terkait.

Variabel partisipasi pemilih atau Y adalah variabel yang dinilai dari rasio

suara sah yang sudah digunakan oleh warga DKI Jakarta, yang mana angka

partisipasi pemilih tersebut dilihat berdasarkan data dari KPU yang

Page 52: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

36

menyelenggarakan pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua. Dalam buku Kuasa

Rakyat, salah satu hal yang mempengaruhi partisipasi pemilih adalah kondisi

sosiologis dari warga.3 Hal ini dilihat dengan mencari hubungan indikator kondisi

sosiologis pemilih satu persatu, agar lebih jelas kondisi sosiologis seperti apa yang

berhubungan dengan partisipasi pemilih.

Variabel kondisi sosiologis atau X pada penelitian ini berjumlah tujuh

variabel, yang mana selanjutnya diuji apakah variabel-variabel tersebut memiliki

hubungan yang signifikan dengan variabel partisipasi pemilih atau tidak. Ketujuh

variabel tersebut, didasari oleh kajian-kajian yang sebelumnya telah dilakukan

oleh penulis ilmu politik, yang mana menghasilkan beberapa kecenderungan.

Pertama, variabel jenis kelamin (Xa) dinilai dari rasio pemilih pilkada DKI

Jakarta 2017 putaran kedua yang berjenis kelamin laki-laki. Kedua, variabel

agama (Xb) dinilai dari rasio warga yang beragama Islam. Ketiga, variabel usia

(Xc) dinilai dari rasio warga yang berusia 40-59 tahun. Keempat, variabel

pendidikan (Xd) dinilai dari rasio warga yang memiliki latar belakang pendidikan

pada tingkat perguruan tinggi. Kelima, variabel pendapatan (Xe) dinilai dari rasio

warga yang memiliki rumah tangga dengan pendapatan menengah keatas.

Keenam, variabel pekerjaan (Xf) dinilai dari rasio warga yang pekerjaannya

tergolong ke dalam kerah putih. Ketujuh, variabel jenis kelamin (Xa) dinilai dari

rasio warga yang sudah pernah menikah.

Sebelum melakukan pengujian hubungan variabel sosiologis atau X dengan

variabel partisipasi pemilih atau Y pada penelitian ini, perlu dijelaskan bagaimana

3 Saiful Mujani, R.William Liddle dan Kuskrido Ambardi, Kuasa Rakyat. h. 165

Page 53: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

37

nilai variabel Y dan semua variabel X setiap kelurahan harus diketahui. Berikut

adalah persamaan untuk mencari nilai variabel Y dan semua variabel X:

Persamaan III.1 Nilai Variabel Y

Keterangan :

- = Jumlah suara sah.

- = Jumlah pemilik hak pilih.

- = Kelurahan terkait.

Persamaan III.2 Nilai Variabel Xa

Keterangan :

- = Pemilih berjenis kelamin laki-laki.

- = Jumlah pemilik hak pilih.

- = Kelurahan terkait.

Persamaan III.3 Nilai Variabel Xb

Keterangan :

- = Jumlah warga muslim.

- = Jumlah pemilik hak pilih.

- = Kelurahan terkait.

Page 54: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

38

Persamaan III.4 Nilai Variabel Xc

Keterangan :

- = Jumlah warga berusia 40-59 tahun.

- = Jumlah pemilik hak pilih.

- = Kelurahan terkait.

Persamaan III.5 Nilai Variabel Xd

Keterangan :

- = Jumlah warga berpendidikan perguruan tinggi.

- = Jumlah pemilik hak pilih.

- = Kelurahan terkait.

Persamaan III.6 Nilai Variabel Xe

Keterangan :

- = Jumlah warga berpendapatan menengah keatas.

- = Jumlah pemilik hak pilih.

- = Kelurahan terkait.

Persamaan III.7 Nilai Variabel Xf

Keterangan :

- = Jumlah warga tergolong ke dalam kerah putih.

- = Jumlah pemilik hak pilih.

- = Kelurahan terkait.

-

Page 55: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

39

Persamaan III.8 Nilai Variabel Xg

Keterangan :

- = Jumlah warga yang sudah menikah.

- = Jumlah pemilik hak pilih.

- = Kelurahan terkait.

Setelah data penelitian ini terkumpul, dilakukan pengolahan data dengan

menggunakan perangkat lunak SPSS. Pada penelitian ini digunakan analisis

statistik deskriptif (hanya satu variabel) dan analisis Bivariate (hubungan antara

dua variabel) yang disebut terakhir biasa digunakan ketika kita hendak

membandingkan variabel-variabel guna mengetahui hubungannya.4 Pada

penelitian ini variabel kondisi sosiologis satu persatu diuji hubungannya dengan

variabel partisipasi pemilih.

Di samping itu, untuk analisis bivariate yang linear dibutuhkan agar

variabel terikat menunjukan distribusi normal. Untuk itu dilakukan analisis

normalitas variabel terikat tersebut, meskipun dalam analisis ini tujuannya hanya

menunjukan korelasi, bukan hubungan kausal.

1. Statisitik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik untuk menghimpun, menyusun atau

mengatur, mengolah, menyajikan, dan menganalisis data angka. Tujuannya untuk

memberikan gambaran yang teratur, ringkas, dan jelas tentang apa yang sedang

diteliti, baik itu gejala, peristiwa, atau keadaan. Husaini Usman menjelaskan,

4 Lisa Harrison, Metodologi Penelitian Politik (Jakarta: Kencana; 2016) h. 37

Page 56: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

40

bahwa statistik deskriptif berfungsi untuk memberikan atau menggambarkan data

yang ada, dan gambaran umum yang diberikan sejelas mungkin.5

Pada statistik deskriptif disajikan data minimun, data maksimum, rata-rata

dan standar deviasi untuk masing-masing variabel. Berikut adalah persamaan

dalam mencari nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi pada setiap variabel,

menurut Sugiyono:6

Persamaan III.9 Mean Variabel Y

Keterangan :

- = Nilai rata-rata variabel Y.

- ∑ = Jumlah nilai partisipasi pemilih.

- = Jumlah populasi atau kelurahan.

Persamaan III.10 Mean Variabel Xa

Keterangan :

- = Nilai rata-rata variabel Xa.

- ∑ = Jumlah nilai pemilih berjenis kelamin laki-laki.

- = Jumlah populasi atau kelurahan.

5 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi

Aksara; 2008) h. 129 6 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. h. 257

Page 57: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

41

Persamaan III.11 Mean Variabel Xb

Keterangan :

- = Nilai rata-rata variabel Xb.

- ∑ = Jumlah nilai warga muslim.

- = Jumlah populasi atau kelurahan.

Persamaan III.12 Mean Variabel Xc

Keterangan :

- = Nilai rata-rata variabel Xc.

- ∑ = Jumlah nilai warga berusia 40-59 tahun.

- = Jumlah populasi atau kelurahan.

Persamaan III.13 Mean Variabel Xd

Keterangan :

- = Nilai rata-rata variabel Xd.

- ∑ = Jumlah nilai warga dengan pendidikan kuliah.

- = Jumlah populasi atau kelurahan.

Persamaan III.14 Mean Variabel Xe

Keterangan :

- = Nilai rata-rata variabel Xe.

- ∑ = Jumlah nilai warga berpendapatan menengah keatas.

- = Jumlah populasi atau kelurahan.

Page 58: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

42

Persamaan III.15 Mean Variabel Xf

Keterangan :

- = Nilai rata-rata variabel Xf.

- ∑ = Jumlah nilai warga kerah putih.

- = Jumlah populasi atau kelurahan.

Persamaan III.16 Mean Variabel Xg

Keterangan :

- = Nilai rata-rata variabel Xg.

- ∑ = Jumlah nilai warga yang sudah menikah.

- = Jumlah populasi atau kelurahan.

Persamaan III.17 Standar Deviasi Variabel Y

√∑( )

( )

Keterangan :

- = Standar deviasi.

- = Jumlah partisipasi pemilih.

- = Rata-rata variabel Y.

- = Jumlah populasi atau kelurahan.

Page 59: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

43

Persamaan III.18 Standar Deviasi Variabel Xa

√∑( )

( )

Keterangan :

- = Standar deviasi.

- = Jumlah pemilih laki-laki.

- = Rata-rata variabel Xa.

- = Jumlah populasi atau kelurahan.

Persamaan III.19 Standar Deviasi Variabel Xb

√∑( )

( )

Keterangan :

- = Standar deviasi.

- = Jumlah warga muslim.

- = Rata-rata variabel Xb.

- = Jumlah populasi atau kelurahan.

Persamaan III.20 Standar Deviasi Variabel Xc

√∑( )

( )

Keterangan :

- = Standar deviasi.

- = Jumlah warga berusia 40-59 tahun.

- = Rata-rata variabel Xc.

- = Jumlah populasi atau kelurahan.

Page 60: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

44

Persamaan III.21 Standar Deviasi Variabel Xd

√∑( )

( )

Keterangan :

- = Standar deviasi.

- = Jumlah warga berpendidikan tinggi.

- = Rata-rata variabel Xd.

- = Jumlah populasi atau kelurahan.

Persamaan III.22 Standar Deviasi Variabel Xe

√∑( )

( )

Keterangan :

- = Standar deviasi.

- = Jumlah warga berpendapatan menengah keatas.

- = Rata-rata variabel Xe.

- = Jumlah populasi atau kelurahan.

Persamaan III.23 Standar Deviasi Variabel Xf

√∑( )

( )

Keterangan :

- = Standar deviasi.

- = Jumlah warga dengan pekerjaan kerah putih.

- = Rata-rata variabel Xf.

- = Jumlah populasi atau kelurahan.

Page 61: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

45

Persamaan III.24 Standar Deviasi Variabel Xg

√∑( )

( )

Keterangan :

- = Standar deviasi.

- = Jumlah warga yang sudah menikah.

- = Rata-rata variabel Xg.

- = Jumlah populasi atau kelurahan.

2. Uji Normalitas Variabel Partisipasi Pemilih

Dilakukannya uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam

penelitian ini, variabel partisipasi pemilih memiliki data dengan distribusi normal

atau tidak. Karena data yang berdistribusi normal merupakan syarat pokok dalam

analisis parametrik yang harus dipenuhi.7 Terdapat dua cara untuk mengetahui

distribusi data adalah normal atau tidak, antara lain dengan melihat bentuk grafik

atau uji statistik. Cara yang digunakan untuk menguji apakah data berdistribusi

normal atau tidak pada penelitian kali ini, yaitu dengan analisis grafik yang

nantinya data diolah menggunakan aplikasi SPSS. Syarat data dapat dikatakan

berdistribusi normal apabila bentuk histogram yang dihasilkan pada gambar

adalah bentuk seperti gunung atau lonceng.

3. Korelasi Pearson (Pearson Correlation)

Teknik korelasi Pearson digunakan apabila penulis ingin mengetahui

keberadaan hubungan di antara dua variabel. Dalam teknik korelasi ada hubungan

7 Rochmat Aldy Purnomo, Analisis Statistik Ekonomi dan Bisnis Dengan SPSS (Ponorogo:

Wade Group; 2016) h. 83

Page 62: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

46

yang disebut hubungan yang positif (+), disaat nilai variabel kondisi sosiologis

naik maka nilai variabel partisipasi pemilih beriringan naik juga dan disaat

variabel kondisi sosiologis turun maka nilai variabel partisipasi pemilih beriringan

turun. Selain itu juga ada hubungan yang disebut hubungan negatif (-), disaat nilai

variabel kondisi sosiologis naik maka nilai variabel partisipasi pemilih turun, dan

disaat nilai variabel kondisi sosiologis turun maka nilai variabel partisipasi

pemilih naik.

Cara untuk menentukan hasil pada uji korelasi pearson, yaitu: apabila nilai

Sig. < 0,05 maka adanya korelasi antar variabel yang signifikan, H0 ditolak dan H1

diterima. Apabila sebaliknya maka tidak ada korelasi antar variabel yang

signifikan, H0 diterima dan H1 ditolak. Sementara besar atau kecilnya nilai

koefisien korelasi diinterpretasikan sebagai besarnya hubungan antara variabel

terkait, dan tanda pada nilai menjadi tanda arah hubungan kedua variabel terkait.

Berikut adalah rumus analisis korelasi pearson8:

Persamaan III.25 Korelasi Pearson

√(∑ )

Keterangan :

- = Koefisien korelasi Pearson variabel Xi dengan variabel Y

- = –

- = –

8 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. h. 257

Page 63: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

47

B. Ruang Lingkup dan Unit Analisis

Penelitian ini dilakukan di seluruh wilayah DKI Jakarta, dengan tujuan

alasan untuk mendapatkan gambaran yang representatif. Di samping itu, data-data

terkait tersedia baik di KPU maupun BPS. Dalam penelitian ini kelurahan

dijadikan sebagai unit analisa penelitian ini, yang mana kondisi sosiologis

kelurahan adalah bentuk akumulatif dari kondisi sosiologis warga yang tinggal di

kelurahan terkait. Variasi kondisi sosiologis setiap kelurahan menjadi penting

dalam penelitian ini, apakah variasi itu berhubungan dengan variasi partisiasi

dalam pilkada tersebut.

1. Populasi dan Sampel

Dengan memilih kelurahan sebagai unit analisa, maka dari itu penulis

melakukan analisis terhadap seluruh populasi kelurahan di DKI Jakarta, yang

berjumlah 267 kelurahan.

2. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan terdiri dari dua jenis. Pertama,

data primer yang menjadi data utama karena menjadi bahan untuk dianalisa dan

diuji. Kedua, data sekunder yang menjadi bahan pendukung dalam penelitian ini.

a. Data Primer

Proses mendapatkan data primer yaitu dengan menyalin data yang

disediakan oleh BPS (Badan Pusat Statistik) dan KPU (Komisi Pemilihan

Umum). Data terkait diakses dengan datang langsung ke instansi terkait dan lewat

online. Untuk mengumpulkan data secara online, penulis mengakses ke dalam

situs KPU. Sementara untuk BPS, penulis mendatangi instansi yang terkait.

Page 64: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

48

b. Data Sekunder

Buku, laporan, jurnal, dokumentasi dan lainnya yang berkaitan dengan

penelitian ini menjadi sumber untuk data sekunder. Dengan tujuan untuk

mendukung dan memperkuat data primer yang ada.

Page 65: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KORELASI KONDISI SOSIOLOGIS DENGAN PARTISIPASI PEMILIH

Setelah mengemukakan metodologi dan rencana teknik analisis pada bab

sebelumnya, pada bab ini penulis menyajikan hasil analisis penelitian tentang

hubungan partisipasi pemilih pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua dengan

kondisi sosiologis pemilih. Setelah dilakukan pengumpulan data dari BPS dan

KPU, maka diperoleh berbagai data mengenai kondisi sosiologis pemilih. Penulis

melakukan perhitungan statistik diawali dengan statistik deskriptif tentang

partisipasi pemilih dalam pilkada Gubernur DKI Jakarta putaran kedua 2017, dan

tentang variabel-variabel sosiologis yang dipercaya memiliki hubungan dengan

partisipasi tersebut: jenis kelamin, agama yang dianut, kelompok umur,

pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan status perkawinan.

Setelah menyajikan statistik deskriptif, kemudian dilakukan uji normalitas

pada variabel partisipasi pemilih. Pengujian ini, dilakukan untuk mengetahui

distribusi data pada variabel partisipasi pemilih normal atau tidak. Setelah data

variabel partisipasi pemilih dikatakan normal, selanjutnya dilakukan pengujian

korelasi Pearson antara partisipasi dengan masing-masing variabel sosiologis

tersebut. Tujuannya adalah untuk mengetahui keberadaan hubungan antara

partisipasi dengan variabel-variabel sosiologis tersebut, dan apakah hubungannya

positif atau negatif. Penulis menggunakan program SPSS atau Statistical Package

for the Social Sciences, guna membantu melakukan perhitungan statistik.

Page 66: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

50

A. Statistik Deskriptif

Setelah data yang dibutuhkan sudah didapatkan, dikumpulkan, dan disusun

dengan baik, maka selanjutnya dilakukan analisa statistik deskriptif. Dengan

menggunakan formula-formula statistik yang disajikan pada Bab III, yakni

formula mean (rata-rata) dan formula standar deviasi (simpangan baku), diperoleh

statistik deskriptif seperti disajikan pada Tabel IV.A.7 dari seluruh kelurahan

kelurahan DKI Jakarta, yang berjumlah 267 kelurahan. Seperti dijelaskan pada

bab sebelumnya, pada penelitian ini kelurahan adalah unit analisisnya.

Tabel IV.A.7 Statistik Deskriptif1

N Minimum Maksimum Rata-rata Std. Deviasi

Jenis Kelamin 267 45% 59% 50,46% 1,227%

Agama 267 20% 100% 81,45% 14,993%

Usia 267 19% 37% 27,67% 3,041%

Pendidikan 267 2% 56% 17,28% 8,552%

Pendapatan 267 35% 100% 81,27% 10,465%

Pekerjaan 267 5% 39% 29,67% 5,149%

Status Perkawinan 267 50% 58% 52,37% 1,170%

Persentase Partisipasi 267 58% 89% 76,39% 4,387%

Melihat dari seluruh kelurahan DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta 2017

putaran kedua, tingkat partisipasi memilih (Y) secara sah rata-rata sebesar

76,39%. Kelurahan dengan tingkat partisipasi terendah adalah kelurahan Melawai,

1 Tabel yang ditampilkan merupakan hasil dari pengolahan data menggunakan SPSS

Page 67: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

51

sebesar 58%, dan tertinggi adalah kelurahan Gedong, sebesar 89%. Ini

menunjukkan bahwa tingkat partisipasi menurut kelurahan cukup bervariasi.

Variabel jenis kelamin (Xa) adalah persentase rata-rata pemilih laki-laki dari

total warga di seluruh kelurahan. Dilihat dari sisi jenis kelamin, di seluruh

kelurahan DKI Jakarta tersebut yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 50,46%.

Artinya, laki-laki lebih banyak dari perempuan. Kelurahan dengan persentase

terendah laki-laki terhadap total penduduk di kelurahan terkait adalah kelurahan

Pulo, sebesar 45% dan presentase tertinggi adalah kelurahan Wijaya Kusuma,

sebesar 59%.

Variabel agama (Xb) adalah persentase rata-rata warga yang beragama Islam

dibanding total populasi di masing-masing kelurahan. Warga yang beragama

Islam di seluruh DKI Jakarta sebesar 81,45%. Artinya warga yang beragama

Islam jauh lebih banyak dari warga yang tidak beragama Islam, dengan variasi

menurut kelurahan sebagai berikut: Kelurahan dengan warga beragama Islam

paling rendah terhadap total penduduk di kelurahan terkait adalah kelurahan

Glodok dengan nilai 20%, dan yang paling tinggi adalah kelurahan Pulau Jawa

dan Pulau Kelapa di Kepulauan Seribu. Masing-masing warganya 100%

beragama Islam.

Variabel usia (Xc) adalah persentase rata-rata warga yang berusia 40-59

tahun dibanding total populasi di seluruh kelurahan. Warga yang berusia 40-59

tahun di seluruh DKI Jakarta sebesar 27,67%. Artinya lebih banyak jumlah warga

DKI Jakarta yang usinya belum dan sudah melewati usia 40-59 tahun, dengan

variasi menurut kelurahan sebagai berikut: Kelurahan dengan warga berusia 40-59

Page 68: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

52

tahun paling rendah terhadap total penduduk di kelurahan terkait adalah kelurahan

Pulau Pari dengan nilai 19%, dan yang paling tinggi adalah kelurahan Sukapura

dengan nilai 37%.

Variabel pendidikan (Xd) adalah persentase rata-rata warga yang

berpendidikan perguruan tinggi dibanding total populasi di semua kelurahan.

Warga yang berpendidikan perguruan tinggi di seluruh DKI Jakarta rata-rata

sebesar 17,28%. Artinya warga yang berpindidikan dibawah perguruan tinggi jauh

lebih banyak dari warga yang berpendidikan perguruan tinggi, dengan variasi

menurut kelurahan sebagai berikut: kelurahan dengan warga yang berpendidikan

perguruan tinggi paling rendah terhadap total penduduk di kelurahan terkait

adalah kelurahan Kalibaru dengan nilai 2%, dan yang paling tinggi adalah

kelurahan Melawai dengan nilai 56%.

Variabel pendapatan (Xe) adalah persentase warga yang berpendapatan di

atas garis kemiskinan, yakni Rp 1,500,000 per kapita dibandingkan jumlah

populasi di masing-masing kelurahan. Warga yang berpendapatan tersebut di DKI

Jakarta sebesar 81,27%. Artinya warga yang berpendapatan di atas garis

kemiskinan lebih banyak dari warga yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Variasinya adalah kelurahan dengan warga yang rata-rata terendah adalah

kelurahan Marunda dengan nilai 35%, dan kelurahan dengan warga yang

berpendapatan rata-rata di atas garis kemiskinan paling tinggi adalah kelurahan

Melawai dengan nilai 100%.

Variabel pekerjaan (Xf) adalah persentase rata-rata warga yang

pekerjaannya tergolong ke dalam kerah putih dibandingkan jumlah populasi di

Page 69: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

53

seluruh kelurahan. Warga yang pekerjaannya tergolong ke dalam kerah putih di

DKI Jakarta rata-rata sebesar 29,67% di seluruh kelurahan, dengan variasi

menurut kelurahan sebagai berikut: kelurahan dengan warga yang pekerjaannya

rata-rata tergolong ke dalam kerah putih paling rendah terhadap total penduduk di

kelurahan terkait adalah kelurahan Pulau Pari dengan nilai 5%, dan kelurahan

yang paling tinggi adalah kelurahan Rawa Barat dengan nilai 39%.

Variabel status perkawinan (Xg) adalah persentase rata-rata warga yang

sudah pernah menikah dibandingkan total jumlah populasi di masing-masing

kelurahan. Warga yang sudah pernah menikah di DKI Jakarta rata-rata sebesar

52,37% di seluruh kelurahan, dengan variasi menurut kelurahan sebagai berikut:

kelurahan dengan warga yang sudah pernah menikah paling rendah terhadap total

penduduk di kelurahan terkait adalah kelurahan Kebon Kosong, Cikini, Kenari,

Kramat, Senen, Kebon Melati, Petamburan, Cipayung, Kalibaru, Marunda, dan

Rorotan dengan sama-sama memiliki nilai 50%, dan kelurahan yang paling tinggi

adalah kelurahan Selong dengan nilai 58%.

B. Uji Normalitas Variabel Partisipasi Pemilih

Setelah analisa statistik deskriptif, dilakukan pengujian normalitas dari

variabel partisipasi pemilih, guna mengetahui apakah data dari variabel partisipasi

pemilih berdistribusi normal atau tidak. Data variabel partisipasi pemilih yang

normal menjadi keharusan, karena untuk analisa selanjutnya menggunakan

statisik yang mensyaratkan normalitas data pada variabel partisipasi pemilih, yaitu

korelasi Pearson.

Page 70: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

54

Satu cara untuk mengukur apakah data partisipasi dalam pilkada itu

berdistribusi normal atau tidak bisa dengan melihat bentuk kurvanya. Bila

kurvanya menyerupai lonceng terbalik atau menyerupai gunung maka data

variabel partisipasi tersebut bersifat normal, dan bila tidak maka distribusinya

tidak normal. Jika melihat pada gambar IV.5 di bawah, distribusi data variabel

partisipasi pemilih bersifat normal, karena grafik membentuk seperti gunung atau

juga lonceng terbalik. Dengan begitu data yang sudah terkumpul layak untuk diuji

pada pengujian-pengujian linier selanjutnya dalam penelitian ini, yakni korelasi

Pearson.

Gambar IV.4 Kurva Normal Variabel Partisipasi Pemilih2

2 Gambar yang ditampilkan merupakan hasil dari pengolahan data menggunakan SPSS

Page 71: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

55

C. Korelasi Pearson

Teknik statistik yang biasa digunakan dalam penelitian kuantitatif untuk

menguji hubungan beserta arahnya dari dua variabel adalah korelasi Pearson.

Signifikan atau tidak signifikan secara statistik hubungan tersebut dapat dilihat

dari nilai probabilitas-nya (P-value): Bila nilai probabilitasnya sama atau lebih

kecil dari 0,05 maka hubungan tersebut secara statistik signifikan. Artinya

kemungkinan salahnya dari hubungan itu lima kali dari 100 kasus. Dan bila nilai

probabilitasnya lebih kecil lagi, maka kemungkinan salahnya lebih kecil lagi.

Misalnya kalau nilai probabilitasnya 0,01 maka kemungkinan salahnya hanya 1

dari 100 kasus.

Sementara itu apakah hubungan antara dua variabel itu positif atau negatif

dapat dilihat dari hasilnya yang menunjukan nilai koefisiennya positif atau

negatif. Kalau positif maka hubungan antara keduanya saling memperkuat, dan

bila negatif maka vaiabel yang satu kuat membuat variabel yang berhubungan

dengannya menjadi lemah, dan sebaliknya bila variabel yang satu lemah maka

variabel yang berhubungan dengannya menjadi kuat.

Nilai probabilitas yang disajikan di bawah dan arah hubungannya didapat

lewat SPSS. (Tabel IV.B.8) Di sana menunjukan ada hubungan yang signifikan

secara statistik dan ada yang tidak. Ada yang hubungannya positif dan ada yang

tidak.

Page 72: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

56

Tabel IV.B.8 Korelasi Pearson Variabel-Variabel Sosiologis dan Partisipasi

Memilih pada Pilkada DKI Jakarta Putaran Kedua 20173

Koefisien Korelasi

Jenis kelamin (Persentase laki-laki) 0,008

Agama (Persentase yang beragama Islam) 0,065

Usia (Persentase kelompok umur 40-59 tahun) -0,200***

Pendidikan (Persentase yang berpendidikan di

perguruan tinggi) -0,260***

Pendapatan (Persentase yang berpendaatan di atas

garis kemiskinan) -0,158**

Pekerjaan (Persentase pekerja kerah putih) -0,238***

Status perkawinan (persentase yang sudah atau

pernah menikah) -0,193***

N = 267

***, **, * menunjukan korelasi secara statistik signifikan pada nilai probabilitas

(P-value) masing-masing 0,001 atau lebih kecil, 0,01 atau lebih kecil, dan 0,05

atau lebih kecil.

1. Variabel Jenis Kelamin (Xa)

Persamaan IV.26 Korelasi Pearson Variabel Jenis Kelamin

dan Variabel Partisipasi Memilih

√(∑ )

Keterangan :

- = Koefisien korelasi variabel jenis kelamin.

- = Nilai variabel jenis kelaim.

- = Nilai variabel partisipasi memilih.

3 Tabel yang ditampilkan merupakan hasil dari pengolahan data menggunakan SPSS

Page 73: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

57

Hasil dari olah data menggunakan SPSS menunjukan bahwa variabel jenis

kelamin (Xa), memiliki nilai Sig. 0,892 > 0,05 dan nilai koefisien korelasi 0,8%.

Dapat dikatakan bahwa pemilih berjenis kelamin laki-laki pada pilkada DKI

Jakarta 2017 putaran kedua memiliki hubungan yang tidak signifikan dengan

partisipasi memilih pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua. Verba, Burns, dan

Schlozman menyatakan bahwa laki-laki lebih berpartisipasi, tetapi penafsirannya

bukan karena jenis kelamin laki-laki yang membuat lebih berpartisipasi tapi faktor

lain.4 Fakta di atas menunjukan pandangan bahwa laki-laki cenderung lebih aktif

dalam kegiatan politik dibanding perempuan terbantahkan dalam kasus partisipasi

dalam pilkada DKI Jakarta putaran kedua 2017.

2. Variabel Agama (Xb)

Persamaan IV.27 Korelasi Pearson Variabel Agama

dan Variabel Partisipasi Memilih

√(∑ )

Keterangan :

- = Koefisien korelasi variabel agama

- = Nilai variabel agama

- = Nilai variabel partisipasi memilih pilkada DKI Jakarta putaran kedua

4 Saiful Mujani, Muslim Demokrat. h. 272

Page 74: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

58

Variabel agama (Xb), memiliki nilai Sig. 0,291 > 0,05 dan nilai koefisien

korelasi 6,5%. perbedaan agama tidak punya hubungan dengan partisipasi

memilih. Warga yang beragama Islam atau agama lainnya tidak memiliki

hubungan yang signifikan dengan partisipasi memilih pilkada DKI Jakarta 2017

putaran kedua. Fakta tersebut berbeda dengan yang diklaim oleh Huntington,

bahwa partispasi politik asing bagi orang Islam.5 Sementara dalam penelitian ini

warga muslim atau non muslim tidak memiliki hubungan dengan partisipasi

pemilih pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua.

3.Variabel Usia (Xc)

Persamaan IV.28 Korelasi Pearson Variabel Usia

dan Variabel Partisipasi Memilih

√(∑ )

Keterangan :

- = Koefisien korelasi variabel usia

- = Nilai variabel usia

- = Nilai variabel partisipasi memilih pilkada DKI Jakarta putaran kedua

Variabel usia (Xc), data yang sudah diolah menghasilkan nilai Sig. 0,001 <

0,05 dan nilai koefisien korelasi 20% dengan tanda negatif. Dapat dikatakan

5 Saiful Mujani, R. William Liddle dan Kuskridho Ambardi, Kuasa Rakyat. h. 167

Page 75: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

59

bahwa warga yang berusia 40-59 tahun memiliki hubungan yang signifikan

dengan partisipasi memilih pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua. Fakta dalam

pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua tidak seperti yang diklaim oleh Lebster

W. Milbrath, bahwa tingkat partisipasi warga berada pada puncaknya ketika

berusia 40 sampai 50 tahunan.6 Karena adanya hubungan negatif antara warga

yang berusia 40-59 tahun dan partisipasi pemilih pilkada DKI Jakarta 2017

putaran kedua. Dengan kata lain naiknya angka warga yang berusia 40-59 tahun

menurunkan nilai partisipasi pemilih pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua.

4. Variabel Pendidikan (Xd)

Persamaan IV.29 Korelasi Pearson Variabel Pendidikan

dan Variabel Partisipasi Memilih

√(∑ )

Keterangan :

- = Koefisien korelasi variabel pendidikan

- = Nilai variabel pendidikan

- = Nilai variabel partisipasi memilih pilkada DKI Jakarta putaran kedua

Variabel pendidikan (Xd), memiliki nilai Sig. 0,000 < 0,05 dan nilai

koefisien korelasi 26% dengan tanda negatif. Artinya pendidikan memiliki

hubungan yang signifikan dengan partisipasi memilih pilkada DKI Jakarta 2017

6 Saiful Mujani, Muslim Demokrat. h. 272

Page 76: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

60

putaran kedua. Tapi hubungan tersebut negatif. Artinya semakin tinggi tingkat

pendidikan maka semakin cenderung tidak ikut serta dalam memilih di pilkada

DKI putaran kedua 2017. Klaim dari Inglehart, Scarbrough dan Topf tentang

hubungan negatif antara pendidikan dan partipasi pemilih sesuai dengan fakta

yang terjadi pada pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua, bahwa seseorang yang

memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi memiliki kecenderungan untuk tidak

berpartisipasi dalam kegiatan politik.7

5. Variabel Pendapatan (Xe)

Persamaan IV.30 Korelasi Pearson Variabel Pendapatan

dan Variabel Partisipasi Memilih

√(∑ )

Keterangan :

- = Koefisien korelasi variabel pendapatan

- = Nilai variabel pendapatan

- = Nilai variabel partisipasi memilih pilkada DKI Jakarta putaran kedua

Korelasi variabel pendapatan (Xe) dan partisipasi memilih, memiliki nilai

signifikansi statistik sebesar 0,010. Ini lebih kecil dari 0,05, yang berarti

hubungan keduanya signifikan secara statistik. Koefisien korelasinya sebesar

15,8% dengan tanda negatif. Artinya pendapatan memiliki hubungan yang

7 Saiful Mujani, R.William Liddle dan Kuskrido Ambardi, Kuasa Rakyat. h. 235

Page 77: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

61

signifikan dengan partisipasi memilih pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua.

Karena hubungannya negatif maka semakin tinggi pendapatan maka semakin

tidak ikut memilih. Orang yang berpendapatan di atas garis kemiskinan lebih

sedikit dari yang berpendapatan di bawah garis kemiskinan yang datang ke TPS

untuk memilih. Dengan kata lain, orang kaya lebih sedikit yang datang ke TPS

untuk memilih secara sah dari pada orang miskin.

Fakta dalam pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua tentang pendapatan

warga tidak sesuai dengan apa yang dinyatakan Conway M. Margaret, bahwa

warga yang berendapatan lebih tinggi cenderung lebih berpartisipasi dalam

kegiatan-kegiatan politik.8 Dalam kasus pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua,

meningkatnya angka warga yang berpendapatan di atas garis kemiskinan

menurunkan angka partisipasi pemilih pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua.

6. Variabel Pekerjaan (Xf)

Persamaan IV.31 Korelasi Pearson Variabel Pekerjaan

dan Variabel Partisipasi Memilih

√(∑ )

Keterangan :

- = Koefisien korelasi variabel pekerjaan

- = Nilai variabel pekerjaan

- = Nilai variabel partisipasi memilih pilkada DKI Jakarta putaran kedua

8 Saiful Mujani, R.William Liddle dan Kuskrido Ambardi, Kuasa Rakyat. h. 235

Page 78: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

62

Hubungan antara variabel pekerjaaan (Xf) dan partisipasi dalam pilkada

DKI putaran kedua 2017 secara statistik signifikan (lebih kecil nilai

probabilitasnya dari 0,001) Koefisien korelasinya sebesar 23,8% dengan tanda

negatif. Artinya warga yang pekerjaannya tergolong ke dalam kerah putih lebih

sedikit yang ikut dalam pilkada tersebut dibanding warga yang pekerjaannya

masuk dalam kelompok kerah biru. Fakta tersebut tidak sesuai dengan apa yang

dinyatakan Verba, Nie, Rosenstone dan Hansen, bahwa warga yang pekerjaannya

tergolong kerah putih memiliki kecenderungan aktif dalam kegiatan politik.9

7. Variabel Status Perkawinan (Xg)

Persamaan IV.32 Korelasi Pearson Variabel Status Perkawinan

dan Variabel Partisipasi Memilih

√(∑ )

Keterangan :

- = Koefisien korelasi variabel status perkawinan

- = Nilai variabel status perkawinan

- = Nilai variabel partisipasi memilih pilkada DKI Jakarta putaran kedua

9 Saiful Mujani, R.William Liddle dan Kuskrido Ambardi, Kuasa Rakyat. h. 246

Page 79: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

63

Hubungan antara status perkawinan (Xg) dengan partisipasi dalam pilkada

DKI tersebut secata statistik signifikan. Nilai probabilitasnya 0,001, yakni jauh

lebih kecil dari 0,05, sebuah nilai paling besar yang disepakati untuk menilai

hubungan dua variabel itu signifikan secara statistik. Koefisien korelasinya

sebesar 19,3% dengan tanda negatif. Artinya warga yang sudah pernah menikah

memiliki hubungan negatif dan signifikan dengan partisipasi pemilih pilkada DKI

Jakarta 2017 putaran kedua. Orang yang sudah pernah menikah lebih sedikit dari

pada yang belum menikah kecenderungannya untuk ikut memilih. Klaim dari

Seymour Martin Lipset tidak sesuai dengan fakta yang terjadi di pilkada DKI

Jakarta 2017 putaran kedua, bahwa status perkawinan warga berhubungan dengan

partisipasi pemilih dan warga yang sudah menikah cenderung lebih aktif

berpartisipasi.10

D. Diskusi

Setelah melakukan pengujian pada seluruh variabel, penulis menemukan

adanya variasi hasil dari uji korelasi Pearson. Dari tujuh variabel sosiologis,

terdapat dua variabel kondisi sosiologis yang memiliki hubungan tidak signifikan

dengan variabel partisipasi memilih (Y), yaitu variabel jenis kelamin (Xa) dan

variabel agama (Xb).

Hasil analisa hubungan variabel jenis kelamin terhadap partisipasi pemilih

adalah H0a diterima dan H1a ditolak. Dapat dikatakan bahwa tidak ada hubungan

yang signifikan antara jenis kelamin dan memilih dalam pilkada tersebut. Laki-

laki maupun perempuan tingkat partisipasinya sama. Pola tersebut sesuai dengan

10

Yalvema Miaz, Partisipasi Politik. h. 51

Page 80: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

64

temuan pada pemilu nasional yang menunjukan tidak ada hubungan yang

signifikan antara gender dengan partisipasi memilih.11

Variabel agama, hasil analisa menunjukan bahwa H0b diterima dan H1b

ditolak, dapat dikatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara

perbedaan agama dan partisipasi memilih dalam pilkada tersebut. Pola tersebut

tidak sesuai dengan temuan pada pemilu nasional di mana ada hubungan positif

antara pemilih beragama Islam dengan partisipasi dalam pemilu.12

Sementara

dalam penelitian ini warga yang beragama Islam atau yang beragama lain sama

tingkat partisipasinya.

Perbedaan pola hubungan antara agama dan partisipasi dalam pilkada DKI

dan pemilu nasional tersebut kemungkinan karena mobilisasi pemilih atas dasar

SARA dalam pilkada DKI 2017 itu lebih tinggi dibanding daam pemilu nasional

1999-2009 yang dianalisis dalam buku Kuasa Rakyat. Non-muslim yang biasanya

kurang tertarik datang ke TPS pada pilkada 2017 itu pemilih non-muslim lebih

terdorong untuk datang ke TPS karena ada calon yang beragama non-Islam, dan

sentimen perbedaan agama sangat kencang digunakan dalam kampanye itu. Itulah

sebabnya mengapa partisipasi muslim dan non-muslim sama.

Hubungan variabel-variabel sosiologis lain yang diteliti di sini dengan

partisipasi di pilkada DKI, yaitu variabel usia, variabel pendidikan, variabel

pendapatan, variabel pekerjaan, dan variabel status perkawinan, semuanya

signifikan dan arah hubungannya negatif. Seperti telah ditunjukan di atas, semua

variabel kelas sosial, yakni pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan berhubungan

11

Saiful Mujani, R.William Liddle dan Kuskrido Ambardi, Kuasa Rakyat. h. 262 12

Saiful Mujani, R.William Liddle dan Kuskrido Ambardi, Kuasa Rakyat. h. 167

Page 81: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

65

signifikan dengan partisipasi, tapi hubungannya negatif. Artinya, secara umum,

kelas menengah atas cenderung tidak berpartisipasi dalam pilkada DKI itu

dibanding kelas menengah bawah.

Hubungan negatif tersebut mengkonfirmasi temuan studi atas pemilu

nasional sejak 1999-2014.13

Mengapa itu terjadi? Menurut Saiful Mujani pemilih

dari kelas menengah atas cenderung kritis dalam menilai kinerja demokrasi, dan

cenderung menilai aktivitas politik formal seperti ikut dalam pemilu tidak

meyakinakan dapat memperbaiki keadaan. Kesimpulan ini sejalan dengan

kecenderungan di negara-negara lain yang disebut sebagai gejala warga negara

kritis (critical citizens).14

13

Saiful Mujani, R.William Liddle dan Kuskrido Ambardi, Kaum Demokrat Kristis (Jakarta:

Kepustakaan Populer Gramedia; 2019) 14

Pippa Norris, Critical Citizens (Oxford: Oxford University Press; 1999)

Page 82: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Seperti telah dikemukakan di Bab I, pokok persoalan dalam studi ini adalah

ada hubungan antara karakteristik sosiologis dengan partisipasi memilih gubernur

DKI Jakarta putaran kedua. Tujuan utama penelitian ini adalah menjawab

pertanyaan tersebut.

Kesimpulan pada penelitian ini adalah jawaban dari pertanyaan masalah

yang sudah disebutkan di bagian pendahuluan. Penulis juga menuliskan saran

untuk pembaca dan para civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

khususnya program studi Ilmu Politik. Harapannya saran tersebut diterima dan

dilakukan apabila memang baik untuk banyak pihak.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian kuantitatif dengan menghimpun data dari BPS

dan KPU sebagai teknik pengumpulan data populasi kelurahan yang berjumlah

267 kelurahan tentang hubungan kondisi sosiologis warga terhadap partisipasi

politik pada pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua, maka bisa diambil beberapa

kesimpulan, sebagai berikut:

1. Jenis kelamin pemilih tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan

partisipasi pemilih pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua. Fakta tersebut

sesuai dengan apa yang ditemukan oleh Saiful Mujani R.William Liddle dan

Page 83: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

67

Kuskrido Ambardi, dalam pemilu nasional, bahwa pemilih laki-laki atau

perempuan tidak ada hubungannya dengan partisipasi pemilih.

2. Agama tidak ada hubungannya dengan partisipasi pemilih pilkada DKI

Jakarta 2017 putaran kedua. Fakta tersebut tidak sesuai dengan klaim

Huntington yang menyatakan bahwa pemeluk agama Islam dibanding

dengan pemeluk agama lain terutama Kristen asing dengan partisipasi

politik. Selain itu temuan penelitian ini juga tidak sesuai dengan apa yang

ditemukan oleh Saiful Mujani, R.William Liddle, dan Kuskrido Ambardi,

pada Pemilu nasional bahwa di Indonesia warga muslimnya lebih aktif

berpartisipasi dalam pemilihan umum dibandingkan dengan warga non-

muslimnya.

3. Usia 40-59 tahun tidak menjadi usia ideal seseorang untuk aktif

berpartisipasi dalam pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua. Temuan ini

tidak sesuai dengan klaim Milbrath dan apa yang ditemukan oleh Saiful

Mujani, R.William Liddle, dan Kuskrido Ambardi, pada Pemilu nasional,

bahwa warga yang berada pada rentang 40-59 tahun menjadi puncak

seseorang untuk aktif berpartisipasi politik.

4. Tingkat pendidikan yang semakin tinggi maka semakin membuat warga

abstain dalam pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua. Fakta tersebut

sesuai dengan yang dinyatakan oleh Inglehart, Scarbrough dan Topf. Selain

itu juga sesuai dengan apa yang ditemukan oleh Saiful Mujani, R.William

Liddle, dan Kuskrido Ambardi, dalam pemilu nasional. Hubungan negatif

Page 84: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

68

ini menurut Saiful Mujani, R.William Liddle, dan Kuskrido Ambardi,

bahwa dalam prakteknya bukan partisipasi yang terjadi tapi mobilisasi

massa pemilih. Mobilisasi ini bisa dilakukan untuk pemilih yang kurang

terpelajar. Sedangkan yang lebih terpelajar lebih sulit dimobilisai.

5. Semakin banyak warga yang berpendapatan tinggi, partisipasi memilih pada

pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua semakin berkurang. Fakta tersebut

tidak sesuai dengan klaim dari M. Margaret Conway, yang menyatakan

bahwa seseorang menjadi lebih aktif berpartisipasi politik disaat

pendapatannya cukup. Sementara itu fakta pada penelitian ini sesuai dengan

apa yang ditemukan oleh Saiful Mujani, R.William Liddle, dan Kuskrido

Ambardi, dalam pemilu nasional, bahwa lebih banyak pemilih yang

berpendapatan rendah yang berpartisipasi dalam pemilu. Pola hubungan ini

seperti dalam hubungan antara pendidikan dan partisipasi di atas.

6. Warga dengan pekerjaan yang tergolong ke dalam kerah putih tidak

membuat partisipasi pemilih pada pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua

meningkat, bahkan sebaliknya. Fakta tersebut tidak sesuai dengan apa yang

diklaim oleh Verba, Nie, Rosenstone dan Hansen, yang menyatakan bahwa

seseorang dengan pekerjaan kerah putih cenderung lebih aktif berpartisipasi

politik. Selain itu temuan dalam penelitian ini berbeda dengan apa yang

ditemukan oleh Saiful Mujani, R.William Liddle, dan Kuskrido Ambardi,

bahwa jenis pekerjaan tidak berhubungan dengan partisipasi memilih dalam

pemilihan umum nasional.

Page 85: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

69

7. Warga yang sudah menikah cenderung tidak berpartisipasi pada pilkada

DKI Jakarta 2017 putaran kedua. Fakta tersebut tidak sesuai dengan klaim

Lipset dan apa yang ditemukan Yalvema Miaz dalam pemilu nasional di

Bukittinggi, bahwa warga yang sudah menikah cenderung berpartisipasi

lebih aktif dibandingkan dengan warga yang belum menikah.

B. Saran

1. Saran Akademis

Melihat hasil penelitian ini, penulis menyarankan untuk dilakukannya

penelitian partisipasi politik berikutnya baik itu kualitatif atau kuantitatif, bisa

lebih variatif lagi, misalnya menggunakan pendekatan psikologis ataupun

pendekatan pilihaan rasional. Dengan begitu informasi yang didapatkan lebih

banyak dan bisa menjelaskan suatu fenomena lebih dari penelitian sebelumnya.

2. Saran Praktis

Perlu memperbanyak diskursus partisipasi politik dengan metode kuantitatif

dikarenakan adanya tuntutan saintifikasi dunia internasional terhadap dunia ilmu

politik. Tidak hanya itu, penulis juga menyarankan untuk penelitian lanjutan pada

kasus ini dengan melakukan pengujian regresi linier berganda.

Page 86: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

70

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abdullah, Rozali. Pelaksanaan Otonomi Luas dengan Pemilihan Kepala Daerah

Secara Langsung Jakarta: Rajawali Pers. 2005

Bartels, L. M. “The Study of Electoral Behavior” dalam Jan. E. Leighley, ed., The

Oxford Handbook of American Elections and Political Behavior. Oxford:

Oxford University. 2010.

Budiardjo, Miriam. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

2013.

Harrison, Lisa. Metodologi Penelitian Politik. Jakarta: Kencana. 2016.

Miaz, Yalvema. Partisipasi Politik: Pola Perilaku Pemilih Pemilu Masa Orde

Baru dan Reformasi. Padang: UNP Press. 2012.

Mujani, Saiful, R.William Liddle dan Kuskrido Ambardi. Kaum Demokrat Kritis:

Analisis Perilaku Pemilih Indonesia sejak Demokratisasi. Jakarta:

Kepustakaan Populer Gramedia. 2019.

_____. Kuasa Rakyat: Analisis Tentang Perilaku Memilih dalam Penelitian

Legislatif dan Presiden Indonesia Pasca-Orde Baru. Jakarta: Mizan. 2012.

Mujani, Saiful. Muslim Demokrat: Islam, Budaya Demokrasi, dan Partisipasi

Politik di Indonesia Pasca-Orde Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

2007.

Norris, Pippa. Critical Citizens: Global Support for Democratic Governance.

Oxford: Oxford University Press. 1999.

Orum, Anthony M. Introduction to Political Sociology, 4th Edition. New Jersey:

Prentice-Hall. 2001.

Purnomo, Rochmat Aldy. Analisis Statistik Ekonomi dan Bisnis Dengan SPSS.

Ponorogo: Wade Group, 2016.

Page 87: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

71

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta. 2012.

Surbakti, Ramlan. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT Grasindo. 2010.

Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian Sosial.

Jakarta: Bumi Aksara. 2008.

Disertasi

Bal, Basanta Kumar. “Political Participation of Selected Tribal Leaders In Orissa:

A Case Study of Mayurbhanj District.” Disertasi S3 Fakultas Administrasi

Publik, Universitas Utkal, 1997.

Dokumen

Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta. Laporan Hasil Survei Hidup Cukup

Provinsi DKI Jakarta, 2014.

_____. Provinsi DKI Jakarta Dalam Angka 2019. Jakarta: BPS DKI Jakarta,

2019.

Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta Barat. Cengkareng Dalam Angka 2018.

Jakarta: BPS Jakarta Barat, 2018.

_____. Grogol Petamburan Dalam Angka 2018. Jakarta: BPS Jakarta Barat, 2018.

_____. Kalideres Dalam Angka 2018. Jakarta: BPS Jakarta Barat, 2018.

_____. Kebon Jeruk Dalam Angka 2018. Jakarta: BPS Jakarta Barat, 2018.

_____. Kembangan Dalam Angka 2018. Jakarta: BPS Jakarta Barat, 2018.

_____. Palmerah Dalam Angka 2018. Jakarta: BPS Jakarta Barat, 2018.

_____. Tamansari Dalam Angka 2018. Jakarta: BPS Jakarta Barat, 2018.

_____. Tambora Dalam Angka 2018. Jakarta: BPS Jakarta Barat, 2018.

Page 88: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

72

Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta Pusat. Cempaka Putih Dalam Angka 2018.

Jakarta: BPS Jakarta Pusat, 2018.

_____. Gambir Dalam Angka 2018. Jakarta: BPS Jakarta Pusat, 2018.

_____. Johar Baru Dalam Angka 2018. Jakarta: BPS Jakarta Pusat, 2018.

_____. Kemayoran Dalam Angka 2018. Jakarta: BPS Jakarta Pusat, 2018.

_____. Menteng Dalam Angka 2018. Jakarta: BPS Jakarta Pusat, 2018.

_____. Sawah Besar Dalam Angka 2018. Jakarta: BPS Jakarta Pusat, 2018.

_____. Senen Dalam Angka 2018. Jakarta: BPS Jakarta Pusat, 2018.

_____. Tanah Abang Dalam Angka 2018. Jakarta: BPS Jakarta Pusat, 2018.

Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta Selatan. Cilandak Dalam Angka 2017.

Jakarta: BPS Jakarta Selatan, 2017.

_____. Jagakarsa Dalam Angka 2017. Jakarta: BPS Jakarta Selatan, 2017.

_____. Kebayoran Baru Dalam Angka 2017. Jakarta: BPS Jakarta Selatan, 2017.

_____. Kebayoran Lama Dalam Angka 2017. Jakarta: BPS Jakarta Selatan, 2017.

_____. Mampang Prapatan Dalam Angka 2017. Jakarta: BPS Jakarta Selatan,

2017.

_____. Pancoran Dalam Angka 2017. Jakarta: BPS Jakarta Selatan, 2017.

_____. Pasar Minggu Dalam Angka 2017. Jakarta: BPS Jakarta Selatan, 2017.

_____. Pesanggrahan Dalam Angka 2017. Jakarta: BPS Jakarta Selatan, 2017.

_____. Setiabudi Dalam Angka 2017. Jakarta: BPS Jakarta Selatan, 2017.

_____. Tebet Dalam Angka 2017. Jakarta: BPS Jakarta Selatan, 2017.

Page 89: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

73

Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta Timur. Cakung Dalam Angka 2018. Jakarta:

BPS Jakarta Timur, 2018.

_____. Cipayung Dalam Angka 2018. Jakarta: BPS Jakarta Timur, 2018.

_____. Ciracas Dalam Angka 2018. Jakarta: BPS Jakarta Timur, 2018.

_____. Duren Sawit Dalam Angka 2017. Jakarta: BPS Jakarta Timur, 2017.

_____. Jatinegara Dalam Angka 2018. Jakarta: BPS Jakarta Timur, 2018.

_____. Kramatjati Dalam Angka 2017. Jakarta: BPS Jakarta Timur, 2017.

_____. Makasar Dalam Angka 2018. Jakarta: BPS Jakarta Timur, 2018.

_____. Matraman Dalam Angka 2018. Jakarta: BPS Jakarta Timur, 2018.

_____. Pasar Rebo Dalam Angka 2017. Jakarta: BPS Jakarta Timur, 2017.

_____. Pulo Gadung Dalam Angka 2018. Jakarta: BPS Jakarta Timur, 2018.

Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta Utara. Cilincing Dalam Angka 2018 Jakarta:

BPS Jakarta Utara, 2018.

_____. Kelapa Gading Dalam Angka 2017. Jakarta: BPS Jakarta Utara, 2017.

_____. Koja Dalam Angka 2018. Jakarta: BPS Jakarta Utara, 2018.

_____. Pademangan Dalam Angka 2018. Jakarta: BPS Jakarta Utara, 2018.

_____. Penjaringan Dalam Angka 2018. Jakarta: BPS Jakarta Utara, 2018.

_____. Tanjung Priok Dalam Angka 2018. Jakarta: BPS Jakarta Utara, 2018.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kepulauan Seribu. Kepulauan Seribu

Selatan Dalam Angka 2018. Jakarta: BPS Kab. Kepulauan Seribu, 2018.

_____. Kepulauan Seribu Utara Dalam Angka 2018. Jakarta: BPS Kab.

Kepulauan Seribu, 2018.

Page 90: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

74

Internet

Komisi Pemilihan Umum (KPU). “Daftar Hasil Rekapitulasi Pilkada 2018”. Data

diakses pada 9 November 2018 Pukul 20.15 WIB.

https://infopemilu.kpu.go.id/pilkada2018/hasil2/rekap/list/nasional.

Komisi Pemilihan Umum (KPU). “Hasil Perhitungan Suara Pilkada 2017”. Data

diakses pada 9 November 2018 Pukul 20.15 WIB.

https://pilkada2017.kpu.go.id/hasil.

Komisi Pemilihan Umum. “Pilkada Provinsi DKI Jakarta (Putaran Kedua)”. Data

diakses pada 9 November 2018 Pukul 20.15 WIB.

https://pilkada2017.kpu.go.id/hasil/2/t1/dki_jakarta.

Jurnal

Abdullah, Nurrudin. “Pengaruh Status Sosial Ekonomi dan Sosialisasi Politik

Melalui Media Massa Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat Dalam

Pemilu Legislatif Tahun 2014 di Desa Sangatta Utara Kecamatan Sangatta

Utara Kabupaten Kutai Timur”. e-Journal Ilmu Pemerintahan Vol. 4, No. 4.

(2016): h. 1627-1638.

Hendrik, Doni. “Variabel-variabel yang Mempengaruhi Rendahnnya Partisipasi

Politik Masyarakat dalam Pilkada Walikota dan Wakil Walikota Padang

Tahun 2008” Jurnal Demokrasi Vol. IX, No. 2, (2010): h. 137-147.

Skripsi

Fauzi, Mohamad Rizki. “Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Partisipasi

Politik Pada Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2015

(Studi Kasus Pada Masyarakat Desa Pakemitan Kidul Kecamatan Ciawi

Tasikmalaya)”. Skripsi. Universitas Pasundan Bandung. 2017.

Tamara, Guntur Ardyan. “Pengaruh Status Sosial Ekonomi Terhadap Partisipasi

Politik Masyarakat Dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Lampung

Selatan Tahun 2015 (Studi Perbandingan Kelurahan Way Urang dan

Page 91: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

75

Kelurahan Bumi Agung Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung

Selatan)” Skripsi. Universitas Lampung. 2016.

Page 92: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

76

Lampiran 1: Wilayah DKI Jakarta Per-Kelurahan

No. Wilayah

Kota Kecamatan Kelurahan

1 Jakarta Barat Cengkareng Cengkareng Barat

2 Jakarta Barat Cengkareng Cengkareng Timur

3 Jakarta Barat Cengkareng Duri Kosambi

4 Jakarta Barat Cengkareng Kapuk

5 Jakarta Barat Cengkareng Kedaung Kali Angke

6 Jakarta Barat Cengkareng Rawa buaya

7 Jakarta Barat Grogol Petamburan Grogol

8 Jakarta Barat Grogol Petamburan Jelambar

9 Jakarta Barat Grogol Petamburan Jelambar baru

10 Jakarta Barat Grogol Petamburan Tanjung Duren Selatan

11 Jakarta Barat Grogol Petamburan Tanjung Duren Utara

12 Jakarta Barat Grogol Petamburan Tomang

13 Jakarta Barat Grogol Petamburan Wijaya Kusuma

14 Jakarta Barat Kalideres Kalideres

15 Jakarta Barat Kalideres Kamal

16 Jakarta Barat Kalideres Pegadungan

17 Jakarta Barat Kalideres Semanan

18 Jakarta Barat Kalideres Tegal Alur

19 Jakarta Barat Kebon Jeruk Duri Kepa

20 Jakarta Barat Kebon Jeruk Kebon Jeruk

21 Jakarta Barat Kebon Jeruk Kedoya Selatan

22 Jakarta Barat Kebon Jeruk Kedoya Utara

23 Jakarta Barat Kebon Jeruk Kelapa Dua

24 Jakarta Barat Kebon Jeruk Sukabumi Selatan

25 Jakarta Barat Kebon Jeruk Sukabumi Utara

26 Jakarta Barat Kembangan Joglo

27 Jakarta Barat Kembangan Kembangan Selatan

28 Jakarta Barat Kembangan Kembangan Utara

29 Jakarta Barat Kembangan Meruya Selatan

30 Jakarta Barat Kembangan Meruya Utara

31 Jakarta Barat Kembangan Srengseng

32 Jakarta Barat Palmerah Jatipulo

33 Jakarta Barat Palmerah Kemanggisan

34 Jakarta Barat Palmerah Kota Bambu Selatan

35 Jakarta Barat Palmerah Kota Bambu Utara

36 Jakarta Barat Palmerah Palmerah

37 Jakarta Barat Palmerah Slipi

38 Jakarta Barat Tamansari Glodok

39 Jakarta Barat Tamansari Keagungan

40 Jakarta Barat Tamansari Krukut

41 Jakarta Barat Tamansari Mangga Besar

42 Jakarta Barat Tamansari Maphar

Page 93: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

77

43 Jakarta Barat Tamansari Pinangsia

44 Jakarta Barat Tamansari Taman Sari

45 Jakarta Barat Tamansari Tangki

46 Jakarta Barat Tambora Angke

47 Jakarta Barat Tambora Duri Selatan

48 Jakarta Barat Tambora Duri Utara

49 Jakarta Barat Tambora Jembatan Besi

50 Jakarta Barat Tambora Jembatan Lima

51 Jakarta Barat Tambora Kali Anyar

52 Jakarta Barat Tambora Krendang

53 Jakarta Barat Tambora Pekojan

54 Jakarta Barat Tambora Roa Malaka

55 Jakarta Barat Tambora Tambora

56 Jakarta Barat Tambora Tanah Sereal

57 Jakarta Pusat Cempaka Putih Cempaka Putih Barat

58 Jakarta Pusat Cempaka Putih Cempaka Putih Timur

59 Jakarta Pusat Cempaka Putih Rawasari

60 Jakarta Pusat Gambir Cideng

61 Jakarta Pusat Gambir Duri Pulo

62 Jakarta Pusat Gambir Gambir

63 Jakarta Pusat Gambir Kebon Kelapa

64 Jakarta Pusat Gambir Petojo Selatan

65 Jakarta Pusat Gambir Petojo Utara

66 Jakarta Pusat Johar Baru Galur

67 Jakarta Pusat Johar Baru Johar Baru

68 Jakarta Pusat Johar Baru Kampung Rawa

69 Jakarta Pusat Johar Baru Tanah Tinggi

70 Jakarta Pusat Kemayoran Cempaka Baru

71 Jakarta Pusat Kemayoran Gunung Sahari Selatan

72 Jakarta Pusat Kemayoran Harapan Mulia

73 Jakarta Pusat Kemayoran Kebon Kosong

74 Jakarta Pusat Kemayoran Serdang

75 Jakarta Pusat Kemayoran Kemayoran

76 Jakarta Pusat Kemayoran Sumur Batu

77 Jakarta Pusat Kemayoran Utan Panjang

78 Jakarta Pusat Menteng Cikini

79 Jakarta Pusat Menteng Gondangdia

80 Jakarta Pusat Menteng Kebon Sirih

81 Jakarta Pusat Menteng Menteng

82 Jakarta Pusat Menteng Pegangsaan

83 Jakarta Pusat Sawah Besar Gunung Sahari Utara

84 Jakarta Pusat Sawah Besar Karang Anyar

85 Jakarta Pusat Sawah Besar Kartini

86 Jakarta Pusat Sawah Besar Mangga Dua Selatan

87 Jakarta Pusat Sawah Besar Pasar Baru

88 Jakarta Pusat Senen Bungur

Page 94: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

78

89 Jakarta Pusat Senen Kenari

90 Jakarta Pusat Senen Kramat

91 Jakarta Pusat Senen Kwitang

92 Jakarta Pusat Senen Paseban

93 Jakarta Pusat Senen Senen

94 Jakarta Pusat Tanah Abang Bendungan Hilir

95 Jakarta Pusat Tanah Abang Gelora

96 Jakarta Pusat Tanah Abang Kampung Bali

97 Jakarta Pusat Tanah Abang Karet Tengsin

98 Jakarta Pusat Tanah Abang Kebon Kacang

99 Jakarta Pusat Tanah Abang Kebon Melati

100 Jakarta Pusat Tanah Abang Petamburan

101 Jakarta Selatan Cilandak Cilandak Barat

102 Jakarta Selatan Cilandak Cipete Selatan

103 Jakarta Selatan Cilandak Gandaria Selatan

104 Jakarta Selatan Cilandak Lebak Bulus

105 Jakarta Selatan Cilandak Pondok Labu

106 Jakarta Selatan Jagakarsa Ciganjur

107 Jakarta Selatan Jagakarsa Cipedak

108 Jakarta Selatan Jagakarsa Jagakarsa

109 Jakarta Selatan Jagakarsa Lenteng Agung

110 Jakarta Selatan Jagakarsa Srengseng Sawah

111 Jakarta Selatan Jagakarsa Tanjung Barat

112 Jakarta Selatan Kebayoran Baru Cipete Utara

113 Jakarta Selatan Kebayoran Baru Gandaria Utara

114 Jakarta Selatan Kebayoran Baru Gunung

115 Jakarta Selatan Kebayoran Baru Kramat Pela

116 Jakarta Selatan Kebayoran Baru Melawai

117 Jakarta Selatan Kebayoran Baru Petogogan

118 Jakarta Selatan Kebayoran Baru Pulo

119 Jakarta Selatan Kebayoran Baru Rawa Barat

120 Jakarta Selatan Kebayoran Baru Selong

121 Jakarta Selatan Kebayoran Baru Senayan

122 Jakarta Selatan Kebayoran Lama Cipulir

123 Jakarta Selatan Kebayoran Lama Grogol Selatan

124 Jakarta Selatan Kebayoran Lama Grogol Utara

125 Jakarta Selatan Kebayoran Lama Kebayoran Lama Selatan

126 Jakarta Selatan Kebayoran Lama Kebayoran Lama Utara

127 Jakarta Selatan Kebayoran Lama Pondok Pinang

128 Jakarta Selatan Mampang Prapatan Bangka

129 Jakarta Selatan Mampang Prapatan Kuningan Barat

130 Jakarta Selatan Mampang Prapatan Mampang Prapatan

131 Jakarta Selatan Mampang Prapatan Pela Mampang

132 Jakarta Selatan Mampang Prapatan Tegal Parang

133 Jakarta Selatan Pancoran Cikoko

134 Jakarta Selatan Pancoran Duren Tiga

Page 95: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

79

135 Jakarta Selatan Pancoran Kalibata

136 Jakarta Selatan Pancoran Pancoran

137 Jakarta Selatan Pancoran Pengadean

138 Jakarta Selatan Pancoran Rawajati

139 Jakarta Selatan Pasar Minggu Cilandak Timur

140 Jakarta Selatan Pasar Minggu Jati Padang

141 Jakarta Selatan Pasar Minggu Kebagusan

142 Jakarta Selatan Pasar Minggu Pasar Minggu

143 Jakarta Selatan Pasar Minggu Pejaten Barat

144 Jakarta Selatan Pasar Minggu Pejaten Timur

145 Jakarta Selatan Pasar Minggu Ragunan

146 Jakarta Selatan Pesanggrahan Bintaro

147 Jakarta Selatan Pesanggrahan Pesanggrahan

148 Jakarta Selatan Pesanggrahan Petukangan Utara

149 Jakarta Selatan Pesanggrahan Petukangan Selatan

150 Jakarta Selatan Pesanggrahan Ulujami

151 Jakarta Selatan Setiabudi Guntur

152 Jakarta Selatan Setiabudi Karet

153 Jakarta Selatan Setiabudi Karet Kuningan

154 Jakarta Selatan Setiabudi Karet Semanggi

155 Jakarta Selatan Setiabudi Kuningan Timur

156 Jakarta Selatan Setiabudi Menteng Atas

157 Jakarta Selatan Setiabudi Pasar Manggis

158 Jakarta Selatan Setiabudi Setiabudi

159 Jakarta Selatan Tebet Bukit Duri

160 Jakarta Selatan Tebet Kebon Baru

161 Jakarta Selatan Tebet Manggarai

162 Jakarta Selatan Tebet Manggarai Selatan

163 Jakarta Selatan Tebet Menteng Dalem

164 Jakarta Selatan Tebet Tebet Barat

165 Jakarta Selatan Tebet Tebet Timur

166 Jakarta Timur Cakung Cakung Barat

167 Jakarta Timur Cakung Cakung Timur

168 Jakarta Timur Cakung Jatinegara

169 Jakarta Timur Cakung Penggilingan

170 Jakarta Timur Cakung Pulo Gebang

171 Jakarta Timur Cakung Rawa Terate

172 Jakarta Timur Cakung Ujung Menteng

173 Jakarta Timur Cipayung Bambu Apus

174 Jakarta Timur Cipayung Ceger

175 Jakarta Timur Cipayung Cilangkap

176 Jakarta Timur Cipayung Cipayung

177 Jakarta Timur Cipayung Lubang Buaya

178 Jakarta Timur Cipayung Munjul

179 Jakarta Timur Cipayung Pondok Ranggon

180 Jakarta Timur Cipayung Setu

Page 96: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

80

181 Jakarta Timur Ciracas Cibubur

182 Jakarta Timur Ciracas Ciracas

183 Jakarta Timur Ciracas Kelapa Dua Wetan

184 Jakarta Timur Ciracas Rambutan

185 Jakarta Timur Ciracas Susukan

186 Jakarta Timur Duren Sawit Duren Sawit

187 Jakarta Timur Duren Sawit Klender

188 Jakarta Timur Duren Sawit Malaka Jaya

189 Jakarta Timur Duren Sawit Malaka Sari

190 Jakarta Timur Duren Sawit Pondok Bambu

191 Jakarta Timur Duren Sawit Pondok Kelapa

192 Jakarta Timur Duren Sawit Pondok Kopi

193 Jakarta Timur Jatinegara Balimester

194 Jakarta Timur Jatinegara Bidara Cina

195 Jakarta Timur Jatinegara Cipinang Besar Selatan

196 Jakarta Timur Jatinegara Cipinang Besar Utara

197 Jakarta Timur Jatinegara Cipinang Cempedak

198 Jakarta Timur Jatinegara Cipinang Muara

199 Jakarta Timur Jatinegara Kampung Melayu

200 Jakarta Timur Jatinegara Rawa Bunga

201 Jakarta Timur Kramatjati Balekambang

202 Jakarta Timur Kramatjati Batu Ampar

203 Jakarta Timur Kramatjati Cawang

204 Jakarta Timur Kramatjati Cililitan

205 Jakarta Timur Kramatjati Dukuh

206 Jakarta Timur Kramatjati Kramatjati

207 Jakarta Timur Kramatjati Tengah

208 Jakarta Timur Makasar Cipinang Melayu

209 Jakarta Timur Makasar Halim Perdana Kusuma

210 Jakarta Timur Makasar Makasar

211 Jakarta Timur Makasar Kebon Pala

212 Jakarta Timur Makasar Pinangranti

213 Jakarta Timur Matraman Kayu Manis

214 Jakarta Timur Matraman Kebon Manggis

215 Jakarta Timur Matraman Palmeriam

216 Jakarta Timur Matraman Pisangan Baru

217 Jakarta Timur Matraman Utan Kayu Selatan

218 Jakarta Timur Matraman Utan Kayu Utara

219 Jakarta Timur Pasar Rebo Baru

220 Jakarta Timur Pasar Rebo Cijantung

221 Jakarta Timur Pasar Rebo Gedong

222 Jakarta Timur Pasar Rebo Kalisari

223 Jakarta Timur Pasar Rebo Pekayon

224 Jakarta Timur Pulo Gadung Cipinang

225 Jakarta Timur Pulo Gadung Jati

226 Jakarta Timur Pulo Gadung Jatinegara Kaum

Page 97: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

81

227 Jakarta Timur Pulo Gadung Kayu Putih

228 Jakarta Timur Pulo Gadung Pisangan Timur

229 Jakarta Timur Pulo Gadung Pulo Gadung

230 Jakarta Timur Pulo Gadung Rawamangun

231 Jakarta Utara Cilincing Cilincing

232 Jakarta Utara Cilincing Kalibaru

233 Jakarta Utara Cilincing Marunda

234 Jakarta Utara Cilincing Rorotan

235 Jakarta Utara Cilincing Semper Barat

236 Jakarta Utara Cilincing Semper Timur

237 Jakarta Utara Cilincing Sukapura

238 Jakarta Utara Kelapa Gading Kelapa Gading Barat

239 Jakarta Utara Kelapa Gading Kelapa Gading Timur

240 Jakarta Utara Kelapa Gading Pegangsangan Dua

241 Jakarta Utara Koja Koja

242 Jakarta Utara Koja Lagoa

243 Jakarta Utara Koja Rawa Badak Selatan

244 Jakarta Utara Koja Rawa Badak Utara

245 Jakarta Utara Koja Tugu Selatan

246 Jakarta Utara Koja Tugu Utara

247 Jakarta Utara Pademangan Ancol

248 Jakarta Utara Pademangan Pademangan Barat

249 Jakarta Utara Pademangan Pademangan Timur

250 Jakarta Utara Penjaringan Kamal Muara

251 Jakarta Utara Penjaringan Kapuk Muara

252 Jakarta Utara Penjaringan Pejagalan

253 Jakarta Utara Penjaringan Penjaringan

254 Jakarta Utara Penjaringan Pluit

255 Jakarta Utara Tanjung Priok Kebon Bawang

256 Jakarta Utara Tanjung Priok Papanggo

257 Jakarta Utara Tanjung Priok Sungai Bambu

258 Jakarta Utara Tanjung Priok Sunter Agung

259 Jakarta Utara Tanjung Priok Sunter Jaya

260 Jakarta Utara Tanjung Priok Tanjung Priok

261 Jakarta Utara Tanjung Priok Warakas

262 Kep. Seribu Kep. Seribu Selatan Pulau Pari

263 Kep. Seribu Kep. Seribu Selatan Pulau Tidung

264 Kep. Seribu Kep. Seribu Selatan Pulau Untung Jawa

265 Kep. Seribu Kep. Seribu Utara Pulau Harapan

266 Kep. Seribu Kep. Seribu Utara Pulau Kelapa

267 Kep. Seribu Kep. Seribu Utara Pulau Panggang

Page 98: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

82

Lampiran 2: Nilai Rasio Variabel Y dan X

No. Nilai Rasio Variabel

Y Xc Xd Xe Xf Xg

1 0,80 0,31 0,13 0,87 0,30 0,52

2 0,78 0,31 0,09 0,86 0,31 0,52

3 0,78 0,30 0,12 0,88 0,29 0,52

4 0,79 0,31 0,04 0,83 0,35 0,53

5 0,74 0,31 0,08 0,85 0,36 0,54

6 0,77 0,32 0,10 0,87 0,33 0,54

7 0,76 0,30 0,23 0,92 0,34 0,54

8 0,77 0,34 0,13 0,93 0,33 0,54

9 0,77 0,32 0,23 0,90 0,35 0,55

10 0,74 0,34 0,33 0,96 0,38 0,54

11 0,80 0,34 0,33 0,94 0,36 0,55

12 0,75 0,30 0,24 0,84 0,33 0,54

13 0,74 0,33 0,15 0,87 0,32 0,54

14 0,77 0,30 0,12 0,84 0,32 0,53

15 0,73 0,29 0,04 0,77 0,27 0,53

16 0,75 0,29 0,14 0,81 0,27 0,53

17 0,73 0,30 0,06 0,84 0,28 0,53

18 0,74 0,32 0,07 0,80 0,32 0,54

19 0,76 0,33 0,23 0,93 0,32 0,55

20 0,78 0,31 0,20 0,91 0,30 0,53

21 0,79 0,32 0,20 0,92 0,34 0,55

22 0,76 0,32 0,20 0,94 0,32 0,55

23 0,81 0,30 0,22 0,88 0,31 0,54

24 0,75 0,31 0,14 0,73 0,26 0,53

25 0,77 0,31 0,17 0,83 0,28 0,53

26 0,77 0,31 0,21 0,92 0,31 0,53

27 0,78 0,31 0,25 0,91 0,33 0,54

28 0,78 0,30 0,14 0,85 0,29 0,53

29 0,79 0,31 0,20 0,89 0,30 0,54

30 0,76 0,33 0,25 0,94 0,33 0,54

31 0,74 0,30 0,20 0,92 0,29 0,52

32 0,73 0,29 0,14 0,79 0,31 0,54

33 0,72 0,29 0,25 0,92 0,32 0,53

34 0,73 0,30 0,10 0,89 0,28 0,53

35 0,71 0,30 0,10 0,79 0,28 0,53

36 0,75 0,31 0,15 0,92 0,31 0,54

37 0,72 0,30 0,18 0,83 0,32 0,53

38 0,77 0,30 0,19 0,93 0,36 0,54

39 0,76 0,31 0,09 0,80 0,34 0,54

Page 99: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

83

40 0,76 0,29 0,10 0,81 0,29 0,53

41 0,76 0,31 0,16 0,71 0,34 0,54

42 0,69 0,30 0,13 0,86 0,34 0,53

43 0,72 0,32 0,12 0,84 0,35 0,54

44 0,78 0,30 0,15 0,83 0,34 0,54

45 0,75 0,32 0,10 0,89 0,37 0,54

46 0,77 0,30 0,08 0,78 0,31 0,53

47 0,77 0,30 0,10 0,80 0,30 0,53

48 0,76 0,30 0,07 0,78 0,29 0,52

49 0,76 0,32 0,04 0,89 0,27 0,52

50 0,77 0,31 0,09 0,76 0,29 0,53

51 0,69 0,32 0,04 0,86 0,30 0,53

52 0,71 0,31 0,06 0,81 0,28 0,52

53 0,79 0,30 0,11 0,75 0,32 0,53

54 0,68 0,31 0,19 0,88 0,35 0,56

55 0,74 0,30 0,10 0,85 0,29 0,53

56 0,78 0,30 0,11 0,88 0,30 0,52

57 0,78 0,29 0,20 0,82 0,32 0,52

58 0,77 0,30 0,30 0,84 0,35 0,53

59 0,75 0,29 0,26 0,85 0,35 0,52

60 0,75 0,30 0,24 0,84 0,34 0,53

61 0,78 0,27 0,10 0,64 0,31 0,51

62 0,62 0,30 0,21 0,86 0,33 0,53

63 0,71 0,28 0,15 0,84 0,31 0,52

64 0,73 0,29 0,19 0,80 0,32 0,51

65 0,74 0,28 0,16 0,77 0,34 0,51

66 0,77 0,26 0,08 0,45 0,22 0,52

67 0,78 0,28 0,18 0,70 0,29 0,51

68 0,77 0,26 0,09 0,63 0,25 0,51

69 0,76 0,26 0,08 0,68 0,21 0,51

70 0,78 0,28 0,17 0,84 0,30 0,52

71 0,77 0,28 0,15 0,81 0,31 0,51

72 0,77 0,27 0,14 0,73 0,30 0,52

73 0,77 0,26 0,12 0,87 0,32 0,50

74 0,77 0,27 0,10 0,45 0,30 0,51

75 0,78 0,29 0,14 0,79 0,33 0,52

76 0,78 0,27 0,24 0,86 0,32 0,52

77 0,75 0,26 0,08 0,63 0,27 0,52

78 0,72 0,29 0,22 0,77 0,31 0,50

79 0,70 0,31 0,51 0,96 0,31 0,55

80 0,72 0,28 0,15 0,68 0,25 0,52

81 0,75 0,28 0,18 0,72 0,32 0,52

82 0,75 0,28 0,16 0,62 0,27 0,52

83 0,77 0,30 0,13 0,82 0,33 0,53

Page 100: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

84

84 0,78 0,27 0,22 0,76 0,29 0,52

85 0,76 0,28 0,11 0,64 0,30 0,52

86 0,71 0,27 0,14 0,64 0,33 0,52

87 0,73 0,29 0,20 0,66 0,29 0,51

88 0,72 0,27 0,16 0,75 0,27 0,52

89 0,76 0,29 0,19 0,66 0,33 0,50

90 0,69 0,26 0,08 0,64 0,24 0,50

91 0,79 0,27 0,11 0,66 0,28 0,52

92 0,71 0,28 0,09 0,75 0,31 0,51

93 0,67 0,26 0,21 0,68 0,25 0,50

94 0,73 0,31 0,28 0,83 0,33 0,52

95 0,76 0,30 0,22 0,96 0,32 0,52

96 0,76 0,28 0,11 0,64 0,27 0,51

97 0,77 0,27 0,15 0,89 0,28 0,52

98 0,72 0,28 0,18 0,81 0,26 0,51

99 0,69 0,26 0,11 0,77 0,23 0,50

100 0,77 0,26 0,10 0,75 0,25 0,50

101 0,71 0,27 0,26 0,89 0,35 0,53

102 0,72 0,27 0,26 0,86 0,34 0,52

103 0,75 0,27 0,22 0,85 0,35 0,53

104 0,70 0,26 0,28 0,91 0,32 0,53

105 0,77 0,26 0,24 0,88 0,33 0,53

106 0,78 0,24 0,18 0,89 0,31 0,53

107 0,80 0,24 0,17 0,91 0,29 0,52

108 0,77 0,25 0,19 0,89 0,29 0,52

109 0,78 0,24 0,14 0,85 0,28 0,52

110 0,77 0,25 0,18 0,88 0,29 0,52

111 0,78 0,24 0,22 0,77 0,30 0,52

112 0,73 0,25 0,16 0,88 0,34 0,52

113 0,73 0,28 0,21 0,83 0,37 0,53

114 0,71 0,29 0,33 0,86 0,34 0,54

115 0,73 0,27 0,26 0,73 0,34 0,53

116 0,58 0,31 0,56 1,00 0,36 0,56

117 0,72 0,28 0,24 0,80 0,37 0,53

118 0,70 0,32 0,41 0,93 0,38 0,53

119 0,72 0,30 0,41 0,92 0,39 0,55

120 0,63 0,31 0,49 0,97 0,35 0,58

121 0,63 0,29 0,37 0,97 0,33 0,55

122 0,72 0,25 0,15 0,87 0,29 0,52

123 0,72 0,26 0,17 0,82 0,31 0,53

124 0,75 0,26 0,17 0,93 0,30 0,52

125 0,72 0,26 0,19 0,86 0,33 0,53

126 0,66 0,25 0,18 0,87 0,28 0,53

127 0,74 0,26 0,28 0,88 0,35 0,53

Page 101: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

85

128 0,75 0,27 0,18 0,90 0,29 0,53

129 0,78 0,26 0,10 0,81 0,34 0,52

130 0,78 0,25 0,17 0,84 0,32 0,51

131 0,78 0,26 0,19 0,81 0,34 0,53

132 0,78 0,24 0,15 0,84 0,31 0,51

133 0,74 0,26 0,21 0,88 0,37 0,52

134 0,75 0,26 0,21 0,84 0,32 0,53

135 0,79 0,25 0,18 0,86 0,29 0,52

136 0,81 0,25 0,19 0,83 0,31 0,52

137 0,76 0,27 0,22 0,84 0,34 0,53

138 0,71 0,26 0,28 0,85 0,36 0,53

139 0,70 0,23 0,19 0,86 0,28 0,52

140 0,77 0,25 0,23 0,87 0,34 0,53

141 0,76 0,24 0,16 0,88 0,31 0,52

142 0,75 0,26 0,32 0,80 0,33 0,53

143 0,73 0,26 0,25 0,81 0,34 0,52

144 0,72 0,24 0,18 0,86 0,28 0,52

145 0,72 0,25 0,21 0,86 0,34 0,53

146 0,74 0,26 0,23 0,81 0,34 0,52

147 0,76 0,24 0,21 0,87 0,31 0,52

148 0,75 0,25 0,19 0,80 0,35 0,52

149 0,72 0,24 0,17 0,85 0,30 0,52

150 0,76 0,24 0,16 0,79 0,29 0,52

151 0,73 0,30 0,34 0,89 0,38 0,52

152 0,68 0,26 0,16 0,95 0,31 0,51

153 0,71 0,28 0,28 0,95 0,29 0,52

154 0,63 0,29 0,25 0,93 0,33 0,51

155 0,73 0,26 0,23 0,94 0,33 0,52

156 0,74 0,27 0,20 0,90 0,31 0,52

157 0,69 0,26 0,14 0,83 0,30 0,51

158 0,62 0,28 0,35 0,96 0,34 0,52

159 0,77 0,27 0,15 0,78 0,30 0,52

160 0,77 0,26 0,20 0,72 0,31 0,52

161 0,77 0,27 0,17 0,65 0,32 0,52

162 0,76 0,27 0,11 0,79 0,28 0,53

163 0,76 0,26 0,22 0,86 0,33 0,52

164 0,73 0,30 0,38 0,92 0,36 0,53

165 0,79 0,31 0,42 0,88 0,36 0,53

166 0,72 0,21 0,05 0,78 0,30 0,53

167 0,83 0,23 0,09 0,86 0,32 0,53

168 0,77 0,22 0,07 0,79 0,31 0,53

169 0,85 0,23 0,12 0,78 0,27 0,52

170 0,81 0,24 0,14 0,79 0,28 0,52

171 0,74 0,23 0,05 0,77 0,27 0,53

Page 102: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

86

172 0,80 0,25 0,17 0,75 0,28 0,52

173 0,80 0,25 0,18 0,89 0,31 0,53

174 0,79 0,24 0,18 0,86 0,29 0,51

175 0,78 0,24 0,15 0,85 0,27 0,51

176 0,80 0,24 0,18 0,87 0,28 0,50

177 0,78 0,24 0,14 0,78 0,30 0,51

178 0,80 0,24 0,15 0,81 0,26 0,52

179 0,78 0,24 0,12 0,89 0,26 0,51

180 0,81 0,24 0,17 0,86 0,27 0,53

181 0,78 0,25 0,17 0,89 0,28 0,52

182 0,81 0,25 0,12 0,86 0,30 0,52

183 0,79 0,25 0,19 0,90 0,30 0,52

184 0,77 0,24 0,15 0,92 0,27 0,52

185 0,74 0,24 0,11 0,89 0,31 0,53

186 0,79 0,25 0,27 0,88 0,30 0,53

187 0,80 0,24 0,15 0,80 0,27 0,52

188 0,84 0,25 0,28 0,91 0,37 0,53

189 0,80 0,26 0,34 0,91 0,38 0,53

190 0,80 0,25 0,25 0,88 0,31 0,53

191 0,82 0,25 0,29 0,87 0,31 0,53

192 0,80 0,24 0,20 0,92 0,29 0,52

193 0,78 0,29 0,18 0,58 0,29 0,51

194 0,82 0,26 0,18 0,73 0,31 0,51

195 0,78 0,24 0,14 0,70 0,27 0,52

196 0,79 0,24 0,09 0,65 0,25 0,52

197 0,79 0,28 0,22 0,78 0,30 0,53

198 0,79 0,25 0,24 0,80 0,31 0,54

199 0,89 0,24 0,07 0,65 0,19 0,51

200 0,79 0,26 0,12 0,61 0,25 0,52

201 0,80 0,25 0,16 0,93 0,28 0,52

202 0,80 0,24 0,18 0,93 0,27 0,52

203 0,80 0,25 0,17 0,87 0,30 0,52

204 0,77 0,25 0,17 0,87 0,30 0,52

205 0,83 0,24 0,17 0,89 0,29 0,52

206 0,77 0,24 0,15 0,90 0,24 0,51

207 0,78 0,26 0,14 0,83 0,28 0,52

208 0,84 0,26 0,23 0,84 0,33 0,52

209 0,83 0,27 0,23 0,87 0,22 0,51

210 0,79 0,25 0,17 0,75 0,31 0,53

211 0,85 0,25 0,17 0,76 0,30 0,54

212 0,85 0,24 0,15 0,86 0,28 0,52

213 0,77 0,27 0,18 0,75 0,27 0,52

214 0,79 0,29 0,21 0,68 0,30 0,52

215 0,77 0,27 0,17 0,73 0,28 0,52

Page 103: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

87

216 0,77 0,27 0,13 0,67 0,27 0,52

217 0,83 0,27 0,21 0,81 0,32 0,53

218 0,75 0,26 0,21 0,74 0,34 0,52

219 0,83 0,23 0,18 0,90 0,22 0,52

220 0,82 0,25 0,16 0,81 0,28 0,52

221 0,86 0,25 0,20 0,89 0,30 0,52

222 0,81 0,25 0,20 0,88 0,28 0,51

223 0,85 0,24 0,14 0,80 0,28 0,52

224 0,77 0,27 0,19 0,75 0,30 0,53

225 0,79 0,27 0,31 0,88 0,34 0,54

226 0,79 0,25 0,11 0,78 0,29 0,53

227 0,80 0,26 0,28 0,84 0,33 0,52

228 0,79 0,26 0,17 0,85 0,32 0,52

229 0,86 0,25 0,18 0,85 0,29 0,52

230 0,79 0,27 0,26 0,84 0,34 0,52

231 0,72 0,31 0,06 0,55 0,21 0,51

232 0,75 0,29 0,02 0,54 0,13 0,50

233 0,80 0,28 0,05 0,35 0,19 0,50

234 0,81 0,30 0,08 0,66 0,25 0,50

235 0,77 0,31 0,09 0,81 0,26 0,51

236 0,79 0,29 0,10 0,61 0,25 0,51

237 0,80 0,37 0,10 0,87 0,36 0,53

238 0,79 0,30 0,33 0,93 0,30 0,53

239 0,81 0,34 0,41 0,97 0,36 0,54

240 0,84 0,31 0,29 0,84 0,33 0,53

241 0,72 0,30 0,07 0,57 0,21 0,51

242 0,78 0,29 0,07 0,65 0,21 0,51

243 0,84 0,31 0,08 0,63 0,24 0,51

244 0,73 0,31 0,11 0,75 0,21 0,51

245 0,83 0,31 0,09 0,74 0,28 0,51

246 0,79 0,31 0,10 0,66 0,25 0,51

247 0,70 0,31 0,10 0,81 0,31 0,53

248 0,79 0,31 0,05 0,77 0,29 0,52

249 0,80 0,32 0,11 0,89 0,32 0,52

250 0,79 0,30 0,16 0,70 0,21 0,52

251 0,78 0,31 0,17 0,93 0,26 0,51

252 0,81 0,33 0,07 0,81 0,30 0,52

253 0,83 0,31 0,04 0,67 0,26 0,52

254 0,77 0,33 0,29 0,94 0,24 0,53

255 0,79 0,31 0,13 0,80 0,26 0,51

256 0,78 0,31 0,10 0,86 0,27 0,52

257 0,76 0,30 0,11 0,85 0,26 0,51

258 0,80 0,32 0,18 0,84 0,30 0,53

259 0,82 0,32 0,16 0,92 0,28 0,53

Page 104: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

88

260 0,77 0,31 0,06 0,76 0,27 0,52

261 0,80 0,31 0,08 0,81 0,26 0,51

262 0,81 0,19 0,03 0,45 0,05 0,53

263 0,82 0,21 0,09 0,61 0,09 0,52

264 0,80 0,22 0,04 0,63 0,08 0,52

265 0,77 0,22 0,04 0,60 0,06 0,51

266 0,79 0,21 0,04 0,59 0,06 0,52

267 0,78 0,20 0,06 0,65 0,09 0,51

Keterangan : Y adalah variabel Y atau variabel partisipasi pemilih.

Xa adalah variabel Xa atau variabel jenis kelamin.

Xb adalah variabel Xb atau variabel agama.

Xc adalah variabel Xc atau variabel usia.

Xd adalah variabel Xd atau pendidikan

Xe adalah variabel Xe atau pendapatan

Xf adalah variabel Xf atau pekerjaan

Xg adalah variabel Xg atau status perkawinan

Page 105: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

89

Lampiran 3: Uraian Persamaan Koefisien Korelasi

∑ Mean

atau √

√(∑ )

Y 203,95 0,7639 0,5119 ----- ----- ----- -----

Xa 134,72 0,5046 0,04 0,0205 0,1432 0,0012 0,008

Xb 217,48 0,8145 5,9794 3,061 1,7496 0,1135 0,065

Xc 73,87 0,2767 0,2459 0,1259 0,3548 -0,0709 -0,200

Xd 46,14 0,1728 1,9454 0,9959 0,9979 -0,2598 -0,260

Xe 217 0,8127 2,9129 1,4912 1,2211 -0,1933 -0,158

Xf 79,22 0,2967 0,7053 0,3611 0,6009 -0,1431 -0,238

Xg 139,83 0,5237 0,0364 0,0186 0,1364 -0,0264 -0,194

Keterangan :

- = ( – )

- = ( )

Page 106: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

90

Lampiran 4: Normalitas Variabel Dependen

Page 107: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

91

Lampiran 5: Statistik Deskriptif

Page 108: SOSIOLOGI PARTISIPASI PEMILIH: PILKADA DKI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50276...memilih warga DKI Jakarta pada pilkada DKI Jakarta sejak tahun 2007-2017. Selain

92

Lampiran 6: Korelasi Pearson