Date post: | 23-Oct-2015 |
Category: | Documents |
View: | 647 times |
Download: | 7 times |
A n a l i s a D a m p a k Tra n s fo rm a s i B u d aya Te rh a d a p Pe r u b a h a n L o g o M a j a l a h I n t i s a r i
S U S I L A H E N D R I
O l e h
Cahyono Hendri Susila1112178024 / NRYogyakarta, 2 Desember 2014
UJIAN AKHIR SEMESTERSOSIOLOGI DESAIN
Masyarakat merupakan representasi dari sebuah karya desain, begitu pun sebaliknya.
Karena pada dasarnya desain diciptakan untuk menyelesaikan sebuah masalah yang
dimana masalah tersebut mencakup permasalahan yang bersangkutan dengan sosial
atau berpihak pada industri (profit). Namun belakangan permasalahan yang terdapat
dalam sebuah karya desain menjadi semakin rumit namun juga bisa dibilang semakin
mudah. Perubahan perilaku masyarakat kini yang semakin tak bisa dibendung adalah
permasalahannya. Jika menilik pengertian dari sosiologi desain dapat diartikan sebagai
sebuah perancangan yang melibatkan unsur-unsur sosial yang pada akhirnya muwujudkan
cita-cita tersebut menjadi sebuah benda/artefak yang bisa mewakili pemikiran dan
perilaku masyarakat tersebut. Pelaku desain baik kini tidak bisa lagi medikte konsumen
atau masyarkat mereka seperti dulu kala, akan kebutuhan yang harusnya memang mereka
butuhkan bukan mempersuasi mereka dengan daya konsumtif yang menipu, karena
mau tidak mau para pelaku desain harus mengikuti arus konsumen yang kini kian deras
dengan melimpahnya informasi di era kini.
Selamat datang di dunia baru, dunia yang jauh berbeda dengan 9 - 10 tahun yang lalu,
dunia dengan peraturan baru, dunia dengan formula baru untuk meraih kesuksesan
tulis Yuswohady dalam bukunya crowd marketing. kini telah tiba dimana saat tidak bisa
lagi menggunakan formula yang mujarab yang tingkat kesuksesannya bisa di tentukan
dan di prediksi, formula yang dianggap sebagian besar orang sebagai sebuah dogma
yang haram hukumnya jika tidak menerapkan formula tersebut. Beberapa tahun yang
lalu para desainer dan pemasar masih percaya jika dengan menciptakan sebuah sebuah
produk yang luar biasa dengan pemasaran iklan secara masal seperti iklan televisi akan
mendapati sebuah penjualan yang memuasakan.
Kini telah tiba dimana teknologi telah merubah wajah dunia tidak hanya sebagai sebuah
hiburan di waktu senggang namun juga sebagai sebuah roda bisnis baru. Teknologi
tersebut adalah internet kehadiran web teknologi seperti blog, vblog, tags, chat, wiki,
RSS telah merubah DNA masyarakat. Tools tersebut telah membebaskan masyarakat
untuk berkomunikasi, berinteraksi, berbagi dan berkomunitas. Akibat dari hal tersebut
masyarakat pun kini menjadi semakin mengelompok, mereka dapat mencari kelompok-
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
kelompok yang sesuai dengan apa yang mereka sukai dan berbagi suka duka mereka
terhadap fenomena yang mereka alami, seperti kelompok pengembang software, desain
grafis, penulis buku, perakit robot, pecinta sepak bola dll.
Hal tersebut tak ubah juga yang membuat majalah intisari untuk berubah haluan untuk
lebih meremajakan majalahnya, berkisar 2011 silam majalah intisari mengumumkan
telah merubah logo baru mereka. Majalah intisari sendiri adalah majalah yang menarik
dengan harga yang relatif murah dan bisa dikatakan jarang naik dibanding dengan media
yang sejenis, namun isinya sarat pengetahuan yang membuat pembaca kian penasaran
untuk segera melahap halaman demi halaman. Mulai dari kesehatan, teknologi, olahraga,
hingga kisah inspiratif, termasuk beberapa kuis dan kartun segar. Majalah yang berdiri
sejak tahun 1963 ini adalah salah satu dari sekian dari majalah atau koran yang mampu
bertahan dengan rentang waktu sangat lama kurang lebih setengah abad. Dengan
kemajuan teknologi yang kian deras kini mulai mendapati banyak bermunculan majalah
majalah baru yang lebih fresh yang lebih modern dibanding dengan majalah intisari, hal
tersebut lah yang membuat penulis tertarik untuk mengamati jejak majalah intisari diera
digital kini.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Metode Penelitian
Lokasi dan Sampel
Apa yang membuat majalah intisari harus berubah logo ? Dan apa kaitannya dengan
perubahan budaya dalam masyarakat ?
Merujuk pada perumusan masalah maka tujuan yang ingin dicapai pada penilitian
ini adalah untuk mengetahui pengaruh masyarakat dalam perancangan sebuah karya
desain komunikasi visual (yang disini berupa logo majalah intisari).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Sebagai
sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini hanya memaparkan situasi atau wacana.
Data dalam penelitian ini adalah data kualitatif (data yang bersifat tanpa angka
angka atau bilangan), sehingga data bersifat kategori substansif yang kemudian
diinterpretasikan dengan rujukan, acuan, dan referensi referensi ilmiah.
Lokasi yang digunakan untuk menganalisa logo ini adalah Yogyakarta,
dikarenakan lokasi dekat dengan penulis. Serta sumber referensi majalah
intisari yang didapatkan dari penjual buku bekas di beberapa lokasi di
Yogyakarta. Serta dengan territorial penelitian di perpustakaan ISI Yogyakarta
dan beberapa website yang bersangkutan dengan materi.
Sejarah
IDENTIFIKASI
Majalah intisari berawal dari ketika seorang mahasiswa doktoral di Fakultas
Sospol Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, diminta menjadi pemimpin redaksi
majalah baru pengganti mingguan Star Weekly yang baru saja dibredel. Yang
meminta PK Ojong, pemimpin redaksi mingguan itu, dan yang diminta Jakob
Oetama. Setalah dirundingkan majalah tersebut akan diterbitkan sebagai
majalah bulanan. Sebagai majalah yang bersifat informatif yang menghadirkan
pengetahuan populer. Karena pada saat itu ada hasrat untuk menjawab
kehausan masyarakat Indonesia akan bahan bacaan akibat politik isolasi
informasi internasional. Beberapa penulis yang kemudian berperan dalam
membangun majalah ini sebagai majalah yang renyah untuk dibaca tercatat
penulis seperti Tan Fay Tjhion (human interest), Tjiptono Darmaji (kedokteran),
Siswadhie (kepurbakalaan), Slamet Soeseno (flora-fauna), dan Prof. HOK Tanzil
(perjalanan). Juga penulis yang kelak ikut mengisi majalah intisari seperti Asrul
Sani, Pak Kasur, Mohammad Roem, Prof. Dr. Slamet Iman Santoso, Soe Hok Gie,
Haryati Soebadio, dan Driyarkara SJ.
Intisari pertama kali diterbitkan pada tanggal 17 agustus 1963, pada awal
diterbitkan majalah ini hanya berupa kertas Koran dengan cover berupa tampilan
daftar isi. Mengapa majalah intisari diterbitkan pada tanggal 17 agustus atau
tepat hari proklamasi republic Indonesia yaitu untuk turut berusaha membentuk
dan memperkaya manusia pancasila Indonesia. Oleh karena itu, penulis dalam
kata pengantar bertekat akan mengusahakan agar isi majalah ini enak dibaca.
Pada nomor perdana majalah intisari, Drs. Nugroho Notosusanto membahas
tentang kota London. Edisi setebal 128 halaman itu diramaikan juga oleh
Soe Hok Djin (kemudian menjadi Arief Budiman) yang berkisah tentang
pengalamannya di Ubud, Bali. Tan Liang Tie dengan gayanya yang renyah
berkisah tentang pelari maraton, Emile Zatopek. Baru edisi nomor 5, pada bulan
desember ditahun yang sama, majalah ini mulai memakai cover. Tetapi menjelang
usia kedua, PK Ojong dan Jakob Oetama repot membidani adik Intisari yang kelak
jauh melebihi kakaknya, yaitu harian KOMPAS. Dan akhirnya pengelolaan Intisari
pun pindah ke tangan Irawati. Mulai saat itu majalah ini memuat kisah tentang
tokoh-tokoh dunia yang terjalin dengan kisah-kisah dari ranah sejarah (Perang
Dunia II) atau arkeologi.
Perkembangan Logotype
Logo
Jejak Logotype intisari
Logo pada awalnya memiliki bentuk yang sangat sederhana, yaitu berbentuk satu
kode yang terdiri dari sebuah huruf, kemudian menjadi sebuah desain yang terdiri
dari dua atau lebih huruf yang digabungkan (monogram). Kode tersebut bisa
saja semuanya terdiri dari huruf-huruf yang membentuk nama, inisial, atau nama
depan dari seseorang untuk dipergunakan pada benda-benda pribadi, lambang
kekuasaan, lambang agama, alat perdagangan, dll. Sejarah logo sendiri diawali
dari masa Yunani Kuno. logo sebenarnya berasal dari kata logos yang artinya
adalah : kata, pernyataan, bagian, proporsi. Logo juga diimbuhi oleh kata gram
yang berasal dari kata gramma yang memiliki arti : huruf, tanda. Dengan
demikian kata yang lebih tepat adalah logogram yang kemudian lebih banyak
dikenal sebagai logo saja. Bentukan kata logo juga kemudian disandingkan
dengan type yang bersal dari kata typo, yang berarti perhurufan atau
pencetakan huruf, sehingga menjadi logotype.
Dalam perkembangannya logo dalam majalah intisari bisa disebut berupa
logotype karena dalam penggunannya menggunakan type sebagai logo seperti
yang sudah dijelaskan sebelumnya. Logotype dari majalah intisari telah berganti
sebanyak 7 kali dan terdapat 8 logotype berbeda dalam sejarah perkembangannya
yaitu logotype pada tahun 1963 (saat awal berdiri) kemudian pada tahun 1964
sempat berganti tiga kali, lalu pada tahun 1972 (kembali lagi ke logotype
semula awal berdiri), berganti lagi pada tahun 1988, kemudian tahun 2008 dan
terakhir pada tahun 2011. Dalam proses perubahan logotype tersebut tentu
memiliki kaitannya dengan situasi dijaman tersebut, karena logo dan desain
adalah seba
Click here to load reader