Rumah Sakit Kusta Sumberglagah PARASENTESIS No. Dokumen 445/01/101/ THT/2009 No. Revisi 0 Halaman 1/2 PROSEDUR TETAP POLI THT Tanggal Terbit 30 Desember 2009 Ditetapkan Kepala UPT Rumah Sakit Kusta Sumberglagah dr. Nanang Koesnartedjo NIP. 19560727 199003 1 004 PENGERTIAN : Mengeluarkan cairan (sekret) dari kavum timpani dengan cara membuat insisi pada membrana timpani TUJUAN : 1. Umum: Mempercepat proses penyembuhan pada otitis media akut (stadium I/II) atau serosa 2. Khusus: a. Mencegah perforasi spontan bulat yang sukar menutup kembali b. Mengurangi keluhan penderita c. Dengan membuat insisi yang sedikit melengkung seperti klep pintu supaya pus mudah mengalir sehingga insisi cepat menutup kembali d. Mencegah timbulnya komplikasi KEBIJAKAN : 1.UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan; 2. SK Menkes RI Nomor 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Rumah Sakit KustaSumberglagah
PARASENTESISNo. Dokumen
445/01/101/THT/2009 No. Revisi
0Halaman 1/2
PROSEDUR TETAP
POLI THT
Tanggal Terbit 30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
PENGERTIAN : Mengeluarkan cairan (sekret) dari kavum timpani dengan cara membuat insisi pada membrana timpani
TUJUAN : 1. Umum:Mempercepat proses penyembuhan pada otitis media akut (stadium I/II) atau serosa
2. Khusus:a. Mencegah perforasi spontan bulat yang sukar menutup
kembalib. Mengurangi keluhan penderitac. Dengan membuat insisi yang sedikit melengkung seperti
klep pintu supaya pus mudah mengalir sehingga insisi cepat menutup kembali
d. Mencegah timbulnya komplikasi
KEBIJAKAN : 1. UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;2. SK Menkes RI Nomor 133/Menkes/SK/XII/1999 tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit;3. Standar Pelayanan Medis Direktorat Pelayanan Medis
Kesehatan tahun 1996.
PROSEDUR : 1. Persiapan Penderita:1.1.Penderita diberikan penjelasan tentang prosedur dan tujuannya1.2.Persetujuan tindakan medis (Informed Consent)
3.1.Xilocain spray 10%3.2.Betadine 10% atau alkohol 70%
4. Pelaksanaan Tindakan:4.1.Membersihkan meatus akustikus eksternus dengan waten drager mulai dari lateral sampai ke membrana timpani4.2.Melakukan anestesi dengan Xilocain spray10% selama 15 menit4.3.Melakukan desinfeksi daerah MAE dan membran timpani dengan alkohol 70%, dengan cara diteteskan4.4.Dengan bantuan spekulum telinga dilakukan orientasi tempat insisi. Kemudian dilakukan insisi pada membran timpani di daerah postero-inferior, dengan pisau parasintesis, melengkung dari atas ke bawah atau sebaliknya, 4.5.Memperhatikan cairan yang keluar dan keadaan membran timpani4.6.Memasang tampon pita kecil
Melakukan kontrol keesokan hari, bila perlu tindakan diulang.
UNIT TERKAIT : Poli THT
2
Rumah Sakit KustaSumberglagah
IRIGASI SINUS MAKSILARISNo. Dokumen
445/02/101/THT/2009 No. Revisi 0
Halaman 1/2
PROSEDUR TETAP
POLI THT
Tanggal Terbit 30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
PENGERTIAN : Tindakan mengeluarkan cairan (pus) dari sinus maksilaris
TUJUAN : 1. Umum: Menghilangkan keluhan dan mencegah komplikasi
2. Khusus:2.1.Membuat ostium baru yang lebih rendah pada meatus inferior2.2.Menghilangkan rasa nyeri, pipi kemeng2.3.Mencegah komplikasi
KEBIJAKAN : 1. UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;2. SK Menkes RI Nomor 133/Menkes/SK/XII/1999 tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit;3. Standar Pelayanan Medis Direktorat Pelayanan Medis
Kesehatan tahun 1996.4.
PROSEDUR : 1. Indikasi:1.1.Sinusitis maksilaris Akut & kronis dengan adanya cairan di 1.1.1.dalam kavum sinus1.1.2.Biopsi tumor sinus maksilaris
2. Persiapan Penderita:2.1.Penderita diberikan penjelasan tentang prosedur dan tujuannya 2.2.Persetujuan tindakan medis (Informed Consent)
3.2.Spekulum hidung3.3.Bak alat dan bak cairan PZ3.4.Kasa sprootjes, kasa lipatan3.5.Sarung Tangan3.6.Semprit injeksi plastik 50 – 100 cc 3.7.Alat Tidak Steril3.7.1.Bengkok3.7.2.Skort plastik
4. Persiapan Obat: 4.1.Lidokain–efedrin 2%4.2.Lidokain 8% atau silokain spray4.3.Cairan fisiologis
5. Pelaksanaan Tindakan:5.1.Memberikan anestesi lidokain efedrin 2% di meatus inferior dan meatus medius (selama 10 menit)5.2.Menyemprotkan silokain 10% atau lidokain 8% pada meatus inferior5.3.Melakukan pungsi di meatus inferior, arah 30o
5.4.Mencabut bagian tajam, hubungkan sarungnya dengan selang karet, menghubungkannya dengan spuit 50-100 cc yang sudah diisi cairan fisiologis5.5.Melakukan irigasi pelan-pelan, mulut dibuka, tahan nafas, kepala menunduk, irigasi diulang sampai bersih5.6.Menyemprotkan udara, supaya sisa cairan habis, kemudian menyuruh penderita sisi5.7.Memasang kasa “sprootjes” kering untuk menghentikan perdarahan5.8.Memperhatikan cairan yang keluar, kemudian dicatat5.9.Memperhatikan komplikasi tindakan5.10.Melakukan kontrol setelah 3 hari, bila perlu terapi diulang.
6. Komplikasi:6.1.Perforasi dasar orbita6.2.Menembus tulang pipi6.3.Emboli air
UNIT TERKAIT : Poli THT, Kamar Operasi
PUNGSI-ASPIRASI/INSISI OTHEMATOM
4
Rumah Sakit Kusta Sumbergla
gah
No. Dokumen445/03/101/THT/2009
No. Revisi 0
Halaman 1/2
PROSEDUR TETAP
POLI THT
Tanggal Terbit 30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
PENGERTIAN : Tindakan mengeluarkan cairan di aurikulum dengan cara pungsi/ insisi
TUJUAN : Menghilangkan keluhan dan mencegah komplikasi
KEBIJAKAN : 1. UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;2. SK Menkes RI Nomor 133/Menkes/SK/XII/1999 tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit;3. Standar Pelayanan Medis Direktorat Pelayanan Medis
Kesehatan tahun 1996.
PELAKSANA : Kamar Operasi, Staf Medik THT
PROSEDUR : 1. Persiapan Penderita:1.1.Penderita diberikan penjelasan tentang prosedur dan tujuannya 1.2.Persetujuan tindakan medis (Informed Consent)2. Persiapan Alat:
2.1.Alat Steril 2.1.1.Semprit inj. 1 cc dan 2,5 cc 2.1.2.Pisau kecil
2.1.3.Tampon tang2.1.4.Tang kuret2.2Alat Tidak Steril2.2.1.Alat pencetak gips sebesar lingkaran daun telinga2.2.2.Tampon salep kloramfenikol2.2.3.Kain kasa, “deppers”, plester2.2.4.Kasa pembalut
3. Persiapan Obat: 3.1.Desinfektan – betadin atau jodium / alkohol
5
Rumah Sakit Kusta Sumbergla
gah
PUNGSI-ASPIRASI/INSISI OTHEMATOMNo. Dokumen
445/03/101/THT/2009 No. Revisi 0
Halaman 1/2
3.2.Gips putih dan biru3.3.Kenakort injeksi A (IA/ID)3.4.Chlor ethyl spray4. Pelaksanaan Tindakan:4.1.Membaringkan penderita dengan telinga yang sakit menghadap ke atas.4.2.Melakukan desinfeksi daerah yang sakit.
Cara I :4.2.1.Melakukan pungsi, aspirasi cairan othematom sampai habis.4.2.1.Menutup meatus akustikus eksternus dengan tampon salep khloramfenikol.4.2.3. Mencetak gips sampai menutup daun telinga.4.2.4..Melepas tampon MAE.4.2.5..Membuka gips setelah 1 minggu.
Cara II:4.2.6.Menyemprot othematom dengan chlor ethyl spray4.2.7.Melakukan insisi dan keluarkan seluruh cairan dengan bantuan tang karet4.2.8.Memasang “deppers” kecil-kecil memenuhi telinga4.2.9.Memasang bebat tekan kasa melingkar kepala dengan tekanan optimal4.2.10.Melepaskan bebat tekan setelah 1 minggu.
Cara III:4.2.11.Melakukan pengisapan cairan dengan jarum injeksi, ukur cairan yang keluar.4.2.12.Memasukkan cairan Kenacort 1/3 jumlah cairan yang keluar dengan jarum injeksi 1 cc 4.2.13.Mengulangnya 2 hari sekali, sampai sembuh.
UNIT TERKAIT : Sistem Ruang Operasi, Staf Medik THT
6
Rumah Sakit Kusta Sumbergla
gah
INSISI ABSES PERITONSILNo. Dokumen
445/04/101/THT/2009 No. Revisi 0
Halaman 1/2
PROSEDUR TETAP
POLI THT
Tanggal Terbit30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
PENGERTIAN : Mengeluarkan pus dari ruang peritonsil dengan cara insisiTUJUAN : 1. Umum:
Menghilangkan keluhan dan mencegah komplikasi2. Khusus:
2.1.Drainase pus dari ruang peritonsil 2.2.Menghilangkan spasme/ketegangan agar tidak nyeri
KEBIJAKAN : 1. UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;2. SK Menkes RI Nomor 133/Menkes/SK/XII/1999 tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit;3. .Standar Pelayanan Medis Direktorat Pelayanan Medis
Kesehatan tahun 1996.
PELAKSANA : 1. Sistem ruang operasi2. Staf Medik THT
PROSEDUR : 1. Persiapan Penderita:1.1.Penderita diberikan penjelasan tentang prosedur dan tujuannya1.2.Persetujuan tindakan medis (Informed Consent)
3.1.Membuka mulut penderita dengan/tanpa mouth gag3.2.Melakukan pungsi – aspirasi di daerah yang bombans, dengan jarum punsi besar mengarah lurus ke belakang 2-3 cm 3.3.Melakukan insisi dengan pisau tonsil paralel dengan arkus anterior, tanpa anestesi, dilakukan di tempat pungsi 3.4.Melebarkan luka insisi dengan tampon tang, ke arah lateral/ latero-inferior dari tempat insisi3.5.Hisap pus yang keluar dengan pipa penghisap (suction)3.6.Meminta penderita kumur-kumur dengan air masak 3.7.Kontrol dan melebarkan luka insisi setiap hari sampai pus tidak keluar lagi.
UNIT TERKAIT : Sistem ruang operasi, Staf Medik THT
8
Rumah Sakit KustaSumberglagah
EKSTRAKSI BENDA ASING MAENo. Dokumen
445/05/101/THT/2009 No. Revisi 0
Halaman 1/2
PROSEDUR TETAP
POLI THT
Tanggal Terbit30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
PENGERTIAN : Mengeluarkan benda asing dari MAE/liang telinga
TUJUAN : Mengeluarkan benda asing dari liang telinga dan menghilangkan keluhan
KEBIJAKAN : 1. UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;2. SK Menkes RI Nomor 133/Menkes/SK/XII/1999 tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit;3. Standar Pelayanan Medis Direktorat Pelayanan Medis
Kesehatan tahun 1996.
PELAKSANA : Sistem ruang operasi, Staf Medik THT
PROSEDUR : 1. Persiapan Penderita:Penderita diberikan penjelasan tentang prosedur dan tujuannya
2. Persiapan Alat (Tidak Steril):2.1. Semprit 50 cc2.2. Bengkok2.3. Air hangat2.4. Pinset siku2.5. Hak tajam, bundar2.6. Kapas lidi
3. Pelaksanaan Tindakan:3.1. Mematikan binatang hidup dengan menetesi
karbogliserin3.2. Bila sudah mati diekstraksi dengan pinset/haak
tajam/bundar3.3. Untuk benda asing yang berupa butir/pasir dilakuka
9
Rumah Sakit KustaSumberglagah
EKSTRAKSI BENDA ASING MAENo. Dokumen
445/05/101/THT/2009 No. Revisi 0
Halaman 2/2
penyemprotan air hangat ke arah posterior MAE berulang-ulang sampai bersih
3.4. Untuk benda bulat atau pipih, diekstraksi dengan pinset dan atau haak tajam atau bulat
3.5. Mengeringkan MAE dengan lidi kapas.
UNIT TERKAIT : Sistem ruang operasi, Staf Medik THT
10
Rumah Sakit KustaSumberglagah
IRIGASI SERUMEN OBTURANNo. Dokumen
445/06/101/THT/2009 No. Revisi
0Halaman
1/2
PROSEDUR TETAP
POLI THT
Tanggal Terbit 30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
PENGERTIAN : Mengeluarkan serumen dengan cara menyemprotkan air hangat ke liang telinga
TUJUAN : Mengeluarkan serumen dari liang telinga dan menghilangkan keluhan
KEBIJAKAN : 1. UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;2. SK Menkes RI Nomor 133/Menkes/SK/XII/1999 tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit;3. Standar Pelayanan Medis Direktorat Pelayanan Medis
Kesehatan tahun 1996.
PELAKSANA : Sistem ruang operasi, Staf Medik THT
PROSEDUR : 1. Persiapan Penderita:Penderita diberikan penjelasan tentang prosedur dan tujuannya
2. Persiapan Alat (Tidak Steril):2.1.Semprit 50 cc2.2.Bengkok2.3.Air hangat2.4.Karbogliserin2.5.Pinset siku2.6.Hak tajam, bundar2.7.Kapas lidi3. Pelaksanaan Tindakan:3.1.Serumen yang keras ditetesi dengan karbogliserin 10%3.2.Serumen diekstraksi dengan haak tajam, bundar, atau pinset
11
Rumah Sakit KustaSumberglagah
IRIGASI SERUMEN OBTURANNo. Dokumen
445/06/101/THT/2009 No. Revisi
0Halaman
2/2
3.3.Bila sudah lunak dilakukan irigasi dengan air hangat sampai bersih3.4.Mengeringkan MAE dengan lidi kapas.
UNIT TERKAIT : Sistem ruang operasi, Staf Medik THT
2.2.Tidak steril:2.2.1.Alat penghisap (suction)3. Persiapan Obat: 3.1.Betadine/alkohol 70%3.2.Chlorethyl spray4. Pelaksanaan Tindakan:4.1.Melakukan desinfeksi kulit dengan betadine, alkohol 70% pada daerah yang akan diinsisi4.2.Melakukan pungsi–aspirasi, bila keluar pus tindakan dilanjutkan dengan insisi4.3.Memberikan anestesi dengan chlorethyl spray4.4.Melakukan insisi, buka luka insisi dengan tampon tang4.5.Memasang drain4.6.Menutup tutup luka insisi dengan kain kasa yang dibasahi dengan betadine4.7Memasang bebat4.8.Membuka drain 2 hari kemudian, bila perlu diganti drain baru
UNIT TERKAIT : Sistem ruang operasi, Staf Medik THT
14
Rumah Sakit KustaSumberglagah
KAUSTIK KONKA INFERIORNo. Dokumen
445/08/101/THT/2009 No. Revisi 0
Halaman 1/2
PROSEDUR TETAP
POLI THT
Tanggal Terbit 30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
PENGERTIAN : Mengoleskan obat yang membuat nekrosis atau terbakarnya mukosa konka inferior kavum nasi dengan obat korosifa
TUJUAN : 1. Menghilangkan obstruksi hidung dengan mengecilkan konka2. Mengurangi produksi sekret hidung dengan mempersempit
permukaan konka
KEBIJAKAN : 1. UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;2. SK Menkes RI Nomor 133/Menkes/SK/XII/1999 tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit;3. Standar Pelayanan Medis Direktorat Pelayanan Medis
Kesehatan tahun 1996.
PELAKSANA : Sistem ruang operasi, Staf Medik THT
PROSEDUR : 1. Persiapan Penderita:1.1.Penderita diberikan penjelasan tentang prosedur dan tujuannya 1.2.Persetujuan tindakan medis (Informed Consent)2. Persiapan Alat (Tidak Steril): 2.1.Spekulum hidung2.2.Pinset siku2.3.Kapas lidi3. Persiapan Obat: 3.1.Lidokain efedrin 2%3.2.Lidokain 8%3.3.Asam triklor asetat 100% (kristal)4. Pelaksanaan Tindakan:4.1.Melakukan anestesi dengan lidokain efedrin 2%, ditambah lidokain 8% (selama 5 – 10 menit)
15
Rumah Sakit KustaSumberglagah
KAUSTIK KONKA INFERIORNo. Dokumen
445/08/101/THT/2009 No. Revisi 0
Halaman 2/2
4.2.Melakukan kaustik pada permukaan medio-inferior konka inferior, dengan kapas yang dipilin pada waten drager, hingga padat dan kecil, ujungnya dibasahi dengan Trichlor Acetic Acid 100%. Jangan sampai kena septum, karena bisa menyebabkan sinekia4.3.Memperhatikan adanya warna keputihan pada bekas olesan tersebut 4.4.Melakukan kontrol 1 minggu kemudian untuk melihat hasil tindakan dan kemungkinan komplikasi yang terjadi.
5. Komplikasi: Sinekia
INSISI ABSES SEPTUM NASI
16
Rumah Sakit KustaSumberglagah
No. Dokumen445/09/101/THT/
2009
No. Revisi 0
Halaman 1/2
PROSEDUR TETAP
POLI THT
Tanggal Terbit 30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
PENGERTIAN : Mengeluarkan cairan (pus) dari septum nasi
TUJUAN : Menghilangkan keluhan dan mencegah komplikasi
KEBIJAKAN : 1. UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;2. SK Menkes RI Nomor 133/Menkes/SK/XII/1999 tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit;3. Standar Pelayanan Medis Direktorat Pelayanan Medis
Kesehatan tahun 1996.
PELAKSANA : Sistem ruang operasi, Staf Medik THT
PROSEDUR : 1. Persiapan Penderita:1.1.Penderita diberikan penjelasan tentang prosedur dan tujuannya1.2.Persetujuan tindakan medis (Informed Consent)2. Persiapan Alat:
2.1.Alat Steril2.1.1.Pisau kecil tajam no. 152.1.2.Spuit injeksi 5 cc dengan jarum no. 182.1.3.Sarung tangan karet2.1.4.Kanul alat penghisap steril2.1.5.Tidak steril2.1.6.Pinset bayonet2.1.7.Spekulum hidung2.1.8.Alat penghisap2.1.9. Kain kasa 2.1.10Plester
3. Persiapan Obat:
17
Rumah Sakit KustaSumberglagah
INSISI ABSES SEPTUM NASINo. Dokumen
445/10/101/THT/2009 No. Revisi 0
Halaman 2/2
3.1.Lidokain–efedrin 2%3.2.Tampon pita kloramfenikol salep4. Pelaksanaan Tindakan:4.1.Memberikan anestesi dengan lidokain – efedrin 2%4.2.Melakukan pungsi di daerah yang bombans, apabila keluar nanah, teruskan dengan insisi, lalu dipasang drain4.3.Apabila abses bilateral, lakukan pungsi pada sisi kanan dan kiri tapi jangan satu level4.5.Melakukan pengisapan nanah sampai bersih dengan alat penghisap4.6.Memasang tampon yang tidak terlalu padat4.7.Melakukan kontrol setiap hari, bila perlu mengulang terapi sampai tidak dijumpai nanah.
18
Rumah Sakit KustaSumberglagah
PENGHENTIAN EPISTAKSISNo. Dokumen
445/11/101/THT/2009 No. Revisi
0Halaman
1/2
PROSEDUR TETAP
POLI THT
Tanggal Terbit30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
PENGERTIAN : Menghentikan perdarahan yang keluar dari hidung
TUJUAN : Menghentikan perdarahan
KEBIJAKAN : 1. UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;2. SK Menkes RI Nomor 133/Menkes/SK/XII/1999 tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit;3. Standar Pelayanan Medis Direktorat Pelayanan Medis
Kesehatan tahun 1996.
PELAKSANA : Sistem ruang operasi, Staf Medik THT
PROSEDUR : 1. Persiapan Penderita:a. Penderita diberikan penjelasan tentang prosedur dan
tujuannyab. Persetujuan tindakan medis (Informed Consent)
2. Persiapan Alat:2.1.Alat Steril
Tampon kloramfenikol salep bentuk sprootjes, pita atau Belloque
2.2.Alat Tak steril2.2.1.Spekulum hidung2.2.2.Spatula lidah2.2.3.Pinset bayonet2.2.4.Kapas lidi2.2.5.Alat penghisap2.2.6.Kapas2.2.7.Kain kasa2.2.8.Plester2.2.9.Bengkok
4.1.Memberikan kavum nasi dengan menyuruh “sisi”, atau dengan alat penghisap4.2.Melakukan anestesi dengan lidokain efedrin 2% (10 menit), bila sumber perdarahan jelas, lakukan kaustik dengan asam trikhlor acetat 100%4.3.Menghentikan perdarahan dengan tampon pita khloramfenikol / atau “sprootjes” khloramfenikol salep, diatur sampai memenuhi seluruh kavum nasi, bila sumber perdarahan tak jelas, bila diperlukan kavum nasi kontra lateral juga diisi tampon4.4.Memeriksa perdarahan posterior (faring), bila tidak berhenti pasang tampon Belloque4.5.Penderita masuk rumah sakit4.6.Memperhatikan tensi, nadi, cek Hb, memasang infus,
transfusi darah bila perlu4.7.Memberikan antibiotika, pada tampon yang dipasang lebih
dari 1 hari4.8.Mencari penyebab perdarahan4.9.Melakukan kontrol pada tampon pita/sprotjes 2 hari, tampon
Belloque setiap 5 hari.
UNIT TERKAIT Sistem ruang operasi, Staf Medik THT
20
Rumah Sakit KustaSumberglagah
BIOPSI TUMOR NASOFARING/KAVUM NASINo. Dokumen
445/12/101/THT/2009 No. Revisi 0
Halaman 1/2
PROSEDUR TETAP
POLI THT
Tanggal Terbit 30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
PENGERTIAN : Mengambil sebagian jaringan tumor untuk bahan sampel pemeriksaan histopatologi
TUJUAN : Menegakkan diagnosis tumor
KEBIJAKAN : 1. UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;2. SK Menkes RI Nomor 133/Menkes/SK/XII/1999 tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit;3. Standar Pelayanan Medis Direktorat Pelayanan Medis
Kesehatan tahun 1996.
PELAKSANA : Sistem ruang operasi, Staf Medik THT
PROSEDUR : 1. Persiapan Penderita:1.1.Penderita ditentukan dalam kondisi prima1.2.Ukur tensi, bila perlu konsul bagian jantung untuk pasien Hipertensi1.3.Penderita diberikan penjelasan tentang prosedur dan tujuannya1.4.Persetujuan tindakan medis (Informed Consent)
4. Pelaksanaan Tindakan:4.1.Melakukan anestesi kavum nasi dengan lidokain-efedrin 2% selama 15 menit4.2.Mengatur posisi penderita dengan memegang kepala penderita 4.3.Menyemprotkan Xilocain spray pada tempat yang akan dibiopsi4.4.Melakukan biopsi tumor nasofaring kanan dan kiri atau kavum nasi yang ada tumornya4.5.Memasukkan hasil biopsi ke dalam botol yang sudah berlabel4.6.Merawat perdarahan dengan tampon sampai perdarahan berhenti4.7.Penderita berkumur dengan air beberapa kali sampai hingga bersih.
UNIT TERKAIT Sistem ruang operasi, Staf Medik THT
22
Rumah Sakit KustaSumberglagah
TES BISIKNo. Dokumen
445/14/101/THT/2009 No. Revisi 0
Halaman 1/2
PROSEDUR TETAP
POLI THT
Tanggal Terbit 30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
PENGERTIAN : Pemeriksaan fungsi pendengaran dengan suara bisik
TUJUAN : Mengetahui berat derajat ketulian
KEBIJAKAN : 1. UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;2. SK Menkes RI Nomor 133/Menkes/SK/XII/1999 tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit;3. Standar Pelayanan Medis Direktorat Pelayanan Medis
PROSEDUR : 1. Persiapan Penderita:Penderita diberikan penjelasan tentang prosedur dan tujuannya
2. Persiapan Alat:PB list dalam bahasa Indonesia
3. Pelaksanaan Tindakan:3.1.Melakukan anamnesis penderita3.2.Melakukan pemeriksaan di kamar yang sunyi dan ada jarak 6 meter3.3.Memberikan informasi pada penderita perihal tata cara pemeriksaan 3.4.Pemeriksaan dimulai pada telinga yang sehat/lebih baik/kanan3.5.Meminta penderita berdiri dengan posisi telinga yang diperiksa menghadap pemeriksa pada jarak 1 meter 3.6.Melakukan masking telinga yang tidak diperiksa, dengan menutup mata penderita3.7.Membisikkan suara mulai dari jarak 1 m, terus mundur
23
Rumah Sakit KustaSumberglagah
TES BISIKNo. Dokumen
445/14/101/THT/2009 No. Revisi
0 Halaman
2/2
s.d. didapat jarak tertentu dimana penderita dapat menirukan dengan benar 80% dari kata-kata yang dibisikkan
3.8.Hasil pemeriksaan dinyatakan dengan meter.UNIT TERKAIT Sistem ruang operasi, Staf Medik THT
24
Rumah Sakit KustaSumberglagah
REPOSISI FRAKTUR OS NASALNo. Dokumen
445/15/101/THT/2009 No. Revisi 0
Halaman 1/2
PROSEDUR TETAP
POLI THT
Tanggal Terbit 30 Desember 2009
DitetapkanKepala UPT Rumah Sakit
Kusta Sumberglagah
dr. Nanang KoesnartedjoNIP. 19560727 199003 1 004
PENGERTIAN : Operasi mengembalikan tulang hidung yang patah
TUJUAN : Menghilangkan obstruksi dan kosmetik
KEBIJAKAN : 1. UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;2. SK Menkes RI Nomor 133/Menkes/SK/XII/1999 tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit;3. Standar Pelayanan Medis Direktorat Pelayanan Medis
Kesehatan tahun 1996.
PELAKSANA : Sistem operasi, Staf Medik THT
PROSEDUR : 1. Persiapan Penderita:1.1.Penderita diberikan penjelasan tentang prosedur dan tujuannya1.2.Persetujuan tindakan medis (Informed Consent)
4. Pelaksanaan Tindakan:4.1.Melakukan anestesi lokal dengan lidokain-efedrin 2% (ditambah dengan Xilocain spray 10%), dimasukkan
25
Rumah Sakit KustaSumberglagah
REPOSISI FRAKTUR OS NASALNo. Dokumen445/16/101/THT/2009
No. Revisi 0
Halaman 2/2
dalam kavum nasi kanan dan kiri, tunggu 5 – 10 menit4.2.Melakukan reposisi dengan “elevator” atau “forcep” pada daerah fraktur sampai posisi tulang kembali normal4.3.Melakukan imobilisasi bagian dalam dengan tampon pita khloramfenikol salep4.4.Bagian luar dengan plester atau gips4.5.Menutup lubang hidung kain kasa dan diplester4.6.Melepas tampon setelah 5 hari.