Top Banner
SOP (Standar Oprasional Prosedur) Laboratorium IPA Tahun 2014 SMA Rofa Yulia Azhar BAB I Standar Operasional Prosedur Laboratorium IPA Pasal 1 Definisi Standar Operasional Prosedur Laboratorium IPA Standar operasional prosedur laboratorium IPA (selanjutnya disingkat SOP) adalah suatu set instruksi yang memiliki kekuatan sebagai suatu petunjuk yang mengikat. Hal ini mencakup hal- hal yang memiliki suatu prosedur pasti atau terstandardisasi tanpa kehilangan keefektifannya. Pasal 2 Tujuan Standar Oprasional Prosedur Laboratorium IPA 1. Sebagai pedoman dalam menjalankan fungsi laboratorium IPA sesuai dengan tujuannya. 2. Menjaga konsistensi dan kinerja pengurus laboratorium IPA. 3. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari para pengurus yang terkait laboratorium IPA. 4. Menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan, kegagalan, keraguan, duplikasi dan inefisiensi dalam menjalankan fungsi laboratorium IPA. 5. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan terhadap tugas dan wewenang. 6. Mengevaluasi hambatan dan kendala yang ditemukan dalam menjalankan laboratorium IPA. Pasal 3 Pelanggaran Standar Operasional Prosedur Laboratorium IPA 1. Setiap pelanggaran yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar akan mendapatkan sanksi yang telah tercantum dalam SOP. 2. Sanksi terhadap pelanggaran yang belum tercantum pada SOP, ditentukan selanjutnya berdasarkan musyawarah mufakat pengurus laboratorium IPA.
21

SOP Pengelolaan Laboratroium IPA

Oct 20, 2015

Download

Documents

Standar Oprasional Prosedur Pengelolaan Laboratorium
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • SOP (Standar Oprasional Prosedur) Laboratorium IPA

    Tahun 2014

    SMA Rofa Yulia Azhar

    BAB I

    Standar Operasional Prosedur Laboratorium IPA

    Pasal 1

    Definisi Standar Operasional Prosedur Laboratorium IPA

    Standar operasional prosedur laboratorium IPA (selanjutnya disingkat SOP) adalah suatu set

    instruksi yang memiliki kekuatan sebagai suatu petunjuk yang mengikat. Hal ini mencakup hal-

    hal yang memiliki suatu prosedur pasti atau terstandardisasi tanpa kehilangan keefektifannya.

    Pasal 2

    Tujuan Standar Oprasional Prosedur Laboratorium IPA

    1. Sebagai pedoman dalam menjalankan fungsi laboratorium IPA sesuai dengan tujuannya.

    2. Menjaga konsistensi dan kinerja pengurus laboratorium IPA.

    3. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari para pengurus yang terkait

    laboratorium IPA.

    4. Menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan, kegagalan, keraguan, duplikasi dan

    inefisiensi dalam menjalankan fungsi laboratorium IPA.

    5. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan terhadap tugas dan wewenang.

    6. Mengevaluasi hambatan dan kendala yang ditemukan dalam menjalankan laboratorium IPA.

    Pasal 3

    Pelanggaran Standar Operasional Prosedur Laboratorium IPA

    1. Setiap pelanggaran yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar akan mendapatkan

    sanksi yang telah tercantum dalam SOP.

    2. Sanksi terhadap pelanggaran yang belum tercantum pada SOP, ditentukan selanjutnya

    berdasarkan musyawarah mufakat pengurus laboratorium IPA.

  • BAB II

    LABORATORIUM IPA

    Pasal 4

    Definisi Laboratorium IPA

    1. Laboratorium IPA (disingkat lab IPA) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran

    ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium dibuat untuk memungkinkan dilakukannya

    kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali.

    2. Laboratorium IPA yang dimaksud pada ayat 1 meliputi laboratorium kimia, fisika dan

    biologi.

    Pasal 5

    Fungsi Lab. IPA

    1. Sebagai tempat berlatih siswa untuk mengembangkan keterampilan intelektual melalui

    kegiatan pengamatan, pencatatan dan pengkaji gejala-gejala alam.

    2. Mengembangkan keterampilan motorik siswa. Siswa akan bertambah keterampilannya dalam

    mempergunakan alat-alat media yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran.

    3. Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari sesuatu

    objek dalam lingkungn alam dan sosial.

    4. Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seseorang calon ilmuan.

    5. Membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan pengetahuan atau penemuan

    yang diperolehnya.

    Pasal 6

    Penggunaan Lab. IPA

    1. Lab. IPA digunakan hanya untuk pembelajaran yang sesuai dengan definisi dan tujuan

    didirikannya. Hal ini telah termaktub pada pasal 1 dan pasal 2.

    2. Lab. IPA dilarang untuk digunakan sebagai ruang kelas, ruang pertemuan, ruang

    penyimpanan barang, dll. Laboratorium IPA hanya digunakan sesuai dengan peruntukannya.

    Pasal 7

    Sanksi Bagi Penyalahgunaan Pemakaian Lab. IPA

    1. Pihak yang menyalahgunakan pemakaian lab. IPA dibagi ke dalam tiga kriteria:

    a. Pelanggaran ringan: memakai ruang laboratorium IPA untuk keperluan bersama yang

    penting dan mendesak, bertujuan untuk kebaikan, bersifat sementara dan tidak

  • mengganggu kegiatan belajar mengajar. Contoh: ruang laboratorium digunakan untuk

    ruang rapat atau ruang pertemuan.

    b. Pelanggaran sedang: memakai ruang lab. IPA untuk kepentingan suatu golongan atau

    secara sepihak menggunakan laboratorium di luar peruntukkannya sehingga menganggu

    kegiatan belajar mengajar di dalam laboratorium. Contoh: ruang laboratorium digunakan

    untuk penyimpanan barang dalam jangka waktu cukup lama.

    c. Pelanggaran berat: memakai ruang laboratorium dengan maksud untuk menghilangkan

    fungsi dasar dari laboratorium IPA. Contoh: ruang laboratorium digunakan sebagai ruang

    kelas.

    2. Sansi bagi pelanggar pemakaian lab. IPA dibagi ke dalam tiga kriteria:

    a. Pelanggaran ringan: mendapat teguran dan membayar uang denda Rp.150.000.

    b. Pelanggaran sedang: mendapat teguran dan membayar uang denda Rp.50.000/hari.

    c. Pelanggaran berat: mendapat teguran dan membayar uang denda Rp.100.000/hari.

    BAB III

    Struktur Organisasi Laboratorium IPA

    Pasal 8

    Definisi Struktur Organisasi Lab. IPA

    Struktur organisasi lab. IPA adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi

    yang ada pada organisasi laboratorium IPA dalam menjalankan kegiatan operasional untuk

    mencapai tujuan yang di harapakan dan di inginkan.

  • Pasal 9

    Struktur Organisasi Lab. IPA

    Struktur organisasi Lab. IPA sesuai dengan gambar bagan struktur di bawah ini:

    Pasal 10

    Tugas dan Wewenang Kepala Sekolah

    1. Memilih koordinator lab. IPA setiap dua tahun sekali.

    2. Membimbing, memotivasi, memantau dan mengevaluasi kinerja pengurus lab. IPA.

    3. Memotivasi guru-guru IPA dalam melaksanakan pembelajaran praktikum di sekolah.

    4. Menyediakan dana keperluan operasional laboratorium IPA.

    Pasal 11

    Tugas dan Wewenang Wakasek Kurikulum

    1. Berkoordinasi dengan koordinator lab. sekolah dan koordinator lab. IPA untuk menyusun

    program kegiatan pembelajaran di laboratorium yang sistematis, terencana dan berkelanjutan.

    2. Bekerjasama dengan koordinator lab. IPA untuk menjamin kelancaran kegiatan belajar

    mengajar di laboratorium IPA.

  • Pasal 12

    Tugas dan Wewenang Wakasek Sarana dan Prasarana

    1. Berkoordinasi dengan koordinator lab. sekolah dan koordinator lab. IPA untuk menyusun

    program pengadaan sarana dan prasarana di dalam laboratorium yang sistematis, terencana

    dan berkelanjutan.

    2. Bekerjasama dengan koordinator laboratorium IPA untuk menjamin kelancaran kegiatan

    belajar mengajar di lab. IPA.

    Pasal 13

    Tugas dan Wewenang Koordinator Lab. Sekolah

    1. Berkoordinasi dengan wakasek kurikulum, wakasek sarana dan prasarana dan dengan

    koordinator lab. IPA untuk menyusun program kerja di dalam laboratorium yang sistematis,

    terencana dan berkelanjutan.

    2. Bekerjasama dengan masing-masing koordinator laboratorium untuk menjamin kelancaran

    kegiatan belajar mengajar di laboratorium IPA.

    Pasal 14

    Tugas dan Wewenang Koordinator Lab. IPA

    1. Mengkoordinir guru mata pelajaran IPA (fisika, kimia,biologi) dalam membuat jadwal

    praktikum di laboratorium.

    2. Mengusulkan kepada kepala sekolah dan koordinator laboratorium sekolah untuk pengadaan

    alat/bahan IPA berdasarkan matrikulasi yang dibuat oleh guru mata pelajaran IPA.

    Pasal 15

    Tugas dan Wewenang Guru Mata Pelajaran

    1. Melaksanakan pembelajaran berbasis praktikum di ruang lab. IPA.

    2. Mengajukan daftar alat/bahan yang diperlukan untuk praktikum maksimal tiga hari sebelum

    pembelajaran praktikum dilaksanakan.

    Pasal 16

    Tugas dan Wewenang Laboran

    1. Mengerjakan administrasi tentang alat/bahan yang ada di laboratorium IPA minimal setiap

    satu tahun sekali.

    2. Mempersiapkan dan menyimpan kembali alat/bahan yang digunakan dalam pembelajaran.

    3. Bertanggungjawab atas kebersihan alat dan ruang laboratorium beserta perlengkapannya.

  • Pasal 17

    Tugas dan Wewenang Teknisi

    1. Memperbaiki alat laboratorium yang rusak.

    2. Bersama-sama dengan laboran merawat alat dan bahan yang ada di dalam laboratorium IPA.

    BAB IV

    Administrasi Laboratorium IPA

    Pasal 18

    Definisi Administrasi Laboratorium

    Administrasi laboratorium IPA adalah suatu upaya penyusunan dan pencatatan data dan

    informasi secara sistematis baik internal maupun eksternal dengan maksud menyediakan

    keterangan serta memudahkan untuk memperoleh kembali baik sebagian maupun menyeluruh.

    Pasal 19

    Daftar Administrasi Laboratorium yang Harus Dipenuhi

    Berikut daftar administrasi lab. IPA yang harus dipenuhi:

    a. Buku inventarisir

    b. Kartu stok

    c. Kartu peminjaman alat/bahan

    d. Buku catatan harian laboratorium

    e. Kartu reparasi

    f. Label

    g. Program semester laboratorium

    h. Daftar alat dan bahan sesuai dengan LKS

    i. Laporan Bulanan

    Pasal 20

    Buku Inventarisir

    1. Buku inventarisir merupakan daftar yang memuat semua barang milik lab. IPA yang dipakai

    dan ada hubungannya dengan kegiatan praktikum di dalam lab.

    2. Inventarisir dilakukan minimal sekali/semester.

  • 3. Format buku inventarisir adalah sebagai berikut:

    Pasal 21

    Kartu Stok

    1. Kartu stok merupakan catatan pergerakan transaksi keluar-masuk suatu barang yang terdapat

    di dalam lab.

    2. Kartu stok diletakkan bersamaan/berdekatan dengan alat/bahan yang bersangkutan.

    3. Pencatatan di kartu stok dilakukan secara rutin dari hari ke hari.

    4. Format kartu stok adalah sebagai berikut:

  • Pasal 22

    Kartu Peminjaman Alat/Bahan

    1. Kartu peminjaman alat dan bahan berisi daftar alat/bahan yang diperlukan oleh suatu

    kelompok atau oleh guru yang bersangkutan untuk melakukan sekali praktikum dan

    ditujukan kepada laboran.

    2. Pencatatan di kartu peminjaman alat dan bahan dilakukan setiap akan melakukan praktikum.

    3. Format kartu peminjaman alat/bahan adalah sebagai berikut:

    Pasal 23

    Buku Catatan Harian Lab.

    1. Buku catatan harian lab. merupakan buku yang berisi daftar kegiatan praktikum yang

    dilakukan di dalam lab.

    2. Pencatatan di buku catatan harian lab. dilakukan secara rutin dari hari ke hari.

    3. Format buku catatan harian lab. adalah sebagai berikut:

  • Pasal 24

    Kartu Reparasi

    1. Kartu reparasi merupakan kartu yang memuat informasi menganai perbaikan atau reparasi

    suatu alat

    2. Pencatatan di buku catatan harian lab. dilakukan oleh teknisi bila ada perbaikan terhadap

    barang yang rusak dan dilaporkan kepada koordinator lab.

    3. Format kartu reparasi adalah sebagai berikut:

    Pasal 25

    Label

    1. Label berisi informasi mengenai nama suatau alat/bahan beserta informasi-informasi singkat

    lainnya yang dibutuhkan.

    2. Label dicantumkan pada alat/bahan yang terdapat di ruang laboratorium.

    3. Format label adalah sebagai berikut:

  • Pasal 26

    Program Semester Laboratorium

    1. Program semester laboratorium berisi daftar praktikum yang akan dilakukan di dalam

    laboratorium dalam kurun waktu satu semester.

    2. Program semester laboratorium dibuat dalam ukuran minimal A2 dan ditempel di dalam

    ruang laboratorium.

    3. Format program semester laboratorium adalah sebagai berikut:

    Pasal 27

    Daftar Alat dan Bahan Sesuai dengan LKS

    1. Daftar alat dan bahan sesuai dengan LKS berisi daftar alat yang dibutuhkan untuk melakukan

    sekali praktikum dalam satu kelas dalam periode tahun ajaran tertentu.

    2. Daftar alat dan bahan sesuai dengan LKS dibuat paling lambat seminggu sebelum hari

    pertama di tahun ajaran baru.

    3. Fungsi dari daftar alat dan bahan sesuai dengan LKS adalah untuk memastikan agar alat dan

    bahan sudah tersedia jauh hari sebelum praktikum akan dilaksanakan. Fungsi lainnya sebagai

    landasan untuk pengajuan pembelian alat dan bahan laboratorium.

  • 4. Format daftar alat dan bahan sesuai dengan LKS adalah sebagai berikut:

    Pasal 28

    Laporan Bulanan

    1. Laporan bulanan merupakan daftar yang memuat kegiatan apa saja yang dilakukan di

    laboratorium setiap bulannya.

    2. Laporan bulanan dibuat oleh koordinator lab. dan dilaporkan kepada wakasek kurikulum,

    wakasek sarana dan prasarana serta kepada kepala sekolah.

    3. Laporan bulanan dibuat minimal sebulan sekali.

    4. Format laporan bulanan adalah sebagai berikut:

  • Pasal 29

    Aturan Pengkodean Alat dan Bahan

    1. Aturan pengkodean alat dan bahan di dalam laboratorium IPA berdasarkan pada aturan yang

    telah disepakati bersama dan telah tertuang di dalam SOP ini.

    2. Bahasa yang diigunakan sebagai standar pengkodean adalah nama resmi bahan/alat dalam

    Bahasa Indonesia dan bukan merupakan nama dagang atau nama internasional.

    3. Aturan penulisan kode alat berdasarkan contoh aturan di bawah ini:

    4. Untuk alat yang sama tapi berbeda spesifikasi misalnya catu daya 3 A 12 V dan catu daya 5

    A 12 V perbedaan kode hanya terjadi pada no. urut, contoh: catu daya 3 A menjadi FCD 4/12

    sedangkan kode untuk catu daya 5 A menjadi FCD 5/12.

    5. Apabila nama alat terdiri dari satu kata maka untuk penyingkatan kode menggunakan huruf

    pertama dan huruf keduanya. Contoh untuk alat fisika osiloskop maka bisa diubah menjadi

    FOS.

    6. Apabila nama alat terdiri dari dua kata atau lebih maka untuk penyingkatan kode

    menggunakan huruf pertam,a pada kata pertama dan kata terakhir. Contoh untuk alat biologi

    mikroslaid tulang kering maka bisa diubah dalam kode BMK.

    7. Aturan penulisan alat berdasarkan contoh aturan di bawah ini:

    Nama : Gelas kimia 250 mL

    Kode : KGK 1/250

    Pengertian

    K = Kimia (bidang studi)

    GK = Gelas kimia (nama alat)

    1 = No. urut (untuk membedakan spesifikasi)

    250 = Volum alat (ciri khusus)

    Nama : Sodium Hidroksida/Natrium Hidroksida 500 gram

    Kode : KNH 1/500

    Pengertian

    K = Kimia (bidang studi)

    NH = Natrium hidroksida (nama bahan)

    1 = No. urut (untuk membedakan spesifikasi)

    500 = Massa bahan (ciri khusus)

  • 8. Untuk jenis bahan yang sama tetapi beda dalam masalah spesifikasi misalnya untuk 500 mL

    etanol 70% dan 500 mL etanol 95% perbedaan kode hanya terjadi pada no. urut, contoh:

    KET 7/500 untuk etanol 70% dan KET 8/500 untuk etanol yang 95%

    9. Apabila nama bahan terdiri dari satu kata maka untuk penyingkatan kode menggunakan

    huruf pertama dan huruf keduanya. Contoh untuk bahan kimia natrium maka bisa diubah

    menjadi KNA.

    10. Apabila nama bahan terdiri dari dua kata atau lebih maka untuk penyingkatan kode

    menggunakan huruf pertam,a pada kata pertama dan kata terakhir. Contoh untuk bahan kimia

    hidrogen klorida maka bisa diubah dalam kode KHK.

    BAB V

    Tata Tertib Laboratorium IPA

    Pasal 30

    Tata Tertib Guru

    1. Merencanakan proses pembelajaran di dalam lab. yang berkualitas, terencana, sistematik,

    aman dan menyenangkan.

    2. Membimbing dan mengawasi proses belajar mengajar siswa yang berbasis

    praktikum/demonstrasi di dalam lab. agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

    3. Mengajukan daftar alat/bahan yang diperlukan dalam praktikum selambat-lambatnya dua

    hari sebelum praktikum dilaksanakan.

    4. Mencoba terlebih dahulu praktikum yang akan dilakukan oleh siswa.

    5. Mempunyai pengetahuan dalam P3K, perawatan alat/bahan, keselamatan kerja dan

    pengolahan limbah.

    6. Mengetahui dan yakin jika siswa sudah memahami aturan keselamatan, tata tertib dan

    prosedur praktikum.

    7. Menjamin kebersihan dan penyimpanan alat/bahan yang telah dipakai dalam praktikum.

    8. Melaporkan pada laboran jika ada alat/bahan yang rusak, tumpah atau hilang.

    9. Dilarang menyerahkan tugas membimbing dan mengawasi kegiatan praktikum kepada pihak

    lain.

    10. Dilarang membawa alat dan bahan ke luar lab. tanpa seizin laboran.

  • Pasal 31

    Tata Tertib Laboran

    1. Datang setiap hari Senin-Jumat jam 07.00 sampai jam 15.00 dan Sabtu jam 07.00 sampai jam

    12.00.

    2. Dilarang membawa alat dan bahan ke luar lab. tanpa seizin koodinator lab.

    3. Menyusun rencana strategis untuk melengkapi dan mengisi pokok-pokok administrasi lab.

    yang telah digariskan.

    Pasal 32

    Tata Tertib Teknisi

    1. Datang setiap hari Senin-Jumat jam 07.00 sampai jam 15.00 dan Sabtu jam 07.00 sampai jam

    12.00.

    2. Dilarang membawa alat dan bahan ke luar lab. tanpa seizin laboran.

    3. Memperbaiki alat yang rusak sesuai dengan jenis kerusakannya

    4. Apabila kerusakan yang memerlukan pergantian komponen, maka komponen yang rusak

    harus ditunjukkan kepada koordinator lab. sebagai bukti.

    5. Mengisi kartu reparasi setelah memperbaiki suatu alat

    Pasal 33

    Tata Tertib Siswa

    1. Siswa dilarang masuk ke dalam ruang laboratorium tanpa seizin dari guru atau staf

    laboratorium

    2. Siswa wajib menggunakan jas lab. dan peralatan keselamatan standar lainnya (sepatu, ikat

    kepala, masker, kacamata pelindung dan sarung tangan) ketika akan melakukan praktikum di

    dalam lab.

    3. Dilarang membawa alat dan bahan ke luar lab. tanpa seizin laboran.

    4. Menggunakan alat dan bahan sesuai dengan petunjuk yang ada di LKS dan dilarang

    menggunakan alat dan bahan diluar petunjuk kecuali dengan tujuan khusus dan dengan

    pengawasan guru yang bersangkutan.

    5. Siswa segera melapor kepada guru/laboran jika ada alat yang rusak atau bahan yang tumpah.

    6. Melapor kepada guru jika terjadi kecelakaan pada saat melakukan praktikum.

    7. Siswa dilarang makan dan minum di dalam lab.

    8. Siswa dilarang membawa tas, dompet dan peralatan telekomunikasi ke dalam lab.

  • 9. Siswa dilarang melakukan praktikum diluar pengawasan guru.

    Pasal 34

    Sanksi Bagi Pelanggar Tata Tertib

    1. Pihak yang melanggar tata tertib dibagi ke dalam tiga kriteria:

    a. Pelanggaran ringan: melanggar tata tertib karena lupa/tidak disengaja. Seperti: tidak

    memakai jas lab, membawa alat komunikasi ke dalam lab, dll.

    b. Pelanggaran sedang: melanggar tata tertib dengan disengaja sehingga dapat

    menyebabkan kerusakan. Contoh: menumpahkan zat, masuk ke dalam lab. tanpa izin, dll.

    c. Pelanggaran berat: melanggar tata tertib dengan disengaja sehingga dapat menyebabkan

    kerusakan dan kecelakaan. Contoh: melakukan praktikum di luar prosedur, bermain-main

    dengan alat dan bahan praktikum, merusak alat praktikum karena kecerobohan, dll.

    2. Sanksi bagi pelanggar pemakaian lab. IPA dibagi ke dalam tiga kriteria:

    a. Pelanggaran ringan: mendapat teguran.

    b. Pelanggaran sedang: mendapat teguran dan dibebankan biaya penggantian alat/bahan

    yang rusak.

    c. Pelanggaran berat: mendapat teguran, dibebankan biaya penggantian alat/bahan yang

    rusak dan pemanggilan orang tua.

    BAB VI

    Aturan Kelangkapan Ruang Laboratorium IPA

    Pasal 35

    Kelengkapan Ruang Laboratorium

    1. Kelengkapan ruang laboratorium IPA yang wajib dimiliki:

    a. Ruang persiapan

    b. Gudang

    c. Meja demonstrasi

    d. Papan tulis

    e. Meja siswa dan kursi

    f. Bak cuci

    g. Aliran listrik beserta lampu

    h. Lemari asap/asam

  • i. Lemari bahan/alat

    j. Exhaust fan

    k. Komponen keselamatan

    2. Kelengkapan ruang laboratorium harus diusahakan secepat mungkin dengan peralatan yang

    kualitas dan jumlahnya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

    3. Apabila ada perlengkapan yang rusak harus segera dilaporkan kepada wakasek sarana dan

    prasarana untuk diteruskan kepada kepala sekolah.

    BAB VII

    Aturan Pengadaan Barang/Jasa Lab. IPA

    Pasal 36

    1. Pengadaan barang/jasa untuk lab. IPA berdasarkan pada prinsip prioritas yang telah

    disepakati bersama antar pengurus dan dikomunikasikan kepada kepala sekolah.

    2. Pengadaan alat dan bahan untuk keperluan pembelajaran di lab. IPA dilakukan setiap satu

    semester sekali.

    3. Pengadaan alat dan bahan untuk praktikum dilakukan oleh guru mata pelajaran berdasarkan

    daftar alat dan bahan sesuai dengan LKS yang telah dibuat untuk selanjutnya diserahkan

    kepada koordinator lab. IPA.

    4. Pengadaan komponen keselamatan dilakukan oleh laboran yang selanjutnya diserahkan

    kepada koordinator lab. IPA.

    5. Pengadaan terhadap perbaikan kondisi fisik laboratorium dilakukan oleh koordinator lab.

    sekolah untuk selanjutnya diajukan ke wakasek sarana dan prasarana.

    BAB VIII

    Pengelolaan Lab. IPA

    Pasal 37

    Aturan Penyimpanan Alat dan Bahan

    1. Lemari yang digunakkan untuk menyimpan alat merupakan lemari yang terbuat dari kayu

    pejal dan tertutup.

  • 2. Lemari yang digunakkan untuk menyimpan bahan merupakan lemari yang terbuat dari kayu

    pejal dan terbuka.

    3. Lemari yang bersifat khusus seperti lemari mikroskop dan lemari asap/asam disediakan

    sesuai dengan standar yang berlaku.

    4. Alat-alat di dalam lab. IPA disimpan berdasarkan jenis mata pelajarannya (kimia, fisika dan

    biologi) lalu dikelompokkan lagi berdasarkan jenis bahan dasar pembuatnya, seperti

    kelompok alat besi, kelompok alat gelas, kelompok alat porselain, dll.

    5. Bahan-bahan di dalam lab. IPA dsimpan berdasarkan kelompok fase dan sifatnya, seperti

    kelompok zat padat , kelompok larutan, kelompok asam, kelompok basa, dll.

    6. Bahan/alat yang masa dan ukurannya lebih besar disimpan di bagian bawah lemari berurut ke

    atas menuju bahan/alat yang masa dan ukurannya lebih kecil.

    7. Setiap lemari harus dilengkapi kartu inventarisir dan label lemari tersebut.

    Pasal 38

    Aturan Peminjaman Alat dan Bahan

    1. Peminjaman alat dan bahan untuk kegiatan pembelajaran praktikum sesuai dengan program

    semester laboratorium diajukan oleh guru kepada laboran paling lambat dua hari sebelum

    praktikum dilakukan.

    2. Peminjaman alat dan bahan untuk keperluan KIR (Kelompok Ilmiah Remaja) atau tim

    olimpiade sekolah dilakukan oleh guru pembimbing dan diajukan kepada laboran paling

    lambat dua hari sebelum praktikum dilakukan.

    3. Peminjaman alat dan bahan untuk keperluan lainnya seperti penelitian, dll. dilakukan oleh

    peneliti dan diajukan kepada laboran untuk diketahui koordinator lab. IPA dan kepala

    sekolah.

    4. Peminjaman alat dan bahan harus mengisi format kartu peminjaman alat dan bahan.

    Pasal 39

    Aturan Perawatan Alat dan Bahan

    1. Fungsi alat/bahan harus dicek secara berkala minimal setiap satu semester sekali oleh teknisi

    dan laboran.

    2. Alat harus segera dibersihkan setelah digunakan.

    3. Alat yang terbuat dari logam yang mudah berkarat seperti jangka sorong, mikrometer skrup,

    dll. harus dilapisis oleh minyak agar tidak mudah berkarat.

  • 4. Alat yang terbuat dari plastik harus dijauhkan dari sumber api.

    5. Alat-alat listrik harus disimpan di tempat yang tidak terjangkau oleh air.

    6. Alat yang terbuat dari magnet harus disimpan menggunakan kaki magnet dan diberi

    pembatas penyimpanan antara magnet yang satu dengan magnet yang lain.

    7. Mikroskop harus disimpan dalam lemari yang memiliki kadar kelembapan maksimal 70%.

    8. Alat-alat digital disimpan dan dirawat sesuai dengan petunjuk yang tertera pada manual alat.

    9. Bahan sisa praktikum dilarang dikembalikan ke wadahnya lagi dan harus langsung dibuang.

    10. Alat/bahan yang rusak segera diserahkan kepada teknisi untuk ditindaklanjuti.

    Pasal 40

    Aturan Pelaksanaan Pembelajaran Praktikum

    1. Kegiatan pembelajaran praktikum yang dilakukan sesuai dengan program semester

    laboratorium yang telah dibuat dan disepakati bersama.

    2. Guru wajib berusaha untuk mewujudkan kegiatan pembelajaran praktikum sesuai dengan

    program semester laboratorium yang telah disepakati.

    3. Penambahan kegiatan pembelajaran praktikum di luar program semester laboratorium

    diizinkan apabila telah dikoordinasikan dengan laboran dan koordinator lab. IPA.

    4. Pembatalan kegiatan pembelajaran laboratorium pada program semester laboratorium

    diizinkan apabila terjadi pada kondisi darurat dan tidak memungkinkan serta telah

    dikoordinasikan dengan koordinator lab. IPA.

    Pasal 41

    Pengolahan Limbah

    1. Zat-zat sisa praktikum dilarang untuk dibuang langsung ke saluran pembuangan.

    2. Zat-zat sisa praktikum dikumpulkan, untuk selanjutnya diencerkan dan dinetralkan (sampai

    pH 6-8). Setelah itu baru diperkenankan untuk dibuang ke saluran pembuangan khusus lab.

    IPA.

    3. Pengenceran dilakukan berdasarkan perbandingan 1:20 yang berarti setiap 1 mL zat sisa

    praktikum yang dibuang harus diencerkan dengan 20 mL air bersih.

    4. Penetralan terhadap limbah yang bersifat basa menggunakan larutan asam cuka.

    5. Penetralan terhadap limbah yang bersifat asam menggunakan larutan deterjen/soda kue.

  • BAB IX

    Keselamatan Kerja

    Pasal 42

    Perlengkapan Keselamatan

    1. Peralatan keselamatan yang harus dimiliki laboratorium IPA adalah sebagai berikut:

    a. Carta tata tertib

    b. Alat pemadam kebakaran

    c. Alarm darurat

    d. Shower

    e. Kotak P3K

    f. Kotak pasir

    g. Kartu keselamatan

    h. Kotak pengenalan alat

    2. Carta tata tertib berisi peraturan yang tercantum untuk siswa sesuai dengan yang termuat di

    SOP Pasal 32 dan dicetak dalam kertas minimal ukuran A2 untuk selanjutnya ditempel

    secara efektif di dalam ruang lab.

    3. Alat pemadam kebakaran harus disimpan di tempat strategis dan minimal berjenis dry

    powder.

    4. Alarm darurat hanya digunakan untuk kondisi yang genting dan tidak terkontrol.

    5. Shower digunakan untuk kondisi darurat yang memungkinkan praktikan untuk

    menyelamatkan dirinya sendiri ketika terjadi kecelakaan.

    6. Kotak P3K merupakan sebuah kotak yang berisi peralatan standar untuk kecelakaan. Kotak

    P3K mininmal terdiri dari kapas, kasa, antiseptik, obat luka bakar, minyak kayu putih, obat

    sakit kepala, obat maag, obat sakit perut, plaster luka dan pembalut wanita.

    7. Kotak pasir merupakan kotak kayu minimal ukuran 50 x 30 x 20 cm yang digunakan untuk

    menyimpan pasir.

    8. Kartu keselamatan merupakan kartu yang berisi informasi mengenai langkah kerja yang

    harus dilakukan jika terjadi kecelakaan kerja.

    9. Kotak pengenalan alat berisi sample alat-alat di lab. beserta informasi nama dan

    kegunaannya yang disimpan dalam lemari gantung.

  • Pasal 43

    Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

    1. Guru harus menguasai komponen keselamatan dan langkah-langkah P3K.

    2. Jika terjadi kecelakaan, guru harus bersikap tenang dan segera menyuruh siswa keluar

    ruangan.

    3. Jika guru tidak bisa mengendalikan kecelakaan guru wajib membunyikan alarm yang tersedia

    atau segera meminta bantuan kepada pihak yang terkait.

    4. Pada kondisi darurat guru harus bisa menjaga keselamatan nyawa siswa-siswanya dan

    dilarang mendahulukan keselamatan pribadi.

    5. Siswa yang keracunan gas segera dibawa ke ruang terbuka untuk mendapatkan udara segar.

    6. Siswa yang terpercik bahan cair berbahaya segera dicuci air sebanyak mungkin.

    7. Siswa yang pingsan bisa dibangunkan dengan menggunakan ammonium karbonat dan jika

    diperlukan dapat diberi napas buatan.

    8. Siswa yang sakit dilarang masuk ke dalam lab. IPA untuk mengikuti praktikum.

    Pasal 44

    Sanksi Bagi Pelanggar Aturan Keselamatan Kerja

    1. Kecelakaan yang dilakukan oleh kesalahan siswa karena tidak mengikuti prosedur percobaan

    merupakan tanggung jawab pribadi.

    2. Kecelakaan yang disebabkan kelalaian guru dalam mengawasi siswa ketika praktikum

    menjadi tanggung jawab guru yang bersangkutan.

    3. Kecelakaan yang disebabkan oleh fasilitas di dalam lab. yang buruk seperti selang gas bocor

    dan peralatan keselamatan yang tidak lengkap menjadi tanggung jawab sekolah.

  • BAB X

    Lain-Lain

    Pasal 45

    Ketentuan Lainnya

    Hal-hal yang belum diatur dan ditetapkan dalam SOP ini akan diatur dan ditentukan kemudian

    jika dianggap perlu.

    Tanggal Penetapan : 2 Juli 2014

    Tanggal Berlaku : 17 Juli 2014

    Status Revisi : -

    Pengurus Lab. IPA SMA Rofa Yulia Azhar

    Koordinator Lab. IPA

    (..)

    Koordinator Lab. Sekolah

    (..)

    Mengetahui,

    Kepala SMA Rofa Yulia Azhar

    (..)