SOP INJEKSI INTRAMUSKULAR (IM)
INJEKSI INTRAMUSKULAR (IM)
NO DOKUMENNO REVISIHALAMAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDURTANGGAL TERBIT
DITETAPKAN OLEH
1PENGERTIANMelaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter terhadap
klien yang yang diberikan obat secara intra muskulus (IM)
2TUJUANagar absorpsi obat lebih cepat
3INDIKASIbisa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak
mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat
secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut,
tonjolan tulang, otot atau saras besar di bawahnya.
4KONTRA INDIKASI
Infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau
saraf besar di bawahnya.
5PERSIAPAN PASIEN1. Pastikan identitas klien 2. Kaji kondisi
klien 3. Beritahu dan jelaskan pada klien/keluarganya tindakan yang
dilakukan4. Jaga privacy klien5. Posisi klien
6PERSIAPAN ALAT1. Sarung tangan 1 pasang 2. Spuit dengan ukuran
sesuai kebutuhan 3. Jarum steril 1 (21-23G dan panjang 1 1,5 inci
untuk dewasa; 25-27 G dan panjang 1 inci untuk anak-anak) 4. Bak
spuit 1 5. Kapas alkohol dalam kom (secukupnya) 6. Perlak dan
pengalas 7. Obat sesuai program terapi 8. Bengkok 1 9. Buku
injeksi/daftar obat
7CARA BEKERJATahap Orientasi 1. Berikan salam, panggil klien
dengan namanya (kesukaanya)2. Perkenalkan nama dan tanggung jawab
perawat 3. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada
klien/keluarga
Tahap Kerja1. Mengatur posisi pasien2. Membebaskan / membuka
pakaian klien daerah yang akan disuntik3. Mendesinfeksi permukaan
kulit4. Menancapkan jarum dengan posisi tegak lurus (90 ) dengan
permukaan kulit5. Melakukan aspirasi6. Memasukkan obat secara
perlahan-lahan7. Menarik jarum dengan cepat bila obat telah masuk8.
Menekan daerah bekas suntikan dengan kapas alcohol9. Bantu pasien
keposisi nyaman10. Mengobservasi pasien
Tahap Terminasi 1. Evaluasi respon klien 2. Berikan
reinforcement positif 3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengakhiri kegiatan dengan baik
8DOKUMENTASI1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan
jam pelaksanaan 2. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan
objektif) di dalam catatan3. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk
SOAP
9SUMBERH., A.Aziz Alimul.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia
Buku 2.Jakarta: Salemba Medika.
Potter, A. dan Perry, Anne G..2010.Fundamental Keperawatan Buku
2 edisi 7. Jakarta: Salemba Medika.
Ribek, Nyoman, dkk. 2011.Buku Pintar Bimbingan Laboratorium dan
Klinik Keperawatan Anak. Denpasar: Departemen Keperawatan Anak
Poltekkes Denpasar
Widyatun, Dian.2012.Pemberian Obat Melalui
Intracutan.http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/05/pemberian-obat-melalui-intracutan-ic.html
(diakses pada tanggal 02 Oktober 20112, pukul 14.00)
SOP INJEKSI INTRACUTAN (IC)
INJEKSI INTRACUTAN (IC)
NO DOKUMENNO REVISIHALAMAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDURTANGGAL TERBIT
DITETAPKAN OLEH
1PENGERTIANMemasukkan cairan obat langsung pada lapisan dermis
atau di bawah epidermis atau permukaan kulit.
2TUJUAN1. Digunakan untuk test tuberkulin atau tes alergi
terhadap obat-obatan tertentu2. Pemberian vaksinasi
3INDIKASI1. Pasien yang membutuhkan tes alergi (mantoux tes)2.
Pasien yang akan melakukan vaksinasi.3. Menegakkan diagnosa
penyakit.4. Sebelum memasukkan obat.
4KONTRA INDIKASI1. Pasien yang mengalami infeksi pada kulit.2.
Pasien dengan kulit terluka.3. Pasien yang sudah dilakukan skin
tes.
5PERSIAPAN PASIEN1. Pastikan identitas klien 2. Kaji kondisi
klien 3. Beritahu dan jelaskan pada klien/keluarganya tindakan yang
dilakukan4. Jaga privacy klien5. Atur posisi klien
6PERSIAPAN ALAT1. Handscoon 1 pasang2. Spuit steril dengan jarum
no. 25-27 atau spuit insulin 1 cc3. Bak instrument4. Kom berisi
kapas alcohol5. Perlak dan pengalas6. Bengkok7. Obat injeksi dalam
vial atau ampul8. Daftar pemberian obat9. Kikir ampul bila
diperlukan10. Buku catatan
7CARA BEKERJATahap Orientasi 1. Berikan salam, panggil klien
dengan namanya (kesukaanya)2. Perkenalkan nama dan tanggung jawab
perawat 3. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada
klien/keluarga
Tahap Kerja1. Cuci tangan2. Siapkan obat3. Mengidentifikasi
pasien dengan prinsip 5 B (Benar obat, dosis, pasien, cara
pemberian dan waktu)4. Memberitahukan tindakan yang akan
dilakukan5. Mengatur posisi senyaman mungkin.6. Letakkan perlak dan
pengalas dibawah daerah yang akan di injeksi7. Pilih area
penyuntikan8. Pakai sarung tangan9. Bersihkan area penusukan dengan
kapas alcohol dengan gerakan sirkuler10. Pegang kapas alcohol pada
jari tangan non dominan11. Buka tutup jarum12. Tempatkan ibu jari
tangan non dominan 2,5 cm di bawah area penusukan13. Dengan ujung
jarum menghadap ke atas dan dengan tangan dominan masukkan jarum
tepat dibawah kulit dengan sudut 15o14. Masukkan obat
perlahan-lahan, perhatikan sampai adanya bula15. Cabut jarum sesuai
sudut masuknya16. Usap pelan daerah penusukan dengan kapas alkohol.
Jangan di tekan17. Buat lingkaran pada bula degan menggunakan
pulpen/ spidol. Dengan diameter + 5 cm18. Observasi kulit terhadap
kemerahan dan bengkak atau reksi sistemik (10-15 menit).19.
Kembalikan posisi klein
Tahap Terminasi 1. Evaluasi respon klien 2. Berikan
reinforcement positif 3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengakhiri kegiatan dengan baik
8DOKUMENTASI1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan
jam pelaksanaan 2. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan
objektif) di dalam catatan3. Bersihkan dan kembalikan peralatan
yang digunakan pada tempatnya4. Buka APD dan cuci tangan5.
Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP
9SUMBERH., A.Aziz Alimul.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia
Buku 2.Jakarta: Salemba Medika.
Potter, A. dan Perry, Anne G..2010.Fundamental Keperawatan Buku
2 edisi 7. Jakarta: Salemba Medika.
Ribek, Nyoman, dkk. 2011.Buku Pintar Bimbingan Laboratorium dan
Klinik Keperawatan Anak. Denpasar: Departemen Keperawatan Anak
Poltekkes Denpasar
Widyatun, Dian.2012.Pemberian Obat Melalui
Intracutan.http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/05/pemberian-obat-melalui-intracutan-ic.html
(diakses pada tanggal 02 Oktober 20112, pukul 14.00)
SOP DEFIBRILLATOR CARDIO (DC) SHOCK
DEFIBRILLATOR CARDIO (DC) SHOCK
NO DOKUMENNO REVISIHALAMAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDURTANGGAL TERBIT
DITETAPKAN OLEH
1PENGERTIANSuatu cara memberikan renjatan arus listrik langsung
ke jantung lewat sepasang elektroda yang diletakkan pada dinding
toraks untuk menghentikan takikardia ventricular dan
supraventrikuler.Pemberian renjatan sinkron gelombang R(Kompleks
QRS).Renjatan listrik mendepolarisasi sel pemacu jantung automatic
dan sel miokardial serta menghilangkan atritmia.Nodus sinoatrial,
nodus atrioventrikular dan system purkinje mengambil alih irama
jantung..
2TUJUANMenghilangkan aritmia ventrikel yang spesifik pada henti
jantung dan kelainan organic jantung lainnya
3INDIKASI1. Kardioversi darurat,a. Takikardi supraventrikular,
fluter atrial, dan fibrilasi atrial dengan hipotensi, hipoperfusi
sistemik, gagal jantung kongestif, atau iskemia miokard.b.
Takikardia ventrikel dengan nadi palpasi gagal berubah ke irama
sinus dengan lidokain atau amiodaron.
2. Kardioversi elektif.Kardioversi dilakukan elektif pada
takikardia supraventrikuler, fluter atrial, dan fibrilasi atrial,
yang gagal berubah ke irama sinus dengan digitalis, propranolol,
adrofonium, fenilefrin, kuinidin, atau verapanil.Irama sinus lebih
baik daripada aritmia karena curah jantung lebih banyak dan lebih
rendah angka embolisme.
4KONTRA INDIKASI1. Intoksikasi digitalis.Fibrilasi ventrikel
dapat terjadi walaupun dilakukan kardioversi sinkron, Stimulasi
cepat atrium dengan pemacu temporer(TPM) dapat merubah atritmia
supraventrikular.2. Penyakit sistem konduksi. Blok atrioventrikular
dipasang profilaktik Temporer Pace Maker (TPM).3. Pasien dengan
tidak mampu bertahan pada irama sinus.4. Fibrilasi atrial yang
telah lama atu bertahun.5. Kardioversi dengan fibrilasi atrial
cepat berulang, dengan dosis kuinidin profilaktik.6. Post operasi
baru katup jantung, kardioversi ditunda 10-14 hari, TPM dapat
menghentikan takiaritmia..
5PERSIAPAN PASIEN1. Pastikan identitas klien 2. Kaji kondisi
klien 3. Beritahu dan jelaskan pada klien/keluarganya tindakan yang
dilakukan4. Jaga privacy klien5. Atur posisi klien
6PERSIAPAN ALAT1. Defibrilator2. Jelly3. Elektroda4. Obat-obat
sedasi bila perlu (dormikum, atau analgesic lainnya)
7CARA BEKERJATahap Orientasi 1. Berikan salam, panggil klien
dengan namanya (kesukaanya)2. Perkenalkan nama dan tanggung jawab
perawat 3. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada
klien/keluarga
Tahap Kerja1. Memberikan sedative, atau analgesic bila perlu2.
Memasang elektrode dan menyalakan EKG monitor3. Cek ulang gambaran
EKG dan print gambaran EKG tersebut untuk mencegah kekeliruan4. Set
kebutuhan joule sesuai indikasi (untuk defibrilasi mulai dengan 150
joule untuk cardioversi mulai dengan 50 joule)5. Pegang peddic 1
dengan tangan kiri, letakkan pada daerah mid sternumk dan paddle 2
dengan tangan kanan pada daerah mid aksila6. Sambil mengatur letak
kedua paddle, beri aba-aba agar staff yang lain tidak ada yang
menyentuh pasien ataupun bad pasien7. Bila terdengar tanda ready
dan mesin defibrilator, tekan tombol DC shock dengan jempol agar
arus masuk dengan baik.8. Amati EKG monitor, bila tidak ada
perubahan lanjutkan dengan memberi watt second yang lebih tinggi9.
Bila gambaran EKG sudah sinus dan stabil, hentikan tindakan.10.
Hal-hal yang perlu diperhatikan11. Bila terjadi asistole, lakukan
segera tindakan RJP12. Tindakan-tindakan DC shock dihentikan
bilamana tidak ada respon13. Setiap perubahan gambaran EKG harus di
print
Tahap Terminasi1. Evaluasi respon klien2. Berikan reinforcement
positif3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya4. Mengakhiri
kegiatan dengan baik
8DOKUMENTASI1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan
jam pelaksanaan 2. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan
objektif) di dalam catatan3. Bersihkan dan kembalikan peralatan
yang digunakan pada tempatnya4. Buka APD dan cuci tangan5.
Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP
9SUMBERH., A.Aziz Alimul.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia
Buku 2.Jakarta: Salemba Medika.
Potter, A. dan Perry, Anne G..2010.Fundamental Keperawatan Buku
2 edisi 7. Jakarta: Salemba Medika.
Ribek, Nyoman, dkk. 2011.Buku Pintar Bimbingan Laboratorium dan
Klinik Keperawatan Anak. Denpasar: Departemen Keperawatan Anak
Poltekkes Denpasar
SOP TRANFUSI DARAH
TRANFUSI DARAH
NO DOKUMENNO REVISIHALAMAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDURTANGGAL TERBIT
DITETAPKAN OLEH
1PENGERTIANMemasukkan darah yang berasal dari donor ke dalam
tubuh klien melalui vena.
2TUJUANMeningkatkan volume darah sirkulasi (setelah pembedahan,
trauma atau heragi).Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk
mempertahankan kadar hemoglobin pada klien anemia.Memberikan
komponen seluler tertentu sebagai terapi sulih (misalnya: faktor
pembekuan untuk membantu mengontrol perdarahan pada pasien
hemofilia).
3INDIKASIKlien yang banyak kehilangan darah. Klien dengan
penyakit kelainan darah tertentu (misalnya: anemia dan
leukemia).
4HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN Awasi terus keadaan umum klien yang
muntah dan ukur tanda-tanda vitalnya.Lakukan perawatan mulut
setelah muntah sesuai dengan kondisi pasien.
5PERSIAPAN PASIEN1. Pastikan identitas klien 2. Kaji kondisi
klien 3. Beritahu dan jelaskan pada klien/keluarganya tindakan yang
dilakukan4. Jaga privacy klien5. Atur posisi klien
6PERSIAPAN ALATStandar InfusSet Transfusi (Tranfusi Set)Botol
berisi NaCl 0,9%Produk darah yang benar sesuai program
medisPengalasTorniketKapas alkoholPlesterGuntingKassa
sterilBetadineSarung tangan
7CARA BEKERJATahap Orientasi 1. Berikan salam, panggil klien
dengan namanya (kesukaanya)2. Perkenalkan nama dan tanggung jawab
perawat 3. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada
klien/keluarga
Tahap KerjaCuci tanganGantungkan larutan NaCl 0,9% dalam botol
untuk digunakan setelah transfusi darahGunakan slang infus yang
mempunyai filter (slang 'Y' atau tunggal).Lakukan pemberian infus
NaCl 0,9% (baca: Prosedur pemasangan infus) terlebih dahulu sebelum
pemberian transfusi darahLakukan terlebih dahulu transfusi darah
dengan memeriksa identifikasi kebenaran produk darah : periksa
kompatibilitas dalam kantong darah, periksa kesesuaian dengan
identifikasi pasien, periksa kadaluwarsanya, dan periksa adanya
bekuanBuka set pemberian darah 1. Untuk slang 'Y', atur ketiga
klem2. Untuk slang tunggal, klem pengatur pada posisi offCara
transfusi darah dengan slang 'Y' :1. Tusuk kantong NaCl 0,9%2. Isi
slang dengan NaCl 0,9%3. Buka klem pengatur pada slang 'Y', dan
hubungkan ke kantong NaCl 0,9%4. Tutup/klem pada slang yang tidak
di gunakan5. Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk
(biarkan ruang filter terisi sebagian)6. Buka klem pengatur bagian
bawah dan biarkan slang terisi NaCl 0,9%7. Kantong darah perlahan
di balik-balik 1 - 2 kali agar sel-selnya tercampur. Kemudian tusuk
kantong darah pada tempat penusukan yang tersedia dan buka klem
pada slang dan filter terisi darahCara transfusi darah dengan slang
tunggal :1. Tusuk kantong darah2. Tekan sisi balik dengan ibu jari
dan jari telunjuk sehingga filter terisi sebagian3. Buka klem
pengatur, biarkan slang infus terisi darahHubungkan slang transfusi
ke kateter IV dengan membuka klem pengatur bawahSetelah darah
masuk, pantau tanda vital tiap 5 menit selama 15 menit pertama, dan
tiap 15 menit selama 1 jam berikutnyaSetelah darah di infuskan,
bersihkan slang dengan NaCl 0,9%Catat type, jumlah dan komponen
darah yang di berikan.Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Tahap Terminasi1. Evaluasi respon klien2. Berikan reinforcement
positif3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya4. Mengakhiri
kegiatan dengan baik
8DOKUMENTASI1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan
jam pelaksanaan 2. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan
objektif) di dalam catatan3. Bersihkan dan kembalikan peralatan
yang digunakan pada tempatnya4. Buka APD dan cuci tangan5.
Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP
9SUMBERAziz Alimul Hidayat, S.Kp, Buku Saku Praktikum Kebutuhan
Dasar Manusia Penulis: A. Aziz Alimul Hidayat, S.Kp, Musrifatul
Uliyah, S.Kp; Editor: Monica Ester.- Jakarta : EGC : 2004.
SOP TERAPI OKSIGEN DENGAN KANULA NASAL
TERAPI OKSIGEN DENGAN KANULA NASAL
NO DOKUMENNO REVISIHALAMAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDURTANGGAL TERBIT
DITETAPKAN OLEH
1PENGERTIANKanula nasal (prongs) merupakan alat sederhana untuk
pemberian oksigen dengan memasukkan dua cabang kecil kedalam
hidung. Kanula nasal/nasal kanul berguna untuk memberikan kira-kira
24-44% oksigen dengan kecepatan aliran 1-6 L/menit (aliran yang
lebih dari 6L/menit tidak menghantarkan oksigen lebih banyak).
Kanula nasal mudah dipasang dan tidak mengganggu kemampuan klien
untuk makan atau berbicara. Kanula nasal juga relatif nyaman karena
memungkinkan kebebasan pergerakan dan toleransi dengan baik oleh
klien.
2TUJUANUntuk mempertahankan kadar oksigen yang adekuat didalam
darah arteri pada kondisi paru dan jantung yang bermasalah serta
untuk peningkatan fungsi metabolik.
3INDIKASINasal kanul diberikan pada pasien PPOK (Paru-Paru
Obstruksi Kronoik).
4KONTRA INDIKASIPada klien yang terdapat obstruksi nasal Pada
klien yang membutuhkan kecepatan aliran >6 L/menit
dankonsentrasi >44%
5PRINSIPKanula nasal untuk mengalirkan oksigen dengan kecepatan
aliran 1-6 L/menit, untuk aliran ringan/rendah biasanya hanya 2-3
liter/ menit yang digunakan. Membutuhkan pernapasan hidung. Tidak
dapat mengalirkan oksigen dengan konsentrasi > 44%.
6PERSIAPAN ALATKanula nasal Selang oksigen Humidifier Water
steril Tabung oksigen dengan flowmeterPlester
7CARA BEKERJATahap Orientasi 1. Berikan salam, panggil klien
dengan namanya (kesukaanya)2. Perkenalkan nama dan tanggung jawab
perawat 3. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada
klien/keluarga
Tahap KerjaCuci tanganPersiapkan alatKaji adanya tanda dan
gejala klinis dan secret pada jalan napas.Sambungkan kanula nasal
keselang oksigen dan ke sumber oksigen.Berikan aliran oksigen
sesuai dengan kecepatan aliran pada progam medis dan pastikan
berfungsi dengan baik.1. Selang tidak tertekuk dan sambungan
paten.2. Ada gelembung udara pada humidifier.3. Terasa oksigen
keluar dari kanula.Letakkan ujung kanula pada lubang hidung
pasien.Atur pita elastic atau selang plastic ke kepala atau ke
bawah dagu sampai kanula pas dan nyaman.Beri plester pada kanula
dikedua sisi wajah.Periksa kanula setiap 8 jam.Pertahankan batas
air pada botol humidifier setiap waktu.Periksa jumlah kecepatan
aliran oksigen dan program terapi secara periodic sesuai respon
klien, biasanya tiap 1 jam sekali.Kaji membran mukosa hidung dari
adanya iritasi dan beri jelly untuk melembapkan membrane mukosa
jika diperlukan.Cuci tangan.Catat hasil tindakan yang telah
dilakukan dan hasilnya. Tahap TerminasiObservasi kondisi hidung
mulut dan perawatan lubang hidung atau iritasi nasofaringeal.Kaji
respon klien setelah pemberian oksigen (pola pernapasan dan
kecepatan)Cek kanul sesuai respon klien, biasanya tiap 1 jam
sekali.PO2 arterial berkisar antara 80 100 mmHgKondisi hipoksia
dapat teratasi.Frekuensi pernapasan dalam kisaran 14 20 kali per
menit.
8DOKUMENTASI1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan
jam pelaksanaan 2. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan
objektif) di dalam catatan3. Bersihkan dan kembalikan peralatan
yang digunakan pada tempatnya4. Buka APD dan cuci tangan5.
Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP
9SUMBERAlimul, Aziz & Uliyah, Musrifatul. (2005). Buku Saku
Praktikum: Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGCEni, Yunani &
Achmad. (2013). Keterampilan dan Prosedur Laboratorium Keperawatan
Dasar. Jakarta : EGCKorzier B, ERB Glenora, Berman A, Synder
Shirlee J. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, konsep,
proses, dan praktik. Jakarta: EGCMuttaqin, Arif. (2008) .Asuhan
Keperawatan Klien Dengan Gangguan Pernapasan. Jakarta: Salemba
MedikaSuparmi,Yulia.dkk. (2008). Panduan Praktik Kebutuhan Dasar
Manusia. Yogyakarta: PT Citra Aji ParamaTarwoto. wartonah (2010).
Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika Uliyah, Musrifaltul & Alimul, Aziz. (2008). Praktikum
Keterampilan Dasar Praktik Klinik : Aplikasi Dasar-Dasar Praktik
Kebidanan Jakarta : Salemba Medika
SOP TERAPI OKSIGEN DENGAN MASKER SEDERHANA
TERAPI OKSIGEN DENGAN MASKER SEDERHANA
NO DOKUMENNO REVISIHALAMAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDURTANGGAL TERBIT
DITETAPKAN OLEH
1PENGERTIANMasker sederhana adalah alat untuk terapi oksigen
yang menutupi hidung dan mulut klien, digunakan untuk inhalasi
oksigen. Bagian ekshalasi pada kedua sisi masker memungkinkan
dikeluarkannya karbon dioksida yang dihembuskan. Masker wajah
memberikan oksigen dengan konsentrasi dan kecepatan aliran lebih
tinggi dari kanula nasal, 40-60% pada kecepatan 5-8
liter/menit.
2TUJUANUntuk mempertahankan kadar oksigen yang adekuat didalam
darah arteri pada kondisi paru dan jantung yang bermasalah serta
untuk peningkatan fungsi metabolik.
3INDIKASIPada klien hipoksemia dengan tanda klinis sianosis
(pucat pada wajah. bibir, dan warma kulit).
4KONTRA INDIKASIPada klien PPOK yang hanya membutuhkan aliran
oksigen