8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
1/57
SOP MEKANISME SIMULASI PENANGGULANGAN
BENCANA TSUNAMI CILACAP
(Studi Kasus: Desa Widarapayung Wetan)
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah
Dasar – Dasar Pengelolaan Multibencana
Dosen pengampu: Dr. Ir. Dina Ruslanjari, M.S1.
Disusun Oleh:
1. Meita Eka Fitrianingrum 15/389709/PMU/08668
2. Nasrudin 15/389710/PMU/08669
3. Sri Sujati 15/389713/PMU/08672
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN BENCANA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
2/57
ii
DAFTAR ISI
HalamanHALAMAN JUDUL ................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ....................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................... 1
1.2. Tujuan ................................................................................. 3
BAB II GAMBARAN UMUM
2.1. Deskripsi Umum ................................................................. 4
2.2. Sejarah Kejadian Tsunami di Kabupaten Cilacap ............... 5
2.2.1. Tanggal 17 Juli 2006 ........................................................ 5
2.2.2. Potensi Tsunami Tanggal 14 April 2011 .......................... 7
2.3. Element At Risk .................................................................. 8
2.3.1. Kilang Minyak PERTAMINA Cilacap ............................ 8
2.3.2. Penghuni Lapas Kelas 1 Batu Nusakambangan ............... 9
2.3.3. Masyarakat Pesisir Kabupaten Cilacap ............................ 9
2.4. DesaWidarapayung Wetan .................................................. 10
2.4.1. Gambaran Umum ............................................................. 10
2.4.2.
Kondisi Demografi ........................................................... 12
2.4.3. Kondisi Ancaman, Kerentanan, dan Kapasitas ................ 12
2.4.4. Analisis SWOT Desa Widarapayung Wetan .................... 15
BAB III SISTEM PERINGATAN DINI TSUNAMI
3.1. Fungsi dan Tanggung Jawab Kelembagaan ........................ 17
3.2. Pembentukan Pos Komando dan Posko Lapangan ............. 23
3.2.1.
Lokasi ............................................................................... 23
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
3/57
iii
3.2.2. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi ................................. 24
3.2.3. Prasarana dan Sarana ........................................................ 24
3.2.4. Pembiayaan ....................................................................... 25
BAB IV MEKANISME SIMULASI PENANGGULANGAN BENCANA
4.1. Skenario Kabupaten Cilacap ............................................... 26
4.2. Skenario Desa Widarapayung Wetan .................................. 29
BAB IV MONITORING DAN EVALUASI ........................................... 42
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. vii
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
4/57
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman1. Gambar 1.1. Lempeng Tektonik Indonesia .......................................... 1
2. Gambar 1.2. Kronologi Tsunami di Daerah Teluk .............................. 2
3. Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Cilacap ............................ 4
4. Gambar 2.2. Rekaman Hidrogram (Tinggi Muka Air) di PLTU
Cilacap saat Tsunami 17 Juli 2006 ................................. 7
5. Gambar 2.3. Posisi Kilang Minyak di Kabupaten Cilacap yang
Langsung Menghadap ke Samudera Hindia ................... 7
6. Gambar 2.4. Profil Kilang Cilacap ...................................................... 8
7. Gambar 2.5. Peta Desa Widarapayung Wetan .................................... 10
8. Gambar 2.6. Penampang Melintang Barat – Timur Desa
Widarapayung Wetan ..................................................... 11
9. Gambar 2.7. Penampang Melintang Utara – Selatan Desa
Widarapayung Wetan ..................................................... 11
10. Gambar 3.1. Struktur Organisasi KMPB ............................................. 17
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
5/57
v
DAFTAR TABEL
Halaman1. Tabel 2.1. Jumlah Korban dari Kejadian Gempa Bumi dan Tsunami . 6
2. Tabel 2.2. Total Tahanan dan Napi di Lapas Kelas 1 Batu
Nusakambangan .................................................................. 9
3. Tabel 2.3. Kabupaten/Kota yang Berisiko Terkena Tsunami di Pulau
Jawa ..................................................................................... 9
4. Tabel 2.4. Banyaknya Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan ........... 12
5. Tabel 2.5. Jumlah Kelompok Rentan di Desa Widarapayung Wetan .. 13
6. Tabel 2.6. Luas Lahan Produktif di Desa Widarapayung Wetan ......... 14
7. Tabel 2.7. Asumsi Jumlah Kendaraan dan Kapasitas Penumpang ...... 15
8. Tabel 3.1. Fungsi dan Tanggung Jawab Kelembagaan ........................ 18
9. Tabel 4.1. Skenario Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami
Kabupaten Cilacap .............................................................. 26
10. Tabel 4.2. Skenario Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami
Desa Widarapayung Wetan Asumsi Kejadian Pagi Hari .... 29
11. Tabel 4.3. Skenario Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami
Desa Widarapayung Wetan Asumsi Kejadian Siang Hari .. 32
12. Tabel 4.4. Skenario Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami
Desa Widarapayung Wetan Asumsi Kejadian Sore Hari .... 35
13. Tabel 4.5. Skenario Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami
Desa Widarapayung Wetan Asumsi Kejadian Malam Hari 38
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
6/57
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman1. Lampiran 1 Peta Jalur Evakuasi Tsunami Kecamatan Cilacap ............ L-1
2. Lampiran 2 Peta Jalur Evakuasi Tsunami Kecamatan Binangun dan
Nusawungu ........................................................................ L-2
3. Lampiran 3 Peta Jalur Evakuasi Tsunami Kecamatan Kesugihan dan
Adipala ............................................................................... L-3
4. Lampiran 4 Peta Jalur Evakuasi Tsunami LP Klas 1 Batu
Nusakambangan ................................................................. L-4
5. Lampiran 5 Peta Jalur Evakuasi Tsunami Desa Widarapayung
Wetan, Kecamatan Binangun ............................................ L-6
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
7/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
1Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara yang secara geografis dan struktur geologis
menjadi salah satu negara yang subur dan sangat berpotensi sekaligus rawan
bencana, baik banjir, tanah longsor, badai, kebakaran hutan dan lahan, serta
letusan gunungapi. Selain itu, Indonesia juga termasuk negara yang rawan
terhadap bencana gempa dan tsunami. Hal ini disebabkan karena wilayah
Indonesia terletak pada jalur gempa bumi paling aktif di dunia, akibat pertemuan
tiga lempeng tektonik, yaitu Lempeng Samudera Indo-Australia, Lempeng Benua
Eurasia, dan Lempeng Samudera Pasifik.
Lempeng-lempeng tersebut senantiasa bergerak yaitu Lempeng Eurasia
senantiasa bergerak ke arah tenggara, Lempeng Indo-Australia bergerak ke arah
utara, dan Lempeng Pasifik bergerak ke arah barat. Pergerakan relatif ketiga
lempeng tersebut mengakibatkan terjadinya gempa bumi di daerah perbatasanpertemuan antar lempeng dan mengakibatkan terjadinya sesar-sesar regional yang
menjadi daerah pusat sumber gempa bumi. Setiap daerah yang memiliki potensi
gempa yang tinggi, maka akan rawan terkena tsunami. Jenis gempa yang
menyebabkan tsunami yaitu gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan
dangkal (0 – 30 km), gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala
Ritcher, dan gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun
(https://id.wikipedia.org).
Gambar 1.1. Lempeng Tektonik Indonesia (sumber: https://www.google.co.id)
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
8/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
2Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
Berdasarkan peta wilayah kegempaan Indonesia, sekitar 290 kota (60%
dari kota-kota yang ada di Indonesia) terletak pada wilayah rawan gempa dan
kurang lebih 11.000 km pantai di Indonesia rawan terhadap bahaya tsunami.
Frekuensi kejadian tsunami di Indonesia cukup tinggi, hampir bisa dikatakan rata-
rata tiap tahun ada kejadian tsunami (Rahayu, 2007). Kabupaten Cilacap
merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang rawan terjadi
bencana tsunami. Hal tersebut dikarenakan daerahnya dekat dengan pertemuan
lempeng Indo-Australia dan lempeng Asia yang memanjang dari Aceh hingga
Timor Timur.
Kabupaten Cilacap terletak di bagian selatan Jawa Tengah, berbatasan
langsung dengan Samudera Indonesia, dimana 6,6% dari seluruh wilayah pesisir
di Jawa Tengah. Kabupaten Cilacap memiliki luasan pesisir terbesar dibandingkan
daerah dan kabupaten lain di wilayah Provinsi Jawa Tengah yang membentang
sepanjang 70,71 km dan juga membentuk teluk di salah satu wilayah pantainya.
Gambar 1.2. Kronologi Tsunami di Daerah Teluk (sumber: https://www.google.co.id)
Keadaan alam inilah yang menyebabkan Kabupaten Cilacap rawan terjadi
tsunami. Kabupaten Cilacap pernah beberapa kali terjadi gempa. Salah satunya
adalah pada 17 Juli 2006 dengan kekuatan 6,8 Skala Richter versi BMKG yang
mengakibatkan terjadinya kerusakan pada sejumlah bangunan dan 157 jiwa
dengan jumlah korban terbanyak di Kecamatan Binangun. Getaran dari gempa
tersebut juga dapat dirasakan di Trenggalek, Madiun, Surakarta, Yogyakarta,
hingga Surabaya.
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
9/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
3Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
Melihat potensi bencana alam tersebut, maka diperlukan suatu upaya
pengurangan risiko (mitigasi bencana) yang menitikberatkan pada peningkatan
kapasitas masyarakat. Kapasitas adalah kekuatan dan potensi yang dimiliki oleh
perorangan, keluarga, dan masyarakat yang membuat mereka mampu mencegah,
mengurangi, siap-siaga, menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari suatu
kedaruratan dan bencana (https://pusdiklatpmidiy.wordpress.com).
Peningkatan kapasitas masyarakat adalah hal terpenting dalam usaha
mengurangi dampak dari kejadian bencana. Penguatan kapasitas lokal perlu di
tingkatkan dengan menggabungkan metode-metode lokal dengan teknik-teknik
baru serta informasi dan pengetahuan salah satunya peningkatan kapasitas adalah
dengan melakukan pendidikan dan pelatihan. Adapun bentuk kegiatan pendidikan
adalah dengan simulasi, dimana dalam simulasi tersebut dibuat Standar
Operasional Prosedur (SOP) dalam penanggulangan bencana terutama di tahap
saat bencana. Sehingga di persipakan menjadi masyarakat yang tangguh akan
kejadian bencana, terutama tsunami.
1.2. TUJUAN
Tujuan dibuatnya Standar Operasional Prosedur ini adalah:
a. mengetahui gambaran umum Kabupaten Cilacap;
b. mengetahui ancaman bencana dan element at risk di Kabupaten Cilacap;
c. memberikan pemahaman dasar tentang konsep sistem peringatan dini gempa
bumi dan tsunami, studi kasus Desa Widarapayung Wetan Kecamatan
Binangun.
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
10/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
4Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
BAB IIGAMBARAN UMUM
2.1. DESKRIPSI UMUM
Kabupaten Cilacap merupakan kabupaten terluas di Jawa Tengah dengan
luas wilayah 225.360,84 Ha di atas ketinggian 0 – 1.146 meter. Posisi geografis
Kabupaten Cilacap berada diantara 07°30’00” LS - 07°45’20” LS dan 108°04’30”
BT - 109°30’30”BT.
Kabupaten Cilacap terbagi menjadi 24 kecamatan dengan jarak terjauh
dari barat ke timur yaitu 152 km dari Dayeuhluhur ke Nusawungu dan dari utara
ke selatan sejauh 35 km yaitu dari Cilacap ke Sampang (sumber:
http://www.cilacapkab.go.id).
Berikut adalah kecamatan-kecamatan yang tersebar di Kabupaten Cilacap:
Dayeuhluhur, Wanareja, Majenang, Cimanggu, Karang pucung, Sidareja,
Gandrungmangu, Kedungreja, Patimuan, Cipari, Bantarsari, Kawunganten,Jeruklegi, Kesugihan, Maos, Sampang, Kroya, Adipala, Binangun, Nusawungu,
Kampung laut (BAPPEDA Cilacap, 2005).
Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Cilacap (sumber: https://www.google.co.id)
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
11/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
5Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
Sedangkan batas-batas wilayah Kabupaten Cilacap adalah sebagai berikut:
a. sebelah utara : Kabupaten Brebes dan Kabupaten Banyumas;
b. sebelah selatan : Samudera Hindia;
c. sebelah timur : Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Kebumen;
d. sebelah barat : Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar.
Ibukota Kabupaten Cilacap adalah Cilacap, dimana meliputi kecamatan
Cilacap Utara, Cilacap Tengah, dan Cilacap Selatan. Diantara kota-kota
kecamatan yang cukup signifikan di Kabupaten Cilacap adalah Majenang,
Karangpucung, Sampang, Sidareja, dan Kroya. Majenang menjadi pusat
pertumbuhan kabupaten Cilacap di bagian Barat sedangkan Kroya dan Sampang
menjadi pusat pertumbuhan di Bagian Timur.
Bentuk permukaan Kabupaten Cilacap bagian utara adalah daerah
perbukitan salah satu puncaknya adalah Gunung Pojoktiga (1.347 meter).
Sedangkan bagian selatan merupakan dataran rendah. Kawasan hutan menutupi
lahan Kabupaten Cilacap bagian utara, timur, dan selatan. Di sebelah selatan
terdapat Nusakambangan, yang memiliki Cagar Alam Nusakambangan. Bagian
barat daya terdapat sebuah inlet yang dikenal dengan Segara Anakan. Ibukota
Kabupaten Cilacap berada di tepi pantai Samudera Hindia. Berdasarkan hubungan
antara tsunami dan karakteristik seismotektonik, Diposaptono (2005) membagi ke
dalam enam zona seismotektonik. Kabupaten Cilacap termasuk zona B yang
memiliki tingkat kerawanan tsunami yang tinggi dengan periode ulang sekitar 10-
15 tahun.
2.2. SEJARAH KEJADIAN TSUNAMI DI KABUPATEN CILACAP
2.2.1. Tanggal 17 Juli 2006
Pada tanggal 17 Juli 2006 pukul 15:19:24 WIB merupakan hari yang tidak
bisa dilupakan oleh masyarakat pantai selatan. Gempa bumi subduksi yaitu gempa
yang terjadi akibat penunjaman lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng
Eurasia di selatan Jawa Barat dengan 6.8 Skala Richter menjadikan gelombang
tsunami. Kejadian tersebut menyebabkan korban jiwa lebih dari 500 orang. Selain
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
12/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
6Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
itu, kawasan wisata, sarana dan prasarana wisata, serta tempat aktifitas nelayan
mengalami kerusakan. (sumber: https://ammo093.wordpress.com)
Menurut informasi dari BMG pusat gempa berada di laut pada koordinasi
9,46º LS dan 107,19º BT, dengan magnitudo 6,8 SR, kedalaman 33 km, atau
berada pada jarak 286 km di selatan Bandung. Berdsarkan informasi automatic
BMG gempa susulan I terjadi pada pukul 16:05 WIB pada koordinat 10,40º LS
dan 107,97º BT, dengan magnitudo 5,3 SR pada kedalaman 33 km. Gempa
susulan II terjadi pada pukul 16:13 WIB pada koordinat 9,133º LS dan 107,653º
BT dengan magnitudo 6,1 SR pada kedalaman 94 km. (sumber:
http://www.esdm.go.id)
Berikut adalah rincian data korban Tsunami Kabupaten Cilacap yang
diperoleh dari Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI):
Tabel 2.1. Jumlah Korban dari Kejadian Gempa Bumi dan Tsunami
(Sumber: http://dibi.bnpb.go.id)
Pada kejadian tsunami tanggal 17 Juli 2006, total luas wilayah yang
terendam di Kabupaten Cilacap lebih dari 35 km2 yang terdampak pada 23 Desa
di 6 Kecamatan. Daerah paling rawan berada di Desa Bunton (Kecamatan
Adipala), Widarapayung (Kecamatan Binangun), dan Jetis (Kecamatan
Nusawungu) (sumber: Badan Kesbanglinmas, Kab. Cilacap).
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
13/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
7Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
Gambar 2.2. Rekaman Hidrogram (Tinggi Muka Air) di PLTU Cilacap saat Tsunami
17 Juli 2006 (sumber: https://www.google.co.id)
Dari gambar tersebut tampak tinggi tsunami maksimum mencapai 3,5
meter. Cilacap beruntung sebab terlindungi Pulau Nusakambangan. Andaikata
pulau ini tidak ada, dengan posisinya yang langsung berhadapan dengan sumber
gempa, tsunami di Cilacap saat itu bisa setinggi 21 meter. Inilah bukti kerentanan
pesisir selatan Jawa terhadap tsunami (Lavigne, 2007).
2.2.2. Potensi Tsunami Tanggal 14 April 2011Gempa bumi Cilacap 2011 yang terjadi di 293 km barat daya Cilacap,
Jawa Tengah (10.01 LS, 107.69 BT) pusat gempa berada di kedalaman 10
km, dengan kekuatan 7,1 Skala Richter pada pukul 03:06 WIB. Gempa bumi ini
dirasakan di berbagai daerah seperti, Ponorogo, Yogyakarta, Tasikmalaya,
Bandung, Jakarta, Depok, Bogor, bahkan hingga Pulau Bali.
BMKG sempat merilis potensi tsunami. Namun, 1,5 jam setelah gempa
peringatan tsunami dicabut. Peristiwa ini sempat membuat warga Cilacap panikdan menyebabkan satu orang tewas karena serangan jantung saat mengungsi
menjauhi pantai menuju daerah yang lebih tinggi (sumber:http://news.detik.com).
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
14/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
8Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
2.3. ELEMENT AT RISK KABUPATEN CILACAP
2.3.1. Kilang Minyak PERTAMINA Cilacap
Gambar 2.3. Posisi Kilang Minyak di Kabupaten Cilacap yang Langsung Menghadap ke
Samudera Hindia (http://radarpena.com)
Gambar 2.4. Profil Kilang Cilacap (sumber: PERTAMINA)
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
15/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
9Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
2.3.2. Penghuni Lapas Kelas 1 Batu Nusakambangan
Tabel 2.2. Total Tahanan dan Napi di Lapas Kelas 1 Batu Nusakambangan
(sumber: http://smslap.ditjenpas.go.id/)
2.3.3. Masyarakat Pesisir Kabupaten Cilacap
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat terdapat 23
kabupaten/kota yang berisiko terkena bencana tsunami di pulau Jawa. Secara
akumulatif terdapat hampir 1,7 juta jiwa yang tinggal di pesisir kabupaten/kota
yang berisiko tersebut. Berdasarkan jumlah jiwa yang berpotensi terpapar
tsunami, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah adalah kawasan paling
berisiko tsunami di Pulau Jawa.
Tabel 2.3. Kabupaten/Kota yang Berisiko Terkena Tsunami di Pulau Jawa
(sumber: BNPB)
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
16/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
10Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
2.4. DESA WIDARAPAYUNG WETAN
2.4.1. Gambaran Umum
Desa Widarapayung Wetan terletak di Kecamatan Binangun, Kabupaten
Cilacap. Luas Desa Widarapayung Wetan adalah 447.68 Ha yang terdiri dari 3
dusun, 9 RW, dan 33 RT. Adapun batas-batas wilayah sebagai berikut:
a. sebelah utara : Desa Binangun;
b. sebelah timur : Desa Sidaurip;
c. sebelah selatan : Samudera Indonesia;
d. sebelah barat : Desa Sidayu.
Gambar 2.5. Peta Desa Widarapayung Wetan (sumber: google)
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
17/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
11Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
Kondisi topografi di Desa Widarapayung berupa dataran rendah dengan
ketinggian antara 8 – 20 meter. Hasil penampang melintang dari barat ke timur Desa
Widarapayung Wetan dengan menggunakan google earth mempunyai rata-rata
ketinggian 14 – 20 meter.
Gambar 2.6. Penampang Melintang Barat – Timur Desa Widarapayung Wetan
(sumber: Google Earth)
Hasil penampang melintang dari utara ke selatan Desa Widarapayung Wetan
dengan menggunakan google earth mempunyai rata-rata ketinggian 8 – 18 meter.
Gambar 2.7. Penampang Melintang Utara – Selatan Desa Widarapayung Wetan
(sumber: Google Earth)
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
18/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
12Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
2.4.2. Kondisi Demografi
Penduduk Desa Widarapayung Wetan saat ini berjumlah 5.575 jiwa
dengan komposisi 2.842 laki-laki, 2.733 perempuan dan kepadatan penduduk
1.245 jiwa/km2. Jumlah rumah tangga yang ada di Desa Widarapayung Wetan
sebanyak 1.772 sehingga rata-rata anggota rumah tangga di desa tersebut
sebanyak 3 jiwa (sumber: Kecamatan Binangun dalam Angka 2015).
Sebagian besar penduduk Desa Widarapayung Wetan bermata pencaharian
sebagai petani. Berikut adalah tabel yang menunjukkan banyaknya penduduk
Desa Widarapayung Wetan berdasarkan jenis pekerjaannya.
Tabel 2.4. Banyaknya Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan
No Jenis Pekerjaan Jumlah (orang)
1 Petani 891
2 Nelayan 16
3 Buruh Industri 99
4 Buruh Bangunan 126
5 PNS 57
6 TNI/POLRI 3
7 Wiraswasta 548
8 Pensiunan 15
(sumber: Kecamatan Binangun dalam Angka 2015)
2.4.3. Kondisi Ancaman, Kerentanan, dan Kapasitas
Besarnya risiko bencana yang terjadi di suatu wilayah tergantung oleh
besar kecilnya ancaman bahaya yang ada, banyak sedikitnya kerentanan di
wilayah tersebut, dan tinggi rendahnya kapasitas yang dimiliki oleh masyarakat
maupun pemerintahnya.
a. Ancaman
Desa Widarapayung mempunyai ancaman bencana berupa gempa bumi dan
tsunami. Saat terjadi gempa bumi dan tsunami pada tanggal 17 Juli 2006,
jumlah korban meninggal dunia di Desa Widarapayung Wetan sebanyak 15
jiwa dari total 138 korban jiwa di Kabupaten Cilacap (sumber: Badan
Kesbanglinmas, Kab. Cilacap).
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
19/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
13Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
b. Kerentanan
Element at risk yang berada di Desa Widarapayung adalah sebagai berikut:
1) Sosial
Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat kerentanan di
masyarakat yaitu kepadatan penduduk, banyaknya anak-anak, ibu hamil,
orang tua (lansia), dan orang yang berkebutuhan khusus (penyandang
cacat). Kepadatan penduduk di Desa Widarapayung adalah 1.245
jiwa/km2. Menurut Perka BNPB No 2 Tahun 2012, kepadatan penduduk
>1000 jiwa/km2 termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini berarti kepadatan
penduduk di Desa Widarapayung Wetan termasuk dalam kategori tinggi,
sedangkan banyaknya kelompok rentan yang ada di Desa Widarapayung
Wetan disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 2.5. Jumlah Kelompok Rentan di Desa Widarapayung Wetan
No Kelompok Rentan Jumlah (orang)
1 Anak-anak 516
2 Ibu Hamil *) 29
3 Lansia 384
4 Penyandang Cacat **)
- Tunanetra 8
- Tunarungu 3
- Tunawicara 4
- Tunarungu – wicara 3
- Tunadaksa 6
- Tunagrahita 1
- Tunalaras (eks sakit jiwa) 2
- Cacat ganda (cacat fisik – mental) 2Jumlah 29
Total 958
(sumber: Podes, Kecamatan Binangun dalam Angka 2015)
*) berdasarkan jumlah kelahiran tahun 2014
**) berdasarkan data podes
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
20/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
14Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
2) Ekonomi
Indikator yang digunakan untuk menentukan kerentanan ekonomi adalah
luas lahan produktif seperti sawah, perkebunan, lahan pertanian, tambak
dan lainnya. Data tersebut disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 2.6. Luas Lahan Produktif di Desa Widarapayung Wetan
No Penggunaan Lahan Luas (Ha)
1 Sawah 153,62
2 Perkebunan 41,38
3 Lain-lain 15,23
Jumlah 210,23
(sumber: Kecamatan Binangun dalam Angka 2015)
3) Fisik
Indikator yang digunakan untuk kerentanan fisik adalah kepadatan rumah,
ketersediaan bangunan umum dan ketersediaan fasilitas kritis. Di Desa
Widarapayung Wetan tercatat terdapat 4 RT rawan tsunami, yaitu RT 1/1,
RT 23/6, RT 24/6, dan RT 25/7 dengan jumlah fasilitas umum sebanyak
12 bangunan dan fasilitas kritis berjumlah 1 bangunan.
4) Lingkungan
Pantai Widarapayung yang berada di wilayah Desa Widarapayung Wetan
memiliki kerentanan yang tinggi. Saat terjadi tsunami 2006, semua
bangunan gazebo, gardu pandang, dan puluhan kios termpat berjualan
luluh lantak hingga rata dengan tanah.
c. Kapasitas
Kapasitas yang dimiliki oleh Desa Widarapayung Wetan adalah sebagai
berikut:
1) Desa Widarapayung Wetan mempunyai lapangan sepakbola yang bisa
digunakan sebagai titik kumpul karena hampir seluruh wilayah desa
tersebut berisiko terkena tsunami sehingga perlu diungsikan ke wilayah
yang lebih tinggi dan jangkauannya lebih jauh dari pesisir pantai selatan
(Samudera Indonesia).
2) Dari segi kapasitas masyarakat yang memiliki kesiapsiagaan, Desa
Widarapayung Wetan mempunyai 30 orang anggota linmas/hansip, 57
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
21/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
15Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
PNS, 3 TNI/POLRI, 2 bidan, dan 1 paramedis. Diasumsikan kelompok
tersebut sudah mendapatkan pelatihan khusus di instansi masing-masing
sehingga dapat membatu evakuasi pada saat terjadi tanggap darurat.
3) Kendaraan yang dimiliki oleh warga Desa Widarapayung yang dapat
digunakan sebagai sara evakuasi pada saat terjadi bencana yaitu:
Tabel 2.7. Asumsi Jumlah Kendaraan dan Kapasitas Penumpang
No Jenis KendaraanJumlah
(unit)
Kapasitas
(orang)
Total Kapasitas
(orang)
1 Truk 18 23 4142 Angkutan Desa 21 13 273
3 Mobil 71 8 568
4 Mobil Pick up 56 11 616
5 Motor 1783 2 3566
Jumlah 5437
*) Asumsi berdasarkan Kecamatan Binangun Dalam Angka 2015
Kendaraan yang tersedia hanya mampu mengangkut 97% dari total
penduduk yang ada di Desa Widarapayung sehingga lebih baik kendaraantersebut diprioritaskan untuk mengevakuasi kelompok rentan dan
penduduk perempuan terlebih dahulu.
2.4.4. Analisis SWOT Desa Widarapayung Wetan
Analisis SWOT di Desa Widarapayung Wetan dalam menghadapi bencana
gempa bumi dan tsunami dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Strength (Kekuatan)
1) Terdapat tokoh masyarakat bernama Ashadi (Ketua Desa Sibat di
Widarapayung Wetan) yang telah mendapatkan banyak pelatihan seperti
dari LIPI Germain Red Cross sehingga dapat menjadi fasilitator apabila
terjadi bencana gempa bumi dan tsunami.
2) Adanya kearifan lokal dengan sistem peringatan dini melalui tradisi
kentongan.
3) Kabupaten Cilacap telah memiliki BPBD.
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
22/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
16Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
b. Weakness (Kelemahan)
1) Desa Widarapayung Wetan memiliki kepadatan penduduk sebesar 1.245
jiwa/km2 dan termasuk dalam kategori tinggi.
2) Tenaga medis dan infrastruktur yang berhubungan dengan fasilitas
kesehatan belum memadai.
3) Kurangnya sarana akomodasi/transportasi sebagai alat evakuasi apabila
terjadi bencana gempa bumi dan tsunami.
c. Opportunity (Peluang)
1) Terdapat fasilitas pendidikan hingga tingkat SMP yang dapat digunakan
sebagai sarana pendidikan siaga bencana dengan bantuan PMI Kabupaten
Cilacap.
2) Terdapat lapangan sepak bola yang dapat digunakan sebagai titik kumpul
untuk melakukan evakuasi ke lokasi yang lebih aman.
3) Terdapat SMP N 1 Binangun, SD N 1 Widarapayung Wetan, dan Pondok
Pesantren Roudhotul Tholabah yang dapat digunakan sebagai tempat
pengungsian.
d. Threat (Ancaman)
Terdapat objek wisata Pantai Widarapayung dan banyak dikunjungi oleh
wisatawan dari berbagai daerah sehingga apabila terjadi bencana tsunami
dapat memperbanyak korban yang terdampak.
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
23/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
17Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
BAB III
SISTEM PERINGATAN DINI TSUNAMI
3.1. FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB KELEMBAGAAN
Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana (KMPB) adalah
organisasi yang terdiri dari anggota masyarakat manapun, baik laki-laki maupun
perempuan yang peduli pada penanggulangan bencana dalam bentuk dan nama
apapun sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat dan dibentuk atas hasil
keputusan bersama. KMPB dapat menjadi bagian pemerintahan Desa yang
dibentuk oleh Pemerintah Desa atau Kepala Desa.
Gambar 3.1. Struktur Organisasi KMPB
Koordinator Umum KMPB
SeksiSiaga
(SG)
SeksiTanggap Darurat
(TD)
Seksi Komunikasi
(KM)
SeksiKesejahteraan
(KS)
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
24/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
18Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
Berikut adalah ringkasan tugas KMPB dalam setiap tahapan dalam
penanggulangan bencana yang disajikan dalam Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Fungsi dan Tanggung Jawab Kelembagaan
Seksi/ReguAnggota
(Orang)
Prabencana
(Kesiapsiagaan)
Saat Bencana
(Tanggap Darurat)
Pascabencana
(Pemulihan)
Dinas/Lembaga
Terkait
Koordinator
Umum KMPB 1
Di setiap tahap penanggulangan bencana bertanggung jawab atas seluruh
kegiatan KMPB. Menampung masalah, menjalin kerjasama yang baik,
memenuhi kebutuhan seluruh anggota KMPB, dan juru bicara masyarakat.
BPBD
Koordinator
(SG) Seksi
Siaga
1
Di setiap tahap penanggulangan bencana bertanggung jawab atas seluruh
kegiatan Seksi Siaga. Penampung masalah, menjalin kerjasama yang baik, dan
memenuhi kebutuhan anggota Seksi.
BPBD
SG – 1
Regu
Peringatan
Dini2
- Melatih diri;
- mengenali tanda awal
ancaman;
- membangun jaringan
komunikasi;
- melatih warga
Memantau
perkembangan bencana,
bencana susulan, dan
dampak bencana
- Mentukan tindakan
pemulihan;
- menganalisa kerusakan
akibat bencanaBMKG
SG – 2
Regu
Pemetaan
2
- Melatih diri;
- mengumpulkan data;
- membuat peta
ancaman, kerentanan,
dan risiko;- sosialisasi daerah-
daerah bahaya
Membuat peta dampak
bencana dan peta
wilayah
Pemetaan pemulihan
BAPPEDA, PU,
PMI, Dinas Sosial
(DinSos)
Koordinator
(TD) Seksi
Tanggap
Darurat
1
Di setiap tahap penanggulangan bencana bertanggung jawab atas seluruh
kegiatan Seksi Tanggap Darurat. Penampung masalah, menjalin kerjasama yang
baik, dan memenuhi kebutuhan anggota Seksi.BPBD
TD – 1
Regu Perintis
10
- Melatih diri;
- menyiapkan dan
memelihara peralatan
untuk membuka jalan
- Membuka jalan baru;
- menyiapkan tempat
pengungsian
Memperbaiki sarana
jalan, jembatan, dan
rambu jalan
TAGANA,
TNI/POLRI,
SAR, TRC, PU,
Dinas
PerhubunganTD – 2
Regu
Penyelamatan
40
- Melatih diri;
- melatih warga
menyelamatkan diri;
- menyediakan dan
memelihara peralatan
Mencari,
menyelamatkan, dan
memindahkan korban ke
tempat yang aman
- Mengevaluasi tindakan
yang dilakukan oleh
Regu Penyelamatan
sebelum dan saat
bencana;
- membuat usulan untuk
perbaikan
SAR,
TNI/POLRI, PMI,
TRC
TD – 3
Regu
Keamanan10
- Melatih diri;
- mengenali risiko
keamanan dan cara
pengamanan
- Mengamankan jalur
daerah bencana;
- menjamin keamanan
- Menjaga tempat
penyimpanan
persediaan;
- menjaga keamanan
TNI/POLRI
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
25/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
19Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
Seksi/ReguAnggota
(Orang)
Prabencana
(Kesiapsiagaan)
Saat Bencana
(Tanggap Darurat)
Pascabencana
(Pemulihan)
Dinas/Lembaga
Terkait
daerah saat para korbanberada di pengungsian
TD – 4
Regu
Pengungsian
10
- Melatih diri;
- membuat rencana dan
jalur evakuasi;
- memasang rambu
evakuasi;
- memimpin latihan
evakuasi masyarakat
atau warga:
- persiapan lokasi dan
sarana pengungsian,misalnya air, jamban,
makanan cadangan dll.
- Memimpin dan
mengawasi proses
pengungsian;
- membuat daftar
pengungsi
Memelihara sarana
evakuasi, misalnya air,
sanitasi, kebersihan,
listrik, sampah, jalan dll.
SAR, PMI, TRC,
TNI/POLRI, PU,
Tokoh
Masyarakat
TD – 5
Regu
Kebakaran
10
- Melatih diri;
- melatih warga
memadamkan
kebakaran;
- memantau faktor risiko
kebakaran;
- menyediakan dan
merawat alat pemadam
kebakaran
- Memadamkan
kebakaran apabila
terjadi korsleting
listrik;
- mematikan aliran
listrik;
- membantu Regu
Penyelamatan
Memeriksa dan
mengendalikan bahan
yang mudah terbakar,
misalnya bahan bakar,
kompor, tabung gas,
sambungan listrik dll.
Dinas Pemadam
Kebakaran
(DamKar),
TNI/POLRI, PMI
TD – 6
Regu Logistik
20
- Melatih diri;
- mendaftar sumber-
sumber cadangan
masyarakat yang bisa
digunakan;
- mencari tahu sumber
bantuan yang bisa
diperoleh;
- menentukan tempat
penyimpanan barang
- Bekerjasama dengan
Regu Dapur Umum
untuk mengelola Pos
Kesejahteraan;
- mengumpulkan
perkiraan kebutuhan
dasar dan darurat serta
melaporkan
Menyalurkan bantuan
PMI, DinSos
Koordinator
(KM) Seksi
Komunikasi
1
Di setiap tahap penanggulangan bencana bertanggungjawab atas seluruh kegiatan
Seksi Komunikasi. Penampung masalah, menjalin kerjasama yang baik,
memenuhi kebutuhan anggota Seksi, juru bicara masyarakat
BPBD
KM – 1
Regu
Administrasi
dan
Dokumentasi
4
- Melatih diri;
- menyalin,
menggandakan dan
menyebarkan formulir;
- menyimpan buku
PBBM;
- menjalin komunikasi
- POSKO KMPB;
- menyebarkan dan
mengisi formulir;
- menjalin komunikasi;
- membuat laporan
- POSKO KMPB;
- menerima bantuan;
- menyalurkan bantuan
uang;
- melaporkan kegiatan di
papan informasi Desa
PMI, DinSos,
LSM
KM – 2
Regu
Informasi dan
4
- Melatih diri;
- menjalin hubungan
baik dengan organisasi
- Menghubungi Instansi
gawat darurat;
- meminta bantuan;
- Meneliti sumber
dukungan;
- menjaga hubungan
Media Massa,
Kominfo, PMI,
LSM
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
26/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
20Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
Seksi/ReguAnggota
(Orang)
Prabencana
(Kesiapsiagaan)
Saat Bencana
(Tanggap Darurat)
Pascabencana
(Pemulihan)
Dinas/Lembaga
Terkait
HubunganLuar
dan media luar - hubungan luar;- menyampaikan laporan
luar;- laporan ke donor
KM – 3
Regu Relawan
10
- Melatih relawan;
- mengumpulkan
informasi tentang
relawan yang bisa
membantu di dalam
KMPB
- Menghubungi Instansi
relawan;
- mengerahkan dan
menempatkan relawan
di Regu terkait
- Merawat relawan;
- memberikan
penghargaan yang
pantas;
- mencari dan
mengerahkan relawan
bila dibutuhkan
PMI, SAR,
TNI/POLRI,
LSM, Karang
Taruna, Pramuka
Koordinator
(SJ) Seksi
Kesejahteraan
1
Di setiap tahap penanggulangan bencana bertanggungjawab atas seluruh kegiatan
Seksi Kesejahteraan. Menampung dan menangani masalah/keluhan, menjalin
kerjasama yang baik, memenuhi kebutuhan anggota Seksi
BPBD
SJ – 1
Regu
Pertolongan
Pertama
10
- Melatih diri dalam
pertolongan pertama;
- menjalin relasi yang
baik dengan lembaga-
lembaga kesehatan
- Menilai kondisi korban
dan melakukan PPGD;
- membuat laporan
- Memenuhi kebutuhan
kesehatan dasar
masyarakat;
- membuat laporan
kesehatan
Dinas Kesehatan
(DinKes), PMI,
Puskesmas, RS
SJ – 2
Regu Dapur
Umum
10
- Melatih diri mengenai
dapur umum;
- menyiapkan dan
memelihara peralatan
dapur umum;
- menyiapkan danmemeriksa kondisi
bahan makanan
cadangan
- Menyediakan makanan
dan minuman untuk
masyarakat dan orang
yang bertugas;
- menyediakan
kebutuhan khususkelompok rentan: bayi,
anak-anak, wanita
hamil, menyusui, orang
lanjut usia, orang sakit
dan penyandang cacat
(warga yang punya
kebutuhan khusus:
bisu, buta, tuli,
lumpuh, dan mental)
Menyediakan makanan
dan minuman bagi orang
yang membutuhkan
DinSos, DinKes,
PMI, TNI/POLRI
Gladi tsunami yang dilakukan di Desa Widarapayung Wetan, Kecamatan
Binangun, Kabupaten Cilacap melibatkan dinas dan lembaga terkait dengan fungsi
sebagai berikut.
a. BMKG di Jakarta, sebagai Pusat Peringatan Dini Tsunami Nasional
Melakukan tindakan sebagai berikut:
1) Mengirim peringatan ‘Info Gempa’ ke Pusdalops;
2) mengirimkan pesan ‘Konfirmasi Tsunami’;
3) mengirimkan pesan ‘Ancaman Tsunami Berakhir’.
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
27/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
21Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
b. BMKG Regional di Cilacap, sebagai Pusat Peringatan Dini Tsunami Daerah
Melakukan tindakan sebagai berikut:
1) Mengawali kontak ‘heads up message’ dengan Pusdalops untuk menguji
peralatan komunikasi Pusdalops apakah masih berfungsi;
2) berkoordinasi dengan Pusdalops mengenai konfimasi diterimanya pesan-
pesan peringatan, konfirmasi dan ancaman berakhir di Pusdalops;
3) menerima umpan balik dari masyarakat melalui radio SAR dan Pusdalops
mengenai datangnya dan berakhirnya gelombang tsunami.
c. BPBD Kabupaten Cilacap, sebagai Pusat Operasi Kedaruratan
Melakukan tindakan berikut:
1) Berlindung saat terjadi gempa;
2) setelah kejadian gempa:
a) memeriksa kondisi bangunan;
b) memeriksa peralatan komunikasi;
c) menerima ‘heads up message’ dari BMKG Regional Cilacap;
3) saat menerima ‘info gempa’ dari BMKG;
a) memeriksa peta referensi;
b) memeriksa Standar Baku, dan memutuskan untuk menyebarkan
peringatan dan arahan kepada masyarakat;
c) melaporkan kepada Otoritas Daerah
4) saat selanjutnya hingga usai ancaman tsunami:
a) mengirimkan peringatan dan arahan kepada masyarakat melalui
pengeras suara;
b) menyampaikan peringatan kepada SKPD dan Lembaga lainnya;
c) melaporkan kondisi-kondisi muthakir kepada Otoritas Daerah;
d) meminta konfirmasi dari masyarakat, SKPD, dan Lembaga lainnya
atas diterimanya pesan peringatan dari Pusdalops;
e) melaksanakan peran kendali dan koordinasi dengan SKPD dan
Lembaga lain untuk evakuasi dan tanggap darurat;
f) melakukan komunikasi dengan anggota Jaring Komunikasi SAR
tentang pemantauan pantai;
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
28/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
22Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
g) menerima pesan lanjutan: ‘Konfirmasi’ dan ‘Ancaman Berakhir’ dari
BMKG;
h) menyebarkan pesan lanjutan dari BMKG kepada masyarakat, Otoritas
Daerah, SKPD dan Lembaga lain;
i) menginformasikan kondisi aman dan mengijinkan kepulangan warga
masyarakat.
d. Peran Lembaga
1) Lembaga yang terlibat dalam Rantai Peringatan (sebelum dan selama
kejadian tsunami):
a) TNI/POLRI;
b) SAR;
c) Media Penyiaran Daerah.
Melakukan tindakan:
a) Berlindung;
b) menerima dan meneruskan pesan-pesan peringatan, konfirmasi dan
ancaman berakhir kepada jajarannya dan warga masyarakat;
2) Lembaga Pemerintah yang terlibat dalam respons kedaruratan (selama
kejadian tsunami):
a) TNI/POLRI;
b) Dinas Sosial (TAGANA);
c) Dinas Kesehatan;
d) PMI;
e) SAR;
f) TRC;
g) Dinas Pemadam Kebakaran;
h) Pramuka;
i) Rumah sakit, Puskesmas, dll.
Melakukan tindakan:
a) Melaksanakan koordinasi dan arahan respons dari BPBD;
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
29/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
23Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
b) menjalankan mandat dan prosedur lembaga masing-masing
(keamanan, tenda darurat, pelayanan darurat medis atau dapur umum,
evakuasi dan pertolongan) sesuai pada Tabel 3.1.;
c) memberikan informasi mutakhir mengenai kondisi di lapangan ke
Pusdalops
3.2. PEMBENTUKAN POS KOMANDO DAN POSKO LAPANGAN
3.2.1. Lokasi
Letak pos komando dan posko lapangan tanggap darurat bencana
sebaiknya menempati lokasi yang strategis dengan kriteria:
a. Mudah diakses oleh berbagai pihak dan unit kerja yang terlibat dalam
keadaan tanggap darurat bencana;
b. mempunyai fasilitas air bersih dan sarana lainnya;
c. aman dan terbebas dari ancaman bencana;
d. memiliki halaman yang memadai untuk area parkir kendaraan dan ruangan
yang cukup untuk gudang logistik.
Posko Lapangan Tanggap Darurat Bencana dibentuk oleh Ketua Pos
Komando dan Koordinasi Tanggap Darurat (BPBD Kabupaten Cilacap).
Pembentukan Posko Lapangan Tanggap Darurat bencana berdasarkan dari hasil
penilaian dan kebutuhan akan perlu tidaknya suatu wilayah dijadikan
pendampingan dan pelayanan tanggap darurat, dan pembentukan posko sebaiknya
dilakukan sesegera mungkin setelah kejadian bencana.
Pos Komando dan Koordinasi Tanggap Darurat Desa Widarapayung
Wetan terletak di SMP N 1 Binangun yang terletak kurang lebih 6 km dari garis
pantai selatan. Jangka waktu keberadaan Pos Komando dan Koordinasi serta
Posko Lapangan Tanggap Bencana bersifat sementara selama masa tanggap
darurat dan beroperasi selama 24 jam setiap hari dan dapat diperpanjang atau
diperpendek jangka waktunya sesuai kondisi dan keadaan kedaruratan. Posko
Lapangan Tanggap Darurat Bencana berkedudukan dilokasi titik bencana baik di
pemukiman warga atau di lokasi pengungsian dikendalikan oleh Koordinator
Posko Lapangan.
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
30/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
24Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
3.2.2. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Menurut Perka BNPB No 14 Tahun 2010 tentang Pedoman Pembentukan
Pos Komando Tanggap Darurat Bencana, tugas Pokok Pos Komando Lapangan
Tanggap Darurat Bencana adalah menjamin berjalannya operasi tanggap darurat
oleh berbagai pihak secara terpimpin, terkoordinasi, efektif, dan efisien di lokasi
bencana.
Pos komando lapangan tanggap darurat bencana berfungsi:
a. Sebagai tempat berkumpul semua sumber daya untuk melaksanakan tanggap
darurat pada wilayah kerja Pos Komando Lapangan;
b. sebagai tempat mengkoordinasikan, mengintegrasikan dan
mensinkronisasikan upaya-upaya tanggap darurat yang dilakukan oleh
instansi/organisasi terkait;
c. sebagai tempat mengerahkan dan mengendalikan kegiatan tanggap darurat
bencana di lokasi bencana yang menjadi wilayah kerja Pos Komando
Lapangan.
3.2.3. Prasarana dan Sarana
Prasarana dan Sarana Pos Komando LapanganTanggap Darurat Bencana
yang sebaiknya harus ada sebagai berikut:
a. Prasarana
Posko Lapangan didirikan untuk melaksanakan kegiatan pengendalian
operasi tanggap darurat bencana, dengan fasilitas atau fungsi ruangan sebagai
berikut:
1) Ruang komandan dan wakil komandan;
2) ruang koordinator bidang-bidang;
3) ruang perwakilan dan penghubung (LO);
4) ruang sekretariat;
5) ruang logistik;
6) ruang rapat;
7) ruang data, informasi, dan komunikasi (termasuk media center);
8) ruang/kamar tidur;
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
31/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
25Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
9) ruang dapur;
10) ruang kamar mandi, cuci dan kakus (MCK);
11) tempat ibadah.
b. Sarana
1) Sarana komunikasi berupa : telepon, telepon satelit (visat), mesin fax,
radio komunikasi jarak dekat dan jarak jauh;
2) seperangkat komputer dan multimedia : website, e-mail, teleconference;
3) televisi, radio
4) pengeras suara
5) sarana transportasi;
6) alat-alat tulis kantor;
7) media presentasi: lcd projector
8) papan nama (plang)
9) papan data (daerah, data korban, kerusakan, kebutuhan mendesak,
mengacu pada hasil kaji cepat TRC PB);
10) peta induk (peta tentang semua kegiatan Posko)
11) peta lokasi;
12) peta/data logistik, personil, bantuan, kebutuhan, peralatan, NGO lokal dan
asing;
13) jam dinding;
14) buku jurnal.
3.2.4. Pembiayaan
Biaya operasional Pos Komando dan Posko Lapangan Darurat Bencana
bersumber dari:
a. APBD Kabupaten/Kota;
b. APBD Provinsi;
c. APBN;
d. bantuan lain yang tidak mengikat.
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
32/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
26Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
BAB IV
MEKANISME SIMULASI PENANGGULANGAN BENCANA
4.1. SKENARIO KABUPATEN CILACAP
Skenario ini menggambarkan terjadinya fenomena alam gempa bumi di
pagi hari. Gempa bumi tersebut dengan magnitude 6,9 berpusat di selatan perairan
Cilacap dan memicu terjadinya serangkaian gelombang tsunami. Kronologis
kejadian bencana sebagai berikut:
Tabel 4.1. Skenario Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Kabupaten Cilacap
NO SUBJEK WAKTU FUNGSI/ PERAN YANG DILAKUKANPERALATAN/
ARMADA
1 Masyarakat Sebelum
terjadi gempa
bumi dan
tsunami
Pada pagi hari seluruh masyarakat di
Kabupaten Cilacap memulai kegiatan-
kegiatan harian seperti biasanya untuk
bersiap-siang ke kantor, ladang, sawah,
pasar, berdagang di area pantai, anak sekolah
sedang bersiap-siap ke sekolah, dan kegiatan
lainnya. 2 Masyarakat 06.00 WIB
(terjadi gempa
bumi)
1. Apabila anda merasakan gempa, maka
JANGAN PANIK dan CEMAS
2. Apabila anda merasakan gempa dengan
ciri-ciri: gempa dirasakan cukup kuat,
tidak mampu berdiri dengan seimbang,
struktur bangunan rusak, dan anda sedang
berada di dalam bangunan maka:
a. Lindungi kepala anda dari reruntuhan
bangunan
b. Cari tempat yang paling aman dari
Reruntuhan dan goncangan
c. Apabila anda berada dekat dengan
pintu keluar maka berlarilah keluar dan
ikuti petunjuk jalur evakuasi.
3. Apabila anda berada di luar bangunan atau
area terbuka:
a. Hindari dari bangunan yang anda di
sekitar anda seperti gedung, tiang
listrik dan pohon
b. Perhatikan tempat anda berpijak,
hindari apabila terjadi rekahan tanah
4. Jika anda sedang mengendarai mobil:
Berhentilah berkendara. Hindari area-area
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
33/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
27Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
NO SUBJEK WAKTU FUNGSI/ PERAN YANG DILAKUKANPERALATAN/
ARMADA
yang berbahaya yang mungkin rusakakibat gempa seperti: di atas jembatan,
dibawah pohon, dekat tiang listrik dan
bangunan. Segera keluar mobil dan cari
area terbuka.
5. Jika anda tinggal atau sedang berada di
pantai:
Jauhi pantai untuk menghindari tsunami
sekitar 1 km dari pantai, ikuti petunjuk
arah evakuasi
3 Koordinator
Pusdalops /KMPB
Menit ke -2-5 Menginstruksikan
untuk evakuasi segeradengan berkoordinasi
dengan tokoh agama
atau kepala desa
1. Pusdalops menerima heads-up message
(kontak awal) dari BMKG RegionalCilacap
2. Pusdalops menerima pesan peringatan Info
Gempa yang mengindikasikan Berpotensi
Tsunami dari Pusat Peringatan Dini
Tsunami Nasional di BMKG Jakarta
HT/HP/TOA
4 Koordinator
KMPB/
Pusdalops
Menit 7-9 1. Menyebarkan
informasi dasar
kejadian gempa
(skala, pusat gempa,
potensi
tsunami/tidak).
2. Menginstruksikan
kepada seluruh
warga untuk segera
mengungsi ke lokasi
pengungsian yang
sudah ditetapkan
3. Koordinasi dengan
Bupati dan SKPD
terkait
4. Memantau
perkembangan
kejadian gempa dan
potensi tsunami
5. Meminta bantuan
SAR, TAGANA,
TNI, POLRI,
LANAL untuk terjun
ke lapangan.
1. Membunyikan sirine selama 1 menit dari
TOA sebagai tanda bahaya
2. Mengirim sms dan/atau telepon kepada
seluruh Kepala desa atau tokoh agama
3. Menghubungi bupati kabupaten Cilacap
melalui telepon/HT menyatakan siap
menerima perintah teknis di lapangan dan
melaporkan telah mengeluarkan arahan
evakuasi sesuai prosedur
4. Berkoordinasi secara terus menerus
dengan SKPD terkait , polri, TNI, Lanal,
PMI dll tentang informasi perkembangan
potensi tsunami.
5. Memerintahkan Tim bantuan langsung
dari PMI, SAR, TNI,berkoordinasi dengan
semua Kepala desa
1. Sirine dan
TOA;
2. Handy Talky
(HT) dan/atau
HP.
5 Wakil
Koordinator
KMPB/
Pusdalops
Menit ke 10
(09.10)
Komando melakukan
evakuasi dari area
berisiko menuju
tempat-tempat aman
yang telah ditentukan
1. Mengevakuasi kelompok rentan (ibu
hamil, anak-anak, penyandang cacat dan
lansia) melalui tim evakuasi per
lingkungan.
2. Memerintahkan seluruh warga untuk
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
34/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
28Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
NO SUBJEK WAKTU FUNGSI/ PERAN YANG DILAKUKANPERALATAN/
ARMADA
dengan berkoordinasidengan tim bantuan
bergeser ke titik kumpul per RT danbersiap mengungsi ke area evakuasi
dan/atau area yang lebih tinggi melalui
Ketua RT masing-masing
6 Wakil
Koordinator
KMPB/
Pusdalops
Menit 10-15 1. Komando
Memerintahkan
Evakuasi warga
2. Koordinasi dengan
Tim Bantuan
1. Memastikan semua perintah dijalankan
oleh seluruh Ketua RT dan Mengawal
proses evakuasi warga ke lokasi yang telah
disepakati.
2. Memastikan Tim evakuasi menjaga
rombongan warga agar tidak tercerai berai
saat berada di perjalanan.
3. Memastikan seluruh warga dan timterevakuasi dan berada dalam satu
komando.
4. Memastikan kampung sudah kosong.
5. Berkoordinasi dengan Koordinator KMPB
/ Pusdalops
6. Mengkomunikasikan kebutuhan bantuan
taktis dan dasar untuk warga yang sedang
dievakuasi ke area pengungsian ke korlap
PMI, TAGANA, TNI, POLRI, LINMAS
1. Kendaraan
Bermotor,
mobil, truk
(sesuai hasil
pendataan tim
KMPB/
pusdalops)
2. Koordinasimenggunakan
HT per
Koordinator RT
3. Pengeras Suara
Masjid/Gereja
4. HP dan/atau
HT dan
pengeras suara
tangan (TOA)
7 Regu
keamanan
Menit 15-20 Pengamanan
Lingkungan/ LINMAS
Berkeliling kampung untuk menjaga-jaga
kemanan, mengantisipasi adanya orang yang
memanfaatkan situasi
Motor,Alat
Keamanan
8 Regu
Peringatan
Dini
Menit 15-20 1. Pengamatan pantai
2. Koordinasi dengan
Koordinator
KMPB/pusdalops
1. Seksi Deteksi Dini mengamati kondisi
Pantai lalu melihat kondisi air laut surut
tidak seperti biasanya.
2. Seksi deteksi dini via HT segera
menghubungi Koordinator KMPB/
Pusdalops untuk menginformasikan
ada/tidakny potensi tsunami di pantai
cilacap
HT
9 Regu
Pengungsian
Menit +20 Pelaksana tanggap
darurat yang mengurusi
pengungsi (dinsos,
dinkes dll.)
Mendirikan tenda Perlengkapan
tenda
10 Regu Dapur
Umum
Menit +20 Pelaksana tanggap
darurat yang mengurusi
dapur umum
1. Menyiapkan perlengkapan dapur umum
terhadap pengungsi
2. Menyiapkan makanan dan minuman bagi
warga
Peralatan dan
perlengkapan
memasak,
makanan, dan
minuman
11 Regu
Kesehatan
Menit +20 Pelaksana tanggap
darurat yang mengurusi
bagian kesehatan
(dinkes, Pmi, dan Rs)
1. Melakukan pertolongan pertama pada
korban
2. Koordinator Regu Kesehatan
menghubungi puskesmas kecamatan agar
mengirimkan ambulans untuk segera
Ambulans, obat-
obatan,
tandu/brankar, rs
lapangan
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
35/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
29Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
NO SUBJEK WAKTU FUNGSI/ PERAN YANG DILAKUKANPERALATAN/
ARMADA
mengevakuasi korban luka patah tulangdan luka parah ke rumah sakit
12 Regu
Administrasi
Menit +20 Pelaksana tanggap
darurat yang mengurusi
pendataan korban
1. Pendataan kebutuhan korban
2. Mendata korban bencana yang mengalami
luka-luka, meninggal, dan hilang serta
pendataan kebutuhan bagi pengungsi.
Alat tulis.
13 Regu
Evakuasi
Menit +20 Pelaksana tanggap
darurat yang mengurusi
evakuasi
Melakukan penyisiran untuk mencari korban
yang masih tertinggal di lokasi.
Kantong mayat,
tandu, ambulans.
14 Menit 70 SAR Pantai menginformasikan ke Pusdalops
melalui radio HT bahwa gelombang laut
telah berangsur kembali normal di pantai
HT
15 Menit 80 SAR Pantai yang memberitahukan kondisi di
pantai sudah aman
Pengeras Suara
4.2. SKENARIO DESA WIDARAPAYUNG WETAN
Skenario ini menggambarkan terjadinya fenomena alam gempa bumi
berdasarkan kondisi waktu asumsi kejadian bencana yaitu pagi, siang, sore, dan
malam. Gempa bumi tersebut dengan magnitude 6,9 berpusat di selatan perairan
Cilacap dan memicu terjadinya serangkaian gelombang tsunami di Desa
Widarapayung Wetan.
Tabel 4.2. Skenario Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami
Desa Widarapayung Wetan Asumsi Kejadian Pagi Hari
NO SUBJEK WAKTU FUNGSI/ PERAN YANG DILAKUKANPERALATAN/
ARMADA
1 Masyarakat Sebelum
terjadi
gempa bumidan tsunami
Pada pagi hari seluruh masyarakat di Desa
Widarapayung Wetan memulai kegiatan-
kegiatan harian seperti biasanya untukbersiap-siang ke kantor, ladang, sawah,
pasar, berdagang di area pantai, anak sekolah
sedang bersiap-siap ke sekolah, dan kegiatan
lainnya.
2 Masyarakat 06:00 WIB Terjadi gempa bumi dengan magnitude 6,9
SR berpusat di selatan perairan Cilacap pada
kedalaman 30 km
3 Koordinator
KMPB & Regu
Peringatan Dini
06:01 1. Koordinator KMPB segera membunyikan
kentongan;
2. Warga yang mendengar bunyi kentongan
menindaklanjuti dengan mengabarkan
Kentongan,
Pengeras suara
masjid, HT
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
36/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
30Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
NO SUBJEK WAKTU FUNGSI/ PERAN YANG DILAKUKANPERALATAN/
ARMADA
tanda bahaya melalui pengeras suara dimasjid dan memerintahkan segera menuju
titik kumpul;
3. Regu peringatan dini mengamati kondisi
pesisir Desa Widarapayung Wetan melalui
menara yang berada di Pantai
Widarapayung apakah terdapat tanda-tanda
akan terjadi tsunami atau tidak.
4 Koordinator
KMPB, Regu
Penyelamatan,
ReguKebakaran
06:02 Koordinator KMPB
memerintah
Koordinator masing-
masing Seksi untukmengaktifkan regu
satuan tugas
1. Semua warga dibantu arahan Regu
Penyelamatan menuju titik kumpul di
lapangan sepak bola Desa Widarapayung
Wetan;2. Regu Penyelamatan membantu anak-anak,
wanita hamil, orang tua, dan penyandang
cacat untuk menuju titik kumpul.
3. Regu Kebakaran mematikan aliran listrik
dan membantu Regu Penyelamatan
Pengeras Suara
5 Regu
Peringatan Dini
06:04 Regu peringatan dini segera menghubungi
Koordinator KMPB dengan menggunakan
HT, menginformasikan bahwa di pesisir
Pantai Widarapayung berpotensi tsunami.
HT
6 Koordinator
KMPB,
Koordinator
Seksi,
Penyelamatan,
Regu
Keamanan,
Regu
Pengungsian,
Regu
Kebakaran,
Regu Informasi
dan Hubungan
Luar
06:05 1. Koordinator Seksi
Tanggap Darurat
memerintahkan
masing-masing Regu
untuk melaksanakan
tugas masing-masing
2. Koordinator Seksi
Komunikasi
memerintahkan Regu
Regu Informasi dan
Hubungan Luar untuk
menghubungi
lembaga dan instansi
terkait
1. Regu Pengungsian menginformasikan
kepada Koordinator KMPB menggunakan
HT bahwa unit evakuasi masih kurang
untuk sekitar 138 orang, estimasi dapat
dievakuasi menggunakan 6 buah truk;
2. Koordinator KMPB segera menghubungi
Koordinator Seksi Informasi untuk meminta
bantuan;
3. Regu Informasi dan Hubungan Luar
menghubungi dinas dan lembaga terkait
untuk meminta bantuan;
. Regu penyelamatan dibantu Regu
Kebakaran segera menuntun warga ke
tempat pengungsian dengan menggunakan
kendaraan sesuai kapasitas yang telah
dipetakan sebelumnya;
5. Kelompok rentan sejumlah 958 (rincian
Tabel 2.5 hal. 13) dievakuasi menggunakan
21 angkutan desa (kapasitas 273 orang), 71
mobil (kapasitas 568 orang), 21 mobil pick
up (kapasitas 231 orang) perhitungan
tersebut sudah dengan sopir;
6. Dua truk digunakan untuk mengangkut
perlengkapan pengungsian, anggota Regu
Perintis, dan Regu Pengungsian;
HT, alat
transportasi (18
truk, 21 angkutan
desa, 71 mobil,
56 mobil pick up,
1783 motor)
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
37/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
31Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
NO SUBJEK WAKTU FUNGSI/ PERAN YANG DILAKUKANPERALATAN/
ARMADA
. Enam belas truk, 35 mobil pick up; dan1783 motor digunakan untuk mengevakuasi
pengungsi lain dengan kapasitas total 4319
orang (diutamakan untuk perempuan dan
warga yang kondosi fisiknya lemah).
8. Regu Keamanan mengelilingi desa untuk
melakukan pengecekan kondisi dan mencari
korban apabila masih ada yang tertinggal di
lokasi.
7 Regu Perintis,
Regu
Pengungsian
06:10 1. Regu Perintis menyiapkan tempat
pengungsian di area Pondok Pesantren
Roudhotul Tholabah, SD N 1Widarapayung Wetan, dan SMP N 1
Binangun, kemudian membuat MCK
sementara;
2. Regu Pengungsian mendirikan tenda;
3. Regu logistik menyiapkan persediaan
kebutuhan pengungsi;
4. Asumsi Kebutuhan:
- Tenda Militer: 60 tenda kapasitas @10
KK (PonPes 35 unit, SD/MI 10 unit,
SMP/MTs 15 unit)
- Dapur Umum: Minyak, Beras, Air
Bersih, Bumbu dapur, lauk pauk,
makanan bayi
- Obat-obatan dan P3K
- Sandang: pakaian, selimut, pembalut
- MCK
Tenda, peralatan
memasak,
makanan dan airbersih, kebutuhan
sandang,
pengeras Suara,
HT
8 Masing-masing
Seksi
6:20 1. Warga sampai di lokasi pengungsian;
2. Koordinator KMPB melapor kepada
Kepala BPBD Kabupaten Cilacap kondisi
di lapangan bahwa warga telah dievakuasi;
3. Regu Administrasi dan Dokumentasi
mendata jumlah pengungsi;
4. Regu Pertolongan Pertama melakukan
pertolangan kepada korban;
HT, Alat tulis,
Ambulans dan
obat-obatan
9 Regu
Peringatan Dini
6:25 Regu Peringatan Dini melaporkan kepada
koordinator KMPB bahwa telah terjadi
tsunami dan mencapai kurang lebih 30 meter
dari garis pantai
HT
10 Regu Relawan,
Regu
Administrasi
dan
Dokumentasi
7:00 1. Regu Adiministrasi dan Dokumentasi
mencatat bantuan dan relawan yang
datang;
2. Regu Relawan mengkoordinasi para
relawan yang telah datang;
Alat tulias,
Pengeras Suara
11 Regu 7:10 1. Regu Peringatan Dini melaporkan bahwa HT
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
38/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
32Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
NO SUBJEK WAKTU FUNGSI/ PERAN YANG DILAKUKANPERALATAN/
ARMADA
PeringatanDini, Regu
Penyelamatan,
Regu
Keamanan
tsunami telah surut;2. Regu Penyelamatan, Keamanan, dan
Kebakaran kembali ke lokasi Desa
Widarapayung Wetan untuk melakukan
pengecekan kondisi kerusakan serta
mencari korban.
12 Regu Relawan,
Regu
Kesehatan,
Regu Dapur
Umum
8:20 1. Regu Kesehatan menghubungi rumah
sakit dan puskesmas terdekat untuk segera
mengevakuasi korban yang membutuhkan
pertolongan lanjutan;
2. Regu dapur umum mulai mempersiapkan
makanan dan minuman untuk parapengungsi dan anggota regu.
3. Para pengungsi beristirahat dan relaksasi
di dampingi oleh Regu Relawan dan Regu
Kesehatan untuk mengurangi shock dan
trauma.
Pengeras suara,
ambulans,
peralatan
memasak, bahan
makanan
Tabel 4.3. Skenario Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami
Desa Widarapayung Wetan Asumsi Kejadian Siang Hari
NO SUBJEK WAKTU FUNGSI/ PERAN YANG DILAKUKANPERALATAN/
ARMADA1 Masyarakat Sebelum
terjadi
gempa bumi
dan tsunami
Pada siang hari masyarakat di Desa
Widarapayung Wetan melakukan kegiatan-
kegiatan harian seperti biasanya di kantor,
ladang, sawah, pasar, rumah-rumah warga,
berdagang di area pantai, anak sekolah
sedang melakukan kegiatan belajar mengajar,
masyarakat berwisata ke Pantai
Widarapayung, dan kegiatan lainnya.
2 Masyarakat 11:00 WIB Terjadi gempa bumi dengan magnitude 6,9
SR berpusat di selatan perairan Cilacap pada
kedalaman 30 km3 Koordinator
KMPB & Regu
Peringatan Dini
11:01 1. Penjaga pantai membunyikan sirine dan
memerintahkan masyarakat dan pedagang
untuk menuju titik kumpul kemudian
dievakuasi ke tempat yang lebih aman
(misalnya di lapangan sepakbola Desa
Widarapayung Wetan yang berjarak 1 km
dari Pantai Widarapayung);
2. Warga yang mendengar bunyi sirine
menindaklanjuti dengan mengabarkan
tanda bahaya melalui pengeras suara di
masjid dan memerintahkan segera menuju
Sirine, Pengeras
suara masjid, HT
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
39/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
33Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
NO SUBJEK WAKTU FUNGSI/ PERAN YANG DILAKUKANPERALATAN/
ARMADA
titik kumpul;3. Regu peringatan dini mengamati kondisi
pesisir Desa Widarapayung Wetan melalui
menara yang berada di Pantai
Widarapayung apakah terdapat tanda-
tanda akan terjadi tsunami atau tidak.
4 Koordinator
KMPB, Regu
Penyelamatan,
Regu
Kebakaran
11:05 Koordinator KMPB
memerintah
Koordinator masing-
masing Seksi untuk
mengaktifkan regu
satuan tugas
1. Semua warga dibantu arahan Regu
Penyelamatan menuju titik kumpul di
lapangan sepak bola Desa Widarapayung
Wetan;
2. Regu Penyelamatan membantu anak-anak,
wanita hamil, orang tua, dan penyandangcacat untuk menuju titik kumpul.
3. Masyarakat dan pedagang dari Pantai
Widarapayung sampai di lapangan sepak
bola;
4. Masing-masing guru sekolah melakukan
evakuasi kepada muridnya di lapangan
upacara;
5. Regu Kebakaran mematikan aliran listrik
dan membantu Regu Penyelamatan
Pengeras Suara,
HT
5 Regu
Peringatan Dini
11:07 Regu peringatan dini segera menghubungi
Koordinator KMPB dengan menggunakan
HT, menginformasikan bahwa di pesisir
Pantai Widarapayung berpotensi tsunami.
HT
6 Koordinator
KMPB,
Koordinator
Seksi,
Penyelamatan,
Regu
Keamanan,
Regu
Pengungsian,
Regu
Kebakaran,
Regu Informasi
dan Hubungan
Luar
11:10 1. Koordinator Seksi
Tanggap Darurat
memerintahkan
masing-masing
Regu untuk
melaksanakan tugas
masing-masing
2. Koordinator Seksi
Komunikasi
memerintahkan
Regu Regu
Informasi dan
Hubungan Luar
untuk menghubungi
lembaga dan instansi
terkait
1. Koordinator KMPB segera menghubungi
Koordinator Seksi Informasi untuk
meminta bantuan;
2. Regu Informasi dan Hubungan Luar
menghubungi dinas dan lembaga terkait
untuk meminta bantuan;
3. Regu penyelamatan dibantu Regu
Kebakaran segera menuntun warga ke
tempat pengungsian dengan menggunakan
kendaraan sesuai kapasitas yang telah
dipetakan sebelumnya;
4. Regu Penyelamatan dibantu para guru
mengevakuasi para muridnya, 3 SD dan 1
MI dengan jumlah 625 murid dan 31 guru
dievakuasi di area sekolah, 1 SMP dan 1
MTS dengan jumlah 991 murid dan 58
guru dievakuasi di area sekolah karena
terletak di lokasi yang cukup aman;
5. Regu penyelamatan membantu kelompok
rentan yang masih ada di lingkungan
masyarakat, anak-anak (32 orang), orang
HT, alat
transportasi
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
40/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
34Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
NO SUBJEK WAKTU FUNGSI/ PERAN YANG DILAKUKANPERALATAN/
ARMADA
tua (384 orang), ibu hamil (21 orang), danpenyandang cacat (29 orang);
6. Regu Keamanan mengelilingi desa untuk
melakukan pengecekan kondisi dan
mencari korban apabila masih ada yang
tertinggal di lokasi.
7 Regu Perintis,
Regu
Pengungsian
11:15 1. Regu Perintis menyiapkan tempat
pengungsian di area Pondok Pesantren
Roudhotul Tholabah, SD N 1
Widarapayung Wetan, dan SMP N 1
Binangun, kemudian membuat MCK
sementara;2. Regu Pengungsian mendirikan tenda;
3. Regu logistik menyiapkan persediaan
kebutuhan pengungsi;
4. Asumsi Kebutuhan:
- Tenda Militer: 60 tenda kapasitas @10
KK (PonPes 35 unit, SD/MI 10 unit,
SMP/MTs 15 unit)
- Dapur Umum: Minyak, Beras, Air
Bersih, Bumbu dapur, lauk pauk,
makanan bayi
- Obat-obatan dan P3K
- Sandang: pakaian, selimut, pembalut
- MCK
Tenda, peralatan
memasak,
makanan dan air
bersih, kebutuhan
sandang,
pengeras Suara,HT
8 Masing-masing
Seksi
11:20 1. Warga dan masyarakat dari Pantai
Widarapayung sampai di lokasi
pengungsian terdekat;
2. Koordinator KMPB melapor kepada
Kepala BPBD Kabupaten Cilacap kondisi
di lapangan bahwa warga telah
dievakuasi;
3. Regu Administrasi dan Dokumentasi
mendata jumlah pengungsi yang berada di
Pondok Pesantren Roudhotul Tholabah,
SD/MI dan SMP/MTs;
4. Regu Pertolongan Pertama melakukan
pertolangan kepada korban;
HT, Alat tulis,
Ambulans dan
obat-obatan
9 Regu
Peringatan Dini
11:25 Regu Peringatan Dini melaporkan kepada
koordinator KMPB bahwa telah terjadi
tsunami dan mencapai kurang lebih 20 meter
dari garis pantai
HT
10 Regu
Peringatan
Dini, Regu
Penyelamatan,
12:20 1. Regu Peringatan Dini melaporkan bahwa
tsunami telah surut;
2. Regu Penyelamatan, Keamanan, dan
Kebakaran kembali ke lokasi Desa
HT
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
41/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
35Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
NO SUBJEK WAKTU FUNGSI/ PERAN YANG DILAKUKANPERALATAN/
ARMADA
ReguKeamanan
Widarapayung Wetan untuk melakukanpengecekan kondisi kerusakan serta
mencari korban.
11 Regu Relawan,
Regu
Kesehatan,
Regu
Administrasi
dan
Dokumentasi,
Regu Dapur
Umum
12:30 1. Regu Adiministrasi dan Dokumentasi
mencatat bantuan dan relawan yang
datang;
2. Regu Relawan mengkoordinasi para
relawan yang telah datang;
3. Regu Kesehatan menghubungi rumah
sakit dan puskesmas terdekat untuk segera
mengevakuasi korban yang membutuhkan
pertolongan lanjutan;4. Regu dapur umum mulai mempersiapkan
makanan dan minuman untuk para
pengungsi dan anggota regu.
5. Para pengungsi beristirahat dan relaksasi
di dampingi oleh Regu Relawan dan Regu
Kesehatan untuk mengurangi shock dan
trauma.
6. Bagi umat muslim menjalankan sholat
dzuhur berjamaah dan berdoa agar tidak
terjadi gempa bumi dan tsunami susulan.
Alat tulis,
Pengeras Suara,
Ambulans,
Peralatan
memasak, bahan
makanan
Tabel 4.4. Skenario Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami
Desa Widarapayung Wetan Asumsi Kejadian Sore Hari
NO SUBJEK WAKTU FUNGSI/ PERAN YANG DILAKUKANPERALATAN/
ARMADA
1 Masyarakat Sebelum
terjadi
gempa bumi
dan tsunami
Pada sore hari masyarakat di Desa
Widarapayung Wetan baru pulang dan
beristirahat dari melakukan kegiatan-
kegiatan harian seperti biasanya di kantor,
ladang, sawah, pasar, rumah-rumah warga,
berdagang di area pantai, masih terdapatmasyarakat yang berwisata ke Pantai
Widarapayung, dan kegiatan lainnya.
2 Masyarakat 17:00 WIB Terjadi gempa bumi dengan magnitude 6,9
SR berpusat di selatan perairan Cilacap pada
kedalaman 30 km
3 Koordinator
KMPB & Regu
Peringatan Dini
17:01 1. Koordinator KMPB segera membunyikan
kentongan;
2. Warga yang mendengar bunyi kentongan
menindaklanjuti dengan mengabarkan
tanda bahaya melalui pengeras suara di
masjid dan memerintahkan segera menuju
Kentongan,
Pengeras suara
masjid, sirine, HT
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
42/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
36Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
NO SUBJEK WAKTU FUNGSI/ PERAN YANG DILAKUKANPERALATAN/
ARMADA
titik kumpul;3. Penjaga pantai membunyikan sirine dan
memerintahkan masyarakat dan pedagang
untuk menuju titik kumpul kemudian
dievakuasi ke tempat yang lebih aman
(misalnya di lapangan sepakbola Desa
Widarapayung Wetan yang berjarak 1 km
dari Pantai Widarapayung);
4. Regu peringatan dini mengamati kondisi
pesisir Desa Widarapayung Wetan melalui
menara yang berada di Pantai
Widarapayung apakah terdapat tanda-tanda akan terjadi tsunami atau tidak.
4 Koordinator
KMPB, Regu
Penyelamatan,
Regu
Kebakaran
17:05 Koordinator KMPB
memerintah
Koordinator masing-
masing Seksi untuk
mengaktifkan regu
satuan tugas
1. Semua warga dibantu arahan Regu
Penyelamatan menuju titik kumpul di
lapangan sepak bola Desa Widarapayung
Wetan;
2. Regu Penyelamatan membantu anak-anak,
wanita hamil, orang tua, dan penyandang
cacat untuk menuju titik kumpul.
3. Masyarakat dan pedagang dari Pantai
Widarapayung sampai di lapangan sepak
bola;
4. Regu Kebakaran mematikan aliran listrik
dan membantu Regu Penyelamatan
Pengeras Suara,
HT
5 Regu
Peringatan Dini
17:07 Regu peringatan dini segera menghubungi
Koordinator KMPB dengan menggunakan
HT, menginformasikan bahwa di pesisir
Pantai Widarapayung berpotensi tsunami.
HT
6 Koordinator
KMPB,
Koordinator
Seksi,
Penyelamatan,
Regu
Keamanan,
Regu
Pengungsian,
Regu
Kebakaran,
Regu Informasi
dan Hubungan
Luar
17:10 1. Koordinator Seksi
Tanggap Darurat
memerintahkan
masing-masing
Regu untuk
melaksanakan tugas
masing-masing
2. Koordinator Seksi
Komunikasi
memerintahkan
Regu Regu
Informasi dan
Hubungan Luar
untuk menghubungi
lembaga dan instansi
terkait
1. Regu Pengungsian menginformasikan
kepada Koordinator KMPB menggunakan
HT bahwa unit evakuasi masih kurang
untuk sekitar 138 orang, estimasi dapat
dievakuasi menggunakan 6 buah truk;
2. Koordinator KMPB segera menghubungi
Koordinator Seksi Informasi untuk
meminta bantuan;
3. Regu Informasi dan Hubungan Luar
menghubungi dinas dan lembaga terkait
untuk meminta bantuan;
4. Regu penyelamatan dibantu Regu
Kebakaran segera menuntun warga ke
tempat pengungsian dengan menggunakan
kendaraan sesuai kapasitas yang telah
dipetakan sebelumnya;
5. Kelompok rentan sejumlah 958 (rincian
HT, alat
transportasi
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
43/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
37Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
NO SUBJEK WAKTU FUNGSI/ PERAN YANG DILAKUKANPERALATAN/
ARMADA
Tabel 2.5 hal. 13) dievakuasimenggunakan 21 angkutan desa (kapasitas
273 orang), 71 mobil (kapasitas 568
orang), 21 mobil pick up (kapasitas 231
orang) perhitungan tersebut sudah dengan
sopir;
6. Dua truk digunakan untuk mengangkut
perlengkapan pengungsian, anggota Regu
Perintis, dan Regu Pengungsian;
7. Enam belas truk, 35 mobil pick up; dan
1783 motor digunakan untuk
mengevakuasi pengungsi lain dengankapasitas total 4319 orang (diutamakan
untuk perempuan dan warga yang kondosi
fisiknya lemah).
8. Regu Keamanan mengelilingi desa untuk
melakukan pengecekan kondisi dan
mencari korban apabila masih ada yang
tertinggal di lokasi.
7 Regu Perintis,
Regu
Pengungsian
17:15 1. Regu Perintis menyiapkan tempat
pengungsian di area Pondok Pesantren
Roudhotul Tholabah, SD N 1
Widarapayung Wetan, dan SMP N 1
Binangun, kemudian membuat MCK
sementara;
2. Regu Pengungsian mendirikan tenda;
3. Regu logistik menyiapkan persediaan
kebutuhan pengungsi;
4. Asumsi Kebutuhan:
- Tenda Militer: 60 tenda kapasitas @10
KK (PonPes 35 unit, SD/MI 10 unit,
SMP/MTs 15 unit)
- Dapur Umum: Minyak, Beras, Air
Bersih, Bumbu dapur, lauk pauk,
makanan bayi
- Obat-obatan dan P3K
- Sandang: pakaian, selimut, pembalut
- MCK
Tenda, peralatan
memasak,
makanan dan air
bersih, kebutuhan
sandang,
pengeras Suara,
HT
8 Masing-masing
Seksi
17:20 1. Warga dan masyarakat dari Pantai
Widarapayung sampai di lokasi
pengungsian terdekat;
2. Koordinator KMPB melapor kepada
Kepala BPBD Kabupaten Cilacap kondisi
di lapangan bahwa warga telah
dievakuasi;
3. Regu Administrasi dan Dokumentasi
HT, Alat tulis,
Ambulans dan
obat-obatan
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
44/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
38Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
NO SUBJEK WAKTU FUNGSI/ PERAN YANG DILAKUKANPERALATAN/
ARMADA
mendata jumlah pengungsi yang berada diPondok Pesantren Roudhotul Tholabah,
SD/MI dan SMP/MTs;
4. Regu Pertolongan Pertama melakukan
pertolangan kepada korban;
9 Regu
Peringatan Dini
17:25 Regu Peringatan Dini melaporkan kepada
koordinator KMPB bahwa telah terjadi
tsunami dan mencapai kurang lebih 35 meter
dari garis pantai
HT
10 Regu
Peringatan
Dini, ReguPenyelamatan,
Regu
Keamanan
18:10 1. Regu Peringatan Dini melaporkan bahwa
tsunami telah surut;
2. Regu Penyelamatan, Keamanan, danKebakaran kembali ke lokasi Desa
Widarapayung Wetan untuk melakukan
pengecekan kondisi kerusakan serta
mencari korban.
HT
11 Regu Relawan,
Regu
Kesehatan,
Regu
Administrasi
dan
Dokumentasi,
Regu Dapur
Umum
18:20 1. Regu Adiministrasi dan Dokumentasi
mencatat bantuan dan relawan yang
datang;
2. Regu Relawan mengkoordinasi para
relawan yang telah datang;
3. Regu Kesehatan menghubungi rumah
sakit dan puskesmas terdekat untuk segera
mengevakuasi korban yang membutuhkan
pertolongan lanjutan;
4. Regu dapur umum mulai mempersiapkan
makanan dan minuman untuk para
pengungsi dan anggota regu.
5. Para pengungsi beristirahat dan relaksasi
di dampingi oleh Regu Relawan dan Regu
Kesehatan untuk mengurangi shock dan
trauma.
6. Bagi umat muslim menjalankan sholat
maghrib berjamaah dan berdoa agar tidak
terjadi gempa bumi dan tsunami susulan.
Alat tulis,
Pengeras Suara,
Ambulans,
Peralatan
memasak, bahan
makanan
Tabel 4.5. Skenario Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami
Desa Widarapayung Wetan Asumsi Kejadian Malam Hari
NO SUBJEK WAKTU FUNGSI/ PERAN YANG DILAKUKANPERALATAN/
ARMADA
1 Masyarakat Sebelum
terjadi
gempa bumi
dan tsunami
Pada malam hari seluruh masyarakat di Desa
Widarapayung Wetan dalam kondisi tidur
dan terlelap, kecuali beberapa warga yang
begadang untuk kegiatan siskamling.
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
45/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
39Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
NO SUBJEK WAKTU FUNGSI/ PERAN YANG DILAKUKANPERALATAN/
ARMADA
2 Masyarakat 01:00 WIB Terjadi gempa bumi dengan magnitude 6,9SR berpusat di selatan perairan Cilacap pada
kedalaman 30 km
3 Warga
Siskamling &
Regu
Peringatan Dini
01:02 1. Warga yang sedang siskamling
membunyikan suara kentongan;
2. Warga yang mendengar bunyi kentongan
menindaklanjuti dengan mengabarkan
tanda bahaya melalui pengeras suara di
masjid dan memerintahkan segera menuju
titik kumpul;
3. Regu peringatan dini mengamati kondisi
pesisir Desa Widarapayung Wetan melaluimenara yang berada di Pantai
Widarapayung apakah terdapat tanda-
tanda akan terjadi tsunami atau tidak.
Kentongan,
Pengeras suara
masjid, HT
4 Regu
Peringatan Dini
01:07 Regu peringatan dini segera menghubungi
Koordinator KMPB dengan menggunakan
HT, menginformasikan bahwa di pesisir
Pantai Widarapayung berpotensi tsunami.
HT
5 Koordinator
KMPB, Regu
Penyelamatan,
Regu
Kebakaran
01:10 Koordinator KMPB
memerintah
Koordinator masing-
masing Seksi untuk
mengaktifkan regu
satuan tugas
1. Semua warga dibantu arahan Regu
Penyelamatan menuju titik kumpul di
lapangan sepak bola Desa Widarapayung
Wetan;
2. Regu Penyelamatan membantu anak-anak,
wanita hamil, orang tua, dan penyandang
cacat untuk menuju titik kumpul.
3. Regu Kebakaran mematikan aliran listrik
dan membantu Regu Penyelamatan
Pengeras Suara,
HT
6 Koordinator
KMPB,
Koordinator
Seksi,
Penyelamatan,
Regu
Keamanan,
Regu
Pengungsian,
Regu
Kebakaran,
Regu Informasi
dan Hubungan
Luar
01:15 1. Koordinator Seksi
Tanggap Darurat
memerintahkan
masing-masing
Regu untuk
melaksanakan tugas
masing-masing
2. Koordinator Seksi
Komunikasi
memerintahkan
Regu Regu
Informasi dan
Hubungan Luar
untuk menghubungi
lembaga dan instansi
terkait
1. Regu Pengungsian menginformasikan
kepada Koordinator KMPB menggunakan
HT bahwa unit evakuasi masih kurang
untuk sekitar 138 orang, estimasi dapat
dievakuasi menggunakan 6 buah truk;
2. Koordinator KMPB segera menghubungi
Koordinator Seksi Informasi untuk
meminta bantuan;
3. Regu Informasi dan Hubungan Luar
menghubungi dinas dan lembaga terkait
untuk meminta bantuan;
4. Regu penyelamatan dibantu Regu
Kebakaran segera menuntun warga ke
tempat pengungsian dengan menggunakan
kendaraan sesuai kapasitas yang telah
dipetakan sebelumnya;
5. Kelompok rentan sejumlah 958 (rincian
Tabel 2.5 hal. 13) dievakuasi
HT, alat
transportasi
8/16/2019 SOP Gladi Tsunami Cilacap
46/57
SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami CilacapStudi Kasus Desa Widarapayung Wetan
40Magister Manajemen Bencana – Universitas Gadjah Mada
NO SUBJEK WAKTU FUNGSI/ PERAN YANG DILAKUKANPERALATAN/
ARMADA