Top Banner
14 BAB II LANDASAN TEORI ACCELERATED LEARNING DAN PENDIDIKAN DASAR A. Teori-teori Accelerated learning Zaman beredar masa berganti, masyarakat pun kembang dan berubah. Tidak lain perubahan masyarakat seiring dengan perubahan ilmu pengetahuan manusia. Kehidupan manusia menuju ke arah yang lebih baik karena proses berfikir manusia untuk mencapai kebahagiaan, kesenangan serta cara hidup yang lebih baik. Pendidikan merupakan salah satu media yang digunakan manusia untuk mengembangkan potensi dan mencapai tujuan yang diharapkan oleh manusia. Oleh karena itu pendidikan dari masa ke masa melakukan usaha perubahan baik perangkat lunak (soft ware) maupun perangkat keras (hard ware). Aktivitas belajar manusia sejak awal hingga sekarang terus terjadi inovasi dan kreasi, mulai dari kurikulum, pendekatan, metode serta sarana dan teknik dalam pembelajaran. Accelerated learning merupakan salah satu hasil dari inovasi dalam pendidikan. Inovasi ini dilakukan karena tuntutan zaman yang berkembang sangat cepat. Belajar yang harus sesuai dengan waktu yang ditentukan agaknya sudah tidak menjadi tradisi yang relevan di masa sekarang, karena laju informasi dan teknologi yang semakin cepat, dunia kerja yang terus berubah, kegiatan masyarakat bahkan kegiatan rekreasipun menjadi semakin kompleks. Oleh karena itu kita harus mengetahui pula cara menyerap informasi lebih cepat lagi. Belajar yang sekarang kita lakukan kemungkinan besar tidak akan sama dengan belajar yang kita lakukan tiga tahun ke depan. Meningkatnya kompleksitas berarti menuntut cara belajar yang lebih baik untuk mengkondisikan siswa dalam proses belajar mengajar di kelas, sehingga anak tidak cepat menjadi bosan dengan pelajaran yang diberikan oleh gurunya. Karena selama ini kita berasumsi bahwa belajar yang kita
34

soft ware hard ware Accelerated learninglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/14/jtptiain-gdl-s1... · 6 B oby D eP rt & M ikH nc , Q u ant mL e rig : M b s k B l j Ny dan Menyenangkan,

Mar 08, 2019

Download

Documents

doandien
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: soft ware hard ware Accelerated learninglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/14/jtptiain-gdl-s1... · 6 B oby D eP rt & M ikH nc , Q u ant mL e rig : M b s k B l j Ny dan Menyenangkan,

14

BAB II

LANDASAN TEORI ACCELERATED LEARNING DAN

PENDIDIKAN DASAR

A. Teori-teori Accelerated learning

Zaman beredar masa berganti, masyarakat pun kembang dan berubah.

Tidak lain perubahan masyarakat seiring dengan perubahan ilmu pengetahuan

manusia. Kehidupan manusia menuju ke arah yang lebih baik karena proses

berfikir manusia untuk mencapai kebahagiaan, kesenangan serta cara hidup

yang lebih baik. Pendidikan merupakan salah satu media yang digunakan

manusia untuk mengembangkan potensi dan mencapai tujuan yang diharapkan

oleh manusia.

Oleh karena itu pendidikan dari masa ke masa melakukan usaha

perubahan baik perangkat lunak (soft ware) maupun perangkat keras (hard

ware). Aktivitas belajar manusia sejak awal hingga sekarang terus terjadi

inovasi dan kreasi, mulai dari kurikulum, pendekatan, metode serta sarana dan

teknik dalam pembelajaran.

Accelerated learning merupakan salah satu hasil dari inovasi dalam

pendidikan. Inovasi ini dilakukan karena tuntutan zaman yang berkembang

sangat cepat. Belajar yang harus sesuai dengan waktu yang ditentukan

agaknya sudah tidak menjadi tradisi yang relevan di masa sekarang, karena

laju informasi dan teknologi yang semakin cepat, dunia kerja yang terus

berubah, kegiatan masyarakat bahkan kegiatan rekreasipun menjadi semakin

kompleks. Oleh karena itu kita harus mengetahui pula cara menyerap

informasi lebih cepat lagi. Belajar yang sekarang kita lakukan kemungkinan

besar tidak akan sama dengan belajar yang kita lakukan tiga tahun ke depan.

Meningkatnya kompleksitas berarti menuntut cara belajar yang lebih

baik untuk mengkondisikan siswa dalam proses belajar mengajar di kelas,

sehingga anak tidak cepat menjadi bosan dengan pelajaran yang diberikan

oleh gurunya. Karena selama ini kita berasumsi bahwa belajar yang kita

Page 2: soft ware hard ware Accelerated learninglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/14/jtptiain-gdl-s1... · 6 B oby D eP rt & M ikH nc , Q u ant mL e rig : M b s k B l j Ny dan Menyenangkan,

15

lakukan selama ini mengalami stagnan. Artinya pendidikan kita tetap

menggunakan metode dan pendekatan yang sama dengan anak-anak didik

pada tahun sebelumnya, padahal metode dan pendekatan yang dilakukan

tersebut tidak menjamin anak didik menjadi lebih “cerdas,” mampu

meningkatkan prestasi, belajar dengan menyenangkan serta mampu

mengaplikasikan ilmu yang mereka dapatkan.

Oleh karena itu teknik-teknik belajar yang paling cocok dengan gaya

belajar yang disukai siswa maka belajarnya pun terasa paling alami. Karena

terasa alami (ranah-otak), belajarpun terasa lebih mudah. Karena lebih mudah

belajar pun mejadi lebih cepat.1

1. Pengertian Accelerated learning

Menurut Colin Rose Accelerated learning adalah “teknik belajar

yang alami, sesuai dengan gaya belajar siswa sehingga belajar terasa lebih

mudah dan lebih cepat.”2

Dalam pengertian yang lain di sebutkan bahwa Accelerated

learning adalah :

“It’s a total system for speeding and enhancing both the design process and the learning processes. Based on the brain research, it has proven again and again learning effectiveness while saving time and money in the process.” 3

Artinya : “Accelerated learning sebuah sistem yang menyeluruh untuk mempercepat dan meningkatkan rancangan dan proses belajar. Berdasarkan pada penemuan/penelitian tentang otak, yang membuktikan dan meningkatkan kembali efektifitas belajar yang menghemat waktu dan beaya dalam proses belajar.

Dalam sebuah artikel juga disebutkan bahwa :

�� Colin Rose, K-U-A-S-A-I lebih cepat : Buku Pintar Accelerated learning, Terj.

MASTER It Faster oleh Femmy Syahrani, (Bandung: Kaifa, 2002), hlm. 16. ������� ���� ��� � � ������������� ����������� �������������� 2003.

Page 3: soft ware hard ware Accelerated learninglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/14/jtptiain-gdl-s1... · 6 B oby D eP rt & M ikH nc , Q u ant mL e rig : M b s k B l j Ny dan Menyenangkan,

16

“Accelerated learning' is a general term for any technique or method which enables learning and in the same time 'accelerates' the process of learning.”4

Artinya : Accelerated learning adalah bentuk keseluruhan dari beberapa

metode dan teknik yang memungkin belajar dan dalam waktu yang sama mempercepat proses belajar.

Definisi lain disebutkan :

“Accelerated learning is a combination of prinsiples and techniques that allow us to use our brains more effectively. In the particular, they show us how to remember and recall things more easily.”5

Artinya : “Pembelajaran dipercepat adalah kombinasi dari berbagai

prinsip dan teknik-teknik belajar yang memberikan keleluasaan untuk menggunakan otak (pemikiran) kita secara lebih efektif. Lebih ringkas, accelerated learning menunjukkan kepada kita bagaimana mengingat dan memanggil kembali segala sesuatu dengan lebih mudah.

Boby DePorter mengemukakan bahwa istilah accelerated learning

dengan dipertukarkan dengan suggestology (pemercepatan belajar) yang

didefinisikan sebagai “memungkinkan siswa untuk belajar dengan

kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal, dan dibarengi

dengan kegembiraan.”6

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

accelerated learning adalah keseluruhan teknik dan metode belajar yang

memungkinkan siswa belajar dengan mudah, menyenangkan dan efektif

dengan upaya yang normal dan sesuai dengan gaya belajarnya masing-

masing.

2. Prinsip-prinsip Accelerated learning

Pandangan mengenai konsep pengajaran—Accelerated learning—

terus menerus mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan

4 http://www.nlp-romania.ro/en/topics/learning.html, 17 March 203. 5 http://www.smart-bran.com/courses.htm, 17 March 203. 6 Boby DePorter & Mike Herncki, Quantum Learning : Membiasakan Belajar Nyaman

dan Menyenangkan, (Bandung: Kaifa, 2002), hlm. 14.

Page 4: soft ware hard ware Accelerated learninglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/14/jtptiain-gdl-s1... · 6 B oby D eP rt & M ikH nc , Q u ant mL e rig : M b s k B l j Ny dan Menyenangkan,

17

kemajuan ilmu dan teknologi pendidikan. Perubahan dalam bidang

pendidikan ini berusaha untuk mencapai tingkat kemajuan yang lebih

tinggi, dimana harus memiliki dasar dan prinsip yang jelas agar dalam

pelaksanaan perencanaan tersebut dapat berjalan dengan baik dan dapat

mencapai tujuan yang diharapkan.

Program Accelerated learning yang selama ini dijalankan dan

berhasil tidak lepas dari prinsip-prinsip dasar yang selalu mereka

laksanakan, yaitu :

1. Belajar melibatkan seluruh pikiran dan tubuh. Belajar tidak hanya menggunakan “otak” (sadar, rasional, memakai “otak kiri”), dan verbal), tetapi juga melibatkan seluruh tubuh/pikiran dengan segala emosi, indera, dan sarafnya.

2. Belajar adalah berkreasi, bukan mengonsumsi. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang diserap oleh pembelajar, melainkan sesuatu yang diciptakan pembelajar. Pembelajaran terjadi ketika seorang pembelajar memadukan pengetahuan dan keterampilan baru ke dalam struktur dirinya sendiri yang telah ada. Belajar secara harfiah adalah menciptakan makna baru, jaringan saraf baru, dan pola interaksi elektrokimia baru di dalam sistem jaringan otak/tubuh secara menyeluruh.

3. Kerja sama membantu proses belajar mengajar. Semua usaha belajar yang baik mempunyai landasan sosial. Kita biasanya belajar lebih banyak dengan berinteraksi dengan kawan-kawan dari pada kita pelajari dengan cara lain yang manapun. Persaingan di antara pembalajar memperlambat pembelajaran. Kerja sama di antara mereka mempercepatnya. Suatu komunikast belajar selalu lebih baik hasilnya dari pada beberapa individu yang belajar sendiri-sendiri.

4. Pembelajaran berlangsung pada banyak tingkatan secara simultan. Belajar bukan hanya menyerap satu hal kecil pada waktu secara linier, melainkan menyerap banyak hal sekaligus. Pembelajaran yang baik melibatkan orang pada banyak tingkatan secara simultan (sadar dan bawah sadar, mental, dan fisik) dan memanfatkan seluruh saraf reseptor, indra, jalan dalam sistem total otak/tubuh seseorang. Bagaimanapun juga, otak bukanlah prosesor berurutan, melainkan prosesor paralel, dan otak akan berkembang pesat jika ia ditantangmelakukan banyak hal sekaligus.

5. Belajar berasal dari mengerjakan hal itu sendiri (dengan umpan balik). Belajar paling baik adalah belajar dengan konteks. Hal-hal yang dipelajar secara terpisah akan sulit diingat dan mudah mengguap. Kita belajar berenang dengan berenang, cara

Page 5: soft ware hard ware Accelerated learninglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/14/jtptiain-gdl-s1... · 6 B oby D eP rt & M ikH nc , Q u ant mL e rig : M b s k B l j Ny dan Menyenangkan,

18

mengelola sesuatu dengan mengelolanya, cara bernyanyi dengan bernyanyi, cara menjual dengan menjual, dan cara memperhatikan konsumen dengan memperhatikan kebutuhannya. Pengalaman yang nyata dan konkret dapat menjadi guru jauh lebih baik dari pada sesuatu hipotesis dan abstrak—asalkan di dalamnya tersedia peluang untuk terjun langsung secara total, mendapatkan umpan balik, merenung dan menerjunkan diri kembali.

6. Emosi positif sangat membantu pembelajaran. Perasaan menentukan kualitas dan juga kuantitas belajar seseorang. Perasaaan negatif menghalangi belajar. Perasaan positif mempercepatnya. Belajar yang penuh tekanan, menyakitkan dan bersuasana muram tidak dapat mengungguli hasil belajar yang menyenangkan, santai dan menarik hati. 7

Otak citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis.

Sistem saraf manusia lebih merupakan prosesor citra dari pada prosesor

kata. Gambar konktret jauh lebih mudah ditangkap dan disimpan dari pada

abstraksi verbal. Menerjemahkan abstraksi verbal menjadi berbagai jenis

gambar konktret akan membuat abstraksi verbal itu bisa lebih cepat

dipelajari dan lebih mudah diingat.

3. Pembelajaran dalam Accelerated learning

Accelerated learning atau menurut Jayne Nicholl, CBC (Cara

Belajar Cepat) sebenarnya sudah kita alami sejak kita masih kecil. Karena

belajar dengan pendekatan CBC ini adalah cara belajar yang mengacu

pada cara orang belajar secara alamiah. Ketika kita masih anak-anak, kita

telah mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kita mempelajari

semua pengetahuan dasar bukan dengan duduk diruang kelas, membaca

buku, atau menatap layar komputer, melainkan berinteraksi dengan orang

lain dan dengan dunia, dengan menggunakan seluruh tubuh, seluruh

pikiran, segala sesuatu pada diri kita.�8�

�� Dave Meier, The Accelerated learning : Handbook, Panduan Kreatif dan efektif

Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan [terj], (Bandung: Kaifa, 2002), hlm. 54-55 � Colin Rose, dan Malcolm J. Nichol, Cara Belajar Cepat Abad XXI, (Bandung, Nuansa,

2002), hlm. 38.

Page 6: soft ware hard ware Accelerated learninglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/14/jtptiain-gdl-s1... · 6 B oby D eP rt & M ikH nc , Q u ant mL e rig : M b s k B l j Ny dan Menyenangkan,

19

Dalam interaksi dengan orang lain dan dunia ini tentu kita

memerlukan sebuah jalan agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka seorang guru harus berusaha

menemukan kembali berbagai strategi, pendekatan maupun metode belajar

yang tepat untuk dikembangkan dalam kelas.

Berbagai usaha dilakukan untuk menemukan pendekatan belajar

yang tepat terutama pendekatan belajar cepat. Pendekatan dalam

accelerated learning dengan menggunakan seluruh potensi yang ada pada

diri manusia untuk dikembangkan mencapai hasil yang maksimal,

diantaranya pendekatan SAVI.

Pendekatan SAVI berpangkal pada empat hal, yaitu Somatis,

Auditori, Visual, dan Intelektual. Apabila empat hal ini dapat diperhatikan

oleh seorang pengajar atau pelatih, pembelajaran yang dipercepat (bukan

lewat pemaksaan atau pengarbitan, melainkan lewat stimulasi) akan terjadi

secara hebat.

Somatis berarti mementingkan raga. Dalam pembelajaran di kelas,

para siswa dibuat untuk tidak diam di kursi, mereka diajak sesekali

mengambil sesuatu di depan kelas. Mereka harus bergerak, bergerak, dan

bergerak saat menerima pelajaran. Sebagaimana yang dikatakan Meier

"Mustahil otak beranjak, bila fisik tak bergerak." 9 Auditori berarti

pemanfaatan suara. Bacakanlah teks-teks yang ada di dalam buku secara

indah dan penuh pesona, laiknya seorang penyair sedang membacakan

sajak-sajak menariknya. Visual berarti ajarkan pengetahun dengan gambar.

"Otak sangat senang dengan informasi yang digambar dan diberi warna,"

tulis Meier. Dan intelektual berarti berhubungan dengan perenungan.

Membiarkan murid melakukan istirahat sejenak melakukan jeda adalah

suatu keharusan dalam accelerated learning. Biarkan murid merumuskan

materi-materi pelajaran yang diperoleh. Biarkan murid-murid

9 Dave Meier, Op. Cit, hlm. 92

Page 7: soft ware hard ware Accelerated learninglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/14/jtptiain-gdl-s1... · 6 B oby D eP rt & M ikH nc , Q u ant mL e rig : M b s k B l j Ny dan Menyenangkan,

20

membincangkan pengetahuan baru yang diperolehnya. Biarkan pula

mereka bertanya, mengkritik, ataupun menggugat.10

Dari konsep pendekatan SAVI inilah kemudian Meier

mengembangkan sebuah cara belajar-mengajar yang revolusioner.

Misalnya, proses pembelajaran di kelas akan lebih efektif bila para murid

bekerja sama. Artinya, seorang guru harus membuat para muridnya

berpasang-pasangan agar dapat mendiskusikan materi yang diajarkannya.

Dalam kelas yang efektif, para murid bukanlah sekelompok orang yang

menerima pengetahuan. Mereka adalah pencipta pengetahuan.11

a. Interaksi antara Guru Murid dan metode belajar

Berbagai cara belajar accelerated learning yang

dikembangkan oleh para pakar, diantaranya cara belajar dengan

pendekatan KUASAI (MASTER) oleh Colin Rose dan empat tahap

pembelajaran oleh Meier.

Master merupakan bagian dari cara belajar Accelerated

learning yang merupakan singkatan dari Motivating your mind,

Acquiring the information, Searching out the meaning, Triggering the

memory, Enhibiting what you know, dan Reflecting how you have

learned dan ini merupakan langkah dasar dalam cara belajar cepat.12

Dalam Master, Rose berusaha menemukan kembali cara

belajar yang menyenangkan seperti masa anak-anak—sebelum

“belajar”—yang sekarang telah terkacaukan dengan “bersekolah”

serta menemukan kembali rasa tertarik “menjelajah” masa anak-anak

bagaimana ia melihat, mendengar, mencium, meraba, dan bahkan

mengecap, dunia yang tak terbayangkan dimana ia menemukan

10 Ibid., hlm. 93 11 Hernowo (Divisi Kecendekiawanan IJABI), Pabila fisik tak bergerak, otak takkan

beranjak, Artikel Internet, Resensi buku : The Accelerated learning Handbook---A Creative Guide to Designing and Delivering Faster, More Effective Training Programs, pengarang : Dave Meier, Penerbit : McGraw-Hill, New York, tahun 2000.

12 Rose & Malcolm, J. Nicholas, terj Accelerated learning for the 21st Century, oleh Dedi Ahimsa, (Bandung: Nuansa, 2000), 94-97)

Page 8: soft ware hard ware Accelerated learninglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/14/jtptiain-gdl-s1... · 6 B oby D eP rt & M ikH nc , Q u ant mL e rig : M b s k B l j Ny dan Menyenangkan,

21

dirinya sendiri yang merupakan masa kritis ketika ia mencoba

mengerti dan memahami semuanya. 13

Menurut Mihaly Csiksentmihalyi sebagaimana dikutip oleh

Rose dan Malcolm menyatakan bahwa syarat pembelajaran yang

efektif adalah dengan menghadirkan lingkungan “seperti masa anak-

anak” (bukan kekanak-kanakan), yang mendukung dan

menggembirakan. Mihaly mengatakan “selama beberapa tahun

pertama kehidupan, setiapa anak adalah “mesin belajar” kecil yang

tidak kenal lelah mencoba dan mencoba lagi gerak-gerak baru, kata-

kata baru setiap hari." 14

Salah satu alasan mengapa anak-anak bisa belajar dengan baik

adalah bahwa mereka belum mengembangkan prakonsepsi bagaimana

seharusnya belajar. Mereka juga belum mengembangkan anggapan

bahwa bermain dan bekerja adalah kegiatan yang masing-masing

berdiri sendiri. Bermain adalah bagian penting dari pengalaman

belajar. Ketika kita sedang menikmati belajar, kita akan belajar lebih

baik dan lebih mudah.

Dalam KUASAI hal pertama yang harus dilakukan pembelajar

adalah dengan dimulai dari kerangka pikiran pembelajar itu sendiri.

Yang dimaksud di sini adalah perasaan dan keyakinan dalam belajar.

Menurut teori Quantum Learning, apabila di dalam ruang-

ruang kelas dapat dibangun emosi positif di antara para siswa,

pembelajaran akan berjalan tidak loyo dan tidak membosankan.

Permasalahannya adalah bagaimana membangun emosi positif siswa

dalam belajar ? Dikemukakan pembentukan emosi positif pertama,

bermula dari sang guru. Guru harus memiliki emosi positif terlebih

dahulu. Guru harus memberikan teladan—dalam bahasa Jawa, istilah

"guru" sama dengan "digugu dan ditiru". Tanpa diawali oleh guru,

mustahillah para siswa mau dan mampu memiliki emosi positif.

��Colin Rose & Malclom, Ibid., hlm. 92. � �Ibid. hlm. 93

Page 9: soft ware hard ware Accelerated learninglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/14/jtptiain-gdl-s1... · 6 B oby D eP rt & M ikH nc , Q u ant mL e rig : M b s k B l j Ny dan Menyenangkan,

22

Kedua, everything speaks (segalanya berbicara). Warna cat ruang

kelas, pakaian guru, posisi duduk murid, dan seluruh komponen yang

ada di ruang kelas dapat mempengaruhi terbangunnya emosi yang

positif. Dan, ketiga, minat atau ketertarikan terhadap sebuah mata

pelajaran.15

Gordon Dryden dan Dr. Jeannette Vos, dalam The Learning

Revolution, mengatakan bahwa, pada era sekarang, keberhasilan

penerapan sebuah teknik—teknik tersebut dapat disebut sebagai "the

best techniques"—bergantung pada adanya tiga unsur di dalam teknik

tersebut. Tiga unsur itu adalah simple, fun, dan effective.16 Namun tiga

hal terakhir, menurut penulis lebih merupakan pendekatan dan bukan

merupakan sebuah metode.

Hal tersebut ditunjang oleh Tapscott dalam sebuah artikel

Mizan Online menunjukkan telah lahirnya sebuah generasi baru di era

menjelang milenium baru dengan nama "Generasi Net". Inilah

generasi yang berumur 2 hingga 22 tahun yang sangat terampil dalam

mengoperasikan komputer atau mesin-mesin digital. Mereka belajar

dengan peralatan baru tersebut dalam balutan metode atau teknik yang

fun, simple, dan effective. Dalam istilah digital, teknik-teknik yang

menyenangkan, mudah, dan efektif itu disebut proses yang

ngedutainment (mendidik sekaligus menghibur).17

Lewat perumusan metode yang fun, simple, dan efektif,

seorang manusia pembelajar akan dirangsang semangatnya untuk

berusaha dengan keras "menguasai" materi yang dipelajarinya. Seperti

anak balita yang diberi sebuah mainan baru. Tanpa bertanya "apa

itu?", anak balita tersebut langsung termotivasi untuk mengguncang-

guncang, mengecap, membaui, dan melakukan segalanya agar

mengenal betul mainan baru itu.

15 http://www.mizan.com/portal/template/BacaPlong/kodeplong/199, 10 Juli 2003 16 Gordon Dryden dan Dr. Jeannette Vos, The Learning Revolution,, (Bandung: Kaifa,

1999), hlm. 101 17 http://www.mizan.com/portal/template/BacaPlong/kodeplong/199, Op.Cit.

Page 10: soft ware hard ware Accelerated learninglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/14/jtptiain-gdl-s1... · 6 B oby D eP rt & M ikH nc , Q u ant mL e rig : M b s k B l j Ny dan Menyenangkan,

23

Dalam Quantum Learning, proses penelitian yang dilakukan

sang anak tersebut dinamai global learning (belajar secara

menyeluruh).18 Kita, manusia dewasa, pernah melewati masa-masa

penting yang disebut global learning. Inilah sebuah metode belajar

yang mengarahkan kita untuk menguasai detail. Quantum Learning

mendefinisikan global learning sebagai "cara efektif dan alamiah bagi

seorang manusia untuk mempelajari bahwa otak seorang anak hingga

usia enam atau tujuh tahun adalah seperti spons, menyerap berbagai

fakta, sifat-sifat fisik, dan kerumitan bahasa yang kacau dengan cara

yang menyenangkan dan bebas stres."

Ada beberapa hal agar belajar dapat berhasil dan

menyenangkan, antara lain :

a. Menciptakan lingkungan tanpa-stres (relaks)—lingkungan yang

aman untuk melakukan kesalahan, namun harapan untuk sukses

tinggi.

b. Menjamin bahwa subyek pelajaran adalah relevan—anda ingin

belajar ketika anda melihat manfaat dan pentingnya subkel

pelajaran itu.

c. Menjamin bahwa belajar secara emosional adalah positif—pada

umumnya ketika belajar dilakukan bersama dengan orang lain,

ketika ia humor dan dorongan semangat, waktu rehat dan jeda

teratur, dan dukungan antusias.

d. Melibatkan secara sadar semua indera dan juga pikiran otak kiri

dan otak kanan.

e. Menantang otak untuk dapat berfikir jauh ke depan dan

mengekplorasi apa yang sedang dipelajari dengan sebanyak

mungkin kecerdasan yang relevan untuk memahami subjek.

f. Mengonsolidasikan bahan yang sudah dipelajari—dengan

meninjau ulang dalam periode-periode waspada yang relaks. 19

18 Boby DePorter & Mike Hernacki, Op.Cit., hlm. 22 �!�Colin Rose & Malclom J. Nicholas, Ibid., hlm. 93.

Page 11: soft ware hard ware Accelerated learninglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/14/jtptiain-gdl-s1... · 6 B oby D eP rt & M ikH nc , Q u ant mL e rig : M b s k B l j Ny dan Menyenangkan,

24

Dalam KUASAI/Master, sebagaimana ditulis di atas bahwa

perasaan (emosi) positif tentang belajar adalah sangat penting bagi

para pembelajar. Perasaan dan keyakinan ini digunakan untuk

menggambarkan/memicu pikiran keberhasilan yang telah kita alami di

hari-hari sebelumnya. Perasaan “bisa” dan “tidak bisa” dipengaruhi

oleh perasaan sadar dan tidak sadar, sebagaimana orang sering tidak

sadar mengatakan tidak bisa mengerjakan sama sekali, sebaliknya kita

juga bisa mengatakan bisa mengerjakan seluruhnya keberhasilan itu.20

Hal penting lain dalam kerangka pikiran adalah melakukan

peneguhan yang positif. Peneguhan adalah pernyataan positif yang

mengungkapkan apa yang kita pilih untuk mencapainya. Misalnya :

“saya pembelajar yang percaya diri” atau “saya penulis yang handal”

dan lain-lain.

Belajar sering menjadi tegang dan jenuh, hal ini dialami hampir

seluruh pelajar dan membuat hilangnya konsentrasi terhadap pelajaran

yang sedang dipelajari. Untuk menghilangkan ketegangan dan

mendapatkan konsentrasi belajar yang baik serta dengan energi yang

penuh, Colin Rose mengemukakan beberapa langkah yang membantu

para pelajar lebih baik dalam berkonsentrasi, pertama : perhatikan

suara batin. Sering para pelajar berfikir negatif dan membuat stres,

misalnya oh jangan! Jangan baca al-Qur'an aku tak bisa, oh tidak !

jangan pakai bahasa Inggris aku tak becus grammar. Jangan biarkan

pikiran-pikiran seperti ini menyelinap dalam benak kita ketika sedang

belajar karena perasaan ini akan melemahkan konsentrasi belajar.

Kedua, mengubah posisi. Jika pelajar sedang duduk, maka berdirilah,

jika sedang berdiri maka bergeraklah. Pikiran dan tubuh sangat erat

sehingga dengan mengubah posisi, pikiran juga dapat bergeser

terhadap hal yang baru. Ketiga, memaksimalkan oksigen dalam tubuh,

yaitu melakukan istirahat dalam jangka pendek (yang selanjutnya di

katakan jeda), yaitu dengan cara pejamkan mata, tarik nafas dalam-

20 Ibid., hlm. 32-33

Page 12: soft ware hard ware Accelerated learninglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/14/jtptiain-gdl-s1... · 6 B oby D eP rt & M ikH nc , Q u ant mL e rig : M b s k B l j Ny dan Menyenangkan,

25

dalam selama satu atau dua menit dan lakukan berkali-kali. Hal ini

akan membuat kita merasa santai—dikuatkan dan mungkin tersenyum

dan mendapatkan inspirasi. Kata “inspirasi” berasal dari bahasa latin

yang berarti “tarik nafas.” Keempat, mengganti pikiran negatif dengan

peneguhan (perasaan positif yang membuat motivasi) belajar.21

Bobbi dalam bukunya Quantum Learning, lebih menegaskan

lagi, mengapa jeda waktu sangat diperlukan dalam proses belajar

karena dalam proses belajar yang paling banyak diingat adalah

informasi/materi yang pertama dan terakhir didengar atau dipelajari.

Oleh karena itu semakin banyak melakukan jeda waktu akan semakin

banyak mengingat materi/informasi, karena banyaknya jeda pendek ini

berarti akan memperbanyak “pertama” dan “terakhir.” Alasan lainnya

adalah pada saat pikiran menjadi lelah, perubahan keadaan mental saat

melakukan jeda akan membuat sel-sel otak menjadi segar dan dapat

belajar dengan mudah.22

Dalam membentuk kerangka pikiran yang baik, hal terakhir

yang harus dilakukan adalah menentukan/menetapkan tujuan dan visi

dari belajar itu. Karena tujuan dan visi yang jelas akan mampu

memacu motivasi yang lemah.

Untuk mencapai tujuan atau hal-hal yang kita inginkan maka

harus membulatkan tekad. Tekad untuk berhasil ini bersumber dari dua

hal berikut, pertama, memiliki visi yang akan dicapai, kedua memiliki

keyakinan yang kuat untuk mencapai visi tersebut. Karena dua hal di

atas akan mampu menciptakan keteguhan dan kemauan (minat).23

Dari beberapa hal di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk

membuat siswa belajar dengan baik dan mudah ada tiga komponen

yang mempengaruhi pelajar dalam melakukan aktivitas belajar, yaitu

pikiran, suasana hati dan kenyamanan fisik. Begitu juga seorang guru

21 Colin Rose, Op.Cit., hlm. 37-38 22 Bobbi DePorter, Op.Cit., hlm. 85-86 23 Colin Rose, Op.Cit., hlm. 38-40

Page 13: soft ware hard ware Accelerated learninglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/14/jtptiain-gdl-s1... · 6 B oby D eP rt & M ikH nc , Q u ant mL e rig : M b s k B l j Ny dan Menyenangkan,

26

dapat mengendalikan kondisi pelajar/murid ketika seorang guru

mempengaruhi pikiran, suasana hati, dan sikap mereka.

Permasalahannya adalah bagaimana guru bisa membuat cara

mengajarnya disukai oleh para peserta didik ? Sebagian besar guru

memulai pengajarannya dari apa isi, yaitu apa yang akan saya ajarkan

? padahal, hal pertama yang lebih penting dalam mengajar adalah

“bagaimana saya akan mengajar ?, bagaimana saya dapat membentuk

kerangka pikiran para peserta didik sehingga kondusif untuk belajar.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut ini ada beberapa

hal yang dapat dilakukan oleh seorang guru untuk persiapan

melakukan pengajaran di kelas, yaitu :

1. Memberi informasi sebelum pelajaran agar para siswa memiliki

gambaran yang akan mereka hadapi dan mengetahui pokok

bahasan yang dapat dikembangkan di ruang kelas.

2. Tata ruang yang mengundang/kondusif untuk belajar, seperti bunga

di atas meja, dendang musik ketika para pelajar masuk kelas,

poster/gambar-gambar dinding yang mengundang inspirasi, tempat

duduk disusun melingkar agar mudah berkomunikasi

3. Pancing setiap peserta untuk menyatakan harapan dan

kekhawatiran, sehingga mereka datang ke sekolah tanpa otak yang

kosong.

4. Melihat visi pembelajar

5. Mejelaskan manfaat, sehingga mereka memiliki motivasi untuk

memperhatikan.

6. Membuka strategi proses belajar

7. Variasi kegiatan dan jeda waktu pendek yang bersifat reflektif,

misalnya diskusi/bicara dengan teman sebelah tentang materi yang

baru saja diajarkan. Atau juga bisa diadakan role playing untuk

menggugah energi yang produktif.

Page 14: soft ware hard ware Accelerated learninglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/14/jtptiain-gdl-s1... · 6 B oby D eP rt & M ikH nc , Q u ant mL e rig : M b s k B l j Ny dan Menyenangkan,

27

8. Pujian dan hadiah yang menyenangkan dan sederhana bagi yang

“melakukan dengan benar” atau “berhasil.”24

Menguraikan Fakta untuk memahami isi dari materi yang

disampaikan atau dibaca dari sebuah buku, maka siswa harus membaca

sekilas atau bertanya terlebih dahulu untuk membangun kesan pertama

tentang pokok pembahasan/topiknya dan memahami gagasan inti

materi. Membaca sekilas dan membuat catatan beberpa menit sebelum

proses belajar mengajar dimulai adalah langkah awal dari belajar yang

merupakan cara baik untuk menggambarkan sesuatu yang sudah

diketahui oleh siswa sehingga kita tidak melakukan pengulangan

materi yang telah dipahami oleh siswa.25

Sebagaimana seorang anak kecil, belajar adalah langkah demi

langkah, sedikit demi sedikit yang akhirnya berkembang. Demikian

juga dalam mempelajari sesuatu yang bersifat menantang tidak harus

langsung dimulai dari awal namun mengeksplorasi topik dan memulai

dengan sesuatu yang paling menarik.

Untuk membuat rasa tertarik dan tetap berkonsentrasi dalam

belajar, menurut Rose cara yang mudah yaitu dengan membuat

pertanyaan yang ditulis di sehelai kertas untuk memotivasi agar otak

tetap terfokus pada guru atau buku yang sedang dipelajari, mengapa ?

karena harus mencari jawabannya.26

Bila membaca untuk mencari jawaban dari pertanyaan-

pertanyaan yang ditentukan atau untuk memecahkan masalah, maka

membaca yang demikian membaca dengan memiliki tujuan, yaitu

minat. Membuat pertanyaan dengan mudah misalnya dengan

menggunakan kata “mengapa saya harus membaca ?” atau “bagaimana

hal ini bisa membantu belajar saya ?” atau juga “bagaimana cara

membaca buku ini ?” dengan demikian apa yang disampaikan oleh

24 Ibid., hlm. 44-45 25 Colin Rose, Op.Cit., hlm. 49-50 26 Ibid.

Page 15: soft ware hard ware Accelerated learninglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/14/jtptiain-gdl-s1... · 6 B oby D eP rt & M ikH nc , Q u ant mL e rig : M b s k B l j Ny dan Menyenangkan,

28

guru dengan pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya, maka

konsentrasi belajar akan lebih baik.

Menurut Rose, belajar yang ideal adalah dengan memfokuskan

semua indra ke dalam aktivitas belajar.27 Karena pada dasarnya dalam

belajar baik membaca, melihat, mendengar maupun melakukannya,

sesungguhnya dengan melibatkan semua indera. Bila dalam belajar

baru dapat menggunakan salah satu indera dalam belajar, maka

hasilnya belum maksimal. Cara belajar ini oleh Rose dikatakan

pembelajar multi indrawi. Walaupun beberapa orang memang

memiliki gaya belajar yang dominan, pembelajar “multi indrawi”

memiliki peluang besar untuk mencapai kesuksesan.28

Menurut Colin Rose, ada beberapa hal agar pembelajaran dapat

dikembangkan para pembelajar dalam menerima atau membaca materi

pelajaran, misalnya dengan memberi tanda pada hal-hal yang telah

dipelajari dengan menggunakan warna-warna stabilo atau spidol (bila

buku itu milik pribadi) untuk mempermudah dalam melihat kembali

catatan/bahan itu sehari, seminggu maupun setahun kemudian. Hal ini

memudahkan dalam mengulang bahan/materi yang penting serta tidak

banyak membuang waktu untuk membaca bahan-bahan yang kiranya

tidak penting dibaca. Selain hal di atas efek warna-warni dari

penandaan tersebut dapat mempengaruhi emosional otak kita, sehingga

belajar akan terasa mudah dengan rangsangan tersebut. Berbeda

dengan bentuk visual yang mudah diingat, suarapun bisa lebih mudah,

jika sebuah alinea sulit untuk dipahami maka harus di pahami dengan

membaca secara dramatis dengan bahasa yang lebih mudah dan

disukai. Bagi mereka yang lebih mudah belajar dengan mendengar

maka rekaman suara materi akan mempermudah cara belajar, karena

bisa didengar kapanpun kita suka dan di manapun. Cara yang lain

adalah dengan merangkum materi yang dipelajari kemudian

27 Ibid, hlm. 58. 28 Ibid., hlm. 57.

Page 16: soft ware hard ware Accelerated learninglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/14/jtptiain-gdl-s1... · 6 B oby D eP rt & M ikH nc , Q u ant mL e rig : M b s k B l j Ny dan Menyenangkan,

29

diucapkan. Aktivitas ini akan memberi peluang mengingat materi lebih

lama.29

Hal di atas dapat dimanfaatkan mereka yang memiliki gaya

belajar linguistik, visual, dan auditori. Bagi yang memiliki gaya

kinestetik tentu juga berbeda cara pengajiannya. Karena gaya belajar

terakhir ini lebih kompleks artinya melibatkan seluruh indera (multi

indera) maka berjalan selagi membaca atau mendengar adalah sangat

membantu dalam belajar yang lebih mudah. Gaya belajar yang terakhir

memerlukan sesuatu untuk mengekspresikan kesukaannya, berjalan

atau bergerak dalam beberapa menit dapat memberi inspirasi dalam

belajar. Terlebih bila sesuai dengan topik pembelajaran maka gaya

belajar ini akan melakukannya dengan gambar, model, atau grafik

untuk membantu ekspresikan belajarnya.30

Selain ekspresi yang perlu dilakukan adalah mengambil jeda

untuk memikirkan kembali apa yang telah dipelajari sambil duduk

santai apa yang telah kita baca, lihat dan dengarkan. Melihat kembali

materi dengan “mata pikiran” dan membuat “film” dalam otak agar

pengetahuan tersebut dapat melekat lebih lama dan kapan saja dapat

kita panggil kembali untuk dimunculkan rekaman dari “film” tersebut.

Belajar bersama teman dengan mengembangkan beberapa pertanyaan

untuk berdiskusi akan mampu menimbulkan pertanyaan yang

mendalam, yang kurang terpikirkan sebelumnya karena teman

biasanya lebih dekat sehingga tidak akan sungkan atau takut dalam

bertanya atau menjawab pertanyaan. Karena saling bertanya dan saling

menjawab maka akan menimbulkan pengetahuan baru yang kurang

dipahami oleh teman juga sebaliknya akan lebih memahamkan apa

yang telah dipelajari.

Dengan melakukan beberapa hal di atas, maka pelajar multi

indrawi akan mampu mengubah cara belajarnya menjadi pelajar yang

29 Ibid., hlm. 58 30 Ibid., hlm. 59

Page 17: soft ware hard ware Accelerated learninglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/14/jtptiain-gdl-s1... · 6 B oby D eP rt & M ikH nc , Q u ant mL e rig : M b s k B l j Ny dan Menyenangkan,

30

“sukses” karena yang dilakukan secara langsung dan diulang akan

melekat lebih lama dalam otak.

Dalam accelerated learning ini untuk meningkatkan

kemampuan otak dalam mengingat selain hal-hal di atas adalah dengan

peta belajar/peta pikiran. Peta pikiran menggunakan pengingat-

pengingat visual dan sensorik dimana otak sering kali mengingat

informasi dalam bentuk gambar, simbol, suara, bentuk-bentuk dan

perasaan.31 Hal ini akan lebih memudahkan pelajar dalam mengingat

pelajaan/informasi karena peta belajar melibatkan kerja kedua otak

(otak kiri dan otak kanan). Yang sering disebut dengan pendekatan

keseluruhan otak.32

Beberapa fakta/materi yang telah kita terima kadang teringat

hanya diawalnya saja. Sesuatu yang dilakukan sebentar tanpa

mengulanginya peluang hilang sangat besar, karena itu perlu adanya

pengulangan/pelatihan. Seperti halnya “Otak itu seperti otot, ketika

sengaja menggunakan serangkaian kecerdasan berarti melatih otak.”33

Oleh karena itu semakin sering menggunakan otak untuk berfikir maka

akan semakin meningkat kecerdasan tersebut. Oleh karena itu untuk

mengubah pengetahuan permukaan (dangkal) menjadi pengetahuan

yang mendalam, harus melakukan sesuatu agar mengakar di otak.

Setelah memperoleh fakta/informasi dasar, harus segera mempelajari

detailnya. Dalam pandangan Rose, belajar bukanlah sesuatu yang

dilakukan untuk siswa, namun siswalah yang melakukannya.34

Sebagaimana kata Howard yang dikutip oleh Colin Rose bahwa

setiap orang memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Maka benarlah

bila seorang mahir dalam sesuatu dan tampak cerdas namun belum

tentu di bidang yang lain. Sebagian besar sekolah yang berkembang

(formal) hanya mengajarkan kecerdasan linguistik/logis saja sehingga

31 Boby DePorter, Op.Cit., hlm. 152. 32 Ibid. 33 Colin Rose, Op.Cit., hlm. 75 34 Ibid.

Page 18: soft ware hard ware Accelerated learninglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/14/jtptiain-gdl-s1... · 6 B oby D eP rt & M ikH nc , Q u ant mL e rig : M b s k B l j Ny dan Menyenangkan,

31

tidak semua orang mampu mengikutinya. Karena kecerdasan yang

dimiliki seseorang berbeda, masing-masing memiliki ciri khas sendiri.

Oleh karena itu menjadi sebuah penjara, sekolah bagi seorang yang

secara alami tidak memiliki kecerdasan linguistik (bahasa) dan

matematis (logis).

Berikut ini beberapa kecerdasan yang dimiliki setiap orang

dalam jenis yang berbeda-beda yang dapat dikembangkan dalam diri

setiap orang dengan melalui latihan.

1. Kecerdasan matematis/logis

2. Kecerdasan linguistik

3. Kecerdasan intrapersonal

4. Kecerdasan visual/spasial

5. Kecerdasan interpersonal

6. Kecerdasan fisik 35

Hal yang sangat penting dalam pendekatan ini adalah

pembelajaran kerjasama. Tidak ada yang mampu mengalahkan hasil

kerja dari kelompok/tim. Dalam pendidikan formal sering

menonjolkan pembelajaran konvensional, yaitu menonjolkan

kemampuan individu dan persaingan. Dalam accelerated learning

pembelajaran kerjasama akan lebih efektif dan mudah dalam belajar.

Agar pembelajaran kerja sama dapat efektif maka ada beberapa

unsur yang harus ada, yaitu :

a. Anggota pembelajar harus saling bergabung

b. Menggabungkan hasil kerja

c. Harus sepakat untuk tujuan kelompok yang jelas

d. Mengganti pimpinan kelompok sesering mungkin

e. Memberi waktu untuk bercermin/menilai diri

f. Mempercerah kelompok

g. Bersaing dengan kelompok lain. 36

35 Colin Rose, Op.Cit., hlm. 85-86. 36 Ibid., hlm. 101-103.

Page 19: soft ware hard ware Accelerated learninglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/14/jtptiain-gdl-s1... · 6 B oby D eP rt & M ikH nc , Q u ant mL e rig : M b s k B l j Ny dan Menyenangkan,

32

Ingatan sangat dominan dalam pembelajaran. Bukan

merupakan pembelajaran jika tanpa ingatan. Oleh karena itu sebaiknya

seorang pelajar mengetahui cara ingatan bekerja dan bagaimana

meningkatkannya.

Ingatan manusia terbagi menjadi dua bagian, yaitu ingatan

jangka panjang dan ingatan jangka pendek. Ingatan jangka pedek

menyimpan informasi yang sifatnya sementara, artinya informasi itu di

ingat hanya selama digunakan. Agar ingatan yang diterima jangka

pendek menjadi ingatan jangka panjang, salah satunya adalah dengan

menjelajahi materi yang telah dipelajari dengan menggunakan rentang

kecerdasan.37

Dalam masalah ingatan, banyak orang mengingat sesuatu

dengan hal-hal yang lucu atau aneh-aneh. Oleh karena itu dalam

accelerated learning ini menggunakan hal-hal yang aneh dan lucu agar

mudah untuk diingat dan dapat menetap di otak.

Selain hal di atas, mengingat sesuatu yang teratur belajar akan

menjadi mudah. Susunan materi dikelompokkan/dikategorikan sesuai

dengan kelompok atau kategorinya masing-masing. Seperti sebuah

pepatah mengatakan “sebuah gambar bernilai seribu kata,”38 artinya

otak juga mudah mengingat sesuatu dalam bentuk gambar-gambar,

grafik atau diagram.

Untuk mengingat sesuatu jangka panjang maka pengulangan

sangat dianjurkan. Karena informasi pertama yang masuk hanya

diterima oleh memori jangka pendek, apabila kita tidak merekam

kemudian menyimpan maka akan sulit untuk mengingat sesuatu dalam

jangka penjang. Sangat penting sekali bila ingatan dikaitkan dengan

sesuatu agar mudah dalam merekamnya. Seperti di katakan Rose,

ingatan seperti sebuah perpustakaan yang berisi ribuan buku. Apabila

buku itu ditaruh seraca acak—tidak secara relevan menurut jenis atau

37 Ibid. 38 Ibid., hlm. 113

Page 20: soft ware hard ware Accelerated learninglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/14/jtptiain-gdl-s1... · 6 B oby D eP rt & M ikH nc , Q u ant mL e rig : M b s k B l j Ny dan Menyenangkan,

33

ukuran—sangat sulit untuk mencari buku apapun karena tidak ada

korelasi. Namun pengelompokan yang teratur menurut topik atau

pengarangnya, mengambil dan mencari akan menjadi lebih mudah dan

cepat. hal seperti inilah yang oleh Rose disebut membuat

korelasi/asosiasi.39

Mengetahui sesuatu yang telah dipelajari siswa adalah hal yang

sangat penting dalam pembelajaran accelerated learning. Hal ini untuk

mengetahui apakah pembelajar itu tahu dirinya telah menguasai materi,

yaitu dengan mengujinya. Menguji diri sendiri dapat dilakukan dengan

kilasan ingatan, dapat juga dengan kartu pengingat atau membuat

“film” dalam pikiran.

Pengujian diri merupakan bagian dari proses belajar yang akan

mampu menunjukkan seberapa parah kesalahan-kesalahan itu

dilakukan. Namun kesalahan di sini harus dijadikan umpan balik, jadi

bukan seberapa salah saya namun kesalahan apa yang telah diperbuat.

Sebagian besar siswa mengatakan berapa kesalahan bukan apa yang

salah dengan pekerjaanku. Oleh karena itu hal ini menyebabkan

kesalahan yang diulang-ulang yang membuat sia-sia pembelajaran

karena tidak mengetahui di mana letak kesalahan hanya mengetahui

berapa kesalahan itu. Kalau kesalahan adalah umpan balik maka hal ini

dapat digunakan untuk mengukur kemajuan belajar, memperbaiki hal-

hal yang masih ragu atau tidak bisa. Dan kesalahan yang diperbaiki

inilah yang disebut dengan kemajuan.40

Kemajuan ini dinilai untuk kemajuan belajar sendiri, hal inilah

yang harus menjadi standar diri sendiri dan memeriksa kinerja belajar,

karena kebanyakan orang menilai kesalahan orang lain namun

kesalahan diri sendiri sering dilupakan.

Cara lain untuk mengukur apa yang pembelajar ketahui adalah

dengan belajar bersama teman, keluarga ataupun mentor. Masing-

39Ibid., hlm. 115. 40 Colin Rose, Op.Cit., hlm. 129.

Page 21: soft ware hard ware Accelerated learninglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/14/jtptiain-gdl-s1... · 6 B oby D eP rt & M ikH nc , Q u ant mL e rig : M b s k B l j Ny dan Menyenangkan,

34

masing kita akan melakukan curah gagasan sehingga kita tahu

kekurangan kita juga akan langsung mengetahui dari teman, keluarga

atau mentor tersebut.41 Dengan cara langsung mengetahui dan

merenungkan maka akan melihat apa kesalahannya dan bagaimana

akan memperbaikinya.

Merenungkan bagaimana melakukan sesuatu (introspeksi)

sebagaimana pekerjaan, belajarpun diperlukan. Sampai dimana berlajar

dapat diserap, apa saja hal yang sudah berjalan dengan baik juga

seperti apa mestinya nisa berjalan dengan baik ?

Sebagai alat, introspeksi sebaiknya digunakan draf atau

perencanaan. Alat ini digunakan mengantisipasi kemungkinan

munculnya kesulitan saat menggunakan informasi atau materi yang

dipelajari. Apabila mengahdapi kesulitan maka telah disiapkan dan

kemungkinan kecil hati saat menghadapi hal tersebut sangat sedikit.

Berikut beberapa perencanaan atau draf tersebut ;

a. Hal terpenting yang telah saya pelajari adalah

b. Sebagai hasilnya, saya akan melakukan

c. Saya dapat menduga kesulitan awal

d. Saya akan memeriksa kemajuan saya

e. Saya akan menghadiahi keberhasilan saya

f. saya akan meminta bantuan teman, keluarga atau mentor dll.42

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa harus ada

beberapa kriteria yang harus dimiliki seseorang yang ingin berhasil,

yaitu memiliki minat, memiliki tujuan yang jelas, memiliki visi dimana

dalam visi tersebut ada komitmen untuk melakukannya, mau memikul

tanggung jawab pribadi atas semua tindakan itu dan terus menerus

merenungkan aktifitas/tindakan itu.

b. Sarana dan Teknik-teknik Accelerate Learning

1. Musik dan Pembelajaran

41 Ibid., hlm.130-131. 42 Ibid., hlm.

Page 22: soft ware hard ware Accelerated learninglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/14/jtptiain-gdl-s1... · 6 B oby D eP rt & M ikH nc , Q u ant mL e rig : M b s k B l j Ny dan Menyenangkan,

35

Semua kegiatan ada kalanya melelahkan dan ada kalanya

bersemangat tinggi. Bekerja dan belajar adalah dua kegiatan yang

sama-sama melibatkan otak dan seluruh tubuh. Oleh karena itu saat

belajar tekanan darah dan denyut jantung akan meningkat,

gelombang-gelombang otak meningkat, otot-otot menjadi tegang.

Bila relaks atau meditasi, denyut jantung dan tekanan darah

menurun dan otot-otot mengendur. Musik sangat penting untuk

sarana dalam belajar karena musik dapat mempengaruhi kondisi

fisiologis. Musik yang dapat meningkatkan pembelajaran bisa

digunakan namun perlu diketahui bahwa musik yang tidak mampu

membawa kondisi belajar yang kondusif, nyaman dan

menggairahkan maka musik yang dipakai di sini adalah sia-sia dan

tidak perlu digunakan.

Menurut Georgi Lazanov, sebagaimana dikutip Bobi

DePorter, musik merupakan kunci keberhasilan pada pembelajaran

untuk menciptakan kondisi fisiologis pelajar : “Relaksasi yang

diiringi dengan musik membuat pikiran selalu siap dan mampu

berkonsentrasi.” 43

Berikut ada beberapa manfaat musik untuk meningkatkan

pembelajaran dengan berbagai cara, diantaranya :

a) Menghangatkan, membuat manusiawi dan membudayakan

lingkungan belajar

b) Membuat pikiran tenang dan terbuka untuk pelajar

c) Menciptakan perasaan dan asosiasi positif dalam diri

pembelajar

d) Menciptakan “peningkatan” di otak

e) Mendorong pembelajar multi indrawi

f) Membantu mempercepat dan meningkatkan proses belajar 44

43 Bobi DePorter, Op.Cit., hlm. 72. 44 Dave Meier, Op. Cit., hlm. 176.

Page 23: soft ware hard ware Accelerated learninglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/14/jtptiain-gdl-s1... · 6 B oby D eP rt & M ikH nc , Q u ant mL e rig : M b s k B l j Ny dan Menyenangkan,

36

Dengan memasang musik merupakan cara efektif untuk

menyibukkan otak kanan ketika sedang berkonsentrasi pada

aktivitas otak kiri. Musik juga mampu mempengaruhi perasaan dan

perasaan akan mempengaruhi pembelajaran. Oleh karena itu dalam

Accelerated learning untuk meningkatkan dam mempercepat

pembelajaran digunakan musik di ruang kelas walaupun ada waktu

tertentu dalam menggunakannya.

Kemudian permasalahannya adalah bagaimana

memanfaatkan musik di ruang kelas agar tidak mengganggu proses

belajar mengajar ? Ada beberapa cara memanfaatkan musik di

ruang kelas untuk membantu pembelajaran, yaitu :

1) Pendahuluan dalam pembelajaran. Membunyikan musik saat

siswa tiba di tempat belajar dapat memberi pengaruh yang

menggembirakan, menghangatkan lingkungan, menggugah

minat dan dapat menenangkan pikiran.

2) Istirahat, musik yang didengarkan saat istirahat akan

mempertahankan lingkungan belajar yang menyenangkan,

serta membuat tetap santai dan bersemangat.

3) Berlatih belajar, musik sebagai backsound dapat digunakan

selama berlangsungnya berlajar individu maupun kelompok.

4) Tema, materi yang memiliki tema yang berkaitan dapat

digunakan untuk menyesuaikan suasana hati dan dapat juga

untuk melengkapi pembelajaran.

5) Pratinjauan konser, musik disini digunakan sebagai iringan

saat siswa meninjau materi

6) Tinjaun konser. Musik dapat juga digunakan sebagai iringan

tinjauan belajar, melalui OHP, poster atau yang sejenisnya.45

2. Permainan belajar

Belajar dengan semangat yang tinggi kadang terbentur

dengan kondisi, baik fisik maupun non fisik. Fisik kadang rasa

45 Meier, Op. Cit., hlm. 177-178

Page 24: soft ware hard ware Accelerated learninglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/14/jtptiain-gdl-s1... · 6 B oby D eP rt & M ikH nc , Q u ant mL e rig : M b s k B l j Ny dan Menyenangkan,

37

sakit pada tubuh juga menghambat belajar, non fisik bad mood

sering menyelinap saat berkonsentrasi belajar sudah berlangsung

beberapa menit/jam. Oleh karena itu diperlukan adanya relaks agar

dapat berkonsentrasi kembali. Relaks kadang ada yang memberi

manfaat namun ada juga yang hanya menyia-nyiakan waktu,

misalnya bermain.

Kesenangan dalam bermain akan membawa ke keadaan

yang memberi semangat hidup. Overstructuring dalam pendidikan

modern dianggap menjadi penghancur pembelajaran. Sebagaimana

kata Edward T. Hall yang dikutip Meier “salah satu kesalahan

terbesar pendidikan modern adalah overstructuring yang tidak

membolehkan bermain disetiaptitik pada proses pembelajaran.46

Dalam accelerated learning tidak selalu membutuhkan

permainan walaupun kadang sangat diperlukan, karena permainan

itu sendiri tidak selalu mempercepat pembelajaran.47 Permainan

yang dimanfaatkan dengan baik dapat menambah semangat dan

minat pada sebagian program belajar. Namun permainan di sini

hanya merupakan sarana untuk mencapai tujuan karena permainan

kadang menarik, menyenangkan, namun tidak memberi hasil yang

optimal, hal ini hanya sia-sia dan harus ditinggalkan.

Pembelajaran dipercepat ini memiliki aturan yang

sederhana mengenai permainan, yaitu “jika permainan

menghasilkan peningkatan dalam pembelajaran dan prestasi kerja,

gunakan. Jika tidak, tinggalkan.” 48

Ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari permainan

yang digunakan secara bijaksana dalam proses belajar, diantaranya:

1) Menghilangkan stres dalam lingkungan belajar

2) Menyingkirkan “keseriusan” yang menghambat

3) Mengajak orang terlibat penuh

46 Meier, Op.Cit., hlm. 206 47 Ibid. 48 Ibid., 207.

Page 25: soft ware hard ware Accelerated learninglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/14/jtptiain-gdl-s1... · 6 B oby D eP rt & M ikH nc , Q u ant mL e rig : M b s k B l j Ny dan Menyenangkan,

38

4) Meningkatkan proses belajar.49

Catatan dalam kertas post it/kartu pos, yaitu kertas kecil

yang berisi ringkasan materi dalam bentuk kata-kata kunci dari

beberapa topik materi pelajaran. Kartu ini dapat ditempel di

tempat-tempat yang mudah dilihat atau sering dilalui sehingga

semakin sering kita melihat dan membaca maka semakin lama

mengendap dalam ingatan.

Ada beberapa upaya untuk memastikan akan mengingat

sesuatu, baik yang bersifat sederhana maupun hal-hal yang bersifat

sulit, diantaranya :

1) Mempunyai niat untuk mengingat, mustahil orang akan

mengingat sesuatu bila mereka tidak memiliki

keinginan/minat, maka keputusan mengingat adalah utama.

2) Melakukan jeda/istirahat secara teratur. Istirahat yang

diperlukan tidak lama-lama hanya beberapa menit melepaskan

sepenuhnya dari materi yang dipelajari

3) Membuat daftar mengulang. Seperti halnya sampah maka

ingatan juga diperlukan daur ulang, karena pengulangan adalah

tahap terpenting dalam membentuk ingatan jangka panjang.

Oleh karena itu dipelukan keteraturan pengulangan di hari-hari

setelah pembelajaran dan hal ini akan membantu pembentukan

ingatan jangka panjang.

4) Membuat ingatan multi-indrawi. Jika ingin mengingat, maka

harus melakukan sesuatu dengan memastikan adanya

pengalaman visual, auditori dan fisik dalam pembelajaran,

karena pengalaman indrawi membentuk akan ingatan yang

baik.

5) Menggunakan pencitraan. Menggunakan hal yang lucu dan

aneh akan mudah ditangkap oleh otak, karena itu pencitraan

yang kocak akan lebih terpateri.

49 Ibid., hlm. 206

Page 26: soft ware hard ware Accelerated learninglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/14/jtptiain-gdl-s1... · 6 B oby D eP rt & M ikH nc , Q u ant mL e rig : M b s k B l j Ny dan Menyenangkan,

39

6) Konser mengulang. Menggunakan musik akan membantu

relaks pikiran dan belajar akan lebih mudah bila dalam

keadaan relaks. Musik juga merangsang emosional otak yang

memuat unsur penting ingatan jangka panjang. Di saat

mendengarkan musik, otak kanan akan menangkap musiknya

dan otak kiri menangkap liriknya. Hal senada adalah dengan

merekam materi pelajaran pada pita kaset hal-hal yang ingin di

hafal, kemudian mendengarkan rekaman tersebut bersamaan

dengan musik.

7) Kartu pengingat. Hal ini digunakan untuk beberapa mata

pelajaran, rumus ilmiah atau kata bahasa asing, misalnya.

Karena bentuknya yang kecil sangat mudah untuk dibaca

kapan dan dimanapun.

8) Membuat mnemonik. Mnemonik adalah singkatan dari istilah

atau kalimat dengan menggunakan satu, dua kata sebagai

pengingat, biasanya diambil dari kata depannya atau sesuai

dengan keinginan kita akan membuat mnemonik yang mudah

untuk diingat.50

Berberbagai teknik, metode dan media yang digunakan

dalam accelerated learning akan membawa kesuksesan dalam

melakukan pembelajaran. Sehingga hasil yang diinginkan dalam

tujuan pendidikan akan dapat terwujud dan disinilah pendidikan

menjadi salah satu generator kemajuan suatu bangsa.

B. Konsep Pendidikan Islam

Konsep pendidikan Islam lazim dianalogikan dengan istilah tarbiyah,

ta’lim dan ta’dib sebagaimana yang dikatakan dalam al-Qur’an. Sekalipun

konotasi tarbiyah lebih luas, mengandung arti memelihara dan mendidik

sekaligus mengandung makna mengajar.51

50 Colin Rose, Op.Cit., hlm. 117-121 51 Amir Yusuf Faisal, Reorientasi Pendidikan Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996),

hlm. 64

Page 27: soft ware hard ware Accelerated learninglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/14/jtptiain-gdl-s1... · 6 B oby D eP rt & M ikH nc , Q u ant mL e rig : M b s k B l j Ny dan Menyenangkan,

40

Pada Konferensi Internasional tentang Pendidikan Islam yang pertama

tahun 1977 telah merekomendasikan bahwa pendidikan dalam Islam tercakup

dalam istilah tarbiyah, ta’lim dan ta’dib. Masing-masing istilah tersebut

berkaitan dengan kepentingan manusia, masyarakatnya dan lingkungannya

dalam hubungannya dengan Tuhan. Kaitan antara satu dengan yang lain

secara bersamaan merupakan ruang lingkup pendidikan Islam, baik formal

maupun non formal.52

Mengenai apa yang ingin dicapai dalam pendidikan Islam dalam

konferensi internasional pertama itu telah pula dirumuskan tujuan pendidikan

Islam, bahwa pendidikan bertujuan mencapai pertumbuhan kepribadian

manusia yang menyeluruh secara seimbang melalui latihan jiwa, intelek, diri

manusia yang rasional, perasaan dan indera. Karena itu pendidikan harus

mencakup pertumbuhan manusia dalam segala aspeknya : spiritual,

intelektual, imajinatif, fisik, ilmiah, bahasa, baik secara individu maupun

kolektif dan mendorong semua aspek ini kearah kebaikan dan mencapai

kesempurnaan. Tujuan akhir pendidikan Islam terletak pada perwujudan

ketundukan yang sempurna kepada allah secara pribadi, kelompok maupun

seluruh umat manusia.53

Guna mencapai tujuan pendidikan sebagaimana yang tersebut di atas,

pendidikan Islam pada dasarnya mempunyai prinsip-prinsip yang

mendukungsetiap proses pendidikan yang dilaksanakan. Prinsip-prinsip

pendidikan Islam itu menurut Omar Muhammad al Taumy al Syaibany terdiri

dari : (1) prinsip menyeluruh (universal), (2) prinsip keseimbangan dan

kesederhanaan, (3) prinsip kejelasan, (4) prinsip tak ada pertentangan, (5)

prinsip realisme dan dapat dilakasanakan, (6) prinsip perubahan yang

diingini, (7) prinsip menjaqa perbedaan perseorangan dan (8) prinsip

52 Ibid. 53 Azyumardi Azra, Pendidikan Islam : Tradisi dan Modernisasi menuju Milenium Baru,

(Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 57

Page 28: soft ware hard ware Accelerated learninglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/14/jtptiain-gdl-s1... · 6 B oby D eP rt & M ikH nc , Q u ant mL e rig : M b s k B l j Ny dan Menyenangkan,

41

dinemisme dan menerima perubahan dan perkembangan dalam kerangka

metode-metode keseluruhan yang terdapat dalam agama.54

Selain prinsip=prinsip di atas, pendidikan Islam masih memiliki

beberpa prinsip yang lain seperti; Pendidikan Islam sebagai proses kreatif,

prinsip percaya diri sendiri, pendidikan Islam memberi kebebbasan untuk

memilih, dan pendidikan berwawasan nilai.55

Pada sesnsinya, prinsip pendidikan Islam merupakan implikasi dari

karakteristik (cirri-ciri) manusia menurut Islam. Menurut Ramayulis ajaran

Islam mengemukakan cirri-ciri manusia yang membedakan dengan makhluk

lain, yaitu fitrah, kesatuan jasad dan roh, kebebasan berkehendak.

Secara umum berangkat dari keterangan di atas dan paparan prinsip

yang telah dikemukakan oleh al Syaibany dan Chabib Thoha, ada dua prinsip

pokok yang menjadi prinsip pendidikan Islam, yaitu prinsip pendidikan Islam

adalah pendidikan terpadu dan integral, dan pendidikan Islam adalah

pendidikan yang seimbang.

C. Pendidikan Dasar

1. Pengertian Pendidikan Dasar

Pendidikan merupakan upaya mengembangkan kemampuan serta

meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia. Pendidikan dasar

yang diselenggarakan dalam pendidikan nasional merupakan usaha ke arah

kemajuan mencapai tujuan pendidikan nasional yang diharapkan. Oleh

karena itu pendidikan dasar memiliki batasan tersendiri yang sekaligus

membedakan dengan pendidikan lanjutan dan pendidikan menengah

maupun pendidikan tinggi.

Uzer Usman dalam bukunya Menjadi Guru Profesional memberi

batasan “pendidikan dasar merupakan pendidikan yang lamanya 9 tahun

54 Omar Mohammad al Taumy al Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, alih bahasa

Hasan Langgulung, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm. 437-441. 55 Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996),

hlm. 33-35.

Page 29: soft ware hard ware Accelerated learninglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/14/jtptiain-gdl-s1... · 6 B oby D eP rt & M ikH nc , Q u ant mL e rig : M b s k B l j Ny dan Menyenangkan,

42

yang diselenggarakan selama enam tahun dan tiga tahun di SMP atau

satuan pendidikan yang sederajat.”56

Jadi jelas bahwa pendidikan dasar yang merupakan bagian dari

pendidikan nasional merupakan langkah awal untuk mendapai tujuan

pendidikan yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar 1945.

2. Dasar Hukum Pendidikan Dasar

Pendidikan sebagai cara dalam mewariskan dan mempertahankan

identitas dan situasi masyarakat serta memberikan pembekalan dan

pengembangan pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan. Sehingga

generasi penerus memiliki kemampuan dan kesiapan untuk menghadapi

tantangan kehidupan masa depan. Untuk mewujudkan hal tersebut

dibutuhkan landasan yuridis formal dalam bentuk perundang-undangan

yang mengatur pelaksanaan pendidikan agar berperan secara strategis

dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan landasan

utama pendidikan dasar yang diselengarakan di Indonesia. Undang-undang

Dasar 1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

serta pemerintah agar mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem

pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang.57

Dalam Undang-undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pasal 12, pada prinsipnya menetapkan jenjang

pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, dapat

diselengarakan pendidikan pra-sekolah, yang syarat dan tata cara

pendidikan, bentuk satuan, lama pendidikan serta penyelengaraannya

ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.58

3. Tujuan Pendidikan Dasar

56 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

1999), hlm. 14 57 Ibid 58 Karnadi Hasan, Pendidikan Dasar dalam Sistem Pendidikan Nasional dan

Implikasinya terhadap Pendidikan Islam dalam Ismail SM, Nurul Huda, Abdul Khaliq [Ed], Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta: FT. IAIN Walisongo Semarang dan Pustaka Pelajar, 2001, hlm. 234-235.

Page 30: soft ware hard ware Accelerated learninglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/14/jtptiain-gdl-s1... · 6 B oby D eP rt & M ikH nc , Q u ant mL e rig : M b s k B l j Ny dan Menyenangkan,

43

Pendidikan dasar dimaksudkan untuk memberikan bekal ilmu

pengetahuan dan kemampuan dasar pada siswa supaya mengembangkan

kehidupan sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara maupun

anggota umat manusia serta mempersiapan siswa untuk mengikuti

pendidikan menengah.59

Sedangkan tujuan pendidikan dasar yang diselenggarakan di

sekolah dasar adalah memberikan bekal kemampuan dasar “baca-hitung”,

pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai

tingkat perkembangannya serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti

pendidikan di SLTP.60

Oleh karena pendidikan dasar (SD) sangat menekankan pada

kemampuan dan keterampilan penggunaan bahasa serta berhitung yang

dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, maka muatan pengetahuan

yang bersifat abstrak yang berlebihan tidak banyak membantu

perkembangan kepribadian siswa. Pendekatan proses didik lebih

memerlukan perhatian, karena usia pendidikan dasar anak didik belum

mampu memilah-milah masalah secara rinci, oleh karena itu perlu adanya

rangcangan kurikulum yang disesuaikan dengan kondisi real siswa.61

Dengan demikian pendidikan dasar akan memberi warna bagi anak

didik untuk pendidikan selanjutnya. Pendidikan dasar juga merupakan

awal bagi seseorang mengeyam pendidikan lewat jalur pendidikan formal

atau sekolah.

4. Landasan Konstitusional Accelerated Learning dalam Pendidikan Dasar

Landasan dalam menyelenggarakan program akselerasi dalam

pendidikan dasar adalah Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20

tahun 2003 tentang Sistem Pemdidikan Nasional sebagai berikut 62:

a. Bab IV pasal 5 ayat (4), menyatakan warga negara yang memiliki

kecerdasan dan bakat istimewa berhak mendapat pendidikan khusus.

59 Ibid., hlm. 235. 60 Moh. Uzer Usman, Op.Cit., hlm. 144. 61 Karnadi Hasan, Op.Cit., hlm. 237. 62 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, 2003, hlm. 7, 9

Page 31: soft ware hard ware Accelerated learninglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/14/jtptiain-gdl-s1... · 6 B oby D eP rt & M ikH nc , Q u ant mL e rig : M b s k B l j Ny dan Menyenangkan,

44

b. Bab V pasal 12 ayat (1) setiap peserta didik pada setiap satuan

pendidikan berhak :

1 (b) mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat

dan kemampuannya.

2 (f) menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan

belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan

batas waktu yang ditetapkan.

D. Implementasi Accelerated learning dalam Pendidikan Agama Islam

Strategi pelayanan pendidikan yang dilaksanakan selama ini masih

bersifat masal, yang memberikan perlakuan dan layanan pendidikan yang

sama kepada semua peserta didik. Padahal, mereka berbeda tingkat

kecakapan, kecerdasan, minat, bakat dan kreativitasnya. Strategi pelayanan

pendidikan seperti ini memang sahih dan sangat tepat dalam konteks

pemerataan kesempatan, akan tetapi kurang menunjang usaha

mengoptimalisasikan pengembangan potensi sumber daya manusia secara

cepat.

Cukup banyak anak berbakat yang prestasinya di sekolah tidak

mencerminkan potensi intelektual mereka yang menonjol. Salah satu

penyebabnya adalah kondisi-kondisi ekternal atau lingkungan belajar yang

kurang menunjang, kurang menantang kepada mereka untuk mewujudkan

kemampuannya secara optimal. Padahal, upaya untuk mencapai keunggulan

melalui strategi pelayanan pendidikanmassal akan memiliki konsekuensi

sumber daya pendidikan (dana, tenaga dan sarana) yang kurang

menguntungkan. Untuk itu, perlu dikembangkan suatu model strategi

pelayanan pendidikan alternatif, yang bertujuan untuk menghasilkan peserta

didik yang unggul melalui pemberian perhatian, perlakuan dan layanan

pendidikan berdasarkan bakat, minat dan kemampuannya.

Model strategi pelayanan pendidikan alternatif dalam manajemen

pendidikan yang perlu dikembangkan untuk menghasilkan peserta didik yang

unggul, melalui pemberian perhatian, perlakuan dan layanan pendidikan

Page 32: soft ware hard ware Accelerated learninglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/14/jtptiain-gdl-s1... · 6 B oby D eP rt & M ikH nc , Q u ant mL e rig : M b s k B l j Ny dan Menyenangkan,

45

berdasarkan bakat minat dan kemampuannya adalah dengan

diselenggarakannya percepatan belajar/akselerasi pada berbagai jenjang

pendidikan baik sekolah negeri maupun swasta.

Keuntungan lain dengan pengembangan program percepatan belajar

adalah untuk emacu pemerataan kualitas pendidikan nasional. Dari segi

efektivitas penggunaan sumber daya, penyelenggaraan program percepatan

belajar memiliki nilai strategis dalam memacu keterlibatan dunia swasta

untuk turut berperan serta secara aktif dalam pembangunan pendidikan.

Selain itu, dengan adanya pengembangan ciri-ciri keunggulan tertentu yang

sesuai dengan kekhasan potensi ekonomi, sosial dan budaya daerah setempat,

maka penyelenggaraan program percepatan belajar memberikan kontribusi

yang besar terhadap pembangunan daerah sesuai dengan prinsip otonomi

daerah.

Dalam perspektif global, penyelenggaraan program percepatan belajar

juga memberikan nilai positif, karena tidak dapat dipungkiri bahwa tantangan

global dan persaingan antar bangsa dalam berbagai aspek kehidupan terasa

semakin nyata. Sehingga dengan penyelenggaraan program percepatan

belajar diharapkan lahir sumber daya manusia unggul yang bukan hanya

dapat bersaing dalam lingkup nasional melainkan juga dalam lingkup global.

1. Kurikulum Siswa Akselerasi

Pengembangan kurikulum program akselerasi, harus memusatkan

dan mengkoordinasikan ide dan masalah serta tema yang lebih luas,

rumit dan mendalam. Selain itu, juga ilmu pengetahuan secara melintang

dengan sistem pemikiran, namun tidak terlepas dari kurikulum yang

berlaku. Ini berarti, materi harus digali dari berbagai sumber untuk

memberikan kedalaman dan keasyikan dalam penelaahannya. Hal ini

dapat memberikan semangat untuk menjelajahi ilmu pengetahuan dan

kemungkinan untuk menghayati getaran penemuan dalam pengalaman

belajar, memacu kepada cita-cita yang lebih tinggi.

Page 33: soft ware hard ware Accelerated learninglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/14/jtptiain-gdl-s1... · 6 B oby D eP rt & M ikH nc , Q u ant mL e rig : M b s k B l j Ny dan Menyenangkan,

46

2. Sistem Proses Belajar Mengajar Siswa Akselerasi

Pengembangan sistem proses belajar mengajar siswa akselerasi,

diarahkan pada terwujudnya proses belajar tuntas. Keseimbangan

pengetahuan, sikap dan keterampilan yang memungkinkan peserta didik

berperilaku fleksibel, mempunyai ketegasan, penuh keterbukaan,

berorientasi ke masa depan, percaya kepada diri sendiri, berinisiatif,

penuh toleransi terhadap ketidakpastian, disiplin berani mengambil

resiko dan bertanggung jawab serta berorientasi pada penyelesaian tugas.

3. Sarana dan Prasarana Bagi Siswa Akselerasi

Salah satu faktor yang amat mendukung tercapainya tujuan

penyelenggaraan program akselerasi adalah tersedianya sarana dan

prasarana yang memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Sarana

dan prasarana yang perlu dikembangkan pada program akselerasi

seyogyanya diperhatikan aspek efisiensi, yakni sarana dan prasarana

tersebut dapat memberikan kemudahan tercapainya proses belajar

mengajar secara efektif dan dapat mengembangkan potensi siswa.

Selain itu, juga sesuai dengan kondisi lingkungan, kebutuhan

setempat, karakteristik program dan taraf perkembangan psikologis

siswa. Sarana dan prasarana yang dimaksud, mencakup: ruang kelas,

ruang kantor, laboratorium, perpustakaan, ruang pengembangan

bimbingan bakat, minat, tempat peribadatan, kamar mandi, kantin, pusat

sumber belajar, tempat olah raga dan seni, layanan masyarakat dan

tempat parkir, tempat penelitian dan pengembangan, pusat-pusat

pengembangan keunggulan, pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi (IPTEK).

4. Sistem Evaluasi Pengajaran Akselerasi

Evaluasi kegiatan dan kemajuan belajar pada hakikatnya adalah

upaya mengumpulkan informasi tentang kemajuan siswa. Evaluasi pada

siswa akselerasi tidak hanya bertujuan untuk mengetahui kemajuan

belajar siswa dalam rangka keperluan perbaikan dan peningkatan

kegiatan belajar siswa, melainkan juga untuk memperoleh umpan balik

Page 34: soft ware hard ware Accelerated learninglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/14/jtptiain-gdl-s1... · 6 B oby D eP rt & M ikH nc , Q u ant mL e rig : M b s k B l j Ny dan Menyenangkan,

47

dan masukan bagi perbaikan pelaksanaan kegiatan proses belajar

mengajar dan perkembangan emosi siswa.

Sedangkan teknik evaluasi pada dasarnya sama dengan siswa

reguler hanya penekanannya pada pengukuran pola berpikir kritis dan

sistematis serta penggalian kemampuan nalar sebagai perwujudan

berpikir tingkat tinggi. Evaluasi seperti ini dilaksanakan dengan cara

memberikan soal-soal ulangan harian ataupun ulangan umum dalam

bentuk uraian/essai dengan pola jawaban divergen (terbuka) serta latihan

penelitian sederhana dan presentasi hasil penelitian.