SATUAN OPERASI “STERILISASI” Dosen Pengampu Anak Agung Istri Sri Wiadnyani, S.TP., M.P OLEH KELOMPOK 4: SANDRA SEKARSARI (1411105023) ALMADEA SELA GRACIA GINTING (1411105024) NIDYA ELVIRA (1411105025) NI MADE INTEN KUSUMA DEWI (1411105026) FERDINANDUS OTNIEL SAHILATUA (1411105027) DEWA GEDE EKA PRAYOGA (1411105028) PRANITI RADYA ANDANA ILMA (1411105029) PUTU EKA DITYA MAHENDRA (1411105030) YESSICA KRISTANTI (1411105032) ANAK AGUNG ISTRI AGUNG MAHYUNI (1411105033) CORRY PERMATASARI SUHENDRA (1411105034) Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
SATUAN OPERASI
“STERILISASI”
Dosen Pengampu
Anak Agung Istri Sri Wiadnyani, S.TP., M.P
OLEH KELOMPOK 4:
SANDRA SEKARSARI (1411105023)
ALMADEA SELA GRACIA GINTING (1411105024)
NIDYA ELVIRA (1411105025)
NI MADE INTEN KUSUMA DEWI (1411105026)
FERDINANDUS OTNIEL SAHILATUA (1411105027)
DEWA GEDE EKA PRAYOGA (1411105028)
PRANITI RADYA ANDANA ILMA (1411105029)
PUTU EKA DITYA MAHENDRA (1411105030)
YESSICA KRISTANTI (1411105032)
ANAK AGUNG ISTRI AGUNG MAHYUNI (1411105033)
CORRY PERMATASARI SUHENDRA (1411105034)
Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Udayana
2015
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam bidang mikrobiologi baik dalam pengerjaan penelitian atau
praktikum, keadaan steril merupakan syarat utama berhasil atau tidaknya
pekerjaan kita di laboratorium. Pengetahuan tentang prinsip dasar sterilisasi
sangat diperlukan untuk melakukan pekerjaan yang bertanggung jawab.
Dalam melakukan suatu pekerjaan bidang praktikum mikrobiologi sangat
dipengaruhi oleh kebersihan suatu alat yang digunakan sehingga perlu
dilakukan sterilisasi untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal pada saat
melakukan biakan murni yaitu hanya satu spesies mikroba yang berkembang.
Kontaminasi yang timbul dari mikroba yang tidak diharapkan dikhawatirkan
dapat menghambat aktivitas dari mikroba yang ditumbuhkan atau dapat
membahayakan keselamatan dari pelaksana kegiatan tersebut. Maka adanya
metoda sterilisasi yang dilakukan diupayakan berlangsung secara cepat dan
dapat meminimalkan atau menghilangkan potensi kontaminasi mikroba
seefektif mungkin. Kurangnya pemahaman sterilisasi dapat menyebabkan
munculnya kontaminasi mikroba baik yang berasal dari peralatan tersebut atau
kontaminasi mikroba dari lingkungan.
Berdasarkan pemaparan di atas maka kita tahu betapa pentingnya proses
sterilisasi dalam pengerjaan praktikum. Berikut materi sterilisasi yang akan
kita bahas pada makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah pengertian sterilisasi?
1.2.2 Apa saja metode sterilisasi?
1.2.3 Apa saja alat-alat yang digunakan untuk sterilisasi ?
1.2.4 Apa keuntungan dan kerugian masing-masing metode sterilisasi ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian sterilisasi.
1.3.2 Untuk mengetahui metode sterilisasi.
1.3.3 Untuk mengetahui alat-alat yang digunakan untuk sterilisasi
1.3.4 Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian masing-masing
metode sterilisasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sterilisasi
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan suatu benda dari semua,
baik bentuk vegetatif maupun bentuk spora. Sterilisasi dalam mikrobiologi
berarti membebaskan tiap benda atau substansi dari semua kehidupan dalam
bentuk apapun. Untuk tujuan mikrobiologi dalam usaha mendapatkan keadaan
steril, mikroorganisme dapat dimatikan setempat oleh panas (kalor), gas-gas
seperti formaldehide, etilenoksida atau betapriolakton oleh bermacam-macam
larutan kimia; oleh sinar lembayung ultra atau sinar gamma. Mikroorganisme
juga dapat disingkirkan secara mekanik oleh sentrifugasi kecepatan tinggi atau
oleh filtrasi (Curtis, 1999).
Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk mencegah
pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan
keadaan aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk menjamin
keamanan terhadap pencemaran oleh mikroorganisme dan di dalam bidang-
bidang lain pun sterilisasi ini juga penting. Steralisasi juga dikatakan sebagai
tindakan untuk membunuh kuman patogen atau kuman apatogen beserta spora
yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan cara merebus,
stoom, menggunakan panas tinggi, atau bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara
lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering, steralisasi gas (Formalin H2, O2),
dan radiasi ionnisasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam steralisasi di
antaranya:
1. Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan
masih berfungsi
2. Peralatan yang akan di sterilisasi harus dibungkus dan diberi label
yang jelas dengan menyebutkan jenis peralatan, jumlah dan tanggal
pelaksanaan sterilisasi
3. Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril
4. Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu
mensteril selesai
3
5. Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang
steril
6. Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka
pembungkusnya, bila terbuka harus dilakukan sterilisasi ulang.
2.2 Metode Sterilisasi
A. Sterilisasi secara Fisik
Sterilisasi secara fisik dipakai bila selama sterilisasi dengan bahan kimia
tidak akan berubah akibat temperatur tinggi dan tekanan tinggi. Cara
membunuh mikroorganisme tersebut adalah dengan panas. Berikut penjelasan
mengenai cara membunuh mikroorganisme :
a. Pemanasan kering
Prinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan mengalami
dehidrasi sampai kering dan selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari udara
sehingga menyebabkan mikrobanya mati. Digunakan pada benda atau bahan
yang tidak mudah menjadi rusak, tidak menyala, tidak hangus atau tidak
menguap pada suhu tinggi. Umumnya digunakan untuk senyawa yang tidak
efektif untuk disterilkan dengan uap air, seperti minyak lemak, minyak
mineral, gliserin (berbagai jenis minyak), petrolatum jelly, lilin, wax, dan
serbuk yang tidak stabil dengan uap air. Metode ini efektif untuk
mensterilkan alat-alat gelas dan bedah. Contohnya alat ukur dan penutup
karet atau plastik. Selain itu, bahan atau alat harus dibungkus, disumbat atau
ditaruh dalam wadah tertututp untuk mencegah kontaminasi setelah
dikeluarkan dari oven.
4
b. Pemanasan basah
Prinsipnya adalah dengan cara mengkoagulasi atau denaturasi protein
penyusun tubuh mikroba sehingga dapat membunuh mikroba. Sterilisasi uap
dilakukan menggunakan autoklaf dengan prinsipnya memakai uap air dalam
tekanan sebagai pensterilnya. Temperatur sterilisasi biasanya 121℃, tekanan
yang biasa digunakan antara 15-17,5 psi (pound per square inci) atau 1 atm.
Lamanya sterilisasi tergantung dari volume dan jenis. Alat-alat dan air
disterilkan selama 1 jam, tetapi media antara 20-40 menit tergantung dari
volume bahan yang disterilkan. Sterilisasi media yang terlalu lama akan
menyebabkan :
Penguraian gula
Degradasi vitamin dan asam-asam amino
Inaktifasi sitokinin zeatin riboside
Perubahan pH yang berakibatkan depolimerisasi agar
Bila ada kelembapan, bakteri akan terkoagulasi dan dirusak pada
temperatur yang lebih rendah dibandingkan jika tidak ada kelembapan.
Mekanisme penghancuran bakteri oleh uap air panas adalah terjadinya
denaturasi dan koagulasi beberapa protein esensial dari organisme tersebut.
Metode sterilisasi uap umumnya digunakan untuk sterilisasi sediaan
farmasi dan bahan-bahan lain yang tahan terhadap temperatur yang
dipergunakan dan tahan terhadap penembusan uap air, larutan dengan
pembawa air, alat-alat gelas, pembalut untuk bedah, penutup karet dan plastic
serta media untuk pekerjaan mikrobiologi. Uap jenuh pada suhu 121oC
mampu membunuh secara cepat semua bentuk vegetatif mikroorganisme
dalam 1 atau 2 menit. Uap jenuh ini dapat menghancurkan spora bakteri yang
tahan pemanasan.
5
c. Pemanasan dengan Bakterisida
Digunakan untuk sterilisasi larutan berair atau suspensi obat yang tidak
stabil dalam autoklaf. Tidak digunakan untuk larutan obat injeksi intravena
dosis tunggal lebih dari 15 ml, injeksi intratekal, atau intrasisternal. Larutan
yang ditambahkan bakterisida dipanaskan dalam wadah bersegel pada suhu
100 oC selama 10 menit di dalam pensteril uap atau penangas air. Bakterisida
yang digunakan 0,5% fenol, 0,5% klorobutanol, 0,002 % fenil merkuri nitrat
dan 0,2% klorokresol.
d. Air mendidih
Air mendidih mempunyai kegunaan yang sangat banyak dalam sterilisasi
jarum spoit, penutup karet dan alat bedah. Bahan-bahan ini tertutupi oleh air
mendidih kurang lebih 20 menit, setelahsterilisasi bahan-bahan dipindahkan
dan air dengan pinset yang telah disterilkan menggunakan pemijaran untuk
meningkatkan efisiensi pensterilan dari air 5% fenol 1-2% Na carbonat atau
23% larutan kresol tersaponifikasi yang menghambat bahan-bahan logam.
e. Pemijaran
Memakai api gas dengan nyala api tidak berwarna atau api dari lampu
spiritus. Cara ini sangat sederhana, cepat dan menjamin sterilitas bahan / alat
yang disterilkan, sayang penggunaannya hanya terbatas untuk beberapa alat /
bahan saja. Seluruh permukaan alat harus berhubungan langsung dengan api
selama tidak kurang dari 20 detik. Benda-benda yang dapat disterilkan berupa