Top Banner
Laporan Kasus HIPERTENSI Oleh: Ati Naili Azmi Muhammad Ilham Fariz Pembimbing: dr. Nurkhalis, Sp.JP-FIHA
29

Slide Lapkas Kardio

Dec 05, 2015

Download

Documents

laporan kasus hipertensi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Slide Lapkas Kardio

Laporan Kasus

HIPERTENSI

Oleh:Ati Naili Azmi

Muhammad Ilham Fariz

Pembimbing: dr. Nurkhalis, Sp.JP-FIHA

Page 2: Slide Lapkas Kardio

PENDAHULUAN

CLICK HERE FOR MORE INFO

Ikterus neonatorum et causa sepsis neonatorum

Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi. Peningkatan atau penurunan tekanan

darah akan mempengaruhi homeostatsis di dalam tubuh. Jika sirkulasi darah menjadi tidak memadai lagi, maka terjadilah gangguan pada sistem transportasi oksigen, karbondioksida, dan hasil-hasil metabolisme lainnya.

.

Page 3: Slide Lapkas Kardio

LAPORAN KASUS

Page 4: Slide Lapkas Kardio

Nama : Tn.AUmur : 64 tahunAlamat : MiboJenis Kelamin : Laki-lakiPekerjaan : Perajin perabotStatus : MenikahBerat Badan : 60 kgTinggi Badan : 167 cmTanggal Kunjungan : 25 September 2015

I D E N T I TA S PA S I E N

Page 5: Slide Lapkas Kardio

Keluhan Utama :

Sakit kepala

Riwayat Penyaki Sekarang : Pasien mengeluhkan kepalanya sakit hilang timbul selama dua tahun terakhir.

Nyeri kepala semakin bertambah bila sedang beraktivitas dan berkurang bila beristirahat. Nyeri kepala dirasakan diseluruh kepala seperti berdenyut-denyut. Pusing juga sering dikeluhkan pasien, pusing dirasakan hilang timbul, biasanya keluhan memberat saat pasien banyak fikiran. Nyeri pada dada tidak ditemukan, sesak nafas tidak ditemukan, mual dan muntah tidak ditemukan.

ANAMNESIS

Page 6: Slide Lapkas Kardio

.Riwayat Penyakir Dahulu

• Hipertensi sejak dua tahun terakhir, DM disangkal, asma disangkal, penyakit jantung disangkal, alergi disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

• Ayah pasien juga memiliki riwayat hipertensi

Riwayat Pemakaian Obat

• Tidak ada

Riwayat Kebiasaan Sosial

• Merokok sejak SMP, 2-3 batang rokok perhari serta mengkonsumsi kopi setiap pagi

Page 7: Slide Lapkas Kardio

Kesadaran : BaikTekanan Darah : 150/70 mmHgNadi (HR) : 75 x/menit Frekuensi Nafas : 20 x/menitTemperatur : 36.6º C

P e m e r i k s a a n F i s i k

Page 8: Slide Lapkas Kardio

Kulit

• Warna : Sawo matang• Turgor : Kembali cepat• Cyanosis : tidak dijumpai• Icterus : tidak dijumpai• Pucat : tidak dijumpai

Page 9: Slide Lapkas Kardio

Kepala

• Rambut : Hitam, sukar dicabut

• Wajah : Simetris, edema (-)

• Mata : Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-),

sekret (-/-), pupil bulat isokor 3mm/3mm, RCL (+/+)

dan RCTL (+/+)

• T/H/M : dalam batas normal

• Bibir : Pucat (-), Mukosa Basah (+), sianosis (-)

• Lidah : Beslaque (-)

• Tonsil : Hiperemis (-/-), T1 – T1

• Faring : Hiperemis (-)

Page 10: Slide Lapkas Kardio

LeherInspeksi : Simetris, kelainan kongenital (-)Palpasi : Pembesaran KGB (-)

TVJ R-2 cmH20 

ThoraxInspeksi Warna : Ikterik (-) Statis : Simetris, bentuk normochest Dinamis : Pernafasan thoracoabdominal,

retraksi suprasternal (-), retraksi intercostal (-), retraksi epigastrium (-)

Page 11: Slide Lapkas Kardio

Inspeksi Simetris

Kanan Kiri

Palpasi Depan Belakang

Fremitus NFremitus N

Fremitus NFremitus N

Perkusi Sonor Sonor

Auskultasi Depan

Belakang

Vesikuler (+)Ronchi (-) wheezing (-)Vesikuler (+)Ronchi (-) wheezing (-)

Vesikuler (+)Ronchi (-) wheezing (-)Vesikuler (+)Ronchi (-) wheezing (-)

PARU

Page 12: Slide Lapkas Kardio

Jantung• Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat• Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V linea

midclavicula sinistra• Perkusi :

Batas atas : ICS III LMCSBatas kanan : ICS V Linea parasternalis dextra Batas Kiri : ICS V, 1 cm ke arah medial

linea midclavicula sinistra• Auskultasi : BJ I > BJ II, reguler, bising (-)

Page 13: Slide Lapkas Kardio

Inspeksi : Simetris, distensi (-),

Palpasi : Soepel (+), nyeri tekan (-), H/L/R tidak teraba

Perkusi : Timpani (+), shifting dullness (-), Undulasi (-)

Auskultasi : peristaltik (N) 3x/menit

Abdomen

Genitalia

Tidak diperiksa

Anus

Tidak diperiksa

Kelenjar Limfe

Pembesaran kelenjar limfe (-)

Page 14: Slide Lapkas Kardio

Superior

• Ikterik (-), sianosis (-/-), edema (-/-), akral hangat, CRT < 3”

Inferior

• Ikterik (-), sianosis (-/-), edema (-/-), akral hangat, CRT < 3”

Ekstremitas

Page 15: Slide Lapkas Kardio

Diagnosa Sementara/Diagnosa Kerja Hipertensi Grade I

Terapi• Bed Rest• Amlodipin 1x5 mg

Prognosis

• Quo ad vitam• dubia ad bonam

• Quo ad functionam• dubia ad bonam

• Quo ad Sanactionam• dubia ad bonam

Page 16: Slide Lapkas Kardio

ANALISA KASUS

Page 17: Slide Lapkas Kardio

K a s u s P e m b a h a s a n

Pada kasus ini, pasien mengeluhkan kepalanya sakit hilang timbul selama dua tahun terakhir. Nyeri kepala semakin bertambah bila sedang beraktivitas dan berkurang bila beristirahat. Nyeri kepala dirasakan diseluruh kepala seperti berdenyut-denyut. Pusing juga sering dikeluhkan pasien, pusing dirasakan hilang timbul, biasanya keluhan memberat saat pasien benyak fikiran. Nyeri pada dada tidak ditemukan, sesak nafas tidak ditemukan, mual dan muntah tidak ditemukan.Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 150/70 mmHg, frekuensi nadi: 75x/menit, laju pernapasan: 20x/menit, suhu aksila: 36,6 º C, berat badan: 60 kg, tinggi badan: 167 cm, dengan status gizi cukup.

Hipertensi adalah keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Seseorang dinyatakan mengidap hipertensi bila tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmHg. Menurut The Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC-VII) tahun 2003 dikatakan Hipertensi Stadium 1 bila didapatkan tekanan darah sistolik 140-159 mmHg dan diastolik 90-99 mmHg, oleh karena itu pasien pada laporan kasus ini dapat didiagnosis menderita Hipertensi Grade I.Untuk penatalaksanaan pada pasien ini diberikan amlodipin 1x5 mg untuk membantu mengurangi keluhan nyeri yang dirasakan.

A N A M N E S I S

Page 18: Slide Lapkas Kardio

K a s u s P e m b a h a s a n

• Faktor usia pasien 64

tahun.

• Ayah pasien juga

memiliki riwayat

hipertensi

• Menurut Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan, kejadian hipertensi paling tinggi pada usia 30-40 tahun. Pada beberapa studi didapatkan bahwa prvelaensi hipertensi pada usia 45-54 tahun dan lebih tua selalu lebih tinggi pada kelompok hipertensi dibandingkan kelompok kontrol.

• Sekitar 20-40% variasi tekanan darah di antara individu disebabkan oleh faktor genetik. Penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah seorang anak akan lebih mendekati tekanan darah orangtuanya bila mereka memiliki hubungan darah dibanding dengan anak adopsi. Hal ini menunujukkan bahwa gen yang diturunkan, dan bukan hanya faktor lingkungan (seperti makanan dan status sosial), berperan besar dalam menentukan tekanan darah pada penderita hipertensi.

• .

Page 19: Slide Lapkas Kardio

K a s u s P e m b a h a s a n

• Kebiasaan sosial

merokok dan minum

kopi

• Suatu penyakit dapat terjadi oleh karena adanya ketidak seimbangan faktor-faktor utama yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Paradigma hidup sehat yang diperkenalkan oleh H. L. Bloom mencakup 4 faktor yaitu faktor genetik (keturunan), perilaku (gaya hidup) individu atau masyarakat, faktor lingkungan (sosial ekonomi, fisik, politik) dan faktor pelayanan kesehatan (jenis, cakupan dan kualitasnya), namun yang paling berperan dalam terjadinya hipertensi adalah faktor genetik, perilaku, serta pelayanan kesehatan.

Faktor resiko penyakit kardiovaskular pada pasien hipertensi antara lain adalah :MerokokObesitasKurangnya aktivitasDyslipidemiaDiabetes mellitusMikroalbuminuria atau perhitungan LFG < 60 ml/menitUmur ( laki-laki >55 tahun, perempuan 65 tahun)Riwayat keluarga dengan penyakit jantung kardiovaskular premature (laki-laki <55 tahun, perempuan < 65 tahun)

Page 20: Slide Lapkas Kardio

Klasifikasi Hipertensi

CLICK HERE FOR MORE INFO

Ikterus neonatorum et causa sepsis neonatorum

Berdasarkan The Seventh Report of The Join National Committee (JNC VII) on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Presure (2004) klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi beberapa kelompok seperti yang ditunjukan pada tabel 3.1

Klasifikasi Tekanan Darah

Tekanan Sistolik(mmHg)

Dan / atau

Tekanan Diastolik(mmHg)

Normal <120 Dan <80

Prehipertensi 120-139 Atau 80-89

Hipertensi Derajat 1

140-159 Atau 90-99

Hipertensi Derajat 2

Hipertensi emergency

≥160>180

Atau ≥100>120 dan

kerusakan organ

Page 21: Slide Lapkas Kardio

Klasifikasi Hipertensi

CLICK HERE FOR MORE INFO

Ikterus neonatorum et causa sepsis neonatorum

WHO dan International Society of Hypertension Working Group (ISHWG) telah mengelompokan hipertensi kedalam klasifikasi optimal, normal-tinggi, hipertensi ringan, hipertensi sedang, dan hipertensi berat.

Kategori Sistolik

(mmHg)

  Diastolik (mmHg)

Optimal < 120 Dan < 80

Normal < 130 Dan < 85

Normal tinggi /

pra hipertensi

130 – 139 Atau 85 – 89

Hipertensi derajat I 140 – 159 Atau 90 – 99

Hipertensi derajat II 160 – 179 Atau 100 – 109

Hipertensi derajat

III

≥ 180 Atau ≥ 110

Page 22: Slide Lapkas Kardio

Klasifikasi Hipertensi

CLICK HERE FOR MORE INFO

Ikterus neonatorum et causa sepsis neonatorum

Klasifikasi menurut European Society of Hypertension (ESH)

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Optimal < 120 < 80

Normal 120 – 129 80 – 84

Normal Tinggi 130 – 139 85 – 89

Hipertensi tahap 1 140 – 159 90 – 99

Hipertensi tahap 2 160 – 179 100 – 109

Hipertensi tahap 3 ≥180 ≥ 110

Hipertensi sistol

terisolasi ( ISH )

≥140 < 90

Page 23: Slide Lapkas Kardio

Beberapa faktor berpengaruh terhadap mekanisme penyebab hipertensi adalah sebagai berikut:

• Sistem Renin-Angiotensin.• Ginjal mempunyai mekanisme yang kuat untuk mengatur tekanan darah

yaitu sistem renin-angiotensin. Renin adalah suatu enzim protein yang dilepaskan oleh ginjal pada saat tekanan arteri turun sangat rendah. Renin merupakan suatu enzim yang bekerja secara enzimatik pada protein plasma yaitu suatu globulin yang disebut bahan renin (angiotensinogen), untuk melepaskan peptida asam amino-10 yaitu angiotensin I. Angiotensin I akan diubah menjadi angiotensin II oleh Angiotensin Converting Enzyme (ACE). Angiotensin II merupakan vasokonstriktor kuat dan mampu mengakibatkan hipertensi

• Sistem Saraf Simpatik• Sistem saraf parasimpatis secara spesifik berperan terhadap fungsi jantung

terutama frekuensi jantung. Perlu diketahui bahwa rangsangan saraf simpatis akan meningkatkan akitivitas jantung, meningkatkan frekuensi jantung dan menambah kekuatan volume jantung.

Page 24: Slide Lapkas Kardio

a. Hemodinamik Pada Hipertensib. Sistem Renin-Angiotensinc. Sistem Saraf Otonomd. Disfungsi Endotele. Bahan Vasoaktiff. Sensitivitas Insuling. Faktor Genetikh. Ginjal, obesitas dan hipertensi

Patofisologi hipertensi

.

Page 25: Slide Lapkas Kardio

Kerusakan Organ Target

Jantung

Otak Retinopati

Penyakit ginjal kronis

Page 26: Slide Lapkas Kardio

Hipertensi

CLICK HERE FOR MORE INFO

Ikterus neonatorum et causa sepsis neonatorum

TATALAKSANA HIPERTENSI

.

Tujuan pengobatan pasien hipertensi adalah:• Target tekanan darah <

140/90 mmHg, untuk individu beresiko tinggi (diabetes, gagal ginjal proteinuria) < 130/80 mmHg

• Penurunan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular

• Menghambat laju penyakit ginjal proteinuria

Terapi nonfarmakologis berupa :• Menghentikan merokok• Menurunkan berat badan

berlebihan• Menurunkan konsumsi alcohol

berlebih• Latihan fisik• Menurunkan asupan garam• Meningkatkan konsumsi buah

dan sayur serta menurunkan asupan lemak.

Page 27: Slide Lapkas Kardio
Page 28: Slide Lapkas Kardio

KESIMPULAN

• Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg. Hipertensi diklasifikasikan atas hipertensi primer (90-95%) dan hipertensi sekunder (5-10%). Dikatakan hipertensi primer bila tidak ditemukan penyebab dari peningkatan tekanan darah tersebut, sedangkan hipertensi sekunder atau hipertensi renal terdapat sekitar 5 % kasus.

• Tujuan pengobatan pasien hipertensi adalah• Target tekanan darah < 140/90 mmHg, untuk individu beresiko

tinggi (diabetes, gagal ginjal proteinuria) < 130/80 mmHg• Penurunan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular• Menghambat laju penyakit ginjal proteinuria

Page 29: Slide Lapkas Kardio

THANK YOU

Supervisor

dr. Nurkhalis, Sp.JP-FIHA