Top Banner
43

Slide jadi 2

Jul 12, 2015

Download

Documents

Frebinta Phie
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Slide jadi 2
Page 2: Slide jadi 2
Page 3: Slide jadi 2
Page 4: Slide jadi 2

1. Apa yang menjadi latar penyebab siswa SDN

Tanjungrejo 5 turun ke jalan?

2. Bagaimanakah gambaran kehidupan anak jalanan

siswa SDN Tanjungrejo 5?

3. Bagaimanakah aktivitas belajar anak jalanan siswa

SDN Tanjungrejo 5 pada saat di luar sekolah?

4. Bagaimanakah aktivitas belajar anak jalanan siswa

SDN Tanjungrejo 5 pada saat di sekolah?

5. Bagaimanakah hasil belajar yang diperoleh anak

jalanan siswa SDN Tanjungrejo 5?

6. Apa saja masalah-masalah dalam pembelajaran yang

dihadapi guru dan anak jalanan siswa SDN

Tanjungrejo 5?

Page 5: Slide jadi 2
Page 6: Slide jadi 2

1.

2.

Page 7: Slide jadi 2
Page 8: Slide jadi 2

1. Anak Jalanan

2. Aktivitas Belajar

3. Hasil Belajar

4. Masalah-masalah dalam Pembelajaran

Page 9: Slide jadi 2

1. Manfaat Teoritis

2. Manfaat Praktis

Page 10: Slide jadi 2
Page 11: Slide jadi 2

Pendekatan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif, bersifat deskriptif,

dan jenis penelitian yang digunakan

adalah studi kasus.

Page 12: Slide jadi 2

Peneliti dalam penelitian kualitatif

merupakan instrumen utama.

Kehadiran peneliti di lapangan

berhubungan langsung dengan subjek

penelitian.

Page 13: Slide jadi 2

Lokasi dalam penelitian ini adalah SDN

Tanjungrejo 5 yang beralamat di Jalan Mergan

Lori Gang III Kecamatan Sukun Kota Malang.

Page 14: Slide jadi 2

1. Data primer

2. Data sekunder

Page 15: Slide jadi 2

1. Wawancara

2. Observasi

3. Dokumentasi

Page 16: Slide jadi 2
Page 17: Slide jadi 2

Gambar 3.1 Komponen Analisis Data Model Interaktif

Reduksi

Data

Pengumpulan

Data

Penarikan

Kesimpulan

Penyajian

Data

Page 18: Slide jadi 2

1. Ketekunan pengamatan

2. Perpanjangan kehadiran

3. Triangulasi

Page 19: Slide jadi 2

a. Penjajagan

b. Melakukan Kajian Pustaka

c. Menyusun Rencana Penelitian

d. Perijinan

e. Menjajaki dan Menilai Lapangan

f. Memilih Informan

g. Persiapan Pengumpulan Data

a. Eksplorasi Awal

b. Eksplorasi Mendalam

c. Mengecek dan Mengkonfirmasikan Hasil Penelitian

Page 20: Slide jadi 2

Penyebab siswa SDN Tanjungrejo 5 turun ke jalan karena alasan

ekonomi. Anak tersebut bekerja di jalan untuk membantu orang tua

dalam mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan hidup.

Pekerjaan yang digeluti orang tua anak jalanan meliputi: tukang

rombeng atau tukang rosok, tukang becak, dan pengamen, dengan

penghasilan hanya berkisar antara Rp 35.000,00 sampai Rp 40.000,00

per hari.

Page 21: Slide jadi 2

2.

Anak Jalanan Siswa SDN Tanjungrejo 5 mengikuti pembelajaran

sebagaimana dan siswa pada umumnya, seperti yang dilakukan oleh HLF

dan RN, anak jalanan yang duduk di kelas 1 dan 3, mereka merupakan

siswa yang rajin, namun ada juga anak yang sering membolos dan

membuat ulah seperti IDR dan JY yang duduk di kelas 2. Pada jam istirahat

mereka bermain dengan teman sebayanya yang bukan anak jalanan. Akan

tetapi ada juga sikap yang tidak mengenakkan yang dialami mereka, seperti

RN yang sering diejek oleh teman-temannya karena penampilannya yang

selalu terlihat lusuh. Selain itu ada juga anak jalanan yang memiliki

kebiasaan buruk, seperti IDR dan JY yang sering menghutang di kantin.

Page 22: Slide jadi 2

Anak jalanan tersebut tinggal bersama orang tuanya di daerah

penampungan Putrayudha 1 dan 2. Tempat tinggal mereka sangat

meprihatinkan dan jauh dari kelayakan, dindingnya terbuat dari

papan dan bambu dengan penghuni yang sangat banyak. Rumah

tersebut kecil dengan

Sedangkan kehidupan di jalanan berlangsung ketika siang, sore,

sampai malam hari. pekerjaan mereka sebagai pengamen di

tempat-tempat keramaian seperti pusat pertokoan, ruko, warnet

temapat makan, dan lesehan yang terdapat di daerah ITN,

Sumbersari, Gajayana, Dinoyo, Soekarno Hatta, Galunggung,

Dieng, Pulosari, dan alun-alun Kota Malang.

Page 23: Slide jadi 2

HLF merupakan siswa anak jalanan yang duduk di kelas1, merupakan siswa

yang rajin dan aktif dalam mengikuti pembelajaran. IDR dan JY duduk di kelas

2. IDR merupakan siswa yang sulit dikendalikan dan sering membuat masalah.

Sedangkan JY merupakan siswa yang lambat dlam mengikuti pembelajaran.

Akibat sikap IDR tersebut guru sering memberi hukuman meskipun sebenarnya

IDR adalah siswa yang pandai dan cepat dalam mengikuti pembelajaran.

Terakhir, RN yang duduk di kelas 3, merupakan siswa yang pasif dan pendiam

dikarenakan kurang percaya diri dalam bergaul dengan temannya. RN sering

diejek dan dijauhi siswa laki-laki. Aktivitas belajar anak jalanan siswa SDN

Tanjungrejo 5 pada dasarnya sama seperti siswa lain pada umumnya.

Page 24: Slide jadi 2

HLF mengerjakan tugas, sepulang sekolah sebelum bekerja. Kadang juga

belajar secara kelompok dengan temannya yang bernama DE, NND, dan RZ

yang bukan merupakan anak jalanan.

IDR dan JY belajar di sanggar belajar yang bertempat di Putrayudha 2 yang

memang diperuntukkan bagi anak jalanan. Sanggar tersebut merupakan

wujud kerja sama antara Aliansi Masyarakat Miskin Malang dengan HMJ

HKn UM. Kegiatan tersebut dilaksanakan setiap hari Jumat-Minggu. Selain

belajar mereka juga mempelajari keterampilan lain seperti menari dan

membuat kerajinan tetentu. Sedangkan RN lebih sering belajar secara

mandiri di rumah tanpa bimbingan dari orang tua.

Page 25: Slide jadi 2

Melalui hasil rekap nilai semester 1 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata yang

diperoleh anak jalan siswa SDN Tanjungrejo 5 sebagian besar masih rendah

dan jauh dari kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan. Nilai rata-rata

yang diperoleh subjek kelas 2 yaitu IDR dan JY adalah 47,88 dan 50,13

dengan kriteria ketuntasan minimal 67. Sama halnya dengan subjek kelas 3

yaitu RN, nilai rata-rata yang diperoleh adalah 49,5 dengan kriteria ketuntasan

minimal 64. Akan tetapi ada juga anak jalanan yang nilainya tergolong sangat

baik dan selalu di atas kriteria ketuntasan minimal yang telah di tetapkan. Nilai

rata-rata subjek kelas 1 yaitu HLF adalah 80,88 dengan kriteria ketuntasan

minimal 70.

Page 26: Slide jadi 2

Masalah terutama pada siswa anak jalanan laki-laki yang sering

membuat ulah yaitu mengganggu temannya dan memukul temannya di kelas.

Hal tersebut sebenarnya dilakukan untuk mendapatkan perhatian dari guru

dan temannya. Kehidupan di jalanan yang membuat mereka berbuat seprti itu.

Kehidupan jalanan yang cenderung keras dan penuh tekanan mengakibatkan

skap mereka tidak jauh beda dengan keseharian di jalanan.Selain itu, hasil

belajar mereka yang masih tergolong rendah disebabkan kurangnya minat dan

dukungan dari orang tua terhadap pendidikan. Bahkan mereka sering tidak

mengerjakan tugas dari guru dan sering membolos.

Fasilitas belajar yang mereka miliki sangat kurang, terlihat dari

kondisi pakaian yang selalu lusuh dan tampak kotor setiap hari, buku

penunjang yang tidak dimiliki dan alat tulis yang kurang memadai.

Page 27: Slide jadi 2

Solusi yang digunakan untuk mengatasi masalah-

masalah dalam pembelajaran yang dihadapi, misalnya ketika

siswa anak jalanan membuat ulah atau mengganggu

temannya, guru menasehati, memberi teguran dan

peringatan, tetapi secara lembut. Dorongan dan pujian juga

sering diberikan guru mengingat anak jalanan merupakan

siswa yang mempunyai karakteristik yang berbeda jika

dibandingkan dengan siswa lain. Siswa anak jalanan,

terutama siswa laki-laki, cenderung dapat berbuat kasar dan

tega kepada temannya, sehingga untuk menghadapinya

harus dengan penuh perhatian dan kesabaran. Jika hanya

dengan cara dimarahi saja, siswa anak jalanan tersebut

malah akan semakin menentang dan membuat ulah.

Page 28: Slide jadi 2

Sedangkan untuk kendala yang berhubungan

dengan fasilitas, dari pihak guru dan sekolah telah

mengusahakan bantuan dari berbagai pihak, baik dari

pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun dari lembaga

atau yayasan.

Page 29: Slide jadi 2

1. Siswa SDN Tanjungrejo 5 turun ke jalan untuk bekerja dikarenakan

kesulitan perekonomian. Mereka bekerja sebagai pengamen di jalan untuk

membantu orang tua memenuhi kebutuhan hidup. Pekerjaan orang tua anak

jalanan tergolong pekerjaan yang tidak tetap dan kurang mapan. Pekerjaan

tersebut meliputi: pengrosok, pemulung, pengamen, tukang becak dan

peminta-minta, dengan penghasilan antara Rp 35.000,00 sampai Rp

40.000,00 per hari.

2. Setiap hari anak jalanan siswa SDN Tanjungrejo 5 mengikuti pembelajaran

di sekolah pada pagi sampai siang hari. Ketika jam istirahat, mereka juga

bermain dan bergaul bersama teman-temannya. Mereka tidak kehilangan

keceriaan dan pergaulan dengan teman meskipun terkadang ada juga ejekan

atau celaan yang mereka dapat dari siswa lain yang bukan merupakan anak

jalanan.

Page 30: Slide jadi 2

3. Aktivitas belajar yang dilakukan anak jalanan siswa SDN Tanjungrejo 5

tidak banyak berbeda dengan siswa lain pada umumnya, yaitu meliputi:

kegiatan seperti membaca, menulis, mendengarkan, berbicara, dan

sebagainya. Sikap mereka kadang semaunya sendiri dan sulit untuk

dikendalikan. Hal ini dikarenakan keadaan mental yang dimiliki siswa anak

jalanan berbeda dengan siswa lain yang bukan merupakan anak jalanan,

sehingga mengakibatkan kebutuhan akan perhatian dan penerimaan dari

pihak lain menjadi lebih besar.

4. Anak jalanan siswa SDN Tanjungrejo 5 juga melakukan aktivitas belajar

secara mandiri di rumah, belajar kelompok dengan teman, dan mengikuti

sanggar belajar dari yayasan atau lembaga tertentu. Sanggar belajar

tersebut seperti yang terdapat di daerah penampungan

Page 31: Slide jadi 2

5. Melalui hasil rekap nilai semester 1 dapat diketahui bahwa nilai

rata-rata yang diperoleh anak jalan siswa SDN Tanjungrejo 5 masih

rendah dan di bawah krite­ria ketuntasan minimal yang telah

ditetapkan. Nilai rata-rata yang diperoleh subjek kelas 2 yaitu IDR dan

JY adalah 47,88 dan 50,13 dengan kriteria ketuntasan minimal 67.

Sama halnya dengan subjek kelas 3 yaitu RN, nilai rata-rata yang

diperoleh adalah 49,5 dengan kriteria ketuntasan minimal 64. Akan

tetapi ada juga anak jalanan yang nilainya tergolong sangat baik dan

selalu di atas kriteria ketuntasan minimal yang telah di tetapkan. beda.

Nilai rata-rata subjek kelas 1 yaitu HLF adalah 80,88 dengan kriteria

ketuntasan minimal 70. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh

pembagian waktu antara belajar, bermain, dan bekerja, serta

dukungan dari pihak orang tua terhadap pendidikan.

Page 32: Slide jadi 2

6. Masalah yang dihadapi dalam pembelajaran anak jalanan siswa

SDN Tanjungrejo 5 yaitu: pertama, tingkah laku siswa anak jalanan

yang sulit dikendalikan, terutama siswa laki-laki. Mereka cenderung

suka membuat ulah dan mengganggu teman. Kedua, hasil belajar

yang rendah Hal tersebut disebabkan kurangnya minat, kesempatan

belajar, dan dukungan dari pihak orang tua anak jalanan terhadap

pendidikan. Ketiga, fasilitas belajar sangat kurang. Hal ini terlihat dari

kondisi seragam sekolah anak jalanan yang terlihat lusuh setiap hari,

serta buku penunjang untuk belajar dan alat tulis yang kurang

memadai. Berbagai masalah tersebut tak lain dikarenakan beban

perekonomian yang harus mereka tanggung. Tuntutan perekonomian

tersebut selain telah mengganggu pembagian waktu belajar anak,

juga sangat berpengaruh terhadap dukungan orang tua dan fasilitas

yang diperoleh anak.

Page 33: Slide jadi 2

7. Sikap yang lembut dan penuh perhatian selalu dilakukan oleh guru

dalam membelajarkan anak jalanan siswa SDN Tanjungrejo 5. Selain

itu, pujian dan dorongan juga sering diberikan untuk memupuk

motivasi belajar anak jalanan. Hal tersebut dilakukan karena anak

jalanan merupakan siswa yang mempunyai karakteristik yang berbeda

jika dibandingkan dengan siswa lain. Sedangkan untuk kendala yang

berhubungan dengan fasilitas, oleh pihak guru dan sekolah telah

diusahakan bantuan dari berbagai pihak, baik dari pemerintah pusat,

pemerintah daerah, maupun dari lembaga atau yayasan. Bantuan

yang diperoleh dari pemerintah pusat dan daerah yaitu melalui

program GNOTA (Gerakan Nasional Orang Tua Asuh). Sedangkan

bantuan yang diperoleh dari lembaga atau yayasan misalnya berasal

dari YDSF (Yayasan Dana Sosial Al-Falah) Masjid Ahmad Yani.

Page 34: Slide jadi 2

Ketidakmampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidup ditambah

lagi jumlah anggota keluarga yang banyak, menuntut anak terpaksa harus

bekerja di jalanan untuk membantu perekenomian keluarga.

Kondisi tersebut menurut Suyanto (2010:187) tergolong Children on the

street, sedangkan menurut Departemen Sosial (2001:25-26), penyebab

keberadaan anak jalanan tersebut termasuk dalam tingkat mikro

(immediate causes), yaitu faktor yang berhubungan dengan anak dan

keluarganya, baik secara berkaitan maupun berdiri sendiri, diantaranya

yaitu ketidakmampuan orang tua menyediakan kebutuhan dasar.

Page 35: Slide jadi 2

Pada dasarnya Anak jalanan siswa SDN Tanjungrejo 5 berasal dari keluarga

yang kurang mampu. Lokasi tempat tinggal anak jalanan tersebut berada di

daerah penampungan, yaitu Putrayudha 1 dan Putrayudha 2 dengan kondisi

rumah rumah yang tidak layak huni dan sangat kecil, serta jumlah anggota

keluarga yang banyak. Mereka bekerja sebagai pengamen, dengan wilayah kerja

meliputi: perempatan ITN, Sumbersari, jalan raya Sengkaling, Soekarno Hatta,

Dieng, Galunggung, Pulosari, dan alun-alun Kota Malang. Penghasilan yang

diperoleh antara Rp 10.000,00 sampai Rp 20.000,00 per hari. Uang tersebut

sebagian diberikan pada orang tua untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari,

dan sisanya digunakan untuk uang saku sekolah.

Mereka bukan saja rawan dari ancaman tertabrak kendaraan, tetapi juga rentan

terhadap serangan penyakit akibat kondisi lingkungan yang buruk. Selain itu,

anak jalanan juga rawan dipalak, tindak kekerasan dan pelecehan seksual dari

orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Kondisi dan kehidupan anak jalanan

tersebut menurut Suyanto (2010:186) digambarkan dengan istilah ‘marginal,

rentan, dan eksploitatif’.

Page 36: Slide jadi 2

Aktivitasbelajar anak jalanan siswa SDN Tanjungrejo 5 pada saat di

sekolah tidak banyak berbeda dengan siswa lain, mereka melakukan

aktivitas belajar di kelas, dan bermain serta bergaul dengan temannya

pada saat istirahat. Sebagaimana dikemukakan Diedrich (dalam

Hamalik, 2010:90-91) bahwa aktivitas belajar terdiri dari:

(1) kegiatan-kegiatan visual (visual activities),

(2) kegiatan-kegiatan lisan (oral activities),

(3) kegiatan-kegiatan mendengarkan (listening activities),

(4) kegiatan-kegiatan menulis (writing activities),

(5) kegiatan-kegiatan menggambar (drawing activities),

(6) kegiatan-kegiatan motorik (motor activities),

(7) kegiatan-kegiatan mental (mental activities),

(8) kegiatan-kegiatan emosional (emotional activities),

Page 37: Slide jadi 2

Aktivitas belajar yang dilakukan anak jalanan di SDN Tanjungrejo 5 pada

saat di luar sekolah biasanya dilakukan sebelum atau setelah bekerja di

jalan secara mandiri, kelompok ataupun dengan bantuan sanggar belajar

yang ada di daerah penampungan tempat tinggalnya.

Sebagaimana menurut Poerwadarminta (2003:23), bahwa aktivitas

belajar adalah kegiatan-kegiatan yang menunjang keberhasilan belajar.

Melalui sanggar belajar tersebut, tanak jalanan tidak hanya memperoleh

pengetahuan akademik saja, melainkan pengetahuan lain yang lebih luas,

misalnya keterampilan akan suatu kerajinan atau kesenian, maupun

kemampuan sosial

Page 38: Slide jadi 2

Masa anak yang berkisar antara usia 6-12 tahun ini merupakan proses

pertumbuhan baik fisik maupun jiwa (Soejanto, 2005). Perhatian, bimbingan, dan

pengawasan dari orang tua sangat diperlukan dalam setiap tahap perkembangan

anak. Akan tetapi yang terjadi pada anak jalanan di SDN Tanjungrejo 5, dukungan

orang tua terhadap pendidikan minim mengakibatkan kurangnya minat,

kesempatan, dan fasilitas yang diperoleh anak jalanan, sehingga hasil belajar

yang diperoleh pun tidak dapat optimal, sehingga sebagian besar nilai yang

diperoleh anak jalanan siswa SDN Tanjungrejo 5 masih tergolong rendah, hal ini

terlihat dari hasil rekap raport semester 1.

Namun tidak semua anak jalanan memperoleh nilai yang rendah bila

dibandingkan dengan siswa lain, Hal ini menunjukkan bahwa meskipun anak

jalanan harus melakukan dua aktivitas yaitu sekolah dan bekerja, namun

tidak menghilangkan semangat mereka untuk belajar dan tetap terus sekolah.

Page 39: Slide jadi 2

Saat kegiatan pembelajaran dilaksanakan anak jalanan cenderung mencari

perhatian guru dengan sering membuat ulah atau mengganggu teman,

bahkan sampai tega berbuat kasar kepada temannya. Hal tersebut

dikarenakan dalam kehidupan sehari-hari mereka kurang mendapatkan

perhatian yang cukup dari orang tua, baik secara fisik maupun psikis.

Perhatian dan kesabaran penuh dari seorang guru sangat diperlukan dalam

membelajarkan anak jalanan. Sikap anak jalanan yang sulit dikendalikan

dapat diatasi misalnya dengan cara dinasehati, diberi teguran dan

peringatan secara lembut. Selain itu, pujian dan dorongan juga sangat

diperlukan untuk membangun motivasi pada anak jalanan agar hasil

belajarnya pun dapat optimal

S

M

M fasilitas pendidikan yang dimiliki anak jalanan memang sangat kurang

memadai

SBantuan tersebut diperoleh baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah,

maupun dari lembaga atau yayasan. Bantuan yang diperoleh misalnya berupa

uang tunai (beasiswa), dan buku.

Page 40: Slide jadi 2

Turunnya siswa SDN Tanjungrejo 5 ke jalan pada dasarnya dikarenakan

kondisi perekonomian keluarga yang kekurangan menyebabkan mereka harus

bekerja untuk mencari penghasilan.

Wilayah kerja anak jalanan tersebut meliputi: daerah Sumbersari, ITN, Dinoyo,

Galunggung, Dieng, Soekarno Hatta, Pulosari, dan alun-alun Kota Malang.

Setiap hari setelah pulang dari sekolah sampai pada malam hari mereka

bekerja untuk mendapatkan Rp 10.000,00 sampai Rp 20.000,00 per hari.

Aktivitas belajar anak jalanan di sekolah tidak berbeda satu sama lain.

Pergaulan dengan siswa lain meskipun kadang ada juga ejekan atau olokan

yang mereka dapatkan. Sedangkan untuk aktivitas di luar sekolah mereka,

selain belajar secara mandiri di rumah, ada juga anak jalanan yang belajar

secara berkelompok, dan mengikuti sanggar belajar yang memang

diperuntukkan bagi anak miskin dan pengamen.

Page 41: Slide jadi 2

Kondisi mental anak jalanan sedikit berbeda dibandingkan siswa lain yang

bukan merupakan anak jalanan, mereka cenderung sesukanya sendiri dan sulit

dikendalikan. Hal ini merupakan wujud dari ingin diperhatikan dan diterima

orang lain.Sebagian besar nilai anak jalanan masih rendah dan di bawah kriteria yang

telah ditetapkan, namun ada juga anak jalanan yang mendapatkan nilai

yang baik. Hal ini terjadi karena minimnya fasilitas pendidikan yang mereka

peroleh dan kurangnya pembagian waktu juga dukungan orang tua dari

masing-masing anak jalanan.Penanganan yang diberikan untuk membantu permasalahan anak jalanan

antara lain sikap yang lembut dan penuh perhatian, serta pujian dan dorongan

dari guru sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran untuk membangun

motivasi pada anak jalanan agar hasil belajarnya pun dapat optimal .

Sedangkan untuk kelengkapan fasilitas belajar telah diusahakan oleh pihak

sekolah bantuan berupa beasiswa seperti dari pemerintah pusat dan daerah,

serta dari yayasan atau lembaga tertentu seperti YDSF Masjid Ahmad Yani.

Page 42: Slide jadi 2

1. Bagi Pemerintah

2. Bagi Masyarkat

3. Bagi Sekolah

4. Bagi Peneliti Lain

Page 43: Slide jadi 2