Top Banner
TIPOL DALAM KONST (Studi pada Pesa Disusun u gun F INSTITUT AG GI PONDOK PESANTREN LASI PEMBAHARUAN PENDI ISLAM ntren-pesantren di Kabupaten SKRIPSI tuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat a Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam Oleh: MIFTAHUDDIN  NIM. 073111105 KULTAS TARBIYAH MA ISLAM NEGERI WALISO SEMARANG 2011 DIKAN udus) GO
215

Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

Jul 06, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 1/215

 

TIPOL

DALAM KONST

(Studi pada Pesa

Disusun u

gun

F

INSTITUT AG

GI PONDOK PESANTREN

LASI PEMBAHARUAN PENDI

ISLAM

ntren-pesantren di Kabupaten

SKRIPSI

tuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

a Memperoleh Gelar Sarjana dalamIlmu Pendidikan Islam

Oleh:

MIFTAHUDDIN

 NIM. 073111105

KULTAS TARBIYAH

MA ISLAM NEGERI WALISO

SEMARANG

2011

DIKAN

udus)

GO

Page 2: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 2/215

 

TIPOL

DALAM KONST

(Studi pada Pesa

Disusun u

gun

F

INSTITUT AG

i

GI PONDOK PESANTREN

LASI PEMBAHARUAN PENDI

ISLAM

ntren-pesantren di Kabupaten

SKRIPSI

tuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

a Memperoleh Gelar Sarjana dalamIlmu Pendidikan Islam

Oleh:

MIFTAHUDDIN

 NIM. 073111105

KULTAS TARBIYAH

MA ISLAM NEGERI WALISO

SEMARANG

2011

DIKAN

udus)

GO

Page 3: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 3/215

Page 4: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 4/215

Page 5: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 5/215

Page 6: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 6/215

Page 7: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 7/215

 

v

ABSTRAK 

Judul : Tipologi Pondok Pesantren dalam Konstelasi Pembaharuan Pendidikan Islam (Studi pada Pesantren–  pesantren di Kabupaten Kudus)

Penulis : Miftahuddin NIM : 073111105

Dunia pesantren kini menampilkan wajah barunya. Pesantren sekarang

lebih bersifat dinamis, terbuka, dan mampu menjadi penggerak perubahan yang

diinginkan. Setidaknya inilah kesimpulan Gus Dur (alm) melihat realitas akhir 

dekade ini. Bukan tanpa bukti, meskipun pola perubahan bersifat sporadis yang

semestinya berbeda antara satu pesantren dengan lainnya, namun mereka nampak 

telah mengambil kesepakatan untuk tetap mempertahankan tradisi pesantren yang

telah terbangun sejak dulu. Bentuk perubahannya pun bervariasi, ada yang

menekankan aspek sistem pendidikan, kurikulum, pola pembelajaran dan lain

sebagainya. Bahkan sebagian pesantren sudah ada yang mampu

menyelenggarakan pendidikan formal dengan mengikuti kurikulum nasional. Jika

  pola semacam ini dipertahankan, bukan tidak mungkin institusi pesantren akan

mengikuti jejak pondok pesantren Asy’ariyyah Wonosobo yang mampu

mendirikan Universitas. Jadi, salah alamat jika masih ada pihak yang menyatakan

 bahwa pesantren sebagai sarang kejumudan dan konservatisme.

Skripsi ini sebagai bentuk pembuktian mengenai perkembangan pesantren

yang sepertinya sudah nyaman menempat dihati masyarakat luas. Ini merupakan

sebuah peluang yang dapat diupayakan pesantren menjadi pendidikan alternatif 

masa depan. Namun, tidaklah mudah mencari format pesantren yang diharapkan

tersebut mengingat kuatitasnya yang tidak sedikit. Bahkan menurut prediksi

Zamachsjari Dhofier berpotensi mencapai 35.000 pesantren untuk 10 tahun

kedepan. Masing-masing pesantren mempunyai tipe yang menjadi ciri khas sesuaidengan perubahan yang diinginkannya sebagaimana apa yang menjadi tujuan

 pendidikan Islam. Meskipun demikian, dari banyaknya pesantren tersebut penulis

memberanikan diri melacak tipe-tipe pembaharuan yang dilakukannya dalam

 bingkai kajian tipologi pondok pesantren. Sehingga isi skripsi membahas tipologi

 pondok pesantren dalam konstelasi pembaharuan pendidikan Islam. Kajian yang

menjadi latar belakangnya salah satunya adalah proses pembaharuan yang masih

setengah hati sehingga nilai-nilai yang diharapkan dalam pembaharuan tersebut

kurang efektif karena kurang optimal.

Supaya kajian ini lebih mendalam, atas berbagai pertimbangan dengan

 pihak terkait, maka kajian tipologi ini fokus pada pesantren–pesantren yang ada di

Kabupaten Kudus. Di mana data terbaru menunjukkan sekarang ini di Kudus

terdapat 86 pesantren yang masih survive memenuhi kebutuhan masyarakat. Studi  pada pesantren Kudus ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan : (1)

Bagaimana kondisi objektif pesantren–pesantren di Kabupaten Kudus? (2)

Bagaimana eksistensi Pembaharuan pendidikan Islam di Kabupaten Kudus? (3)

Bagaimana tipologi pondok pesantren dalam konstelasi pembaharuan pendidikan

Islam di Kabupaten Kudus? Permasalahan tersebut akan dijawab melalui studi

Page 8: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 8/215

 

lapangan yang dilaksanakan di 3 (tiga) pesantren sebagai  sample, yakni Pondok 

Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an (PTYQ) pusat Kajeksan Kota Kudus, Pondok 

Pesantren Yanbu’ul Qur’an Ma’had Al-Ulumisysyar’iyyah (MUSYQ) Lil Banin

Kwanaran Kota Kudus, dan Pondok Pesantren Roudlotuth Tholibin Bendan

Kerjasan Kota Kudus. Ketiga pesantren tersebut menjadi sumber data untuk 

mendapatkan potret tipologi pondok pesantren dalam konstelasi pembaharuan  pendidikan Islam. Metode pengumpulan datanya menggunakan observasi,

interview dan dokumentasi dengan menggunakan pendekatan fenomenologi.

Sementara teknik analisis datanya menggunakan analisis kualitatif yang berjenis

analisis deskriptif-hermeneutis (analisis kritis hermeneutika sosial). Di mana cara

kerja analisis ini bukan hanya sekedar mesdiskripsikan fenomena, melainkan juga

menafsirkan proses dialektik yang menjadi realitas untuk menyingkap tabir 

makna-makna teks sosial.

Kajian ini menunjukkan bahwa : (1) 86 pesantren yang ada dapat

dikategorikan menjadi 3 (tiga) tipologi, yakni tipe A, B dan C. Tipe A, sistem

  pendidikan masih tradisional, kurikulum belum jelas dan baku, pola

 pembelajarannya klasik dan sudah menyelenggarakan madrasah diniyyah. Tipe B,

sistem pendidikan integrasi antara sistem pesantren dan madrasah formal,kurikulum sudah terprogram jelas, pola pembelajarannya terpadu dan sudah

menyelenggarakan pendidikan formal dengan mengikuti kurikulum nasional. Tipe

C, sistem pendidikan tradisonal dan santri doperbolehkan mengikuti jenjang

 pendidikan formal di luar pesantren, kurikulum tidak tertulis (hidden curriculum),

  pola pembelajarannya klasik dan sudah menyelenggarakan pendidikan dalam

 bentuk madrasah lokal pesantren. (2) Munculnya pembaharuan pendidikan Islam

di Kabupaten Kudus dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern umat Islam.

Faktor intern menuntut perbaikan pada tubuh pesantren, sementara faktor ekstern

menunjukkan kelemahan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga

dengan adanya pembaharuan ini, sistem pendidikan yang awalnya sentralistik 

menjadi desentralistik, kurikulum yang awalnya fokus keagamaan dipadukan

dengan kurikulum nasional, pola pembelajaran yang masih tradisional

disempurnakan dengan metode-metode transformatif dan pesantren mampu

menyelenggarakan pendidikan formal, sekolah umum, madrasah maupun

  pendidikan kejuruan. (3) Dalam konstelasi pembaharuan pendidikan Islam,

tipologi pondok pesantren dapat dipetakan pada rangkaian format berikut ini. Dari

aspek sistem pendidikan berorientasi pada pendidikan sepanjang waktu (  full daylearning ), aspek kurikulum berorientasi untuk berkomitmen tafaqquh fi al-din,

aspek pola pembelajaran menekankan pada metode-metode pembelajaran yang

tranformatif dan sistem penyelenggaraan pendidikannya berorientasi pada

  pendidikan berbasis masyarakat (community based education). Pada rangkaian

format ditemukan tipe pesantren yang mampu menyeimbangkan pendidikan

agama dan umum, serta dilengkapi dengan pendidikan ketrampilan yangdiharapkan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat modern sekarang ini. Bahkan

 bisa dijadikan sebagai pendidikan alternatif pilihan masyarakat untuk masa depan.

Page 9: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 9/215

 

vi

KATA PENGANTAR 

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tipologi Pondok Pesantren dalam

Konstelasi Pembaharuan Pendidikan Islam”, dengan melakukan studi pada

  pesantren-pesantren di Kabupaten Kudus. Awalnya, judul yang diajukan adalah

“Tipologi Pembaharuan Pesantren”, namun sempat terjadi dialog argumentatif 

dengan pihak birokrasi jurusan, lalu akhirnya diambillah judul sebagaimana

diatas. Tentu penelitian ini menguras banyak tenaga dan pikiran. Hambatan dan

rintangan pun tak bisa dihindari mengingat tema kajiannya yang cukup luas.

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini tidak terlepas dari

 bimbingan, bantuan, dan sumbang saran dari segala pihak. Oleh karena itu dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Muhibbin, MA, Rektor IAIN Walisongo Semarang.

2. Dr. Suja’i, M.Ag, Dekan Fakultas Tarbiyah.

3. Nasirudin, M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

4. Dr. H. Fatah Syukur NC, M.Ag dan Syamsul Ma’arif, M.Ag selaku dosen

  pembimbing yang tak henti-hentinya membimbing, mengarahkan dan

memberi motivasi penulis sampai proses akhir penyusunan skripsi ini.

5. Drs. Darmu’in, M.Ag, dosen wali studi yang sampai saat ini rela meluangkan

waktu disela-sela kesibukannya memberi pengarahan penulis.

6. KH. Mc. Ulin Nuha Arwani Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidz Yanbu’ul

Qur’an (PTYQ) Kajeksan Kota Kudus atas izinnya kepada penulis untuk 

 penelitian skripsi ini.

7. KH. M. Arifin Fanani Pengasuh Pondok Pesantren Yanbu’ul Qur’an Ma’had

Al-Ulumisysyar’iyyah (MUSYQ) Lil Banin juga atas izinnya kepada penulisuntuk penelitian skripsi ini.

8. KH. Moch. Khafidz Asnawi Pengasuh Pondok Pesantren Roudlatuth Tholibin

Bendan Kerjasan Kota Kudus juga atas izinnya kepada penulis untuk 

 penelitian pada pesantren yang Anda asuh.

Page 10: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 10/215

 

9. Segenap para nara sumber, pengurus pondok dan para santri-santri Kudus atas

data dan dukungan yang kalian berikan semua.

10. Abah KH. Dimyathi Ro’is dan KH. Saksono Al-Habsyi yang telah

membimbing lahir dan batin penulis selama penelitian berlangsung untuk 

dapat memberikan sedikit kontibrusi pemikiran pada dunia pesantren.

11. LPM Edukasi Fakultas Tarbiyah dan kawan-kawan, baik di intra maupun

ekstra yang telah memberi penulis pengetahuan dan pengalaman khususnya

mengenai tata cara menulis yang efektif dan mampu menjadi teman diskusi

yang menyenangkan.

12. Dan kepada segenap pihak yang telah berjasa dalam penyusunan skripsi yang

tidak tersebut, terima kasih yang sebenar-benarnya semoga ini merupakan

langkah awal yang belum selesai karena harapan besar kalianlah yang akanmeneruskan langkah-langkah selajutnya.

Penelitian ini tidaklah pantas dikatakan sempurna dan tidak akan selesai

tanpa nama-nama dan pihak-pihak yang telah tersebut di atas. Sebagai bahan

  perenungan kita bersama, ternyata masih banyak persoalan yang menyelimuti

sekaligus mengancam eksistensi dunia pesantren, bahkan sampai sekarang ini

  belum ada solusi konkritnya. Terlalu sayang jika lembaga pendidikan Islam

 pertama kali ini hilang ditelan masa dan akhirnya menjadi puing-puing sejarah.

Harapan besar semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi dunia pesantren.

Semoga ia mampu bertahan serta mempertahankan nilai dan tradisinya, meskipun

  pada satu sisi ia menampilkan wajah kekiniannya dengan ikut andil di era

 pembaharuan ini.

Akhirnya kepada Allah SWT, penulis berharap semoga tetap di beri

hidayah, rahmah, ‘afiyah dan istiqomah   pada penelitian-penelitian berikutnya.

Amin.

Semarang, 09 Juni 2011

Penulis

Page 11: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 11/215

 

DAFTAR ISI

  Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................... ii

PENGESAHAN ........................................................................................... iii

  NOTA PEMBIMBING ............................................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................. vi

DAFTAR ISI ............................................................................................... vii

BAB I : PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah....................................................... 1

B. Rumusan Masalah.................................................................. 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 8

D. Penegasan Istilah.................................................................... 9

E. Kajian Pustaka......................................................................... 12

F. Metode Penelitian.................................................................... 17

BAB II : PONDOK PESANTREN DAN PEMBAHARUAN

PENDIDIKAN ISLAM ...............................................................   28

A. Pondok Pesantren...................................................................... 28

1. Pengertian dan Elemen – elemen Pokok Pesantren ............. 28

2. Pesantren dalam Lintasan Sejarah......................................... 34

3. Pertumbuhan dan Perkembangan Pesantren....................... .. 38

4. Nilai dan Tradisi Pesatren..................................................... 42

B. Tipologi Pondok Pesantren....................................................... 44

C. Pembaharuan Pesantren............................................................. 49

1. Hakikat Pembaharuan............................................................ 49

2. Prinsip dan Aspek Pembaharuan Pesantren........................... 50

a. Sistem Pendidikan Pesantren............................................ 53

  b. Kurikulum Pesantren........................................................ 55

Page 12: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 12/215

 

viii

c. Pola Pembelajaran di Pesantren........................................ 56

d. Sistem Penyelenggaraan Pendidikan................................ 61

BAB III : PESANTREN DI KABUPATEN KUDUS.................................. 64

A. Gambaran Umum Kabupaten Kudus....................................... 64

B. Sekilas Tentang Pesantren Kudus............................................ 70

C. Tipologi Pesantren Kudus........................................................ 72

1. Sejarah dan Perkembangan Pesantren............................... 72

a) Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an (PTYQ) Pusat...... 72

 b) Pesantren Yanbu’ul Qur’an MUSYQ Lil Banin............ 75

c) Pesantren Raudlatut Tholibin........................................ 76

2. Sistem Pendidikan Pesantren............................................. 79

a) Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an (PTYQ) Pusat...... 79

 b) Pesantren Yanbu’ul Qur’an MUSYQ Lil Banin............ 86

c) Pesantren Raudlatut Tholibin........................................ 93

3. Kurikulum........................................................................ 97

a) Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an (PTYQ) Pusat.... 97

  b) Pesantren Yanbu’ul Qur’an MUSYQ Lil Banin.......... 99

c) Pesantren Raudlatut Tholibin....................................... 102

4. Pola Pembelajaran............................................................. 104

a) Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an (PTYQ) Pusat..... 104

 b) Pesantren Yanbu’ul Qur’an MUSYQ Lil Banin.......... 105

c) Pesantren Raudlatut Tholibin....................................... 106

5. Sistem Penyelenggaraan pendidikan................................. 106

a) Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an (PTYQ) Pusat..... 106

 b) Pesantren Yanbu’ul Qur’an MUSYQ Lil Banin........... 107

c) Pesantren Raudlatut Tholibin....................................... 108

D. Fenomena Kudus Sebagai Sebagai Pesantren Terbuka........... 109

BAB IV : POTRET TIPOLOGI PONDOK PESANTREN DALAM

KONSTELASI PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM.... 112

A. Dinamika Pembaharuan Pesantren di Kudus.......................... 112

Page 13: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 13/215

 

1. Sistem Pendidikan Sepanjang Waktu ( Full Day

 Learning )......................................................................... 115

2. Komitmen Tafaqquh fi al-Din......................................... 119

3. Metodologi Transformatif............................................... 124

4. Pendidikan Berbasis Masyarakat (Community Based 

 Education)....................................................................... 126

B. Kontribusi dan Arah Pengembangan Pesantren Kudus.......... 129

C. Tipologi Pesantren Kudus dalam Upaya Melacak Format

Pesantren Ideal di Era Pembaharuan....................................... 133

1. Format Pesantren Ideal..................................................... 136

2. Tipologi Pesantren Masa Depan....................................... 139

BAB V : PENUTUP.................................................................................... 143

A. Kesimpulan.............................................................................. 143

B. Saran........................................................................................ 145

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 14: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 14/215

 

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Isu utama pesantren1

saat ini, sebagaimana pernyataan Abdul Djamil pada

dasawarsa terakhir nampak sedang memasuki babak baru di tengah-tengah

dinamika sosio-kultural masyarakat Indonesia. Fenomena menguatnya kembali

  peran pesantren dalam membentuk kebudayaan bangsa Indonesia menurutnya

semakin signifikan.2

Babak baru tersebut setidaknya dapat dilacak melalui visi

  pesantren yang di samping sebagai lembaga pengemban intelektual, juga

sebagai pembinaan moral masyarakat. Tidak heran pesantren memiliki posisinilai tawar tinggi karena berbagai macam pemikiran mencoba berdialektika

tarik ulur antara idealitas dan realitas dalam memenuhi kebutuhan mereka.

Di zaman yang multikompleks ini tentunya pendidikan ideal menjadi

sebuah keniscayaan. Namun, tantangan globalisasi kini semakin tak 

terkendalikan. Ketegangan antara aspek teoritis dan praktis atau subjektifitas

dan objektifitas pesantren pun muncul. Akibatnya pendidikan Islam dengan

  paksa termarginalkan secara tragis ditengah kemelut krisis globalisme. Oleh

karenanya pembaharuan pesantren sebagai jendela pembaharuan pendidikan

Islam diharapkan mampu menjadi pendidkan alternatif bagi masyarakat.

Sejak awalnya, pesantren merupakan institusi keagamaan yang tidak bisa

lepas dari masyarakat. Secara normatif, lembaga ini berusaha meletakkan visi

dan kiprahnya dalam rangka transformasi sosial dalam bentuk pengabdian untuk 

membentuk moral keagamaan dan dikembangkan pada rintisan-rintisan

1 Selain istilah “pesantren” (Jawa, Sunda, dan Madura), ditemukan juga istilah lain dengan

makna yang sama, yakni “dayah” atau “rangkang” (Aceh), dan “surau” (Minangkabau). Lihat Haidar 

Putra Daulay, Dinamika Pendidikan Islam di Asia Tenggara, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2009), cet. I,

hlm. 14-15.

2 Abdul Djamil, “ Pesantren : Jati Diri dan Perannya dalam Kebudayaan”, dalam Prolog Profil 

 Pesantren Kudus, (Kudus : Central Riset dan Manajemen Informasi, 2005), hlm. v.

Page 15: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 15/215

 

2

  pengembangan yang lebih sistematis dan terpadu.3

Rintisan ini secara

substansial berikhtiar memenuhi kebutuhan riil masyarakat dalam

menyesuaikan era globalisasi, seperti pengembangan ekonomi, pelestarian

lingkungan, dan penggunaan teknologi alternatif. Upaya yang dilakukan

merupakan bentuk manifestasi pengabdian pada masyarakat oleh pesantren

yang meyakini bahwa seluruh kehidupan ini adalah sebagai ibadah.4

Lembaga ini konon disebut sebagai lembaga pendidikan Islam tertua,

 bahkan sempat dikatakan sudah mapan di zaman para wali. Meskipun demikian,

  produk pesantren uniknya mampu berkompetitif dalam merespons tantangan

zaman. Sebenarnya faktor apa yang mempengaruhi pesantren tetap berkembang

dinamis meskipun nilai-nilai pesantren secara bersamaan dipertaruhkan? Bisa jadi pesantren mulai menyadari bahwa penggiatan diri yang hanya berorientasi

 pada wilayah keagamaan tidak lagi memadai. Maka sewajarnya pihak pesantren

lebih proaktif dengan memberikan ruang untuk pembenahan. Sehingga

  pembaharuan pendidikan pesantren dengan senantiasa harus selalu apresiatif 

sekaligus selektif dalam menyikapi dan merespons perkembangan yang ada.

Berdasar pembaharuan di atas, Sahal Mahfudz, sebagaimana dikutip oleh

M. Nadjib Hassan, sangat tegas menyatakan eksistensi5

  pesantren dengan

  berbagai perkembangan saat ini masih tetap tetap dipertahankan, meski

  perubahan atau modernisasi pendidikan Islam diberbagai kawasan dunia

muslim terus dilancarkan. Bahkan pesantren sempat mengalami kejayaan dan

kokoh sejak era 1980-an dengan banyak menarik minat masyarakat dan

mendapatkan perhatian yang signifikan, khususnya di Jawa.6

Padahal tidak 

3Abd A’la, Pembaharuan Pesantren, (Yogjakarta : Pustaka Pesantren, 2006), cet. I. hlm.2-3

4Abd A’la, Pembaharuan Pesantren, hlm. 5.

5Menurut MA. Sahal Mahfudz, yang dimaksud eksistensi adalah meliputi kelembagaan,

kurikulum, dan tradisi-tradisi khas keilmuwannya. Oleh karena itu, meskipun disebut sebagai lembaga

 pendidikan tradisional Islam, pesantren terdeteksi selalu memiliki pemikiran future Oriented.

6M. Nadjib Hassan, et. all, Profil Pesantren Kudus, (Kudus : Central Riset dan Manajemen

Informasi, 2005), hlm. 2.

Page 16: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 16/215

 

3

  banyak lembaga pendidikan tradisional Islam seperti pesantren yang mampu

  bertahan. Bahkan kebanyakan punah setelah tergusur oleh ekspansi sistem

 pendidikan umum.

  Namun, bukan berarti pembaharuan ini tanpa masalah. Fenomena

menunjukkan modernitas pesantren ternyata membawa berbagai persoalan yang

cukup ruwet baik ditinjau secara nilai7

maupun secara institutif. Institusi

  pesantren modern contohnya memberikan peluang sepenuhnya kepada negara

untuk campur tangan sehingga dominasi negara dalam hal ini terasa cukup kuat.

Dampaknya orientasi pesantren bukan tertuju pada nilai melainkan pada capaian

yang bersifat formalistik. Akhirnya sebagian pendidikan pesantren

menunjukkan mulai mengarah pada orientasi ijazah semata.

8

Pesantren dan pembaharuan, jika dihadapkan dengan dinamika

  perkembangan pendidikan Islam merupakan dua term yang saat ini sangat

menarik untuk dipelajari. Di samping pembaharuan merupakan kajian yang

sangat relevan bila dikaitkan dengan konteks keindonesiaan yang sedang

dihujani arus modernisasi, pendidikan pesantren saat ini tengah disinyalir 

merupakan  propotipe model pendidikan yang ideal bagi bangsa indonesia.9

Perlunya mengadakan pembaharuan karena pada akhir-akhir ini pesantren

dinilai tidak responsif terhadap perkembangan zaman, artinya sulit atau bahkan

tidak mau menerima perubahan. Pesantren tetap merasa kokoh dengan

mempertahankan pola pendidikannya yang tradisional (salafiyah).

Oleh karena itu, klaim di atas menjadikan pesantren sebagai institusi yang

cenderung ekslusif dan isolatif dari kehidupan sosial umumnya. Bahkan lebih

7Sumber tertinggi pesantren yang dari dulu hingga sekarang yang dikembangkan adalah nilai-

nilai luhur, seperti nilai keikhlasan, kesederhaaan, dan kemandirian. Ketiga nilai tersebut dirasa

semakin tereduksi dengan munculnya modernisme pesantren baru-baru ini.8

Abd A’la, Pembaharuan Pesantren, hlm. 5

9 Ainurrofiq, “  Pesantren dan Pembaruan : Arah dan Implikasi”, dalam Abuddin Nata (ed),

Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-lembaga Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta :

Penerbit PT Grasindo dan IAIN Syatif Hidayatullah Jakarta, 2001), hlm.150-151.

Page 17: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 17/215

 

4

sinis lagi ada yang beranggapan pendidikan pesantren tergantung selera kyai.

Masih banyak orang yang memandang sebelah mata terhadap pesantren.

  Namun, menurut Ismail SM, justru dengan tradisionalitas pesantren tersebut,

tidak bisa dipungkiri, semakin  survive di tengah masyarakat yang mampu

  bertahan berabad-abad. Bahkan menurutnya pesantren dianggap sebagai

alternatif dalam glamouritas dan hegemoni modernisme yang pada saat

 bersamaan mencatat tradisi sebagai masalah.10

Setelah melalui beberapa kurun waktu, pesantren tumbuh dan

  berkembang secara subur dengan tetap menyandang ciri-ciri tradisionalnya.

Sebagai lembaga pendidikan indigenous, pesantren memiliki akar sosio-historis

yang cukup kuat sehingga membuatnya mampu menduduki posisi yang relatif sentral dalam dunia keilmuan masyarakatnya dan sekaligus bertahan di tengah

 berbagai gelombang perubahan.

Jika diadakan pengamatan lebih lanjut, pembaharuan yang dilaksanakan di

  pesantren memiliki karakteristik bila dibandingkan dengan pembaharuan

lainnya. Bahkan tidak salah jika dikatakan punya keunikan tersendiri, yakni

unik pada kealotan dan kuatnya proses tarik ulur antara sifat dasar pesantren

yang tradisional dengan potensi dasar modernisasi yang progesif dan berubah-

ubah. Sehingga ditinjau dari segi komponen pembentuknya, pesantren

mempunyai ragam jenis, mulai dari jenis pesantren besar yang mempunyai

 program baik formal maupun non-formal, bahkan memiliki universitas, sampai

 jenis pesantren pengajian kitab yang banyak memiliki pondok dan masjid

Pertumbuhan pesantren yang semula rural based institution, meminjam

istilahnya Azyumardi, menjadi juga lembaga pendidikan urban yang

  bermunculan juga di Kabupaten-kabupaten besar. Bahkan tidak sedikit

10Ismail SM, “Signifikansi Peran Pesantren dalam Pengembangan Masyarakat Madani”,

dalam MA. Sahal Mahfudhz, et all ,   Pendidikan Islam, Demokratisasi dan Masyarakat Madani,

(Yojakarta : Pustaka Pelajar, 2000), cet. I, hlm. 171.

Page 18: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 18/215

 

5

  pesantren melakukan sumbangsih pembaharuan untuk masyarakat luas

sehingga lulusan pesantren tetap marketable.11

Di antara Kabupaten besar yang terdapat banyak pesantren adalah di

Kabupaten Kudus yang sampai sekarang dianggap sebagai “kota santri”.

Culture religius yang sudah terbentuk sedemikian apik tidak lepas dari jasa para

  pendahulunya, yaitu Sunan Kudus dan Sunan Muria. Kedua sunan tersebut

mampu membentuk subkultur, Abdurrohman Wahid mengistilahkannya,

sehingga sampai sekarang ini lahir puluhan pesantren di Kabupaten tersebut.

Pada akhir tahun 2005 tercatat di Kudus terdapat 86 pesantren dari 9

kecamatan. Kesemuaan pesantren tersebut bisa dikatakan produktif dalam

melakukan perubahan-perubahan pada tubuh pesantrennya.Dari banyaknya pesantren yang tercatat di atas, tentu memiliki

karakteristik tersendiri jika dilihat dari visi, misi, dan orientasi keilmuwan

  pesantren menjadi varian menarik untuk diteliti lebih mendalam. Fenomena

semakin digandrunginya pesantren di tengah kemelut bangsa ini tentu tidak 

lepas dari spesifikasi pesantren. Oleh karena itu, spesifikasi pesantren menjadi

daya tarik tersendiri bagi masyarakat.

Terlebih jika penelitian ini dikaitkan dengan agenda pembaharuan

 pendidikan Islam yang sedang di gadang-gadang oleh para pembaharunya. Oleh

karena itu, penelitian ini nantinya akan berikhtiar mengumpulkan semua

 pesantren yang ada di Kabupaten Kudus kemudian dikategorisasikan menurut

karakternya masing-masing. Selanjutnya, ditipologikan menurut teori tipologi

 pembaharuan pesantren yang digunakan dalam penelitian ini.

Meskipun demikian, dari banyaknya pondok pesantren tersebut dalam

  bebagai aspek setidaknya dapat ditemukan kesamaan-kesamaan umum. Jika

ditelusuri lebih lanjut, maka akan ditemukan variabel-variabel struktural seperti

11Ahmad Muthohar,   Ideologi Pendidikan Pesantren ; Pesantren di Tengah Arus Ideologi-

 Ideologi Pendidikan , (Semarang : Pustaka Rizki Putra, 2007), cet. I, hlm . 5.

Page 19: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 19/215

 

6

  bentuk kepemimpinan, orientasi pesantren, organisasi pengurus, susunan

rencana pelajaran (kurikulum), karakteristik keilmuwan, dan variabel-variabel

lain yang apabila dibandingkan dengan antara satu pesantren dengan pesantren

lainnya, dari satu daerah ke daerah lainnya, maka akan ditemukan tipologi

 pondok pesantren. Di mana dalam penelitian ini diharapkan akan menemukan

kontribusi format pendidikan pesantren ideal sehingga dengan ini dapat

merumuskan bagaimana tipologi pesantren masa depan yang berpotensi

menjadi pilihan bagi masyarakat.

Fenomena pondok pesantren di Kudus menunjukkan muncul sejumlah

  pesantren yang mempunyai keunikan tersendiri. Banyak juga pesantren yang

mempunyai pondokan (asrama), masjid yang besar dan disediakan berbagaiketrampilan di dalamnya, bahkan banyak juga yang mengembangkan sistem

modern. Merekapun juga tetap eksis menyelenggarakan pengajian kitab kuning.

  Namun uniknya di Kudus juga muncul pesantren yang tidak mempunyai

 pondokan, akan tetapi memiliki ratusan santri yang berjubel-jubel.

Hal di atas menunjukkan bahwa realitas tersebut menjadi fenomena

tersendiri bagi khasanah pesantren Kudus. Ini artinya, respon pesantren Kudus

tunjukkkan dengan berada ditengah-tengah antara menolak dan mengikuti pola-

  pola terbaru. Demikian, jenis pesantren yang menerapkan pola semacam ini

dinamakan jenis pesantren berjargon al-muhafadzah ‘ala al-qadim al-shalih

wal-akhdzu bi al-jadid al-ashlah. Pesantren tersebut pada pola pembaharuannya

sangat selektif mengadaptasi pola-pola modern yang bisa mendukung

kelanggengan pendidikan pesantren yang sudah terbina sejak dulu.

Kudus mempunyai banyak khasanah intelektual keislaman. Banyak 

  peneliti menyebut Kabupaten ini kental akan dimensi sosial dan kaya akan

kebudayaan. Maka tidak heran, puluhan pondok pesantren yang berkembang

dan  survive sampai saat ini. Baik dari pesantren tradisional, pesantren yang

sudah mampu menyelenggarakan pendidikan formal, maupun pesantren yang

hanya membuka asrama bagi santri yang bersekolah umum. Pembaharuan

Page 20: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 20/215

 

7

  pesantren di Kudus nampak menunjukkan perkembangan yang sporadis.

  Namun, begitu juga tak mungkin dihindari perhelatan dan pertautan

  pembaharuan pesantren satu ke pesantren lainnya. Apalagi masing-masing

 pesantren pasti mempunyai lokalitas sendiri-sendiri.

Oleh karena itu, sangat penting jika pola dan corak pembaharuannya,

serta arah pendidikan tersebut dicermati lebih seksama dalam sebuah penelitian

yang tujuannya membingkai pola pembaharuan pesantren tersebut. Fenomena

kyai banyak santri tanpa pondok pesantren merupakan realitas variabel menarik 

yang layak untuk diteliti. Terlebih diklasifikasikan tipologi masing-masing

dengan harapan agar dapat mempermudah cara pemahaman dalam

mengkajinya.Dengan mempertimbangkan uraian di atas beserta berbagai permasalahan

yang melatar belakanginya, maka penelitian yang studi pada pesantren-

  pesantren di Kabupaten Kudus ini secara tegas dengan judul, “TIPOLOGI

PONDOK PESANTREN DALAM KONSTELASI PEMBAHARUAN

PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PADA PESANTREN-PESANTREN DI

KABUPATEN KUDUS)”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, secara eksplisit penelitian ini

  bertujuan untuk menjawab,” bagaimana tipologi pondok pesantren dan

  pembaharuan pendidikan Islam di Kabupaten Kudus?” dan secara implisit

rumusan tersebut mengandung pertanyaan-pertanyaan :

1. Bagaimana kondisi objektif pesantren-pesantren di Kabupaten Kudus?

2. Bagaimana eksistensi pembaharuan pendidikan Islam di Kabupaten

Kudus?

3. Bagaimana tipologi pondok pesantren dalam konstelasi pembaharuan

 pendidikan Islam di Kabupaten Kudus?

Page 21: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 21/215

 

8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dari

 penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan tipologi dan karakter pondok pesantren di Kabupaten

Kudus sebagai pemberdayaan potensi pesantren dengan

menjadikannya sebagai model pendidikan Islam alternatif.

2. Menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan pondok pesantren

di Kudus serta dinamikanya di tengah arus pembaharuan pendidikan

Islam.

3. Menggambarkan bahwa tidak semua lembaga pendidikan tradisional

seperti pesantren tertinggal, bahkan dianggap tidak responsip terhadap perkembangan zaman di tengah-tengah deru modernisasi. Tetapi justru

menunjukkan eksistensinya yang dinamis, baik kelembagaan maupun

sistem pendidikannya.

4. Melihat secara kritis kondisi objektif pondok pesantren di Kudus

dalam menghadapi tantangan modernisasi sebagai kebutuhan dalam

  proses pencarian tipe pendidikan ideal yang mampu menciptakan

generasi yang cerdas akal (otak), emosi, sosial dan spiritualnya

sehingga menjadi generasi yang unggul, berintregitas tinggi dan penuh

kemandirian.

5. Mencari format tipologi pendidikan ideal di kalangan pesantren yang

memang sistem pendidikan dan tradisi keilmuwannya benar-benar 

dibutuhkan oleh masyarakat sebagai sarana untuk membangun jiwa-

 jiwa kemandirian yang mempunyai mentalitas ikhlas limardlotillah.

6. Mengkategorisasikan pesantren-pesantren di Kabupaten Kudus dengan

 berbagai variannya sesuai dengan tipologi, maupun dengan visi yang

dibawa dalam menegakkan tujuan pendidikan Islam sehingga dapat

mempermudah masyarakat untuk menilai keunggulan dan

kekurangannya.

Page 22: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 22/215

 

9

Dengan memperhatikan hasil penelitian ini secara menyeluruh, maka

diharapkan akan memperoleh manfaat sebagai berikut :

1. Memberikan kontribusi pada khasanah keilmuan Islam dalam studi

  pendidikan Islam, khususnya tentang sejarah dan perkembangan

lembaga pendidikan Islam tradisional, yaitu pesantren.

2. Memberikan kontribusi pemikiran kepada praktisi dan atau institusi-

institusi yang berkompeten terhadap dunia pendidikan, khususnya

 pendidikan Islam.

3. Mempermudah masyarakat dalam usaha untuk memperoleh informasi

tentang tipe-tipe pesantren yang ada di Kabupaten Kudus sehingga

lahir amal kebaikan bagi peneliti sendiri terutama secara khusus, dansecara umumnya semua pihak yang telah membantu, baik dari

kalangan pesantren sendiri maupun sumber-sumber dari luar 

 pesantren.

D. Penegasan Istilah

1. Tipologi

Tipologi dapat diartikan sebagai ilmu watak golongan-golongan

menurut tipe, corak watak masing-masing. Jasa ilmu ini bisa dimanfaatkanuntuk melacak potensi-potensi pondok pesantren yang tengah bergelut

dengan perkembangan zaman. Terlebih jika pondok pesantren tersebut

dihadapkan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga

memaksa dengan sadar pihak pesantren untuk merubah dirinya sesuai

dengan kebutuhan masyarakat. Terlebih dari geliat pesantren ini juga

merupakan fenomena tersendiri untuk dilakukan penelitian.

2. Pondok Pesantren

Menurut Sudjoko, sebagaimana di kutip oleh Ridlwan Nasir 

menyatakan bahwa pondok pesantren berasal dari gabungan kata pondok 

dan pesantren. Istilah pondok berasal dari kata  funduk  yang berarti rumah

Page 23: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 23/215

 

10

 penginapan atau asrama. Sedangkan pesantren secara etimologis asalnya pe-

santri-an yang mempunyai tempat santri. Santri atau murid yang belajar 

agama pada seorang kyai atau syeikh di pondok.12

  Namun dalam konteks

ke-Indonesia-an, pesantren di Indonesia khususnya di Jawa lebih mirip

dengan pemondokan dalam lingkungan padepokan, yaitu rumah sederhana

yang dipetak-petak dalam bentuk kamar-kamar yang merupaka asrama atau

 pondok bagi santri.

Sementara menurut Mastuhu, sebagaimana di kutip oleh Fatah Syukur,

mengatakan secara definitif pesantren merupakan lembaga pendidikan

tradisional Islam untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-

ajaran agama Islam (tafaqquh fi al-din) dengan mementingkan moral agamaIslam sebagai pedoman hidup bermasyarakat sehari-hari.

13Pada dasarnya,

  pesantren merupakan sebuah asrama pendidikan Islam tradisional tempat

  para santrinya tinggal bersama dan belajar di bawah pengajaran kyai.

Asrama bagi santri inilah yang disebut pondok. Sehingga Zamachsjari

Dhofier mengatakan bisa dikatakan pesantren jika telah memenuhi elemen-

elemen dasar, diantaranya pondok, masjid, santri, pengajaran kitab-kitab

Islam klasik, dan kyai.14

3. Konstelasi

Konstelasi dapat diartikan sebagai gambaran, tatanan, atau keadaan

yang dibayangkan.15

Keadaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

keadaan pembaharuan dalam pendidikan Islam. Artinya, dalam menghadapi

12Ridlwan Nasir, Mencari Format Tipologi Pendidikan Ideal Pondok Pesantren di Tengah

 Arus Perubahan, (Yogjakarta : Pustaka Pelajar, 2005), cet. I, hlm. 80.

13Fatah Syukur NC,   Dinamika Madrasah dalam Masyarakat Industri”, (Semarang :  Pusat 

 Kajian dan Pengembangan Ilmu-ilmu KeIslaman dan Pesantren and Madrasah Development Centre,2004), cet. I, hlm. 26.

14Zamachsjari Dhofier, Tradisi Pesantren : Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, (Jakarta :

Penerbit LP3ES, 1982), hlm. 44.

15http://www.artikata.com/arti-336079-konstelasi di akses pada tanggal 18 Juni 2011

Page 24: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 24/215

 

11

tantangan zaman, pesantren mau tidak mau harus menerima secara inklusif 

 berbagai perubahan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain itu, kata

konstelasi bisa diartikan sebagai seluk beluk beluk suatu persoalan atau

kumpulan. 16 Meskipun demikian, penelitian ini condong pada arti kata

sebelumnya dengan alasan yang sudah dijelaskan.

4. Pembaharuan

Menurut Harun Nasution, sebagaimana dikutip oleh Yusran Asmuni,

 pembaharuan identik dengan kata modernisasi yang lahir dari dunia Barat.

Di mana modern sendiri artinya terbaru, mutakhir, atau sikap dan cara

  berpikir serta bertindak dengan tuntutan zaman. Sehingga modernisasi

merupakan sebuah proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai wargamasyarakat untuk bisa hidup sesuai dengan tuntutan hidup masa kini. Harun

menambahkan, modern bukan hanya membaharui paham-paham, sikap atau

adat istiadat, melainkan lebih luas lagi mencakup pembaharuan institusi-

institusi yang dipandang lama untuk disesuaikan dengan pendapat-pendapat

dan keadaan-keadaan yang baru.17

Sedangkan menurut Dawam Raharjo, pembaharuan lebih identik 

dengan kata reformation yang merupakan derivasi dari kata “reform” yang

mempunyai arti (seseorang, lembaga, prosedur, sistem atau tradisi).

Reformasi yang dikehendaki bisa terlaksana dengan adanya pembaharuan.18

Pengertian semacam ini senada dengan tawaran pembaharuan pesantren

Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang menegaskan bahwa pesantren bersifat

dinamis, terbuka dengan perubahan, dan mampu menjadi penggerak yang

diinginkan. Tawaran pembaharuan Gus Dur tersebut meliputi penyusunan

16Farida Hamid, Kamus Ilmiah Populer Lengkap, (Surabaya : Apollo, tth), hlm. 306

17 M. Yusran Asmuni,   Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan Dunia Islam,

(Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2001), cet. III, hlm. 1.

18Ainurrofiq, Pesantren dan Pembaruan, hlm. 152.

Page 25: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 25/215

 

12

kurikulum, peningkatan sarana, pembenahan manajemen kepemimpinan,

 pengembangan watak mandiri, dan lain sebagainya.19

5. Pendidikan Islam

Menurut Ahmadi, pendidikan Islam adalah segala usaha untuk 

memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya yang

ada padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai

dengan norma Islam.20

Pendidikan dewasa ini terlihat goyah terutama

karena orientasi yang semakin tidak jelas. Konsep dan praktek pendidikan

Islam dirasakan terlalu sempit, artinya terlalu menekankan pada kepentingan

akhirat, sedangkan ajaran Islam menekankan pada keseimbangan antara

kepentingan dunia dan akhirat.Perlu pemikiran kembali konsep pendidikan Islam yang betul-betul

didasarkan pada asumsi dasar tentang manusia yang akan diproses menuju

masyarakat madani. Apalagi lembaga-lembaga pendidikan Islam yang

dimiliki sekarang ini, belum atau kurang mampu memenuhi kebutuhan umat

Islam dalam menghadapi tantangan dunia modern dan tantangan masyarakat

dan bangsa Indonesia disegala bidang. Hal ini sesuai dengan pengertian

 pendidikan Islam menurut hasil konferensi pertama tahun 1977 di Mekkah,

yang menyatakan bahwa istilah pendidikan Islam tidak lagi hanya berarti

  pengajaran teologik atau pengajaran al-Qur’an, hadits dan fiqih, tetapi

memberi arti pendidikan di semua cabang ilmu pengetahuan yang diajarkan

dari sudut pandang Islam.21

 19

Abdurrahman Wahid, Menggerakkan Tradisi Esai-esai Pesantren, (Yogjakarta : LKiS,2010), cet.III, hlm.vi.

20Achmadi,   Ideologi Pendidikan Islam Paradigma Humanisme Teosentris, (Yogjakarta :

Pustaka Pelajar, 2005), cet.I, hlm. 28-29.

21Achmadi, Ideologi Pendidikan, hlm. 29.

Page 26: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 26/215

 

13

E. Kajian Pustaka

Di antara alasan kenapa pesantren selalu menarik untuk diteliti yaitu :

 Pertama, pesantren dinilai tetap eksis sejak ratusan tahun di Indonesia

meskipun tergerus oleh arus modernisme.  Kedua, pesantren mempunyai

keunikan tersendiri dimana antara satu pesantren dengan pesantren yang lain

mempunyai kekhasan masing-masing serta sama-sama dapat mempertahankan

karakter khasnya.  Ketiga, definisi tentang tradisional dan modern yang

ditujukan pada pesantren kurang komprehensf sehigga menarik untuk terus

diteliti.  Keempat , perkembangan pesantren semakin kompleks dan

multidimensi.22

Alasan di atas menunjukkan bahwa penelitian yang dimaksud merupakan

tantangan tersendiri karena bahan kajiannya selalu berkembang dinamis

mengikuti deras laju kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, studi yang peneliti

lakukan ini tak lepas dari jasa-jasa peneliti terdahulu yang telah memberikan

 berbagai informasi yang dibutuhkan. Berkaitan dengan fokus kajian penelitian

ini, maka berikut ini peneliti paparkan hasil studi tentang pesantren secara

umum dan pesantren Kudus secara khususnya sebagai acuan dalam penelitian

ini, antara lain :  Zamachsjari Dhofier dalam disertasinya yang berjudul The Pesantren

Tradition : A Study the Role of the Kyai in Maintenance of the Traditional 

 Idiologi of Islam in Java (1980) yang telah di terbitkan oleh LP3ES pada tahun

1982 dengan judul Tradisi Pesantren : Sudi tentang Pandamgan Hidup Kyai.

Dalam bukunya tersebut, Dhofier sengaja melakukan penelitian tentang dua

 pesantren, yakni pesantren Tegalsari di Kabupaten Semarang Jawa Tengah dan

  pesantren Tebu Ireng di Jombang Jawa Timur. Di mana kedua pesantren

tersebut memang berbeda sistem dan kelembagaannya. Sehingga dalam proses

22Ahmad Muthohar, Ideologi Pendidikan, hlm. 5.

Page 27: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 27/215

 

14

  penelitiannya itu sedikit banyak ditemukan berbagai fenomena khususnya

strategi kyai dalam memelihara tradisi keilmuwan pesantrennya. Indikasi

adanya sebuah network , menurut Dhofier menyatakan penjagaan tradisi bisa

melalui transmisi pengetahuan yang bisa membentuk genealogi intelektual

maupun perkawinan yang endogamous.

Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren (1994) yang diterbitkan

oleh INIS di Jakarta. Dalam salah satu pemikirannya, Mastuhu berusaha ingin

menjelaskan fenomena dari banyaknya pesantren yang ada di Indonesia di lihat

dari tujuan pendidikannya. Antara satu pesantren dengan pesantren lainnya

terdapat perbedaan dalam tujuan, meskipun semangatnya sama, yakni untuk 

meraih kebahagiaan dunia dan akhirat serta meningkatkan ibadah kepada AllahSWT. Dengan perbedaan ini, ia menilai terdapat keunikan masing-masing

  pesantren dan sekaligus menjadi karakteristik kemandirian dan

independensinya. Dengan meneliti 6 pesantren, ia menggunakan pendekatan

sosiologis-antropologis dan fenomenologis dengan harapan dapat menembus

tabir rahasia nilai-nilai kehidupan pesantren sehingga dapat

mengembangkannya dalam sistem pendidikan nasional.

 Fatah Syukur NC & Nishino Setsuo, dalam Bulletin of Academic Frontier 

 Project  2005 yang berjudul Tradisi Masyarakat dan Pendidikan Islam di

  Kudus Jawa Tengah (2006). Penelitian bersama yang dilakukan untuk Asia

Reserch Center, Toyo University ini secara cerdas mampu memotret kondisi

  pesantren-pesantren di Kudus yang dilengkapi dengan balutan realitas yang

sudah menjadi tradisi masyarakat pada waktu itu. Disebutkan pada penelitian

tersebut, tiga pesantren terbesar di Kudus, yakni Pondok Tahfidz Yanbu’ul-

Qur’an, Pondok Pesantren Darul Falah, dan Pondok Pesantren al-Muayyad

Kudus. Sebagai kesimpulanya, Fatah Syukur menguatkan fenomena bahwa

 pesantren di Kudus beserta tradisinya merupakan bukti keunikan budaya dan

 pendidikan di Kabupaten tersebut.

Page 28: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 28/215

 

15

 Fatah Syukur NC, dalam tesisnya yang dibukukan dan berjudul  Dinamika

Madrasah dalam Masyarakat Industri (2004). Meskipun orientasi buku ini

tidak menyinggung banyak tentang pesantren, namun secara eksplisit dapat

memberikan gambaran tentang kondisi masyarakat Kudus karena peneliti

menyadari bukan dari bagian masyarakat tersebut. Penelitian yang dilakukan

mengambil studi kasus di Madrasah Mu’allimin NU Kudus dan Madrasah TBS

Kudus. Kedua madrasah tersebut tidak jauh dari objek penelitian ini, oleh

karena itu bisa diperkirakan kondisi sosial kemasyarakatannya adalah tidak jauh

 berbeda.

Tim peneliti CeRMIN (Central Riset dan Manajemen Informasi) dalam

hasil penelitiannya yang berjudul Profil Pesantren Kudus yang diterbitkan padatahun 2005. Dalam hasil penelitiannya tersebut menemukan banyak informasi

yang menyangkut tentang berbagai macam profil dari pesantren yang ada di

Kabupaten Kudus, baik mengenai karakteristik dan tradisi keilmuwannya.

Diantara karakteriknya adalah fenomena pesantren Kudus sebagai pesantren

terbuka. Namun, dalam penjelasan buku tersebut peneliti belum menemukan

  bagaimana geliat pesantren-pesantren tersebut dalam menghadapi modernisasi

atau pembaharuan dalam pendidikan Islam. Pendekatan yang digunakan pun

mash menggunakan deskriptif. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan

diupayakan untuk mengkaji upaya pembaharuan yang dilakukan pesantren

Kudus dengan menggunakan pendekatan hermeneutika sosial.

Abdurrahman Mas’ud, et.all, dalam buku berjudul   Dinamika Pesantren

dan Madrasah (2002). Buku yang berisi kumpulan artikel dan makalah oleh

  para peneliti dan Dosen IAIN Walisongo ini bagi peneliti bisa dijadikan

konstruksi dasar pemikiran pondok pesantren yang berkembang di kalangan

IAIN. Meskipun pada buku tersebut metodologi penulisannya berbeda-beda

antara satu penulis dengan penulis lain, namun setidaknya teori-teori yang

digunakan dapat peneliti manfaatkan untuk memperkuat argumen penelitian

yang akan dilakukan ini.

Page 29: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 29/215

 

16

Ahmad Muthohar, A.R. dalam skripsinya yang berjudul “ Ideologi

  Pendidikan Pesantren ; Studi Analisis Pemikiran Mastuhu Tentang Sistem

  Pendidikan Pesantren” (2002). Penemuan Muthohar ini berakhir pada

kesimpulan bahwa pesantren tidak memiliki sifat general dalam bingkai

ideologi karena setiap unsur yang ada kecenderungan yang heterogen. Muthohar 

mengatakan secara tegas tidak semuanya pesantren itu berideologi tradisional-

konservatif. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Muthohar cukup membuat

geli para akademisi IAIN terutama tim peneliti puslit IAIN bahkan sampai

  penelitian tersebut mendapatkan award. Hingga akhirnya diterbitkan menjadi

  buku dengan ada sedikit perubahan teks menjadi “  Ideologi Pendidikan

 Pesantren ; Pesantren di Tengah Arus Ideologi-ideologi Pendidikan.”Abd A’la,   Pembaharuan Pesantren, yang diterbitkan oleh pustaka

  pesantren tahun 2006 seolah-olah memberikan jalan terang bagaimana

seharusnya penelitian ini secara metodologis dilakukan. Meskipun Abd A’la

hanya melakukan reflektif dalam penyajian datanya, namun hasil yang

diperoleh cukup menakjubkan. Dengan metode pendekatan hermeneutika, Abd

A’la berusaha menafsirkan teks-teks kehidupan pesantren dan

 perkembangannya sampai sekarang ini. Kajian hermeneutik pesantren Abd A’la

ini berhasil menemukan titik temu bahwa sebuah pesantren bukanlah museum

  purba, temat benda-benda unik dan kuno disimpan dan dilestarikan. Ia juga

 bukan penjara, di mana setiap tindakan dan pikiran dikontrol serta dikendalikan

habis-habisan. Pesantren adalah sebentuk ruang “laboratorium”, di mana setiap

 pemikiran dikaji dan diuji ulang.

Ahmad Zamharir (3100161), skripsi jurusan PAI (2005) Fakultas

Tarbiyah dengan judul “ Peranan Pesantren dalam Pemberdayaan Masyarakat 

(Studi Kasus di Pondok Pesantren Pabelan Kecamatan Mungkid Kabupaten

Magelang Jawa Tengah)”. Penelitian ini menemukan efektivitas pesantren

dalam proses pemberdayaan masyarakat. Tranformasi nilai yang dilakukan

  pesantren menurut penelitian tersebut terbilang cukup efektif dalam upaya

Page 30: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 30/215

 

17

mendukung terwujudnya masyarakat madani. Peran nilai efektivitas yang

dimaksud adalah peranan instrumental dan fasilitator, peran mobilisasi, peran

sumber daya manusia, peran sebagai agent of development , dan peran sebagai

center of exelence.

Amin Mu’allim (3102214), skripsi jurusan PAI (2006) dengan judul

“Transformasi Sistem Pendidikan Pesantren (Tinjauan Historis Terhadap

  Pondok Pesantren Al-Hikmah Brebes)”. Dari penelitian yang dilakukan oleh

Amin Mu’allim ini hanya menyoroti transformasi dari sudut pandang historis.

Penemuannya pun masih sekitar upaya pesantren tersebut dalam

mengembangkan sistem pendidikan yang sudah dilakukan sebelumnya.

Dari hasil eksplorasi peneliti terhadap berbagai sumber dan bahan pustakatidak atau belum menjumpai pembahasan yang spesifik sama sekali dengan

 permasalahan yang akan di sajikan dalam penelitian ini, yaitu dengan analisis

hermeneutika sosial peneliti akan berusaha mengkaji tipologi pondok pesantren

yang tidak kecil peranannya dalam ikut serta mencerdaskan masyarakat serta

menjadikannya sebagai sebuah alternatif sistem pendidikan Islam yang dapat

terwujudnya generasi unggul.

F. Metode Pembahasan

Dari banyaknya pondok pesantren yang ada di Kabupaten Kudus dengan

sendirinya menuntut penelitian ini dilakukan secara intens (meskipun dalam

analisis peneliti mengambil representasinya saja). Dalam konteks khusus,

  penelitian ini secara metodologis berupaya untuk membangun pandangan

subyek yang diteliti secara rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistik 

dan rumit. Oleh karena itu, jenis penelitian ini termasuk penelitian kualitaif 

yang dalam tatanan kerjanya bertugas untuk menyajikan dunia sosial dan

 perspektifnya, konsep, perilaku, dan persepsi subyek yang diteliti.23

Sehingga

23Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif  (edisi revisi), (Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2007), cet. XXIV. hlm. 6.

Page 31: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 31/215

 

18

  penelitian ini butuh kecermatan dan keakuratan untuk memahami fenomena

dibalik teks-teks sosial yang dialami dan dilakukan oleh subyek penelitian.

Menurut Lofland dan Lofland, sebagaimana di kutip oleh Moeloeng,

sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan,

selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.24

Oleh

karenanya, peneliti akan tertuntut untuk untuk mendiskripsikan fenomena atas

subyek yang diteliti. Di antara deskripsi tersebut seperti dinamika pesantren,

tantangan pembaharuan dengan respon yang ditunjukkan, orientasi pesantren,

dan karakteristik pesantren.

Selanjutnya, peneliti akan mengkategorisasi data tersebut dengan

  bersandar pada tipe-tipe pesantren yang dipolakan oleh Depag (sekarangKemenag). Mengingat waktu yang disediakan dalam penelitian ini tidak lama,

maka hanya diambil tiga pondok pesantren yang menjadi representasi dari

masing-masing tipologi. Ketiga pondok pesantren tersebut adalah pesantren

Yanbu’ul Qur’an Pusat di Kajeksan kecamatan Kota, pesantren Yanbu’ul

Qur’an Ma’had Al-Ulumisysyar’iyyah (MUSYQ) di Kwanaran kecamatan

Kota, dan pesantren Roudlatut Tholibin di Kerjasan kecamatan Kota.

Paradigma manusia sebagai instrumen dalam penelitian kualitatif,

nampaknya menuntut penelitian ini membutuhkan pendekatan fenomenologi

untuk fokus melacak pengalaman-pengalaman subjektif. Fenomenologi

 berusaha menyelidiki pengalaman kesadaran, yang berkaitan dengan pertanyaan

seperti : bagaimana pembagian antara subjek (ego) dengan objek (dunia)

muncul dan bagaimana sesuatu hal di dunia ini diklasifikasikan.25

Di samping

itu, pendekatan ini juga menekankan bahwa objek ilmu bukan hanya terletak 

  pada pengalaman empiris, melainkan mencakup fenomena dibalik persepsi,

 pemikiran, kemauan maupun keyakinan subjek tentang suatu yang transenden.

 24

Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian, hlm. 157.

25Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitia, hlm. 15.

Page 32: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 32/215

 

19

Salah satu yang digunakan dalam mendekati pengalaman kesadaran

adalah dengan kesadaran sejarah. Batas-batas kesejarahan ini, menurut Amin

Abdullah teori-teori, paradigma, ekspresi intelektual dan refleksi filosofis

subjek secara konsisten berkaitan dengan kepentingan, asumsi, dan konteks.26

Oleh karena itu, harus ada kesadaran sejarah dalam menjelaskan makna teks

sosial dan membuatnya rasional. Selanjutnya bukan hanya kesadaran sejarah,

kesadaran praktis pun juga dibutuhkan dalam menafsirkan makna teks.

Kesadaran praktis digunakan secara teoritis sebagai dasar pijakan untuk 

melakukan tindakan praktis.27

Tindakan praktis yang dimaksud dalam penelitian

adalah untuk mengungkap pentingnya pembaharuan pendidikan Islam.

Sedangkan untuk mencari kontribusi pesantren, maka dibutuhkan nilai-nilai tradisi yang menyejarah dan berkembang sampai sekarang ini. Kajian

fenomenologi bisa membantu dalam menyikap nilai tradisi pesantren tersebut.

  Nilai-nilai tradisi tidak terletak pada subjek melainkan pada elaborasi terus

menerus untuk menafsirkan realita dan mentransformasikan fakta-fakta menjadi

nilai-nilai.

Oleh karena itu, penelitian ini mengkaji pesantren-pesantren di Kabupaten

Kudus (86 pesantren) kemudian memilih tiga pesantren sebagai representasi

dari masing-masing tipologi, maka analisisnya mau tidak mau digunakan

constant comparative method (metode perbandingan tetap).28

metode ini sesuai

dengan cara kerjanya secara tetap membandingkan satu pesantren dengan

  pesantren lainnya dan membandingkan satu tipologi satu dengan tipologi

lainnya.

 26

Amin Abdullah,   Islamice Studies di Perguruan Tinggi Pendekatan Integratif-Interkonektif ,(Yogjakarta : Pustaka Pelajar, 2006), cet. I, hlm. 60.

27Husain Heriyanto, “Tinjauan Hermeneutika : Cara Pandang Ilmuwan Barat dan Muslim”,

Jurnal Universitas Paramadina, (vol. 2 No. 2, Januari / 2003), hlm. 2.

28Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian, hlm. 288.

Page 33: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 33/215

 

20

Jadi, dengan berdasar pada teori-teori yang ada, maka untuk mendukung

validitas data yang peneliti kumpulkan, maka di bawah ini akan dijelaskan

metode penelitiannya.

1. Metode Pengumpulan Data

Dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana tipologi pesantren yang

ada di Kabupaten Kudus, peneliti dalam proses pengumpulan datanya

merasa perlu merangkul semua pihak yang berkaitan dengan objek 

  penelitian ini, pondok pesantren dengan berbagai variannya, kyai yang

dalam hal ini sebagai pengasuh beserta perangkatnya, dan dokumen-

dokumen penting yang berhubungan dengan pondok pesantren. Oleh karena

itu, metode pengumpulan data yang peneliti terapkan antara lain :a. Metode observasi

Maksud dari metode observasi ini adalah untuk mengetahui

  bentuk pembaharuan yang dilakukan pesantren melalui observasi

secara langsung. Bentuk observasi yang dilakukan dengan cara

  partisipasi pasif karena peneliti menyadari bukan termasuk 

komunitas dari masyarakat Kudus. Oleh karena itu, peneliti

termasuk jenis peneliti pemeranserta sebagai pengamat. Artinya,

  perananan peneliti tidak sepenuhnya sebagai pengamat tetapi

melakukan fungsi pengamatan. Peneliti menjadi anggota pura-pura,

  jadi tidak melebur dalam arti sesungguhnya.29

Meskipun demikian,

tidak mengurangi semangat peneliti untuk mengkaji lebih dalam

mengenai tujuan dari penelitian ini.

Secara umum, observasi yang dilakukan peneliti adalah

observasi deskripsi yang bertujuan untuk mengetahui gambaran

umum tentang varian pondok pesantren di Kudus yang meliputi

sejarah berdiri, visi dan misi pesantren, dan aspek pengembangan

29Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian, hlm. 177.

Page 34: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 34/215

 

21

  pendidikan pesantren. Bukan hanya itu, peneliti juga akan

melakukan observasi mengenai pelaksanaan kurikulum, metode

 pembelajaran, dan lain sebagainya dengan tujuan untuk mengetahui

karakteristik masing-masing pesantren.

Sehubungan dengan peristiwa yang diobservasi, peneliti

menggunakan strategi mengarahkan perhatian dengan fokus pada

kepekaan perasaan. Menurut Patton (1980), konsep demikian

dinamakan dengan   sentizising consepts (konsep yang dirasakan).

  sentizising consepts berjasa menjadi kerangka dasar untuk menarik 

yang penting dari suatu peristiwa, kegiatan, atau perilaku tertentu.30

 b. Metode interviewInterview (wawancara) adalah percakapan dengan maksud

tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu interviuwer 

(pewawancara) sebagai pengaju pertanyaan dan interviewee

(terwawancara) sebagai pemberi jawaban. Tujuan dari metode

interview ini adalah mengkonstruksi mengenai orang, kejadian,

organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain

sebagainya.31

Dalam penelitian ini interview dilakukan agar mendapatkan

data dari sumbernya secara langsung untuk kepentingan validitas

data. Interview peneliti lakukan kepada para pengasuh pondok 

  pesantren, terhadap para pengurus pondok pesantren yang peneliti

rasa kapabel dan kompeten, maupun terhadap masyarakat sekitar 

sebagai penunjang data yang peneliti ketahui sebelumnya.

Interview yang dilakukan dengan menggunakan teknik secara

terstruktur maupun tak terstruktur. Secara terstruktur dimaksudkan

30Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian., hlm. 178-179.

31Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian., hlm. 186.

Page 35: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 35/215

 

22

untuk mengetahui persamaan antar masing-masing pondok 

  pesantren. Dengan begitu, peneliti dapat menemukan keunggulan

satu pesantren dibanding pesantren yang lain, dan kelemahan satu

 pesantren dibanding pesantren yang lain. Sehingga jika data sudah

terkumpul semua, peneliti dapat melakukan kategorisasi menurut

tipologi masing-masing pesantren. Terstruktur artinya peneliti

menegaskan berbagai pertanyaan dan berusaha memunculkan

masalah sendiri yang akan diajukan. Bukan hanya demikian,

interview tak terstruktur pun juga peneliti lakukan untuk 

mengetahui data-data tunggal yang sebelumnya peneliti belum

mendapatkannya.c. Metode dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian dimaksudkan untuk mengetahui

dokumen-dokumen penting tentang pondok pesantren yang

 bersangkutan, baik mengenai jumlah santri, profil pesantren, bentuk 

kegiatan, struktur kepengurusan pondok pesantren, staf pengajar,

tradisi keilmuwan yang dipelajari, dan lain sebagainya.

Pengumpulan dokumen penting ini tidak semata-mata

mengumpulkan semua data yang peneliti peroleh, namun dalam

tahap ini dilakukan seleksi data agar akurasi data bisa

dipertanggung jawabkan secara legal-formal.

Maka, dokumen yang dimaksud mencakup dokumen pribadi

dan dokumen resmi. Dokumen pribadi digunakan untuk melacak 

catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan,

 pengalaman, dan kepercayaannya. Tujuannya itu untuk memperoleh

kejadian nyata tentang situasi soaial dan arti berbagai faktor di

sekitar subjek penelitian. Sedangkan dokumen resmi digunakan

untuk melacak berbagai macam bentuk instruksi, aturan lembaga

yang terkait, pengumuman, keputusan pemimpin (kyai, kepala

Page 36: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 36/215

 

23

madrasah), majalah, buletin, dan berbagai macam dokumen lainnya.

Tujuannya adalah untuk memberikan petunjuk tentang gaya

kepemimpinan dan menelaah konteks sosial.

2. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif ini merupakan rangkaian

 proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan

satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan

hipotesis kerja. Secara umum, proses analisis ini dijalankan sesuai dengan

 prosedur sebagai berikut :

1) Mencatat hasil yang diperoleh dari lapangan kemudian diberi kode

supaya sumber data tetap bisa ditelusuri,2) Mengkategorisasikan : Mengumpulkan, memilah-milah, dan

klasifikasi data,

3) Mensintesiskan : Membuat ikhtisar (ringkasan), dan membuat

indeksnya,

4) Melakukan pemikiran dengan jalan membuat kategori data itu

mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-

hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.32

Sehingga berbagai data yang diperoleh dari lapangan, baik dari

observasi, interview, dan dokumentasi selanjutnya teknik analisis datanya

dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif yang berjenis analisis

deskriptif-hermeneutis. Inti dari analisis jenis ini adalah terletak pada tiga

 proses yang berkaitan, yaitu :

1) Mendeskripsikan fenomena,

2) Mengklasifikasikannya,

3) Melihat bagaimana konsep-konsep yang muncul itu satu dengan

yang lainnya berkaitan.33

 32

Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian, hlm. 248.

Page 37: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 37/215

 

24

 Namun, penelitian ini bukan hanya mendeskripsikan data, melainkan

dilengkapi dengan analisis kritis hermeneutis sosial. Analisis hermeneutis

ini diterapkan sebagai alat untuk menafsirkan proses dialektika pemahaman

dan reinterpretasi34 terus menerus untuk menyingkap tabir makna-makna

teks sosial.35

Setelah mendapatkan deskripsi utuh sesuai dengan cara kerja analisis

di atas, maka analisis selanjutnya adalah analisis tipologi pesantren. Dalam

analisis tipologi ini disertai dengan melakukan representasi karena

mengingat waktu penelitian relatif singkat. Analisis ini bertugas melacak 

sistem pendidikan yang diterapkan oleh pesantren, bagaimana kurikulum

yang digunakan, bagaimana juga pola pembelajarannya dan  penyelenggaraan pendidikannya. Tujuan dari analisis tipologi yang

dimaksud adalah memberikan arti yang signifikan terhadap hasil analisis,

menjelaskan pola atau tipologi, dan mencari hubungan di antara dimensi-

dimensi uraian.

Oleh karena itu, langkah-langkah yang akan ditempuh secara sistematis

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tahap 1 : Mendeskripsikan hasil data

Hal pertama yang dilakukan peneliti adalah menelaah

secara deskriptif seluruh data yang tersedia dari berbagai

sumber, baik dari interview, observasi, maupun dokumentasi.

Tahap 2 : Mereduksi data

Reduksi data merupakan salah satu bentuk upata untuk 

mengidentifikasi data meskipun data yang terkecil namun

33

Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian, hlm. 289.34

Upaya menafsirkan ulang dengan merancang kerangka berpikir baru dengan tujuan untuk 

memperjelas pengertian tersembunyi di balik teks-teks sosial menjadi sebuah makna yang jelas.

35Sindung Tjahyadi, “Teori Kritik Jurgen Habermas : Asumsi-asumsi Dasar Menuju

Metodologi Kritik Sosial”, Jurnal Fisafat,( vol.XXXIV, No. 34 No.2, Agustus/ 2003), hlm. 2.

Page 38: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 38/215

 

25

  jika dikaitkan dengan fokus penelitian akan menjadi data

yang berguna. Reduksi data di sini akan dilakukan dengan

cara melakukan abstraksi, yakni usaha membuat rangkuman

yang inti, proses, dan pernyataan-pernyataan yang perlu

dipertahankan.

Tahap 3 : Mengklasifikasikan

Klasifikasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

  peneliti melakukan pengelompokan data menurut pola

 pesantren masng-masing setelah melalui proses pereduksian

data. Pengelompokan data ini mengenai berdasarkan visi dan

orientasi keilmuwan pesantren. pengklasifikasian pesantrenini akan dilakukan tiap-tiap kecamatan di Kabupaten Kudus.

Tahap 4 : Mengkategorisasikan

Kategorisasi merupakan upaya memilah-milah data

setiap kelompok ke dalam bagian-bagian yang memiliki

kesamaan. Setiap kategori pada nantinya akan diberi nama

(label).

Tahap 5 : Mensintesiskan

Mensintesiskan berarti mencari kaitan antara satu

kategori dengan kategori lainnya. Upaya ini berdasar pada

teori-teori yang sudah ditetapkan pada penelitian ini

kemudian disintesiskan dengan realitas yang ada di

masyarakat. Hasil dari sintesa ini menjadi prasyarat untuk 

 bisa menetapkan tipologi pesantren yang hendak diteliti lebih

rinci.

Tahap 6 : Memberikan tipologi

Tipologi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

  pemberian pola pesantren beserta arah pengembangan yang

dilakukan menurut sistem pendidikan pesantren tersebut.

Page 39: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 39/215

 

26

Akan dijelaskan dalam dalam tipologi ini sistem pendidikan,

kurikulum, pola pembelajaran, dan sistem penyelenggaraan

 pendidikannya.

Tahap 7 : Merepresentasikan

Peneliti akan melakukan representasi tipologi pesantren

mengingat banyaknya pesantren yang akan diteliti. Karena

  jumlah tipologi yang sudah ditetapkan berjumlah tiga

tipologi berdasar kategorisasinya masing-masing, maka

representasinya pun tiga pondok pesantren. Peneliti

mengharapkan dipilihnya satu pesantren sebagai representasi

satuannya dapat mewakili tipologi yang lainnya.Tahap 8 : Interpretasi data

Peneliti dalam menganalisis tidak serta memakai cara

  pandang peneliti sendiri, melainkan meggunakan bantuan

hermeneutik agar hasil dari penelitian ini sesuai dengan

realitas masyarakat yang ada. Peneliti melakukan penafsiran

sekaligus melakukan kritik yang terjadi.

  Namun secara sederhana langkah-langkah di atas dapat dirinci sesuai

dengan analisisnya masing-masing sesuai dengan teknik kerjanya. Rincian

tersebut sebagai berikut :

1. Analisis deskriptif 

Secara umum pada analisis ini yang termasuk adalah tahap

deskripsi data.

2. Analisis proses

Pada analisis ini, garapan peneliti mencakup tahap mereduksi

data, mengklasifikasikan, dan mengkategorisasikan.

3. Analisis hermeneutik 

Pada analisis ini, peneliti membagi membagi empat tahapan,

yakni tahap mensintesiskan data, memberikan tipologi,

Page 40: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 40/215

 

27

merepresentasikan, dan menafsirkan data melalui prosedur gerak 

lingkar hermeneutis.

Dengan langkah-langkah dan analisis di atas peneliti berharap dapat

menggambarkan konstelasi pembaharuan pendidikan Islam menurut

kategorisasi yang sudah ditetapkan. Kategorisasi yang pada akhirnya dengan

hermeneutika sosial ini peneliti dapat merumuskan kontribusi tipologi

 pesantren di Kudus terhadap masyarakat. Di samping itu juga dalam analisis

akan diurai bagaimana format pesantren ideal dan tipologi pesantren yang

mampu dijadikan sebagai pendidikan alternatif pesantren.

 ___________________ 

Page 41: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 41/215

 

28

BAB II

PONDOK PESANTREN DAN

PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM

Kajian pesantren dan pembaharuan menarik untuk diteliti. Seiring dengan

  pesatnya perkembangan zaman, kini pesantren memunculkan wajah baru. Fungsi

  pesantren bukan lagi hanya lembaga keagamaan, melainkan juga sebagai lembaga

 pemberdayaan masyarakat. Kajian semacam ini jika dilanjutkan akan ditemukan tipe-

tipe pesantren sesuai dengan pengembangan sebagai ciri khasnya. Oleh karena itu,

 pada pembahasan ini dimaksudkan untuk mendasari penelitian dengan memaparkan

teori tipologi pesantren dan aspek-aspek pembaharuan pesantren, diantaranyameliputi sistem pendidikan, kurikulum, pola pembelajaran dan sistem

 penyelenggaraan pendidikan.

A. Pondok Pesantren

1. Pengertian dan Elemen-elemen Pokok Pesantren

a. Pengertian Pondok Pesantren

Zamachsjari Dhofier mendefinisikan pondok berasal dari bahasa Arab

“ funduq” yang berarti hotel atau asrama.1

Dengan maksud yang sama, Haidar Putra Daulay mengartikan sebagai hotel, tempat bermalam.

2Baik Dhofier 

maupun Haidar menyengaja menggunakan kata hotel karena pondok bagi

santri merupakan tempat tinggal sewaktu tholabul ‘ilmi. Sebuah pesantren

idealnya memiliki tempat tinggal sebagai ajang komunikasi antara santri dan

kyai.

 1 Zamachsjari Dhofier, Tradisi Pesantren : Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, (Jakarta :

Penerbit LP3ES, 1982), hlm.18

2 Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia,

(Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2007), cet. II, 62.

Page 42: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 42/215

 

29

Sedangkan pesantren, Dhofier mengatakan berasal dari kata santri yang

diawali dengan awalan pe dan akhiran an yang berarti sebagai tempat tinggal

  para santri.3

Sementara Manfred Ziemek, sebagaimana di kutip oleh Haidar 

Putra Daulay menguatkan dengan menyatakan secara etimologi pesantren

adalah pesantrian yang berarti tempat santri.4

Begitu juga Abdurrahman

Wahid, yang di kutip oleh Isma’il SM secara teknis pesantren dinyatakan

sebagai, “a place where santri (student) live”.5

Hampir ada kesepakatan mengenai terminologi pesantren ini jika istilah

 pesantren digunakan setelah datangnya Islam. Namun, jika memandang kata

tersebut sebelum datangnya Islam, maka Prof. Johns berpendapat santri

 berasal dari bahasa Tamil, yang berarti guru mengaji.

6

Begitu juga C.C Bergmenyatakan kata santri berasal dari istilah  shastri yang merupakan bahasa

India yang berarti orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu, atau seorang

sarjana ahli kitab suci agama Hindu.7

Sehingga pondok pesantren berdasar pada pendapat-pendapat di atas bisa

diartikan sebagai tempat tinggal sementara para santri yang jauh dari asalnya.

Ahmad Syafi’i Noer menguatkan tempat tinggal tersebut merupakan tempat di

mana kyai dan santri dapat melakukan pengajian sesuai jadwal yang sudah

ditetapkan oleh kyai.8  pondok santri biasanya tidak jauh dengan ndalem

kyainya. Hal ini bertujuan untuk lebih mempermudah mengontrol kehidupan

 3 Zamachsjari Dhofier  ,Studi Pandangan, hlm. 18.

4 Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan, hlm. 61.

5 Isma’il SM, “  Pengembangan Pesantren Tradisional (Sebuah Hipotesis Mengantisipasi

 Perubahan Sosial )”, dalam Abdurrahman Mas’ud,  Dinamika Pesantren dan Madrasah, (Semarang :

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dan Pustaka Pelajar, 2002), cet.I, hlm. 50.

6

Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan, hlm. 61.7 Zamachsjari Dhofier  ,Studi Pandangan, hlm. 19.

8 Ahmad Syafi’i Noer, “  Pesantren : Asal-usul dan Pertumbuhan Kelembagaan”, dalam

Abuddin Nata (ed), Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-lembaga Pendidikan Islam di

 Indonesia, (Jakarta : Penerbit PT Grasindo dan IAIN Syatif Hidayatullah Jakarta, 2001), hlm. 90.

Page 43: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 43/215

 

30

sehari-hari para santri terutama mengenai pendidikan moral. Sehingga titik 

sentral kyai ini jika dianalisis lebih lanjut masih sepaham dengan pendapat

Dawam Raharjo yang mengartikan secara institusi pesantren bukanlah sekolah

atau madrasah, meskipun dalam lingkungan pesantren sekarang ini banyak 

didirikan unit-unit pendidikan klasikal dan kursus-kursus.9

Ketradisionalan pesantren yang bukan sekolah ataupun madrasah ini

menjadikannya sebagai lembaga pendidikan yang mempunyai karakteristik 

tersendiri. Untuk mengenai pendapat mengenai asal usul dan latar belakang

 berdirinya, ada beberapa pendapat yang mengatakan : Pertama, transformasi

sistem pesantren yang diadakan oleh orang-orang Hindu di Nusantara. Hal ini

didasarkan pada fakta bahwa jauh sebelum datangnya Islam di Indonesia,lembaga pesantren sudah ada di negeri ini.

 Kedua, pendapat yang menyebutkan bahwa pondok pesantren berakar 

  pada tradisi Islam sendiri yaitu tradisi tarekat. Pesantren mempunyai kaitan

yang erat dengan tempat pendidikan yang khas bagi kaum sufi. Pendapat ini

  berdasarkan fakta bahwa penyiaran Islam di Indonesia pada awalnya lebih

  banyak dikenal dalam bentuk kegiatan tarekat. Hal ini ditandai oleh

terbentuknya kelompok-kelompok organisasi tarekat yang melaksanakan

amalan-amalan dzikir dan wirid-wirid tertentu yang dipimpin oleh seorang

kyai.

Oleh sebab itu, tujuan umum terbentuknya pondok pesantren adalah

membimbing anak didik untuk menjadi manusia yang berkepribadian Islam

yang dengan ilmu agamanya ia sanggup menjadi mubaligh Islam dalam

masyarakat sekitar melalui ilmu dan amalnya mencetak ulama-ulama yang

menguasai ilmu-ilmu agama. Sedangkan tujuan khususnya adalah

mempersiapkan para santri untuk menjadi orang alim dalam ilmu agama yang

9 M. Dawam Raharjo, “  Dunia Pesantren dalam Peta Pembaharuan”, dalam M. Dawam

Raharjo (ed), Pesantren dan Pembaharuan, (Jakarta : LP3ES, 1988), cet. IV, hlm. 25.

Page 44: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 44/215

 

31

diajarkan oleh kiai yang bersangkutan serta mengamalkannya dalam

masyarakat, dan mendidik muslim yang dapat melaksanakan syariat agama.10

 b. Elemen-elemen Pokok Pesantren

Menurut Zamachsjari Dhofier, elemen atau unsur-unsur sebuah

 pondok pesantren ada 5 (lima), yaitu :

1) Pondok 

Menurut bahasa pengertian pondok sudah dijelaskan di atas. Pada

  pembahasan ini akan dijelaskan alasan pentingnya didirikan sebuah

 pondok bagi sebuah pesantren. Di antara alasan tersebut adalah :

 Pertama, banyaknya santri-santri yang berdatangan dari daerah

yang jauh untuk  tholabul ‘ilmi   pada seorang kyai yang sudahtermashur keahliannya. Mereka membutuhkan tempat untuk menginap

supaya memudahkan untuk menerimana pelajaran dari kyai kapan saja.

 Kedua, kebanyakan pesantren itu terletak di desa-desa sehingga

 para santri yang ingin nyantri di pondok pesantren tersebut belum ada

tempat perumahan bagi mereka. Meskipun pada sebagian pesantren

ada santri yang dititipkan pada rumah-rumah warga yang berdekatan

dengan pesantren.

 Ketiga, diharapkan munculnya feedback antara kyai dan santri, di

mana santri dianggap oleh kyai sebagai anak sendiri. Begitu juga

sebaliknya para santri menganggap kyai sebagai orang tuanya sendiri.

2) Masjid

Masjid menurut lughah dapat diartikan sebagai tempat bersujud.

Di dalam masjid ini di samping berfungsi sebagai tempat untuk 

  beribadah, masjid juga bisa dialihfungsikan sebagai tempat

 pelaksanaan pendidikan dan lain sebagainya. Di zaman Rasulullah pun

10 A. Rafiq Zainul Mun’in, “  Peran Pesantren dalam Education For All di Era Globalisasi”,

Jurnal Pendidikan Islam, (vol. I, No.01, Juni/ 2009), hlm. 10.

Page 45: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 45/215

 

32

masjid dijadikan sebagai tempat untuk mendiskusikan masalah-

masalah kemasyarakatan.

Penempatan masjid sebagai pusat pendidikan ini mencerminkan

tradisi pesantren yang selama ini dipegang teguh oleh para kyai-kyai

  pemimpin pesantren. Bahkan sekarang banyak juga masjid-masjid

yang ada di masyarakat yang dijadikan sebagai tempat pembelajaran

al-Qur’an atau lebih di kenal dengan Taman Pendidikan al-Qur’an

(TPQ) dan lain sebagainya.

3) Santri

Menurut Haidar Daulay, santri dapat dikategorikan menjadi 2

(dua) kelompok, yaitu :a) Santri mukim, yakni para santri yang berdatangan dari luar 

daerah yang jauh sehingga tidak memungkinkan untuk pulang

ke rumahnya, maka akhirnya dia mondok 

(menetap/menempat/mukim) di pesantren. Oleh karena menjadi

santri mukim, maka ia harus mengikuti tata tertib yang berlaku

di pesantren.

 b) Santri kalong, yakni para santri yang berasal dari daerah sekitar 

yang sangat memungkinkan mereka pulang ke daerah masing-

masing. Santri kalong ini datang ke pondok hanya untuk 

mengikuti pelajarannya saja, habis itu ia pulang ke rumahnya

sendiri dan tidak mengikuti aktifitas yang lainnya.11

4) Pengajaran Kitab-kitab Islam klasik 

Kitab klasik dalam pesantren yang dimaksud adalah kitab kuning.

Bukan berarti warna kitab ini kuning, melainkan yang dimaksud

adalah kitab yang ditulis oleh para ulala salaf abad pertengahan yang

 berisikan huruf arab” gundul” atau tanpa harokat yang harus diabsahi

11 Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan, hlm. 64

Page 46: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 46/215

 

33

menggunakan huruf arab “pegon”. Hanya santri-santri yang sudah

mahir saja yang mampu melakukan ini ini dengan benar sesuai

tuntunan. Oleh karena itu kemahiran santri tersebut harus mempelajari

secara mendalam ilmu-ilmu alatnya, yakni ilmu nahwu, shorof,

 balaghoh, ma’ani, bayan, dan lain sebagainya.

Membutuhkan waktu yang sangat lama untuk memperdalam

kitab-kitab yang dimaksud, sehingga kriteria tolol ukur lulus atau

tidaknya santri adalah kemahiran dalam membaca dan menjelaskan isi

kandungan kitab kuning tersebut. Bahkan sampai sekarang pun

meskipun sebagian pesantren sudah memasukkan pelajaran umum,

  pengajian kitab kuning tetap dilaksanakan karena pengajian ini jugasalah satu tradisi di pesantren yang harus dijaga.

Jenis-jenis kitab kuning, menurut Dhofier dapa dikategorikan

menjadi 8 (delapan) kelompok, yakni : kitab nahwu/shorof, kitab fiqih,

kitab ushul fiqih, kitab hadits, kitab tafsir, kitab tauhid, kitab tasawwuf 

dan etika, serta cabang-cabang ilmu lainnya seperti kitab tarikh dan

 balaghoh.12

5) Kyai

Kata kyai dalam bahasa Jawa di pakai untuk tiga gelar yang

 berbeda yang tersebut di bawah ini :

a) Sebagai gelar kehormatan bagi barang-barang yang dianggap

keramat seperti “kyai garuda kencana” yang dipakai untuk 

sebutan kereta emas yang ada di keraton Yogjakarta.

  b) Sebagai gelar kehormatan kepada orang-orag tua pada

umumnya.

c) Sebagai gelar yang diberikan oleh masyarakat kepada

seseorang yang ahli dalam agama Islam yang memiliki

12 Zamachsjari Dhofier  ,Studi Padangan, hlm. 50.

Page 47: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 47/215

 

34

  pesantren dan mengajarkan kitab-kitab Islam klasik kepada

santrinya.13

Kyai yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah gelar kyai yang

ketiga. Kyai merupakan tokoh sentral dalam sebuah pesantren.

Wibawa dan kharisma kyai menentukan maju atau mundurnya sebuah

 pesantren.

2. Pesantren dalam Lintasan Sejarah

Perspektif historis pesantren sebenarnya tidak hanya identik dengan

makna keislaman, tetapi juga mengandung makna keaslian Indonesia

(indigenous)14

karena beberapa penelitian menyebutkan lembaga serupa

 pesantren ini sudah ada di Nusantara sejak zaman kekuasaan Hindu-Budha.

15

Meskipun belum diketahui secara jelas kapan pesantren pertama kali

didirikan, namun ketika masa walisongo (abad 16 – 17 M) sudah terlacak 

sebuah pesantren yang didirikan Syeikh Maulana Malik Ibrahim di Gresik.

13 Zamachsjari Dhofier  ,Studi Pandangan, hlm. 55.

14 Menurut sebagian pakar pendidikan Islam menyatakan bahwa pesantren merupakan lembaga

 pendidikan keagamaan lanjutan dari lembaga pendidikan keagamaan pra-Islam, yang disebut dengan

mandala. Konon mandala ini telah ada sejak zaman sebelum majapahit dan berfungsi sebagai pusat

 pendidikan (semacam sekolah) dan keagamaan. Mandala dianggap oleh orang Hindu-Budha sebagai

tempat suci karena disitu tinggal para pendeta atau pertapa yang memberikan kehidupan yang patut

dicontoh masyarakat sekitar karena kesalehannya. Mandala juga disebut sebagai wanasrama yang

dipimpin oleh siddapandita yang bergelar muniwara, munindra, muniswara, maharsi, mahaguru atau

dewaguru. Lihat Ismawati, “Melacak Cikal Bakal Pesantren Jawa”, dalam Anasom (ed), Merumuskan

  Kembali Interrelasi Islam-Jawa, (Yogjakarta : Penerbit Gama Media dan Pusat Kajian Islam dan

Budaya Jawa IAIN Walisongo Semarang, 2004), hlm. 95 - 96.

15 Pendapat lain yang mengatakan pesantren adalah kelanjutan dari mandala adalah IP

Simanjuntak (1973) yang mengatakan pesantren telah mengambil model dan tidak mengubah struktur 

organisasi dari lembaga pendidikan mandala masa Hindu. Pesantren hanya mengubah isi agama yangdipelajari, bahasa sebagai sarana pembelajaran, dan latar belakang santri. Namun, Abdurrahman

Mas’ud (2000) lebih condong mengatakan pesantren memiliki kesinambungan dengan lembaga

 pendidikan Gurucula yang telah ada di masa pra-Islam di Jawa. Lihat Abdurrohman Mas’ud,

“  Pesantren dan Walisongo : Sebuah Interaksi dalam Dunia Pendidikan,” dalam   Islam dan

 Kebudayaan Jawa (Yogjakarta : Penerbit Gama Media, 2000), hlm. 223.

Page 48: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 48/215

 

35

Konon pesantren yang didirikan tersebut merupakan pesantren pertama dalam

sejarah pendidikan Islam di Indonesia.16

Bermula dari pesantren pertama ini, telah berkembang ribuan pesantren,

 besar dan kecil, tumbuh, berkembang dan akhirnya mati. Begitupun dengan

 pesantren lainnya, tumbuh, berkembang dan akhirnya mati juga. Kini, ribuan

  pesantren dipertanyakan eksistensinya. Boleh jadi pesantren-pesantren

tersebut akan menyusul pendahulunya. Hal ini dikarenakan, daya tarik yang

sangat mempengaruhi besar kecilnya pesantren, maju atau tidaknya pesantren

tersebut bergantung kepada kapasitas kyai pendirinya, serta kesadaran

tanggung jawab keturunannya.17

Tantangan pesantren saat ini bisa jadi akan

masih tetap mempertahan ketradisionalannya, atau mampu bergerak menyesuaikan kondisi dan kebutuhan zaman.

Sejarah mencatat, bahwa Minangkabau,18

merupakan salah satu daerah di

Sumatra Barat yang oleh kebanyakan peneliti dianggap sebagai embrio

masuknya ide-ide modernis ke Nusantara. Pesantren inilah yang memberikan

inspirasi pesantren lainnya dalam menyikapi perubahan yang ada. Salah satu

yang menjadi alasannya adalah hubungan masyarakat Minangkabau terjalin

16 Fatah Syukur NC,   Dinamika Madrasah dalam Masyarakat Industri, (Semarang :  Pusat  Kajian dan Pengembangan Ilmu-ilmu Keislaman dan Pesantren and Madrasah Development Centre,

2004 ), cet. I, hlm. 26.

17 Mokh. Akhyadi, “ Pesantren, Kiai, dan Tarekat  : Studi Tentang Peranan Kiai di Pesantrendan Tarekat ,” dalam Abuddin Nata, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-Lembaga

 Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta : PT Grasindo, 2001), hlm. 135.

18 Dalam catatan sejarah, pembaharuan pendidikan Islam di Minangkabau terjadi dalam 2 (dua)

fase.  Pertama, gerakan padri (1803) yang dimobilisasi oleh Haji Sumanik, Haji Miskin, dan Haji

Piobang setelah kepulangan mereka dari tanah suci Mekkah. Menurut Armai Arief (2001) di sebut

sebagai gerakan fundamentalis Islam yang coraknya tidak jauh beda dengan Wahabiyah yang ada di

Mekkah. Armai sendiri beranggapan apa yang mereka lihat tentang Wahabi nampak begitu berkesan

dan terpengaruh dengan ideologinya hingga mereka ingin pula melaksanakan pemurnian yang sama di

kampung halamannya.  Kedua, gerakan pemikiran Syeikh Ahmad Khatib yang sudah menyebarkan  pemikiran-pemikirannya dari tahun 1880-1915 M, baik melalui tulisan-tulisannya sendiri yang

dipublikasikan oleh murid-muridnya di indonesai maupun secara kontak langsung ketika naik haji ke

mekkah. Lihat, Deliar Noer, “The Modernist Muslim Movement In Indonesia 1900-1942” yang

diterjemahkan menjadi, Gerakan Moderen Islam Di Indonesia 1900-1942, (Jakarta : PT Pustaka

LP3ES, 1994), cet.VII, hlm. 38.

Page 49: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 49/215

 

36

mesra dengan para pembaharu Arab melalui media haji sehingga berbagai ide-

ide pembaharuan banyak dimanfaatkan. Di samping itu pula, masyarakat

tersebut mulai menyadari bahwa mereka tidak akan mampu unggul dalam

 berkompetisi jika mereka terus melanjutkan pembaharuan dengan cara-cara

tradisional dalam menegakkan Islam.19

Kesadaran akan kelemahan dan mau mengadakan pebaharuan inilah yang

disebut oleh Abdul Djamil sebagai dinamika perkembangan pesantren.

Bagaimana tidak, berkat pembaharuan nilai-nilai etika pesantren masih

menjadi pilihan alternatif yang cukup menjanjikan. Pesantren tampil dalam

format yang variatif mulai dari pesantren yang masih bertahan dengan tradisi

kitab kuning saja, sampai dengan yang mau berinteraksi dengan aspek-aspek kemodernan.

20

Menarik untuk sekedar dijadikan discourse, bahwa pesantren yang

akulturatif antara kebudayaan dan tradisi Jawa inilah yang menjadikan

 pesantren diidentifikasi sebagai lembaga keagamaan kelanjutan dari mandala

di zaman kekuasaan Hindu. Di mana Abdul Djamil mencontohkan pesantren

Tegalsari Ponorogo sebagai model pesantren semacam ini. Namun, yang

menjadi pertanyaannya apakah semua pesantren merupakan kelanjutan dari

mandala tersebut?

Menanggapi permasalahan di atas, Hanun Asrohah dalam Disertasinya

menepis anggapan tersebut dengan menyatakan jika sebuah pesantren

didirikan di atas sebuah tanah perdikan,21

maka boleh jadi pesantren tersebut

19 Deliar Noer, “The Modernist Muslim,” hlm. 39.

20 Abdul Djamil, “  Pesantren : Jati Diri dan Perannya dalam Kebudayaan”, dalam Prolog

 Profil Pesantren Kudus, (Kudus : Central Riset dan Manajemen Informasi, 2005), hlm. vii

21 Tanah perdikan atau tanah  sima adalah tanah yang diberikan oleh raja karena dengan dasar ingin membalas jasa kepada seseorang yang berbuat jasa, atau karena desa ataupun daerah tersebut

dikhawatirkan melakukan pemberontakan atau melepaskan diri dari kekuasaan raja. Tanah ini juga

dianugerahkan oleh raja kepada bangsawan atau kaum kerabat raja sebagai tanah lungguh (kedudukan)

yang bisa dimanfaatkan hasilnya sebagai biaya penyelenggaraa pendidikan keagamaan asrama atau

mandala. Lebih lanjut lihat Ismawati, “Melacak Cikal, hlm. 105-106.

Page 50: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 50/215

 

37

mempunyai tradisi dan struktur yang sama dengan mandala. Contoh pesantren

  pada abad ke-18 yaitu pesantren Tegalsari di Ponorogo, Banjarsari dan

Sewulan di Madiun atau pada abad ke-19 seperti pesantren Maja Pajang dekat

Surakarta dan Mlangi dekat Yogjakarta.22

  Namun, jika model pesantren yang dimaksud tidak didasarkan pada

akulturasi kebudayaan dan tradisi, maka pesantren tersebut bukan kelanjutan

dari mandala, melainkan model para ‘ulama Jawa yang belajar di Makkah dan

Madinah. Sebagaimana pendapat George Maksidi, menyampaikan bahwa

lembaga pendidikan pesantren di Indonesia menyerupai madrasah di Baghdad

  pada awal abad ke-11 dan ke-12 M.23

Pendapat ini menguatkan pernyataan

  bahwa lahirnya pesantren di Jawa akibat dari tekanan kesultanan yangmemarginalkan penyelenggarakan pendidikan Islam sehingga para ‘ulama

  banyak yang menimba ilmu di Mekkah dan Madinah. Kemudian pulang ke

tanah kelahiran di Jawa dengan mengadakan pembaharuan pendidikan Islam

terutama pesantren.

Pembaharuan yang dimaksud bukan berarti harus mengadaptasikan diri

sepenuhnya, namun pembaharuan yang mampu mengubah perubahan pada

masyarakat dan tidak meninggalkan karakter khas24

  pesantren selama ini.

Contoh historis, perubahan/modernisasi yang dibawa oleh kaum paderi dalam

aspek pendidikan Islam adalah keberhasilan paderi membuat perubahan peran

22 Hanun Asrohah, “  Pelembagaan Pesantren, Asal- usul dan Perkembangan di Jawa”, dalam

Anasom (ed), Merumuskan Kembali Interrelasi Islam-Jawa, (Yogjakarta : Penerbit Gama Media dan

Pusat Kajian Islam dan Budaya Jawa IAIN Walisongo Semarang, 2004), hlm.112-113.

23 Madrasah yang dimaksud adalah madrasah Klasik Timur Tengah yang memiliki karakteristik 

sebagai berikut.  Pertama, lembaga administratif bidang pendidikan yang dibangun dengan tanah

wakaf. Kedua, adanya pemondokan tempat bagi santri. Ketiga, terdapat makam disekitar pemondokan.

 Keempat , terdapat perpustakaan.

24 Kekhasan karakter pesantren bisa ditandai dengan pesantren sebagai transmisi ilmu-ilmu

tradisional yang termuat dalam kitab kuning, sebagai penjaga dan pemelihara keberlangsungan Islam

tradisonal yang mengikuti paham ahlussunnah wal jama’ah, dan karakter sebagai sumber reproduksi

‘ulama. Lihat Zubaedi, Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Pesantren, ( Yogjakarta : Pustaka Pelajar,

2007), cet.I, hlm. 227.

Page 51: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 51/215

 

38

surau.25

Meskipun tidak dipungkiri perubahan tersebut mendapat perlawanan

yang signifikan oleh kaum adat yang anti terhadap modernitas. Bahkan Deliar 

  Noer mensinyalir sebenarnya pihak paderi sudah mengadakan negosiasi

dengan kaum adat, akan tetapi kaum adat merasa kekuasaannya akan

teralihkan hingga para akhirnya kaum adat mencari bantuan pada pihak 

Belanda. Kerjasama antara kaum adat inilah yang menjadikan Minangkabau

setelah itu dijajah oleh Belanda.

Meskipun berbagai kebijakan Belanda telah ditentang oleh berbagai

gerakan Islam di Indonesia, namun tetap membawa nuansa baru di bidang

  pendidikan. Ide-ide pembaharuan yang diterappkan kolonial Belanda sangat

  berbeda dengan sistem pendidikan Islam tradisional, dimana metode yangditerapkan lebih maju dari sistem pendidikan tradisional.

26Dengan hadirnya

lembaga kolonial tersebut menjadikan posisi pesantren yang awalnya sudah

mapan menjadi terancam. Kemapanan pesantren terlihat jelas dangan sistem

  pendidikannya yang nonklasikal, metode pembelajaran dengan sorogan,

wetonan, dan hafalan, dan materi pebelajaran terpusat pada kitab-kitab

klasik.27

3. Pertumbuhan dan Perkembangan Pesantren

Perkembangan awal pesantren ini bisa dilihat dari menguatnya identitas

 pesantren yang khas sebagai lembaga pendidikan agama, meminjam istilahnya

Abdul Djamil, dikatakan amat kosmopolit. Pada tahap ini, eksistensi

 pesantren telah selaras dan sesuai dengan sebagaimana apa yang diperlihatkan

oleh para wali dan santrinya yang mengambil peran-peran strategis di bidang

25 Surau merupakan lembaga pendidikan keagamaan di Minang Kabau dimana oleh generasi

kaum muda padri dilanjutkan untuk mencorong transformasi peran suarau menjadi madrasah kemudian berkembang menjadi dan pelopor lahirnya pendidikan Islam modern yang sistemnya dipadukan antara

tradisi surau dengan sistem modern ala Barat.

26 Hanun Asrohah, “ Pelembagaan Pesantren ,” hlm. 153.

27 Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan, hlm. 50.

Page 52: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 52/215

 

39

sosial, ekonomi dan politik.28

Kemudian pada tahap selanjutnya lebih

diakulturasikan dengan kebudayaan dan tradisi jawa yang berkembang. Maka,

dari peran Syeikh Maulana Malik Ibrahim inilah kemudian lahir ribuan

muballigh yang menyebar ke seluruh Tanah Jawa dan daerah-daerah

sekitarnya.

Faktor yang mempengaruhi mengapa pertumbuhan pesantren

diantaranya kebiasaan santri yang setelah selesai atau tamat dari belajar pada

seorang kyai, ia di beri izin untuk atau ijazah oleh kyai untuk membuka dan

mendirikan pesantren baru di daerah asalnya. Dengan begini, perkembangan

 pesantren semakin merata di berbagai daerah, terutama di perdesaan.

Menurut Zamachsjari, jumlah lembaga pendidikan pesantren di seluruhIndonesia pada kurun waktu 2 dekade terakhir berkembang sangat cepat.

Terhitung pada bulan desember 2008 telah mencapai kuantitas sebanyak 

21.521 pesantren dengan jumlah santri sebanyak 3.557.713 santri.

Sebelumnya Zamachsjari telah menguraikan jumlah tersebut semenjak tahun

1977 berjumlah 4.176 pesantren, tahun 1987 berjumlah 6.579 pesantren.

  Namun untuk dekade berikutnya belum menunjukkan perkembangan yang

  berarti. Baru tahun 1997 mulai bertambah menjadi 8.342 pesantren, tahun

2000 sebanyak 12.012 pesantren, tahun 2003 sebanyak 14.666 pesantren.29

Dan 5 tahun kemudian bertambah 6.855 pesantren sehingga total seluruh

 pesantren se-Indonesia tahun 2008 berjumlah 21.521 pesantren.

Perkembangan di atas, menurut Zamachsjari dikarenakan pesantren kini

ditunjang oleh UU Sisdiknas No. 2 Tahun 1989 yang memberikan legalitas

yang sama dengan sekolah-sekolah negeri tingkat dasar dan menengah

terhadap madrasah-madrasah tingkat dasar dan menengah yang dikembangkan

di pesantren. Oleh karenanya, diperkirakan tahun 2020 mendatang jumlah

28 Abdul Djamil, “ Pesantren : Jati Diri.” hlm.vi

29 Zamachsjari Dhofier, Tradisi Pesantren : Memadu Modernitas untuk Kemajuan Bangsa,

(Yogjakarta : Pesantren Nawesea Press, 2009), hlm. 660-661.

Page 53: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 53/215

 

40

lembaga pendidikan pesantren kemungkinan akan mencapai sekitar 35.000

 pesantren.30

Keadaan demikian merupakan peluang bagi pihak pesantren untuk lebih

membuka menerima perubahan. Berbagai pola pengembangan telah dilakukan

oleh beberapa pesantren akhir-akhir ini. Demikian menurut Abdurrahman

Wahid, pola pengembangan yang ada di tubuh pesantren dapat terbagi

menjadi 3 (tiga) pola, yaitu :

a. Pola pengembangan sporadis (berdasar pada aspirasi masing-masing

 pesantren)

Pola ini ditempuh oleh beberapa pesantren utama secara sendiri-

sendiri, tanpa tema tunggal yang mengikat kesemua upaya mereka itu.Meskipun demikian, mereka terbukti memiliki intensitas kerja cukup

tinggi dan mempunyai pengaruh yang mendalam.

Adapun bentuk kegiatan pokok dari jenis pengembangan sporadis ini

antara lain :

1) Mengambil bentuk berdirinya beberapa sekolah non-agama (SMP

dan SMA) selain sekolah-sekolah agama tradisional yang telah ada

di pesantren, seperti yang terjadi di pesantren Tebu Ireng dan

Rejoso (Jombang).

2) Menyempurnakan kurikulum campuran (agama dan umum) yang

telah diramu oleh beberapa lembaga pendidikan tingkat tinggi.

Seperti pematangan kurikulum yang dilakukan oleh pondok 

modern Gontor (Ponorogo) sehingga melahirkan Institut

Pendidikan Darussalam (IPD).

3) Mengembangkan pola pesantren yang lain dari pada sebelumnya,

seperti berdirinya beberapa belas PKP (pondok karya

30 Zamachsjari Dhofier, Memadu Modernitas, hlm. 167.

Page 54: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 54/215

 

41

  pembangunan) dengan mengambil pembinaan dari pemerintah

daerah dan organisasi kemasyarakatan yang ada.

 b. Pola pengembangan pendidikan ketrampilan (dikelola oleh Kementrian

Agama)

Pola semacam ini telah diikuti oleh lebih dari seratus buah pesantren

di Indonesia. Pendidikan ketrampilan ini, menjadi bagian dari kurikulum

yang diwajibkan oleh pemerintah bagi sekolah-sekolah agama yang

ingin memperoleh persamaan dengan sekolah-sekolah non-agama.

Adapun pengembangan pendidikan ketrampilan ini di pecah menjadi

komponen-komponen yang berbeda-beda, diantaranya yaitu :

1) Pendidikan kepramukaan2) Pendidikan kesehatan

3) Pendidikan kejuruan (pertanian, pertukangan, dan kejuruan dasar 

elektronika).

c. Pola pengembangan latihan pengembangan masyarakat (dirintis oleh

LP3ES)

LP3ES (Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi

dan Sosial) dalam rangkanya ikut serta mengembangkan pesantren

dengan mengadakan kerjasama dengan berbagai lembaga, baik dari

 pemerintah maupun swasta, dari dalam negeri maupun luar negeri.

Ide dasar dari pola ini tidalk lain mendidik sebagian santri untuk 

menjadi tenaga pengembangan masyarakat (change agents) yang

mampu mengetahui kebutuhan pokok masyarakat, menggali sumber 

daya alam dan manusiawi yang dapat dipakai untuk memenuhinya, dan

menggerakkan pertisipasi masyarakat untuk berpikir membangun

  pedesaan dalam pola pengembangan yang terpadu. Bentuk kegiatan

yang dilakukan LP3ES adalah berorientasi pada program Latihan

Page 55: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 55/215

 

42

Pengembangan Masyarakat dari Pondok Pesantren yang berlangsung di

 pesantren pabelan (Magelang).31

4. Nilai dan Tradisi Pesantren

Pengaruh pesantren terhadap setiap sendi-sendi kehidupan masyarakat

semakin kuat. Dinamika pemikiran dari luar pesantren tidak akan memiliki

akses signifikan terhadap way of life dan sikap masyarakat. Apapun

  bentuknya, pengembangan masyarakat akan sulit terjadi tanpa melibatkan

 pesantren.32

  Nilai dan tradisi pesantren dalam hal ini perlu di jaga dan

dikembangkan mengingat pesantren dari fungsinya bukan hanya sebagai

lembaga pendidikan melainkan juga berfungsi sebagai lembaga transformasi

sosial keagamaan. Oleh karena itulah nilai-nilai dan tradisi ini harus dijadikansebagai landasan dalam setiap pengembangan pendidikan, dimana dalam

tahap berikutnya dikembangkan sebagai nilai dan tradisi yang perlu menjadi

anutan bagi masyarakat.

Bagi Abdurrahman Wahid, hal yang paling berpengaruh dalam

  pembentukan tata nilai di lingkungan pesantren adalah : Pertama, hukum

fiqih. Artinya, nilai-nilai yang bertentangan dengan hukum fiqih,

  bagaimanapun tidak berartinya (seperti pembungaan uang), tentu tidak 

mendapatkan tempat di pesantren. Oleh karena itu, tidaklah tepat untuk 

mengukur cara penilaian di pesantren dengan apa yang terdapat di luarnya.

Seperti tentang kebersihan. Menurut fiqih, kebersihan adalah bebasnya

seseorang dari tempat atau pakaian yang mengandung najis (kotoran) yang

menghalangi keabsahan ibadahnya. Tentu saja konotasi ini tidaklah sejalan-

  bahkan dalam beberapa hal bertentangan-dengan pengertian sehari-hari di

masyarakat akan kebersihan, yang lebih ditekankan pada kerapian dan

hilangnya noda lahiriah. 31 Abdurrahman Wahid, Menggerakkan Tradisi Esai-esai Pesantren, (Yogjakarta : LKiS,

2010), cet.III, hlm. 169-174.

32 Abd A’la, Pembaharuan Pesantren, (Yogjakarta : Pustaka Pesantren, 2006), cet. I, hlm. 2.

Page 56: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 56/215

 

43

 Kedua, berpegang teguh pada adat kebiasaan kaum sufi. Nilai yang kedua

ini dilaksanakan jika aspek sudah terpenuhi, maka penyempurnaannya

haruslah disesuaikan dengan amalan yang dianggap mulia oleh kaum sufi. Hal

ini dikarenakan untuk mencapai tingkatan amalan “ fadha’il al-amal ” (amalan

utama).33

Kedua alat diatas dengan sendirinya akan membentuk tata nilai yang

 berkembang di pesantren sehingga akan menjaga tradisi-tradisi pesantren dari

generasi ke generasi selanjutnya. Kemudian dalam pelaksanaannya, kedua alat

tersebut dibalut oleh nilai pokok yang selama ini dikembangkan oleh dunia

 pesantren : seluruh kehidupan ini diyakini sebagai ibadah.34

Karena memang

dalam prinsipnya, dunia pesantren mengesampingkan aspek  duniawiyah danmengutamakan nilai-nilai ukhrowiyah.

Kendatipun demikian, persoalan menjadi runyam ketika modernisasi

lembaga pendidikan masuk ke dunia pesantren. Lambat laun nilai-nilai

  pesantren mulai memudar, orientasi pendidikan berubah mengejar capaian

formalistik (ijazah semata). Cita-cita santri maupun pesantren yang

seharusnya mengabdi kepada masyarakat, berangsur hilang. Kepercayaan dari

masyarakat yang menjadikan masyarakat pesantren sebagai anutan kini

disangsikan. Ada baiknya, untuk mengatasi hal ini perlu dibumikan kembali

nilai dan tradisi pesantren yang selama ini sudah dikesampingkan.

Modernisme merupakan sebuah tantangan yang tak mungkin dihindari, tapi

 bisa untuk disiasati.

Abd A’la menyebutkan, nilai dan tradisi pesantren merupakan sebuah

kemuliaan yang menjadi karakteristik bagi pesantren. Secara potensial,

karakteristik tersebut memiliki peluang cukup besar untuk membendung arus

33 Abdurrahman Wahid, Menggerakkan Tradisi, hlm. 27-28.

34 Abd A’la, Pembaharuan Pesantreen, hlm. 4.

Page 57: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 57/215

 

44

modernisasi yang direncanakan maupun yang sudah dilaksanakan.35

Secara

umum, nilai yang dimaksudkan adalah nilai kemandirian, keikhlasan, dan

kesederhanaan. Ketiga nilai ini melandasi seluruh aktifitas yang berlangsung

di sebuah pesantren. Oleh karena itu, dengan ketiga nilai tersebut sangat perlu

untuk mengembalikan pendidikan pesantren pada makna hakiki.

B. Tipologi Pondok Pesantren

Berbagai pola pesantren telah diklasifikasikan, baik dari sudut pandang

kurikulum, sistem pendidikan, maupun dari pola pembelajaran yang dilaksanakan

oleh pesantren. Tujuannya tidak lain untuk mempermudah memahami dinamika

 perkembangan pesantren secara umum. Dengan pertimbangan efektivitas kondisi

  pesantren yang ada di obyek penelitian (Kudus), maka peneliti menggunakan

tipologi dari Kemenag RI. Maka, untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan

dipaparkan pola-pola tersebut.

1. Tipologi Pesantren Menurut Kemenag RI

Secara umum jenis pesantren dapat dideskripsikan menjadi 3 (tiga) tipe,

yaitu sebagai berikut :

a. Pesantren Tipe A

1. Para santri belajar dan menetap di pesantren2. Kurikulum tidak tertulis secara eksplisit melainkan memakai hidden

curriculum (benak kyai)

3. Pola pembelajaran menggunakan metode pembelajaran asli milik 

 pesantren ( sorogan, bandongan, dan lain sebagainya)

4. Tidak menyelenggarakan pendidikan dengan sistem madrasah

 b. Pesantren Tipe B

1. Para santri tinggal dalam pondok/asrama

2. Pembelajaran menggunakan perpaduan pola pembelajaran asli

 pesantren dengan sistem madrasah 35 Abd A’la, Pembaharuan Pesantren, hlm. 9.

Page 58: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 58/215

 

45

3. Terdapatnya kurikulum yang jelas

4. Memiliki tempat khusus yang berfungsi sebagai sekolah (madrasah)

c. Pesantren Tipe C

1. Pesantren hanya semata-mata tempat tinggal (asrama) bagi para santri

2. Para santri belajar di madrasah/sekolah yang letaknya tidak jauh

dengan pesantren

3. Waktu belajar di pesantren biasanya malam/siang hari jika para santri

tidak belajar di sekolah/madrasah (ketika mereka di pesantren)

4. Pada umumnya tidak terprogram dalam kurikulum yang jelas dan

 baku.36

2. Tipologi Pesantren Menurut Zamachsjari Dhofier Menurut Zamachsjari Dhofier, tipologi pesantren dipandang dari segi

fisik terbagi menjadi lima pola, yaitu :

a. Pesantren yang terdiri hanya masjid dan rumah kyai. Pesantren ini masih

sangat sederhana dimana kyai menggunakan masjid atau rumahnya

sendiri untuk tempat mengajar. Santri berasal dari daerah sekitar 

 pesantren tersebut.

  b. Pesantren yang terdiri dari masjid, rumah kyai, pondok atau asrama.

Pola ini telah dilengkapi dengan pondok yang disediakan bagi para

santri yang datang dari daerah lain.

c. Pesantren yang terdiri dari masjid, rumah kyai, pondok atau asrama, dan

madrasah. Berbeda dengan yang pertama dan kedua, pola ini telah

memakai sistem klasikal, santri mendapat pengajaran di madrasah. Di

samping itu, belajar mengaji, mengikuti pengajaran yang diberikan oleh

kyai pondok.

 36 Tim Depag RI, Pola Pembelajaran di Pesantren, (Jakarta : Direktorat Jenderal Kelembagaan

Agama Islam, 2003), hlm. 18.

Page 59: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 59/215

 

46

d. Pesantren yang telah berubah kelembagaannya yang terdiri dari masjid,

rumah kyai, pondok atau asrama, madrasah, dan tempat ketrampilan.

Pola ini dilengkapi dengan tempat-tempat ketrampilan agar santri

trampil dengan pekerjaan yang sesuai dengan sosial kemasyarakatannya,

seperti pertanian, peternakan, jahit menjahit, dan lain sebagainya.

e. Pesantren modern yang tidak hanya terdiri dari masjid, rumah kyai,

  pondok atau asrama, madrasah, dan tempat keterampilan, melainkan

ditambah adanya universitas, gedung pertemuan, tempat olahraga, dan

sekolah umum. Pesantren semacam inilah yang dinamakan oleh

Zamachsjari Dhofier sebagai pesantren khalafi yang telah memasukkan

  pelajaran-pelajaran umum, atau membuka tipe sekolah umum dilingkungan pesantren.

37

3. Tipologi Pesantren Menurut A. Qodri A. Azizy

Sementara A. Qodri A. Azizy mengklasifikasikan tipologi pesantren

yang variatif ini dengan tipologi sebagai berikut :

Tipe I: Pesantren yang hanya menyelenggarakan pendidikan formal

dengan menerakan kurikulum nasional, baik yang hanya

memiliki sekolah keagamaan (MI, MTs, MA, dan PT Agama

Islam), maupun yang juga memiliki sekolah umum (SD, SMP,

SMA, dan PT Umum), seperti pesantren Tebu Ireng Jombang,

  pesantren Futuhiyyah Mranggen, dan pesantren Syafi’iyyah

Jakarta.

Tipe II : Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan keagamaan dalam

 bentuk madrasah dan mengajarkan ilmu-ilmu umum meski tidak 

menerapkan kurikulum nasional, seperti pesantren Gontor 

Ponorogo, pesantren Maslakul Huda Kajen Pati (Matholi’ul

Falah) dan Darul Rohman Jakarta.

 37 Zamachsjari Dhofier, Studi Pandangan, hlm. 41.

Page 60: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 60/215

 

47

Tipe III : Pesantren yang hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama dalam

 bentuk madrasah diniyah (madin), pesantren salafiyyah Langitan

Tuban, pesantren lirboyo Kediri dan pesantren Tegal Rejo

Magelang.

Tipe IV :Pesantren yang hanya sekedar menjadi tempat pengajian (majlis

ta’lim)

Tipe V : Pesantren yang berkembang menjadi tempat asrama anak-anak 

 pelajar sekolah umum dan mahasiswa.38

4. Tipologi Pesantren Menurut Haidar Putra Daulay

Secara faktual ada beberapa tipe pondok pesantren yang berkembang

dalam masyarakat, yang meliputi:a. Pondok Pesantren Tradisional (PPT)

Pola I : Materi pelajaran yang dikembangkan adalah mata pelajaran

agama yang bersumber dari kitab-kitab klasik, non-klasikal,

  pengajaran memakai sistem “halaqoh”, santri diukur tinggi

rendah ilmunya berdasar dari kitab yang dipelajarinya. Tidak 

mengharapkan ijazah sebagai alat untuk mencari pekerjaan.

Pondok Pesantren ini masih tetap mempertahankan bentuk 

aslinya dengan semata-mata mengajarkan kitab yang ditulis

oleh ‘ulama salaf dengan menggunakan bahasa Arab.

Kurikulum tergantung sepenuhnya kepada kyai pengasuh

 pesantren. Santrinya ada yang menetap di dalam pondok (santri

mukim), dan santri yang tidak menetap di dalam pondok.

Pola II : Pola yang kedua ini hampir sama dengan pola yang di atas,

hanya saja pada pola ini sistem belajar mengajarnya diadakan

38 Ahmad Qodri Abdillah Azizy, “Memberdayakan Pesantren dan Madrasah” dalam

Abdurrohman Mas’ud, et.all,   Dinamika Pesantren dan Madrasah, (Semarang : Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo Semarang dan Pustaka Pelajar, 2002), cet.I, hlm. viii.

Page 61: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 61/215

 

48

secara klasikal, non-klasikal dan sedikit memberikan

 pengetahuan umum kepada para santri.

 b. Pondok Pesantren Modern (PPM)

Pola I : Sistem Negara sudah diterapkan oleh pesantren jenis ini yang

disertai dengan pembelajaran pelajaran umum. Sistem ujian

  pun juga sudah menggunakan ujian Negara. Pada pelajaran

tertentu sudah kurikulum Kementrian Agama yang

dimodifikasi oleh pesantren sendiri sebagai ciri khas kurikulum

 pesantren. Sistem belajarnya klasikal dan meninggalkan sistem

tradisional. Kurikulum yang dipakai adalah kurikulum sekolah

atau madrasah yang berlaku secara nasional. Sementara santrisebagian besar menetap di asrama yang sudah disediakan dan

sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Sedangkan peran

kyai sebagai koordinator pelaksana proses belajar mengajar 

dan pengajar langsung di kelas. Perbedaannya dengan sekolah

dan madrasah terletak pada porsi pendidikan agama dan bahasa

Arab lebih menonjol sebagai kurikulum lokal

Pola II :Sementara pola ini menitik beratkan pada materi pelajaran

ketrampilan, disamping pelajaran agama. Pelajaran ketrampilan

ditujukan untuk menjadi bekal kehidupan bagi seorang santri

setelah dia tamat dari pesantren tersebut.

c. Pondok Pesantren Komprehensif (PPK)

Pondok Pesantren Ini disebut komprehensif atau pesantren serba

guna karena merupakan sistem pendidikan dan pengajaran gabungan

yang tradisional dan yang modern. Artinya di dalamnya diterapkan

  pendidikan dan pengajaran kitab salaf dengan metode  sorogan dan

bandongan, namun secara reguler sistem persekolahan terus di

kembangkan. Bahkan pendidikan ketrampilan pun secara konsep

dilakukan perencanaan dan secara teknis akan diaplikasikan. Pada

Page 62: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 62/215

 

49

umumnya, pesantren pola ini mengasuh berbagai jenis jenjang

 pendidikan seperti pengajian kitab-kitab klasik, madrasah, sekolah, dan

 perguruan tinggi.39

C. Pembaharuan Pesantren

1. Hakikat Pembaharuan

Pembaharuan menurut Harun Nasution berafiliasi dengan kata

modernisasi dengan arti terbaru, mutakhir, atau sikap dan cara berpikir serta

  bertindak dengan tuntutan zaman. Pembaharuan yang dimaksud lebih tepat

dikatakan sebagai sebuah proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai

warga masyarakat untuk bisa hidup sesuai dengan tuntutan hidup masa kini.

Modern bukan hanya membaharui paham-paham, sikap atau adat istiadat,

melainkan lebih luas lagi mencakup pembaharuan institusi-institusi yang

dipandang lama untuk disesuaikan dengan pendapat-pendapat dan keadaan-

keadaan yang baru.40

Pembaharuan disini lebih tepatnya mengarah pada pembaharuan

  pesantren. Sehingga pemaknaan hakikat pembaharuan pesantren bagaimana

seharusnya pesantren dalam mengahadapi perubahan. Tujuannya adalah untuk 

mencapai perubahan dan penyempurnaan sistem sosial dan lain sebagainyadengan proses yang dilakukan secara mendasar dan sistematis.

Pada prinsipnya, hakikat pembaharuan antara lain :

a. Adanya perubahan. Segala sesuatu yang dapat diamati oleh panca indera

mengalami perubahan. Perubahan adalah proses yang tidak mungkin

dihindari atau dicegah sama sekali (Herakleitos).

 b. Pelaksanaan proses perubahan dilakukan secara mendasar, meskipun ada

yang tidak mendasar. Jadi ada perubahan mendasar dan tidak mendasar.

39 Haidar Putra Daulay,  Dinamika Pendidikan Islam di Asia Tenggara, (Jakarta : PT Rineka

Cipta, 2009), cet. I, hlm. 20.

40 Harun Nasution,   Pembaharuan dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan, (Jakarta :

Penerbit Bulan Bintang, 1975), hlm. 9.

Page 63: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 63/215

 

50

  Namun, perubahan mendasar itu inti dari yang tidak mendasar. Sebab,

  jika ada perubahan yang sudah sampai pada waktunya, maka perubahan

itu tidak luar biasa karena memang telah datang waktunya untuk berubah.

c. Mengarah pada perbaikan. Perubahan yang tidak menuju pada perbaikan

hanya akan menimbulkan kerusakan dan anarkisme, sedangkan kerusakan

anarkisme itu sendiri secara inheren bertentangan dengan ajaran dasar 

Islam.

d. Objeknya jelas. Proses perubahan, di samping dilakukan dengan arah

  perbaikan yang jelas juga menuntut pada kejelasan aspek-aspek yang

ingin dilakukan perubahan. Sebab, tanpa kejelasan objek sasaran, maka

 pembaharuan yang dilakukan hanya akan menjadi kekecewaan yang sulituntuk diobati.

e. Terjadinya pada wilayah tertentu. Poin ini menjadi spesifikasi

 pembaharuan. Wilayah atau tempat berlakunya pembaharuan bisa berada

di mana-mana. Pembaharuan pun bisa terjadi pada tempat yang dianggap

sangat mustahil. Dalam hal ini bisa diambil contoh dunia pesantren.41

Hakikat pembaharuan di atas pada dasarnya mengajak untuk mengambil

  perubahan untuk menuju perbaikan yang sesuai dengan kapasitas dunia

  pesantren dan kondisi masyarakat sekitar. Jika ditelusuri lebih lanjut,

sebenarnya pembaharuan pesantren itu tidaklah mendasar karena memang

seharusnya sudah waktunya untuk mengadakan perubahan.

2. Prinsip dan Aspek Pembaharuan Pesantren

Berawal dari statement Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang menegaskan

 bahwa pesantren pada hakikatnya adalah bersifat dinamis, inklusif (terbuka)

 pada perubahan, dan mampu menjadi penggerak perubahan yang diinginkan,

  peneliti mencoba mengembangkan statement  tersebut pada 4 (empat) pilar 

41 Ainurrofiq, “  Pesantren dan Pembaruan : Arah dan Implikasi”, dalam Abuddin Nata (ed),

Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-lembaga Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta :

Penerbit PT Grasindo dan IAIN Syatif Hidayatullah Jakarta, 2001), hlm. 152-153.

Page 64: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 64/215

 

51

 pesantren, yakni pada sistem pendidikan pesantren, kurikulum pesantren, pola

  pembelajaran pesantren, dan sistem penyelenggaraan pendidikannya.

Bagaimanapun kondisi pesantren saat ini merupakan realitas yang tak dapat

dihindari atau pun dipungkiri.

Di sadari atau tidak, ekspansi modernisasi berserta dengan semua agenda

 besarnya telah mengakibatkan berbagai dampak yang tak terkendali, membuat

  pesantren agak gelimpangan dalam menghadapi masalah yang dihadapinya.

Abd ‘Ala menyatakan, pengadopsian sistem madrasi yang klasikal belum

sepenuhnya dijalani oleh pesantren sesuai dengan tatanan nilai-nilai yang

dianutnya. Akibatnya, di satu sisi pesantren tergiring pada budaya pragmatis.

Sedangkan, disisi lain pesantren belum mampu mengintegrasikan antardisiplinilmu secara untuh dan interdependensi.

42

Proses integrasi yang agaknya tumpang tindih ini bersamaan dengan

  perkembangan sekolah-sekolah Barat yang mulai menjangkau sebagian

  bangsa Indonesia, pesantren pun mulai mengalami perkembangan yang

 bersifat kualitatif. Ide-ide pembaharuan pesantren mulai masuk ke Indonesia,

serta dunia pendidikan Islam pada umumnya. Ide-ide pembaharuan dalam

dunia Islam itu timbul sebagai akibat kemunduran umat Islam dan

merajalelanya hegemoni Barat.

Pada garis besarnya ide pembaharuan dalam bidang pendidikan yang

 berkembang di dunia Islam, bisa digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu:

- Pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi kepada sistem

  pendidikan yang berlaku di Barat, yaitu mengembangkan ilmu

 pengetahuan dan teknologi serta kebudayaan.

- Pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada ajaran Islam

yang murni. Mereka berpandangan bahwa sesungguhnya ajaran Islam

sendiri merupakan sumber bagi perkembangan peradaban serta ilmu

42 Abd A’la, Pembaharuan Pesantren, hlm. 20-21

Page 65: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 65/215

 

52

  pengetahuan. Upaya ini diwujudkan dengan kembali kepada sumber 

ajaran Islam yang murni al-Qur’an dan al-Sunnah, yang tidak pernah

membedakan antara agama dan ilmu pengetahuan.

- Gerakan pembaharuan pendidikan yang berorientasi pada kekuatan-

kekuatan dan latar belakang sejarah masing-masing. Dengan

memperbaiki dan mengembangkan apa yang ada, dengan

menghilangkan kelemahan-kelemahannya, serta memasukkan unsur-

unsur baru (ilmu pengetahuan dan teknologi) diharapkan akan

membawa kemajuan.

Ketiga pandangan tersebut, nampaknya mempunyai pengaruh terhadap

  perkembangan dan pembaharuan pesantren dan sistem pendidikan Islam diIndonesia menjelang abad ke-20. Sistem penyelenggaraan sekolah-sekolah

modern klasikal mulai masuk ke dunia pesantren.

Sementara itu, di beberapa pesantren mulai memperkenalkan sistem

madrasah, sebagaimana sistem yang berlaku di sekolah-sekolah umum, tetapi

  pelajarannya dititik beratkan pada pelajaran agama. Kemudian pada

  pcrkembangan berikutnya, madrasah-madrasah yang semata-mata bersifat

diniyah berubah menjadi madrasah-madrasah yang mengajarkan dan

mengembangkan ilmu pengetahuan umum.

Kurikulum yang dianutnya pun menunjukkan wajah serupa. Meski

  persoalan ini tidak ditunjukkan oleh pesantren, namun orientasi dan visi

 pesantren tidak harus dibiarkan begitu saja yang berjalan apa adanya. Apalagi

kondisi seperti ini lebih diperburuk lagi oleh pola pembelajaran yang

cenderung memakai pendekatan searah dan monolog. Akibatya, ajaran Islam

yang begitu holistik dan universal, diterima oleh para santri secara parsial dan

terpotong-potong.

Akibatnya, aspek kognitif, afektif, dan konatif pada masyarakat santri sulit

akan tercapai. Ketiga aspek tersebut belum menjadi bagian integral dalam

keseluruhan sistem, proses dan hasil pendidikan pesantren. Apresiasi kritis

Page 66: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 66/215

 

53

dan kreatis merespons berbagai bentuk perubahan dirasa kurang dalam hal ini

sehingga peran yang ditawarkan kurang bermakna terhadap kehidupan

konkret masyarakat sekitarnya.43

Sehingga untuk menjadikan pesantren

sebagai pendidikan alternatif dan sebagai corong perubahan makin jauh dari

realisasi.

Oleh karena itu, di bawah ini akan dipaparkan pilar-pilar penentu yang

mampu menciptakan kondisi pesantren tanggap atas perubahan, diantaranya

sebagai berikut :

a. Sistem Pendidikan Pesantren

Pendidikan pesantren merupakan suatu sistem sosial yang kompleks..

Oleh karena itu, maksud dari pembahasan ini adalah mengenai subsistem  pendidikan pesantren yang mencakup hubungan kyai dan santri,

kemandirian, kedisiplinan dan lain sebagainya. Mengingat pembaharuan

 pesantren kini sedang dan masih dalam proses digalakkkan, maka dapat

diidentifikasi ciri-ciri pendidikan pesantren adalah sebagai berikut :

1) Terjalinnya hubungan akrab antara santri dan kiainya. Kebanyakan

kiai memperhatikan santrinya. Hal ini dimungkinkan karena sama-

sama tinggal dalam satu kompleks dan sering bertemu baik di saat

 belajar maupun dalam pergaulan sehari-hari. Bahkan sebagian santri

dengan rela menjadi asisten kyai (khadam) tanpa diminta.

2) Kepatuhan santri kepada kiai. Santri beranggapan bahwa menentang

kiai, selain tidak sopan juga dilarang agama. Bahkan tidak 

mmperoleh berkah (barokah) karena durhaka kepadanya sebagai

guru.

3) Hidup hemat dan sederhana benar-benar diwujudkan dalam

lingkungan pesantren. Hidup mewah hampir tidak didapatkan di

43 Abd A’la, Pembaharuan Pesantren, hlm. 22.

Page 67: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 67/215

 

54

sana. Bahkan tidak sedikit santri yang hidupnya terlalu sederhana

sehingga kurang memperhatikan pemenuhan gizi.

4) Kemandirian yang tinggi di pesantren. Para santri mencuci

  pakaiannya sendiri, membersihkan kamar tidurnya sendiri, dan

memasak sendiri.

5) Jiwa tolong menolong dan suasana persaudaraan (ukhuwwah

islamiyah) sangat mewarnai pergaulan di pesantren. Ini disebabkan

karena selain kehidupan yang merata dikalangan santri, juga karena

mereka harus mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang sama, seperti

shalat berjama’ah, membersihkan masjid dan ruang belajar, belajar 

 bersama.6) Disiplin sangat dianjurkan di pesantren. Untuk menjaga kedisiplinan

ini pesantren biasanya memberikan sanksi-sanksi edukatif.

7) Keprihatinan untuk mencapai tujuan mulia. Hal ini sebagai akibat

dari kebiasaan puasa sunnah, zikir, dan i’tikaf, shalat tahajud, dan

 bentuk-bentuk  riyadloh lainnya serta menauladani kyainya yang

menonjolkan sikap zuhd .

8) Pemberian ijazah atau sering dikenal dengan istilah pemberian sanad,

yaitu pencantuman nama dalam satu daftar rantai pengalihan

 pengetahuan yang diberikan kepada santri-santri yang berprestasi. Ini

menandakan perkenan atau restu kiai kepada murid atau santrinya

untuk mengajarkan sebuah teks kitab setelah dikuasai.44

Beberapa ciri-ciri pendidikan pesantren di atas masih terbilang cukup

tradisional, sebagian pondok pesantren salafiyah saja yang benar-benar 

melaksanakan sistem pendidikan semacam itu. Sementara itu, sebagian

yang lain terutama era sekarang ini perubahan demi perubahan seiring

44 M. Sulthon & Moh. Khusnuridlo, Manajemen Pondok Pesantren dalam Perspektif Global ,

(Yogjakarta : LaksBang PRESSindo, 2006), cet I, hlm. 12-13.

Page 68: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 68/215

 

55

kemajuan zaman dan teknologi, pesantren pun terus menerus melakukan

  perbaikan demi mencapai sebuah pembaharuan pendidikan. Terlebih

sistem pendidikan pesantren yang sudah berafiliasi dengan sistem

 pendidikan modern.

Meskipun demikian tengah terjadi perpaduan sistem antara tradisonal

dengan modern, setidaknya menurut Nur Cholis Madjid menjelaskan ada

dua belas prinsip yang melekat pada pendidikan pesantren ini. Prinsip-

 prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

1) Teosentrik 

2) Ikhlas dalam pengabdian

3) Kearifan4) Kesederhanaan (bukan berarti miskin)

5) Kolektivitas (barokatul jama’ah)

6) Mengatur kegiatan bersama

7) Kebebasan terpimpin

8) Tempat menuntut ilmu dan mengabdi (tholabul ‘ilmi lil ibadah)

9) Mengamalkan ajaran agama

10) Belajar di pesantren bukan untuk mencari sertifikat/ijazah saja

11) Kepatuhan terhadap kiai.45

Kedua belas prinsip di atas sebagai panduan bagi dunia pesantren,

meskipun masih dalam tahap pembaharuan, namun sebaiknya nilai-nilai

lama dan sudah melekat pada tubuh pesantren tidaklah harus ditinggalkan

dan menggantinya dengan nilai-nilai yang baru.

 b. Kurikulum Pesantren

Kompleksitas masalah pesantren jika disandingkan dengan

modernisme pendidikan, maka sebaiknya reorganisasi kurikulum

dilaksanakan dengan menggunakan strategi-strategi yang hendaknya tidak 

45 M. Sulthon & Moh. Khusnuridlo, Manajemen Pondok, hlm. 14.

Page 69: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 69/215

 

56

merusak ciri khas pesantren dari dulu sebagai lembaga pendidikan Islam

 pertama kali di Indonesia. Oleh karena itu strateginya harus meuju kearah

kebermaknaan kurikulum bagi sebuah institusi pesantren sendiri. Di antara

 prinsip yang harus dijalankan dalam menggapai kebermaknaan kurikulum

tersebut adalah :

1) Aspek filosofis, mencakup falsafah bangsa, masyarakat, sekolah, dan

guru-guru atau ustadz.

2) Aspek sosiologis, mencakup harapan dan kebutuhan masyarakat,

termasuk orang tua, kebudayaan masyarakat, pemerintah, agama,

ekonomi, dan sebagainya.

3) Aspek psikologis, mecakup hakikat anak (murid/santri) yangmempelajari tentang taraf perkembangan fisik, mental, psikologis,

emosional, sosial serta cara anak belajar.

4) Aspek bahan pelajaran, mencakup tentang hakikat pengetahuan atau

disiplin ilmu.46

  Namun kenyataannya, kurikulum pesantren masih beragam variasi.

Banyak juga pesantren yang mempunyai kurikulum yang tidak jelas.

Artinya, proses pembelajaran yang berjalan di pondok pesantren itu semua

dalam kehendak kyai. Meskipun demikian, banyak juga pesantren yang

sudah menerapkan kurikulum nasional sebagai bagian dari kurikulum

yang diterapkan di pesantren.

c. Pola Pembelajaran di Pesantren

Menurut M. Sulthon, pondok pesantren telah terbukti memiliki pola

 pembelajaran yang khas dan unik, serta cukup efektif.47

Di katakan khas

karena pola pesantren secara tradisional sampai sekarang pun belum ada

yang menyamai sehingga mempunyai keunikan tersendiri. Bagaimana

46 M. Sulthon & Moh. Khusnuridlo, Manajemen Pondok, hlm.146-147.

47 M. Sulthon & Moh. Khusnuridlo, Manajemen Pondok ,hlm. 161

Page 70: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 70/215

 

57

tidak, keunikan pola pembelajaran ini secara sengaja diarahkan untuk 

mengorientasikan santri pada pembelajaran individual afektif 

  berlandaskan moral keagamaan. Metode dari pola semacam ini biasanya

melakukan penekanan pada penangkapan harfiyah (letterlijk ) atas suatu

kitab (teks) tertentu.48

Untuk lebih memudahkan memahami pemetaan pola pembelajaran

  pesantren, klasifikasi pola pembelajaran tersebut dibutuhkan. Di antara

klasifikasi pola yang dimaksud adalah :

1) Pembelajaran tradisional

Menurut mastuhu, pembelajaran tradisional pesantren terbagi

menjadi 4 (empat) metode, yaitu :a) Sorogan

Affandi Mochtar mendefinisikan metode sorogan adalah santri

membacakan kitab kuning dihadapan kyai yang langsung

menyaksikan keabsahan bacaannya, baik konteks makna maupun

  bahasa (nahwu dan  shorof ).49

Sedangkan Haidar Putra Daulay

menyebut metode tersebut sebagai metode pengajian dengan cara

santri menghadap guru (kyai) seorang demi seorang dengan

membawa kitab yang akan dipelajari.50

Pada kesempatan yang

lain, ada juga yang menyebut metode semacam ini sebagai metode

layanan individual (individual learning process) karena lebih

mengedepankan kemampuan santri sedangkan kyai sendiri hanya

menyimak sambil mengoreksi dan mengevaluasi bacaannya.51

 48 Abdurrahman Wahid, Menggerakkan Tradisi, hlm. 71.

49

Affandi Mochtar, “Tradisi Kitab Kuning Sebuah Observasi Umum”, dalam Sa’id AqielSiradj,   Pesantren Masa Depan : Wacana Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren, (Bandung:

Pustaka Hidayah, 1999), cet.I, hlm. 223.

50 Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan, hlm. 69.

51 M. Sulthon & Moh. Khusnuridlo, Manajemen Pondok, hlm. 6

Page 71: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 71/215

 

58

 b) Bandongan (weton)

Bandongan atau biasa dikenal dengan wetonan adalah metode

 pengajian di mana para santri mengikuti pelajaran dengan duduk di

sekeliling kyai. Kyai membacakan kitab yang saat itu dikaji dan

santri menyimak kitab masing-masing sambil membuat catatan

(ngabsahi/ ngesahi).52

Di kalangan pesantren, terutama yang

klasik,memilki cara membaca tersendiri, yang dikenal dengan cara

utawi iki iku, sebuah cara membaca dengan pendekatan grammar 

(nahwu dan shorof ) yang ketat.53

Sedangkan menurut M. Sulthon, mengartikan metode

 bandongan ini sebagai metode layanan kolektif (collective learning  process). Kegiatan pembelajaran yang dimaksud berlangsung

tanpa perjenjangan kelas dan kurikulum yang ketat, dan biasanya

hanya dengan memisahkan jenis kelamin para santri.54

c) Hafalan (Tahfidz)

Maksud metode hafalan di pesantren adalah santri diharuskan

membaca dan menghafal teks-teks berbahasa Arab secara

individual, guru atau kyai menjelaskan arti kata demi kata. Teks

  bahasa Arab yang dimaksud adalah teks-teks Arab yang berupa

nadhom (sajak), seperti   Alfiyah ibnu Malik ,   Awamil al-Jurjani,

 Imrithi (nahwu), Hidayat al-Shibyan (tajwid), dan lain sebagainya.

d) Halaqoh (kupengan)

 Halaqoh merupakan sebuah metode pembelajaran di mana

kelompok santri duduk mengitari kyai dalam pengajian tersebut.

Menurut Nur Cholis Madjid, sebagaimana dikutip oleh Djunaidatul

52 Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan, hlm. 70.

53 Affandi Mochtar, Tradisi Kitab, hlm. 223.

54 M. Sulthon & Moh. Khusnuridlo, Manajemen Pondok, hlm. 6.

Page 72: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 72/215

 

59

Munawaroh menjelaskan secara teknisnya, kyai membacakan

sebuah kitab dalam waktu tertentu, sementara santri membawa

kitab yang sama sambil mendengarkan dan menyimak bacaan

kyai, mencatat terjemahan dan keterangan kyai pada kitab itu yang

disebut maknani, ngesahi, atau njenggoti. Pengajian seperti ini

dilakukan secara bebas, tikat terikat pada absensi, lama belajar 

hingga tamatnya kitab yang dibaca.55

2) Pembaharuan pola pembelajaran

a) Mudzakaroh/ Musyawaroh/ Hiwar 

Musyawaroh atau Mudzakaroh merupakan sebuah pertemuan

ilmiah khusus membahas persoalan agama pada umumnya. Secaraumum, metode jenis ini digunakan dalam dua tingkatan. Pertama,

diselenggarakan oleh sesama santri untuk membahas suatu

masalah agar terlatih untuk memecahkan masalah dengan

menggunakan rujukan kitab-kitab yang tersedia. Kedua, dipimpin

langsung oleh kyai, dimana hasil musyawarohnya diajukan untuk 

dibahas dan dinilai seperti dalam seminar. Sebagian pesantren

untuk jenis yang kedua ini menggunakan bahasa Arab sebagai

 bahasa pengantarnya.56

Ciri khas dari musyawaroh atau hiwar ini, adalah bahwa santri

dan guru biasanya terlibat dalam sebuah forum perdebatan untuk 

memecahkan masalah yang ada dalam kitab-kitab (berbahasa

Arab) yang sedang di pelajari. Dalam Hiwar terjadi proses kritik 

55 Djunaidatul Munawaroh, “ Pembelajaran Kitab Kuning di Pesantren”, dalam Abuddin Nata,

Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-lembaga Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta :

PT Grasindo, 2001), hlm. 177

56 Djunaidatul Munawaroh, “ Pembelajaran Kitab,hlm. 178.

Page 73: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 73/215

 

60

dan agumentasi (mujadalah) untuk memperkuat kesimpulan-

kesimpulan yang diperoleh.57

 b) Majelis Ta’lim

Majelis ta’lim dapat diartikan sebagai suatu media

  penyampaian ajaran Islam secara umum dan terbuka.58

Diadakan

secara berkala dan diikuti oleh lapisan masyarakat beserta para

santri. Fungsi dari majelis ini diantaranya adalah sebagai bentuk 

komunikasi fungsional pesantren dalam mempengaruhi sistem

nilai masyarakat.

Dalam perkembangan terakhir, tidak semua pesantren

menyelenggarakan majelis ta’lim ini. Oleh karenanya, metode inilebih tepatnya dikategorikan sebagai pembaharuan metode dalam

fungsinya pesantren sebagai   social control dan  social engineering 

terhadap masyarakat.

c) Bahtsul Masa’il

Metode bahtsul masa’il lebih ditekankan pada pemecahan

masa’il (masalah-masalah) dalam persoalan fiqh (hukum Islam

atau  furu`iyah). Metode ini bisa digambarkan sebagai bentuk 

kegiatan belajar mengajar dalam sebuah forum (biasanya di kelas

atau masjid) yang dipandu oleh seorang pembimbing/guru dan

diikuti oleh santri-santri yang dianggap sudah menguasai kitab-

kitab tertentu untuk memecahkan permasalahan kontemporer di

sekitar hukum-hukum fiqh (termasuk di dalamnya fiqh ibadah).

Metode ini biasanya diterapkan untuk pengajaran santri-santri

yang sudah senior, dimana para santri tersebut sudah dianggap

57 M Tata Taufiq, et all ,   Rekonstruksi Pesantren Masa Depan (dari Tradisional, Modern,hingga Post Modern), (Kuningan : IAIN Lathifah Mubarokiyan Suryalaya, tth), hlm. 78

58 M Tata Taufiq, et all , Rekonstruksi Pesantren, hlm. 79.

Page 74: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 74/215

 

61

mampu atau mengua.si kitab-kitab yang menjadi rujukan masalah

yang akan di bahas.59

d) Fathul Kutub

Metode fathul kutub di kebanyakan pesantren dilaksanakan

untuk santri-santri senior yang sudah akan menyelesaikan

  pendidikan tingkat tertentu. Pada dasarnya metode ini adalah

metode penugasan mencari rujukan (reference) terhadap beberapa

topik dalam bidang ilmu tertentu (fiqh, aqidah, tafsir, hadits, dll.).

e) Muqoronah

Metode muqoronah adalah sebuah metode yang terfokus pada

kegiatan perbandingan, baik perbandingan materi, faham(madzhab), metode, maupun perbandingan kitab. Metode

muqoronah akhirnya berkembang pada perbandingan ajaran-ajaran

agama. Untuk model metode muqoronah ajaran agama biasanya

  berkembang di bangku Perguruan Tinggi Pondok Pesantren

(Ma`had `Ali).60

Bagi pesantren yang sudah menyelenggarakan pendidikan umum

atau para santri yang bersekolah umum, namun menempat di pondok,

sistem pembelajarannya di luar waktu sekolah, biasanya pada malam

hari. Hal ini dimaksudkan untuk menyesuaikan jadwal sekolah dengan

kegiatan harian di pesantren.

d. Sistem Penyelenggaraan Pendidikan

Faktor yang berperan dalam penyelenggaraan Pondok Pesantren antara

lain yaitu manajemen sebagai faktor upaya, organisasi sebagai faktor 

sarana, dan administrasi sebagai faktor karsa.61

Ketiga faktor ini memberi

59 M Tata Taufiq, et all , Rekonstruksi Pesantren, hlm.15

60 M Tata Taufiq, et all , Rekonstruksi Pesantren, hlm 16

61 Tim Depag RI, Pola Pembelajaran, hlm. 56.

Page 75: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 75/215

 

62

arah dan perpaduan dalam merumuskan, mengendalikan penyelenggaraan,

mengawasi serta menilai pelaksanaan tata tertib dalam usaha

menyelenggarakan kegiatan pendidikan yang sesuai dengan tujuan

Pondok Pesantren.

Dalam mengelola pondok sebagai suatu lembaga pendidikan, peran

Kyai sangat besar dalam menentukan tujuan dan kegiatan yang harus

dilakukan, namun hal itu dilakukan dengan pembagian tugas meskipun

tidak tertulis yang biasanya diberikan pada keluarga kyai sendiri.

Sementara itu dalam membantu mengkoordinasikan kegiatan pendidikan

 para santri, biasanya ada diantara santri senior yang diberi tanggungjawab

untuk mengerjakannya.Penyelenggaraan pendidikan pesantren pada umumnya didukung oleh

tenaga pendidik dan tenaga kependidikan pondok yang terdiri dari kyai,

guru/ ustadz dalam berbagai funun (bidang-bidang ilmu) baik itu pelajaran

maupun pengkajian kitab, pengurus pondok, pimpinan unit-unit kegiatan

daan tenaga kesekretariatan. Dalam kesemuaan bidang, peran kyai sangat

strategis dalam menjaga integritas pesantren. Dengan penyelenggaraan

semacam ini, pesantren pun berkembang sampai sekarang ini.

  Namun, sejarah mencatat pada paruh abad ke-20, dunia pesantren

dikejutkan oleh dorongan pemerintah Belanda yang mencoba

memasukkan pendidikan ala barat dengan sistem sekolah. Respon positif 

mencoba ditunjukkan oleh para pemimpin Islam, namun bukan

menganjurkan untuk mengikuti model ala Barat tersebut, melainkan

memperkenalkan sistem pendidikan berkelas (klasikal) dengan nama

“madrasah” (berbeda dengan sekolah dalam beberapa hal).62

 Namun, tak 

dapat dipungkiri ada sebagian pondok pesantren kala itu justru

memasukkan pendidikan umum ke dalam kurikulum pesantren. Di

62 M. Sulthon & Moh. Khusnuridlo, Manajemen Pondok , hlm. 6.

Page 76: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 76/215

 

63

antaranya pondok pesantren Tebu Ireng Jombang, Pondok modern

Darussalam Gontor, dan lain sebagainya. Meskipun demikian, secara

umum pesantren-pesantren tetap bertahan dengan karakteristiknya yang

khas.

Keadaan terus berkembang, situasi masyarakat pun menuntut

 perubahan. Memasuki era 1970-an, dunia pesantren mengalami perubahan

dan perkembangan signifikan. Perubahan pertama mengenai jumlah

kuantitas luar biasa, baik di rural (perdesaan) maupun urban (kota). Dan

yang kedua adalah mengenai penyelenggaraan pendidikan. Sejak era

tersebut sampai sekarang, bentuk-bentuk pendidikan yang diselenggarakan

oleh pesantren sudah sangat bervariasi.Meskipun mempunyai tipe yang berbeda-beda, namun perbedaan

tersebut sama sekali tidak mencerabut pesantren dari akar kulturalnya dan

tetap mempertahankan karakteristik pesantren sebagai lembaga yang

tafaqquh fi al-din, islamice value, sosial control, sosial engineering.

 ________________ 

Page 77: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 77/215

 

64

BAB III

PESANTREN DI KABUPATEN KUDUS

A. Gambaran Umum Kabupaten Kudus

1. Wilayah Geografis

Kabupaten Kudus adalah salah satu Kabupaten di provinsi Jawa

Tengah, terletak di antara 4 (empat) Kabupaten yaitu di sebelah utara

  berbatasan dengan Kabupaten Jepara dan Kabupaten Pati, sebelah timur 

  berbatasan dengan Kabupaten Pati, sebelah selatan berbatasan dengan

Kabupaten Grobogan dan Pati serta sebelah barat berbatasan dengan

Kabupaten Demak dan Jepara.Secara geografis Kabupaten Kudus terletak diantara 110˚ 36’ dan 110˚

50’ bujur timur dan antara 6˚ 51’ dan 7˚ 16’ lintang selatan. Jarak terjauh

dari barat ke timur adalah 16 km dan dari utara ke selatan 22 km.

Kemudian jarak dengan ibu kota Provinsi Jawa Tengah (kota Semarang) ±

51 km di sebelah timur. Hanya membutuhkan waktu 1 jam 30 menit dari

Semarang jika ditempuh dengan perjalanan darat (kendaraan pribadi

maupun umum).1

Untuk mengenai ketinggian tanah, Kabupaten Kudus berkisar tinggi

rata-rata ± 55 m di atas permukaan air laut. Iklim di Kabupaten tersebut

sama seperti di Semarang yaitu beriklim tropis dan bertemperatur sedang

yang berkisar antara 18,3˚ (C) - 29, 6˚ (C). Oleh karena itu, Kabupaten

Kudus bercurah hujan relatif rendah, rata-rata di bawah 2000 mm/tahun

dan berhari hujan rata-rata 97 hari/tahun.

Secara administratif, menurut data statistik Kabupaten Kudus terbagi

menjadi 9 Kecamatan, 123 Desa dan 9 Kelurahan, serta 707 Rukun Warga

1 Badan Pusat Statistik Kab. Kudus,   Kudus dalam Angka 2010, (Kudus :BPS Kudus dan

BAPPEDA Kudus, 2010), hlm. 3.

Page 78: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 78/215

 

65

(RW), 3.698 Rukun Tetangga (RT), dan 434 Dukuh. Kudus secara umum

mempunyai luas wilayah sebesar 42. 516 hektar atau sekitar 1,31 persen

dari luas Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan terluas adalah Kecamatan

Dawe yaitu 8.584 Ha (20,19 persen), sedangkan yang terkecil adalah

Kecamatan Kota seluas 1.047 Ha (2,46) dari luas Kabupaten Kudus.2

2. Kependudukan dan Pendidikan

Data penduduk dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan

Kabupaten Kudus tercatat sebesar 759.249 jiwa (2009), yang terdiri dari

376.058 jiwa laki-laki (49,53 persen) dan 383.191 jiwa perempuan (50,47

  persen). Data penduduk ini merupakan data yang penting bagi sebuah

daerah karena sebagai acuan untuk melakukan pembangunan kedepan.Jumlah penduduk terpadat dari 9 Kecamatan adalah Kecamatan Jekulo

yakni sebesar 12, 79 persen dari jumlah penduduk yang ada di Kabupaten

Kudus. Sementara di Kecamatan Dawe menempati jumlah penduduk 

terkecil yakni 8,10 persen.3

Dari sekian banyaknya jumlah penduduk di Kabupatem Kudus,

  penduduk yang bersekolah secara umum mengalami fluktuasi selama

 periode tahun ajaran 2004/2005 – 2008/2009. Hal ini dapat dilihat dengan

  banyaknya siswa di beberapa jenjang pendidikan yang mengalami

kenaikan. Pada tingkat pendidikan dasar jumlah siswa mengalami

 peningkatan 0,12 persen dibanding tahun ajaran sebelumnya. Begitu juga

  pada pendidikan menengah yang sama mengalami peningkatan yang

mencapai 1,82 persen.

Sementara data penyediaan sarana fisik dan tenaga guru pada tahun

2008/2009 SD sebanyak 476 unit dan MI sebanyak 345 unit, SMP dan

MTs masing-masing 51 dan 61 unit, SMA dan MA masing-masing

2 M. Nadjib Hassan, et. all, Profil Pesantren Kudus, (Kudus : Central Riset dan Manajemen

Informasi, 2005), hlm. 14.

3 BPS Kab. Kudus, Kudus dalam, hlm. 59.

Page 79: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 79/215

 

66

sebanyak 43 dan 29 unit. Untuk Universitas atau Perguruan Tinggi pada

tahun akademik 2008/2009 tercatat ada 8 buah, yaitu Universitas Muria

Kudus (UMK), Skolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus,

Sekolah Tinggi Kesehatan (STIKES), Akademi Kesehatan

Muhammadiyah, Akbid Mardi Rahayu, Akbid Pemda, Akper Krida Husada

dan Akademi Farmasi Kudus (Akfarku).4

Kemudian banyaknya mahasiswa pada 5 tahun terakhir terhitung dari

tahun 2010 cenderung meningkat. Pada tahun akademik 2008/2009, secara

keseluruhan jumlah mahasiswa tercatat 11.672 orang, dan di dukung oleh

389 dosen. Pada tahun tersebut tercatat telah meluluskan mahasiswa

sebanyak 2.030 orang.

5

3. Kondisi Masyarakat dan Jumlah Pesantren

Di samping dinamai sebagai kota industri kretek, jenang dan lain

sebagainya, Kudus yang terdapat dua makan anggota walisongo, yakni

makam Sunan Kudus dan makam Sunan Muria, ternyata juga disebut-sebut

sebagai kota santri. Menurut Fatah Syukur, Kudus terdapat banyak 

  pesantren-pesantren kecil, meskipun tidak sebesar pesantren yang ada di

Jawa Timur. Dengan adanya pesantren tersebut bisa terhadap kondisi

masyarakat sekitarnya. Jiwa santri dalam hal ini telah menjadi kultur 

tersendiri bagi masyarakat Kudus.6

Masyarakat Kudus semasa awal sudah sedemikian rupa terbentuk 

kesehariaannya dengan tradisi pesantren yang dibentuk oleh Ja’far Shodiq

4

BPS Kab. Kudus, Kudus dalam, hlm. 60.5 M. Nadjib Hassan, et. all, Profil Pesantren, hlm. 15.

6 Fatah Syukur NC, Dinamika Madrasah dalam Masyarakat Industri, (Semarang : Pusat Kajiandan Pengembangan Ilmu-ilmu KeIslaman dan Pesantren and Madrasah Development Centre, 2004),

cet. I, hlm. 55-56.

Page 80: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 80/215

 

67

(nama lain Sunan Kudus) dan Kyai Telingsing7. Oleh sebab itu, dengan

latar belakang pesantren inilah akhirnya penamaan Kudus diambil dari

  bahasa Arab, meskipun masyarakat Kudus tidak ke-Arab-araban.

Peresmian nama Kudus dilakukan sendiri oleh Sunan Kudus sepulangnya

dari ibadah haji. Bukti sejarah dari peresmian tersebut adalah batu prasasti

yang bertuliskan kaligrafi Arab yang terletak di atas mihrab masjid menara

Kudus dengan bertuliskan tahun berdirinya masjid tersebut yakni 956

hijriyah.8

Kudus kulon menjadi fokus dalam penelitian ini, terutama di kelurahan

Kajeksan, Kwanaran dan Kerjasan. Untuk mengetahui kondisi umum

masyarakat tersebut, secara umum sudah diinformasikan oleh Abdul Munir Mulkhan yang dikutip oleh Fatah Syukur. Di mana Mulkhan menulis

kondisi masyarakat Damaran. Karena letak antara Damaran dengan

Kajeksan, Kwanaran dan Kerjasan tidaklah begitu jauh apalagi masih

 berada dalam satu Kecamatan, yakni Kecamatan Kota, maka cukuplah apa

yang diinformasikan oleh Mulkhan mewakili kondisi masyarakat Kudus.

Dalam tulisannya tersebut, Mulkhan menyatakan bahwa hampir setiap

harinya masyarakat Damaran bekerja 8 jam pada siang hari di rumah

mereka sendiri. Semboyan berupa rumahku adalah tempat kerjaku menjadi

  pedoman paten masyarakat saat itu. Dan ketika malam tiba, suasana

menjadi berubah total. Hari-hari yang biasanya digunakan untuk sibuk 

  bekerja, ketika malam semua warga damaran mengaji dalam sela-sela

waktu antara maghrib dan ‘isya. Warga yang tidak mengaji pun tidak 

  berbuat gaduh. Mereka mematikan radio, tape, dan televisi pada jam-jam

tersebut. Mereka yang keluar rumah, apalagi duduk-duduk santai, maka

7 Seorang cina muslim yang pertama merintis berdirinya kota Kudus kemudian mempercayakan

kelestariannya pada Sunan Kudus. Nama kyai Telingsing kemudian diabadikan menjadi nama jalan di

sebelah selatan menara Kudus.

8 Fatah Syukur NC, Tradisi Masyarakat dan Pendidikan Islam di Kudus Jawa Tengah, (Tokyo :

Bulletin of Academic Frontier Project 2005, 2006), hlm. 595.

Page 81: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 81/215

 

68

akan segera diperingatkan oleh orang tua mereka. Para orang tua

menganggap keluar rumah tanpa tujuan yang jelas adalah tabu atau saru.9

Gambaran umum yang dilakukan oleh Mulkhan secara tidak langsung

memberikan pengertian kuatnya religiusitas masyarakat Kudus waktu itu.

Pengaruh sufisme begitu kental sehingga membentuk kultur tersendiri

terutama masyarakat di sekitar menara. Secara institutif, kultur demikian

dibangun oleh ‘ulama terkemuka pada waktu itu, yakni KHM Arwani

Amin (alm), KHR. Asnawi (alm), KHM. Ma’mun (alm), KH. Turaechan

Adjhuri (alm), KH. Ma’ruf Irsyad (alm), dan lain sebagainya. Dan

kesemuannya adalah para pengasuh pondok pesantren. Jadi pesantren

membawa pengaruh yang signifikan terhadap kondisi masyarakat Kudus.Tradisi pesantren yang dibawa oleh para pengasuh ini yang

membentuk kultur kehidupan masyarakat Kudus nampak begitu kuat

sampai sekarang. Hal ini dikarenakan pesantren amat dekat dengan

thariqat. Thariqat dalam sebuah pengertian dapat dikatakan sebagai ajaran

dan amalan-amalan kesempurnaan moral dengan landasan ajaran al-Qur’an

dan Hadits serta menjalankan praktek-praktek kehidupan dengan

mendekatkan diri kepada tuhan dan menjauhkan cara-cara hidup yang

sifatnya mencintai dunia.10

Demikian atas paham thariqat ini, tidak heran

masyarakat Damaran begitu kental nilai religiusitasnya karena masa itu

sedang berkembang thariqat yang diajarkan oleh KHM. Arwani Amin

(alm).

 9 Fatah Syukur NC,   Dinamika Madrasah, hlm. 56. Untuk lebih jelasnya lihat Radjasa

Mu’tashim dan Abdul Munir Mulkhan,  Bisnis Kaum Sufi, Studi Tarekat dalam Masyarakat Industri,

(Yogjakarta : Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 57.

10 Rosehan Anwar,   Laporan Penelitian dan Penulisan Biografi K.H.M. Arwani Amin di Propinsi Jawa Tengah, (Proyek Penelitian Keagamaan Departemen Agama Bagian Proyek Penelitian

dan Pengembangan Lektur Agama, 1986/1987), hlm.122.

Page 82: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 82/215

 

69

Organisasi thariqat yang dulunya bernama Jam’iyah Ahli Thariqat

Mu’tabaroh11

diubah nama menjadi Jam’iyah Thariqat Mu’tabaroh

 Nahdliyin pernah dipimpin oleh KHM. Arwani Amin semasa hidupnya. Di

antara ulama’ yang pernah menduduki jabatan pimpinan antara lain Kyai

Baidlawi, Kyai Ma’shum, Kyai Hafidh, Kyai Muslih, dan Kyai Adlan Ali.

Baru setelah periode Kyai Adlan Ali, Kyai Arwani menjadi pimpinan.

Sedangkan KHM. Arwani sendiri mengembangkan Thariqat

 Naqsabandiyah Khalidiyah.

Masa kepemimpinan KHM. Arwani, Jam’iyah Thariqat Mu’tabaroh

  Nahdliyin terpusat di Kudus. Sebagai tempat untuk berkhalwat, KHM.

Arwani dulu memilih masjid Kwanaran sebagai pusat kegiatan thariqatnya.Di samping dulu sekeliling masjid itu cukup sepi dan sejuk dengan pohon-

 pohon nyiur, bambu serta tumbuh-tumbuhan yang rindang. Rumah-rumah

 penduduk pun tidak begitu dari pondok sehingga lebih fokus untuk untuk 

mengadakan khalwatan. Namun, sekarang tempat-tempat yang sunyi

tersebut tidak lagi ditemui karena rumah-rumah penduduk semakin padat.

Dulu tempat yang terlihat tenang, jauh dari keramaian, dan air sungai gelis

yang masih jernih, sekarang berubah menjadi ramai apalagi semenjak 

Kudus menarik para wisatawan dan peziarah di makan Sunan Kudus.

Kondisi masyarakat yang terbentuk mendekati kultur masyarakat

sufistik oleh Thariqat KHM. Arwani ini mendorong terciptanya pondok 

  pesantren di sekitarnya (kec. Kota. red). Meskipun Kecamatan Kota

menjadi Kecamatan paling kecil yang hanya 1.047 Ha (2,46 persen),

namun kecamatan ini mempunyai pondok pesantren terbanyak dari 8

Kecamatan yang lainnya, yakni 31 pesantren (36 persen) dari 86 pondok 

 pesantren se-Kudus.12

 11 Jam’iyah Ahli Thariqat Mu’tabaroh didirikan pada tanggal 10 Oktober 1957 oleh para kyai

nahdliyin sebagai tindak lanjut dari keputusan mu’tamar NU tahun 1957 di Magelang.

12 BPS Kab. Kudus, Kudus dalam, hlm. 59.

Page 83: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 83/215

 

70

Pondok yang terbesar adalah pesantren Yanbu’ul Qur’an yang diasuh

oleh KH. Mc. Ulinnuha Arwani dan KH. Mc. Ulil Albab Arwani, di mana

dalam perkembangannya pondok ini mempunyai 6 (enam) cabang

 berdasarkan jenjang pendidikan santrinya dengan lokasi dan pengasuh yang

 berbeda. Kemudian ada pondok pesantren Darul Furqon yang diasuh oleh

KH. Sayid Abdul Basith, pesantren Mazroa’atul Ulum yang diasuh oleh

KH. Noor Muttaqin (alm), dan lain sebagainya.

B. Sekilas Tentang Pesantren Kudus

Kabupaten Kudus yang mempunyai luas wilayah 42.516 Ha yang

terbagi menjadi 9 Kecamatan dan 9 Kelurahan terdapat 86 pondok 

 pesantren. 13 Secara umum pesantren-pesatren tersebut masih eksis sampai

sekarang, meskipun ada beberapa pesantren yang terpaksa vacum karena

  proses kaderisasinya yang tidak berjalan. Di antaranya adalah pondok 

 pesantren Darussalam yang beralamat di Kwaraan Getassrabi Gebog.

K.H. Abdul Hadi sebagai pengasuh pondok pesantren ini pada tahun

2008 meninggal karena sakit, sementara diantaranya putra dan putrinya belum

ada yang cakap menggantikan posisi sebagai pengasuh karena masih kecil.

Proses kaderisasi kepemimpinannya pun terhenti sampai sekarang dan belumada yang menggantikannya. Namun, pesantren yang terletak tidak kurang dari

15 KM dari pusat pemerintahan kabupaten Kudus ke arah barat ini masih

menaungi madrasah diniyah yang terletak di depan pesantren. Madrasah

tersebut masih eksis sampai sekarang.14

Sedangkan pesantren-pesantren yang lain, menurut K.H. Mc. Ulin

 Nuha Arwani terbilang cukup meningkat jika ditinjau dari jumlah santrinya.

13 Jumlah pondok pesantren tersebut di terbitkan pada tahun 2005. Terdapat kemungkinan 6

tahun terakhir telah muncul pesantren-pesantren baru. Namun, meskipun ada tidak di kelompokkan

dalam penelitian ini. Lihat, M. Nadjib Hassan, et.all, Profil Pesantren, hlm. 72-73..

14 Hasil wawancara dengan pengurus pondok pesantren Al-Hidayah Bp. Nur Azis warga

Getassrabi Gebog pada tanggal 19 Januari 2011.

Page 84: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 84/215

 

71

Ini dibuktikan dengan tidak sedikitnya pesantren yang baru-baru ini

menambah gedung pondoknya. Seperti pondok pesantren Yanbu’ul Qur’an

yang sampai membuka 6 (enam) cabang karena memenuhi permintaan dari

masyarakat. Pesantren yang menjadi cabang pada dekade ini saja dua

  pesantren, yakni pesantren Tahfidh Yatama Ustman bin Affan (2002) dan

Pesantren Tahfidh Anak-Anak Yanabi’ul Qur’an (PTAYQ) puteri (2004).15

Antusias masyarakat yang tinggi menjadikan perkembangan pesantren

sangat pesat. Namun, ini bukan berarti pesantren mendapat dukungan penuh

dari masyarakat karena bisa jadi hal ini disebabkan oleh figur kyainya yang

kharismatik. Oleh karena itu, keseimbangan antara kepemimpinan kyai

dengan sistem pendidikan pesantren perlu dilakukan.Tabel 3.1.

Pesantren Kudus dalam Angka

 No Kecamatan Jumlah

Pesantren

Luas Wilayah Prosentase

(%)

1 Bae 1 2.332 Ha 5,48

2 Mejobo 3 3,677 Ha 8,65

3 Kaliwungu 4 3,271 Ha 7,69

4 Jati 5 2,630 Ha 6,19

5 Dawe 6 8.584 Ha 20,19

6 Gebog 10 5,506 Ha 12,95

7 Undaan 10 7,177 Ha 16,88

8 Jekulo 16 8,292 Ha 19,50

9 Kota 31 1.047 Ha 2,46

Jumlah : 86 42.516 Ha 100,00

Sumber : Lembaga Penelitian Central Riset dan Manajemen Informasi (CeRMIN) Kudus  , Profil 

 Pesantren Kudus, 2005, hlm. 72-73.

 15 Hasil wawancara dengan pengasuh PP. Yanbu’ul Qur’an K.H. Mc. Ulin Nuha Arwani pada

tanggal 19 Januari 2011.

Page 85: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 85/215

 

72

C. Tipologi Pesantren Kudus

Sesuai dengan penjelasan sebelumnya, pada bagian ini akan

dideskripsikan kondisi objektif ketiga pesantren yang akan dianalisis lebih

lanjut, yakni Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Pusat (tipe A), MUSYQ

(tipe B), dan Roudlotuth Tholibin (tipe C). Penjelasannya tertentu yakni pada

aspek sistem pendidikan pesantren, kurikulum, pola pembelajaran, dan sistem

 penyelenggaraan pendidikannya. Namun sebelumnya juga dilengkapi dengan

 penjelasan sejarah dan perkembangan pesantren pada bagian awalnya.

1. Sejarah dan Perkembangan Pesantren

a. Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an (PTYQ) Pusat

PTYQ putera atau dewasa ini menjadi pusat bagi pesantren- pesantren yang dinaungi oleh lembaga pendidikan non formal Yayasan

Arwaniyyah Kudus. Lembaga pendidikan yang berupa pesantren salaf 

ini menitiktekankan pada pengajaran al Qur'an, yaitu meliputi tahsin

(pembenaran bacaan), tahfidh (hafalan) dan qiro'ah sab'ah.16

PTYQ

 pusat ini terletak kurang lebih 1,5 km dari pusat kota Kudus dan tidak 

  jauh dari kompleks makam Sunan Kudus. Tepatnya berlokasi di Jl.

KH. M. Arwani Kajeksan Kudus.

Cikal bakal pesantren ini berawal dari pengajian yang diampu

oleh KH. M. Arwani Amin yang telah dimulai sejak tahun 1942 di

masjid Kenepan. Tepatnya pada tahun 1942 merupakan tahun pertama

setelah KH. M. Arwani menunaikan ibadah haji. Di masjid Kenepan

ini beliau menerima para santri yang ingin belajar al Qur'an baik  bin

nadhor  maupun bil ghoib.17

Sebagian santri ada yang di rumah dan

sebagian ada yang dititipkan di rumah-rumah tetangga. Sedangkan

sebagai tempat belajat santri, di masa itu masjid Sunan Kudus dan

16 M. Nadjib Hassan, et. all, Profil Pesantren, hlm. 173.

17 Dokumen Profil PP. Yanbu’ul Qur’an Kudus, di peroleh peneliti pada tanggal 18 Januari

2011, hlm. 1.

Page 86: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 86/215

 

73

masjid Busyo Latif menjadi tempat yang nyaman untuk 

menghafalkan.18

Dalam sejarahnya, pengajian yang diasuh oleh KH. M. Arwani ini

sempat terhenti pada rentang waktu antara tahun 1947 - 1957

disebabkan kesibukan beliau menuntut ilmu thariqoh di pesantren

Popongan, Solo. Baru setelah tahun 1957 pengajian itu pun kembali

 berlanjut.

Tahun demi tahun pun berganti, akhirnya pada tahun 1962, KH.

M. Arwani menempati sebuah rumah baru di Kajeksan, maka tempat

 pengajian pun turut dipindahkan tak jauh dari rumah beliau yang baru

yaitu di masjid Busyro latif.

19

Masjid Busyo Latif ini menjadi pusat pengajian pada waktu itu. Di samping masjid tersebut tidak jauh dari

rumah, letaknya pun cukup setrategis sehingga membuat masyarakat

untuk mudah mendatanginya.

Seiring berjalannya waktu, santri yang belajar pada beliau

semakin bertambah. Beliau pun berniat untuk mendirikan sebuah

 pesantren untuk menampung para santri agar mereka bisa lebih mudah

dalam belajar. Berjalan bertahun-tahun sampai tahun 1970 kamar 

 pondok baru sejumlah 6 kamar putra yang dihuni sekitar 45 santri.20

Dua puluh delapan tahun bersabar, KH.M. Arwani tak henti-hentinya

membekali para santri untuk terus bersabar dan bersyukur. Oleh

karena itu, beliau selalu berpesan, “syukuri dulu apa yang sudah kalian

terima saat ini untuk seterusnya urusan Allah”.

 18

Hasil wawancara dengan Ahmad Chasan Sekretaris Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an(PTYQ) pusat pada tanggal 19 Januari 2011.

19 Di sadur dari berbagai sumber, diantaranya dokumen Selayang Pandang Pondok Huffadz

Yanbu’ul Qur’an Kudus yang di tulis oleh Ah. Taman Hasyim pada bulan April 1995, hlm. 3.

20 Dokumen Profil PTYQ Kudus, di peroleh peneliti pada tanggal 18 Januari 2011.

Page 87: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 87/215

 

74

Penantian panjang itu ternyata berbuah kesuksesan. Pada tahun

1973 akhirnya secara resmi didirikanlah pesantren al Qur'an yang

diberi nama "Yanbu'ul Qur'an". Nama Yanbu'ul Qur'an yang berarti

mata air (sumber) al Qur'an dipilih oleh KH. M. Arwani sendiri yang

dipetik dari al Qur'an Surat al Isra' ayat 90. Dengan nama tersebut

diharapkan PTYQ bisa benar-benar menjadi sumber ilmu al Qur'an.

Pada tahun ini juga diresmikan pondok putri dengan santri awal sekitar 

33 santriwati. Dengan demikian, pembukaan awal ini terhitung santri

keseluruhannya berjumlah 78 orang, yakni 45 santri laki-laki dan 33

santri perempuan.

Paling tidak ada empat tujuan pokok didirikannya PTYQ saat itu, Pertama, menyediakan pemukiman bagi para santri yang ingin belajar 

dan menghafal al Qur'an.  Kedua, memudahkan kontrol kepada para

santri dan memperlancar keberlangsungan proses belajar mengajar.

 Ketiga, menjaga kemurnian al Qur'an. Dan keempat, turut serta

mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pada tanggal 1 Oktober 1994 KH. M. Arwani berpulang ke

rahmatullah. Sepeninggal beliau pengelolaan pesantren dilanjutkan

oleh putra-putra beliau, KH. M. Ulin Nuha Arwani dan KH. M. Ulil

Albab Arwani, serta seorang murid kesayangan beliau yaitu KH.

Muhammad Mansur Maskan (alm). Mereka saat itu di kenal dengan

sebutan tiga serangkai karena memang perkembangan pondok 

 pesantren tersebut tidak lepas dari jasa mereka.21

Pada perkembangannya, saat ini terdapat kurang lebih 204 orang

santri putra dan 220 santri putri yang belajar di pesantren ini. Mereka

datang dari berbagai kota dan dengan latar pendidikan yang berbeda-

 21 Dokumen Selayang Pandang Pondok Huffadz Yanbu’ul Qur’an Kudus yang di tulis oleh Ah.

Taman Hasyim pada bulan April 1995, hlm. 3.

Page 88: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 88/215

 

75

  beda. Untuk menjadi santri di PTYQ dewasa, pendidikan minimal

calon santri adalah lulusan SLTP/MTs atau yang sederajat. Mereka

  juga harus mengikuti tes masuk terlebih dahulu berupa tes lisan,

tulisan dan praktek membaca al Qur'an. Pendaftaran setiap tahunnya

dibuka pada bulan Syawal (tanggal 11-25) dan kegiatan belajar 

mengajar bagi santri baru dimulai pada awal bulan Dzulqo'dah.

 b. Pesantren Yanbu’ul Qur’an MUSYQ Lil Banin

Pondok pesantren MUSYQ dalam lintasan sejarahnya diawali

dengan pembangunan pondok pesantren Kwanaran yang dibangun

  pada tahun 1986. Mulanya pesantren Kwanaran ini disiapkan untuk 

menampung anaka usia 6-7 tahun dengan kapasitas santri sejumlah 6anak.

Perkembangan tak bisa dihindari mengingat banyaknya anak-anak 

usia tersebut di kelurahan Kwanaran sendiri yang berminat nyantri di

  pon-pes Kwanaran ini. Santri pun semakin lama semakin bertambah

sampai asrama yang disiapkan tidak bisa menampung. Melihat

keadaan seperti ini, pihak keluarga Romo K.H. M. Arwani Amin

 bersama pengurus Yayasan Arwaniyyah mencari lokasi yang strategis

untuk mendirikan Pondok Tahfidh Kanak-Kanak Yanbu’ul Qur’an.22

Awal pondok ini memang disiapkan hanya anak-anak berusia 6-7

tahun yang ingin menghafal al-Qur’an dengan kapasitas santri 6 anak,

namun ternyata minat dari masyarakat begitu antusias sehingga

mencapai santri 60 anak. Akhirnya pihak keluarga romo KH. M.

Arwani Amin dibantu oleh pengurus Yayasan Arwaniyyah hunting

lokasi. Singkat cerita, akhirnya beliau mendapat sebilah tanah di desa

22 Profil PP. Ma’hadul Ulumisy Syar’iyyah Yanbu’ul Qur’an (MUS-YQ) lil Banin, Power Point

Tanggal 3 Januari 2009.

Page 89: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 89/215

 

76

Krandon. Kemudian semua santri yang ada di Kwanaran diboyong ke

desa Krandon.

Pondok Kwanaran pun mengalami empty education. Berangkat

dari kevakuman itulah, pihak dari keluarga KH. M. Arwani ngersakno

romo KH. M. Arifin Fanani untuk bermukim di Kwanaran. Pada hari

Rabu Pon, 9 Jumadil Akhiroh 1411 H/25 Desember 1990 M, Romo

KH. M. Arifin Fanani resmi bermukin di Kwanaran. Saat itulah babak 

 baru pondok ini dimulai (pada waktu itu belum ada namanya). Genap

5 hari, kemudian ada 5 santri yang mengaji di pondok ini hingga

akhirnya santri yang mondok bertambah menjadi sekitar 25 santri.

Kemudian KH. M. Arifin Fanani beserta KH. Mc. Ulin Nuha Arwani,dan KH. Mc. Ulil Albab Arwani, dan KH. M. Mansur (Alm)

 bermusyawarah dalam memberi nama pesantren tersebut.

 Nama pondoknya telah diambil kesepakatan, MUS-YQ. Nama ini

lahir setelah bermusyawaroh berjam-jam dan membutuhkan pemikiran

yang filosofis. Di nukil dari kata “MUS”, yakni nama pesantren di

Sarang, tempat KH. M. Arifin Fanani menimba ilmu dulu dan dari

kata “YQ” (Yanbu’ul Qur’an). Sebagai qorinah, MUS-YQ juga

termasuk  furu’ atau cabang dari pesantren Yanbu’ul Qur’an.23

Hingga

akhirnya pesantren ini populer dengan nama PP. MUS-YQ. Namun

tetap saja istilah “pondok Kwanaran” masih tetap abadi hingga kini.

Masyarakat pun ada yang menyebutnya pondok MUS-YQ dan

sebagiannya menyebut pondok Kwanaran.24

c. Pesantren Raudlatuth Tholibin

Sejarah berdirinya pondok pesantren Roudlatut Tholibin atau yang

lebih akrab disebut dengan pesantren Bendan ini tidak lepas dari peran

23Bulletin Dakwah dan Informasi al-Fannan edisi XI Sya’ban 1431 H, majalah yang diterbitkan

PP. MUSYQ Kwanaran 139 Kajeksan Kota Kudus, hlm. 20.

24 Bulletin al-Fannan edisi XI , hlm. 21.

Page 90: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 90/215

 

77

dari pendirinya, Kyai Haji Raden Asnawi. Sekitar tahun 1861 M (1281

H) pada hari Jum’at Pon lahirlah seorang bayi yang diberi nama Raden

Ahmad Syamsyi di Damaran. R. Ahmad Syamsyi dilahirkan dari

  pasangan H. Abdullah Husnin dan Raden Sarbinah. Pasangan

 pedagang konveksi yang tergolong besar kala itu. Menurut nasabnya,

R. Ahmad Syamsi ini merupakan keturunan ke-14 dari Sunan Kudus

(Raden Ja’far Shodiq) dan keturunan ke-5 KH Mutamakkin Kajen,

Margoyoso, Pati.25

R. Ahmad Syamsyi merupakan nama KHR Asnawi waktu kecil,

kemudian setelah pulang dari haji yang pertama diganti dengan nama

Raden Haji Ilyas. Waktu itu sekitar tahun 1886 dan beliau sudah berusia 25 tahun. Lima tahun kemudian, genap diusianya yang ke-30

tahun, Raden Haji Ilyas menunaikan ibadah haji untuk yang kedua

kalinya dengan berniat untuk mukim di sana bersama ayahanda.

 Namun, ketika pelaksanaan H. Husnin pulang ke rahmatullah. Namun,

hal ini tidak mengurungkan niatnya untuk bermukim di Mekkah. Kira-

kira selama 20 tahun Raden Haji Ilyas ini bermukim menimba ilmu di

tanah suci tersebut dan setelah itu pulang ke Kudus untuk menjenguk 

ibu.

Di Kudus tinggal bersama ibu dan adiknya H. Dimyati, dan tidak 

  beliau menunaikan ibadah haji untuk ketiga kalinya. Nama Ilyas ini

kemudian diganti lagi dengan Raden Haji Asnawi, setelah pulang dari

menunaikan ibadah haji untuk ketiga ini. Selanjutnya nama Asnawi ini

yang menjadi terkenal dalam pengembanagan Ahlussunnah

Waljama’ah di daerah Kudus dan sekitarnya. Dari sinilah kharismanya

muncul dan masyarakat memanggilnya dengan sebutan Kyai.

25 M. Nadjib Hassan, et. all, Profil Pesantren, hlm. 162.

Page 91: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 91/215

 

78

Sehingga nama harum yang dikenal masyarakat luas menyebut dengan

Kyai Haji Raden Asnawi (KHR. Asnawi).26

Aktivitas dakwah KHR. Asnawi di Kudus ini cukup melanglang

 buana, mulai dari mengisi pengajian kitab Hadits Bukhori di masjid al-

Aqso setiap jama’ah fajar dan ba’da jama’ah subuh sampai pada

 pengajian yang diselenggarakan oleh masyarakat sekitar.

Pada kisaran tahun 1927 M. KHR. Asnawi membangun pondok 

  pesantren di Bendan, di atas tanah wakaf dari KH. Abdullah Faqih

(Langgar Dalem) dan dukungan dari para dermawan dan umat Islam.

Pada tahun ini pula, Charles Olke Van Der Plas (1891-1977), seorang

  pegawai sipil di Hindia Belanda, pernah datang ke rumah KHR.Asnawi untuk meminta kesediaannya memangku jabatan penghulu di

Kudus. Secara tegas KHR. Asnawi menolak penawaran tersebut.

Jasa dari KHR Asnawi tidak hilang dimakan sejarah, beliau

  bersama-sama dengan para Ulama yang hadir di Surabaya pada

tanggal 16 Rajab 1344 H./31 Januari 1926 M. KHR. Asnawi turut

membidani lahirnya jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU) sebagai antipati

untuk membentengi aqidah ahlussunnah wal jama’ah waktu. Bukan

hanya itu, KHR. Asnawi telah berjasa besar bagi Islam dan bangsa

Indonesia melalui keterlibatannya dalam organisasi pergerakan

kemerdekaan. Semaun, H Agus Salim dan HOS. Cokroaminoto

merupakan teman seperjuangan kala itu dalam memperjuangkan

 bangsa Indonesia. Menurut informasi dari pengasuh pesantren, KHR.

Asnawi merupakan tokoh ulama’ internasional yang tidak hanya

26 Di sadurkan dari berbagai sumber, salah satunya profil PP. Roudlatuth Tholibin Bendan

Kerjasan Kota Kudus yang diperoleh peneliti pada tanggal 20 Januari 2011.

Page 92: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 92/215

 

79

disegani oleh bangsa, melainkan juga para ulama’-ulama’ Timur 

Tengah termasuk Sayid Husein Bek.27

2. Sistem Pendidikan Pesantren

a. Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an (PTYQ) Pusat

Pesantren yang ditinggali 204 santriwan dan 220 santriwati ini

secara keseluruhan belajar dan menetap di pesantren. Oleh karena itu,

dikatakan santri mukim. Pesantren ini beralamatkan di Jl. K.H.

Muhammad Arwani No.24, Dukuh Kelurahan, Desa Kajeksan,

Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus. Sampai saat ini pondok tersebut

diasuh dan dipimpin bersama oleh K.H. Mc. Ulin Nuha Arwani (suami

Ibu Hj. Noor Ismah), K.H. M. Ulil Albab Arwani (suami Ibu Hj.Zuhairoh). Keduanya aktif tercatat membantu Romo (Kyai Arwani)

sejak Maret 1976 menjadi ketua I dan ketua II sampai. Di mana waktu

itu pengasuh pondok masih di pegang oleh K.H. Arwani sendiri.

PTYQ secara geografis berdiri di atas tanah seluas 1,2 hektar yang

terdiri dari dari gedung pesantren putera dan puteri. Fasilitas gedung

  putera terdiri atas 9 ruang kamar santri, 1 kamar ustadz, 1 aula, 1

ruang kantor, 1 gudang, dan 7 sarana mandi, cuci dan kakus.

Sementara gedung puteri terdapat 9 fasilitas 9 kamar santri, 1 kamar 

ustadzah, 1 aula, 1 dapur, 1 kantor, 1 gudang, dan 7 sarana mandi, cuci

dan kakus. Pesantren ini juga dilengkapi dengan perpustakaan seluas

24 m², dengan koleksi kitab 150 eksemplar dan buku umum 125

eksemplar.28

1) Sistem Organisasi Pesantren

Dalam visinya yang ingin menjadi pusat lahirnya para khafidz

dan khafidzoh, pelaksanaan kegiatan pondok dibingkai

27 Hasil wawancara dengan KH. Moch. Khafidz Asnawi Pengasuh PP. Roudlatuth Tholibin

Bendan Kerjasan Kota Kudus pada tanggal 20 Januari 2011.

28 M. Nadjib Hassan, et. all, Profil Pesantren, hlm 174.

Page 93: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 93/215

 

80

sedemikian rupa untuk senantiasa membimbing para santri supaya

fokus dalam sistem pendidikan yang diterapkan. PTYQ masih

mempertahankan sistem tradisional dalam mempertahankan tradisi

  pesantren. Oleh karenanya, berbagai program dan pembentukan

departemen-departemen oleh para pengurus pesantren digalakkan

untuk membingkai sistem tersebut.

Meskipun pun sistem pendidikan yang masih dikatakan

tradisional, para pengurus PTYQ pusat tidak mau ketinggalan soal

manajemen organisasi. Di bawah pengasuh KH. Mc. Ulin Nuha

sendiri, dan para kyai lain, di antaranya KH. Ulil Albab, Agus H.

Ainun Na’im, dan Agus H. Ahmad Faiz sebagai dewan pimpinan.Sementara KH. Ma’shum AK sebagai pembinanya, para pengurus

harian PTYQ mampu berjalan sesuai dengan harapan pesantren.

Sebagai ketua, ustadz Umar Faruq bersama para pengurus harian

yang lain menampilkan wajah pesantren yang dalam tata

kelolanya termasuk bisa dikatakan modern. Terbukti dalam

kepemimpinannya mampu merespon kebutuhan masyarakat secara

umum dan secara khusus kebutuhan santri. Di antara departemen

  pengurus PTYQ adalah departemen pendidikan, jam’iyah,

koperasi, pembangunan, jam’iyah, keamanan, dan lain

sebagainya.29

Masing-masing departemen mempunyai tugas masing-masing

sesuai dengan kapasitas kinerjanya. Semua berorientasi pada

sistem pendidikan supaya bisa berjalan dengan lancar. Di samping

fungsinya untuk mempertahankan tradisi pesantren yang sudah

terbangun, para pengurus ini juga mencoba untuk melakukan

29 Di sarikan dari Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) pengurus PP. Yanbu’ul Qur’an pusat

 pada kepengurusan 1431-1432 H.

Page 94: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 94/215

 

81

  pengembangan pada bidang koperasi. Di koperasi ini terletak di

halaman pesantren sekitar 10 m dari ndalem romo kyai. Berbagai

  pelatihan pun dilakukan untuk mendukung standar SDM para

  pengelolanya. Di samping mengelola dan mengembangkan

koperasi, pengelola koperasi ini juga bertugas menjaga wartel

karena di pesantren ini tidak diperkenankan membawa telpon

seluler. Mengurusi seragam santri juga termasuk tugas dari

departemen ini.

Kegiatan bahtsul masa’il dalam hal ini pun sudah ada yang

mengurusnya sendiri, departemen jam’iyah. Departemen ini juga

mengurusi pemilihan tenaga pengajar, baik dari lingkup pesantrensendiri maupun dari masyarakat sekitar. Namun, biasanya dari

tokoh-tokoh masyarakat yang sudah kapabel di bidangnya.

Mengurusi tes masuk pendaftaran baru, tes calon khotimin dan

tabarrukan khotimin, shalat jama’ah, dan kegiatan keseharian

lainnya.

Departemen keamanan dalam hal ini bertugas menegakkan

undang-undang pondok, memberikan sanksi bagi santri yang tidak 

mengindahkan tata tertib yang sudah ditetapkan. Pengontrolan jam

wajib belajar pun dilakukannya selama 24 jam. Artinya, pesantren

ini tidak dibolehkan keluar dari pesantren kecuali ketika ada

kepentingan mendesak dan sakit. Itupun juga harus mendapat

  persetujuan dari pengurus pesantren. Departemen keamanan ini

  juga bertugas sebagai pengawas bagi para santri yang mencoba

keluar dari pesantren tanpa ijin. Bagi santri yang keluar tanpa ijin,

maka konsekuensinya mendapat sanksi yang sudah ditetapkan.

Jika berulang kali melanggar, di pesantren ini diberikan sanksi

 potong rambut ”gundul”.

Page 95: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 95/215

 

82

Di bidang pembangunan, para pengurus departemennya

  bertanggung jawab atas pembangunan pondok pesantren. Ia juga

mengurusi masalah pengairan, penerangan, dan komunikasi

  pesantren. Oleh karenanya, di pesnatren ini setiap masa

kepemimpinan diadakan pembekalan elektronika yang diikuti oleh

semua santri sehingga sedikit banyaknya santri sudah mengetahui

soal tersebut. Begitu juga soal peralatan, pesantren ini sudah

menyediakan segala macam peralatan, seperti sound system dan

lain sebagainya yang diurusi oleh departemen pembangunan.30

2) Kegiatan Pesantren

Kegiatan pesantren PTYQ tahun ajaran 1431 – 1432 H berlangsung dari tanggal 11 Sya’ban 1431 – 10 Sya’ban 1432 H.

di awali dengan sidang intern pengurus sebagai awal pelaksanaan

kegiatan selama setahun dan diakhiri dengan haflatul hidzaq dan

muwaddaah pesantren. Pada bulan sya’ban fokus kegiatan pada

 penerimaan santri baru puasanan dan persiapan untuk menyambut

  bulan Romadlon. Penerimaan santri baru di PTYQ termasuk 

murah karena biaya yang dibutuhkan relatif sedikit dan itupun

 juga untuk keperluan santri selama menempat di pesantren. Untuk 

santri baru, uang pendaftaran Rp. 75.000,- dan uang pangkalnya

Rp. 150.000,-. Sementara santri puasanan, yang pendaftarannya

Rp. 50.000,- dan uang pangkalnya Rp. 100.000,-. Khusus untuk 

 bulan Romadlon, maka santri diwajibkan datang ke pondok kalau

masih ada yang di rumah.31

 30 Sumber dari dokumen pesantren mengenai tata kerja kepengurusan pengurus PTYQ yang

dijadikan lampiran pada LPJ pengurus masa bhakti tahun 1431-1432 H.

31 Brosur pendaftaran masuk PTYQ Kajeksan Kota Kudus yang diperoleh peneliti pada tanggal

20 Januari 2011.

Page 96: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 96/215

 

83

Pada bulan Romadlon, kegiatan santri antara lain ta’aruf 

santri lama dengan para santri yang khusus puasanan di pesantren

tersebut. awal-awal bulan ini juga sudah dimulai pengaktifan

kegiatan madrasah sesuai dengan jenjang kelasnya masing-

masing, pengajian kitab dan mudarosah Romadlon. Biasanya

santri puasanan itu sampai pada tanggal 17 Romadlon dengan

diakhiri ziarah bersama ke makam KH. M. Arwani dan

disempurnakan dengan muwadda’ah bersama pada malam

harinya. Setelah tanggal 17 Sya’ban, kegiatan pesantren diliburkan

dan para santri ada yang pulang ke rumah masing-masing, dan

 bagi santri yang rumahnya jauh juga ada yang masih menetap di pesantren.

Pada bulan Syawwal, setelah masa liburan kurang lebih

selama 1 bulan, maka tanggal 11 Syawwal di mulai pembukaan

santri baru (santri mukim) dan semua santri yang masih dirumah

diwajibkan untuk datang ke pesantren karena kegiatan pesantren

sudah akan diaktifkan lagi. Biasanya pada tanggal 20 Syawwal – 

27 Syawwal ini adalah masa-masa tes masuk dan besuk paginya,

yakni tanggal 28 Syawwal adalah pengumuman hasil tes yang

dilaksanakan sebelumnya.

Sedangkan bulan Dzulqo’dah ini pengaktifan madrasah dan

mudarosah khotimin yang juga disertai dengan pengaktifan jam

wajib kamar. Artinya pada bulan ini setiap kamar sudah diaktifkan

segala bentuk macam kegiatan kamarnya, di antara tahlilan dan

lain sebagainya. Pengaktifan mudarosah kelas, tahlil rutin kamis

sore, mudarosah sughro, pengajian kitab, jaga malam, ro’an

 bersama dan lain sebagainya sudah diaktifkan sebelum tanggal 10

Dzulqo’dah karena hari setelah tanggal tersebut merupakan

agenda pembuatan seragam bagi santri-santri baru yang belum

Page 97: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 97/215

 

84

mempunyai seragam. Setelah itu pada tanggal 14 Dzulqo’dah

dilaksanakan sidang triwulan I yang diiringi mudarosah selapanan

I, dan ta’aruf pada santri baru.

Pada bulan Dzulhijjah, para santri mendapat pembekalan dari

 pengasuh perihal persiapan mudarosah yang setiap hari dilakukan

di pesantren. Pembekalan ini biasanya dilaksanakan pada

  pertengahan bulan. Khusus untuk bulan Dzulhijjah memang

agenda di pesantren relatif sedikit dibanding dari bulan-bulan yang

sebelum ataupun sesudahnya karena para pengurus pesantren juga

ikut membantu pelaksanaan kegiatan pada Yayasan Arwaniyyah

yang juga menaungi bimbingan ibadah haji.Sementara pada bulan Muharram sudah diadakan mudarosah

selapanan II, sidang intern III, sidang pleno II, dan diakhiri dengan

  pembekalan Muqri’ Yanbu’a serta pembekalan anak. Kemudian

 pada bulan Shaffar dilanjutkan sidang triwulan II dan mudarosah

selapanan III. Khusus tanggal 14 Shaffar merupakan kegiatan

rutin untuk mengadakan khaul KH. M. Manshur Maskan VII yang

diikuti dengan khataman mudarosah sughro I, tabarrukan khotimin

dan mau’idlotul khasanah. Pada bulan Shaffar ini terbilang cukup

  padat karena pada bulan ini juga diadakan agenda rutin para

asatidz berkaitan dengan pengaktifan sima’an kelas maqom dan

sima’an massal kelas mudarosah 1. Setelah itu kegiatan seperti

 biasa selayaknya rutinitas sehari-hari di pesantren.

Selanjutnya pada bulan Rabi’ul Awwal sudah dimulai

mudarosah kubro I dan persiapan memperingati Maulid Nabi

SAW. Khusus pada akhir bulan ini, santri dibolehkan untuk 

 pulang dan sebelum tanggal 30 Rabi’ul Awwal semua santri harus

sudah kembali ke pesantren.

Page 98: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 98/215

 

85

Bulan Rabi’ul Akhir ini ibarat bulan baru setelah linnburan,

maka semua kegiatan termasuk jam wajib kamar, mudarosah

kelas, sughro dan khotimin sudah mulai diaktifkan kembali.

Setelah itu baru mengadakan mudarosah selapanan IV dan diikuti

dengan peringatan khaul KH. M. Arwani Amin pada tanggal 25

Rabi’ul Akhir. Di penghujung bulan, di pesantren ini diadakan

  bahtsul masa’il Qur’aniyyah yang melibatkan semua santri

 pesantren.

Seperti biasa pada bulan baru, yakni pada bulan Jumadil Ula,

sidang triwulan III, sidang intern IV, sidang pleno dan mudarosah

selapanan dilaksanakan untuk mempersiapkan para santri-santriyang hendak mengkhatamkan hafalan al-Qur’an. Sedangkan pada

awal bulan berikutnya, yakni bulan Jumadil Akhir merupakan hari

 pendaftaran para calon khotimin sampai tanggal 18 Jumadil Akhir 

waktu pelaksanaan tes khotimin tersebut.

Pada bulan Rojab, pesantren mengadakan mudarosah

selapanan dan khataman mudarosah kamar, mudarosah sughro II

serta dilaksanakan sidang intern V untuk melaksanakan rapat

anggaran pendapatan belanja. Setelah itu pelaksanaan sidang

intern VI, sidang tri wulan IV dan sidang asatidz pada akhir-akhir 

  bulan Rojab ini. Kemudian pada tanggal 27 Rojab biasanya

diadakan simakan massal bagi kelas mudarosah.

Dan sampai pada penghujung tahun pelajaran, yakni bulan

Sya’ban awal. Pada awal bulan ini dilaksanakan sidang dewan

mufattisy II, sidang RAPB khusus ndalem dan diakhiri

mudarosah kubro II. Selanjutnya pada tanggal 8 Sya’ban

dilaksanakan laporan pertanggung jawaban pengurus selama masa

Page 99: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 99/215

 

86

 bhakti selama kepengurusan, kemudian pelantikan pengurus baru

dan diakhiri dengan muwada’ah pada tanggal 10 Sya’ban.32

 b. Pesantren Yanbu’ul Qur’an MUSYQ Lil Banin

1) Sistem Organisasi Pesantren

Visi yang ingin dicapai pesantren MUSYQ dalam masa yang

akan datang adalah terwujudnya santri yang fashih dalam tilawah

dan faqih dalam amaliyah.33

Oleh karenanya pesantren ini

memadukan antara pendidikan agama dengan pendidikan umum

melalui madrasah formal. Kegiatannya pun dipadukan antara al-

Qur’an, kitab-kitab salaf dan pendidikan umum. Tak heran jika

kedisiplinan pada pesanren ini sangat tinggi karena di waktu pagi  para santri sekolah dan setelah itu mengikuti kegiatan pesantren

yang sudah ditetapkan sampai pada malam harinya.

Untuk menunjang kegiatan pembelajaran yang menyesuaikan

dengan madrasah formal ini, dibentuklah susunan kepengurusan

  pesantren untuk mendukung dan menjalankan kegiatan santri

secara keseluruhan. Maskipun para santri ini yang pada usianya saja

masih duduk di bangku MTs dan MA, namun mengenai perilaku

organisasi tidak kalah mahirnya di banding dengan para pengurus

  pesantren Yanbu’ul Qur’an pusat yang tergolong sudah dewasa.

Meskipun begitu, untuk melatih jiwa kepemimpinan mereka para

  pengurus pesantren ini melibatkan tokoh masyarakat secara

struktural maupun non-struktural.

Pesantren MUSYQ dalam upayanya mewujudkan kepribadian

santri yang mempunyai kompetensi di bidang tilawah yang

32 Sumber dari program kerja pengurus PTYQ pusat Kajeksan Kota Kudus yang diperoleh

 peneliti pada tanggal 20 Januari 2011.

33 Power Point profil PP. MUSYQ Kwanaran Kajeksan Kota Kudus tanggal 3 Januari 2009.

Page 100: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 100/215

 

87

dikombinasikan dengan amaliyah mempunyai beberapa misi yang

ingin diwujudkan dalam aspek-aspek di bawah ini, antara lain :

- Membimbing santri dalam meningkatkan kwalitas bacaan

al-Qur’an yang fashih.

- Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan santri

mendalami kitab-kitab salaf.

- Mengembangkan potensi santri dalam menganalisa

 problematika masyarakat.

- Membentuk karakter santri yang mampu mengaktualisasikan

dirinya dalam masyarakat.34

Melihat visi dan misi yang ingin dicapai pesantren ini,kepegurusan organisasi pesantren pun dibentuk dan disesuaikan

dengan harapan kedepan pesantren. Meskipun pesantren ini adalah

cabang dari pesantren Yanbu’ul Qur’an yang ada di Kajeksan,

namun secara institutif pesantren ini berbeda. Peran masyarakat

terhadap kegiatan pembelajaran di pesantren MUSYQ sagat tinggi

karena secara historis pesantren ini lahir juga karena keinginan dari

masyarakat sendiri. Sehingga maju dan mundurnya pesantren ini

 peran mereka juga tidak kalah pentingnya.

Secara struktural, sebagai dewan penasehat dan yang

menempati pucuk tertinggi kepemimpinan adalah KH. Ulin Nuha

dan KH. Ulil Albab. Sedangkan dewan pengasuhnya diserahkan

 pada KH. Muhammad Arifin Fanani yang dibantu oleh KH. Hasan

Fauzi. Sementara dewan pembimbingnya yang kesehariannya

  bersinggungan dengan aktifitas santri terdapat 10 ustadz yang

menetap di sekitar pesantren.35 Kesepuluh ustadz ini sudah dibagi

34 Power Point profil PP. MUSYQ Kwanaran Kajeksan Kota Kudus tanggal 3 Januari 2009.

35 M. Nadjib Hassan, et. all, Profil Pesantren, hlm. 176.

Page 101: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 101/215

 

88

menurut bidang keilmuwan masing-masing sehingga memudahkan

 para santri untuk berkomunikasi kepada mereka.

Untuk pengurus hariannya terdapat 6 santri dengan jabatan

ketua 1 dan 2, sekretaris 1 dan 2, serta bendahara 1 dan 2. Mereka

aktif mengurusi keseharian kegiatan pesantren. Muhammad

Taqiyuddin, ketua pondok pesantren MUSYQ membawahi delapan

seksi di bawahnya. Meskipun ia masih duduk di kelas 9 MA, namun

itu tidak menjadi kendala untuk mengkordinir 203 santri yang ada

di pesantren tersebut.

Di antara seksi-seksi dalam kepengurusan pesantren adalah

seksi pendidikan, keamanan dan ketertiban, pembangunan dan penerangan, kebersihan dan kesehatan, pengairan, konsumsi, humas

dan pembantu umum. Semua seksi tersebut dijalankan oleh 38

santri yang menjadi kordinator dan anggotanya pada masing-masing

 bagian.

Dalam upaya meningkatkan kwalitas bacaan al-Qur’an dan

  pendalaman kitab salaf, maka seksi pendidikan dalam hal ini

mempunyai tanggung jawab yang tidak ringan. Seksi pendidikan

  bertugas melaksanakan kegiatan pesantren, baik program harian,

mingguan, bulanan maupun tahunan. Di antara program harian,

seperti musyafahah al-Qur’an, madrasah diniyyah, pengajian kitab,

lalaran Alfiyah dan musyawaroh kitab pada malam harinya.

Sedangkan pada program mingguan, di pesantren ini dilaksanakan

seni baca al-Qur’an, majlis malam jum’at, ziarah, sorogan kitab

kuning, lajnah bahtsul masa’il dan latihan dasar jurnalistik. Dan

  program bulanan dilaksanakan pengajian dialogis dan penulisan

 papan ilmu. Sementara program tahunan ada kegiatan kema’arifan,

 bahtsul masa’il intern, dan pengajian puasanan.

Page 102: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 102/215

 

89

Seksi keamanan dalam hal ini bertugas menjalankan undang-

undang kepada semua santri, mengadakan operasi pada waktu-

waktu tertentu (keluar tanpa ijin, razia handphone), mengadakan

sidang dan forum ta’ziran, dan membangunkan santri di waktu pagi

untuk pembacaan nailul muna dan jama’ah sholat subuh. Seksi

keamanan dalam konteks demikian turut membantu terwujudnya

nilai dan tradisi pesantren, sepert keikhlasan dalam menjalankan

semua hal sehingga para santri sudah terbiasa hidup dalam

kedisiplinan dan tidak kaget ketika terjun di masyarakat.

Seksi pembangunan dan penerangan ini bertugas terhadap

inventaris yang dimiliki pesantren, menyiapkan peralatan soundsystem pada acara-acara tertentu, memperbaiki kotak-kotak santri,

dan bertanggung jawab terhadap penerangan yang ada di pesantren.

Sementara seksi kebersihan dan kesehatan bertugas terhadap tugas

  piket harian pondok, menyediakan alat-alat kebersihan dan

mengontrolnya sewaktu-waktu, menyediakan persediakan obat-

obatan P3K. secara umum, seksi ini bertanggung jawab atas

kebersihan pesantren.

Sedangkan seksi humas berugas menangani perweselan,

 pembuatan kartu tanda anggota pondok, menangani tabungan santri,

dan mengurusi kebutuhan tamu pondok. Pada seksi ini secara

umum bertanggung jawab atas komunikasi internal pesantren

dengan masyarakat.

Selanjutnya seksi pengairan bertugas menangani permasalahan

yang berhubungan dnegan pengairan, memperbaiki saluran-saluran

air yang rusak dan sebagai kordinator pengisian bak kamar mandi

secara keseluruhan pada tiap harinya. Upaya ini dimaksudkan untuk 

membentuk kepribadian santri yang mandiri.

Page 103: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 103/215

 

90

Seksi konsumsi bertugas sebagai kordinator makan santri,

mengurusi dana belanja, mengurusi snack ketika acara-acara

tertentu dan mengontrol invetaris pesantren. Dan seksi pembantu

umum dalam hal ini menjadi sukarelawan pada masing-masing

seksi yang dirasa membutuhkan bantuan. Oleh karenanya,

kordinator pada seksi ini diambilkan dari warga masyarakat yang

sudah berpengalaman dengan tujuan untuk membimbing para santri

dalam menjalankan sesuai dengan tugasnya masing-masing.36

2) Kegiatan Pesantren

Sesuai dengan misi yang sudah ditancapkan pada tubuh

 pesantren, yakni melakukan pengembangan terhadap potensi santridalam menganalisa problematika masyarakat dan pengaktualan

santri terhadap situasi dan kondisi masyarakat, maka program-

  program yang dilakukan pun menuju kearah tersebut. berbeda

dengan PTYQ pusat, jika pesantren tersebut awal tahun pelajaran di

mulai bulan Sya’ban, sedangkan pesantren MUSYQ ini awal tahun

  pelajarannya di mulai pada bulan Shaffar. Hal ini dikarenakan

  pesantren MUSYQ menyesuaikan dengan jadwal yang ada di

madrasah formal.

Secara umum, kegiatan pesantren MUSYQ diawali pada

tanggal 24 Shaffar 1431 – 13 Shaffar 1432 H. Kurang lebih dalam

masa kepengurusan setahun ini berbagai program dilaksanakan

demi terwujudya insan pesantren yang cakap tilawah dan amaliyah.

Sebagai pembukaan tahun, di bulan Shaffar kegiatan yang

  berlangsung diantaranya pelantikan pengurus baru dan diikuti

dengan rapat kerja pengurus baru tersebut dalam menyusun agenda

36 Sumber dari dokumen PP. MUSYQ berkaitan dengan tata kerja pengurus pesantren yan

dijadikan sebagai lampiran pada LPJ pengurus MUSYQ tahun 1431-1432 H.

Page 104: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 104/215

 

91

selama setahun kedepan. Di samping itu, pada bulan ini juga dipilih

ketua musyawaroh (ro’is amm) yang bertanggung jawab atas

 berlangsungnya agenda musyawaroh pada malam hari.37

Pada bulan Rabi’ul Awwal, dalam rangka menyambut

  peringatan maulid Nabi SAW, seksi pendidikan berkordinasi

dengan seksi keamanan menyiapkan agenda besar tersebut dengan

dibantu oleh dewan pembimbing dan masyarakat sekitar. Peringatan

Maulid Nabi SAW di pesantren ini dilaksanakan setiap tanggal 23

Rabi’ul Awwal.

Memasuki awal bulan Rabi’ul Akhir, para pengurus melakukan

rapat dwi wulan I. salah satu hal yang dirapatkan di sampingmengenai pelaksanaan kegiatan selama di pesantren, juga

menyiapkan agenda khaul KH. M. Arwani Amin pada tanggal 18

Rabi’ul Akhir. Khusus untuk mengenai khaul ini dilaksanakan

secara serentak bersama-sama di pesantren Yanbu’ pusat beserta

dengan cabang-cabang pesantren yang lain.

Bulan Jumadil Ula, program pesantren hanya mengadakan

 bahtsul masa’il yang dimaksudkan untuk mengembangkan potensi

santri-santri dalam hal menganalisa segala macam problematika

yang ada di masyarakat. Bahtsul masa’il ini dilakukan secara

internal pesantren sendiri dengan tujuan ruang lingkup pembahasan

tidak terlalu melebar dan kapasitas santri yang belum melampaui.

Demikian, pada bulan Jumadil Akhir pun selain aktifitas rutin

keseharian, program yang dilaksanakan pengurus hanya melakukan

rapat dwi wulan II.

37 Disarikan dari program kerja pengurus PP. MUSYQ Kwanaran Kajeksan Kota Kudus masa

 bhakti 1431-1432 H.

Page 105: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 105/215

 

92

Pada bulan Sya’ban di pesantren ini mengadakan persiapan

  peringatan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW yang akan

dilaksanakan pada tanggal 14 Sya’ban. Setelah itu, di samping

kegiatan sekolah yang tidak terlalu padat, maka pada akhir bulan ini

 para pengurus beserta santri lainnya mengadakan agenda ziarah dan

wisata bersama-sama. Ini dimaksudkan sebagai hiburan ditengah

kegiatan pesantren yang begitu padat.

Sementara pada bulan Romadlon, disamping mengadakan

  persiapan mengenai jadwal puasanan di pesantren tersebut juga

diselenggarakan rapat pleno I. setelah itu mengadakan peringatan

  Nuzulul Qur’an pada tanggal 23 Romadlon. Dan pada bulanDzulqo’dah mengadakan rapat pleno II untuk mempersiapkan

agenda bahtsul masa’il pada bulan tersebut. bahtsaul masa’il ini

untuk kedua kalinya dilaksanakan secara intern yang sebelumnya

diadakan pada bulan Jumadil Ula.38

Sebagai sarana untuk mengaktualisasikan diri terhadap

masyarakat, maka pada bulan Muharram mengadakan pengajian

dialogis yang dilaksanakan oleh para santri dengan diikuti oleh

masyarakat sekitar. Hal ini dimaksudkan untuk membuat

komunikasi santri dan masyarakat tidak terputus.

Dan pada bulan Shaffar yang merupakan masa akhir-akhir 

tahun pelajaran ini diadakan sidang pleno untuk yang kedua

kalinya, rapat pra LPJ dan sampai pada waktunya pelaporan LPJ

  pada tanggal 13 Shaffar. Karena kepengurusan sudah berakhir,

38 Disarikan dari program kerja pengurus PP. MUSYQ Kwanaran Kajeksan Kota Kudus masa

 bhakti 1431-1432 H.

Page 106: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 106/215

 

93

maka dibentuklah kepengurusan baru setelah itu, yakni pemilihan

ketua pondok dan beserta para pengurusnya.39

c. Pesantren Raudlatuth Tholibin

1) Sistem Organisasi Pesantren

Pesantren yang didirikan oleh KHR. Asnawi ini sampai

sekarang kurang lebih sudah berjalan selama 84 tahun. Secara

historis, pesantren ini yang dikenal oleh masyarakat Kudus sebagai

  pesantren Bendan dulu pernah menemukan puncak kejayaannya

semasa diasuh langsung oleh KHR. Asnawi sendiri. Figur kyai

dalam konteks pesantren demikian sangat menentukan maju dan

mundurnya sebuah pesantren. Para santri dulu berbondong-bondongmondok  di pesantren salah satu pendiri jam’iyah NU ini karena

melihat sepak terjang kyainya dalam melawan penjajah. Kyai yang

semasa hidupnya sempat mangharamkan pemakaian dasi, sepatu

dan lain sebagainya yang digunakan oleh penjajah Belanda ini

fokus perhatiannya adalah pada ilmu tauhid dan fiqih. Di samping

itu beliau juga aktif membaca kitab hadits di masjid Al-Aqso

Kudus.

Setelah KHR. Asnawi wafat pada tahun 1959, menurut

  penuturan dari sebagian santri pesantren Bendan mengalami

kemerosotan kepemimpinan. Figur yang diidolakan telah tiada dan

akhirnya reorganisasi pesantren semakin mengkhawatirkan.

Peninggalan berharga KHR. Asnawi antara lain berdirinya

madrasah Qudsiyyah yang sampai sekarang telah melahirkan

  banyak tokoh masyarakat, baik Kyai, Ustadz, Doktor maupun

Profesor. Sementara yang peninggalan khusus bagi pesantren

39 Disarikan dari program kerja pengurus PP. MUSYQ Kwanaran Kajeksan Kota Kudus masa

 bhakti 1431-1432 H.

Page 107: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 107/215

 

94

adalah sholawat Asnawiyah yang sampai sekarang dilanggengkan

  pembacaannya oleh para santri. Meskipun demikian, ternyata

sholawat ini telah merambah ke sebagian besar masyarakat

Kudus.40

Kini, pucuk kepemimpinan pesantren KH. Moch Hafidz

Asnawi yang masih tedapat keturunan dari KHR. Asnawi sendiri.

Secara struktural, sistem organisasi yang ada di pesantren Bendan

di bimbing oleh empat Ustadz, yakni Ustadz Abdi Wahab, Ustadz

Abdi Ru’yat, Ustadz Abdi Wahib, dan Ustadz Mas’ud. Sementara

  pengurus hariannya terdapat lima santri yang dikomandoi oleh

Moch. Ni’am Khumaedi. Di samping itu juga telah dibentu seksi-seksi yang bertugas sesuai dengan tugasnya masing-masing.

Diantaranya adalah seksi keamanan dan ketertiban, seksi

 pendidikan dan seksi kebersihan.

Tidak seperti PTYQ maupun MUSYQ, pesantren Bendan

dalam hal kinerja organisasi masih terbilang secara manajemen di

 bawah mereka. Di samping faktor kuantitas santri yang tidak begitu

  banyak, SDM mereka juga belum mencukupi. Berbeda halnya

dengan pesantren MUSYQ, meskipun semua santri sekolah di

madrasah formal, namun kegiatan pesantren pun tetap jalan dengan

  baik. Sementara di pesantren Bendan, menurut pengakuan Hadie

Putro, salah satu santri pesantren Bendan yang selalu menggugah

minat para pengurus sendiri untuk membenahi sistem organisasi

yang telah terbentuk. Ia menyesalkan ketika sebuah kepengurusan

selalu saja seperti dulu-dulunya tidak ada hasilnya sama sekali.41

 40 Hasil wawancara dengan KH. Moch. Khafidz Asnawi pengasuh PP. Roudlatuth Tholibin

Bendan Kerjasan Kota Kudus pada tanggal 20 Januari 2011.

41 Hasil wawancara dengan Hadie Putro santri PP. Roudlotuth Tholibin pada tanggal 22 Maret

2011

Page 108: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 108/215

 

95

Sebenarnya secara prosedur sebuah kepengurusan secara teknis

kinerja masing-masing sudah dijelaskan terlebih dahulu. Seperti

seksi pendidikan yang bertugas mengkordinir semua kegiatan

  pesantren, mengkordinir pembacaan al-Barjanji, menggantikan

ustadz bila berhalangan hadir. Begitu juga seksi keamanan yang

secara tegas bertugas sebagai pengontrol kegiatan jam wajib

  pondok dan santri selama di pesantren yang tentunya selain jam

sekolah. Selain itu juga seksi keamanan menegakkan undang-

undang yang berlaku di pesantren dan sebagai kordinator santri

dalam berjama’ah, pembacaan wirid, dan rotib.42

Realitas yang nampak pada pesantren Bendan jika dipandangdari sistem organisasinya belum ditemukannya sistem yang sesuai

dengan karakter dan watak santri-santri pesantren tersebut. hal ini

  berdasar pada pengakuan Hanif Asmar Nasution yang peneliti

temui di aula pesantren yang menuturkan bahwa peraturan sudah

sering dibuat, ditambah, dikurangi dan ditekan, namun hasilnya pun

tak mampu merubah karakter santri-santri Bendan. Oleh karena itu,

 perlu dilakukan pengawasan secara intens dalam mengawasi sikap

dan perilaku para santri.43

2) Kegiatan Pesantren

Di bandingkan dengan pesantren yang lain, pesantren Bendan

tergolong sedikit dalam manajemen kegiatan santri setiap harinya.

Dimulai dari pagi jama’ah shalat shubuh kemudian dilanjutkan

dengan pembacaan wirdullathif  bersama-sama di aula pesantren dan

disambung dengan wiridan surat al-Kahfi sampai sekitar pukul

42 Sumber dari tata kerja pengurus PP. Roudlotuth Tholibin Bendan Kerjasan Kota Kudus masa

 bhakti 1431-1432 H.

43 Hasil wawancara dengan Mushoniful Hanif santri PP. Roudlotut Tholibin pada tanggal 22

Maret 2011

Page 109: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 109/215

 

96

06.00 pagi. Setelah itu para santri menghabiskan waktunya di

sekolah masing-masing sampai maksimal pukul 14.00. Itu pun jika

tidak santri yang main ke tempat lain yang tidak langsung pulang ke

 pesantren.

Sehabis pulang dari sekolah rutinitas yang dilakukan adalah

  jama’ah ashar dan setelah itu piket. Bagi yang tidak piket

mengerjakan tugas yang lain yang bisa dikerjakan. Begini tiap

harinya karena rutinitas pesantren, seperti pembacaan kitab dan lain

sebagainya itu dimulai sehabis shalat maghrib sampai selesai.

Untuk kegiatan habis maghribnya adalah pengajian kitab, yasin

dan tahlil. Untuk kitab yang dibaca disini antara lain kitab FathulQorib, Ta’lim Muta’allim, Irsyadul Ibad, dan lain sebagainya.

Untuk Fathul Qorib dan Ta’lim biasanya di baca oleh KH. Khafidz

sendiri, sedangkan yang Irsyadul Ibad dibaca oleh Ustadz Abdi

Wahab. Pengajian berlangsung singkat hanya sampai waktu isya’

tiba kemudian dilanjutkan dengan shalat jama’ah bersama-sama dan

setelah itu istirahat sampai pukul 20.00 WIB.

Pada pesantren Bendan ini untuk mengklasifikasikan jenis

santri sesuai dengan kemampuan dan tingkatannya sudah di bagi

menjadi kelas takhassus I, II, dan III. Pengajian kelas ini

dilangsungkan dari pukul 20.00 – 20.45 WIB. Di mana setiap

kelasnya sudah ditentukan kitab-kitabnya masing-masing.

Bagi jenjang takhasus I kitab yang dipelajari memuat kitab

Akhlak Lil Banin juz I bidang akhlak, Safinah an-Najah bidang

fiqih, Targhib wa Tarhib bidang hadits, Aqidatul Awam bidang

tauhid, Syifa’ul Jinan bidang tajwid, Khulasoh Nurul Yaqin bidang

tarikh, Qowa’id al-I’lal pada bidang I’lal, Jurumiyah bidang nahwu,

dan Amtsilah al-Tashrifiyyah pada bidang shorof.

Page 110: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 110/215

 

97

Sedangkan jenjang takhasus II tidak berbeda jauh, hanya

 berbeda pada bidang fiqih, tauhid dan tajwidnya. Pada takhasus II

ini bidang fiqihnya mempelajari Sulam Taufiq, bidang tauhidnya

Durusul Falaqiyyah juz 1-2, dan bidang tajwidnya mempelajari

Hidayatul Mustafid. Begitu juga pada jenjang Takhasus III jenis

kitabnya sama dengan apa yang dipelajari pada Takhasus II.44

Meskipun demikian, sebenarnya dari tahun ke tahun pesantren

Bendan sudah menunjukkan peningkatan dari sebelumnya. Hal ini

sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Buya (panggilan KH.

Khafidz) pada saat peneliti temui di ndalem yang mengatakan

  bahwa ciri khas dari pesantren Bendan kini giat dalammeningkatkan pembacaan rotib-rotib dan sholawat Asnawiyah.

45

3. Kurikulum

a. Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an (PTYQ) Pusat

Peraturan yang sangat ketat dan kegiatan yang padat menjadi ciri

khas dari pesantren. Kegiatan belajar mengajar secara formalitas

dimulai sejak subuh hingga menjelang malam. Ketika rutinitas dimulai

dengan setoran hafalan pada KH. Mc. Ulin Nuha Arwani yang dimulai

dari ba'da Subuh bagi para khotimin yaitu santri yang telah mengikuti

ujian akhir/masalan. Sementara bagi santri yang sudah menyetorkan

hafalan minimal 20 juz kepada KH. Ulil Albab Arwani

Selanjutnya jam wajib madrasah pagi. Kegiatan ini dimulai dari

 pukul 08.00 hingga pukul 11.00 WIB. Di ampu oleh ustadz yang telah

ditunjuk dan dilaksanakan di kelas sesuai dengan tingkatannya

44 Dokumen kegiatan PP. Roudlatuth Tholibin Bendan Kerjasan Kota Kudus yang peneliti

 peroleh pada tanggal 21 Januari 2011.

45 Hasil wawancara dengan KH. Moch. Khafidz Asnawi pengasuh PP. Roudlatuth Tholibin

Bendan KerjasanKudus pada tanggal 20 Januari 2011.

Page 111: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 111/215

 

98

masing-masing. Penentuan jenjang kelas didasarkan pada jumlah juz

yang telah disetorkan kepada KH. Ulil Albab Arwani.46

Adapun materi pelajaran yang diajarkan adalah sebagaimana tabel

di bawah ini:

Tabel 3.2.

Daftar Mata Pelajaran PTYQ Kajeksan Kudus

a. Al-Qur’an 30 Juz

1. Hafalan

2. Tajwid

3. Makhroj

4. Ilmu Tafsir  b. Al-Qur’an dengan Qiro’ah Sab’ah

1. Hafalan

2. Tajwid

3. Makhroj

c. Ilmu Syari’ah

1. Haqq al-Tilawah (ilmu tajwid)

2. Al-Tibyan fi Adab Hamalat al-Qur’an (ilmu al-Qur’an)

3. Faidl al-Barakat fi Sabil al-Qira’at (ilmu tajwid)

4. Al-Itqon fi Ulum al-Qur’an (ilmu al-Qur’an)

5. Tafsir al-Jalalain (ilmu tafsir)

6. Kasyifah al-Saja (ilmu fiqih)

7. Bidayah al-Hidayah (ilmu akhlak)

8. Nasha’ih al-Ibad.(ilmu akhlak).47

Dari sejumlah komponen pelajaran di atas, implementasinya

tergantung dari tingkat keahlian dari santri. Bagi santri yang masih

46 Hasil Wawancara dengan Ahmad Chasan sekretaris PP. Tahfidz Yanbu’ul Qur’an pusat

Kajeksan Kota Kudus pada tanggal 19 Januari 2011.

47 M. Nadjib Hassan, et. all, Profil Pesantren, hlm. 173.

Page 112: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 112/215

 

99

 pemula, maka diajurkan duduk di kelas persiapan A yang mempelajari

makhroj, tahsin dan bin nadhor. Selanjutnya jika agak lebih mahir,

maka bisa beranjak pada jenjang berikutnya, yaitu kelas persiapan B

yang ditargetkan mampu menghafal al-Qur’an dari juz 1 – 8.

Sementara santri yang sudah lebih menghafal dari 8 juz ke atas,

maka naik tingkat ke kelas 1 yang harus menghafal al-Qur’an juz 9 – 

14. Kemudian bagi santri yang sudah mengantongi juz 15 – 23 naik 

  jenjang pada tingkatan kelas 2. Selanjutnya bagi santri yang sudah

hafal juz 23 – 30, maka ia berhak lulus dari kelas 3. Dan tingkatan

terakhir yakni kelas mudarosah yang diperuntukkan bagi santri yang

sudah khatam dan sudah lulus tes kelas yang mampu membaca al-Qur’an 30 juz bil ghaib.

48

Dengan adanya ketentuan ini yang disesuaikan dengan kelas dan

kemampuan masing-masing santri, kurikulum pesantren PTYQ dapat

dijalankan dengan baik. Meskipun jika diamati perilaku masing-

masing santri sebagian ada yang masih merasa keberatan, bahkan

sebagian juga mengalami kendala kesulitan untuk naik tingkat pada

 jenjang selanjutnya. Hal ini disebabkan karena metode menghafalnya

yang masih terkesan manual. Oleh karena itu, perlu diadakan

terobosan baru tentang metode menghafal yang secara teknis dapat

mempermudah hafalan para santri.

 b. Pesantren Yanbu’ul Qur’an MUSYQ Lil Banin

Semua santri yang tercatat di pesantren MUSYQ Lil banin hampir 

semua merangkap sekolah di Madrasah TBS pada pagi harinya. Oleh

sebab itu, rangkaian kurikulum di pesantren ini pun menyesuaikan

dengan kegiatan yang ada di madrasah tersebut.

48 Profil pondok PTYQ pusat Kajeksan Kota Kudus yang peneliti peroleh pada tanggal 20

Januari 2011.

Page 113: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 113/215

 

100

Pemaparan di bawah ini tidak bermaksud untuk menjelaskan

kurikulum yang ada di madrasah TBS, melainkan tertentu pada

kurikulum pesantren meskipun masih dalam satu manajemen yakni

manajemen Yayasan Arwaniyah. Oleh karenanya, kegiatan pesantren

dilaksanakan pada sore harinya dan malam hari.

Adapun materi pelajaran yang diajarkan adalah sebagaimana tabel

di bawah ini:

Tabel 3.3.

Daftar Materi Pelajaran Pesantren MUSYQ Kwanaran Kudus

a. Al-Qur’an

1. Seni baca Al-Qur’an2. Musyafahah Al-Qur’an

3. Khataman Al-Qur’an

4. Ilmu Tafsir 

a. Ilmu Syari’ah

1. Ta’lim al-Muta’allim (ilmu akhlak)

2. Sullam al-Taufiq (ilmu fiqih)

3. Fath al-Qorib al-Mujib (ilmu fiqih)

4. Fath al-Mu’in (ilmu fiqih)

5. Tahrir (ilmu fiqih)

6. Minhaj al-Qowim (ilmu fiqih)

7. Mudzakiroh (ilmu tajwid)

8. Al-Jurumiyyah (ilmu alat)

9. Syarh ‘Ibn ‘Aqil ‘Ala Alfiyah Ibn Malik (ilmu alat)

10.Jauhar al-Maknun (ilmu balaghoh)

 b. Pengajian Ekstra

1. Simthut Duror 

2. Adz-Dziba’

3. Al-Barjanji

Page 114: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 114/215

 

101

4. Taqror Alfiyah

5. Sorogan kitab kuning

6. Musyawaroh kitab

7. Mukhafadzoh Alfiyah

8. Pengajian dialogis fiqh ubudiyyah

9. Pengajian yasin dan tahlil

10.Bimbingan belajar (6 MTs dan 9 MA)49

Dari pelajaran yang dipaparkan di atas, pesantren MUSYQ

memang dengan sengaja memadatkan jam pelajaran, khususnya pada

  pengajian kitab-kitab salaf karena di waktu pagi para santri sudah

mendapat materi umu di madrasa. Sehingga di pesantren hanyasebagai suplemen pengetahuan atau sebagai penyeimbang bagi

 pengetahuan santri.

Kebijakan diatas tidak mengurangi prioritas pihak pesantren untuk 

tetap fokus pada pengajaran agama dengan menekankan pada aspek 

faqih dalam amaliyah. Maka tidak heran komposisi kitab fiqih

diperbanyak. Di samping itu juga diadakan pengajian dialogis

mengenai masalah fiqih ubudiyyah menyangkut tentang pemahaman

santri terhadap teks-teks fiqih yang telah mereka pelajari di pesantren.

Dalam upaya menuju pada visi pesantren yang telah ditetapkan,

yakni fashih dalam tilawah dan faqih dalam amaliyah, maka dengan

sengaja kurikulum pesantren ini mengkombinasikan antara ilmu al-

Qur’an dan ilmu-ilmu syari’at. Upaya ini juga diimbangi dengan

materi pelajaran Alfiyah untuk memberi bekal terhadap para santri

untuk memahami teks-teks kitab kuning yang tiap-tiap harinya

dipelajari oleh santri.

 49 M. Nadjib Hassan, et. all, Profil Pesantren, hlm. 176.

Page 115: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 115/215

 

102

c. Pesantren Raudlatuth Tholibin

Secara umum, pesantren ini termasuk lembaga pendidikan Islam

yang memberikan pengajaran ilmu syari’ah yang pada

implementasinya dilakukan dengan pelaksanaan pengajian kitab yang

dilaksanakan setiap ba’da maghrib hingga Isya’ dan mengaji al-Qur’an

setiap ba’da shubuh.50

Adapun materi pelajaran yang diajarkan adalah sebagaimana tabel

di bawah ini:

Table 3.4.

Daftar Mata Pelajaran Pesantren Roudlatuth Tholibin

Kerjasan Kudusa. Al-Qur’an

1. Tajwid

2. Mudarosah

 b. Ilmu Syari’ah

1. Al-Jurumiyyah (ilmu alat)

2. Al-Amtsilah al-Tashrifiyyah (ilmu alat)

3. Fath al-Qorib al-Mujib (ilmu fiqih)

4. Majmu’ al-Ahkam al-Syar’iyyah (ilmu fiqih)

5. Sullam al-Taufiq (ilmu fiqih)

6. Syu’ab al-Iman (ilmu tauhid)

7. Tijan al-Durari (ilmu tauhid)

8. Ta’lim al-Muta’allim (ilmu akhlak)

9. Al-Ushfuriyyah (ilmu akhlak)

10.Bidayah al-Hidayah (ilmu akhlak)

c. Pengajian Ekstra

1. Pembacaan surat al-Kahfi setiap malam jum’at

 50 M. Nadjib Hassan, et. all, Profil Pesantren, hlm. 163.

Page 116: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 116/215

 

103

2. Al-Barjanji

3. Pengajian yasin dan tahlil

4. Khitobah setiap malam jum’at

5. Mukhafadzoh surat-surat pendek 

d. Ilmu Hikmah

1. Sholawat Asnawiyah

2. Syi’ir nasihat KHR. Asnawi

3. Rotib lil-Imam Umar Abdurrohman al-Atthos

4. Rotib Al-Syahir lil-Imam al-Habib Abdillah bin Alwi Al-

Haddad

5. Wirid al-Lathif lil-Imam Abdillah bin Alwi al-Haddad6. Wirid al-Imam Ali bin Abi Bakar Al-Syaqofi.

51

Kurikulum pesantren Roudlatuth Tholibin ini pada mulanya

menekankan pada pengajaran ilmu-ilmu syari’at, terutama ilmu tauhid.

Hal ini merupakan peninggalan dari KHR. Asnawi yang memang dari

segi keahlian kapabel mengenai ketauhidan. Namun, kurikulum

 pesantren ini semenjak diasuh oleh KH. Moch. Khafidz Asnawi terjadi

  penambahan pelajaran, yakni mengenai ilmu hikmah yang bertujuan

untuk membina akhlak para santri.

Terbilang cukup banyak ilmu-ilmu hikmah yang diajarkan pada

  pesantren ini. Bahkan sholawat, rotib dan wirid di atas menjadi

kegiatan harian yang dilakukan oleh para santri. Meskipun begitu,

sebenarnya yang menjadi penekanan pihak pesantren adalah terutama

  pembacaan syi’iran nasihat KHR. Asnawi. Syi’iran nasihat ini bagi

  pesantren Bendan secara khusus dan bagi masyarakat Kudus secara

umum mempunyai nilai historis yang mendalam. Degradasi moral

yang terjadi saata itu ditentang oleh KHR. Asnawi melalui syi’iran ini.

51 M. Nadjib Hassan, et. all, Profil Pesantren, hlm. 163.

Page 117: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 117/215

 

104

nasihat-nasihat lunak mengenai kemuliaan manusia, sifat-sifat kotor 

manusia yang menjadi penghalang dirinya dengan Tuhan-Nya, dan

lain sebagainya. Bahkan KHR. Asnawi dalam syi’iran ini tidak ridlo

  jika ada keluarga dan santri ada yang merokok bagi laki-laki, dan

susuran bagi santri perempuan. Hal ini dimaksudkan karena takut jika

mulutnya “ penceng ” dan perot ” dan “ susure ngelewer metu mecotot ”.

Untuk lebih jelasnya, pada lampiran akan dipaparkan teks asli dan

arti dari syi’iran nasihat KHR. Asnawi tersebut. Di jadikannya

syi’iran nasihat ini sebagai salah satu materi yang ditekan oleh

  pesantren Bendan menjadikan keunikan dan ciri khas tersendiri dari

  pada pesantren-pesantren lainnya di Kudus. Dalam pada itu,kandungan dalam syi’iran secara tersirat mencerminkan kepribadian

harapan KHR. Asnawi kepada santri-santrinya sampai ke generasi

sekarang dan selanjutnya.

4. Pola Pembelajaran

a. Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an (PTYQ) Pusat

1) Musyafahah ( face to face)

Dalam prakteknya metode ini dijalankan melalui tiga macam

cara, yakni :

- Ustadz membaca, santri mendengarkan dan sebaliknya,

- Ustadz membaca, santri cuma mendengarkan,

- Santri membaca, ustadz mendengarkan.

2) Resitasi

Metode resitasi dilakukan dengan memberikan tugas kepada

santri untuk menghafal beberapa ayat atau halaman mushaf sampai

 benar-benar hafal untuk kemudian dibacakan dihadapan guru pada

 pertemuan selanjutnya.

Page 118: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 118/215

 

105

3) Taqrir  

Merupakan metode yang cara kerjanya menghafal dengan cara

mengulang-ngulang, sebelum kemudian dibacakan di hadapan

guru.

4) Mudarasah

Adalah sebuah metode di mana semua santri menghafal secara

  bergantian dan berurutan (estafet ), satu santri menghafal

didengarkan santri lainnya, dan begitu seterusnya. Dalam

 prakteknya, metode ini dilaksanakan melalui beberapa cara, yakni

mudarasah ayatan (per ayat), per halaman (mushaf yang digunakan

adalah mushaf pojok, setiap pojok halaman adalah akhir ayat), dan perempatan (per seperempat juz).

52

 b. Pesantren Yanbu’ul Qur’an MUSYQ Lil Banin

1) Mbalah

Mbalah merupakan sebuah istilah di kalangan pesantren yang

  bermaksud untuk menamakan sebuah pengajian umum yang

diikuti oleh semua santri tanpa membedakan tingkatan kelas

  pendidikan formal mereka. Metode ini dilaksanakan hanya bagi

  pondok di mana para santrinya juga merangkap sebagai siswa/I

madrasah atau sekolah formal.

2) Musyafahah

Metode musyafahah bagi pondok MUSYQ ini diperuntukkan

  bagi santri yang mempelajari al-Qur’an. Tidak semua santri di

  pondok ini tertuntut untuk mempelajari al-Qur’an mengingat

  jadwal harian mereka sudah terpenuhi oleh kegiatan di madrsah

atau sekolah formal.

 52 M. Nadjib Hassan, et. all, Profil Pesantren, hlm. 173.

Page 119: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 119/215

 

106

3) Sorogan hafalan Alfiyah

Berbeda dengan pondok lain yang memberlakukan al-Qur’an,

  pondok MUSYQ ini melaksanakan sorogan bagi santri yang

menghafal nadhom Alfiyah Ibnu Malik (kitab nahwu dalam bentuk 

1002 bait sya’ir).

4) Musyawaroh

Metode ini digunakan dalam kegiatan kajian secara mendalam

terhadap permasalahan agama (masa’il diniyyah) dengan tema

yang sudah ditentukan sebelumnya.53

c. Pesantren Raudlatut Tholibin

1) SoroganMetode sorogan diterapkan pesantren Raudlatut Tholibin

dengan fokus pada kajian kitab-kitab tauhid dan fiqh sesuai dengan

tingkatannya masing-masing yang dilakukan sehabis maghrib.

2) Wetonan

Selain sorogan, metode wetonan pun juga diterapkan pada

hari-hari tertentu. Melihat kitab yang dibaca oleh pengasuh,

  pesantren ini melalui wetonan menekankan pada kajian fiqh

dengan dibacakannya kitab Fath al-Qorib.

5. Sistem Penyelenggaraan Pendidikan

a. Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an (PTYQ) Pusat

Dalam proses penyelenggaraan pendidikan, PTYQ belum

menyelenggarakan sistem madrasah secara formal, namun sudah

menerapkan sistem kelas sebagai sarana untuk untuk mencapai tujuan

yang dicapai. Sistem kelas yang dilaksanakan oleh PYTQ tergantung

oleh kompetensi para santri di bidang al-Qur’an. Untuk pemula

disiapkan kelas persiapan A dan B, selanjutnya masuk pada kelas 1, 2,

53 M. Nadjib Hassan, et. all, Profil Pesantren, hlm. 174.

Page 120: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 120/215

 

107

dan 3 serta sebagai penyempurnaannya dibuka kelas mudarosah bagi

 para khotimin.54

Sistem kelas yang diterapkan oleh PTYQ semata-mata untuk 

mempermudah para santri untuk memahami dan menghafal al-Qur’an

sehingga materi pelajaran diniyyah sebagaimana termuat di kitab-kitab

klasik belum diajarkan pada kelas-kelas tersebut. Bahkan menjadi

ekstra kurikuler dalam sistem pendidikannya. Pendidikan umum pun

sebagaimana yang sudah diterapkan oleh pendidikan formal belum

diterapkan.

Penyelenggaran pendidikan PTYQ meskipun sudah dilengkapi

dengan sistem klasikal, namun tidak memperbolehkan para santriuntuk mengikuti pendidikan formal yang ada di luar pesantren. Jam

keluar masuknya santri pun dibatasi dan oleh kalangan santri-santri

tertentu saja. Bagi santri yang tidak berkepentingan tidak boleh untuk 

keluar dari dari pesantren tanpa ijin dari pengasuh.55

 b. Pesantren Yanbu’ul Qur’an MUSYQ Lil Banin

Pesantren MUSYQ dalam penyelenggaraan pendidikannya

cenderung ingin menyeimbangkan antara pendidikan agama dengan

 pendidikan umum. Oleh karena itu, semua santri tidak terkecuali kalau

 pagi mengikuti madrasah formal sendiri, yakni TBS. Sedangkan sore

harinya mengikuti kegiatan pesantren. Kegiatan pesantren pun

menyesuaikan dengan kagiatan yang ada di madrasah.56

Dalam melaksanakan perannya, K.H. Arifin Fanani sebagai

  pengasuh di bantu K.H. Hasan Fauzi dan 9 ustadz pesantren, di

54 Profil pondok PTYQ pusat Kajeksan Kota Kudus yang peneliti peroleh pada tanggal 20

Januari 2011.55 Disarikan dari undang-undang tata tertib PTYQ pusat yang peneliti peroleh pada tanggal 20

Januari 2011.

56 Hasil observasi peneliti di PP. MUSYQ Kwanaran Kajeksan Kota Kudus pada tanggal 19

Januari 2011.

Page 121: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 121/215

 

108

antaranya Ustadz Subhan, Ustadz H. Amin Yasin, dan lain sebagainya.

Dengan jumlah santri pada tahun ini telah mencapai 204 santri dalam

sistem penyelenggaraan pendidikannya dilakukan secara klasikal

dengan cara membagi atau mengelompokkan santri berdasar tingkatan

kelas di madrasah TBS, yang biasanya mencapai 5 kelompok, dan

masing-masing kelompok di bimbing oleh seorang guru yang bisa

mengampu 3 mata pelajaran. Materi yang diberikan pun disesuaikan

dengan materi yang para santri peroleh dari madrasah.57

c. Pesantren Raudlatuth Tholibin

Sementara di pesantren Raudlatut Tholibin dalam sistem

  penyelenggaraan pendidikan memperbolehkan semua santri untuk mengikuti pendidikan formal di luar pesantren. Sebagaian besar para

santri yang ada di pesantren tersebut menjadi siswa di madrasah

Qudsiyyah dan sebagiannya yang lain ada di TBS, SMA 1 Kudus,

SMK Ma’arif, dan SMK al-Ma’ruf.58

Sebagai pengasuh, K.H. Moch

Hafidz Asnawi bersikap terbuka kepada semua santri mau mengikuti

  pendidikan formal di mana saja, asalkan setiap sore dan malamnya

tetap mengikuti kegiatan yang di laksanakan pesantren.59

Penyelenggaraan pendidikan di pondok ini, secara keilmuwan

cenderung menekankan pada aspek tauhid, fiqh, nahwu, shorf, dan

akhlak. Kitab-kitab salaf pun diajarkan di sana. Di antara berbagai fan

disiplin ilmu tersebut, sebagaimana apa yang diwariskan oleh

57

M. Nadjib Hassan, et. all, Profil Pesantren, hlm. 176.58 Hasil wawancara dengan Mas’ud, pengurus PP. Raudlatuth Tholibin pada tanggal 20 Januari

2011.

59 Hasil wawancara dengan K.H. Moch. Khafidz Asnawi, pengasuh PP. Raudlatuth Tholibin

 pada tanggal 20 Januari 2011.

Page 122: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 122/215

 

109

  pendahulunya, yakni KHR. Asnawi, lebih sangat menekankan pada

aspek akhlak dalam membina kepribadian santri.60

Penyelenggaraan pendidikan seperti di atas pada umumnya di

wujudkan dengan penekanan pada shalat berjama’ah. Wajib

hukumnya di pesantren ini untuk aktif melaksanakan jama’ah lima

waktu sehari semalam. Setelah jama’ah, wajib pula bagi santri untuk 

mengikuti membaca wirid dan rotib bersama pengasuh. Di antara jenis

wirid yang sangat di tekankan dan dilanggengkan adalah wirid al

Imam Ali bin Abi Bakar al-Shaqofy dan Wirid al-Lathif lil Imam

Abdullah bin Alawy al-Haddad. Sementara rotibnya memakai rotib

Al-Syahir lil imam al-Habib Abdillah bin Alawy al-Haddad dan rotibal-Imam Umar bin Abdurrohman al-Attos. Keempat jenis wirid dan

rotib tersebut secara bergiliran selalu di senandungkan oleh para santri

 bersama pengasuh selama habis shalat fardlu.61

D. Fenomena Kudus Sebagai Pesantren Terbuka

Bisa dikatakan sebagai sebuah pondok pesantren, menurut

Zamachsjari jika sudah memenuhi 5 unsur, yakni pondok, masjid, santri,

 pengajaran kitab-kitab Islam klasik, dan kyai. Berbagai tipologi pun disusununtuk melihat berbagai perkembangan yang muncul di dunia pesantren.

Tujuannya tidak lain untuk mengkategorisasikan jenis-jenis model pesantren

menurut tipenya sehingga mudah untuk diklasifikasikan. Masing-masing

kategori yang sudah terklasifikasi dimaksudkan untuk melihat realitas secara

objektif unsur-unsur apa dalam pesantren yang belum terpenuhi.

Dari 86 pesantren di Kudus, jika merujuk pada 5 unsur yang diuraikan

oleh Zamachsjari, maka tidak semuanya pesantren di Kudus dapat disebut

60 M. Nadjib Hassan, et. all, Profil Pesantren, hlm. 162-163.

61 Di sarikan dari kumpulan dokumen-dokumen penting PP. Raudlatuth Tholibin yang peneliti

 peroleh pada tanggal 21 Januari 2011.

Page 123: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 123/215

 

110

  pesantren. Meskipun begitu, banyak juga pesantren yang sudah memenuhi

unsur-unsur yang telah disebutkan. Kategori pesantren menurut jumlah santri

  biasanya terlaku dalam hal ini. Zamachsjari sendiri membagi jika jumlah

santri kurang dari 1.000 orang, maka tergolong pesantren kecil. Santri sekitar 

1.000 – 2.000 orang termasuk jenis pesantren menengah. Dan santri lebih dari

2.000 orang tergolong pesantren besar.62

Demikian, jika ditinjau dari jumlah

santrinya. Namun, bukan berarti banyaknya santri yang ada dalam sebuah

  pesantren, banyak juga memberikan pengaruh terhadap masyarakat sekitar.

Begitu juga sebaliknya, sedikitnya santri tidak berarti pengaruhnya sedikit

terhadap kondisi masyarakat.

Berbagai usaha serius dilakukan untuk mengkategorisasikan pesantrensecara maksimal, supaya semua jenis pesantren yang ada, baik dari yang kecil

sampai besar tergolong di dalamnya. Bukan hanya tipologi ari Kemenag RI,

Zamachsjari Dhofier, A. Qodri A.Azizy maupun dari Haidar Putra Daulay.

Masih banyak tipologi-tipologi yang lain yang tidak sempat dijelaskan dalam

skripsi ini. Usaha memberikan tipologi ini oleh para cendekiawan patut

dihargai dan harapannya dapat memberikan sumbangsih bagi perkembangan

 pesantren ke depan.

Dalam konteks pesantren Kudus, berdasar pada tipologi yang ada,

meskipun banyak pesantren-pesantren besar dan diasuh oleh kyai besar pula,

namun fenomena secara bersamaan mampu menunjukkan kebesaran kyai

namun tidak mempunyai pondokan. Tentu saja realitas ini tidak memenuhi

kriteria pesantren sebagaimana yang dikembangkan oleh Zamachsjari yang

terdiri dari 5 unsur tersebut. Kebesaran sosok kyai (bahkan dikatakan

kharismatik) ini banyak bermunculan di Kudus. Menurut data dari Central

Riset dan Manajemen Informasi Kudus, setidaknya nama-nama seperti K.H.

Sanusi (Alm), K.H. Abdul Djalil Hamid (Alm), K.H. Turaichan Adjhuri Es-

 62 Zamachsjari Dhofier, Studi Pandangan, hlm. 45.

Page 124: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 124/215

 

111

Syarofi (Alm), K.H. Ma’ruf Asnawi, K.H. Sya’roni Ahmadi adalah yang

sering disebut-sebut sebagai para ulama’ kharismatik yang memunculkan

fenomena pesantren terbuka.63

Para ulama di atas memilki basis santri yang tidak sedikit, baik dari

daerah sendiri maupun dari luar daerah. Pengajian yang diberikan pun lebih

  berkesan sehingga semakin menambahkan kecintaannya pada Islam. Unsur 

masjid, sebagai tempat ibadah yang juga sekaligus berfungsi sebagai basis

kegiatan dakwah menjadi nyata dan selalu lekat dengan kyai. Sebagaimana

K.H. Sya’roni Ahmadi, dan para pendahulunya memberfungsikan masjid Al-

Aqso Kudus sebagai tempat pengajian dan jenis dakwah yang lainnya.

Sementara pondokan, meski dalam konteks keumuman itu pentingadanya, apalagi jika melihat keadaan santri yang datang dari tempat yang

  jauh, namun jika melihat pada realitas pesantren terbuka ini, maka unsur 

 pondokan ini yang dapat pula dipandang sebagai hanya tempat tinggal santri

saja yang tidak mesti ada.

 ____________ 

 63 M. Nadjib Hassan, et. all, Profil Pesantren, hlm. 29.

Page 125: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 125/215

 

112

BAB IV

POTRET TIPOLOGI PONDOK PESANTREN

DALAM KONSTELASI PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM

Dalam rangka menjadikan pendidikan pesantren sebagai pendidikan alternatif,

tentu saja pesantren tidak boleh terbutakan oleh beragam persoalan yang saat ini

sedang menantang, bahkan mengancamnya. Sistem pendidikan yang masih belum

tertata rapi, penyempitan orientasi kurikulum, pola pembelajaran yang masih

konservatif, dan tantangan yang datang dari pendidikan formal masih saja terus

membayangi gerak lajunya pembaharuan pesantren. Sebagai lembaga pendidikan

  pendidikan Islam tertua, agaknya pesantren gelimpangan menghadapi berbagai  persoalan tersebut. Demikian, menjadikan respons pesantren masih cenderung

setengah hati dalam menyikapinya. Penerapan sistem madrasah dan perpaduan ilmu

agama dan umum menjadi contoh dalam hal ini yang pada realitanya ternyata

semakin mengaburkan nilai-nilai asasi yang selama ini dianutnya. Benarkah

demikian pada pesantren di Kudus? Berdasarkan hasil penelitian pada pembahasan

sebelumnya, maka di bawah ini secara objektif akan dianalisis kondisi pesantren yang

dimaksud.

 

A. Dinamika Pembaharuan Pesantren di Kudus

Sikap dunia pesantren dalam menghadapi perubahan bisa dikatakan

 bervariasi. Kenyataan ini ditunjukkan dari beberapa pesantren yang ada di Kudus

yang mengadakan pembaharuan, baik pada aspek sistem pendidikan, kurikulum,

  pola pembelajaran dan bahkan sebagian ada yang mampu meresponnya dengan

menyelenggarakan pendidikan formal di bawah naungan pesantren.

Masing-masing punya ukuran dan langkah tersendiri dalam menggapai

tujuan pendidikan sesuai dengan konsep yang telah ditetapkan oleh pesantren.

Sebagaimana yang telah dituturkan oleh Mahfud Junaedi, bahwa tidak ada konsep

Page 126: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 126/215

 

113

yang mutlak rasional yang dapat diterapkan di pesantren.1

Di samping faktor 

sejarah pertumbuhan yang berbeda-beda, hal ini disebabkan karena terdapat

keunikan tersendiri pada tubuh pesantren ini yang tidak didapati di lembaga

 pendidikan yang lain.

Misalnya, sejarah pertumbuhan Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an (PTYQ)

  pada awalnya diasuh oleh KH. M. Arwani Amin pada tahun 1942 hanya

  bermaksud mengadakan pengajian rutin di sebuah masjid, lalu akhirnya

  berkembang menjadi pesantren besar. Beda halnya dengan pesantren MUSYQ

yang pada awal berdirinya hanya diperuntukkan pada anak-anak usia 6-7 tahun,

namun antusias masyarakat yang kuat akhirnya dialih orientasikan bagi anak-anak 

yang masih menduduki jenjang pendidikan formal MTs – MA. Begitu juga pada  pesantren Roudlotut Tholibin yang pada sejarahnya menolak atas apa yang

ditawarkan oleh Barat (westernisasi), namun pada perkembangannya pesantren ini

sedikit mau berbenah diri dengan memberikan kebebasan pada santri untuk 

melanjutkan pendidikan formalnya pada sekolah-sekolah di luar pesantren dengan

syarat masih menetap di pondok.

Memang pada awalnya peran kyai pesantren menjadi sentral bagi poros

  pembaharuan yang berlangsung, karena disamping kharisma yang begitu kuat,

dalam hal ini pesantren juga mengajarkan ilmu thariqat dalam membimbing

masyarakat menuju kebahagiaan akhirat. Di bukanya pendidikan formal pun turut

mendukung pendidikan santri yang bukan hanya ahli dalam bidang agama saja,

melainkan juga pengetahun umum pun para santri diharapkan mampu

menguasainya.

Kebesaran pondok Yanbu’ul Qur’an yang mampu membuka cabang-cabang

itu juga peran dari kepemimpinan kyai. Dalam sejarahnya, KHM. Arwani

merupakan ketua Thariqat Mu’tabaroh Nahdliyin yang Thariqat Khalidiyyah. Oleh

1 Mahfud Junaedi,  Ilmu Pendidikan Islam : Filsafat dan Pengembangan, (Semarang : RaSAIL

Media Group, 2010), cet. I, hlm. 169.

Page 127: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 127/215

 

114

karena itu, perkembangan pesantren selama ini juga mendapat dukungan penuh

dari jama’ah thariqat tersebut. begitu juga dari pesantren Roudlatuth Tholibin

Bendan yang mendapat dukungan dari pesantren Sarang karena sebagian besar 

 pengurus dan pengasuhnya sendiri berasal dari pondok Sarang tersebut.

Keseimbangan antara ilmu agama dan ilmu umum ini sejatinya bukan

menunjukkan ada dikotomi keilmuwan santri pesantren, melainkan membuktikan

 pesantren tidak lagi lembaga tradisional, kolot, dan resisten terhadap perkembanga

dan perubahan. Ia bukan lagi lembaga pendidikan yang terisolasi dari lembaga

  pendidikan nasional, melainkan turut mendukung apa yang menjadi tujuan

  pendidikan tersebut. Hal ini menujukkan sistem pendidikan yang asalnya

sentralistik menjadi desentralistik melihat kebutuhan masyarakat yang sedang  berkembang. Sehingga pengembangan dan pembaharuan pengajaran dan

  pendidikan pesantren tidak lagi bergantung pada kerelaan sang kyai, akan tetapi

melihat kebutuhan dan realitas yang ada di masyarakat.

Demikian, perbedaan pada tubuh pesantren ini secara bersamaan ternyata

menunjukkan sistem yang digunakan pada sebuah pesantren juga diterapkan di

 pesantren lain. Maka, untuk menggolongkan sikap kebanyakan pesantren tersebut

sangatlah sulit. Dinamika pembaharuan pesantren pun tak dapat dihindari karena

tidak adanya parameter yang jelas dan baik dalam menjawab pola pembaharuan

masing-masing pesantren. Hal ini semakin menguatkan  statement  mengenai

keunikan pesantren sebagai subkultur tanpa kehilangan watak adaptif dan

dinamisnya dengan dunia luar.

Di antara keunikan yang muncul pada pesantren di Kudus antara lain :

- Kapasitas pesantren tradisional salafiyah, namun mampu menyelenggarakan

 pendidikan formal dimana-mana sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Hal

ini terbukti oleh apa yang dilakukan PTYQ pusat.

- Semangat egaliterian yang bernafaskan pendidikan Qur’anic, seperti PTYQ

  pusat yang sistem pendidikannya kurang lebih selama 38 tahun yang

melandaskan pada al-Qur’an Surat Al-Isra’ : 90.

Page 128: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 128/215

 

115

- Sistem komunikasi antar pesantren masih kuat, terbukti dengan penamaan

 pesantren MUSYQ dari nama pesantren MUS di Sarang.

- Sebagian besar pesantren masih menghidupkan nilai-nilai lama pesantren,

seperti kemandirian, kesederhanaan, dan keikhlasan.

- Hubungan kyai-santri yang terbilang cukup akrab sehingga kebanyakan kyai

sudah menganggap santrinya adalah anak sendiri, begitu juga sebaliknya.

Pesantren yang pada awalnya hanya memberikan pendidikan trio-ilmu

agama (arab, tauhid dan fiqih) saja dan masih berupa halaqoh-halaqoh, kini

tumbuh dan berkembang beriringan dengan kebutuhan masyarakat. Uniknya,

  perubahan yang terjadi tidak mengubah tujuan awal pesantren sebagai lembaga

 pendidikan Islam tradisional yang tetap mengajarkan ilmu-ilmu salaf. Pada garis besarnya, beberapa pesantren di Kudus sudah menunjukkan pola pembaharuan dan

menemukan hakikatnya sesuai yang dikehendaki.

Dinamika pada tubuh pesantren Kudus jika diadakan penelusuran lebih

lanjut, maka akan ditemukan orientasi pendidikan perspektif pembaharuan. Di

antara orientasi tersebut menurut peneliti adalah :

1. Sistem Pendidikan Sepanjang Waktu ( Full Day Learning )

Paradigma pendidikan pesantren yang telah terbangun sejak abad

  pertengahan, dengan mengkaji dan mempelajari teks-teks keagamaan dengan

metode hafalan, bersifat mekanis, mengutamakan pengkayaan materi, sudah

harus ditinggalkan untuk menuju paradigma baru pendidikan. Perlu dimengerti

  bahwa pendidikan pesantren bukan hanya kegiatan untuk mewariskan harta

kebudayaan dari generasi terdahulu kepada generasi penggantinya yang hanya

memungkinkan bersifat reseptif, pasif, menerima begitu saja. Akan tetapi

 pendidikan pesantren harus berusaha mengembangkan dan melatih para santri

Page 129: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 129/215

 

116

untuk lebih bersifat direktif, mendorong agar selalu berupaya maju, kreatif dan

 berjiwa membangun.2

Pendidikan pesantren di Kudus sudah berorientasi kepada pembangunan

dan pembaruan, pengembangan kreativitas, intelektualitas, keterampilan,

kecakapan penalaran yang dilandasai dengan “keluhuran moral” dan

“kepribadian”, sehingga pendidikan tersebut akan mampu mempertahankan

relevansinya di tengah-tengah laju pembangunan dan pembaharuan paradigma

sekarang ini. Harapan yang akan diwujudkan, pesantren akan melahirkan

manusia yang belajar terus (long life education), mandiri, disiplin, terbuka,

inovatif, mampu memecahkan dan menyelesaikan berbagai problem kehidupan

serta berdayaguna bagi kehidupan dirinya dan masyarakat karena pada prinsipnya belajar di pesantren adalah cerminan dari pola pendidikan sepanjang

waktu.

Sebagaimana peran PTYQ pusat yang dilengkapi geduang aula sebagai

tempat belajar dengan koleksi kitab 150 eksemplar mencoba mengarahkan,

membimbing, dan mendidik para santri untuk terus belajar kapan pun dan di

manapun. Tak ubahnya untuk menuju pada tujuan tersebut dibentuklah sebuah

organisasi yang bertugas menjaga kestabilan pendidikan pesantren. Organisasi

PYYQ pusat ini di asuh langsung oleh KH. Mc. Ulin Nuha Arwani, beserta

 para kyai lainnya yang bertindak sebagai dewan pimpinan. Pengurus harian pun

disusun untuk melengkapi kinerja pesantren. Selanjutnya departemen-

departemen pun dibentuk sesuai dengan bidang dan ketegori kerjanya masing-

masing.

Di antara departemen yang dimaksud pada PTYQ pusat adalah bidang

  pendidikan, jam’iyah, keamanan, koperasi, pembangunan, kebersihan dan

konsumsi. Masing-masing departemen bertugas sesuai dengan tata kerja yang

2 Dwi Priyanto,  Inovasi Kurikulum Pesantren : Memproyeksikan Model Pendidikan Alternatif Masa Depan, Jurnal Studi Islam dan Budaya STAIN Purwokerto (vol. IV, No. 1, Januari/ 2006), hlm.

1

Page 130: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 130/215

 

117

sudah disepakati. Departemen pendidikan misalnya, bertugas sebagai

kordinator seluruh kegiatan pesantren yang seharusnya menjadi tanggung jawab

kyai, seperti pengajian bandongan, sorogan, mudarosah, sima’an masal, dan

lain sebagainya.3 Begitu juga pada pesantren MUSYQ dan Roudlatuth Tholibin,

susunan organisasi sudah dirancang semaksimal mungkin dalam upaya meng-

cover semua kegiatan pondok agar berjalan optimal.

Mencermati hal di atas, sebagaimana asumsi banyak pihak yang

menuduhkan jika bentuk pendidikan pesantren yang hanya mendasarkan pada

kurikulum “salafi” dan mempunyai ketergantungan yang berlebihan pada kyai

tampaknya akan mengarah pada pemahaman Islam yang parsial karena Islam

hanya dipahami dengan pendekatan normatif semata. Belum lagi output (santri)yang tidak dipersiapkan untuk menghadapi problematika modern, mereka

cenderung bersikap pragmatis dari perkembangan yang ada. Namun, tidak 

 begitu adanya ketika melihat orientasi pendidikan pesantren yang ada di Kudus.

Sistem pendidikan yang ditanamkan, meski sebagian pesantren sudah

menerapkan kurikulum nasional sebagai inti dari pembelajarannya, namun ia

tidak meninggalkan nilai-nilai yang ada pada tubuh pesantren.

Meskipun sudah menerapkan pelajaran umum, namun sistem pendidikan

  pesantren di Kudus nampaknya tetap menjaga prinsip-prinsip pendidikan

 pesantren yang selama ini dipegang teguh. Hubungan antara kyai-santri masih

terbilang akrab sehingga memudahkan untuk menerapkan proses pembelajaran,

kepatuhan santri pun tidak perlu diragukan lagi, kehidupan sederhana dan

kebersamaan yang berorientasi pada kemandirian masih diterapkan,

kedisiplinan yang tinggi dan keprihatinan para santri yang direalisasikan

dengan tirakat di pesantren pun masih diakui sebagai upaya untuk memperoleh

ilmu yang manfaat dan barokah.

 3 Di sadur dari brosur struktur kepengurusan PP. Yanbu’ul Qur’an pusat. masa bhakti tahun

1430 – 1431 H

Page 131: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 131/215

 

118

Jika kenyataannya demikian, pesantren pada tipe pertama (PTYQ pusat),

hidup dan matinya sebuah pesantren bukan lagi hanya tergantung pada

kebesaran kiainya yang sudah diakui oleh masyarakat, melainkan pada sistem

  pendidikan yang sudah diterapkan pada pesantren tersebut. Oleh karena itu,

inovasi dalam penataan sistem pendidikannya perlu direalisasikan, yaitu

merancang kurikulum yang mengacu pada tuntutan masyarakat sekarang

dengan tidak meninggalkan karakteristik pesantren yang ada sebab kalau tidak,

  besar kemungkinan pesantren tersebut akan semakin ditinggalkan oleh para

santrinya meskipun pengasuhnya tergolong sebagai kyai besar.

Kemudian dalam bentuk pesantren yang tergolong tipe kedua (MUSYQ)

dengan dilengkapi sistem pendidikan madrasah yang dipadukan antara  pesantren dan sekolah perlu dikembangkan hubungan yang ideal antara

keduanya. Kesadaran dalam mengembangkan bentuk kedua ini, tampaknya

mulai tumbuh di kalangan umat Islam. Namun dalam kondisi riil, keberadaan

  pesantren yang telah mengadopsi kurikulum sekolah (madrasah), ternyata

  belum sepenuhnya berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Perlu penekanan

  pada aspek rancang bangun keilmuwan santri yang masih banyak mengalami

kendala sehingga hasilnya pun belum bisa dikatakan memuaskan.

Hal yang perlu dikhawatirkan adalah para santri terjebak pada aspek 

formalistik, yakni hanya berorientasi pada ijazah semata. Bagaimana tidak 

  bangga mendapatkan dua ijazah sekaligus, baik di pesantren maupun di

madrasah formal. Sebaiknya, upaya reorientasi sistem pendidikan dalam tipe

kedua ini lebih menekankan pada upaya membentuk karakter santri yang benar-

 benar mempunyai kemampuan profesional serta berakhlak mulia.

Sementara pada tipe ketiga (Roudlatuth Tholibin), para santri belajar di

sekolah di luar pesantren yang tidak jauh dari pesantren, sehingga fungsi

 pesantren dalam hal ini hanya sebagai asrama bagi para santri. Kenyataan yang

demikian, sangat mungkin sekali faktor kebesaran kyai sangat mempengaruhi

maju dan mundurnya sebuah pesantren. Berbeda dengan tipe pertama, kultur 

Page 132: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 132/215

 

119

  pesantren yang demikian menghendaki kyai sebagai pengasuh, pemilik dan

  pemimpin. Kedudukan sentral kyai pada pesantren jenis ini masih sangat

  penting karena sedikit banyaknya santri yang menetap itu masih dipengaruhi

oleh figur bukan dari sistem pendidikan yang sudah diterapkan dari pesantren

tersebut.

Dalam pada itu, secara umum sistem yang telah diterapkan masih

 berorientasi pada pendidikan yang mementingkan aspek ilmu syar’i dan umum.

Sebagian pesantren masih ada yang mempertahankan pola lama, sebagian sudah

mampu mengintregasikan keduanya, dan sebagian lagi berpartisipasi pada

  pendidikan umum dengan mengikutsertakan para santrinya untuk menerima

 pendidikan dari luar pesantren. Hal ini menunjukkan perkembangan pesantrentumbuh secara dinamis, berangsur-angsur dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungan dan kebutuhan masyarakat.

2. Komitmen Tafaqquh fi al-Din

Sebuah perencanaan sistematis yang disusun untuk melancarkan proses

  belajar mengajar di bawah bimbingan lembaga pendidikan merupakan inti

  pengertian dari kurikulum. Sehingga kurikulum yang ada di pesantren pada

dasarnya merupakan seperangkat perencanaan dan media untuk mengantarkan

sebuah pesantren tersebut untuk mewujudkan lembaga pendidikan yang

diidamkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tentunya sesuai dengan

harapan para santri.

Semangat mendidik santri dengan tauhid dan ilmu pengetahuan dengan

dilengkapi dengan tilawah al-Qur’an, baik bil ghaib maupun bin nadlor masih

menjadi tujuan kurikulum pesantren. Sehingga tak segan-segan, meskipun pada

sebagian pesantren masih menerapkan kurikulum lokal, mereka

memaksimalkan waktu sebaik mungkin dengan melakukan pengajaran dan

 pengajian, baik pengajian al-Qur’an maupun kitab-kitab salaf. Di samping itu,

  bagi pesantren yang mampu menyelenggarakan pendidikan formal, pada pagi

harinya para santri bersekolah.

Page 133: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 133/215

 

120

Pesantren besar, pesantren Yanbu’ul Qur’an, misalnya, di dalamnya telah

 berhasil menyelenggarakan madrasah formal, yakni pada jenjang MI, MTs dan

MA. Terhitung ada 6 cabang yang menginduk pada pesantren tersebut.

Di bawah ini ke enam cabang dari pesantren Yanbu’ul Qur’an, yakni

sebagai berikut :

Tabel 4.1.

Data Pesantren Cabang Yanbu’ul Qur’an Kajeksan Kudus

 NO Nama Pesantren Jenjang

Pendidikan

Umur Lokasi

1 Pesantren Tahfidz Anak-

anak Yanbu’ul Qur’an(PTAYQ) Putera

MI 6 – 12 th Krandon,

Kota

2 Ma’had Al-Ulumisy

syar’iyyah Yanbu’ul

Qur’an (MUSYQ) Putera

MTs – MA 12 – 18 th Kwanaran,

Kajeksan,

Kota

3 Ma’had Al-Ulumisy

syar’iyyah Yanbu’ul

Qur’an (MUSYQ) Puteri

MTs – MA 12 – 18 th Kerjasan,

Kota

4 Pesantren Tahfidz Remaja

Yanbu’ul Qur’an

(PTRYQ)

MTs – MA 12 – 18 th Bejen,

Kajeksan,

Kota

5 Pesantren Tahfidz Yatama

Utsman bin Affan

MI 6 – 12 th Singopadon,

Singocandi,

Kota

6 Pesantren Tahfidz Anak-

anak Yanbu’ul Qur’an

(PTAYQ) Puteri

MI 6 – 12 th Sambeng

Karangmalan

g, Gebog

Sumber : Lembaga Penelitian Central Riset dan Manajemen Informasi (CeRMIN) Kudus , Profil 

 Pesantren Kudus, 2005, hlm. 172.

Page 134: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 134/215

 

121

Deskripsi di atas sedikitnya menjelaskan bagaimana respon pesantren

dalam menghadapi berbagai perubahan di sekelilingnya. Dalam menghadapi

  berbagai perubahan itu, para eksponen pesantren terlihat tidak tergesa-gesa

mentransformasikan kelembagaan pesantren menjadi lembaga pendidikan

modern Islam sepenuhnya, tetapi sebaliknya cenderung mempertahankan

kebijaksanaan sehari-hari, mereka menerima pembaharuan (modernisasi)

  pendidikan Islam hanya dalam skala yang sangat terbatas, sebatas mampu

menjamin pesantren bisa tetap  survive.

Pada kenyataannya dari cabang-cabang pesantrenYanbu’ul Qur’an tetap

mempertahankan sistem tradisionalnya. Materi lokal pesantren tetap diajarkan

meskipun di waktu sore dan malam. Demikian, waktu secara keseluruhanterbilang cukup padat. Dari mulai pagi, jama’ah shalat shalat shubuh sampai

mudarosah di waktu malam. Khusus untuk Yanbu’ul Qur’an pusat, materi yang

diajarkan mencakup penghafalan al-Qur’an 30 juz, qiro’ah sab’ah, dan

  pengajaran kitab salafi.4

Di samping itu, banyak lagi rutinitas-rutinitas yang

 berkaitan dengan pembacaan nadzom dan lain sebagainya. Seperti pembacaan

nailil muna, al-Barjanji, Bahtsul Masa’il Qur’aniyyah, dan lain-lain.

Sedangkan di pesantren MUSYQ, secara kurikulum tidak jauh berbeda

dengan Yanbu’ul Qur’an pusat karena memang dalam satu manajemen. Hanya

saja yang di pesantren MUSYQ setiap paginya seluruh santri mengikuti

 pelajaran di madrasah formal TBS. Jika dilihat dari agenda mingguan, bulanan

dan tahunan, pesantren MUSYQ agaknya lebih aktif dalam manajemen

 pemberdayaan santri. Sampai sekarang, terhitung santri di MUSYQ mencapai

204 orang yang kesemuaannya santri sekolah.

Berbeda halnya dengan pesantren Raudlatuth Tholibin, caranya dalam

menyikapi perubahan adalah dengan membuka diri dengan menerima santri

4 M. Nadjib Hassan, et. all, Profil Pesantren Kudus, (Kudus : Central Riset dan Manajemen

Informasi, 2005). 173.

Page 135: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 135/215

 

122

yang sekaligus berkeinginan bersekolah di pendidikan formal luar pesantren.

Sebagian ada yang di Qudsiyyah, SMA 1 dan lain sebagainya. Semua santri

tersebar di beberapa sekolah formal di Kudus. Meskipun santri yang tidak 

terlalu banyak, pesantren ini sampai sekarang tetap gigih mengajarkan ilmu-

ilmu salaf syar’iyyah, meliputi ilmu tauhid, fiqh, akhlak, nahwu dan shorof.

  Namun, optimalisasi dalam pesantren ini memang belum maksimal. Banyak 

kegiatan yang jarang diikuti oleh santri mukimnya sendiri. Hal ini dikarenakan

manajemen kurikulumnya belum membingkai kebutuhan santri pada umumnya.

Dengan demikian, berdasar pada kondisi objektif populasi pesantren di

atas, cara yang dilakukan tiap pesantren dalam merespons pembaharuan ini

 bervariasi. Berkaitan dengan kurikulum, sikap mereka antara lain :1. Kurikulum yang dirancang masih tetap bertujuan pada tafaqquh fi al-din,

2. Merevisi kurikulum dengan memasukkan sebagian mata pelajaran umum

dan keterampilan umum sebagaimana yang diajarkan di madrasah formal,

3. Pesantren membuka kelembagaan dan fasilitas-fasilitas pendidikan bagi

kepentingan pendidikan umum.

4. Memberikan kebebasan pada santri untuk berkembang sesuai dengan

minat dan bakatnya asal tetap menempat di pesantren.

Berbagai inovasi dilakukan oleh pesantren dalam memenuhi kebutuhan

masyarakat, baik pembenahan kurikulum maupun tambahan ketrampilan

lainnya. Sebaiknya perlu diadakan pencermatan lebih lanjut akan munculnya

 pembaharuan pesantren ini karena bukan berarti tanpa dampak. Oleh karena itu,

sebaiknya pesantren melakukan pembaharuan dengan mempertimbangkan

konsekuensi logisnya. Artinya harus benar-benar selektif dalam menerima dan

mengadopsi pola-pola dari luar, karena bisa jadi, pesantren yang tidak selektif 

dalam mengikuti perkembangan pembaharuan ini akan kehilangan ruh dan

identitasnya sebagai lembaga pendidikan pesantren tradisional.

Dalam hal ini, peneliti sependapat dengan apa yang diutarakan oleh

Zamachsjari Dhofier bahwa untuk memainkan peranan yang besar dalam ruang

Page 136: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 136/215

 

123

lingkup nasional, pesantren-pesantren tidak perlu kehilangan kepribadiannya

sendiri sebagai tempat pendidikan keagamaan. Terbukti aspek modernitas cepat

terpadu dalam tradisi pesantren mencapai kuantitas 70% lembaga pesantren

telah mengembangkan sekolah-sekolah dan sebagian mendirikan perguruan

tinggi modern. Meskipun dalam konteks perguruan tinggi, belum ada pesantren

Kudus yang merealisasikannya. Lebih lanjut Dhofier menyatakan masih banyak 

  pesantren yang mengkhususkan pendidikan agama dan pengkajian kitab-kitab

karangan ulama zaman klasik, yakni 30 % dari 21.521 pesantren.5

Meskipun demikian, pesantren Kudus tidak menutup diri, ia terbuka

dalam mengikuti tuntutan perkembangan jaman. Fenomena pesantren sekarang

yang mengadopsi pengetahuan umum untuk para santrinya, tetapi masih tetapmempertahankan pengajaran kitab-kitab klasik merupakan upaya untuk 

meneruskan tujuan utama lembaga pendidikan tersebut, yaitu pendidikan calon

ulama yang mengedepankan tafaqquh fi al-din. Kebanyakan pesantren yang

ada, ia masih mempertahankan materi pendidikan pesantren yang sudah ada

sejak dulu. Hanya saja ia mencoba memperbaharui metode yang

dikembangkan, serta manajemen yang diterapkan dengan mengacu pada

relevansi kemasyarakatan dan perubahan. Keberadaan pesantren yang demikian

itu pantas dihargai karena pengkajian kitab-kitab klasik itu tetap penting agar 

terjadi perpaduan antara tradisi dan modernitas dengan paduan yang seimbang

dalam membangun peradaban bangsa.

Pesantren yang sudah menyelenggarakan pendidikan formal pun, dalam

 proses pencapaian tujuan institusional jangan terjebak hanya pada pencapaian

ijazah semata. Oleh karena itu, tidak ada salahnya melakukan pentahapan sesuai

dengan kompleksitas ilmu yang diajarkan pada jenjang kelas untuk 

5 Zamachsjari Dhofier, Tradisi Pesantren : Memadu Modernitas untuk Kemajuan Bangsa,

(Yogjakarta : Pesantren Nawesea Press, 2009), hlm. 125.

Page 137: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 137/215

 

124

mempermudah capaian formalistiknya. Jadi, ada tingkat awal, menengah dan

tingkat lanjutan.

Oleh karenanya, kurikulum pesantren dalam hal ini sebagai representasi

dari pesantren Kudus dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) tipe, yakni

a. Tipe I

Pesantren yang dalam menjalankan realisasi programnya secara

implisit menggunakan model kurikulum tidak tertulis, melainkan

secara eksplisit memakai hidden currulum. Tipe demikian dapat

ditemui pada pesantren Roudlatuth Tholibin dan pesantren lainnya

yang termasuk pada tipologi C.

 b. Tipe IIPesantren yang sudah menerapkan kurikulum yang jelas dan sebagian

  besar sudah terencana secara sistematis. Tipe ini dapat ditemui pada

 pesantren MUSYQ dan pesantren lainnya yang termasuk pada tipologi

B.

c. Tipe III

Pesantren yang pada umumnya tidak terprogram dalam kurikulum

yang jelas dan baku. Biasanya tipe ini sudah ada acuan yang dianggap

sebagai kurikulum yang dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan

kegiatan di pesantren. Tipe ketiga ini modelnya seperti PTYQ pusat

dan pesantren lainnya yang termasuk pada tipologi A.

3. Metodologi Transformatif 

Pada umumnya pembelajaran di pesantren mengikuti pola tradisional,

yaitu model sorogan dan bandongan. Kedua model ini kyai aktif dan santri

 pasif. Secara teknis model sorogan bersifat individual, yaitu santri menghadap

guru seorang demi seorang dengan membawa kitab yang akan dipelajari,

sedangkan model bandongan (weton) lebih bersifat pengajaran klasikal, yaitu

santri mengikuti pelajaran dengan duduk di sekeliling Kyai menerangkan

 pelajaran secara kuliah dengan terjadwal.

Page 138: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 138/215

 

125

Secara teknis, baik dengan model sorogan maupun bandongan dilakukan

dengan pembacaan kitab yang dimulai dengan pembacaan tarjamah, syarah

dengan analisis gramatikal, peninjauan morfologi dan uraian semantik. Kyai

sebagai pembaca dan penerjemah, bukanlah sekadar membaca teks, melainkan

  juga memberikan pandangan-pandangan (interpretasi) pribadi, baik mengenai

isi maupun bahasanya. Kedua model pengajaran ini oleh sementara pakar 

 pendidikan dianggap statis dan tradisional.

Meskipun sorogan dan bandongan ini dianggap statis, tetapi bukan berarti

tidak menerima inovasi. Metode ini sebenarnya konsekuensi daripada layanan

yang ingin diberikan kepada santri. Berbagai usaha dewasa ini dalam berinovasi

dilakukan justru mengarah kepada layanan secara indivual kepada santri.Metode sorogan justru mengutamakan kematangan dan perhatian serta

kecakapan seseorang. Oleh karenanya, pola pembelajaran demikian merupakan

usaha transformasi pengetahuan kyai atau pun ustadz pada santri yang

 bersangkutan.

Dalam pada itu, Mastuhu memandang bahwa sorogan adalah metode

mengajar secara individual langsung dan intensif.6

Dari segi ilmu pendidikan

sebenarnya metode ini adalah metode yang modern karena antara Kyai dan

santri saling mengenal secara erat, dan guru menguasai benar materi yang

seharusnya diajarkan. Santri juga belajar dan membuat persiapan sebelumnya.

Demikian guru telah mengetahui materi apa yang cocok buat murid dan metode

apa yang harus digunakan khusus untuk menghadapi santrinya. Di samping itu,

metode sorogan juga dilakukan secara bebas (tidak ada paksaan), dan bebas dari

hambatan formalitas.

Dengan demikian, yang dipertimbangkan bukan upaya untuk mengganti

metode sorogan menjadi model perkuliahan sebagaimana sistem pendidikan

modern, melainkan merenovasi sorogan menjadi sorogan yang mutakhir (gaya

6 Mastuhu,  Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta : INIS, 1994), hlm. 49.

Page 139: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 139/215

 

126

 baru). Sejalan dengan itu, tampaknya perlu dikembangkan di pesantren model

sorogan gaya mutakhir ini sebagai upaya pengembangan model pengajaran

yang transformatif. Sudah barang tentu akan lebih lengkap apabila beberapa

usulan metode sebagai alternatif perlu dipertimbangkan, seperti metode

ceramah, kelompok kerja, tanya-jawab, diskusi, demonstrasi, eksperimen,

widya wisata, dan simulasi.

Sehingga secara umum, pola pembelajaran yang ada di pesantren Kudus

dapat dibagi menjadi 3 (tipe), yakni :

a. Tipe I :

Pesantren yang menggunakan metode pembelajaran asli milik 

 pesantren, yaitu metode sorogan, wetonan (bandongan), halaqoh, danHafalan pada kajian kitab salaf. Sementara pada kajian al-Qur’an

seperti metode musyafahah, taqrir, dan mudarosah. Tipe ini dapat

diamati pada PTYQ pusat dan pesantren lainnya yang tergolong tipe

A.

 b. Tipe II :

Pesantren yang sudah menerapkan pola pembelajaran dengan

memperpadukan pola pembelajaran asli pesantren dengan sistem

madrasah. Tipe ini dapat diamati pada pesantren MUSYQ dan

 pesantren lainnya yang tergolong tipe B.

c. Tipe III :

Pesantren yang menerapkan pola pembelajaran dengan menyesuaikan

 jadwal sekolah karena sebagian besar pesantren jenis ini para santrinya

adalah siswa sekolah. Pesantren tipe ini juga pada kenyatannya

menerapkan sistem sorogan dan wetonan. Tipe ini dapat diamati pada

  pesantren Roudlatuth Tholibin Bendan dan pesantren lainnya yang

tergolong tipe C.

Page 140: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 140/215

 

127

4. Pendidikan Berbasis Masyarakat (Community Based Education)

Sejak awal muncul dan adanya pesantren dibangun dan dikelola untuk 

dan oleh masyarakat, bahkan ia merupakan agen perubahan bagi

masyarakatnya, kiprah kemasyarakatan pesantren misalkan dari pembinaan

akhlak, segi ekonomi, segi kepemimpinan dan segi pelayanan umum. Oleh

karena itu, tak heran pesantren pernah menjadi satu-satunya lembaga

 pendidikan milik masyarakat pribumi yang memberikan kontribusi yang sangat

 besar dalam membentuk masyarakat melek huruf (literacy) dan melek budaya

(cultural literacy).7

Oleh karena itu, konsep pendidikan berbasis masyarakat

menempati peran penting dalam membentuk kepribadian mereka.

Pesantren muncul sebagai pendidikan yang berbasis masyarakat seiringdengan reformasi pendidikan yang menghendaki adanya pergeseran paradigma

 pendidikan dari sentralistik ke desentralistik, bergeser dari praktik pendidikan

yang otoriter ke praktik pendidikan demokratis yang membebaskan, serta dari

konsep pendidikan yang berorientasi pemerintah (  state oriented ) ke konsep

 pendidikan yang berorientasi masyarakat (community oriented ).8

Desentralisasi pendidikan yang dimaksudkan diatas, pada fenomenanya

telah dimunculkan oleh sebagian pesantren di Kudus. Sebagaimana yang

diterapkan di pondok PTYQ pusat dan MUSYQ yang sudah tidak lagi

memusatkan penyelenggaraan pendidikan pada sosok kyai. Dengan demikian,

hubungan antara kyai dengan santrinya masih terjaga dengan baik. Tradisi

 pesantren tidak mengajarkan pada santri untuk membantah kepada kyainya.

Pola yang diajarkan adalah keteguhan untuk mengabdi dengan tujuan

untuk memperoleh barokah. Terbukti sampai sekarang di pesantren tersebut

masih banyak santri yang rela ketika di pesantren menjadi khodim (pelayan

7 Mujamil Qomar,  Pesantren : dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi,(Yogjakarta : Penerbit Erlangga, 2005), hlm. 11

8 Toto Suharto, Konsep Dasar Pendidikan Berbasis Masyarakat , Jurnal Cakrawala IAIN Raden

Patah Palembang, (vol. XXIV, No. 3, November / 2005), hlm. 326.

Page 141: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 141/215

 

128

kyai). Khodim pun mengabdi pada bidangnya masing-masing. Ada yang

mengabdi sebagai juru masak, pekerja di ladang kyai, juru tamu, dan lain

sebagainya.

Sementara dalam kehidupan sehari-hari di pesantren, sikap hidup hemat

dan sederhana pun masih di pertahankan demi memperoleh tujuannya yang

mulia dalam mencari ilmu. Mengenai kedisiplinan pun tak kalah giatnya

dilaksanakan di pesantren ini. Sanksi-sanksi edukatif diberlakukan untuk 

menjaga agar perilaku santri tetap pada jalur yang sesuai dengan norma-norma

Islam. Nuansa demokrasi di pesantren begitu kental sehingga sangat

mendukung proses pembelajara yang dilangsungkan.

Suasana pendidikan yang demokratis senantiasa memperhatikan aspek egalitarian (kesetaraan atau sederajat dalam kebersamaan) antara pendidik 

dengan peserta didik. Pengajaran tidak harus top down, namun diimbangi

dengan bottom up. Tidak ada lagi pemaksaan kehendak dari kyai maupun para

  pengurunya, tetapi akan terjadi tawar-menawar di antara kedua belah pihak 

dalam menentukan tujuan, materi, media, dan evaluasi hasil belajarnya.

Tidak kalah pentingnya, komunikasi struktural dan kultural antara kyai

dan santri, maka akan terjadi interaksi yang sehat, wajar, dan bertanggung

 jawab. Santri boleh saja berpendapat, berperasaan, dan bertindak sesuai dengan

langkahnya sendiri, asalkan ada argumentasi yang dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Santri bukan saja memahami demokrasi

tetapi juga menjalani latihan seperti berdebat yang diterapkan dalam

musyawaroh maupun bahtsul masa’il. Demikian, para satri mencoba dibimbing

untuk menghargai pandangan dan harga diri santri lain, serta mematuhi aturan

hukum yang diaplikasikan dalam setting musyawaroh.

Meskipun demikian, dinamika seperti ini menunjukkan bahwa pesantren

mampu menjalin komunikasi interaktif terhadap nilai-nilai yang berkembang di

sekitarnya. Pesantren selalu tumbuh dan berkembang menyesuaikan dengan

kebutuhan masyarakat. Terbukti dengan adanya hubungan timbal balik ini

Page 142: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 142/215

 

129

mingiringi perubahan pada tubuh pesantren, namun tanpa mengurangi peran

masyarakat bahwa lembaga ini bukan hanya milik kyai, melainkan masyarakat.

Sehingga pesantren tetap eksis dapat hidup dan dapat menghidupi masyarakat

sampai di era pembaharuan ini. sebagaimana pendapat Zubaedi yang

mengutarakan bahwa bisa dikatakan sebuah lembaga pendidikan itu berbasis

masyarakat jika tanggung jawab perencanaan hingga pelaksanaan berada

ditangan masyarakat.9

Sehingga dalam hal ini, jika dipandang dari sistem penyelenggaraan

  pendidikan sesuai dengan tipologi pesantren Kudus dapat diklasifikasikan

menjadi 3 (tiga) tipe, yakni :

a. Tipe I :Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan formal dengan

menerapkan kurikulum nasional, baik yang hanya memiliki sekolah

keagamaan (MI, MTs, MA, dan PT Agama Islam) maupun yang juga

memiliki sekolah umum (SD, SMP, maupun SMA), Seperti pesantren

MUSYQ Kwanaran dan pesantren lain yang termasuk tipologi B.

 b. Tipe II :

Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan keagamaan dalam bentuk 

madrasah lokal pesantren dan tidak menerapkan kurikulum nasional,

seperti pesantren Roudhatuth Tholibin Kerjasan dan pesantren lain yang

termasuk tipologi C.

c. Tipe III :

Pesantren yang hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama dalam bentuk 

madrasah, seperti PTYQ pusat Kajeksan dan pesantren lain yang

termasuk tipologi A.

 9 Zubaedi,  Pendidikan Berbasis Masyarakat : Upaya Menawarkan Solusi Terhadap Berbagai

 Problem Sosial , (Yogjakarta : Pustaka Pelajar, 2007), cet. IV, hlm. 134.

Page 143: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 143/215

 

130

B. Kontribusi dan Arah Pengembangan Pesantren di Kudus

Kini pesantren telah memasuki gerbangnya yang baru. Pesantren telah

mampu dan mau menanggapi dengan tanggapan positif terhadap era pembaharuan

  pembangunan nasional dalam bidang pendidikan. Dengan didirikannya sekolah-

sekolah umum maupun madrasah-madrasah di lingkungan pesantren membuat

  pesantren kaya diversifikasi lembaga pendidikan dan peningkatan institusional

  pesantren. Bahkan, pesantren juga telah memberikan pilihan yang lebih banyak 

lagi bagi masa depan santri.

Pengembangan baru mencoba diterapkan, yakni santri tidak hanya

dikhususkan untuk menjadi ahli agama, tetapi didorong untuk memasuki profesi-

  profesi lain dengan memberikan pendidikan keterampilan, seperti komputer,fotografi, pertanian, pertukangan, perbengkelan, elektronika, administrasi, dan

  bahasa Inggris. Dengan luasnya spektrum ilmu di pesantren akan membuka

 peluang bagi santri memasuki bidang-bidang lainnya sehingga santri tidak hanya

menjadi ahli agama, tetapi juga ahli dalam bidang kehidupan lainnya.

Hal di atas menunjukkan fungsi pesantren yang bukan hanya sebagai

lembaga pendidikan saja, melainkan juga sebagai pembinaan moral masyarakat.

Tentu ini merupakan perkembangan bagus bagi pesantren dalam menata posisi

 pesantren di tengah realitas sosial modern dan kompleks.

Demikian perkembangan pesantren yang melalui tahapan secara berkala.

Setahap demi setahap pesantren telah menyelaraskan diri dengan cita-cita dan

sistem pendidikan nasional Indonesia. Sebelumnya pesantren telah mengalami

disorientasi dalam kerangka pendidikan nasional. Artinya, pesantren telah

kehilangan kemampuan untuk mendefinisikan dan memposisikan diri dalam

realitas sosial yang sedang mengalami perubahan sosial yang cepat. Karenanya,

kebijakan pemerintah adalah mendorong pesantren untuk mengadakan reorientasi

 baik di bidang pendidikan, keagamaan, maupun sosial.

Page 144: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 144/215

 

131

Di antara kontribusi pesantren Kudus yang peneliti simpulkan antara lain :

1. Pesantren memposisikan diri sebagai subkultur tersendiri bagi masyarakat

Kudus.

2. Pesantren dengan peran kyai dan santri didikannya sebagai control social 

yang secara potensial turut menggerakkan masyarakat Kudus.

3. Pesantren menjadi pilar utama penyangga keberhasilan pembangunan sosial

karena bisa dipastikan jika sebagian masyarakatnya berpendidikan, maka

tingkat kesuksesannya pun cukup tingi.

4. Para kyai pesantren Kudus turut andil dalam agenda transformasi sosial

khususnya di bidang keagamaan melalui pengajian-pengajian yang

diberikannya.5. Pesantren yang tergolong sudah maju, seperti pesantren Yanbu’ul Qur’an

menjadi inspirasi bagi pesantren lainnya untuk tanggap menghadapi

tantangan zaman.

6. Pesantren Kudus mampu memberikan pengajaran yang seimbang pada para

santrinya berkaitan dengan pendidikan agama dan ilmu pengetahuan umum.

Secara garis besar, pesantren Kudus mulai membuka diri menerima

  perubahan. Bahkan sebagian pesantren sudah ada yang meloncat jauh ke depan

sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat. Kondisi riil yang ada di

lapangan menunjukkan, memang dari sudut pandang penyelenggaraan pendidikan

  banyak yang belum sesuai dengan harapan. Misalnya mengenai perangkat yang

masih menggunakan perangkat manual belum tersedia. Apalagi untuk menjangkau

standar penataan sistem pendidikan pesantren dalam lingkup nasional.

Konsekuensi logis dari kenyataan ini antara lain adalah ketidakmampuan

 pendidikan pesantren untuk memenuhi logika persaingan dengan pendidikan lain.

Oleh karena itu, di antara faktor-faktor penghambatnya antara lain :

1. Belum adanya kurikulum dan metodologi yang baku sebagai garis batas

terhadap sistem pendidikan lainnya.

Page 145: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 145/215

 

132

2. Belum adanya alat ukur yang dapat diandalkan dalam menilai dan

mengevaluasi hasil pendidikan.

3. Bagi pesantren yang sudah dan mau menyelenggarakan pendidikan formal

masih terlalu tergantung pada pola pendidikan yang digariskan pemerintah,

yakni pendidikan untuk menopang pembangunan.

4. Sebagian besar masih kekurangan dana dan fasilitas, sehingga pendidikan

  pesantren diorientasikan kepada selera konsumen, dan menyantuni kaum

marginal.

5. Perkembangan kebudayaan dan perubahan masyarakat yang cepat, sehingga

  pendidikan pesantren semakin tidak berdaya berkompetisi dengan laju

 perubahan masyarakat.6. Apresiasi masyarakat terhadap lembaga pendidikan pesantren yang belum

menggembirakan.

7. Adanya pelampisan sosial yang didasarkan pada ukuran serba materialistik 

dan menyebabkan masyarakat berlomba-lomba menyerbu lembaga

  pendidikan favorit, dengan tanpa mengindahkan aspek ideologis yang

tersembunyi dibaliknya.

8. Adanya kecenderungan mismanajemen, misalnya persaingan yang tidak 

sehat antar pimpinan dan kepemimpinan yang tertutup.

Berbagai hambatan di atas perlu diperhatikan oleh pihak pesantren karena

untuk mewujudkan pengembangan pesantren yang dikehendaki. Dalam pada itu,

melihat realitas sosial yang ada, sebagian besar pengembangan pesantren Kudus

lebih menuju kearah pengembangan pesantren secara sporadis, yakni berdasar 

  pada aspirasi masing-masing pesantren. Pengembangan jenis ini berupa

 penyelenggaraan pendidikan formal dan mengintregasikan kurikulum agama dan

umum. Jika demikian adanya, maka proses pengembangannya pada tubuh

 pesantren harus memperhatikan prinsip-prinsip di bawah ini, antara lain :

1. Pengembangan kurikulum pesantren sesuai dengan kebutuhan masyarakat

dan selaras dengan visi misi pesantren.

Page 146: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 146/215

 

133

2. Peningkatan profesionalisme asatidz  dan asatidzah melalui pendidikan

akademik maupun berbagai pelatihan-pelatihan keguruan.

3. Pemenuhan sarana dan prasarana secara memadahi pada pendidikan

 pesantren itu sendiri maupun pada pendidikan yang diselenggarakannya.

4. Peningkatan mutu pelayanan yang disediakan pada para siswa (santri).

5. Pemaduan pola pembelajaran dengan metode yang sudah biasa diterapkan di

 pendidikan umum sehingga terkesan monoton.

6. Penunjukkan jati diri pesantren yang kompetitif yang siap bersaing pada

lembaga pendidikan lainnya.

7. Peningkatan kepercayaan dari luar pesantren sehingga mendapatkan

dukungan dalam melakukan proses pembaharuan.Di bidang pendidikan, kebijakan pemerintah memberikan pembinaan dan

motivasi agar pesantren menyadari kondisi pesantren yang tidak relevan lagi

dengan tuntutan zaman. Pesantren kemudian menanggapi kebijakan pemerintah

dengan mengadakan perubahan terhadap pola pendidikannya agar selaras dengan

  pendidikan nasional. Dalam hal ini, pemerintah tidak memaksakan pesantren

mengadakan modernisasi secara radikal, tetapi dengan membangkitkan inisiatif 

 pesantren sendiri untuk bersikap responsif terhadap perkembangan masyarakat di

sekelilingnya.

C. Tipologi Pesantren Kudus dalam Upaya Melacak Format Pesantren Ideal di

Era Pembaharuan

Pada pembahasan ini, berdasarkan pada prinsip dan aspek pembaharuan

  pesantren yang sudah dijelaskan sebelumnya, akan dilacak bagaimana format

 pembaharuan pesantren ideal dan tipologi pesantren masa depan. Oleh karena itu,

merujuk pada tipologi yang diuraikan oleh Kementrian Agama RI, bahwa tipologi

  pesantren terbagi menjadi 3 tipe, yakni tipe A, B, C, maka tipologi pesantren

Kudus akan dipaparkan pada table berikut ini.

Page 147: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 147/215

 

134

Tabel 4.2.

Tipologi Pondok Pesantren Kudus

 No TipologiKategorisasi

 Nama PesantrenKecam-

atanAspek Penjelasan

1 A

Sistem

Pendidika

n

Pesantren

Seluruh santri

  belajar dan

menetap di asrama

(pondok). Tidak 

diperbolehkan

untuk mengikuti

  penddikan formal.

Kebijakan kyai

dalam hal ini

menjadi penting.

Yanbu’ul

Qur’an Putera,

Yanbu’ul Qur’an

Puteri, Yanbu’ul

Qur’an Remaja,

Yanbu’ul Qur’an

Yatama Utsman

  bin Affan,

Sadzaliyyah Kyai

  Noor Hadi,

Manba’ul Uluum,

Mazro’atul Ulum,

Al-Mubarokah,

 Nahdlotut

Tholibin, Dar al-

Furqon, dan Al-

Fadlilah.

Kota

Kurikulum

Pada umumnya

  jenis pesantren ini

kurikulunya tidak 

tersusun secara

  jelas dan baku.

Meskipun begitu,

sudah ada acuan

sebagai bentuk 

 pedoman

kegiatanuntuk mencapai tujuan.

Al-Halim,

Hanafiyyah, Al-

Husna,

Pendidikan

Pedoman Islam

(PPI), Al-

Qoumaniyyah

Jekulo

Page 148: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 148/215

 

135

(Huffadz), dan

Al-Yasir.

Pola

Pembelaja

ran

Menerapkan pola

 pembelajaran

klasik pesantren,

yaitu sorogan,

 bandongan,

halaqoh dan

hafalan. Sementara

  pada kajian al-Qur’an

menerapkan

musyafahah, taqrir,

dan mudarosah.

Ishlahusy

Syubban, Al-

Khoirot,

Manalaul Huda

Asy-Syafa’,

Mu’awanatuth

Thullab, Nurus

Siroj, Raudhatul

Huffadz, Rabtotul

Huffadz,

Subulussalam,

dan Tibbil Qulub.

Undaan

Sistem

Penyeleng

garaan

Pendidika

n

Hanya

menyelenggarkan

ilmu-ilmu agama

dan bentuk madras

dan biasanya

mempunyai nama

sendiri-sendiri

sesuai tingkatan

yang dikehendaki

 pesantren.

Darun Najah,

Darus Salam, dan

Manarul Huda.

Gebog

Miftahul Huda Dawe

Darul Izzah dan

Ittihath TholibinJati

Al-Furqon dan

Sabilul Rosyad

Kaliwu

ngu

 Nurul Furqon dan

Raudlatuth

Tholibin

Mejobo

2 BSistem

Seluruh santri

menetap di

Yanbu’ul

Qur’an MUSYQKota

Page 149: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 149/215

 

136

Pendidika

n

Pesantren

 pesantren, dan pada

umumnya sambil

mengikuti

  pendidikan formal

kalau yang

diselenggarakan

oleh pesantren.

Biasanya disebut

 pesantren sekolah.

Lil Banin,

Yanbu’ul Qur’an

MUSYQ Lil

Banat, Yanbu’ul

Qur’an Anak-

anak, MAK TBS,

Manba’ul Qur’an

(Huffadz),

Muhammadiyah,

TBS, dan

Yanabi’ul UlumWarrohmah.

Kurikulum

Menerapkan sistem

kurikulum yang

sudah sudah

tertulis, jelas dan

  baku. Kurikulum

  jenis pesantren ini

sudah tersusun

secara sistematis.

Bustanul

Muhtadin, Darul

Falah, Darul

Mubarok, Darul

Muqomah, Al-

Qoumaniyyah

Bareng, Rohmatul

Ummah Essalafy,

Salafiyyah

Asysyafi’iyah,

dan Sirajul

Hannan.

Jekulo

Pola

Pembelaja

ran

Menerapkan sistem

  pola pembelajaran

yang diintegrasikan

antara pola

Irsyaduth

Tholibin.Undaan

Al-Furqon, Al-

Hidayah, NurusGebog

Page 150: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 150/215

 

137

  pembelajaran asli

  pesantren dengan

sistem madrasah

formal.

Salam, Al-

Qudsiyyah, dan

Yanabi’ul Qur’an

Anak-anak Putri.

MAK Miftahul

Falah, Manba’ul

Falah, dan Nurul

Ulum

Dawe

SistemPenyeleng

garaan

Pendidika

n

Menyelenggarakan

  pendidikan formal

denganmenerapkan

kurikulum

nasional, baik yang

memiliki sekolah

agama, maupun

sekolah umum.

As-Salam Jati

Hidayatullah dan

Ma’ahid

Kaliwu

ngu

Darul Ulum Bae

3 C

Sistem

Pendidika

n

Pesantren

Santri menetap di

  pesantren namun

  pada pagi harinya

mengikuti

  pendidikan formal

  pada sekolah-

sekolah yang

  berada di luar 

 pesantren.

Raudlatut

Tholibin, Al-

Jalil, Ittihadul

Falah, Jam’iyyah

Hidayah Ibu

Fatihah,

Jam’iyyah

Roudlotul

Mubarok,

Kota

Page 151: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 151/215

 

138

Kurikulum

Menggunakan

model kurikulum

tidak tertulis

(hidden kurikulum).

Pesantren jenis ini

sangat tergantung

 pada peran kyai.

Mafatihul Ulum

al-Mathar,

 Najahuth

Tholabah, Al-

Qudsy, Raudlatul

Jannah, Ar-

Raudlatul

Mardliyah,

Raudlatul

Muta’allimin, dan

RaudlatulMuta’allimat.

Pola

Pembelajaran

Menerapkan sistem

sorogan dan

 bandongan,

meskipun di pagiharinya para santri

mengikuti sekolah

formal.

Dzikrul Hikmah

dan An-Nur.Jekulo

Sistem

Penyeleng

garaan

Pendidika

n

Menyelenggarakan

 pendidikan

keagamaan dalam

  bentuk madrasah

lokal pesantren dan

tidak menerapkan

kurikul nasional.

Rahmatillah. Gebog

Al-Huda Al-

Fatoniyyah dan

Raudlatut

Tholibin.

Dawe

Darusy Syifa’ Al-

IslamiJati

Sumber : Pengolahan data tipologi pesantren berdasarkan hasil observasi peneliti dan laporan

 penelitian Profil Pesantren Kudus oleh Central Riset dan Manajemen Informasi Kudus.

Page 152: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 152/215

 

139

Maka, di bawah ini akan dianalisis bagaimanakah format pesantren ideal dan

mampu menjadi pendidikan alternatif bagi masa depan yang diharapkan oleh

masyarakat dan tentunya sesuai dengan kebutuhan di era pembaharuan ini.

1. Format Pesantren Ideal

a. Dimensi Sistem Pendidikan

Dalam perspektif sistem pendidikan, pesantren sempat dihakimi oleh

masyarakat sebagai dimensi yang nanti akan perubahan, yang berafiliasi

 pada kejumudan dan stagnasi. Namun, penghakiman itu tidak benar kalau

diarahkan pada pesantren kekinian yang pada realitas sosialnya

mempunyai dinamika perkembangan yang dinamis dan turut menuju

 perubahan yang dikehendaki masyarakat.Di antara kriteria yang perlu ada pada dimensi ini adalah :

1) Santri tetap tinggal dan menetap di pondok (asrama) pesantren.

2) Terjalinnya hubungan kyai, pengurus, dan santri yang akrab dan

demokratis tanpa mengurangi nilai kepatuhan dan keikhlasan dalam

menunutut ilmu.

3) Mempertahankan nilai-nilai dan tradisi pesantren, seperti nilai

kemandirian, keikhlasan, kedisiplinan, persaudaraan, dan

kesederhanaan.

4) Berorientasi mengembangkan potensi santri dan melatih (riyadloh)

serta mendorong skill untuk lebih maju dan mampu berkompetitif.

5) Berorientasi pada pengembangan kreatifitas, ketrampilan, dan

kecakapan hidup.

6) Menanamkan nilai-nilai pendidikan pesantren sepanjang waktu.

7) Mencetak santri yang profesional dan berakhlak mulia.

8) Menghasilkan output  yang mandiri, disiplin, inovatif, dan mampu

memecahkan problem diri, masyarakat dan bangsa.

Page 153: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 153/215

 

140

 b. Dimensi Kurikulum

Di antara kriteria yang perlu ada pada dimensi ini adalah

1) Upaya mengintregasikan ilmu agama dan umum yang dilengkapi

dengan pendidikan ketrampilan dalam pengembangan potensi santri

sesuai dengan prinsip-prinsip pencapaian pendidikan yang tafaqquh

 fi al-din.

2) Perbaikan manajemen kurikulum yang meliputi perencanaan,

 pelaksanaan, dan evaluasi.

3) Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan untuk mewujudkan

tujuan kurikulum yang telah ditetapkan.

4) Memenuhi kebutuhan agama, masyarakat dan bangsa.5) Meningkatkan taraf perkembangan fisik, mental, dan psikologis

santri.

6) Menyajikan kurikulum yang memenuhi hakikat pengetahuan sesuai

dengan disiplin ilmu yang telah ditetapkan.

7) Pemadatan rutinitas santri melalui pengajian ekstra di pesantren

dengan menambahkan pelajaran-pelajaran tambahan di luar jam

wajib.

8) Menyiapkan kurikulum yang mampu membingkai bidang Al-Qur’an,

ilmu syari’ah, dan ilmu hikmah sebagai benteng akhlak santri.

9) Pengembangan kurikulum dengan bekerjasama dengan instansi-

instansi luar pesantren untuk pengembangan lifeskill  dan lain

sebagainya.

c. Dimensi Pola Pembelajaran

Di antara kriteria yang perlu ada pada dimensi ini adalah

1) Memperpadukan pola pembelajaran lokal pesantren dengan sistem

madrasah maupun sekolah umum.

2) Memperbaharui pola pembelajaran dengan metode-metode

transformatif tanpa merubah karakter dasar pesantren.

Page 154: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 154/215

 

141

3) Pola pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran individu dan

 bersifat afektif yang berlandaskan pada pendidikan moral.

4) Pola pembelajaran yang berusaha memicu keaktifan santri.

5) Pola pembelajaran yang mampu mengarahkan santri supaya bisa

mengenal diri, berpikir rasional, dan cakap sosial.

6) Mempertahankan pola pembelajaran tradisional namun

mengembangkan dengan berbagai inovasi-inovasi supaya lebih

mengena pada kebutuhan santri.

d. Dimensi Penyelenggaraan Pendidikan

Di antara kriteria yang perlu ada pada dimensi ini adalah

1) Penyeimbangan pendidikan agama dan umum dalam sistem penyelenggarannya.

2) Pengawasan terhadap perencanaan pendidikan, proses pelaksanaan

dan evaluasi pembelajarannya.

3) Penyelenggaraan pendidikan formal, baik itu sekolah umum,

madrasah, maupun pendidikan kejuruan.

4) Penyelenggaraan pendidikan pesantren yang berbasis pada

masyarakat.

5) Perbaikan sistem manajemen penyelenggaraan pendidikan untuk 

mencapai tujuan pesantren.

6) Pengupayaan SDM pengurus pesantren yang mumpuni dan

 profesional dibidangnya.

7) Pembaharuan yang tidak menghilangkan karakteristik pesantren.

Meskipun sudah terancang format demikian, pastilah ditemukan sisi

kelebihan dan sebaliknya, kekurangan. Oleh karena itu, pemilihan format

  pesantren yang dipandang ideal perlu dilakukan agar tumbuh adanya

 perbaikan dari sistem yang sudah diterapkan menuju sistem-sistem yang

menuntut untuk diuji cobakan. Hal ini sesuai dengan kaidah pesantren

yang sudah masyhur, al-Muhafadzatu ‘ala Qodimissalih wal-‘Akhdu bil-

Page 155: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 155/215

 

142

  Jadidil Ashlah. Merupakan otoritas masing-masing pesantren dalam

membingkai sistem pendidikan pesantrennya sesuai dengan yang

diharapkan, asalkan menuju ke ashlah (lebih baik).

Konsep ashlah   pada era pembaharuan pesantren merupakan pokok 

yang harus dikedepankan sebagai simbol akan pembaharuan yang

dilaksanakan. Format sistem pendidikan yang modern belum tentu

merubah seluruh sistem pendidikan yang sudah diterapkan selama ini

karena sistem tersebut belum tentu bisa mengantarkan pada pembaharuan

yang dikehendaki masyarakat. Oleh karena itu, peran kyai sebagai

 pengasuh dan pemilik pesantren seharusnya mampu menjalin komunikasi

yang aktif terhadap masyarakat supaya kepercayaan mereka tidak luntur.Begitu juga format ini tidak harus merubah orientasi atau mereduksi

orientasi dan idealisme pesantren sebagai lembaga tafaqquh fi al-din,

lembaga pendidikan sepanjang waktu (  full day learning ) dan lembaga

  pendidikan berbasis masyarakat (community based education). Lebih

  parahnya lagi kalau sampai mengorbankan nilai-nilai, seperti

kemandirian, kesederhanaan, dan keikhlasan.

2. Tipologi Pesantren Masa Depan

Pertanyaan yang patut diajukan adalah bagaimanakah tipologi

 pesantren yang patut dijadikan sebagai pendidikan alternatif bagi pendidikan

masa depan? Apakah tipe A sebagai representasinya Pesantren Tahfidz

Yanbu’ul Qur’an, atau tipe B sebagai representasinya pesantren Ma’had Al-

Ulumisysyar’iyah Lil Banin, atau tipe C sebagai representasinya pesantren

Roudlotut Tholibin?

Mencermati arah dinamika pembaharuan pesantren yang ada di Kudus

yang cenderung melakukan pengembangan yang sporadis, realitas sosial

yang nampak mengemuka di masyarakat adalah krisis kepercayaan terhadap

 peran dan fungsi pendidikan pesantren. Parameter yang jelas dalam hal ini

  belum ditemukan, sebenarnya pendidikan yang bagaimana yang mampu

Page 156: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 156/215

 

143

menjadi pendidikan alternatif masa depan. Dalam pada itu, kebutuhan akan

  pendidikan agama yang dipadukan dengan pendidikan umum serta

  pendidikan ketrampilan merupakan keniscayaan mengingat perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat. Artinya, pada era

  pembaharuan ini dibutuhkan sebuah rancangan kurikulum yang mampu

merespons tantangan zaman namun tidak meninggalkan karakteristik dan

nilai-nilai yang berkembang pada tubuh pesantren.

Berdasar pada analisis di atas, peneliti dalam hal ini mengedepankan

  pembaharuan pesantren yang mampu menerapkan nilai-nilai pendidikan

sepanjang waktu jika ditinjau dari sistem pendidikan pesantrennya, mampu

 berkomitmen tafaqquh fi al-din dari segi kurikulum yang diterapkan, mampumenggunakan metode-metode yang transformatif dalam proses

 pembelajarannya, dan mengedepankan peran masyarakat dalam mengambil

kebijakan pesantren sehingga menjadi pioner pendidikan berbasis

masyarakat.

Pesantren yang peneliti kehendaki bukan hanya pesantren yang

dipandang bagus dari segi kurikulumnya saja, atau segi kemampuan

menyelenggarakan pendidikan formal, atau segi sistem pendidikan yang

diterapkan pada pesantren tersebut, melainkan keterpaduan antara semua

komponen yang terkandung di dalamnya. Sehingga pesantren tersebut

mampu berkompetitif karena manajemen yang diterapkan berlandaskan atas

needs assessment  (kajian kebutuhan). Di samping pesantren tipe ini akan

mencetak  output -output  yang mandiri, inovatif, disiplin dan mampu

mengatasi problematika yang nampak di masyarakat, juga mampu menjalin

komunikasi yang baik terhadap masyarakat sekitar.

Jika dilakukan pengamatan yang lebih mendalam, diantara ketiga

tipologi pondok pesantren yang peneliti paparkan sebelumnya, maka tipologi

  pesantren Yanbu’ul Qur’an Ma’had al-Ulumisysyar’iyyah atau dikenal

dengan pondok MUSYQ lebih mendekati pada kriteria yang ditentukan.

Page 157: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 157/215

 

144

Artinya tipe B, menurut peneliti lebih unggul dari pada tipe-tipe pesantren

lainnya, yakni tipe A dan C. Sebanyak 29 pesantren termasuk pesantren

MUSYQ ini masuk dalam tipologi B. sementara pesantren yang lainnya

tersebar pada tipe A dan C. Meskipun demikian, pada tipologi yang lain

  bukan berarti tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Justru fenomena

semacam ini menunjukkan bahwa pembaharuan yang ada di pesantren

merupakan lokalitas yang unik.

Dalam pada itu, pesantren yang mampu memperpadukan ilmu agama

dan umum diharapkan bisa menatap masa depan lebih cerah. Memang

  pembaharuan pesantren membutuhkan waktu yang sangat lama. Namun,

  bukan berarti para kyai ceroboh dalam mengambil kebijakannya. Realitasyang nampak di Kudus, para kyai memilih tetap bersabar dan berlapang dada

mengingat pembaharuan tak perlu meninggalkan nilai dan tradisi positif 

yang seirama dengan perubahan di masyarakat. Terbukti para sebagian kyai

mengirim putra putrinya ke perguruan tinggi, baik dalam maupun luar negeri

yang diharapkan sepulangnya nanti mampu meneruskan perjuangan

memajukan pesantrennya dengan sistem yang lebih maju.

Pada pengembangannya, pesantren yang berpolakan integratif  ini

 berpotensi besar untuk lebih mengembangkan kajian keilmuwannya dengan

menyelenggarakan universitas. Pesantren Asy’ariyyah Wonosobo yang

mampu mendirikan Universitas Sains Al-Qur’an (UNSIQ) menjadi model

dalam konteks ini. jika dilihat dari sosok kyainya, K.H. Muntaha Al-Hafidz

(alm) atau yang lebih akrab denga sapaan Mbah Mun, sama sekali tidak 

memperoleh pendidikan modern semasa pendidikannya. Namun, bukan

 berarti ini menjadi kendala dalam memodernisasi pesantrennya.

Oleh karena itu, upaya untuk menjadikan pesantren sebagai pendidikan

alternatif masa depan harus diupayakan terus menerus, sebagaimana

interaksi pembelajaran di pesantren yang tidak kenal putus selama 24 jam.

Kemunduran pendidikan Islam bukanlah disebabkan oleh lemahnya teori-

Page 158: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 158/215

 

145

teorinya tentang pembaharuan, melainkan karena kerancuan berpikirnya

umat Islam sendiri yang enggan mempelajari dan mengembangkan ilmu

  pengetahuan. Jika demikian adanya, benarlah apa yang dikatakan oleh

Syeikh Sakib Arselan10 , sebagaimana di kutip oleh Zamachsjari Dhofier 

yang mengatakan, “Umat Islam tertinggal karena mereka melupakan ajaran

Islam, sedangkan bangsa-bangsa Eropa maju karena mengamalkan ajaran

Islam”.

 ______________ 

 10 Seorang Alim yang mengajar di Makkah. Untuk lebih jelasnya, lihat Zamachsjari Dhofier 

Memadu Modernitas, hlm. 213.

Page 159: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 159/215

 

146

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan di atas, maka

 peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari 86 pesantren yang ada di Kabupaten Kudus dapat dikategorikan

menjadi 3 (tiga) tipologi, yakni tipe A, B dan C. Tipe A, yakni sistem

  pendidikan yang diterapkan masih bersifat tradisional, kurikulumnya

tidak terprogram secara jelas dan baku, pola pembelajarannya dengan

menggunakan metode klasik, dan sudah menyelenggarakan model

madrasah diniyyah. Misalnya, Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an  pusat (Kota), pesantren Al-Halim (Jekulo), Nurus Siroj (Undaan),

Darun Najah (Gebog), Miftahul Huda (Dawe), Al-Furqon (Kaliwungu),

dan lain sebagainya.

Tipe B, yakni sistem pendidikannya perpaduan antara sistem

 pesantren da madrasah formal, kurikulumnya sudah terprogram dengan

 jelas, pola pembelajarannya pun perpaduan pola asli pesantren dengan

metode modern, dan sudah menyelenggarakan pendidikan formal

dengan menerapkan kurikulum nasional. Misalnya, Pesantren MUSYQ

(Kota), Pesantren Darul Falah (Jekulo), Irsyaduth Tholibin (Undaan),

Al-Hidayah (Gebog), MAK Miftahul Falah (Dawe), As-Salam (Jati),

Ma’ahid (Kaliwungu), Darul Ulum (Bae), dan lain sebagainya.

Tipe C, yakni sistem pendidikan tradisional dan santri bersekolah

di luar pesantren, kurikulumnya tidak tertulis, pola pembelajarannya

klasik asli pesantren dengan penyesuaian terhadap pola yang ada di

sekolah, dan fokus terhadap penyelenggaraan pendidikan dalam bentuk 

madrasah lokal pesantren. Misalnya, Pesantren Roudlotuth Tholibin

(Kota), Dzikrul Hikmah (Jekulo), Rahmatillah (Gebog), Al-Huda Al-

Fathoniyyah (Dawe), Darusy Syifa’ Al-Islami (Jati), dan lain

sebagainya. Di samping ketiga tipe ini, fenomena pesantren Kudus

Page 160: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 160/215

 

147

menunjukkan realitas pesantren terbuka yang dipelopori oleh K.H.

Sya’roni Ahmadi, K.H. Ma’ruf Asnawi, dan ulama’-ulama’ pendahulu

lainnya.

2. Banyak faktor yang mempengaruhi munculnya pembaharuan

  pendidikan Islam di Kudus, baik itu faktor intern umat Islam maupun

ekstern. Dari uraian yang dikemukakan pada Bab-bab sebelumnya

  bahwa pembaharuan pendidikan Islam, dalam hal ini khususnya

 pembaharuan yang ada di pesantren itu terkonsentrasi pada 4 (aspek),

yakni sistem pendidikan, kurikulum, pola pembelajaran, dan sistem

 penyelenggaraan. Sistem pendidikan ada pada mulanya yakni sebelum

masuk ide-ide pembaharuan adalah sentralistik yang terpusat pada

otoritas kyai, berubah menjadi desentralistik melalui pembentukankepengurusan pesantren yang berfungsi sebagai pelaksana tugas

kepesantrenan.

Kurikulum pesantren yang awalnya terfokus pada kurikulum asli

  pesantren, sekarang dipadukan dengan kurikulum nasional dengan

memasukkan materi pelajaran umum pada pendidikan pesantren.

Sementara pola pembelajaran yang pada awalnya melulu pada metode

tradisional, seperti sorogan dan bandongan saja, kini disempurnakan

melalui metode-metode yang transformatif kekinian tanpa

menghilangkan karakter pembelajaran khas pesantren.

Dan pada sistem penyelenggaraan pendidikan pesantren yang

sebelum masuknya ide-ide pembaharuan berkutat pada

 penyelenggaraan pendidikan agama saja. Namun, dengan berpedoman

  pada kondisi realitas umat Islam yang semakin jauh tertinggal dan

terinspirasi oleh ide-ide pembaharuan telah mampu menyelenggarakan

model pendidikan formal, seperti madrasah, sekolah, pendidikan

kejuruan lainnya.

3. Berdasarkan pada kesimpulan pertama, secara teoritis dan sesuai

dengan teori tipologi yang dijadikan landasan pada penelitian ini, yakni

teori tipologi dari Kemenag RI (tiga tipe), maka tipologi pesantren

Page 161: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 161/215

 

148

Kudus terbagi menjadi 3 (tiga) tipe, yakni tipe A, B dan C. Di mana

  pada penelitian ini, tipe A mempunyai kelebihan dalam bidang al-

Qur’annya yang dikolaborasikan dengan pendidikan kitab kuning.

Sedangkan Tipe B, kelebihanya pada perpaduan kurikulum agama

dengan kurikulum nasional. Sedangkan tipe C, pada penekanan aspek 

mental dan ‘ubudiyahnya dengan menyelenggarakan pembacaan

sholawat, wirid, maupun rotib. Masing-masing kelebihan tersebut

  berpotensi menjadi pendidikan alternatif masa depan tergantung dari

 perspektif yang dijadikan patokannya.

Rangkaian format pesantren seperti di atas menurut peneliti

diantaranya memenuhi kriteria sebagai berikut, yakni berorientasi pada

 pendidikan sepanjang waktu ( full day learning ), berkomitmen tafaqquh  fi al-din, menerapkan metode-metode transformatif, dan pendidikan

yang berbasis pada masyarakat (community based education).

Demikian, format ini ditemukan pada pesantren yang menyeimbangkan

antara pendidikan agama dan pendidikan umum serta dilengkapi

dengan berbagai pendidikan ketrampilan didalamnya. Format pesantren

demikian yang menggunakan pendekatan integratif akan mampu

memenuhi tuntutan dan permintaan masyarakat berkembang sekarang

ini karena hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan Islam yang

menekankan keseimbangan dan keselarasan antara aspek dunia dan

akhirat.

B. Saran

1. Secara objektif, pembaharuan pesantren di Kabupaten Kudus

merupakan pembaharuan yang sporadis. Hal ini menunjukkan

  bahwa peran pemerintah kurang melakukan pendekatan terhadap

  pesantren secara keseluruhan. Realitas yang nampak hanya

 pesantren-pesantren yang besar saja yang diperhatikan, sedangkan

  pesantren-pesantren kecil lainnya tidak. Sebaiknya pihak 

  pemerintah mengambil inisiatif untuk tidak membeda-bedakan

semua pesantren karena masing-masing pesantren mempunyai

Page 162: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 162/215

 

149

lokalitas sendiri-sendiri. Oleh karena itu, perlu dibentuk sebuah

forum khusus untuk mengurusi masalah ini.

2. Melihat berbagai faktor yang memotivasi lahirnya ide-ide

  pembaharuan sekarang ini, hendaknya pihak pesantren mampu

menyerap secara positif dan mampu mengambil keputusan secara

  bijak hal-hal apa saja yang harus diperbaharui dan mesti di

  pertahankan. Semangat al-mukhafadzoh ‘ala al-qodimi al-sholih

wal akhdzu bil jadid al-ashlah harus terus digelorakan supaya

nilai-nilai dan tradisi pesantren yang sudah ada tidak tergerus oleh

arus perubahan.

3. Manajemen kepemimpinan pesantren dalam hal ini juga tidak 

kalah pentingnya untuk terus diperhatikan mengingat maju ataumundurnya sebuah pesantren pada satu sisi dipengaruhi oleh

kepemimpinan kyai. Oleh karena itu, perlu diselaraskan antara pola

  pendidikan yang digariskan pemerintah dengan pola lokal

  pesantren. Meskipun demikian, ketergantungan terhadap pola

 pendidikan yang digariskan oleh pemerintah juga perlu dihindari.

4. Realitas menunjukkan, buku atau kitab-kitab yang dijadikan

 pegangan bagi para asatidz sebagian sudah kumuh dan sudah tidak 

layak lagi. Hal ini dikhawatirkan akan mengganggu proses

  pembelajaran yang akan berlangsung. Oleh karena itu, langkah

yang harus ditempuh adalah mengadakan pelatihan-pelatihan yang

  berkaitan dengan kependidikan dan pengawasan terhadap proses

 pembelajaran yang diberikan asatidz sewaktu mengajar.

5. Melihat parameter tujuan setiap santri berbeda-beda, meskipun

mereka semua awal niatnya adalah tholabul ‘ilmi, maka

sebenarnya faktor ini juga membawa pengaruh terhadap maju atau

mundurnya sebuah pesantren. Para santri yang keukeuh dalam

niatnya, berdisiplin tinggi, ikhlas, mandiri, dan aktif dalam

kegiatan pesantren akan mudah untuk diajak kearah pembaharuan,

namun sebaliknya jika para santri yang tidak jelas niat mondok -

Page 163: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 163/215

 

150

nya, tidak disiplin, pamrih, tidak mandiri dan malas mengikuti

kegiatan pesantren akan menjadi penghambat pesantren menuju

  pembaharuan. Oleh sebab itu langkah taktisnya adalah lebih

menekankan pada aspek kedisiplinan, misalnya tata tertib yang

efektif dan lain sebagainya.

6. Mengingat cara pandang masyarakat sekarang ini yang belum

sepenuhnya percaya pada pendidikan pesantren, maka perlu

diupayakan sebuah pola komunikasi interaktif yang mengatur 

hubungan pesantren dan masyarakat pada umumnya. Demikian,

akan terjalin hubungan yang harmonis diantara keduanya yang

diharapkan pendidikan pesantren akan mendapatkan dukungan

 penuh dari mereka.C. Penutup

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

kesempatan peneliti untuk menyelesaikan naskah penelitian skripsi ini.

Peneliti menyadari, tema yang diangkat merupakan tema yang luas dan

 butuh waktu berbulan-bulan untuk merampungkannya. Meskipun dengan

hasil penelitian yang peneliti rasa jauh dari kata ideal, namun tidak 

mengurangi semangat untuk terus memupuk keyakinan dalam hati bahwa

  pasti penelitian ini ada gunanya. Sehingga semangat pun tetap berkobar 

untuk terus berpikir supaya dapat memberikan sumbangsih berupa

 pemikiran tentang pesantren. Andai kata seluruh pohon yang ada di dunia

ini dijadikan pena dan lautan sebagai tintanya, maka tak cukup untuk 

menulis luasnya ilmu pengetahuan Allah SWT. Oleh karena itu, karena

 penelitian ini banyak kekurangannya, maka peneliti mengharapkan saran

dan kritik yang konstruktif supaya hasil-hasil penelitian selanjutnya dapat

  bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan Negara, khususnya para

akademisi pesantren. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.

Amin.

Page 164: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 164/215

 

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Amin,   Islamice Studies di Perguruan Tinggi Pendekatan Integratif- Interkonektif , Yogjakarta : Pustaka Pelajar, 2006.

Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam Paradigma Humanisme Teosentris, Yogjakarta :

Pustaka Pelajar, 2005.

Akhyadi, Mokh, “  Pesantren, Kiai, dan Tarekat  : Studi Tentang Peranan Kiai di  Pesantren dan Tarekat ,” dalam Abuddin Nata, Sejarah Pertumbuhan dan

  Perkembangan Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta :

PT Grasindo, 2001.

A’la, Abd, Pembaharuan Pesantren, Yogjakarta : Pustaka Pesantren, 2006.

Ainurrofiq, “ Pesantren dan Pembaruan : Arah dan Implikasi”, dalam Abuddin Nata

(ed), Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-lembaga  Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta : PT Grasindo dan IAIN SyahidJakarta, 2001.

Asrohah, Hanun, “ Pelembagaan Pesantren, Asal- usul dan Perkembangan di Jawa”,dalam Anasom (ed), Merumuskan Kembali Interrelasi Islam-Jawa,

Yogjakarta : Penerbit Gama Media dan Pusat Kajian Islam dan Budaya Jawa

IAIN Walisongo Semarang, 2004.

Asmuni, M. Yusran, Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan Dunia

 Islam, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2001

Azizy, A. Qodri “Memberdayakan Pesantren dan Madrasah” dalam AbdurrohmanMas’ud, et.all,   Dinamika Pesantren dan Madrasah, Semarang : Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dan Pustaka Pelajar, 2002.

Daulay, Haidar Putra,   Dinamika Pendidikan Islam di Asia Tenggara, Jakarta : PT

Rineka Cipta, 2009.

 ______ Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta

: Kencana Prenada Media Group, 2007.

Dhofier, Zamachsjari, Tradisi Pesantren : Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai,

Jakarta : Penerbit LP3ES, 1982.

Page 165: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 165/215

 

 ______ Tradisi Pesantren : Memadu Modernitas untuk Kemajuan Bangsa, Yogjakarta: Pesantren Nawesea Press, 2009.

Djamil, Abdul, “  Pesantren : Jati Diri dan Perannya dalam Kebudayaan”, dalam

Prolog Profil Pesantren Kudus, Kudus : CeRMIN, 2005.

Hassan, M. Nadjib, et. all, Profil Pesantren Kudus, Kudus : CeRMIN, 2005.

Ismail SM, “Signifikansi Peran Pesantren dalam Pengembangan Masyarakat 

Madani”, dalam MA. Sahal Mahfudhz, et all ,   Pendidikan Islam, Demokratisasi dan Masyarakat Madani, Yojakarta : Pustaka Pelajar, 2000.

 ______“  Pengembangan Pesantren Tradisional (Sebuah Hipotesis Mengantisipasi  Perubahan Sosial )”, dalam Abdurrahman Mas’ud,   Dinamika Pesantren dan

Madrasah, Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dan

Pustaka Pelajar, 2002.

Ismawati, “Melacak Cikal Bakal Pesantren Jawa”, dalam Anasom (ed), Merumuskan Kembali Interrelasi Islam-Jawa, Yogjakarta : Gama Media dan Pusat Kajian

Islam dan Budaya Jawa IAIN Walisongo Semarang, 2004.

Junaedi, Mahfud,   Ilmu Pendidikan Islam : Filsafat dan Pengembangan, Semarang :RaSAIL Media Group, 2010.

Mas’ud, Abdurrohman, “ Pesantren dan Walisongo : Sebuah Interaksi dalam Dunia

 Pendidikan,” dalam   Islam dan Kebudayaan Jawa, Yogjakarta : Penerbit

Gama Media, 2000.

Moeloeng, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif , Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2007.

Mochtar, Affandi, “Tradisi Kitab Kuning Sebuah Observasi Umum”, dalam Sa’id

Aqiel Siradj,   Pesantren Masa Depan : Wacana Pemberdayaan dan

Transformasi Pesantren, Bandung: Pustaka Hidayah, 1999.

Muthohar, Ahmad,   Ideologi Pendidikan Pesantren ; Pesantren di Tengah Arus Ideologi-ideologi Pendidikan, Semarang : Pustaka Rizki Putra, 2007.

Munawaroh, Djunaidatul, “  Pembelajaran Kitab Kuning di Pesantren”, dalam

Abuddin Nata, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-lembaga Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta : PT Grasindo, 2001.

 Nasution, Harun,   Pembaharuan dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan,

Jakarta : Penerbit Bulan Bintang, 1975.

Page 166: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 166/215

 

 Nasir, Ridlwan, Mencari Format Tipologi Pendidikan Ideal Pondok Pesantren di

Tengah Arus Perubahan, Yogjakarta : Pustaka Pelajar, 2005.

  Noer, Ahmad Syafi’i, “  Pesantren : Asal-usul dan Pertumbuhan Kelembagaan”,

dalam Abuddin Nata (ed), Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan  Lembaga-lembaga Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta : Penerbit PT

Grasindo dan IAIN Syatif Hidayatullah Jakarta, 2001.

 Noer, Deliar, “The Modernist Muslim Movement In Indonesia 1900-1942” yangditerjemahkan menjadi, Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942,

Jakarta : LP3ES, 1994.

Qomar, Mujamil,  Pesantren : dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi, Yogjakarta : Penerbit Erlangga, 2005.

Raharjo, M. Dawam, “  Dunia Pesantren dalam Peta Pembaharuan”, dalam M.

Dawam Raharjo (ed), Pesantren dan Pembaharuan, Jakarta : LP3ES, 1988.

Sulthon, M & Khusnuridlo, Moh, Manajemen Pondok Pesantren dalam Perspektif 

Global , Yogjakarta : LaksBang PRESSindo, 2006.

Syukur NC, Fatah,   Dinamika Madrasah dalam Masyarakat Industri, (Semarang :  Pusat Kajian dan Pengembangan Ilmu-ilmu Keislaman dan Pesantren and 

Madrasah Development Centre, 2004.

 ______ Tradisi Masyarakat dan Pendidikan Islam di Kudus Jawa Tengah, Tokyo :

Bulletin of Academic Frontier Project 2005, 2006.

Taufiq, M Tata, et all ,   Rekonstruksi Pesantren Masa Depan (dari Tradisional,Modern, hingga Post Modern), Kuningan : IAIN Lathifah MubarokiyanSuryalaya, tth.

Tim Depag RI,   Pola Pembelajaran di Pesantren, Jakarta : Direktorat JenderalKelembagaan Agama Islam, 2003.

Wahid, Abdurrahman, Menggerakkan Tradisi Esai-esai Pesantren, Yogjakarta :LKiS, 2010.

Zubaedi,   Pendidikan Berbasis Masyarakat : Upaya Menawarkan Solusi Terhadap

 Berbagai Problem Sosial , Yogjakarta : Pustaka Pelajar, 2007.

Badan Pusat Statistik Kab. Kudus,   Kudus dalam Angka 2010, Kudus : BPS Kudus

dan BAPPEDA Kudus, 2010.

Page 167: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 167/215

 

Jurnal/ Bulletin

Bulletin Dakwah dan Informasi al-Fannan, PP. MUSYQ Kwanaran 139 KajeksanKota Kudus, edisi XI Sya’ban 1431 H.

Heriyanto, Husain, “Tinjauan Hermeneutika : Cara Pandang Ilmuwan Barat dan

Muslim”, Jurnal Universitas Paramadina, vol. 2 No. 2, Januari / 2003.

Priyanto, Dwi,   Inovasi Kurikulum Pesantren : Memproyeksikan Model Pendidikan

  Alternatif Masa Depan, Jurnal Studi Islam dan Budaya STAIN Purwokerto

vol. IV, No. 1, Januari/ 2006.

Suharto, Toto,   Konsep Dasar Pendidikan Berbasis Masyarakat , Jurnal Cakrawala

IAIN Raden Patah Palembang, vol. XXIV, No. 3, November/ 2005.

Tjahyadi, Sindung, “Teori Kritik Jurgen Habermas : Asumsi-asumsi Dasar Menuju

Metodologi Kritik Sosial”, Jurnal Fisafat, vol.XXXIV, No. 34 No.2, Agustus/2003.

Zainul Mun’in, Ahmad Rafiq, “  Peran Pesantren dalam Education For All di Era

Globalisasi”, Jurnal Pendidikan Islam, vol. I, No.01, Juni/ 2009.

Dokumen/ Ensiklopedi

Anwar, Rosehan, Laporan Penelitian dan Penulisan Biografi K.H.M. Arwani Amin di  Propinsi Jawa Tengah, Proyek Penelitian Keagamaan Departemen Agama

Bagian Proyek Penelitian dan Pengembangan Lektur Agama, 1986/1987.

Dokumen Profil Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Kajeksan Kota Kudus.

Hasyim, Ah. Taman, Selayang Pandang Pondok Huffadz Yanbu’ul Qur’an Kudus,April, 1995.

Hamid, Farida, Kamus Ilmiah Populer Lengkap, (Surabaya : Apollo, tth)

Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) pengurus PP. Yanbu’ul Qur’an pusat padakepengurusan 1431-1432 H.

Power Point profil PP. MUSYQ Kwanaran Kajeksan Kota Kudus tanggal 3 Januari2009.

http://www.artikata.com/arti-336079-konstelasi

Page 168: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 168/215

 

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pesantren Kudus dalam Angka, 67

Tabel 3.2 Daftar Mata Pelajaran PTYQ Kajeksan Kudus, 94

Tabel 3.3 Daftar Mata Pelajaran Pesantren MUSYQ Kwanaran Kudus, 96

Tabel 3.4 Daftar Mata Pelajaran Pesantren Roudlatuth Tholibin Kerjasan Kudus, 98

Tabel 4.1 Data Pesantren Cabang Yanbu’ul Qur’an Kajeksan Kudus, 116

Tabel 4.2 Tipologi Pondok Pesantren Kudus, 130

Page 169: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 169/215

 

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Pondok Pesantren Se-Kudus

Lampiran 2 Teks Asli Wasiat KH. Arwani Amin Kudus

Lampiran 3a Teks “Pegon” Syi’iran KHR. Asnawi Kudus Bagian 1

Lampiran 3b Teks “Pegon” Syi’iran KHR. Asnawi Kudus Bagian 2

Lampiran 3c Teks “Pegon” Syi’iran KHR. Asnawi Kudus Bagian 3

Lampiran 3d Teks “Pegon” Syi’iran KHR. Asnawi Kudus Bagian 4

Lampiran 4 Teks Jawa Syi’iran Nasihat KHR. Asnawi Kudus

Lampiran 5 Draft Wawancara Terstruktur 

Lampiran 6 Hasil Wawancara Terstruktur dan Tidak Terstruktur 

Lampiran 7 Dokumentasi Pesantren Penelitian Berdasarkan Tipe

Page 170: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 170/215

 

112

Lampiran 1a

Daftar Pondok Pesantren Se-Kudus

Kecamatan No Nama Pesantren Alamat Th.Berdiri

Pengasuh Kitab Yang Diajarkan Tipe

Bae 1 1 Darul Ulum Ngambalrejo Rt 5/IV 1960-an K.H. Drs. Sa’ad

Basyar 

Alfiiyah Ibn Malik, Fath Al-Mu’in,

Tafsir Jalalain, Kifayah al-Ahyar,

Mizan al-Kubro, Riyadh al-Shalihin,

Qami’ al-Tughyan, Majalis al-Saniyyah, Is’ad al-Rafiq, Irsyad al-

Ibad dan Tanbih al-Ghafilin

B

Mejobo 2 1 Nurul Furqon Mejobo Rt 7/II 2001 K. M. Baha’uddin Tibyan fi Adab Hamalat al-Qur’an,

Tafsir al-Jalalain, dan Bidayah al-

Hidayah

A

3 2 Raudlatuth Tholibin Golantepus Rt 2/III 1949 Ust. KholisWarnaningsh, S.Ag

Al-Qur’an dan Fiqh Ubudiyyah A

4 3 Assa’idiyyah (dan

Pdepokan TelogoKautsar)

JL. Jogo Rekso No. 2

 b, Kirig Rt 1/III

- K.H. Noor Asid

Sa’id (dan K.H.M.Luqman al-

Banjary)

Al-Qur’an, Yanbu’a, Durus al-

Fiqhiyyah, dan Tanbih al-Ghafilin

C

Kaliwungu 5 1 Al-Furqon Jerakah, Sidorekso 1992 K.H. Chusniddin Al-Qur’an, Sulam al-Taufiq, Fath al-

Mu’in, dan Tafsir al-Jalalain

A

6 2 Hidayatullah,

Yayasan Al-Aqsa

Grogol Loji, Bakalan,

Krapyak Rt 4/V

2000 Ust. Imam dan

Ust. Hanifullah

Al-Qur’an dan Tajwid B

7 3 Ma’ahid Jl. K.H.M. Arwani

Amin, Bakalan,

Krapyak 

1937 K.H. Kusnin Basri,

BA

Al-Mutammimah, Alfiyah Ibn

Malik, al-Amtsilah al-Tashrifiyyah

Fiqh al-Sunah, Bulugh al-Marom,

Minhaj al-Muslim, al-Tauhid li

Muhammad Ibn Abd Wahhab,

B

Page 171: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 171/215

 

113

Tafsir al-Jalalain, Ibn Katsir, al-

Arba’in An-Nawawiyyah, dan

Riyadh al-Sholihin

8 4 Sabilul Rosyad Pring Sewu, Bakalan,Krapyak 

2000 K.H. Makin (Alm) Al-Qur’an, Tajwid, Nahwu, Sorof,Fath al-Qorib al-Mujib, dan Bulugh

al-Maram

A

Jati 9 1 Darul Izzah Jl. Masjid At-Taqwa,

Loram Kulon

1995 K.H. Hamzah

Asnawi (Alm)

Al-qur’an, Alfiyyah Ibn Malik,

Amtsilah al-Tashrifiyyah, Unwan al-

Dharf, Ta’lim al-Muta’allim,

Safinah al-Najah, Fath al-Qorib al-Mujib, Fath al-Mu’in, Tafsir al-

Jalalain, Aqidah al-Awwam, dan

Jawahir al-Bukhori

A

10 2 Darusy-Syifa’ Al-

Islami

Ploso, No. 165 Rt 1/II 2000 K.H. Abdullah

Shonhaji

Al-Qur’an, Akhlak lil Banin,

Jawahir al-Bukhori al-Kalamiyyah,Tafsir Surah Yasin, Safwah al-

Tafasir, Hadits Arba’in an-

 Nawawiyyah, dan Nashaih al-Ibad

C

11 3 Al-Ghurobaa’ Tumpangkrasak Rt1/VII

1995 K.H.M. Mustamir Al-Qur’an, Durus al-Falaqiyyah,Tafsir al-Jalalain, dan Irsyad al-Ibad

C

12 4 Ittihath Tholibin Jl. Masjid At-Taqwa

 No. 795, Loram

Kulon

1955-an K.H. Hamzah

Asnawi (Alm)

Al-Qur’an, Al-Amtsilah al-

Tashrifiyyah, Unwan an-Dharf,

Aqidah al-Awwan, Safinah an-

 Najah, Fath al-Qorib al-Mujib,

Tafsir al-Jalalain, dan Jawahir al-

Bukhori

A

13 5 As-Salam Tanjung Karang 2002 K.H. Ma’ruf  

Shiddiq, Lc

‘Arrabiyah Li al-Nasyi’in, Syarh al-

Jazariiyyah, Ta’lim al-Muta’allim,

Matn al-Rahabiyyah, Muntakhab at-Bad’ al-Amali, Tafsir Surah Yasin,

B

Page 172: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 172/215

 

114

dan Hadits Arbain an-Nawawiyyah

Dawe 14 1 Al-Huda Al-

Fathoniyyah

Gringging, Samirejo

 No. 20 Rt 2/I

1967 K.H. Fathoni Muhtashar Jiddan ‘ala al-

Jurumiyyah, Alfiyah Ibn Malik, Fath

al-Qorib al-Mujib, Kifayah al-Akhyar, Tafsir al-Jalalain, Tafsir al-

Munir, Ayyuha al-Aulad, Durrah an- Nashihin, Minhaj al-Abidin, Al-

Adzkar al-Nawawiyyah, dan Al-

Thib An-Nawawiyyah

C

15 2 MAK Miftahul Falah Cendono 1996 K.H. Hamdani, MA Kitab Nahwu-Sorof, Kifayah al-

Akhyar, Bidayah al-Hidayah, Tafsir 

al-Maroghi, dan Subul as-Salam

B

16 3 Manba’ul Falah Jl. Sunan Muria Piji

Rt 1/VI

1991 K.H. Ahmad

Shiddiq

Tafsir al-Jalalain, Tafsir al-Munir,

Tanwir al-Qulub, Iqadh Himam dan

Syarah Manaqib (karya K>H.

Ahmad Shiddiq sendiri)

B

17 4 Miftahul Huda Gringging, Samirejo

Rt 2/I

1997 K. Mahmud Junaidi Fath al-Qorib al-Mujib, Fath al-

Mu’in, Tafsir al-Munir, Ihya’

‘Ulumuddin, Kifayah al-Atqiya’,Durrah al-Nashihin, Manba’ Ushul

al-Hikmah, Syams al-Ma’arif al-Kubro

A

18 5 Nurul Ulum (Anak-

anak)

Piji Rt 4/III 1999 K. Sofyan Qiro’ati, Al-Qur’an, Gharib Al-

Qur’an, Tajwid, Fashalatan, dan al-

Barjanji

B

19 6 Raudlatut Tholibin Lau Rt.5/III 1954 K.H. Abdul Mu’thi Kasyifah al-Saja, al-Tibyan fi Adab

Hamalah al-Qur’an, Tafsir al-Jalalain, dan Tafsir al-Showi

C

Gebog 20 1 Darun Najah Talun, Kedungsari, 1986 K. Rosyiban Alfiyah Ibn Malik, Ta’lim al- A

Page 173: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 173/215

 

115

Rt 2/VIII Muta’allim, Fath al-Qorib al-Mujib,

Tafsir al-Jalalain, Bulugh al-Marom,

Sullam al-Taufiq, Irsyad al-Ibad, dan

 Nashaih al-Ibad21 2 Darus Salam Kuwaraan Getasrabi 2001 K.H. Ahmad Hadi

(Alm)

Al-Jurumiyyah, Alfiyah Ibn Malik,

Fasholatan, Jauhar al-Tauhid, Qomi’

al-Thughyan, Ta’lim al-Muta’allim,

Fath al-Qorib al-Mujib, Tafsir al-

Jalalain, Sullam al-Taufiq, Irsyad al-Ibad, Hizb al-Imam al-Ghazali,

Manaqib Jauhar al-Ma’ani, Asma’

Anti Peluru, Rajah Badan Onto

Kusumo, dan Asma’ Sunan Kalijaga

A

22 3 Al-Furqon Tulis, Gondosari No.

31 Rt 4/I

1992 K.H. Abdul Basyir,

MA

Al-Qur’an, Al-‘Iqd al-Nafs, Qawa’id

al-Tajwid, Tibyan fi Adab Hamalah

al-Qur’an, Al-Luma’ fi Ulum al-

Qur’an, Nafa’is fi Ada’ al-Qur’an,

Shirath al-Musthafa, Fiqh al-Sirah

dan al-Ikhtilaf al- Fiqhiyyah

B

23 4 Al-Hidayah Srabi Kidul,

Getasrabi

2000 K.H. Ibrohim

Kholili

Alfiyah Ibn Malik, Jauhar Al-

Makmun, Tashil al-Thuruqat, Fath

al-Qorib al-Mujib, Bidayah al-

Hidayah, Irsyad al-Ibad, dan

 Nashaih al-Ibad

B

24 5 Manarul Huda Kauman, Besito Rt

3/IV

1983 K.H. Khafidz Al-Qur’an, Alfiyah Ibn Malik,

Amtsilah al-Tashrifiyyah, Al-Iqna’,

dan Rahmah al-Ummah fi Ikhtilaf 

al-A’immah

A

25 6 Nurus Salam Jurang Rt 3/VI 1975 K.H. Hanafi Al-Qur’an, Safinah al-Najah,

Kasyifah al-Saja, Qomi’ al-

B

Page 174: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 174/215

 

116

Thughyan, Tafsir Surah Yasin, dan

Tanbih al-Ghafilin

26 7 PARIS (Pendidikan

Anak-Anak RakyatIslam)

Padurenan Rt 4/I 1930-an K.H. Ahmad Baqir Al-Jurumiyyah, Riyadh al-Badi’ah,

Fath al-Majid, dan Kifayah al-Atqiya’

A

27 8 Al-Qudsiyyah Srabi Lor, Getasrabi

Rt 3/V

1992 K.H. Ahmad

Muzayyin

Alfiyah Ibn Malik, Ihya’

‘Ulumuddin, dan Durrah al-Nashihin

B

28 9 Rahmatillah Besito Rt 5/VII 1984 K.H. Abdul Manan Fath al-Qorib al-Mujib, Syu’ab al-

Iman, Fath al-Majid, Tafsir al-Jalalain, Bulugh al-Marom, Riyadhal-Shalihin, Durrah al-Nashihin,

 Nashaih al-Ibad, dan Minhaj al-

Abidin

C

29 10 Yanabi’ul Qur’anAnak-anak Putri

2004 K.H. Ma’shum, AK Al-Qur’an, Fasholatan, Fiqh Jawan,Tauhid Jawan dan Pendidikan Dasar 

(WAJARDIKNAS)

B

Undaan 30 1 Irsyaduth Tholibin Medini, gang II, Rt

6/III

1977 K.H. Afifuddin

Rifai

Al-Qur’an B

31 2 Ishlahusy Syubban Undaan Kidul Gg.XI. Rt 7/III

1946 K. Chumaidi Haris Al-Jurumiyyah, Alfiyah Ibn Malik,Ta’lim al-Muta’allim, Sullam at-Taufiq, Fath al-Qorib al-Mujib,

Tuhfah al-Thullab, dan Tafsir al-

Jalalain

A

32 3 Al-Khoirot Undaan Kidul Gg.

VII. Rt 5/II

1967-an K. Hajar Abdul

Rodli

Al-Qur’an, Nadham al-Umrithi,

Jawahir al-Kalamiyyah, Fath al-

Mu’in, dan Minhaj al-Abidin

A

33 4 Manalaul Huda As-

Syafa’

Kalirejo, Rt 2/I 1965 K.H. Musyafa’ Al-Qur’an A

34 5 Mu’awanatuth Madini Gg. IV Rt 8/I 1962 K.H. Achmad Al-Qur’an, Sullam al-Munajah, Fath A

Page 175: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 175/215

 

117

Thullab Husein al-Qorib al-Mujib, dan Fath al-

Mu’in

35 6 Nurus Siroj Undaan Kidul Gg.

XII. Rt 02/IV

1890 K.M. Sholih &

K.H. Zaenal Arifin

Alfiyah Ibn Malik, Fath al-Qorib al-

Mujib, Fath al-Mu’in, Tanwir al-Qulub, Bidayah al-Hidayah, dan

Ihya’ Ulumuddin

A

36 7 Raudhatul Huffadh Kalirejo 1987 K. Masyasyih Al-Qur’an, Tafsir al-Jalalain, dan

Fath al-Qorib al-Mujib

A

37 8 Rabtotul Huffadh Undaan Kidul - K.H. Ali Ajwad Al-Qur’an, Jazariyyah, Tafsir al-Jalalain, Ta’lim al-Muta’allim, danBidayah al-Hidayah

A

38 9 Subulussalam Sambung Gg. XII, Rt

03/I

1940-an K.H. Hasan Mas

Umar 

Fath Al-Qorib Al-Mujib, Fath Al-

Mu’in, Matn Al-Sanusiyyah, dan

Fath Al-Majid

A

39 10 Tibbil Qulub Jl. Prawoto, Kalirejo,

Rt 05/IV

1999 K.H. Misbahul

Munir 

Al-Qur’an A

Jekulo 40 1 Bustanul Muhtadin Bulung KulonRt.03/V

1950-an K. Syafi’i Al-Qur’an, Riyadh al-Badi’ah, dan Nasha’ih al-Ibad

B

41 2 Darul Falah Jl. Sewonegoro, No.29 Rt.1/X, Kauman,

Jekulo

1970 K.H. Ahmad Basyir Al-Qur’an, Al-Jurumiyyah, Al-‘Umrithi, Alfiyah Ibn Malik, Al-

Amtsilah al-Tashrifiyyah, Nadzam

al-Maqsud, Qowa’id al-I’lal,

Jauharul Maknun, Fath al-Qorib al-

Mujib, Fath al-Mu’in, Fath al-

Wahhab, Tafsir al-Jalalain, Nur 

adz-Dzolam, Bidayah al-Hidayah, Nashaih al-Ibad, dan Ihya’

Ulumuddin

B

42 3 Darul Mubarok Jl. Sewonegoro, No.

125 Rt.03/IX,

1983 K.H.A. Romli Safinah an-Najah, fath al-Mu’in,

Fath al-Majid, dan Nasha’ih al-Ibad

B

Page 176: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 176/215

 

118

Kauman, Jekulo

43 4 Darul Muqomah Bulung Kulon, Rt

04/III

1992 K. Muhammad

Sholeh

Al-Jurumiyyah, al-Mutammimah, al-

Amtsilah al-Tashrifiyyah, Hidayah

al-Mustafid, Syifa’ al-Jannah, Fathal-Qorib al-Mujib, dan Hadits al-

Arba’in an-Nawawiyyah

B

44 5 Dzikrul Hikmah Tlogo, Gondo Harum 1975 K.H. Khasnan Al-Jurumiyyah, Ta’lim al-

Muta’allim, Fath al-Qorib al-Mujib,

Thuhfah al-Thullab, Nail al-Amani,

Tafsir al-Jalalain, dan Jawahir al-Bukhori

C

45 6 Al-Halim Rt.01/II 1999 K.H. Ahmad

Syaerozi

Al-Qur’an, Al-Aqidah al-Awwam,

Fath al-Qorib al-Mujib, Bidayah al-

Mujathid, dan Nashaih al-Diniyyah

A

46 7 Hanafiyyah Kerang Panas,

Bulung Cangkring,

Rt. 03/I

1977 K.H. Hanafi Ta’lim al-Muta’allim, Alfiyah Ibn

Malik, Fath al-Qorib al-Mujib, Fath

al-Mu’in, Fath al-Wahhab, Minhaj

al-Qowwim, Riyadh al-Sholihin,

 Nashaih al-Ibad, dan Ihya’‘Ulumuddin

A

47 8 Al-Husna Jl. Sewonegoro,

Kauman, Jekulo

1984 K.H. Rahman

Ahmad

Al-Qur’an, Nahwiyyah lil Athfal, al-

Jazariyyah, Fath al-Karim al-

Mannan, Ta’lim al-Muta’allim,

Tuhfah al-Thullab, Bidayah al-

Hidayah, dan Hadits al-Arba’in an-

 Nawawiyyah

A

48 9 An-Nur Jl. Sewonegoro No.1,

Kauman, Jekulo

1993 K.H. Syafiq Nashan Al-Umrithi, Sullam al-Taufiq, Fath

al-Qorib al-Mujib, Bidayah al-

Hidayah, Tafsir al-Jalalain, danShohih al-Muslim

C

Page 177: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 177/215

 

119

49 10 Pendidikan Pedoman

Islam (PPI)

Bulung Kulon 1965 K.H. Damansari Kutub al-Sittah, Fath al-Qorib al-

Mujib, Fath al-Mu’in, Fath al-

Wahhab, dan Ihya’ al-Ulumuddin

A

50 11 Al-QoumaniyyahBareng

Jl. Sewonegoro,Kauman, Jekulo, No.

03 Rt. 01/X

1923 K.M. Mujib Al-Qur’an, al-Jurumiyyah, al-Umrithi, Alfiyah Ibn Malik, Qawaid

al-I’rob, al-Amtsilah al-Tasrifiyyah,

 Nadzom al-Maqsud, al-Ma’qud, al-

Mathlub, Fath al-Qorib al-Mujib,

Kifayah al-Akhyar, Fath al-Mu’in,Sullam al-Taufiq, Kifayah al-

Awwam, Tijan al-Darori, Fath al-

Majid, dan Jauhar al-Tauhid

B

51 12 Al-Qoumani-

yah (Huffadh)

Jl. Sewonegoro,

Kauman, Jekulo, No.

15 Rt. 01/X

1988 K.H. Hambali Al-Qur’an A

52 13 Rohmatul Ummah

Essalafy

Jl. Pandean No. 230 1989 K.H. Mahmudi

Amam

Al-Qur’an, Fiqih Jawan, Nahw al-

Wadih, Ta’lim al-Muta’allim, al-

Jurumiyyah, al-Umrithi, Alfiyah Ibn

Malik, Syarh Ibn ‘Aq il ‘ala AlfiyahIbn Malik, al-Amtsilah al-

Tasrifiyyah,Jauhar al-Maknun,

Tauhid Jawan, ‘Aqidah al-Awwam,

Fath Robb al-Bariyah, Safinah an-

 Najah, Fath al-Qorib al-Mujib,Minhaj al-Qowwim, Fath al-Mu’in,

Fath al-Wahhab, Hasyiyah al-Bajuri,

Syarh al-Mahalli, Fara’idl, Shahih

al-Bukhori, ‘Ilm Musthalah al-

Hadits, Ilm al-Mantiq, Ushul al-

Fiqih, al-Fara’idl dan Ihya’

B

Page 178: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 178/215

 

120

‘Ulumuddin

53 14 Salafiyyah

Asysyafi’iyah

Jl. Gondoharum, No.

08, Rt. 03/I

1979 K.H. Moch. Halimi Al-Umrithi, al-Amtsilah al-

Tashrifiyyah, Fath al-Qorib al-

Mujib, Risalah al-Tauhid, Tafsir al-Jalalain, dan Durrah an-Nashihin

B

54 15 Sirajul Hannan Jl. Sewonegoro II,

 No. 27, Kauman,

Jekulo

1997 K.H. Ma’shum

Rosyidie

Al-Qur’an, ‘Ilm al-fara’idl dan ‘Ilm

Falak 

B

55 16 Al-Yasir Jl. Sewonegoro,Kauman, Jekulo, Rt.

03/IX

1987 K.H. Ahmad Saiq Al-Qur’an, al-Jurumiyyah, al-Umrithi, Safinah an-Najah, Riyadh

Al-Badi’ah, Fath al-Qorib al-Mujib,

Fath al-Wahhab, dan Fara’idl al-

Bahiyyah

A

Kota 56 1 Dar al-Furqon Kalugawen,

Janggalan, No.267.

Rt. 01/II

1984

1984

K.H. Abdul Qodir Ta’lim al-Muta’allim, Ayyuha al-

Walad, Matn al-Jazariyah, Tafsir al-

Jalalain, Fath Al-Qorib al-Mujib,

dan kitab al-Mawa’idh (Hadits

Qudsi).

A

57 2 Al-Fadlilah Jl. Lambau. No. 05Singocandi

2000 K. Nashihul Umam Al-Qur’an, Ta’lim al-Muta’allim,Fath al-Qorib al-Mujib, Kifayah al-

Akhyar, Tafsir al-Jalalain, Qami’ al-

Thughyan dan Durrah al-Nashihin.

A

58 3 Al-Jalil Kauman Menara

Rt.02/I

1957 K. Yasin Djalil Al-Qur’an, Nahwu dan Shorf C

59 4 Ittihadul Falah Bejen, Kajeksan No.60

2000 K. HabibullahHambali

Ta’lim al-Muta’allim dan Fath al-Qorib al-Mujib.

C

60 5 Jam’iyyatul HidayahIbu Fathihah

Damaran No.92 1963 Ust. Mutahifah &K. Jamaluddin

Al-Qur’an, al-Mutammimah, Fathal-Qorib al-Mujib.

C

61 6 Jam’iyyah Roudlotul Bejen, Kajeksan 1990 Ust. Nor Ulfah Al-Qur’an, Fiqih dan Bahasa Arab C

Page 179: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 179/215

 

121

Mubarok No.60. Rt.03/III

62 7 Mafatihul Ulum al-Mathar 

Sunggingan No.442-446

1992 K.H. AbdullahZaeni Nadhirun

Amtsilati, Sullam al-Taufiq, Irsyadal-Ibad, dan Nashaih al-Ibad

C

63 8 MAK TBS Jl. K.H. Turaichan

Adjhuri No.23,

Rt.02/II

1994 K.H. Ahmad Abd.

Fatah, MA

Al-Jurumiyyah, Alfiyah Ibn Malik,

Fath al-Qorib al-Mujib, Fath al-

Mu’in, Tuhfah al-Thullab, Mukhtar 

al-Hadits, Durrah al-Nashihin, dan

 Nashaih al-Ibad

B

64 9 Manba’ul Qur’an

(Huffadz)

Rendeng Utara No.14

a

1999 K.H. Shofwan Duri Al-Qur’an, Tajwid al-Jawan, al-

Jurumiyyah, Fath al-Qorib al-Mujib,dan Fath al-Majid

B

65 10 Manba’ul Uluum Kelurahan, Kajeksan22

1940-an K. Zahir Ma’mun Syarh Ibn ‘Aqil ‘ala Alfiyah IbnMalik, al-Tibyan, Fath al-Mu’in, dan

al-Ushfuriyyah

A

66 11 Mazro’atul Ulum Damaran No.78 1940-an K.H. Noor  

Muttaqin (Alm)

Al-Qur’an, Ta’lim al-Muta’allim,

Riyadh al-Badi’ah, dan Fath al-

Mannah

A

67 12 Al-Mubarokah Lemah Gunung,Krandon

1989 K.H. Sa’dullahArrouyani

Al-Qur’an, Fath al-Qorib al-Mujib,dan Tafsir al-Jalalain

A

68 13 Muhammadiyah Tepasan, Demangan No.180

1990 Ust. EndangKaryati, S.Ag, Ust.

Ladun Hakim dan

Ust. Hasan Fauzi

Al-Qiro’ah al-Rasyidah, al-Jurumiyyah, al-Iman, al-Ibanah al-

Ahkam, dan Riyadh al-Shalihin

B

69 14 Nahdlotut Tholibin Bejen, Kajeksan 60Rt.02/III

- K.H. AhmadChamdun

Al-Mutammimah, Alfiyah IbnMalik, Fath al-Qorib al-Mujib, dan

Tafsir al-Jalalain

A

70 15 Najahuth Tholabah Bejen, Kajeksan 60

Rt.02/III

1936 Ust. Hanifah Al-Qur’an, Tafsir al-Jalalain, Fath

al-Qorib al-Mujib, Fath al-Majid,

dan Bulugh al-Marom

C

Page 180: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 180/215

 

122

71 16 Al-Qudsy Jl. Pangeran Puger  

 No.54 Demaan

2000 Ust. Siki Hariroh Gharib Al-Qur’an, Tafsir al-Ibriz,

Jauhar al-Tauhid, dan Ta’lim al-

Muta’allim

C

72 17 Raudlatul Jannah Bejen, KajeksanRt.03/III

- K.H. Abdul AzisMulyono & Nyai

Hj. Aminah

Al-Qur’an, Amtsilati, ta’lim al-Muta’allim, Fath al-Qorib al-Mujib,

Tafsir al-Jalalain, dan al-Ushfuriyah

C

73 18 Ar-Raudlotul

Mardliyah

Janggalan No.57 1981 K.H. M. Munir  

Hisyam

Al-Qur’an C

74 19 RaudlatulMuta’allimin

Jagalan,Langgardalem No.62

1880 K.H. Ma’ruf Irsyad(Alm)

Al-Jurumiyyah, al-Umrithi, al-Mutammimah, Alfiyah Ibn Malik,Syarh Ibn ‘Aqil ‘ala Alfiyah Ibn

Malik, al-Amtsilah al-Tashrifiyyah,

 Nadhom al-Maqsud, ‘Unwan al-

Dharf, Qawa’id al-Sharfiyyah, Hill

al-Ma’qud, Hidayah al-Mustafid, al-Jazariyah, Safinah an-Najah, Fath al-

Qorib al-Mujib, Fath al-Mu’in, al-

Iqna’, Tafsir al-Jalalain, al-Jami’ al-

Shaghir, Al-Adzkar al-Nawawiyyah,al-Akhlak lil Banin, al-Ushfuriyyah,

Irsyad al-Ibad, dan Nashaih al-Ibad

C

75 0 Raudlatut Tholibin Jl.K.H.R. Asnawi

 No.44 Bendan,Kerjasan

1927 K.H. Moch. Hafidz

Asnawi

Al-Jurumiyyah, al-Amtsilah al-

Tashrifiyyah, Fath al-Qorib al-Mujib, Majmu’ al-Ahkam al-

Syar’iyyah, Sullam al-Taufiq,

Syu’ab al-Iman, Tijan al-Durari,

Ta’lim al-Muta’allim, al-

Ushfuriyyah, Bidayah al-Hidayah

C

76 1 Raudlatut

Muta’allimat

Kaligunting,

Kajeksan No.115

1969 K.H. Ahmad Yahdi Al-Jurumiyyah, Ta’lim al-

Muta’allim, Fath al-Mu’in, dan

C

Page 181: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 181/215

 

123

Irsyad al-Ibad

77 2 Sadzaliyyah Kyai

 Noor Hadi

Sunggingan Rt. 02/III 1996 K.H. Abdullah

Zaini Nadhirun

Tafsir al-Ibriz, dan Irsyad al-Ibad A

78 3 TBS (TasywiquthThullab Salafiyyah)

Jl. K.H. TuraichanAdjhuri No.237,Balaitengahan,

Langgardalem

1920-an K.H. Taufiqur Rohman

Syarh Muhtasar Jiddan ‘ala al-Jurumiyyah, Khamsatu Mutun, Fiqhal-Wadih, Safinah al-Najah, Sullam

al-Taufiq, al-Husnun al-Hamidiyah,

Hujjah Ahl al-Sunnah wa al-

Jama’ah, Tafsir al-Jalalain

B

79 4 Yanabi’ul UlumWarrohmah

Jl.K.H.M. ArwaniKajan, Krandon

1993 K.H. Maksum AK Syarh Ibn ‘Aqil ‘ala Alfiyah IbnMalik, Ta’lim al-Muta’allim,

Kifayah al-Akhyar, Fath al-Mu’in,

Syarh Sullam al-Taufiq, al-Khusun

al-Hamidiyyah, Hujjah ahl al-

Sunnah wa al-Jama’ah, Tafsir al-Jalalain, dan Idhah al-Nasyi’in

B

80 5 Yanbu’ul Qur’an –  

Putera (Pesantren

Tahfidz)

Jl. K.H.M. Arwani

 No.24 Kajeksan

Rt.01/III

1970 K.H. Mc. Ulinnuha

Arwani

Al-Qur’an, Haqq al-Tilawah, al-

Tibyan fi Adab Hamalat al-Qur’an,

Faidl al-Barakat fi Sab il al-Qira’at,al-Itqan fi Ulum al-Qur’an, Tafsir al-

Jalalain, Khasifah al-Saja, Bidayah

al-Hidayah, dan Nashaih al-Ibad

A

81 6 Yanbu’ul Qur’an –  

Puteri (Pesantren

Tahfidz)

Jl. K.H.M. Arwani

 No.24 Kajeksan

Rt.01/III

1973 K.H. Mc. Ulinnuha

Arwani

Al-Qur’an, Haqq al-Tilawah, al-

Tibyan fi Adab Hamalat al-Qur’an,

Faidl al-Barakat fi Sab il al-Qira’at,

al-Itqan fi Ulum al-Qur’an, Tafsir al-

Jalalain, Khasifah al-Saja, Bidayah

al-Hidayah, dan Nashaih al-Ibad

A

82 7 Yanbu’ul Qur’an –  Anak-Anak 

Kebon Agung,Krandon, No.12

1986 K.H. Mc. UlinnuhaArwani

Al-Qur’an dan MI B

Page 182: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 182/215

 

124

(Pesantren Tahfidz)

83 8 Yanbu’ul Qur’an-

Ma’had Al-

Ulumisysyar’iyyah(MUSYQ) Lil Banin

Kwanaran Kajeksan

 No. 139 a

1990 K.H. Arifin Fanani Al-Qur’an, Mudzakirah (Tajwid), al-

Jurumiyyah, Syarh Ibn ‘Aqil ‘ala

Alfiyah Ibn Malik, Jauhar al-Maknun, Ta’lim al-Muta’allim,

Sullam al-Taufiq, Fath al-Qorib al-

Mujib, Fath al-Mu’in, Tahrir danMinhaj al-Qowim

B

84 9 Yanbu’ul Qur’an-

Ma’had Al-Ulumisysyar’iyyah

(MUSYQ) Lil Banat

Kerjasan No. 82 1993 K.H. Munfa’at

A.Jalil, Lc

Al-Qur’an, Ta’lim al-Muta’allim,

Risalah al-Mu’awanah, dan Irsyadal-Ibad

B

85 0 Yanbu’ul Qur’an-

Remaja (Pesantren

Tahfidz)

Bejen, Kajeksan 3/III 1997 K.H. Mc. Ulinnuha

Arwani

Al-Qur’an, al-Akhlaq li al-Banin,

Minah al-Saniyyah, al-

Mutammimah, dan Amtsilah al-

Tashrifiyyah

A

86 1 Yanbu’ul Qur’an-

Yatama Utsman bin

Affan

Singopadan,

Singocandi Rt.01/III

2002 K.H. Mc. Ulinnuha

Arwani

Al-Qur’an dan MI A

Sumber : Di olah dari hasil penelitian Central Riset dan Manajemen Informasi (CeRMIN) Kudus dan Kementrian Agama Kabupaten Kudus

Page 183: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 183/215

 

125

Lampiran 1b

Perbandingan Tipologi Pondok Pesantren Se-Kudus

  No Aspek 

Tipologi

Kelebihan Kekurangan KeteranganA B C

1 Sistem

Pendidikan

Pesantren

Menekankan

  pada sistem

 pendidikan

yang

tradisional

Kyai sebagai

  pengasuh dan

 pemilik 

 pesantren

Santri

menetap di

 pesantren

Menekankan pada

sistem pendidikan

yang integratif 

Kyai hanya

sebagai pengasuh

 pesantren

Santri tinggal dan

menetap di

 pesantren

Menuju pada pola

sistem pendidikan

integratif 

Segala kebijakan

terpusat pada kyai

Pesantren hanya

sebagai tempat

menginap

Tipe B dan C

terlihat lebih

menyeimbangkan

 pendidikan agama

umum. Namun,

meskipun pada tipe

A masih

menerapkan

 pendidikan yang

tradisional, aspek 

ketrampilan pada

sebagian besar 

 pesantren sudah

diterapkan pada

 pesantren tersebut.

Sebagian

 pesantren yang

sudah

menerapkan

sistem

 pendidikan

modern

terkadang belum

 bisa

menyesuaikan

dengan nilai-nilai

yang ada.

Untuk tipe C,

maju dan

 _ 

Page 184: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 184/215

 

126

Sudah

memiliki

organisasi

 pengurus

 pesantren

Kegiatan

 pesantren

terpusat pada

kebijakan

 pengurus

 pondok 

Sangat

menekankan

kedisiplinan

 pada

kehidupan

sehari-hari

Sudah memiliki

organisasi

 pengurus pesantren

Kegiatan pesantren

sebagai pelengkap

Menekankan

kedisiplinan dalam

melaksanakan

kegiatan pesantren

Sebagian besar 

sudah memiliki

 pengurus, namun

hanya beberapa

 pesantren yang

mash berjalan

Kegiatan pesantren

menyesuaikan

dengan kegiatan

sekolah

Kedisiplinan

kurang ditekankan

Pada tipe A,

hubungan antara

kyai dan santri lebih

akrab karena

rutinitas ketemu

lebih banyak dari

 pada tipe B dan C.

mundurnya

sebuah pesantren

sangat

dipengaruhi oleh

charisma kyai

dalam

menjalankan

 pesantren.

Page 185: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 185/215

 

127

2 Kurikulum Tidak  

terprogram

secara jelas

dan baku

Membuka

kelembagaan

dan faslitas-

fasilitas

 pendidikan

 bagi

kepentingan

 pendidikan

umum

Kegiatan

 pesantren

yang

Sudah jelas dan

terencana secara

sistematis

Merevisi

kurikulum dengan

memasukkan

materi pelajaran

dan ketrampilan

umum

sebagaimana yang

diajarkan di

madrasah formal

Pagi sekolah di

sekolah atau

madrasah formal,

Kurikulum tidak 

tertulis

Memberikan

kebebasan pada

santri untuk 

mengembangkan

 bakat dan

minatnya sesuai

dengan potensi

asalkan masih

menempat di

 pesantren

Pagi sekolah,

kegiatan pesantren

dimulai habis

Penataan kurikulum

tipe B lebih

sistematis dari pada

tipe A dan C.

namun, kurikulum

 pesantren itu pada

dasarnya mengikuti

 pola-pola yang ada

di kitab sehingga

masih banyak 

 pesantren, terutama

dari tipe A dan C

yang belum

menggunakan

kurikulum yang

 jelas

Tipe A mempunyai

kelebihan dalam

 bidang tahfidz al-

Kurikulum yang

 belum tersusun

secara sistematis,

mengakibatkan

orientasi

 pesantren kadang

tumpang tindih.

Hal ini

mengakibatkan

maju dan

mundurnya suatu

 pesantren dalam

satu sisi sangat di

 pengaruhi oleh

kharisma kyai.

Tipe A belum

sepenuhnya

melakukan

Dimensi

kurikulum

masing-masing

 Nampak sudah

melakukan

 pembaharuan

sesuai dengan

kekuatan yang

dimiliki

 pesantren.

Page 186: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 186/215

 

128

dijalankan dari

mulai sejak 

subuh hingga

malam hari

Al-Qur’an

yang

mencakup

hafalan,

tajwid,

makhroj, dan

ilmu tafsir.

Serta juga

mempelajari

al-Qur’an

qiro’ah

sab’ah.

Ilmu syari’ah

mencakup

kegiatan pesantren

mulai habis ashar 

sampai malam

Al-Qur’an

mencakup seni

 baca al-Qur’an,

musyafahah al-

Qur’an, khataman

al-Qur’an dan ilmu

tafsir 

Imu syari’ah

mencakup Ta’lim

magrib. Sementara

waktu sore hari

digunakan untuk 

 piket

Al-Qur’an

meliputi tajwid

dan mudarosah

Ilmu syari’ah

mencakup al-

Qur’an, Tipe B pada

kombinasi antara

 pelajaran umum dan

kitab salaf,

sedangkan tipe C

mempunyai

keunggulan dalam

materi ilmu

syar’iyyah..

Di samping

memepelajari kitab

 pembaharuan

secara mendasar.

Tipe B, sudah

mendasar namun

 belum

sepenuhnya

meletakkan nilai-

nilai madras

dalam sistem

madrasah yang

dikehendaki.

Tipe C, belum

menyajikan

kurikulum yang

tertulis dan baku

yang dijadikan

 para santri dalam

menuju pada

tujuan

 pendidikan yang

Page 187: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 187/215

 

129

Haqq al-

Tilawah, al-

Itqon fi Ulum

al-Qur’an,

Tafsir Jalalain,

Kasifah al-

Saja, Bidayah

al-Hidayah

dan Nasha’ih

al-Ibad

 _ 

al-Muta’allim,

Sullam al-Taufiq,

Fath al-Qorib al-

Mujib, Fath al-

Mu’in, Minhaj al-

Qowim, al-

Jurumiyyah, dan

Jauhar al-Maknun

Pengajian ekstra

meliputi Simthut

Duror, adz-Dziba’,

al-Barjanji, taqror 

Alfiyah, sorogan

kitab kuning,

musyawaroh kitab,

mukhafadzoh

Alfiyah, pengajian

Jurumiyyah, Fath

al-Qorib al-Mujib,

Sullam al-Taufiq,

Tijan al-Darori, al-

Ushfuriyah,

Bidayah al-

Hidayah dan

Majmu’ al-Ahkam

al-Syar’iyyah

Pengajian ekstra

meliputi

 pembacaan surat

al-Kahfi setiap

malam jum’at, al-

Barjanji, pengajian

yasin tahlil,

khitobah malam

 jum’at dan

kuning, pesantren

tipe B dan C

mempunyai

rutinitas di luar jam

 pembelajaran.

Khususnya tipe C,

 pada umumnya

mempunyai amlan-

amalan tersendiri

untuk meningkatkan

 perilaku santri di

 pesantren.

diinginkan.

Page 188: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 188/215

 

130

 _ 

fiqih dialogis fiqh

ubudiyyah,

 pengajian yasin

tahlil, dan

 bimbingan belajar 

untuk jekas 6 MTs

dan 9 MA.

 _ 

mukhafadzoh

surat-surat pendek.

Ilmu hikmah

meliputi

 pembacaan

sholawat

Asnawiyah, syi’ir 

nasihat KHR.

Asnawi, Rotib al-

Imam

Abdurrohman al-

Atthos, Rotib al-

Syahir lil Imam al-

Habib Abdillah bin

Tipe C, mempunyai

kelebihan

mempelajari bidang

ilmu hikmah

disbanding dengan

tipe lainnya.

Page 189: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 189/215

 

131

Alwi al-Haddad

dan wirid al-Imam

Ali bin Abi Bakar 

al-Syaqofi.

3 Pola

Pembelajaran

Pola

 pembelajaran

tradisional,

seperti

sorogan dan

 bandongan

Metode

 pembelajaran

yang

diterapkan

menggunakan

musyafahah,

resitasi, taqrir,

dan

mudarosah

Menerapkan

metode mutakhir 

dalam

 pembelajaran

Metode yang

diterapkan metode

mbalah,

musyafahah,

sorogan hafalan

Alfiyah dan

musyawaroh.

Tetap menerapkan

metode sorogan

dan bandongan

Metode sorogan

dan bandongan.

Tipe A unggul

dalam hal hafalan,

meskipun juga

menerapkan sistem

tradisional. Tipe B

unggul dalam

 perpaduan agama

dan umum.

Sementara tipe C,

unggul dalam pola

 pembelajaran

kitabnya.

Tipe A tetap

kokoh

mempertahankan

 pola

tradisionalnya,

namun masih

kurang dalam

menyerap

metode-metode

yang

transformatif.

Pola

 pembelajaran

yang dimaksud

meskipun

 bernafas

 pembaharuan,

namun tidak 

 berarti

menghilangkan

 pola lama yang

sudah

mentradisi.

Page 190: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 190/215

 

132

4 Sistem

Penyelenggaraan

Pendidikan

Mengajarkan

ilmu-ilmu

agama dalam

 bentuk 

madrasah

Kelas yang

dipersiapkan

terdiri dari

kelas

 persiapan A

dan B,

kemudian

masuk ke

kelas 1, 2 dan

3. Serta di

tingkatan

akhir dibuka

kelas

mudarosah

Menyelenggarakan

 pendidikan formal

dengan

menerapkan

kurikulum nasional

Kelas yang

dipersipkan

menyessuaikan

 pada kelas

dimadrasah formal.

Menyelenggarakan

 pendidikan

keagamaan dengan

model madrasah

lokal pesantren

Kelas yang

dipersipakan juga

menyesuaikan

 pada jenjang

 pendidikan formal,

yakni kelas

takhasus 1 dan

takhasus 2.

Pada umumnya,

semua pesantren

sudah mempunyai

 jenjang kelas dalam

sistem

 pendidikannya. Ada

yang bentuk 

madrasah lokal,

kelas takhasus dan

kelas berdasarkan

kemampuan. Tipe

A, lebih spesifik 

dalam

memperhatikan para

santrinya. Tipe

 penyelenggaraannya

sudah terbiasakan

dengan pola umum,

sehingga untuk di

 pesantren tinggal

Tipe B yang

sudah

mengintegrasikan

 pendidikan

 pesantren dengan

 pendidikan

formal

kebanyakan

 belum mempu

memadukan

secara kolektif.

Akibatnya tidak 

ada

keseimbangan

 pada penekanan

 pendidikan yang

dilaksanakan.

Dimensi

 penyelenggaraan

 pendidikan

dalam hal ini

menunjukkan

 pola yang

sporadis.

Page 191: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 191/215

 

133

 bagi para

khotimin.

Menekankan

 pada aspek 

 pelajaran al-

Qur’an dengan

kitab salaf.

Menekankan pada

kombinasi antara

al-Qur’an, umum

dan kitab salaf.

Menekankan pada

aspek fiqih,

nahwu, shorof dan

akhlak.

menyesuaikan.

Sementara tipe C,

lebih menekankan

 pada pemenuhan

minat santri dalam

memilih pendidikan

formal yang

diinginkannya.

Page 192: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 192/215

 

Lampiran 2

Teks Asli Wasiat KH. Arwani Amin Kudus

Page 193: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 193/215

 

Lampiran 3a

Teks “Pegon” Syi’iran Nasihat KHR. Asnawi Kudus Bagian 1

Page 194: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 194/215

 

Lampiran 3b

Teks “Pegon”Syi’iran Nasihat KHR. Asnawi Kudus Bagian 2

Page 195: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 195/215

 

Lampiran 3c

Teks “Pegon” Syi’iran Nasihat KHR. Asnawi Kudus Bagian 3

Page 196: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 196/215

 

Lampiran 3d

Teks “Pegon”Syi’iran Nasihat KHR. Asnawi Kudus Bagian 4

Page 197: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 197/215

 

Lampiran 4

Teks Jawa Syi’iran Nasihat KHR. Asnawi Kudus

 Bismillahirrahmanirrohim

Purwane tembang aran syi’iran Asmane Allah Gusti PangeranPengalembana mungguh hakekat Keduwe Allah kang paring ni’mat

Rahmat lan salam katur utusan Gusti Muhammad Nabi pungkasan

Mengkono ugo kawula wergo Para Sahabat ahli suwargo

Iki tembangan kang teka mburi Maring anakku kanggo nuturi

Aja mengucap sun anak ratu Lan pada mulya anak lan putu

Sebab mulyane menungsa iku Benturing tapa bagusing laku

Akeh ilmune amal ta’ate Langgeng sampurna tan ana pote

Wong tuwa akeh kang pada mulya Anake ina cilaka siya

Sebab bodone tanpa sinahu Banjur mengucap mengkono mahu

Mikira maring sebab mulyane Wong tuwa kaya apa lakune

Mandenga maring nabi lan rasul Lan para wali para pinunjul

Lan para alim kang melaku bagus Nganggo ilmune tindake alus

Contone kaya uwite mawar Arum kembange ba’dane mekar 

Sekehe irung kepengen ngambung Amondo – mondo akeh wong

gandrungMaring asale pada nyingkiri Kuwater maring kecekrek eri

Anak kang bagus bapake ala Rinengga mulya akeh wong melala

Alane bapak tan bisa nglungsur Ing derajate anak kang luhur 

Kosok baline luhuring bapak Tan bisa ngangkat asoring anak 

Mulane pada mbudi pekerti Ilmu lan amal sangune mati

Iki wasiat maring anakku Lan maring para muslim dulurku

 Ngelinggi nasab lan salasilah Terkadang bener terkadang salah

Lamun supaya niru lakune Leluhur bagus budi kertineMengkono ikuk laku kang bener Dadine cocok nasabe nomer 

Yen nejo maring diri gunggungan Luhuring tedak gawe omongan

Page 198: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 198/215

 

Iku keliru ojo mbok tiru Ngedukno nasab lakukne saru

Kena ketembung ngedukno balung Ingkang wus ajur ora demunung

Wong mengkono bodo lan kumprung Bingung dak weruh maring

delangkung

Seperti kaya tisma’an bathok Tan weruh maring burine jithok 

Elingo siro dongenge kintel Anake kanda dak gelem ngandelPak kebo iku gedhe nemeni

Banjur ageden wetenge melembung Dak gelem kalah gumede sombong  Njur takon gede endi lan aku Jawabe anak during sak kuku

Banjur le ngeden ditemenani Supaya ora ana kang madaniBangete ngeden wetenge bedah Le ngeden ora di arah – arah

Amerga aja sampiya kalah Karo gedene kebo delalahWong kang gumede dadine asor Dunyo akhirat tumibo ngisor 

Elingo iki dongeng jo lali Rino lan wengi den tuli – tuli

Dongenge iblis bangkang perintah Sangking pangeran tur wani bantah

Diperintah sujud marang nabine Adam tan nurut nampa benduneDigawe isi ana neraka Sak turun - turun kabeh cilaka

Sifat gumedhe iku ngelabeti Tumeka anak putu mlaratiWongkang gumede iku persasat Agawe ina ing anak mlarat

  Nabi Muhammad ngasor tindake Ora rumongso luhur awake

Sekehe makhluk sak pengisore Gemblang lan terang mungguhluhur 

Ewo semono dak ngaku luhur Liyane nabi pada kemluhur  Pada ngiloha kaca brenggala Terang rupamu bagus tah ala

Yen kuwe weroh wong salah Nacat tan ngerasa kuwe menyalah

Lamuna kuwe dewe nglakoni Dicacat kuwe terus bendoni

Isina kuwe yen ngaku jempol Ngajimu pelo pating perenjol

Ing medan njaluk ana ing duwur Ngedengkreng karo ngubengnosusur 

Page 199: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 199/215

 

Anakku lanang ojo do ngrokok Aja susuran anakku wedok Mundak cangkeme penceng lan perot Susure nglewer metu mecotot

Sisih pipine mendokol mrongkol Sing lanang nyawang pegel

mendokolCangkem pipine owah rupane Tan sisih merongkol maring

atine

Kewes lan denes anyenengake Bareng susuran anggethengake

Amerga kaya pipine kethek Sak sisih merongkol naliko

nyekek 

Piker kang bening lan ngati – ati Ing guru laki wajibeng bekti

Pitutur kabeh kang wus kasebut Anak putukku supaya nurut

Sapa kang nurut dadi wong mulya Dunya akhirat ora disiyaIng kene rampung tutur wasiat Akhire mekas aja maksiyat

Page 200: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 200/215

 

Lampiran 5

Draft Wawancara Terstruktur

1. Dunia pesantren pada dasawarsa terakhir ini nampaknya semakin

menempatkan dirinya di tengah masyarakat. Sebenarnya apa menurut Anda

fungsi pesantren dalam hal ini?

2. Berdasar pada fungsi pesantren diatas, bagaimana realita sistem pendidikan

yang diterapkan oleh pesantren? Bagaimana seharusnya?

3. Bagaimana Anda menanggapi gagasan-gagasan dari mengenai pembaharuan/

modernisasi pesantren?

4. Bagaimana seharusnya sikap pesantren dalam menyikapi perkembanganzaman?

5. Semakin merebaknya jumlah sekolah-sekolah umum saat ini yang menyerap

  peserta didik tidak sedikit, upaya apa yang dilakukan pesantren berkaitan

dengan kurikulum?

6. Berkaitan dengan pola pembelajaran yang tradisional, bagaimana Anda

menyikapi pola semacam sorogan, bandongan, dan lain sebagainya masih

relevankah?

7. Strategi apa yang bisa digunakan untuk menempuh perbaikan yang relevan

  bagi kebutuhan pesantren? Semntara sekarang ini penyelenggaraan

 pendidikan formal oleh pesantren sedang merebak.

8. Apa harapan harapan Anda bagi dunia pesantren kedepan?

Page 201: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 201/215

 

Lampiran 6

Hasil Wawancara Terstruktur dan Tidak Terstruktur

Terstruktur

Tema : Menata Kembali Sistem Pendidikan Pesantren

Nara Sumber : K.H. Moch. Khafidz Asnawi Pengasuh PP. Roudlotuth Tholibin

Interviewer : Menurut Anda apa fungsi pesantren sekarang ini?

Interviewee : Pesantren menurut saya di samping sebagai lembaga keagamaan, juga

menjadi basis control social kemasyarakatan. Selain pengajaran kitab-

kitab salaf yang diajarkan pada pesantren ini, pada bidang sosial kami  juga menekankan pembacaan syi’iran nasihat KHR. Asnawi dan

sholawat Asnawiyah, serta rotib-rotib lainnya. Khusus yang syi’iran

dan sholawat itu sudah diamalkan oleh sebagian masyarakat Kudus

 pada sebuah acara pengajian-pengajian.

Interviewer : Seberapa besar pengaruh syi’iran dan sholawat tersebut berkaitan

dengan sistem pendidikan yang telah diterapkan?

Interviewee : Pengaruhnya nampak pada nilai-nilai pengajaran, yakni pada aspek 

membentuk akhlak santri. Meskipun pada pesantren ini dibolehkan

untuk bersekolah formal tiap pagi, dan malamnya mengikuti kegiatan

  pesantren. Tingkatan kelas menggunakan sistem takhassus. Di

maksudkan sebagai penyeimbang keilmuwan santri dan sebagai

 benteng akhlak mereka.

Interviewer : Bagaimana sikap pesantren dalam menghadapi perubahan?

Interviewee : Pembacaan syi’iran nasihat dan sholawat Asnawiyah merupakan suatu

wujud respons bagi pesantren ini dalam menyikapi perubahan. Untuk 

mengenai isinya dapat dipelajari menurut teks-teks pada syi’iran dan

sholawat tersebut. artinya, pesantren tidak melarang bagi santri yang

ingin bersekolah umum, namun dianjurkan untuk tetap di pesantren.

Page 202: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 202/215

 

Interviewer : Apa nilai lebih dengan sistem pendidikan yang diterapkan pada

 pesantren ini?

Interviewee : Di antaranya adalah penyesuaian materi pelajaran yang telah didapatkan

oleh santri di sekolah. Para santri diajarkan apa yang tidak ia peroleh

di sekolah.

Nara Sumber : K.H. Mc. Ulin Nuha Arwani Pengasuh PP. Yanbu’ul Qur’an

Interviewer : Bagimana pihak pesantren dalam meyikapi pembaharuan?

Interviewee : Pesantren Kudus pada umumnya masing-masing mempunyai ciri khas

tersendiri dalam memaknai arti pembaharuan tersebut. Ada yang

menyikap dengan memperbaharui sistem, pola pembelajaran dan lainsebagainya. Pesantren Yanbu’ul Qur’an dalam hal ini sikap yang

ditunjukkan adalah lebih merangkul masyarakat untuk memajukan

  pesantren. Terbukti berkat mereka cabang-cabang dari pesantren ini

dapat diselenggarakan, dari model pesantren khusus anak-anak, remaja

dan bahkan ada pesantren khusus anak-anak yatim. Ini merupakan

 bentuk dukungan dari masyarakat karena pesantren milik masyarakat,

dari masyarakat dan untuk masyarakat.

Interviewer : Sistem pendidikan yang bagaimana supaya dapat mempertahankan

tradisi pesantren?

Interviewee : Meskipun dikatakan sebagai sistem pendidikan tradisional, namun saya

kira masih relevan dengan perubahan yang ada dimasyarakat. Boleh

mengambil nilai-nilai yang ada pada masa ini, namun nilai yang sudah

ada di pesantren tetap harus dipertahankan.

Tema : Menyoal Pola Pembelajaran di Pesantren

Nara Sumber : Ahmad Mahalli Ketua Pondok Demisioner Pesantren MUSYQ

Page 203: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 203/215

 

Interviewer : Masih relevankah pola pembelajaran sorogan, bandongan dan lain

sebagainya di pesantren?

Interviewee : Sistem pembelajaran yang mengutamakan kecakapan individu dan atas

dasar kebersamaan selama cukup meningkatkan kemampuan kami

mengapa tidak relevan. Yang menjadi masalah itu bukan pola yang

diterapkan, namun metode penyampaiannya yang perlu di benahi dan

ditingkatkan.

Interviewer : Pola pembelajaran apa saja yang ada di pesantren ini?

Interviewee : Untuk mengenai sistem bandongan tidak diterapkan pada pesantren ini.

namun sorogan masih digunakan. Di samping itu juga ada

musyafahah, musyawaroh dan mbalah.

Tidak Terstruktur

Tema : Menyoal Realitas Kurikulum Pesantren

Nara Sumber : Ust. Mushoniful Hanif PP. Roudlotuth Tholibin

Interviewer : Menurut Anda, pondok pesantren ini menggunakan jenis kurikulum

yang bagaimana?

Interviewee : Sebagian besar kurikulum pesantren yang diberikan oleh pemerintah

tidak dijalankan oleh banyak pesantren, termasuk pesantren ini yang

masih menggunakan kurikulim lokal pesantren yang masih bersifat

klasik dan sentralis.

Interviuwer : Meskipun klasik, mungkin saja tetap menarik. Bisa saja ini yang

menjadi ciri khas pesantren. Apa jenis kurikulum semacam ini

dinamakan hidden curriculum (kurikulum tersembunyi) atau hanya

tersirat di benak kyai. Bagaimana menurut Anda?

Interviuwee : Entah lah kang..kalo saya ini selalu mngaitkan dunia pesantren dengan

  peran pemerintah. Realitanya mengapa santri-santri yang lulusan

Page 204: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 204/215

 

 pesantren itu kurang dianggap ijazahnya dibanding pendidikan formal?

Hal ini karena dunia pesantren sulit menerima perubahan.

Interviuwer : Jika seperti itu, kira-kira aspek apa saja yang harus dibenahi?

Interviuwee : Menurut saya sesuai realitas pondok saya sendiri terutama dari sisi

manajemen SDM guru dan pengajarannya. Pengajaran di pondok 

  pesantren yang monoton dengan pengajian kitab-kitab yang mereka

  bahkan tidak bisa membaca arab “ pegon” pun masih cukup

memprihatinkan. Saya sering sedih melihat krisis moral anak-anak 

 pondok, terutama pondok kota seperti pondok Mbah Asnawi ini.

Nara Sumber: Ust. Ahmad Chasan Sekretaris PP. Yanbu’ul Qur’an Pusat

Interviewer : Menurut Anda bagaimana jenis kurikulum yang diterapkan di pesantrenini?

Interviewee : Kurikulum yang ada di pesantren ini sebenarnya menggunakan

  perpaduan antara kurikulum pelajaran Al-Qur’an dengan pengajian

kitab-kitab salaf. Mengingat sejarahnya dulu pesantren ini awalnya

titik tekannya pada aspek Al-Qur’annya.

Interviewer : Bagimana kondisi dulu waktu awal-awalnya pesantren ini menurut yang

Anda ketahui?

Interviewee : Pada periode awal dulu belum punya pondokan sebagai tempat belajar.

Oleh karena itu, sebagian di samping tinggal di ndalem dan

sebagiannya lagi ada yang dititipkan di rumah warga-warga sekitar.

Oleh karena belum ada pondokan, para santri lebih senang

menghafalkan dan belajar di Masjid Busyro Lhatif karena dekat

dengan perairan.

Interviewer : Bagimana menyiasati tingkat keilmuwan para santri mengingat tingkat

hafalan mereka khususnya hafalan Al-Qur’an berbeda-beda?

Interviewee : Model yang seperti yang diajarkan KH. Arwani adalah pembentukan

kelas sesuai dengan tingkat hafalan masing-masing santri. Untuk 

mengenai berapa jumlah juz yang dikantongi santri ini biasanya

Page 205: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 205/215

 

mereka menyetorkan hafalan kepada KH. Ulil Albab dan selanjutnya

menjadi kebijakan pengurus untuk memasukkan satri tersebut pada

 jenjang sesuai dengan kemampuan.

Page 206: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 206/215

 

Lampiran 7

Dokumentasi Pesantren Penelitian Berdasarkan Tipe

Tipe A

Page 207: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 207/215

 

Tipe B

Page 208: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 208/215

 

Tipe C

Page 209: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 209/215

 

Dokumentasi Pelengkap

Wirid Lathif Imam Abdillah bin Alwi Al-Haddad

Page 210: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 210/215

Page 211: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 211/215

Page 212: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 212/215

 

Rotib Imam AL-Habib Abdillah bin Alwi Al-Haddad

Page 213: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 213/215

Page 214: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 214/215

 

Rotib Imam Umar Abdurrohman Al-Atthos

Page 215: Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 215/215

 

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap : Miftahuddin

2. Tempat & Tgl. Lahir : Semarang, 23 Desember 1986

3. NIM : 073111105

4. Alamat Rumah : Jl. Abu Bakar RT 04 RW VII Ngrembel

Gunung Pati Semarang

HP : 085 740 925 789

E-mail : [email protected]

B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan Formal

a. MI Al-Islam Gunung Pati Semarang

 b. MTs Al-Islam Gunung Pati Semarang

c. MA Al-Fadllu Kaliwungu Kendal

2. Pendidikan Non-Formal :

a. Pondok Pesantren Al-Fadllu wal Fadllilah Kaliwungu Kendal

 b. –  

C. Prestasi Akademik 

1. – 

2. – 

D. Karya Ilmiah

1. “Kebijakan Janggal Pengganti BHP”, dalam Laporan Utama Majalah LPM

EDUKASI Edisi XLI/Th.XIX/Juli/2010

2. “PP PK BLU ; Konsep Baru Penindasan Mahasiswa”, Laporan Utama

Majalah LPM EDUKASI Edisi XLI/Th.XIX/Juli/2010

Semarang, 08 Juni 2011

Miftahuddin

NIM: 073111105