BAB I
PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangUpaya kesehatan olahraga adalah
upaya kesehatan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan atau olahraga
untuk meningkatkan derajat kesehatan. Aktivitas fisik dan atau
olahraga merupakan sebagian kebutuhan pokok dalam kehidupan
sehari-hari karena dapat meningkatkan kebugaran yang diperlukan
dalam melakukan tugas. 1Dengan majunya dunia teknologi memudahkan
semua kegiatan sehingga menyebabkan kita kurang bergerak
(hypokinetic), seperti penggunaan remote kontrol, komputer, lift,
dan tangga berjalan, tanpa diimbangi dengan aktivitas fisik yang
akan menimbulkan penyakit akibat kurang gerak. 1Gaya hidup duduk
terus-menerus dalam bekerja (sedentary) dan kurang gerak ditambah
dengan adanya faktor resiko, berupa merokok, pola makan yang tidak
sehat dapat menyebabkan penyakit tidak menular, seperti penyakit
jantung, pembuluh darah, penyakit tekanan darah tinggi, penyakit
kencing manis, berat badan lebih, osteoporosis, kanker usus,
depresi, dan kecemasan. 1Studi WHO pada faktor-faktor resiko
menyatakan bahwa gaya hidup duduk terus-menerus dalam bekerja
adalah 1 dari 10 penyebab kematian dan kecacatan di dunia. Lebih
dari dua juta kematian setiap tahun disebabkan oleh kurangnya
bergerak/aktivitas fisik. Pada kebanyakan negara di seluruh dunia
antara 60% hingga 85% orang dewasa tidak cukup beraktivitas fisik
untuk memelihara fisik mereka. 1Menurut penelitian yang bekerja
sama dengan WHO tahun 1999, menyatakan bahwa penyakit tidak menular
atau degeneratif merupakan penyebab 60% kematian dan 43% beban
penyakit global. 1Tahun 2020 diperkirakan penyakit tidak menular
menjadi penyebab 73% kematian dan 60% beban penyakit global.
Demikian juga hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), proporsi
penyakit kardiovaskuler meningkat dari tahun ke tahun sebagai
akibat kematian; 5,9% tahun 1975, 9,1% tahun 1986, dan 19% pada
tahun 1995. 1Di berbagai negara maju dan berkembang, lebih dari 25
tahun terakhir penyakit tidak menular tersebut menjadi penyebab
kematian nomor satu. 1Hasil penelitian Dede Kusmana tahun 2002
memperlihatkan bahwa orang yang mempunyai gaya hidup : tidak
merokok, berolahraga secara teratur, dan melakukan kerja fisik,
ternyata berpeluang lima kali lebih tinggi terhindar dari penyakit
jantung dan stroke dari pada yang bergaya hidup sebaliknya.
1Selanjutnya menurut Manoefris Kasim, tahun 2002, menambahkan bahwa
faktor kegemukan, kurang gerak, riwayat keluarga terkena penyakit
kardiovaskuler, serta penyakit diabetes mempunyai resiko terkena
penyakit jantung koroner empat kali lebih tinggi dibanding yang
tidak menderita diabetes. 1Agar masyarakat terhindar dari
penyakit-penyakit tersebut, WHO dalam memperingati Hari Kesehatan
Sedunia ke-54, 7 April 2002 menetapkan tema Fit For Health yang
berkembang menjadi Move For Health diterjemahkan dalam Bahasa
Indonesia menjadi Bergerak Agar Sehat dan Bugar. Oleh karena itu
kegiatan aktivitas fisik/latihan fisik dan atau olahraga perlu
menjadi gerakan masyarakat. 1Dalam penelitian ini, kami berharap
dapat memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai karakteristik
pusat-pusat kebugaran jasmani (physical fitness) yang ada di
masyarakat pada umumnya, khususnya peserta fitness pada
tempat-tempat fitness di Makassar yang menjadi responden kami dalam
penelitian ini.1.2 Rumusan MasalahDari latar belakang yang telah
dikemukakan di atas maka rumusan masalah dari penelitian kami
adalah :
1. Bagaimana karakteristik para peserta pusat kebugaran jasmani
(physical fitness) di Makassar?
2. Bagaimana distribusi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
latihan kebugaran jasmani pada peserta fitness di Makassar?1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik peserta pusat
kebugaran jasmani di Makassar.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui distribusi faktor-faktor demografi (umur,
sex, pekerjaan, pendidikan) yang berpengaruh terhadap latihan
kebugaran jasmani pada peserta fitness di Makassar.
2. Untuk mengetahui distribusi faktor-faktor habituasi atau
kebiasaan (makanan, merokok) yang berpengaruh terhadap latihan
kebugaran jasmani pada peserta fitness di Makassar.
3. Untuk mengetahui distribusi faktor-faktor fitness (motivasi,
frekuensi, durasi, jenis latihan, olahraga lain) yang berpengaruh
terhadap latihan kebugaran jasmani pada peserta fitness di
Makassar.
4. Untuk mengetahui distribusi faktor perilaku yang berpengaruh
terhadap latihan kebugaran jasmani pada peserta fitness di
Makassar.
5. Untuk mengetahui distribusi faktor pengetahuan yang
berpengaruh terhadap latihan kebugaran jasmani pada peserta fitness
di Makassar.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai informasi yang berharga bagi masyarakat di lokasi
penelitian dalam usaha meningkatkan kualitas hidup sehat.2. Sebagai
sumber informasi yang diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan khususnya mengenai upaya peningkatan kesehatan serta
dapat menjadi bahan bacaan ataupun penelitian bagi peneliti
selanjutnya.3. Sebagai pengalaman yang berharga dalam rangka
menambah wawasan keilmuan dan pengembangan diri peneliti khususnya
di bidang penelitian lapangan.BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian 11. Bergerak/aktivitas fisik adalah setiap
gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi
(pembakaran kalori).
2. Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana
dan terstruktur, yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan
ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani.3. Sehat adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
4. Bugar adalah kemampuan tubuh untuk melakukan kegiatan
sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan fisik dan mental yang
berlebihan.2.2 Komponen Kebugaran Jasmani 1Kebugaran jasmani sangat
penting dalam menunjang aktivitas kehidupan sehari-hari, akan
tetapi nilai kebugaran jasmani tiap-tiap orang berbeda-beda sesuai
dengan tugas/profesi masing-masing.
Kebugaran jasmani terdiri dari komponen-komponen yang
dikelompokkan menjadi kelompok yang berhubungan dengan kesehatan
(Health Related Physical Fitness) dan kelompok yang berhubungan
dengan keterampilan (Skill Related Physical Fitness).Dalam
referensi hanya dijelaskan komponen kebugaran jasmani yang
berkaitan dengan kesehatan.
1. Komposisi tubuh
a. Adalah persentase (%) lemak dari berat badan total Indeks
Massa Tubuh (IMT).
b. Lemak cepat meningkat setelah berumur 30 tahun dan cenderung
menurun setelah berumur 60 tahun.
c. Memberi bentuk tubuh.
d. Pengukuran : skinfold callipers, IMTIMT = (berat badan dalam
kg : tinggi badan dalam m2)
e. Obesitas pada anak-anak disebabkan oleh : hiperplasi dan
hipertrofi sel adiposit serta input berlebihan.
f. Obesitas pada orang dewasa oleh : hiperplasi dan hipertrofi
sel adiposit serta output yang kurang.2. Kelenturan/fleksibilitas
tubuh
a. Adalah luas bidang gerak yang maksimal pada persendian, tanpa
dipengaruhi oleh suatu paksaan atau tekanan.
b. Dipengaruhi oleh :
Jenis sendi.
Struktur tulang.
Jaringan sekitar sendi, otot, tendon dan ligamen.
c. Wanita (terutama ibu hamil) lebih lentur dari laki-laki.
d. Anak-anak lebih besar dari orang dewasa.
e. Puncak kelenturan terjadi pada akhir masa pubertas.
f. Penting pada setiap gerak tubuh karena meningkatkan efisiensi
kerja otot.
g. Dapat mengurangi cedera (orang yang kelenturannya tidak baik
cenderung mudah mengalami cedera).
h. Pengukuran : duduk tegak depan (Sit and Reach Test) dengan
flexometer.3. Kekuatan otota. Adalah kontraksi maksimal yang
dihasilkan otot, merupakan kemampuan untuk membangkitkan tegangan
terhadap suatu tahanan.b. Laki-laki kira-kira 25% lebih besar dari
wanita (testosteron merupakan anabolik steroid).
c. Diukur dengan dinamometer.
4. Daya tahan jantung paru
a. Kemampuan jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi
secara optimal pada waktu kerja dalam mengambil O2 secara maksimal
(VO2 maks) dan menyalurkannya ke seluruh tubuh terutama jaringan
aktif sehingga dapat digunakan untuk proses metabolisme tubuh.b.
Kemampuan otot-otot besar untuk melakukan pekerjaan cukup berat
dalam waktu lama secara terus-menerus.
c. Merupakan komponen kebugaran jasmani terpenting.
d. Pengukuran : test lari 2,4 km (12 menit), Bangku Harvard
test, Ergocycles test.5. Daya tahan otota. Merupakan kemampuan
untuk kontraksi sub maksimal secara berulang-ulang atau untuk
berkontraksi terus-menerus dalam suatu waktu tertentu.
b. Mengatasi kelelahan.
c. Pengukuran : push up test, sit up test.2.3 Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kebugaran Jasmani1. Umur 1Kebugaran jasmani anak-anak
meningkat sampai mencapai maksimal pada usia 25-30 tahun, kemudian
akan terjadi penurunan kapasitas fungsional dari seluruh tubuh,
kira-kira sebesar 0,8-1% per tahun, tetapi bila rajin berolahraga
penurunan ini dapat dikurangi sampai separuhnya.2. Jenis kelamin
1
Sampai pubertas biasanya kebugaran jasmani anak laki-laki hampir
sama dengan anak perempuan, tapi setelah pubertas anak-anak
laki-laki biasanya mempunyai nilai yang jauh lebih besar. 3.
Genetik 1Berpengaruh terhadap kapasitas jantung paru, postur tubuh,
obesitas, haemoglobin/sel darah dan serat otot. 4. Makanan 1Daya
tahan yang tinggi bila mengkonsumsi tinggi karbohidrat (60-70%).
Diet tinggi protein terutama untuk memperbesar otot dan untuk
olahraga yang memerlukan kekuatan otot yang besar.5. Merokok 1
Kadar CO yang terhisap akan mengurangi nilai VO2 maks, yang
berpengaruh terhadap daya tahan, selain itu menurut penelitian
Perkins dan Sexton, nicotine yang ada, dapat memperbesar
pengeluaran energi dan mengurangi nafsu makan.6. Motivasi 2,3
Motivasi dapat didefinisikan sebagai suatu kekuatan dalam diri
seorang individu yang memaksa individu tersebut untuk melakukan
suatu aksi. Kekuatan yang memaksa itu terjadi karena adanya suatu
kebutuhan yang belum terpenuhi dan baik secara sadar maupun tidak
ia akan mencoba untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Atau motivasi
dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat
menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam
melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri
individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu
(motivasi ekstrinsik).
Contoh : seorang pria yang mengikuti latihan fitness karena dia
tahu bahwa berolahraga dapat membuat tubuh menjadi lebih sehat.
(Sehat inilah kondisi yang diinginkan oleh pria itu, caranya dengan
berolahraga, dan usaha yang dilakukannya adalah dengan
fitness).
7. Frekuensi latihan 4,5
Frekuensi adalah kekerapan dalam satu minggu. Untuk latihan
kardiovaskular yang aman bagi pemula adalah menggunakan alat-alat
seperti treadmill, sepeda statis, atau cross trainer dengan
frekuensi latihan masing-masing 2 4 kali seminggu.8.Durasi latihan
4,5
Durasi adalah lamanya dalam tiap sesi. Durasi total latihan bisa
dilakukan minimal 45 90 menit per sesi (setiap kedatangan).9.Jenis
latihan 6,7Olah tubuh dalam fitness terbagi menjadi beberapa jenis
latihan, yaitu :1. Latihan beban
Penggunaan beban sebagai alat bantu untuk meningkatkan kontraksi
otot dapat termasuk dalam latihan beban.
2. Latihan kardio
Latihan ini lebih untuk meningkatkan detak jantung tanpa
penggunaan beban.
10.Olahraga lain 8
Olahraga merupakan salah satu cara yang penting untuk menjaga
kesehatan. Olahraga yang baik adalah olahraga yang membawa
kebaikan, yaitu yang dilakukan secara teratur, pertengahan, dan
tidak berlebihan. Diantara olahraga yang memungkinkan seseorang
melakukannya, yaitu : berjalan, lompat tali, jogging/berlari,
bulutangkis, berenang, tenis meja/lapangan, bersepeda, dan
lain-lain.11.Pekerjaan 9Pekerjaan dalam arti luas adalah aktivitas
utama yang dilakukan oleh manusia. Dalam arti sempit, istilah
pekerjaan digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang menghasilkan
uang bagi seseorang. Dalam pembicaraan sehari-hari istilah ini
sering dianggap sinonim dengan profesi.
12.Pendidikan 10Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat.13.Perilaku 11Perilaku manusia
adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan
dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan,
persuasi, dan atau genetika.
14.Pengetahuan 12Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang
diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk,
tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori,
prinsip, dan prosedur yang benar atau berguna.2.4 Jenis-Jenis
Latihan FitnessFitness merupakan salah satu jenis olah tubuh yang
berguna untuk kesehatan. Olah tubuh dalam fitness terbagi menjadi
beberapa jenis latihan yang memiliki kegunaan masing-masing, yaitu
: 6,71. Latihan beban
2. Latihan kardio
Latihan BebanPenggunaan beban sebagai alat bantu untuk
meningkatkan kontraksi otot dapat termasuk dalam latihan beban.
Otot yang menerima beban akan mengalami tekanan hingga mencapai
titik kelelahan tertentu. Latihan beban sendiri dapat digolongkan
berdasarkan beban yang digunakan seperti : 61. Beban tubuh :
menggunakan tubuh sendiri sebagai beban baik secara sebagian maupun
beban tubuh secara keseluruhan.
2. Beban bebas : menggunakan pemberat bebas seperti barbell
ataupun dumbbell.3. Beban alat : menggunakan alat mekanik ataupun
elektronik yang dihubungkan dengan pemberat. Tujuan penggunaan alat
ini umumnya sebagai penyokong yang memudahkan pengguna dalam
mengontrol pemberat tersebut.
Latihan beban juga dapat dibedakan berdasarkan otot yang akan
dilatih, yaitu:
1. Otot bahu : secara medis dikenal sebagai otot deltoid dan
trapezius. Jenis latihan beban yang digunakan meliputi : barbell
press, dumbbell press, upright row. 13,14,152. Otot dada : secara
medis dikenal sebagai otot pectoral. Jenis latihan beban yang
digunakan meliputi : push up, bench press, incline press, decline
press, dipping. 6,13,153. Otot punggung : secara medis dikenal
sebagai otot lattisimus. Jenis latihan beban yang digunakan
meliputi : pull up, chin up, bench row, deadlift, barbell row,
cable row, lat pulldown. 6,13,154. Otot perut : secara medis
dikenal sebagai otot abdomen. Jenis latihan beban yang digunakan
meliputi : sit up, crunch, hanging leg raises. 6,15Latihan
Kardio
Kardio berarti adalah jantung. Latihan ini lebih untuk
meningkatkan detak jantung tanpa penggunaan beban. Pada umumnya,
latihan ini digunakan untuk menurunkan berat badan ataupun sekedar
menjaga kesehatan. Jenis latihan kardio sangat bervariasi mulai
dari jogging, renang, bersepeda, hingga aerobik. 6Latihan aerobik
untuk daya tahan (endurance) jantung-paru. Latihan ini menekankan
pada ketahanan dan kebugaran kardiovaskuler. Jenis ini menuntut
pergerakan yang terus-menerus dalam waktu lama dan melibatkan
seluruh sistem kardiovaskuler seperti jantung, paru-paru, dan
pembuluh darah. Tujuan utama dari jenis latihan ini adalah
pengiriman oksigen secara efisien. Dengan pengkondisian aerobik
yang terus meningkat, paru-paru bisa menghirup oksigen dengan lebih
baik. Demikian juga dengan jantung dan pembuluh darah yang
mengirimkan oksigen ke bagian otot. 16,17Jalan cepat, lari,
bersepeda (stasioner maupun sepeda biasa), dan berenang merupakan
contoh latihan yang melibatkan hampir semua otot utama, sehingga
dapat memacu kerja jantung. Jika waktu anda terbatas, maka cobalah
untuk melaksanakannya dengan intensitas cukup tinggi setiap kali
anda punya waktu. Intensitas latihan dapat ditingkatkan dengan cara
meningkatkan kecepatan lari/bersepeda/berenang, meskipun cara ini
mengandung resiko yang besar terhadap kemungkinan cedera otot dan
sendi. Untuk mencegah timbulnya cedera, diperlukan pemanasan
(warming-up) yang sangat optimal. Pilihan lainnya adalah dengan
memilah latihan menjadi dua bagian, sebagian dilaksanakan pagi hari
dan sebagian lagi dilaksanakan sore/malam hari. 172.5 Manfaat
FitnessManfaat fitness secara garis besar, antara lain : 15,18
Mengurangi resiko hypertensi (darah tinggi)
Mengurangi resiko serangan jantung
Meningkatkan kwalitas hidup penderita diabetes
Membantu mencegah serangan stroke
Membantu mencegah terjadinya osteoporosis
Membantu mengurangi berat badan bagi yang kegemukan/obesitas
Membentuk tubuh/body menjadi lebih baikBAB III
KERANGKA KONSEP3.1 Dasar Pemikiran Variabel PenelitianTelah
dipaparkan sebelumnya bahwa penelitian ini untuk menggambarkan
faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap latihan kebugaran
jasmani pada peserta fitness di Makassar. Dari tujuan penelitian
tersebut terdapat variabel dependen dan variabel independen.
Variabel dependen adalah peserta fitness. Variabel independen yang
akan diteliti adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
latihan kebugaran jasmani pada peserta fitness. Dari tinjauan
pustaka, telah disebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran
jasmani. Faktor-faktor tersebut kami masukkan sebagai variabel
dalam penelitian ini. Tetapi tidak semua kami masukkan dalam
penelitian. Adapun variabel-variabel yang kami masukkan dalam
penelitian ini adalah :a. UmurVariabel umur untuk mengetahui
rata-rata umur peserta yang mengikuti latihan fitness di pusat
kebugaran jasmani (fitness center). Secara teknis, cukup mudah
mendapatkan data dengan menanyakan pada responden melalui lembar
kuesioner.b. Jenis kelaminVariabel jenis kelamin untuk mengetahui
apakah laki-laki atau perempuan yang lebih banyak mengikuti latihan
fitness di pusat kebugaran jasmani (fitness center). Variabel ini
dapat diketahui dengan cara menanyakan pada responden melalui
kuesioner.c. MakananVariabel ini merupakan variabel independen yang
diteliti disebabkan variabel ini dapat diketahui dengan menanyakan
menu subjek yang dikonsumsi setiap hari dan apakah subjek
mengkonsumsi fast food atau tidak. Variabel ini dapat diketahui
dengan cara menanyakan pada responden melalui kuesioner.
d. Merokok
Variabel merokok dimasukkan sebagai variabel dalam penelitian
ini untuk memperoleh informasi apakah peserta fitness juga
menghisap tembakau secara aktif. Data cukup mudah untuk diperoleh
melalui jawaban pertanyaan kuesioner.
e. MotivasiVariabel motivasi dimasukkan sebagai variabel dalam
penelitian ini untuk memperoleh informasi mengenai dorongan pada
subjek sehingga subjek ingin mengikuti latihan kebugaran jasmani.
Data cukup mudah untuk diperoleh melalui jawaban pertanyaan
kuesioner.f. Frekuensi latihan
Variabel frekuensi latihan dimasukkan sebagai variabel dalam
penelitian ini untuk memperoleh informasi mengenai berapa kali
subjek melakukan fitness dalam seminggu atau sebulan. Data cukup
mudah untuk diperoleh melalui jawaban pertanyaan kuesioner.g.
Durasi latihan
Variabel durasi latihan dimasukkan sebagai variabel dalam
penelitian ini untuk memperoleh informasi mengenai berapa lama
subjek melakukan fitness dalam satu kali latihan. Data cukup mudah
untuk diperoleh melalui jawaban pertanyaan kuesioner.h. Jenis
latihan
Variabel jenis latihan dimasukkan sebagai variabel dalam
penelitian ini untuk memperoleh gambaran mengenai jenis latihan apa
yang sering dilakukan peserta pada pusat kebugaran jasmani. Data
cukup mudah untuk diperoleh melalui jawaban pertanyaan kuesioner.i.
Olahraga lain
Variabel olahraga dimasukkan sebagai variabel dalam penelitian
ini untuk memperoleh informasi mengenai aktivitas olahraga rutin
subjek yang dilakukan selain fitness. Data cukup mudah untuk
diperoleh melalui jawaban pertanyaan kuesioner.j. PekerjaanVariabel
pekerjaan dimasukkan sebagai variabel dalam penelitian ini untuk
memperoleh informasi tentang profesi-profesi apa saja yang banyak
mengikuti latihan fitness di pusat kebugaran jasmani. Data cukup
mudah untuk diperoleh melalui jawaban pertanyaan kuesioner.
k. PendidikanVariabel ini merupakan variabel independen yang
diteliti disebabkan variabel ini dapat diketahui dengan menanyakan
latar belakang pendidikan responden yang mengikuti latihan fitness
di pusat kebugaran jasmani. Data cukup mudah untuk diperoleh
melalui jawaban pertanyaan kuesioner.l. Perilaku
Variabel perilaku dimasukkan sebagai variabel dalam penelitian
ini untuk memperoleh informasi mengenai perilaku subjek yang
dilakukan pada tempat kebugaran jasmani. Data cukup mudah untuk
diperoleh melalui jawaban pertanyaan kuesioner.m.Pengetahuan
Variabel pengetahuan dimasukkan sebagai variabel dalam
penelitian ini untuk memperoleh informasi mengenai segala sesuatu
yang diketahui responden tentang tempat kebugaran jasmani. Data
cukup mudah untuk diperoleh melalui jawaban pertanyaan
kuesioner.Adapun faktor yang tidak kami masukkan dalam penelitian
ini adalah faktor genetik. Faktor genetik tidak kami teliti dalam
penelitian ini dengan pertimbangan waktu dan biaya penelitian.
3.2 Kerangka Konsep
Berdasarkan rasionalisasi variabel penelitian di atas, maka
disusunlah suatu kerangka konsep dari penelitian ini :
Keterangan :: Variabel independen
: Variabel yang diteliti
: Variabel dependen
: Variabel yang tidak ditelitiGambar 3.2 Bagan Kerangka
Konsep3.3 Definisi Operasional3.3.1 Variabel Dependen : Peserta
Fitness Definisi : subjek yang mengikuti latihan fitness di pusat
kebugaran jasmani (fitness center).
Alat Ukur : Kuesioner. Cara Ukur : Dinilai berdasarkan jawaban
subjek pada kuesioner.
Hasil Ukur : Klasifikasi berdasarkan lamanya subjek mengikuti
latihan fitness, yaitu :1. < 1 minggu
2. 1 2 minggu
3. > 2 minggu3.3.2 Variabel Independen : Umur Definisi :
waktu antara tanggal kelahiran subjek sampai subjek tercatat
mengikuti latihan fitness. Alat Ukur : Kuesioner. Cara Ukur :
Dinilai berdasarkan jawaban subjek pada kuesioner.
Hasil Ukur : Klasifikasi berdasarkan rata-rata umur subjek yang
mengikuti latihan fitness, yaitu :1. < 20 tahun
2. 20 30 tahun
3. 31 40 tahun
4. 41 50 tahun
5. > 50 tahun3.3.3 Variabel Independen : Jenis Kelamin
Definisi : Sex seseorang yang tercatat pada suatu tempat fitness.
Alat Ukur : Kuesioner. Cara Ukur : Dinilai berdasarkan jawaban
subjek pada kuesioner.
Hasil Ukur : Klasifikasi berdasarkan jenis kelamin subjek, yaitu
:1. Laki-laki
2. Perempuan3.3.4 Variabel Independen : Makanan Definisi : Menu
subjek yang dikonsumsi setiap hari dan apakah subjek mengkonsumsi
fast food. Alat Ukur : Kuesioner. Cara Ukur : Dinilai berdasarkan
jawaban subjek pada kuesioner. Hasil ukur : Klasifikasi berdasarkan
frekuensi subjek mengkonsumsi makanan setiap hari, yaitu :1. 1 kali
sehari
2. 2 3 kali sehari
3. > 3 kali sehari
3.3.5 Variabel Independen : Merokok Definisi : subjek yang
menghisap tembakau secara aktif. Alat Ukur : Kuesioner. Cara Ukur :
Dinilai berdasarkan jawaban subjek pada kuesioner. Hasil Ukur :
Klasifikasi berdasarkan jumlah tembakau yang dihisap subjek setiap
hari, yaitu :1. < bungkus sehari
2. - 1 bungkus sehari
3. > 1 bungkus sehari 3.3.6 Variabel Independen : Motivasi
Definisi : Dorongan pada subjek sehingga subjek ingin melakukan
atau mengikuti fitness. Alat Ukur : Kuesioner. Cara Ukur : Dinilai
berdasarkan jawaban subjek pada kuesioner. Hasil Ukur : Klasifikasi
berdasarkan motivasi subjek dalam mengikuti fitness, yaitu :1.
Ikut-ikutan
2. Coba-coba
3. Membentuk otot
4. Lain-lain
3.3.7 Variabel Independen : Frekuensi Latihan Definisi : berapa
kali subjek melakukan fitness dalam seminggu.
Alat Ukur : Kuesioner. Cara Ukur : Dinilai berdasarkan jawaban
subjek pada kuesioner.
Hasil Ukur : Klasifikasi berdasarkan berapa kali subjek
melakukan fitness dalam seminggu, yaitu :1. 1 x dalam seminggu
2. 2 4 x dalam seminggu
3. > 4 x dalam seminggu3.3.8 Variabel Independen : Durasi
Latihan Definisi : berapa lama subjek melakukan fitness dalam satu
kali latihan atau setiap kali datang ke tempat fitness. Alat Ukur :
Kuesioner. Cara Ukur : Dinilai berdasarkan jawaban subjek pada
kuesioner.
Hasil Ukur : Klasifikasi berdasarkan lamanya waktu yang subjek
butuhkan untuk melakukan fitness dalam satu kali latihan, yaitu :1.
< 45 menit
2. 45 90 menit
3. > 90 menit3.3.9 Variabel Independen : Jenis Latihan
Definisi : aktivitas olah tubuh yang dilakukan oleh subjek dalam
suatu latihan fitness.
Alat Ukur : Kuesioner. Cara Ukur : Dinilai berdasarkan jawaban
subjek pada kuesioner.
Hasil Ukur : Klasifikasi berdasarkan jenis latihan yang
dilakukan subjek dalam suatu latihan fitness, yaitu :1. Latihan
dengan menggunakan beban
2. Latihan tanpa menggunakan beban3.3.10 Variabel Independen :
Olahraga Lain Definisi : aktivitas olahraga rutin subjek yang
dilakukan selain fitness. Alat Ukur : Kuesioner. Cara Ukur :
Dinilai berdasarkan jawaban subjek pada kuesioner.
Hasil Ukur : Klasifikasi berdasarkan jenis olahraga rutin yang
subjek lakukan selain fitness, yaitu :1. Tidak berolahraga
2. Olahraga ringan : senam, jogging
3. Olahraga sedang : bersepeda, bulutangkis, berenang
4. Olahraga berat : sepakbola, voli, basket
3.3.11 Variabel Independen : Pekerjaan Definisi : profesi subjek
yang tercatat pada suatu tempat fitness. Alat Ukur : Kuesioner.
Cara Ukur : Dinilai berdasarkan jawaban subjek pada kuesioner.
Hasil Ukur : Klasifikasi berdasarkan profesi subjek, yaitu :1.
PNS/TNI/POLRI5. Buruh harian
2. Pelajar/Mahasiswa6. Ibu rumah tangga
3. Karyawan swasta7. Tidak ada kegiatan lain
4. Wiraswasta3.3.12 Variabel Independen : Pendidikan Definisi :
asal perguruan atau sekolah subjek yang tercatat pada suatu tempat
fitness. Alat Ukur : Kuesioner. Cara Ukur : Dinilai berdasarkan
jawaban subjek pada kuesioner.
Hasil Ukur : Klasifikasi berdasarkan jenjang pendidikan subjek,
yaitu :1. Tidak pernah sekolah
4. SMA/Sederajat2. SD
5. Perguruan Tinggi3. SMP/Sederajat3.3.13 Variabel Independen :
Perilaku Definisi : segala sesuatu yang dilakukan subjek di tempat
fitness. Alat Ukur : Kuesioner. Cara Ukur : Dinilai berdasarkan
jawaban subjek pada kuesioner. Hasil ukur : Klasifikasi berdasarkan
jawaban subjek pada kuesioner,yaitu :1. Kurang : jika subjek
menjawab ya < 2 pertanyaan
2. Cukup : jika subjek menjawab ya 2-3 pertanyaan
3. Baik : jika subjek menjawab ya 4 pertanyaan3.3.14 Variabel
Independen : Pengetahuan Definisi : segala sesuatu yang diketahui
subjek yang berkenaan dengan kebugaran jasmani. Alat Ukur :
Kuesioner. Cara Ukur : Dinilai berdasarkan jawaban subjek pada
kuesioner. Hasil Ukur : Klasifikasi berdasarkan pengetahuan yang
diketahui subjek tentang kebugaran jasmani, yaitu :1. Kurang : jika
subjek menjawab benar < 2 pertanyaan2. Cukup : jika subjek
menjawab benar 2-3 pertanyaan
3. Baik : jika subjek menjawab benar 4 pertanyaanBAB IVMETODE
PENELITIAN
4.1 Jenis PenelitianJenis penelitian yang akan dilaksanakan
adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan data primer berupa
kuesioner. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk memperoleh
gambaran secara umum mengenai faktor-faktor yang yang berpengaruh
terhadap latihan kebugaran jasmani pada peserta fitness di
Makassar. Sehingga dengan demikian dapat diketahui gambaran
faktor-faktor tersebut untuk menambah pengetahuan bagi instansi
terkait dan peneliti.4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
4.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada tempat-tempat fitness di
Makassar. 4.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada tanggal 26 Januari 8 Februari
2009.4.3 Populasi dan Sampel
4.3.1 Populasi(i) Populasi Target : Semua peserta yang terdaftar
pada beberapa tempat fitness di Makassar yang masuk dalam lokasi
penelitian ini.(ii) Populasi Terjangkau : Semua peserta yang
terdaftar pada beberapa tempat fitness di Makassar yang masuk dalam
lokasi penelitian ini dan hadir pada waktu penelitian
dilakukan.
4.3.2 Sampel Sebagian dari populasi terjangkau yang memenuhi
kriteria seleksi.
4.3.3 Besar Sampel Estimasi jumlah sampel penelitian yang
dikumpulkan dihitung menurut rumus : 19
n = Z(2p.q
d2
Keterangan :
n= besarnya sampel
p= proporsi variabel yang dikehendaki
q= 1 pZ( = simpangan rata-rata distribusi normal standar pada
derajat kemaknaan (
d= kesalahan sampling yang masih dapat ditoleransi
Maka, n = (1,960)2 x 0,15 x 0,85
(0,1)2
n = 49 (besar sampel)
4.3.4 Kriteria Seleksi
4.3.4.1 Kriteria Inklusi :
(i) Bersedia ikut serta dalam penelitian ini yang dinyatakan
secara lisan.(ii) Peserta fitness yang telah mengikuti fitness
selama minimal 1 minggu.4.3.4.2 Kriteria Eksklusi :
(i) Responden yang tidak hadir pada waktu penelitian.(ii)
Responden yang menolak untuk menjadi sampel penelitian.(iii)
Responden yang tidak mengisi kuesioner secara lengkap.4.3.5 Teknik
Pengumpulan Sampling Sampel diambil dengan cara simple random
sampling dari responden yang memenuhi kriteria seleksi, hingga
memenuhi jumlah sampel yang diperlukan dalam penelitian. Pada
teknik ini terlebih dahulu diadakan penghitungan pada jumlah subjek
pada populasi yang akan diambil sebagai sampel, lalu tiap subjek
diberikan nomor urut (sampling frame) dan sebagian dari sampel
dipilih dengan menggunakan bantuan tabel random.4.4 Data dan
Instrumen
4.4.1 Jenis DataJenis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer yang berasal dari kuesioner yang dibagikan
kepada sampel yang telah diberikan penjelasan sebelumnya. 4.4.2
Instrumen PenelitianInstrumen penelitian dengan menggunakan
kuesioner yang berisikan pertanyaan yang di desain khusus untuk
penelitian ini. Alasan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul
data adalah:
a. Untuk memperoleh informasi yang relevan untuk penelitian
ini.
b. Untuk memperoleh informasi atau data yang valid dan
reliable.4.4.3 Cara Pengukuran
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang dibuat
untuk studi ini meliputi data yaitu : nama, umur, jenis kelamin,
pendidikan terakhir, pekerjaan, alamat, dan disertai pertanyaan
yang harus diisi responden dengan benar dan sebelumnya telah
dijelaskan cara pengisiannya.4.5 Manajemen Data
4.5.1 Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan merupakan data primer yaitu yang diperoleh
dari sampel kuesioner setelah diberikan penjelasan mengenai tata
cara pengisiannya. Kuesioner yang dibagikan berupa pertanyaan yang
ada hubungannya dengan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
latihan kebugaran jasmani. Sampel harus mengisi semua pertanyaan
yang ada dalam kuesioner.4.5.2 Pengeditan Data
Kuesioner yang didapati tidak lengkap akan dikeluarkan dari
penelitian.
4.5.3 Analisis Data
Perhitungan statistika dilakukan dengan menggunakan program
Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) for Windows
16.00 (SPSS Inc).
4.5.4 Penyajian Data
Data akan disajikan dalam tabel dan narasi.4.6 Etika
Penelitian
4.6.1Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti
membuat izin tertulis dan diserahkan ke Kepala Kantor Kesatuan
Bangsa Pemerintahan Kotamadya Makassar.4.6.2Subjek yang akan diukur
dengan data primer terlebih dahulu diberikan penjelasan tentang
prosedur penelitian dan sebelumnya setiap subjek menyatakan
bersedia ikut serta dalam penelitian secara lisan. 4.6.3Identitas
yang diberikan oleh subjek penelitian akan dijaga kerahasiaannya
oleh peneliti.
BAB VPENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
5.1.1 Tempat Penelitian Aurum Gym
Aurum Gym berdiri pada tahun 2000 tepatnya di Jln. Gn. Bulukunyi
No.2 Makassar dan berdiri di atas tanah dengan luas tanah 12 x 12
meter. Pada tempat fitness ini memiliki 1 orang instruktur dan
mempunyai 60 peserta dimana terdiri dari 40 peserta laki-laki dan
20 peserta wanita.
Diamond Fitness Center
Diamond Fitness Center berdiri pada tahun 2003 tepatnya di Jln.
A.P. Pettarani ruko bisnis center no. 22-23 makassar dan berdiri di
atas tanah dengan luas tanah 16 x 10 meter yang terdiri dari 3
lantai. Pada tempat fitness ini memiliki 13 orang instruktur dan
mempunyai 200 peserta dimana terdiri dari 50 peserta laki-laki dan
150 peserta wanita.
Kelvin Gym
Kelvin Gym berdiri pada tahun 2005 tepatnya di Jln. Batua Raya
No.32 Makassar dan berdiri di atas tanah dengan luas tanah 10 x 15
meter. Pada tempat fitness ini memiliki 1 orang instruktur dan
mempunyai 50 peserta dimana terdiri dari 50 peserta yang semuanya
laki-laki.
Bugar Fitness Center
Bugar Fitness Center berdiri pada tahun 2002 tepatnya di Jln.
Karunrung No.9 Makassar dan berdiri di atas tanah dengan luas tanah
11 x 10 meter. Pada tempat fitness ini memiliki 3 orang instruktur
dan mempunyai 50 peserta yang semuanya wanita. 5.1.2 Fasilitas alat
tempat fitness Bentpress
Incline
Decline
Barbell shrugs
Pulldowns
T-Bar rows
Smith
Shoulder press
Sepeda stasioner
Treadmill5.2 Hasil Penelitian
Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode kuesioner di
tempat fitness, selama 2 minggu terhitung mulai tanggal 26 Januari
sampai 8 Februari 2009. Penelitian dimulai dengan mengadakan survei
ulang terhadap jumlah populasi, kemudian total populasi yang
didapatkan yaitu 360 orang pada 4 tempat fitness, dimana :
Kuesioner yang dibagi : 180 lembar
Kuesioner yang kembali : 148 lembar
Yang lengkap
: 103 lembar Tidak lengkap
: 45 lembar
Kuesioner tidak kembali : 32 lembar
Kuesioner diberikan kepada sampel dengan memberikan penjelasan
sebelumnya. Kuesioner ini kemudian dibawa pulang dan diisi di
rumah. Keesokan harinya, dikumpulkan kembali kepada peneliti.
Setelah terpilih 103 orang dari populasi tersebut yang memenuhi
kriteria seleksi sebagai sampling frame, lalu dipilihlah 49 sampel
yang sesuai dengan estimasi jumlah sampel yang dibutuhkan dengan
menggunakan teknik simple ramdom sampling. Setelah data sampel di
input pada SPSS 16.0 for Windows, kemudian diolah dan disajikan
dalam bentuk tabel beserta penjelasan. Dari hasil penelitian ini,
data yang diperoleh setelah diolah disajikan pada tabel-tabel
beserta penjelasan di bawah ini : Tabel 5.2.1 : Distribusi Faktor -
Faktor Demografi
VariabelJumlah
n%
Jenis Kelamin
Laki laki2959.2
Perempuan2040.8
Umur
< 21 tahun48.2
21 30 tahun2653.1
31 40 tahun1224.5
41 50 tahun510.2
> 50 tahun24.1
Pendidikan
Tidak Pernah Sekolah--
SD12.0
SMP/Sederajat--
SMA/Sederajat2244.9
Perguruan Tinggi2653.1
Pekerjaan
PNS/TNI/POLRI48.2
Pelajar/Mahasiswa1224.5
Karyawan Swasta1122.4
Wiraswasta918.4
Buruh Harian24.1
Ibu Rumah Tangga1122.4
Sumber : Data PrimerDari tabel 5.2.1 diperoleh data bahwa
responden yang berjenis kelamin laki-laki yang mengikuti latihan
fitness jumlahnya tidak terlalu berbeda jauh dari responden yang
berjenis kelamin perempuan. Lebih dari 60% responden yang mengikuti
latihan fitness berumur < 30 tahun. Lebih dari 50% responden
yang mengikuti latihan fitness memiliki tingkat pendidikan terakhir
perguruan tinggi. Sekitar 25% responden yang mengikuti latihan
fitness berprofesi sebagai pelajar/mahasiswa.
Tabel 5.2.2 : Distribusi Faktor - Faktor Kebiasaan,
Perilaku, dan Pengetahuan VariabelJumlah
n%
Makanan
1 x sehari48.2
2-3 x sehari3469.4
> 3 x sehari1122.4
Merokok
Tidak Merokok3265.3
< bungkus sehari816.3
- 1 bungkus sehari36.1
> 1 bungkus sehari612.2
Perilaku
Kurang12.0
Cukup3571.4
Baik1326.5
Pengetahuan
Kurang12.0
Cukup4693.9
Baik24.1
Sumber : Data Primer
Pada tabel 5.2.2 diperoleh data bahwa hampir 70% responden yang
mengikuti latihan fitness mempunyai pola makan yang teratur yaitu 2
3 x sehari. 65% responden yang mengikuti latihan fitness tidak
merokok. Sekitar 70% responden yang mengikuti latihan fitness
memiliki prilaku yang cukup sedangkan hampir 100% responden yang
mengikuti latihan fitness memiliki pengetahuan yang cukup tentang
kebugaran jasmani.Tabel 5.2.3 : Distribusi Faktor-Faktor Fitness
VariabelJumlah
n%
Motivasi
Ikut-Ikutan--
Coba-Coba12.0
Membentuk Otot2755.1
Lain-Lain2142.9
Frekuensi Latihan
1 x dalam seminggu--
2 4 x dlm seminggu1836.7
> 4 x dalam seminggu3163.3
Durasi Latihan
< 45 menit510.2
45 90 menit2653.1
> 90 menit1836.7
Jenis Latihan
Dengan Beban3571.4
Tanpa Beban1428.6
Olahraga Lain
Tidak berolahraga1938.8
Olahraga ringan (senam dan jogging)918.4
Olahraga sedang (Ber-sepeda, bulutangkis, berenang)1224.5
Olahraga berat (sepak-bola, voli, basket)918.4
Sumber : Data Primer
Pada tabel 5.2.3 diperoleh data bahwa lebih dari 50% responden
yang mengikuti latihan fitness mempunyai motivasi dalam mengikuti
latihan fitness adalah untuk membentuk otot, dimana frekuensi
latihan > 4 x dalam seminggu dengan durasi latihan 45 90 menit.
Dan lebih dari 70% responden yang mengikuti latihan fitness lebih
banyak melakukan latihan dengan menggunakan beban. Sedangkan hampir
40% responden yang mengikuti latihan fitness tidak mempunyai
aktivitas olahraga lain selain mengikuti fitness.BAB VI
PEMBAHASAN
Telah dilakukan penelitian tentang peserta fitness di makassar
pada bulan Januari sampai Februari 2009 juga telah dilakukan
peninjauan secara langsung ke wilayah penelitian. 6.1 UmurHasil
penelitian yang didapatkan bahwa peserta fitness yang mempunyai
umur 20 30 tahun lebih banyak mengikuti fitness dari pada umur <
20 tahun dan > 30 tahun. Penelitian ini sesuai dengan data
Departemen Kesehatan Republik Indonesia,1 mengatakan bahwa
kebugaran jasmani anak-anak meningkat sampai mencapai maksimal pada
umur 25 30 tahun, kemudian akan terjadi penurunan kapasitas
fungsional dari seluruh tubuh. Menurut Sharkey (2003) yang dikutip
oleh Pramudyanto,20 efek usia terhadap kebugaran aerobik dengan
penurunan 8% hingga 10% per dekade untuk individu yang tidak aktif
tanpa memperhitungkan tingkat kebugaran awal mereka. Bagi yang
memutuskan untuk tetap aktif dapat menghentikan setengah penurunan
tersebut (4 hingga 5% per dekade) dan yang terlibat dalam latihan
fitness dapat menghentikan setengahnya lagi (2,5% per dekade).
Potensi untuk meningkatkan kebugaran aerobik dengan latihan
memiliki keterbatasan walaupun kebanyakan penelitian
mengkonfirmasikan potensi untuk meningkat 15% hingga 25% (lebih
besar lagi dengan berkurangnya lemak tubuh), hanya remaja saja yang
memiliki harapan untuk meningkatkan kebugaran hingga lebih dari
30%.
6.2 Jenis KelaminDari hasil penelitian didapatkan bahwa peserta
fitness yang mempunyai jenis kelamin laki-laki lebih benyak
mengikuti fitness dari pada perempuan. Ini sesuai dengan data
Departemen Kesehatan Republik Indonesia,1 mengatakan bahwa sampai
pubertas biasanya kebugaran jasmani anak laki-laki hampir sama
dengan anak perempuan, tapi setelah pubertas anak-anak laki-laki
biasanya mempunyai nilai yang jauh lebih besar. Hal yang sama
dikemukakan oleh Sharkey (2003) yang dikutip oleh Pramudyanto,20
bahwa sebelum puber anak laki-laki dan perempuan memiliki kebugaran
aerobik yang sedikit berbeda, tetapi setelah itu anak perempuan
jauh tertinggal. Rata-rata wanita muda memiliki kebugaran aerobik
antara 15% hingga 25% lebih kecil dari pada pria muda tergantung
pada tingkat aktivitas mereka.
6.3 Makanan
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa peserta fitness yang
mempunyai pola makan 2 3 x sehari lebih banyak mengikuti fitness.
Dari data Departemen Kesehatan Republik Indonesia,1 diketahui bahwa
daya tahan tubuh akan meningkat bila mengkonsumsi tinggi
karbohidrat (60 70 %). Diet tinggi protein mempunyai tujuan untuk
memperbesar otot dan untuk olahraga juga memerlukan kekuatan otot
yang besar.
6.4 Merokok
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa peserta fitness yang
tidak merokok lebih banyak mengikuti fitness. Hubungan merokok
dengan kebugaran, menurut data Departemen Kesehatan Republik
Indonesia,1 bahwa kadar CO yang terhisap akan mengurangi nilai VO2
maks, yang berpengaruh terhadap daya tahan, selain itu menurut
penelitian Perkins dan Sexton, nicotine yang ada, dapat memperbesar
pengeluaran energi dan mengurangi nafsu makan. Menurut National
Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion yang
dikutip oleh Nkristan,21 lebih dari 440.000 orang Amerika meninggal
tiap tahunnya karena penyakit yang diakibatkan merokok (termasuk
sakit pencernaan dan pernafasan). 59% pria Eropa Timur adalah
perokok. Yang menarik adalah, pria yang berkecukupan secara ekonomi
di negara maju, cenderung menjauhi rokok. Perokok di Amerika yang
punya masa pendidikan 9 11 tahun (35,4%) jumlahnya lebih tinggi
dibandingkan mereka dengan masa pendidikan di atas 16 tahun
(11,6%). Kesimpulan dari statistik tersebut adalah, semakin maju
tingkat pendidikan seseorang, semakin kecil kemungkinan seseorang
menjadi perokok.6.5 Motivasi
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa peserta fitness yang
mempunyai motivasi untuk membentuk otot lebih banyak mengikuti
latihan fitness. Dari penelitian Pramudyanto,20 dikatakan bahwa
motivasi amat bervariatif didorong oleh kebutuhan yang dirasakan.
Kesenjangan ini menimbulkan permasalahan dalam proses berlatih di
sebuah perkumpulan olahraga. Motivasi tinggi yang dimiliki orang
dalam melakukan kegiatan akan mendapatkan hasil yang lebih baik
jika dibandingkan orang yang rendah motivasinya dalam melakukan
kegiatan. Oleh karena itu motivasi merupakan peranan yang amat
penting untuk mencapai keberhasilan. Semakin sadar orang untuk
melakukan latihan kebugaran, itu dapat dilihat dengan semakin
maraknya kegiatan aktivitas fisik jenis kebugaran serta menjamurnya
klub kebugaran yang ramai dikunjungi orang-orang. Namun pada
kenyataannya tidak semua member memiliki motivasi yang sama untuk
berprestasi. Motivasi amat bervariatif, didorong oleh kebutuhan
yang dirasakan.
6.6 Frekuensi Latihan
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa peserta fitness yang
mempunyai frekuensi latihan > 4 x dalam seminggu dalam mengikuti
fitness. Ini sesuai dengan pernyataan Nusdwinuringtyas,4 bahwa
frekuensi 3 kali perminggu dikatakan sama baiknya dengan lima kali
per minggu, dengan catatan jeda antara 2 latihan tidak melebihi 2
hari. Hal yang sama juga dikemukakan dalam penelitian
Pramudyanto,20 bahwa untuk mendapatkan hasil yang optimal aktivitas
aerobik dilakukan 3 5 kali per minggu (lebih baik dua hari
sekali).6.7Durasi Latihan
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa peserta fitness yang
mempunyai durasi latihan 45 90 menit dalam mengikuti fitness. Ini
sesuai dengan pernyataan Nusdwinuringtyas,4 bahwa durasi total
latihan bisa dilakukan minimal 45 90 menit per sesi (setiap
kedatangan). Menurut Len (1997) yang dikutip oleh Pramudyanto,20
waktu atau lamanya latihan sebaiknya secara bertahap ditingkatkan
antara 20 60 menit.6.8 Jenis Latihan
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dalam melakukan latihan
fitness, lebih banyak peserta fitness yang melakukan jenis latihan
dengan menggunakan beban. Dari penelitian Pramudyanto,20 dikatakan
bahwa tubuh akan menyesuaikan pada kekhususan jenis latihan yang
dipilih. Bila ingin lari maraton, maka harus berlatih jarak jauh.
Kalau ingin membentuk otot-otot, maka harus latihan beban yang
keras. Ini sesuai dengan teori yang didapat bahwa penggunaan beban
sebagai alat bantu dapat meningkatkan kontraksi otot.6 Menurut Len
(1997) yang dikutip oleh Pramudyanto,20 bahwa otot-otot yang kuat
dapat melindungi persendian yang dikelilinginya dan mengurangi
kemungkinan terjadinya cedera karena aktivitas fisik.6.9 Olahraga
Lain
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa peserta fitness yang
tidak mempunyai kegiatan olahraga lain selain fitness lebih banyak
mengikuti fitness. Menurut Sharkey (2003) yang dikutip oleh
Pramudyanto,20 aktivitas yang tidak berlebihan menghasilkan
kebugaran diatas rata-rata dan keuntungan kesehatan ekstra, dan
latihan sistematik yang panjang membantu mencapai potensi. Ini
sesuai dengan yang dikemukakan oleh Asih Devi Ratna,8 bahwa
olahraga yang baik adalah olahraga yang membawa kebaikan, yaitu
yang dilakukan secara teratur, pertengahan, dan tidak
berlebihan.6.10 Pekerjaan
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa peserta fitness yang
mempunyai pekerjaan pelajar/mahasiswa lebih banyak mengikuti
fitness. 6.11 Pendidikan
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa peserta fitness yang
mempunyai pendidikan terakhir perguruan tinggi lebih banyak
mengikuti fitness.6.12 Perilaku
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa peserta yang mengikuti
latihan fitness mempunyai perilaku yang cukup. Dari penelitian
Pramudyanto,20 dikatakan bahwa aspek kejiwaan member seperti sikap
mental, kepribadian, motivasi, konsentrasi, kecemasan, dan
lain-lain kadang-kadang kurang mendapat perhatian dari pembina dan
pengelola serta pelatih olahraga padahal faktor psikologis ini
memegang peranan sangat penting, contohnya salah satu unsur
khususnya motivasi adalah sebagai penggerak dan pengarah setiap
perilaku member.6.13 Pengetahuan
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa peserta yang mengikuti
latihan fitness mempunyai pengetahuan yang cukup. BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Kelompok subjek yang paling banyak mengikuti fitness pada setiap
variabel independen, yaitu :7.1.1 Menurut faktor-faktor demografi
yang terbanyak adalah jenis kelamin laki-laki, umur 21 30 tahun,
pendidikan terakhir perguruan tinggi dan pekerjaan
pelajar/mahasiswa.
7.1.2 Menurut faktor-faktor habituasi atau kebiasaan makanan dan
merokok maka yang terbanyak adalah responden yang memiliki pola
makan 2 -3 x sehari, dan tidak memiliki kebiasaan merokok.7.1.3
Menurut faktor-faktor fitness responden yang terbanyak memiliki
motivasi untuk membentuk otot dimana frekuensi latihan > 4 x
dalam seminggu dengan durasi latihan 45 90 menit dimana sebagian
besar responden melakukan latihan fitness dengan menggunakan beban,
dan tanpa melakukan olahraga lain selain fitness.7.1.4 Menurut
distribusi faktor perilaku yang terbanyak adalah peserta fitness
yang memiliki perilaku cukup.
7.1.5 Menurut distribusi faktor pengetahuan yang terbanyak
adalah peserta fitness yang memiliki pengetahuan cukup.
7.2 Saran
7.2.1 Kepala Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat Provinsi
Sulawesi Selatan diharapkan agar mengadakan penyuluhan tentang
usaha meningkatkan kualitas hidup sehat kepada masyarakat khususnya
peserta fitness.
7.2.2 Diharapkan masyarakat mampu memilih faktor-faktor yang
mana dapat mempengaruhi suatu tingkat kesehatan seseorang.
7.2.3 Diharapkan adanya penelitian selanjutnya yang bersifat
analitik untuk mencari hubungan peserta fitness dengan
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap latihan kebugaran
jasmani.DAFTAR PUSTAKA1. Departemen Kesehatan. Panduan Kesehatan
Olahraga Bagi Petugas Kesehatan. [online]. November 2002. [cited
Januari 2009]; [15 screens]. Available from :
http://www.depkes.go.id2. Zein A. Memotivasi Diri Sendiri.
[online]. Desember 2003. [cited Januari 2009]; [4 screens].
Available from : http://www.wgaul.com3. Pawziyah. Motivasi.
[online]. Januari 2009. [cited Januari 2009]; [8 screens].
Available from : http://pawziyah.wordpress.com4. Nusdwinuringtyas
Nury. Menakar Denyut Jantung Menakar Bugar. [online]. Januari 2009.
[cited Januari 2009]; [4 screens]. Available from :
http://www.wikimu.com/News/Home.aspx5. Anonim. Latihan Fitness
Untuk Pemula. [online]. Juli 2002. [cited Januari 2009]; [2
screens]. Available from :
http://cybernews.cbn.net.id/cbprtl/cybernews/index.htm6. Anonim.
Fitness. . [online]. Februari 2008. [cited Januari 2009]; [1
screen]. Available from : http://id.wikipedia.org/wiki/Fitness7.
Anonim. Apa Dan Bagaimana Fitness Yang Baik. [online]. Juni 2004.
[cited Januari 2009]; [2 screens]. Available from :
http://cybernews.cbn.net.id/cbprtl/cybernews/index.htm8. Asih Devi
Ratna. Pola Hidup Sehat : Fisik. [online]. [cited Januari 2009]; [6
screens]. Available from : http://www.imc-malaysia.org9. Anonim.
Pekerjaan. [online]. Oktober 2008. [cited Januari 2009]; [1
screen]. Available from : http://id.wikipedia.org/wiki/Pekerjaan10.
Anonim. Pendidikan. [online]. Januari 2009. [cited Januari 2009];
[5 screens]. Available from :
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan11. Anonim. Perilaku
Manusia. [online]. November 2008. [cited Januari 2009]; [1 screen].
Available from : http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_manusia12.
Anonim. Pengetahuan. [online]. Maret 2008. [cited Januari 2009]; [1
screen]. Available from :
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuan13. Anonim. Tips Memilih
Jenis Latihan Beban Untuk Pembentukan Tubuh. [online]. Januari
2009. [cited Januari 2009]; [5 screens]. Available from :
http://jepretanhape.wordpress.com14. Anonim. Tips Latihan.
[online]. [cited Januari 2009]; [2 screens]. Available from :
http://www.binaraga.net/index.php15. Anonim. Latihan Fitness.
[online]. Mei 2008. [cited Januari 2009]; [13 screens]. Available
from : http://fitnessindonesia.blogspot.com16. Anonim. Olahraga Apa
Yang Pas Buat Anda. [online]. Januari 2008. [cited Januari 2009];
[3 screens]. Available from : http://www.kompas.com/index.php17.
Anonim. Kebugaran Jasmani. [online]. Juli 2008. [cited Januari
2009]; [2 screens]. Available from :
http://www.crayonpedia.org/mw/Kebugaran_jasmani18. Anonim. Dragon
Fitness Center. [online]. Desember 2008. [cited Januari 2009]; [1
screen]. Available from : http://www.blogger.com19. Sastroasmoro
Sudigdo, Ismael Sofyan. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Jakarta : CV. Sagung Seto. 2008. p313.20. Pramudyanto Anjar.
Motivasi Melakukan Latihan Kebugaran Aerobik Pada Member Grand
Sport Fitness & Spa Grand Candi Hotel Semarang. Semarang :
Penelitian Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. 2006.
p16-17,27-31.21. Nkristan. All About Rokok. [online]. Juni 2008.
[cited Maret 2009]; [18 screens]. Available from :
http://www.kaskus.us/come_inside.php
UMUR
PENDIDIKAN
PEKERJAAN
OLAHRAGA LAIN
JENIS LATIHAN
MOTIVASI
MEROKOK
MAKANAN
JENIS KELAMIN
DURASI LATIHAN
FREKUENSI LATIHAN
GENETIK
PESERTA FITNESS
PENGETAHUAN
PERILAKU
PAGE 39