31
PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL
BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV Se-KECAMATAN PEJAGOAN TAHUN
AJARAN 2011/2012
Dosen Pengampu : Dr. H. Y. Padmono. M.Pd
Disusun Oleh: NAMA: SRININGSIHNIM: X7211112KELAS: VC
PROGAM SI TRANSFER PGSD KAMPUS VI KEBUMENFAKULTA KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA 2011
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang MasalahDalam suatu kehidupan bangsa,
pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin
perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa yang bersangkutan.
Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan output yang berdaya
pikir tinggi dan kreatif. Pendidikan itu merupakan kunci untuk
semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas, sebab dengan
pendidikan, manusia dapat mewujudkan semua potensi dirinya baik
sebagai pribadi maupun sebagai warga negara masyarakat. Dalam
rangka mewujudkan potensi diri menjadi multiple kompetensi harus
melewati proses pendidikan yang diimplementasikan dalam proses
pembelajaran. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan
masyarakat yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Oleh karena
itu, pembaharuan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan suatu bangsa. Berbagai upaya telah ditempuh untuk
memperbaiki kualitas pembelajaran, seperti : pembaharuan dalam
kurikulum, pengembangan model pembelajaran, pengembangan media
pembelajaran, perubahan system penilain, dan sebagainya. Salah satu
unsur yang sering dikaji dalam hubungannya dengan keaktifan dan
hasil belajar siswa adalah media pembelajaran yang digunakan oleh
guru dalam pembelajaran di sekolah. Selama ini kegiatan
pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas berpusat pada guru dan
cenderung siswa kurang aktif serta penggunaan media pembelajaran
masih jarang dilakukan oleh guru dalam menunjang pemahaman konsep
tentang materi pelajaran yang akan diajarkan. Banyak cara yang
dilakukan agar siswa menjadi aktif, salah satunya yaitu mengubah
paradigma pembelajaran. Guru bukan sebagai pusat pembelajaran,
melainkan sebagai pembimbing, falisilitator, dan motivator. Selama
kegiatan pembelajaran, siswalah yang dituntut untuk aktif dalam
pembelajaran. Oleh karena itu, perlu dikembangkan suatu media
pembelajaran yang mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam
pembelajaran matematika, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Dengan penggunaan media pembelajaran ini,
pembelajaran matematika tidaklah membosankan akan tetapi proses
pembelajaran yang berlangsung akan menyenangkan sehingga anak akan
dapat menyimpan memori dalam jangka panjang(long time). Pemilihan
media pembelajaran harus mampu mengembangkan kemampuan siswa dalam
berpikir kritis, logis, dan kreatif.Dalam pembelajaran matematika
di SD diperlukan suatu media pembelajaran yang konkret untuk
membantu pemahaman konsep dalam mengembangkan suatu materi yang
diimplementasikan dalam bentuk pengalaman siswa. Pembelajaran
matematika di sekolah dasar bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut :1. Memahami konsep matematika,
menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep
secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.2.
Menggunakan penalaran pola dan sifat, melakukan menipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.3. Memecahkan masalah
yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang
diperoleh.4. Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel,
diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.5.
Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah. Namun dalam kenyataannya pencapaian tujuan itu terkadang
masih mengalami beberapa kendala, sehingga pencapaian prestasi
belajar siswa masih kurang. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor, misalnya bisa datang dalam diri siswa yang masih menganggap
pembelajaran matematika itu membosankan dan sulit serta media
pembelajaran yang kurang menarik. Oleh sebab itu, dalam
pembelajaran matematika harus diwujudkan melalui kegiatan yang
menimbulkan interaksi dua arah. Dalam upaya meraih keberhasilan
dalam pembelajaran matematika, guru senantiasa berupaya
mengembangkan strategi pembelajaran, misalnya dengan pengguanaan
media konkret yang sesuai. Dengan penggunaan media konkret,
diharapkan pembelajaran matematika tidak membosankan dan
meningkatkan minat belajar siswa. Seperti kita ketahui bahwa,
prestasi belajar bukan saja dipengaruhi oleh kemampuan intelektual
yang bersifat kognitif, tetapi juga dipengaruhi oleh oleh
faktor-faktor nonkognitif, seperti : motivasi. Motivasi ini
bersumber dari keyakinan kemampuannya untuk memperoleh sukses dalam
upaya mencapai sasaran yang dicanangkan. Hal ini berdampak pada
upaya mewujudkan prestasi belajar, mengaktualisasikan potensi
seoptimal mungkin. Motivasi belajar yang menjadikan keajegan
belajar di sekolah tidak terjadi dengan sendirinya, walau berbagai
upaya tersebut membantu mewujudkan kemudahan dalam arti fisik,
untuk tidak lari ke jalanan. Yang perlu diperhatikan adalah
pengalaman belajar yang bermakna.Dalam proses belajar mengajar
motivasi sangat besar peranannya terhadap prestasi hasil belajar.
Karena dengan adanya motivasi dapat menumbuhkan minat dorongan
belajar siswa. Bagi siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan
mempunyai keinginan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Sehingga boleh jadi siswa yang memiliki intelegensi yang cukup
tinggi menjadi gagal karena kekurangan motivasi, sebab hasil
belajar itu akan optimal bila terdapat motivasi yang tepat.
Karenanya, bila siswa mengalami kegagalan dalam belajar, hal ini
bukanlah semata-mata kesalahan siswa, tetapi mungkin saja guru
tidak berhasil dalam membangkitkan motivasi siswa.Perhatian siswa
terhadap stimulus belajar dapat diwujudkan melalui beberapa cara
seperti penggunaan media pengajaran atau alat-alat peraga,
memberikan pertanyaan kepada siswa, membuat variasi belajar pada
siswa, melakukan pengulangan informasi yang berbeda dengan cara
sebelumnya, memberikan stimulus belajar dalam bentuk lain sehingga
siswa tidak bosan. Dan ada beberapa motivasi yang digunakan guru
terhadap bahan pelajaran agar siswa tidak merasa bosan, seperti :
memberikan hadiah, pujian, gerakan tubuh, memberikan angka atau
penilaian, memberikan tugas dan hukuman. Motivasi yang kuat dalam
diri siswa akan meningkatkan minat, kemauan dan semangat yang
tinggi dalam belajar, karena antara motivasi dan semangat belajar
mempunyai hubungan yang erat. Motivasi sangat berperan dalam
belajar, dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam proses
belajar mengajar, dan dengan motivasi itu pula kualitas hasil
belajar siswa dapat diwujudkan dengan baik.Kegiatan penelitian ini
untuk melihat adanya pengaruh atau tidak penggunaan media
pembelajaran dan pemberian motivasi dalam merespon materi
pembelajaran terhadap hasil belajar siswa sehingga dapat memberikan
alternatif solusi bagi guru yang kesulitan untuk membangkitkan
siswa untuk belajar.Tingkat keaktifan siswa ada bermacam-macam
sesuai dengan motivasi dari guru, orang tua, dan lingkungannya
sehingga penulis mencoba meneliti fenomena tersebut melalui
proposal skripsi yang berjudul PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
KELAS IV SD Se KECAMATAN PEJAGOAN TAHUN AJARAN 2011/2012 yang akan
lebih menekankan pada penggunaan media pembelajaran dan pemberian
motivasi oleh guru yang menunjang pada hasil belajarnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :1. Apakah ada pengaruh media
pembelajaran terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas IV SD
se-Kecamatan Pejagoan Tahun Ajaran 2011/2012?2. Apakah ada pengaruh
motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar Matematika siswa
kelas IV SD se-Kecamatan Pejagoan Tahun Ajaran 2011/2012?3. Apakah
ada pengaruh media pembelajaran dan motivasi belajar secara
bersama-sama terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas IV SD
se-Kecamatan Pejagoan Tahun Ajaran 2011/2012?
C. Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini mempunyai tujuan yang
ingin dicapai, yaitu :1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh media
pembelajaran terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas IV SD
se-Kecamatan Pejagoan Tahun Ajaran 2011/2012.2. Untuk mengetahui
apakah ada pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar
Matematika siswa kelas IV SD se-Kecamatan Pejagoan Tahun Ajaran
2011/2012.3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh media
pembelajaran dan motivasi belajar siswa secara bersama-sama
terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas IV SD se-Kecamatan
Pejagoan Tahun Ajaran 2011/2012.
D. Manfaat PenelitianHasil penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara
teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
tentang pengaruh media pembelajaran dalam merespon materi
pembelajaran dan motivasi belajar dari guru terhadap hasil belajar
siswa.Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
penulis sendiri maupun bagi para pembaca atau pihak-pihak yang
berkepentingan. Sedangkan manfaat secara praktisnya yaitu:1. Bagi
SiswaSiswa diharapkan mendapatkan pengalaman baru dalam proses
belajar dan dapat meningkatkan motivasi untuk aktif dalam kegiatan
belajar sehingga terpacu untuk terus berlomba-lomba menjadi yang
terdepan dalam prestasi.2. Bagi Guru atau PenelitiHasil penelitian
ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam memilih dan
mengembangkan strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
Penelitian ini erat kaitannya dengan prospek penilaian guru
terhadap siswa serta penelitian ini berkaitan dengan mata kuliah,
strategi belajar mengajar (SBM) evaluasi pembelajaran, telaah
kurikulum, metodologi penelitiannya pendidikan, manajemen
pendidikan dan lain sebagainya. Sehingga dengan adanya penelitian
ini, diharapkan penulis dan semua pihak yang berkepentingan dapat
lebih memahaminya. 3. Bagi SekolahPenelitian ini difokuskan kepada
siswa kelas IV SD dengan mata pelajaran yang diamati adalah mata
pelajaran Matematika sebagai objek dan materinya. Sehingga para
pembaca, guru, atau pihak-pihak lain yang berkepentingan diharapkan
dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai pertimbangan dalam
aplikasi dalam proses pembelajarannya. Hasil penelitian ini dapat
menjadi pertimbangan untuk meningkatkan komitmen sekolah dalam
meningkatkan meningkatkan kualitas peserta didik menjadi semakin
baik lagi.
BAB IIKAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasara. Karakteristik
Siswa Kelas IV Sekolah DasarAnak kelas IV SD berusia antara 9-11
tahun. Pada usia ini anak berada pada fase operasional konkrit.
Anak aktif bergerak dan mempunyai perhatian yang besar pada
lingkungan . Piaget (dalam Sri Esti Wuryani 2006: 72) mengemukakan
fase perkembangan kognitif anak sebagai berikut: Fase Perkembangan
Kognitif Anak
UmurFase
0-2 tahunSensorimotor
2-7 tahunIntuitif Praoperasional
7-11 tahunOperasional Konkrit
11-16 tahunOperasional Formal
Piaget (dalam Sri Esti Wuryani 2006: 72) menyatakan bahwa pada
fase operasional konkret anak memperoleh kecakapan untuk menunjukan
logika operasional dasar, tetapi hanya melalui pengertian konkrit.
Anak telah mampu berpikir secara logis, fleksibel mengorganisasi
dalam aplikasi terhadap benda konkrit. Anak belum mampu berpikir
secara abstrak. Dengan demikian sia-sia belaka memberikan
pengalaman abstrak pada anak usia operasional konkrit. Dalam
tahapan ini anak-anak sudah mampu berfikir logis. Mampu konkrit
memperhatikan lebih dari satu dimensi sekaligus dan juga dapat
menghubungkan dimensi ini satu sama lain. Kurang egosentris, belum
bisa berfikir abstrak.Di dalam periode operasional konkrit ini anak
akan masih bergantung pada rupa benda, namun dia telah mampu
mempelajari mengenai lingkungan dan kaidah mengenai konversi serta
dapat menggunakan logika sederhana (Noehi Nasution, dkk,
1992:56).Banyak ahli psikolog yang menggambarkan perkembangan anak
sebagai serangkaian tahapan dan beberapa diantaranya memiliki
kesamaan sengan lainnya, termasuk pandangan piaget. Sebagian anak
memasuki tahapan tertentu lebih dini dibandingkan anak lainnya dan
sebagian anak akan melalui tahapan tertentu sengan lebih cepat
dibandingjan anak lainnya. Berikut urutan tahapan perkembangan
kognitif anak bersasarkan pandangan dari Piaget (Winfred F. Hill,
2010: 160-163): (1) tahapan sensori-motorik (sensory-motor), (2)
tahapan praoperasional, (3) tahapan operasional konkret, (4)
tahapan operasional formal.Berdasarkan pandangan Piaget di atas
dapat diketahui bahwa siswa kelas IV SD berada dalam tahapan
operasional konkret. Jadi, siswa kelas IV sudah mampu melakuakan
kegiatan mengklasifikasi, mengkombinasi, dan membandingkan.Nasution
(1992) mengatakan bahwa masa kelas tinggi sekolah dasar mempunyai
beberapa sifat khas sebagai berikut : (1) adanya minat terhadap
kehidupan praktis sehari-hari yang kongkrit, (2) amat realistik,
ingin tahu dan ingin belajar, (3) menjelang akhir masa ini telah
ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus, oleh ahli
yang mengikuti teori faktor ditaksirkan sebagai mulai menonjolnya
faktor-faktor, (4) pada umumnya anak menghadap tugas-tugasnya
dengan bebas dan berusaha menyelesaikan sendiri, (5) pada masa ini
anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat
mengenai prestasi sekolah, (6) anak pada masa ini gemar membentuk
kelompok sebaya, biasanya untuk bermain bersama-sama.Seperti
dikatakan Darmodjo (1992) anak usia sekolah dasar adalah anak yang
sedang mengalami perrtumbuhan baik pertumbuhan intelektual,
emosional maupun pertumbuhan badaniyah, di mana kecepatan
pertumbuhan anak pada masing-masing aspek tersebut tidak sama,
sehingga terjadi berbagai variasi tingkat pertumbuhan dari ketiga
aspek tersebut. Ini suatu faktor yang menimbulkan adanya perbedaan
individual pada anak-anak sekolah dasar walaupun mereka dalam usia
yang sama.Menurut Thornburg (1984) anak sekolah dasar merupakan
individu yang sedang berkembang, barang kali tidak perlu lagi
diragukan keberaniannya. Setiap anak sekolah dasar sedang berada
dalam perubahan fisik maupun mental mengarah yang lebih baik.
Tingkah laku mereka dalam menghadapi lingkungan sosial maupun non
sosial meningkat. Anak kelas empat, memilki kemampuan tenggang rasa
dan kerja sama yang lebih tinggi, bahkan ada di antara mereka yang
menampakan tingkah laku mendekati tingkah laku anak remaja
permulaan.
(http://xpresiriau.com/artikel-tulisan-pendidikan/karakteristik-siswa-sekolah-dasar/)Berkaitan
dengan atmosfir di sekolah, ada sejumlah karakteristik yang dapat
diidentifikasi pada siswa SD karakteristik pada masa kelas tinggi
SD (Kelas 4,5, dan 6) antara lain: (1) perhatiannya tertuju pada
kehidupan praktis sehari-hari, (2) ingin tahu, ingin belajar, dan
realistis, (3) timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus, dan
(4) anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai
prestasi belajarnya di sekolah. Dengan karakteristik siswa yang
telah diuraikan seperti di atas, guru dituntut untuk dapat mengemas
perencanaan dan pengalaman belajar yang akan diberikan kepada siswa
dengan baik, menyampaikan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar
kehidupan siswa sehari-hari, sehingga materi pelajaran yang
dipelajari tidak abstrak dan lebih bermakna bagi anak. Selain itu,
siswa hendaknya diberi kesempatan untuk pro aktif dan mendapatkan
pengalaman langsung baik secara individual maupun dalam kelompok.
Oleh karena itu guru harus mampu merancang pembelajaran yang dapat
membangkitkan siswa, misalnya penggalan waktu belajar tidak terlalu
panjang, peristiwa belajar harus bervariasi, dan yang tidak kalah
pentingnya sajian harus dibuat menarik bagi siswa.
2. Matematikaa. Pengertian MatematikaMatematika merupakan ilmu
universal yang mendasari perkembangan teknologi modern. Matematika
mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan
daya pikir manusia. Perkembangan pesat dibidang teknologi informasi
dan kkomunikasi dewasa ini didasari oleh perkembangan matematika di
bidang teori bilangan, aljabar, teori peluang, analisis dan
matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa
depan diperlukan penguasaan matematika yanr yang kuat sejak dini.
(http://www.ladang ilmu.blogspot.com).Dalam kurikulum
2004(Depdiknas, 2003:2) dituliskan bahwa matematika merupakan suatu
bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui
proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh
sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima,
sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat
kuat dan jelas.Soedjadi (2000:1) mengemukakan bahwa ada beberapa
definisi atau pengertian matematika berdasarkan sudut pandang
pembuatnya, yaitu sebagai berikut:1) Matematika adalah cabang ilmu
pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik.2) Matematika
adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.3) Matematika
adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan
bilangan.4) Matematika adalah pengetahuan fakta-fakta kuantitatif
dan masalah tentang ruang dan bentuk.5) Matematika adalah
pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik.6) Matematika
adalah pengetuan tentang aturan-aturan yang ketat.Dari pendapat di
atas penulis menyimpulkan bahwa matematika adalah suatu ilmu
universal yang mendasari cabang ilmu pengetahuan eksak yang
terorganisir secara sistematis dan dibangun melalui kebenaran suatu
konsep yang membutuhkan penalaran logik dan berhubungan dengan
fakta-fakta kuantitatif serta masalah ruang dan waktu.b.
FungsiMenurut kurikulum 2004 matematika berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan bernalar malalui kegiatan bernalar,
penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen, sebagai alat pemecahan
masalah melalui pola pikir dan model matematika serta sebagai alat
komunikasi melalui simbol, tabel, grafik diagram.c. Teori Belajar
MatematikaTeori belajar yang dapat diterapkan untuk pengembangan
dan atau perbaikan pemberlajaran matematika dapat digunakan dalam
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran matematika. Di bawah ini
akan dijelaskan tentang teori belajar Bruner dan Ausebel.1) Menurut
BrunerJeorema Bruner berpendapat bahwa belajar matematika ialah
belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang
terdapat di dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan
antara konsep-konsep dan struktur-struktur matematika itu. Bruner
melukiskan bahwa anak-anak berkembang melalui 3 tahap perkembangan
mental yaitu:(a) Tahap enaktif atau tahap kegiatanTahap pertama
anak belajar konsep adalah berhubungan dengan benda-benda real atau
mengalami peristiwa di dunia sekitarnya. Pada tahap ini anak masih
dalam gerak reflek dan coba-coba belum harmonis. Ia
memanipulasikan, menyusun, menjejerkan, mengutak-ngatik, dan
bentuk-bentuk gerak lainnya(berupa dengan tahap sensori motor dari
piaget). Setiap melakukan pembelajaran tentang konsep, fakta atau
prosedur dalam matematika yang bersifat abstrak biasanya diawali
dari persoalan sehari hari yang sederhana.
(b) Tahap ikonik atau tahap gambar bayangan.Pada tahap ini anak
telah mengubah, menandai, dan menyimpan peristiwa atau benda dalam
bentuk bayangan mental. Dengan kata lain anak dapat membayangkan
kembali atau memberikan gambaran dalam pikirannya tentang benda
atau peristiwa yang dialami. Setelah memanipulasikan benda secara
nyata malalui persoalan keseharian dari dunia sekitarnya,
dilanjutkan dengan membentuk modelnya sebagai bayangan mental dari
benda atau peristiwa keseharan tersebut. Model ini bersifat semi
konkret.(c) Tahap simbolikPada tahap ini anak dapat mengutarakan
bayangan mental dalam bentuk simbol dan bahasa. Pada tahap ini anak
sudah mampu memahami simbol-simbol dan menjelaskan dengan
bahasanya. Serupa dengan tahap operasi konkret dan formal.2)
Ausebel (Brownel dan Chazal)Mengemukakan pentingnya pembelajaran
bermakna dalam mengajar matematika. Kebernaknaan pembelajaran akan
membuat kegiatan belajar lebih menarik, lebih bermanfaat, dan lebih
menantang, sehingga konsep matematika akan lebih mudah dipahami dan
lebih tahan lama diingat peserta didik. Kebermakanaan yang dimaksud
untuk memudahkan pemahaman siswa tentang konsep matematika.
d. Hasil Belajar1) Pengertian Hasil Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, pengertian hasil yaitu sesuatu yang didapat dari jerih
payah panen, pendapatan, perolehan, buah dari,akibat, kesudahan
(setelah pertandingan, ujian, dsb).2) Pengertian BelajarBelajar
dapat diartikan sebagai segala daya dan upaya manusia secara sadar
untuk mendapatkan suatu kemampuan atau keterampilan yang
bermanfaat. Sedangkan pendidikan merupakan suatu proses yang
membantu manusia dalam belajar, sehingga hasil dari proses tersebut
dapat digunakan dalam menghadapi permasalahan
tertentu.(http:///www.ajipriyanto.co.cc)Belajar menurut Klien
(Conny R. Semiawan, 2007:4), adalah proses eksperiensia (
pengalaman ) yang menghasilkan perubahan perilaku yang relatif
permanen dan yang tidak dapat dijelaskan dengan keadaan sementara
kedewasaan atau tendensi alamiah. Artinya belajar tidak terjadi
karena proses kematangan dari dalam saja ( yang merupakan faktor
genetis) melainkan juga karena pengalaman yang perolehannya
bersifat eksistensial.Dari pengertian yang sangat luas, (Anita, E.
Woolfolk, 1993) mengemukakan bahwa belajar terjadi ketika
pengalaman menyebabkan suatu perubahan pengetahuan dan perilaku
yang relatif permanen pada individu tersebut.Ernes Hilgrad(1948)
menyatakan bahwa learning is the process by which an activity
orginates through training procedures (whether in the laboaratory
or in the natural environment) as distinguished from changes by
factors not atrisutable to training. Jadi, belajar merupakan proses
perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui latihan dan perubahan
itu disebabkan karena ada dukungan dari lingkungan yang positif
yang menyebabkan terjadinya interaksi edukatif. Perubahan belajar
itu meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan
belajar itu tidak berdasarkan naluri tetapi melalui proses latihan.
(Sri Anitah, dkk, 2008:2.4).Menurut Rochmat Wahab dalam bukunya
Perkembangan Peserta Didik mengemukakan bahwa belajar merupakan
aktivitas atau pengalaman yang menghasilkan perubahan pengetahuan,
perilaku, dan pribadi yang bersifat permanen. Kingslei (dalam Abu
Ahmadi 2004: 126) mengemukakan belajar adalah proses dimana tingkah
laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek. Whitaker (dalam Abu
Ahmadi 2004: 126) mendefinisikan bahwa belajar sebagai proses
dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman. Menurut Slameto (2003: 2) belajar ialah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi di lingkungannya.Dari
beberapa pengertian atau definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan segala aktivitas atau upaya manusia secara sadar
untuk mendapatkan suatu kemampuan dan keterampilan yang bermanfaat
melalui proses pengalaman yang dialami oleh individu tersebut yang
menghasilkan perubahan perilaku, pengetahuan, dan keterampilan
dengan berinteraksi dengan lingkungannya yang bersifat
permanen.Prinsip umum belajar belajar menurut Wingo (1970:194)
didasarkan atas prinsip-prinsip sebagai berikut:a) Hasil belajar
sepatutnya menjangkau banyak segi.Dalam suatu proses belajar,
banyak segi yang sepatutnya dicapai sebagia hasil belajar, yaitu
meliputi pengetahuan, dan pemahaman tentang konsep, kemampuan
menerapkan konsep, kemampuan menjabarkan dan menarik kesimpulan
serta menilai kemanfaatan suatu konsep, menyenangi dan memberi
respons yang positif terhadap sesuatu yang dipelajari, dan
diperoleh kecakapan melakukan kegiatan.b) Hasil belajar diperoleh
berkat pengalaman.Pemahaman dan struktur kognitif dapat diperoleh
seseorang melalui pengaman melakukan suatu kegiatan. Dalam khazanah
peristilahan pendidikan, hal ini dikenal dengan learning by doing
yaitu belajar dengan jalan melakukan suatu tindakan. Pemahaman itu
sendiri bersifat abstrak. Sesuatu yang abstrak akan mudah diperoleh
dengan jalan melakukan kegiatan-kegiatan yang nyata atau konkret,
sehingga orang yang bersangkutan memperoleh pengalaman yang
menuntun pada pemahaman yang bersifat abstrak.
c) Belajar merupakan suatu kegiatan yang mempunyai tujuanDalam
proses belajar, apa yang ingin dicapai sep dirasakan dan dimiliki
oleh setiap siswa. Tujuan belajar bukan berarti tujuan
pembelajaran, karena tujuan pembelajaran merupakantujuan dan
harapan yang ingin dicapai guru dari kegiatan yang dilakukan.
Meskipun apa yang diinginkan atau diharapkan itu kemunculannya pada
diri siswa, namun belum tentu yang diinginkan guru itu sesuai
dengan apa yang diinginkan oleh siswa.Faktor yang mempengaruhi
belajar digolongkan menjadi dua macam yaitu faktor intern dan
faktor ekstern. Faktor intern yaitu faktor yang ada dalam diri
individu yang sedang belajar, faktor ekstern yaitu faktor yang ada
di luar individu. Faktor intern meliputi : a) Faktor
KesehatanKesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan
seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Agar seseorang dapat
belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap
terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan
tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga,
ibadah, dan sebagainya.b) Cacat TubuhKeadaan cacat tubuh
mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu.
Oleh karena itu jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada
lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat
menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.c)
IntelegensiIntelegensi itu adalah kecakapan yang terdiri dari tiga
jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam
situasi yan gbaru dengan cepat dan efektif, mengetahui menggunakan
konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan
mempelajarinya dengan cepat.Intelegensi besar pengaruhnya terhadap
kemajuan belajar. Dalalm situasi yang sama, siswa yang mempunyai
intelegensi tinggi akan berhasil daripada yang mempunyai
intelegensi rendah. Siswa yang memiliki intelegensi yang tinggi
belum tentu berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan karena
belajar adalah suatu proses kompleks dengan banyak faktor yang
mempengaruhinya, sedangkan intelegensi merupakan salah satu faktor
yang diantara faktor yang lain. Jika faktor lain bisa
menghambat/berpengaruh negatif terhadap belajarnya, maka siswa akan
gagal dalam belajarnya. Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi
yang normal dapat berhasil dengan baik dalam belajar, jika ia
belajar dengan baik. Jika siswa memiliki intelegensi yang rendah,
maka siswa perlu memperoleh bimbingan di lembaga pendidikan
khusus.d) PerhatianUntuk memperoleh hasil belajar yang baik, maka
siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya,
jika pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah
kebosanan, sehingga ia tidak suka belajar. Agar siswa dapat belajar
dengan baik, diusahakan bahan pelajaran selalu menarik perhatian
dengan cara mengusahakan pelajaran sesuai dengan hobi atau
bakatnya.e) MinatMinat memiliki pengaruh terhadap belajar, karena
bila bahan belajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat
siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak
ada daya tarik baginya.f) BakatJika bahan pelajaran yang akan
dipelajar sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik
karena siswa merasa senang dalam belajar dan itu berdampak pada
waktu yang akan datang pastinya siswa akan lebih giat lagi dalam
belajarnya.
g) MotifMotif yang kuat sangatlah perlu di dalam belajar, di
dalam membentuk motif yang kuat itu dapat dilaksanakan dengan
adanya latihan-latihan/kebiasaan-kebiasaan dan pengaruh lingkungan
yang memperkuat.h) KematanganKematangan belum berarti anak dapat
melaksanakan kegiatan secara terus menerus, untuk itu diperlukan
latihan-latihan dan pelajaran. Dengan kata lain, anak yang sudah
siap (matang) belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum
belajar. Belajarnya akan lebih berhasil jka anak sudah siap. Jadi
kematangan baru untuk memilih kecakapan itu tergantung dari
kematangan dan belajar.i) KesiapanKesiapan adalah kesediaan untuk
memberi response atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari diri
seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan
berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan.Sedangkan faktor
ekstern meliputi : cara orang tua mendidik, pengertian orangtua,
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan siswa, relasi siswa
dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, standar pengajaran
di atas ukuran, bentuk kehidupan masyarakat, mass media, teman
bergaul.
3) Pengertian Hasil BelajarSudjana (1992:22) dalam Y. Padmono
(2002:27) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Dengan demikian hasil belajar menunjukan perubahan dari sebelum
pengalaman belajar dengan setelah menerima pengalaman belajarnya.
Hasil belajar menunjukkan perubahan yang berupa penambahan,
peningkatan, dan penyempurnaan perilaku. Menurut Y. Padmono dalam
bukunya Perkembangan Peserta Didik, perubahan sebagai hasil belajar
dicirikan sebagai berikut:a) Perubahan terjadi di dalam situasi
sadar, individu menyadari bahwa aktivitas belajar memperoleh
perubahan atau paling tidak individu merasakan terjadi perubahan
dalam dirinya.b) Perubahan belajar bersifat kontinyu dan
fungsional. Perubahan sebagai hasil belajar dalam individu
berlangsung secara terus menerus dan dinamis. Suatu perubahan yang
terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi
kehidupan atau proses belajar berikutnya.c) Perubahan belajar
bersifat positif dan aktif. Perubahan senantiasa bertambah dan
tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya.d)
Perubahan belajar bertujuan dan terarah, perubahan belajar terjadi
karena ada tujuan.e) Perubahan belajar bukan perubahan yang
bersifat kontemporer atau sementara.f) Perubahan belajar mencakup
seluruh aspek tingkah laku.Pendapat lain tentang pengertian hasil
belajar yaitu merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah
dilakukan dalam belajar. Kulminasi akan diiringi dengan kegiatan
tindak lanjut. Hasil belajar harus menunjukkan suatu perubahan
tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru dari siswa yang
bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari. Bentuk
perubahan tingkah laku harus menyeluruh secara komprehensif
sehingga menunjukkan perubahan tingkah laku. Romizoswki (dalam Sri
Anitah, dkk.2008:2.9) menyebutkan dalam skema kemampuan yang dapat
menunjukkan hasil belajar yaitu :a) Ketrampilan kognitif berkaitan
dengan kemampuan membuat keputusan memecahkan masalah dan berpikir
logis.b) Keterampilan psikomotor berkaitan dengan kemampuan
tindakan fisik dan kegiatan perseptual.c) Ketrampilan reaktif
berkaitan dengan sikap, perasaan.Hasil belajar dipengaruhi oleh
kemampuan intelektual yang bersifat kognitif, selain itu juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor nonkognitif seperti : emosi,
motivasi, kepribadian, serta berbagai pengaruh lingkungan.
Pengembangan potensi anak mencapai aktualisasi optimal bukan saja
dipengaruhi faktor bakat, melainkan juga faktor lingkungan yang
membimbing dan membentuk perkembangan anak. Perkembangan seluruh
kepribadiannnya selain dilatarbelakangi kedua faktor tersebut juga
terkait dengan kemampuan intelektual, motivasi, pengetahuan, dan
konsep dirinya. (Conny R. Semiawan,2007:13)Gagne (dalam Sri Esti
Wuryani 2006: 21) meninjau hasil belajar yang harus dicapai oleh
siswa dan juga meninjau proses ke hasil belajar dan langkah-langkah
intruksional yang dapat diambil oleh guru dalam membantu siswa
belajar.Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian
hasil belajar kelas IV SD adalah kemampuan yang dimiliki siswa
setelah melakukan aktivitas atau kegiatan belajar mengajar setelah
pengalaman belajarnya dalam bentuk perubahan tingkah laku dan
pelatihan berupa pengetahuan dan keterampilan dasar untuk melihat
kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Pengertian Hasil Belajar MatematikaSuatu kemampuan yang
dimiliki siswa setelah melakukan aktivitas atau kegiatan belajar
mengajar dalam bentuk perubahan tingkah laku, pengetahuan serta
mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan eksplorasi,
pemecahan masalah dan model matematika yang terorganisir secara
sistematis dan dibangun melalui kebenaran suatu konsep yang
membutuhkan penalaran logik yang berhubungan dengan fakta-fakta
kuantitatif serta masalah ruang dan waktu.
3. Media Pembelajarana. Pengertian Media berasal dari Bahasa
Latin merupakan bentuk jamak dari medium yang berarti perantara
yang dipakai untuk menunjukkan alat komunikasi. Secara harfiah
media diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari
pengirim ke penerima pesan. ( Dalam Mulyani Sumantri dan Johar
Pemana, 2001: 152).Menurut Romiszowki, media pembelajaran adalah
pembawa pesan yng berasal dari suatu sumber pesan( yang dapat
berupa orang atau benda) kepada penerima informasi. Dalam suatu
prose belajar mengajar, pesan yang disalurkan oleh media dari
sumber pesan ke penerima pesan itu ialah isi pelajaran yang berasal
dari kurikulum yang disampaikan oleh guru kepada siswa. (Samino
Sangadji dan Dwiji Astuti, 2004:10).Gatot Muhsetyo,dkk(2007:1.13)
mengemukakan pengertian media pembelajaran adalah alat bantu
pembelajaran yang secara sengaja dan terencana disiapkan atau
disediakan guru untuk mempresentasikan dan atau menjelaskan bahan
pelajaran, serta digunakan siswa untuk dapat terlibat langsung
dengan pembelajaran matematika.Menurut Brings(1970:17) media adalah
segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta perangsang
peserta didik untuk belajar. Dinje Dorman Rumumpuk (1988:6)
mendefinisikan media pembelajaran adalah sebagai alat, baik
hardware maupun software yang dipergunakan sebagai media komunikasi
dan yang tujuannya untuk meningkatkan efektivitas proses belajar
mengajar. (Mulyana Sumantri : 2001:152).Dari pendapat tersebut
dapat diambil kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah suatu alat
bantu/komponen pengajaran yang sengaja dibuat oleh guru sebagai
perantara dalam menyampaikan bahan pelajaran dalam proses belajar
mengajar dengan tujuan dapat meningkatkan efektivitas proses
belajar mengajar.
b. Manfaat Dalam Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001:152)
tentang manfaat media adalah :1) Membantu guru menyampaikan
pesan-pesan secara mudah kepada peserta didik sehingga peserta
didik dapat menguasai pesan-pesan secara cepat dan akurat.2)
Peserta didik yang terlibat dalam kegiatan belajar itu terhindar
dari gejala verbalisme, yakni mengetahui kata-kata yang disampaikan
guru tetapi tidak memahami arti atau maknanya.3) Memberikan
kemudahan kepada peserta didik untuk dapat lebih memahami konsep,
prinsip, sikap, dan keterampilan tertentu dengan menggunakan media
yang paling tepat.4) Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan
bervariasi sehingga lebih merangsang minat peserta didik untuk
belajar.5) Memudahkan sikap dan keterampilan tertentu dalam
teknologi karena peserta didik tertarik untuk menggunakan atau
mengoperasikan media tertentu.6) Menciptakan situasi belajar yang
tidak dilupakan peserta didik.Pendapat lain tentang manfaat media
pembelajaran yaitu menurut Derek Rowntrie (dalam Mulyani
Sumantri,2001:154) adalah:1) Membangkitkan motivasi belajar.2)
Menyediakan stimulus belajar.3) Mengaktifkan respons peserta
didik.4) Memberikan balikan dengan cepat/segera.
c. Fungsi Media Pembelajaran1) Media pembelajaran dapat
mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta
didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari
faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengaman anak, seperti
ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media
pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik
tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka
obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam
bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar-gambar yang
dapat disajikan secara audio visual dan audial.2) Media
pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas.3) Media
pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta
didik dengan lingkungannya.4) Dapat menghasilkan pengamatan.5)
Membangkitkan keinginan dan minat baru.6) Membangkitkan motivasi
dan merangsang anak untuk belajar.7) Memberikan pengalaman yang
integral dari yang konkrit sampai dengan abstrak.
(http://www.akhmadsudrajat.wordpress.com).
d. Prinsip-prinsip Pemilihan Media PembelajaranDalam Mulyani
Sumantri (2001:156) mengemukakan prinsip-prinsip dalam pemilihan
suatu media, diantaranya :1) Memilih media harus berdasarkan pada
tujuan pengajaran dan bahan pengajaran yang akan disampaikan.2)
Memilih media harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta
didik.3) Memilih media harus disesuaikan dengan kemampuan guru,
baik dalam pengadaannya dan pengguanaannya.4) Memilih media harus
disesuaikan dengan situasi dan kondisi.5) Memilih media harus
memahami karakteristik dari media itu sendiri.Menurut Gagne dan
Briggs(1979:195) dalam buku metode pembelajaran(Sumiati dan Asra)
menyarankan suatu cara dalam langkah-langkah memilih media
pembelajaran untuk pembelajaran, yaitu :1) Merumuskan tujuan
pembelajaran.2) Mengklasifikasi tujuan berdasarkan domein atau tipe
belajar.3) Memilih peristiwa-peristiwa pembelajaran yang akan
berlangsung.4) Menentukan tipe perangsang untuk tiap peristiwa.5)
Mendaftar media pembelajaranyang dapat digunakan pada setiap
peristiwa dalam pembelajaran.6) Mempertimbangkan (berdasarkan nilai
kegunaan) media pembelajaran yang dipakai.7) Menentukan media
pembelajaran yang terpilih akan digunakan.8) Menulis rasional (
penalaran) memilih media pembelajaran media tersebut.9) Menuliskan
tata cara pemakaiannya pada setiap event(peristiwa).10) Menuliskan
script(naskah) pembicaraan dalam penggunaan media
pembelajaran.Faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih media
pembelajaran adalah:1) Jenis kemampuan yang akan dicapai sesuai
dengan tujuan.Tujuan pembelajaran itu menjangkau domain kognitif,
afektif, dan psikomotor.2) Kegunaan dari berbagai jenis media
pembelajaran itu sendiri.Setiap jenis media pembelajaran memiliki
nilai kegunaan sendiri-sendiri.3) Kemampuan guru menggunakan suatu
jenis media pembelajaran.4) Fleksibilitas (lentur) tahan lama dan
kenyamanan media pembelajaran. Dalam artian dapat digunakan dalam
berbagai situasi, juga harus tahan lama( tidak sekali pakai
langsung dibuang), untuk menghemat biaya, dan digunakannya pun tak
berbahaya.5) Keefektifan suatu media pembelajaran dibandingkan
dengan jenis media pembelajaran lain untuk digunakan dalam
pembelajaran suatu materi pembelajaran tertentu.
e. Prinsip-prinsip Penggunaan Media Pembelajaran.Membuat media
pembelajaran tidak bisa sembarangan asal jadi, namun harus
direncanakan dan memperhatikan beberapa prinsip sebagai berikut:1)
Mudah mendapatkan bahan bakunya, diutamakan yang ada disekitar
lingkungan tempat tinggal siswa atau sekitar sekolah.2) Murah bahan
bakunya sehingga terjangkau oleh siswa, guru, atau sekolah untuk
menyediakannya dan membuatnya.3) Multi guna atau manfaatnya
banyak.4) Menimbulkan kreativitas siswa. 5) Menarik perhatian,
sehingga siswa berminat untuk menggunakannya dan mendapatkan
pemahaman dari materi pembelajaran yang disampaikan melalui media
pembelajaran tersebut. 6) Menggunakan bahan-bahan yang tidak
membahayakan siswa atau guru. 7) Menggunakan media pembelajaran
tersebut bisa secara individual, kelompok atau klasikal.8)
Menyesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa, baik fisik, mental,
atau pikirannya.
f. Jenis Media PembelajaranMenurut Sri Anitah Wiryawan dan
Noorhadi( dalam Mulyani Sumantri, 2001: 158) mengklasifikasikan
media pembelajaran menjadi :1) Media Visual yaitu media yang dapat
ditangkap dengan indera penglihatan, meliputi:(a) Media gambar
diam(b) Media papan(c) Media dengan proyeksi2) Media Audio
merupakan jenis media yang didengar. Media ini memiliki
karakterisitik pemanipulasian pesan hanya dilakukan melalui bunyi
atau suara-suara, contohnya: tape recorder, radio.3) Media
Audio-Visual yaitu media yang tidak hanya dapat dipandang atau
diamati tetapi juga dapat didengar, contohnya : televisi, video
cassette.4) Media Asli merupakan benda yang sebenarnya, media yang
membantu pengalaman nyata peserta didik, contohnya : model,
speciment(makhluk hidup, benda mati), diaroma.Aneka ragam media
pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan ciri-ciri tertentu,
dalam buku Metode Pembelajaran ( Sumiati dan Asra : 160), yaitu :1)
Berdasarkan daya atau kemampuan liputannya, jenis media
pembelajaran, terdiri atas :(a) Media pembelajaran dengan daya atau
kemampuan liputannya luas, yaitu dapat menjangkau tempat yang luas
dengan jumlah orang atau siswa yang banyak. Contoh : televisi,
radio.(b) Media pembelajaran dengan daya atau kemampuan liputannya
terbatas, yaitu hanya dapat menjangkau tempat atau ruangan dan
terbatas dengan jumlah orang atau siswa yang tidak banyak. Contoh :
papan tulis, slide, OHP.2) Berdasarkan kerumitan (kekomplekan) dan
biayanya, jenis media pembelajaran, terdiri atas:(a) Big media,
yaitu media pembelajaran yang rumit (kompleks) dan biayanya mahal,
serta penggunaannya relatif susah membutuhkan tenaga yang berlatih.
Contoh : film, video, komputer.(b) Little media, yaitu media
pembelajaran yang sederhana atau tidak rumit dan biayanya tidak
mahal relatif murah, serta penggunaanya relatif mudah tidak perlu
tenaga terlatih. Contoh : papan tulis, gambar.3) Berdasarkan
pembuatan dan pemanfaatannya, terdiri atas :(a) Media by design,
yaitu media pembelajaran yang dirancang, dipersiapkan, dan dibuat
sendiri oelh guru lalu digunakan untuk proses pembelajaran. (b)
Media by utilization atau media pembelajaran yang dimanfaatkan,
yaitu media pembelajaran yang dibuat oleh orang lain atau suatu
lembaga/institusi, sedangkan guru tinggal menggunakan atau
memanfaatkannya.4) Berdasarkan dimensinya, jenis media pembelajaran
terdiri atas :(a) Media dua dimensi, yaitu jenis media pembelajaran
yang hanya mempunyai dua ukuran yaitu panjang dan lebar. Contoh :
poster, bagan, gambar.(b) Media tiga dimensi, yaitu jenis media
pembelajaran yang mempunyai minimal tiga ukuran, yaitu panjang,
lebar, dan tinggi/isi. Contoh : model (benda yang menyerupai
aslinya), realia (benda aslinya).Dengan beragamnya jenis dan mutu
media pembelajaran, guru perlu selektif dalam menentukan media
pembelajaran dan harus disesuaikan dengan materi pelajaran,
kebutuhan, dan perkembangan peserta didik.
4. Motivasi Belajara. Pengertian Pada dasarnya motivasi
merupakan sesuatu kekuatan yang dapat mendorong seseorang melakukan
kegiatan untuk mencapai tujuan. Anak-anak sebenarnya mempunyai
kebutuhan dasar yaitu fisik dan pesikis. Dalam proses pertumbuhan
dan perkembanagan seorang anak menuju dewasa terjadi
perubahan-perubahan kebutuhan. Kebutuhan sosial psikologis
seseorang akan semakin lebih besar dari pada fisiknya sejalan
dengan usianya. Pertama-tama perlu dijelaskan beberapa penggunaan
istilah, istilah tersebut berupa dorongan, dan motif. Mulyani
Sumantri(2008: 3.24) mendefinisikan istilah dorongan atau motif
adalah keadaan di dalam pribadi seseorang yang merupakan pemicu
dalam melakukan perbuatan untuk mencapai suatu kebutuhan. Sedangkan
kebutuhan mengacu pada keadaan fisiologis seseorang yang tidak
mempunyai jaringan tertentu. Dorongan atau motif merupakan akibat
psikologis dari suatu kebutuhan(Lefton dalam Sumantri 2008: 3.24).
Sedangkan Thompson (dalam Mulyani Sumantri 2008: 3.24)
mendefinisikan istilah need atau kebutuhan sebagai istilah yang
digunakan untuk menunjuk ke suatu dorongan atau drive. Maslow
(dalam Frank. G. Gobel: 70) menyatakan bahwa manusia dimotivasikan
yang bersifat sama untuk seluruh sepesies , tidak berubah, dan
berasal dari sumber genetis atau naluriah. Istilah motivasi berasal
dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat
dalam kekuatan diri individu yang menyebabakan tersebut bertindak
atau berbuat. Menurut M. Ngalim Purwanto (2000: 60), motif ialah
segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan
sesuatu. Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada
pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan untuk memenuhi kebutuhan
hidup. Motif merupakan penjelmaan dari dorongan dan kebutuhan yang
menyebabkan seseorang mulai berbuat ke arah suatu tujuan untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
Pengertian motif tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan atau need.
Motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan,
mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong
untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga dapat mencapai
tujuan.Menurut Oemar Hamalik (2005:158) ada dua prinsip yang
digunakan untuk meninjau motivasi, yaitu a) motivasi dipandang
sebagai suatu proses. Pengetahuan tentang proses akan membantu
menjelaskan kelakuan yang diamati dan untuk memperkirakan kelakuan.
Kelakuan lain pada seseorang. 2) menentukan karakter dri proses
dengan melihat petunjuk-petunjuk dari tingkah laku.Menurut Mc.
Donald (dalam Oemar Hamalik (2005:158), motivation is energi change
within the person charakterized by affectice arousal and
anticipatory goal reaction. Motivasi adalah perubahan energi dalam
diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya reaksi
untuk mencapai tujuan. Berdasarkan pengertian yang dikemukakan Mc.
Donald motivasi mengandung tiga unsur penting yaitu: (1) Motivasi
itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu
manusia yang disebabkan oleh perubahan energi di dalam sistem
psikologis manusia, misalnya terjadi perubahan dalam sistem
pencernaan maka timbul motif lapar; (2) Motivasi ditandai dengan
munculnya perasaan seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan
persoalan-persoalan kejiwaan dan emosi yang dapat menentukan
tingkah laku manusia, misalnya mahasiswa terlibat dalam diskusi
karena tertarik pada masalah yang dibicarakan kemudian mahasiswa
mengungkapkan pendapat dengan kata-kata yang lancar dan cepat; (3)
Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi
yang termotivasi memberikan respon untuk megurangi ketegangan yang
disebabkan oleh perubahan energi dalam dirinya untuk mencapai
tujuan tertentu, misalnya keinginan mendapatkan hadiah maka
seseorang belajar dengan giat. Jadi motivasi dalam hal ini
sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi yaitu tujuan. Motivasi
muncul dalam diri manusia, tetapi munculnya motivasi disebabkan
rangsangan atau terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini
adalah tujuan yang menyangkut masalah kebutuhan. Berdasarkan ketiga
elemen di atas, motivasi merupakan suatu usaha yang didasari untuk
meng-gerakkan, mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar
terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil
atau tujuan tertentu. Sehingga motivasi mempunyai tujuan untuk
menggerakkan atau memacu para peserta didik agar timbul keinginan
dan kemauan dalam hal ini untuk meningkatkan prestasi belajar.
Motivasi sebagai sesuatu yang kompleks menyebabkan terjadinya suatu
perubahan energi yang ada pada peserta didik sehingga berkaitan
dengan persolaan gejala kejiwaan, perasaan dan emosi, untuk
kemudian bertindak atau melakukan sesuatu didorong karena adanya
tujuan, kebutuhan atau keinginan.Motivasi belajar adalah sesuatu
yang mendorong siswa untuk berperilaku yang langsung menyebabkan
munculnya perilaku dalam belajar. Tanpa motivasi belajar siswa
tidak dapat belajar. Oleh karena itu, bagi seorang siswa motivasi
untuk belajar pada umumnya timbul karena adanya rangsangan, baik
yang datang dari dalam dirinya sendiri maupun dari luarnya sendiri.
( dalam Sumiati dan Asra)Komponen utama motivasi ada tiga yaitu
kebutuhan, dorongan, dan tujuan. Kebutuhan muncul apabila terjadi
tidak seimbangnya antara yang dimiliki dengan yang diharapkan.
Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan
harapan atau pencapaian tujuan. Tujuan dalam hal ini adalah sebagai
pemberi arahan pada perilaku manusia termasuk didalamnya perilaku
membaca pemahaman. Motivasi mendorong timbulnya kelakuan dan
mempengaruhi serta mengubah kelakuan yang lebih baik. Fungsi
motivasi meliputi :a) Mendorong timbulnya suatu kelakuan atau suatu
perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul suatu perbuatan
yaitu belajar.b) Mengarahkan tujuan pencapaian yang diinginkan.c)
Sebagai penggerak, besar kecilnya suatu pekerjaan.Dalam kegiatan
pembelajaran, motivasi mengandung nilai-nilai sebagai berikut :a)
Motivasi menentukan tingkat keberhasilan perbuatan belajar anak.
Tanpa adanya motivasi untuk belajar tingkat keberhasilannya kurang
maksimal.b) Pembelajaran yang bermotivasi pada hakekat adalah
pembelajaran yang disesuaikan dengan dorongan, minat, kebutuhan,
motif yang ada pada anak.c) Pembelajaran yang bermotivasi menurut
kreativitas dan imajinasi guru untuk berusaha bersungguh-sungguh
mencari cara-cara yang relevan dan sesuai guna membangkitkan serta
memelihara motivasi belajar siswa.d) Berhasil atau gagalnya dalam
menggunakan motivasi dalam pembelajaran erat hubungannya dengan
disiplin kelas. Menurut sifatnya, motivasi dapat dibedakan menjadi
dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik ( J. Gini.
dkk, 1996 :113). Motivasi intrinsik adalah tindakan yang digerakkan
oleh suatu sebab yang datang dari dalam individu yang menjadi aktif
karena dorongan dari dalam diri individu untuk melakukan sesuatu.
Motivasi ekstrinsik dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi yang
didalamnya aktivitas belajar dimulai dari dan diteruskan
berdasarkan dorongan dan dalam diri siswa dan secara mutlak
berkaitan dengan aktivitas belajar itu sendiri.Dari uraian di atas,
dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah suatu proses
psikologis yang mencerminkan sikap, kebutuhan, persepsi, dan
keputusan yang terjadi pada diri seseorang, kesanggupan untuk
melakukan kegiatan belajar karena didorong oleh keinginannya untuk
memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya (intrinsik) ataupun yang
datang dari luar (ekstrinsik). Kegiatan itu dilakukan dengan
kesungguhan hati dan terus menerus dalam rangka mencapai
tujuan.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi BelajarMenurut
Brophy (2004), terdapat lima faktor yang dapat mempengaruhi
motivasi belajar siwa, yaitu:1) Harapan guru2) Instruksi langsung3)
Umpanbalik (feedback) yang tepat4) Penguatan dan hadiah5)
HukumanSebagai pendukung kelima faktor di atas, Sardiman (2000)
menyatakan bahwa bentuk dan cara yang dapat digunakan untuk
menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar adalah:1) Pemberian
angka, hal ini disebabkan karena banyak siswa belajar dengan tujuan
utama yaitu untuk mencapai angka/nilai yang baik.2)
Persaingan/kompetisi.3) Ego-involvement, yaitu menumbuhkan
kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan
menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan
mempertaruhkan harga diri.4) Memberi ulangan, hal ini disebabkan
karena para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan
ada ulangan.5) Memberitahukan hasil, hal ini akan mendorong siswa
untuk lebih giat belajar terutama kalau terjadi kemajuan.6) Pujian,
jika ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, hal
ini merupakan bentuk penguatan positif.
c. Prinsip Motivasi dalam BelajarPrinsip motivasi dalam belajar
(Depdiknas, 2004:3) dalam Metode Pembelajaran (Sumiati dan Asra :
237), yaitu :1) Jika materi pembelajaran yang dipelajarinya
bermakna karena sesuai dengan bakat, minat, dan pengetahuan
dirinya, maka motivasi belajar siswa akan meningkat.2) Pengetahuan,
sikap, danketrampilan yang telah dikuasai siswa dijadikan landasan
untuk menguasai pengetahuan, sikap, dan ketrampilan selanjutnya.3)
Motivasi belajar siswa akan meningkat jika guru mampu menjadi model
bagi siswa untuk dillihat dan ditirunya.4) Materi atau kegiatan
pembelajaran yang disajikan guru hendaknya selalu baru dan berbeda
dari yang pernah dipelajari sebelumnya, sehingga mendorong siswa
untuk mengikutinya.5) Pelajaran yangdikerjakan siswa tepat dan
sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan yang dimilikinya.6)
Memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk melakukan tugas.7)
Suasana proses pembelajaran yang menyenangkan dan nyaman bagi
siswa.8) Guru memberikan kesempatan yang luas kepada sisiwa untuk
belajar sesuai dengan strategi, metode, dan teknik belajarnya
sendiri.9) Dapat mengembangkan kemampuan belajar siswa seperti
berpikir logis, sistematis, induktif, atau deduktif.10) Siswa lebih
menguasai hasil belajar jika melibatkan banyak indera.11) Antara
guru dan siswa terjadi komunikasi yang akrab dan menyenangkan
sehingga siswa mampu dan berani mengungkapkan pendapatnya sesuai
dengan tingkat berpikirnya.
B. Penelitian yang RelevanBeberapa hasil penelitian yang relavan
adalah :1. Hasil penelitian Jelawir Debutor (2008) yang
mengemukakan bahwa media pembelajaran mempunyai pengaruh dalam
proses kegiatan belajar. Hal ini dapat dilihat bahwa adanya
interaksi antara media pembelajaran dengan materi yang dipelajari
sesuai dengan sub kompetensi tentang pengelasan dengan hasil
belajar yang meningkat. Sebelum penggunaan media pembelajaran nilai
rata-rata kelas mencapai 7,28 sedangkan setelah penggunaan media
pembelajaran hasil belajarnya meningkat yaitu nilai rata-rata 8,37.
Hal ini membuktikan bahwa teori pembelajaran tersebut menunjukkan
bahwa sukses tidaknya transfer knowledge atau transfer ilmu
pengetahuan antara guru dengan siswa tergantung dengan media
pembelajaran yang digunakan dan cara penyampaian guru. Dalam hal
ini pembelajaran tidak monoton, sehingga siswa tidak merasa jenuh
dengan materi pelajaran yang diberikan atau dengan guru yang
bersangkutan. Dengan penggunaan media pembelajaran ini, yang
ditekankan pada penggunaan media visual secara tidak langsung dapat
membangun minat belajar siswa dan suasana belajar yang menyenangkan
dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.2. Hasil Penelitian
Muhamad Rahmatulloh (2011) mengemukakan bahwa media pembelajaran
yang digunakan dalam kegiatan belajar dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Dalam hal ini ditekankan
dengan penggunaan media film animasi. Pemanfaatan film animasi
terutama ketika hal ini merupakan sesuatu yang belum pernah
diterima siswa, tentu saja memberikan sebuah pengalaman belajar
baru yang lebih menyenangkan dan mampu menarik minat siswa untuk
berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran IPS yang
berlangsung selama empat kali pertemuan tersebut. Pengamatan yang
dilakukan selama kegiatan penelitian menunjukkan peningkatan minat
dan motivasi belajar siswa untuk terlibat dalam kegiatan
pembelajaran di kelas. Dari hasil pengamatan, siswa menjadi lebih
mudah dalam memahami konsep-konsep IPS yang diajarkan.
Konsep-konsep abstrak IPS yang selama ini hanya ditampilkan melalui
buku-buku teks selama kegiatan.Pembelajaran dengan film animasi
dapat disajikan secara langsung dan kontekstual melalui film
animasi yang ditayangkan selama kegiatan pembelajaran. Siswa bisa
mengamati langsung berbagai proses yang terjadi yang merupakan
gambaran riil dari materi yang akan dipelajari. Penyajian film
animasi dalam durasi-durasi pendek dan menggabungkan antara animasi
tokoh dan berbagai kegiatannya dengan sejumlah kejadian-kejadian
nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, membuat siswa
menjadi tidak lekas bosan dan bisa mengulang kembali ketika mereka
memerlukan pendalaman materi pada pokok bahasan tertentu secara
lebih mudah. Dalam penelitian ini, siswa mengaku lebih memahami dan
mengerti konsep-konsep pembelajaran IPS. Adanya sinyalemen positif
yang terlihat dari peningkatan hasil belajar dan juga meningkatnya
motivasi belajar siswa menunjukkan bahwa film animasi memang
memiliki kelebihan-kelebihan yang terkait dengan optimalisasi
peranan dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Persamaan
penelitian ini dengan penelitian yang pertama dan kedua yaitu
sama-sama menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan belajar.
Perbedaannya pada penelitian pertama dan kedua terletak pada
variabel terikatnya yaitu prestasi belajar dengan jenjang sekolah
tingkat SLTA dan SLTP dengan mata pelajaran yang berbeda pula.
Penggunaan media pembelajaran untuk kegiatan belajar dalam
penelitian pertama dengan kedua berbeda. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dan penggunaan media pembelajaran itu tergantung dari
materi ajar yang akan disampaikan dengan memperhatikan
karakteristik anak.
C. Kerangka BerpikirKerangka berfikir merupakan model konseptual
tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang
telah diidentiifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka
berfikir dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Media PembelajaranSiswa Kelas IV SDD.
Hasil belajar Matematika siswa kelas IV SDPemberian Motivasi
Belajar Oleh GuruE. F. me
1. Pengaruh Media Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas IV SD se-Kecamatan Pejagoan Tahun Ajaran 2011/2012
Dalam kegiatan belajar mengajar, pemilihan media pembelajaran
yang tepat pada saat proses pembelajaran berlangsung sangatlah
diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Agar tujuan
pembelajaran tercapai maksimal maka dalam proses pembelajaran
seharusnya siswa bukan sebagai obyek pembelajaran melainkan siswa
sebagai subyek pembelajaran. Untuk mewujudkan tujuan matematika
yang salah satunya melatih cara berpikir logis adalah dengan
menggunakan perantara pembelajaran atau media pembelajaran.
Penggunaan media yang sesuai yang dibangun melalui konsep dapat
melatih peserta didik berpikir logis. Pembelajaran yang bersifat
konkret untuk siswa kelas IV mudah dipahami karena siswa kelas iv
masih berpikir konkret, sehingga melalui media konkret ini akan
lebih lama tersimpan dalam ingatannya. Belajar dengan memahami
konsep-konsep matematika akan memperkuat daya ingat, melatih
keterampilan dan pemahaman sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
2. Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika
di Kelas IV SD se-Kecamatan Pejagoan Tahun Ajaran 2011/2012
Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan
memberikan dorongan pada siswa melalui pemberian motivasi belajar
oleh guru. Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak
baik dari dalam diri maupun dari luar siswa (dengan menciptakan
serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu) yang
menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar,
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek (siswa) belajar itu
dapat tercapai dalam rangka peningkatan prestasi belajar terutama
hasil belajar Matematika. Motivasi belajar menunjukkan suatu
kondisi pribadi siswa yang mendorong atau menggerakkan siswa, baik
yang bersumber dari dalam dan luar pribadi siswa mempengaruhi
kekuatan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan dalam hasil
belajar. Semakin tinggi keinginan untuk meningkatkan hasil belajar
Matematika, maka semakin besar motivasi belajar yang dimiliki oleh
siswa dan semakin kuat aktivitas belajar yang dilakukan untuk
meningkatkan hasil belajar Matematika. Dapat diperkirakan bahwa
semakin tinggi motivasi belajar pada siswa maka hasil belajar
Matematika pun juga meningkat, karena dengan motivasi belajar yang
tinggi dapat berpengaruh terhadap belajarnya.
3. Pengaruh Media Pembelajaran dan Motivasi Belajar secara
bersama-sama terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD
se-Kecamatan Pejagoan Tahun Ajaran 2011/2012.
Penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar
yang dibangun oleh guru melalui konsep-konsep dapat melatih peserta
didik untuk dapat berpikir logis dalam memahami materi matematika.
Dengan belajar dibantu dengan penggunaan media pembelajaran yang
tepat akan memperkuat daya ingat (long time), melatih keterampilan
dan pemahaman. Di samping dengan penggunaan media, guru juga
memberikan motivasi belajar terhadap anak, agar anak termotivasi
untuk belajar dengan lebih baik dan bersaing secara baik dalam
kegiatan belajar mengajar. Sehingga dengan penggunaan media
pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik siswa kelas IV
dan materi pelajaran serta pemberian motivasi belajar oleh guru
terhadap peserta didik akan secara bersama-sama mempengaruhi hasil
belajarnya.
D. Hipotesis
Menurut Moh. Nazir (2005: 182), hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji
secara empiris sehingga hipotesis merupakan pernyataan yang
diterima sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada
saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja.
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah
diuraikan sebelumnya, maka dapat dituliskan hipotesis sebagai
berikut:1) Ada pengaruh media pembelajaran terhadap hasil belajar
Matematika siswa kelas IV SD se-Kecamatan Pejagoan Tahun Ajaran
2011/2012.2) Ada pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil
belajar Matematika siswa kelas IV SD se-Kecamatan Pejagoan Tahun
Ajaran 2011/2012.3) Ada pengaruh media pembelajaran dan motivasi
belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar Matematika siswa
kelas IV SD se-Kecamatan Pejagoan Tahun Ajaran 2011/2012.
BAB IIIPROSEDUR PENELITIANA. Setting Penelitian
1. Lokasi PenelitianLokasi penelitian merupakan SD yang
digunakan untuk melaksanakan penelitian yang telah dirancang.
Penelitian ini dilaksanakan di beberapa SD di Kecamatan Pejagoan
yang ditentukan sebagai sampel penelitian.
2. Waktu PenelitianWaktu penelitian merupakan kapan penelitian
tersebut dilaksanakan dari mulai mengajukan proposal sampai
pelaksanaan ujian. Penelitian ini dilaksanakan selama beberapa
bulan. Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam jangka
waktu mulai bulan Januari Maret 2013. Langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut: (a) Persiapan penelitian. Kegiatan ini meliputi
pengajuan judul, penyusunan proposal, persetujuan proposal,
permohonan perijinan penelitian, membuat instrument. (b)
Pelaksanaan penelitian di lapangan. Kegiatan ini meliputi
memperbanyak instrumen, mengadakan try-out atau uji coba,
memperbaiki instrumen, menetapkan subyek penelitian dan pengisian
instrumen lalu menganalisis data, membuktikan hipotesis serta
mengambil kesimpulan; (c) Penyelesaian penulisan laporan
penelitian, dalam kegitan ini peneliti melakukan penyelesaian
penyusunan laporan hasil penelitian dari Bab I sampai Bab V.
B. Metode PenelitianDalam Sugiyono, 2009: 2 dijelaskan bahwa
metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian
korelasional-regresi.
C. Populasi, Sampel, dan Sampling1. PopulasiPopulasi adalah
keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari makhluk hidup
atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik
tertentu didalam suatu penelitian. Dalam Sugiyono, 2009:80
dijelaskan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan oleh
peneliti sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah
siswa-siswa Kelas IV SD se-Kecamatan Pejagoan.2. SampelSampel
adalah sebagian objek atau wakil dari populasi yang diselidiki.
Dalam Sugiyono, 2009:81 dijelaskan bahwa sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi. Seluruh
SD di Kecamatan Pejagoan terlalu banyak untuk diteliti setiap SD.
Oleh karena perlu diambil sampel sebagai sumber data. Sampel yang
digunakan sebagai sumber data harus representatif (mewakili dan
mengandung) dari populasi yang ada. Jumlah sampel yang digunakan
direncanakan sebanyak lima Sekolah Dasar.
3. SamplingSampling merupakan teknik pengambilan sampel
(Sugiyono, 2009:81) Terdapat berbagai teknik sampling yang
digunakan untuk menentukan sampel dalam suatu penelitian. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan teknik simple random sampling
yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan
secara acak (random) tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi tersebut. Sehingga hasil penelitian atau kesimpulan data
sampel dapat diberlakukan untuk seluruh anggota populasi. Sutrisno
Hadi (2004: 93) menyebutnya area propability sample, yaitu
pengambilan sampel dengan cara membagi daerah-daerah, populasi ke
dalam sub-sub daerah, dan dari sub-sub daerah ini dibagi-dibagi
lagi ke dalam daerah-daerah yang lebih kecil.
D. Variabel dan Rancangan Penelitian1. Variabel
PenelitianVariabel adalah objek penelitian atau titik perhatian
suatu penelitian. Dalam Sugiyono, 2009: 38 dijelaskan bahwa
variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Karlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk atau
sifat yang akan dipelajari yang diambil dari suatu nilai yang
berbeda sehingga merupakan sesuatu yang ber variasiDalam penelitian
ini, peneliti telah menentukan bahwa judul yang diambil mengandung
dua variabel bebas (variabel dependen = X1 dan X2) dan satu
variabel terikat (variabel independen = Y). a. Variabel bebas
(variabel independen)Variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel terikat. Dalam penelitian ini, variabel bebas pertama (X1)
yaitu media pembelajaran dan variabel bebas kedua (X2) yaitu
motivasi belajar. Indikator dari variabel ini adalah nilai afektif
dan psikomotor siswa serta keefektifan penggunaan media
pembelajaran dan motivasi belajar.b. Variabel terikat (variabel
dependen)Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini,
variabel terikatnya (Y) adalah hasil belajar matematika siswa kelas
IV se-Kecamaatan Pejagoan. Indikator dari variabel ini adalah nilai
tes dari hasil belajar matematika siswa kelas IV se-Kecamaatan
Pejagoan.
2. Rancangan PenelitianDalam penelitian ini, peneliti telah
merancang peneltian yang akan diamati dengan menggunakan dua
variable bebas dan satu variabel terikat. Dengan demikian terdapat
tiga rumusan masalah deskriptif dan empat rumusan masalah asosiatif
dengan pola sebagai berikut:
(X1)X2) (Y)
Keterangan:X1 : variabel bebas 1 (predictor 1)X2 : variabel
bebas 2 (predictor 2) Y : variabel terikat (kriterium) Rancangan
PenelitianKeterangan
X1 YPenggunaan media pembelajaran mempengaruhi hasil belajar
matematika siswa kelas IV SD se-Kecamatan Pejagoan.
X2 YPemberian motivasi belajar dari guru mempengaruhi hasil
belajar matematika siswa kelas IV SD se-Kecamatan Pejagoan.
X1 dan X 2 YPenggunaan media pembelajaran dan pemberian motivasi
belajar dari guru secara bersama-sama mempengaruhi hasil belajar
matematika siswa kelas IV SD se- Kecamatan Pejagoan.
E. Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama
dari penelitiaan adalah mendapatkan data. Sehingga peneliti harus
menentukan teknik pengumpulan data yang tepat untuk mendapatkan
data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (valid dan
reliabel). Penggunaan berbagai teknik memang sangat diperlukan
untuk mendapatkan data yang lengkap dan obyektif, tetapi bila satu
teknik dipandang mencukupi maka teknik yang lain bila digunakan
akan menjadi tidak efisien.Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik tes dan non tes sebagai berikut:1. Teknik Non
TesTeknik non tes yaitu dilakukan dengan:a. Pengamatan (observasi)
oleh observer dan peneliti yaitu untuk mengetahui keefektifan dalam
penggunaan media pembelajaran yang mempengaruhi hasil belajar
Matematika. Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun
dari berbagai proses biologis dan psikologis. Observasi adalah
suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara
sistematis, dengan prosedur yang standar. Cara yang paling efektif
adalah melengkapi dengan format atau blangko pengamatan sebagai
instrumen. Dari penelitian yang berpengalaman, diperoleh suatu
petunjuk bahwa mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat,
tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian
ke dalam suatu skala bertingkat. b. Angket, diisi oleh siswa untuk
mengetahui keefektifan pemberian motivasi belajar dari guru yang
mempengaruhi hasil belajar Matematika.Menurut Suharsimi Arikunto
(2006: 151), kuesioner/angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Responden
merupakan orang yang mampu dan bersedia memberikan informasi
sehingga data yang diperoleh dapat dipercaya sebagai data yang
obyektif. Angket sebagai alat pengumpul data berisi daftar
pertanyaan secara tertulis yang ditujukan kepada subyek atau
responden penelitian. Daftar pertanyaan yang disampaikan adalah
untuk memperoleh informasi dari responden tentang dirinya sendiri
yang berkaitan dengan obyek penelitian. Teknik angket digunakan
untuk mengumpulkan data tentang Motivasi belajar dengan memberikan
daftar pernyataan yang diberikan kepada subyek penelitian atau
responden secara individu guna memperoleh informasi yang dibutuhkan
peneliti, kemudian menyebarkan angket dan menghimpunnya kembali
setelah diisi oleh responden. Daftar pertanyaan dalam angket bukan
dimaksudkan untuk menguji kemampuan responden melainkan hanya untuk
merekam dan menggali informasi ataupun keterangan sesuai dengan
kenyataan dari diri responden. Pertanyaan angket adalah merupakan
kalimat pernyataan diiringi dengan sejumlah alternatif jawaban yang
dapat dipilih oleh responden mencerminkan keadaan diri
responden.
2. Teknik TesDjaali (2007: 6) mengemukakan tes adalah Alat yang
digunakan untuk mengukur pengetahuan atau penguasaan obyek ukur
terhadap seperangkat konten dan materi tertentu. Untuk mengumpulkan
data kuantitatif (nilai) dari hasil belajar Matematika se-Kecamatan
Pejagoan menggunakan instrumen yang digunakan adalah Tes hasil
belajar Matematika. Sedangkan uji analisis yang di gunakan dalam
penyusunan instrumen tes adalah :a. Validitas Validitas adalah
suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas tinggi. Agar perangkat tes valid, maka
dilakukan uji validitas sebagai berikut:1) Validitas ButirValiditas
butir merupakan konsekuensi logis tercapainya validitas keseluruhan
tes. Sehubungan dengan itu yang dimaksudkan dengan validitas butir
adalah jka butir soal tersebut memberi kontribusi sumbangan
terpenuhinya validitas soal secara keseluruhan. Skor butir
menyebabkan skor keseluruhan tinggi atau rendah. Butir memiliki
validitas yang tinggi jika skor pada butir memiliki kesejajaran/
korelasi dengan skor totalnya, sehingga perhitungan validitas butir
menggunakan rumus korelasi. Rumus ini digunakan untuk skala
pengukuran variabel. Dalam penelitian ini validitas butir soal
ditentukan dengan rumus Korelasi Biserial sebagai berikut:
= Keterangan:
= koefisien korelasi biserial
= rerata skor dari subjek yang menjawab benar bagi butir yang
dicari validitasnya
= rerata skor total
St= standar deviasi skor total p= proporsi siswa yang menjawab
benar q= proporsi siswa menjawab salah (1 - p)Kriteri pengujian:
Jika harga rpbi lebih besar dari harga rtabel (rpbi > rtabel)
maka butir soal tersebut valid. Harga rtabel diperoleh dari r (1-,
N) dan taraf signifikansi () sebesar 5%.Langkah-langkah pengerjaan;
(1) mencari rerata p (Mp), (2) mencari rerata total (Mt), (3)
mencari deviasi total (St), (4) menentukan p, (5) menentukan q, (6)
memasukkan ke dalam rumus rpbi, (7) membuat keputusan berdasarkan
kriteria pengujian.
b. ReliabilitasReliabilitas dapat diartikan sebagai sejauh mana
suatu alat ukur dapat diyakini memberikan informasi yang konsisten
dan tidak mendua tentang karakteristik peserta tes yang diujikan
(S. Hamid Hasan dan Asmawi Zainul, 1991/1992). Reliabilitas
menunjukkan tingkat ketepatan atau kemantapan suatu tes yang
reliabel akan mampu menghasilkan data yang relatif tetap dan
konsisten hingga hasilnya dapat dipercaya. Suharsimi Arikunto (1990
:81) menyatakan bahwa reliabilitas berkenaan dengan kepercayaan.
Suatu tes dikatakan memiliki tingkat kepercayaan
tinggi(reliabilitas tinggi) jika tes tersebut dapat memberikan
hasil yang tetap. Reliabilitas erat kaitannya dengan masalah
ketetapan atau keterandalan suatu hasil tes dan bila terjadi
perubahan hasil tes, maka perubahan tidak berarti secara
statistik.Rumus untuk menghitung koefisien reliabilitas instrumen
dengan menggunakan Cronbach Alpha adalah sebagai berikut:
Keterangan: r= koefisien reliabilitas instrumen (cronbach
alpha)k= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
= total varians butir
= total varians
c. Tingkat KesukaranTaraf kesukaran menunjukkan kemampuan butir
soal untuk menyaring banyaknya peserta tes yang dapat mengerjakan
dengan benar. Semakin banyak subjek yang menjawab soal dengan
benar, maka taraf kesukaran soal tersebut tinggi. Jika taraf
kesukarannya tinggi maka soal tersebut tergolong mudah. Suatu tes
tidak boleh terlalu sulit dan tidak boleh terlalu mudah. Tes yang
baik bertujuan mengukur dan membedakan siswa yang belajar dan yang
tidak, siswa yang menguasai dan yang belum.Seperti dituliskan Y.
Padmono (2002: 214) taraf kesukaran (P) dapat dicari dengan rumus
sebagai berikut:
Keterangan:DK: Derajat KesukaranWL: Jumlah individu kelompok
bawah (27% bawah) yang menjawab salah pada butir soal tersebut. WH:
Jumlah individu kelompok atas (27% atas) yang menjawab benar pada
butir soal tersebut. nL : Jumlah kelompok bawah nH : Jumlah
kelompok atasKriteria pengujian:Soal dikatakan mudah jika derajat
kesukarannya < 25%.Soal dikatakan baik/sedang jika derajat
kesukarannya berkisar antara 25%-75%.Soal dikatakan sulit jika
derajat kesukarannya > 75%.
d. Daya Pembeda Yang dimaskud dengan daya pembeda tes adalah
kemampuan tes tersebut dalam memisahkan antara murid yang
berkemampuan tinggi dengan murid yang berkemampuan rendah. Rumus
yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda setiap butit tes
adalah :
Keterangan : DB: Daya Beda SoalWL: Jumlah individu kelompok
bawah yang menjawab salah pada butir soal tersebut.WH: Jumlah
individu yang menjawab benar pada soal tersebutn : Jumlah kelompok
atas dan kelompok bawah
Untuk mengetahui kriteria daya beda soal, dapat dengan cara
mengintepretasikan pada indek daya beda soal. Padmono menjelaskan
bahwa Indeks daya beda bergerak dari 0,0 sampai dengan 1,0 (Y.
Padmono, 2002: 212). Hasil perhitungan D (daya beda)
diinterpretasikan pada tiga titik daya beda, yaitu sebagai
berikut:
- 1, 00 0,00 1,00 Daya pembeda Daya pembeda Daya negatif rendah
tinggi
e. DistraktorDestraktor atau pengecoh adalah tawaran respon
salah sebagai alternative jawaban dalam multiple choice (Wuryani,
2006:474) dicari untuk mencari keberfungsian pengecoh apakah
nantinya berfungsi apa tidak. Dijelaskan dalam Sudijono bahwa
distraktor dapatnya menjalankan fungsinya dengan baik apabila
distraktor tersebut sekurang-kurangnya telah dipilih oleh 5% dari
seluruh peserta. Pertanyaan(item) 1. ..A Kunci Jawaban
Alternatif (option)BDistraktor
C
D
3. Instrumen PenelitianSebelum instrumen digunakan untuk
mengumpulkan data, instrumen tersebut harus benar-benar sudah
teruji kehandalannya. Validitas dan reliabilitas merupakan dua
persyaratan pokok yang harus diuji coba peneliti terhadap
instrumennya (Suharsimi Arikunto, 2006: 167). Adapun
langkah-langkah penyusunan instrumen hasil belajar Matematika,
motivasi belajar adalah sebagai berikut: (a) Mengambil dari
teori-teori yang dikaji tentang suatu konsep dari variabel yang
hendak diukur, kemudian dirumuskan konstruk dari variabel tersebut,
(b) dari konstruk dikembangkan dari definisi konsep dan indikator,
(c) pembuatan kisi-kisi instrumen, (d) penulisan butir instrumen,
(e) revisi berdasarkan saran dari dosen pembimbing, (f) penggandaan
instrumen, (g) validasi empirik melalui uji coba (tryout) instrumen
di lapangan, (h) pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan
kriteria penghitungan (analisis butir soal), (i) penghitungan
koefisien reliabilitas, (j) perakitan butir-butir instrumen yang
valid, akan tetapi pada instrument tes hasil belajar ditambahkan
beberapa langkah penghitungan yaitu mencari tingkat kesukaran, daya
beda dan distraktor sebelum instrument tersebut layak dijadikan
sebagai instrument penelitian.
a. Instrumen Hasil Belajar MatematikaPenyusunan instrumen di
dasarkan materi Matematika semester II sesuai dengan materi yang
ada dalam kurikulum KTSP. Dalam pembuatan instrumen di dasarkan
pada silabus yang berlaku di kecamatan Pejagoan yang didasarkan
pada standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang
dibuat. Sehingga nantinya soal yang dibuat untuk melakukan
pengukuran dapat digunakan sebagai alat pengukur yang relevan,
selain dari dasar tersebut penyusunan instrumen soal juga
dikonsultasikan pada ahli dalam hal ini dosen pembimbing yang juga
sebagai dosen Matematika di FKIP UNS untuk membuat validasi
construk tentang pembuatan instrument sesuai dengan ranah kognitif
dan kata kerja operasional. Setelah dilakukan perbaikan dan revisi
barulah dilakukan penggandaan dan persiapan untuk pengujian
instrument sesuai dengan ketentuan yang ada. Penyusunan instrumen
dapat diuraikan secara rinci sesuai dengan pengukurannya sesuai
dengan materi yang diajarkan pada saat semester 2 yang mencakup
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan indikator. Standar
kompetensi : menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat.
Kompetensi dasar : mengurutkan bilangan bulat, menjumlahkan
bilangan bulat, mengurangkan bilangan bulat, melakukan operasi
hitung campur.Indikator yang dibuat sesuai dengan standar
kompetensi dasar yang ada dan disesuaikan dengan kurikulum dan
materi yang dikembangkan di UPT Dikpora Kecamatan Pejagoan,
sehingga sesuai dengan subjek sampel. Untuk instrumen hasil belajar
matematika memiliki sebuah definisi konsep dan juga definisi
operasional yang nantinya dijadikan sebagai indikator yang
dijadikan dasar sebagai penyusunan instrument.1) Definisi
KonsepPengertian Hasil Belajar Matematika yaitu suatu kemampuan
yang dimiliki siswa setelah melakukan aktivitas atau kegiatan
belajar mengajar dalam bentuk perubahan tingkah laku, pengetahuan
serta mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan eksplorasi,
pemecahan masalah dan model matematika yang terorganisir secara
sistematis dan dibangun melalui kebenaran suatu konsep yang
membutuhkan penalaran logik yang berhubungan dengan fakta-fakta
kuantitatif serta masalah ruang dan waktu.2) Definisi
OperasionalPengukuran hasil belajar matematika untuk materi
bilangan bulat menggunakan item soal dengan kriteria soal obyektif
dan uraian sejumlah 30 soal. Sebelum pembuatan item soal terlebih
dahulu membuat kisi-kisi indikatornya.Adapun kisi-kisi Indikator
adalah sebagai berikut.No Kompetensi DasarIndikatorNomor Soal
1.Mengurutkan bilangan bulat Menunjukkan penerapan bilangan
negatif dalam masalah sehari-hari. Membilang dan menulis dalam
kata-kata angka. Mengurutkan sekelompok bilangan bulat dari
terkecil atau terbesar. Menentukkan letak bilangan bulat pada garis
bilangan bulat. Membandingkan dua bilangan bulat1,2
3
4,5
5,6
7,8
2.Menjumlah bilangan bulat Melakukan operasi hitung penjumlahan
bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan9,10,11,12
3.Mengurangkan bilangan bulat Melakukan operasi hitung
pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan.
Menuliskan kalimat pengurangan ke bentuk penjumlahan dan sebaliknya
Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan perhitungan bilangan
bulat.13,14,15,16
17,18,19,20
21,22,23,24,25
4.Melakukan operasi hitung campur Menentukan hasil penjumlahan
dan pengurangan bilangan bulat26,27,28,29,30
Jumlah30
b. Instrumen Angket Motivasi BelajarPenyusunan instrument dibuat
berdasarkan konsep yang telah dibangun dari kajian teori yang ada
kemudian dikonsultasikan dengan teman-teman sejawat, setelah itu
dilanjutkan dengan konsultasi kepada dosen pembimbing agar
memperoleh persetujuan konstruk variabel. Untuk instrument motivasi
belajar memiliki sebuah definisi konsep dan juga definisi
operasional yang nantinya dijadikan sebagai indikator yang
dijadikan dasar sebagai pemyusunan instrument.1) Definisi
Konsepmotivasi belajar adalah suatu proses psikologis yang
mencerminkan sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi
pada diri seseorang, kesanggupan untuk melakukan kegiatan belajar
karena didorong oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dari
dalam dirinya (intrinsik) ataupun yang datang dari luar
(ekstrinsik). Kegiatan itu dilakukan dengan kesungguhan hati dan
terus menerus dalam rangka mencapai tujuan.2) Definisi
OperasionalDalam mengukur motivasi belajar menggunakan skala sikap
yang terdiri dari sikap positif dan sikap negatif dari responden
yang diukur. Adapun kisi-kisi instrumen motivasi belajar sebagai
berikut :NoJenis pernyataanMotivasi BelajarPernyataan
PositifPernyataan NegatifJumlah
1.Tekun belajar melaksanakan tugas-tugas
2.Menyelesaikan tugas dengan baik
3.Berusaha belajar kreatif
4.Rasional dalam meraih keberhasilan
5.Berusaha mencapai cita-cita dan menyukai tantangan
6.Melakukan kegiatan sebaik-baiknya dengan tanggung jawab
pribadi, umpan balik
7.Bergairah dalam belajar
8.Aktif dalam kegiatan pembelajaran
9.Menyiapkan peralatan belajar dengan baik
10.Memiliki rasa keingintahuan yang tinggi dan mengadakan
eksplorasi
11.Terjalin interaksi menyeluruh
12.Tepat waktu dalam mengerjakan tugas-tugas
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data ini berkaitan dengan perhitungan untuk
menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Seperti
dijelaskan dalam Karlinger (2006 :217) Analisis berarti
kategorisasi, penataan, manipulasi, dan peringkasan data untuk
memperoleh jawab bagi pertanyaan penelitian. Sejak membuat
rancangan penelitian, maka teknik analisis data harus ditentukan.
Kegunaan analisis ialah mereduksikan data menjadi perwujudan yang
dapat dipahami dan ditafsir dengan cara tertentu hingga relasi
masalah penelitian dapat ditelaah setelah diuji. Dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan teknik statistik karena data yang ada
merupakan data kuantitatif, sedangkan analisis data yang digunakan
adalah teknik analisis regresi sederhana dan regresi ganda. Sebelum
melakukan analisis data maka terlebih dahulu dilakukan uji
prasyarat analisis meliputi: uji normalitas dan uji linieritas.
Untuk uji normalitas data menggunakan uji lilifors, sedangkan untuk
uji linieritas menggunakan analisis linier regresi sederhana.
a. Uji Prasyarat AnalisisUji persyaratan analisis diperlukan
guna mengetahui apakah analisis data untuk menguji hipotesis dapat
dilanjutkan atau tidak. Uji prasyarat analisis regresi meliputi:
uji normalitas dan uji linieritas. Untuk uji normalitas data
digunakan uji lilifors, sedangkan untuk uji linieritas menggunakan
analisis linier regresi sederhana. (Bahan perkuliahan statistik
penelitian pendidikan-gn2007 )1) Uji Normalitas DataNormalitas data
diuji sebagaimana pengujian normalitas data penelitian deskriptif
untuk variabel terikatnya. Pengujian normalitas data dilakukan atas
variabel terikatnya karena penyelidikan difokuskan atas variabel
terikat. Terjadinya variabel terikat ditelusuri penyebabnya kepada
variabel bebas yang terjadi sebelumnya. Uji normalitas digunakan
untuk menentukan apakah data berdistribusi normal atau tidak. Untuk
menguji kenormalan menurut Sudjana (2005: 466) menggunakan uji
lilifors. Rumus yang digunakan untuk untuk uji normalitas data
adalah uji Lilliefors adalah: Keterangan:= Lilliefors= peluang
masing-masing nilai z= frekuensi kumulatif relatif dari
masing-masing zJika L0 lebih kecil dari Ltabel (L0 < Ltabel)
maka data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Langkah-langkah uji normalitas dengan menggunakan uji Lilliefors
adalah sebagai berikut: (1) mengurutkan data sampel dari kecil ke
besar dan menentukan frekuensi tiap data, (2) menghitung rata-rata
dan simpangan baku, (3) mencari nilai z dari setiap data, (4)
mencari nilai Fz dengan cara menentukan besar peluang untuk setiap
nilai z berdasarkan tabel z, (5) mencari nilai Sz dengan cara
menghitung frekuensi kumulatif dari masing-masing nilai z, (6)
menentukan nilai L0 dan membandingkan dengan Ltabel dari tabel
Lilliefors, (7) membuat keputusan berdasarkan kriteri
pengujian.
Tabel Uji Normalitas
No.x (diurutkandari kecil besar)Deviasi(x-x
rata-rata)f(frekuensi)
Z
()f.Z
.
dst
2) Uji Linieritas DataUntuk menguji menguji linearitas
menggunakan analisis regresi sederhana, karena variabelnya terdiri
dari 2 prediktor yaitu X1 dan X2 maka dilakukan uji linieritas
untuk kedua variabel tersebut. Analisis regresi liniear sederhana
melalui rumus persamaan berikut ini :Untuk x1 terhadap menggunakan
persamaan = a + bX1 Untuk x2 terhadap menggunakan persamaan = a +
bX2Keterangan:= prediksix= prediktor= intersep (konstanta regresi)
atau harga yang memotong sumbu Yb= koefisien
regresi/slove/gradien/kemiringan garis Untuk menentukan harga a dan
b digunakan rumus sebagai berikut:
Berikut langkah-langkah dalam melakukan perhitungan uji
linearitas:a) Untuk melakukan uji linearitas Y atas X1 dan Y atas
X2 langkah pertama yang harus ditempuh yaitu melakukan
pengelompokkan prediktor yang memiliki skor sama dan mempersiapkan
tabel kerja uji linearitas. b) Prosedur berikutnya setelah data
dimasukkan ke dalam tabel kerja uji linearitas adalah menghitung
:(1) Jumlah Kuadrat Total JK(T) = Y2(2) Jumlah Kuadrat Regresi
a
= (3) Jumlah Kuadrat regresi b
= (4) Jumlah Kuadrat residu JKres = (5) Rata-rata jumlah kuadrat
Residu JKRes = (6) Jumlah Kuadrat Eror
JKg =
{} =Jumlah Kuadrat Tuna CocokJKtc = JKr JKg(7) Rata-rata kuadrat
Tuna cocokRJKtc (8) Rata-rata Jumlah Kuadrat ErorRJKe (9) Mecari F
Hitung dengan rumus :
c) Tentukan pengambilan keputusan atau uji kritera linear Jika
Fhitung Ftabel , maka terima HoHa = Tidak LinearHo = Lineard)
Mencari nilai Ftabel menggunakan table F dengan rumus : Ftabel =
F(1-) (dbTC, dbE) Setelah dicari uji linieritas apakah linier atau
tidak maka dapat dilanjutkan ke dalam Uji regresi linier atau non
linier.
b. Uji Analisis Data Analisis data di dalam penelitian ini
digunakan untuk melakukan perhitungan dalam rangka menjawab rumusan
masalah dan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
Dikarenakan rumusan masalah dan hipotesis merupakan hubungan
berarah (pengaruh), dan selanjutnya digunakan untuk memprediksi
variabel terikat apabila variabel bebas diketahui maka menggunakan
analisis data dengan teknik regresi ganda. 1) Analisisi Regresi
SederhanaDalam penelitian ini analisis regresi dapat digunakan
untuk mengetahui pengaruh signifikansi dari X1 terhadap Y atau X2
terhadap Y. Penghitungan pada analisis regresi sama dengan uji
linieritas perbedaannya hanya pada penghitungan signifikansinya dan
penentuan harga Fhitung.Anareg liniear sederhana melalui rumus
persamaan berikut ini : = + bX Keterangan:= prediksiX= prediktor=
intersep (konstanta regresi) atau harga yang memotong sumbu Yb=
koefisien regresi/slove/gradien/kemiringan garis
Untuk menentukan harga a dan b digunakan rumus sebagai
berikut:
2) Analisis Regresi Linear 2 PrediktorMenurut Riduwan (2003:
252) Untuk meramalkan variabel terikat dengan (Y) apabila variabel
bebasnya minimal 2 menggunakan analisis regresi ganda. = + b1X1 +b2
X2
Keterangan:= prediksiX1 dan X 2= prediktor 1 dan 2= intersep b1
= koefisien regresi 1b2 = koefisien regresi 2 Langkah-langkah dalam
mencari regresi ganda. 1) Mencari harga , b1, dan b2 dengan
cara:
0=Y - (b1X1) - (b2X2)
2) Menghitung koofisien determinaasiR ==3) Berikutnya menghitung
nilai Korelasi Ganda (r), dengan menggunakan rumus :R(X1. X2.y) =
4) Selanjutnya menghitung koefisien korelasi ganda menggunakan: KP
= R.100%
b. Hipotesis Statistik1) a. H0 : Fh Ft H1 : Fh > Ft2) a. H0 :
Fh Ft H1 : Fh > Ft3) a. H0 : Fh Ft H1 : Fh > Ft b. Ha : R 0
Ho : R = 0
DAFTAR PUSTAKA
Conny R. Semiawan .2007. Belajar dan Pembelajaran Pra Sekolah
dan Sekolah Dasar. Jakarta : PT. Indeks
Depdiknas.2003. Kurikulum 2004. Jakarta : Depdiknas
Gatot Muhsetyo, dkk. 2007. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta :
Universitas Terbuka
Mulyani Sumantri dan Johar Permana. 2001. Strategi Belajar
Mengajar. Bandung : CV. Maulana
Rochmat Wahab dan .1993. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik.
Surakarta : Universitas Sebelas Maret.
Samino Sangadji dan Dwiji Astuti .2004. Media Pengajaran