Top Banner
i PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR IPA TENTANG GAYA BAGI SISWA KELAS IV SDN KARANGASEM IV LAWEYAN SURAKARTA TAHUN 2012 SKRIPSI Disusun Oleh : AAN WIDIYONO X7110001 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
113

SKRIPSI PGSD

Jan 23, 2017

Download

Education

Aan Widiyono
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SKRIPSI PGSD

i

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BELAJAR IPA TENTANG GAYA BAGI

SISWA KELAS IV SDN KARANGASEM IV

LAWEYAN SURAKARTA TAHUN 2012

SKRIPSI

Disusun Oleh :

AAN WIDIYONO

X7110001

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: SKRIPSI PGSD

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : AAN WIDIYONO

NIM : X7110001

Jurusan/Program Study : FKIP / PGSD

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENERAPAN MODEL QUANTUM

TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR IPA

TENTANG GAYA BAGI SISWA KELAS IV SDN KARANGASEM IV

LAWEYAN SURAKARTA TAHUN 2012” ini benar-benar merupakan hasil

karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,

saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Page 3: SKRIPSI PGSD

iii

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BELAJAR IPA TENTANG GAYA BAGI

SISWA KELAS IV SDN KARANGASEM IV

LAWEYAN SURAKARTA TAHUN 2012

Oleh :

AAN WIDIYONO

X7110001

Skripsi

Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 4: SKRIPSI PGSD

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Page 5: SKRIPSI PGSD

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan.

Pada Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang :

Ketua : Drs. Kartono, M. Pd

Sekretaris : Drs. Chumdari, M. Pd

Anggota I : Prof. Dr. St. Y. Slamet, M. Pd

Anggota II : Drs. Muh. Ismail Sriyanto, M. Pd

Tanda Tangan

…………………

…………………

…………………

…………………

Disahkan Oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

a.n. Dekan

Pembantu Dekan I

Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si

NIP 19660415 199103 1 002

Page 6: SKRIPSI PGSD

vi

ABSTRAK

Aan Widiyono, “PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR IPA TENTANG

GAYA BAGI SISWA KELAS IV SDN KARANGASEM IV LAWEYAN

SURAKARTA TAHUN 2012 “. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012.

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk meningkatkan kemampuan

belajar IPA tentang gaya melalui model quantum teaching bagi siswa kelas

IV SDN Karangasem IV. (2) untuk meningkatkan proses pembelajaran IPA

tentang gaya melalui model quantum teaching bagi siswa kelas IV SDN

Karangasem IV Laweyan Surakarta Tahun 2012.

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN

Karangasem IV Kecamatan Laweyan Kota Surakarta yang berjumlah 40

siswa. Variabel yang menjadi sasaran perubahan dalam penelitian ini adalah

kemampuan belajar IPA tentang gaya, sedangkan variabel tindakan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah model Quantum Teaching. Bentuk

penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang berlangsung 2 siklus.

Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,

observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

tes, observasi, dan dokumentasi. Validitasi data yang digunakan adalah

trianggulasi data dan trianggulasi metode. Teknik analisis data yang

digunakan adalah model analisis interaktif yang mempunyai tiga buah

komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau

verifikasi.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan yang pertama bahwa

ada peningkatan kualitas proses pembelajaran tentang sifat-sifat gaya dan

macam-macam gaya setelah diadakan tindakan kelas dengan Model

Quantum Teaching. Hal itu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai

rata-rata kegiatan guru pada siklus I nilainya 2,85 dengan kriteria baik dan

meningkat pada siklus II nilainya menjadi 3,5 dengan kriteria sangat baik.

Nilai rata-rata kegiatan siswa pada siklus I nilainya 2,55 dengan kriteria baik

dan meningkat pada siklus II menjadi 3,45 dengan kriteria sangat baik. Hal

itu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya konsep pemahaman siswa

tentang IPA materi gaya dengan nilai rata-rata siswa sebelum dan sesudah

tindakan. Pada pra tindakan nilai rata-rata kelas 51 dengan ketuntasan

klasikal 27,50%. Pada siklus I menunjukkan nilai rata-rata kelas mencapai

62,25 dengan ketuntasan klasikal 52,50%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas

meningkat menjadi 75,43 dan ketuntasan klasikal meningkat menjadi 87,50

%.

Kata Kunci : Quantum Teaching, kemampuan belajar

Page 7: SKRIPSI PGSD

vii

ABSTRACT

Aan Widiyono, "APPLICATION OF QUANTUM TEACHING MODEL TO

IMPROVE SCIENCE LEARNING ABILITY OF THE CONCEPT OF

FORCE ON THE FOUR GRADE STUDENTS OF ELEMENTARY

SCHOOL IN FOUR SDN KARANGASEM LAWEYAN SURAKARTA

YEAR 2012". Thesis. Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education

March Twelve University of Surakarta.

Action research objectives to be achieved are (1) to improve science

learning about concept the force with quantum teaching model on the four

grade of elementary school in Four SDN Karangasem Laweyan Surakarta

Year 2012. (2) to improve learning process science the force with quantum

teaching model on the four grade of elementary school in Four SDN

Karangasem Laweyan Surakarta Year 2012.

Research subjects of this classroom action reseach is on the four grade

students of elementary school in Four SDN Karangasem Laweyan Surakarta

Year 2012 consists 40 students. Variables were targeted changes in this study

is understanding the science learning ability of the concept of style, while the

variable action used in this study is a model of Quantum Teaching. Form of

research is action research class lasts 2 cycles. Each cycle consists of four

stages include planning, implementation of the action, observation and

reflection. Data collection techniques used were tests, observation, and

documentation. The validity of the data is used triangulation data and

triangulation methods. Data analysis technique used is an interactive

analytical data model which has three components, namely reduction data,

data presentation, and conclusion drawing or verification.

Based on the results of research can be concluded first that that there

was an increase in the quality of the learning process on the properties of a

variety of styles and style after a class action with the Model Quantum

Teaching. It can be demonstrated by the increasing value of the average

activities of teachers in the cycle I value 2.85 with good criteria and increase

in value 3.5 second cycle with the criteria very well. The average value of

students' activities in the cycle I value is 2.55 cycles with good criteria and

increase in value to 3.45 second cycle with the criteria very well. It can be

shown by increasing students' understanding of science concepts style

material with an average value of students before and after the action. In the

pre measures the average value of 51 classes with classical exhaustiveness

27.50%. In cycle I shows the average grade achieved 62.25 and

exhaustiveness classical increased to 52.50%. In cycle II, the class average

rose to 75.43 and the class of classical completeness increased to 87.50%.

Key word : Quantum Teaching, achievment

Page 8: SKRIPSI PGSD

viii

MOTTO

Kesabaran kunci ketenangan dan ketulusan memberikan kepuasan hati.

(Widiyono)

Memecahkan masalah itu sulit, mengenal masalah itu lebih sulit, tetapi

menemukan masalah itu lebih sulit (Albert Einstein)

Pengetahuan adalah warisan yang mulia, budi pekerti ibarat pakaian yang baru

dan pikiran ibarat cermin yang bening (Ali Bin Abi Thalib)

Keberhasilan tidak diukur dengan apa yang kita raih. Akan tetapi kegagalan yang

kita hadapi, dan keberanian dapat membuat kita tetap berjuang melawan rintangan

yang datang bertubi-tubi. (Schimmel)

Kehidupan bermakna jika ada perbedaan (live is difference). Keingann tercapai

jika ada usaha yang disertai doa. (Widiyono)

Teacher is sprit me and entrepreneurship is desire me. (Aan Widiyono)

Page 9: SKRIPSI PGSD

ix

HALAMAN PERSEMBAHAN

Ayah, Ibu dan saudara yang selalu memberikan dorongan baik secara materiel

maupun spirituil.

Keluarga Besar FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, almameter tercinta

kampus tempat kutimba aneka ilmu.

Keluarga besar SDN Karangasem IV

Page 10: SKRIPSI PGSD

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat atas rahmat dan karuniaNya sehingga

skripsi penelitian ini dapat diselesaikan oleh penulis dengan baik.

Skripsi penelitian dengan judul “Penerapan Model Quantum Teaching

Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar IPA Tentang Gaya Bagi Siswa Kelas IV

SDN Karangasem IV Laweyan Surakarta Tahun 2012” diajukan untuk memenuhi

persyaratan mendapatkan gelar sarjana pada Program Studi PGSD Jurusan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

Banyak hambatan dalam penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari

berbagai pihak maka hambatan dapat diatasi. Oleh sebab itu pada kesempatan yang

baik ini penulis mengucapkan terimakasih yang tulus kepada :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta (UNS).

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS).

3. Ketua Program Studi PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS).

4. Pembimbing Sekripsi yang telah tulus ikhlas dan sabar meluangkan waktu,

tenaga, pikiran serta pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Kepala SDN Karangasem IV yang telah memberikan ijin penelitian.

6. Bapak/Ibu Guru SDN Karangasem IV yang telah memberikan banyak bantuan.

7. Bapak dan Ibu tercinta, terima kasih atas doa dan dorongan motivasi yang selalu

diberikan hingga saat ini.

8. Teman-teman PGSD angakatan 2010 terutama kelas A Transfer SI terimakasih

atas dukungan dan kerjasamanya selama ini.

Page 11: SKRIPSI PGSD

xi

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, yang secara langsung

berperan dalam penyusunan Skripsi ini.

Semoga bantuan yang diberikan pada peneliti mendapat balasan yang

setimpal dari serta kebahagiaan dunia dan akhirat.

Peneliti sadar bahwa Skripsi ini kurang sempurna, namun harapan peneliti

semoga Skripsi ini memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan

pendidikan dan ilmu pengetahuan khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi

pembaca semua.

Surakarta, Juni 2012

Penulis

Page 12: SKRIPSI PGSD

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……………………….………………………………

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN …………………....

HALAMAN PERSETUJUAN ……………...………………………………

HALAMAN PENGESAHAN …………….……………………….…….....

HALAMAN ABSTRAK ....………………….……………………….….....

HALAMAN ABSTRACT ………………………………………………….

HALAMAN MOTTO ……………………..……………………….….........

HALAMAN PERSEMBAHAN …………..………………………………..

KATA PENGANTAR ……………….…………………………….…….....

DAFTAR ISI ………………………….………………………….…………

DAFTAR TABEL ……………………..……………………………………

DAFTAR GAMBAR ……………….………………………………………

DAFTAR LAMPIRAN ……………….………….…………………………

BAB I PENDAHULUAN ………….………………………………….....

A Latar Belakang Masalah ………………………………….....

B Rumusan Masalah …………………………………………...

C Tujuan Penelitian ……………………………………………

D Manfaat Penelitian ………………………………………......

BAB II LANDASAN TEORI …………..………………………………...

A Tinjauan Pustaka …………………………………………….

1. Hakikat Kemampuan Belajar Gaya IPA …….…………..

a. Pengertian Kemampuan...................………………….

b. Pengertian Belajar ..................………………………..

c. Pengertian Kemampuan Belajar .....…………...…......

d. Tinjauan Materi Gaya .....................………….....……

e. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam ................................

i

ii

iv

v

vi

vii

viii

ix

x

xii

xv

xvi

xvii

1

1

4

5

5

6

6

6

6

6

7

8

13

Page 13: SKRIPSI PGSD

xiii

2. Tinjauan Model Quantum Teaching ................................

a. Pengertian Model Pembelajaran ...........………….....

b. Pengertian Model Quantum Teaching .......................

c. Ciri-ciri Quantum Teaching .......…………..………..

d. Langkah-langkah Model Quantum Teaching IPA .....

e. Pelaksanaan Model Quantum Teaching IPA .............

f. Kelebihan Model Quantum Teaching ........................

g. Kelemahan Model Quantum Teaching........................

h. Kualitas Proses Pembelajaran Quantum Teaching .....

B Penelitian Yang Relevan ....................................................

C Kerangka Berfikir ……………………………………….....

D Hipotesis Tindakan ………………….………………........

BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………..

A Tempat dan Waktu Penelitian ……………………….……....

B Subjek Penelitian ……………………………………………

C Bentuk dan Strategi Penelitian ………………………………

D Sumber Data ………………………………………..............

E Teknik Pengumpulan Data ………………………….……….

F Validitas Data ……………………………………………….

G Teknik Analisis Data ……………………………………......

H Indikator Keberhasilan ……………......…………………….

I Prosedur Penelitian ………………………………………….

BAB IV HASIL PENELITIAN …………………………….……..…….....

A Diskripsi Permasalahan Penelitian …………….………….....

1. Deskripsi Lokasi Penelitian .............................................

2. Deskripsi Permasalahan Penelitian ..................................

B Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian ……………….....

16

16

17

18

19

20

23

24

24

25

27

29

30

30

31

32

33

34

35

37

40

40

46

46

46

48

83

Page 14: SKRIPSI PGSD

xiv

1. Temuan Hasil Observasi Kegiatan Proses Pembelajaran

dengan Model Quantum Teaching ...................................

2. Hasil Belajar Pemahaman Konsep Gaya dengan Model

Quantum Teaching ...........................................................

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ………...…………….

A Simpulan …………………………………………………….

B Implikasi …………………………………………………….

C Saran ………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….….…..

LAMPIRAN ……………….……………………………………….……….

83

88

92

92

93

96

97

101

Page 15: SKRIPSI PGSD

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1

Tabel 2

Langkah-langkah Model Quantum Teaching .............................

Jadwal kegiatan pelaksanaan tindakan .......................................

19

31

Tabel 3 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai IPA Pada Kondisi Awal ....... 50

Tabel 4 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I ………............... 65

Tabel 5 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II ..……………... 81

Tabel 6 Rekapitulasi Nilai Rata-rata Observasi Guru Siklus I dan

Siklus II ……………...................................................................

84

Tabel 7 Rekapitulasi Nilai Rata-rata Observasi Siswa Siklus I dan

Siklus II ……………...................................................................

86

Tabel 8 Rekapitulasi Nilai Rata-rata Hasil Pemahaman Konsep Gaya ... 88

Tabel 9 Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa ...................................... 89

Page 16: SKRIPSI PGSD

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Contoh gaya berupa tarikan dan dorongan ............................. 9

Gambar 2 Contoh gaya dapat mengubah bentuk benda ........................... 9

Gambar 3 Contoh gaya dapat mengubah arah gerak benda ..................... 9

Gambar 4 Contoh gaya dapat mengubah benda bergerak menjadi diam . 10

Gambar 5 Contoh gaya mengubah keadaan benda di dalam air ......…… 11

Gambar 6 Contoh gaya gesek ………………........................................... 11

Gambar 7 Contoh gaya magnet …............................................................ 11

Gambar 8 Contoh gaya pegas …………………….................................. 12

Gambar 9 Contoh gaya listrik statis …….................................................. 12

Gambar 10

Gambar 11

Gambar 12

Gambar 13

Gambar 14

Gambar 15

Gambar 16

Gambar 17

Gambar 18

Gambar 19

Gambar 20

Gambar 21

Gambar 22

Contoh gaya gravitasi ………………………………………...

Contoh gaya otot ......................................................................

Gambar Kerangka Berfikir ......................................................

Gambar Model Peneltian Tindakan .........................................

Gambar Bagan Siklus Analisis Interaktif Milles Huberman ...

Gambar Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt Lewin ..........

Grafik Nilai IPA Materi Gaya Pada Kondisi Awal .................

Grafik Nilai IPA Materi Gaya Pada Siklus I ...........................

Grafik Nilai IPA Materi Gaya Pada Siklus II ..........................

Grafik Peningkatan Rata-rata hasil Observasi Guru Siklus I

dan Siklus II ............................................................................

Grafik Peningkatan Rata-rata hasil Observasi Siswa Siklus I

dan Siklus II .............................................................................

Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Pada Kondisi Awal,

Siklus I, dan Siklus II ..............................................................

Grafik Peningkatan Ketuntasan Pada Kondisi Awal,

Siklus I, dan Siklus II ..............................................................

10

13

28

32

39

40

51

66

82

85

87

89

90

Page 17: SKRIPSI PGSD

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian 101

Lampiran 2

Lampiran 3

Soal dan Kunci Jawaban Pada Tes Kondisi Awal

Silabus Pembelajaran Siklus I Pertemuan I ..........................

102

104

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Siklus I

Pertemuan I ………………………………………………..

111

Lampiran 5 LKS Siklus I Pertemuan I .................................................... 118

Lampiran 6

Lampiran 7

Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan I .......................

Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan I ......................................

124

125

Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Siklus I

Pertemuan II ..........................................................................

127

Lampiran 9 LKS Siklus I Pertemuan II …………………......………….. 133

Lampiran 10 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan II .……………. 139

Lampiran 11 Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan II ...…………………….. 140

Lampiran I2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Siklus II

Pertemuan I ...........................................................................

142

Lampiran 13 LKS Siklus II Pertemuan I .................................................... 149

Lampiran 14 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan I ....................... 155

Lampiran 15 Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan I ...................................... 156

Lampiran 16 Silabus Pembelajaran Siklus II Pertemuan II ........................ 158

Lampiran 17 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Siklus II

Pertemuan II ..........................................................................

164

Lampiran 18 LKS Siklus II Pertemuan II .....................................…….…. 171

Lampiran 19

Lampiran 20

Lampiran 21

Lampiran 22

Lampiran 23

Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan II …………......

Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan II ....................................

Nilai IPA Materi Gaya Pada Kondisi Awal ........................

Nilai IPA Materi Gaya Pada Siklus I ...................................

Nilai IPA Materi Gaya Pada Siklus II ..................................

177

178

180

181

182

Page 18: SKRIPSI PGSD

xviii

Lampiran 24

Lampiran 25

Lampiran 26

Lampiran 27

Lampiran 28

Lampiran 29

Lampiran 30

Lampiran 31

Lampiran 32

Lampiran 33

Lampiran 34

Lampiran 35

Lampiran 36

Lampiran 37

Lembar Pengamatan Kinerja Guru Siklus I Pertemuan I ......

Lembar Pengamatan Kinerja Guru Siklus I Pertemuan II ....

Lembar Pengamatan Kinerja Guru Siklus II Pertemuan I ....

Lembar Pengamatan Kinerja Guru Siklus II Pertemuan I ....

Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Siswa Siklus I

Pertemuan I ...........................................................................

Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Siswa Siklus I

Pertemuan II ..........................................................................

Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Siswa Siklus II

Pertemuan I ...........................................................................

Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Siswa Siklus II

Pertemuan II ..........................................................................

Dokumentasi .....................................................................

Surat Keterangan Ijin Pelaksanaan Penelitian ......................

Surat Keterangan Bukti Pelaksanakan Penelitian .................

Surat Keputusan Ijin Penyusunan Sekripsi .........................

Surat Keterangan Ijin Penyusunan Sekripsi .........................

Surat Ijin Penyusunan Sekripsi ke Gubernur ........................

183

186

189

192

195

198

201

204

207

210

211

212

213

214

Page 19: SKRIPSI PGSD

1

BAB I

PENDAHUUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran di

Sekolah Dasar. Terkait dengan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD), IPA

merupakan salah satu tujuan pembelajaran untuk mengembangkan pengetahuan

dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari. (Permendiknas No.22,23, dan 24, 2006: 152). IPA

merupakan mata pelajaran yang memberikan kesempatan untuk berfikir kritis,

menarik kesimpulan dari serangkaian percobaan juga merupakan latihan berfikir

logis. Karena IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan, tidak hanya merupakan

pelajaran menghafal belaka.

Pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini tetapi

sudah seharusnya merupakan proses yang mengantisipasi dan membicarakan masa

depan. Berdasarkan hal tersebut salah satu tugas guru selaku pelaksana pendidikan

dalam mengelola proses belajar mengajar adalah perencanaan pembelajaran

termasuk di dalamnya pemilihan model. Masih rendahnya kualitas hasil

pembelajaran siswa dalam pemahaman konsep gaya pada pembelajaran IPA

merupakan indikasi bahwa tujuan yang ditentukan dalam kurikulum IPA tentang

sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya belum tercapai secara optimal. Secara

umum kenyataan ini dapat dilihat dari hasil rata-rata nilai ulangan harian dan nilai

akhir semester khusunya pada materi gaya IPA tentang sifat-sifat gaya dan macam-

macam gaya yang sangat memprihatinkan. Pada siswa sekolah dasar masih sulit

untuk menguasai sebuah pemahaman konsep gaya tentang sifat-sifat gaya dan

macam-macam gaya pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Oleh karena itu

berbagai upaya terus dilakukan untuk dapat meningkatkkan pemahaman konsep

gaya pada mata pelajaran IPA. Upaya itu di antaranya dengan pemilihan model

yang tepat sesuai dengan materi gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam

gaya pada mata pelajaran IPA.

1

Page 20: SKRIPSI PGSD

2

Salah satu standar kompetensi pada mata pelajaran IPA kelas IV Sekolah

Dasar adalah memahami gaya dapat mengubah gerak dan bentuk suatu benda,

dengan kompetensi dasar yaitu menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya

(dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda. Materi pokok adalah

konsep gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya (Depdiknas, 2008:

51). Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi awal pada siswa kelas IV SDN

Karangasem IV diperoleh hasil bahwa pada pemahaman konsep gaya pembelajaran

IPA cenderung didominasi oleh guru. Kebanyakan guru dalam pembelajaran gaya

IPA masih bersifat konvensional. Pembelajaran yang bersifat konvensional dapat

berupa guru dalam proses belajar mengajar hanya menggunakan metode ceramah

sehingga pemahaman siswa masih kurang. Selain itu guru hanya memberikan tugas

berupa soal untuk dikerjakan tatapi guru tidak membimbing siswa dalam

pembelajaran. Pembelajaran konvensional tidak memfasilitasi untuk menuangkan

ide, kreatifitas serta keaktifan siswa dalam pembelajaran.

Kondisi yang masih terjadi di SD Negeri Karangasem IV masih

menggunakan pembelajaran yang bersifat konvensional. Dimana dipandang dari

segi guru, guru cenderung menggunakan metode ceramah bervariasi dan

eksperimen, namun dalam bereksperimen guru menggunakan kegiatan eksperimen

sesuai dengan contoh dibuku, untuk itu pembelajaran terkesan terpusat pada guru.

Guru sudah menggunakan berbagai macam metode bervariasi dan sudah

menggunakan model pembelajaran inovatif yaitu jigsaw tipe struktural untuk

memudahkan siswa belajar, tetapi dalam kenyataannya siswa masih kurang

termotivasi, terkadang bingung dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini

disebabkan karena guru tidak melakukan metode tersebut secara rutin sehingga

hasil yang diperoleh siswa kurang maksimal. Keadaan seperti ini membuat siswa

beranggapan bahwa pelajaran IPA tentang gaya merupakan pelajaran yang

membosankan akibatnya siswa tidak termotivasi untuk mempelajari materi gaya

dengan baik sehingga pemahaman konsep gaya pada siswa yang dicapai masih

rendah. Dari 40 siswa kelas IV di SDN Karangasem IV hanya 11 siswa atau 27,5%

siswa berhasil mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 65. Sedangkan

29 siswa atau 72,5% siswa masih memperoleh nilai di bawah KKM (65), sehingga

Page 21: SKRIPSI PGSD

3

nilai rata-rata kelas rendah yaitu 51 (lampiran 21 hal. 180). Dari pengamatan yang

dilakukan ternyata hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut

yaitu : siswa tidak pernah serius dalam pembelajaran, siswa kebanyakan ramai

sendiri, semangat belajar siswa kurang, banyaknya ceramahan dari guru

menyebabkan siswa menjadi bosan. Dari faktor-faktor tersebut mengakibatkan

siswa tidak dapat menangkap materi dengan jelas sehingga pemahaman konsep

gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya pada pelajaran IPA masih

rendah.

Dari hasil observasi dan dokumentasi di atas menunjukkan bahwa

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang konsep gaya perlu diperbaiki

guna peningkatan kualitasnya. Pemahaman konsep gaya pada pelajaran IPA masih

sangat rendah, maka peneliti ingin berusaha meningkatkan kualitas proses

pembelajaran dan pemahamam konsep gaya pada pelajaran IPA siswa kelas IV

SDN Karangasem Laweyan Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.

Untuk mengatasi masalah tersebut penulis menggunakan model quantum

teaching untuk meningkatkan kemampuan belajar IPA tentang Gaya yang dapat

membangkitkan kreatifitas siswa, pembelajaran yang menyenangkan sekaligus

tidak membosankan. Guru kelas IV tertarik untuk mencoba melakukan model

quantum teaching tersebut karena mengetahui keuntungan yang diperoleh akan

baik dan terpusat pada siswa dan guru bisa menjadi fasilitator. Apabila guru

menjelaskan dengan model quantum teaching kemampuan siswa belum mengalami

grafik peningkatan pada kemampuan belajar IPA tentang Gaya, guru bisa

menambahkan strategi dengan menggunakan multimedia pembelajaran interaktif

IPA, sehingga membuat pembelajaran lebih efektif. Proses belajar akan terlaksana

dengan aktif, partisipatif, konstruktif, komunikatif dan berorientasi pada tujuan.

Dengan adanya konsep TANDUR pada model quantum teaching yang merupakan

akronim dari, tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan,

kegiatan belajar sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses

pembelajaran.

Diharapkan pada SD Negeri Karangasem IV ini mengubah metode

pembelajaran yaitu dengan model quantum teaching dalam mata pelajaran Ilmu

Page 22: SKRIPSI PGSD

4

Pengetahuan Alam tentang konsep gaya karena dalam pembelajaran siswa dituntut

menumbuhklan konsep AMBAK (Apa Manfaat Bagiku) yaitu dalam pembelajaran

siswa dituntut aktif, kreatif, mandiri, dan dapat memecahkan masalah sebuah

persoalan. Berdasarkan tujuan pembelajaran Ilmu pengetahuan Alam (IPA) guru

dapat menerapkan model quantum teaching sebagai strategi pemecahan

masalahnya untuk memberdayakan karakteristik siswa itu sendiri. Dipandang dari

kualitas hasil yang akan diperoleh siswa maka model quantum teaching akan

memiliki kontribusi yang lebih baik dari pada metode ceramah yang menerapkan

satu arah dari guru saja.

Dalam model pembelajaran quantum teaching pembelajaran didasarkan

pada permasalahan yang membutuhkan penyelidikan dan penyelesaian nyata

sehingga siswa termotivasi untuk berusaha menyelesaikan masalah secara mandiri.

Dengan pengalaman tersebut siswa dapat memecahkan masalah serupa dalam

kehidupan sehari-hari. Salah satu penyebab rendahnya pemahaman konsep dalam

pembelajaran adalah adanya pemilihan model pembelajaran yang kurang

memberikan pemberdayaan dari potensi murid dan karakteristik bidang itu sendiri

sehingga kemampuan belajar siswa masih rendah

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul ” PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR IPA TENTANG

GAYA BAGI SISWA KELAS IV SDN KARANGASEM IV LAWEYAN

SURAKARTA TAHUN 2012 ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut :

1) Apakah model quantum teaching dapat meningkatkan kemampuan belajar IPA

tentang Gaya pada siswa kelas IV SDN Karangasem IV Laweyan Surakarta

Tahun 2012 ?

Page 23: SKRIPSI PGSD

5

2) Apakah model quantum teaching dapat meningkatkan proses pembelajaran IPA

tentang Gaya pada siswa kelas IV SDN Karangasem IV Laweyan Surakarta

Tahun 2012 ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah

1) Untuk meningkatkan kemampuan belajar IPA tentang gaya melalui model

quantum teaching bagi siswa kelas IV SDN Karangasem IV Laweyan Surakarta

Tahun 2012.

2) Untuk meningkatkan proses pembelajaran IPA tentang gaya melalui model

quantum teaching bagi siswa kelas IV SDN Karangasem IV Laweyan Surakarta

Tahun 2012.

D. Manfaat Penhelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Diterapkannya pembelajaran dengan model quantum teaching dapat untuk

meningkatkan kemampuan belajar IPA siswa kelas IV SDN Karangasem IV

Laweyan Surakarta Tahun 2012.

b. Model quantum teaching dapat memusatkan perhatian pada interaksi yang

bermutu dan bermakna, sehingga sangat menekankan pada pencapaian

pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi.

c. Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Guru

Untuk menambah pengalaman guru dengan model quantum teaching.

b. Siswa

Meningkatkan kemampuan belajar IPA tentang gaya dan pemahaman

nyata siswa terhadap materi gaya dalam pelajaran IPA.

c. Sekolah

Dapat menjadikan dasar pelaksanaan pendidikan melalui model

quantum teaching di sekolah guna meningkatkan kemampuan siswa.

Page 24: SKRIPSI PGSD

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Kemampuan Belajar Gaya IPA

a. Pengertian Kemampuan

Setiap melakukan kegiatan memerlukan suatu kemampuan, namun apa arti

kemampuan itu sendiri sering tidak diketahui. Menurut Lukmanul Hakiim (2007:

32) kemampuan diartikan bakat dan kecerdasan. Dalam hal ini bakat merupakan

potensi yang dimiliki siswa, sedangkan sikap adalah perilaku siswa dalam

menerima proses pembelajaran. Sedangkan menurut Anggiat M.Sinaga dan Sri

Hadiati (2001:34) mendefenisikan kemampuan sebagai suatu dasar seseorang yang

dengan sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan secara efektif atau

sangat berhasil.

Sementara itu, Robbin (2007:57) kemampuan berarti kapasitas seseorang

individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. lebih lanjut

Robbin menyatakan bahwa kemampuan (ability) adalah sebuah penilaian terkini

atas apa yang dapat dilakukan seseorang.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

(Ability) adalah kecakapan atau potensi seseorang individu untuk menguasai

keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan

atau suatu penilaian atas tindakan seseorang.

b. Pengertian Belajar

Mengenai istilah belajar, sebenarnya hampir setiap orang mengenal dan

mengetahui istilah itu. Karena setiap manusia pasti mengalami yang namanya

belajar. Namun apa itu sebenarnya belajar, masing-masing orang mempunyai

persepsi yang berbeda. Oemar Hamalik (2010: 7) menyatakan bahwa: “Belajar

adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan

lingkungan”.

6

Page 25: SKRIPSI PGSD

7

Nana Sudjana (1991: 9) mengemukakan bahwa “Seseorang dapat dikatakan

belajar apabila pada dirinya terjadi perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh

hasil interaksi antara dirinya dengan lingkungannya, yang dihasilkan

pengalamannya tersebut dapat dijadikan sebagai bahan untuk memperoleh

pegalaman baru”.

Menurut Abin Syamsudin (2009:157) mengemukakan bahwa belajar

merupakan proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik

atau pengalaman tertentu.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan pengertian belajar adalah suatu

kegiatan dimana seseorang membuat atau menghasilkan suatu perubahan tingkah

laku yang ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap, dan ketrampilan; perubahan

yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu.

c. Pengertian Kemampuan Belajar

Kemampuan/kompetensi belajar adalah kemampuan bersikap, berfikir dan

bertindak secara konsistensi sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan

keterampilan yang dimiliki (Udin Syaefudin, 2009 : 67).

Sudjana, (2004 : 22) mengemukakan bahwa kemampuan belajar adalah

sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang

mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan

kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupa sehingga nampak

pada diri individu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan

kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak

pada diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif.

Sedangkan Gagne dan Briggs (1979:52) menyatakan bahwa kemampuan

belajar merupakan kemampuan internal (capability) yang meliputi pengetahuan,

keterampilan dan sikap yang telah menjadi milik pribadi seseorang dan

memungkinkan orang itu melakukan sesuatu.

Page 26: SKRIPSI PGSD

8

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan belajar adalah

kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia

menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan

pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.

d. Tinjauan Gaya

a. Pengertian Gaya

Gaya dalam sains berarti tarikan dan dorongan. Yosapath Sumardi dkk

(2006: 2.43) menyatakan dalam bahasa sehari hari gaya diartikan sebagai

tarikan/ dorongan terutama yang dilakukan oleh otot-otot kita. Gaya adalah

tarikan atau dorongan yang dapat menyebabkan benda yang diam menjadi

bergerak, merubah bentuk suatu benda, benda yang bergerak dapat menjadi :

berubah arah, berhenti, semakin cepat, atau semakin lambat.

Newton dalam Yosapath Sumardi dkk (2006 : 2.43) menyatakan bahwa

setiap benda akan tetap berada dalam keadaan diam/ bergerak lurus beraturan,

kecuali jika ia dipaksakan untuk mengubah keadaan itu oleh gaya yang

mempengaruhinya.

Dalam Qanita Alya ( 2010 : 340 ) gaya adalah dorongan atau tarikan

yang akan menggerakkan benda bebas, suatu interaksi yang bila bekerja

sendiri menyebabkan perubahan keadaan gerak benda.

Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan bahwa gaya adalah tarikan/

dorongan yang menyebabkan perubahan gerak dan bentuk suatu benda.

b. Bentuk Gaya

Menurut Choiril Azmiyawati (2008: 81-93) dan Haryanto (2004: 111-

130) uraian singkat materi pokok pembelajaran IPA tentang Gaya dalam

pembelajaran IPA di kelas IV adalah bentuk gaya yang terdiri dari :

a) Gaya Dapat Berupa Tarikan

Gaya yang berupa tarikan misalnya orang yang menarik meja, orang yang

membuka pintu, menimba air di sumur, dan olahraga tarik tambang.

Page 27: SKRIPSI PGSD

9

b) Gaya Dapat Berupa Dorongan.

Gaya yang berupa dorongan misalnya mendorong meja, mendorong mobil

yang mogok, memencet bel dan menendang bola. (Lihat gambar 1)

Gambar. 1

c) Gaya Dapat Mengubah Bentuk Suatu Benda.

Kayu besar dapat berubah menjadi kecil-kecil karena adanya gaya. Telur

dipukul berubah bentuk karena pengaruh gaya. Dalam kehidupan sehari

hari perubahan gaya digunakan untuk membuat bermacam-macam bentuk

mainan yang terbuat dari lilin mainan (plastisin), kaleng yang dipukul akan

penyok. Selain itu, juga untuk membuat bermacam-macam bentuk

kerajinan tangan dari tanah liat. (Lihat Gambar 2)

Gambar. 2

d) Gaya Dapat Mengubah Arah Gerak Suatu Benda.

Jika bola dilempar kearah selatan, bola akan bergerak ke selatan. Jika bola

yang sedang bergerak itu dilempar lagi ke barat maka bola tersebut akan

bergerak ke arah barat. Perubahan arah gerak bola dari selatan ke barat

karena ada pengaruh gaya luar yang mempengaruhi gerak benda. (Lihat

Gambar 3)

Gambar. 3

Page 28: SKRIPSI PGSD

10

e) Gaya Dapat Mengubah Benda Diam Menjadi Bergerak

Benda diam akan bergerak jika diberi gaya. Contohnya, bola akan

melambung ke udara jika kita tendang. Lemari akan bergeser jika kita

dorong. Sepeda akan berjalan jika kita kayuh. (Lihat Gambar 4)

Gambar. 4

f) Gaya Dapat Mengubah Benda Bergerak Menjadi Diam

Contoh benda yang bergerak adalah sepeda yang dikayuh, sepeda motor

yang sedang bergerak, kelereng yang menggelinding dan sebagainya.

Benda-benda yang bergerak tersebut dapat berhenti atau diam jika diberi

gaya. Sepeda yang bergerak akan berhenti jika direm.

g) Gaya Dapat Mengubah Kecepatan Benda

Ketika jalan lengang, pengemudi akan menginjak gasnya. Akibatnya,

mobil akan melaju kencang. Namun, ketika ada mobil yang lain di

depannya, pengemudi akan menginjak rem. Akibatnya, laju mobil akan

melambat. Injakan gas dan injakan rem termasuk bentuk gaya. Oleh karena

itu, gaya dapat mempengaruhi kecepatan gerak benda.

h) Gaya Dapat Mengubah Keadaan Benda Di Dalam Air

Jika benda dimasukkan ke air, benda tersebut dapat terapung, tenggelam,

atau melayang.

(1) Terapung, jika sebagian benda berada di atas permukaan air dan

sebagian lagi di bawah permukaan air.

(2) Tenggelam, jika seluruh bagian benda berada di dalam air dan

menyentuh dasar wadah.

Page 29: SKRIPSI PGSD

11

(3) Melayang, jika seluruh bagian benda berada di dalam air. Namun, tidak

ada bagian benda yang menyentuh dasar wadah. (Lihat gambar 5)

Gambar. 5

c. Macam-Macam Gaya

a) Gaya Gesek

Adalah gaya yang ditimbulkan oleh pergesekan antara dua permukaan

benda. Gaya gesek dapat terjadi jika dua permukaan benda saling

bersentuhan. Untuk memperkecil gaya gesek maka kedua permukaan yang

bergesekan diperluas atau dipasangi bantalan peluru. Contohnya adalah

gesekan roda pada jalan beraspal. (Lihat gambar 6)

Gambar. 6

b) Gaya Magnet

Adalah gaya yang ditimbulkan oleh benda yang memiliki sifat

kemagnetan. Magnet memiliki dua kutub yaitu kutub utara dan kutub

selatan. (Lihat gambar 7)

Gambar. 7

Page 30: SKRIPSI PGSD

12

c) Gaya Pegas

Adalah gaya yang yang ditimbulkan oleh sifat elastisitas benda.

Misalnya ketapel, busur, anak panah, dan karet yang digunakan untuk

membuat tali rambut. Dalam kehidupan sehari-hari elastis benda misalnya

menarik busur panah. (Lihat gambar 8)

Gambar. 8

d) Gaya Listrik Statis

Adalah gaya yang ditimbulkan oleh listrik. Misalnya kipas angin

dihidupkan menggunakan listrik. (Lihat gambar 9)

Gambar. 9

e) Gaya Gravitasi

Adalah gaya yang ditimbulkan oleh gaya tarik bumi. Contohnya buah

mangga yang jatuh dari pohonnya, daun-daun berguguran di tanah, segala

sesuatu pasti jatuh ke bumi. (Lihat gambar 10)

Gambar. 10

Page 31: SKRIPSI PGSD

13

f) Gaya Otot

Adalah gaya yang ditimbulkan oleh gerakan otot-otot. Contohnya pada saat

kita menendang bola ke atas. (Lihat gambar 11)

Gambar. 11

g) Gaya dorong

Gaya dapat berupa dorongan. Misalnya mendorong meja, melempar bola.

h) Gaya tarik

Gaya berupa tarikan. Misalnya kuda menarik pedati, menimba air dengan

ember disumur.

e. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam

1) Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains (science) diambil dari kata latin

Scientia yang artinya adalah pengetahuan, tetapi kemudian berkembang

menjadi khusus Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Sains. Sund dan

Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan

proses. Mengenai pengertian Ilmu Pengetahuan Alam, Srini M. Iskandar

(2001: 2) mengemukakan IPA adalah “Ilmu Pengetahuan Alam (science) yang

mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam”.

Selain itu pendapat ahli lain, Krajcik S. Joseps, Czerniak M. Charlene

dan Berger Carl dalam Srini M. Iskandar (2001: 2) menyatakan “Science was

created by humans to predict and explain event and fenomena”, yang artinya

ilmu pengetahuan merupakan hasil pengamatan yang dilakukan oleh manusia

dan peristiwa alam yang terjadi.

Leo Sutrisno (2007: 19) juga berpendapat “IPA merupakan usaha

manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat

Page 32: SKRIPSI PGSD

14

(correct) pada sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar dan dijelaskan

dengan penelaran yang valid sehingga dihasilkan kesimpulan yang benar”.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPA

merupakan kumpulan pengetahuan dan proses yang didapat dengan cara

pengamatan yang dilakukan dengan prosedur yang benar sehingga diperoleh

kesimpulan yang benar pula.

2) Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (2006 : 151),

menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD atau

MI adalah :

a) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaaNya.

b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi, dan masyarakat.

d) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan.

e) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga,

dan melestarikan lingkungan alam.

f) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai

dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/ MTs.

3) Ruang Lingkup Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (2006: 152)

menjelaskan ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI adalah sebagai

berikut :

a) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan,

interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan.

Page 33: SKRIPSI PGSD

15

b) Benda/ materi, sifat-sifat dan kegunaanya meliputi : cair, padat, dan gas.

c) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya, dan pesawat sederhana.

d) Bumi dan alam semesta meliputi : tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda

langit lainnya.

4) Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA

Standar kompetensi mata pelajaran IPA atau sains di kelas IV

semester II pada konsep gaya adalah :

a) Memahami gaya dapat mengubah gerak dan atau bentuk suatu benda.

b) Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam

kehidupan sehari-hari.

c) Memahami perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit.

d) Memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan.

e) Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan,

teknologi, dan masyarakat.

Adapun materi yang dikaji dalam penelitian ini adalah adalah

mengenai “memahami gaya dapat mengubah gerak dan bentuk benda” dengan

materi yaitu sifat-sifat gaya (gaya dapat mengubah bentuk benda, mengubah

arah gerak benda, gaya berupa dorongan, gaya berupa tarikan, gaya membuat

benda diam menjadi bergerak, gaya membuat benda bergerak menjadi diam,

gaya mengubah kecepatan benda, gaya mempengaruhi keadaan benda di dalam

air) dan macam-macam gaya (gaya dorong, gaya tarik, gaya magnet, gaya

gravitasi, gaya listrik, gaya pegas, gaya gerak, dan gaya gesek).

Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran IPA atau sains

beroriantasi pada siswa. Peran guru bergeser dari menentukan apa yang akan

dipelajari ke bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar

siswa. Pengalaman belajar diperoleh melalui serangkaian kegiatan untuk

mengeksploitasi lingkungan melalui interaksi aktif dengan teman, lingkungan,

dan nara sumber lain.

Page 34: SKRIPSI PGSD

16

2. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Quantum Teaching

a. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau

pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum,

dan lain-lain pendapat dari Joyce dalam (Trianto, 2007:5).

Menurut Arrend dalam (Agus Suprijono, 2009:46) model pembelajaran

mengacu pada pendekatan yang akan digunakan termasuk di dalamnya tujuan-

tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan

pembelajaran dan pengelolaan kelas. Model pembelajaran dapat didefinisikan

sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam

mengoraganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Model pembelajaran merupakan strategi yang digunakan guru untuk

meningkatkan motivasi belajar, sikap belajar di kalangan siswa, mampu

berpikir kritis, memiliki ketrampilan sosial, dan pencapaian hasil pembelajaran

yang lebih optimal dalam (Isjoni, 2008: 146)

Menurut pendapat Toeti Sukamto dan Udin Saripudin Winataputra

dalam (Anton Sukarno, 2006: 144) model pembelajaran adalah kerangka

konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tertentu dan

berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang, pembelajar dan para pengajar

dalam merencanakan dan melaksanakan belajar mengajar. Pengertian model

pembelajaran mengandung unsur (1) pedoman, (2) pengelolaan pembelajaran,

(3) kerangka konseptual.

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah model yang berfungsi sebagai pedoman bagi para pengajar

dalam merencanakan aktivitas dalam pembelajarn untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

Page 35: SKRIPSI PGSD

17

b. Pengertian Model Quantum Teaching

Kata Quantum ini berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.

Jadi Quantum Teaching menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan cara

menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui

interaksi yang terjadi di dalam kelas. (Miftahul A’la, 2011 : 21).

Charlotte Shelton (1998 : 1) menjelaskan tentang pengertian Quantum.

Dalam buku tersebut dituliskan sebagai berikut :

“The word quantum literally means “a quantity of something”, mechanics

refers to “the study of motion”. Quantum mechanic is, therefore, the study

of sub atomic particles in motion. It is however, erroneous to think of these

subatomic particle as quantities of “something”. Subatomic particles are

not material things, rather, they are probability tendencies-energy with

potentiality. The energy, as the term mechanics implies, is never static. It is

always in continous motion, uncceasingly changing from wave to particle

and particle to wave, forming the atoms and molecules that subsequently

create a material world. It is really quite amazing that those seemingly

stable and stationary things we observe in the material world ore composed

solely of energy”.

“Kata quantum dalam literatur berarti banyaknya sesuatu, secara mekanik

berarti studi tentang gerakan”. Jadi mekanika kuantum adalah ilmu yang

mempelajari tentang partikel-partikel sub atom yang bergerak. Namun

demikian kekeliruan berpikir tentang partikel sub atom ini merupakan

banyaknya benda. Partikel sub atom bukan merupakan kecenderungan

energi dengan potensial. Energi sebagai implikasi dalam istilah mekanika

tidak pernah statis. Energi selalu bergerak secara terus menerus, tidak

pernah berhenti berubah dari gelombang menjadi partikel dan dari partikel

menjadi gelombang, membentuk atom-atom dan molekul yang seterusnya

membentuk dunia materi. Ini benar-benar hal yang menakjubkan yang

terlihat stabil dan statis, apabila kita cermati ternyata dunia materi ini

tersusun energi”

Menurut De porter. B (2004 : 62), quantum teaching dalam

pembelajaran merupakan interaksi yang terjadi di dalam kelas antara siswa

dengan lingkungan belajar yang efektif. Quantum Teaching berfokus pada

hubungan dinamis dalam lingkungan kelas. Interaksi yang menjadikan landasan

dan kerangka untuk belajar.

Menurut Miftahul A’la (2011 : 19) model quantum teaching adalah

pembelajaran yang menawarkan ide baru tentang bagimana menciptakan

Page 36: SKRIPSI PGSD

18

lingkungan yang jauh lebih baik serta menjanjikan bagi pelajar dan mendukung

mereka dalam proses pembelajaran agar tidak terjadi ketidakseimbangan.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa quantum teaching

merupakan kegiatan yang menciptakan suasana belajar yang lebih menarik,

menggairahkan serta memberi pengalaman bagi siswa agar lebih berkesan

untuk meningkatkan kemampuan dalam berprestasi sehingga pada akhirnya

akan melejitkan kemampuan guru.

c. Ciri-ciri Quantum Teaching

Miftahul A’la (2011 : 29) mengemukakan bahwa ada empat macam ciri-ciri

yang membangun sosok pembelajaran quantum teaching. Keempat ciri-ciri yang

dimaksud sebagai berikut :

1) Segalanya berbicara

Dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru, dari kertas yang guru bagikan

hingga rancangan pelajaran guru, keseluruhannya mengirim pesan tentang

belajar yang akan disampaikan dalam pengajaran tersebut.

2) Memilki tujuan

Semua yang terjadi karena guru mempunyai tujuan seperti seorang guru yang

harus secara hati-hati menyusun pelajaran.

3) Mengakui setiap usaha

Dalam belajar mengandung resiko yang besar dan terkadang keluar dari rasa

nyaman. Murid dalam hal ini berhak untuk mengambil resiko dan membangun

kompetensi dan kepercayaan diri mereka sendiri.

4) Layak dipelajari maka layak dirayakan (diberi rewerd)

Perayaan atau memberikan sesuatu sebagai reward adalah suatu umpan balik

mengenai kemajuan murid dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan

belajar.

d. Langkah-langkah Model Quantum Teaching dalam IPA

Sama seperti model pembelajaran yang seringkali dipakai, quantum

teaching menurut Miftahul A’la (2011 : 27), mengemukakan bahwa prinsip dasar

Page 37: SKRIPSI PGSD

19

model quantum teaching adalah “bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan

dunia kita ke dunia mereka”. Bobbi De Porter (2010 : 40) dalam pelaksanannya

quantum teaching melakukan langkah-langkah pengajaran dengan enam langkah

yang tercermin dalam istilah TANDUR (tumbuhkan, alami, namai, demostrasikan,

ulangi dan rayakan). (Lihat Tabel 1)

Tabel 1

Langkah-langkah Model Quantum Teaching

Fase Tahap Laku Guru

Fase-1 (Tumbuhkan)

(Guru menumbuhkan

semangat siswa)

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,

memberikan salam dengan semangat dan

bertepuk tangan, memberikan contoh konkrit

tentang kegiatan yang akan dilakukan, dan

menyanyikan lagu sesuai dengan materi yang

dilakukan.

Fase-2 (Alami)

(Mencipatakan dan

mendatangkan pengalaman

umum yang dimengeri

siswa)

Guru memberikan pertanyaan dengan kata kunci

untuk menjelajah kemampuan siswa tentang

penguasaan materi, dan guru bercerita tentang

pengalaman yang berkaitan dengan materi

pelajaran.

Fase-3 (Namai)

(Menamai setiap kegiatan

yang dilakukan disaat

KBM)

Guru dan siswa menamai setiap kegiatan diskusi,

eksperimen, atau kegiatan pembelajaran sehingga

dapat menguasai materi dengan sempurna.

Fase-4 (Demonstrasikan)

(Guru dan siswa

mendemonstrasikan

kegiatan yang dilakukan

disaat KBM sehingga siswa

tahu dan merasakan

Guru memberikan contoh cara

mendemonstrasikan hasil eksperimen. Guru

mendorong siswa untuk melaksanakan diskusi

dan eksperimen sehingga mendapatakan

penjelasan, guru membantu siswa dalam

melakukan eksperimen dan memberikan

Page 38: SKRIPSI PGSD

20

pengalaman yang sudah

dialami)

penegasan tentang kesimpulan yang didiskusikan

kelompok.

Fase-5 (Ulangi )

(Guru dan siswa

mengulangi materi yang

belum di kuasai siswa

sehingga benar-benar

mengerti)

Pada setiap kegiatan guru membantu siswa agar

lebih menguasai materi yang sudah dilaksanakan

dengan cara guru mengulangi kegiatan / materi

yang belum di kuasai siswa. Misalnya menarik

kesimpulan bahwa gaya dapat mengubah keadaan

benmda di dalam air.

Fase-6 (Rayakan)

Memberikan reward dan

perayaan bagi siswa

Guru memberikan semangat dan menilai tingkat

keberhasilan siswa dengan memberikan perayaan

sebuah tepuk tangan atau hadiah pada siswa.

e. Pelaksanaan Model Pembelajaran Quantum Teaching

1) Tugas-tugas perencanaan

Model Quantum Teaching membutuhkan banyak perencanaan seperti

halnya model-model pembelajaran yang berpusat pada siswa lainnya.

a) Penetapan tujuan

Model pembelajaran Quantum Teaching dirancang untuk

mencapai tujuan-tujuan seperti ketrampilan berdiskusi,

bereksperimen, menyampaikan pendapat, dan membantu siswa

menjadi pelajar mandiri, sehingga mampu meningkatkan kemampuan

dalam berprestasi yang dirahkan dalam kehidupan sehari-hari.

b) Merancang situasi masalah

Guru dalam pembelajaran quantum teaching memberikan

permasalahan nyata tentang kehidupan sehari-hari yan g dipadukan

dengan materi yang sedang dipelajari siswa, sehingga siswa akan

melakukan penelitian dan penilaian terhadap permasalahan yang ada.

Situasi masalah yang baik seharusnya memungkinkan untuk

bekerjasama dalam menarik sebuah pemecahan masalah sehingga bagi

siswa dapat memotivasi dalam kehidupan belajar.

Page 39: SKRIPSI PGSD

21

c) Organisasi sumber daya dan rencana logistik.

Guru dalam melaksanakan tugas mengorganisir setiap

kelompok yang ada di kelas dengan membagi kelompok secara

heterogen sesuai kemampuan yang dimiliki siswa dan berdasarkan

jenis kelamin. Pelaksanaan eksperimen dilakukan dengan diskusi

kelompok dalam memecahkan masalah yang ada sehingga dapat

ditarik kesimpulan yang benar.

2) Tugas Interaktif

a) Orientasi pada permasalahan.

b) Mengorganisasikan siswa untuk belajar.

c) Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok.

d) Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah.

3) Lingkungan Kelas Quantum Teaching.

Siswa adalah tamu bagi guru yang diundang untuk acara penting

yaitu belajar. Lingkungan kelas mempengaruhi kemampuan siswa untuk

berfokus dan menyerap informasi, bila benda-benda di kelas tidak menarik

pandang siswa, mungkin pesannya akan berbunyi “ belajar itu kuno,

melelahkan dan usang “, akan tetapi bila lingkungan ditata untuk

mendukung belajar, maka dapat berkata, “ belajar itu, hidup, penuh

semangat,”/ datang dan jelajahilah”! segala sesuatu dalam lingkungan jelas

menyampaikan pesan yang memacu/ menghambat belajar ( Dhority, 1991)

ingatlah : segalanya berbicara, segalanya , selalu !

a) Lingkungan kelas pada model quantum teaching adalah menggunakan

video visual yang ada pada program-program power point, animasi

dengan warna-warna yang terang dan menarik.

b) Alat bantu adalah benda yang dapat mewakili suatu benda. Alat yang

digunakan sesuai dengan materi kegiatan pembelajaran. Contohnya:

plastisin dan balon.

c) Pengaturan bangku

Pengaturan bangku mempunyai peranan penting dalam konsentrasi

belajar siswa. Pengaturan bangku dapat dilakukan secara fleksible

Page 40: SKRIPSI PGSD

22

dengan memposisikan berhadap-hadapan saat kerja kelompok atau

menghadap ke depan untuk tetap fokus ke depan saat pemutaran video,

presentasi siswa, ajaran guru dan lain-lain.

4) Asesmen dan Evaluasi

Hein dan Price dalam Harun Rasyid (2009:61) menyatakan bahwa,

apapun yang dikerjakan seorang siswa di dalam kelas dapat digunakan

untuk objek penilaian.

Tugas asesmen dan evaluasi yang sesuai dalam pembelajaran

quantum teaching dengan menggunakan (1) tes tertulis : di antaranya

adalah guru menilai hasil kerja siswa secara individu dan kelompok

kemudian dilanjutkan penilaian akhir dalam proses pembelajaran. (2) tes

lisan : guru memberikan pertanyaan untuk mengeksplore pengetahuan

siswa tentang materi gaya dalam kegiatan awal (apersepsi). (3) observasi :

guru menilai kegiatan eksperimen/praktik siswa secara individu maupun

secara berkelompok. (4) demonstrasi : guru mengamati dan menilai

langsung kegiatan eksperimen/praktik yang dilakukan siswa. (5) penugasan

: guru menilai tugas-tugas diskusi kelompok siswa.

f. Kelebihan Model Quantum Teaching

Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa kelebihan model

quantum teaching antara lain :

1) Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif.

2) Pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis dan bersifat

konstruktivis(tis).

3) Pembelajaran kuantum berupaya memadukan, menyinergikan, dan

mengolaborasikan faktor potensi siswa selaku pembelajar dengan

lingkungan pembelajaran.

4) Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu

dan bermakna, bukan sekadar transaksi makna.

5) Pembelajaran kuantum sangat menekankan pada pemercepatan

pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi.

Page 41: SKRIPSI PGSD

23

6) Pembelajaran kuantum sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran

proses pembelajaran.

7) Pembelajaran kuantum sangat menekankan kebermaknaan dan

kebermutuan proses pembelajaran.

8) Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi

pembelajaran.

9) Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada pembentukan

keterampilan akademis, keterampilan hidup, dan prestasi fisikal atau

material.

10) Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian

penting proses pembelajaran.

11) Pembelajaran kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan,

bukan keseragaman dan ketertiban. Keberagaman dan kebebasan dapat

dikatakan sebagai kata kunci selain interaksi.

12) Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam

proses pembelajaran.

g. Kelemahann Model Quantum Teaching

Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa kelemahan

model quantum teaching antara lain :

1) Waktu yang diperlukan dalam proses belajar mengjar cenderung lebih

banyak.

2) Rasa malu, ragu, pasif, tidak percaya diri pada siswa akan mengakibatkan

model quantum teaching tidak berjalan baik

h. Kualitas Proses Pembelajaran Quantum Teaching

Kualitas proses pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu (Subroto, 2002:

21).

Page 42: SKRIPSI PGSD

24

Kualitas proses pembelajaran quantum teaching dapat memberikan

kemudahan dalam proses belajar mengajar lewat pemanduan seni dan pencapaian-

pencapaian yang terarah, apapun mata pelajaran yang diajarkan. Dengan

menggunakan metode quantum teaching, guru akan menggabungkan keistimewaan

belajar menuju bentuk perencanaan pengajaran yang akan meningkatkan prestasi

siswa.

Kualitas model quantum teaching merangkaikan yang paling baik dari yang

terbaik menjadi sebuah paket multi sensorik, multi kecerdasan, dan kompatibel

dengan otak, yang pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan guru untuk dapat

merangsang anak untuk berprestasi. Cara ini dapat memaksimalkan usaha

pengajaran guru melalui perkembangan hubungan, pengubahan belajar, dan

penyampaian kurikulum serta menciptakan lingkungan belajar yang efektif,

merancang kurikulum, menyampaikan isi, dan memudahkan proses belajar.

Quantum teaching dapat mengajari pendidik bagaimana orang belajar dan mengapa

siswa bertindak dan bereaksi terhadap sesuatu sebagaimana yang terjadi di dalam

kelas. Guru dapat meningkatkan kesuksesan siswa dengan mencatat “apa saja” di

dalam kelas yang berkaitan dengan lingkungan belajar, desain kurikulum dan

bagaimana cara mempresentasikannya. Hasilnya adalah kualitas quantum teaching

merupakan cara yang efektif dalam mengajar siapa saja, dapat menawarkan ide baru

tentang bagaimana menciptakan lingkungan yang baik yang menjanjikan bagi

pelajar dan mendukung mereka dalam proses pembelajaran.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas model quantum

teaching adalah untuk memberikan kemudahan dalam proses belajar mengajar

pendidik untuk memahami perbedaan gaya pembelajaran para siswa di dalam kelas

sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan merupakan uraian sistematis tentang hasil-hasil

peneltian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang relevan sesuai dengan

substansi yang diteliti. Fungsinya untuk memposisikan peneliti yang sudah ada

dengan penelitian yang akan dilakukan.

Page 43: SKRIPSI PGSD

25

Berikut ini merupakan penelitian yang relevan yang pernah dilakukan :

1. Skripsi Nuur Aji Sandi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Materi

Gaya Peserta Didik Kelas V SDN 01 Kepatihan Kec. Selogiri. Kab. Wonogiri

Tahun Pelajaran 2010 / 2011”. Penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan

hasil dan aktivitas belajar siswa. Indikasi adanya dampak yang baik terhadap

hasil belajar adalah adanya kenaikan rata-rata skor dari nilai siswa yang

sebelumnya mencapai 62,2 meningkat menjadi 76,5. selain itu dampak tersebut

dapat dilihat dari hasil nilai tes evaluasi pada siklus I mencapai 52%, meningkat

pada siklus II menjadi 65%, meningkat pada siklus III menjadi 78%, pada siklus

IV sama dengan siklus III yaitu 78%, dan meningkat pada siklus V menjadi

91%.

2. Skripsi Rika Yuni Ambarsari dengan judul “Penerapan Model Problem Based

Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Gaya Magnet Pada

Pembelajaran IPA Siswa Kelas V SD Negeri 2 Nadi Bulukerto Wonogiri Tahun

Pelajaran 2010 / 2011”. Penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil

dan aktivitas belajar siswa. Indikasi adanya dampak yang baik terhadap hasil

belajar adalah pemahaman konsep gaya magnet tersebut dapat dibuktikan

dengan meningkatnya nilai pemahaman konsep gaya magnet siswa 61, siklus I

nilai rata-rata pemahaman konsep gaya magnet siswa 66,25 dan siklus II nilai

rata-rata pemahaman konsep gaya magnet siswa 77,98.

Tingkat ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal sebanyak 8 siswa atau 36,36

%, pada siklus I yaitu 14 siswa atau 63,63 %, dan pada siklus II sebanayak 18

siswa atau 81,81 %.

Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian dari penulis adalah terletak

pada materi yaitu Gaya. Akan tetapi dalam materi tersebut penulis meneliti pada

kelas IV SD, sedangkan penelitian yang terdahulu melaksanakan penelitian di

kelas V dengan konsep pembelajaran Gaya Magnet.

Sedangkan perbedaan penelitian tersebut, penelitian yang terdahulu

menggunakan model pembelajaran Kooperatif Jigsaw dan PBL, sedangkan

penelitian sekarang menggunggunakan model pembelajaran Quantum Teaching.

Page 44: SKRIPSI PGSD

26

Tujuan yang ingin dicapai oleh penelitian sekarang dengan yang terdahulu juga

berbeda. Jika penelitaian yang terdahulu yaitu penulis menekankan pada

peningkatan hasil belajar, sedangkan penelitian yang sekarang menekankan pada

peningkatan proses pembelajaran dengan model Quantum Teaching dan

meningkatkan kemampuan belajar IPA dengan model Quantum Teaching.

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah diungkapkan di atas dapat

diketahui bahwa proses kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan berbagai

model pembelajaran tidaklah mudah banyak taktik yang dipergunakan. Maka dari

itu diperlukan model pembelajaran yang dianggap paling cocok dalam

meningkatkan proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan belajar IPA.

Model pembelajaran Quantum Teaching dianggap paling cocok karena dapat

berinteraksi dengan mencakup unsur-unsur belajar efektif seperti TANDUR

(tumbuhkan, alami, namai, demostrasikan, ulangi dan rayakan) sehingga

kesuksesan pembelajaran dapat tercapai.

C. Kerangka Berfikir

Pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh

siswa dan guru dengan berbagai fasilitas dan materi untuk mencapai tujuan yang

sudah ditetapkan. Keberhasilan proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan

pembelajaran dapat dilihat dari pemahaman yang dimiliki siswa dan motivasi

belajar tinggi. Dengan pemahaman dan motivasi belajar yang tinggi, maka siswa

akan dapat menguasai pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan mata

pelajaran, terutama mata pelajaran IPA. Pembelajaran IPA masih menekankan

konsep-konsep yang terdapat pada buku, dan juga belum memanfaatkan

pendekatan lingkungan dalam pembelajaran secara maksimal.

Dalam pembelajaran IPA kelas IV dengan salah satu standar kompetensi

pada mata pelajaran IPA kelas IV Sekolah Dasar adalah memahami gaya dapat

mengubah gerak dan bentuk suatu benda, dengan kompetensi dasar yaitu

menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat

mengubah gerak suatu benda. Materi pokok adalah Gaya sedangkan sub pokok

bahasan tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya.

Page 45: SKRIPSI PGSD

27

Pembelajaran pada materi gaya pada kondisi awal guru hanya

menyampaikan dengan metode ceramah dengan diskusi sederhana dan guru belum

menerepkan model quantum teaching, sehingga berakibat kemampuan belajar IPA

rendah dalam materi gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya dan

ketrampilan sosial peserta didik rendah.

Dalam melakukan tindakan guru menerapkan model quantum teaching

dengan menggunakan strategi model siklus yang terdiri dua siklus dan tiap siklus

terdapat dua kali pertemuan. Pembelajaran pada siklus I menggunakan model

quantum teaching secara berkelompok dengan melalui tahapan perencanaan,

tindakan, observasi, dan refleksi. Jika siklus I pada pertemuan satu dan dua

kemampuan belajar IPA tentang materi gaya masih rendah, penulis dapat

merefleksikan kekurangan dan kelemahan pada siklus I untuk dilanjutkan ke siklus

II dengan tujuan agar siswa dapat meningkatkan kemampuan belajar IPA dan

kualitas proses pembelajaran IPA.

Pada kondisi akhir model quantum teaching pada pembelajaran IPA diduga

dapat meningkatkan kemampuan belajar IPA dan kualitas proses pembelajaran IPA

dapat meningkat dibandingkan menggunakan model konvensional. Pembelajarn

quantum teaching merupakan kegiatan yang menciptakan suasana belajar yang

lebih menarik, menggairahkan serta memberi pengalaman bagi siswa agar lebih

berkesan untuk meningkatkan kemampuan dalam berprestasi sehingga pada

akhirnya akan melejitkan kemampuan guru.

Untuk menerapkan pembelajaran ilmu pengetahuan alam di kelas IV

memang sangat sulit. Siswa diharapkan dapat berpikir secara sistematis, logis,

kritis, kreatif dan konsisten sesuai perkembangan kemampuan dan lingkungan anak

berada. Dalam pelaksanaan anak benar-benar ditekankan agar dapat melaksanakan

pemecahan masalah yang dihadapinya. Dengan model pembelajaran Quantum

Teaching konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Alam harus jelas, sehingga siswa dapat

belajar secara mudah dan alami sesuai dengan tujuan pembelajaran quantum

teaching adalah tumbuhkan, alami, namai, demostrasikan, ulangi dan rayakan

(tandur). Dengan konsep yang jelas melalui percobaan, akan menumbuhkan

motivasi dan minat dalam pembelajaran sehingga hasil belajar akan meningkat.

Page 46: SKRIPSI PGSD

28

Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

model quantum teaching akan meningkatkan kemampuan belajar IPA dan

meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPA. Untuk memperjelas kerangka

pemikiran tersebut, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran pada gambar

bagan 12 berikut ini : (Lihat gambar bagan 12)

Kondisi

Awal

Tindakan

Kondisi

Akhir

Bagan. 12 Kerangka Berfikir

Guru menerapkan

model pembelajaran

Quantum Teaching

Penggunaan metode

ceramah dan diskusi

sederhana

Kemampuan Belajar IPA

rendah

Keterampilan sosial peserta

didik rendah

Siklus I

Pembelajaran menggunakan

model Quantum Teaching

secara kelompok

1. Perencanaan

2. Tindakan

3. Obsevasi

4. Refleksi

Siklus II

Pembelajaran menggunakan

model Quantum Teaching

secara kelompok

1. Perencanaan

2. Tindakan

3. Obsevasi

4. Refleksi

Di duga dengan menerapkan

model pembelajaran

Quantum Teaching dapat

meningkatkan kemampuan belajar

IPA tentang Gaya

Di duga dengan menerapkan

model pembelajaran

Quantum Teaching dapat

meningkatkan proses pembelajaran

IPA tentang Gaya

Page 47: SKRIPSI PGSD

29

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran tersebut, maka dapat

dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

1) Penerapan model quantum teaching dapat meningkatkan kemampuan belajar

IPA tentang Gaya pada siswa kelas IV SDN Karangasem IV Laweyan Surakarta

Tahun 2012 ?

2) Penerapan model quantum teaching dapat meningkatkan proses pembelajaran

IPA tentang Gaya pada siswa kelas IV SDN Karangasem IV Laweyan Surakarta

Tahun 2012 ?

Page 48: SKRIPSI PGSD

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Karangasem IV Kecamatan Laweyan

Kota Surakarta. Memiliki 6 ruang kelas, 1 kantor kepala sekolah dan guru, 1 ruang

perpustakaan, dengan tenaga kependidikan sejumlah 13 orang yang terdiri dari

kepala sekolah, guru, dan penjaga. Alasan yang mendasari penelitian dilaksanakan

di SDN Karangasem IV, yaitu :

a. Pengajaran dengan model Quantum Teaching belum pernah diteliti di SDN

Karangasem IV.

b. Peneliti ingin meningkatkan kemampuan belajar mata pelajaran IPA khususnya

dalam materi gaya semester genap tahun pelajaran 2011/ 2012.

c. Peneliti ingin meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada mata pelajaran

IPA khususnya dalam materi gaya semester genap tahun pelajaran 2011/ 2012.

d. Penghematan waktu dan biaya, karena lokasi jaraknya tidak jauh dari kos

peneliti ± 1 km. Peneliti juga merupakan Guru WB di sekolah tersebut.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan yaitu dari Januari sampai dengan

Juni. Penelitian dilakukan pada semester (genap) tahun pelajaran 2011/2012

berdasarkan pada masalah kemampuan belajar dan kualitas proses pembelajaran

pada kondisi awal peserta didik dalam mata pelajaran IPA rendah (pada tabel 2 pada

halaman 31)

30

Page 49: SKRIPSI PGSD

31

Tabel 2. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian

NO KEGIAT

AN

MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1

Mengu-

rus

perijinan

X

2

Pelaksa-

naan

peneliti-

an

X X X X

3 Analisis

data X X X X

4

Penyu-

sunan

laporan

X X X X X X X X X

5

Pelaksa-

naan

ujian

skripsi

X

6 Revisi X X

7 Pengesah

-an

X

8

Pengiri-

man

laporan

X

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian guru dan peserta didik kelas IV SDN Karangasem IV

Kecamatan Laweyan Kota Surakarta yang berjumlah 40 anak. Dengan rincian 20

peserta didik putra, 20 peserta didik putri.

Page 50: SKRIPSI PGSD

32

C. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Berdasarklan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini lebih

menekankan pada masalah proses. Sedangkan data yang akan diperoleh berupa

data yang langsung tercatat dari kegiatan lapangan, maka bentuk pendekatan

yang perlu digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif kualitatif dan jenis

penelitiannya adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research).

Suharsimi Arikunto (2001 : 2) penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan

dari Classroom Action Research yang berarti satu action research yang

dilakukan di kelas.

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di

dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

kinerjanya sebagai guru. Penelitian tindakan kelas berangkat dari permasalahan

yang riil yang dihadapi oleh guru dalam proses belajar mengajar.

2. Strategi Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan strategi model siklus. Adapun

langkah-langkah pelaksanaan PTK dilakukan melalui 4 tahap yaitu perencanaan

(planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting)

dalam (St. Y Slamet, 2007 : 65). Secara jelas langkah-langkah tersebut dapat

digambarkan pada gambar 13. Sebagai berikut :

Gambar 13. Model Peneltian Tindakan dari Kurt Lewin dalam

St. Y Slamet & Suwarto (2007 : 65)

Page 51: SKRIPSI PGSD

33

Rancangan Penelitiannya sebagai berikut :

a. Perencanaan Tindakan

Kegiatan ini meliputi :

1) Membuat perencanaan pengajaran.

2) Membuat lembar observasi.

3) Membuat alat evaluasi

b. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan kegiatan

pembelajaran.

c. Observasi

Tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan

menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan.

d. Refleksi

Pada tahap ini data-data yang diperoleh melalui pengamatan dikumpulkan dan

dianalisa guna mengetahui perubahan yang terjadi.

D. Sumber Data

“Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data diperoleh”

(Suharsimi Arikunto, 2006 : 129). Adapun sumber data penelitian ini diperoleh dari

: nilai tes (kognitif) peserta didik, nilai aspek afektif dan psikomotorik peserta didik

SDN Karangasem IV kelas IV dalam proses pembelajaran IPA.

Sumber data penelitian ini adalah:

1. Informan atau nara sumber, yaitu guru dan siswa SDN Karangasem IV

Surakarta.

2. Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam.

3. Dokumen atau arsip antara lain berupa kurikulum, Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran, hasil belajar siswa, dan buku penilaian.

4. Kemampuan belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Page 52: SKRIPSI PGSD

34

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi

pengamatan/observasi tes, dan dokumentasi yang masing-masing secara singkat

diuraikan sebagai berikut :

1. Teknik Observasi

Observasi meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek

dengan menggunakan seluruh alat indra. ”Observasi adalah kegiatan pengamatan

(pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai

sasaran” (Suharsimi Arikunto, 2008 : 127). Observasi meliputi observasi sistematis

dan observasi non sistematis. Pada penelitian ini menggunakan observasi

sistematis. Observasi sistematis adalah observasi yang dilakukan oleh peneliti

dengan menggunakan instrumen pengamatan dan dilakukan pada waktu kegiatan

belajar berlangsung. Observasi langsung adalah observasi yang dilakukan tanpa

perantara (langsung) terhadap objek yang diamati. Observasi langsung dilakukan

pada guru dan siswa kelas IV SDN Karangaem IV Surakarta untuk mengetahui

pemahaman dan perkembangan siswa dalam proses pembelajaran yang sedang

berlangsung sesuai dengan siklus yang ada.

Observasi ini bertujuan untuk memantau dan mengamati proses

pembelajaran IPA mengenai materi gaya yang dilakukan guru dan siswa di dalam

kelas sejak sebelum melaksanakan tindakan, saat pelaksanaan tindakan sampai

akhir tindakan untuk menata langkah-langkah perbaikan agar lebih efektif dan

efisien.

Teknik pengumpulan data dengan observasi pada penelitian ini ditujukan

untuk mengambil data nilai afektif dan psikomotorik peserta didik. Dalam

melakukan observasi, peneliti menggunakan pedoman berupa format observasi.

Adapun format observasi terdiri dari nomor, nama, komponen indikator dan hasil.

Hasil pengamatan dicatat untuk digunakan sebagai bahan evaluasi dan refleksi

untuk mengetahui hasil dari tindakan siklus yang sudah dilakukannya dan untuk

menentukan perlu dan tidaknya untuk melakukan siklus berikutnya.

Page 53: SKRIPSI PGSD

35

2. Teknik Tes

Tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah, dan petunjuk yang

ditujukan kepada testee untuk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk itu (

Pupuh & Sorby, 2007 : 77). “Tes adalah serentetan pertanyaan atau alat yang

digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi kemampuan

atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok” (Suharsimi Arikunto, 2002: 127).

Tes ini diberikan pada awal penelitian untuk mengidentifikasi kekurangan atau

kelemahan siswa dalam pembelajaran konsep gaya. Selain itu, tes ini dilakukan

setiap akhir pertemuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep gaya

pada siswa. Dengan kata lain tes disusun dan dilakukan untuk mengetahui

perkembangan pemahaman konsep gaya pada siswa kelas IV SDN Karangasem

IV, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 yang ditandai

dengan nilai tes yang diperoleh siswa seusai dengan siklus yang ada.

3. Teknik Dokumentasi

Dokumen merupakan bahan tertulis ataupun film yang digunakan sebagai

sumber data. Dokumen sudah sejak lama digunakan sebagai sumber data dapat

dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. (St. Y.

Slamet, 2007: 52). Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan peneliti

untuk memperoleh daftar nilai, daftar hadir siswa, daftar nama siswa kelas IV dan

arsip-arsip lain yang dimilki guru kelas IV SDN Karangasem IV Laweyan

Surakarta.

F. Validitas Data

Untuk menjamin mengembangkan validitas data yang dikumpulkan dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan trianggulasi. Sebelum suatu informasi

dijadikan data penelitian, informasi tersebut perlu diuji validitasnya sehingga data

yang diperoleh benar-benar dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dipergunakan

sebagai dasar yang kuat untuk mengambil kesimpulan. Pada penelitian ini teknik

yang dipergunakan untuk uji validitas data yaitu dengan trianggulasi.

Page 54: SKRIPSI PGSD

36

Slamet dan Suwarto, (2007: 54) mengemukakan bahwa trianggulasi

merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomenologi yang bersifat multi

perspektif. Artinya, untuk menarik kesimpulan yang mantap diperlukan tidak hanya

dari satu cara pandang, melainkan bisa dipertimbangkan dengan fenomena yang

muncul, dan selanjutnya dapat ditarik kesimpulan yang lebih mantap dan lebih bisa

diterima kebenarannya.

Adapun dari trianggulasi yang ada hanya menggunakan 2 teknik yaitu

Trianggulasi data dan Trianggulasi metode (St. Y. Slamet, 2007 : 54) :

1. Trianggulasi Data

Trianggulasi data (sumber) dengan cara mengumpulkan data sejenis dari

sumber berbeda. Dengan teknik ini diharapkan dapat memberikan informasi

yang lebih tepat sesuai keadaan siswa. Dalam penelitian ini membandingkan

hasil pengamatan dengan data isi dokumen yang terkait misalnya arsip nilai,

absen, dan lainnya.

Pada penelitian ini peneliti mendapatkan data perbandingan hasil

pengamatan pembelajaran nilai mata pelajaran IPA tentang pemahaman konsep

gaya dengan data hasil wawancara dari guru kelas IV SDN Karangasem IV

Surakarta. Peneliti juga membandingkan data nilai dari pre test konsep gaya

dengan nilai ulangan harian konsep gaya siswa kelas IV, selain itu juga

beberapa dokumen/data informasi dari Kepala Sekolah SDN Karangasem IV

Surakarta tentang konsep gaya siswa kelas IV SDN Karangasem IV Surakarta

dengan dibandingkan hasil wawancara dari guru kelas IV SDN Karangasem IV

Surakarta. Dari sumber data yang berbeda-beda ini, pemahaman konsep gaya

dibandingkan kemudian diuji kemantapan dan kebenarannya.

2. Trianggulasi Metode

Jenis trianggulasi metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data

sejenis tetapi dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda dan

bahkan lebih jelas untuk diusahakan mengarah pada sumber data yang sama

untuk menguji kemantapan informasinya. Yang ditekankan adalah penggunaan

teknik atau metode pengumpulan data dengan metode wawancara, observasi,

Page 55: SKRIPSI PGSD

37

dan survei. Untuk memperoleh kebenaran informasi yang akurat dan gambaran

yang utuh mengenai informasi tertentu, peneliti menggunakan metode

wawancara dan obervasi atau pengamatan untuk mengecek kebenarannya.

Peneliti menggunakan metode pengumpulan data berupa observasi terhadap

kegiatan pembelajaran guru dan partisipasi siswa kelas IV SDN Karangasem IV

Surakarta kemudian diuji dengan pengumpulan data sejenis dengan

menggunakan teknik dokumentasi pada pelaku kegiatan pembelajaran gaya.

Selain itu, peneliti menggunakan informan yang berbeda untuk mengecek

kebenaran informasi tersebut. Dari beberapa data yang diperoleh melalui teknik

pengumpulan data yang berbeda tersebut hasilnya dibandingkan dan dapat

ditarik kesimpulan agar diperoleh data yang lebih kuat validitasnya.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah cara mengolah data yang sudah diperoleh dari

dokumen. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

model interaktif (Milles dan Huberman, 2007 : 20). Kegiatan pokok analisis model

ini meliputi reduksi data, penyajian data, kesimpulan-kesimpulan

penarikan/verifikasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini digunakan untuk

menganalisis data-data yang berhasil dikumpulkan.

1. Reduksi Data

Pada penelitian ini data yang direduksi yaitu nilai hasil belajar peserta didik

yang mencakup nilai kognitif (tes), nilai afektif, dan nilai psikomotorik. Pengertian

reduksi data yaitu proses pemilihan pemusatan perhatian pada penyederhanaan,

pengabstrakan dan tranformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan

tertulis di lapangan, reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasikan data dengan cara sedemikian mungkin sehingga kesimpulan-

kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Pemilihan data yang dilakukan

yaitu memilih data-data yang sesuai sehingga dapat digunakan untuk menarik

simpulan.

Page 56: SKRIPSI PGSD

38

2. Penyajian Data

Setelah data reduksi langkah selanjutnya yaitu diadakan penyajian data.

Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan

adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Untuk menampilkan data

nilai hasil belajar yang mencakup nilai kognitif (tes), afektif, dan psikomotor agar

lebih menarik maka diperlukan penyajian yang menarik pula. Dalam penyajian data

hasil belajar, peneliti menjelaskan/menyajikan data melalui berbagai macam cara

visual misalnya gambar, grafik, chart network, diagram, matrik, dan sebagainya.

3. Kesimpulan/ verifikasi

Setelah data hasil belajar direduksi, disajikan langkah terakhir yaitu

dilakukannya penarikan kesimpulan / verifikasi. Data-data yang telah di dapat dari

hasil penelitian kemudian diuji kebenarannya. Penarikan simpulan ini merupakan

bagian dari konfigurasi utuh, sehingga kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi

selama penelitian berlanggsung. Verifikasi data yaitu pemeriksaan tentang benar

dan tidaknya hasil laporan penelitian. Sedang kesimpulan adalah tinjauan ulang

pada catatan di lapangan atau kesimpulan dapat diuji kebenarannya, kekokohannya

merupakan validitasnya.

Berdasarkan uraian di atas maka reduksi data, penyajian data, dan penarikan

simpulan/ verifikasi sebagai suatu jalin-menjalin pada saat sebelum, selama, dan

sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar, untuk membangun wawasan

umum yang disebut analisis. Kegiatan pengumpulan data itu sendiri merupakan

siklus dan interaktif.

Oleh karena itu penelitian ini sifatnya kualitatif maka diperlukan adanya

objektifitas, subyektifitas, dan kesepakatan intersubyektifitas dari peneliti agar hasil

penelitian tersebut mudah dipahami bagi para pembaca secara mendalam. Untuk

lebih jelasnya, proses analisis interaktif dapat digambarkan pada gambar 14 berikut

ini:

Page 57: SKRIPSI PGSD

39

Gambar 14. Bagan Siklus Analisis Interaktif Milles Huberman (2000: 20)

Langkah-langkah analisis :

a. Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kelas sudah cukup maka

dapat dikumpulkan.

b. Mengembangkan bentuk sajian data, dengan menyusun coding dan matrik yang

berguna untuk penelitian lanjut.

c. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matrik antar kasus.

d. Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman data apabila dalam persiapan

analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau kurang jelas, maka

perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus.

e. Melakukan analisis antar kasus, dikembangkan struktur sajian datanya bagi

susunan laporan.

f. Merumuskan kesimpulan akhir sebagai temuan penelitian.

g. Merumuskan implikasi kebijakan sebagai bagian dari pengembangan sarana

dalam laporan akhir penelitian.

H. Indikator Keberhasilan.

Sebagai indikator yang dijadikan tolok ukur dalam menyatakan bahwa suatu

proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil :

1. Meningkatkan kemampuan belajar siswa yaitu 75% dari seluruh siswa

memperoleh nilai rata-rata lebih dari atau sama dengan 65.

2. Meningkatkan keaktifan siswa selama proses pembelajaran yaitu mencapai

75%.

Pengumpulan

Data

Reduksi Data Sajian Data

Penarikan Kesimpulan

Page 58: SKRIPSI PGSD

40

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus yang masing-

masing siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

Secara singkat prosedur penelitian tindakan kelas dapat digambarkan pada gambar

15 berikut ini :

Gambar 15. Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt Lewin

Pelaksanaan dilakukan dengan mengadakan pembelajaran yang dalam

satu siklus ada dua kali tatap muka yang masing-masing 2X35 menit. Tiap

siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah

didesain. Untuk mengetahui pemahaman konsep gaya pada pelajaran IPA siswa

kelas IV SDN Karangasem IV Surakarta diadakan observasi terhadap

pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Berdasarakan hasil temuan di kelas, maka penelitian berusaha

meningkatkan pemahaman konsep gaya pada pelajaran IPA siswa kelas IV

dengan menerapkan model Quantum Teaching dan menghubungkan dengan

konsep lain yang telah dikuasai siswa.

Adapun prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini secara rinci diuraikan

sebagai berikut :

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Perencanaan dilakukan secara partisipatif secara aktif berdasarkan

identifikasi pada tahap sebelumnya. Tahap ini bersifat diagnostik untuk

menghasilkan formulasi tindakan yang akan dilakukan pada tahap

selanjutnya untuk memecahkan masalah atau melakukan perbaikan.

Rencana I

Refleksi

Observasi

Tindakan

Rencana II

Refleksi

Siklus

I

Siklus

II

Observasi

Tindakan

Siklus

Rekomendasi

Page 59: SKRIPSI PGSD

41

Formulasi rencana tindakan ini mencakup pihak yang dilibatkan,

strategi dan sarana yang digunakan. Pada tahap ini juga disusun rencana

observasi terhadap perubahan yang akan dilakukan serta teknik dan

instrument yang digunakan.

Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah.

1) Menentukan pokok bahasan materi gaya.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

model Quantum Teaching

3) Mengembangkan skenario pembelajaran.

4) Menginformasikan masalah pada siswa.

5) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi percobaan

tentang materi gaya.

6) Menyiapkan sumber belajar seperti buku, lingkungan sekitar.

7) Menyiapkan soal tes setelah dilaksanakan pembelajaran.

8) Menyiapkan lembar penilaian.

9) Menyiapkan lembar observasi.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini dilakukan implementasi tindakan yang telah

direncanakan pada tahap perencanaan. Tahap ini bersifat terapiks yaitu

upaya perbaikan melalui implementasi tindakan yang telah ditetapkan

pada tahap sebelumnya. Dalam penelitian tindakan sering terjadi

belokan-belokan kecil dari rencana yang telah disusun, karena itu

peneliti akan selalu mencatat perubahan-perubahan kecil tersebut dan

alasan perubahan itu terjadi. Rincian dalam tahap ini meliputi :

1) Guru menerapkan model Quantum Teaching dalam pembelajaran

IPA materi gaya sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), yaitu dengan membagi siswa secara kelompok terlebih

dahulu, lalu mengorientasikan masalah kepada siswa mengenai

materi gaya dan menyajikan lembar kerja siswa yang kemudian

meminta masing-masing kelompok mendiskusikan permasalahan

tersebut.

Page 60: SKRIPSI PGSD

42

2) Siswa bersama kelompoknya membagi tugas pada masing-masing

anggota, kemudian siswa diminta untuk mempresentasikan hasil

diskusi di depan kelas dan kelompok lain menanggapi, sesudah

melakukan eksperimen, siswa berkewajiban untuk merayakannya

dengan antusias.

c. Tahap Observasi

Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran

IPA mengenai kegiatan guru dan siswa dengan menarapkan model

Quantum Teaching. Observasi diarahkan pada poin-poin dalam

pedoman yang telah disiapkan peneliti yang meliputi beberapa aspek

dan indikator.

1) Aspek keberhasilan guru yang ingin dinilai antara lain :

a) Mengkondisikan siswa kearah pembelajaran yang kondusif.

b) Melakukan apersepsi

c) Menyampaikan materi dengan jelas dan mudah dipahami

d) Memberikan kesempatan untuk bertanya.

e) Mengarahkan siswa untuk bekerjasama dengan kelompok.

f) Membimbing siswa dalam kegiatan kelompok.

g) Memberikan tes akhir

h) Mengevaluasi hasil siswa dalam diskusi kelompok.

i) Memberikan umpan balik pada siswa.

2) Aspek keberhasilan siswa yang ingin dicapai antara lain :

a) Aktif memperhatikan penjelasan guru.

b) Kemauan untuk menerima pelajaran.

c) Aktif mengerjakan tugas

d) Aktif memanfaatkan media yang digunakan.

e) Kesungguhan siswa mengerjakan tugas individu maupun

kelompok.

f) Hasrat untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat.

g) Keaktifan untuk membuat kesimpulan pelajaran

h) Keaktifan dalam proses pembelajaran

Page 61: SKRIPSI PGSD

43

i) Kesungguhan mengerjakan tes.

d. Tahap Refleksi

Refleksi dilakukan setelah mengadakan pengamatan. Pada

pembelajaran siklus I tentang gaya didapatkan kendala yaitu siswa

belum memahami materi dan siswa mendapatkan nilai yang belum

sesuai dengan harapan atau tindakan yang dilakukan belum tercapai

secara optimal, maka perlu adanya perbaikan pada siklus II.

2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah :

1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif

pemecahan masalah.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model

Quantum Teaching.

3) Mengembangkan skenario pembelajaran.

4) Menginformasikan masalah pada siswa.

5) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi percobaan tentang

materi gaya.

6) Menyiapkan sumber belajar seperti buku, lingkungan sekitar.

7) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran.

8) Menyiapkan soal tes setelah dilaksanakan pembelajaran.

9) Menyiapkan lembar penilaian.

10) Menyiapkan lembar observasi.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Rincian dalam tahap ini meliputi :

1) Memperbaiki tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang

telah disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.

2) Guru mengadakan percobaan yang bervariasi dengan menerapkan

model Quantum Teaching.

3) Siswa belajar dalam situasi pembelajaran mengenai gaya dengan

Page 62: SKRIPSI PGSD

44

langkah-langkah pada siklus I dengan menerapkan model Quantum

Teaching.

4) Memantau perkembangan pemahaman siswa dalam konsep gaya.

5) Guru memberikan soal tes kepada siswa.

c. Tahap Observasi

Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran

IPA mengenai kegiatan guru dan siswa dengan menarapkan model

Quantum Teaching.

Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang telah

disiapkan peneliti yang meliputi beberapa aspek dan indikator.

1) Aspek keberhasilan guru yang ingin dinilai antara lain :

a) Mengkondisikan siswa kearah pembelajaran yang kondusif.

b) Memberikan motivasi.

c) Melakukan apersepsi.

d) Menyampaikan materi dengan jelas dan mudah dipahami.

e) Memberikan kesempatan untuk bertanya.

f) Mengarahkan siswa untuk bekerjasama dengan kelompok.

g) Membimbing siswa dalam kegiatan kelompok.

h) Memberikan tes akhir.

i) Mengevaluasi hasil siswa dalam diskusi kelompok.

j) Memberikan umpan balik pada siswa.

2) Aspek keberhasilan siswa yang ingin dicapai antara lain :

a) Aktif memperhatikan penjelasan guru.

b) Kemauan untuk menerima pelajaran.

c) Aktif mengerjakan tugas.

d) Aktif memanfaatkan media yang digunakan.

e) Kesungguhan siswa mengerjakan tugas individu maupun

kelompok.

f) Hasrat untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat.

g) Keaktifan untuk membuat kesimpulan pelajaran.

h) Keaktifan dalam proses pembelajaran.

Page 63: SKRIPSI PGSD

45

i) Kesungguhan mengerjakan tes.

d. Tahap Refleksi

Hasil analisis data dari siklus II digunakan sebagai acuan untuk

menetukan tingkat ketercapaian tujuan yang dilakukan guru dalam

meningkatkan pemahaman konsep gaya malalui penerapan model

Quantum Teaching pada siswa kelas IV SDN Karangasem IV

Laweyan Surakarta. Pada siklus II sudah diperoleh hasil yang optimal

sehinga siklus dihentikan.

Page 64: SKRIPSI PGSD

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

SD Negeri Karangasem IV yang dipergunakan sebagai tempat penelitian

terletak di desa Karangasem, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Propinsi Jawa

Tengah. Sekolah ini merupakan sekolahan yang berada langsung diperbatasan

Kabupaten Karanganyar yang letaknya berdekatan dengan Kecamatan Colomadu.

SD Negeri Karangasem IV tergolong SD perkotaan tapi terletak dipinggiran. Oleh

karena itu, dari keseluruhan jumlah siswa di SD Negeri Karangasem IV 50% siswa

berasal dari luar kota. SD Negeri Karangasem IV dipimpin oleh seorang Kepala

Sekolah yang membawahi 6 guru kelas, 1 guru mata pelajaran Agama Islam, 1 guru

olahraga, 1 guru bahasa inggris, 1 guru kesenian tari, 1 petugas perpus, 1 guru

wiyata bakti sekaligus administrasi sekolah, dan 1 penjaga sekolah. Dengan jumlah

guru dan karyawan tersebut, proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik

dan lancar karena terpenuhinya jumlah tenaga pendidik dan kependidikan, di SD

Negeri Karangasem IV terdapat 237 siswa, dari siswa kelas I sebanyak 36 siswa,

siswa kelas II sebanyak 38 siswa, siswa kelas III sebanyak 41 siswa, siswa kelas IV

sebanyak 40 siswa, kelas V sebanyak 43 siswa, dan siswa kelas VI sebanyak 39

siswa.

Fasilitas yang ada di sekolah ini cukup memadai karena dapat bantuan Dana

Alokasi Khusus (DAK) perpustakaan tahun 2008. Akan tetapi pada tahun 2008

sampai tahun 2011 tidak maksimal pemanfaatannya karena tidak adanya petugas

perpustakaan sehingga buku-buku belum dimanfaatkan dengan maksimal. Pada

tahun 2012 perpustakaan di SDN Karangasem IV sudah berjalan lancar dengan

adanya petugas perpustakaan baru, penataan buku di ruang perpustakaan sangat

baik karena buku ditata menurut sistem program perpustakaan DAK dari

pemerintahan kota Surakarta. Untuk tahun 2011 di SDN Karangasem IV mendapat

bantuan DAK tahun 2010 yaitu tentang sarana dan prasarana sekolah senilai 80

juta rupiah yang berwujud komputer, laptop dell, printer dan scan hp, buku

46

Page 65: SKRIPSI PGSD

47

perpustakaan, media dan alat peraga, sound sistem, dll. Adanya media dan alat

peraga belum dimanfaatkan maksimal bagi guru yang ada di SDN Karangasem IV.

Selain itu, alat peraga yang sudah ada di SDN Karangasem IV belum ada tempat

khusus untuk menyimpan sehingga alat peraga banyak yang berdebu, akan tetapi

alat peraga yang ada dikelas keadaannya masih bagus dan layak untuk digunakan.

Bulan januari dilaksanakannya jadwal penataan ruangan perpustakaan, semua alat

peraga, media dan buku-buku, sudah ditempatkan diruang perpustakaan dengan

penataan yang rapi, teratur, dan indah. Dalam kegiatan penelitian, peneliti dalam

hal ini sebagai guru di SDN Karangasem IV memiliki kesempatan langsung untuk

menggunakan sarana dan prasarana yang ada untuk penunjang keberhasilan dalam

penelitian tindakan kelas dikelas IV SDN Karangasem IV tentang konsep gaya

yaitu sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya. Fasilitas lain yang dimiliki di SDN

Karangasem adalah sebuah musholla yang digunakan murid untuk beribadah setiap

duhur dengan kamar mandi/wc yang ditunjang dengan adanya rumah dinas sekolah

yang dihuni oleh penjaga sekolah.

Penelitian ini dikhususkan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) materi gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya, karena sebelum

penelitian ini dilaksanakan, peneliti mendapat informasi dari guru kelas IV, jika

hasil belajar IPA materi gaya dari tiap tahun tidak mengalami peningkatan (statis

nilai rata-rata tetap seperti tahun sebelumnya). Berdasarkan informasi dari guru

kelas IV, sebelum melaksanakan proses penelitian, peneliti terlebih dahulu

melakukan kegiatan survei awal dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata

yang ada dilapangan. Proses ini dilakukan melalui observasi/pengamatan pada

pembelajaran IPA materi gaya pada kelas IV di SDN Karangasem IV. Peneliti

masuk ke ruang kelas IV dan menanyakan tentang pengertian gaya, sifat-sifat gaya,

macam-macam gaya, semua siswa diam dan tidak ada yang menjawab. Dari

observasi secara singkat, peneliti membuat dugaan sementara bahwa siswa tidak

aktif dalam pelajaran dikarenakan bingung pada materi, sehingga mereka diam dan

tenang sehingga tidak mau menjawab pertanyaan dari peneliti.

Siswa kelas IV di SDN Karangasem IV ini mempunyai karakter yang tidak

jauh beda dengan kelas lain dalam pembelajaran IPA. Kebanyakan siswa

Page 66: SKRIPSI PGSD

48

menganggap pelajaran IPA tentang materi gaya sebagai suatu mata pelajaran yang

sulit, sehingga pemahaman konsep gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam

gaya pada IPA belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang

ditentukan sekolah pada awal semester. Partisipasi siswa dalam pembelajaran IPA

tentang gaya juga kurang optimal. Siswa masih banyak tergantung pada guru dalam

memecahkan masalah tentang gaya. Hal ini menyebabkan rendahnya pemahaman

konsep gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya. Untuk

mengantisipasi hal tersebut, peneliti mengadakan penelitian dikelas IV dengan

menggunakan model pembelajaran yang dapat menyertakan segala kaitan interaksi

dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar sehingga dapat meningkatkan

pemahaman IPA tentang konsep gaya yaitu sifat-sifat gaya dan macam-macam

gaya dengan penerapan model Quantum Teaching.

Dengan penelitian ini diharapkan siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri

Karangasem IV lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar IPA pada materi gaya

tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya, sehingga pemahaman konsep

gaya IPA dapat meningkat.

2. Deskripsi Permasalahan Penelitian

a. Deskripsi Data Awal

SD Negeri Karangasem IV yang dipergunakan sebagai tempat penelitian

terletak di desa Karangasem, kecamatan Laweyan, kota Surakarta, propinsi Jawa

Tengah. Sebelum melaksanakan tindakan penelitian, peneliti terlebih dahulu

melaksanakan observasi dan tes awal di kelas IV SDN Karangasem IV untuk

mengetahui keadaan nyata yang ada di tempat penelitian.

Berdasarkan hasil obeservasi sebelum melakukan tindakan, masih terdapat

permasalahan yang ditemui pada diri siswa, antara lain :

1) Pada saat pembelajaran berlangsung.

a) Siswa masih ragu-ragu untuk bertanya dan menjawab pertanyaan.

b) Tidak berani tampil di depan kelas.

c) Kurang antusias saat merespon tindakan guru.

Page 67: SKRIPSI PGSD

49

d) Menunjukkan sikap jenuh saat pembelajaran yang ditunjukkan dengan

mengobrol sendiri, bermain alat tulis, dan mengantuk.

e) Anak sering berbicara sendiri pada saat pelajaran.

2) Rendahnya pemahaman konsep gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-

macam gaya yang ditunjukkan dari nilai tes awal yaitu dari 40 siswa hanya 11

siswa atau 27,5 % yang mendapat nilai di atas KKM, sedangkan 29 siswa atau

72,5 % mendapat nilai di bawah KKM dengan nilai rata-rata kelas yaitu 51.

Agar lebih jelas, hasil tes awal tersebut dapat dilihat pada lampiran 21 halaman

180.

Data di atas dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk

memudahkan pengamatan tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya dapat

dilihat pada tabel 3 (halaman 50) berikut ini:

Tabel 3. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai IPA Materi Gaya Siswa kelas IV

SDN Karangasem IV pada kondisi awal

No Interva

l Nilai

Nilai

Batas

Bawah

Nilai

Batas

Atas

Frekuensi Persentas

i (%)

Keteranga

n

1. 30 - 41 29,5 41,5 12 30 % Tidak

Tuntas

2. 42 - 53 41,5 53,5 13 32,50 % Tidak

Tuntas

3. 54 - 65 53,5 65,5 4 10 % Tidak

Tuntas

4. 66 - 77 65,5 77,5 10 25 % Tuntas

5. 78 - 89 77,5 89,5 1 2,5 % Tuntas

6. 90 -

101 89,5 101,5 - - -

Jumlah 40

Ketidaktuntasan = (29 : 40) x 100 % = 72,5 %

Ketuntasan Klasikal = (11 : 40) x 100 % = 27,5 %

Page 68: SKRIPSI PGSD

50

Dari data tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa rata-rata nilai IPA materi

gaya (lampiran 21 halaman 180) yang dicapai siswa pada kondisi awal sebelum

tindakan masih rendah yaitu 65 yaitu masih di bawah KKM. Dari 40 siswa, yang

memperoleh nilai 30-41 ada 12 siswa, dan yang memperoleh nilai 42-53 ada 13

siswa. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai 54-65 ada 4 siswa. Adapun anak

yang tuntas nilainya di atas KKM yaitu yang mendapat nilai 66-77 ada 10 siswa.

Sedangkan yang mendapat nilai 78-89 ada 1 siswa. Dari data di atas dapat dilihat

siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 29 siswa atau 72,5 %

sedangkan siswa yang mendapat nilai di atas KKM hanya ada 11 siswa atau 27,5

%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketuntasan nilai IPA materi gaya

tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya pada siswa kelas IV SDN

Karangasem IV pada kondisi awal sebanyak 27,50 %.

Hasil tersebut sesuai dengan tabel 3 yang disajikan pada gambar 16 halaman

51 dengan grafik berikut ini :

Gambar 16. Grafik Nilai IPA materi Gaya Kelas IV di SDN Karangasem IV

Pada Kondisi Awal

1213

4

10

10

2

4

6

8

10

12

14

29,5 42,5 54,5 66,5 78,5 90,5

Fre

ku

ensi

Interval Nilai

Daftar Distribusi Materi Gaya Kondisi Awal

29,5 41,5 53,5 65,5 77,5 89, 5

TIDAK TUNTAS 72,5 % TUNTAS 27,5 %

Page 69: SKRIPSI PGSD

51

Dari hasil tes awal pada tabel 3 dapat disimpulkan sementara bahwa

pemahaman konsep gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya oleh

siswa kelas IV SDN Karangasem IV masih kurang. Adanya beberapa indikator

yang masih memiliki porsi jawaban yang kurang dari yang diharapkan sehingga

memberikan indikasi bahwa siswa masih belum begitu paham pada beberapa

indikator belajar materi gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya.

b. Deskripsi Tindakan

Deskripsi data tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari

deskripsi tindakan siklus I dan deskripsi tindakan siklus II

1) Tindakan Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan tanggal 12 Maret 2012 dan 16 Maret

2012. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian

tindakan kelas yang terdiri dari siklus-siklus, tiap siklus terdiri dari 4 tahapan.

Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a) Tahap Perencanaan Tindakan

Kegiatan perencanaan tindakan pertama dilaksanakan pada hari

Rabu tanggal 7 Maret 2012 di ruang guru SDN Karangasem IV. Peneliti,

guru kelas IV, dan kepala sekolah SDN Karangasem IV mendiskusikan

rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini.

Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I

dilaksanakan dalam dua kali pertemuan (dengan alokasi waktu 2X35 menit)

yaitu pertemuan pertama pada hari senin tanggal 12 Maret 2012, dan

pertemuan kedua pada tanggal 16 Maret 2012.

Dengan berpedoman berdasar Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan SD 2006 kelas IV, peneliti melakukan langkah-langkah

perencanaan pembelajaran materi gaya tentang sifat-sifat gaya dengan

menggunakan model Quantum Teaching sebagai berikut :

(1) Mempelajari Silabus IPA SD Kelas IV semester 2 tentang materi gaya

dan menentukan standar kompetensi dasar yang sesuai. Adapun hasilnya

sebagai berikut :

Page 70: SKRIPSI PGSD

52

Standar Kompetensi

7. Memahami gaya dapat mengubah gerak dan bentuk suatu benda.

Kompetensi Dasar

7.1 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan)

dapat mengubah gerak suatu benda.

(2) Menentukan indikator yang paling tepat pada siklus I yaitu :

Pertemuan I

7.1.1 Kognitif Produk :

(a) Menjelaskan sifat-sifat gaya :

Gaya Dapat Berupa Tarikan atau Dorongan.

Gaya Dapat Mengubah Bentuk Suatu Benda.

Gaya Dapat Mengubah Arah Gerak Suatu Benda

(b) Menyimpulkan hasil kegiatan eksperimen tentang sifat-sifat

gaya

7.1.2 Kognitif Proses :

(a) Memberi dua contoh dari sifat-sifat gaya misalnya, gaya

dapat mengubah bentuk benda dan arah gerak benda.

(b) Mendiskusikan sifat-sifat gaya dari hasil kegiatan

eksperimen.

7.1.3 Afektif

(a) Mendemonstrasikan langkah-langkah kegiatan eksperimen

tentang sifat-sifat gaya.

(b) Mencatat kegiatan eksperimen tentang sifat-sifat gaya.

7.1.4 Psikomotor

(a) Menggunakan media konkret sesuai dengan sifat-sifat gaya

dalam bereksperimen.

Pertemuan II

7.1.5 Kognitif Produk :

(a) Menjelaskan sifat-sifat gaya :

Gaya Dapat Mengubah Benda Diam Menjadi Bergerak.

Gaya Dapat Mengubah Benda Bergerak Menjadi Diam.

Page 71: SKRIPSI PGSD

53

Gaya Dapat Mengubah Kecepatan Benda.

Gaya Dapat Mengubah Keadaan Benda Di Dalam Air.

(b) Menyimpulkan hasil kegiatan eksperimen tentang sifat-sifat

gaya

7.1.6 Kognitif Proses :

(a) Memberi dua contoh dari sifat-sifat gaya misalnya, gaya

dapat membuat benda bergerak menjadi diam, gaya dapat

menggerakan benda diam.

(b) Mendiskusikan sifat-sifat gaya dari hasil kegiatan

eksperimen.

7.1.7 Afektif

(a) Mendemonstrasikan langkah-langkah kegiatan eksperimen

tentang sifat-sifat gaya.

(b) Mencatat kegiatan eksperimen tentang sifat-sifat gaya.

7.1.8 Psikomotor

(a) Menggunakan media konkret sesuai dengan sifat-sifat gaya

dalam bereksperimen.

(3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus I

sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang

telah ditentukan. RPP dibuat untuk 2X pertemuan.

(4) Menyiapklan media dan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan

penelitian sesuai dengan model Quantum Teaching.

(5) Menyiapkan materi, sumber belajar dan lembar evaluasi untuk siswa.

(6) Membagi 40 siswa menjadi 8 kelompok yang masing-masing

beranggotakan 5 siswa. Pembagian kelompok ini dilaksanakan secara

heterogen dengan mempertimbangkan jenis kelamin dan prestasi siswa

sehingga antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain

berimbang.

(7) Menyiapkan lembar evaluasi.

Page 72: SKRIPSI PGSD

54

b) Tahap Tindakan

Tahap tindakan ini terdiri dari 2 kali pertemuan. Peneliti

melaksanakan penelitian sesuai dengan perencanaan yang telah disusun.

Peneliti menggunakan model Quantum Teaching dalam pembelajaran IPA

materi Gaya tentang sifat-sifat gaya.

(1) Pertemuan pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 12

Maret 2012 selama 2 jam pelajaran (2X35 Menit). Pada pertemuan ini

materi yang akan diajarkan adalah gaya dapat berupa tarikan dan

dorongan, gaya dapat mengubah bentuk benda dan gaya dapat

mengubah arah gerak benda. Guru kelas IV Ibu Sri Rejeki, S.Pd

bertindak sebagai observer.

Kegiatan awal guru mengawali pembelajaran dengan memberi

salam dan mengabsen siswa. Untuk memusatkan perhatian siswa, guru

menggunakan plastisin sebagai alat peraga dalam memberi contoh gaya

dapat mengubah bentuk benda, selain plastisin guru menarik kursi dan

mendorong kursi dalam memberikan contoh gaya dapat berupa tarikan

dan dorongan.

Guru mengkondisikan siswa untuk bersemangat dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran dengan menyanyikan lagu “Materi Gaya” yaitu

versi “Nenek Moyang Ku Seorang Pelaut”, lagu tersebut dapat

membuat siswa kelas IV bersemangat dan antusias dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran, setelah bernyanyi tentang materi gaya yang

berlirik “kita belajar materi gaya, dari sifat serta macamnya, gaya dapat

mengubah bentuk, mengubah arah dan gerak benda” semua siswa

merayakan dengan bertepuk tangan bersama-sama.

Dengan konsep alami pada model quantum teaching guru

memberikan motivasi dan mengarahkan minat siswa dengan bertanya,

“Siapa yang pernah mendorong meja atau mengangkat kursi ?, Besar

manakah tenaga yang kita keluarakan ketika mendorong meja dengan

Page 73: SKRIPSI PGSD

55

mengangkat meja ?, Jika kita mendorong meja, apakah meja dapat

berpindah tempat ?,

Dari pertanyaan guru di atas dapat dihubungkan dengan materi

yang akan dipelajarai. Guru tidak lupa menyampaikan tujuan dan

manfaat pembelajaran materi gaya pada pertemuan pertama yaitu

tentang sifat-sifat gaya (gaya dapat berupa tarikan dan dorongan, gaya

dapat mengubah bentuk benda dan gaya dapat mengubah arah gerak

benda).

Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi secara singkat

tentang sifat-sifat gaya dengan media konkret misalnya plastisin, bola

sepak, kelereng/bola pingpong. Guru melakukan tanya jawab pada

siswa kemudian memberikan pertanyaan tentang konsep gaya dapat

mengubah bentuk dalam kehidupan sehari-hari. Pada waktu guru

bertanya ada salah satu siswa yang menjawab, kemudian guru

memberikan tepuk tangan atau sebuah perayaan pada siswa tersebut

agar siswa lain dapat mencontoh dan berantusias dalam menjawab

pertanyaan lisan dari guru. Guru mengetahui keadaan siswa yang

kurang bersemangat, kemudian guru menampilkan sebuah video

interaktif tentang contoh sifat-sifat gaya dengan penjelasan secara rinci.

Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok. Kelompok tersebut

dibagi dengan menentukan prestasi dan jenis kelamin sehingga terjadi

kelompok yang heterogen. Sebelum kegiatan eksperimen dilakukan,

guru membagikan lembar kerja siswa kepada ketua kelompok. Guru

memberikan pengarahan sedikit tentang kegiatan eksperimen yang

akan dilakukan, jika siswa tidak ada yang bertanya dan merasa sudah

jelas, siswa berkumpul sesuai dengan kelompoknya masing-masing

untuk bereksperimen dengan sungguh-sunguh. Pada setiap kelompok

terdapat pembagian tugas, yaitu ada yang menjadi ketua, sekertaris, dan

anggota.

Kegiatan eksperimen yang pertama tentang gaya dapat mengubah

bentuk benda yang dilaksanakan oleh kelompok I dan kelompok V, alat

Page 74: SKRIPSI PGSD

56

dan bahan yang dipakai antara lain selembar kertas dan plastisin.

Kegiatan yang dilakukan adalah selembar kertas dilipat untuk dibuat

pesawat terbang, kemudian plastisin dibentuk bulat untuk diamati dan

ditulis dalam lembar kerja yang sudah disediakan.

Eksperimen yang kedua tentang gaya dapat mengubah arah gerak

benda dilaksanakan oleh kelompok II dan kelompok VI, alat dan bahan

yang digunakan antara lain bola pingpong dan bola sepak. Kegiatan

yang dilakukan adalah memantulkan bola pingpong ketembok untuk

diamati gerakan pantulannya yang meliputi arah pantulan lurus dan

berbelok. Kegiatan lain yang dilakukan adalah menendang bola sepak

untuk dimasukkan kesela-sela kaki kursi/meja.

Eksperimen yang ketiga tentang gaya dapat berupa dorongan

dilaksanakan oleh kelompok III dan kelompok VII, alat dan bahan yang

digunakan antara lain buku tulis dan meja. Kegiatan yang dilakukan

adalah buku tulis didorong dengan jari kelingking untuk dibandingkan

dengan mendorong buku tulis dengan jari telunjuk, kegiatan lain yang

dilakukan adalah anggota kelompok perempuan dan anggota kelompok

laki-laki saling dorong-dorongan meja agar dapat mengetahui besar

gaya dorong berdasarkan jenis kelamin.

Eksperimen yang keempat tentang gaya dapat berupa tarikan

dilaksanakan oleh kelompok IV dan kelompok VIII, alat dan bahan

yang digunakan antara lain adalah ember yang diisi air, kursi, dan mobil

mainan. Kegiatannya adalah ember yang diisi air diangkat dengan satu

tangan untuk dibandingkan dengan mengangkat ember dengan dua

tangan sehingga dapat mengetahui besar gaya tarik yang diperlukan.

Kegiatan lain adalah menarik mobil dengan tali untuk di arahkan

membentuk huruf O dengan berjalan.

Kegiatan eksperimen dilakukan oleh dua kelompok bertujuan

untuk memperoleh kesimpulan yang dapat dipadukan.

Guru membimbing tiap-tiap kelompok dalam melakukan

percobaan. Dari hasil tersebut hasilnya dimasukkan pada lembar yang

Page 75: SKRIPSI PGSD

57

telah dipersiapkan guru dan tidak lupa hasil simpulan hasil eksperimen

diberikan.

Setiap masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi dan

eksperimen di depan kelas agar dapat diketahui kesimpulan sehingga

kelompok lain dapat menanggapi. Setiap siswa tidak lupa mencatat

hasil penjelasan dari kelompok yang sudah maju di depan kelas dan

merangkum penjelasan yang sudah disampaikan guru.

Guru memberikan pujian kepada kelompok yang berhasil

melaksanakan kegiatan percobaan dengan baik dan benar. Untuk lebih

jelas guru membimbing siswa dalam menyimpulkan hasil kerja yang

telah dilakukan. Guru tidak lupa memberi kesempatan pada siswa

dalam menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.

Kegiatan akhir, guru bersama siswa melakukan tanya jawab

tentang materi yang dipelajari, pada kegiatan tanya jawab diketahui

beberapa siswa dapat mengemukakan pendapat atau ide tentang hasil

eksperimen yang telah dipelajari. Siswa dibimbing untuk

menyimpulkan dan merangkum hasil kegiatan pembelajaran pada buku

catatan dengan bahasanya sendiri. Setelah itu, guru membagikan

lembar soal kepada siswa untuk dikerjakan secara individu. Sebagai

tindak lanjut guru memberikan pesan-pesan agar siswa rajin belajar,

dan guru tidak lupa memberikan PR dan menyuruh untuk mempelajari

materi gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya.

Untuk mengakhiri kegiatann pembelajaran guru dan siswa

bersenang-senang dengan menyanyikan lagu OVJ Andeca-Andeci

Bola-Boli.

(2) Pertemuan kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 16 Maret

2012 selama 2 jam pelajaran (2X35 Menit). Pada pertemuan ini materi

yang akan diajarkan adalah macam-macam gaya (gaya dapat mengubah

benda diam menjadi bergerak, gaya dapat mengubah benda bergerak

Page 76: SKRIPSI PGSD

58

menjadi diam, gaya dapat mengubah kecepatan benda, dan gaya dapat

mempengaruhi keadaan benda di dalam air). Guru kelas IV Ibu Sri

Rejeki, S. Pd bertindak sebagai observer.

Kegiatan awal guru memulai pembelajaran dengan memberi

salam dan mengabsen siswa. Sebelum melanjutkan materi pelajaran

guru memanggil salah satu siswa maju ke depan kelas untuk membuka

pintu dan menutup pintu, kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar konsep gaya yang dikuasai siswa dalam pertemuan

pertama. Untuk memusatkan perhatian siswa, guru menggunakan alat

peraga bola dalam melakukan kegiatan menangkap bola dan melempar

bola, siswa dengan antusias mengacungkan jari tangan untuk maju ke

depan kelas.

Guru memberikan contoh dengan memantulkan bola pingpong

secara cepat dan lambat, kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui

kecepatan pantulan dari bola pingpong.

Dengan konsep alami pada model quantum teaching guru

memberikan motivasi dan mengarahkan minat siswa dalam mengikuti

pembelajaran sesuai dengan apersepsi yang sudah dilakukan.

Guru menghubungkan kegiatan melempar bola, menangkap bola

dan menendang bola dengan materi yang akan dipelajarai. Guru tidak

lupa menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran materi gaya pada

pertemuan kedua yaitu tentang sifat-sifat gaya (gaya dapat membuat

benda bergerak menjadi diam, gaya dapat menggerakan benda diam,

gaya dapat mengubah kecepatan benda, gaya dapat mengubah keadaan

benda di dalam air).

Untuk mengkondisikan siswa agar bersemangat dalam kegiatan

pembelajaran, guru dan siswa tidak lupa menyanyikan lagu bersama-

sama tentang “Materi Gaya” yaitu versi “Nenek Moyang Ku Seorang

Pelaut” seperti pertemuan pertama, semua siswa sangat berantusias

karena selain liriknya mudah dinyanyikan, liriknya juga mudah

Page 77: SKRIPSI PGSD

59

dipahami dan dihafalkan, sesudah bernyanyi siswa merayakan dengan

tepuk tangan bersama-sama.

Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi secara singkat tentang

sifat-sifat gaya dengan media konkret misalnya plastisin, balon, kipas

angin, bola sepak, kelereng/bola pingpong. Guru melakukan tanya

jawab pada siswa kemudian memberikan pertanyaan tentang gaya dapat

mengubah benda diam menjadi bergerak dan mengubah benda bergerak

menjadi diam dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan melihat keadaan siswa yang kurang bersemangat, guru

kemudian menampilkan sebuah video interaktif tentang contoh sifat-

sifat gaya dengan penjelasan secara rinci.

Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok. Kelompok tersebut

dibagi seperti dengan kelompok pertama dan kegiatan yang dilakukan

guru seperti dengan pertemuan pertama.

Kegiatan eksperimen pertama tentang gaya dapat mengubah

benda diam menjadi bergerak dilaksanakan oleh kelompok I dan

kelompok V, alat dan bahan yang digunakan antara lain buku, sepeda,

mobil mainan, meja/kursi. Kegiatan yang dilakukan adalah sepeda

distandarkan kemudian dinaiki untuk dikayuh, kegiatan lainnya adalah

mobil mainan ditarik dengan tali, setelah itu meja/kursi diangkat,

kegiatan di atas dilakukan untuk mengetahui apakah benda dapat

bergerak jika di beri gaya.

Eksperimen kedua tentang gaya dapat mengubah benda bergerak

menjadi diam dilaksanakan oleh kelompok II dan Kelompok VI, alat dan

bahan yang digunakan antara lain bola sepak, sepeda, dan kipas angin.

Kegiatan yang dilakukan adalah menendang bola sepak kemudian

ditangkap oleh temannya, selanjutnya adalah menekan tombol kipas

angin untuk dihidupkan kemudian ditekan untuk dimatikan, kegiatan

lainnya adalah sepeda yang sudah dikayuh kemudian direm, kegiatan ini

bertujuan untuk mengetahui apakah benda dapat diam jika diberi gaya.

Page 78: SKRIPSI PGSD

60

Eksperimen ketiga tentang gaya dapat mengubah kecepatan benda

dilaksanakan oleh kelompok III dan Kelompok VII, alat dan bahan yang

digunakan adalah bola sepak, sepeda, dan kipas angin. Kegiatan yang

dilakukan adalah menendang bola sepak dengan keras antara siswa laki-

laki dan perempuan. Selanjutnya menekan tombol kipas angin untuk

dihidupkan dengan menekan tombol 1, 2, dan 3 untuk dibandingan besar

kecepatan gerakan kipas angin. Kegiatan lain yang dilakukan adalah

sepeda dikayuh selama 5 menit untuk mengetahui kecepatan gerakan

roda sepeda.

Eksperimen keempat tentang gaya dapat mempengaruhi keadaan

benda di dalam air dilaksanakan oleh kelompok IV dan Kelompok VIII,

alat dan bahan yang digunakan antara lain balon, bola pingpong, dan

plastisin. Kegiatan yang dilakukan adalah meniup balon kemudian

dimasukkan ke ember yang sudah diisi air, selanjutnya mengisi balon

dengan air untuk diletakkan diember yang sudah berisi air. Kegiatan

lainnya adalah bola pingpong dimasukkan kedalam mangkok yang

sudah berisi air kemudian diamati apakah bola dalam keadaan terapung,

melayang, atau tenggelam, selanjutnya bola pingpong disuntik untuk

diisi penuh dengan air. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui

keadaan benda di dalam air dalam keadaan tenggelam, terapung, dan

melayang.

Guru membimbing tiap-tiap kelompok dalam melakukan

percobaan. Dari hasil tersebut hasilnya dimasukkan di lembar yang

telah dipersiapkan guru dan tidak lupa diberi kesimpulan hasil

eksperimen.

Setiap masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi dan

eksperimen di depan kelas agar dapat diketahui kesimpulan sehingga

kelompok lain dapat menanggapi. Setiap siswa tidak lupa mencatat

hasil penjelasan dari kelompok yang sudah maju di depan kelas dan

merangkum penjelasan yang sudah disampaikan guru.

Page 79: SKRIPSI PGSD

61

Guru memberikan pujian kepada kelompok yang berhasil

melaksanakan kegiatan percobaan dengan baik dan benar. Untuk lebih

jelas guru membimbing siswa dalam menyimpulkan hasil kerja yang

telah dilakukan. Guru tidak lupa memberi kesempatan pada siswa

dalam menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.

Kegiatan akhir, guru bersama siswa melakukan tanya jawab

tentang materi yang dipelajari, pada kegiatan tanya jawab diketahui

beberapa siswa dapat mengemukakan pendapat atau ide tentang hasil

eksperimen yang telah dipelajari. Siswa dibimbing menyimpulkan dan

merangkum hasil kegiatan pembelajaran di buku catatan dengan

bahasanya sendiri. Setelah itu, guru membagikan lembar soal kepada

siswa untuk dikerjakan secara individu. Sebagai tindak lanjut guru

memberikan pesan-pesan agar siswa rajin belajar, dan guru tidak lupa

memberikan PR dan menyuruh untuk mempelajari materi gaya tentang

sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya.

Untuk mengakhiri kegiatann pembelajaran guru dan siswa

bersenang-senang dengan menyanyikan lagu OVJ Andeca-Andeci

Bola-Boli.

c) Observasi

Pada tahap ini peneliti mengadakan penelitian terhadap proses

pembelajaran. Observasi dilaksanakan untuk mengetahui kegiatan siswa

dalam pembelajaran dengan tujuan meningkatkan pemahaman konsep gaya

tentang sifat-sifat gaya. Observasi juga diperlukan untuk mendapatkan data

mengenai kinerja peneliti pada saat penelitian. Peneliti (observer)

mengamati kesesuaian pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan

dengan rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya.

Adapun hasil pengamatan terhadap kinerja guru pada siklus I

pertemuan I pada halaman 183 adalah sebagai berikut :

(1) Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran baik.

(2) Kemampuan memberikan apersepsi kurang.

Page 80: SKRIPSI PGSD

62

(3) Ketrampilan guru mengajukan pertanyaan kurang.

(4) Kemampuan guru menyampaikan materi baik.

(5) Kemampuan guru mengelola kelas baik.

(6) Kemampuan guru mengelola waktu pelajaran baik.

(7) Respon siswa terhadap pelajaran kurang.

(8) Perhatian guru terhadap siswa dalam kategori baik.

(9) Pengembangan aplikasi guru sangat baik.

(10) Kemampuan dalam menutup pelajaran baik.

Adapun hasil pengamatan terhadap kinerja guru pada siklus I

pertemuan II pada halaman 186 adalah sebagai berikut:

(1) Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran baik.

(2) Kemampuan memberikan apersepsi kategori kurang.

(3) Ketrampilan guru mengajukan pertanyaan baik.

(4) Kemampuan guru menyampaikan materi baik.

(5) Kemampuan guru mengelola kelas baik.

(6) Kemampuan guru mengelola waktu pelajaran masih kurang.

(7) Respon siswa terhadap pelajaran sudah baik.

(8) Perhatian guru terhadap siswa sudah baik.

(9) Pengembangan aplikasi guru sangat baik.

(10) Kemampuan dalam menutup pelajaran dalam kategori baik.

Berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa rata-rata penilaian

observasi kinerja guru pada pertemuan I dengan nilai 2,8 dan pertemuan II

dengan nilai 2,9 dalam siklus I mencapai kategori cukup dengan rata-rata

2,85.

Hasil pengamatan proses pembelajaran siswa pada siklus I pada

pertemuan I pada halaman 195 adalah sebagai berikut ::

(1) Kedisiplinan siswa dalam kategori kurang.

(2) Kesiapan siswa menerima pelajaran masih kurang.

(3) Keaktifan siswa masih kurang.

(4) Kemauan siswa berdiskusi kelompok kategori kurang

(5) Kemampuan siswa dalam melakukan diskusi kategori baik.

Page 81: SKRIPSI PGSD

63

(6) Keadaan siswa dengan lingkungan belajar dalam kategori baik.

(7) Respon siswa dalam pembelajaran dalam kategori baik.

(8) Kemampuan siswa dalam mengembangkan kreatifitas dan inisiatif

dalam kategori baik.

(9) Kemampuan siswa mengerjakan soal evaluasi dalam kategori baik.

(10) Keaktifan siswa saat pada akhir pelajaran masih kurang.

Hasil pengamatan proses pembelajaran siswa pada siklus I pada

pertemuan II pada halaman 198 adalah sebagai berikut :

(1) Kedisiplinan siswa dalam kategori kurang.

(2) Kesiapan siswa menerima pelajaran dalam kategori kurang.

(3) Keaktifan siswa dalam kategori kurang.

(4) Kemauan siswa berdiskusi kelompok dalam kategori baik.

(5) Kemampuan siswa dalam melakukan diskusi dalam kategori baik.

(6) Keadaan siswa dengan lingkungan belajar dalam kategori baik.

(7) Respon siswa dalam pembelajaran sudah baik.

(8) Kemampuan siswa dalam mengembangkan kreativitas dan inisiatif

sudah baik.

(9) Kemampuan siswa mengerjakan soal evaluasi sudah baik.

(10) Keaktifan siswa saat pada akhir pelajaran masih kurang

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa rata-rata penilaian

observasi kegiatan pembelajaran siswa pada pertemuan I dengan nilai 2,5

dan pertemuan II dengan nilai 2,6 dalam siklus I mencapai kategori kurang

dengan rata-rata 2,55.

d) Refleksi

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari kolaborasi dengan guru

kelas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pemahaman konsep gaya pada

siklus I tentang sifat-sifat gaya terhadap siswa masih rendah yaitu siswa

memperoleh di atas KKM yaitu pada lampiran 22 halaman 181 dengan rata-

rata 62,25. Hasil tersebut belum memenuhi target yaitu sebesar 65 % dan

keaktifan siswa cukup baik dengan nilai 2,55 pada halaman 195-200. Pada

Page 82: SKRIPSI PGSD

64

pembelajaran siklus I Guru dalam memberikan apersepsi perlu peningkatan

dan dalam mengelola waktu pelajaran tidak sesuai dengan waktu yang

ditentukan dalam RPP. Siswa pada pembelajaran pada siklus I kedisiplinan

siswa perlu peningkatan, kemudian kesiapan siswa menerima pelajaran

kurang. Guru harus memotivasi terlebih dahulu baru siswa berani menjawab

pertanyaan guru. Keaktifan siswa dalam kegitan penutup kurang dan

kekompakan siswa dalam kerjasama kelompok juga belum maksimal

karena siswa malu-malu dan tidak terbiasa dengan kelompok yang

hetergoen dalam prestasi dan jenis kelamin. Adanya anggota kelompok

yang merasa diasingkan karena tidak melaksanakan kegiatan eksperimen

dan hanya diam, tidak antusias dalam berdiskusi kelompok yang

menyebabkan kerugian bagi kelompok sehingga kelompok tidak mau

menerima anggota kelompok tersebut, terdapat kelompok yang tidak

mempersiapkan kegiatan pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari salah satu

anggota kelompok tidak membawa buku pelajaran sekaligus alat dan bahan

eksperimen,.

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas maka

peneliti mencari solusi dengan memberikan arahan yang lebih jelas pada

siswa. Berkaitan dengan hal tersebut maka peneliti mengadakan tindakan

untuk siklus berikutnya.

Adapun daftar distribusi frekuensi yang diperoleh pada siklus I dapat

dilihat pada tabel 4 halaman 65 di bawah ini :

Page 83: SKRIPSI PGSD

65

Tabel 4. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai IPA Materi Gaya siswa kelas IV

SDN Karangasem IV pada Siklus I

No Interval

Nilai

Nilai Batas

Bawah

Nilai Batas

Atas Frekuensi

Persentasi

(%) Keterangan

1. 30 - 41 29,5 41,5 3 7,5 % Tidak Tuntas

2. 42 - 53 41,5 53,5 11 27,5 % Tidak Tuntas

3. 54 - 65 53,5 65,5 5 12,5 % Tidak Tuntas

4. 66 - 77 65,5 77,5 16 40 % Tuntas

5. 78 - 89 77,5 89,5 3 7,5 % Tuntas

6. 90 - 101 89,5 101,5 2 5 % Tuntas

Jumlah 40 100 %

Ketidaktuntasan = (19 : 40) x 100 % = 47,5 %

Ketuntasan Klasikal = (21 : 40) x 100 % = 52,5 %

Dari data di atas dapat diketahui bahwa rata-rata nilai IPA materi

gaya (lampiran 22 halaman 181) yang dicapai siswa pada kondisi awal

sebelum tindakan masih rendah yaitu 65 yaitu masih di bawah KKM. Dari

40 siswa, yang memperoleh nilai di bawah KKM ada 19 anak yaitu nilai 30-

41 ada 3 siswa, siswa yang memperoleh nilai 42-53 ada 11 siswa.

Sedangkan siswa yang memperoleh nilai 54-65 ada 5 siswa. Adapun anak

yang tuntas nilainya di atas KKM yaitu yang mendapat nilai 66-77 ada 16

siswa, yang memperoleh nilai 78-89 ada 3 siswa. Sedangkan yang mendapat

nilai 90-100 ada 2 siswa. Dari data di atas dapat dilihat siswa yang mendapat

nilai di bawah KKM hanya 19 siswa atau 47,5 % sedangkan siswa yang

mendapat nilai di atas KKM sebanyak ada 21 siswa atau 52,5 %. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa ketuntasan nilai IPA materi gaya

tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya pada siswa kelas IV SDN

Karangasem IV pada siklus I sebanyak 52,5 %.

Page 84: SKRIPSI PGSD

66

Hasil di atas dapat disajikan pada gambar 17 halaman 66 dalam

grafik di bawah ini :

Gambar 17. Grafik Nilai IPA materi Gaya Kelas IV di SDN Karangasem IV

Pada Siklus I

Dengan demikian dapat diketahui bahwa ketuntasan pemahaman

konsep materi gaya tentang sifat-sifat gaya, siswa memperoleh di atas KKM

yaitu pada lampiran 22 halaman 181 dengan rata-rata 62,25. Hasil tersebut

belum memenuhi target yaitu sebesar 65% sehingga pembelajaran akan

dilanjutkan untuk siklus ke II.

2) Tindakan Siklus II

Tindakan siklus II dilaksanakan tanggal 23 Maret 2012 dan 26 Maret

2012. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian

tindakan kelas yang terdiri dari siklus-siklus, tiap siklus terdiri dari 4 tahapan.

Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a) Tahap Perencanaan Tindakan

Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan pada

siklus I diketahui bahwa pembelajaran melalui model quantum teaching

yang dilaksanakan pada siklus I belum menunjukkan adanya peningkatan

3

11

5

16

3 20

2

4

6

8

10

12

14

16

18

29,5 42,5 54,5 66,5 78,5 90,5

Fre

ku

ensi

Interval Nilai

Daftar Distribusi Materi Gaya Siklus I

29,5 41,5 53,5 65,5 77,5 89, 5 101,5

TIDAK TUNTAS 47,5 % TUNTAS 52,5 %

Page 85: SKRIPSI PGSD

67

pemahaman konsep gaya yang cukup signifikan. Hal tersebut ditunjukkan

pada beberapa siswa yang belum tuntas atau nilai masih di bawah KKM.

Perencanaan pada siklus kedua ini adalah dengan melakukan identifikasi

masalah dan penetapan alternatif masalah sebagai berikut :

(1) Guru menyampaikan materi dan informasi pembelajaran dengan lebih

jelas dan memberikan arahan kembali kepada siswa tentang pemecahan

masalah dalam kelompok dengan model quantum teaching.

(2) Memberikan pengertian kepada masing-masing kelompok untuk

bekerjasama dan bersungguh-sungguh dalam kegiatan eksperimen

sehingga masing-masing kelompok akan kompak dan aktif dalam

pembelajaran.

(3) Memberikan motivasi kepada siswa misalnya memberikan penghargaan

baik verbal maupun non verbal.

(4) Guru memperbaiki pengelolaan kelas dengan membuat pembelajaran

yang menarik siswa.

Dengan berpedoman berdasar Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan SD 2006 kelas IV dan mempertimbangkan hasil siklus I, guru

dan peneliti menyusun langkah-langkah perencanaan pembelajaran konsep

gaya tentang sifat-sifat gaya dengan menggunkan model Quantum Teaching

sebagai berikut :

(1) Mempelajari Silabus IPA SD Kelas IV semester 2 tentang materi gaya

dan menentukan standar kompetensi dasar yang sesuai. Adapun hasilnya

sebagai berikut :

Standar Kompetensi

7. Memahami gaya dapat mengubah gerak dan bentuk suatu benda.

Kompetensi Dasar

7.2 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa macam-macam gaya

antara lain gaya pegas, gaya tarik, gaya dorong, dan gaya gerak,

dapat mengubah gerak suatu benda.

Page 86: SKRIPSI PGSD

68

(2) Menentukan indikator yang paling tepat pada siklus II yaitu :

Pertemuan I

7.2.1 Kognitif Produk :

(a) Menjelaskan macam-macam gaya :

Gaya Magnet

Gaya Gravitasi

Gaya Listrik Statis

Gaya Gesek

(b) Menyimpulkan hasil kegiatan eksperimen tentang macam-

macam gaya

7.2.2 Kognitif Proses :

(a) Memberi dua contoh dari macam-macam gaya misalnya,

gaya magnet, gaya gravitasi, gaya listrik statis, dan gaya

gesek

(b) Mendiskusikan macam-macam gaya dari hasil kegiatan

eksperimen.

7.2.3 Afektif

(a) Mendemonstrasikan langkah-langkah kegiatan eksperimen

tentang macam-macam gaya.

(b) Mencatat kegiatan eksperimen tentang macam-macam gaya.

7.2.4 Psikomotor

(a) Menggunakan media konkret sesuai dengan macam-macam

gaya dalam bereksperimen.

Pertemuan II

7.1.1 Kognitif Produk :

(a) Menjelaskan macam-macam gaya :

Gaya Pegas

Gaya Tarik

Gaya Dorong

Gaya Gerak

Page 87: SKRIPSI PGSD

69

(b) Menyimpulkan hasil kegiatan eksperimen tentang macam-

macam gaya.

7.1.2 Kognitif Proses :

(a) Memberi dua contoh dari macam-macam gaya misalnya,

gaya tarik, gaya dorong, gaya gerak, dan gaya pegas.

(b) Mendiskusikan macam-macam gaya dari hasil kegiatan

eksperimen.

7.1.3 Afektif

(a) Mendemonstrasikan langkah-langkah kegiatan eksperimen

tentang macam-macam gaya.

(b) Mencatat kegiatan eksperimen tentang macam-macam gaya.

7.1.4 Psikomotor

(a) Menggunakan media konkret sesuai dengan macam-macam

gaya dalam bereksperimen.

(3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus I

sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang

telah ditentukan. RPP dibuat untuk 2X pertemuan.

(4) Menyiapkan media dan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan

penelitian sesuai dengan model Quantum Teaching.

(5) Menyiapkan materi, sumber belajar dan lembar evaluasi untuk siswa.

(6) Membagi 40 siswa menjadi 8 kelompok yang masing-masing

beranggotakan 5 siswa. Pembagian kelompok ini dilaksanakan secara

heterogen dengan mempertimbangkan jenis kelamin dan prestasi siswa

sehingga antara kelompok yang satu dengan kelompok lain saling

berimbang.

(7) Menyiapkan lembar evaluasi.

b) Tahap Tindakan

Tahap tindakan ini terdiri dari 2 kali pertemuan. Peneliti

melaksanakan penelitian sesuai dengan perencanaan yang telah disusun.

Page 88: SKRIPSI PGSD

70

Peneliti menggunakan model Quantum Teaching dalam pembelajaran IPA

konsep gaya tentang macam-macam gaya.

(1) Pertemuan pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 23

Maret 2012 selama 2 jam pelajaran (2X35 Menit). Pada pertemuan ini

materi yang diajarkan adalah macam-macam gaya (gaya magnet, gaya

listrik statis, gaya gesek, dan gaya gravitasi). Guru kelas IV Ibu Sri

Rejeki, S.Pd bertindak sebagai observer.

Kegiatan awal guru mengawali pembelajaran dengan memberi

salam dan mengabsen siswa. Untuk memusatkan perhatian siswa, guru

menggunakan alat peraga bola, kegiatan yang dilakukan adalah guru

mengangkat bola dan menjatuhkannya. Kegiatan lain yang dilakukan

guru adalah membawa magnet untuk didekatkan dengan magnet lain

sehingga terjadi tarikan atau tolakan dari magnet.

Guru memotivasi siswa untuk bersemangat dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran dengan cara menyanyikan lagu bersama-sama

“Materi Gaya” yaitu versi “Becak” dengan lirik “mari kita belajar

tentang materi gaya, dari sifat-sifatnya dan beserta macamnya, ayo kita

bersama belajar tentang gaya, mari kita belajar bersama, ada macamnya

gaya, yaitu gaya magnet, dan gaya gravitasi serta listrik statis, gaya tarik

dan dorong, gaya pegas dan gesek, itu semua macam-macam gaya ”

semua siswa bersemangat dan berantusias kemudian merayakan dengan

tepuk tangan bersama-sama.

Dengan konsep alami pada model quantum teaching guru

memberikan motivasi dan mengarahkan minat siswa dengan bertanya

“Siapa yang disekitar rumahnya ada pohon kelapa? Mengapa pohon

kelapa dapat jatuh ke tanah ?, Siapa yang mengetahui ada berapa jumalh

kutub yang ada di bumi ?, Guru kemudian menghubungkan dari

apersepsi tersebut dengan materi yang akan dipelajarai.

Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran materi

gaya pada pertemuan pertama pada siklus ke dua yaitu tentang macam-

Page 89: SKRIPSI PGSD

71

macam gaya (gaya gravitasi, gaya listrik statis, gaya magnet, gaya

gesek).

Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi secara singkat

tentang macam-macam gaya dengan media konkret misalnya magnet,

bola, kipas angin, dan senter. Guru bertanya jawab kepada siswa

kemudian memberikan pertanyaan tentang contoh konsep gaya dalam

kegiatan sehari-hari. Guru memperhatiakan keadaan siswa yang kurang

bersemangat sehingga guru menampilkan sebuah video interaktif

contoh macam-macam gaya dengan penjelasan secara rinci.

Pada kegiatan pembagian kelompok pada siklus II guru

mengacak kembali pembagian kelompok menjadi 8 kelompok

berdasarkan menentukan prestasi dan jenis kelamin sehingga terjadi

kelompok yang heterogen. Sebelum kegiatan eksperimen dilakukan,

guru membagikan lembar kerja siswa kepada ketua kelompok. Guru

memberikan pengarahan sedikit tentang kegiatan eksperimen yang

akan dilakukan, jika siswa tidak ada yang bertanya dan merasa sudah

jelas, siswa berkumpul sesuai dengan kelompoknya masing-masing

untuk bereksperimen dengan sungguh-sunguh. Pada setiap kelompok

terdapat pembagian tugas, yaitu ada yang menjadi ketua, sekertaris, dan

anggota.

Kegiatan eksperimen yang pertama tentang macam gaya yaitu

gaya gesek dilaksanakan oleh kelompok I dan kelompok V, adapun alat

dan bahan yang digunakan adalah buku, bolpoint, karet penghapus dan

mobil mainan. Kegiatan yang dilakukan antara lain siswa menuliskan

kalimat “Belajar Gaya Gesek” di buku tulis kemudian di hapus dengan

karet pengahpus. Kegiatan lainnya adalah mobil mainan digerakkan di

atas meja sehingga terlihat adanya gaya gesek pada roda mobil dengan

meja.

Eksperimen kedua tentang macam gaya yaitu gaya magnet yang

dilaksanakan oleh kelompok II dan Kelompok VI, adapun alat dan

bahan yang digunakan adalah magnet, penggaris, kertas kecil-kecil, dan

Page 90: SKRIPSI PGSD

72

paku kecil-kecil. Kegiatan yang dilakukan antara lain magnet

didekatkan dengan paku yang di beri penghalang buku, sehingga di

amati apakah magnet dapat atau tidak dapat menarik paku-paku kecil.

Kegiatan lainnya adalah penggaris plastik digosok-gosokan dengan

rambut selama 5 menit kemudian didekatkan kertas kecil-kecil pada

penggaris pelastik.

Eksperimen ketiga tentang macam-macam gaya yaitu gaya

gravitasi yang dilaksanakan oleh kelompok III dan Kelompok VII,

adapun alat dan bahan yang digunakan adalah bola, kertas, gunting, dan

penghapus karet. Kegiatan yang dilakukan adalah selembar kertas

digunting dibuat pesawat terbang, kemudian pesawat diterbangkan

dengan gaya dorongan tangan, untuk diamati apakah pesawat dapat

jatuh ke bawah setelah terbang. Bola dan karet penghapus diikat dengan

tali kemudian dipegang ujung tali, setelah itu menggunting tali yang

terletak di antara ujung tali yang dipegang dengan ikatan tali pada

pengapus atau bola.

Eksperimen yang keempat tentang macam-macam gaya yaitu

gaya listrik statis yang dilaksanakan oleh kelompok IV dan Kelompok

VIII, adapun alat dan bahan yang digunakan adalah senter dan kipas

angin. Kegiatan yang dilakukan adalah kipas angin dihidupkan

sehingga berputar yang disebabkan oleh listrik statis, kemudian senter

diisi dengan baterai untuk dihidupkan sehingga senter akan

mengeluarkan cahaya.

Setiap masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi dan

eksperimen di depan kelas agar dapat diketahui kesimpulan sehingga

kelompok lain dapat menanggapi. Setiap siswa tidak lupa mencatat

hasil penjelasan dari kelompok yang sudah maju di depan kelas dan

merangkum penjelasan yang sudah disampaikan guru.

Guru memberikan pujian kepada kelompok yang berhasil

melaksanakan kegiatan percobaan dengan baik dan benar. Untuk lebih

jelas guru membimbing siswa dalam menyimpulkan hasil kerja yang

Page 91: SKRIPSI PGSD

73

telah dilakukan. Guru tidak lupa memberi kesempatan pada siswa

dalam menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.

Kegiatan akhir, guru bersama siswa melakukan tanya jawab

tentang materi yang dipelajari, pada kegiatan tanya jawab diketahui

beberapa siswa dapat mengemukakan pendapat atau ide tentang hasil

eksperimen yang telah dipelajari. Siswa dibimbing menyimpulkan dan

merangkum hasil kegiatan pembelajaran pada buku catatan dengan

bahasanya sendiri. Setelah itu, guru membagikan lembar soal kepada

siswa untuk dikerjakan secara individu. Sebagai tindak lanjut guru

memberikan pesan-pesan agar siswa rajin belajar, dan guru tidak lupa

memberikan PR dan menyuruh untuk mempelajari materi gaya tentang

sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya.

Untuk mengakhiri kegiatann pembelajaran guru dan siswa

bersenang-senang dengan menyanyikan lagu OVJ Andeca-Andeci

Bola-Boli.

(2) Pertemuan kedua

Pertemuan ke dua pada siklus ke dua dilaksanakan pada hari Senin

tanggal 26 Maret 2012 selama 2 jam pelajaran (2X35 Menit). Pada

pertemuan ini materi yang akan diajarkan adalah macam-macam gaya

(gaya pegas, gaya tarik, gaya dorong, dan gaya gerak). Guru kelas IV

Ibu Sri Rejeki, S.Pd bertindak sebagai observer.

Kegiatan awal guru mengawali pembelajaran dengan memberi

salam dan mengabsen siswa. Sebelum melanjutkan kegiatan

pembelajaran, guru menunjuk dua orang siswa untuk maju ke depan,

keseluruhan siswa berantusias ingin maju ke depan, sehingga guru harus

memilih siswa yang cocok untuk melakukan kegiatan sebelum materi

dilanjutkan.

Page 92: SKRIPSI PGSD

74

Kedua siswa maju ke depan kelas untuk memegang karet ban yang

disediakan guru kemudian menarik karet ban tersebut sehingga terlihat

jika karet ban dapat bertambah panjang. Guru menghubungkan kegiatan

yang sedang dilakukan dengan materi yang akan dipelajarai. Untuk

memusatkan perhatian siswa, guru menggunakan pertanyaan ulasan

tentang macam-macam gaya yang sudah dipelajari pada pertemuan ke

tiga.

Dengan konsep alami pada model quantum teaching guru

memberikan motivasi dan mengarahkan minat siswa dengan

menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran materi gaya pada

pertemuan ke dua pada siklus dua yaitu tentang macam-macam gaya

(gaya pegas, gaya gerak, gaya tarik, dan gaya dorong).

Untuk mengkondisikan siswa agar bersemangat dalam kegiatan

pembelajaran, guru dan siswa tidak lupa menyanyikan lagu bersama-

sama tentang “Materi Gaya” yaitu versi “Becak” seperti pertemuan

sebelumnya, semua siswa sangat berantusias karena selain liriknya

mudah dinyanyikan, liriknya juga mudah dipahami dan dihafalkan,

sesudah bernyanyi siswa merayakan dengan tepuk tangan bersama-

sama.

Kegiatan inti guru menjelaskan dengan singkat tentang macam-

macam gaya dengan media konkret misalnya mobil mainan baterai,

boneka dengan baterai, kursi/meja, karet ban, dan bola bekel. Guru

bertanya jawab kepada siswa dengan memberikan pertanyaan kepada

siswa dalam memberikan contoh kegiatan sehari-hari tentang macam-

macam gaya misalnya berikan contoh benda yang dapat menimbulkan

gaya pegas, salah satu siswa menjawab dengan benar sehingga guru

memberikan tepuk tangan dan sebuah perayaan supaya siswa lain mau

menjawab pertanyaan lisan dari guru.

Page 93: SKRIPSI PGSD

75

Guru mengetahui keadaan siswa yang kurang bersemangat,

kemudian guru menampilkan sebuah video interaktif tentang contoh

macam-macam gaya dengan penjelasan secara rinci.

Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok sesuai dengan

pertemuan sebelumnya kemudian semua siswa aktif langsung mencari

dan berkumpul sesuai dengan kelompoknya masing-masing.

Kegiatan eksperimen yang pertama tentang macam-macam gaya

yaitu gaya pegas yang dilaksanakan oleh kelompok I dan kelompok V,

alat dan bahan yang digunakan adalah karet ban, ketapel, dan bekel.

Kegiatan yang dilakukan adalah menyiapkan bekel, kemudian di

jatuhkan bekel ke lantai. Selanjutnya adalah menyiapkan ketapel,

setelah itu menarik karet/pentil yang ada pada ketapel. Kegiatan lainnya

adalah menyiapkan karet ban, kemudian menarik karet ban tersebut.

Eksperimen kedua tentang macam-macam gaya yang di

antaranya adalah gaya dorong yang dilaksanakan oleh kelompok II dan

Kelompok VI, alat dan bahan yang dipakai adalah buku tulis dan meja.

Kegiatannya adalah buku tulis didorong dengan jari kelingking untuk

dibandingkan dengan mendorong dengan jari telunjuk.

Eksperimen ketiga tentang macam-macam gaya yang di

antaranya adalah gaya tarik yang dilaksanakan oleh kelompok III dan

kelompok VII, alat dan bahan yang digunakan adalah ember yang di isi

air, kursi, dan mobil mainan. Kegiatan yang dilakukan adalah ember

yang diisi air diangkat dengan satu tangan untuk dibandingakan dengan

mengangkat menggunakan ke dua tangan. Selanjutnya mengetahui

gerakan mobil yang ditarik dengan berjalan membentuk huruf O.

Eksperimen keempat tentang macam-macam gaya di antaranya

adalah gaya gerak yang dilaksanakan oleh kelompok IV dan kelompok

VIII, alat dan bahan yang digunakan adalah mobil mainan baterai,

boneka dengan baterai, robot-robotan baterai. Kegiatan yang dilakukan

adalah menghidupkan robot-robotan baterai untuk diletakkan di atas

Page 94: SKRIPSI PGSD

76

lantai, menyiapkan boneka kemudian menghidupkan boneka dengan

baterai untuk diletakkan di atas lantai.

Setiap masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi dan

eksperimen di depan kelas agar dapat diketahui kesimpulan sehingga

kelompok lain dapat menanggapi. Setiap siswa tidak lupa mencatat

hasil penjelasan dari kelompok yang sudah maju di depan kelas dan

merangkum penjelasan yang sudah disampaikan guru.

Guru memberikan pujian kepada kelompok yang berhasil

melaksanakan kegiatan percobaan dengan baik dan benar. Untuk lebih

jelas guru membimbing siswa dalam menyimpulkan hasil kerja yang

telah dilakukan. Guru tidak lupa memberi kesempatan pada siswa

dalam menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.

Kegiatan akhir, guru bersama siswa melakukan tanya jawab

tentang materi yang dipelajari, pada kegiatan tanya jawab diketahui

beberapa siswa dapat mengemukakan pendapat atau ide tentang hasil

eksperimen yang telah dipelajari. Siswa dibimbing menyimpulkan dan

merangkum hasil kegiatan pembelajaran pada buku catatan dengan

bahasanya sendiri. Setelah itu, guru membagikan lembar soal kepada

siswa untuk dikerjakan secara individu. Sebagai tindak lanjut guru

memberikan pesan-pesan agar siswa rajin belajar, dan guru tidak lupa

memberikan PR dan menyuruh untuk mempelajari materi gaya tentang

sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya.

Untuk mengakhiri kegiatann pembelajaran guru dan siswa

bersenang-senang dengan menyanyikan lagu OVJ Andeca-Andeci

Bola-Boli.

c) Observasi

Pada tahap ini masih menggunakan lembar observasi untuk

memantau perkembangan proses pembelajaran dan akan dibandingkan

dengan hasil observasi siklus I.

Page 95: SKRIPSI PGSD

77

Hasil pengamatan terhadap kinerja guru pada siklus II pertemuan I

pada halaman 189 adalah sebagai berikut :

(1) Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran sudah baik.

(2) Kemampuan memberikan apersepsi baik.

(3) Ketrampilan guru mengajukan pertanyaan sudah baik.

(4) Kemampuan guru menyampaikan materi baik.

(5) Kemampuan guru mengelola kelas sudah baik.

(6) Kemampuan guru mengelola waktu pelajaran sudah baik.

(7) Respon siswa terhadap pelajaran sangat baik.

(8) Perhatian guru terhadap siswa sudah baik.

(9) Pengembangan aplikasi sangat baik.

(10) Kemampuan dalam menutup pelajaran dalam kategori sangat baik.

Adapun hasil pengamatan terhadap kinerja guru pada siklus II

pertemuan II pada halaman 192 adalah sebagai berikut :

(1) Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran sangat baik.

(2) Kemampuan memberikan apersepsi sangat baik.

(3) Ketrampilan guru mengajukan pertanyaan sangat baik.

(4) Kemampuan guru menyampaikan materi baik.

(5) Kemampuan guru mengelola kelas sangat baik.

(6) Kemampuan guru mengelola waktu pelajaran baik.

(7) Respon siswa terhadap pelajaran sangat baik.

(8) Perhatian guru terhadap siswa sudah baik.

(9) Pengembangan aplikasi guru sangat baik.

(10) Kemampuan dalam menutup pelajaran sangat baik.

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa rata-rata penilaian

observasi kinerja guru pada pertemuan I dengan nilai 3,3 dan pertemuan II

dengan nilai 3,7 dalam siklus II mencapai kategori sangat baik dengan nilai

rata-rata 3,5.

Adapun hasil pengamatan proses pembelajaran siswa pada siklus II

pertemuan I pada halaman 201 adalah sebagai berikut:

(1) Kedisiplinan siswa sangat baik.

Page 96: SKRIPSI PGSD

78

(2) Kesiapan siswa menerima pelajaran kurang.

(3) Keaktifan siswa baik.

(4) Kemauan siswa berdiskusi sudah baik.

(5) Kemampuan siswa dalam melakukan diskusi baik.

(6) Keadaan siswa dengan lingkungan belajar sangat baik.

(7) Respon siswa dalam pembelajaran sudah baik.

(8) Kemampuan siswa dalam mengembangkan kreatifitas dan inisiatif

baik.

(9) Kemampuan siswa mengerjakan soal evaluasi baik.

(10) Keaktifan siswa saat pada berakhir sudah baik.

Hasil pengamatan proses pembelajaran siswa pada siklus II

pertemuan II pada halaman 204 adalah sebagai berikut :

(1) Kedisiplinan siswa sangat baik.

(2) Kesiapan siswa menerima pelajaran baik.

(3) Keaktifan siswa sangat baik.

(4) Kemauan siswa berdiskusi baik.

(5) Kemampuan siswa dalam melakukan diskusi sangat baik.

(6) Keadaan siswa dengan lingkungan belajar sangat baik.

(7) Respon siswa dalam pembelajaran baik.

(8) Kemampuan siswa dalam mengembangkan kreativitas dan inisiatif

sangat baik.

(9) Kemampuan siswa mengerjakan soal evaluasi sangat baik.

(10) Keaktifan siswa saat pelajaran berkahir sangat baik.

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa rata-rata penilaian

observasi kegiatan pembelajaran siswa pada pertemuan I dengan nilai 3,2

dan pertemuan II dengan nilai 3,7 dalam siklus II mencapai kategori baik

dengan nilai rata-rata 3,45.

d) Refleksi

Pada siklus I telah dilakukan diskusi yang mendalam dengan guru

kelas tentang proses pembelajaran. Pada siklus II peneliti juga

Page 97: SKRIPSI PGSD

79

melaksanakan diskusi membahas proses pembelajaran yang telah

berlangsung. Berdasarkan lembar observasi kegiatan siswa terjadi

perubahan keaktifan yang cukup berarti. Pada siklus I siswa belum berani

dan masih ragu-ragu, malu-malu dalam menyampaikan gagasannya. Namun

pada siklus II siswa sudah mempunyai keberanian untuk bertanya dan

mengungkapkan pendapatnya. Demikian juga dalam mengerjakan tugas

kelompok atau diskusi, secara keseluruhan siswa sudah memperlihatkan

aktivitas yang baik. Siswa juga menunjukkan peningkatan pemahaman

konsep gaya tentang macam-macam gaya. Siswa dapat menjawab dengan

lebih cepat pertanyaan yang diberikan guru. Namun ada juga beberapa

hambatan yaitu masih ada beberapa siswa yang sulit menguasai materi dan

kesiapan siswa menerima pelajaran kurang.

Setelah pelaksanaan siklus II selesai dilakukan, maka diadakan tes

belajar siswa. Dari hasil tes belajar siswa diketahui pemahaman konsep gaya

tentang macam-macam gaya siswa meningkat, yang tentunya berpengaruh

terhadap kemampuan dalam menyelesaikan soal mengenai materi gaya

tentang macam-macam gaya, seperti dikemukakan dalam daftar distribusi

frekuensi pada tabel 5 halaman 81 berikut ini :

Adapun daftar distribusi frekuensi yang diperoleh pada siklus II

dapat dilihat pada tabel 5 halaman 81 berikut ini :

Page 98: SKRIPSI PGSD

80

Tabel 5. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai IPA Materi Gaya siswa kelas IV

SDN Karangasem IV pada Siklus II

No Interval

Nilai

Nilai Batas

Bawah

Nilai

Batas Atas Frekuensi

Persentasi

(%) Keterangan

1. 30 - 41 29,5 41,5 - - Tidak Tuntas

2. 42 - 53 41,5 53,5 1 2,5 % Tidak Tuntas

3. 54 - 65 53,5 65,5 4 10 % Tidak Tuntas

4. 66 - 77 65,5 77,5 22 55 % Tuntas

5. 78 - 89 77,5 89,5 8 20 % Tuntas

6. 90 - 101 89,5 101,5 5 12,5 % Tuntas

Jumlah 40 100 %

Ketidaktuntasan = (5 : 40) x 100 % = 12,5 %

Ketuntasan Klasikal = (35 : 40) x 100 % = 87,5 %

Dari data pada tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa rata-rata nilai

IPA materi gaya (lampiran 23 halaman 182) yang dicapai siswa pada

kondisi awal sebelum tindakan masih rendah yaitu 65 yaitu masih dibawah

KKM. Dari 40 siswa, yang memperoleh nilai dibawah KKM ada 5 anak

yaitu nilai 42-53 ada 1 siswa, sedangkan yang memperoleh nilai 54-65 ada

4 siswa. Adapun anak yang tuntas nilainya di atas KKM yaitu yang

mendapat nilai 66-77 ada 22 siswa, dan yang mendapat nilai 78-89 ada 8

siswa. Sedangkan yang mendapat nilai 90-100 ada 5 siswa. Dari data di atas

dapat dilihat siswa yang mendapat nilai di bawah KKM hanya 5 siswa atau

12,5 % sedangkan siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak ada 35

siswa atau 87,5%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketuntasan nilai IPA

materi gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya pada siswa

kelas IV SDN Karangasem IV pada siklus II sebanyak 87,5%.

Hasil pada tabel 5 halaman 81 dapat disajikan pada gambar 18

halaman 82 dalam grafik di bawah ini :

Page 99: SKRIPSI PGSD

81

Gambar 18. Grafik Nilai IPA materi Gaya Kelas IV di SDN Karangasem IV

Pada Siklus II

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar

pemahaman konsep materi gaya tentang sifat-sifat gaya yang memperoleh

nilai ≥ 65 (KKM) sudah menunjukkan peningkatan dan nilai rata-rata kelas

pada siklus II yaitu 75,43. Hasil tersebut sudah memenuhi target yaitu

sebesar 65 % sehingga pembelajaran IPA mengenai pemahaman konsep

gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya melalui model

quantum teaching sudah berhasil.

14

22

8 5

0

5

10

15

20

25

29,5 42,5 54,5 66,5 78,5 90,5

Fre

ku

ensi

Interval Nilai

Daftar Distribusi Materi Gaya Siklus II

TIDAK TUNTAS 12,5 %

TUNTAS 87,5 %

29,5 41,5 53,5 65,5 77,5 89, 5 101,5

Page 100: SKRIPSI PGSD

82

B. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian

1. Temuan Hasil Observasi Kegiatan Proses Pembelajaran dengan

Menggunakan Model Quantum Teaching

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisi data yang telah diperoleh, dapat

ditemukan adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran IPA pada pokok

materi gaya dengan model quantum teaching baik pada kegiatan guru maupun

kegiatan siswa.

Adapun temuan dari peningkatan kegiatan guru kelas IV SDN Karangasem

IV dalam proses pembelajaran pemahaman konsep gaya tentang sifat-sifat gaya dan

macam-macam gaya dengan model quantum teaching antara lain :

a. Persiapan guru dalam memulai kegiatan pembelajaran lebih tinggi dari

pembelajaran sebelum tindakan dilaksanakan.

b. Kemampuan guru dalam mengelola kelas semakin lebih meningkat.

c. Guru semakin terampil dalam mengelola waktu pembelajaran.

d. Guru menjadi lebih cermat dalam memberikan apersepsi.

e. Guru menyampaikan materi lebih mudah.

f. Kemampuan guru dalam memancing pertanyaan siswa menjadi lebih

meningkat.

g. Kemampuan guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif

menjadi lebih terlatih.

h. Perhatian guru terhadap siswa menjadi semakin lebih meningkat.

i. Guru lebih mudah dalam mengembangkan aplikasi.

j. Guru menjadi lebih terampil dalam menutup pelajaran.

Berdasarkan hasil observasi, peningkatan kualitas pembelajaran guru kelas

IV SDN Karangasem IV pada proses pembelajaran pemahaman konsep gaya

dengan model quantum teaching dapat dilihat dari tabel 5 halaman 88 di bawah ini:

Page 101: SKRIPSI PGSD

83

Tabel 5. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Observasi Guru Kelas IV

SDN Karangasem IV Pada Siklus I dan Siklus II

Hasil Observasi Guru Siklus I Siklus II

Pertemuan I 2,8 3,3

Pertemuan II 2,9 3,7

Rata-rata 2,85 3,5

Kriteria Cukup Sangat Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa hasil observasi guru

mengalami peningkatan secara signifikan. Nilai rata-rata hasil observasi guru pada

siklus I adalah 2,85 dengan kriteria baik dan mengalami peningkatan pada siklus II

yaitu 3,5 dengan kriteria sangat baik. Peningkatan tersebut membuktikan bahwa

model quantum teaching dapat membantu meningkatkan kualitas proses

pembelajaran terhadap guru. Hal ini direflesikan bahwa pembelajaran dengan

model quantum teaching dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

Peningkatan rata-rata hasil observasi guru kelas IV SDN Karangasem IV

pada siklus I dan siklus II dengan model quantum teaching dapat disajikan pada

diagram gambar 19 halaman 85 berikut ini :

Gambar 19. Grafik Peningkatan Rata-rata hasil Observasi Guru Kelas IV

SDN Karangasem IV pada Siklus I dan Siklus II

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

Siklus I Siklus II

2,853,5

Rekapitulasi Nilai Rata-rata Observasi Guru

Siklus I dan Siklus II

Siklus I

Siklus II

Page 102: SKRIPSI PGSD

84

Sementara itu temuan dari peningkatan kegiatan siswa kelas IV SDN

Karangasem IV dalam proses pembelajaran pemahaman konsep gaya dengan model

quantum teaching antara lain :

a. Kedisiplinan siswa dalam proses pembelajaran lebih baik daripada sebelum

tindakan.

b. Kesiapan siswa sebelum menerima pelajaran lebih tinggi dari pembelajaran

sebelum tindakan dilaksanakan.

c. Siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

d. Kemauan siswa dalam berdiskusi sangat tinggi, siswa sangat antusias.

e. Kemampuan siswa dalam berdiskusi memecahkan masalah lebih baik.

f. Keadaan siswa dengan lingkungan belajar sudah meningkat dengan sebelum

ada tindakan.

g. Siswa dapat merespon pelajaran dengan baik.

h. Siswa mampu mengembangkan kreatifitas dan inisiatif dengan sangat baik.

i. Kemampuan siswa dalam mengerjakan tes evaluasi meningkat.

j. Keaktifan siswa saatb pelajaran akan berakhir meningkat.

Berdasarkan hasil observasi, peningkatan kualitas pembelajaran siswa kelas

IV SDN karangasem IV pada proses pembelajaran pemahaman konsep gaya dengan

model quantum teaching dapat dilihat pada tabel 7 halaman 86 di bawah ini :

Tabel 7. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Observasi Siswa Kelas IV

SDN Karangasem IV Pada Siklus I dan Siklus II

Hasil Observasi Siswa Siklus I Siklus II

Pertemuan I 2,5 3,2

Pertemuan II 2,6 3,7

Rata-rata 2,55 3,45

Kriteria Cukup Baik

Berdasarkan tabel 7 halaman 86 di atas, dapat diketahui bahwa hasil

observasi siswa mengalami peningkatan secara signifikan. Nilai rata-rata hasil

observasi siswa pada siklus I adalah 2,55 dengan kriteria cukup dan mengalami

Page 103: SKRIPSI PGSD

85

peningkatan pada siklus II yaitu 3,45 dengan kriteria baik. Peningkatan tersebut

membuktikan bahwa model quantum teaching dapat membantu meningkatkan

kualitas proses pembelajaran terhadap siswa. Hal ini direflesikan bahwa

pembelajaran dengan model quantum teaching dapat meningkatkan kualitas proses

pembelajaran.

Peningkatan rata-rata hasil observasi siswa kelas IV SDN Karangaem IV

pada siklus I dan siklus II dengan model quantum teaching di atas dapat disajikan

pada gambar 20 halaman 87 dalam grafik berikut ini :

Gambar 20. Grafik Peningkatan Rata-rata Hasil Observasi Siswa Kelas IV

SDN Karangasem IV pada Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan hasil analisis observasi di atas dapat dilihat bahwa hasil

kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran gaya tentang sifat-sifat gaya dan

macam-macam gaya dengan model quantum teaching berhasil meningkat baik dari

siklus I sampai ke siklus II. Peningkatan kualitas proses pembelajaran ini juga

mengakibatkan pemahaman konsep gaya siswa mengalami peningkatan.

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

Siklus I Siklus II

2,55

3,45

Rekapitulasi Nilai Rata-rata Observasi Siswa

Siklus I dan Siklus II

Siklus I

Siklus II

Page 104: SKRIPSI PGSD

86

2. Hasil Belajar Pemahaman Konsep Gaya dengan Model Quantum

Teaching

Dengan meningkatnya keaktifan siswa pada proses pembelajaran dengan

model quantum teaching maka hasil belajar pemahaman konsep gaya pada siswa

kelas IV SDN Karangasem IV juga meningkat. Peningkatan terlihat dari

perhitungan nilai hasil pemahaman konsep gaya yang diperoleh siswa pada kondisi

awal sebelum dilaksanakan tindakan dan setelah dilaksanakan tindakan siklus I dan

siklus II, yang masing-masing siklusnya dilaksanakan dua kali pertemuan. Hal ini

dapat dilihat pada tabel 8 halaman 88 berikut ini :

Tabel 8. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Hasil Pemahaman Konsep Gaya

Siswa kelas IV SDN Karangasem IV pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II.

No Pembelajaran Gaya Kondisi Awal Setelah dilaksanakan tindakan

Silklus I Siklus II

1 Nilai rata-rata 51 62,25 75,43

Berdasarkan tabel 8 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang

mencapai KKM ≥ 65 mengalami peningkatan yang signifikan. Nilai rata-rata

pemahaman konsep siswa pada kondisi awal sebelum tindakan adalah 51. Pada

siklus I mengalami peningkatan yaitu nilai rata-rata pemahaman konsep gaya siswa

menjadi 62,25. Dan pada akhir pelaksanaan siklus II nilai rata-rata pemahaman

konsepn gaya siswa menjadi 75,43. Peningkatan tersebut membuktikan bahwa

model quantum teaching tepat untuk membantu meningkatkan pemahaman konsep

gaya siswa. Hal ini dapat direflesikan bahwa pembelajaran gaya yang dilaksanakan

guru dapat dinyatakan berhasil.

Page 105: SKRIPSI PGSD

87

Peningkatan nilai rata-rata hasil pemahaman konsep gaya pada siswa kelas

IV SDN Karangasem IV dengan model quantum teaching dapat disajikan pada

gambar 21 halaman 89 dalam diagram berikut ini :

Gambar 21. Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Hasil Pemahaman Konsep Gaya

Siswa Kelas IV SDN Karangasem IV

Pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

Secara garis perbandingan antara jumlah siswa yang mencapai ketuntasan

belajar pemahaman konsep gaya pada kondisi awal sebelum tindakan, siklus I, dan

siklus II ditunjukkan pada tabel 9 halaman 89 di bawah ini :

Tabel 9. Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa kelas IV SDN Karangasem IV

Pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Sikllus II

No Ketuntasan Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. Tidak Tuntas 29 72,5 % 19 47,5 % 5 12,5 %

2. Tuntas 11 27,5 % 21 52,5 % 35 87,5 %

0

20

40

60

80

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

51

62,25 75,43

Ra

ta-r

ata

Pelaksanaan Tindakan

Grafik Peningkatan Nilai Rata-Rata

Pelaksanaan Tindakan

Page 106: SKRIPSI PGSD

88

Berdasarkan tabel 9 halaman 89 di atas rekapitulasi ketuntasan belajar siswa

kelas IV SDN Karangasem IV, terlihat adanya peningkatan pada ketuntasan belajar

siswa pada pemahaman konsep gaya yaitu kondisi awal jumlah siswa yang tuntas

sebanyak 11 siswa atau 27,50 %, kemudian pada siklusi I mengalami peningkatan

menjadi 21 siswa atau 52,5 %, dan pada siklus II menjadi 35 siswa atau 87,5% .

Data dari tabel rekapitulasi ketuntasan belajar siswa kelas IV SDN Karangasem IV

pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II di atas dapat disajikan dalam bentuk

gambar yaitu grafik peningkatan ketuntasan pemahaman konsep gaya siswa kelas

IV SDN Karangasem IV pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II pada gambar 22

halaman 90 berikut ini :

Gambar 22. Grafik Peningkatan Ketuntasan Pemahaman Konsep Gaya

Siswa Kelas IV SDN Karangasem IV

Pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

Dengan demikian dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk

meningkatkan pemahaman konsep gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam

gaya pada siswa kelas IV SDN Karangasem IV yaitu dengan perencanaan model

quantum teaching. Hal ini terjadi karena pembelajaran dengan model quantum

0

5

10

15

20

25

30

35

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

11 2135

Ju

mla

h S

isw

a

Pelaksanaan Tindakan

Rekapitulasi Ketuntasan Belajar

Siswa Kelas IV

27.5 %

52.5 %

87.5 %

Page 107: SKRIPSI PGSD

89

teaching dapat mempermudah siswa dalam memecahkan masalah dalam proses

pembelajaran. Untuk itu, kualitas proses pembelajaran quantum teaching dapat

memberikan kemudahan dalam proses belajar mengajar lewat perpaduan teknik dan

pencapaian-pencapaian yang terarah. Dengan menggunakan metode quantum

teaching, guru akan menggabungkan keistimewaan belajar menuju bentuk

perencanaan pengajaran yang akan meningkatkan prestasi siswa.

Quantum teaching dapat mengajari pendidik bagaimana orang belajar dan mengapa

siswa bertindak dan bereaksi terhadap sesuatu sebagaimana yang terjadi di dalam

kelas. Guru dapat meningkatkan kesuksesan siswa dengan mencatat “apa saja” di

dalam kelas yang berkaitan dengan lingkungan belajar dan prestasi belajar siswa.

Hasilnya adalah kualitas quantum teaching merupakan cara yang efektif dalam

mengajar siapa saja, dapat menawarkan ide baru tentang bagaimana menciptakan

lingkungan yang baik yang menjanjikan bagi pelajar dan mendukung mereka dalam

proses pembelajaran sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam proses

pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran IPA pada pokok materi gaya tentang

sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya.

Page 108: SKRIPSI PGSD

90

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua

siklus selama empat kali pertemuan, maka dapat ditarik simpulan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan model quantum teaching dapat meningkatkan:

1. Kualitas proses pembelajaran materi gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-

macam gaya pada siswa kelas IV SDN Karangasem IV. Peningkatan kualitas

proses pembelajaran gaya tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai

rata-rata kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran gaya dengan

model quantum teaching, yaitu nilai rata-rata kegiatan guru pada siklus I

nilainya 2,85 dengan kriteria cukup dan meningkat pada siklus II nilainya

menjadi 3,5 dengan kriteria sangat baik. Sementara itu nilai rata-rata kegiatan

siswa pada siklus I nilainya 2,55 dengan kriteria cukup baik dan meningkat pada

siklus II menjadi 3,45 dengan kriteria baik. Dengan demikian, penggunaan

model quantum teaching dalam pembelajaran gaya tentang sifat-sifat gaya dan

macam-macam gaya pada siswa kelas IV SDN Karangasem IV dapat

meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada materi gaya.

2. Pemahaman konsep gaya pada siswa kelas IV SDN Karangasem IV.

Peningkatan kemampuan pemahaman konsep gaya tersebut dapat dibuktikan

dengan meningkatnya nilai pemahaman konsep gaya pada setiap siklusnya

yaitu: sebelum tindakan nilai rata-rata pemahamana konsep gaya siswa 51,

siklus I nilai rata-rata pemahaman konsep gaya siswa 62,25 dan siklus II nilai

rata-rata pemahaman konsep gaya siswa 75,43. Tingkat ketuntasan belajar

siswa pada kondisi awal sebanyak 11 siswa atau 27,5 %, pada siklus I yaitu 21

siswa atau 52,5 %, dan pada siklus II sebanyak 35 atau 87,5 %. Dengan

demikian, penerapan model quantum teaching dalam pembelajaran gaya dapat

meningkatkan kemampuan pemahaman konsep gaya tentang sifat-sifat gaya

dan macam-macam gaya pada siswa kelas IV SDN Karangasem IV.

90

Page 109: SKRIPSI PGSD

91

B. Implikasi

Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada

pembelajaran dengan menerapakan model quantum teaching dalam pelaksanaan

pembelajaran IPA pada pokok materi gaya tersebut. Tindakan penlitian yang

dilakukan terdiri dari dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal tanggal 12

Maret 2012 dan tanggal 16 Maret 2012, sedangkan siklus II dilaksanakan pada

tanggal 23 Maret 2011 dan 26 Maret 2012. Adapun indikatornya adalah sebagai

berikut:

(1) Menjelaskan sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya. (2)

Menyimpulkan hasil kegiatan eksperimen tentang sifat-sifat gaya dan macam-

macam gaya. (3) Memberi dua contoh dari sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya.

(4) Mendiskusikan sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya dari hasil kegiatan

eksperimen. (5) Mendemonstrasikan langkah-langkah kegiatan eksperimen tentang

sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya. (6) Mencatat kegiatan eksperimen tentang

sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya. (7) Menggunakan media konkret sesuai

dengan sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya dalam bereksperimen. Setiap

pelaksanaaan siklus terdapat empat langkah kegiatan, yaitu perencanaan tindakan,

pelaksanaan observasi, dan refleksi. Kegiatan ini dilaksanakan berdaur ulang,

sebelum melaksanakan tindakan dalam setiap siklus perlu adanya perencanaan

dengan memperhatikan keberhasilan siklus sebelumnya. Tindakan dalam setiap

siklus dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan kemampuan belajar IPA

tentang materi gaya. Hal ini berdasar pada analisis perkembangan dari pertemuan

satu ke pertemuan berikutnya dalam satu siklus dan dari analisis perkembangan

peningkatan proses dalam siklus I sampai siklus II.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat diketahui

bahwa dengan model quantum teaching dapat meningkatkan pemahaman konsep

gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya pada siswa kelas IV SDN

Karangasem IV. Sehubungan dengan penelitian ini maka dapat dikemukakan

implikasi hasil penelitian sebagai berikut :

Page 110: SKRIPSI PGSD

92

1. Implikasi Teoritis

Dalam menyajikan materi pelajaran, guru harus dapat memilih model

pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran siswa dan

dapat meningkatkan pemahaman konsep gaya, karena pembelajaran ini dapat

membantu siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam menemukan

ide/gagasannya, serta siswa dilatih untuk memecahkan sebuah masalah dalam

pembelajaran konsep gaya. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa

pembelajaran dengan menerapakan model quantum teaching dapat

meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPA dan meningkatkan kemampuan

pemahaman konsep gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya.

Hasil penelitian ini juga memperkuat teori yang menyatakan bahwa

melalui penggunaan model quantum teaching dapat menjadi salah satu model

pembelajaran IPA, karena dengan model quantum teaching dapat menjadikan

siswa lebih aktif dan kreatif sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa karena

guru dituntut untuk meningkatkan kesuksesan siswa dengan mencaatat “apa

saja” di dalam kelas yang berkaitan dengan lingkungan belajar dan prestasi

belajar siswa. Penelitian ini juga dapat dipertimbangkan untuk mengembangkan

model pembelajaran bagi guru dalam memberikan materi kepada siswa.

Dari hasil rata-rata yang diperoleh bahwa dalam penelitian ini,

pemahaman konsep siswa terhadap materi gaya tentang sifat-sifat gaya dan

macam-macam gaya pada pembelajaran IPA dan kegiatan proses pembelajaran

menjadi meningkat. Hal ini terbukti adanya peningkatakan kemampuan

pemahaman konsep gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya dalam

berdiskusi, memecahkan masalah, interaksi dengan guru maupun kerjasama

dengan siswa lain. Dengan partisipasi siswa dalam pembelajaran yang

meningkat, kondisi kelas menjadi lebih kondusif dan pada akhirnya pemahaman

konsep gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya pada siswa kelas

IV SDN Karangasem IV meningkat.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, implikasi teoritis

dari penelitian ini adalah ada peningkatan kualitas proses pembelajaran dan

Page 111: SKRIPSI PGSD

93

pemahaman konsep gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya

dengan menggunakan model quantum teaching.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan

calon guru untuk meningkatkan keefektifan strategi guru dalam mengajar dan

meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar terutama dalam pelajaran IPA

pada pokok materi pemahaman konsep gaya. Kemampuan pemahaman konsep

gaya tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya bagi siswa dapat

ditingkatkan dengan menggunakan model quantum teaching.

Berdasarkan kriteria temuan dan pembahasan hasil penelitian seperti

yang diuraikan pada bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan peneliti lain

untuk membantu dalam menghadapi permasalahan yang sejenis. Di samping itu,

perlu penelitian lebih lanjut tentang upaya guru untuk mempertahankan atau

menjaga dan meningkatkan pemahaman konsep gaya. Pembelajaran dengan

menggunakan model quantum teaching pada hakikatnya dapat digunakan dan

dikembangkan oleh guru yang menghadapi permasalahan sejenis, terutama

untuk mengatasi masalah peningkatan kemampuan pemahaman konsep gaya,

yang pada umumnya dimiliki oleh sebagian besar siswa. Adapun kendala yang

dihadapi dalam pelaksanaan penelitian ini harus di atasi semaksimal mungkin.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, maka peneliti memberikan

saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam melaksanakan pembelajaran

khususnya pembelajaran IPA tentang sifat-sifat gaya dan macam-macam gaya

untuk meningkatkan pemahaman konsep gaya dengan menggunakan model

quantum teaching.

Page 112: SKRIPSI PGSD

94

2. Bagi Guru

Guru dalam mengajar hendaknya menggunakan model quantum teaching dalam

pembelajaran konsep gaya. Penggunaan model quantum teaching dimaksudkan

agar pembelajaran tidak terasa membosankan dan membantu siswa dalam

meningkatkan prestasi siswa melalui pemahaman konsep gaya.

3. Bagi Siswa

a. Hendaknya lebih mengembangkan inisiatif dan keberanian dalam

menyampaikan pendapat dalam proses pembelajaran untuk menambah

pengetahuan sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.

b. Hendaknya ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran dan rajin belajar

sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.

4. Bagi Peneliti Lain

a. Peneliti hendaknya mengkaji permasalahan yang sama dengan lebih cermat

dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan dengan

model quantum teaching guna melengkapi kekurangan yang ada serta

sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan pemahaman konsep yang

belum tercakup dalam penelitian ini agar diperoleh hasil yang lebih baik.

Page 113: SKRIPSI PGSD

95

DAFTAR PUSTAKA