Top Banner
ii PENGARUH MASA KERJA TERHADAP DAYA DENGAR PEKERJA DI LINGKUNGAN MESIN ASSEMBLING PT. KUBOTA INDONESIA SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Disusun oleh Nama Mahasiswa : L. Sunu Waspadha Nomor Induk Mahasiswa : 6450401093 Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat S1 Jurusan : Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas : Ilmu Keolahragaan UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2005
59

Skripsi Pendidikan (147)

Jun 27, 2015

Download

Documents

Safran Hasibuan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Skripsi Pendidikan (147)

ii

PENGARUH MASA KERJA TERHADAP DAYA DENGAR

PEKERJA DI LINGKUNGAN MESIN ASSEMBLING

PT. KUBOTA INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1

Untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Disusun oleh

Nama Mahasiswa : L. Sunu Waspadha

Nomor Induk Mahasiswa : 6450401093

Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat S1

Jurusan : Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas : Ilmu Keolahragaan

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2005

Page 2: Skripsi Pendidikan (147)

iii

IDENTITAS PENULIS

Nama : Laurentius Sunu Waspadha

Jurusan : Ilmu Kesehatan Masyarakat

Program Studi : S.1

Fakultas : Ilmu Keolahragaan

Universitas : Universitas Negeri Semarang

TTL : Wonogiri, 31 Agustus 1982

Alamat : Cubluk RT 02/ RW 04 Giritirto Wonogiri. 57611

Telp/ Hp : (0273) 325145/ 08121525812

Riwayat pendidikan :

1989-1995 : SD Kanisius Wonogiri

1995-1998 : SMP Kanisius Wonogiri

1998-2001 : SMA Pangudi Luhur St. Yosef, Surakarta

2001-2005 : Perguruan Tinggi Universitas Negeri Semarang

Nama Ayah : YB. Darsito

Nama Ibu : C. Bekti Rahayu

Moto hidup : “ Berfikirlah dahulu sebelum bertindak “

Page 3: Skripsi Pendidikan (147)

iv

ABSTRAK ( Sari )

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Masa Kerja Terhadap Daya Dengar Pekerja

di Lingkungan Mesin Assembling PT. Kubota Indonesia”. Permasalahan yang

akan dikaji dalam penelitian ini adalah Pengaruh Masa Kerja Terhadap Daya

Dengar Pekerja di Lingkungan Mesin Assembling bagian test running dan

washing PT. Kubota Indonesia. Tujuannya untuk mengetahui Pengaruh masa

kerja terhadap daya dengar pekerja di lingkungan mesin assembling bagian test

running dan washing PT. Kubota Indonesia

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pekerja di bagian

assembling PT. Kubota Indonesia. Sampel dalam Penelitian ini adalah pekerja di

bagian assembling yaitu test running dan washing PT. Kubota Indonesia yang

ditentukan melalui metode Purposive sampling dan dengan melihat tabel

Nomogram Harry King . Jenis penelitian dalam skripsi ini yaitu Observasi.

Penelitian ini menggunakan model pendekatan cross sectional ukuran datanya

adalah rasio dan Nominal. Analisis Data Univariat dengan Uji hipotesis

menggunakan uji-t.

Uji hipotesis dengan menggunakan taraf kepercayaan 95% (α=0.05) dengan

df = N – 2 = 20 – 2 = 18 didapatkan nilai t statistik (2,395) > t tabel (2,101) artinya Hipotesis alternatif (H1) diterima sedangkan hipotesis nol (H0) ditolak.

Kesimpulannya adalah ada Hubungan Masa Kerja Terhadap Daya Dengar Pekerja

di Lingkungan Mesin Assembling bagian test running dan washing PT. Kubota

Indonesia.

Saran dari peneliti adalah guna mendapatkan hasil yang optimal maka untuk

penelitian selanjutnya disarankan agar sampel penelitian diberi penjelasan

sejelas-jelasnya. Komunikasi antara peneliti dengan sempel dibangun dengan

lebih baik lagi, guna menghindari terjadinya salah pengertian. Penelitian jenis ini

sebaiknya dilaksanakan pada hari libur sehingga tidak mengganggu aktifitas kerja.

Kunci : masa kerja dan daya dengar pekerja

Page 4: Skripsi Pendidikan (147)

v

PENGESAHAN

Telah disetujui oleh Pembimbing I dan Pembimbing II untuk diajukan mengikuti

ujian Skripsi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Semarang

Pada hari: Senin

Tanggal : 19 Desember 2005

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Bambang B.R dr. Arulita Ika Fibriana

NIP. 132 296 578 NIP. 131 571 554

Mengetahui,

a.n Ketua Jurusan IKM

Sekretaris Jurusan IKM

Drs. Herry Koesyanto, M.S.

NIP 131571549

Page 5: Skripsi Pendidikan (147)

vi

PENGESAHAN

Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi

Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang

Pada hari : Sabtu

Tanggal : 24 Desember 2005

Jam : 11.00 WIB

Panitia Ujian

Ketua Panitia Sekretaris

Dekan FIK UNNES Ketua jurusan IKM FIK

UNNES

Drs. Sutardji, M.S Drs. Herry Koesyanto, M.S.

NIP. 130 523 506 NIP 131 571 549

Dewan Penguji

Nama Penguji Jabatan Tanda tangan

1. Drs. E.R. Rustiana, M.Si ( Ketua ) ………………

NIP. 131 695 159

2. Drs. Bambang B.R ( Anggota ) ………………

NIP. 131 571 554

3. dr. Arulita Ika Fibriana ( Anggota ) ………………

NIP. 132 296 578

Page 6: Skripsi Pendidikan (147)

vii

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

“ Berfikirlah dahulu sebelum bertindak “

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa membimbing dan

menolong saya.

2. Kedua orang tua saya., yang telah berjuang untuk

membimbing dan membiayai kuliah saya sampai selesai

beserta ketiga kakakku yang telah mendukung saya.

3. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat FIK UNNES tempat

saya belajar, beserta segenap dosen dan karyawannya.

4. Teman dan sahabat-sahabat saya. yang selalu membantu

saya dalam penyelesaian skripsi ini yaitu Ani Subekti, Adi

Subiantoro, , Priyanto, Azinar, Nugraeni, Wahyulianto,

dan yang lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu

persatu.

5. Teman-teman saya. di jurusan IKM, angkatan pertama

tahun 2001 yang sangat saya rindukan.

Page 7: Skripsi Pendidikan (147)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

berkat dan kasihnya, sehingga skripsi ini dapat tersusun.

Tujuan dari penyusunan dan penulisan skripsi ini adalah untuk mencapai

gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM). Proses penyusunan skripsi ini

banyak mengalami kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan dari berbagai

pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan, untuk itu disampaikan terima kasih

kepada :

1. Dekan FIK UNNES, Bp. Drs. Sutardji, M.S

2. Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat FIK UNNES, dr. Oktia Woro

KH, M.Kes.

3. Dosen Pembimbing Skripsi, Drs. Bambang B.R dan dr. Arulita Ika Fibriana.

4. Dosen Pembimbing akademik, Drs. Hery Koesyanto, M.S.

5. Semua pihak yang terlibat dalam penelitian ini, yang tidak dapat disebutkan

satu persatu.

Penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu segala

kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan dari laporan ini sangat

diharapkan. Hasil yang dituangkan dalam skripsi ini semoga bermanfaat bagi kita

semua. Amin.

Semarang, Desember 2005

Penyusun

L. Sunu Waspadha

NIM. 6450401093

Page 8: Skripsi Pendidikan (147)

ix

DAFTAR ISI

Sampul Luar ........................................................................................... i

Sampul Dalam ......................................................................................... ii

Identitas penulis ...................................................................................... iii

Pengesahan .............................................................................................. iv

Moto dan Persembahan .......................................................................... vi

Kata Pengantar ........................................................................................ vii

Daftar Isi ................................................................................................. viii

Daftar Tabel ............................................................................................ ix

Daftar Gambar ........................................................................................ xi

Daftar lampiran ....................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

1.1. Alasan Pemilihan Judul ........................................................... 1

1.2. Permasalahan ........................................................................... 3

1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................... 3

1.4. Penegasan Istilah/ Batasan Operasional ................................... 3

1.5. Kegunaan Hasil penelitian ....................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS .................................. 5

2.1. Landasan Teori ........................................................................ 5

2.2. Hipotesis Penelian ................................................................... 13

Page 9: Skripsi Pendidikan (147)

x

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 14

3.1. Populasi Penelitian ................................................................... 14

3.2. Sampel Penelitian .................................................................... 14

3.3. Variabel Penelitian .................................................................. 16

3.4. Rancangan Penelitian (Jenis dan Metode Penelitian) ................ 17

3.5. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 17

3.6. Prosedur Penelitian .................................................................. 23

3.7. Instrumen Penelitian ................................................................ 24

3.8. Analisis Data ........................................................................... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................... 27

4.1 Hasil Penelitian ........................................................................ 27

4.2 Pembahasan.............................................................................. 33

4.3 Kelemahan Penelitian ............................................................... 34

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 35

5.1 Simpulan .................................................................................. 35

5.2 Saran ....................................................................................... 35

DAFTAR KEPUSTAKAAN ................................................................... 36

LAMPIRAN - LAMPIRAN .................................................................... 38

Page 10: Skripsi Pendidikan (147)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Nilai Ambang Batas Kebisingan ....................................................... 8

2. Katagori Tajam Pendengaran ............................................................ 18

3. Formulir Pencatatan Hasil Pencatatan Hasil Audio Meter

Telinga Kiri Sampel yang bekerja < 5 tahun .................................... 19

4. Formulir Pencatatan Hasil Pencatatan Hasil Audio Meter

Telinga Kanan Sampel yang bekerja < 5 tahun ................................ 20

5. Formulir Pencatatan Hasil Pencatatan Hasil Audio Meter

Telinga Kiri Sampel yang bekerja > 5 tahun .................................... 21

6. Formulir Pencatatan Hasil Pencatatan Hasil Audio Meter

Telinga Kanan Sampel yang bekerja > 5 tahun ................................ 22

7. Rata-rata Pendengaran Telinga Kanan Sampel (dB) berdasarkan Hasil

Pengukuran Audio Meter ................................................................. 27

8. Rata-rata Pendengaran Telinga Kiri Sampel (dB) berdasarkan Hasil

Pengukuran Audio Meter ................................................................. 28

9. Total Rata-rata Pendengaran Telinga Kanan dan telinga Kiri

Sampel (dB) berdasarkan Hasil Pengukuran Audio Meter ................ 29

10. Hasil Uji Normalitas Data ................................................................ 30

11. Hasil Uji Homogenitas Data ............................................................. 31

12. Hasil statistik Kelompok (group Statistic) ......................................... 32

13. Hasil Independen Sampel Test .......................................................... 32

Page 11: Skripsi Pendidikan (147)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Teori ................................................................................ 11

2. Kerangka Konsep ............................................................................ 12

Page 12: Skripsi Pendidikan (147)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran ` Halaman

1. Kuesioner ......................................................................................... 39

2. Data hasil penelitian ......................................................................... 40

3. Data hasil perhitungan Statistik ........................................................ 41

4. Dokumentasi proses penelitian ......................................................... 42

5. Surat Ijin penelitian dan bukti penelitian .......................................... 43

6. tabel uji-t .......................................................................................... 44

Page 13: Skripsi Pendidikan (147)

xiv

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah

membawa industri dan mekanisasi tumbuh dan berkembang

dalam rangka mewujudkan masyarakat industri yang maju

dan mandiri. Berbagai mesin dan peralatan canggih

dipergunakan dan diproduksi oleh indusrti-industri dan

perusahaan-perusahaan. Mesin-mesin dan peralatan tersebut

di satu sisi sangat penting bagi pembangunan namun juga

ternyata membawa dampak negatif bagi kesehatan manusia

khususnya tenaga kerja (Depnaker, 1995: 19).

Penggunaan teknologi yang tinggi di tempat kerja dalam

hal sarana dan prasarana yang menghasilkan suara atau

bunyi atau kegaduhan yang tidak diinginkan (bising) akan

menimbulkan gangguan kesehatan khususnya pada pekerja,

yaitu terjadinya penyakit akibat kerja. Bising yang sangat

keras (di atas 85 dB untuk daerah pabrik, industri dan

sejenisnya) dapat menyebabkan kemunduran yang serius

pada kondisi kesehatan seseorang pada umumnya, dan bila

berlangsung lama dapat menyebabkan kehilangan

pendengaran sementara, yang lambat laun dapat

1

Page 14: Skripsi Pendidikan (147)

xv

menyebabkan kehilangan pendengaran permanen. Faktor-

faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan

pendengaran antara lain adalah intensitas kebisingan,

frekuensi kebisingan, dan lamanya orang tersebut berada di

tempat atau di dekat sumber bunyi, baik dari hari ke hari

atau seumur hidup (Azrul Azwar, 1990: 65).

Dari penelitian yang dilakukan oleh Balai Pengembangan

Keselamatan Kerja dan Hiperkes Propinsi Jawa Tengah

pada tahun 2004, diperoleh hasil bahwa tingkat kebisingan di

Bagian Assembling nilainya melampaui Nilai Ambang Batas

(NAB). Pada bagian ini terdiri atas 3 sub bagian dengan

tingkat kebisingan yaitu : 1) Sub Bagian Assembling Line

memiliki tingkat kebisingan 80,0 -83,0 dB A, 2) Sub Bagian

Test Running memiliki tingkat kebisingan 91,2 – 97,8 dB A, 3)

Sub Bagian Washing memiliki tingkat kebisingan 99 – 101,2

dB A.

Timbulnya risiko kerusakan pendengaran pada tingkat

kebisingan < 80 dB (A) untuk paparan harian selama 8 jam

dapat diabaikan dan tidak ada peningkatan persentase

subjek dengan gangguan pendengaran. Paparan kebisingan >

85 dB (A) ada kemungkinan bahwa setelah 5 tahun kerja, 1%

pekerja akan memperlihatkan sedikit gangguan pendengaran

, setelah 10 tahun kerja, 3% pekerja mungkin mengalami

kehilangan pendengaran, dan setelah 15 tahun meningkat

menjadi 5%. Pada tingkat bising 90 dB (A), berturut-turut

Page 15: Skripsi Pendidikan (147)

xvi

persentasenya adalah 4%, 10% dan 14% dan pada tingkat

kebisingan 95 dB (A), adalah 7%, 17% dan 24% (Joko

Suyono, 1995:171).

Kemungkinan gangguan pendengaran yang muncul

akibat kebisingan seperti pada data dan keterangan diatas

oleh peneliti dijadikan dasar penelitian untuk membuktikan

apakah masa kerja mempengaruhi daya dengar tenaga kerja

yang bekerja dilingkungan mesin Assembling, dalam hal ini

akan diteliti tentang gambaran daya dengar tenaga kerja

yang bekerja < 5 tahun dan > 5 tahun yaitu pada bagian test

running dan washing karena tingkat kebisingannya lebih dari

85 dB (A) . Tempat yang diambil sebagai lokasi penelitian

adalah PT. KUBOTA INDONESIA Semarang yang

merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang

industri perakitan mesin-mesin disel.

1.2 Permasalahan

Adakah pengaruh masa kerja terhadap daya dengar

pekerja di lingkungan mesin assembling bagian test running

dan washing PT. Kubota Indonesia Semarang.

1.3 Tujuan Penelitian

Page 16: Skripsi Pendidikan (147)

xvii

Mengetahui pengaruh masa kerja terhadap daya dengar

pekerja di lingkungan mesin assembling bagian test running

dan washing PT. Kubota Indonesia Semarang

1.4 Penegasan Istilah/ Batasan Operasional

1. Kebisingan adalah suara yang tidak diinginkan timbul dalam lingkungan

kerja (Azrul Azwar, 1990: 112).

2. Mesin Assembling adalah salah satu mesin produksi yang digunakan untuk

merakit alat-alat.

3. Daya dengar adalah kemampuan untuk mendengarkan suara yang menjadi

parameter terjadinya gangguan pendengaran.

4. Pekerja adalah orang yang bekerja di suatu daerah kerja tertentu, dalam hal

ini adalah orang yang bekerja dibagian Assembling PT. KUBOTA

INDONESIA

5. Masa Kerja adalah lamanya orang bekerja terhitung sejak pertamakali

bekerja hingga saat penelitian dilakukan.

1.5 Kegunaan Hasil penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi

bahwa kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin assembling bagian test running

dan washing dapat menimbulkan gangguan pendengaran bagi tenaga kerja yang

bekerja disana. Oleh sebab itu penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi

Page 17: Skripsi Pendidikan (147)

xviii

perusahaan untuk selalu mengutamakan kesehatan dan keselamatan tenaga

kerjanya dengan memberikan alat pelindung diri yang baik selain itu menjadi

bahan evaluasi bagi perusahaan dalam merancang mesin assembling yang

memiliki tingkat kebisingan yang relatif kecil (dibawah nilai ambang batas

pendengaran). Penelitian ini juga bermanfaat bagi instansi pemerintahan yang

terlibat langsung dalam penanganan industri dalam hal ini seperti Departemen

Tenaga Kerja dan Balai keselamatan kerja dan HIPERKES dalam membuat

peraturan-peraturan tentang perusahaan dan ketenaga kerjaan yang baik dan ideal

demi terciptanya suasana kerja yang nyaman sehingga mampu meningkatkan

derajat kesehatan dan keselamatan kerja pada tenaga kerja.

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Kebisingan

Kebisingan dapat didefinisikan sebagai suara yang tidak diinginkan, seperti

sampah yang dapat didefinisikan sebagai benda yang tidak diinginkan. Pengertian

tidak diinginkan ini tentu saja bersifat subjektif, seperti musik kaum muda

mungkin saja tidak sesuai bagi kaum yang lebih tua dan begitu pula sebaliknya

(Azrul Azwar, 1990: 112).

Page 18: Skripsi Pendidikan (147)

xix

Semua bunyi yang mengalihkan perhatian, mengganggu, atau berbahaya bagi

kesehatan sehari-hari, dapat dianggap sebagai bising. Secara umum bising

didefinisikan sebagi bunyi yang tidak diinginkan oleh penerimanya.

Kebisingan dalam industri adalah salah satu faktor berupa bunyi yang dapat

menimbulkan akibat buruk bagi kesehatan dan keselamatan kerja.

2.1.2 Sumber-sumber Kebisingan

Sumber kebisingan. Menurut Jack E Peterson (1997: 149), sumber bising

dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu :

1) Bising interior yaitu bising yang berasal dari manusia, alat rumah tangga

atau mesin-mesin gedung. Dinding pemisah, lantai, pintu dan jendela harus

mampu melindungi atau memberikan perlindungan yang cukup terhadap

bising di tempat ini.

2) Bising Luar (out door) yaitu bising yang berasal dari lalu lintas, industri,

alat-alat mekanis, konstruksi gedung, perbaikan jalan, kegiatan olahraga,

iklan dan lain-lain di luar gedung.

2.1.3 Jenis-jenis Kebisingan

Jenis-jenis kebisingan, yaitu :

1) Kebisingan continue dengan spektrum frekuensi yang luas (Steady State,

Wide Band Noise) misalnya mesin-mesin, kipas angin dan lain-lain.

5

Page 19: Skripsi Pendidikan (147)

xx

2) Kebisingan continue dengan spektrum frekuensi yang sempit (Steady State,

Narrow Band Noise), misalnya gergaji, sirkuiler, katub gas dan lain-lain.

3) Kebisingan terputus-putus (intermittent), misalnya lalu lintas, kapal terbang

di lapangan udara.

4) Kebisingan impulsi (Impact or Impuls Noise), seperti tembakan bedil atau

meriam, ledakan.

5) Kebisingan impulsif berulang, misalnya mesin tempat di perusahaan.

(Joko Suyono, 1995: 168).

2.1.4 Pengukuran Kebisingan

Keras dan intensitas kebisingan dinyatakan dalam desibel (dB). Satu desibel

adalah suara terendah yang dapat didengar seseorang dan 120 dB adalah batas

dengar maksimal yang menimbulkan rasa sakit. Alat yang digunakan untuk

mengukur tingkat tekanan suara adalah Sound Level Meter (SLM). Skala Sound

Level Meter yang dipakai adalah skala A. Sound Level Meter dilengkapi dengan

mikrofon yang mendekati suara, mengkonversikannya ke dalam signal listrik, dan

memperbesar signal sampai pada tingkat tekanan suara. Bising di dalam bangunan

datang dari berbagai arah karena suara yang berasal dari mesin-mesin dan

peralatan yang sedang berjalan dipantulkan melalui dinding langit-langit dan

lantai. Alat ini dapat mengukur kebisingan antara 30-130 dB dan frekuensi 20-

Page 20: Skripsi Pendidikan (147)

xxi

20.000 Hz. Keras dan intensitas kebisingan dinyatakan dalam desibel (dB) (Joko

Suyono, 1995: 169).

2.1.5 Pengaruh Kebisingan Bagi Kesehatan

Kebisingan dapat menimbulkan pengaruh yang luas,

tidak hanya mempengaruhi kapasitas pendengaran kita,

tetapi juga fungsi-fungsi tubuh yang lain. Pengaruh

kebisingan terhadap tubuh sama seperti pengaruh stress

terhadap tubuh manusia. (Wahyuningsih, 2002 : 76).

Kebisingan adalah suatu masalah yang memerlukan usaha-usaha keras dari

berbagai bidang, dan tidak dapat dipecahkan hanya dengan ilmu pengetahuan,

keahlian teknik dan disiplin ilmu sosial saja. Para pemilik perusahaan dan ahli

desain harus kembali ke kedokteran, fisika, arsitektur psikologi, komunikasi dan

hukum untuk menganalisis pengaruh bising pada manusia dan menghilangkan

ancaman-ancaman di tempat kerja (Wahyuningsih, 2002: 79).

Menurut Wahyuningsih, (2002: 79), pengaruh bising terhadap kesehatan

seseorang adalah diantaranya sebagai berikut : 1) hilangnya daya dengar

(ketulian), 2) kerusakan gendang telinga, 3) gangguan percakapan, 4) kejengkelan,

5) mengalihkan perhatian, 6) kelelahan.

Tabel 1

Nilai Ambang Batas Kebisingan

Waktu Pemajanan Perhari Intensitas Kebisingan dalam dB (A)

8 85

4

jam

88

Page 21: Skripsi Pendidikan (147)

xxii

2 91

1

94

30 97

15 100

7,5 103

3,75 106

1,88 109

0,94

menit

112

28,12 115

14,06 118

7,03 121

3,52 124

1,76 127

0,88 130

0,44 133

0,22 136

0,11

detik

139

Sumber : Keputusan Menteri Tenaga Kerja no 51/ MEN/ 1999

Menurut Siswanto, (1991: 35), seperti yang dikutip dari Allan

Bell, selain menyebabkan ketulian, kebisingan juga

menyebabkan gangguan-gangguan komunikasi, gangguan

tidur, gangguan pelaksanaan tugas, dan perasaan-perasaan

tidak senang atau mudah marah.

1) Gangguan Komunikasi

Jika seseorang berbicara di suatu tempat yang bising, maka suara orang

tersebut akan sulit ditangkap atau dimengerti oleh pendengarnya. Pembicara

tersebut tidak jarang harus berteriak atau mendekat pada lawan bicaranya.

Gangguan komunikasi ini disebabkan oleh “Masking Effect” dari Back Ground

Noise yang intensitasnya cukup tinggi (Siswanto, 1991: 35).

Page 22: Skripsi Pendidikan (147)

xxiii

2) Gangguan Tidur

Beberapa peneliti telah menemukan bahwa persentase seseorang akan

terbangun dari tidurnya adalah 5 % pada tingkat intensitas suara 40 dBA dan

meningkat sampai 30 % pada 70 dBA. Hampir setiap orang akan terbangun

tidurnya pada tingkat intensitas suara 100 dBA – 120 dBA (Siswanto, 1991: 35).

3) Gangguan Pelaksanaan Tugas

Gangguan ini menurut beberapa penelitian yang dilakukan di laboratorium

menunjukkan hasil yang kadang-kadang saling bertentangan. Beberapa

kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil studi yang dilakukan adalah : 1)

kebisingan yang terputus-putus (intermittent noise), adalah lebih mengganggu dari

pada kebisingan yang kontinyu dan intermittent noise yang belum dikenal

sebelumnya oleh seseorang adalah lebih mengganggu daripada yang sudah

dikenal (familiar interrupted noise), 2) pekerjaan yang rumit (complex work) akan

lebih banyak mengganggu daripada simple work, 3) kebisingan dengan frekuensi

tinggi (> 1000 Hz) adalah lebih mengganggu daripada frekuensi rendah, 4)

kebisingan lebih banyak mengganggu kecermatan, dan ketelitian kerja seseorang

daripada terhadap kuantitas kerja (Siswanto, 1991: 35).

4) Perasaan Tidak Senang atau Mudah Marah, kejengkelan (Annoyance)

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu 1) karakteristik

kebisingan, meliputi tingkat, intensitas dan frekuensinya, dan 2) kepekaan

seseorang terhadap suara (Siswanto, 1991: 35).

Gangguan Pendengaran juga dapat disebabkan oleh faktor lain misalnya

dengan bertambahnya umur. Istilah dalam kedokteran untuk menyatakan

Page 23: Skripsi Pendidikan (147)

xxiv

berkurangnya pendengaran seiring dengan bertambahnya umur disebut dengan

presbyacusis ( J.J. Ballenger, 1997 : 311). Commite On Conservation Of Hearing

Of The American Academy Of Otolaryngology menyatakan bahwa seseorang yang

dalam Usia produktif yaitu 15 – 55 tahun dapat terhindar dari presbyacusis jika

tidak ada riwayat penyakit telinga. ( J.J. Ballenger, 1997 : 322). Secara umum

Presbyacusis terjadi pada orang dengan usia lebih dari 60 tahun. Penurunan

pendengaran dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin, pada laki-laki lebih cepat

dibandingkan pada perempuan ( Efiaty A.S., Nurbaiti Iskandar, 1997 : 33 ).

2.1.6 Kerangka Teori

Dari landasan teori maka dapat digambarkan kerangka teori secara sistematis

sebagai berikut :

KEBISINGAN

1. Intensitas Kebisingan

2. Frekuensi Kebisingan

3. Lama Paparan kebisingan per

hari

4. APD (Alat Pelindung Diri)

MASA KERJA

DAYA DENGAR

PEKERJA

LINGKUNGAN MESIN

ASSEMBLING

Page 24: Skripsi Pendidikan (147)

xxv

Gambar 1

Kerangka Teori

( Sugiyono, 2002: 6 )

Keterangan :

Variabel yang diteliti

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang dikendalikan

2.1.7 Kerangka Konsep

Konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal

khusus. Oleh karena konsep merupakan abstraksi, maka konsep tidak dapat

langsung diamati atau diukur. Konsep hanya dapat diamati atau diukur melalui

konstruk atau yang lebih dikenal dengan variabel. Jadi variabel adalah simbol atau

lambang yang menunjukkan nilai atau bilangan dari konsep. Variabel adalah

sesuatu yang bervariasi (Soekidjo Notoatmodjo, 2002:68).

Secara sistematis menurut Sugiyono (2002: 5) kerangka konsep yang

digunakan dalam penelitian ini menganut pada sistem paradigma sederhana yaitu

GANGGUAN KESEHATAN

Kecuali pendengaran yaitu :

1) Gangguan Komunikasi

2) Gangguan Tidur

3) Gangguan Pelaksanaan Tugas

4) Perasaan Tidak Senang atau Mudah Marah (Annoyance)

Page 25: Skripsi Pendidikan (147)

xxvi

menunjukkan hubungan antara 1 variable independent terhadap 1 variable

dependent, sehingga dapat dirumuskan kerangka konsep sebagai berikut :

2.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ha (hipotesis alternatif) memprediksi bahwa independent variable (treatment)

atau variabel bebas mempunyai efek pada dependent variable atau variabel terikat

dalam populasi (Agus, 2004:98).

Ha (hipotesis alternatif) dalam penelitian ini berbunyi :

“Ada pengaruh masa kerja terhadap daya dengar pekerja di

lingkungan mesin assembling PT. Kubota Indonesia

Semarang”.

VARIABEL YANG DIKENDALIKAN 1. Intensitas Kebisingan

2. Frekuensi Kebisingan

3. Lama Paparan kebisingan per hari

4. APD (Alat Pelindung Diri )

MASA KERJA PEKERJA

> 5 TAHUN

DAYA DENGAR

PEKERJA

Gambar 2

Kerangka Konsep

( Sugiyono, 2002: 5 )

MASA KERJA PEKERJA

< 5 TAHUN

Page 26: Skripsi Pendidikan (147)

xxvii

(Sugiyono, 2002 : 86 )

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi, 1998 : 117).

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pekerja di bagian assembling

PT. Kubota Indonesia sejumlah 33 tenaga kerja.

Page 27: Skripsi Pendidikan (147)

xxviii

3.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi, 1998 :

117). Sampel dalam penelitian ini adalah pekerja PT. Kubota Indonesia bagian

assembling yaitu test running sejumlah 13 orang dan washing sejumlah 7 orang

yang ditentukan melalui metode Purposive sampling , adapun jumlah sampel yang

digunakan dengan melihat tabel Nomogram Harry King (Sugiyono, 2002: 34).

Purposive sampling yaitu sampel dipilih berdasarkan ketentuan atau

pertimbangan tertentu (Sutrisno Hadi, 1998: 65). Pertimbangan atau ketentuan

tersebut berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi adalah

karakteristik umum subjek penelitian pada populasi target dan populasi terjangkau

(Sudigdo Sastroasmoro, Sofyan Ismael, 1995:22) sebagai berikut:

1. Pekerja merupakan tenaga kerja yang bekerja di bagian assembling, yaitu

bagian test Running ( 91,2-97,8 dB (A)) dan Washing (99-101,2 dB (A)).

2. Mempunyai masa kerja < 5 tahun sebagai kelompok 1 dan > 5 tahun.sebagai

kelompok 2.

3. Mempunyai pendengaran yang normal pada saat mendaftar sebagai pekerja

dibagian assembling PT. KUBOTA INDONESIA.

4. Tidak ada riwayat sakit telinga.

5. Tenaga kerja terpapar kebisingan selama rata-rata 8 jam sehari.

Kriteria eksklusi adalah sebagian subjek yang memenuhi kriteria inklusi tetapi

harus dikeluarkan dari studi karena berbagai sebab, yaitu

14

Page 28: Skripsi Pendidikan (147)

xxix

1. Subjek menolak berpartisipasi.

2. Subjek mau menjadi sampel tetapi pada kenyataanya tidak bisa datang untuk

mengikuti penelitian.

Jumlah pengambilan sampel ditentukan dengan melihat tabel Nomogram

Harry King (Sugiyono, 2002: 34) dengan tingkat kesalahan 10% diperoleh jumlah

persentase populasi yang diambil sebagai sampel sebesar 60% dengan jumlah

populasi 33 orang. Sampel dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Jumlah Sampel = Prosentase populasi yang diambil sebagai sampel X jumlah

Populasi diperoleh jumlah Sampel sebesar = 60% X 33 = 19, 8 orang, nilai

tersebut sebanding dengan 20 orang sampel. Sampel yang bekerja lebih dari 5

tahun sebanyak 14 orang dan yang bekerja kurang dari atau sama dengan 5 tahun

adalah 6 orang.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau

ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu

konsep penelitian tertentu (Notoatmodjo, 2002 : 70). Jenis variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Variabel bebas (Variabel Independent)

Page 29: Skripsi Pendidikan (147)

xxx

Variabel bebas (Variabel Independent) adalah variabel sebab atau variabel

yang mempengaruhi (Notoatmodjo, 2002 : 70). Variabel bebas dalam penelitian

ini yaitu masa kerja pekerja ( < 5 tahun dan > 5 tahun )

2) Variabel Tergantung (Variabel Dependent)

Variabel Tergantung (Variabel Dependent) adalah variabel akibat atau

variabel terpengaruh (Notoatmodjo, 2002 : 70). Variabel tergantung dalam

penelitian ini adalah daya dengar tenaga kerja

3) Variabel yang dikendalikan

Variabel yang dikendalikan dalam penelitian ini adalah intensitas kebisingan,

frekuensi kebisingan, alat pelindung diri (APD) dan lamanya tenaga kerja berada

di tempat atau di dekat sumber bunyi tersebut yaitu mesin assembling

PT.KUBOTA INDONESIA . Tenaga Kerja terpapar kebisingan rata-rata 8 jam

perhari. Kebisingan yang dihasilkan > 85 db(A). Semua tenaga kerja dipastikan

menggunakan alat pelindung diri berupa Ear plug.

3.4 Rancangan Penelitian (Jenis dan Metode Penelitian)

3.4.1 Jenis penelitian

Jenis penelitian dalam skripsi ini yaitu Observasi. Disebut demikian karena

penelitian ini hanya melakukan pengamatan dan penilaian langsung kepada

sampel yang diteliti apakah setelah bekerja disana terdapat gangguan daya dengar

(Arikunto, 1998 : 83).

Page 30: Skripsi Pendidikan (147)

xxxi

Penelitian ini juga menggunakan teknik deskripsi analitik pada saat melakukan

pembahasan. Dikatakan demikian karena penelitian ini akan menulis tentang

gambaran keadaan pendengaran orang yang bekerja < 5 tahun dengan orang yang

bekerja > 5 tahun untuk kemudian menganalisis data guna membuktikan

kebenaran hipotesis.

3.4.2 Model Penelitian

Penelitian ini menggunakan model pendekatan cross sectional. Penelitian

hanya dilakukan pada saat waktu penelitian itu saja dengan pengukuran yang

dilakukan hanya 1 kali (Sudigdo, 1995: 66).

3.5 Teknik Pengambilan Data

3.5.1 Data

Data yang diambil berupa hasil pengukuran dari audio meter. Menurut

standart American Academy Of Ophthalmology And Otolaryngology, tajam

pendengaran diklasifikasikan menjadi :

Tabel 2

Katagori Tajam Pendengaran

Rata-rata pengukuran (dB) Katagori

Page 31: Skripsi Pendidikan (147)

xxxii

< 25

26 – 40

41 – 55

56 – 70

71 – 90

> 91

Normal

Gangguan ringan

Gangguan sedang

Gangguan agak berat

Gangguan berat

Gangguan sangat berat

Sumber : Balai Keselamatan kerja dan HIPERKES, 2004 : 24

3.5.2 Pengambilan data

Pengambilan data dilakukan sebanyak satu kali yaitu pada saat penelitian

itu saja. Langkah-langkah pengambilan data dan pengukurannya adalah sebagai

berikut :

1. Sebelum penelitian, sampel harus terbebas dari paparan bising selama 16 jam

agar didapatkan gambaran audiogram yang dapat dipercaya.

2. Pengenalan nada pada sampel. Sampel diminta menekan tombol bila

mendengar nada.

3. Pemeriksaan pendengaran dilaksanakan berturut-turut dari frekuensi 500 Hz,

1000 Hz, 2000 Hz, 4000 Hz, 6000 Hz dan 8000 Hz. Frekuensi 1000 Hz

didahulukan karena paling mudah untuk menentukan nilai ambangnya.

4. Pada tiap-tiap frekuensi diberikan intensitas bunyi mulai dari 40-50 dB,

kemudian dinaikkan secara bertahap dan diturunkan lagi hingga batas dimana

sampel terakhir masih bisa mendengar nada yang diberikan.

5. Pemeriksaan dilakukan pada telinga kanan selanjutnya telinga kiri.

Page 32: Skripsi Pendidikan (147)

xxxiii

6. Mencatat hasil pemeriksaan pada lembar data.

7. Untuk mengetahui gangguan pendengaran dipergunakan rumus perhitungan

hantaran udara pada frekuensi 500, 1000 dan 2000 Hz dirata-rata.

Data dicatat dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 3

Formulir Pencatatan Hasil Pengukuran Audio Meter

Telinga Kiri Sampel yang Bekerja < 5 tahun

Frekuensi (Hz) 500 Hz 1000 Hz 2000 Hz 4000 Hz 6000 Hz 8000 Hz Kode

Sam

pel

Nama

Sampel Intensitas Bunyi

(dB) * * * * * *

dinaikkan

01 diturunkan

dinaikkan

02 diturunkan

dinaikkan

03 diturunkan

dinaikkan

04 diturunkan

Keterangan :

1) Dalam format aslinya kolom dibagi menjadi 10 kolom untuk tempat hasil

pengukuran pendengaran dengan intensitas Bunyi 41 dB, 42 dB, 43 dB, 44

dB, 45 dB, 46 dB, 47 dB, 48 dB, 49 dB, 50 dB.

2) Pengisian sampel dilakukan dengan cara :

• Jika sampel mampu mendengar bunyi maka diberi tanda cek (v) pada

kolom yang tersedia.

• Jika sampel tidak mampu mendengar bunyi maka diberi tanda - pada

kolom tersedia.

Page 33: Skripsi Pendidikan (147)

xxxiv

Tabel 4

Formulir Pencatatan Hasil Pengukuran Audio Meter Telinga Kanan Sampel

yang Bekerja < 5 tahun.

Frekuensi (Hz) 500 Hz 1000 Hz 2000 Hz 4000 Hz 6000 Hz 8000 Hz Kode

Sam

pel

Nama

Sampel Intensitas Bunyi

(dB) * * * * * *

dinaikkan

01 diturunkan

dinaikkan

02 diturunkan

dinaikkan

03 diturunkan

dinaikkan

04 diturunkan

Keterangan :

1) Dalam format aslinya kolom dibagi menjadi 10 kolom untuk tempat hasil

pengukuran pendengaran dengan intensitas Bunyi 41 dB, 42 dB, 43 dB, 44

dB, 45 dB, 46 dB, 47 dB, 48 dB, 49 dB, 50 dB.

2) Pengisian sampel dilakukan dengan cara :

• Jika sampel mampu mendengar bunyi maka diberi tanda cek (v) pada

kolom yang tersedia.

• Jika sampel tidak mampu mendengar bunyi maka diberi tanda - pada

kolom tersedia.

Tabel 5

Page 34: Skripsi Pendidikan (147)

xxxv

Formulir Pencatatan Hasil Pengukuran Audio Meter Telinga Kiri Sampel

yang Bekerja > 5 tahun.

Frekuensi (Hz) 500 Hz 1000 Hz 2000 Hz 4000 Hz 6000 Hz 8000 Hz Kode

Sam

pel

Nama

Sampel Intensitas Bunyi

(dB) * * * * * *

dinaikkan

01 diturunkan

dinaikkan

02 diturunkan

dinaikkan

03 diturunkan

dinaikkan

04 diturunkan

Keterangan :

1) Dalam format aslinya kolom dibagi menjadi 10 kolom untuk tempat hasil

pengukuran pendengaran dengan intensitas Bunyi 41 dB, 42 dB, 43 dB, 44

dB, 45 dB, 46 dB, 47 dB, 48 dB, 49 dB, 50 dB.

2) Pengisian sampel dilakukan dengan cara :

• Jika sampel mampu mendengar bunyi maka diberi tanda cek (v) pada

kolom yang tersedia. Jika sampel tidak mampu mendengar bunyi maka

diberi tanda - pada kolom tersedia.

Tabel 6

Formulir Pencatatan Hasil Pengukuran Audio Meter Telinga Kanan Sampel

yang Bekerja > 5 tahun.

Frekuensi (Hz) 500 Hz 1000 Hz 2000 Hz 4000 Hz 6000 Hz 8000 Hz

Kode

Sam

pel

Nama

Sampel Intensitas Bunyi

(dB) * * * * * *

dinaikkan 01

diturunkan

dinaikkan 02

diturunkan

Page 35: Skripsi Pendidikan (147)

xxxvi

dinaikkan 03

diturunkan

dinaikkan 04

diturunkan

Keterangan :

1) Dalam format aslinya kolom dibagi menjadi 10 kolom untuk tempat hasil

pengukuran pendengaran dengan intensitas Bunyi 41 dB, 42 dB, 43 dB, 44

dB, 45 dB, 46 dB, 47 dB, 48 dB, 49 dB, 50 dB.

2) Pengisian sampel dilakukan dengan cara :

• Jika sampel mampu mendengar bunyi maka diberi tanda cek (v) pada

kolom yang tersedia.

• Jika sampel tidak mampu mendengar bunyi maka diberi tanda - pada

kolom tersedia.

3.5.3 Waktu dan lokasi pengambilan data

1) Waktu

Penelitian dengan judul pengaruh masa kerja terhadap

daya dengar pekerja di lingkungan mesin assembling PT.

Kubota Indonesia Semarang. Telah dilaksanakan pada

tanggal 28-29 Oktober 2005

2) Lokasi pengambilan data

Lokasi pengambilan data adalah di bagian Assembling PT KUBOTA

Indonesia Semarang Jawa Tengah

3.6 Prosedur Penelitian

Page 36: Skripsi Pendidikan (147)

xxxvii

3.6.1 Persiapan

(1) Menyediakan lembar kuesioner untuk mengetahui identitas pekerja dan masa

kerjanya.

(2) Menyediakan lembar pencatatan, untuk mencatat hasil wawancara dengan

pekerja, tentang :

• Keadaan pendengaran sampel pada saat diterima bekerja di bagian

assembling PT. Kubota Indonesia.

(3) Menyediakan alat Audio meter sebagai instrumen utama, guna mengetahui

daya dengar pekerja.

(4) Menyediakan Lembar pencatatan hasil pengukuran Audio meter

(5) Survey tempat yaitu PT.Kubota Indonesia.

(6) Mencari dan menetapkan sampel penelitian yang sesuai dengan kriteria yaitu

pekerja merupakan tenaga kerja yang bekerja di bagian assembling yaitu test

running dan washing yang mempunyai masa kerja < 5 tahun sebagai

kelompok 1 dan > 5 tahun.sebagai kelompok 2. Mempunyai pendengaran

yang normal pada saat mendaftar sebagai pekerja dibagian assembling PT.

KUBOTA INDONESIA. Intensitas kebisingan lingkungan kerja > 85 dB (A)

dengan paparan 8 jam/ hari.

3.6.2 Pelaksanaan Penelitian

(1) Mendatangi Perusahaan PT. KUBOTA INDONESIA

Page 37: Skripsi Pendidikan (147)

xxxviii

(2) Memberikan lembar kuesioner kepada sampel

(3) Mewawancarai sampel

(4) Melakukukan pengukuran daya dengar pekerja dengan menggunakan audio

meter

(5) Mencatat hasil pengukuran dari audio meter.

3.7 Instrumen Penelitian

3.7.1 Audio meter

Audio meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur daya dengar

seseorang.

3.7.2 Angket atau Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau

hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1998 : 141).

Kuesioner dalam penelitian ini yaitu kuesioner isian (kuesioner terbuka) dengan

tujuan untuk mengetahui informasi tentang identitas pribadi sampel dan masa

kerja sampel.

3.8 Analisis Data

Page 38: Skripsi Pendidikan (147)

xxxix

Analisis data mengunakan analisis Univariat yaitu hanya ada satu

pengukuran variabel untuk n sampel yaitu dengan menggunakan uji-t menurut

langkah-langkah berikut:

1) Langkah 1 : memasukkan data kuesioner dan hasil pemeriksaan kedalam

tabel 3, 4, 5 dan 6

2) Langkah 2 : mulai menganalisis data dengan membuat penilaian tentang

kategori pendengaran sampel berikut dengan nilai rata-rata

daya dengar sampel.

3) Langkah 3 : melakukan analisis data untuk mencari nilai t-statistik (t.s)

dengan menggunakan program komputer. Jenis data : Skala

Rasio untuk hasil pengukuran Audio Meter dan Skala

Nominal Untuk hasil kuesioner.

4) Langkah 4 : mencari nilai t-tabel (t.t) sesuai dengan derajat bebasnya

(d.b.) dengan taraf kepercayaan 95% (α=0,05)

5) Langkah 5 : membandingkan nilai t-tabel (t.t) dengan nilai t-statistik (t.s).

6) Langkah 6 : menarik kesimpulan, dengan ketentuan sebagai berikut :

(1) Jika nilai t-statistik (t.s) > t-tabel (t.t) maka HA (hipotesis alternatif)

diterima dan H0 (hipotesis nol) ditolak . Dalam hal ini jika HA diterima

dan H0 ditolak, maka kesimpulannya menjadi :

“ Ada pengaruh masa kerja terhadap daya dengar pekerja di

lingkungan mesin assembling PT. KUBOTA Indonesia Semarang”.

Page 39: Skripsi Pendidikan (147)

xl

(2) Jika nilai t-statistik (t.s) < t-tabel (t.t) maka Ha (hipotesis alternatif)

ditolak dan H0 (hipotesis nol) diterima. Dalam hal ini jika Ha ditolak

dan H0 diterima maka kesimpulannya menjadi :

“ Tidak ada pengaruh masa kerja terhadap daya dengar pekerja di

lingkungan mesin assembling PT. KUBOTA Indonesia Semarang”.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.4 Hasil Penelitian

4.1.1 Hasil Pengukuran Audio Meter pada Sampel

Page 40: Skripsi Pendidikan (147)

xli

Tabel 7 Rata-rata Pendengaran Telinga Kanan Sampel (dB)

Berdasarkan Hasil Pengukuran Audio Meter

HASIL PENGUJIAN

Telinga Kanan Katagori Kode

Sampel

Masa

Kerja 500 Hz 1000 Hz 2000 Hz

Rata-rata Pendengaran

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 1 10 10 20 13.33 Normal

2 1 20 15 15 16.67 Normal

3 1 25 20 15 20.00 Normal

4 2 15 10 0 8.33 Normal

5 1 25 25 15 21.67 Normal

6 1 10 5 0 5.00 Normal

7 1 20 15 10 15.00 Normal

8 2 15 5 5 8.33 Normal

9 1 15 20 10 15.00 Normal

10 1 10 15 20 15.00 Normal

11 1 20 25 15 20.00 Normal

12 1 15 15 5 11.67 Normal

13 2 10 15 10 11.67 Normal

14 2 20 15 0 11.67 Normal

15 1 25 20 20 21.67 Normal

16 1 20 20 20 20.00 Normal

17 2 10 20 10 13.33 Normal

18 1 25 20 15 20.00 Normal

19 2 20 20 10 16.67 Normal

20 1 10 20 20 16.67 Normal

Keterangan :

Masa kerja

1 = lebih dari 5 tahun ( > 5 tahun ), berjumlah 14 orang

2 = Kurang dari atau sama dengan 5 tahun ( < 5 tahun ), berjumlah 6 orang

Tabel 8 Rata-rata Pendengaran Telinga Kiri Sampel (dB)

Berdasarkan Hasil Pengukuran Audio Meter

HASIL PENGUJIAN

Telinga Kiri katagori Kode Sampel

Masa Kerja

500 Hz 1000 Hz 2000 Hz

Rata-rata Pendengaran

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 1 15 15 15 15.00 Normal

2 1 10 15 10 11.67 Normal

27

Page 41: Skripsi Pendidikan (147)

xlii

3 1 15 5 0 6.67 Normal

4 2 10 5 10 8.33 Normal

5 1 20 15 10 15.00 Normal

6 1 15 0 0 5.00 Normal

7 1 20 20 25 21.67 Normal

8 2 20 15 5 13.33 Normal

9 1 15 15 20 16.67 Normal

10 1 20 20 15 18.33 Normal

11 1 20 10 10 13.33 Normal

12 1 10 10 10 10.00 Normal

13 2 10 5 10 8.33 Normal

14 2 15 10 5 10.00 Normal

15 1 20 10 10 13.33 Normal

16 1 20 15 20 18.33 Normal

17 2 10 10 5 8.33 Normal

18 1 20 10 0 10.00 Normal

19 2 15 10 20 15.00 Normal

20 1 20 10 15 15.00 Normal

Keterangan :

Masa kerja

1 = lebih dari 5 tahun ( > 5 tahun ), berjumlah 14 orang

2 = Kurang dari atau sama dengan 5 tahun ( < 5 tahun ), berjumlah 6 orang

Tabel 9 Rata-rata Total Pendengaran Telinga Kanan dan Telinga Kiri Sampel (dB)

Berdasarkan Hasil Pengukuran Audio Meter

HASIL PENGUJIAN

Rata-rata Pendengaran

Telinga

Kode Sampel

Masa Kerja

Kanan Kiri

Rata-rata

Total Pendengaran

Katagori

(1) (2) (3) (4) (6) (7)

1 1 13.33 15.00 14.17 Normal

Page 42: Skripsi Pendidikan (147)

xliii

2 1 16.67 11.67 14.17 Normal

3 1 20.00 6.67 13.33 Normal

4 2 8.33 8.33 8.33 Normal

5 1 21.67 15.00 18.33 Normal

6 1 5.00 5.00 5.00 Normal

7 1 15.00 21.67 18.33 Normal

8 2 8.33 13.33 10.83 Normal

9 1 15.00 16.67 15.83 Normal

10 1 15.00 18.33 16.67 Normal

11 1 20.00 13.33 16.67 Normal

12 1 11.67 10.00 10.83 Normal

13 2 11.67 8.33 10.00 Normal

14 2 11.67 10.00 10.83 Normal

15 1 21.67 13.33 17.50 Normal

16 1 20.00 18.33 19.17 Normal

17 2 13.33 8.33 10.83 Normal

18 1 20.00 10.00 15.00 Normal

19 2 16.67 15.00 15.83 Normal

20 1 16.67 15.00 15.83 Normal

Keterangan :

Masa kerja

1 = lebih dari 5 tahun ( > 5 tahun ), berjumlah 14 orang

2 = Kurang dari atau sama dengan 5 tahun ( < 5 tahun ), berjumlah 6 orang

4.1.2 Hasil Uji Normalitas Data

Tabel 10 Hasil uji Normalitas Data

Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk Masa

kerja

pekerja Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Rata-rata

pendengaran

lebih

dari 5

.190 14 .185 .853 14 .024

Page 43: Skripsi Pendidikan (147)

xliv

tahun tenaga kerja

</= 5

tahun

.377 6 .008 .812 6 .075

Sumber: hasil perhitungan dengan program komputer

Dasar Pengambilan keputusan uji Normalitas adalah jika nilai sig

(signifikansi) > 0,05, maka distribusi data adalah Normal (Singgih Santoso, 2004 :

189). Berdasarkan alat uji normalitas data dengan menggunakan statistik

Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai signifikansi untuk sampel dengan masa

kerja lebih dari 5 tahun adalah 0,185 > 0,05 dan untuk sampel dengan masa kerja

< 5 tahun adalah 0,008 > 0,05 keduanya mempunyai nilai lebih dari 0,05 maka

dapat dikatakan bahwa data diatas adalah normal. Alat uji lain yang digunakan

dalam menguji kenormalan data adalah Shapiro-Wilk didapat baik untuk sampel

yang bekerja > 5 tahun maupun yang bekerja < 5 tahun tingkat signifikansinya

atau nilai probabilitas yang diatas 0,05 (0,024 dan 0,075 lebih besar dari 0,05),

maka bisa dikatakan distribusi kedua sampel adalah normal.

4.1.3 Hasil Uji Homogenitas Data

Tabel 11 Hasil uji Homogenitas Data

Levene

Statistic

df1 df2 Sig.

Based on Mean .723 1 18 .406

Based on Median .700 1 18 .414

Rata-rata

pendengar

an tenaga Based on Median and with .700 1 17.022 .414

Page 44: Skripsi Pendidikan (147)

xlv

adjusted df kerja

Based on trimmed mean .715 1 18 .409

Sumber: hasil perhitungan dengan program komputer

Dasar Pengambilan keputusan uji Homogenitas adalah jika nilai probabilitas

> 0,05, maka disimpulkkan bahwa data berasal dari populasi-populasi yang

mempunyai varians sama atau data bersifat Homogen (Singgih Santoso, 2004 :

189). Pada output dengan alat uji levene statistic tersebut terlihat tingkat

signifikansi atau nilai probabilitas mean (rata-rata) yang berada diatas 0,05 (0,406

> 0,05). Demikian pula jika dasar pengukuran adalah median data, angka

signifikansi adalah 0,414 yang tetap diatas 0,05 maka bisa dikatakan data berasal

dari populasi-populasi yang mempunyai varians sama atau data termasuk

homogen.

4.1.4 Hasil Uji-t

Hipotesis diuji dengan menggunakan Uji-t yang sebelumnya sudah

dilakukan uji normalitas dan homogenitas data, berikut ini adalah hasil dari uji-t

Tabel 12 Hasil Statistik Kelompok (Group Statistic)

Masa kerja pekerja N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

lebih dari

5 tahun 14 15.0593 3.66143 .97856

Rata-rata

pendengaran tenaga

kerja

</= 5

tahun 6 11.1083 2.50895 1.02427

Sumber: hasil perhitungan dengan program komputer

Page 45: Skripsi Pendidikan (147)

xlvi

Tabel 13 Hasil Independent SamplesTest

Sumber: hasil perhitungan dengan program komputer

Berdasarkan uji-t diatas diperoleh hasil harga tstatistik dengan tingkat kepercayaan

95 % dan taraf signifikansi 5 % sebesar 2,395 dan df = N - 2 = 20 - 2 = 18

diperoleh t (0.95)(18) = 2,101.

2,101 2,395

Levene's

Test for

Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

95% Confidence

Interval of the

Difference

F

Sig.

t

df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Differenc

e

Std.

Error

Differe

nce

Lower Upper

Equal

varian

ces

assume

d

.723 .406 2.395 18 .028 3.9510 1.64973 .48501 7.41690 Rata-

rata

pende

ngaran

tenaga

kerja Equal

varian

ces not

assume

d

2.789 13.854 .015 3.9510 1.41658 .90967 6.99224

Daerah

Penerimaan H0

Page 46: Skripsi Pendidikan (147)

xlvii

karena t statistik (2,395) > t tabel (2,101) maka t statistik berada pada daerah penolakan

Ho dan penerimaan Ha, sehingga dapat disimpulkan bahwa :

Hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan “Ada hubungan masa kerja terhadap

daya dengar pekerja di lingkungan mesin assembling PT. KUBOTA Indonesia

Semarang” diterima.

4.2 Pembahasan

Hasil yang diperoleh dari perhitungan uji-t diatas menyatakan bahwa

hipotesis yang berbunyi ada pengaruh masa kerja terhadap daya dengar pekerja di

lingkungan mesin assembling PT. KUBOTA Indonesia Semarang diterima. Hal

itu berarti bahwa masa kerja mempengaruhi pendengaran pekerja .

Hasil rata-rata total pendengaran sampel seperti ditunjukkan pada tabel 9,

semuanya menunjukkan angka kurang dari 25 dB. Hal itu berati pendengaran

sampel yang bekerja > 5 tahun dan sampel yang bekerja < 5 tahun termasuk dalam

katagori Normal sehingga seolah-olah masa kerja tidak berpengaruh atau

berhubungan pada pendengaran pekerja.

Besarnya pengaruh masa kerja terhadap daya dengar pekerja dapat

ditunjukan oleh besarnya selisih nilai daya dengar pekerja yang bekerja > 5 tahun

dengan pekerja yang bekerja < 5 tahun. Selisih angka tersebut mengacu pada

jumlah angka rata-rata pendengaran kelompok sampel yang dalam hal ini nilai

kelompok sampel dengan masa kerja > 5 tahun lebih besar dari pada nilai rata-rata

pada kelompok yang baru bekerja < 5 tahun (15,0593 dB > 11,1083 dB) yaitu

Page 47: Skripsi Pendidikan (147)

xlviii

sebesar 15,0593 dB – 11,1083 dB = 3, 9510 dB. Semakin besar selisih nilai daya

dengar dari masing-masing kelompok maka hubungan yang ditimbulkan juga

semakin besar. Fakta lain menyatakan bahwa semakin kecil angka daya dengar

sampel maka semakin baik kemampuan telinga untuk mendengarkan rangsang

suara. Jadi jelas bahwa kelompok sampel yang bekerja < 5 tahun mempunyai daya

dengar lebih baik dari pada kelompok sampel yang bekerja > 5 tahun.

4.3 Kelemahan dalam Penelitian

Jumlah sampel yang digunakan kurang mendekati populasi sehingga

peluang kesalahan generalisasi lebih besar. Tingkat kepercayaan pemilihan

sampel sebesar 90% dengan tingkat kesalahan dalam generalisasi sebesar 10%,

Jumlah sampel yang diambil adalah sejumlah 20 orang sampel dari 33 orang

tenaga kerja yang menjadi populasi saja.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Page 48: Skripsi Pendidikan (147)

xlix

5.3 Simpulan

Hasil penelitian tentang pengaruh masa kerja terhadap daya dengar pekerja

dilingkungan mesin assembling PT. Kubota Indonesia Semarang dengan taraf

kepercayaan 95% dan tingkat signifikansi 5% dengan metode cross sectional dan

berdasarkan hasil uji statistik (uji –t) diperoleh hasil pengujian hipotesis sebagai

berikut :

“ Ada pengaruh masa kerja terhadap daya dengar pekerja

dilingkungan mesin assembling bagian test running dan

washing PT. Kubota Indonesia Semarang ”.

5.4 Saran

1. Guna mendapatkan hasil yang optimal maka untuk penelitian selanjutnya

disarankan agar sampel penelitian diberi penjelasan sejelas-jelasnya.

2. Komunikasi antara peneliti dengan sempel dibangun dengan lebih baik lagi,

guna menghindari terjadinya salah pengertian.

3. Penelitian jenis ini sebaiknya dilaksanakan pada hari libur sehingga tidak

mengganggu aktifitas kerja.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

35

Page 49: Skripsi Pendidikan (147)

l

Agus Irianto. 2004. STATISTIK Konsep dasar dan Aplikasinya. Edisi 1. Jakarta :

PRENADA MEDIA.

Azrul Azwar, 1990. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, cetakan ke lima hal

101-103. Jakarta: Mutiara sumber Widya.

Balai Keselamatan kerja dan HIPERKES, 2004. Panduan Praktikum. Semarang:

Balai Keselamatan kerja dan HIPERKES.

Departemen Kesehatan RI. 1993. Upaya Kesehatan Kerja Sektor Informal di

Indonesia. Jakarta : Depkes.

Departeman Tenaga Kerja. 1993. Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Bidang Kesehatan Kerja , Proyek Peningkatan Pengawasan Norma

Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta : Depnaker.

Departemen Tenaga Kerja. Training Material Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Bidang Kesehatan Kerja. Jakarta: Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial

dan Penggawasan Ketenagakerjaan.

Departemen Kesehatan RI. 1995. Petunjuk Pelaksanaan Pengawas Kebisingan.

Jakarta : Ditjen PPM dan PLP.

Efiaty A.S., Nurbaiti Iskandar. 1997. Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung

Tenggorokan. Jakarta: FKUI.

Jack E. Peterson, 1997. Industrial Health Englewood Clifs. New Jersey.

Prencicehal. Inc.

John Jacob Ballenger alih bahasa RSCM-FKUI, 1997. Penyakit Telinga, Hidung,

Tenggorok dan Leher. Jakarta : Bina Rupa Aksara..

Joko Suyono, 1995. Deteksi Dini Penyakit Akibat Kerja. Jakarta : EGC.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja no 51/ MEN/ 1999

Wahyuningsih, Nur endah dkk, 2002. Kebisingan di perkotaan. Hand out Mata

Kuliah Kesehatan Lingkungan Pemukiman Sementara V. FKM Universitas

Diponegoro Semarang. Semarang: FKM.

World Health Organization (WHO) alih bahasa Joko Suyono. 1995. Deteksi

Penyakit Akibat Kerja. Jakarta : ECG.

Singgih Santoso. 2004. Statistik Parameter. Jakarta: PT.Gramedia.

36

Page 50: Skripsi Pendidikan (147)

li

Siswanto. 1991. Kebisingan dan Alat Pelindung Diri. Balai Hiperkes dan

Keselamatan Kerja Jawa Timur.

Sudigdo S, Sofyan Ismail. 1995. Dasar – dasar Metodologi Penelitian Klinis.

Jakarta: FKUI.

Sugiyono. 2002. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi

Revisi V. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Soekidjo Notoatmodjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT

Rineka Cipta.

Suma’mur, PK. 1993. Penyakit Akibat Kerja Sebagai Dampak Perkembangan

Industri dan Pengaruhnya Produktifitas. Jakarta : Simposium Penyakit

Akibat Kerja 1.

Sutrisno Hadi, 2001. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jilid 1. Jakarta: balai

Pustaka.

Zaeni Budiono. 1992. Kebisingan Sebagai Salah Satu Faktor Penyebab Penyakit

Akibat Kerja dan Cara Pengendaliannya. Buletin Keslingma No. 42 tahun

IX, April- Juni 1992.

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 51: Skripsi Pendidikan (147)

lii

Lampiran berisi :

1. Kuesioner

2. Data hasil penelitian

3. Data hasil perhitungan Statistik

4. Dokumentasi proses penelitian

5. Surat Ijin penelitian dan bukti penelitian

6. tabel uji-t

Lampiran 1. KUESIONER

38

Page 52: Skripsi Pendidikan (147)

liii

Lampiran 2 DATA HASIL PENELITIAN

Page 53: Skripsi Pendidikan (147)

liv

Lampiran 3 DATA HASIL PERHITUNGAN STATISTIK

Page 54: Skripsi Pendidikan (147)

lv

Lampiran 4 DOKUMENTASI PROSES PENELITIAN

Page 55: Skripsi Pendidikan (147)

lvi

Lampiran 5 SURAT IJIN PENELITIAN DAN BUKTI PENELITIAN

Page 56: Skripsi Pendidikan (147)

lvii

Lampiran 6 TABEL UJI-T

Page 57: Skripsi Pendidikan (147)

lviii

Daftar Pertanyaan tentang Identitas Diri

Tenaga Kerja bagian Assembling PT. Kubota Indonesia

Kode sampel : ………………………………#

Nama : ........................................................................................

Umur : ............................... tahun

Masa Kerja : …………………………………tahun

Bagian Assembling : …………………………………………………..*

1) Assembling Line

2) Test Running

3) Washing

Pendengaran pada saat awal bekerja : ……….…………………………….. *

1) Normal

2) Tidak Normal

Alamat Rumah :

…………………………………………………………………….……………

……………………………………………………….

Apakah Rumah anda dekat dengan sumber bising, seperti Tepi Jalan Raya,

Bandara atau Stasiun Kereta Api ?

Ya, sebutkan ………………………………….

..... Tidak

Page 58: Skripsi Pendidikan (147)

lix

Gangguan Kesehatan yang dirasakan setelah bekerja di Bagian Assembling PT.

Kubota Indonesia dan dirasakan sejak kapan ?

..... ^ Gangguan Komunikasi, bila ya sejak ………. tahun bekerja

..... ^ Gangguan Tidur, bila ya sejak ……………… tahun bekerja

^ Gangguan Pelaksanaan Tugas, bila ya sejak. tahun bekerja

..... ^ Mudah Marah, bila ya sejak ……………….. tahun bekerja

..... ^ Gangguan Pendengaran, bila ya sejak ……... tahun bekerja

Jika terjadi gangguan pendengaran, apakah juga disertai dengan keluarnya cairan

dari telinga?....

^ Ya ^ Tidak

Apakah anda mempunyai riwayat penyakit telinga atau pernah menderita penyakit

telinga? …

^ Ya ^ Tidak

Jika Ya, sebutkan ……………………………

Apakah anda bersedia menjadi subjek penelitian ini? ………

^ Ya ^ Tidak

NB :

* Isi dengan angka sesuai dengan tempat bekerjanya yang sudah tersedia.

# diisi oleh peneliti, diisi sesuai dengan urutan bilangan asli 1, 2, 3, 4, 5…..dst

Ya Tidak

Page 59: Skripsi Pendidikan (147)

lx

^ berilah tanda cek ( v ) pada kotak yang tersedia