Top Banner
IMPLEMENTASI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM PEMBELAJARAN TEKNIK OTOMOTIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILLS) DI SMK N I GONDANG SRAGEN SKRIPSI Oleh: TITIN SUPARTINI NIM K2505032 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009
45

SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

Feb 22, 2018

Download

Documents

doanque
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

IMPLEMENTASI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM

PEMBELAJARAN TEKNIK OTOMOTIF

SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KECAKAPAN HIDUP

(LIFE SKILLS) DI SMK N I GONDANG SRAGEN

SKRIPSI

Oleh: TITIN SUPARTINI

NIM K2505032

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai

tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas SDM tersebut adalah

pendidikan, sehingga kualitas pendidikan harus senantiasa ditingkatkan. Sudah pada tempatnya

kalau kualitas SDM ditingkatkan melalui berbagai program pendidikan yang dilaksanakan secara

sistematis dan terarah berdasarkan kepentingan yang mengacu pada kemajuan Ilmu pengetahuan

dan teknologi (Iptek) dan dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan (Imtak).

Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan,

pemerintah telah berupaya membuat Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional dan

berbagai kurikulum sekolah. Kurikulum sekolah yang baik adalah kurikulum yang dapat

memberi keleluasaan bagi sekolah untuk mengakomodasikan kebutuhan-kebutuhan khusus

peserta didik sesuai dengan tuntutan lingkungan masyarakatnya. Oleh karena itu, sekolah

memiliki wewenang penuh dalam mengimplementasikan kurikulum dalam proses belajar

mengajar. Namun kenyataannya belum semua guru dapat mendesain dan mengimplementasikan

kegiatan pembelajaran yamg dapat mengembangkan potensi para siswa secara optimal.

Menurut para pemerhati dan pakar pendidikan di Indonesia dalam lima tahun terakhir,

pada berbagai seminar, simposium, diklat dan workshop baik di tingkat daerah maupun pusat

yang diadakan oleh Departemen Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa Pendidikan di

Indonesia belum secara optimal menghasilkan lulusan yang benar-benar dapat mandiri, kreatif,

produktif dan inovatif yang sangat dibutuhkan untuk kemajuan pembangunan bangsa. Atas dasar

keprihatinan tersebut maka lahirlah Kurikulum Berbasis Kompetensi yang sekarang menjadi

KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman selama ini, siswa kurang aktif dalam

kegiatan belajar-mengajar. Anak cenderug tidak begitu tertarik dengan pelajaran Teknik

Otomotif karena dirasa sulit.

Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar Teknik otomotif siswa rendah yaitu faktor

internal dan eksternal dari siswa. Faktor internal antara lain: motivasi belajar, intelegensi,

kebiasaan dan rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar

1

Page 3: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

siswa, seperti; guru sebagai Pembina kegiatan belajar, strategi pembelajaran, sarana dan

prasarana, kurikulum dan lingkungan.

Dari masalah-masalah yang dikemukakan diatas, perlu dicari strategi baru dalam

pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Pembelajaran yang mengutamakan penguasaan

kompetensi harus berpusat pada siswa (Focus on Learners), memberikan pembelajaran dan

pengalaman belajar yang relevan dan kontekstual dalam kehidupan nyata (provide relevant and

contextualized subject matter) dan mengembangkan mental yang kaya dan kuat pada siswa.

Disinilah guru dituntut untuk merancang kegiatan pembelajaran yang mampu

mengembangkan kompetensi, baik dalam ranah kognitif, ranah afektif maupun psikomotorik

siswa. Strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa dan peciptaan suasana yang

menyenangkan sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran

Teknik otomotif. Dalam hal ini penulis memilih model pembelajaran Contextual Teaching

Learning (CTL) dalam meningkatkan kecakapan hidup dalam mata pelajaran Teknik otomotif.

Pembelajaran CTL adalah suatu sistem pengajaran yang cocok dengan otak yang

menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademik dengan konteks dari kehidupan

sehari-hari siswa. Dalam pembelajaran ini siswa harus dapat mengembangkan keterampilan dan

pemahaman konsep untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tugas guru

mengarahkan siswa untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan perspektif yang

berbeda diantara mereka.

Menurut E. Mulyana “Pembelajaran aktif dengan menciptakan suatu kondisi dimana

siswa dapat berperan aktif, sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator”. Pembelajaran harus

dibuat dalam suatu kondisi yang menyenangkan sehingga siswa akan terus termotivasi dari awal

sampai akhir Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Dalam hal ini pembelajaran CTL (Contextual

Teaching and Learning) merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan guru disekolah

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Teknik otomotif.

Berdasarkan uraian diatas maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, dirancang untuk

mengkaji penerapan pembelajaran CTL dalam meningkatkan kecakapan hidup dalam mata

pelajaran Teknik otomotif.

Proses pembelajaran membutuhkan metode yang tepat. Kesalahan menggunakan metode,

dapat menghambat tercapainya tujuan pendidikan yang diinginkan. Dari beberapa model

pembelajaran, ada model pembelajaran yang menarik dan dapat memicu peningkatan penalaran

Page 4: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

siswa yaitu model pembelajaran CTL. Pada dasarnya, pembelajaran CTL adalah suatu sistem

pengajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan

akademik dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa. Dalam pembelajaran ini siswa harus

dapat mengembangkan keterampilan dan pemahaman konsep untuk menerapkannya dalam

kehidupan sehari-hari.

Ada beberapa alasan mengapa pembelajaran kontekstual menjadi pilihan, (1) proses

pembelajaran menjadi berpusat pada siswa (student centered), (2) peran guru hanya sebagai

fasilitator dan mediator, (3) aktivitas belajar siswa intensitasnya menjadi lebih tinggi, (4) terjadi

proses belajar yang bermakna sehingga kecakapan hidup (life skills) siswa akan berkembang, dan

(5) prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran otomotif menjadi lebih baik (Depdiknas, 2003;

Johnson, 2000; Nur, 2001).

Kalau pelaksanaan pendidikan yang kurang dapat mendorong kreativitas dan

produktivitas itu dibiarkan terus menerus, maka bukan tidak mungkin, orang-orang Indonesia

menjadi bangsa yang semakin tidak dapat bersaing di era persaingan bebas baik dalam skala

lokal, regional, nasional maupun global (internasional). Bahkan boleh jadi menyebabkan ketidak

mampuannya untuk dapat mengatasi permasalahan hidupnya sendiri. Apalagi dalam masa sulit

yaitu multi krisis di Indonesia yang belum kunjung membaik ini.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka diangkat judul penelitian sebagai berikut : “

Implementasi Contextual Teaching and Learning (CTL) Dalam Pembelajaran Teknik

Otomotif Sebagai Upaya Peningkatan Kecakapan Hidup (Life Skills) di SMK N I Gondang

Sragen ”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka permasalahan dalam

penelitian ini adalah “Apakah ada peningkatan kecakapan hidup siswa di SMK N I Gondang

Sragen dengan menggunakan metode pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)?”

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian ini dapat lebih efektif, efisien, dan

terarah serta terfokus pada masalah yang diteliti, maka peneliti membatasi masalah sebagai

berikut :

1. Subjek Penelitian

Page 5: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

Penelitian dilakukan pada siswa kelas III Jurusan Otomotif SMK N I Gondang Sragen

semester ganjil tahun ajaran 2009 / 2010.

2. Objek Penelitian

a) Metode

Penelitian ini dibatasi pada metode pembelajaran Contextual Teaching and

Learning (CTL).

b) Kecakapan hidup

Kecakapan hidup (Life Skills) siswa dibatasi pada kecakapan personal, kecakapan

sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan vokasional.

c) Materi

Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok

bahasan Sistem Pengapian.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kecakapan hidup siswa terhadap materi

yang disampaikan guru pada siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Contextual

Teaching and Learning (CTL) di SMK N 1 Gondang Sragen Tahun Pelajaran 2009/2010 .

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan dalam pendidikan baik

secara langsung maupun tidak langsung. Adapaun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai bahan pembanding untuk pertimbangan dan pengembangan pada penelitian sejenis

dimasa mendatang.

b. Menambah wawasan dan sebagai bahan acuan dalam pembelajaran teknik otomotif.

2. Manfaat Praktis

Page 6: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kecakapan hidup siswa setelah

digunakan metode pembelajaran CTL.

b. Kecakapan hidup siswa dapat muncul secara maksimal setelah menggunakan metode

pembelajaran CTL.

c. Memberikan gambaran tentang proses pembelajaran yang efektif.

d. Dapat mengidentifikasikan permasalahan yang timbul dikelas, sekaligus mencari solusi

pemecahannya.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Kecakapan Hidup (Life Skills)

a. Pengertian Kecakapan Hidup (Life Skills)

Banyak pendapat dan literatur yang mengemukakan bahwa pengertian kecakapan hidup

bukan sekedar keterampilan untuk bekerja (vokasional) tetapi memiliki makna yang lebih luas.

WHO (1997) mendefinisikan bahwa :

Kecakapan hidup sebagai keterampilan atau kemampuan untuk dapat beradaptasi dan berperilaku positif, yang memungkinkan seseorang mampu mengahadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam kehidupan secara lebih efektif. Kecakapan hidup mencakup lima jenis, yaitu: (1) kecakapan mengenal diri, (2) kecakapan berpikir, (3) kecakapan sosial, (4) kecakapan akademik, dan (5) kecakapan kejuruan.

Pengembangan kecakapan hidup itu mengedepankan aspek-aspek berikut: (1)

kemampuan yang relevan untuk dikuasai peserta didik, (2) materi pembelajaran sesuai dengan

tingkat perkembangan peserta didik, (3) kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik untuk

mencapai kompetensi, (4) fasilitas, alat, dan sumber belajar yang memadai, (5) kemampuan-

kemampuan yang dapat diterapkan dalam kehidupan peserta didik.

Kecakapan hidup akan memiliki makna yang lebih luas apabila kegiatan pembelajaran

yang dirancang memberikan dampak positif bagi peserta didik dalam membantu memecahkan

Page 7: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

problematika kehidupannya, serta mengatasi problematika hidup dan kehidupan yang dihadapi

secara proaktif dan reaktif guna menemukan solusi dari permasalahannya.

Menurut “Standar Nasional Pendidikan” (SNP), kurikulum di Pendidikan Dasar dan

Menengah formal dan non-formal mencakup Kecakapan Hidup (PP nomor 19 tahun 2005 pasal

13 ayat 1). Adapun tujuan dari pendidikan kecakapan hidup adalah untuk memberdayakan

remaja agar melanjutkan mengembangkan pengetahuan dan kecakapan sehingga mereka dapat

hidup dimanapun dan mampu menggunakan sarana-prasarana di sekitar mereka untuk

mendukung dan mengembangkan kualitas hidup mereka.

Depdiknas meyakini dengan kecakapan hidup siswa akan :

a. Mempunyai kecakapan pengetahuan, sikap dan kesiapan untuk sukses bekerja untuk atasan

atau bekerja secara mandiri, yang akan membantu kualitas hidup mereka.

b. Mempunyai motivasi tinggi dan etos kerja sukses dan bersaing di lingkungan dan konteks

pasar lokal, domestik dan internasional (global).

c. Menyadari pentingnya pendidikan untuk mereka sendiri dan keluarganya dan untuk

meningkatkan pendapatan mereka dan kesejahteraan sosialnya.

d. Mempunyai kecakapan dan kesempatan untuk belajar sepanjang hayat sehingga mereka dapat

mencapai level yang sama dengan orang lain.

PP nomor 19 tahun 2005 (pasal 3, ayat 1) dan panduan BSNP tentang (Model Integrasi

Pendidikan Kecakapan Hidup, 2007 : 1) menyatakan bahwa sekolah baik formal maupun non-

formal memiliki kepentingan untuk mengembangkan pembelajaran berorientasi kecakapan hidup

untuk dimasukkan dalam standar Isi (S1) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Hal ini

dilandasi kenyataan bahwa dalam pendidikan tidak hanya mengejar pengetahuan semata tetapi

juga mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai-nilai tertentu yang dapat direfleksikan dalam

kehidupan nyata peserta didik.

Dari pengertian diatas, dapat diartikan bahwa pendidikan kecakapan hidup merupakan

kecakapan-kecakapan yang secara praktis dapat membekali peserta didik dalam mengatasi

berbagai macam persoalan hidup dan kehidupan. Kecakapan itu menyangkut aspek pengetahuan,

sikap yang didalamnya termasuk fisik dan mental, serta kecakapan kejuruan yang berkaitan

dengan pengembangan akhlak peserta didik sehingga mampu menghadapi tuntutan dan

tantangan hidup dalam kehidupan. Pendidikan kecakapan hidup dapat dilakukan melalui

kegiatan intra/ekstrakurikuler untuk mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan

6

Page 8: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

karakteristik, emosional, dan spiritual dalam prospek pengembangan diri, yang materinya

menyatu pada sejumlah mata pelajaran yang ada. Penentuan isi dan bahan pelajaran kecakapan

hidup dikaitkan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan agar peserta didik mengenal dan

memiliki bekal dalam menjalankan kehidupan dikemudian hari. Isi dan bahan pelajaran tersebut

menyatu dalam mata pelajaran yang terintegrasi sehingga secara struktur tidak berdiri sendiri.

b. Manfaat Kecakapan Hidup Bagi Siswa

Manfaat siswa dengan kecakapan hidup terletak pada empat yaitu : individu,

masyarakat, pemerintah regional dan Negara. Manfaat Kecakapan Hidup untuk level individu

adalah : kecakapan pengetahuan dan pemahaman untuk bekerja di suatu perusahaan atau menjadi

pengusaha yang membuka lapangan kerja dan mempunyai kesempatan untuk mengembangkan

kecakapan lebih lanjut.

Manfaat Kecakapan Hidup untuk level masyarakat adalah : Menciptakan lapangan

pekerjaan baru di masyarakat, mengurangi kemiskinan, dan mengurangi kesenjangan sosial dan

ancaman kejahatan sosial dan masalah lainnya.

Manfaat Kecakapan Hidup untuk level Pemerintah Regional dan Negara adalah :

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pertumbuhan ekonomi regional dan potensi untuk

pajak serta mengurangi urbanisasi.

c. Cakupan Kompetensi Pendidikan Kecakapan Hidup

Kebanyakan orang menganggap bahwa Kecakapan Hidup dalam Pendidikan itu hanya

mencakup kompetensi yang berupa keterampilan praktis untuk bekerja saja seperti keterampilan

menjahit, memasak, bermain musik, bertani, berternak dan keterampilan sejenisnya. Padahal

tidak hanya itu saja. Keterampilan yang dimaksud tadi hanya merupakan sebagian kompetensi

yang dalam Pendidikan Kecakapan Hidup dinamakan Kecakapan “Vokasional” yaitu kecakapan

orang untuk menciptakan jasa dan memproduksi barang.

Sebenarnya masih ada kecakapan lain yang harus dikembangkan untuk mendukung

kecakapan vokasional secara integral saling mempengaruhi dan mendukung dengan yang lain

yaitu kecakapan Personal dan Social yang sangat erat dengan kecakapan yang berhubungan

dengan kepribadian dan mental spiritual. Serta etos kerja dan kecakapan lainnya adalah

kecakapan Akademyc / Intelectual yang terkait erat dengan penguasaan pengetahuan dan

teknologi, menggunakan keterampilan ilmiah, bersikap dan berpikir ilmiah, berpikir strategis,

belajar sepanjang hayat, kecakapan berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif, mandiri, dapat

Page 9: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

mengambil keputusan dan mampu memecahkan masalah, mampu bereksplorasi dan melakukan

penelitian sederhana maupun kompleks, serta kemampuan menggunakan teknologi. Kecakapan

Hidup secara rinci yang dikembangkan oleh Sistem Pendidikan di Indonesia adalah sebagai

berikut :

Tabel 1. Daftar Kompetensi Kecakapan Hidup dari Depdiknas

Personal Sosial Akademik /

Intelektual

Vokasional

- Beriman pada

Tuhan Yang Maha

Esa

- Berakhlak Mulia

- Memahami diri

sendiri

- Bertanggung

jawab untuk

pembelajaran

pribadi

- Berpikir rasional

- Menghargai diri

sendiri

- Menjadi manusia

yang

mencerminkan

harkat dan

martabat sebagai

makhluk Tuhan

- Optimalisasi

potensi diri

- Bekerjasama

dalam kelompok

- Menunjukkan

tanggung jawab

sosial

- Bertanggung

jawab

mengendalikan

emosi

- Berinteraksi

dengan

masyarakat

- Berpartisipasi

dalam kebudayaan

lokal dan global

- Meningkatkan

potensi fisik

- bersikap positif

- disiplin

- kerjasama

- hidup sehat

- Menguasai

pengetahuan

- Menggunakan

keterampilan

ilmiah

- Bersikap ilmiah

- Berpikir ilmiah

- Berpikir strategis

- Belajar

sepanjang hayat

- Kecakapan

berkomunikasi

Berpikir kritis,

kreatif, dan

mandiri

- Mengambil

keputusan

- Memecahkan

masalah

- Kemampuan

untuk meneliti dan

mengeksplorasi

- Kemampuan

menggunakan

- Kecakapan yang

berhubungan

dengan suatu

profesi yang

berkaitan dengan

area tertentu

seperti menjahit,

bertani, beternak,

otomotif,

keterampilan

bekerja,

menguasai

teknologi,

informasi, dan

komunikasi, dan

industri

- Sikap yang baik

dalam lingkungan

kerja

Page 10: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

teknologi

d. Implementasi Pengintegrasian Kecakapan Hidup Dalam Kegiatan Pembelajaran

Prinsip Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills Education) berorientasi pada

kehidupan keseharian. Dengan demikian, pelaksanaannya harus selalu diaplikasikan dalam

konteks kehidupan keseharian anak didik.

Menurut Alimufi Arief, (2007) menyatakan bahwa : “ Program pendidikan berorientasi

kecakapan hidup melalui pendidikan berbasis luas (broad based education), sangat mungkin

untuk dilaksanakan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. Selain tidak mengubah sistem

kurikulum yang ada, program ini tidak menambah beban pelajaran baru, melainkan hanya

mengubah orientasi program pembelajaran”.

Pendidikan Kecakapan Hidup yang diterapkan di sekolah tidak perlu dijadikan mata

pelajaran tersendiri karena kecakapan hidup itu sendiri memang terkait dengan kompetensi yang

ada pada semua mata pelajaran di sekolah. Jadi, penerapannya diintegrasikan dengan berbagai

pelajaran seperti Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, TIK, Agama, Teknik Otomotof, dan

sebagainya. Pendidikan Kecakapan Hidup sudah sering dilaksanakan di sekolah lewat kegiatan

Ekstra kurikuler dan kegiatannya terfokus hanya pada kecakapan Vokasional yang berupa

keterampilan praktis untuk bekerja. Inipun termasuk bagian dari pendidikan kecakapan hidup

yang mestinya diimplementasikan juga keterampilan yang lain yaitu : kecakapan pribadi,

kecakapan sosial, dan kecakapan akademis.

e. Kerangka Hubungan antara Mata Pelajaran, Kecakapan Hidup dan Kehidupan Nyata

Prinsip pembelajaran yang mengintegrasikan Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH)

adalah merupakan pengembangan dari pelaksanan pembelajaran kontekstual, yaitu adanya

keterkaitan antara kehidupan nyata dengan lingkungan dan pengalaman peserta didik. Sumber

dari BSNP, Model Integrasi Kecakapan Hidup. (Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan

Dasar dan Menengah, Depdiknas, 2007). Lebih lanjut hubungan antara mata pelajaran,

kecakapan hidup, dan kehidupan nyata dapat digambarkan sebagai berikut :

MATA PELAJARAN

LIFE SLILL

Hasil

Page 11: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

Gambar 1. Hubungan antara mata pelajaran, kecakapan hidup dan kehidupan nyata

Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) bukan sebagai mata pelajaran, melainkan bagian

dari materi pendidikan yang terintegrasi dalam mata pelajaran.

Pengintegrasian Pendidikan Kecakapan Hidup dalam Pembelajaran secara Kontekstual dapat

digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.

Konsep Pengintegrasian PKH dalam Pembelajaran kontekstual

Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam menjabarkan Kecakapan Hidup yang

terintegrasi dalam mata pelajaran, antara lain :

1. Melakukan identifikasi unsur Kecakapan Hidup yang dikembangkan dalam kehidupan nyata

yang dituangkan dalam bentuk kegiatan pembelajaran.

KEHIDUPAN NYATA

Mata Pelajaran

Permasalahan dalam kehidupan nyata yang harus disikapi dan dihadapi dengan kecakapan tertentu

KONTEKSTUA

Perangkat pembelajaran yang mengintegrasikan Kecakapan Hidup

Kegiatan Pembelajaran yang efektif

SDM (Siswa yang berprestasi dan berpotensi)

Page 12: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

2. Melakukan identifikasi pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang mendukung

Kecakapan Hidup (SK-KD)

3. Mengklasifikasi dalam bentuk topik/tema yang sesuai dengan Kecakapan Hidup

4. Menentukan metode pembelajaran

5. Merancang bentuk dan jenis penilaian

2. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

a. Pengertian Pembelajaran Kontekstual (CTL)

Menurut Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (2006)

CTL merupakan suatu proses pendidikan yang holistic dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, social, dan cultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/konteks ke permasalahan/ konteks lainnya.

CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara meteri yang

diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong pembelajar membuat hubungan antara

materi yang diajarkannya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota

keluarga dan masyarakat. Johnson, Elaine B. (2002 : 7), menyatakan bahwa :

Contextual Teaching and Learning is a system of instructional based on the philosophy that the students learn when they see meaning in academic material, and they see meaning in school work when they can connect new information with prior knowledge and their own experience.

Pernyataan ini memiliki pengertian bahwa pembelajararan kontekstual itu memiliki

filosofi bahwa peserta didik dapat belajar bila mereka merasa ada kebermaknaan pada materi

akademis yang diberikan, dan adanya kebermaknaan pula dalam kegiatan yang diberikan itu bila

ada hubungan antara informasi yang baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah

mereka miliki sebelumnya.

Pernyataan dari para ahli di atas dapat dikembangkan pula bahwa yang akan dituju dalam

kegiatan pembelajaran di kelas adalah agar siswa mencapai potensi belajar yang optimal. Untuk

mendapatkan harapan tersebut maka pernyataan tentang hal yang terkait dengan pembelajaran

kontekstual tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :

Siswa dapat mencapai prestasi belajar bila mereka serius dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran. Mereka dapat serius dalam mengikuti kegiatan pembelajaran bila mereka dapat

menikmati suasana pembelajaran bila mereka dapat menikmati suasana dan kegiatan

Page 13: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

pembelajaran yang sesungguhnya. Mereka dapat “enjoy” dalam mengikuti kegiatan tersebut bila

hal-hal yang dipelajari itu terkait dengan apa yang disukai, dialami, dan diperhatikan dalam

lingkungan dan kehidupannya. Bila keadaan yang demikian ini dapat tercapai maka prestasi itu

secara otomatis akan dapat diperoleh karena ketertarikannya dengan materi dan kegiatan maka

akan terjadi keasyikan dan keseriusan dalam belajar sehingga akan lahir banyak kreativitas,

produktivitas dan secara langsung dapat teraplikasikan materi dan kegiatan pembelajaran

tersebut dalam kehidupan nyata keseharian siswa.

Menurut Johnson, 2002, dalam Sujarwati (2008: 19) mengartikan pembelajaran

kontekstual adalah “mutu proses pendidikan yang membantu siswa melihat makna dalam bahan

pelajaran yang mereka pelajari dengan menghubungkan dengan konteks kehidupan mereka

sehari-hari, yaitu dengan konteks lingkungan pribadinya, sosialnya dan budayanya”.

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran kontekstual

(Contextual Teaching and Learning atau CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru

menghubungkan antara materi pelajaran yang diajarkannyan dengan situasi dunia nyata siswa

dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Siswa memperoleh pengetahuan dan

keterampilan dari konteks yang terbatas sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkonstruksi

sendiri sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sebagai anggota masyarakat.

Dari beberapa definisi yang telah diuraikan, nampak bahwa tujuan yang hendak dicapai

dalam pembelajaran kontekstual adalah membekali siswa dengan pengetahuan yang secara

fleksibel dapat diterapkan atau ditransfer dari suatu permasalahan yang satu ke permasalahan

yang lain dan dari satu konteks ke konteks yang lain. Melalui pembelajaran kontekstual

diharapkan hasil belajar menjadi lebih bermakna bagi siswa sebab pengetahuan dan keterampilan

baru diperoleh dengan cara mengkonstruksi sendiri dan bukan sekedar transfer pengetahuan dari

guru ke siswa.

b. Hakekat Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual ( Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar

yang membantu guru untuk mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia

nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen

utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning),

Page 14: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning Community), permodelan (Modelling), dan

penilaian sebenarnya (Authentic Assesment).

c. Prinsip Dasar Komponen CTL

Pendekatan CTL terdapat tujuh komponen yaitu:

1) Konstruktivisme

a) Membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar pada

pengetahuan awal.

b) Pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima

pengetahuan awal.

c) Pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima

pengetahuan.

2) Inquiry (Menemukan)

1. Proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman.

2. Siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis.

3) Questioning (Bertanya)

a) Kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir

siswa.

b) Bagi siswa yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang brerbasis

inquiry.

4) Learning Community (Masyarakat Belajar)

a) Sekelompok orang terikat dalam kegiatan belajar.

b) Bekerjasam dengan orang lain lebih baik daripada belajar.

c) Tukar pengalaman.

d) Berbagi ide.

5) Modelling (Permodelan)

a) Proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja, dan belajar.

b) Mengerjakan apa yang guru inginkan agar siswa mengerjakannya.

6) Reflection (Refleksi)

a) Cara berpikir tentang apa yang telah kita pelajari.

b) Mencatat apa yang telah dipelajari.

c) Membuat jurnal, karya seni, diskusi kelompok.

Page 15: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

7) Authentic Assesment (Penilaian Yang Sebenarnya)

a) Mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa

b) Penilaian produk (kinerja)

c) Tugas-tugas yang relevan dan kontekstual

Setiap komponen utama CTL seperti yang sudah disebutkan diatas mempunyai prinsip

dasar yang harus diperhatikan ketika akan menerapkan dalam pembelajaran. Prinsip-prinsip

dasar yang dimaksud terlihat pada penjelasan berikut.

1) Konstruktivisme

Komponen ini merupakan landasan filosofis (berpikir) pendekatan CTL. Pembelajaran

yang berisi konstruktivisme menekankan terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif

dan produktif berdasarkan pengetahuan dan pengetahuan terdahulu dari pengalaman belajar yang

bermakna.

2) Bertanya (Questioning)

Komponen ini merupakan strategi pembelajaran CTL. Belajar dalam pembelajaran

CTL dipandang sebagai upaya guru yang bisa mendorong siswa untuk mengetahui sesuatu,

mengarahkan siswa untuk memperoleh informasi, sekaligus mengetahui perkembangan

kemampuan berpikir siswa. Pada sisi lain, kenyataan menunjukkan bahwa pemerolehan

pengetahuan seseorang selalu bermula dari bertanya.

3) Menentukan (Inquiry).

Komponen menemukan merupakan bagian inti CTL. Kegiatan ini diawali dari

pengamatan terhadap fenomena, dianjurkan dengan kegiatan-kegiatan bermakna untuk

menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa. Dengan demikian, pengetahuan dan

keterampilan yang diperoleh siswa tidak dari hasil mengingat.seperangkat fakta, tetapi hasil

menemukan sendiri dari fakta yang dihadapinya.

4) Masyarakat Belajar (Learning Community).

Konsep ini menyarankan bahwa hasil belajar sebaiknya diperoleh dari kerjasama

dengan orang lain. Hal ini berarti bahwa hasil belajar bisa diperoleh dengan sharing antar teman,

antar kelompok, dan antar yang tahu kepada yang belum tahu, baik di dalam maupun di luar

kelas. Karena itu pembelajaran yang dikemas dalam diskusi kelompok yang anggotanya

heterogen, dengan jumlah yang bervariasi sangat mendukung komponen learning community.

Page 16: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

5) Permodelan (Modelling).

Komponen pendekatan CTL ini menyatakan bahwa pembelajaran keterampilan dan

pengetahuan didahului dengan model yang bisa ditiru siswa. Model yang dimaksud bisa berupa

pemberian contoh tentang, misalnya, cara mengoperasikan sesuatu, menunjukkan hasil karya,

mempertontonkan suatu penampilan. Cara pembelajaran semacam ini akan lebih cepat dipahami

siswa daripada hanya bercerita atau memberikan penjelasan kepada siswa tanpa ditunjukkan

modelnya atau contohnya.

6) Refleksi (Reflection).

Komponen yang merupakan bagian terpenting dari pembelajaran dengan pendekatan

CTL adalah perenungan kembali atas pengetahuan baru yang dipelajari. Dengan demikian apa

yang baru saja dipelajari, menelaah dan merespons semua kejadian, aktivitas atau pengalaman

yang terjadi dalam pembelajaran, bahkan memberikan masukan atau saran jika diperlukan, siswa

akan menyadari bahwa pengetahuan yang bisa diperolehnya merupakan pengayaan atau bahkan

revisi dari pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Kesadaran semacam ini penting

ditanamkan kepada siswa agar mereka bersikap terbuka terhadap pengetahuan-pengetahuan baru.

7) Penilaian Autentik (Authentic Assesment).

Komponen yang merupakan cirri khusus dari pendekatan kontekstual adalah proses

pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran atau informasi tentang

perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan pengalaman siswa ini perlu diketahui

guru setiap saat agar bisa memastikan benar tidaknya proses belajar siswa. Dengan demikian,

penilaian autentik diarahkan pada proses mengamati, menganalisis dan menafsirkan data yang

terkumpul ketika diperoleh dalam proses pembelajaran siswa berlangsung bukan semata-mata

pada hasil pembelajaran.

d. Penerapan Pendekatan Kontekstual Di Kelas

Pendekatan CTL dalam kelas secara garis besar, dapat diterapkan di kelas dengan

langkah sebagai berikut:

1) Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja

sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.

2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik

3) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya

Page 17: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

4) Ciptakan masyarakat belajar

5) Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran

6) Lakukan refleksi di akhir pertemuan

7) Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian diantaranya oleh:

1. Ahmad faiz (2006) dalam tesisnya yang berjudul “Implementasi Pendidikan Kecakapan

hidup dan Relevansinya dengan Pendidikan islam di MAN Lasem Kabupaten Rembang”.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi PKH di MAN Lasem kabupaten

Rembang sudah terealisasi dengan baik karena dalam proses pembelajarannya

menggunakan prinsip pada kurikulum berbasis kompetensi dan dalam pelaksanaan proses

belajar mengajar secara teori dan praktek bekerjasama dengan dinas pendidikan dan

ketenagakerjaan yang terkait, misalnya BLK (Balai Latihan Kerja).

2. Sujarwati (2008) dalam tesisnya yang berjudul “Implementasi Pendekatan Contextual

Teaching and Learning dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah

Pertama (Studi Kasus di SMP Negeri 1 bansari kabupaten Temanggung)”. Kesimpulan

dari penelitian ini adalah (1) implementasi pendekatan CTL pembelajaran Bahasa

Indonesia dapat berjalan dengan baik mengacu tujuh pilar landasan utama kontekstual,

kegiatan pembelajaran diadministrasikan dengan baik sehingga memudahkan untuk

melakukan pengecekan data jika terjadi ketidaksesuaian antara pelaksanaan dengan

program yang telah disusun. (2) hasil belajar Bahasa Indonesia melalui implementasi

pendekatan contextual teaching and learning (CTL) dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia sudah berhasil mencapai target kriteria kelulusan dalam UAN, (3) masalah

yang ditemui oleh guru dalam implementasi pendekatan contextual teaching and learning

(CTL) dalam pembelajaran Bahasa Indonesia secara garis besar adalah pemahaman guru

tentang CTL, terbatasnya sarana penunjang KBM.

C. Kerangka Berpikir

Page 18: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

Prinsip pembelajaran yang menerapkan metode pembelajaran CTL pada kerangka

berpikir dalam penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan kecakapan hidup siswa.

Gambar 3.. Alur Kerangka Pemikiran

Dari kerangka teori dapat dijelaskan bahwa melalui desain dan pelaksanaan

pembelajaran yang inovatif dan kreatif (Pembelajaran Kontekstual yang mengintegrasikan PKH)

dapat menghasilkan Proses Kegiatan Pembelajaran (PKP) yang efektif serta prestasi belajar yang

optimal sehingga dapat berdampak terhadap pengembangan dan peningkatan kecakapan hidup

siswa.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Masalah Rendahnya mutu PBM yang kurang dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menghadapi persoalan hidup karena kurang memperhatikan PKH

Aksi Pengembangan Pembelajaran Kontekstual yang memasukkan PKH di SMK N I Gondang

Hasil · Proses Pembelajaran

yang efektif · Prestasi Belajar

Dampak Peningkatan Kecakapan Hidup Siswa

Page 19: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK N I Gondang Sragen dengan pertimbangan sebagai

berikut :

a. Di SMK Negeri 1 Gondang Sragen belum pernah diadakan penelitian tentang masalah

penggunaan model pembelajaran sehingga diharapkan akan memberi manfaat bagi

peningkatan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran serta guru dalam mengajar.

b. Penelitian dilaksanakan bersamaan dengan program pendampingan SMK sehingga

efisien dan efektif dalam pertimbangan waktu dan tenaga

c. Mendapatkan akses dan perijinan yang mudah dari pihak sekolah untuk melaksanakan

penelitian di tempat tersebut.

d. Masih kurangnya variasi guru dalam mengajar sehingga diharapkan model pembelajaran

CTL ini bisa menjadi salah satu alternatif guru dalam mengajar.

Subyek penelitian adalah siswa kelas III TMO1. Penelitian dilaksanakan pada saat mata

pelajaran Kelistrikan Otomotif berlangsung dengan pokok bahasan Sistem Pengapian.

Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan secara bertahap. Adapun tahapan pelaksanaan penelitian adalah

sebagai berikut:

a. Tahapan Persiapan

Tahapan Persiapan meliputi: pengajuan judul, pembuatan proposal, survei di sekolah

yang bersangkutan, permohonan ijin serta seminar proposal. Jangka waktu yang dibutuhkan tiga

bulan yaitu mulai Maret 2009 - Mei 2009.

b. Tahapan Pelaksanaan

Tahapan pelaksanaan, yaitu kegiatan yang berlangsung dilapangan, meliputi:

perencanaan tindakan, implementasi tindakan, pengamatan kelas, dan refleksi. Jangka waktu

yang dibutuhkan dua bulan Juni 2009 - Agustus 2009.

c. Tahap Akhir

20

Page 20: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

Tahap akhir adalah pengolahan data dan penyusunan laporan penelitian

dilaksanakan mulai bulan Agustus 2009 sampai dengan Oktober 2009.

Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Penelitian ini menggunakan bentuk kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Peneliti

berkeyakinan untuk menggunakan jenis penelitian deskriptif, karena jenis penelitian ini

memusatkan pada deskripsi data yang berupa kalimat-kalimat yang memiliki arti mendalam yang

berasal dari informan dan perilaku yang diamati.

2. Strategi Penelitian

Dalam penelitian ini strategi yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

atau Classroom Action Research (CAR) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Langkah-langkah

penelitian untuk setiap siklus perlakuan pembelajaran otomotif adalah sebagai berikut:

Gambar 4. Bagan alur pelaksanaan PTK

Penjelasan:

1. Siklus I

Proses tindakan pada siklus I adalah :

Tahap Rencana Tindakan, pada penelitian ini dibuat Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP)

dengan model pembelajaran CTL. Selain itu juga dipersiapkan format observasi pembelajaran.

Tahap Pelaksanaan Tindakan, pada tahap ini guru melaksanakan tindakan sesuai dengan

skenario yang telah disusun pada RPP, yaitu:

Rencana Tindakan Observasi

Pelaksanaan Tindakan

Refleksi

Rencana Tindakan

Pelaksanaan Tindakan

Refleksi

Observasi

Siklus I

Siklus II

Perumusan Kesimpulan

Page 21: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

A. Kegiatan awal

ü Guru melakukan appersepsi tentang materi sistem pengapian baterai

ü Melakukan tanya jawab dengan siswa tentang sistem pengapian baterai

ü Menunjukkan gambar-gambar tentang sistem pengapian baterai

B. Kegiatan Inti

ü Membagi siswa dalam 5 kelompok belajar, masing-masing kelompok belajar terdiri

dari 7 orang :

a) Kelompok 1 membahas rangkaian sistem pengapian baterai

b) Kelompok 2 membahas konstruksi sistem pengapian baterai

c) Kelompok 3 membahas fungsi komponen sistem pengapian baterai

d) Kelompok 4 membahas cara kerja sistem pengapian baterai

e) Kelompok 5 membahas kerusakan dan perbaikan sistem pengapian baterai

ü Memastikan semua siswa memiliki catatan hasil diskusi tersebut, sehingga dalam

kurun waktu yang bersamaan semua siswa akan mendapat jawaban dari kelima kasus.

ü Salah satu siswa melaporkan hasilnya didepan kelas dan yang lainnya menyimak

laporan tersebut.

ü Guru memberikan penguatan dan klarifikasi terhadap laporan dan jawaban siswa.

C. Kegiatan Akhir

Penilaian

Data kecakapan hidup siswa diperoleh dari:

1. Partisipasi siswa dalam kerja kelompok

2. Lembar kerja pengumpulan daftar kerja kelompok

3. Cara siswa menyampaikan usul deskriptif secara lisan

4. Hasil laporan siswa terhadap kasus yang dibahas

5. Lembar pengamatan/skala sikap

6. Sikap dan perilaku selama kerja kelompok

Tahap Observasi, yaitu pada tahap ini dilakukan kegiatan mengamati dampak tindakan yang

dilakukan. Kegiatan ini dilakukan dengan cara observasi, dan catatan lapangan dengan format

observasi yang telah disusun sebelumnya.

Tahap Refleksi, yaitu kegiatan evaluasi mengenai perubahan yang terjadi atau hasil yang

diperoleh atas data yang terhimpun sebagai dampak atas tindakan yang dirancang, selain itu juga

Page 22: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

mengidentifikasi kelemahan dan keunggulan pelaksanaan tindakan yang sudah dilakukan yang

selanjutnya hasil refleksi ini akan dijadikan pijakan untuk melaksanakan siklus berikutnya.

Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. Pada tahap ini, pengajar

dapat merefleksi diri berdasarkan hasil observasi dan diskusi, untuk mengkaji apakah tindakan

yang telah dilakukan dapat meningkatkan pemahaman siswa. Hasil analisis data yang dilakukan

dalam tahapan akan dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.

2. Siklus II

Tahap Rencana Tindakan: Refleksi yang dilakukan pada akhir siklus I bertujuan untuk

mengidentifikasi baik kemajuan-kemajuan yang telah diperoleh maupun kekurangan-kekurangan

atau hambatan-hambatan yang masih dihadapi. Hasil refleksi ini kemudian digunakan untuk

memperbaiki rencana tindakan pada siklus II.

Tahap Pelaksanaan Tindakan: Tindakan II berupa implementasi serangkaian kegiatan

pembelajaran yang telah direvisi untuk mengatasi masalah pada siklus I yang belum tuntas.

Selama proses belajar pada siklus kedua ini juga akan dilakukan observasi kecakapan hidup

siswa. Kegiatan guru dan siswa dijabarkan sebagai berikut:

A. Kegiatan awal

v Guru memberitahukan pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang akan dipelajari

serta menjelaskan strategi pembelajaran yang akan digunakan

v Guru mengarahkan siswa untuk membentuk 3 kelompok

v Guru mengarahkan siswa untuk menggunakan alat dan bahan sesuai porsi

kelompoknya

B. Kegiatan Inti

v Siswa membentuk kelompok yang anggotanya heterogen dan jumlah siswa dalam

satu kelompok sesuai dengan keseluruhan jumlah siswa yaitu 35 siswa sehingga di

bagi 3 kelompok ( @ 12 siswa dan ada 1 kelompok yang anggotanya 11 siswa )

v Guru memberikan lembar kerja kepada tiap kelompok

v Tiap kelompok mendapat 1 porsi alat dan bahan

v Tiap kelompok mengidentifikasi, mengamati, dan mencatat komponen

v Tiap kelompok berdiskusi tentang tugas sambil meggunakan alat dan bahan yang

tersedia

v Guru membantu secukupnya pada masing-masing kelompok

Page 23: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

v Melaksanakan diskusi kelas

v Mempresentasikan didepan kelas

C. Kegiatan Akhir

v Guru menyampaikan poin – poin utama dari materi yang telah didiskusikan

v Siswa diarahkan membuat rangkuman tentang materi yang telah diterangkan

v Guru mengingatkan siswa untuk membaca materi yang akan dibahas pada pertemuan

berikutnya

Tahap Observasi: tahap observasi sama dengan pelaksanaan pada tahap yang pertama yakni

mengamati dampak tindakan yang dilakukan.

Tahap Refleksi : Refleksi II juga dilakukan bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis

pelaksanaan tindakan pada siklus II dengan jalan mengidentifikasi baik kemajuan-kemajuan

yang telah diperoleh maupun kekurangan-kekurangan atau hambatan-hambatan yang masih

dihadapi. Berdasarkan hasil refleksi tersebut dapat disimpulkan berhasil tidaknya keseluruhan

tindakan implementasi pembelajaran di dalam kelas terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

Penelitian PTK yang penulis kerjakan disini hanyalah meliputi dari 2 siklus,

dikarenakan keterbatasan pemikiran, materi serta ketersediaannya waktu yang penulis miliki.

Mungkin dalam kedua siklus ini masih terdapat kekurangan dalam peningkatan pembelajaran

maka dari itulah tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan penelitian PTK sampai terjadinya

kesempurnaan dari penyelenggaraan penelitian dan dapat mencapai lebih dari 2 siklus di atas.

Sumber Data

Sesuai dengan fokus masalah yang diamati, maka data yang diperlukan dalam penelitian

ini sebagai berikut :

1. Informasi guru kompetensi otomotif di SMK N I Gondang.

2. Tempat dan peristiwa berlangsungnya proses pembelajaran, dan

3. Catatan lapangan dan arsip.

Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data-data dari subjek penelitian, penulis menggunakan metode

catatan lapangan, metode observasi, metode tes, dan metode wawancara.

1. Metode Catatan lapangan

Digunakan untuk mencatat semua kejadian pembelajaran yang dilakukan peneliti dan

siswa.

Page 24: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

2. Metode Tes

Metode tes digunakan untuk mengetahui dan mengukur kecakapan akademik siswa

sebelum penelitian serta mengetahui keseriusan siswa dalam mengerjakan tugas/tes.

3. Metode Observasi

Observasi adalah metode atau cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara

sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau

kelompok secara langsung (Ngalim, 1988) Metode observasi digunakan untuk

mendapatkan data tentang kecakapan hidup siswa.

4. Metode wawancara

Metode wawancara digunakan untuk menggali informasi yang berkenaan dengan aspek-

aspek pembelajaran, penentuan tindakan, sehingga dijadikan acuan untuk mengambil

langkah-langkah selanjutnya.

Validitas Data

Dalam menguji keabsahan suatu data atau memeriksa kebenaran data digunakan cara

pengamatan langsung yang terus-menerus, trianggulasi, baik trianggulasi sumber data maupun

trianggulasi teknik pengumpulan data, menganalisis kasus negative, mengadakan sumber check,

serta membicarakan dengan orang lain atau rekan sejawat.

Terkait dengan hal tersebut di atas maka dapat dirumuskan langkah-langkah yang

dilakukan peneliti untuk memperoleh data yang terpercaya melalui :

(1) Pengamatan langsung secara terus-menerus. Kegiatan ini dimaksudkan bahwa peneliti

berusaha untuk selalu mengamati proses pelaksaaan pembelajaran yang berlangsung.

(2) Trianggulasi data. Teknik pemeriksaan kevalidan data yang memanfaatkan sesuatu yang

lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data

yang diperoleh. Jenis triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi

sumber data dan triangulasi metode. Triangulasi sumber digunakan untuk pengumpulan

data sejenis dengan menggunakan berbagai sumber data yang berbeda, yaitu melalui guru

dan kepala sekolah sedangkan triangulasi metode digunakan untuk pengumpulan data

yang berbeda, yaitu melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Page 25: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

(3) Membicarakan dengan orang lain (rekan-rekan sejawat yang banyak mengetahui dan

memahami masalah yang diteliti)

Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dimulai sejak awal sampai berakhirnya pengumpulan

data, dan dikerjakan secara intensif setelah meninggalkan lapangan. Data yang berupa

kata/kalimat dari catatan lapangan dan wawancara diolah menjadi kalimat-kalimat yang

bermakna dan dianalisis secara kualitatif. Teknik analisis kualitatif mengacu pada model analisis

dari Miles dan Huberman (1992) yang dilakukan dalam 3 komponen berurutan : reduksi data,

penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Dalam penelitian ini reduksi data meliputi penyeleksian data melalui ringkasan atau

uraian singkat, dan penggolongan data ke dalam pola yang lebih luas. Penyajian data dilakukan

dalam rangka mengorganisasikan data yang merupakan penyusunan informasi secara sistematik

dari hasil reduksi data dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi

pada masing-masing siklus (tindakan). Penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian makna

data, mencatat keteraturan, dan penggolongan data. Data yang terkumpul disajikan secara

sistematis dan perlu diberi makna.

Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah yang dijelaskan secara rinci yang

akan dilaksanakan dalam penelitian ini dari awal sampai akhir penelitian.

Dalam penyusunan penelitian ini prosedur yang akan dilakukan dijelaskan sebagai

berikut :

1. Tahap pra lapangan

Pada tahap ini peneliti menentukan lokasi penelitian, peninjauan tempat atau lokasi

penelitian seerta mengurus perijinan penelitian.

2. Tahap pekerjaan lapangan

Dalam tahap ini peneliti mulai melakukan tindakan kelas, mengumpulkan data-data di

lokasi, denagn melakukan wawancara mendalam, melakukan observasi serta mencatat dokumen-

dokumen dan arsip-arsip yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

3. Tahap analisa data

Page 26: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman data, serta merumuskan kesimpulan

akhir sampai hasil temuan penelitian selain itu juga merumuskan implikasi sebagai bagian dari

pengembangan saran akhir penelitian. Kegiatan tersebut merupakan tahap yang dapat dilakukan

paada tahap ini.

4. Tahap penyusunan laporan penelitian

Peneliti pada tahap ini mulai menyusun laporan awal serta apabila terjadi perbaikan

laporan dan disusun kembali sebagai laporan akhir.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Profil SMK Tempat Penelitian

Sekolah yang dijadikan tempat penelitian adalah SMK NEGERI I GONDANG

SRAGEN. Sekolah ini terletak di Jl. Tunjungan-Gondang, Gondang, Sragen, Jawa tengah,

dengan Kode pos 57254 dan nomor Telp. (0271) 887351/5890982.

Riwayat berdirinya SMK NEGERI I GONDANG SRAGEN yaitu pada tanggal 10 April

2005. SMK ini merupakan SMK yang baru sehingga merupakan SMK yang menjadi tempat

program pendampingan SMK. SMK NEGERI I GONDANG SRAGEN satu-satunya SMK

negeri di kecamatan Gondang, juga letaknya di perbatasan Jawa tengah dan Jawa timur sehingga

keberadaannya sangat dibutuhkan. Hasil ujian tahun kemarin terbukti dapat meluluskan 100%

siswanya.

SMK N I Gondang notabenya adalah unit sekolah baru yang terletak di tengah-tengah

desa yang berjarak ± 2,5 km dari jalan raya, walaupun terletak di desa tapi akses jalan dan

transportasi ke SMK mudah dilewati. Letaknya yang berdekatan dengan persawahan sehingga

suasananya sepi. SMK N I Gondang berhadapan dengan rel kereta api, jadi terdengar sedikit

bising bila ada kereta lewat.

Berdasarkan bangunan fisiknya, SMK N I Gondang menempati areal tanah seluas ±

2500m2 yang terdiri dari gedung dan halaman. Walaupun terbilang luas tapi masih banyak lahan

Page 27: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

yang belum digunakan. Tempat parkirnya masih bercampur antara siswa maupun guru dan

karyawan sehingga masih terlihat berantakan. Semua ruangan tertata rapi dan bersih, serta

didukung pengadaan air yang cukup dan bersih. Sekolah ini masih dalam tahap penyempurnaan,

karena untuk sarana prasarana masih belum memadai.

Ditinjau dari kuantitas dan kualitas tenaga pengajar, SMK NEGERI I GONDANG

SRAGEN memiliki 37 guru. Dari 37 guru ini 4 tercatat sebagai guru negeri ( PNS ) dan sisanya

sebagai tenaga tidak tetap ( WB ).

Profil tenaga guru, administrasi, siswa, gedung dan fasilitas sekolah serta sarana

prasarana SMK NEGERI I GONDANG SRAGEN.

1. Profil Guru

Tabel 2. Jumlah Guru Berdasarkan kelompok Mata Pelajaran Tahun Pelajaran 2009/2010

Nama Mata Diklat / Pelajaran

Total Kepegawaian Kebutuhan Guru PNS NON

PNS Jml

Ideal Kekurang

an 1. PPKn dan Sejarah 2 - 2 2 - 2. Pend. Agama 1 - 1 1 - 3. Bhs dan Sastra 3 - 3 3 - 4. Penjaskes 2 - 2 2 - 5. Seni dan Budaya 1 - 1 1 - 6. Bahasa Jawa 1 - 1 1 - 7. Matematika 3 1 2 3 - 8. Bahasa Inggris 3 - 3 3 - 9. Fisika 2 - 2 1 - 10. Kimia 1 - 1 1 - 11. IPS 2 1 1 2 - 12. IPA 1 - 1 1 - 13. Kewirausahaan 1 - 1 1 - 14. BP / BK 3 1 2 2 - 15. KKPI 1 - 1 1 - 16. Multimedia 4 - 4 4 - 17. Teknik Mekanik Otomotif 9 1 8 9 -

2. Profil Siswa

Tabel 3. Jumlah Siswa per Kelas Pada Masing-Masing Program Keahlian tahun pelajaran

2009/2010 A. KELAS X

KELAS L

P

JUMLAH

29

Page 28: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

TMO 1 36 - 36 TMO 2 36 - 36 TMO 3 36 - 36 TMO 4 36 - 36 TMO 5 31 - 31 TIK 1 10 26 36 TIK 2 12 24 36 TIK 3 8 28 36

JUMLAH 205 78 283 B. KELAS XI

KELAS L

P

JUMLAH

TMO 1 38 - 38 TMO 2 41 - 41 TMO 3 41 - 41 TMO 4 34 - 34 TIK 1 8 32 40 TIK 2 5 32 37

JUMLAH 167 64 231 C. KELAS XII

KELAS L

P

JUMLAH

TMO 1 35 - 35 TMO 2 38 - 38 TIK 1 7 32 39 TIK 2 7 31 38

JUMLAH 87 63 150

Keadaan siswa di SMK NEGERI I GONDANG SRAGEN, jika dilihat dari segi akhlak

cukup baik, pada pembelajaran di kelas juga berlangsung cukup efektif, tetapi keaktifan siswa

masih kurang. Kegiatan pembelajaran di kelas dimulai pukul 07.00 sampai 14.10 WIB dengan

dua kali waktu untuk istirahat yang masing-masing selama 15 menit. Kedisiplinan siswa

diperhatikan oleh guru sehingga sedikit siswa yang terlambat masuk.

Pembelajaran di SMK Negeri I Gondang ini meskipun berjalan dengan baik akan tetapi

tidak terlepas dari beberapa kekurangan, antara lain kurangnya media pembelajaran dan

kemampuan dari guru sendiri dalam membimbing dalam proses pembelajaran, juga banyak guru

Page 29: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

yang mengajar tidak sesuai kompetensi. Dengan keadaan seperti itu menyebabkan prestasi siswa

menurun yang bisa dikatakan karena kurangnya kepedulian guru terhadap siswanya dan siswa

yang kurang aktif dalam belajar, akan tetapi keadaan tersebut dapat teratasi jika adanya

komunikasi yang baik antara guru, siswa dan wali siswa itu sendiri serta penggunaan metode

pembelajaran yang tepat.

B. Gambaran Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan Maret-Oktober 2009 yang

mengambil tempat di SMK Negeri I Gondang dan pelaksanaannya mengikuti alur sebagai

berikut:

1. Perencanaan, meliputi penetapan materi dan penetapan waktu pelaksanannya.

2. Pelaksanaan, meliputi seluruh proses kegiatan belajar mengajar melalui metode CTL.

3. Observasi, dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran, meliputi kecakapan

personal siswa,kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan vokasional siswa.

4. Refleksi, meliputi kegiatan analisis hasil pembelajaran dan sekaligus menyusun rencana

perbaikan pada siklus berikutnya.

C. Pelaksanaan Tindakan

1. Siklus I

a. Perencanaan Tindakan Kelas

Pada tahap ini peneliti menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang telah

disusun dengan alokasi waktu selama 3 jam pelajaran (3 x 40 menit). Perencanaan tindakan kelas

siklus I dilaksanakan dengan memperhatikan permasalahan-permasalahan yang telah dibicarakan

antara peneliti dengan subyek penelitian. Perencanaan tindakan kelas siklus I menerapkan

pembelajaran dengan menggunakan metode CTL dengn memasukkan aspek inquiry, learning

community, dan questioning yang membantu guru menghubungkan antara materi pelajaran yang

diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari.

b. Pelaksanaan Tindakan Kelas

Page 30: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

Tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus 2009 hari Rabu jam ke 6-8

( 10.35-12.50 ). Sebelum pembelajaran dilaksanakan, guru memberitahukan tujuan

pembelajaran, memberitahukan gambaran umum inti materi ajar. Pembelajaran dimulai dengan

memberikan appersepsi tentang materi pembelajaran dan waktu itu materi pembelajarannya yaitu

konstruksi dan cara kerja sistem pengapian.

Kegiatan selanjutnya yaitu guru menjelaskan tentang sistem pengapian dalam

hubungannya dengan kehidupan sehari-hari hanya garis besarnya saja dan sesekali guru

melemparkan pertanyaan untuk merangsang pengetahuan siswa. Pertanyaan diberikan kepada

siswa secara menyebar tetapi siswa kurang begitu merespon dan hanya beberapa siswa saja yang

bisa menjawab itupun secara bersama-sama.

Keseluruhan penerapan model pembelajaran CTL ini dengan menggunakan diskusi baik

kelompok maupun diskusi kelas. Selanjutnya guru membentuk kelompok dengan membagi 35

siswa menjadi lima kelompok ( @ 7 anak ) dan masing-masing kelompok diberi masalah.

Selanjutnya setiap kelompok membahas masalah masing-masing dan tugas guru disini hanya

berkeliling membantu secukupnya pada masing-masing kelompok apabila ada kelompok yang

bertanya. Tiap-tiap kelompok melakukan pembahasan dengan mengacu kepada LKS dan buku

teks. Setelah waktu yang ditentukan untuk diskusi kelompok sudah selesai selanjutnya guru

mempersilahkan tiap-tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas dan

setiap kelompok diwakili oleh satu pembicara dan untuk kelompok lain mengajukan tanggapan,

begitu juga sebaliknya.

c. Hasil Observasi Tindakan Kelas

Observasi dilakukan pada saat siswa melaksanakan diskusi kelompok. Indikator atau

variabel yang diamati sesuai dalam lembar observasi yang sudah dibuat. Adapun variabel yang

diamati adalah kecakapan siswa dalam pembelajaran dan masing-masing variabel mempunyai

aspek sendiri-sendiri. Sebenarnya proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik dibandingkan

pra penelitian tetapi untuk masing-masing aspek kecakapan hidup siswa belum mendapatkan

hasil yang maksimal. Sehingga perlu diadakan wawancara dan bimbingan lebih lanjut. Tujuan

guru berusaha memunculkan kecakapan hidup dalam pembelajarannya adalah melatih siswa

menumbuhkan kecakapan hidup pada dirinya. Usaha guru tersebut berhasil, kecakapan hidup

siswa tumbuh yang ditandai dengan meningkatnya presentase siswa yang menunjukkan

kecakapan hidup ketika proses belajar. Kecakapan eksistensi diri, kecakapan menggali infomasi,

Page 31: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

dan kecakapan bekerja sama merupakan tiga kecakapan hidup yang menonjol, sedangkan

kecakapan komunikasi masih tergolong rendah.

Setelah diskusi kelompok selesai dan sudah dipresentasikan, siswa dikembalikan ke kelas

besar untuk evaluasi. Pada akhir pembelajaran, guru menyimpulkan materi pembelajaran.

d. Refleksi Tindakan Kelas

Refleksi terhadap hasil tindakan setelah jam mata pelajaran sistem pengapian selesai.

Hasil refleksi menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa perilaku siswa yang perlu

ditingkatkan, antara lain: (1) belum optimalnya siswa memusatkan perhatian pada pelajaran, (2)

kurang optimalnya siswa mengendalikan tugas kelompok, sehingga beberapa siswa tidak terlibat

dalam pengerjaan tugas (off task).

Kesimpulan yang dapat diambil dari keseluruhan tindakan yang telah dilakukan pada

siklus I ini masih perlu diadakan perbaikan pada tindakan siklus selanjutnya karena dari hasil

yang dicapai belum memuaskan.

Berdasarkan hasil refleksi terhadap tindakan siklus I, maka rencana tindakan I perlu

direvisi, dan hasilnya akan digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan tindakan siklus II.

Untuk menyusun rencana pada tindakan kelas siklus II maka perlu diadakan revisi

terencana dari tindakan kelas siklus I. Berdasarkan hasil dari refleksi tindakan kelas siklus I,

maka beberapa revisi yang disepakati antara peneliti dengan guru pamong adalah sebagai berikut

: (1) Guru harus mampu mengendalikan kelas, (2) Guru sesering mungkin memberikan motivasi

kepada siswa agar dapat bekerjasama dengan baik, (3) Guru sesering mungkin mengingatkan

siswa agar melaksanakan diskusi dengan penuh tanggung jawab karena hal itu akan

mempengaruhi hasil yang akan dicapai, (4) Pengenalan dalam kelompok harus lebih diperjelas

dan sebaiknya dilakukan oleh anggota kelompok.

2. Siklus II

a) Perencanaan Tindakan Kelas

Berdasarkan dari observasi dan refleksi pada pembelajaran tindakan kelas siklus I, maka

rencana tindakan kelas siklus I perlu revisi dan akan digunakan sebagai acuan tindakan

pembelajaran kelas siklus II. Siklus II dilaksanakan satu kali pertemuan dengan materi

pembelajaran identifikasi komponen sistem pengapian konvensional dengan baterai. Guru

melatihkan kecakapan hidup sejak mengawali pembelajaran, misalnya dengan guru

mengucapkan salam kepada siswa dan guru mengomentari kehadiran siswa. Langkah ini

Page 32: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

menyadarkan siswa sebagai makhluk Tuhan dan makhluk sosial, dengan mengembangkan rasa

simpati dan empati terhadap sesama siswa. Semua itu merupakan perwujudan dari kecakapan

eksistensi diri. Guru juga memberi motivasi sebelum pembelajaran dengan harapan siswa lebih

memperhatikan, tidak malu-malu baik dalam bertanya maupun mengutarakan pendapatnya

sendiri dan bersemangat dalam belajar. Pembelajaran dilaksanakan berdasarkan RPP (Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran) yang telah dibuat dan pelaksanaan dilaksanakan dalam 3 jam

pelajaran ( 120 menit )

b) Pelaksanaan Tindakan Kelas

Sebenarnya pelaksanaan tindakan putaran ke dua ini hampir sama dengan tindakan

putaran pertama tetapi kualitas pembelajaran meningkat. Tindakan siklus II dilaksanakan pada

tanggal 26 Agustus 2009 jam ke 6-8 ( 10.35-12.50 ). Pembelajaran dilaksanakan di ruang

praktek, siswa dihadapkan pada alat praktek sehingga kecakapan vokasional dapat muncul.

Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan kegiatan belajar secara umum dan siswa diarahkan

membentuk kelompok, sedangkan guru mengarahkan siswa untuk menggunakan alat dan bahan

sesuai porsi kelompoknya. Siswa membentuk kelompok yang anggotanya heterogen dan jumlah

siswa dalam satu kelompok sesuai dengan keseluruhan jumlah siswa yaitu 35 siswa sehingga di

bagi 3 kelompok ( @ 12 siswa dan ada 1 kelompok yang anggotanya 11 siswa ). Guru

memberikan lembar kerja kepada tiap kelompok. Tiap kelompok mendapat 1 porsi alat dan

bahan. Tiap kelompok mengidentifikasi, mengamati, dan mencatat komponen. Langkah ini

digunakan guru untuk melatih kecakapan siswa dalam menggali informasi, mengolah informasi

sehingga memiliki makna, dan berkimunikasi secara lisan. Tiap kelompok berdiskusi tentang

tugas sambil menggunakan alat dan bahan yang tersedia. Guru membantu secukupnya pada

masing-masing kelompok. Siswa mempresentasikan didepan kelas. Dalam mengkomunikasikan

pendapatnya, siswa dilatih tata cara mengemukakan pendapat dengan baik, ucapkan salam,

perkenalkan nama, lalu mengungkapkan makna dengan bahasa Indonesia yang baku.

c) Hasil Observasi Tindakan Kelas

Waktu observasi dilakukan sama dengan pada observasi siklus I yaitu pada saat siswa

melaksanakan diskusi kelompok. Indikator atau variabel yang diamati sesuai dalam lembar

observasi yang sudah dibuat. Adapun variabel yang diamati adalah kecakapan hidup siswa dalam

pembelajaran dan masing – masing variabel mempunyai aspek sendiri – sendiri.

Page 33: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

Pelaksanaan diskusi kelompok pada putaran kedua ini sudah menunjukkan peningkatan

dan cukup baik, siswa yang mempunyai kemampuan lebih mau membantu teman satu timnya

yan mengalami kesulitan dalam memahami materi dan menuntaskan soal-soal. Kegiatan ini

melatih siswa selain untuk meningkatkan kecakapan potensi diri, mengali infomasi, mengolah

informasi, bekerja sama, dan komunikasi liasan, juga meningkatkan rasa pecaya diri, tidak

mudah menyerah, dan jujur. Presentasi hasil kerja kelompok dilakukan untuk mengembangkan

kecakapan eksistensi diri, potensi diri, dan komunikasi lisan. Ketika presentasi, siswa dilatih

untuk tata cara berkomunikasi dengan benar, demikian pula ketika forum diskusi kelas (tanya

jawab). Akhirnya siswa dilatih menarik kesimpulan. Pada tahap ini siswa dilatih kecapakan

mengambil kesimpulan. Dalam proses menarik kesimpulan, siswa dilatih mencermati informasi

dan mengolah informasi sehingga memiliki makna yang berlaku lebih umum. Siswa sudah

banyak yang berani mengajukan pertanyaan kepada guru, sudah berani menjawab pertanyaan

bahkan menjadi pembicara kelompokpun sudah banyak yang mau.

Siswa sudah lebih mau menghargai pendapat orang lain, mengambil giliran dan berbagi

tugas, memberikan kesempatan orang lain untuk berbicara dan mau mendengarkan dengan aktif

serta kerja sama dalam kelompokpun sudah terlihat dengan baik. Semua aspek tersebut sudah

membuktikan adanya peningkatan dalam dalam penggunaan model pembelajaran CTL.

d) Refleksi Tindakan Kelas

Hasil refleksi pada siklus 2 menunjukkan bahwa mutu pembelajaran pada siklus II telah

mengalami peningkatan, kecakapan hidup yang dilatihkan guru telah mampu mengubah perilaku

siswa dalam belajar. Misalnya, terjadinya peningkatan jumlah siswa yang terlibat dalam belajar,

kecakapan menggali informasi, mengolah informasi, mengambil keputusan, komunikasi lisan

dan menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Guru telah melaksanakan pembelajaran

sesuai dengan rencana. Ketidaksempurnaan peran guru yang terjadi pada siklus 1 tidak terjadi

lagi pada siklus 2. Dalam pembelajaran siklus II berjalan lebih baik dari siklus I. Diskusi sudah

berjalan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan. Motivasi yang dilakukan guru pada awal

sebelum pembelajaran dapat dikatakan berhasil. Hal ini perlu dilakukan pada setiap

pembelajaran karena motivasi dapat membuat siswa bersemangat dan merasa diperhatikan.

Kesimpulan yang dapat diambil dari keseluruhan tindakan yang telah dilakukan pada

akhir siklus ke II ini adalah pembelajaran sudah memenuhi harapan yaitu adanya peningkatan

kecakapan hidup siswa.

Page 34: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan bahwa kecakapan hidup siswa dengan

menggunakan model pembelajaran CTL adalah memuaskan baik aktivitas siswa, kerja sama,

maupun ketrampilan praktek. Untuk lebih jelasnya peningkatan pada komponen-komponen

indikator keseluruhan dapat di lihat dalam tabel dan histogram dibawah ini :

Tabel 4. Kecakapan hidup yang muncul pada diri siswa

Aspek Kecakapan Hidup

Siklus 1

(%)

Siklus 2

(%)

Kecakapan Personal

1.Kecakapan Kesadaran diri

- Kecakapan eksistensi diri

- Kecakapan Potensi Diri

2. Kecakapan Berpikir Rasional

- Kecakapan menggali informasi

- Kecakapan mengambil keputusan

- Kecakapan memecahkan masalah

14.5

92.59

5.61

34.7

32.43

28.3

100

100

52.6

68.3

Kecakapan Sosial

-Kecakapan komunikasi lisan

- Kecakapan komunikasi tulisan

- Kecakapan bekerjasama

- Kecakapan untuk bertanggung jawab dan mengendalikan emosi

21.62

24.6

81.08

46.3

40

33.3

92.6

89.5

Page 35: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

Gambar 5. Histogram Hasil Penelitian Tindakan Kelas Secara Keseluruhan Dari Semua Indikator Pada Siswa Kelas 2009/2010.

Pembahasan terhadap permasalahan penelitian tinda

kualitatif terhadap hasil penelitian yang diperoleh dari kerja sama antara peneliti dan guru

pamong. Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa: 1) pengunaan

metode CTL mampu menumbuhkan kecakapan

dilatihkan secara terencana dan sengaja, sehingga guru harus menjadi fasilitator yang sempurna.

Kecakapan Akademik

- Menguasai pengetahuan

- Berpikir kritis dan memecahkan masalah

-Keseriusan mengerjakan tugas/tes

Kecakapan Vokasional

- Bekerja dan terampil menggunakan alat

- Mampu Membongkar dan Memasang kembali

Rata-rata

Hasil Penelitian Tindakan Kelas Secara Keseluruhan Dari Semua Pada Siswa Kelas XII TMO 1 SMK N 1 Gondang Tahun Pelajaran

D. Pembahasan

Pembahasan terhadap permasalahan penelitian tindakan yaitu berdasarkan analisis data

kualitatif terhadap hasil penelitian yang diperoleh dari kerja sama antara peneliti dan guru

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa: 1) pengunaan

mampu menumbuhkan kecakapan hidup pada siswa; 2) kecakapan hidup harus

dilatihkan secara terencana dan sengaja, sehingga guru harus menjadi fasilitator yang sempurna.

Berpikir kritis dan memecahkan masalah

45

19.2

6.614

60.1

34.9

7.4

Bekerja dan terampil menggunakan alat

Mampu Membongkar dan Memasang kembali

23.31

11.3

65.82

16.4

32.78 56.37

(%)

pro

sen

tase

Hasil Penelitian Tindakan Kelas Secara Keseluruhan Dari Semua Gondang Tahun Pelajaran

kan yaitu berdasarkan analisis data

kualitatif terhadap hasil penelitian yang diperoleh dari kerja sama antara peneliti dan guru

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa: 1) pengunaan

hidup pada siswa; 2) kecakapan hidup harus

dilatihkan secara terencana dan sengaja, sehingga guru harus menjadi fasilitator yang sempurna.

010203040506070

siklus I

Perubahan Tindakan Kelas Secara Keseluruhan

Kecakapan Personal

Kecakapan Akademik

Page 36: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

Pembahasan tentang penggunaan model pembelajaran CTL untuk meningkatkan

kecakapan hidup siswa dapat dilihat dengan empat aspek yaitu kecakapan personal, kecakapan

sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan vokasional siswa.

1. Kecakapan Personal Siswa Dalam Pembelajaran Menggunakan Metode CTL

Untuk mengetahui peningkatan kecakapan personal siswa dalam pembelajaran, dapat

dilihat dari lembar hasil observasi yang dilakukan pada waktu pengamatan saat diskusi kelompok

maupun diskusi kelas yang diberikan pada tiap-tiap tindakan kelas. Adapun kriteria yang

dijadikan sebagai patokan untuk menilai apakah siswa sudah ada peningkatan kecakapan

personal dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Kecakapan Kesadaran diri

· Kecakapan eksistensi diri

· Kecakapan Potensi Diri

2. Kecakapan Berpikir Rasional

· Kecakapan menggali informasi

· Kecakapan mengambil keputusan

· Kecakapan memecahkan masalah

Kecakapan personal siswa yang terlihat dari indikator-indikator diatas pada setiap

tindakan cenderung mengalami peningkatan, mungkin yang awalnya dari tiap-tiap indikator

diatas belum mengalami peningkatan tetapi setelah dilakukan tindakan kelas siklus II terlihat ada

banyak peningkatan dari masing-masing indikator diatas. Hal ini dapat dilihat dari data yang

diperoleh pada saat pengamatan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.

Tabel 5. Perbandingan Kecakapan Personal Siswa Antara Siklus I dan Siklus II

Kecakapan Personal Siklus 1 (%) Siklus 2(%) 1. Kecakapan Kesadaran diri

- Kecakapan eksistensi diri

- Kecakapan Potensi Diri

2. Kecakapan Berpikir Rasional

- Kecakapan menggali informasi

- Kecakapan mengambil keputusan

14.5

92.59

5.61

34.7

28.3

100

100

52.6

Page 37: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

- Kecakapan memecahkan masalah

Rata-rata

Gambar 6. Histogram Perbandingan Kecakapan Personal Siswa Antara Siklus I dan Siklus II Dari siklus I hingga siklus II terjadi peningkatan kecaka

Proses peningkatan kecakapan personal siswa pada masing

usaha dari peneliti dan mitra kolaborasi yaitu

akhir pelajaran, (2) Guru sering

memacu siswa untuk memikirkannya secara kritis dan materi yang diajarkan berhubungan

dengan lingkungan siswa, (3) Guru mengingatkan siswa untuk belajar mandiri dan mampu

memecahkan masalah secara berani.

pemberian materi juga diberikan pertanyaan yang ada hubungannya dengan materi sehingga

siswa lebih punya semangat untuk berfikir dan bertanya apabila ada materi yang belum jelas

memicu siswa untuk berusaha menjawab pertanyaan,

karena setiap siklus kondisi dan suasana kelas pasti berbeda sehingga mengendalikan kelas

merupakan prioritas utama yang sangat diperhatikan untuk meningkatkan kecakapan personal

siswa dalam pembelajaran, (3) Pemusatan perhatian kepada siswa dalam proses pembelajaran

sehingga kegaduhan dapat dikurangi dan d

dioptimalkan baik pengulangan materi maupun dorongan untuk m

sesering mungkin memberikan motivasi kepada siswa agar dapat bekerjasama dengan baik,

Sering diberikan pertanyaan-pertanyaan yang bisa memicu siswa untuk lebih akti

guru, (4) Sesering mungkin mengingatkan siswa agar melaksanakan diskusi denga

tanggung jawab karena hal itu akan mempe

0

10

20

30

40

50

60

70

Siklus I Siklus II

memecahkan masalah 32.43

68.3

35.966 69.84

erbandingan Kecakapan Personal Siswa Antara Siklus I dan Siklus II

hingga siklus II terjadi peningkatan kecakapan personal siswa yaitu

Proses peningkatan kecakapan personal siswa pada masing-masing siklus tersebut terjadi karena

kolaborasi yaitu: (1) Pemberian motivasi diberikan pada awal dan

uru sering memberi pertanyaan dan tugas yang menantang sehingga

memacu siswa untuk memikirkannya secara kritis dan materi yang diajarkan berhubungan

dengan lingkungan siswa, (3) Guru mengingatkan siswa untuk belajar mandiri dan mampu

memecahkan masalah secara berani. materi dilakukan dengan jelas sebelum diskusi dan dalam

pemberian materi juga diberikan pertanyaan yang ada hubungannya dengan materi sehingga

siswa lebih punya semangat untuk berfikir dan bertanya apabila ada materi yang belum jelas

k berusaha menjawab pertanyaan, (2) Pengendalian kelas lebih diutamakan

karena setiap siklus kondisi dan suasana kelas pasti berbeda sehingga mengendalikan kelas

merupakan prioritas utama yang sangat diperhatikan untuk meningkatkan kecakapan personal

Pemusatan perhatian kepada siswa dalam proses pembelajaran

ingga kegaduhan dapat dikurangi dan dalam setiap pertemuan pemberian motivasi

baik pengulangan materi maupun dorongan untuk meningkatkan belajarnya serta

ring mungkin memberikan motivasi kepada siswa agar dapat bekerjasama dengan baik,

pertanyaan yang bisa memicu siswa untuk lebih aktif bertanya pada

esering mungkin mengingatkan siswa agar melaksanakan diskusi denga

tanggung jawab karena hal itu akan mempengaruhi hasil yang akan dicapai.

Siklus II

Kecakapn Personal

erbandingan Kecakapan Personal Siswa Antara Siklus I dan Siklus II

pan personal siswa yaitu 33,874%.

masing siklus tersebut terjadi karena

motivasi diberikan pada awal dan

memberi pertanyaan dan tugas yang menantang sehingga

memacu siswa untuk memikirkannya secara kritis dan materi yang diajarkan berhubungan

dengan lingkungan siswa, (3) Guru mengingatkan siswa untuk belajar mandiri dan mampu

materi dilakukan dengan jelas sebelum diskusi dan dalam

pemberian materi juga diberikan pertanyaan yang ada hubungannya dengan materi sehingga

siswa lebih punya semangat untuk berfikir dan bertanya apabila ada materi yang belum jelas dan

lebih diutamakan

karena setiap siklus kondisi dan suasana kelas pasti berbeda sehingga mengendalikan kelas

merupakan prioritas utama yang sangat diperhatikan untuk meningkatkan kecakapan personal

Pemusatan perhatian kepada siswa dalam proses pembelajaran,

alam setiap pertemuan pemberian motivasi

eningkatkan belajarnya serta

ring mungkin memberikan motivasi kepada siswa agar dapat bekerjasama dengan baik,

f bertanya pada

esering mungkin mengingatkan siswa agar melaksanakan diskusi dengan penuh

Page 38: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

2. Kecakapan Sosial Siswa

Kecakapan sosial siswa dalam pembelajaran dapat dilihat setelah melakukan

pengamatan. Pengamatan dapat dilakuk

indikator-indikator yang menjadi bahan pengamatan dari ketrampilan kooperatif siswa antara

lain

1. Kecakapan komunikasi lisan

2. Kecakapan komunikasi tulisan

3. Kecakapan bekerjasama

4. Kecakapan tanggung jawab dan

Kecakapan sosial siswa yang terlihat dari indikator

mengalami peningkatan. Hal ini terlihat setelah dilakukan tindakan kelas

diskusi kelompok maupun diskusi kelas.

bekerjasama dengan orang lain sampai kemampuan

kemajuan. Berdasarkan hasil yang diperoleh setiap siklus

siswa baik dalam diskusi maupun dalam pembela

Tabel 6 . Perbandingan Kecakapan Sosial Siswa Antara Siklus I dan Siklus II

Kecakapan sosial

- Kecakapan komunikasi lisan

- Kecakapan komunikasi tulisan

- Kecakapan bekerjasama

- Kecakapan untuk bertanggung jawab dan mengendalikan emosi

Rata-rata

0

10

20

30

40

50

60

70

Siklus I Siklus II

Siswa Dalam Pembelajaran Menggunakan Metode

siswa dalam pembelajaran dapat dilihat setelah melakukan

at dilakukakan setelah guru membentuk kelompok diskusi. Adapun

indikator yang menjadi bahan pengamatan dari ketrampilan kooperatif siswa antara

Kecakapan komunikasi lisan

Kecakapan komunikasi tulisan

Kecakapan tanggung jawab dan mengendalikan emosi

siswa yang terlihat dari indikator-indikator di atas cenderung

mengalami peningkatan. Hal ini terlihat setelah dilakukan tindakan kelas siklus I dalam bentuk

diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Masing-masing indikator mengalami peningkatan dari

orang lain sampai kemampuan mengendalikan emosi sudah terlihat ada

kemajuan. Berdasarkan hasil yang diperoleh setiap siklus terjadi peningkatan kecakapan sosial

siswa baik dalam diskusi maupun dalam pembelajaran biasa.

Perbandingan Kecakapan Sosial Siswa Antara Siklus I dan Siklus II

Siklus 1 (%) Siklus 2(%)

Kecakapan untuk bertanggung jawab

21.62

24.6

81.08

46.3

40

33.3

92.6

89.5

43.4 63.85

Kecakapan Sosial

Metode CTL

siswa dalam pembelajaran dapat dilihat setelah melakukan

bentuk kelompok diskusi. Adapun

indikator yang menjadi bahan pengamatan dari ketrampilan kooperatif siswa antara

indikator di atas cenderung

I dalam bentuk

tor mengalami peningkatan dari

sudah terlihat ada

kecakapan sosial

Page 39: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

Gambar 7. Histogram Perbandingan Kecakapan

Dari siklus I hingga siklus II terjadi peningkatan kecakapan

20,45%. Proses peningkatan tersebut terjadi karena p

terhadap siswa yang kesulitan lebih diutamakan sehingga siswa yang masih malu dalam

bertanya, memberikan pendapat, menyampaikan informasi dan tid

atau guru saat berbicara menjadi lebih kooper

3. Kecakapan Akademik

Kecakapan akademik siswa diperoleh dari

keseriusan siswa dalam mengerjakan tugas

mengalami peningkatan. Indikator

yang dilakukan pada proses pembelajaran

Tabel 7. Perbandingan Kecakapan Akademik

Kecakapan Akademik

Menguasai pengetahuan Berpikir kritis dan memecahkan masalah Keseriusan mengerjakan tugas/tes

Rata-rata

0

5

10

15

20

25

30

35

Siklus I Siklus II

erbandingan Kecakapan Sosial Siswa Antara Siklus I dan Siklus IIDari siklus I hingga siklus II terjadi peningkatan kecakapan personal siswa yaitu

Proses peningkatan tersebut terjadi karena perhatian, bimbingan dan motivasi guru

lebih diutamakan sehingga siswa yang masih malu dalam

bertanya, memberikan pendapat, menyampaikan informasi dan tidak mau mendengarkan teman

atau guru saat berbicara menjadi lebih kooperatif dan aktif.

Kecakapan Akademik Siswa Dalam Pembelajaran Menggunakan

CTL

siswa diperoleh dari siswa yang mampu berpikir kritis

am mengerjakan tugas-tugas atau soal-soal pada setiap

Indikator kecakapan akademik siswa diperoleh dalam setiap tindakan

yang dilakukan pada proses pembelajaran.

Akademik Siswa Antara Siklus I dan Siklus II

Siklus 1 (%) Siklus 2(%)

45

19.2

6.614

60.1

34.9

7.4 23.61 34.13

Siklus II

Kecakapan Akademik

Siswa Antara Siklus I dan Siklus II personal siswa yaitu

erhatian, bimbingan dan motivasi guru

lebih diutamakan sehingga siswa yang masih malu dalam

ak mau mendengarkan teman

Menggunakan Metode

berpikir kritis dan dari

pada setiap siklus juga

siswa diperoleh dalam setiap tindakan

Page 40: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

Gambar 8. Histogram Perbandingan Kecakapan Akademik Siswa Antara Siklus I dan Siklus II Dari siklus I hingga siklus II terjadi peningkatan kecakapan personal siswa yaitu

10,52%. Proses peningkatan kecakapan personal siswa pada masing-masing siklus tersebut

terjadi karena usaha dari peneliti dan mitra kolaborasi yaitu: (1) Materi dilakukan dengan jelas

sebelum diskusi dan dalam pemberian materi juga diberikan pertanyaan yang ada hubungannya

dengan materi sehingga siswa lebih punya semangat untuk berfikir dan bertanya apabila ada

materi yang belum jelas dan memicu siswa untuk berusaha menjawab pertanyaan.

(2) Pengendalian kelas lebih diutamakan karena setiap siklus kondisi dan suasana kelas pasti

berbeda sehingga mengendalikan kelas merupakan prioritas utama yang sangat diperhatikan

untuk meningkatkan kecakapan personal siswa dalam pembelajaran, (3) Pemusatan perhatian

kepada siswa dalam proses pembelajaran, sehingga kegaduhan dapat dikurangi dan dalam setiap

pertemuan pemberian motivasi dioptimalkan baik pengulangan materi maupun dorongan untuk

meningkatkan belajarnya serta sesering mungkin memberikan motivasi kepada siswa agar dapat

bekerjasama dengan baik, sering diberikan pertanyaan-pertanyaan yang bisa memicu siswa untuk

lebih aktif bertanya pada guru, (4) Sesering mungkin mengingatkan siswa agar

melaksanakan diskusi dengan penuh tanggung jawab karena hal itu akan mempengaruhi hasil

yang akan dicapai.

4. Kecakapan Vokasional Siswa Dalam Pembelajaran Menggunakan Metode

CTL

Kecakapan vokasional siswa diperoleh dari siswa yang rajin bekerja dan terampil

menggunakan alat praktek pada setiap siklus juga mengalami peningkatan. Indikator kecakapan

vokasional siswa diperoleh dalam setiap tindakan yang dilakukan pada proses pembelajaran.

Tabel 8. Perbandingan Kecakapan Vokasional Siswa Antara Siklus I dan Siklus II

Kecakapan Vokasional

Siklus 1 (%) Siklus 2(%)

- Bekerja dan terampil menggunakan

alat - Mampu Membongkar dan Memasang

kembali

23.31

11.3

65.82

16.4 Rata-rata 17.305 41.11

Page 41: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

Gambar 9. Histogram Perbandingan Kecakapan Vok

Dari siklus I hingga siklus II terjadi peningkatan kecakapan personal siswa yaitu

23,805%. Proses peningkatan tersebut terjadi karena

alat dan berusaha menuntun siswa aga

SIMPULAN

Berdasarkan data, analisis data dan pembasan data

pembelajaran dengan metode pembelajaran

meningkatkan kecakapan hidup siswa pada pembelajaran teknik otomotif di SMK N I Gondang,

Sragen. Secara deskripsi diperoleh hasil sebagai berikut :

1. kecakapan personal siswa

tindakan kelas siklus II mengalami peningkatan menjadi

kecakapan hidup siswa dalam pembelajaran menggunakan

05

1015202530354045

Siklus I Siklus II

erbandingan Kecakapan Vokasional Siswa Antara Siklus I dan Siklus II

Dari siklus I hingga siklus II terjadi peningkatan kecakapan personal siswa yaitu

%. Proses peningkatan tersebut terjadi karena pelatihan dan arahan guru untuk mengenal

alat dan berusaha menuntun siswa agar tekun membongkar dan merangkai.

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan data, analisis data dan pembasan data maka ditarik kesimpulan bahwa

pembelajaran Contextual Teaching and Learning

meningkatkan kecakapan hidup siswa pada pembelajaran teknik otomotif di SMK N I Gondang,

Secara deskripsi diperoleh hasil sebagai berikut :

kecakapan personal siswa dalam pembelajaran pada siklus I adalah 35,96

II mengalami peningkatan menjadi 69,84% ini menunjukkan peningkatan

dalam pembelajaran menggunakan metode CTL.

Siklus II

Kecakapan Vokasional

asional Siswa Antara Siklus I dan Siklus II

Dari siklus I hingga siklus II terjadi peningkatan kecakapan personal siswa yaitu

arahan guru untuk mengenal

maka ditarik kesimpulan bahwa

Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat

meningkatkan kecakapan hidup siswa pada pembelajaran teknik otomotif di SMK N I Gondang,

35,96% dan pada

% ini menunjukkan peningkatan

Page 42: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

2. kecakapan sosial siswa dalam pembelajaran pada siklus I adalah 43,4% dan pada

tindakan kelas siklus II mengalami peningkatan menjadi 63,85% ini menunjukkan peningkatan

kecakapan hidup siswa dalam pembelajaran menggunakan metode CTL.

3. kecakapan akademik siswa dalam pembelajaran pada siklus I adalah 23,61% dan pada

tindakan kelas siklus II mengalami peningkatan menjadi 34,13% ini menunjukkan peningkatan

kecakapan hidup siswa dalam pembelajaran menggunakan metode CTL.

4. kecakapan vokasional siswa dalam pembelajaran pada siklus I adalah 17,305% dan

pada tindakan kelas siklus II mengalami peningkatan menjadi 41,11% ini menunjukkan

peningkatan kecakapan hidup siswa dalam pembelajaran menggunakan metode CTL.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian, ternyata pembelajaran teknik otomotif dengan metode

pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih baik daripada pembelajaran teknik

otomotif dengan metode konvensional. Hal tersebut berdasarkan oleh beberapa hal yaitu :

a) Metode pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) memiliki kelebihan

yaitu metode ini memadukan antara pembelajaran kooperatif dan pembelajaran

dengan mengaitkan maateri dengan dunia nyata. Siswa didorong untuk dapat

menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang mereka konstruksi

sendiri ketika belajar dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari

sehingga terjadi kebermaknaan belajar. Siswa akan melalui diskusi untuk

menyelesaikan masalah akan meningkatkan ketrampilan berfikir siswa baik siswa

yang pandai maupun siswa yang kurang pandai. Siswa menjadi lebih kritis, lebih

aktif bertanya, lebih memahami materi yang mereka pelajari tidak hanya sekedar

menghafal dan membangun pengetahuan berdasar pengalaman mereka sendiri

kemudian memberi makna pada pengetahuan itu.

b) Berdasarkan hasil pengamatan juga diperoleh bahwa siswa yang memiliki kecakapan

berpikir tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang

memiliki kecakapan berpikir sedang maupun rendah, demikian pula siswa yang

memiliki kecakapan berpikir sedang memiliki prestasi belajar yang lebih baik

daripada siswa yang memiliki kecakapan berpikir rendah.

46

Page 43: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

C. Saran

Berkaitan dengan simpulan di atas, peneliti dapat mengajukan saran-saran sebagai berikut

:

1. Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadikan pembelajaran

Contextual Teaching and Learning (CTL) sebagai metode alternatif dalam

pembelajaran Teknik otomotif untuk lebih meningkatkan pemahaman siswa.

2. Dalam proses pembelajaran di sekolah, guru hendaknya mulai menerapkan

Contectual Teaching Learning agar siswa lebih mudah memahami materi pelajaran.

3. Pendekatan pembelajaran kontekstual atau Contectual Teaching Learning seharusnya

diterapkan di sekolah-sekolah karena sangat sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan.

Page 44: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.

DAFTAR PUSTAKA

Alimufi Arief, 2007. Kecakapan Hidup (Life Skill) Melalui Pendekatan pendidikan Berbasis Luas. Tim Broad Based Education Depdiknas. Penerbit SIC, Surabaya.

Anwar, 2006. Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills Education) Konsep dan Aplikasi.

Bandung, Alfabeta. BSNP, 2007, Model Integrasi Pendidikan Kecakapan Hidup, Departemen Pendidikan Nasional

2007. Johnson, Elaine, B., 2007, Contextual Teaching and Learning, Corwin Press, INC. A Sage

publications Company, Thousand Oaks, California. Moleong, Lexy. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Muhibin Syah. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja

Rosdakarya. Poerwadarminto. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Sutopo, H.B., 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Surakarta, Universitas Sebelas Maret. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bumi

Aksara. Tim Skripsi. 2007. Pedoman Penulisan Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan UNS

Tripp, David, 1997, SCOPE Supporting Workplace learning. Education Department of Western Australia, 151 Royal Street, East Perth W A 6004.

Yulastri, A. 2006a. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Jurusan Kesejahteraan Keluarga FT-UNP. Proseding Forum PTK se Indonesia. Gorontalo.

Yulastri, A. 2006b. Kesiapan Kerja mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga di Bidang non Keguruan. Forum Pendidikan 31, (02); 170-180.

Zain, Aswan & Dzamarah, Syaiful Bahri. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

www.puskur.net

Page 45: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id... · Materi Otomotif dibatasi pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif pada pokok bahasan ... kecakapan kejuruan.