Top Banner
IDENTIFIKASI HAMA ULAT PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L) DI KECAMATAN PLAOSAN KABUPATEN MAGETAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI DENGAN BENTUK POSTER SKRIPSI OLEH MUIZZUDIN FELIAWAN NPM. 09.431.124 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
114

SKRIPSI LENGKAP.docx

Dec 26, 2015

Download

Documents

IwanHariyanto
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SKRIPSI LENGKAP.docx

IDENTIFIKASI HAMA ULAT PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L)

DI KECAMATAN PLAOSAN KABUPATEN MAGETAN SEBAGAI

SUMBER BELAJAR BIOLOGI DENGAN BENTUK POSTER

SKRIPSI

OLEH

MUIZZUDIN FELIAWAN

NPM. 09.431.124

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

IKIP PGRI MADIUN

2014

Page 2: SKRIPSI LENGKAP.docx

IDENTIFIKASI HAMA ULAT PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L)

DI KECAMATAN PLAOSAN KABUPATEN MAGETAN SEBAGAI

SUMBER BELAJAR BIOLOGI DENGAN BENTUK POSTER

SKRIPSI

Diajukan kepada IKIP PGRI Madiun untuk Memenuhi Salah Satu

Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata 1

Pendidikan Biologi

Oleh

MUIZZUDIN FELIAWAN

NPM. 09.431.124

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

IKIP PGRI MADIUN

Februari 2014

Page 3: SKRIPSI LENGKAP.docx

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

Skripsi oleh Muizzudin Feliawan ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.

Madiun, 27 Januari 2014Pembimbing I

Ir. Ani Sulistyarsi, S.Pd., M.M., M.Si.NIDN 0713076202

Madiun, 27 Januari 2014Pembimbing II

Marheny Lukitasari, SP., S.Pd., M.Pd.NIDN. 0714057401

Page 4: SKRIPSI LENGKAP.docx

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi oleh Muizzudin Feliawan ini telah dipertahankan di depan panitia penguji

pada hari Selasa tanggal 4 Februari 2014.

Panitia Penguji

Ir. Ani Sulistyarsi, S.Pd., M.M., M.Si. KetuaNIDN 0713076202

Sri Utami, S.Pd., M.Pd. SekretarisNIDN 0708127401

Ir. Ani Sulistyarsi, S.Pd., M.M., M.Si. Penguji INIDN 0713076202

Marheny Lukitasari, SP., S.Pd., M.Pd. Penguji IINIDN. 0714057401

Drs. R. Bekti Kiswardianta, M.Pd. Penguji IIINIDN 0707016501

Mengetahui, Mengesahkan,Dekan FMIPA, Kaprodi Pendidikan Biologi,

Ir. Ani Sulistyarsi, S.Pd., M.M., M.Si. Sri Utami, S.Pd., M.Pd.NIDN 0713076202 NIDN 0708127401

Page 5: SKRIPSI LENGKAP.docx

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Muizzudin Feliawan

NPM : 09.431.124

Program Studi : Pendidikan Biologi

Fakultas : Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Menyatakan dengan sebenarnya, bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan pikiran saya sendiri.

Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini plagiat, maka

saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Madiun, 17 Januari 2014

Yang membuat pernyataan,

Muizzudin FeliawanNPM. 09.431.124

Page 6: SKRIPSI LENGKAP.docx

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

Sesungguhnya di antara ilmu itu ada yang laksana mutiara tersembunyi, ia tidak diketahui kecuali hanya oleh orang-orang yang mengenal Allah

(Nabi Muhammad SAW)

Tak ada rahasia untuk menggapai sukses. Sukses itu dapat terjadi karena persiapan, kerja keras, dan mau belajar dari kegagalan

(Collin Powell)

Manusia tidak dirancang untuk gagal, tapi manusialah yang gagal untuk merancang

(William J. Siegel)

Jangan pernah menyerah dengan keadaan yang ada. Kelak, keadaan yang akan menyerah dengan kegigihan kita.

(Muizzudin Feliawan)

SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK:

Bapak dan ibuku terkasih, terimakasih atas bimbingan, kesabaran, kasih sayang, serta dukungan moril maupun materi yang diberikan,

Kakak dan adikku, terima kasih atas dukungan dan semangat yang diberikan,

Semangatku, Susanti Pratiwi, yang selama ini mampu memahami setiap perbedaan yang ada,

Teman-teman di Resimen Mahasiswa Sat 853 IKIP PGRI Madiun, terimakasih atas dukungan dan kebersamaan yang telah terjalin selama ini,

Fans Club Barcelona Madiun, bravo untuk semuanya,

Page 7: SKRIPSI LENGKAP.docx

Sahabat-sahabat terbaik, Petung, Henry, Kukuh, Huda, Trias, Ayik, Aris, Sugeng, Bagus, serta anggota Kontrakan Belakang Akper, terimakasih atas kebersamaan kita selama ini,

Almamater kebanggaanku, Prodi Biologi IKIP PGRI Madiun.

Page 8: SKRIPSI LENGKAP.docx

KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang

telah menganugerahkan rakhmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul: “Identifikasi Hama Ulat Pada

Tanaman Kubis (Brassica oleracea L) di Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan

Sebagai Sumber Belajar Biologi dengan Bentuk Poster.” Penulisan skripsi ini

ditujukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi di

Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi

Pendidikan Biologi, IKIP PGRI Madiun.

Terima kasih yang tidak terhingga, penulis sampaikan kepada berbagai

pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi, terutama kepada:

1. Dr. H. Parji, M.Pd., Rektor IKIP PGRI Madiun.

2. Ir. Ani Sulistyarsi, M.M., M.Si., Dekan Fakultas Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, IKIP PGRI Madiun sekaligus Dosen Pembimbing I

yang telah banyak membimbing penulis selama ini.

3. Sri Utami, S.Pd., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi, IKIP PGRI

Madiun.

4. Marheny Lukitasari, SP., S.Pd., M.Pd., Dosen Pembimbing II yang juga telah

banyak membimbing penulis selama ini.

5. Semua dosen dan segenap civitas akademika IKIP PGRI Madiun Fakultas

Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi

Page 9: SKRIPSI LENGKAP.docx

Pendidikan Biologi yang telah banyak memberikan pengajaran dan bimbingan

selama perkuliahan ini.

6. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas

dukungan dan semangat yang telah diberikan.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Untuk

itu segala kritik dan saran yang membangun selalu penulis harapkan. Selanjutnya,

penulis berharap penelitian ini mampu memberikan manfaat kepada semua pihak.

Terima kasih.

Madiun, 27 Januari 2014

Penulis

Page 10: SKRIPSI LENGKAP.docx

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI....................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................................... iv

MOTTO DAN KATA PERSEMBAHAN................................................... v

KATA PENGANTAR................................................................................. vi

DAFTAR ISI................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL........................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xii

ABSTRAK................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah.......................................................... 1

B. Batasan Masalah..................................................................... 5

C. Rumusan Masalah................................................................... 6

D. Tujuan Penelitian.................................................................... 6

E. Kegunaan Penelitian............................................................... 6

F. Definisi Istilah......................................................................... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA..................................................................... 10

A. Deskripsi Tanaman Kubis (Brassica oleracea var. capitata L)............................................................................... 10

Page 11: SKRIPSI LENGKAP.docx

B. Deskripsi Hama Ulat Tanaman Kubis (Brassica oleracea var. capitata L)......................................................... 11

C. Identifikasi Hama Ulat............................................................ 21

D. Poster sebagai Media Pembelajaran........................................ 22

E. Kerangka Berpikir................................................................... 25

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 27

A. Tempat dan Waktu Penelitian................................................. 27

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian............................................. 27

C. Sumber Data............................................................................ 28

D. Teknik Pengumpulan Data...................................................... 29

E. Prosedur Penelitian................................................................. 30

F. Teknik Keabsahan Data.......................................................... 31

G. Teknik Analisis Data............................................................... 32

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN.................... 35

A. Paparan Data........................................................................... 35

B. Temuan Penelitian................................................................... 37

C. Media Poster........................................................................... 46

BAB V PEMBAHASAN........................................................................... 48

BAB VI PENUTUP..................................................................................... 53

A. Simpulan................................................................................. 53

B. Saran........................................................................................ 53

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 55

LAMPIRAN-LAMPIRAN........................................................................... 57

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 12: SKRIPSI LENGKAP.docx

DAFTAR TABEL

HalamanTabel

3.1. Tabel untuk Keperluan Identifikasi Hama Tanaman Kubis.............. 28

3.2. Prosedur Pengambilan Data............................................................... 31

4.1. Beberapa Jenis Hama Tanaman Kubis (Brassica oleracea L) yang Ditemukan di Kebun Sarangan Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan.............................................................................................. 36

4.2. Tabel untuk Keperluan Identifikasi Hama Ulat Pada Tanaman Kubis.................................................................................................. 46

Page 13: SKRIPSI LENGKAP.docx

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1. Tanaman Kubis (Brassica oleracea var. capitata L).......................... 10

2.2. Plutella xylostella................................................................................ 14

2.3. Crocidolomia binotalis....................................................................... 15

2.4. Hellula undalis F................................................................................. 17

2.5. Agritis ipsilon...................................................................................... 18

2.6. Spodoptera litura F............................................................................. 19

2.7. Chrysodeixis chalcites (Esp.).............................................................. 21

3.1. Desain Poster....................................................................................... 34

4.1. A. Ulat tritip (Plutella xylostella L)................................................... 38

B. Sketsa anatomi ulat tritip (Plutella xylostella L).......................... 38

4.2. A. Ulat krop (Crocidolomia binotalis)............................................... 40

B. Sketsa anatomi ulat krop (Crocidolomia binotalis)...................... 40

4.3. A. Ulat Krop Bergaris (Hellula undalis F.)....................................... 42

B. Sketsa anatomi ulat krop bergaris (Hellula undalis F.)................ 42

4.4. A. Ulat grayak (Spodoptera litura F.)................................................ 44

B. Sketsa anatomi ulat grayak (Spodoptera litura F.)....................... 44

4.5. Ilustrasi Media Pembelajaran Poster tentang Hama Ulat pada Tanaman Kubis di Kebun Kubis Desa Dadi, Desa Simolangu, dan Desa Ngancar Kecamatan Plaosan Magetan................................ 47

Page 14: SKRIPSI LENGKAP.docx

DAFTAR LAMPIRAN

1. Data Hasil Inventarisasi Hama Ulat Tanaman Kubis (Brassica oleracea L)Di Desa Dadi, Desa Simolangu, dan Desa Ngancar Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan

2. Outline Penelitian.......................................................................................

3. Poster Biologi Hama Ulat Pada Tanaman Kubis (Brassica oleracea L)

4. Dokumentasi Penelitian

Page 15: SKRIPSI LENGKAP.docx

ABSTRAK

Muizzudin Feliawan. 2013. Identifikasi Hama Ulat Pada Tanaman Kubis (Brassica oleracea L) di Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan Sebagai Sumber Belajar Biologi dengan Bentuk Poster. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi, FPMIPA IKIP PGRI Madiun. Pembimbing (I) Ir. Ani Sulistyarsi, M.M., (II) Marheny Lukitasari, SP., S.Pd., M.Pd.

Kata Kunci: identifikasi hama ulat, tanaman kubis (Brassica oleracea L.),

poster, sumber belajar biologi siswa SMP

Berbagai jenis hama ulat pada tanaman kubis dapat menjadi sumber belajar Biologi berupa media poster untuk pembelajaran siswa sekolah menengah pertama (SMP). Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan jenis-jenis hama ulat pada tanaman kubis di perkebunan di Plaosan Kabupaten Magetan serta memanfaatkan sebagian hasil penelitian tentang jenis hama ulat pada tanaman kubis hasil identifikasi di perkebunan di Plaosan Kabupaten Magetan sebagai sumber belajar berbasis lokal materi hama dan penyakit pada tumbuhan.

Penelitian dengan pengambilan data dilaksanakan di 3 kebun yang berada di tiga desa Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, yaitu Desa Ngancar, Desa Dadi, dan Desa Simolangu. Identifikasi hama yang ditemukan dilakukan di Laboratorium Biologi Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP PGRI Madiun. Penelitian ini akan dilaksanakan mulai awal bulan September 2013 sampai dengan Februari 2014. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, menggunakan metode eksplorasi. Data yang digunakan berupa data primer, yaitu data-data hasil pengamatan tentang identifikasi hama ulat pada tanaman kubis Brassica oleracea L serta data sekunder dengan buku kunci determinasi serangga. Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan teknik observasi, analisis data dilakukan dengan data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

Hasil penelitian identifikasi hama ulat tanaman kubis (Brassica oleracea L) di tiga desa Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, yaitu Desa Dadi, Desa Simolangu, dan Desa Ngancar. Plaosan Magetan telah ditemukan beberapa spesies hama ulat tanaman kubis (Brassica oleracea L), yaitu ulat tritip (Plutella xylostella L), ulat krop (Crocidolomia binotalis), ulat krop bergaris (Hellula undalis F), dan ulat grayak (Spodoptera litura F.). Poster Biologi yang berisi hasil identifikasi hama ulat pada tanaman kubis dicetak ke dalam kertas foto ukuran A3 dengan teknik digital printing dengan ukuran 50 x 100 cm dengan didesain dan penampilan yang menarik. Poster yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber belajar pada mata pelajaran Biologi bagi siswa kelas VIII semester 2.

Page 16: SKRIPSI LENGKAP.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai

karakteristik tersendiri dibandingkan dengan ilmu alam lainnya (Rustaman, 2003:

3). Karakteristik dari belajar Biologi yaitu berupaya untuk mengenal makhluk

hidup dan proses kehidupannya di lingkungan, sehingga memerlukan pendekatan

dan metode yang memberi ciri dan dasar kerja. Pembelajaran biologi menekankan

pada pemberian pengalaman belajar secara langsung untuk dapat memahami

konsep dan proses sains. Pemberian pengalaman secara langsung dilakukan

dengan mengembangkan keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains

dalam kegiatan belajar mengajar dapat membantu siswa dalam mengembangkan

pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan. Semakin aktif siswa secara

intelektual, mental dan sosial, maka pengalaman belajar siswa akan semakin

bermakna (Rustaman, et. al., 2005:72).

Pembentukan pengalaman belajar dapat dimulai dari penyusunan sumber

belajar yang sesuai dengan permasalahan atau materi pembelajaran. Menurut

Mulyasa (2009: 42) sumber belajar dapat dirumuskan sebagai segala sesuatu yang

dapat memberikan kemudahan kepada siswa dalam memperoleh sejumlah

informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam proses belajar

mengajar.

Page 17: SKRIPSI LENGKAP.docx

Sumber belajar dapat dimulai dengan eksplorasi lingkungan yang ada di

sekitar sekolah. Dalam pembelajaran biologi, lingkungan alam sekitar merupakan

laboratorium yang mempunyai peranan penting karena adanya gejala-gejala alam

yang dapat memunculkan persoalan-persoalan sains. Untuk mendapatkan obyek

biologi, alam dengan segenap fenomenanya telah menyediakan informasi yang

dapat digunakan dalam kehidupan manusia.

Salah satu lingkungan alam yang dapat digunakan untuk sumber belajar

Biologi adalah perkebunan dan tanaman serta seluruh unsur yang ada di

dalamnya. Berkaitan dengan keberadaan perkebunan sebagai sumber belajar,

diketahui bahwa di Magetan terdapat salah satu wilayah yang terkenal dengan

kebun sayurnya. Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan merupakan daerah yang

sebagian besar penduduknya membudidayakan sayuran untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya. Salah satu jenis sayur yang banyak ditanam masyarakat di

wilayah tersebut adalah kubis (Brassica oleracea var. capitata L). Menurut

Pracaya (2011: 1), kubis dikenal sebagai sumber vitamin (A, B dan C), mineral,

karbohidrat, protein dan lemak yang berguna bagi kesehatan. Di Indonesia kubis

merupakan sayuran yang digemari oleh seluruh masyarakat.

Kubis (Brassica oleracea var. capitata L) termasuk salah satu sayuran yang

rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Hama yang menyerang tanaman

kubis yang masih muda dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman kubis menjadi

rendah bahkan bisa menyebabkan tanaman kubis mati. (Dantje, 2012: 2).

Terdapat beberapa penelitian untuk mengidentifikasi hama pada tanaman

kubis. Penelitian Nenet, dkk. (2005: 29-32) tentang bahan ajar ilmu hama

Page 18: SKRIPSI LENGKAP.docx

tumbuhan, terdapat beberapa hama penting pada tanaman kubis, yaitu ulat daun

atau diamond back moth (Plutella xylostella L.), ulat krop kubis atau large

cabbage heart caterpillar (Crocidololia binotalis Zell), ulat krop bergaris atau

striped cabbage heart caterpillar (Hellula undalis F), kumbang anjing atau leaf

beetle (Phyllotreta vittata F), ulat grayak atau army worm (Spodoptera litura F.),

ulat jengkal atau green semilooper (Chrysodeixis chalcites Esp.), penggerek

tongkol jagung atau corn earworm (Helicoverpa armigera Hubn), kutu daun

persik atau tobacco aphid (Myzus persicae (Sulz), dan thrips bawang atau oni on

Thrips (Thrins tabaci Lind) yang merusak daun kubis. Sedangkan hama yang

merusak batang kubis adalah ulat tanah atau black cutworm (Agrotis ipsilon

Hufn).

Penelitian lainnya dilakukan Ni Wayan Asriani, dkk. (2013: 158) tentang

komunitas hama-hama pada pertanaman kubis dikelompokkan ke dalam fitofag

atau serangga pemakan tanaman kubis komunitas hama-hama pada pertanaman

kubis. Serangga fitofag yang banyak ditemukan pada pertanaman kubis adalah

anggota dari Famili Aphidoidae (Aphis brassicae), Pyralidae (Crocidolomia

binotalis), Plutellidae (Plutella xylostella), dan Noctuidae (Spodoptera litura,

Helicoverpa armigera, dan Chrysodeixis orichalcea). Selain itu, penelitian

Widiana dan Zewita (2012) menemukan bahwa hama yang potensial pada

tanaman kubis adalah hama ulat krop (Crocidolomia binotalis).

Hasil pengamatan awal terhadap tanaman kubis di salah satu kebun di

Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan kebanyakan adalah ulat krop

(Crocidolomia binotalis). Populasi C. binotalis mulai menyerang tanaman kubis

Page 19: SKRIPSI LENGKAP.docx

pada minggu ke tujuh pada masa tanam, kemudian kepadatan larva meningkat

sejalan dengan umur tanaman kubis. Masa tanam hingga panen tanaman kubis

sendiri adalah berkisar antara 60 – 90 hari.

Berkaitan dengan keberadaan tanaman kubis di kebun-kebun Kecamatan

Plaosan Kabupaten Magetan sebagai kekayaan lokal daerah setempat serta adanya

hasil penelitian tentang sepuluh jenis hama pada tanaman kubis, dapat

dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran Biologi. Hal ini sesuai dengan

pendapat Rustaman (2005: 4) yang menyatakan bahwa penelitian Biologi

diupayakan yang bermanfaat bagi pendidikan. Penelitian pendidikan Biologi tidak

terbatas pada penelitian di dalam kelas. Banyak aspek lain yang dapat diangkat

menjadi penelitian pendidikan Biologi. Misalnya, kekayaaan daerah dan

lingkungan alam setempat yang digunakan sebagai materi pembelajaran

mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang dijumpai dalam

kehidupan sehari-hari.

Tanaman kubis dan berbagai jenis hama ulat tanaman tersebut dapat menjadi

sumber belajar Biologi berupa media poster untuk pembelajaran siswa sekolah

menengah pertama (SMP), yaitu kelas VIII semester 2 dengan kompetensi 2.4.

Mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang dijumpai dalam

kehidupan sehari-hari. Poster yang disusun berisi jenis hama ulat pada tanaman

kubis yang ditemukan di kebun-kebun di Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan

dan cara identifikasinya akan dapat digunakan sebagai sumber belajar bagi siswa.

Sumber belajar berbentuk poster yang dapat merangsang siswa mempelajari lebih

jauh tentang jenis-jenis hama ulat pada tanaman kubis melalui gambar-gambar

Page 20: SKRIPSI LENGKAP.docx

informatif yang lebih mudah dipahami siswa. Gambar dan penggunaan warna

yang cerah pada poster dapat menarik perhatian siswa. Berdasarkan uraian di atas

maka perlu diadakan penelitian tentang Identifikasi Hama Ulat Pada Tanaman

Kubis (Brassica oleracea L) di Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan Sebagai

Sumber Belajar Biologi dengan Bentuk Poster.

B. Batasan Masalah

Batasan masalah yang ditetapkan dalam penelitian dapat diuraikan sebagai

berikut:

1. Permasalahan yang akan dibahas adalah identifikasi hama ulat tanaman kubis

(Brassica oleracea L) di kebun Plaosan Kabupaten Magetan. Lokasi ini

berada di ketinggian 1287 - 2000 meter dpl, dengan suhu udara antara 10 – 25

derajat Celcius. Kebun kubis sebagai lokasi pengamatan meliputi 3 kebun

yang tersebar di tiga desa Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, yaitu Desa

Ngancar, Desa Dadi, dan Desa Simolangu.

2. Identifikasi hama dan penyakit dibatasi dengan hanya melakukan identifikasi

terhadap berbagai jenis hama ulat yang menyerang tanaman kubis, sedangkan

hama yang bukan ulat dan penyakit yang menyerang tanaman ini tidak

diidentifikasi.

3. Mengingat banyaknya lokasi perkebunan di Plaosan Kabupaten Magetan,

maka tidak semua lahan perkebunan dijadikan lokasi penelitian, namun

diambil sampel dari masing-masing kebun secara acak. Hasil pengumpulan

sampel diidentifikasi dan dianalisis untuk diketahui keberagaman jenisnya.

Identifikasi dilakukan di laboratorium.

Page 21: SKRIPSI LENGKAP.docx

4. Identifikasi hama ulat dibatasi pada jenis hama, ciri-ciri dan klasifikasinya

berdasarkan bagian tubuh yang bisa diamati.

5. Sumber belajar Biologi pada penelitian ini berupa poster dengan materi hama

ulat pada tanaman kubis.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah, maka rumusan masalah

penelitian ini adalah:

1. Jenis hama ulat apa saja yang ditemukan pada tanaman kubis di perkebunan di

Plaosan Kabupaten Magetan?

2. Bagaimanakah sebagian hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber

belajar berbasis lokal pada materi hama dan penyakit pada tumbuhan?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan penelitian

ini untuk:

1. Mengklasifikasikan jenis-jenis hama ulat pada tanaman kubis di perkebunan

di Plaosan Kabupaten Magetan.

2. Memanfaatkan sebagian hasil penelitian tentang jenis hama ulat pada tanaman

kubis hasil identifikasi di perkebunan di Plaosan Kabupaten Magetan sebagai

sumber belajar berbasis lokal materi hama dan penyakit pada tumbuhan.

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat sebagai

berikut.

Page 22: SKRIPSI LENGKAP.docx

1. Teoritis/ilmu pengetahuan

Secara teoretis penelitian ini dapat dijadikan sebagai wacana ilmiah dalam

pengembangan pendidikan. Media poster sebagai sumber belajar yang dihasilkan

dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai pengembangan media pembelajaran

dalam bidang biologi.

2. Praktis

a. Bagi guru

Hasil penelitian dapat dijadikan sumber belajar pembelajaran Biologi materi

hama dan penyakit pada tumbuhan berbentuk poster. Kelebihan poster sebagai

sumber belajar Biologi adalah memuat informasi yang lebih mudah diipahami

siswa karena gambar dan warna yang cerah dapat menarik perhatian siswa.

Penggunaan poster yang berukuran besar dapat dilihat langsung tanpa dibalik

karena terdapat satu halaman besar yang dapat memuat keseluruhan materi

sehingga membantu siswa dalam memahami materi.

b. Bagi siswa

Media poster tentang jenis-jenis hama ulat pada tanaman kubis hasil

identifikasi yang dikembangkan membuat siswa mengetahui berbagai jenis hama

ulat pada tanaman kubis yang ada di daerahnya. Penelitian ini juga dapat

menambah pengetahuan dan wawasan siswa tentang proses identifikasi hama dan

penyakit pada tumbuhan kubis lokal yang ada serta sebagai sarana untuk meneliti

lingkungan dengan mengenal secara langsung berbagai jenis hama ulat pada

tanaman kubis.

Page 23: SKRIPSI LENGKAP.docx

c. Bagi peneliti

Sebagai masukan dan acuan dalam pengembangan penelitian mendatang,

seperti tentang penyakit pada tanaman kubis serta cara perawatan tanaman

budidaya. Penelitian juga dapat menjadi referensi sebagai calon pendidik dalam

menyampaikan materi tentang hama dan penyakit pada tumbuhan.

d. Bagi sekolah

Hasil penelitian dapat digunakan untuk pengembangan pembelajaran biologi

di sekolah, khususnya sebagai sumber belajar mata pelajaran Biologi materi hama

dan penyakit pada tumbuhan.

F. Definisi Istilah

Definisi istilah dipergunakan untuk menyamakan pandangan mengenai

beberapa istilah utama yang digunakan. Adapun batasan istilah yang digunakan

adalah:

1. Identifikasi hama

Langkah-langkah dalam identifikasi yaitu dengan melakukan pengamatan

langsung terhadap hama yang telah ditemukan berdasarkan ciri-ciri morfologi,

seperti panjang tubuh, bentuk tubuh, dan warna tubuh (Christina, dkk., 2012).

Hasil identifikasi hama berupa ciri-ciri morfologi digunakan untuk mengetahui

taksonomi atau klasifikasi hama, yang dilakukan berdasarkan buku kunci

determinasi dan buku hama dan penyakit tanaman.

2. Kubis (Brassica oleracea L.)

Kubis (Brassica oleracea L.) yang ditanam di perkebunan di Plaosan

Kabupaten Magetan memiliki daun berbentuk bulat telur sampai lonjong, lebar

Page 24: SKRIPSI LENGKAP.docx

dan berwarna hijau. Daun-daun atas pada fase generatif akan saling menutupi satu

sama lain membentuk krop. Bentuk krop bervariasi, bulat telur, gepeng dan

kerucut. Tanaman kubis yang dibudidayakan umumnya berhabitus perdu dan

tumbuh semusim (annual) ataupun dwi musim (biennual). Sistem perakaran

relatif dangkal (20-30 cm), dengan batang pendek dan banyak mengandung air

(herbaceous).

3. Hama pada tanaman kubis

Hama pada tanaman kubis adalah semua hewan yang hidup dan ditemukan

pada tanaman kubis yang memakan atau merusak organ kubis, baik akar, batang,

daun, dan bunga. Pada penelitian ini, hama pada tanaman kubis dibatasi pada jenis

ulat yang ditangkap menggunakan sarung tangan atau penangkapan langsung

dengan tangan.

4. Poster

Poster merupakan informasi yang dicetuskan dalam bentuk ilustrasi gambar

yang disederhanakan yang dibuat dalam ukuran 50 x 100 cm, bertujuan untuk

menarik perhatian, memotivasi atau memperlihatkan pada gagasan pokok, fakta

tertentu. Poster dalam penelitian ini berisi gambar-gambar berbagai jenis ulat yang

ditemukan pada tanaman kubis serta penjelasannya sebagai hasil identifikasi yang

dilakukan dari kebun-kebun di Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan.

Page 25: SKRIPSI LENGKAP.docx

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Tanaman Kubis (Brassica oleracea var. capitata L)

Kol atau kubis merupakan tanaman sayur famili Brassicaceae berupa

tumbuhan berbatang lunak yang dikenal sejak jaman purbakala (2500-2000 SM).

Daun-daun tanaman kubis berbentuk bulat telur sampai lonjong, lebar dan

berwarna hijau. Daun-daun atas pada fase generatif akan saling menutupi satu

sama lain membentuk krop. Bentuk krop bervariasi, bulat telur, gepeng dan

kerucut. Tanaman kubis yang dibudidayakan umumnya berhabitus perdu dan

tumbuh semusim (annual) ataupun dwi musim (biennual). Sistem perakaran

relatif dangkal (20-30 cm). Batang tanaman kubis pendek dan banyak mengadung

air (herbaceous). Disekeliling batang hingga titik tumbuh, terdapat helaian daun

yang bertangkai (Rukmana dalam Rina dan Armein, 2012: 1).

Gambar 2.1. Tanaman Kubis (Brassica oleracea var. capitata L) (Deptan, 2012:7)

Page 26: SKRIPSI LENGKAP.docx

Berdasarkan klasifikasinya, kol/kubis termasuk dalam:

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Famili : Cruciferae

Genus : Brassica

Spesies : Brassica oleracea

Tanaman kubis yang banyak dibudidayakan di Plaosan Kabupaten

Magetan adalah tanaman kubis dari varietas Brassica oleracea L. var capitata L

atau biasa dikenal dengan kubis krop. Jenis kubis ini memiliki ciri-ciri daunnya

dapat saling menutup satu sama lain membentuk krop (telur). Petani kubis di

Plaosan Kabupaten Magetan menanam kubis dengan sub-varietas Brassica

oleracea L var capitata forma Alba DC yang kropnya berwarna putih.

B. Deskripsi Hama Tanaman Kubis (Brassica oleracea var. capitata L)

Setiap jenis tanaman berkaitan dalam ekosistem seringkali mengalami

gangguan di antaranya berupa serangan hama. Menurut Pracaya (2011: 23) hama

adalah binatang perusak tanaman yang dibudidayakan manusia. Sama halnya

dengan Dantje (2012: 5), hama adalah setiap organisme yang dapat mengganggu,

merusak ataupun mematikan organisme lain. Sedangkan Nur (2003:27)

menyatakan bahwa hama adalah organisme yang merusak tanaman dan secara

ekonomik merugikan manusia. Hama pada tanaman dapat dimaksud dengan

parasit karena hidupnya menumpang atau menempel pada tanaman yang

mengakibatkan gangguan dan kerugian pada tanaman yang ditumpangi.

Page 27: SKRIPSI LENGKAP.docx

Menurut Reny (2012:3), beberapa filum yang anggotanya diketahui

berpotensi sebagai hama tanaman adalah Aschelminthes (Nematoda), Mollusca

(Siput), Chordata (binatang bertulang belakang), dan Arthopoda (serangga,

tungau, dan lain-lain). Ni Wayan (2013: 158) menggolongkan hama pada

pertanaman kubis ke dalam fitofag atau serangga pemakan tanaman kubis.

Serangga fitofag yang banyak ditemukan pada pertanaman kubis adalah anggota

Famili Aphidoidae (Aphis brassicae), Pyralidae (Crocidolomia binotalis),

Plutellidae (Plutella xylostella), dan Noctuidae (Spodoptera litura, Helicoverpa

armigera, dan Chrysodeixis orichalcea).

Selain fitofag, menurut Nenet, dkk. (2005: 29-32) beberapa hama penting

pada tanaman kubis, yaitu ulat daun atau diamond back moth (Plutella xylostella

L.), ulat krop kubis atau large cabbage heart caterpillar (Crocidololia binotalis

Zell), ulat krop bergaris atau striped cabbage heart caterpillar (Hellula undalis

F), kumbang anjing atau leaf beetle (Phyllotreta vittata F), ulat grayak atau army

worm (Spodoptera litura F.), ulat jengkal atau green semilooper (Chrysodeixis

chalcites Esp.), penggerek tongkol jagung atau corn earworm (Helicoverpa

armigera Hubn), kutu daun persik atau tobacco aphid (Myzus persicae (Sulz), dan

thrips bawang atau oni on Thrips (Thrins tabaci Lind) yang merusak daun kubis.

Sedangkan hama yang merusak batang kubis adalah ulat tanah atau black

cutworm (Agrotis ipsilon Hufn).

Berdasarkan hasil penelitian Ni Wayan (2013) dan Nenet, dkk. (2005)

dapat diindikasikan bahwa jenis hama yang paling dominan ditemukan pada

tanaman kubis adalah hama yang berupa ulat. Mengacu pada hasil beberapa

Page 28: SKRIPSI LENGKAP.docx

penelitian sebelumnya, berikut ini deskripsi beberapa jenis ulat yang terdapat

pada tanaman kubis.

1. Ulat Tritip (Plutella xylostella L)

Ulat daun/ulat tritip atau diamond back moth (Plutella xylostella L)

termasuk ordo Lepidoptera, famili Plutellidae dan mernpunyai daerah penyebaran

di Indonesia. Ngengat P. xylostella kecil berwarna coklat kelabu, pada sayap

depan terdapat tanda ”tiga berlian”. Ngengat aktif pada senja dan malam hari

dengan meletakkan telur tersebar pada daun. Stadium telur 3-5 hari. Larva instar

pertama berukuran 1,2 mm berwarna hijau cerah dengan kepala tampak hitam.

Stadium larva 7-11 hari. Pupanya tertutup oleh kokon, berwarna kuning pucat.

Daur hidupnya berkisar 21 hari. Daun yang terserang P. xylostella berlubang-

lubang kecil dan bila serangan berat, tinggal tulang daun. Serangan berat terjadi

pada musim kemarau, saat tanaman berumur 5-8 minggu. Tanaman inang P.

xylostella adalah petsai, brokoli, dan kubis-kubisan lainnya (Nenet, dkk., 2005:

29).

Imago dari hama ini memiliki warna sayap yang abu-abu kecoklatan.

Namun sayap betina berwarna lebih pucat. Saat istirahat, empat sayapnya

menutupi tubuh dan seakan-akan terdapat gambar seperti jajaran genjang yang

warnanya putih seperti berlian. Oleh karena itu, hama ini disebut ngengat

punggung berlian (Sastrosiswojo, dkk., 2005: 7).

Berikut ini deskripsi ulat tritip (Plutella xylostella L) yang meliputi fase

telur, larva, imago, dan pupa.

Page 29: SKRIPSI LENGKAP.docx

Gambar 2.2. Plutella xylostella (Sastrosiswojo, dkk., 2005: 9)

Plutella xylostella merusak tanaman dari stadia larva atau ketika masih

menjadi ulat. Larva Plutella xylostella memakan bagian bawah daun sehingga

tinggal epidermis bagian atas saja (Reni, 2013: 153). Gejala serangan hama ini

yang terlihat pada daun sangat khas dan tergantung dari instar larva yang

menyerang. Larva instar I memakan daun kubis dengan jalan membuat lubang ke

dalam permukaan bawah daun. Setelah itu larva membuat liang-liang korok ke

dalam jaringan parenkim sambil memakan daun (Liliek, 2010: 96).

2. Ulat Krop (Crocidololia binotalis Zell)

Serangga hama ini dikenal dengan ulat krop kubis atau large cabbage

heart caterpillar, termasuk ordo Lepidoptera, famili Pyralidae dan mempunyai

daerah penyebaran di Indonesia. Dada C. binotalis dewasa berwarna hitam,

Page 30: SKRIPSI LENGKAP.docx

sedangkan perutnya berwarna coklat kemerahan, panjang tubuhnya kira-kira 1,1

cm. Ngengat aktif pada malam hari. Sayap depan ngengat jantan mempunyai

rumbai dari rambut halus yang berwarna gelap pada bagian tepi-depan (anterior).

Panjang tubuh rata-rata untuk serangga jantan 10,4 mm dan serangga betina 9,6

mm. Larva berwarna hijau muda kecoklatan dan terdiri atas lima instar. Pada

bagian sisi dan bagian atas tubuh larva terdapat garis-garis putih sepanjang

tubuhnya. Larva muda bergerombol pada permukaan bawah daun kubis. Larva

“tua” (instar ke-4 dan ke-5) panjangnya kira-kira 2 cm, bersifat malas, dan selalu

menghindari cahaya matahari. Masa larva 11-17 hari dengan rata-rata 14 hari pada

suhu udara 26-33,2 oC (Sastrosiswojo, dkk., 2005: 12).

Gambar 2.3. Crocidolomia binotalis (Sastrosiswojo, dkk., 2005: 13)

Larva C. binotalis merusak kubis yang sedang membentuk krop, sehingga

daun kubis berlubang-lubang. Kerusakan ringan berakibat menurunnya kualitas

kubis sedang kerusakan berat menyebabkan tanaman kubis tidak dapat dipanen.

Tanaman inang C. binotalis adalah petsai dan kubis-kubisan. Telurnya diletakkan

di balik daun secara berkelompok, jumlah tiap kelompok sekitar 11 - 18, dan

setiap kelompok berisi sekitar 30 - 80 butir telur. Telur berbentuk pipih dan

Page 31: SKRIPSI LENGKAP.docx

menyerupai genteng rumah, berwarna jernih. Diameter telur berkisar antara 1-2

mm. Stadium telur berlangsung selama 3 hari (Rina dan Armein, 2012: 2).

Larva C. binotalis muda bergerombol pada permukaan bawah daun kubis

dan meninggalkan bercak putih pada daun yang dimakan. Larva inster ke-3

sampai ke-5 memencar dan menyerang pucuk tanaman kubis, sehingga

menghancurkan titik tumbuh. Akibatnya, tanaman mati atau batang kubis

membentuk cabang dan beberapa krop berukuran kecil. Serangan hama C.

binotalis pada tanaman kubis yang sudah membentuk krop akan menghancurkan

krop atau menurunkan kualitas krop, sehingga kubis tidak laku dijual

(Sastrosiswojo, dkk., 2005: 13-14).

3. Ulat Krop Bergaris (Hellula undalis F.)

Menurut Sivapragasam & Abdul Azis (1992: 75-76) ulat krop bergaris

(cabbage webworm atau striped cabbage heart caterpillar) merupakan salah satu

hama penting pada tanaman kubis dataran rendah. Sayap dengan ngengat

berwarna abu-abu, panjang sayap terentang 14-15 mm dan panjang tubuh 6-7 mm.

Pada sayap depan terdapat tanda yang menyerupai ginjal. Tanda tersebut berwarna

lebih gelap pada ngengat betina daripada serangga jantan. Longevitas ngengat,

baik yang jantan maupun yang betina kira-kira 7 hari.

Larva merusak pucuk tanaman dengan jalan mengebor, sehingga

menyebabkan matinya tanaman muda atau mengakibatkan terbentuknya tunas-

tunas baru yang tidak laku dijual. Di lapangan, populasi larva H. undalis yang

rendah dapat mengakibatkan kehilangan hasil panen yang besar (Sivapragasam &

Abdul Azis dalam Sastrosiswojo, dkk., 2005: 24-25).

Page 32: SKRIPSI LENGKAP.docx

Gambar 2.4. Hellula undalis F. (Ellya, dkk., 2011: 3)

Serangga hama ini dikenal dengan ulat krop bergaris atau striped cabbage

heart caterpillar, termasuk ordo Lepidoptera, famili Pyralidae dan mempunyai

daerah penyebaran di Indonesia. Ngengat H undalis berwarna kelabu dan pada

sayap depan terdapat garis-garis pucat serta titik-titik. Larvanya berwarna kuning

kecoklatan dengan kepala hitam dan pada badannya terdapat enam garis yang

memanjang berwarna coklat. Pupanya di tanah terbungkus kokon, tertutup oleh

partikel tanah. Daur hidupnya 23-25 hari (Nenet, dkk., 2005: 30).

4. Ulat Tanah (Agritis ipsilon)

Serangga hama ini dikenal dengan ulat tanah atau black cutworm,

termasuk ordo Lepidoptera, famili Noctuidae dan mempunyai daerah penyebaran

di Indonesia. A. ipsilon menimbulkan kerusakan pada tanaman muda. Larvanya

memotong tanaman muda dengan stadium larva 19-20 hari. Pupanya berada

dalam tanah dengan stadium pupa 11 hari. Daur hidupnya 6-8 minggu

(Lahmuddin, 2004: 4).

Page 33: SKRIPSI LENGKAP.docx

Larva A. ipsilon memotong pangkal tanaman dan berada tidak jauh dari

tanaman yang dipotong. Bila dikorek-korek, biasanya ditemukan larva tersebut

dekat dengan tanaman yang diserangnya. Ulat tanah (Agritis ipsilon) menyerang

pangkal batang tanaman kubis. Gejala serangan aktif pada malam hari, menggigit

pangkal batang kubis. Pangkal batang yang digigit akan mudah patah dan mati.

Larva yang baru menetas, sehari kemudian juga dapat mengigit permukaan daun

(Nenet, dkk., 2005: 32).

Gambar 2.5. Agritis ipsilon (Sastrosiswojo, dkk., 2005: 7)

Menurut Sastrosiswojo, dkk. (2005: 5) stadium larva Agritis ipsilon terdiri

atas empat sampai lima instar. Larva instar pertama berwarna kuning sampai

kelabu kekuning-kuningan. Kepala, pronotum, dan ujung abdomen berwarna

hitam. Larva dewasa berwarna coklat tua sampai coklat kehitam-hitaman,

biasanya dengan garis coklat pada dua sisi tubuh dan bercak berwarna coklat

muda pada sisi dorsal. Tubuh larva selalu tampak berkilau. Panjang larva tua

sekitar 30-35 mm. Larva aktif pada senja dan malam hari.

Pada siang hari, larva bersembunyi di permukaan tanah di sekitar batang

tanaman muda, pada celah-celah atau bongkahan tanah kering. Pada saat istirahat,

Page 34: SKRIPSI LENGKAP.docx

posisi tubuh larva sering melingkar. Ulat tanah dapat berpindah-pindah sampai

sejauh 20 m. Masa larva lamanya 18 hari, dengan larva tua bersifat kanibalistik

(saling membunuh). Daur hidup A. ipsilon dari telur sampai dewasa sekitar 36-42

hari. Lamanya daur hidup A. ipsilon tergantung pada tinggi rendahnya suhu udara,

semakin rendah suhu udara semakin lama daur hidupnya dan sebaliknya

(Kalshoven dalam Sastrosiswojo, dkk., 2005: 6).

5. Ulat grayak (Spodoptera litura F.)

Ulat grayak (Spodoptera litura) merupakan salah satu jenis hama penting

yang menyerang tanaman palawija dan sayuran di Indonesia. S. litura bersifat

polifag (Trizelia, dkk., 2011: 46). Ulat grayak atau army worm, termasuk ordo

Lepidoptera, merupakan hama yang menyebabkan kerusakan yang serius pada

tanaman budidaya di daerah tropis dan sub tropis (Alfian, 2009: 41). Telur S

litura diletakkan secara berkelompok pada permukaan bawah daun. Stadium telur

2-8 hari. Larva berwarna keabu-abuan dengan panjang larva instar akhir 50 mm.

Pupa berwarna coklat berada dalam tanah. Stadium pupa 9-10 hari. Ngengat

berwarna agak keabu-abuan (Nenet, dkk., 2005: 30).

Gambar 2.6. Spodoptera litura F (Ellya, dkk., 2011: 5)

Page 35: SKRIPSI LENGKAP.docx

Ulat grayak (S. litura) menyerang tanaman secara beramai-ramai dalam

jumlah yang sangat banyak. Ciri khas ulat grayak adalah memiliki bintik-bintik

segi tiga berwarna hitam dan bergaris-garis kekuning-kuningan pada sisinya.

Siklus hidupnya berlangsung 30 – 61 hari. Kupu-kupunya berwarna agak gelap

dengan garis agak putih pada sayap depan. Telurnya diletakkan secara

berkelompok di atas tanaman dan ditutup oleh bulu-bulu (Rahmat, 2005: 48).

Spodoptera litura merusak tanaman dari stadia larva atau ketika masih

menjadi ulat.Larva yang masih kecil merusak daun dengan meninggalkan sisa-sisa

epidermis bagian atas/transparan dan tinggal tulang-tulang daun saja. Larva instar

lanjut merusak tulang daun dan kadang-kadang menyerang buah. Biasanya larva

berada di permukaan bawah daun menyerang secara serentak berkelompok,

serangan berat dapat menyebabkan tanaman gundul karena daun dan buah habis

dimakan ulat. Serangan berat umumnya terjadi pada musim kemarau (Ellya, dkk.,

2011: 6).

6. Ulat Jengkal (Chrysodeixis chalcites Esp.)

Serangga hama ini dikenal dengan ulat jengkal atau green semilooper,

termasuk ordo Lepidoptera, famili Noctuidae dan mempunyai daerah penyebaran

di Indonesia. Telur C. chalcites diletakkan pada daun, berwarna keputihan.

Stadium telur 3-4 hari. Larvanya berwarna hijau dengan stadium larva 14-19 hari.

Pupanya di daun dengan stadium 6-11 hari. Ngengat berwarna coklat tua (Nenet,

dkk., 2005: 31).

Page 36: SKRIPSI LENGKAP.docx

Gambar 2.7. Chrysodeixis chalcites (Esp.) (Sartono, 2007: 5)

Ciri-ciri ulat jengkal adalah ngengat berwarna gelap dan terdapat bintik-

bintik keemasan berbentuk “Y” pada sayap depan. Telurnya berukuran kecil

berwarna keputih-putihan dan diletakkan secara tunggal ataupun berkelompok

pada daun tanaman inang. Larva berwarna hijau dan garis-garis putih di sisinya.

Ciri khas ulat jengkal adalah cara jalannya seperti sedang menjengkal. Daur

(siklus) hidup dari telur menjadi kupu-kupu berlangsung selama 18 – 24 hari

(Rahmat, 2005: 44). Gejala serangannya dapat diamati pada daun kubis yang

terserang C. chalcites akan tampak tinggal epidermis dan tulang daunnya.

B. Identifikasi Hama Ulat

Menurut Nugroho (2011: 1) identifikasi adalah proses (cara) pemberian

nama pada individu atau sekelompok individu. Penamaan spesies mengacu pada

sistem pemberian nama ilmiah (scientific name) berupa Binominal name, yaitu

penggabungan dua kata yang mencirikan sifat dari individu yang diberi nama.

Melakukan identifikasi hama berarti mengungkapkan atau menetapkan

identitas (jati diri) suatu jenis hama, yang dalam hal ini tidak lain dari pada

Page 37: SKRIPSI LENGKAP.docx

menentukan nama yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi.

Untuk istilah identifikasi sering juga digunakan istilah determinasi (yang diambil

dari bahasa Belanda: determinate= penentuan).

Dasar pemberian nama sebuah organisme menurut Nugroho (2011: 2)

dapat dilakukan dengan dua dasar, yaitu:

1. Dasar ciri tubuh (morfologi, anatomi, fisiologi, dan perilaku)

2. Molekuler (genetika).

Dasar ciri tubuh menjadi dasar yang paling disukai karena lebih murah,

meskipun tidak selalu lebih mudah, dibandingkan dasar molekuler (menggunakan

sidik DNA). Langkah-langkah dalam identifikasi yaitu dengan melakukan

pengamatan langsung terhadap hama yang telah ditemukan berdasarkan ciri-ciri

morfologi, seperti panjang tubuh, bentuk tubuh, dan warna tubuh (Christina, dkk.,

2012). Hasil identifikasi hama berupa ciri-ciri morfologi digunakan untuk

mengetahui taksonomi atau klasifikasi hama, yang dilakukan berdasarkan buku

kunci determinasi serangga karangan Christina, dkk. (2006) dan buku hama dan

penyakit tanaman karangan Pracaya (2011).

C. Poster sebagai Media Pembelajaran

Sudjana dan Rivai (2011: 51) mendefinisikan poster sebagai kombinasi

visual dari rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan dengan maksud untuk

menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan

yang berarti di dalam ingatannya. Sudjana dan Rivai (2011: 54), kemudian

menambahkan bahwa pada prinsipnya poster itu merupakan gagasan yang

dicetuskan dalam bentuk ilustrasi gambar yang disederhanakan yang dibuat dalam

Page 38: SKRIPSI LENGKAP.docx

ukuran besar, bertujuan untuk menarik perhatian, membujuk, memotivasi atau

memperlihatkan pada gagasan pokok, fakta atau peristiwa tertentu. Poster

bertumpu pada luasnya kata-kata untuk menyampaikan gagasan khusus atau pesan

khusus.

Poster dengan media gambar yang memiliki sifat persuasif tinggi akan

menampilkan suatu persoalan (tema) yang menimbulkan perasaan kuat terhadap

khalayak. Biasanya dipasang di tempat umum dan berupa pengumuman atau

iklan, sehingga dapat dilihat oleh banyak orang.

Menurut Nana Sudjana dan Rivai (2011:51), poster yang baik memiliki

karakteristik dinamis dan menonjolkan kualitas. Poster harus sederhana tidak

memerlukan pemikiran bagi pengamat secara terinci, cukup kuat untuk menarik

perhatian karena bila tidak akan hilang kegunaannya.

Desain sebuah poster merupakan perpaduan antara kesederhanaan serta

dinamika. Berbagai warna yang mencolok dan kontras sering kali dipakai dalam

poster. Kebanyakan poster bertumpu pada luasnya kata-kata menyampaikan

gagasan khusus atau pesan khusus. Pada umumnya dipergunakan sedikit kata dan

hanya kata-kata kunci yang ditonjolkan dengan cara menempatkan kedudukan

huruf atau besarnya ukuran huruf.

Poster-poster yang efektif pada umumnya enak dipandang walaupun tidak

perlu nyata dalam kejadian yang sangat dramatik seperti perang, keselamatan lalu

lintas, bahaya kebakaran dan semacamnya.

Pendapat lain dikemukakan Arief, dkk (2010:47) bahwa poster yang baik

memiliki karakteristik antara lain: (1) sederhana, (2) menyajikan, (3) berwarna,

Page 39: SKRIPSI LENGKAP.docx

(4) slogannya ringkas dan jitu, (5) tulisannya jelas, (6) motif dan disain bervariasi.

Poster dapat dibuat di atas kertas, kain, batang kayu, seng, dan semacamnya.

Pemasangannya bisa di kelas, di luar kelas, di pohon, di tepi jalan, dan di majalah.

Ukurannya bermacam-macam, bergantung kebutuhan. Poster berupa gambar yang

menyampaikan suatu pesan atau ide tertentu, dan dibuat dalam ukuran besar,

menggunakan kata-kata efektif, sugestif, dan mudah diingat, menggunakan variasi

bentuk huruf dan variasi warna yang menarik, dan sederhana, akan mempunyai

daya tarik dan daya guna yang maksimal.

Poster memiliki kekuatan dramatik yang begitu tinggi memikat dan menarik

perhatian. Beberapa kegunaan poster menurut Nana Sudjana dan Rivai (2011: 56)

antara lain: (1) sebagai motivasi; (2) sebagai peringatan; (3) sebagai pengalaman

yang kreatif. Di pihak lain poster dapat merangsang anak untuk mempelajari lebih

jauh dan atau ingin lebih tahu hakikat dari pesan yang disampaikan melalui poster

tersebut. Pesan melalui poster yang tepat, akan membantu menyadarkan siswa,

sehingga diharapkan bisa mengubah perilakunya dalam praktik sehari-hari,

sehingga menjadi kebiasaan. Sebagai alat bantu mengajar poster memberi

kemungkinan belajar kreatif dan partisipasi. Dengan kata lain, poster memberikan

pengalaman baru sehingga menumbuhkan kreativitas siswa dalam cara belajarnya.

Dari beberapa kegunaan poster yang telah dikemukakan, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa poster sebagai sumber belajar Biologi memiliki kegunaan

untuk merangsang siswa mempelajari lebih jauh dan atau ingin lebih tahu hakikat

dari jenis-jenis hama ulat pada tanaman kubis melalui poster. Poster yang disusun

berisi jenis hama ulat pada tanaman kubis yang ditemukan di kebun-kebun di

Page 40: SKRIPSI LENGKAP.docx

Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan dan cara identifikasinya akan dapat

digunakan sebagai sumber belajar bagi siswa. Sumber belajar berbentuk poster

dapat digunakan sebagai media untuk mempelajari lebih jauh tentang jenis-jenis

hama ulat pada tanaman kubis melalui gambar-gambar informatif yang menarik

dan lebih mudah dipahami siswa.

E. Kerangka Berpikir

Hama adalah semua organisme hidup, seperti serangga, hewan, dan tanaman

yang menyebabkan kerusakan pada tanaman budidaya, misalnya tanaman kubis.

Penanggulangan hama salah satunya adalah dengan melakukan tindakan

identifikasi agar mengetahui jenis hama yang menyerang dan tingkat serangannya,

sehingga ditemukan metode penanggulangan dan pengendaliannya. Salah satu

hama yang menyerang tanaman kubis adalah ulat.

Langkah-langkah identifikasi terhadap hama ulat pada tanaman kubis adalah

dengan melakukan pengamatan langsung terhadap hama yang telah ditemukan

berdasarkan ciri-ciri morfologi, seperti panjang tubuh, bentuk tubuh, dan warna

tubuh. Hasil identifikasi hama berupa ciri-ciri morfologi digunakan untuk

mengetahui taksonomi atau klasifikasi hama, yang dilakukan berdasarkan buku

kunci determinasi dan buku hama dan penyakit tanaman.

Tanaman kubis dan berbagai jenis hama tanaman tersebut dapat menjadi

sumber belajar Biologi berupa media poster untuk pembelajaran siswa sekolah

menengah pertama (SMP), yaitu kelas VIII semester 2 dengan kompetensi 2.4.

Mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang dijumpai dalam

kehidupan sehari-hari. Identifikasi hama pada tanaman kubis dilakukan untuk

Page 41: SKRIPSI LENGKAP.docx

mengetahui tingkat keanekaragaman jenis hama tanaman kubis yang ada pada

kebun di Kecamatan Plaosan Kabupaten Kabupaten Magetan. Artinya, hasil

identifikasi hama pada tanaman kubis dapat digunakan sebagai sumber belajar

Biologi materi Mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang

dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Sumber belajar yang dapat digunakan

dalam pembelajaran Biologi tersebut adalah media poster yang menjelaskan

tentang berbagai jenis hama pada tanaman kubis. Hasil identifikasi hama yang

ditampilkan dalam bentuk poster dapat digunakan sebagai sumber belajar yang

lengkap dan bermanfaat dalam pembelajaran Biologi di sekolah.

Media poster tentang jenis-jenis hama ulat pada tanaman kubis hasil

identifikasi pada kebun di Plaosan Kabupaten Magetan yang dikembangkan dalam

penelitian ini dapat digunakan siswa untuk mengetahui berbagai jenis hama pada

tanaman kubis. Penelitian ini juga dapat menambah pengetahuan dan wawasan

siswa tentang proses identifikasi hama dan penyakit pada tumbuhan kubis lokal

yang ada serta sebagai sarana untuk meneliti lingkungan dengan mengenal secara

langsung berbagai jenis hama pada tanaman kubis.

Page 42: SKRIPSI LENGKAP.docx

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dengan pengambilan data dilaksanakan di 3 kebun yang berada di

tiga desa Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, yaitu Desa Ngancar, Desa

Dadi, dan Desa Simolangu. Identifikasi hama dilakukan di Laboratorium Biologi

FPMIPA IKIP PGRI Madiun, Jl. Setiabudi No. 85, Kota Madiun. Identifikasi

dilakukan dengan membawa hama ulat yang diperoleh di kebun Plaosan ke

laboratorium Biologi FPMIPA IKIP PGRI Madiun.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan mulai bulan September 2013 sampai

dengan Februari 2014.

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, menggunakan metode eksplorasi,

dengan mengadakan pengamatan dan identifikasi terhadap jenis hama ulat, ciri

morfologi, dan klasifikasi hama ulat tanaman kubis yang ada di wilayah Plaosan.

Menurut Hutabarat dan Evans (1986: 6) langkah-langkah identifikasi adalah

sebagai berikut.

1) Memahami sifat-sifat dari setiap filum yang terdapat dalam animal kingdom.

Page 43: SKRIPSI LENGKAP.docx

Selanjutnya, mengelompokkan spesies yang telah didapat ke dalam filum-

filum tersebut.

2) Membuka bab yang berkaitan dengan spesies dan kelompokan spesies yang

ditemukan ke dalam subfilum yang tepat.

3) Mengidentifikasi ulat yang telah ditemukan dengan membandingkan secara

berurutan setiap gambaran yang tercantum dalam teks dengan kunci

determinasi. Langkah-langkah dalam identifikasi yaitu dengan melakukan

pengamatan langsung terhadap hama yang telah ditemukan berdasarkan ciri-

ciri morfologi, seperti panjang tubuh, bentuk tubuh, dan warna tubuh hama

ulat (Christina, dkk., 2012).

4) Identifikasi dilakukan sampai tingkat spesies (Hutabarat dan Evans, 1986: 6).

Data hasil pengamatan disajikan dalam bentuk deskriptif untuk mengetahui

keanekaragaman jenis dan identifikasi hama ulat pada tanaman kubis, selain itu

data disajikan dalam bentuk tabel keanekaragaman jenis hama ulat tanaman kubis.

Tabel identifikasi dapat dilihat pada tabel 3.1, yang digunakan untuk

mendeskripsikan hama ulat hasil temuan penelitian berdasarkan klasifikasinya.

Table 3.1. Tabel untuk Keperluan Identifikasi Hama Tanaman Kubis

No Phylum Kelas Ordo Family Genus Spesies

C. Sumber Data

Data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer

dalam penelitian ini berupa data-data hasil pengamatan tentang identifikasi hama

Page 44: SKRIPSI LENGKAP.docx

ulat pada tanaman kubis Brassica oleracea L. Data tersebut berupa data ciri-ciri

morfologi, meliputi bentuk, ukuran, dan warna tubuh. Data sekunder merupakan

data yang sudah diarsipkan, peneliti tinggal mengakses. Dalam penelitian ini, data

sekunder yang digunakan adalah buku kunci determinasi serangga yang

digunakan untuk mengidentifikasi klasifikasi dan kunci determinasi hama ulat

yang ditemukan. Sumber-sumber data yang digunakan dalam penelitian meliputi

hama ulat pada tanaman kubis Brassica oleracea L. Data tersebut berupa data ciri-

ciri morfologi, yang meliputi bentuk, ukuran, dan warna tubuh serta klasifikasinya

dan dibandingkan dengan buku-buku referensi kunci determinasi karangan

Christina, dkk. (2012) dan Pracaya (2011).

D. Teknik Pengumpulan Data

Sampel penelitian diambil dari 3 kebun tanaman kubis yang masing-masing

berlokasi di Desa Dadi, Desa Simolangu, dan Desa Ngancar Kecamatan Plaosan

Kabupaten Magetan. Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan pertimbangan

bahwa pada saat penelitian di Kecamatan Plaosan hanya di Desa Dadi,

Simolangu, dan Ngancar yang masih ditemukan banyak ditemukan kebun kubis,

sedangkan desa-desa lainnya sudah panen.

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan pengambilan hama ulat

secara langsung dari kebun-kebun yang diamati. Pada setiap kebun dilakukan

pengambilan sampel dengan area yang berbeda, misalnya pada pojok, tengah, atau

samping area kebun. Pengambilan sampel pada masing-masing kebun yang

diamati dilakukan sebanyak 3 kali dengan pertimbangan agar memperoleh sampel

dengan pasti sesuai kebutuhan identifikasi.

Page 45: SKRIPSI LENGKAP.docx

Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara observasi dan

dokumentasi jenis hama ulat.

1. Observasi

Menurut Arikunto (2010: 231) observasi atau pengamatan sebagai alat

penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun

proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang

sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Pengumpulan data secara objektif

sesuai dengan hasil temuan langsung yang ada di lapangan. Selain itu, dilakukan

juga deskripsi hasil temuan dengan melakukan crosscheck antara hasil temuan

dengan teori-teori kunci determinasi.

2. Dokumentasi

Dokumentasi terhadap objek yang ditemukan diperoleh melalui fakta yang

tersimpan dalam bentuk catatan, arsip, dan foto. Hal ini dilakukan karena tujuan

penelitian kualitatif adalah untuk memahami kejadian yang benar-benar terjadi di

lapangan.

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara bertahap untuk mendapatkan hama ulat pada

tanaman kubis yang dilakukan dengan alat-alat sebagai berikut:

a. Sarung tangan: untuk menjaga kebersihan telapak tangan dan melindungi

tangan dari infeksi hama ulat yang diteliti.

b. Buku: untuk mencatat hasil penemuan dalam penelitian.

c. Bolpoin: alat untuk menulis hasil dari penelitian hama.

d. Kamera: untuk dokumentasi hasil penemuan yang didapatkan di lapangan.

Page 46: SKRIPSI LENGKAP.docx

e. Toples: untuk wadah penemuan hama ulat dalam penelitian, agar dapat diteliti

lebih lanjut.

f. Plastik: untuk wadah penemuan hama ulat sebelum diletakkan dalam toples.

g. Pinset: untuk mengambil hama yang ditemukan.

Cara kerja identifikasi hama pada tanaman kubis (Brassica oleracea var.

capitata L) adalah sebagai berikut: hama ulat ditangkap langsung menggunakan

tangan dengan sarung tangan. Hama ulat yang ditemukan diletakkan dalam

kantong plastik, dan dimasukkan dalam toples. Hama ulat yang akan diidentifikasi

diambil dari dalam toples dengan menggunakan pinset, kemudian dari identifikasi

dicatat sesuai tabel hama ulat tanaman kubis yang ditemukan di lapangan.

Tabel 3.2. Prosedur Pengambilan Data

Pengamatan Ke...

K1(Kebun 1)

K2(Kebun 2)

K3(Kebun 3)

Jumlah

1 K1-1 K2-1 K3-12 K1-2 K2-2 K3-2... K1-... K2-... K3-...

Keterangan:K1 : Kebun kubis di Desa DadiK2 : Kebun kubis di Desa SimolanguK3 : Kebun kubis di Desa Ngancar(Ketiga desa tersebut berada di Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan)

F. Teknik Keabsahan Data

Kriteria keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu derajat

kepercayaan (credibility) dan kebergantungan (dependability).

1. Derajat kepercayaan (credibility)

Derajat kepercayaaan dilakukan menggunakan uji kredibilitas data dengan

melakukan pengamatan terhadap hama ulat pada tanaman kubis secara cermat dan

Page 47: SKRIPSI LENGKAP.docx

berkesinambungan berdasarkan bentuk morfologi ulat. Tujuan dilakukan cara ini

adalah agar kepastian data akan dapat diperoleh secara pasti dan tepat sesuai

pengamatan.

2. Kebergantungan (dependability)

Uji dependability dilakukan dengan mengevaluasi keseluruhan proses

penelitian. Dilakukan dengan penentuan masalah, memasuki lapangan,

menentukan sumber data, melakukan analisis data, menguji keabsahan data,

sampai membuat kesimpulan.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan data reduction, data display, dan conclusion

drawing/verification.

1. Data Reduction (Data Reduksi)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka

perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data dilakukan dengan memilih hal-

hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan mengklasifikasikan

data ulat yang ditemukan.

2. Data Display (penyajian data)

Display data bertujuan uuntuk memudahkan dalam memahami apa yang

terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami

tersebut. Setelah data/jenis hama terpisah dilakukan indentifikasi terhadap struktur

luar dan taksonominya.

Page 48: SKRIPSI LENGKAP.docx

3. Conclusion Drawing/verification

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan

berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh data-data yang valid dan konsisten

saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Hasil analisis data tentang jenis-jenis hama ulat pada tanaman kubis yang

diteliti selanjutnya ditampilkan dalam poster. Adapun susunan poster pada

penelitian ini meliputi:

1. Hama ulat, yang dideskripsikan dalam bentuk foto dengan ukuran kertas A4

dan ditempel pada kertas manila dengan warna background hijau muda.

2. Ilustrasi gambar dan keterangan bagian-bagian tubuh ulat

3. Keterangan-keterangan yang berisi ciri-ciri morfologi ulat, kunci determinasi,

serta klasifikasi hama ulat.

Poster Biologi yang berisi hasil identifikasi hama ulat pada tanaman kubis

selanjutnya didesain dengan penampilan yang menarik. Poster yang

dikembangkan dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber belajar bagi

siswa kelas VIII semester 2 pada pelajaran Biologi dengan kompetensi 2.4.

Mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang dijumpai dalam

kehidupan sehari-hari. Berikut ini dideskripsikan desain poster yang akan disusun

dalam penelitian ini.

Page 49: SKRIPSI LENGKAP.docx

Gambar 3.1. Desain Poster

Page 50: SKRIPSI LENGKAP.docx

BAB IV

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Paparan Data

Penelitian dilakukan di kebun-kebun yang berada di tiga desa Kecamatan

Plaosan Kabupaten Magetan, yaitu Desa Ngancar, Desa Dadi, dan Desa

Simolangu. Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan pertimbangan bahwa di

Desa Ngancar, Desa Dadi, dan Desa Simolangu Kecamatan Plaosan Kabupaten

Magetan banyak ditemukan kebun kubis dengan karakteristik lingkungan yang

berbeda, yaitu tingkat ketinggian yang berbeda dengan suhu yang berbeda serta

lingkungan sekitar kebun yang berbeda pula. Hal ini dilakukan agar dapat

dilakukan pembandingan jenis-jenis hama ulat yang ditemukan pada tanaman

kubis di kebun dengan karakteristik yang berbeda. Ketiga kebun tersebut

dibedakan berdasarkan ketinggian, suhu udara, dan kondisi geografis. Kebun

pertama berada di Desa Ngancar dengan letak ketinggian sekitar 1500 meter dpl,

suhu udara 10 – 20 derajat Celcius. Sedangkan pada kebun di Desa Dadi berada di

ketinggian 1287 meter dpl, suhu udara 18 – 25 derajat Celcius, serta Desa

Simolangu berada di ketinggian 1122 meter dpl dengan suhu udara 20 – 25 derajat

Celcius.

Berikut adalah tabel hasil pengamatan identifikasi hama ulat pada tanaman

kubis (Brassica oleracea L) di kebun-kebun yang ada di Desa Ngancar, Desa

Dadi, dan Desa Simolangu Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan.

Page 51: SKRIPSI LENGKAP.docx

Tabel 4.1 Beberapa Jenis Hama Tanaman Kubis (Brassica oleracea L) yang Ditemukan di Kebun Sarangan Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan

No.

Lokasi Penemuan

HamaHama yang ditemukan Jumlah

1. Desa Ngancar Ulat daun/ulat tritip (Plutella xylostella L), ulat krop (Crocidolomia binotalis), ulat krop bergaris (Hellula undalis F), ulat grayak (Spodoptera litura F.)

4

2. Desa Dadi Ulat daun/ulat tritip (Plutella xylostella L), ulat krop (Crocidolomia binotalis), ulat krop bergaris (Hellula undalis F), ulat grayak (Spodoptera litura F.)

4

3. Desa Simolangu

Ulat daun/ulat tritip (Plutella xylostella L), ulat krop (Crocidolomia binotalis), ulat krop bergaris (Hellula undalis F)

3

Hasil identifikasi hama ulat pada tanaman kubis (Brassica oleracea L) di 3

kebun di Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan semuanya termasuk dalam kelas

serangga (insecta). Serangga (insecta) dalam taksonomi adalah salah satu kelas di

dalam filum Arthropoda. Arthropoda adalah salah satu filum dalam kerajaan

binatang. Serangga (insecta) ialah benda hidup dari kelompok hewan invertebrata,

kelas insecta, yang mempunyai bilangan spesies terbanyak. Di habitat daratan,

serangga paling luas tersebar berbanding dengan kelas-kelas yang lain dalam

filum Arthropoda. Insekta memiliki beberapa ciri antara lain:

1. Tubuh terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kaput (kepala), toraks (dada), dan

abdomen (perut).

2. Memiliki sepasang kaki pada setiap segmen toraks, sehingga jumlah kakinya

tiga pasang dan berfungsi untuk berjalan.

Page 52: SKRIPSI LENGKAP.docx

3. Kebanyakan insekta memiliki sayap pada segmen kedua dan segmen ketiga di

daerah dada, pada jenis lain sayapnya tereduksi bahkan ada yang tidak

memiliki sayap.

4. Makanan insekta ada yang berupa sisa organisme lain, ada yang hidup

sebagai parasit dalam tubuh (tumbuhan, hewan bahkan manusia), serta

bersimbiosis dengan organisme lain.

5. Alat pernapasan insekta berupa trakea.

6. Alat ekresi berupa tubulus malpighi yang terletak melekat pada bagian

posterior saluran pencernaan.

7. Sistem sirkulasinya terbuka.

8. Organ kelamin insekta berumah dua artinya insekta jantan dan insekta betina

terpisah, alat kelaminnya terletak pada segmen terakhir dari abodemen.

9. Fertilasi terjadi secara internal.

10. Insekta mengalami ekdisis pada tahap tertentu selama perkembangan

hidupnya.

B. Temuan Penelitian

Hasil identifikasi hama tanaman kubis (Brassica oleracea L) di Desa

Ngancar, Desa Dadi, dan Desa Simolangu Kecamatan Plaosan Kabupaten

Magetan, adalah sebagai berikut.

Page 53: SKRIPSI LENGKAP.docx

1. Ulat daun/ulat tritip (Plutella xylostella L)

Preparat 1

A B

Gambar 4.1. A. Ulat tritip (Plutella xylostella L) (Sumber: hasil observasi, 2013)B. Sketsa anatomi ulat tritip (Plutella xylostella L)

Keterangan gambar sketsa:1 : Mulut2 : Kepala3 : Abdomen4 : Proleg5 : Anus

Ciri-ciri:

a. Tubuh berbentuk silindris, berwarna hijau muda, relatif tidak berbulu,

mempunyai lima pasang proleg.

b. Terdiri atas empat instar. Panjang larva dewasa (instar ke-3 dan 4) kira-

kira 1 cm. Larva lincah dan jika tersentuh akan menjatuhkan diri serta

menggantungkan diri dengan benang halus. Larva jantan dapat dibedakan

3

4

12

5

Page 54: SKRIPSI LENGKAP.docx

dari larva betina karena memiliki sepasang calon testis yang berwarna

kuning.

c. Rata-rata lamanya stadium larva instar kesatu 3,7 hari, larva instar kedua

2,1 hari, larva instar ketiga 2,7 hari, dan larva instar keempat 3,7 hari.

d. Ngengat P. xylostella tidak kuat terbang jauh dan mudah terbawa oleh

angin.

Berdasarkan ciri-ciri yang disampaikan, kunci determinasi yang sesuai

dengan ulat tritip (Plutella xylostella L) dapat dilihat dari ngengat P. xylostella

dengan ciri-ciri 1(a) ada sayap (pada ngengat), 5(a) Vena anal-3 sayap

belakang tidak ada, antenna berbulu, 4(b) kaki depan normal, 7(a) sayap depan

berbentuk segitiga, sayap belakang dengan vena humeral yang memanjang ke

depan atau membengkok, sel diskal atau membuka atau menutup dengan vena

tipis (termasuk ordo Lepidoptera).

Klasifikasi ulat tritip (Plutella xylostella L):

Kingdom : AnimaliaPhylum : ArthropodaClass : InsectaOrdo : LepidopteraFamily               : PlutellidaeGenus               : PlutellaSpecies : Plutella xylostella

(Sumber: Christina, dkk. 2010).

P. xylostella merupakan hama utama tanaman kubis putih dan jenis kubis

lainnya seperti kubis merah, petsai, kubis bunga, kaelan, selada air, sawi

jabung, radis, turnip, dan lain-lain. Selain itu, gulma kubis-kubisan yang juga

dapat menjadi inang P. xylostella adalah Capsella bursapastoris (rumput

Page 55: SKRIPSI LENGKAP.docx

dompet gembala), Cardamine hirsuta (rumput selada pahit berbulu), Brassica

pachypoda, Nasturtium officinale, dan Lepidium sp. Biasanya hama P.

xylostella merusak tanaman kubis muda. Meskipun demikian hama P.

xylostella seringkali juga merusak tanaman kubis yang sedang membentuk

krop jika tidak terdapat hama pesaingnya, yaitu C. binotalis. Larva P.

xylostella instar ketiga dan keempat makan permukaan bawah daun kubis dan

meninggalkan lapisan epidermis bagian atas. Setelah jaringan daun membesar,

lapisan epidermis pecah, sehingga terjadi lubang-lubang pada daun. Jika

tingkat populasi larva tinggi, akan terjadi kerusakan berat pada tanaman kubis,

sehingga yang tinggal hanya tulang-tulang daun kubis. Serangan P. xylostella

yang berat pada tanaman kubis dapat menggagalkan panen.

2. Ulat krop (Crocidolomia binotalis)

Preparat 2

A B

Gambar 4.2. A. Ulat krop (Crocidolomia binotalis) Sumber: hasil observasi, 2013)

B. Sketsa anatomi ulat krop (Crocidolomia binotalis)

5

4

21

3

Page 56: SKRIPSI LENGKAP.docx

Keterangan gambar sketsa:1 : Mulut2 : Kepala3 : Abdomen4 : Proleg5 : AnusCiri-ciri:

a. Larva berwarna hijau muda kecoklatan dan terdiri atas lima instar.

b. Pada bagian sisi dan bagian atas tubuh larva terdapat garis-garis putih

sepanjang tubuhnya.

c. Larva muda bergerombol pada permukaan bawah daun kubis. Larva “tua”

(instar ke-4 dan ke-5) panjangnya kira-kira 2 cm, bersifat malas, dan selalu

menghindari cahaya matahari.

d. Masa larva 11-17 hari dengan rata-rata 14 hari pada suhu udara 26 - 33,2

oC.

e. Sering menyerang titik tumbuh sehingga disebut sebagai ulat jantung

kubis. Ulatnya kecil berwarna hijau lebih besar dari ulat tritip, jika sudah

besar garis-garis coklat. Jika diganggu agak malas untuk bergerak.

Berbeda dengan ulat tritip yang telurnya diletakkan secara menyebar, ulat

jantung kubis meletakkan telurnya dalam satu kelompok.

Berdasarkan ciri-ciri yang disampaikan, kunci determinasi yang sesuai

dengan ulat ulat krop (Crocidolomia binotalis) dapat dilihat dari ngengat

Crocidolomia binotalis dengan ciri-ciri 22(a) proboscis (struktur mulut

memanjang) absen atau vestigial, sayap sangat kecil, termasuk ordo

Lepidoptera dan famili Pyralidae.

Klasifikasi ulat krop (Crocidolomia binotalis):

Page 57: SKRIPSI LENGKAP.docx

Kingdom : AnimaliaPhylum : ArthropodaClass : InsectaOrdo : LepidopteraFamily               : PyralidaeGenus               : CrocidolomiaSpecies : Crocidolomia binotalis

(Sumber: Christina, dkk. 2010)

Gejala: Larva muda bergerombol pada permukaan bawah daun kubis dan

meninggalkan bercak putih pada daun yang dimakan. Larva inster ke-3 sampai

ke-5 memencar dan menyerang pucuk tanaman kubis, sehingga

menghancurkan titik tumbuh. Akibatnya, tanaman mati atau batang kubis

membentuk cabang dan beberapa krop berukuran kecil. Serangan C. binotalis

pada tanaman kubis yang sudah membentuk krop akan menghancurkan krop

atau menurunkan kualitas krop, sehingga kubis tidak laku dijual.

3. Ulat Krop Bergaris (Hellula undalis F.)

Preparat 3

A B

Gambar 4.3. A. Ulat Krop Bergaris (Hellula undalis F.) Sumber: hasil observasi, 2013)

B. Sketsa anatomi ulat krop bergaris (Hellula undalis F.)

12

4

5

3

Page 58: SKRIPSI LENGKAP.docx

Keterangan gambar sketsa:1 : Mulut2 : Kepala3 : Abdomen4 : Kaki5 : Anus

Ciri-ciri:

a. Berwarna kuning kecoklatan dengan kepala hitam dan pada badannya

terdapat enam garis yang memanjang berwarna coklat.

b. Pupanya di tanah terbungkus kokon, tertutup oleh partikel tanah.

c. Daur hidupnya 23-25 hari.

Berdasarkan ciri-ciri yang disampaikan, kunci determinasi yang sesuai

dengan ulat krop bergaris (Hellula undalis F.) dapat dilihat dari ngengat

Crocidolomia binotalis dengan ciri-ciri 1(a) ada sayap (pada ngengat), 2(b)

antenna dengan beragam bentuk, tetapi biasanya tidak dengan ujung yang

berbentuk bongol, apabila antena berbentuk bongol biasanya dapat ditemukan

frenulum, 5(a) vena anal tiga sayap belakang tidak ada, 4(b kaki depan

normal), a) sayap depan berbentuk segitiga, dan 22 (a) antenna seperti tali dan

menebal atau berbentuk bongol pada puncaknya, tidak mempunyai duri pada

sayap belakang (frnulum) tidak ada okeli (kupu-kupu dan skippers (famili

Pyralidae).

Klasifikasi ulat krop bergaris (Hellula undalis F.):

Kingdom : AnimaliaPhylum : ArthropodaClass : InsectaOrdo : LepidopteraFamily               : Pyralidae

Page 59: SKRIPSI LENGKAP.docx

Genus               : HellulaSpecies : Hellula undalis

(Sumber: Christina, dkk. 2010)

4. Ulat grayak (Spodoptera litura F.)

Preparat 4

A B

Gambar 4.4. A. Ulat grayak (Spodoptera litura F.) Sumber: hasil observasi, 2013)

B. Sketsa anatomi ulat grayak (Spodoptera litura F.)

Keterangan gambar sketsa:1 : Mulut 4 : Kaki2 : Kepala 5 : Anus3 : AbdomenCiri-ciri:

a. Larva mempunyai warna yang bervariasi, mempunyai kalung/bulan sabit

berwarna hitam pada segmen abdomen yang keempat dan kesepuluh. Pada sisi

lateral dorsal terdapat garis kuning.

12

4

5

3

Page 60: SKRIPSI LENGKAP.docx

b. Ulat yang baru menetas berwarna hijau muda, bagian sisi coklat tua atau hitam

kecoklatan dan hidup berkelompok. Beberapa hari kemudian tergantung

ketersediaan makanan, larva menyebar dengan menggunakan benang sutera

dari mulutnya. Siang hari bersembunyi dalam tanah (tempat yang lembab) dan

menyerang tanaman pada malam hari.

c. Biasanya ulat berpindah ke tanaman lain secara bergerombol dalam jumlah

besar. Warna dan perilaku ulat instar terakhir mirip ulat tanah perbedaan hanya

pada tanda bulan sabit, berwarna hijau gelap dengan garis punggung warna

gelap memanjang. Umur 2 minggu panjang ulat sekitar 5 cm.

Berdasarkan ciri-ciri yang disampaikan, kunci determinasi yang sesuai

dengan ulat krop bergaris (Hellula undalis F.) dapat dilihat dari ngengat

Crocidolomia binotalis dengan ciri-ciri 1(a), 2(b), 5(a), 4(b), 6(b), 7(a)

(termasuk ordo Lepidoptera) dan 16 (a) ukuran sedang, badan gemuk, sayap

depan agak sempit, berwarna suram atau kesan, dikenal secara umum, terbang

malam hari dam tertarik pada cahaya (famili Noctuidae). Ciri yang lebih tepat

adalah sc dan r sayap belakang.

Klasifikasi ulat grayak (Spodoptera litura F.)

Kingdom : AnimaliaFilum : Arthropoda Kelas : InsectaOrdo : LepidoteraFamili : NoctuidaeGenus : SpodopteraSpesies : Spodoptera litura

(Sumber: Christina, dkk. 2010)

Gejala: Larva yang masih kecil merusak daun dengan meninggalkan sisa-sisa

epidermis bagian atas/transparan dan tinggal tulang-tulang daun saja. Larva

Page 61: SKRIPSI LENGKAP.docx

instar lanjut merusak tulang daun dan kadang-kadang menyerang buah.

Biasanya larva berada di permukaan bawah daun menyerang secara serentak

berkelompok, serangan berat dapat menyebabkan tanaman gundul karena daun

dan buah habis dimakan ulat. Serangan berat umumnya terjadi pada musim

kemarau.

Hasil identifikasi hama tanaman kubis di atas dirangkum dalam Tabel 4.2.

tabel identifikasi.

Table 4.2. Tabel untuk Keperluan Identifikasi Hama Ulat Pada Tanaman Kubis

No Phylum Kelas Ordo Family Genus Spesies1. Arthopoda Insecta Lepidoptera Plutellidae Plutella Plutella xylostella2. Arthopoda Insecta Lepidoptera Pyralidae Crocidolomia Crocidolomia

binotalis3. Arthopoda Insecta Lepidoptera Pyralidae Hellula Hellula undalis4. Arthopoda Insecta Lepidoptera Noctuidae Spodoptera Spodoptera litura

Menurut tabel 4.2. hama ulat tanaman kubis yang ditemukan di kebun

kubis Desa Ngancar, Desa Dadi, dan Desa Simolangu Kecamatan Plaosan

Magetan adalah ulat tritip (Plutella xylostella L), ulat krop (Crocidolomia

binotalis), ulat krop bergaris (Hellula undalis F), dan ulat grayak (Spodoptera

litura F.).

C. Media Poster

Hasil analisis data tentang jenis-jenis hama ulat pada tanaman kubis yang

diteliti selanjutnya ditampilkan dalam poster. Adapun susunan poster pada

penelitian ini meliputi:

Page 62: SKRIPSI LENGKAP.docx

4. Hama ulat, yang dideskripsikan dalam bentuk foto dan ilustrasi gambar

bagian-bagian tubuh hama ulat dengan format poster berukuran A3 dalam

kertas foto dengan teknik digital printing.

5. Keterangan-keterangan yang berisi ciri-ciri morfologi ulat, kunci determinasi,

serta klasifikasi hama ulat.

Berikut deskripsi media poster yang dihasilkan dari penelitian ini, dengan

menampilkan jenis-jenis hama ulat tanaman kubis yang ditemukan di kebun kubis

Desa Ngancar, Desa Dadi, dan Desa Simolangu Kecamatan Plaosan Magetan.

Page 63: SKRIPSI LENGKAP.docx

Gambar 4.5. Ilustrasi Media Pembelajaran Poster tentang Hama Ulat pada Tanaman Kubis di Kebun Kubis Desa Ngancar, Desa Dadi, dan Desa Simolangu Kecamatan Plaosan Magetan (Gambar Poster pada Lampiran 3)

Page 64: SKRIPSI LENGKAP.docx

BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di kebun kubis yang berada

di tiga desa Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, yaitu Desa Dadi, Desa

Simolangu, dan Desa Ngancar, Plaosan Magetan telah ditemukan beberapa

spesies hama ulat tanaman kubis (Brassica oleracea L), yaitu ulat tritip (Plutella

xylostella L), ulat krop (Crocidolomia binotalis), ulat krop bergaris (Hellula

undalis F), dan ulat grayak (Spodoptera litura F.).

Susunan poster pada penelitian ini meliputi: gambar jenis hama ulat,

ilustrasi gambar dan keterangan bagian-bagian tubuh ulat, serta keterangan-

keterangan yang berisi ciri-ciri morfologi ulat, kunci determinasi, serta klasifikasi

hama ulat. Poster Biologi yang berisi hasil identifikasi hama ulat pada tanaman

kubis dicetak ke dalam kertas foto ukuran A3 dengan teknik digital printing

dengan ukuran 50 x 100 cm dengan didesain dan penampilan yang menarik.

Poster yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber

belajar pada mata pelajaran Biologi bagi siswa kelas VIII semester 2.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disampaikan beberapa

saran sebagai berikut.

1. Siswa sebaiknya memanfaatkan hasil penelitian ini untuk menambah

pengetahuan dan wawasan siswa tentang proses identifikasi hama dan

Page 65: SKRIPSI LENGKAP.docx

penyakit pada tumbuhan kubis lokal yang ada serta sebagai sarana untuk

meneliti lingkungan dengan mengenal secara langsung berbagai jenis hama

ulat pada tanaman kubis..

2. Hasil penelitian ini sebaiknya dapat dimanfaatkan guru Biologi untuk

mengembangkan pembelajaran Biologi di sekolah, khususnya sebagai sumber

belajar mata pelajaran Biologi materi hama dan penyakit pada tumbuhan.

3. Bagi peneliti lain, sebaiknya ada penelitian lanjutan dari penelitian ini dengan

pengembangan media poster pada materi pelajaran lain selain materi

identifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang dijumpai dalam

kehidupan sehari-hari.

4. Hasil penelitian ini perlu divalidasi oleh ahli, yaitu ahli pembelajaran Biologi,

ahli bahasa, dan ahli desain agar poster yang dihasilkan dapat benar-benar

layak sebagai salah satu penunjang dalam pembelajaran Biologi.

Page 66: SKRIPSI LENGKAP.docx

DAFTAR PUSTAKA

Alfian Rusdy. 2009. Efektivitas Ekstrak Nimba dalam Pengendalian Ulat Grayak (Spodoptera litura F) Pada Tanaman Selada. Jurnal Floratek. 4: 41-54.

Arief S. Sadiman, dkk. 2010. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Christina Lilies S, Subyanto, Achmad Sulthoni, dan Sri Suharni Siswi. 2012. Kunci Determinasi Serangga. Yogyakarta: Kanisius.

Dantje T. Sembel. 2012. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Yogyakarta: ANDI.

Departemen Pertanian. 2012. Budidaya Tanaman Kubis. Jakarta: Deptan RI.

Ellya Husnul Salamah, dkk. 2011. Hama-Hama Penting Tanaman Sayuran Famili Brassicaceae dan Cucurbitaceae. www. LifeToAdventureScience: phytopathology adventure .com . Diakses September 2013.

Hutabarat dan Evans. 1986. Kunci Identifikasi Plankton. Jakarta: UI.

Lahmuddin Lubis. 2004. Pengendalian Hama Terpadu Pada Tanaman Kubis (Brassica oleracca) dan Kentang (Solanum tuberosum). Jurnal Biologi. Vol. 1. Nomor 1. hal. 1-5. www.USU.digitallibrary. Diakses September 2013.

Liliek Mulyaningsih. 2010. Aplikasi Agensia Hayati atau Insektisida dalam Pengendalian Hama Plutella xylostella Linn dan Crocidolomia binotalis Zell Untuk Peningkatan Produksi Kubis (Brassica oleracea L.). Media Soerjo. Vol. 7. No. 2. Oktober 2010: 91-111.

Mulyasa, Enco. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nana Sudjana dan Achmad Rivai. 2011. Teknologi Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Nenet Susniahti, Sumeno, dan Sudarjat. 2005. Bahan Ajar Ilmu Tumbuhan. Bandung: Universitas Padjajaran.

Ni Wayan Asriani, I Gusti Ngurah Bagus dan Ni Nengah Darmiati. 2013. Keragaman dan Kepadatan Populasi Predator yang Berasosiasi dengan Hama Penting pada Tanaman Kubis (Brassica oleracea L.). E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika. Vol. 2. No.3. Juli 2013: 155-164. http://ojs.unud.ac.id. Diakses Oktober 2013.

Page 67: SKRIPSI LENGKAP.docx

Nugroho Susetya Putra. 2011. Pengantar Kuliah Identifikasi Hama Tanaman. www.ilmuserangga.wordpress.com. Diakses September 2013.

Nur Tjahjadi. 2003. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta: Kanisius.

Pracaya. 2011. Hama dan Penyakit Tanaman Edisi Revisi. Jakarta: Penebar Swadaya.

Reny Rahmawati. 2012. Cepat dan Tepat Berantas Hama dan Penyakit Tanaman. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Rina Widiana dan Armein Lusi Zeswita. 2012. Kepadatan Populasi Ulat Krop (Crocidololia binotalis Zell) pada Tanaman Kubis (Brassica oleracea L.) di Kenagarian Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok. Jurnal Ekotrans. Vol. 12. No. 1. Januari 2012: 1-5.

Rustaman Nuryani, Rahman, Taufik, Nana Syaodih, dan Anna Poedjiadi. 2005. Peran Praktikum dalam Membekali Kemampuan Generik Pada Calon Guru (Studi Kasus pada Praktikum Reguler Fisiologi Tumbuhan di LPTK). ejurnal UPI. http://file.upi.edu/Direktori/SPS/. Diakses September 2013.

Rustaman, Nuryani Y. 2003. Pendidikan Biologi dan Trend Penelitiannya. Artikel Jurusan Pendidikan Biologi. Tidak Diterbitkan. Bandung: FMIPA UPI.

Sastrosiswojo Sudarwohadi, Tinny S. Uhan, dan Rachmat Sutarya. 2005. Monografi No. 21: Penerapan Teknologi PHT Pada Tanaman Kubis. Bandung: Balai Penelitian Tanaman Sayuran.

Sivapragasam, A. and Abdul Azis, A. M. 1992. Cabbage Webworm on Crucifers in Malaysia. Basic Research Division, MARDI. Kuala Lumpur, Malaysia.

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi. Cetakan Kedelapan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Trizelia, My Syahrawati, dan Aina Mardiah. 2011. Patogenisitas Beberapa Isolat Cendawan Entomopatogen Metarhizium spp. terhadap Telur Spodoptera litura Fabricius (Lepidoptera: Noctuidae). Jurnal Entomol Indonesia. Vol. 8. No. I. April 2011: 45-54.

Widiana, Rina dan Zewita, Armein Lusi. 2012. Kepadatan Populasi Ulat Krop (Crocidolomia binotalis Zell) pada Tanaman Kubis (Brassica oleracea L.) di Kenagarian Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok. Jurnal Ekotrans. Vol, 12. No. 1. hal. 1-5.

Page 68: SKRIPSI LENGKAP.docx

Lampiran 1Data Hasil Inventarisasi Hama Tanaman kubis (Brassica oleracea L) di Desa Dadi, Desa Simolangu, dan Desa Ngancar Kecamatan Plaosan

Kabupaten Magetan

No Dokumentasi Foto Phylum Kelas Ordo Family Genus Spesies Deskripsi Singkat

1 Arthopoda Insecta Lepidoptera Plutellidae PlutellaPlutella

xylostella

Ulat daun/ulat tritip (Plutella xylostella L) Tubuh berbentuk silindris, berwarna hijau muda, relatif tidak berbulu, mempunyai lima pasang proleg. Terdiri atas empat instar. Panjang larva dewasa (instar ke-3 dan 4) kira-kira 1 cm. Larva lincah dan jika tersentuh akan menjatuhkan diri serta menggantungkan diri dengan benang halus. Larva jantan dapat dibedakan dari larva betina karena memiliki sepasang calon testis yang berwarna kuning. Rata-rata lamanya stadium larva instar kesatu 3,7 hari, larva instar kedua 2,1 hari, larva instar ketiga 2,7 hari, dan larva instar keempat 3,7 hari.

Page 69: SKRIPSI LENGKAP.docx

No Dokumentasi Foto Phylum Kelas Ordo Family Genus Spesies Deskripsi Singkat

2. Arthopoda Insecta Lepidoptera Pyralidae CrocidolomiaCrocidolomia

binotalis

Ulat krop (Crocidolomia binotalis). Larva berwarna hijau muda kecoklatan dan terdiri atas lima instar. Pada bagian sisi dan bagian atas tubuh larva terdapat garis-garis putih sepanjang tubuhnya. Larva muda bergerombol pada permukaan bawah daun kubis. Larva “tua” (instar ke-4 dan ke-5) panjangnya kira-kira 2 cm, bersifat malas, dan selalu menghindari cahaya matahari. Sering menyerang titik tumbuh sehingga disebut sebagai ulat jantung kubis. Ulatnya kecil berwarna hijau lebih besar dari ulat tritip, jika sudah besar garis-garis coklat. Jika diganggu agak malas untuk bergerak.

Page 70: SKRIPSI LENGKAP.docx

No Dokumentasi Foto Phylum Kelas Ordo Family Genus Spesies Deskripsi Singkat

3. Arthopoda Insecta Lepidoptera Pyralidae HellulaHellula undalis

Ulat Krop Bergaris (Hellula undalis F.). Berwarna kuning kecoklatan dengan kepala hitam dan pada badannya terdapat enam garis yang memanjang berwarna coklat. Pupanya di tanah terbungkus kokon, tertutup oleh partikel tanah. Daur hidupnya 23-25 hari

4. Arthopoda Insecta Lepidoptera Noctuidae SpodopteraSpodoptera

litura

Ulat grayak (Spodoptera litura F.). Larva mempunyai warna yang bervariasi, mempunyai kalung/bulan sabit berwarna hitam pada segmen abdomen yang keempat dan kesepuluh. Pada sisi lateral dorsal terdapat garis kuning. Ulat yang baru menetas berwarna hijau muda, bagian sisi coklat tua atau hitam kecoklatan dan hidup berkelompok. Umur 2 minggu panjang ulat sekitar 5 cm.

Page 71: SKRIPSI LENGKAP.docx

Lampiran 2Outline Penelitian

Nama : Muizzudin FeliawanNPM : 09.431.124Prodi : Pendidikan BiologiJudul : Identifikasi Hama Ulat Pada Tanaman Kubis (Brassica oleracea L) di Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan Berbentuk

Poster sebagai Sumber Belajar Biologi Siswa SMP

Jenis Penelitian

VariabelInstrumen Data

yang diamatiPerolehan Data Analisis Data Out put

Deskriptif Kualitatif

Variabel Terikat: Hama Tanaman Kubis (Brassica oleracea L)

Variabel Bebas: Tanaman kubis (Brassica oleracea L)

Hama ulat tanaman kubis (Brassica oleracea L) yang tertangkap pada masing-masing kebun sampel penelitian dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi

Data yang diambil dan diamati adalah data jenis hama ulat tanaman kubis (Brassica oleracea L) yang telah tertangkap. Pengambilan jenis hama ulat tanaman kubis dilakukan di tiga tempat, yaitu kebun kubis yang ada di Desa Dadi, Desa Simolangu, dan Desa Ngancar Kecamatan Plaosan Magetan. Adapun data didapat dari:1. Observasi

Pengamatan terhadap ciri-ciri serangga sesuai dengan kunci determinasi dan identifikasi

Analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data. Peneliti akan mengambil kesimpulan data yang diperoleh melalui pemikiran peneliti, kemudian dilanjutkan pada data yang telah terkumpul dideskripsikan, disusun, dikatagorikan secara sistematik, ditafsirkan berdasarkan pengalaman dan persepsi penelitian tanpa prasangka dan kecenderungan-kecenderungan tertentu pada bahasa verbal dan mudah di pahami.

Hama tanaman kubis (Brassica

oleracea L)

Page 72: SKRIPSI LENGKAP.docx

Jenis Penelitian

VariabelInstrumen Data

yang diamatiPerolehan Data Analisis Data Out put

2. Data jenis hama tanaman kubis (Brassica oleracea L) dicatat dalam tabel agar dapat dilakukan analisis data.

Mengetahui,Dosen Pembimbing I

Ir. Ani Sulistyarsi, S.Pd., M.M., M.Si.NIDN 0713076202

Mengetahui,Dosen Pembimbing II

Marheny Lukitasari, SP., S.Pd., M.Pd.NIDN. 0714057401

Page 73: SKRIPSI LENGKAP.docx

Lampiran 3

Poster Biologi Hama Ulat Pada Tanaman Kubis (Brassica oleracea L)

57

Page 74: SKRIPSI LENGKAP.docx

Lampiran 4

Dokumentasi Penelitian

Gambar 1.

Pengambilan Sampel Penelitian

Gambar 2.

Pengukuran Sampel yang Ditemukan

58

Page 75: SKRIPSI LENGKAP.docx

Gambar 3.

Pengamatan Sampel Penelitian di Laboratorium

Gambar 4.

Peralatan Kerja

59