BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Air garam dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif mengatasi sakit gigi. Biasanya digunakan sebagai pengganti obat kumur. Telah dilakukan penelitian bahwa kandungan garam, yaitu chloride dapat berfungsi sebagai oksidator dalam merusak dinding bakteri streptococcus mutans. Bakteri ini merupakan bakteri yang paling mendominasi dan diduga sebagai penyebab utama karies gigi karena dapat membentuk biofilm. Pada prinsipnya dalam pembentukan biofilm dibutuhkan 3 hal, yaitu bakteri, glikokalik, dan permukaan luar sel bakeri. Apabila salah satu dari ketiganya tidak ada, maka biofilm tidak akan terbentuk. Biofilm dapat menjadi sangat sulit untuk dimatikan karena adanya material glikokalik. Banyak 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Air garam dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif mengatasi sakit gigi.
Biasanya digunakan sebagai pengganti obat kumur. Telah dilakukan penelitian
bahwa kandungan garam, yaitu chloride dapat berfungsi sebagai oksidator dalam
merusak dinding bakteri streptococcus mutans. Bakteri ini merupakan bakteri yang
paling mendominasi dan diduga sebagai penyebab utama karies gigi karena dapat
membentuk biofilm. Pada prinsipnya dalam pembentukan biofilm dibutuhkan 3 hal,
yaitu bakteri, glikokalik, dan permukaan luar sel bakeri. Apabila salah satu dari
ketiganya tidak ada, maka biofilm tidak akan terbentuk. Biofilm dapat menjadi
sangat sulit untuk dimatikan karena adanya material glikokalik. Banyak infeksi
persisten yang terjadi di dalam tubuh disebabkan oleh bioflm bakteri. Salah satunya
adalah plak gigi yang dibentuk oleh glikokalik yang dihasilkan oleh streptococcus
mutans.11
Ada beberapa literatur yang membahas tentang air garam dan manfaatnya
yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Air garam mempunyai dua pengaruh
terhadap kelangsungan bakteri khususnya streptococcus mutans. Menurut Takada
dan Fukushima (1986), pada konsentrasi rendah air garam akan merangsang
1
pertumbuhan bakteri. Namun sebaliknya, garam dalam bentuk murni dengan
konsentrasi tinggi dapat bersifat toksik karena terdapat unsur Natrium chloride di
dalamnya yang merupakan golongan halogen. Halogen memiliki sifat oksidator yang
kuat dan mampu mematikan bakteri.2
Air garam haruslah memiliki konsentrasi yang tinggi berupa larutan
hipertonis yang memiliki tekanan osmosis yang lebih besar dari cairan yang ada
dalam sel bakteri. Perbedaan tekanan ini menyebabkan cairan dari sel bakteri tertarik
ke luar sel sehingga sitoplasma bakteri lama-kelamaan akan menyusut sehingga
menyebabkan bakteri tidak dapat berkembang biak dan mati.2
Terkadang air garam tidak memberikan efek yang berarti pada penderita sakit
gigi, sesuai dengan apa yang saya alami. Salah satu penyebabnya diduga adalah
karena kurangnya konsentrasi air garam yang digunakan. Pada konsentrasi tertentu
air garam dapat berfungsi sebagai oksidator, namun disisi lain tidak member efek
apapun. Dalam suatu penelitian telah dibuktikan bahwa semakin rendah pH saliva
(asam), maka konsentrasi garam harus semakin ditingkatkan. Pada penelitian tersebut
diperoleh hasil bahwa konsentrasi berbanding terbalik dengan penurunan pH mulut.7
2
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui apakah larutan air garam efektif dalam menghambat
pertumbuhan bakteri streptococcus mutans
1.3 HIPOTESIS
Larutan air garam memiliki efektivitas yang signifikan dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans
1.4 TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan:
untuk mengetahui pengaruh konsentrasi larutan air garam terhadap
pertumbuhan bakteri streptococcus mutans
untuk mengetahui daya hambat minimal air garam yang paling efektif
terhadap streptococcus mutans.
3
1.5. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini :
Manfaat keilmuan
Dapat memberikan informasi yang diharapkan bermanfaat bagi pembaca dan
dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam perencanaan dan peningkatan
kesehatan gigi
Manfaat bagi penulis
Merupakan proses belajar dan pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu
melalui penelitian
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KARIES
Karies adalah penyakit kronis yang paling umum di dunia. Meskipun karies
telah mempengaruhi manusia sejak zaman prasejarah, prevalensi penyakit ini
meningkat sangat tajam pada era modern di seluruh dunia. Peningkatan yang sangat
tajam berhubungan dengan perubahan pola makan. Bagaimanapun bukti sekarang
mengindikasikan bahwa tren ini memuncak dan mulai berkurang dibeberapa Negara
pada akhir 1970 dan awal 1980.9
Karies gigi adalah sebuah penyakit dimana terjadi proses demineralisasi
jaringan keras gigi yang diakibatkan oleh aktivitas mikroba. Karies dapat dicegah
secara cepat dan dapat dihambat penyebarannya atau mengembalikan seperti semula
pada tahap awalnya. Pola karies gigi telah berubah beberapa tahun belakangan. Lesi-
lesi baru lebih banyak berkembang pada pit dan fissure, lesi permukaan lembut sudah
berkurang.8
2.1.1 ETIOLOGY
5
Karies gigi memiliki penyebab multifaktorial. Bagaimanapun empat factor
utama yang penting dalam mengakibatkan lesi karies yaitu :
1. bakteri pada plak gigi
2. substrat; seperti karbohidrat terfermentasi
3. permukaan gigi yang mudah terkena
4. waktu
Gambar 2 faktor penyebab karies
2.2 STREPTOCOCCUS MUTANS
Streptococcus mutans dikemukakan pertama kali oleh Jk Clark pada tahun
1924 setelah ia mengisolaisnya dari suatu lubang luka tetapi sampai pada tahun
1960-an mikroba tersebut tidak ditemukan. Mikroba tersebut dihasilkan ketika
6
peneliti mulai belajar kerusakn pada gigi. Secara biokimia sangat serupa tetapi
setelah membawa juru gambar antigenic berbeda, semuanya menjadi 7 serotypes
yaitu a, b, c, d, e, f dan g yang diuraikan.1
Studi dikemudian hari melihat di profil protein tegangan, struktur dinding sel
mereka dan gross DNA komposisi menetapkan serological penemuan yang memiliki
variasi perlu dipertimbangkan,di antara sejumlah besar pengisolasian dikenali seperti
Streptococcus mutans. Berdasakan pada suatu studi, Streptococcus mutans yang
diisolasikan adalah terbagi ke dalam sejumlah jenis yang berbeda, sebagian dari yang
berasal dari binatang dan beberapa dari sumber manusia. Nama Streptococcus
mutans dibeikan untuk membedakan bakteri yang menyerang manusia secara oral
selain itu, yaitu Streptococcus sobrinus.1
Streptococcus mutans merupakan bakteri gram positif, bersifat nonmotil
berbentuk bulat atau bulat telurdan tersusun dalam rantai..Bakteri ini tumbuh secara
optimal pada suhu sekitar 180-400 Celsius. Streptococcus mutans biasanya
ditemukan pada rongga gigi manusia yang luka dan menjadi bakteri yang paling
kondusif menyebabkan karies untuk email gigi. (tidak bergerak), bakteri anaerob
fakultatif. Memiliki bentuk kokus yang sendirian.1
7
Gambar 3. Streptococcus mutans. Sumber: streptococci and oral streptococci. Available from:
http://www.ncl.ac.uk/dental/oralbiol/oralenv/tutorials/streps.htm diakses 17 desember 2010
Streptococcus mutans bersifat asidogenik yaitu menghasilkan asam,
asidodurik, mampu tinggal pada lingkungan asam, dan menghasilkan suatu
polisakarida yang lengket disebut dextran. Oleh karena kemampuan ini,
Streptococcus mutans bisa menyebabkan lengket dan mendukung bakteri lain
menuju ke email gigi, lengket mendukung bakteri- bakteri lain, pertumbuhan bakteri
asidodurik yang lainnya, dan asam melarutkan email gigi.1
Gambar 6. Diameter zona daya hambat konsentrasi larutan air garam terhadap Streptococcus mutans
Hasil tabel dan histogram terlihat jelas bahwa efektivitas daya hambat air
garam sangat dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi.
25
Dari hasil uji daya hambat yang dilakukan, maka dilakukan analisis data
untuk membedakan apakah perbedaan daya hambat tersebut bermakna atau tidak
dengan uji Kruskal-Wallis. Hasil yang diperoleh terlihat pada tabel 3
Konsentrasi (%) 24 Jam
N Mean P
8% 9% 10% 11% 12% Kontrol
2 2 2 2 2 2
1.5 6.0 7.0 9.5 11.5
0.061*
Keterangan : Uji Kruskal-Wallis *= tidak signifikan P > 0.05
Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan uji Kruskal Wallis diperoleh
hasil yang tidak signifikan ( P > 0.05 ) atau tidak bermakna yang berarti bahwa tidak
ada perbedaan daya hambat antara 5 konsentrasi larutan air garam dengan kontrol
positif dalam hal ini tetrasiklin.
26
5.2. PEMBAHASAN
Pada gambar 4 dapat dilihat hasil dari uji konsentrasi hambat minimal (KHM)
larutan air garam yang digunakan. Hasil dari uji tersebut menunjukkan bahwa KHM
dari Setelah memperoleh KHM tersebut kemudian dilakukan uji daya hambat dengan
menggunakan KHM, 2 konsentrasi di bawah KHM, dan 2 konsentrasi di atas KHM,
serta kontrol positif (tetrasiklin).
Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa larutan
air garam dapat menghambat pertumbuhan bakteri streptococcus mutans pada
konsentrasi 9%. Hal ini disebabkan oleh adanya kandungan senyawa kimia chloride
yang dapat berfungsi sebagai oksidator kuat dan dapat merusak dinding sel bakteri
streptococcus mutans.2
Pada penelitian tersebut disebutkan air garam haruslah memiliki konsentrasi
lebih dari atau sama dengan 9% yakni larutan yang bersifat hipertonis yang
mempunyai tekanan osmosis. Hal ini menyebabkan cairan dari sel bakteri tertarik
keluar sehingga sitoplasma bakteri lama-kelamaan akan menyusut akibatnya mati.2
Aktivitas bakteri streptococcus mutans dapat dipengaruhi oleh larutan air
garam. Efek air garam mungkin dikarenakan oleh meningkatnya permeabilitas
27
membrane sel. Air garam pada konsentrasi tinggi dapat merangsang sintesis enzim
dan mengubah ketidakstabilan dan permeabilitas membrane sel.6
Menurut Edward (1979), garam dapat memperkecil jumlah dari streptococcus
mutans. Ini mengindikasikan bahwa garam dapat mempengaruhi lingkungan enzim
atau mengubah struktur dari enzim guna menurunkan kecenderungan bakteri untuk
berkumpul atau bertambah banyak.6
Pada gambar 5 memperlihatkan luas zona inhibisi dimana yang terbesar pada
konsentrasi 12% dan yang terkecil pada 8%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
besar konsentrasi yang digunakan maka luas zona inhibisinya semakin luas. Hal ini
sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa semakin tinggi
konsentrasi suatu zat kimia yang digunakan maka mempunyai kemampuan lebih
besar dibanding yang rendah dalam menghambat zat organik.
Pada tabel 2 terlihat bahwa kelima konsentrasi yang digunakan memiliki daya
hambat yang berbeda-beda. Pada pengamatan terlihat rata-rata luas zona inhibisi
terkecil pada konsentrasi 8% yakni 6,9165 mm dan yang terbesar pada konsentrasi
12% yakni 8,39 mm.
Zona hambatan yang terbentuk semakin besar bila konsentrasi larutan air
garam yang digunakan juga semakin besar. Perbedaan daya hambat deiuji secara
statistic menggunakan uji Kruskal Wallis. Hasil uji tersebut menunjukkan perbedaan
28
daya hambat yang tidak bermakna atau tidak signifikan (p>0,05) yang berarti bahwa
tidak ada perbedaan daya hambat antara 5 konsentrasi air garam dengan tetrasiklin.
BAB VI
PENUTUP
6.1 SIMPULAN
Dari penelitian mengenai efektivitas larutan air garam terhadap
pertumbuhan bakteri streptococcus mutans dapat disimpulkan bahwa
konsentrasi hambat minimal larutan air garam yang dapat menghambat
pertumbuhan streptococcus mutans adalah 10%, yang meningkat sesuai
dengan peningkatan konsentrasi. Selain itu didapatkan daya hambat larutan
air garam terbesar pada konsentrasi 12% dan terkecil pada konsentrasi 8%.
Penelitian ini juga membuktikan bahwa larutan air garam sudah dapat
menghambat bakteri streptococcus mutans pada konsentrasi 8%.
6.2 SARAN
Perlu dilakukan uji klinis lebih lanjut untuk mengetahui efek antimikroba dari
larutan air garam di dalam rongga mulut, serta berkaitan dengan waktu perlakuannya.
29
DAFTAR PUSTAKA
1. Streptococci and oral streptococci. Available from : http:// www.ncl.ac.uk/dental/oralbiol/oralenv/tutorials/streps.htm accessed December 17, 2010.
2. Air garam. Available from : http://tanyapepsodent.com/air-garam accessed December 17, 2010
3. Salt. Available from http://www.mii.org/minerals/photosalt.html accessed December 17, 2010
4. Salt. Available from : http://en.wikipedia.org/wiki/salt accesed Desember 17, 2010
5. Salt. Available from : http://www.answers.com/topic/salt accessed december 17, 2010
6. Takada K, Fukushima K. Effect of certain salt on glucosyltransferase synthesis by streptococcus mutans strain PS-14. J Dent Res 1986 Mar, 65 (3):[internet]. Available from : http://jdr.sagepub.com/content/65/3/452.abstract . accessed Descember 17, 2010.
7. Mukasa H, Shimamura A, Tsumori H. Effect of salts on water insoluble glucan formation by glucosyltransferase of streptococcus mutans. Infect and imun. 1979 Mar, 23 (3):[internet]. Available from : http://iai.asm.org/cgi/reprint/23/3/564.pdf accessed December 17, 2010.