Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Air garam dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif mengatasi sakit gigi. Biasanya digunakan sebagai pengganti obat kumur. Telah dilakukan penelitian bahwa kandungan garam, yaitu chloride dapat berfungsi sebagai oksidator dalam merusak dinding bakteri streptococcus mutans. Bakteri ini merupakan bakteri yang paling mendominasi dan diduga sebagai penyebab utama karies gigi karena dapat membentuk biofilm. Pada prinsipnya dalam pembentukan biofilm dibutuhkan 3 hal, yaitu bakteri, glikokalik, dan permukaan luar sel bakeri. Apabila salah satu dari ketiganya tidak ada, maka biofilm tidak akan terbentuk. Biofilm dapat menjadi sangat sulit untuk dimatikan karena adanya material glikokalik. Banyak 1
45

SKRIPSI FIRMAN FIX.docx

Feb 06, 2016

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SKRIPSI FIRMAN FIX.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Air garam dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif mengatasi sakit gigi.

Biasanya digunakan sebagai pengganti obat kumur. Telah dilakukan penelitian

bahwa kandungan garam, yaitu chloride dapat berfungsi sebagai oksidator dalam

merusak dinding bakteri streptococcus mutans. Bakteri ini merupakan bakteri yang

paling mendominasi dan diduga sebagai penyebab utama karies gigi karena dapat

membentuk biofilm. Pada prinsipnya dalam pembentukan biofilm dibutuhkan 3 hal,

yaitu bakteri, glikokalik, dan permukaan luar sel bakeri. Apabila salah satu dari

ketiganya tidak ada, maka biofilm tidak akan terbentuk. Biofilm dapat menjadi

sangat sulit untuk dimatikan karena adanya material glikokalik. Banyak infeksi

persisten yang terjadi di dalam tubuh disebabkan oleh bioflm bakteri. Salah satunya

adalah plak gigi yang dibentuk oleh glikokalik yang dihasilkan oleh streptococcus

mutans.11

Ada beberapa literatur yang membahas tentang air garam dan manfaatnya

yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Air garam mempunyai dua pengaruh

terhadap kelangsungan bakteri khususnya streptococcus mutans. Menurut Takada

dan Fukushima (1986), pada konsentrasi rendah air garam akan merangsang

1

Page 2: SKRIPSI FIRMAN FIX.docx

pertumbuhan bakteri. Namun sebaliknya, garam dalam bentuk murni dengan

konsentrasi tinggi dapat bersifat toksik karena terdapat unsur Natrium chloride di

dalamnya yang merupakan golongan halogen. Halogen memiliki sifat oksidator yang

kuat dan mampu mematikan bakteri.2

Air garam haruslah memiliki konsentrasi yang tinggi berupa larutan

hipertonis yang memiliki tekanan osmosis yang lebih besar dari cairan yang ada

dalam sel bakteri. Perbedaan tekanan ini menyebabkan cairan dari sel bakteri tertarik

ke luar sel sehingga sitoplasma bakteri lama-kelamaan akan menyusut sehingga

menyebabkan bakteri tidak dapat berkembang biak dan mati.2

Terkadang air garam tidak memberikan efek yang berarti pada penderita sakit

gigi, sesuai dengan apa yang saya alami. Salah satu penyebabnya diduga adalah

karena kurangnya konsentrasi air garam yang digunakan. Pada konsentrasi tertentu

air garam dapat berfungsi sebagai oksidator, namun disisi lain tidak member efek

apapun. Dalam suatu penelitian telah dibuktikan bahwa semakin rendah pH saliva

(asam), maka konsentrasi garam harus semakin ditingkatkan. Pada penelitian tersebut

diperoleh hasil bahwa konsentrasi berbanding terbalik dengan penurunan pH mulut.7

2

Page 3: SKRIPSI FIRMAN FIX.docx

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui apakah larutan air garam efektif dalam menghambat

pertumbuhan bakteri streptococcus mutans

1.3 HIPOTESIS

Larutan air garam memiliki efektivitas yang signifikan dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans

1.4 TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan:

untuk mengetahui pengaruh konsentrasi larutan air garam terhadap

pertumbuhan bakteri streptococcus mutans

untuk mengetahui daya hambat minimal air garam yang paling efektif

terhadap streptococcus mutans.

3

Page 4: SKRIPSI FIRMAN FIX.docx

1.5. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini :

Manfaat keilmuan

Dapat memberikan informasi yang diharapkan bermanfaat bagi pembaca dan

dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam perencanaan dan peningkatan

kesehatan gigi

Manfaat bagi penulis

Merupakan proses belajar dan pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu

melalui penelitian

4

Page 5: SKRIPSI FIRMAN FIX.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KARIES

Karies adalah penyakit kronis yang paling umum di dunia. Meskipun karies

telah mempengaruhi manusia sejak zaman prasejarah, prevalensi penyakit ini

meningkat sangat tajam pada era modern di seluruh dunia. Peningkatan yang sangat

tajam berhubungan dengan perubahan pola makan. Bagaimanapun bukti sekarang

mengindikasikan bahwa tren ini memuncak dan mulai berkurang dibeberapa Negara

pada akhir 1970 dan awal 1980.9

Karies gigi adalah sebuah penyakit dimana terjadi proses demineralisasi

jaringan keras gigi yang diakibatkan oleh aktivitas mikroba. Karies dapat dicegah

secara cepat dan dapat dihambat penyebarannya atau mengembalikan seperti semula

pada tahap awalnya. Pola karies gigi telah berubah beberapa tahun belakangan. Lesi-

lesi baru lebih banyak berkembang pada pit dan fissure, lesi permukaan lembut sudah

berkurang.8

2.1.1 ETIOLOGY

5

Page 6: SKRIPSI FIRMAN FIX.docx

Karies gigi memiliki penyebab multifaktorial. Bagaimanapun empat factor

utama yang penting dalam mengakibatkan lesi karies yaitu :

1. bakteri pada plak gigi

2. substrat; seperti karbohidrat terfermentasi

3. permukaan gigi yang mudah terkena

4. waktu

Gambar 2 faktor penyebab karies

2.2 STREPTOCOCCUS MUTANS

Streptococcus mutans dikemukakan pertama kali oleh Jk Clark pada tahun

1924 setelah ia mengisolaisnya dari suatu lubang luka tetapi sampai pada tahun

1960-an mikroba tersebut tidak ditemukan. Mikroba tersebut dihasilkan ketika

6

Page 7: SKRIPSI FIRMAN FIX.docx

peneliti mulai belajar kerusakn pada gigi. Secara biokimia sangat serupa tetapi

setelah membawa juru gambar antigenic berbeda, semuanya menjadi 7 serotypes

yaitu a, b, c, d, e, f dan g yang diuraikan.1

Studi dikemudian hari melihat di profil protein tegangan, struktur dinding sel

mereka dan gross DNA komposisi menetapkan serological penemuan yang memiliki

variasi perlu dipertimbangkan,di antara sejumlah besar pengisolasian dikenali seperti

Streptococcus mutans. Berdasakan pada suatu studi, Streptococcus mutans yang

diisolasikan adalah terbagi ke dalam sejumlah jenis yang berbeda, sebagian dari yang

berasal dari binatang dan beberapa dari sumber manusia. Nama Streptococcus

mutans dibeikan untuk membedakan bakteri yang menyerang manusia secara oral

selain itu, yaitu Streptococcus sobrinus.1

Streptococcus mutans merupakan bakteri gram positif, bersifat nonmotil

berbentuk bulat atau bulat telurdan tersusun dalam rantai..Bakteri ini tumbuh secara

optimal pada suhu sekitar 180-400 Celsius. Streptococcus mutans biasanya

ditemukan pada rongga gigi manusia yang luka dan menjadi bakteri yang paling

kondusif menyebabkan karies untuk email gigi. (tidak bergerak), bakteri anaerob

fakultatif. Memiliki bentuk kokus yang sendirian.1

7

Page 8: SKRIPSI FIRMAN FIX.docx

Gambar 3. Streptococcus mutans. Sumber: streptococci and oral streptococci. Available from:

http://www.ncl.ac.uk/dental/oralbiol/oralenv/tutorials/streps.htm diakses 17 desember 2010

Streptococcus mutans bersifat asidogenik yaitu menghasilkan asam,

asidodurik, mampu tinggal pada lingkungan asam, dan menghasilkan suatu

polisakarida yang lengket disebut dextran. Oleh karena kemampuan ini,

Streptococcus mutans bisa menyebabkan lengket dan mendukung bakteri lain

menuju ke email gigi, lengket mendukung bakteri- bakteri lain, pertumbuhan bakteri

asidodurik yang lainnya, dan asam melarutkan email gigi.1

Klasifikasi

Kingdom : Monera

Divisio : Firmicutes

Class : Bacilli

Ordo : Lactobacilalles

Family : Streptococcaceae

Genus : Streptococcus

8

Page 9: SKRIPSI FIRMAN FIX.docx

Species : Streptococcus mutans

Streptococcus mutans ini yang mempunyai suatu enzim yang disebut glukosil

transferase di atas permukaannya yang dapat menyebabkan polimerisasi glukosa

pada sukrosa dengan pelepasan dari fruktosa, sehingga dapat mensintesa molekul

glukosa yang memiliki berat molekul yang tinggi yang terdiri dari ikatan glukosa alfa

(1-6) dan alfa (1-3). Pembentukan alfa (1-3) ini sangat lengket, sehingga tidak larut

dalam air. Hal ini dimanfaatkan oleh bakteri Streptococcus mutans untuk

berkembang dan membentuk plak pada gigi.1

Satu kelompok bakteri yang mana terdiri dari delapan serotype streptococcus

mutans telah diasosiasikan dengan karies. Serotype telah diberi tanda a sampai h.

beberapa serotype telah diturunkan ke status spesies dan diberikan nama :

streptococcus rattus (serotype b), streptococcus cricetus (serotype a), streptococcus

ferus (serotype c) dan streptococcus sobrinus (serotype d, g, dan h). semua serotype

streptococcus mutans telah ditunjukkan potensi secara signifikan untuk

mengakibatkan karies, tetapi karena genetic yang signifikan dan perbedaan biokimia,

mereka sebaiknya tidak secara sederhana mengarah pada satu spesies streptococcus

mutans. Text ini menggunakan istilah streptococcus mutans sebagai istilah secara

kolektif untuk semua serotype.9

Streptococcus mutans dapat menghasilkan asam dalam jumlah banyak,

toleran terhadap keasaman lingkungan, dirangsang secara hebat oleh sukrosa,dan

Nampak sebagai organism yang pertama dihubungkan dengan karies pada manusia.

9

Page 10: SKRIPSI FIRMAN FIX.docx

Organisme yang menyebabkan karies disebut kariogenik. Derajat gigi untuk menjadi

karies biasa disebut potensi kariogenitas. Streptococcus mutans hadir sebagai infeksi

pandemic pada manusia. Streptococcus mutans ditemukan pada setiap orang tanpa

memperhatikan ras, latar belakang etnik, atau letak geografis daerah asal.

Streptococcus mutans terdapat di mulut tidak secara signifikan komponen kecil dari

flora mulut. Pada pasien dengan beragam lesi karies, streptococcus mutans menjadi

yang dominan pada flora plak. Streptococcus mutans yang paling kuat dihubungkan

dengan awal terjadinya karies.9

2.3 GARAM

Istilah garam adalah sebuah kata kuno yang terdapat beberapa variasi dalam

bahasa inggris dan bahasa-bahasa yang berhubungan. Nama untuk kristalisasi dari

sodium chloride adalah Halite, diambil dari kata Yunani hals yang berarti garam.

Nama mineral ini diberikan oleh E.F Glocker pada 1847.3

Pada penggunaan secara kimia, garam dapat mengarah pada senyawa lainnya

dari metal dan non metal, jadi kata seperti “copper salt” atau “magnesium salt”

mengarah pada chloride, carbonates, sulfat dan lain-lain, dari tembaga atau

magnesium.3

Garam untuk konsumsi manusia dihasilkan dalam bentuk-bentuk berbeda :

garam kasar (seperti garam laut), garam halus (garam meja), dan garam beryodium.

10

Page 11: SKRIPSI FIRMAN FIX.docx

Bentuknya padat dan seperti Kristal, putih, pink muda, atau abu-abu terang

dihasilkan dari air laut.4

Chloride dan sodium ion merupakan dua komponen yang paling banyak pada

garam, dibutuhkan oleh semua makhluk hidup dalam jumlah sedikit. Garam terlibat

dalam regulasi kandungan air dalam tubuh. Namun demikian, terlalu banyak garam

meningkatkan resiko masalah kesehatan, termasuk tekanan darah tinggi.4

2.4 SUMBER GARAM

Sodium chloride terdapat larut dalam air laut seperti garam-garam lainnya

dari sodium, calcium, magnesium, dan metal yang lain. Ketika air laut terevaporasi

pada danau di pinggir laut, Halite dan mineral-mineral lainnya mengendap dan

tenggelam ke dasar sebagai Kristal-kristal. Pada saat itu, garam batu telah terbentuk.3

Garam yang memiliki hydrogen (H) dan Hydroxil dalam formulanya, contoh:

sodium chloride disebut sebagai garam normal. Garam yang memiliki hydrogen

dalam formulanya disebut sebagai garam asam.5

Ketika NaCl masuk ke tubuh, dia memisahkan secara lengkap partida-partida

ion sodium dan chloride. Sodium chloride larut dalam air dan glycerin. Sodium

merupakan ion paling banyak dalam darah.5

Garam yang paling terkenal adalah sodium chloride, komponen utama dari

garam meja. Sodium chloride (NaCl) dan air (H2O) dibentuk oleh netralisasi dari

11

Page 12: SKRIPSI FIRMAN FIX.docx

sodium hydroxide (NaOH) dengan Hydrogen Chloride sebagai asam. Kebanyakan

garam adalah senyawa ionic yang merupakan formula empiris.5

2.5 PENGARUH GARAM

Formasi dari water-insoluble Glucan dari sukrosa dipercaya menjadi faktor

yang paling besar dalam akumulasi streptococcus mutans pada permukaan lunak.

Formasi water-insoluble Glucan oleh extracellular glucosyltransferase dari

streptococcus mutans 6715 ditemukan sangat dirangsang oleh bermacam-macam

mono-atau divalent cation. Preparasi enzyme yang dikandung oleh ethanol

fraksionasi mampu mengkatalis formasi water-insoluble glucan.7

Streptococcus mutans telah dianggap sebagai penyebab utama karies gigi

pada manusia. Sintesis dari water-insoluble glucan (WIG) dari sukrosa oleh

glucosyltransferase dari streptococcus mutans telah dianggap sebagai tahap yang

penting dalam perkembangan karies. Aktivitas extracellular WIG-GTase oleh strain

PS-14 terlihat jelas dipengaruhi oleh garam walaupun peranan garam dalam aktivitas

GTase tidak diketahui secara saksama. Efek garam mungkin dikarenakan perturbasi

dan peningkatan permeabilitas sel membrane, perubahan GTase, stabilisasi enzyme,

dan pelepasan batas sel GTase.6

12

Page 13: SKRIPSI FIRMAN FIX.docx

BAB III

KERANGKA KONSEP

Keterangan:

: Variabel yang tidak diukur

: Variabel yang diukur

13

massa garam

Pertumbuhan Jumlah bakteri streptococcus

mutanssuhu Lama inkubasi

Komposisi garam

Air garam

Konsentrasi

Page 14: SKRIPSI FIRMAN FIX.docx

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 JENIS PENELTIAN

Dari segi manipulasi atau perlakuan jenis penelitian ini adalah penelitian

eksperimental semu

4.2 RANCANGAN PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah post hoc test

4.3 LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di laboratorium mikrobiologi farmasi fakultas

Farmasi Universitas Hasanuddin

4.4 WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 12-19 april 2011

4.5 POPULASI

Sediaan bakteri streptococcus mutans.

14

Page 15: SKRIPSI FIRMAN FIX.docx

4.6 SAMPEL

Jumlah sampel yaitu 12 sampel (2 cawan petri, masing-masing berisi 6

pencadang)

4.7 ALAT DAN BAHAN

a. Alat.

Cawan petri (pyrex, USA), Erlenmeyer (pyrex, USA), tabung reaksi (pyrex,

USA), incubator (Memmert, Jerman), oven (ecocell), pinset (CE satainless,

Jepang), Laminar air flow (Envirco Corporation, Kansas, Amerika), Lampu

spirtus, jangka sorong/caliper (Mitutoyo, Jepang), spoit 3 ml (One Med,

Indonesia), Ose bulat, Autoclave (AU-American), mikro pipet (Nesco), Rak

tabung, spatula.

b. Bahan.

Bahan-bahan yang digunakan yaitu : isolat koloni bakteri streptococcus

mutans, larutan air garam, larutan Mc Farland 0,5%, tetrasiklin 250 mg,

aquades steril, medium Muller Hinton Agar (Pronadisa), medium Nutrien

Broth (NB), spiritus, paper disc, aluminium foil, tisu, kertas label.

4.8 PROSEDUR KERJA

15

Page 16: SKRIPSI FIRMAN FIX.docx

Pertama-tama dilakukan sterilisasi alat-alat yang digunakan dengan

menggunakan autoklaf selama 15 menit pada temperature 121oC tekanan 2

atm kemudian dikeringkan dengan oven, kecuali alat yang disposable

Medium Nutrient Broth (NB) dibuat dengan komposisi : ekstrak ragi 3 g,

pepton 5 g, dan aquades 1000 ml dibuat sebanyak 250 ml di dalam gelas

kimia. Medium ini dimasukkan ke dalam 4 tabung reaksi masing-masing 1 ml

kemudian disterilkan dengan autoklaf pada temperature 121oC selama 15

menit. Kemudian tabung reaksi dibiarkan dingin.

Setelah itu, membuat medium Nutrient Agar (NA) dengan komposisi :

ekstrak ragi 3 g, pepton 5 g, agar 15 g dan aquades 1000 ml dibuat sebanyak

250 ml pada labu Erlenmeyer. Medium ini kemudian dipanaskan di atas

penangas sampai seluruh bahan larut, selanjutnya dimasukkan ke dalam

tabung reaksi dan disterilkan dengan autoklaf pada temperature 121oC selama

15 menit. Setelah steril, medium dimiringkan dan ditunggu hingga padat.

Bakteri streptococcus mutans diambil dengan ose lalu digoreskan pada

medium NA miring secara asepsis dan diinkubasi pada temperature 37oC

selama 24 jam.

Tahap berik1utnya adalah membuat konsentrasi air garam sebesar 5% dengan

melarutkan 2,5 g garam ke dalam 50 ml air. Selanjutnya masing-masing

tabung reaksi dimasukkan 5 ml larutan medium NB. Kemudian diambil 5 ml

larutan air garam 5 % dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi pertama. Dari

tabung pertama diambil lagi 5 ml dan dimasukkan ke dalam tabung yang

16

Page 17: SKRIPSI FIRMAN FIX.docx

kedua, begitu seterusnya sampai tabung kelima. Sehingga diperoleh air garam

dengan konsentrasi, yaitu : 20%; 10%; 5%; 2,5%; 1,25%; 0,625%; 0,312%

Selanjutnya, 20 mikroliter bakteri streptococcus dimasukkan ke dalam tiap

tabung reaksi tersebut. Semua tabung reaksi ditutup kemudian dimasukkan ke

dalam incubator pada temperature 37oC selama 24 jam. Konsentrasi Hambat

Minimal (KHM) ditentukan dengan melihat pada konsentrasi terkecil dari

larutan air garam yang sudah dapat menghambat pertumbuhan bakteri

streptococcus mutans yang ditandai dengan tidak adanya bakteri

streptococcus mutans yang tumbuh pada konsentrasi tersebut.

Untuk uji efektivitas antibakteri air garam terhadap pertumbuhan

streptococcus dilakukan dengan cara mengambil sampel dua konsentrasi di

bawah KHM, aquades sebagai kontrol negatif , tetrasiklin sebagai control

positif. Bakteri streptococcus mutans sebanyak 20 mikroliter ditambahkan

media MHA sebanyak 15 ml dimasukkan masing-masing ke cawan petri lalu

dihomogenkan. Setelah media memadat, dimasukkan paper disc yang berisi

masing-masing sampel uji aktivitas ini dilakukan sebanyak 2 kali (duplikat)

pada 2 cawan petri.

Setelah itu, kedua cawan petri dimasukkan dalam incubator pada temperature

37oC selama 1x24 jam. Pengukuran diameter dari zona ihibisi dilakukan

dengan menggunakan jangka sorong (caliper)

17

Page 18: SKRIPSI FIRMAN FIX.docx

4.9 ALUR PENELITIAN

Bahan Uji

18

Larutan air garamAquades

(kontrol negatif)

Tetrasiklin

(kontrol positif)

Medium Blood Agar + paper disc

Inkubasi 24 jam

Temperatur 37o C

Konsentrasi 8%

Konsentrasi 9%

Konsentrasi 11%

Penentuan KHM

Konsentrasi 10%

Konsentrasi 12%

Medium NB + Bakteri

Page 19: SKRIPSI FIRMAN FIX.docx

4.10 DEFENISI OPERASIONAL

Konsentrasi air garam adalah kepekatan suatu larutan garam, semakin asin

suatu larutan, maka konsentrasinya semakin besar

Bakteri Streptococcus : bakteri gram positif yang terbanyak dalam rongga

mulut dan merupakan penyebab utama karies gigi. Bakteri ini berbentuk

kokus dan membentuk rantai selama pertumbuhannya.

Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) : konsentrasi terkecil dari suatu bahan

yang sudah menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap suatu spesies bakteri.

Hal ini ditandai dengan tidak keruhnya air di dalam tabung

Zona inhibisi : daerah jernih yang terbentuk di sekeliling bahan uji yang

terdapat pada medium biakan bakteri.

4.11 RENCANA ANALISIS DATA

Jenis data : Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek

yang diteliti.

19

Pengukuran Zona Inhibisi

Analisis Hasil

Page 20: SKRIPSI FIRMAN FIX.docx

Pengolahan data: menggunakan program SPSS windows

Penyajian data : dalam bentuk tabel

Analisis data: Analisis data yang digunakan adalah Kruskal Wallis

4.12 VARIABEL PENELITIAN

- Variabel bebas: air garam.

Air garam sebagai variabel bebas karena konsentrasi air garam yang akan

mempengaruhi pertumbuhan bakteri. Air garam dengan konsentrasi berbeda

adalah sebab mengapa adanya perbedaan pertumbuhan bakteri.

- Variabel akibat: bakteri streptococcus mutans.

Pertumbuhan bakteri streptococcus mutans sangat bergantung pada

konsentrasi air garam. Konsentrasi air garam yang berbeda mengakibatkan

pertumbuhan bakteri streptococcus mutans juga berbeda.

- Variabel antara: rusaknya dinding bakteri streptococcus mutans

- Variabel moderator: kandungan air garam

Konsentrasi air garam yang berbeda akan mengakibatkan perbedaan

konsentrasi kandungan air garam, sehingga akan ikut mempengaruhi

20

Page 21: SKRIPSI FIRMAN FIX.docx

terjadinya perbedaan pertumbuhan bakteri.

- Variabel random: jenis pencadang (misal kertas: pengaruh sifat kimia kertas),

difusi (dipengaruhi oleh waktu, ketebalan lempeng, komposisi medium)

Jenis pencadang dan difusi akan ikut mempengaruhi terjadinya perbedaan

pertumbuhan bakteri, namun kedua hal ini dapat diabaikan.

- Variabel kendali: medium dengan pencadang

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. HASIL

Dari penelitian mengenai daya hambat larutan air garam terhadap

pertumbuhan bakteri streptococcus mutans diperoleh hasil bahwa konsentrasi hambat

minimal larutan air garam terhadap pertumbuhan streptococcus mutans adalah 10%.

Penentuan konsentrasi hambat minimal (KHM) dapat kita lihat pada gambar 4.

21

Page 22: SKRIPSI FIRMAN FIX.docx

Gambar 4. Hasil uji penentuan konsentrasi hambat minimal larutan Air garam terhadap pertumbuhan streptococcus mutans

Konsentrasi hambat minimal yang diperoleh kemudian dilanjutkan dengan

uji daya hambat bakteri menggunakan pencadang dengan metode difus dalam cawan

petri untuk melihat luas daerah zona inhibisi dengan mengambil KHM (10%), dua

konsentrasi di bawah KHM (8% dan 9%), dan dua konsentrasi di atas KHM (11%

dan 12%) serta kontrol positif (tabel 1).

Tabel 1. Hasil dari uji konsentrasi hambat minimal (KHM) larutan air garam terhadap pertumbuhan streptococcus mutans.

Konsentrasi (%) KHM

Tidak Ya

0.625%

1.25%

2.5%

5%

-

-

-

-

22

Page 23: SKRIPSI FIRMAN FIX.docx

10%

20%

-

-

Semua bahan coba dikondisikan dalam suasana anaerob pada inkubator

dengan suhu 370C selama 1 x 24 jam agar perbedaan daya hambat antara kontrol

tetrasiklin dan larutan air garam (8%, 9%, 10%, 11%, 12% ) terhadap streptococcus

mutans dapat diperoleh hasilnya.

Gambar 5. Hasil uji daya hambat larutan Air garam

Dari hasil percobaan diperoleh bahwa larutan air garam pada konsentrasi

tertinggi (12%) memiliki diameter (zona daya hambat) yang paling besar. Sedangkan

larutan air garam dengan konsentrasi terendah (8%) memiliki diameter terkecil.

Zona daya hambat pada kontrol tetrasiklin memperlihatkan hasil yang

hampir sama dengan larutan air garam pada konsentrasi 9%. Diameter zona daya

23

Page 24: SKRIPSI FIRMAN FIX.docx

hambat larutan air garam dan tetrasiklin dengan dua kali perlakuan dapat dilihat

pada tabel dibawah

TABEL 2. Diameter zona daya hambat larutan air garam dan tetrasiklin

Bahan Konsentrasi Replikasi

1 2

Tetrasiklin 2,5% 7,1833 7,233

Larutan 8% 6,833 7

air garam 9% 7,8 7,4667

10% 7,816 7,733

11% 7,933 7,833

12% 8,5833 8,21667

Dari tabel dapat kita lihat bahwa larutan air garam pada konsentrasi 8%

memiliki diameter zona daya hambat terkecil, sedangkan larutan air garam dengan

konsentrasi 12% memiliki diameter zona daya hambat terbesar. tetrasiklin yang

24

Page 25: SKRIPSI FIRMAN FIX.docx

bertindak sebagai kontrol memperoleh diameter zona daya hambat yang hampir sama

untuk beberapa kali pengulangan dengan konsentrasi 2,5%. Demikian pula pada

larutan air garam.

Dari hasil pengamatan terbukti bahwa larutan air garam memiliki efektivitas

daya hambat terhadap Streptococcus mutans. Semakin tinggi konsentrasi larutan air

garam, maka diameter zona daya hambatnya semakin besar.

Hasil pengamatan menegenai pengaruh konsentrasi larutan air garam

terhadap streptococcus mutans dapat dilihat pada histogram gambar 6.

Replikasi 1 Replikasi 20

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

konsentrasi 8%konsentrasi 9%konsentrasi 10%konsentrasi 11%konsentrasi 12%

Gambar 6. Diameter zona daya hambat konsentrasi larutan air garam terhadap Streptococcus mutans

Hasil tabel dan histogram terlihat jelas bahwa efektivitas daya hambat air

garam sangat dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi.

25

Page 26: SKRIPSI FIRMAN FIX.docx

Dari hasil uji daya hambat yang dilakukan, maka dilakukan analisis data

untuk membedakan apakah perbedaan daya hambat tersebut bermakna atau tidak

dengan uji Kruskal-Wallis. Hasil yang diperoleh terlihat pada tabel 3

Konsentrasi (%) 24 Jam

N Mean P

8% 9% 10% 11% 12% Kontrol

2 2 2 2 2 2

1.5 6.0 7.0 9.5 11.5

0.061*

Keterangan : Uji Kruskal-Wallis *= tidak signifikan P > 0.05

Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan uji Kruskal Wallis diperoleh

hasil yang tidak signifikan ( P > 0.05 ) atau tidak bermakna yang berarti bahwa tidak

ada perbedaan daya hambat antara 5 konsentrasi larutan air garam dengan kontrol

positif dalam hal ini tetrasiklin.

26

Page 27: SKRIPSI FIRMAN FIX.docx

5.2. PEMBAHASAN

Pada gambar 4 dapat dilihat hasil dari uji konsentrasi hambat minimal (KHM)

larutan air garam yang digunakan. Hasil dari uji tersebut menunjukkan bahwa KHM

dari Setelah memperoleh KHM tersebut kemudian dilakukan uji daya hambat dengan

menggunakan KHM, 2 konsentrasi di bawah KHM, dan 2 konsentrasi di atas KHM,

serta kontrol positif (tetrasiklin).

Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa larutan

air garam dapat menghambat pertumbuhan bakteri streptococcus mutans pada

konsentrasi 9%. Hal ini disebabkan oleh adanya kandungan senyawa kimia chloride

yang dapat berfungsi sebagai oksidator kuat dan dapat merusak dinding sel bakteri

streptococcus mutans.2

Pada penelitian tersebut disebutkan air garam haruslah memiliki konsentrasi

lebih dari atau sama dengan 9% yakni larutan yang bersifat hipertonis yang

mempunyai tekanan osmosis. Hal ini menyebabkan cairan dari sel bakteri tertarik

keluar sehingga sitoplasma bakteri lama-kelamaan akan menyusut akibatnya mati.2

Aktivitas bakteri streptococcus mutans dapat dipengaruhi oleh larutan air

garam. Efek air garam mungkin dikarenakan oleh meningkatnya permeabilitas

27

Page 28: SKRIPSI FIRMAN FIX.docx

membrane sel. Air garam pada konsentrasi tinggi dapat merangsang sintesis enzim

dan mengubah ketidakstabilan dan permeabilitas membrane sel.6

Menurut Edward (1979), garam dapat memperkecil jumlah dari streptococcus

mutans. Ini mengindikasikan bahwa garam dapat mempengaruhi lingkungan enzim

atau mengubah struktur dari enzim guna menurunkan kecenderungan bakteri untuk

berkumpul atau bertambah banyak.6

Pada gambar 5 memperlihatkan luas zona inhibisi dimana yang terbesar pada

konsentrasi 12% dan yang terkecil pada 8%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin

besar konsentrasi yang digunakan maka luas zona inhibisinya semakin luas. Hal ini

sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa semakin tinggi

konsentrasi suatu zat kimia yang digunakan maka mempunyai kemampuan lebih

besar dibanding yang rendah dalam menghambat zat organik.

Pada tabel 2 terlihat bahwa kelima konsentrasi yang digunakan memiliki daya

hambat yang berbeda-beda. Pada pengamatan terlihat rata-rata luas zona inhibisi

terkecil pada konsentrasi 8% yakni 6,9165 mm dan yang terbesar pada konsentrasi

12% yakni 8,39 mm.

Zona hambatan yang terbentuk semakin besar bila konsentrasi larutan air

garam yang digunakan juga semakin besar. Perbedaan daya hambat deiuji secara

statistic menggunakan uji Kruskal Wallis. Hasil uji tersebut menunjukkan perbedaan

28

Page 29: SKRIPSI FIRMAN FIX.docx

daya hambat yang tidak bermakna atau tidak signifikan (p>0,05) yang berarti bahwa

tidak ada perbedaan daya hambat antara 5 konsentrasi air garam dengan tetrasiklin.

BAB VI

PENUTUP

6.1 SIMPULAN

Dari penelitian mengenai efektivitas larutan air garam terhadap

pertumbuhan bakteri streptococcus mutans dapat disimpulkan bahwa

konsentrasi hambat minimal larutan air garam yang dapat menghambat

pertumbuhan streptococcus mutans adalah 10%, yang meningkat sesuai

dengan peningkatan konsentrasi. Selain itu didapatkan daya hambat larutan

air garam terbesar pada konsentrasi 12% dan terkecil pada konsentrasi 8%.

Penelitian ini juga membuktikan bahwa larutan air garam sudah dapat

menghambat bakteri streptococcus mutans pada konsentrasi 8%.

6.2 SARAN

Perlu dilakukan uji klinis lebih lanjut untuk mengetahui efek antimikroba dari

larutan air garam di dalam rongga mulut, serta berkaitan dengan waktu perlakuannya.

29

Page 30: SKRIPSI FIRMAN FIX.docx

DAFTAR PUSTAKA

1. Streptococci and oral streptococci. Available from : http:// www.ncl.ac.uk/dental/oralbiol/oralenv/tutorials/streps.htm accessed December 17, 2010.

2. Air garam. Available from : http://tanyapepsodent.com/air-garam accessed December 17, 2010

3. Salt. Available from http://www.mii.org/minerals/photosalt.html accessed December 17, 2010

4. Salt. Available from : http://en.wikipedia.org/wiki/salt accesed Desember 17, 2010

5. Salt. Available from : http://www.answers.com/topic/salt accessed december 17, 2010

6. Takada K, Fukushima K. Effect of certain salt on glucosyltransferase synthesis by streptococcus mutans strain PS-14. J Dent Res 1986 Mar, 65 (3):[internet]. Available from : http://jdr.sagepub.com/content/65/3/452.abstract . accessed Descember 17, 2010.

7. Mukasa H, Shimamura A, Tsumori H. Effect of salts on water insoluble glucan formation by glucosyltransferase of streptococcus mutans. Infect and imun. 1979 Mar, 23 (3):[internet]. Available from : http://iai.asm.org/cgi/reprint/23/3/564.pdf accessed December 17, 2010.

30

Page 31: SKRIPSI FIRMAN FIX.docx

8. Qualtrough AJE, Satterthwaite JD, Morrow LA, Brunton PA. Principle of operative dentistry. Australia : Blackwell Munksgaard. 2005. pp 14-15.

9. Roberson MT, Heymann OH, Swift JE. Sturdevant’s art and science of operative dentistry 4th ed. St Louis : CV Mosby Co. 2002. pp 65-7

10. Bisla S. Dental caries. 2000. Available from : http://sciweb.hfcc.net/biology/jacobs/micro/caries/caries.htm accessed December 17, 2010

11. Narins, Brigham. World of microbiology and immunology. America : Thomson Gale. 2003. pp 250.

31