i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI BENDA DAN SIFATNYA
MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS III
MI TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO
KECAMATAN ARGOMULYO
KOTA SALATIGA
TAHUN 2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Disusun oleh
ENY LATIFAH
115-14-060
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
ii
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI BENDA DAN SIFATNYA
MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS III
MI TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO
KECAMATAN ARGOMULYO
KOTA SALATIGA
TAHUN 2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Disusun oleh
ENY LATIFAH
115-14-060
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
iv
Dr. Hj. Maslikhah S.Ag., M.Si
Dosen IAIN Salatiga
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 4 Eksemplar
Hal : Naskah Skripsi
: Eny Latifah
Kepada
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga
Di Tempat
Assalamualaikum Wr. Wb.
Setelah membaca dan memberi arahan dan perbaikan seperlunya, maka
kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudari:
Nama : Eny Latifah
NIM : 115-14-060
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BENDA
DAN SIFATNYA MELALUI METODE EKSPERIMEN
PADA SISWA KELAS III MI TARBIYATUL ISLAMIYAH
NOBOREJO KECAMATAN ARGOMULYO KOTA
SALATIGA TAHUN 2018
Dengan ini mohon skripsi saudari tersebut di atas supaya segera di
munaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Salatiga, 23 April 2018
Pembimbing
Dr. Hj. Maslikhah S.Ag M.Si
NIP: 1970052920003001
v
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
(FTIK) Jalan Lingkar Salatiga Km.2 telepon: (0289) 6031364 Salatiga 50716
Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.id Email: [email protected]
SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI BENDA DAN SIFATNYA
MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS III
MI TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO
KECAMATAN ARGOMULYO
KOTA SALATIGA
TAHUN 2018
DISUSUN OLEH
ENY LATIFAH
115-14-060
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan PGMI
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga, pada tanggal 4 Juli 2018 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Mufiq, S.Ag,. M.Phil
Sekertaris Penguji : Dr. Hj. Maslikhah, S.Ag., M.Si
Penguji I : Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd
Penguji II : Dra. Nur Khasanah, M.Pd
Salatiga, 4 Juli 2018
Dekan FTIK IAIN Salatiga
SUWARDI, M.Pd
NIP. 19670121 199903 1002
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KES EDIAAN PUBLIKASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ENY LATIFAH
NIM : 115-14-060
Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain dan saya tidak
keberatan apabila skripsi saya dipublikasikan. Pendapat atau temuan orang lain
yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk sesuai dengan kode etik
ilmiah.
Salatiga, 23 April 2018
Yang menyatakan
Eny Latifah
vii
MOTTO
... ...
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
(Q.S Ar-Rad: 11)
viii
PERSEMBAHAN
Penulis mempersembahkan skripsi ini kepada:
1. Allah Swt atas taufiq, hidayah serta ridho-NyA;
2. Kedua orang tuaku tercinta bapak Wulanto dan ibu Khotijah yang
takhenti-henti mendidik, memanjatkan doa, memberikan dukungan serta
melimpahkan kasih sayang kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan pendidikan S1;
3. Adikku tercinta Lailatul Mubarokah yang selalu memberikan dukungan
kepada penulis, semoga kelak bisa menjadi kebanggaan keluarga;
4. Keluarga besar mbah Komarudin dan mbah Khasanah, bulek, paman,
serta sepupuku yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu terimakasih
atas dukungannya; dan
5. Sahabatku Rini Budi S, Fatichatur R, Khafidotul L dan M. Misbakhul
Munir yang selalu memberi dukungan dan semangat kepada penulis;
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah Swt. yang
telah memberikan rahmad dan karunianya-Nya kepada penulis sehingga skripsi
penelitian tindakan kelas yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi
Benda dan Sifatnya Melalui Metode Eksperimen pada siswa kelas III di MI
Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga ini
selesai. Sholawat serta salam selalu penulis haturkan kepada junjungan Nabi
Muhammad Saw yang akan memberikan syafaatnya. Penelitian tindakan kelas
ini disusun untuk memenuhi syarat mencapai gelar sarjana pendidikan.
Penyusunan penelitian tindakan kelas ini tidak lepas dari hambatan dan
rintangan serta kesulitan-kesulitan. Namun berkat bimbingan, nasihat dan
dorongan dari berbagai pihak segala hambatan dan rintangan dapat teratasi
dengan baik. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan
penghargaan kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga;
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga;
3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga;
4. Ibu Miftachur Rifah Mahmud, M.Ag selaku Dosen Pembimbing
Akademik
5. Ibu Dr. Hj. Maslikhah, S.Ag., M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi,
dengan sabar telah membimbing, mengarahkan dan memberi masukan
dalam penyusunan skripsi ini;
x
6. Bapak dan ibu Dosen FTIK yang telah memberikan bekal ilmu;
7. Bapak Drs. Marno selaku Kepala Sekolah MI Tarbiyatul Islamiyah
Noborejo;
8. Bapak Abdul Wahab, S.Ag selaku Wali Kelas II MI Tarbiyatul
Islamiyah Noborejo;
9. Teman-teman PGMI 2014; dan
10. Pihak-pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
membatu dan memberikan motivasi, dukungan dan saran dalam
penyusunan skripsi ini.
Semoga Allah memberikan pahala yang setimpal atas kebaikan yang mereka
berikan kepada penulis. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca.
Salatiga, 23 April 2018
Penulis,
xi
ABSTRAK
Latifah, Eny. 2018. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Benda dan Sifatnya
Melalui Metode Eksperimeni pada siswa kelas III MI Tarbitayul
Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun 2018.
Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing:
Dr. Hj. Maslikhah., S.Ag.,M.Si.,
Kata kunci: Hasil Belajar IPA, Metode Eksprerimen
Pembelajaran IPA di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan
Argomulyo Kota Salatiga belum menggunakan berbagai metode pembelajaran
aktif dan masih menggunakan metode yang kurang tepat dalam proses
pembelajarannya. Hal ini menyebabkan siswa cenderung pasif dan kurangnya
perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru terutama materi
benda dan sifatnya. Terbukti dengan rendahnya hasil belajar siswa dari total
keseluruhan 21 siswa hanya terdapat 9 siswa yang mencapai KKM dan 12 siswa
yang belum mencapai KKM 70. Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah
metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi benda dan
sifatnya pada siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan
Argomulyo Kota Salatiga tahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar IPA materi benda dan sifatnya melalui metode
eksperimen pada siswa kelas III di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan
Argomulyo Kota Salatiga tahun 2018.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
dengan tiga siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Subjek penerima tindakan adalah
siswa kelas III yang berjumlah 21 siswa, terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 11
siswa perempuan. Instrumen penelitian meliputi RPP, lembar observasi guru,
lembar observasi siswa, laporan eksperimen dan tes evaluasi. Metode
pengumpulan data adalah wawancara, observasi, tes dan dokumentasi. Data
dianalisis secara statistik dengan rumus persentase, apabila 85% siswa tuntas
belajar siklus dihentikan.
Hasil penelitian ini menunjukan dengan adanya peningkatan hasil belajar
IPA pada siswa kelas III materi benda dan sifatnya. Terbukti dengan adanya
peningkatan hasil pra siklus sebelum dilakukan tindakan, siswa mencapai
ketuntasan hanya 42,85% dengan rata-rata pra siklus 65,57, sedangkan pada
siklus I mencapai 52,38% dengan rata-rata nilai 65,90, siklus II mencapai
71,42% dengan rata-rata 72,76, siklus III mencapai 85,71% dengan rata-rata
77,42. Pencapaian hasil belajar pada siklus terakhir menyatakan bahwa target
pencapaian indikator keberhasilan sudah memenuhi yaitu 85,71% dari total
keseluruhan siswa yang tuntas belajar dari target indikator keberhasilan 85%.
Penelitian tindakan kelas pada siswa kelas III MI tarbiyatul Islamiyah Noborejo
dinyatakan berhasil meningkatkan hasil belajar siswa untuk mencapai KKM
kelas 70.
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL ....................................................................................................... i
LEMBAR BERLOGO ................................................................................... ii
JUDUL ........................................................................................................... iii
NOTA PEMBIMBING .................................................................................. iv
PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... vi
MOTTO ......................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN .......................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................... ix
ABSTRAK ..................................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 8
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 8
D. Kegunaan Penelitian........................................................................... 8
E. Hipotesis Tindakan............................................................................. 10
F. Metode Penelitian............................................................................... 11
1. Rancangan Penelitian ................................................................... 11
2. Subjek Penelitian .......................................................................... 13
3. Langkah-langkah Penelitian ......................................................... 13
4. Instrumen Penelitian..................................................................... 15
5. Pengumpulan Data ....................................................................... 16
6. Analisis Data ................................................................................ 17
G. Sistematika Penulisan ........................................................................ 18
xiii
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka .................................................................................... 19
1. Materi IPA Benda danSifatnya .................................................... 19
2. Belajar .......................................................................................... 27
a. Pengertian Belajar .................................................................. 27
b. Prinsip Belajar ........................................................................ 29
c. Tujuan Belajar ........................................................................ 30
3. Hasil Belajar ................................................................................. 31
a. Pengertian Hasil Belajar ......................................................... 31
b. Macam-macam Hasil Belajar ................................................. 32
c. Faktor-faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar .................... 35
4. Hakikat IPA .................................................................................. 36
a. Pengertian IPA ....................................................................... 36
b. Tujuan IPA ............................................................................. 37
5. Metode Eksperimen ..................................................................... 38
a. Pengertian Metode Eksperimen .............................................. 38
b. Tujuan Metode Eksperimen ................................................... 39
c. Langkah-langkah Metode Eksperimen ................................... 39
d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen ................... 40
e. Kajian Pustaka ........................................................................ 41
f. Pelaksaan Penelitian ............................................................... 43
xiv
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Letak Geografis MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo ......................... 53
B. Gambaran Umum MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo....................... 53
1. Identitas Sekolah .......................................................................... 53
2. Visi dan Misi ................................................................................ 54
3. Struktur Organisasi ...................................................................... 54
4. Keadaan Guru............................................................................... 55
5. Keadaan Siswa ............................................................................. 56
6. Karakteristik Siswa ...................................................................... 56
7. Kolaborator Penelitian ................................................................. 57
8. Waktu Penelitian .......................................................................... 57
9. Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 58
10. Deskripsi Siklus I ......................................................................... 58
11. Deskripsi Siklus II ........................................................................ 65
12. Deskripsi Siklus III ...................................................................... 71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Paparan Siklus .................................................................... 74
1. Deskripsi Data Hasil Belajar Pra Siklus ...................................... 74
2. Deskripsi Data Siklus I ................................................................ 74
3. Deskripsi Data Siklus II ............................................................... 75
4. Deskripsi Data Siklus III .............................................................. 79
B. Pembahasan ........................................................................................ 81
xv
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 88
B. Saran ................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 90
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................. 92
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS ..................................................... 152
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Indentitas MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo ............................... 49
Tabel 3.2 Daftar Nama Guru MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo ................. 51
Tabel 3.3 Daftar Jumlah Siswa MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo .............. 52
Tabel 3.4 Daftar Nama Siswa Kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo . 52
Tabel 3.5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas............................. 54
Tabel 4.1 Daftar Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ........................................... 74
Tabel 4.2 Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus I................................................ 76
Tabel 4.3 Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus II .............................................. 78
Tabel 4.4 Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus III ............................................. 80
Tabel 4.5 Rekapitusi Hasil Belajar Siswa Siklus I- Siklus III ....................... 88
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Bagan Rancangan PTK .............................................................. 12
Gambar 2.1 Sifat Benda Padat ....................................................................... 20
Gambar 2.2Sifat Benda Cair .......................................................................... 21
Gambar2.3 Sifat Benda Gas ........................................................................... 22
Gambar 2.4 Es Batu ....................................................................................... 23
Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo . 51
Gambar 4.1 Grafik Pesentase Hasil Belajar Siklus I Siklus III ................... 83
Gambar 4.2 Grafik Hasil Belajar Siklus I ...................................................... 83
Gambar 4.3 Garfik Hasil Belajar Siklus II ..................................................... 84
Gambar 4.4 Garfik Hasil Belajar Siklus III ................................................... 84
Gambar 4.5 Grafik Persentase Hasil Belajar Siklus I Siklus III ................. 85
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Siklus I .............................................................................. 91
Lampiran 2 Lembar Observasi Guru Siklus I .............................................. 97
Lampiran 3 Lembar Observasi Siswa Siklus I ............................................. 98
Lampiran 4 Nilai Hasil Belajar Siklus I ....................................................... 99
Lampiran 5 Lembar Laporan Eksperimen Siklus I ...................................... 104
Lampiran 6 RPP Siklus II ............................................................................ 106
Lampiran 7 Lembar Observasi Guru Siklus II ............................................. 112
Lampiran 8 Lembar Observasi Siswa Siklus II............................................ 113
Lampiran 9 Nilai Hasil Belajar Siklus II...................................................... 114
Lampiran 10 Lembar Laporan Eksperimen Siklus II ..................................... 119
Lampiran 11 RPP Siklus III ........................................................................... 121
Lampiran 12 Lembar Observasi Guru Siklus III............................................ 127
Lampiran 13 Lembar Observasi Siswa Siklus III .......................................... 128
Lampiran 14 Nilai Hasil Belajar Siklus III .................................................... 129
Lampiran 15 Lembar Laporan Eksperimen SiklusIII .................................... 134
Lampiran 16 Dokumentasi Pembelajaran ...................................................... 136
Lampiran 17 Surat Ijin Melakukan Penelitian ............................................... 143
Lampiran 18 Surat Keterangan Melakukan Penelitian .................................. 144
Lampiran 19 Lembar Konsultasi .................................................................... 145
Lampiran 20 SKK .......................................................................................... 147
Lampiran 21 Daftar Riwayat Hidup ............................................................... 150
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah satu usaha yang bersifat sadar-tujuan, yang
dengan sistematik terarah pada perubahan tingkah laku menuju
kedewasaan siswa. Perubahan yang dimaksud itu menunjuk pada suatu
proses yang harus dilalui. Tanpa adanya proses pendidikan perubahan
tidak mungkin terjadi. Tanpa pendidikan tujuan tak dapat dicapai. Proses
yang dimaksud di sini adalah proses pendidikan atau proses edukatif.
Pendidikan berfungsi membimbing proses pelajaran di dalam kehidupan,
yakni membimbing memperkembangkan diri sesuai dengan tugas-tugas
perkembangan yang harus dijalankan oleh seorang pelajar. Tugas
perkembangan tersebut mencakup kebutuhan hidup baik sebagai individu
maupun sebagai anggota masyarakat. Hasil tinjauan secara luas akan jelas
nampak bahwa proses kedewasaan manusia yang hidup dan berkembang
adalah manusia yang selalu berubah dan perubahan itu merupakan hasil
belajar. Guru dibutuhkan, untuk memberikan bekal hidup yang berguna.
Guru harus memberikan secara edukatif. Jelasnya guru harus menciptakan
situasi yang interaktif dan edukatif (Surakhmad, 1986: 14).
Firman Allah Swt dalam Al-quran surat Al-Mujadalah ayat 11
Artinya: Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang
yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi
2
ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Pendidikan mempunyai bagian penting adalah kegiatan
pembelajaran.Pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas yaitu
belajar dan mengajar. Proses belajar mengajar tersebut, ada guru sebagai
pengajar dan siswa sebagai subjek belajar. Belajar menurut E.R
Hilgard(dalam Susanto 2013: 3) merupakan suatu perubahan kegiatan
reaksi terhadap lingkungan.Perubahan yang dimaksud mencakup
pengetahuan, kecakapan, tingkah laku, dan ini diperoleh melalui
pengalaman.
Surakhmad (1986: 23) berpendapat, seluruh manusia dari berbagai
kalangan mencari efisien kerja dengan menetapkan metode yang baik
untuk mencapai suatu tujuan.Sangat janggal, bahwa untuk waktu yang
sangat panjang, sekolah telah bertahan memakai satu jenis metode yang
dilaksanakan dengan sangat buruk.Untuk segala hal, anak dipaksa
mendengarkan ceramah guru, dan menanti giliran untuk diberi tugas.
Ilmu Pengetahuan Alam adalah salah satu mata pelajaran yang
menghendaki siswa untuk memiliki keterampilan proses yang
menekankan pada fakta dan pendekatan konsep. Keterampilan proses
dianggap sangat penting untuk pembelajaran IPA. Harlen (dalam Sapriyati
2011:4.2), mengemukakan alasan untuk itu yaitu; peranan keterampilan
proses sangat besar dalam pengembangan konsep-konsep ilmiah. Carin (
dalam Sapriyati 201: 4.4-4.5) menyampaikan pula alasan tentang
pentingnya keterampilan prosesdalam pembelajaran IPA berupa belajar
3
sepanjang hayat yang dapat digunakan untuk belajar berbagai macam ilmu
yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Seorang ahli sejarah Bullock (dalam Departemen Agama RI, 2002:
2),
menganggap IPA sebagai suatu kebudayaan orang modern. IPA
merupakan suatu proses terbuka sehingga imajinasi, hipotesis, kritik, dan
kontroversi berperan penting di dalamnya. IPA sebagai suatu studi yang
banyak berkaitan dengan manusia atau masyarakat, suatu studi yang
memerlukan imaginasi, perasaan, pengamatan, dan juga analisis.
Berdasarkan hasil wawancara pada hari Sabtu tanggal 6 Januari 2018
dengan guru kelas 3 MI Noborejo Kecamatan Argomulyo Salatiga (Abdul
Wahab) menurutnya dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran sudah
menggunakan berbagai metode yang pasti digunakan dalam pembelajaran
yaitu metode ceramah, metode pembelajaran aktif seperti metode
observasi, pengamatan lapangan. Hasil yang didapatkan dari pengggunaan
metode ceramah, siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran
mengakibatkan antusias siswa kurang. Penggunaan metode ceramah guru
lebih banyak menerangkan, sedangkan siswa hanya menyimak melalui
buku pegangan. Kondisi tersebut menyebabkan siswa merasa bosan,
ngantuk dalam mengikuti pelajaran. Hasil selanjutnya dari penggunaan
metode observasi dan pengamatan lapangan yaitu, metode tersebut cukup
membuat siswanya antusias dalam pengikuti pembelajaran dan mampu
membuat siswa mengerti apa yang dipelajarinya namun pemahaman siswa
4
terkait materi hanya sesaat saja. Pelajaran IPA materi Benda dan Sifatnya
hasilnya sudah cukup memuaskan, namun masih ada beberapa siswa yang
hasilnya itu masih belum memenuhi KKM. Nilai KKM matapelajaran IPA
di MI Noborejo adalah 70. Hal itu dapat dilihat dari data pra siklus yang
menyatakan bahwa dari jumlah 21 siswa terdapat 12 siswa yang belum
tuntas belajar dan 9 siswa dinyatakan sudah tuntas belajar sedangkan
target pencapaiannya 85% dari total keseluruhan siswa kelas III tuntas
belajar maka perlu dilakukan penelitian tindakan kelas menggunakan
metode yang tepat guna untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas
III.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka untuk menciptakan
pembelajaran yang bermakna dengan hasil belajar yang lebih memuaskan
adalah dengan mencoba menggunakan metode eksperimen dalam proses
pembelajarannya. Metode eksperimen akan memberi kesempatan pada
peserta didik agar dapat mengalami sendiri atau melakukan sendiri,
mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek,
keadaan atau proses sesuatu. Metode eksperimen juga dapat
menumbuhkan cara berfikir rasional dan ilmiah. Penggunaan metode
eksperimen yang memberikan pengalaman nyata bagi siswa dalam
pembelajaran IPA merupakan salah satu solusi yang diharapkan dapat
meningkatkan hasil pembelajaran IPA siswa.
5
Guru menerapkan metode positif untuk memotivasi siswa sehingga
siswa bersemangat untuk belajar, mau bekerja giat, mengikuti peraturan
(Majid, 2014: 306). Materi dalam pembelajaran IPA banyak sekali materi
yang harus melakukan percobaan. Metode yang cocok dalam
pembelajaran IPA hendaknya menggunakan metode yang dapat memberi
keterampilan proses dan pengalaman langsung dalam kegiatan
pembelajarannya dan tentunya tidak membosankan. Penggunaan metode
eksperimen menjadikan siswa turut berperan dalam proses
pembelajarannya. Penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran
IPA materi benda dan sifatnya, dapat memberi keterampilan proses dan
pengalaman langsung dalam proses pembelajarannya, selain itu siswa juga
berperan langsung dalam proses pembelajaran. Keterampilan proses
berperan langsung pada siswa untuk motivasi belajar. Motivasi siswa
dalam mengikuti pelajaran akan membuat siswa paham akan materi yang
mereka pelajari dan itu akan menjadikan hasil belajar siswa tersebut
menjadi optimal.
Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus
digunakan dalam kegiatan pembelajaran karena untuk mencapai tujuan
pembelajaran maupun dalam upaya membentuk kemampuan siswa
diperlukan adanya suatu metode atau cara mengajar yang efektif.
Penggunaan metode harus dapat menciptakan terjadinya interaksi antara
siswa dengan siswa maupun antara siswa dengan guru sehingga proses
pembelajaran dapat dilakukan secara maksimal. Oleh karena itu, dalam
6
memilih dan menerapkan metode mengajar guru harus mengutamakan
untuk melakukan tindakan bagaimana caranya membelajarkan siswa
supaya efektif dan maksimal dalam melakukan proses pembelajaran
sehingga memperoleh hasil belajar yang baik (Anitah, 2009: 5.4-5.5).
Penggunaan metode pembelajaran yang kurang membuat siswa
merasa bosan berakibat pada rendahnya motivasi belajar. Rendahnya
motivasi belajar siswa di kelas dapat mengakibatkan menurunnya hasil
belajar dan juga dapat mengarah pada masalah kedisplinan. Siswa yang
tidak tertarik pada apa yang mereka pelajari atau tidak melihat adanya
relevansi di dalamnya bisa menjadi gangguan di kelas karena adanya
perbedaan nilai dan tujuan antara siswa dan guru (Majid 2014: 305).
Siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dalam proses pembelajaran
tersebut kurang mendorong siswa untuk ikut serta berpartisipasi aktif
dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini guru perlu menerapkan
pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga
diperoleh hasil belajar yang optimal.
David (dalam Majid, 2014: 21), berpendapat cara untuk mencapai
sesuatu untuk melaksanakan suatu strategi, digunakan seperangkat metode
pengajaran tertentu. Dilihat dari pengertian tersebut maka metode
pengajaran menjadi salah satu unsur dalam strategi pembelajaran. Metode
digunakan oleh guru untuk menciptakan lingkungan belajar dan
mengkhususkan aktivitas guru dan siswa terlibat selama proses
pembelajaran berlangsung. Metode bisa digunakan melalui salah satu
7
strategi, tetapi tidak menutup kemungkinan beberapa metode berada
dalam strategi yang bervariasi, artinya penetapan metode dapat
divariasikan melalui strategi yang berbeda tergantung pada tujuan yang
akan dicapai dan konten proses yang akan dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran.
Guru hendaknya menerapkan metode yang dapat memotivasi siswa
sehingga siswa bersemangat untuk belajar, dan aktif dalam mengikuti
proses pembelajaran. Materi dalam pembelajaran IPA hendaknya
menggunakan metode yang dapat memberi keterampilan proses dan
pengalaman langsung dalam kegiatan pembelajarannya dan
menyenangkan. Penggunaan metode eksperimen menjadikan siswa turut
berperan langsung dalam proses pembelajaran. Penggunaan metode
eksperimen dalam pembelajaran IPA materi benda dan sifatnya, dapat
memberi keterampilan proses dan pengalaman langsung kepada siswa,
selain itu siswa juga berperan langsung dalam proses pembelajaran.
Keterampilan proses yang diberikan pada siswa untuk motivasi belajar.
Motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran akan membuat siswa paham
akan materi yang di pelajari dan itu akan menjadikan hasil belajar siswa
tersebut menjadi lebih baik.
Penelitian Tindakan Kekas (PTK) merupakan ragam penelitian
pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk
memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru,
memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran yang dihadapi oleh guru,
8
memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencobakan hal-hal baru
pembelajaran demi meningkatkan mutu dan hasil pembelajaran
(Sumadayo, 2013: 20).
Tujuan penelitian adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan
mutu pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas dengan
menerapkan metode eksperimen sehingga hasil belajar siswa kelas III
meningkat dengan baik terutama dalam pembelajaran IPA materi Bentuk
dan Sifatnya.
Berkenaan dengan hal ini, penulis memilih untuk mengadakan
penelitian yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III
Materi Benda dan Sifatnya Melalui Metode Eksperimen pada siswa kelas
III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota
Salatiga Tahun 2018.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah metode eksperimen dapat meningkatan hasil belajar IPA materi
Benda dan Sifatnya pada siswa kelas III MI Noborejo Tarbiyatul
Islamiyah Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga tahun 2018?
2. Apakah metode eksperimen dapat membantu siswa untuk mencapai
KKM kelas?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk:
9
1. Mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi Benda dan sifatnya
melalui penerapan metode eksperimen pada siswa kelas III MI Noborejo
Tarbiyatul Islamiyah Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga tahun 2018.
2. Mengetahui bahwa metode eksperimen dapat membantu siswa mencapai
KKM kelas.
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharap dapat memberi manfaat bagi beberapa
pihak, baik secara teoretis maupun praksis.
1. Kegunaan secara Teoretis
a. Hasil penelitian ini dapat menambah ilmu atau literatur tentang
pembelajaran IPA, khususnya mengenai pengaruh metode
eksperimen terhadap motivasi dan hasil di MI Tarbiyatul Islamiyah
Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga; dan
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan untuk kajian
lanjutan bagi peneliti lain khususnya pada pendidikan di MI.
2. Kegunaan secara Praksis
a. Bagi Guru
Bagi guru dapat menjadi salah satu metode alternatif dalam
melakukan kegiatan pembelajaran, khususnya dalam
pembelajaran IPA, sehingga metode eksperimen dapat diterapkan
untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
10
b. Bagi Sekolah
Bagi sekolah hasil penelitian diharapkan bermanfaat
sebagai bahan dokumentasi historis dan bahan pertimbangan
untuk mengambil langkah-langkah guna meningkatkan kualitas
pembelajaran di sekolah.
c. Bagi siswa
Bagi siswa dapat memberi pengalaman belajar khususnya
dalam pembelajaran IPA.
d. Bagi peneliti
Bagi peneliti hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi sarana untuk memperoleh pengalaman langsung dan
penelitian ini juga dapat meningkatkan kemampuan peneliti
dalam mengangkat suatu fenomena di sekolah.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis penelitian ini adalah jika metode eksperimen
diterapkan dengan baik diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
IPA materi benda dan sifatnya pada siswa kelas III MI Tarbiyatul
Islamiyah Noborejo tahun 2018.
2. Inditator Keberhasilan
Penerapan metode eksperimen ini dikatakan efektif apabila
indikator yang diharapkan tercapai. Indikator ketuntasan siswa adalah
sebagai berikut:
11
a. Secara Individu
Siswa dinyatakan berhasil apabila mencapai skor 70
pada materi Benda dan Sifatnya;
b. Secara Klasikal
Siklus akan berhenti apabila 85% dari total siswa dalam
satu kelas mendapat nilai 70.
F. Metode Penelitian
a. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Hakikat dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan
ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang
dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah
pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil
pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil
pembelajaran dan mencobakan hal-hal baru pembelajaran demi
meningkatkan mutu dan hasil pembelajaran (Sumadayo, 2013: 20).
Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian PTK adalah untuk
memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran yang dilakukan
oleh guru di dalam kelas dengan menerapkan metode eksperimen
sehingga hasil belajar siswa kelas III meningkat dengan baik terutama
dalam pembelajaran IPA materi benda dan sifatnya. Tindakan Kelas
yang digunakan adalah tindakan kolaboratif, dimana peneliti
bertindak sebagai pengamat.
12
Sukmadinata (dalam Sumadoyo 2013: 27) berpendapat
langkah-langkah penelitian tindakan menurut beberapa ahli, yaitu (a)
Stephen Kemmis (1990): pengamatan, perencanaan, tindakan
pertama, monitoring, refleksi, berpikir ulang, evaluasi; (b) Richard
Sagor : perumusan masalah, pengumpulan data, analisis data,
pelaporan hasil, dan perencanaan tindakan; (c) Ernest Stinger (1996):
mengamati, berpikir, dan bertindakmengemukakan prosedur langkah-
langkah pelaksanaan PTK terdiri atas empat tahap, yaitu (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi (kemmis
dan McTaggart dalam Kasbolah, 1998: 14; Depdikbud, 1999: 6-8;
Wiriatmaja, 2006: 666-67). Keempat tahapan tersebut merupakan
proses siklus atau spiral.
Tahapan tersebut dapat ditampilkan pada Gambar 1.1
Gambar 1.1. Bagan Rancangan PTK
Sumber: Sumini, 2010:12
(diadaptasi dari Kasihani Kasbolah 1998)
13
b. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III MI Tarbiyatul
Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga pada mata
pelajaran IPA materi bentuk dan sifatnnya. Jumlah siswa kelas III ada
21 siswa meliputi 8 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan dengan
kolabolator dengan guru kelas III yaitu bapak Abdul Wahab S. Ag.
c. Langkah-Langkah Penelitian
Sumini (2010: 6) dalam penyusunan desain dan prosedur
penelitian tindakan kelas perlu dirumuskan terlebih dahulu
rencana berdasarkan informasi yang lebih lengkap dan lebih kritis.
Ada empat aspek pokok dalam penelitian tindakan kelas yang harus
diperhatikan yaitu penyusunan program, tindakan, observasi dan
refleksi, selanjutnya akan diuraikan sebagai berikut.
1. Penyusunan Program atau Perencanaan
Rencana penelitian tindakan merupakan tindakan yang
tersusun dan dari segi definisi harus prospektif pada tindakan.
Tindakan yang telah direncanakan harus disampaikan dengan
dua pengertian. Pertama, tindakan harus mempertimbangkan
resiko yang ada dalam perubahan sosial di kelas dan mengakui
kendala nyata baik yang bersifat material maupun psikologis.
Kedua, tindakan yang akan dilaksanakan hendaknya dipilih
karena memungkinkan peserta didik untuk bertindak secara
lebih efektif dalam berbagai keadaan, secara lebih bijaksana dan
14
hati-hati (Suwarsih Madya, 1994). Tahapan perencanaan ini
terdiri dari:
a. Guru dibantu peneliti membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran menggunakan metode eksperimen;
b. Guru dibantu peneliti menyiapkan sarana pendukung yang
diperlukan saat proses pembelajaran berlangsung.
c. Guru dibantu peneliti merencanaan tindakan pembelajaran
menggunakan metode eksperimen; dan
d. Guru melakukan evaluasi terhadap pembelajaran
menggunakan metode eksperimen.
2. Tindakan atau Pelaksanaan
Tindakan yang dimaksud adalah tindakan yang
dilakukan secara sadar dan terkendali yang merupakan variasi
praktek yang cermat dan bijaksana.Tindakandituntun oleh
perencanaan dalam arti bahwa rencana hendaknya mengacu
dalam hal dasar pemikirannya, namun demikian perlu diingat
bahwa tindakan itu tidak secara mutlak dikendalikan oleh
rencana. Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini akan
diterapkan metode eksperimen sebagai alat bantu dalam
menyampaikan materi.
3. Observasi atau Pengamatan
Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan
pengaruh tindakan terkait.Peneliti tindakan kelas harus
15
mengamati proses tindakannya, pengaruh tindakannya baik
yang disengaja atau tidak disengaja, keadaan dan kendala
tindakan, cara keadaan dan kendala tersebut menghambat atau
mempermudah tindakan yang telah direncanakan dan
pengaruhnya serta persoalan-persoalan lain yang muncul.
4. Refleksi
Refleksi merupakan proses mengingat dan merenungkan
kembali suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam
observasi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah,
persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategi.
Refleksi mempertimbangkan ragam perspektif yang mungkin
ada dalam situasi sosial, dan memahami persoalan dan
keadaan tempat timbulnya persolan itu. Refleksi biasanya
dibantu dengan diskusi di antara peserta. Melalui diskusi,
refleksi kelompok sampai pada rekonstruksi makna dan
memberikan dasar perbaikan rencana. Refleksi memiliki aspek
evaluatif.
d. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data atau informasi yang diinginkan atau dibutuhkan
oleh peneliti (Andriani, 2012: 5.6). Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
16
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menggunakan
metode eksperimen;
2. Lembar tes evaluasi mata pelajaran IPA materi bentuk dan sifatnya;
3. Lembar observasi guru saat menerapkan metode eksperimen dalam
proses pembelajaran; dan
4. Lembar observasi siswa pada saat proses pembelajaran
menggunakan metode eksperimen.
e. Pengumpulan Data
Data merupakan informasi-informasi tentang objek
penelitian.Data digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang
telah dirumuskan dan menguji hipotesis. Pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan metode, wawancara, observasi, tes, dan
dokumentasi, uraiannya adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila
ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam
dan jumlah respondennya kecil atau sedikit.
2. Observasi
Observasi digunakan untuk menjaring informasi yang
berhubungan dengan kegiatan siswa selama proses
pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen.
17
3. Tes
Tes digunakan untuk menilai kemampuan siswa yang
mencakup pengetahuan dan keterampilan sebagai hasil kegiatan
belajar mengajar (Djamarah, 2010: 218). Tes digunakan dalam
penelitian ini mengetahui hasil belajar siswa kelas III MI
Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota
Salatiga mata pelajaran IPA materi benda dan sifatnya pada saat
pelaksanaan proses belajar mengajar dilakukan.
4. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian digunakan sebagai alat
untuk mengidentifikasi kecenderungan dalam penelitian dan
praktek mengenai suatu fenomena dalam suatu bidang
(Andriani 2012: 5.4). Dokumentasi merupakan alat untuk
mengumpulkan data. Dokumentasi digunakan untuk memotret
kegiatan yang berlangsung saat pembelajaran dan untuk
mendapatkan gambaran tentang MI Tarbiyatul Islamiyah
Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga.
f. Analisis Data
Analisis data adalah analisis data yang telah terkumpul
digunakan mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam
penelitian untuk perbaikan belajar siswa. Analisis data dilakukan
dalam setiap siklusnya dengan cara memberikan soal tes formatif
pada setiap akhir pelaksanaan pembelajaran. Data yang terkumpul
18
dianalisis persiklus untuk mengetahui peningkatan hasil belajar yang
dicapai siswa.Hal ini untuk membuntuhkan hipotesis tindakan maka
hasil penelitian dianalisis menggunakan statistik untuk menghitung
ketuntasan klasikal. Apabila hasil belajar siswa secara klasikal
mencapai 85% maka siklus dihentikan.
X 100%
(Dariyanto 2011:192)
G. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan. Bab ini memuat tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,
hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, rancangan penelitian,
metode penelitian, rancangan penelitian, langkah-langkah penelitian,
instrumen penelitian, pengumpulan data, analisis data dan sistematika
penulisan .
BAB II Landasan Teori. Bab ini memuat tentang kajian teori, kajian
pustaka, pelaksanaan penelitian, dan KKM.
BAB III Pelaksanaan Penelitian. Bab ini memuat tentang deskripsi
pelaksanaan siklus I (perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi),
deskripsi pelaksanaan siklus II dan deskripsi pelaksaan siklus III.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini memuat
deskripsi per siklus (data hasil penelitian dan refleksi) dan pembahasan.
BAB V Penutup. Bab ini memuat kesimpulan dan saran.
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Materi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Benda dan Sifatnya
Materi IPA Bentuk dan sifatnya merupakan salah satu yang
terdapat di kelas III Madrasah Ibtidaiyah, uraian materi tentang
bentuk dan sifatnya adalah sebagai berikut sifat benda berdasarkan
wujudnya, perubahan sifat benda, dan kegunaan dari benda.
a. Sifat Benda Berdasarkan Wujudnya
Sifat batu adalah mempunyai bentuk dan ukuran yang
tetap. Benda dengan sifat seperti ini disebut sebagai benda padat.
Sedangkan air memiliki sifat bentuknya mengikuti wadahnya,
ukurannya tetap. Bentuk air akan selalu mengikuti tempat di
mana ia berada. Benda dengan sifat seperti ini disebut sebagai
benda cair.
Setiap detik kita melakukan kegiatan bernapas. Tanpa
bernapas manusia akan mati. Bernapas adalah menghirup udara
dan mengambil oksigen yang ada di udara dan menghembuskan
karbon dioksida (CO2) ke udara. Udara, oksigen, dan karbon
dioksida tidak bisa dilihat. Berbeda dengan batu dan air yang bisa
dilihat. Benda dengan sifat seperti udara, oksigen, dan karbon
dioksida disebut sebagai benda gas. Sifat gas adalah mempunyai
bentuk dan ukuran yang berubah-ubah (Wiyanto, 2010: 52).
20
Wiyanto (2010: 53-55) sifat benda berdasarkan wujudnya
dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok yaitu:
1) Sifat Benda Padat
Di sekitar lingkungan rumah maupun sekolah terdapat
benda padat. Benda padat ada yang berbentuk keras, seperti
batu, dan ada yang lunak, seperti daging. Benda padat dapat
dipegang sehingga dapat diketahui sifat keras dan lunaknya.
Benda padat mempunyai sifat ukuran dan bentuknya tetap
atau tidak berubah. Ambil contoh penggaris dan penghapus.
Penggaris dan penghapus merupakan benda keras sehingga
apabila diletakkan di mana saja, bentuk penggaris dan
penghapus tidak akan berubah.
Bentuk benda padat dapat diubah. Piring yang jatuh
berserakan, kertas sobek, plastisin, dan kacang tanah yang
dihancurkan. Berikut adalah Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Benda Padat
(Sumer: Purwanti 2010: 59 )
21
2) Sifat Benda Cair
Sifat benda cair seperti air adalah contoh dari benda
cair. Sifat benda cair, menekan kesegala arah, benda cair itu
menempati ruang atau mengikuti bentuk wadahnya. Benda
cair mengalir dari tempat yang tinggi ketempat yang rendah.
Bentuk permukaan benda cair tenang selalu datar, itu terlihat
pada wadah yang tembus pandang. Benda cair juga meresap
melalui celah-celah kecil. Contoh benda cair; air, dan
minyak. Berikut adalah Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Sifat benda cair
(Sumber: Purwanti 2010: 61)
3) Sifat Benda Gas
Sifat benda gas seperti udara adalah contoh gas. Udara
tidak dapat dilihat, tetapi bisa dirasakan. Apabila kamu
berdiri di tanah lapang, kamu akan merasakan udara menerpa
tubuhmu. Angin adalah udara yang bergerak. Contoh lain
tentang keberadaan udara adalah pada balon yang ditiup.
Balon yang ditiup akan menggelembung dan menjadi besar.
Hal ini karena balon tersebut berisi udara yang kita tiupkan.
22
Semakin kencang kita meniup, maka semakin besar balon
tersebut menggelembung. Seluruh bagian balon tersebut
penuh berisi udara. Hal ini karena sifat udara adalah
memenuhi ruangan. Bentuk dan ukuran udara berubah sesuai
dengan tempat yang diwadahinya dapat dilihat pada Gambar
2.3 di bawah ini.
Gambar 2.3. Benda gas yang menempati segala ruang
(Sumber: Purwanti 2010: 63)
b. Perubahan Sifat Benda
Purwanti (2010: 64) berpendapat, perubahan sifat benda
dibagi menjadi beberapa, yaitu perubahan sifat benda di tempat
terbuka, perubahan benda karena dipanaskan, perubahan sifat
benda karena dibakar, uraiannya sebagai berikut:
1) Perubahan Sifat Benda di Tempat Terbuka
Es batu dipakai untuk mendinginkan minuman. Es
batu ada yang berbentuk balok, ukurannya ada yang besar
dan kecil. Meski demikian es batu memiliki sifat khas. Sifat
tersebut antara lain berupa benda padat. Bentuknya seperti
23
batu. Jika diletakkan ditempat terbuka es batu akan mencair.
Selain es batu ada juga es krim, meskipun sama-sama es,
namun bentuknya berbeda. Es batu memiliki bentuk padatan
yang lebih keras dibanding es krim. Padatan es krim jauh
lebih lunak menyerupai krim. Jika ditempatkan di tempat
terbuka maka es krim akan mencair. Es krim ukuran sama
lebih cepat mencair dibandingkan es batu. Perubahan sifat
benda pada es batu dan ice cream disebut dengan mencair
yaitu perubahan benda padat menjadi cair. Berikut adalah
Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Es Batu
(Sumber: Purwanti 2010: 65)
Agar-agar juga mengalami perubahan apabila
ditempatkan ditempat terbuka, agar-agar yang masih panas
atau setelah dimasak apabila dibiarkan di tempat terbuka
akan berubah. Perubahan yang dapat diamati yaitu
perubahan bentuk. Agar-agar panas berupa cairan, setelah
dingin berubah menjadi lebih keras. Bentuk agar-agar sesuai
24
dengan wadahnya. Perubahan pada agar-agar ini disebut
dengan membeku yaitu perubahan benda cair menjadi padat.
Perubahan yang terjadi pada agar-agar, juga terjadi
pada kapur barus. Kapur barus dapat digunakan untuk
mengusir kecoak. Kecoak dapat merusak pakaian. Di
samping itu kapur barus dapat mengharumkan baju. Kapur
barus ada berbagai bentuk dan warna. Ada yang berbentuk
kotak, ada yang bulat, dan sebagainya. Mula-mula kapur
barus berbentuk padat. Kapur barus jika dibiarkan saja, lama
kelamaan akan habis. Perubahan yang tejadi pada kapur
barus disebut dengan menyublim yaitu perubahan sifat benda
padat menjadi gas.
2) Perubahan Sifat Benda karena Dipanaskan
Benda dapat mengalami perubahan apabila dipanaskan.
Contohnya tampak pada air. Air adalah benda cair. Benda
cair mudah berubah sesuai wadahnya. Bila dipanaskan terus-
menerus maka akan menguap. Air akan menguap menjadi
gas.
3) Perubahan Sifat Benda karena Dibakar
Perubahan sifat benda karena dibakar contohnya
adalah daun yang sebelumnya berwarna hijau, kertas yang
sebelumnya berwarna putih, kain yang mungkin berwarna
kuning, setelah dibakar akan berubah berwarna hitam. Hal
25
ini membuktikan bahwa benda apabila dibakar akan
mengalami perubahan sifat, yaitu perubahan pada warna,
bentuk, dan ukurannya. Di samping berubah warna, daun,
plastik, dan kertas yang tadi dibakar juga akan mengecil
bentuknya. Bahkan untuk beberapa benda, apabila dibakar
wujudnya seolah-olah menjadi hilang, seperti minyak tanah
dan bensin. Sebenarnya minyak dan bensin tersebut tidak
hilang, tetapi mengalami perubahan wujud, yaitu dari
benda cair menjadi benda gas.
c. Kegunaan Berbagai Benda
Wiyanto (2010: 60) berpendapat manusia membutuhkan
berbagai jenis benda untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Untuk itu kita perlu mempelajari berbagai benda dan
kegunaannya. Pengetahuan akan fungsi benda akan membuat
kita bisa menggunakan benda tersebut dengan benar. Berikut
adalah penjelasan kegunaan dari bebagai benda:
1) Kegunaan benda dari plastik
Banyak sekali benda yang terbuat dari plastik. Benda
yang terbuat dari plastik biasanya berharga lebih murah dan
tahan lama. Contohnya adalah piring plastik, dibandingkan
dengan piring dari kaca, piring plastik berharga lebih
murah dan lebih awet. Benda yang terbuat dari plastik
Apabila terjatuh atau terbanting, piring plastik tidak mudah
26
pecah. Benda terbuat dari plastik lain yang sering
dibutuhkan manusia adalah ember, gayung, sikat gigi, dan
lain sebagainya. Benda plastik yang sering digunakan di
dapur antara lain kursi kecil, tempat bumbu, tempat gelas,
piring, sendok, dan tutup saji. Tutup saji digunakan untuk
menutupi makanan agar terhindar dari lalat atau dimakan
kucing.
2) Kegunaan benda dari kayu
Sejak zaman dahulu, kayu banyak digunakan untuk
membuat berbagai benda. Kayu mudah diperoleh karena
diambil langsung dari alam. Kayu hanya melalui proses
sederhana sebelum dapat digunakan. Bukan di ruang kelas,
di rumahmu juga banyak perabotan yang terbuat dari kayu,
seperti lemari pakaian, tempat tidur, meja, dan kursi.
3) Keguanaan benda dari kaca
Kaca memiliki kelebihan dibandingkan plastik atau
kayu. Kaca memiliki sifat tembus pandang sehingga benda
yang di belakangnya dapat dilihat. Kaca juga mudah
dibersihkan karena permukaannya licin. Akan tetapi kaca
juga memiliki kelemahan, yaitu mudah pecah. Hampir
semua rumah memiliki bagian yang terbuat dari kaca.
Jendela yang terbuat dari kaca membuat ruangan menjadi
terang di siang hari.
27
4) Kegunaan benda dari kertas
Kertas semakin lama menjadi semakin penting bagi
kehidupan manusia. Hampir dalam setiap aktivitas kita
selalu bersinggungan dengan kertas. Lihat saja benda yang
ada di atas meja sekolah atau di dalam tas sekolahmu. Pasti
ada benda yang terbuat dari kertas, seperti buku, dan
majalah. Benda yang terbuat dari kertas juga bisa
digunakan sebagai tempat makanan atau barang contoh
kertas minyak untuk membungkus nasi, dan kardus yang
sering digunakan untuk menyimpan barang.
2. Belajar
a. Pengertian Belajar
Gagne (dalam Susanto, 2013: 1) berpendapat belajar dapat
didefinisikan sebagai suatu proses di mana seseorang berubah
perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Belajar dimaknai
sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, keterampilan dan tingkah laku. Belajar sebagai
suatu proses upaya memperoleh pengetahuan atau keterampilan
melalui instruksi.
Gegne dalam teorinya yang disebut The domains of
learning, menyimpulkan bahwa segala sesuatu yang dipelajari
oleh manusia dibagi menjadi lima kategori yaitu, keterampilan
28
motorik, informasi verbal, kemampuan intelektual, uraiannya
adalah sebagai berikut:
1) Keterampilan Motorik
Keterampilan yang memperlihatkan dari berbagai
gerakan badan. Misal menulis, menendang bola, bertepuk
tangan, berlari dan loncat;
2) Informasi Verbal
Informasi verbal sangat dipengaruhi oleh kemampuan
otak atau inteligensi seseorang. Misalnya, sesorang dapat
memahami sesuatu dengan berbicara, menulis, menggambar,
berupa simbol yang tampak;
3) Kemampuan Intelektual
Selain menggunakan simbol verbal, manusia juga
mampu melakukan interaksi dengan dunia luar melalui
kemampuan intelektualnya. Misalnya mampu membedakan
warna bentuk dan ukuran;
4) Strategi Kognitif
Gagne (dalam Susanto, 2013: 2) menyebut sebagai
organisasi keterampilan (Internal Organized skill), yang
sangat diperlukan untuk belajar mengingat dan berpikir.
Kemampuan kognitif ini lebih ditunjukan ke dunia luar, dan
tidak dapat dipelajari dengan sekali saja memerlukan
perbaikan dan latihan terus-menerus yang serius; dan
29
5) Sikap (attitude)
Sikap merupakan faktor penting dalam belajar, karena
tanpa kemampuan ini belajar tidak akan berhasil dengan
baik. Sikap seseorang dalam belajar akan sangat
mempengaruhi hasil yang diperoleh dari belajar tersebut.
Sikap tergantung pada pendirian, kepribadian, dan
keyakinannya, tidak dapat dipelajari atau dipaksakan, tetapi
perlu kesadaran diri yang penuh.
b. Prinsip Belajar
Suprijono (2011: 4) menyebutkan prinsip belajar adalah
perubahan tingkah laku, belajar merupakan proses, dan belajar
merupakan bentuk pengalaman:
1) Prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku
sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri:
a) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu
perubahan yang disadari;
b) Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku yang
lainnya;
c) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup;
d) Positif;
e) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan
dilakukan;
f) Permanen atau tetap;
30
g) Bertujuan dan terarah; dan
h) Mencakup seluruh potensi kemanusiaan.
2) Belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong
kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses
sistemik yang dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar
merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen
belajar; dan
3) Belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada
dasarnya adalah hasil dari interaksi antara siswa dengan
lingkungannya.
c. Tujuan Belajar
Susanto (2013:5) berpendapat tujuan belajar sebenarnya
sangat banyak dan bervariasi. Tujuan belajar yang eksplisit
diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional, lazim
dinamakan instructional effects, yang biasa berbentuk
pengetahuan dan keterampilan. Tujuan belajar sebagai hasil yang
menyertai tujuan belajar intruksional lazim disebut nurturant
effects. Bentuknya berupa, kemampuan berpikir kritis dan kreatif,
sikap terbuka dan demokratis, menerima orang lain, dan
sebagainya. Tujuan ini merupakan konsekuensi logis dari siswa
menghidupi (live in) suatu sistem lingkungan belajar tertentu.
31
3. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Suprijono (2011: 5) berpendapat hasil belajar merupakan
pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-
sikap, apresiasi, dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne,
hasil belajar berupa:
1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan
pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis;
2) Kemampuan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep dan lambang. Kemampuan intelektual merupakan
kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas;
3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan
mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini
meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan
masalah;
4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan
serangkaian gerak jasmani; dan
5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek.
Bloom (dalam Suprijono 2011: 6) hasil belajar mencakup
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Sementara
menurut Lindgren (dalam Suprijono 2011: 6) hasil pembelajaran
meliputi kecakapan, informasi, pengertian dan sikap.
32
Dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar adalah perubahan
perilaku secara keseleruhan bukan hanya satu aspek potensi
kemanusian saja.
b. Macam-macam Hasil Belajar
Hasil belajar (Susanto, 2013: 6-11) meliputi pemahaman
konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek
psikomotorik), dan siakp siswa (aspek afektif).
1) Pemahaman Konsep
Pemahaman menurut Bloom (dalam Susanto 2013: 6)
diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari
materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut
Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima,
menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh
guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat
memahami serta mengerti apa yang siswa baca, yang
dilihat, yang dirasakan berupa hasil penelitian atau
observasi langsung yang siswa lakukan.
Menurut Carin dan Sand (dalam Susanto, 2013: 6)
pemahaman dapat dikategorikan ke dalam beberapa aspek,
dengan kriteri sebagai berikut:
a) Pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan
dan menginterprestasikan sesuatu, artinya seseorang
yang telah memahami sesuatu akan mampu
33
menerangkan atau menjelaskan kembali apa yang telah
diterima;
b) Pemahaman bukan sekedar mengetahui, yang biasanya
hanya sebatas mengingat kembali pengalaman dan
memproduksi apa yang telah dipelajari; dan
c) Pemahaman lebih dari sekadar pengetahuan, karena
pemahaman melibatkan proses metal dan dinamis,
dengan memahami siswa akan mampu memberi uraian
dan penjelasan yang lebih kreatif tidak hanya memberi
gambaran dalam suatu contoh saja namun mampu
memberi gambaran yang lebih luas.
2) Keterampilan Proses
Usman dan Setyawati (1993: 77) mengemukakan
bahwa keterampilan proses merupakan keterampilan yang
mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik,
dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan
yang lebih tinggi dalam diri siswa. Keterampilan berarti
kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan
secara efektif dan efesien untuk mecapai suatu hasil
tertentu.
Indrawati (1993: 3) merumuskan bahwa keterampilan
proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang
terarahbaik kognitif atau psikomotik yang dapat digunakan
34
untuk menemukan suatu konsep untuk mengembangkan
konsep yang sudah ada sebelumnya.
3) Sikap
Lange dalam (Azwar 1998: 3) berpendapat sikap
tidak hanya merupakan aspek mental semata, melainkan
mencakup pula aspek respons fisik. Sikap ini harus ada
kekompakan antara mental dan fisik. Jika mental saja yang
muncul, maka belum tampak secara jelas sikap seorang
yang ditunjukan. Azwar mengungkapkan tentang struktur
sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang,
yaitu:
a) Komponen kognitif, merupakan representatif apa yang
dipercayai oleh individu;
b) Komponen afektif, perasaan yang menyangkut
emosional; dan
c) Komponen konatif, merupakan aspek kecenderungan
berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki
seseorang.
Sardiman (1996: 275) berpendapat sikap merupakan
kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara,
metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya
baik berupa individu-individu maupun obejek-objek
35
tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau
tindakan seseorang.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Teori Gestalt (dalam Susanto 2013: 12), belajar merupakan
suatu proses perkembangan, artinya bahwa secara kodrati jiwa
raga anak mengalami perkembangan. Perkembangan sendiri
memerlukan sesuata baik yang berasal dari diri sendiri maupun
pengaruh dari lingkungannya. Berdasarkan teori ini hasil belajar
siswa dipengaruhi oleh dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungan.
Pendapat yang senada dikemukakan oleh Walisman (2007:
158), hasil belajar yang dicapai oleh siswa merupakan hasil
interaksi antara berbagai faktor yang memengaruhi, baik faktor
internal maupun eksternal. Faktor internal dan eksternal sebagai
berikut:
1) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari
dalam diri siswa, yang memengaruhi kemampuan belajarnya.
Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian,
motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta
kondisi fisik, dan kesehatan; dan
2) Faktor eksternal;
Faktor yang berasal dari luar siswa yang
mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu keluarga, sekolah,
36
dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa.
Wasliman (dalam Susanto, 2013:12) bahwa sekolah
merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan hasil belajar
siswa. Semakin tinggi kemampuan belajar siswa dan kualitas
pengajaran di sekolah, maka semakin tinggi pula hasil belajar
siswa.
4. Hakikat IPA
a. Pengertian IPA
IPA merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan
dikembangkan berdasarkan percobaan induktif namun pada
perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan
dikembangkan melalui teori deduktif. Ada dua hal berkaitan yang
tidak terpisahkan dengan IPA, yaitu IPA sebagai produk,
pengetahuan yang berupa pengetahuan faktual, konseptual dan
metakognitif, dan IPA sebagai proses, yaitu kerja ilmiah.
Definisi IPA menurut Subiyanto (dalam Wisudawati, 2013:
23) yaitu:
1) Suatu cabang pengetahuan yang menyangkut fakta-fakta
yang tersusun secara sistematis dan menunjukan berlakunya
hukum-hukum umum;
2) Pengetahuan yang didapat dengan jalan studi dan praktik; dan
37
3) Suatu cabang ilmu yang bersangkut paut dengan observasi
dan klasifikasi fakta-fakta, terutama dengan disusunnya
hukum umum dengan induksi dan hipotesis.
b. Tujuan pembelajaran IPA
Tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar menurut Badan
Standar Nasional Pendidikan (Susanto, 2013: 171-172),
dimaksudkan untuk:
1) Siswa memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan
Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan
keteraturan alam ciptaannya;
2) Siswa mengembangkan pengetahuan dan pemahaman
konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari;
3) Siswa mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan
kesadaran tentang adanya hubungan yang saling
memengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan
masyarakat;
4) Siswa mengembangkan keterampilan proses untuk
menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan
membuat keputusan;
5) Siswa meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam
memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam;
38
6) Siswa meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan
segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; dan
7) Siswa memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan
keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan
pendidikan ke SMP.
5. Metode Eksperimen
a. Pengertian Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah metode pembelajaran yang
memungkin siswa melakukan percobaan untuk membuktikan
siswa melakukan percobaan untuk membuktikan sendiri suatu
pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari (Sutikno, 2014: 51).
Asmani (2014: 34) berpendapat, metode eksperimen
adalah metode pemberian kesempatan kepada siswa, baik
perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu
proses atau percobaan. Penggunaan metode eksperimen ini,
siswa diharapkan dapat sepenuhnya terlibat dalam perencanaan
eksperimen, melakukan eksperimen, menemukan fakta,
mengumpulkan data, mengendalikan variabel.
Sapriati (2011: 3.13) berpendapat metode eksperimen
adalah metode yang banyak digunakan dalam pelajaran IPA.
Eksperimen yang dilakukan tidak selalu harus dilaksanakan di
dalam laboratorium dapat dilakukan di alam sekitar maupun
39
diruang kelas. Kegiatan eksperimen ini haruslah didahului
dengan adanya masalah yang berupa pertanyaan.
b. Tujuan eksperimen
Wisudawati (2014: 157) berpendapat metode eksperimen
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa
dalam menemukan dan memahami suatu konsep atau teori IPA
yang sedang dipelajari. Kemampuan berpikir siswa dimulai
dengan adanya pertanyaan, apa, mengapa, dan bagaimana pada
suatu fenomena alam yang terjadi. Pertanyaan tersebut akan
mendorong siswa untuk mencari jawaban.
c. Langkah-langkah dalam Metode Eksperimen
Wisudawati (2014: 156) langkah-langkah pelaksanaan
metode eksperimen dalam pembelajaran IPA dapat
dilaksanakan di laboratorium atau kelas dan di alam sekitar,
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menentukan tujuan pembelajaran IPA yang akan dicapai;
2) Menentukan tempat untuk melakukan eksperimen;
3) Tempat yang akan digunakan harus cukup untuk semua
siswa;
4) Menyediakan alat dan bahan yang digunakan untuk
eksperimen;
5) Bahan dan alat yang digunakan harus cukup untuk siswa; dan
6) Menetukan waktu eksperimen.
40
d. Kelebihan Metode Eksperimen
Asmani (2014: 34) kelebihan dari metode eksperimen
adalah sebagai berikut:
1) siswa dapat aktif dalam pembelajaran dan lebih percaya atas
kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri
dari pada hanya menerima dari guru;
2) siswa dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi
eksplorasi tentang ilmu atau teknologi; dan
3) akan terbina manusia dengan terobosan-terobosan baru
dengan penemuan sebagai hasil percobaannya.
e. Kekurangan Metode Eksperimen
Hamid (2014:213) berpendapat kekurangan dalam metode
ekperimen yaitu:
1) Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap siswa
mendapat kesempatan untuk mengadakan eksperimen;
2) Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, ia
harus menanti untuk dapat melanjutkan pelajaran; dan
3) Kurangnya persiapan dan pengalaman siswa akan
menimbulkan kesulitan di dalam melakukan eksperimen.
6. Kajian Pustaka
Penelitian yang dilakukan oleh Hanung, 2012. Judul penelitian
tentang Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Metode
Eksperimen Pada Siswa Kelas IV SD N III Tawang Rejo Jatipurno
41
Wonogiri Tahun 2011/2012. Penelitian ini bertujuan untuk
mendiskripsikan peningkatan hasil belajar IPA menggunakan
metode eksperimen. Jenis penelitian iniadalah PTK (Penelitian
Tindakan Kelas). Lokasi penilitian ini di SD Negeri III Tawangrejo
Kecamatan Jatipurno Kabupaten Wonogiri. Subyek penerima
tindakan adalah siswa kelas IV SD N III Tawangrejo yang
berjumlah 20 siswa, terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 12 siswa
perempuan, dan subjek pelaksanaan tindakan adalah peneliti.
Metode pengumpulan data adalah tes, dokumentasi, observasi
dan wawancara. Teknik analisis data dilakukan secara analisis
interaktif dengan langkahlangkah: reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah adanya
peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada
materi gaya pada siklus I dan energi pada siklus II. Hal ini dapat
dilihat dari peningkatan persentase hasil belajar siswa dari prasiklus
sampai siklus dua. Sebelum dilaksanakan tindakan terdapat 35%
siswa yang mencapai KKM dan pada akhir siklus II mencapai 85%
siswa yang mencapai KKM. Dengan demikian terjadi peningkatan
hasil belajar IPA dengan penerapan metode eksperimen dari siklus I
ke siklus II. Kesimpulan penelitian ini adalah dengan menerapakan
metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa
kelas IV SD Negeri III Tawangrejo Kecamatan Jatipurno
Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012.
42
Penelitian yang dilakukan oleh Masrianih, 2014. Judul
penelitian tentang Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui
Metode Eksperimen Pada Materi Perubahan Wujud Benda Dalam
Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN Lenju Penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas. Penelitian terdiri beberapa aspek tindakan
dan pengamatan utama yaitu peningkatan hasil belajar siswa
dengan menggunakan metode eksperimen. Bagaimana penggunaan
metode eksperimen dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang
Konsep Perubahan Wujud Benda di kelas V SDN Lenju. Penelitian
dilaksanakan di SDN Lenju, melibatkan 41 orang siswa terdiri atas
21 orang laki-laki dan 20 orang perempuan yang terdaftar pada
tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan dua kali
pertemuan dan setiap siklus terdiri empat tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pada tindakan siklus I diperoleh siswa yang tuntas sebanyak
15 orang dengan ketuntasan belajar 36,5%, daya serap klasikal
mencapai 40% dan hasil observas guru mencapai 70%, aktivitas
siswa 60%. Pada tindakan siklus II diperoleh siswa yang tuntas
sebanyak 26 orang dengan ketuntasan belajar 63,4%, daya serap
klasikal 60% dan observasi aktivitas guru mencapai 87,5%,
observasi siswa mencapai 73,3%. Pada siklus III diperoleh siswa
yang tuntas sebanyak 36 orang dengan ketuntasan belajar 87,8%
daya serap klasikal 91,3% dan observasi aktivitas guru 95%,
43
sedangkan observasi siswa mencapai 91,1%. Hal ini berarti
pembelajaran pada siklus III telah memenuhi indikator keberhasilan
dengan nilai ketuntasan belajar klasikal minimal 85%. Berdasarkan
nilai rata-rata daya serap klasikal dan ketuntasan belajar klasikal
pada kegiatan pembelajaran siklus III, maka dapat disimpulkan
bahwa perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode
eksperimen dapat meningkatkan hasil pemahaman siswa kelas V
pada materi konsep perubahan wujud benda di SDN Lenju.
7. Pelaksanaan Penelitian
Empat aspek pokok dalam penelitian tindakan kelas
yang harus diperhatikan meliputi penyusunan program, tindakan,
observasi dan refleksi, selanjutnya akan diuraikan sebagai berikut:
a. Penyusunan program
Rencana penelitian tindakan merupakan tindakan yang
tersusun dan dari segi definisi harus prospektif pada
tindakan. Rencana itu harus memandang ke depan. Rencana
itu harus mengakui bahwa semua tindakan sosial dalam
batas tertentu tidak dapat diramalkan, dan oleh sebab itu agak
mengandung resiko. Rencana harus bersifat fleksibel untuk
dapat diadabtasikan dengan pengaruh yang tak dapat
terduga dan kendala yang sebelumnya tidak terlihat.
Tindakan yang telah direncanakan harus disampaikan
dengan dua pengertian.
44
Tindakan harus mempertimbangkan risiko yang ada
dalam perubahan sosial di kelas dan mengakui kendala nyata
baik yang bersifat material maupun psikologis. Kedua,
tindakan yang akan dilaksanakan hendaknya dipilih karena
memungkinkan peserta didik untuk bertindak secara lebih
efektif dalam berbagai keadaan, secara lebih bijaksana dan hati-
hati (Suwarsih Madya, 1994). Kendala itu hendaknya:
1) Membantu peneliti (guru) untuk mengatasi kendala yang ada
dan memberikan kewenangan untuk bertindak lebih tepat
guna dalam situasi terkait dan lebih berhasil guna sebagai
pendidik, pelaksana dan pimpinan di kelas; dan
2) Membantu para guru sebagai peneliti menyadari potensi baru
mereka untuk melakukan tindakan guna meningkatkan
kualitas kerja mereka. Bagian dari proses perencanaan,
praktisi penelitian harus berkolaborasi dalam diskusi untuk
mengembangkan bahasa yang dipakainya dalam menganalisis
dan meningkatkan pemahaman dan tindakan mereka dalam
situasi terkait.
b. Tindakan atau Pelaksanaan
Tindakan yang dimaksud adalah tindakan yang
dilakukan secara sadar dan terkendali, yang merupakan variasi
praktek yang cermat dan bijaksana. Berhubungan hal itu,
praktek diakui sebagai gagasan dalam tindakan, dan tindakan
45
yang dilakukan tersebut digunakan sebagai pijakan bagi
pengembangan tindakan-tindakan berikutnya, yaitu tindakan
yang disertai niat untuk memperbaiki keadaan.
Tindakan dituntun oleh perencanaan dalam arti bahwa
rencana hendaknya diacu dalam hal dasar pemikirannya,
namun demikian perlu diingat bahwa tindakan itu tidak secara
mutlak dikendalikan oleh rencana. Tindakan itu secara
mendasar mengandung risiko karena terjadi dalam situasi nyata
dan berhadapan dengan kendala-kendala di kelas maupun
lingkungannya, yang secara tiba-tiba dan tidak terduga. Oleh
karena itu, rencana tindakan harus selalu bersifat tentatif dan
sementara, fleksibel dan siap diubah sesuai dengan keadaan
yang ada.
Salah satu perbedaan antara penelitian tindakan kelas
dan tindakan biasa adalah bahwa penelitian tindakan kelas
terencana dan diamati. Pelakunya bertujuan mengumpulkan
bukti tentang tindakan para peneliti agar dapat sepenuhnya
menilai. Untuk mempersiapkan evaluasi, sebelum bertindak
memikirkan jenis bukti yang akan diperlukan untuk
mengevaluasi tindakannya secara kritis.
c. Observasi atau Pengamatan
Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan
pengaruh tindakan terkait. Observasi berorientasi ke masa
46
yang akan datang, memberikan dasar bagi refleksi sekarang,
terlebih lagi ketika putaran sekarang ini berjalan. Observasi
yang cermat diperlukan karena tindakan selalu akan dibatasi
oleh kendala realitas, dan semua kendala itu belum pernah
dapat dlihat dengan jelas di masa lalu. Observasi harus
direncanakan, sehingga akan ada dokumen untuk refleksi
berikutnya. Rencana observasi harus fleksibel dan terbuka
untuk mencatat hal-hal yang tak terduga. Peneliti tindakan kelas
harus selalu memiliki jurnal untuk mencatat hal-hal yang luput
dari observasi dalam kategori observasi yang direncanakan
(Depdiknas, 2005).
Peneliti tindakan kelas harus mengamati proses tindakan
yang dilakukan, pengaruh tindakannya (yang disengaja atau
tidak disengaja), keadaan dan kendala tindakan, cara keadaan
dan kendala tersebut menghambat atau mempermudah
tindakan yang telah direncanakan dan pengaruhnya, serta
persoalan-persoalan lain yang muncul. Observasi harus selalu
dituntun oleh niat yang sehat bagi refleksi diri yang kritis.
Observasi memberikan tanda tentang pencapaian refleksi.
Menggunakan observasi dapat memberikan andil pada
perbaikan praktek melalui pemahaman yang lebih baik dan
tindakan yang secara lebih kritis dipikirkan, Akan tetapi bahan
pokok yang diobservasikan akan selalu berupa tindakan
47
pengaruhnya dan konteks situasi tempat tindakan itu harus
dilakukan.
d. Refleksi
Refleksi kegiatan mengidentifikasi kelemahan-kelemahan
yang terjadi selama siklus berlangsung selanjtnya setelah
mengetahui kelemahan-kelemahannya merancang program
untuk perbaikan. Refleksi berusaha memahami proses, masalah,
persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategi.
Refleksi mempertimbangkan ragam perspektif yang mungkin
ada dalam situasi sosial, dan memahami persoalan dan
keadaan tempat timbulnya persolan itu. Refleksi biasanya
dibantu dengan diskusi di antara peserta. Melalui diskusi,
refleksi kelompok sampai pada rekonstruksi makna dan
memberikan dasar perbaikan rencana. Refleksi memiliki aspek
evaluatif. Dengan refleksi peneliti diminta untuk menimbang-
nimbang pengalamannya, untuk menilai apakah persoalan yang
timbul memang diinginkan, dan memberikan saran-saran
tentang cara-cara untuk meneruskan pekerjaan. Refleksi
memungkinkan dilakukan peninjauan, pengembangan
gambaran yang lebih penting lagi adalah tentang apa yang
sekarang mungkin dilakukan untuk kelompok dan untuk tiap-
tiap anggota bertanggung jawab dalam rangka mencapai
tujuan.
48
Penelitian tindakan kelas merupakan proses dinamis yang
di dalamnya terdapat empat momen yang harus dipahami bukan
sebagai langkah statis yang komplit, tetapi sebagai momen
dalam spiral perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Peningkatan pemahaman pertama-tama akan muncul sebagai
dasar pemikiran bagi prakteknya. Dasar pemikiran itu
dikembangkan dengan diuji oleh kelompok dalam praktek,
setiap proposisi dalam dasar pemikiran dapat dicocokkan
dengan praktek dan dengan bagian lain dari dasar pemikiran itu.
Waktu jangka panjang, proposisi ini akan berkembang menjadi
perspektif kritis tentang praktek dan tentang bidang yang
terkait itu sendirin seperti pendidikan, dan menjadi teori kritis
yang mencakup pertimbangan tentang masalah-masalah seperti
bagaimana siswa oleh sistem penyampaian pesan sekolah
terkait (kurikulum, kegiatan belajar mengajar dan pelaksanaan
penilaian).
8. Kiteria Ketuntasan Minimum (KKM)
Kriteria Ketuntasan Minimal yang disebut KKM adalah
kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan
berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran yang memiliki
karakteristik hampir sama dengan mengacu pada standar kompetensi
lulusan, mempertimbangkan karakteristik peserta didik, karakteristik
mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan (Sudjarat, 2008: 3)
49
a. Macam-macam Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
1) Kriteria Ketuntasan Minimal Individu adalah kriteria
ketuntasan minimal per mata pelajaran yang dibuat oleh guru
atau kelompok guru pada satuan pendidikan dengan acuan
tertentu dan tiap mata pelajaran bisa jadi memiliki KKM yang
berbeda. Kriteria ketuntasan minimal individu ini merupakan
KKM yang harus dicapai setiap oleh siswa. Kriteria ketuntasan
minimal dari mata pelajaran IPA adalah 70.
2) Kriteria Ketuntasan Minimal Nasional atau Ideal adalah kriteria
ketuntasan minimal yang menjadi acuan dalam penilaian dan
diharapkan siswa dapat mencapai target nilai kriteria acuan
75.
3) Kriteria Ketuntasan Minimal Kelas adalah kriteria ketuntasan
minimal yang harus dicapai dengan persentase ketuntasan
85% dari total keseluruhan siswa di kelas yang yang
dinyatakan tuntas belajar.
b. Prosedur Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Sudjarat (2008: 5) prosedur pentapan ketuntasan kriteria
minimal (KKM) terdiri dari, prinsip penetapan KKM, langkah-
langkah penetapan KKM, dan penentuan KKM akan dijelaskan
sebagai berikut:
1) Prinsip Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
50
Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal perlu
mempertimbangkan beberapa ketentuan sebagai berikut:
(a) Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan
keputusan yang dapat dilakukan melalui metode kualitatif
yang dapat dilakukan oleh guru dengan mempertimbangkan
kemampuan akademik dan pengalaman guru mengajar mata
pelajaran disekolahnya dan kuantitatif dilakukan dengan
rentang angka yang disepakati sesuai dengan penetapan
kriteria yang ditentukan;
(b) Penetapan nilai KKM dilakukan melalui analisis ketuntasan
belajar minimal pada setiap indikator dengan
memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan intake dari
siswa untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan
standar kompetensi;
(c) Kriteria ketuntasan minimal setiap kompetensi dasar
merupakan rata-rata dari indikator yang terdapat dalam
kompetensi dasar tersebut;
(d) Kriteria ketuntasan minimal setiap standar kompetensi
merupakan rata-rata KKM kompetensi dasar yang terdapat
dalam stabdar kompetensi tersebut;
(e) Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan
rata-rata dari semua KKM standar kompetensi yang
51
terdapat dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran,
dan dicantumkan dalam laporan hasil belajar siswa;
(f) Indikator merupakan acuan atau rujukan bagi guru untuk
membuat soal ulangan, baik ulangan harian, ulangan tengah
semester maupun ulangan akhir semester; dan
(g) Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimung