Top Banner

of 85

Skripsi Bola Poli

Jul 16, 2015

Download

Documents

Cik Aslan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

PENGARUH HASIL LATIHAN TOP SPIN SERVICE MENGGUNAKAN KETINGGIAN NET BERTAHAP DAN KETINGGIAN NET TETAP TERHADAP KEMAMPUAN TOP SPIN SERVICE DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA PUTERA EKSTRAKURIKULER SMA NEGERI 1 SUMBER REMBANG TAHUN PELAJARAN 2004/2005

SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh : Nama NIM Jurusan Fakultas : Rustamaji : 6301401045 : Pendidikan Kepelatihan Olahraga : Ilmu Keolahragaan

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2005

SARI

Rustamaji (2005) : Pengaruh Hasil Latihan Top Spin Service Menggunakan ketinggian Net Bertahap dan Ketinggian Net Tetap Terhadap Kemampuan Top Spin Service Dalam Permainan Bola Voli Pada Siswa Putera Ekstra Kurikuler SMA Negeri 1 Sumber Rembang Tahun Pelajaran 2004/2005. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang berarti antara latihan Top Spin Service menggunakan ketinggian net bertahap dengan latihan Top Spin Service menggunakan ketinggian net tetap terhadap kemampuan Top Spin Service bola voli, dan manakah dari kedua metode latihan tersebut yang lebih baik. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra SMA Negeri 1 Sumber Rembang Tahun Pelajaran 2004/2005 yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler dengan jumlah keseluruhan 30 siswa. Sampel yang digunakan adalah keseluruhan dari populasi atau sampel total yaitu sebanyak 30 siswa. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan pola M S. Data yang sudah terkumpul dianalisis secara statistik menggunakan t tes. Dari hasil perhitungan statistik diperoleh nilai t hitung sebesar 3,844 dan berdasarkan taraf signifikansi 5 % serta derajat kebebasan (db) 14 diperoleh nilai dalam tabel sebesar 1,761. Jadi nilai t hitung lebih besar dari pada nilai t tabel (3,844 >1,761) yang berarti ada perbedaan yang berarti antara latihan Top Spin Service menggunakan ketinggian net bertahap dengan latihan Top Spin Service menggunakan ketinggian net tetap. Dengan melihat mean terakhir masing-masing kelompok diketahui mean akhir kelompok eksperimen sebesar 48,4667 lebih besar daripada kelompok kontrol yaitu 32,9333. Hal ini berarti latihan Top Spin Service menggunakan ketinggian net bertahap lebih baik jika dibandingkan dengan menggunakan ketinggian net tetap. Dari hasil penelitian ini disarankan untuk para pelatih dan pembina bola voli SMA Negeri 1 Sumber Rembang pada khususnya dan semua para pembaca pada umumnya untuk melatih Top Spin Service menggunakan ketinggian net bertahap dalam meningkatkan kemampuan hasil Top Spin Service bola voli.

ii

HALAMAN PERSETUJUAN Telah disetujui untuk diajukan ke panitia penguji Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang

Menyetujui :

Pembimbing Utama

Pembimbing Pendamping

Drs. Nasuka, M.Kes. NIP. 131485010

Drs. Margono, M. Kes. NIP. 131571553

Mengetahui : Ketua Jurusan PKLO FIK UNNES

Drs. Wahadi, M. Pd. NIP . 131571551

iii

HALAMAN PENGESAHAN Telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, pada : Hari Tanggal Jam Tempat : : : :

Panitia Ujian Ketua, Sekretaris,

Drs. Sutardji, MS. NIP. 130523506

Drs. Wahadi, M. Pd. NIP . 131571551

1. Drs. Djoko Hartono NIP. 131415251

2. Drs. Nasuka, M.Kes. NIP. 131485010

3. Drs. Margono, M. Kes NIP. 131571553

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO : ALLAH mengangkat orang yang beriman diantara kamu dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan, beberapa derajat . (QS AL Mujaadilah:11)

PERSEMBAHAN : Skripsi ini kupersembahkan kepada : Bapak (Kasri) dan Ibu (Sarpi) Tercinta Adikku (Parti dan Tri Sutrisno) Yanti yang selalu merengkuhku dalam setiap kesulitan, memotivasi, dan

menyayangi, dan Almamaterku UNNES

v

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyusun skripsi dalam rangka menyelesaikan studi Strata - 1 di FIK UNNES. Pada Kesempatan ini, tak lupa penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi. 2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES, yang telah memberikan ijin penelitian. 3. Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga yang telah memberikan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES. 4. Drs. Nasuka, M. Kes., dan Drs. Margono, M. Kes. selaku pembimbing yang banyak memberikan bimbingan sehingga penulisan ini berjalan lancar. 5. Kepala Sekolah dan guru olahraga SMA Negeri 1 Sumber Rembang, yang telah memberikan ijin dan kemudahan kepada penulis untuk mengambil data penelitian. 6. Bapak dan Ibu Dosen FIK UNNES jurusan Kepelatihan Olahraga yang telah banyak memberikan ilmunya kepada penulis selama menempuh studi. 7. Siswa peserta ekstra kurikuler SMA Negeri 1 Sumber Rembang karena dengan segala kesadarannya mau menjadi sampel penelitian. 8. Teman-teman Jurusan Kepelatihan Olahraga FIK UNNES, dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Harapan penulis semoga amal baik Bapak, Ibu dan Saudara berikan kepada penulis mendapat ridlo dari Allah SWT dengan kebaikan yang berlebih. Amin. Semarang, 1 Juli 2005 Penulis

vi

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL . SARI .. HALAMAN PERSETUJUAN .. HALAMAN PENGESAHAN ... HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI . DAFTAR TABEL . DAFTAR GAMBAR . DAFTAR LAMPIRAN . BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Alasan Pemilihan Judul................... . 1.2. Permasalahan ....... 1.3. Penegasan Istilah ...... 1.4. Tujuan Penelitian ......... 1.5. Kegunaan Hasil Penelitian... BAB II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori ..... 2.1.1. Teknik Dasar Permainan Bola Voli................ 2.1.2. Teknik Dasar Servis................................ 2.1.3. Top Spin Service......................................................... 2.1.4. Latihan Top Spin Service Menggunakan Ketinggian Net Bertahap dan Ketinggian Net Tetap............................ 2.2. Hipotesis 19 20 i ii iii iv v vi vii ix x xi 1 1 9 9 12 12 13 13 13 16 18

BAB

III. METODE PENELITIAN .......... 3.1. Populasi .......... 3.2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ..........

22 22 23

vii

3.3. Variabel Penelitian ..................... 3.4. Metode Pengumpulan Data................................. 3.5. Instrumen Tes......................................................................... 3.6. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................ 3.7. Metode Pengolahan Data........................................................

23 24 25 27 36

BAB

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................. 4.1. Hasil Penelitian .. 4.1.1. Diskripsi Data ... 4.1.2. Uji Normalitas dan Uji Homogenitas........ 4.2. Uji Hipotesis ..... 4.3. Pembahasan ....... 4.4. Keterbatasan Penelitian .........................................................

41 41 41 42 44 45 46 48 48 49 50 51

BAB

V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan .. 5.2. Saran..............

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Persiapan Perhitungan ............................................ 2. Diskripsi Data Variabel Penelitian ........................................................ 3. Rangkuman Uji Normalitas Distribusi Data .. 4. Rangkuman Uji Homogenitas Varians Data .......................... 5. Rangkuman Hasil Analisis Dengan Menggunakan Uji t........................ 39 41 43 43 44

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman 20 27

1. Ketinggian Net Bertahap....................................................................... 2. Daerah Sasaran Tes Servis.....................................................................

LAMPIRAN LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

x

1. Data Nama Sampel dan Hasil Pelaksanaan Tes awal ................ 2. Data Nama Sampel dan Hasil Pelaksanaan Tes Akhir........................... 3. Uji Normalitas dan Uji Homogenitas..................................................... 4. Analisis Uji t.................. ................ 5. SK Pembimbing Skripsi ........................................................................ 6. Surat Keterangan Penelitian ...... 7. Foto Anggota Sampel Penelitian

51 53 55 56 57 60 61

xi

SARI Skripsi ini berjudul : Pengaruh latihan jumping service menggunakan daerah servis dan ketinggian net bertahap dengan latihan jumping service tetap terhadap kemampuan hasil jumping service bola voli pada siswa putra ekstrakulikuler SMA NU AL-Maruf Kudus tahun ajaran 2004/2005. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang berarti antara latihan jumping service menggunakan daerah servis dan ketinggian net bertahap dengan latihan jumping service menggunakan daerah servis dan ketinggian net tetap terhadap kemampuan hasil jumping service bola voli, dan manakah dari kedua metode latihan tersebut yang lebih baik. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra SMA NU AL-Maruf Kudus tahun ajaran 2004/2005 yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler dengan jumlah keseluruhan 40 siswa. Sampel yang digunakan adalah keseluruhan dari populasi atau sampel total yaitu sebanyak 40 siswa. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan pola M S. Data yang sudah terkumpul dianalisis secara statistik menggunakan t tes. Dari hasil perhitungan statistik diperoleh nilai t hitung sebesar 2.603 dan berdasarkan taraf signifikansi 5 % serta derajat kebebasan (db) 19 diperoleh nilai dalam tabel sebesar 2.093. jadi nilai t hitung lebih besar dari pada nilai t tabel (2.603>2.093) yang berarti ada perbedaan yang berarti antara latihan jumping service menggunakan daerah servis dan ketinggian net bertahap dengan latihan jumping servis menggunakan daerah servis dan ketinggian net tetap. Dengan melihat mean terakhir masing-masing kelompok diketahui mean akhir kelompok eksperimen sebesar +43.9 lebih besar daripada kelompok kontrol yaitu +40.3. hal ini berarti latihan jumping service menggunakan daerah servis dan ketinggian net bertahap lebih baik jika dibandingkan dengan menggunakan daerah servis dan ketinggian net tetap. Dari hasil penelitian ini disarankan untuk para pelatih dan pembina bola voli SMA NU-AL-maruf Kudus pada khususnya dan semua para pembaca pada umumnya untuk melatih jumping service menggunakan daerah servis serta ketinggian net bertahap dalam meningkatkan kemampuan hasil jumping servis bola voli.

I

HALAMAN PERSETUJUAN

Menyetujui:

Pembimbing I

Pembimbing II

Drs. Joko Hartono NIP.131415251

Drs. Nasuka, M.Kes NIP. 131485010

Mengetahui, Ketua Jurusan PKLO,

Drs. Wahadi, M.Pd NIP. 131571551

II

HALAMAN PENGESAHAN

Telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Unifersitas Negeri Semarang Pada hari Tanggal : Senin : 21 Februari 2005

Panitia Ujian Ketua Panitia, Sekertaris,

Drs. Sutardji, MS. NIP. 130523506

Drs. Wahadi, M.Pd. NIP. 131571551

Dewan penguji,

1. Drs. Tohar, M.Pd. NIP. 130340642

2. Drs. Joko Hartono. NIP. 131415251

3. Drs. Nasuka, M.Kes. NIP. 131485010

III

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO: ALLAH mengangkat orang yang beriman diantara kamu dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan, beberapa derajat . (QS AL mujaadilah:11)

Aku persembahkan kepada: 1. Bapak (Askan) dan Ibu (Rifah) tercinta. 2. Kakak (Susana, Abdul Jalal) dan adiku (Siti halimah,Sehella yulaikhah) tersayang 4. Teman-teman IKK bola voli 2000. 5. Almamater FIK UNNES yang saya banggakan.

IV

KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah swt, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Drs. Sutarji, MS. Selaku Dekan FIK. UNNES yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian di SMA NU AL-Maruf Kudus. 2. Bapak Drs. Wahadi, M. pd. Selaku ketua jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga UNNES yang telah meberikan arahan dalam pembuatan skripsi ini. 3. Bapak Drs. Joko Hartono selaku dosen FIK UNNES dan selaku pembimbing I yang telah memberikan petunjuk, bimbingan serta mengarahkan penulis sehingga dapat menyelesaikan susunan skripsi dengan lancar. 4. Bapak Drs. Nasuka, M.Kes selaku dosen FIK UNNES dan selaku pembimbing II yang telah memberikan petunjuk, bimbingan serta

mengarahkan penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan lancar. 5. Bapak Drs. H. Munawar Cholil selaku kepala SMA NU AL-Maruf Kudus yang telah berkenan memberikan ijin dalam penelitian ini. 6. Bapak Nuryadi SH. Selaku guru pengajar ekstrakulikuler bola voli di SMA NU AL-Maruf Kudus yang telah banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian.

V

7. Para siswa putra ekstrakulikuler bola voli SMA NU AL-Maruf Kudus selaku sample penelitian yang telah mambantu sepenuh hati dalam pelaksanaan penelitian. 8. Rekan-rekan mahasiaswa yang telah memberikan bantuan dalam pelaksanaan tes awal dan tes akhir sehingga dapat berjalan dengan lancar. 9. Kedua orang tuaku tercinta yang selalu medoakanku serta kakak dan adiku yang selalu memberikan motifasi. Semoga budi baik Bapak, Ibu serta rekan-rekan mendapat imbalan yang setimpal dari Allah swt. Dan semoga skripsi ini dapat memberi sumbangan yang bermanfaat bagi dunia pendidikan khususnya pendidikan jasmani.

Penulis

VI

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL SARI.. HALAMAN PERSETUJUAN. HALAMAN PENGESAHAN.. MOTO DAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN. I II III IV V VI VIII XI XII XIII

BAB

I. PENDAHULUAN.. A. Alasan Pemilihan judul... B. Permasalahan... C. Tujuan Penelitian. D. Penegasan Istilah. E. Kegunaan Hasil Penelitian.

1 1 5 5 6 9 10 10 13 17

BAB

II.

LANDASAN TEORI DAN HEPOTISIS A. Teknik Dasar Permainan Bola Voli... B. Teknik Dasar Servis. C. Jumping Service.

VII

D. Tinjauan Terhadap Latihan jumping service menggunakan daerah servis serta keinggian net bertahap 19

E. Tinjauan Terhadap Latihan Jumping Service Menggunakan Daerah Servis Serta Ketinggian Net Tetap. F. Instrumen Tes G. Hipotesis. BAB III. METODE PENELITIAN A. Metode Penentuan Obyek Penelitian.... 1. Populas... 2. Sampel. 3. Variabel... B. Metode Pengumpulan data... 1. Prosedur Pengambilan Data. 2. Tempat Penelitian.. 3. Waktu Penelitian 4. Alat dan Perlengkapan Penelitian 5. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian. a. Tes Awal b. Kegiatan Latihan. 1. Program Latihan.. 2. Materi Latihan. c.Tes Akhir. 6. Tenaga Pembantu.. 22 24 25 28 28 28 29 30 30 31 32 32 33 34 34 34 34 35 38 38

VIII

C. Metode Pengolahan Data D. Analisis Data E.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penelitian BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian B. Pembahasan. BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan. B. Saran-saran.

39 43 45

48 49

51 52

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN.

53 54

IX

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Tabel Persiapan Perhitungan Statistik 42

X

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar: 1. Gambar Gerakan Jumping Service. 2. Gambar Lapangan Bola Voli dengan Daerah Servis dan Ketinggian Net Bertahap... 3. Gambar Daerah Sasaran Tes Servis dari Laveage.. 20 25 18

XI

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran: 1. Daftar sampel (Sampel Total), yaitu Siswa Putra yang Mengikuti Ekstrakulikuler Bola Voli di SMA NU AL-Maruf Kudus Tahun ajaran 2004/2005. 2. Daftar Hasil Tes Awal Jumping Service Siswa Putra SMA NU AL-Maruf Kudus Tahun ajaran 2004/2005... 3. Dat Sampel dan Matching.. 4. Hasil Tes Awal Jumping Service Antara Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol... 5. Perbandingan Beban Latihan Antara Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol.. 6. Hasil Tes Akhir Jumping Service Kelompok Kontrol 7. Hasil Tes Akhir Jumping Service Kelompok Eksperimen.. 8. Hasil Tes Akhir Jumping Service Antara Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol... 9. Tabel Persiapan Perhitungan Statistik 10. Tabel Nilai-Nilai t... 11. Surat Undangan Tes Awal.. 12. Surat Undangan Tes Akhir.. 13. Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing 63 64 66 67 68 69 60 61 62 59 55 57 54

XII

14. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SMA NU ALMaruf Kudus. 15. Kegiatan tes awal 16. kegiatan latihan jumping service menggunakan daerah servis dan ketinggian net bertahap. 17. kegiatan jumping service menggunakan daerah servis serta ketinggian net tetap.. 73 72 70 71

XIII

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah, dengan demikian pendidikan jasmani perlu ditingkatkan di segala tingkatan sekolah. Di samping itu, dalam kegiatan ekstrakurikuler sekolah perlu pula ditingkatkan prestasi beberapa cabang olahraga. Berkaitan dengan hal tersebut, bola voli sebagai salah satu cabang olahraga permainan merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat digemari oleh masyarakat. Permainan dilakukan dengan jalan melambungkan bola sebelum bola jatuh ke tanah (volleying). Bola voli menjadi cabang olahraga permainan yang menyenangkan karena dapat beradaptasi dengan berbagai kondisi yang mungkin timbul di dalamnya, dapat dimainkan dengan jumlah pemain bervariasi seperti voli pantai dengan jumlah pemain 2 orang, dan permainan dengan jumlah 6 orang yang biasa digunakan. Alasan lain yang menyenangkan adalah dapat dimainkan dan dinikmati berbagai usia dan tingkat kemampuan, dapat dimainkan di segala bentuk lapangan seperti rumput, kayu, pasir, ataupun permukaan lantai buatan, dapat dilakukan di dalam ataupun di luar gedung. Berorientasi pada permainan bola voli sebagai kegiatan olahraga yang dilakukan secara beregu, maka aspek kerjasama masing-masing anggota tim

1

2

sangatlah mutlak diperlukan. Hal ini dapat dicapai jika masing-masing anggota regu atau pemain bola voli menyadari tugas dan fungsinya sebagai pemain bolavoli. Dengan demikian melalui aktivitas olahraga bola voli ini dapat dilatih seluruh fungsi tubuh dan kerja kelompok. Olahraga bola voli bukan hanya sebagai olahraga rekreasi saja, namun juga menjadi suatu olahraga prestasi. Suharno HP (1986:1) mengatakan bahwa Bola voli pada abad 20 tidak hanya merupakan olahraga rekreasi lagi melainkan menjadi olahraga prestasi sehingga menuntut prestasi setinggi-tingginya. Berkaitan dengan hal tersebut, maka penguasaan teknik dasar permainan bola voli secara individual mutlak diperlukan. Teknik dasar permainan bola voli harus dipelajari terlebih dahulu guna mengembangkan mutu prestasi permainan. Teknik dasar bola voli merupakan salah satu unsur yang sangat menentukan dalam memenangkan suatu pertandingan. Teknik dasar yang dimaksud adalah prosedur yang dikembangkan berdasar praktik, dan bertujuan untuk mencari penyelesaian suatu problema pergerakan tertentu dengan cara yang paling ekonomis dan berguna

(Beutelstahl,1986:9). M Yunus (1992:68) mengatakan bahwa teknik dasar adalah cara melakukan atau melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien. Teknik dalam permainan bola voli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola voli dengan efisien dan efektif sesuai dengan peraturan-peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal.

3

Teknik-teknik dasar dalam permainan bola voli, M. Yunus (1992:130132) membagi dalam lima macam teknik dasar yaitu : 1) servis meliputi servis tangan bawah, servis dari tangan samping, dan servis dari atas; 2) passing , meliputi pass bawah, pass atas; 3) umpan; 4) smash meliputi smash normal, smash semi, smash pull, smash pull (quick), smash pull straight, smash push; dan 5) bendungan (block). Berorientasi pada macam-macam teknik dasar permainan bola voli, salah satu teknik dasar yang sangat penting adalah servis. Servis adalah satu-satunya teknik dasar dalam permainan bola voli yang tidak dipengaruhi oleh orang lain kecuali pelaku servis sendiri. Kesalahan dalam servis biasanya dilakukan secara tidak sengaja dan lebih banyak dikarenakan faktor mental dari pada faktor fisik . Mengkaji pelaksanaan dan macam servis, servis tangan bawah merupakan servis yang paling populer dan sering dipakai, karena servis tangan bawah merupakan servis yang paling mudah. Terutama bagi wanita, dengan servis ini dapat menguasai bola dengan teliti (Beutelstahl,1986:10). Kemampuan servis selain dipengaruhi aspek mental juga dipengaruhi oleh aspek kondisi. Keberadaan kondisi fisik seseorang dipengaruhi oleh kualitas beberapa unsur penentu, meliputi : 1) kekuatan (strength), 2) kecepatan (speed), 3) kelincahan dan koordinasi (agility and coordination), 4) Tenaga (power), 5) daya tahan otot (musculer endurance), 6) daya kerja jantung dan paru-paru (cardio respiratory function), 7) kelentukan (flexibility), 8) Keseimbangan (balance), 9) ketepatan (accurisy), dan 10) kesehatan untuk olahraga (Health for sport) (Sajoto, M., 1988:4).

4

Kemampuan teknik yang didukung unsur kecepatan maksimal dan kekuatan maksimal merupakan salah satu komponen yang sangat penting dan diperlukan dalam berbagai cabang olahraga, karena merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang sangat penting dan diperlukan bagi keberhasilan melakukan pukulan ataupun lompatan. Komponen tersebut di atas dapat terbentuk secara optimal jika unsurunsur penunjangnya seperti kecepatan dan kekuatan ditumbuh kembangkan dengan baik. Upaya peningkatan daya ledak dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kecepatan kontraksi otot, kecepatan gerak dalam mengatasi hambatan, koordinasi kekuatan berbagai macam otot dan panjang lengan. Selain faktor-faktor di atas, unsur lain yang sangat diperlukan adalah unsur penguasaan teknik. Unsur penguasaan teknik merupakan salah satu unsur yang sangat penting dan diperlukan dalam unjuk kerja dan sangat menentukan kualitas permainan seseorang. Kekuatan merupakan salah satu unsur kondisi fisik yang sangat dominan dan sangat dibutuhkan di hampir semua cabang olahraga disamping teknik. Pelaksanaan berbagai macam keterampilan atau aktivitas gerak khususnya dalam berolahraga atau bermain bola voli, membutuhkan adanya unsur kekuatan. Seorang pemain bola voli harus terlebih dahulu memiliki dasar-dasar kekuatan yang baik. Di dalam dunia olahraga ada berbagai macam cabang olahraga dan salah satunya adalah bola voli. Olahraga bola voli merupakan cabang olahraga permainan yang sudah berkembang di masyarakat luas. Dewasa ini perkembangan bola voli sangat pesat, bola voli tidak hanya merupakan olahraga rekreasi lagi, melainkan

5

sudah menjadi olahraga prestasi sehingga menuntut kulaitas yang setinggitingginya. (Suharno HP, 1985 : 15). Beberapa pembina bola voli berpendapat bahwa sumber pemain berasal dari sekolah-sekolah, oleh karena itu guru olahraga merupakan pembina dasar bagi para pemain. Apabila guru olahraga mengajarkan metode yang tepat akan dapat mempercepat penguasaan teknik dasar bola voli, maka bukan tidak mungkin hal tersebut akan melahirkan pemain-pemain yang berkualitas dan profesional. Servis dalam permainan bola voli adalah salah satu teknik dasar yang harus dikuasai oleh siswa dan sangat menentukan jalannya permainan. Karena servis di samping sebagai pemulai permainan, servis saat ini sudah dapat dimasukkan dalam kategori serangan. Bahkan merupakan serangan yang pertama kali yang dapat menghasilkan nilai, maka diciptakan berbagai macam teknik servis dari yang sederhana sampai yang sukar. Karena kedudukannya begitu penting maka para pelatih selalu berusaha untuk menciptakan teknik servis yang dapat menyukarkan lawan dalam menerima bola servis, bahkan kalau bisa dengan servis itu langsung membunuh lawan dan mendapat nilai. (M. Yunus, 1991:109). Pada saat ini olahraga bola voli bukan hanya sekedar olahraga prestasi. Seperti dikemukakan oleh Suharno, HP (1981 : 1) bahwa bola voli pada abad 20 tidak hanya olahraga rekreasi lagi, melainkan menjadi olahraga prestasi setinggitingginya karena diperlukan prestasi yang tinggi maka perlu dilakukan pengenalan teknik secara variasi,efektif, dan efisien. Dalam variasi latihan pengenalan teknik disesuaikan dengan kondisi pemain. Peran pelatih disini

6

sangatlah penting, sebaba diharapkan seorang pelatih mempunyai daya cipta membuat variasi-variasi latihan yang lebih baik dan sesuai dengan tujuannya. Permainan bola voli merupakan salah satu permainan yang sangat populer di Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan dengan lapangan bola voli yang ada diberbagai pelosok desa dan kota. Permaina bola voli tidak hanya dimainkan dalam lingkungan masyarakat tetapi juga dilingkungan sekolah, Perguruan tinggi, serta instansi-instansi baik sipil maupun militer. Dewasa ini permainan bola voli tidak hanya merupakan olahraga rekreasi, melainkan sudah merupakan olah raga prestasi, sehingga menuntut kuwalitas pretasi yang tinggi. Dengan adanya tuntutan prestasi yang tinggi maka diperlukan cara latihan yang efektif dan efisien, terutama dalam memilih metode latihan yang baik sehingga penguasaan teknik dasar dapat dikuasai dengan sempurna, penguasaan teknik dasar yang sempurna menjadi dasar untuk mengembangkan mutu prestasi permainan, hal ini seperti dikemukakan oleh Suharno HP dalam bukunya Dasardasar permainan bola voli. Menurut Suharno HP (1985:15), Teknik dasar bola voli harus dipelajari terlebih dahulu guna dapat mengembangkan mutu prestasi permainan bola voli, penguasaan teknik dasar bola voli merupakan salah satu unsur yang turut menentukan menang atau kalahnya suatu regu dalam pertandingan. Melihat kenyataan tersebut di atas betapa pentingnya kedudukan servis pada permainan bola voli. Untuk itu maka seorang pemain bola voli dituntut untuk menguasai bermacam-macam teknik dan variasi servis,mulai servis yang sederhana sampai servis yang sukar dilakukan.

7

Top spin service sebagai salah satu teknik dasar servis dalam permainan bola voli harus betul-betul dipelajari dan dilatih dengan baik untuk menguasainya. Top spin service merupakan servis yang memerlukan teknik dan latiohan yang serius, karena top spin service merupakan pengembangan dari servis atas. Hasil dari back spin service akan lebih sulit diterima oleh lawan dibanding dengan servis biasa. Dengan demikian maka akan sangat berguna bila anak didik dilatih dan diajari teknik top spin service untuk memulai permainan dan bahkan sebagai serangan pertama dalam permainan bola voli. Tujuan permainan bola voli adalah menjatuhkan bola secepat mungkin di lapangan lawan lewat atas net dengan seluruh anggota badan sesuai dengan peraturan. Perkembangan peraturan bola voli modern terlihat begitu pesat dengan adanya peraturan baru yaitu Rally Point sehingga memacu pelatih menciptakan metode melatih baru yang lebih efektif dan efisien. Teknik dasar permainan bola voli meliputi : servis, passing atas, passing bawah, block, dan smash. Teknik-teknik ini merupakan teknik dasar yang saling mendukung dalam suatu permainan.penguasaan teknik dasar permainan bola voli merupakan salah satu unsur yang menentukan kalah menangnya suatu tim dalam pertandingan. Dari sekian banyak teknik yang diterapkan dalam permainan bola voli perlu dicari teknik-teknik yang efektif, sehingga tidak akan terjadi serangan yang monoton. Seorang pemain bola voli harus mempunyai teknik yang baik dan benar. Diharapkan dengan teknik yang baik dan benar dapat secara mudah untuk mendapatkan point atau kemenangan.

8

Bila dikaji dari seluruh teknik yang digunakan dalam permainan bola voli khususnya teknik untuk melakukan serangan, maka gambaran tentang penyerangan dalam permainan bola voli tidak terbatas pada salah satu teknik saja. Hal ini disebabkan seluruh teknik yang terdapat dalam permainan bola voli dapat digunakan untuk melakukan serangan baik secara langsung maupun tidak

langsung sehingga menghasilkan point atau nilai. Sejalan dengan perkembangan permainan bola voli maka arti servis dalam permainan bola voli juga mengalami perubahan-perubahan.pada jaman sekarang hendaknya servis ini tidak lagi sebagai tanda saat dimulainya permainan atau sekedar menyajikan bola, tetapi servis sebagai satu serangan pertama. Servis merupakan pukulan pembuka untuk memulai suatu permaian namun ditinjau dari segi taktik servis merupakan suatu serangan pertama untuk

medapatkan nilai agar suatu tim berhasil meraih kemenangan karena kedudukannya begitu penting, maka para pelatih selalu berusaha menciptakan bentuk servis yang dapat mempersulit lawan bahkan sedapat mungkin dengan servis yang kita lakukan langsung membunuh lawan sehingga mendapatkan point. Adapun alasan lain yang dijadikan penulis sebagai alasan pemilihan judul adalah : 1.1.1 Penguasaan teknik servis sangat penting, karena servis merupakan pembuka permainan dan juga serangan yang pertama permainan. 1.1.2 Banyaknya pemain dalam suatu pertandingan yang menggunakan servis biasa dan ada juga yang menggunakan top spin service.

9

1.1.3 Karena sudah adanya penelitian serupa, maka penulis ingin menguji kembali keajegannya dengan rentang waktu yang berbeda, tempat berbeda, dan pada sampel yang berbeda pula.

1.2 Permasalahan Permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1.2.1 Apakah ada pengaruh latihan top spin service menggunakan ketinggian net bertahap terhadap kemampuan hasil top spin service dalam permainan Bola Voli pada siswa putera ekstra kurikuler SMA Negeri I Sumber Rembang tahun pelajaran 2004 / 2005 ? 1.2.2 Manakah yang lebih efektif latihan top spin service menggunakan ketinggian net bertahap dibandingkan latihan top spin service menggunakan ketinggian net tetap terhadap kemampuan hasil top spin service dalam permainan Bola Voli pada siswa putera ekstra kurikuler SMA Negeri I Sumber Rembang tahun pelajaran 2004 / 2005 ?

1.3 Penegasan Istilah Untuk menghindari agar permasalahan yang dibicarakan tidak salah pengertian dan penafsiran, maka penulis memberikan penegasan istilah yang meliputi : 1.3.1 Pengaruh

10

Menurut W.J.S. Poerwadarminto (1984 : 731) dikatakan bahwa Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul di suatu benda,orang yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang Yang dimaksud pengaruh dalam penelitian ini adalah perbuatan untuk melakukan top spin service dengan jari tangan terbuka dan tertutup. 1.3.2 Latihan Latihan berasal dari kata latin yang berarti belajar dan membiasakan diri agar mampu melakukan sesuatu, kata latihan berarti hasil dari berlatih (Kamus Bahasa Indonesia, 1988 : 505). 1.3.3 Top Spin Service Menurut Suharno H.P. (1982 : 111) mengartikan servis adalah pukulan pertama dalam suatu permainan yang dilaksanakan di daerah petak servis dengan tangan. Jadi yang dimaksud Top Spin Service dalam penelitian ini adalah pukulan pertama yang dilakukan dengan tangan dari arah horisontal dengan hasil servis bola berputar searah dengan arah bola servis. 1.3.4 Ketinggian Net Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988 : 950), ketinggian adalah hal atau keadaan yang lebih tinggi letaknya. Net adalah jaring yang dibuat khusus untuk permainan olahraga. Ketinggian net yang dimaksud adalah tinggi net yang diukur dari permukaan tanah sampai bagian yang paling tinggi atau yang paling atas.

11

1.3.5 Bertahap Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988 : 884), tahap mempunyai arti tingkat. Bertahap yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penggunaan ketinggian net yang dibuat secara bertahap untuk memudahkan pelaksanaan Top Spin Service. 1.3.6 Tetap Menurut Poerwadarminta (1985 : 1065), tetap diartikan sebagai selalu ada (tinggal, berdiri), di tempat, tidak berubah (keadaannya,kedudukannya), tidak berpindah-pindah. Pengertian tetap yang dimaksud alam penelitian ini adalah penggunaan daerah servis serta ketinggian net yang sesaui dengan peraturan permainan bola voli, yaitu 9 meter untuk jarak daerah servis dan 2,43 meter untuk ketinggian net. 1.3.7 Kemampuan Menurut Poerwadarminta (1976 : 105),kemampuan berasal dari kata dasar mampu yang artinya bisa atau dapat benar (kepada sasarannya, tujuannya, maksudnya, dan sebagainya). Kemampuan yang dimaskud dalam penelitian ini adalah kemampuan mengarahkan bola servis ke arah sasaran sesuai dengan tujuan atau kehendak server. 1.3.8 Hasil Menurut Poerwadarminta (1976 : 384), hasil adalah akibat dari suatu tindakan (dari pertandingan, ujian, dan sebagainya). Maksud dari istilah hasil

12

oleh penulis dalam penelitian ini adalah akibat dari latihan top spin service dengan jari tangan terbuka dan tertutup dalam permaianan bola voli.

1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui : 1.4.1 Pengaruh hasil latihan top spin service menggunakan ketinggian net bertahap dan ketinggian net tetap terhadap kemampuan hasil top spin service dalam permainan bola voli pada siswa putera ekstra kurikuler SMA Negeri I Sumber Rembang tahun ajaran 2004/2005. 1.4.2 Mana yang lebih baik antara latihan top spin service menggunakan ketinggian net bertahap dan ketinggian net tetap terhadap kemampuan hasil top spin service dalam permainan bola voli pada siswa putera ekstra kurikuler SMA Negeri I Sumber Rembang tahun ajaran 2004/2005.

1.5 Kegunaan Hasil Penelitian Kegunaan hasil penelitian oleh penulis dimaksudkan untuk : 1.5.1 Untuk menginformasikan kepada para guru pendidikan jasmani di SMA Negeri I Sumber Rembang pada kususnya dan kepada para guru kesehatan jasmani pada umumnya, pelatih, pembina bola voli untuk melatih top spin service yang tepat pada siswa atau pemain. 1.5.2 Hasil yang diperoleh dapat dijadikan pemikiran atau saran seperlunya

kepada pakar olahraga demi mengembangkan ilmu pengetahuan bidang studi pendidikan jasmani, khususnya permainan bola voli.

13

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teknik Dasar Permainan Bola Voli Permainan bola voli adalah suatu cabang olahraga beregu yang dimainkan oleh dua regu dan masing-masing regu terdiri dari 6 (enam) orang pemain yang pisahkan oleh net. Bola yang dimainkan diperbolehkan menggunakan seluruh anggota badan. Menurut M. Yunus (1992 : 68), Teknik adalah cara melakukan atau melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Teknik dalam permainan bola voli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam permainan bola voli untuk mencapai hasil yang optimal. Seperti yang dikemukakan oleh Suharno HP (1985 : 38), teknik dasar itu sendiri adalah suatu teknik dimana proses gerak dalam melakukan merupakan fondamen dasar, dimana gerakan itu dengan kondisi sederhana dan mudah. Pada prinsipnya permainan tersebut adalah mem-voli bola melewati net atau jaring dengan menggunakan seluruh anggota badan dengan syarat pantulan bersih dan setiap pemain berusaha secepat mungkin menjatuhkan bola di lapangan lawan utuk mencari kemenangan bertanding.

13

14

Saat dimulai permainan tersebut posisi servis berada di garis belakang lapangan. Tanda dimulainya permainan dengan melakukan servis, dan servis tersebut harus melewati di atas net ke dalam daerah lapangan lawan. Masing-masing regu berhak memainkan bola sampai tiga kali sentuhan untuk mengembalikan ke daerah lawan. Seorang pemain tidak diperbolehkan memainkan bola berturut-turut. Pada waktu melakukan block, sentuhan tersebut tidak dihitung sebagai sentuhan pertama. Seperti dalam cabang olah raga yang lain menurut penulis, bola voli membutuhkan penguasaan teknik dasar yang baik dan setiap pemain bola voli secara perseorangan maupun secara kelompok dituntut untuk meningkatkan penguasaan teknik dasar dengan baik. Teknik dasar permainan bola voli sebaiknya dikuasai oleh para pemain agar dapat bermain dengan baik dan berprestasi. Menurut Suharno HP (1982 : 12), yang dimaksud dengan teknik dasar permainan bola voli adalah suatu proses melahirkan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam permainan bola voli. Jadi teknik dasar permainan bola voli dapat diartikan sebagai cara yang paling dasar, efektif, dan efisien sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai hasil yang optimal. Adapun teknik dasar permainan bola voli terdiri dari Service, Passing, Set-Up, Smash, dan Block. Menurut Suharno HP (1985 : 15), syarat penting dalam penguasaan teknik dasar bola voli mengingat hal-hal sebagai berikut : 1) Hukuman terhadap pelanggaran permainan yang berhubungan dengan kesalahan dalam melakukan

15

teknik. 2) Karena tempat yang terpisah antara regu satu dengan regu yang lain sehingga tidak terjadi sentuhan badan dengan pemain yang lawan lain, maka pengawasan wasit terhadap kesalahan teknik akan lebih seksama. 3) Banyak unsur-unsur yang mengakibatkan terjadinya kesalahan-kesalahan teknik, antara lain : membawa bola, menyendok bola, mendorong bola, mengangkat bola, pukulan rangkap, dan bola bertahan. 4) Permainan bola voli adalah permainan yang cepat, yang artinya bahwa waktu untuk memainkan bola sangat terbatas, sehingga penguasaan teknik yang tidak sempurna akan mengakibatkan terjadi kesalahan-kesalahan yang lebih besar lagi. 5) Penggunaan taktik-taktik yang tinggi hanya dimungkinkan kalau penguasaan teknik dasar dalam permainan bola voli sudah cukup sempurna. Berdasarkan syarat penguasaan teknik dasar dalam permainan bola voli, maka teknik-teknik dasar permainan bola voli dapat dibedakan sebagai berikut : 2.1.1.1 Service Menurut Suharno H.P. (1982 : 111) mengartikan servis adalah pukulan pertama dalam suatu permainan yang dilaksanakan di daerah petak servis dengan tangan. Sedangkan Servis menurut Dieter Beutelstahl (2003:9), servis adalah sentuhan pertama dengan bola. Mula-mula servis ini hanya dianggap sebagai pukulan permulaan saja, cara melempar bola untuk memulai permainan. Tetapi servis ini kemudian berkembang menjadi suatu senjata yang ampuh untuk menyerang. Jadi tehnik dasar ini tidak boleh kita abaikan, dan harus kita latih dengan baik terus-menerus.

16

2.1.1.2 Passing Menurut M. Yunus (1992:69-119) Passing adalah suatu usaha atau upaya bagi seorang pemain bola voli dengan cara menggunakan suatu tehnik tertentu yang tujuanya adalah untuk mengoperkan bola yang dimainkan kepada teman seregunya untuk diimainkan di lapangan sendiri. Tujuan utama passing adalah menyajikan bola sebaik mungkin untuk diberikan kepada pengumpan. 2.1.1.3 Set-Uper Menurut Suharno HP (1979 :30), umpan adalah sajian bola yang diberikan kepada teman seregunya denga harapan bola tersebut dipergunakan untuk penyerangan kepada lawan untuk mencapai kemenangan. 2.1.1.4 Smash Menurut Suharno HP (1979 : 34), smash adalah bola dipukul keras ke bawah sehingga bola akan bergerak denga cepat dan menukik melewati atas net menuju lapangan dan akan sulit diterima oleh lawan. 2.1.1.5 Block Menurut Suharno HP (1979 : 39), block adalah daya upaya bagi pemain depan untuk menahan bola di dekat net setelah bola dipukul oleh lawan.

2.1.2 Teknik Dasar Servis Menurut M. Yunus (1992 : 137), servis merupakan pukulan permulaan untuk memulai suatu permainan yang dilakukan di daerah servis di belakang lapangan. Pada mulanya servis ini hanya merupakan pukulan pembukaan untuk memulai suatu permainan, tetapi sesuai dengan kemajuan permainan servis

17

berkembang menjadi senjata yang ampuh untuk serangan awal untuk mendapatkan nilai atau membuat tekanan terhadap pertahanan lawan. Dalam sejarahnya bermula dari penyajian bola ke dalam permainan, dalam arti klata bahwa servis merupakan awal terjadinya suatu permainan. Hal ini sesuai dengan sejarah bola voli sebagai olahraga rekreasi. Akan tetapi dalam perkembangannya kemudian servis menjadi salah satu serangan pertama yang sangat penting. Secara berturut-turut servis yang baik adalah yang langsung dapat mematikan lawan, kemudian menyulitkan lawan agar tidak dapat melakukan serangan dengan baik. Sedangkan menurut Dieter Beutelstahl (2003 : 9), Mula-mula servis hanya dianggap sebagai pukulan permulaan saja, cara melempar bola untuk memulai permainan. Tetapi servis ini kemudian berkembang menjadi suatu senjata yang ampuh untuk menyerang. Menurut M.Yunus (1992 : 130), macam-macam teknik servis dan variasi servis dalam permainan bola voli meliputi : 2.1.2.1 Menurut posisi bola terhadap badan 1). Servis tangan bawah (Underhand service) (1) Back spin service (2) Outside spin service (3) Inside spin service (4) Cutting underhand service (5) Floating underhand service 2). Servis dari samping (Side arm service) (1) Cutting side arm service

18

(2) Floating side arm service 3). Servis tangan atas (Overhand service) (1) Tenis service (2) Floating overhand service (3) Slider floating overhand service (4) Jumping service (5) Overhand round hause service (6) Hongaria overhand service 2.1.2.2 Menurut putaran bola hasil servis 1) Top spin service 2) Back spin service 3) Floating service 4) Side spin service 5) Inside spin service 6) Outside spin service

2.3 Top Spin Service Menurut M. Yunus (1992 : 137), servis merupakan pukulan permulaan untuk memulai suatu permainan yang dilakukan di daerah servis di belakang lapangan. Top spin service adalah pukulan permulaan untuk memulai permainan dimana hasil bola servis berputar searah dengan arah bola servis. Top spin service kurang tepat diajarkan untuk pemula, karena servis ini akan sangat sulit karena

19

hasil dari servis ini akan cukup sulit diterima oleh lawan. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan top spin service : 2.3.1 Sikap Permulaan Berdiri di daerah servis dan bola dipegang dengan tangan kiri (yang kidal sebaliknya), lutut sedikit ditekuk dan berat badan di tengah posisi badan agak menyamping dengan satu kaki tumpu di depan. 2.3.2 Gerakan Pelaksanaan Bola dilambungkan setinggi kurang lebih 10 -20 cm, tangan kanan ditarik ke belakang dan diayun mengenai bagian belakang bola. Gerakan lanjutan (follow trough) setelah memukul bola diikuti dengan memindahkan badan ke depan, kaki belakang ke depan dan segera masuk lapangan untuk mengambil posisi.

2.4 Latihan Top Spin Service menggunakan ketinggian net bertahap dan ketinggian net tetap. Menurut M. Yunus (1992 : 192), penguasaan teknik dasar servis yang sempurna dapat tercapai dengan menggunakan latihan atau metode latihan yang efektif dan efisien. Untuk dapat meningkatkan kemampuan servis, latihan top spin service pada permainan bola voli dapat dilakukan dengan cara latihan bertahap, yaitu : 2.4.1 2.4.2 2.4.3 Latihan servis menggunakan daerah servis bertahap Latihan servis menggunakan ketinggian net bertahap Latihan servis menggunakan daerah servis serta ketinggian net bertahap

20

Dengan daerah servis dan tinggi net dibagi tiga tahap, dimulai dari ketinggian net 2,05 meter, ketinggian net 2,24 meter, dan dengan ketinggian net 2,43 meter. Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan daerah servis tetap dengan tinggi net bertahap, dan daerah servis tetap dengan tinggi net tetap pula.

Gambar 1: Ketinggian Net Bertahap (M. Yunus, 1992:192) Keterangan : I. Latihan servis menggunakan ketinggian net 2,05 meter II. Latihan servis menggunakan ketinggian net 2,24 meter III. Latihan servis menggunakan ketinggian net 2,43 meter

2.5 Hipotesis Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kebenarannya. (Sutrisno Hadi, 2000 : 257).

21

Sesuai dengan permasalahan yang ada dan berdasarkan kajian teoritis yang berhubungan dengan permasalahan dan didukung dengan kerangka hasil penelitian yang terkait, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian adalah : 2.5.1 Ada pengaruh hasil latihan top spin servis menggunakan ketinggian net bertahap dan ketinggian net tetap terhadap kemampuan hasil top spin service dalam permainan bola voli pada siswa putera ekstra kurikuler SMA Negeri 1 Sumber Rembang tahun ajaran 2004/2005. 2.5.2 Hasil latihan top spin service menggunakan ketinggian net bertahap lebih baik dibanding latihan top spin service menggunakan ketinggian net tetap terhadap kemampuan hasil top spin service dalam permainan bola voli pada siswa putera ekstra kurikuler SMA Negeri 1 Sumber Rembang tahun ajaran 2004/2005.

BAB III METODE PENELITIAN

Menurut Sutrisno Hadi (1993: 4), Syarat mutlak dalam sebuah penelitian adalah Metodologi penelitian. Berbobot setidaknya sebuah penelitian tergantung pada pertanggungjawaban dari metode penelitianya. Metodologi penelitian sebagaimana kita kenal sekarang memberikan yang cermat dan mengajukan syarat-syarat yang benar, maksudnya adalah untuk menjaga agar pengetahuan yang dicapai dari suatu penelitian dapat mempunyai harga yang ilmiah yang setinggi-tingginya. Penggunaan metodologi penelitian harus dapat mengarah pada penelitian, agar hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dalam hal ini akan diuraikan beberapa hal yang berhubungan dengan metodologi penelitian yaitu : Metodologi penelitian dalam penelitian ini meliputi : 3.1 Populasi Menurut Sutrisno Hadi (1989 : 220), Populasi adalah keseluruhan penduduk yang dimaksud untuk diselidiki, populasi dibatasi paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama. Pengertian tersebut menurut penulis mengandung maksud bahwa populasi dalam penelitian ini adalah seluruh individu yang akan dijadikan sebagai obyek penelitian dan keseluruhan individu itu mempunyai tingkat kecakapan yang sama. Dalam penelitian ini populasi diambil dari siswa putra ekstra kurikuler SMA Negeri I Sumber Rembang Tahun Pelajaran 2004/2005 sejumlah 30 siswa.

22

23

3.2 Sampel dan Teknik Sampling Menurut Sutrino Hadi (1997:221), sampel merupakan sebagian dari populasi. Sampel adalah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi. Dari pendapat tersebut penulis menetapkan bahwa dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Teknik total sampling menurut Sutrisno Hadi, (1993:82), adalah teknik pemilihan sekelompok subyek didasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu siswa putra ekstra kurikuler SMA Negeri I Sumber Rembang Tahun Pelajaran 2004/2005 yang berjumlah 30 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu mengikutsertakan semua individu atau anggota populasi menjadi sampel.

3.3 Variabel Variabel menurut Suharsimi Arikunto (1998: 99), adalah gejala yang bervariasi dan menjadi objek penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu :

3.3.1 Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah : latihan top spin service menggunakan ketinggian net bertahap dan ketinggian net tetap dalam permainan bola voli.

24

3.3.2 Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil top spin service. 3.4 Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dalam penelitian ini , metode yang digunakan adalah eksperimen. Dalam teori yang dinyatakan oleh Sutrisno Hadi (1986: 427) bahwa, metode eksperimen adalah metode yang sangat jitu untuk mengetahui hubungan sebab akibat. Disitu juga dijelaskan bahwa, Eksperimen dimaksudkan untuk menilai pengaruh suatu tindakan atau mengetes hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh tindakan itu. Selain itu Sutrisno Hadi (1988: 429) juga menyatakan bahwa istilah tindakan dalam eksperimen disebut treatment, dan diartikan sebagai variasi tindakan atau pemberian kondisi yang akan dinilai pengaruhnya, sedangkan yang dimaksud menilai tidak hanya terbatas pada mengukur atau mengadakan deskripsi pengaruh treatment yang dicobakan, melainkan juga mengetes signifikansi (berarti tindakannya) pengaruh tersebut. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode eksperimen dengan Subject Matching Design Ordinal Paiving yaitu anak coba yang haisl tes awal sama atau hampir sama dipasangkan (setelah diterapkan rumus mathcing),

kemudian anggota tiap pasangan itu dipisahkan untuk dijasikan kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II. Sehingga dua kelompok tersebut berangkat dari titik tolak yang sama. Penentuan kelompok agarlebih adil dilakukan dengan cara undian. Dalam pola ini terdapat pola pemisahan pasanganpasangan subjek masing-masing grup eksperimen dan ke grup kontrol secara otomatis akan menyeimbangkan kedua grup itu.

25

3.5 Instrumen Tes Tes servis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes servis permainan bola voli dari Laveage dalam buku Dasar-Dasar Penelitian Bola Voli. Menurut Suharno HP (1982:75), Tes servis ini diperuntukan bagi pemain yang masih pemula, sedang teknik pelaksanaan servis bebas asal tidak menyalahi peraturan servis dalam permainan bola voli. 3.5.1 Prosedur Pengambilan Data Untuk mendapatkan sampel penulis mengajukan ijin penelitian kepada kepala SMA Negeri I Sumber Rembang, dengan diketahui oleh Dekan FIK UNNES Semarang dalam bentuk surat ijin penelitian, ijin tersebut dimaksudkan supaya penulis dapat diperkenankan untuk menggunakan siswa yang mengikuti ekstrakulikuler bola voli untuk digunakan sebagai sampel dalam penelitian. Kemudian setelah mendapatkan ijin dari kepala sekolah penulis melakukan koordinasi dengan guru olahraga dan pengurus OSIS yang menangani bidang ekstrakulikuler bidang olahraga bola voli. Hal ini dilakukan untuk menentukan jadwal pelaksanaan kegiatan sekaligus mencatat data siswa mengikuti ekstrakulikuler bola voli. Menurut catatan OSIS seksi ektrakulikuler bola voli siswa putra yang mengikuti ekstrakulikuler bola voli pada tahun pelajaran 2004/2005 adalah sebanyak 30 siswa.

26

3.5.2 Tes Kemampuan Servis Karena penelitian ini adalah mengukur kemampuan servis dalam permainan bola voli, maka instrumen tes yang diterapkan untuk tes awal maupun tes akhir adalah menggunakan instrumen tes servis permainan bola voli Laveage. Menurut Suharno HP (1985 : 23) Pengujian reabilitas dan validitas dengan perhitungan statistik menghasilkan reabilitas 0,902 dan validitas 0,874. Sedangkan tujuan tes ini untuk mengetahui dan mengukur kemampuan hasil top spin service, dengan cara : 3.5.2.1 Setiap pemain mendapat giliran melakukan servis 10 kali 3.5.2.2 Kesalahan melakukan servis sesuai peraturan nilainya 0. 3.5.2.3 Nilai akhir dari pemain ialah jumlah nilai yang diperoleh 10 kali pelaksanaan. 3.5.2.4 Apabila bola mengenai garis, maka yang dihitung adalah nilai yang terbesar. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar daerah sasaran tes servis dari Laveage di bawah ini.

27

NET

4.5M

4.5M

4

10

3m

0

2

3m

3 18M

5

3m

Gambar 2 : Daerah sasaran tes servis dari Laveage (Suharno HP, 1982 : 109)

3.5.3 Tempat Penelitian Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah lapangan bola voli SMA Negeri I Sumber Rembang sebanyak dua buah lapangan. Penggunaan lapangan bola voli sebagai tempat latihan dalam penelitian ini dengan seijin kepala SMA Negeri I Sumber Rembang bersamaan dengan ijin penggunaan anak coba.

3.5.4 Waktu penelitian Jadwal pelaksanaan penelitian dibagi menjadi tiga tahap yaitu : 3.5.4.1 Tes awal, dilaksanakan pada hari Jumat, 13 Mei 2005 pukul 07.00 sampai dengan 11.00 WIB. 3.5.4.2 Pemberian latihan (treatment), dimulai tanggal 14 Mei 2005 sampai dengan 30 Juli 2005.

28

3.5.4.3 Tes akhir, dilaksanakan pada 13 Agustus 2005.

3.5.5 Alat dan perlengkapan penelitian Dalam penelitian ini alat dan perlengkapan yang digunakan adalah sebagai berikut : 3.5.5.1 Alat dan perlengkapan tes 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) Dua buah lapangan bola voli Dua buah net voli Enam buah bola voli Cat untuk membuat kolom sasaran Meteran Blanko penilaian Antena net voli Peluit

3.5.5.2 Alat dan perlengkapan latihan 1) 2) 3) 4) Enam buah bola voli Dua buah lapangan bola voli Dua buah net voli Cat untuk membuat kolom sasaran Blanko presensi 3.5.6 Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Pelaksanaan kegiatan dalam penelitian ini terdiri atas tiga macam kegiatan, yaitu :

29

3.5.6.1 Tes Awal Tes awal dalam penelitian ini bertujuan untuk membuat pemisahanpemisahan pasangan subyek (par of subject) menjadi grup eksperimen dan grup kontrol. Tes awal ini dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2005 alat tes yang digunakan adalah tes servis dari Laveage dan teknik servis yang digunakan adalah teknik servis tangan atas. Pelaksanaan tes ini dengan cara anak coba melakukan servis tangan atas 10 kali kearah sasaran. Skor akhir adalah jumlah point dari 10 kali servis yang sah. 3.5.6.2 Kegiatan Latihan Kegiatan latihan ini mencakup beberapa aspek yaitu : 1) Program Latihan Latihan pada penelitian menurut penulis pada prinsipnya untuk meningkatkan penguasaan teknik dasar top spin service. Untuk mencapai tujuan tersebut penulis menyusun program latihan dengan menetapkan jangka waktu latihan selama 8 minggu dengan perincian 18 kali tatap muka latihan dan 2 kali tes, yaitu tes awal dan tes akhir. Pelaksanaan program latihan ini dimulai dari tanggal 14 Mei 2005 sampai dengan tanggal 30 Juli 2005. Berdasarkan pendapat di atas maka penulis menetapkan frekuensi latihan tiap minggunya 2 kali tatap muka. Pada kelompok eksperimen , anak coba diberi tugas melakukan top spin service dengan daerah servis serta ketinggian net bertahap dan pada kelompok kontrol ditugaskan melakukan top spin service dengan daerah servis serta ketinggian net tetap. Anak coba diberi tugas melakukan Drill top spin service dengan mengarahkan bola servis kesasaran. Drill top spin service ini bertujuan untuk melatih kemampuan anak coba dalam mengarahkan bola servis dan memperoleh

30

otomatisasi gerakan. Daerah-daerah yang menjadi sasaran dalam latihan top spin service ini adalah mengacu pada taktik permainan yang sesungguhnya. Pada pelaksanaan program latihan ini penulis menganjurkan pada anak coba agar jatuhnya bola servis di daerah yang mempunyai point nilai tertinggi. 2) Materi Latihan Latihan dalam latihan ini dibagi menjadi 3 tahap pelaksanaan dan tiap tahapnya terdiri atas 6 kali tatap muka. Dalam kegiatan tatap muka latihan top spin service tersusun materi latihan sebagai berikut : (1) Kegiatan Pendahuluan. Pada kegiatan pendahuluan ini berisi kegiatankegiatan yang meliputi : 1) Pembukaan, yang mencakup absensi, uraian mengenai tujuan dan materi latihan serta pemberian motivasi pada anak coba; 2) Pemanasan dengan lari mengitari lapangan, lalu penguluran otot-otot, meliputi penguluran otot leher, lengan, perut, punggung dan pinggang serta kaki, pada penguluran otot masing-masing gerakan menggunakan hitungan satu kali delapan; 3) Pelemasan sendi-sendi, yaitu pelemasan sendi leher, bahu, siku, pergelangan tangan, pinggul, lutut dan pergelangan kaki. Pelemasan sendi masing-masing menggunakan hitungan dua kali delapan. (2) Kegiatan Inti. Kegiatan inti dalam penelitian ini berisi materi latihan top spin service yang meliputi : 1) Kegiatan kelompok eksperimen, Kegiatan inti dari kelompok eksperimen terdiri dari tiga tahap yaitu : (1) Latihan top spin service tahap pertama, yaitu anak coba melakukan top spin service dengan jarak 9 meter dari garis tengah dan menggunakan ketinggian net 2.05 meter.

31

Intensitas latihan pada tahap pertama adalah 3 set dengan tiap setnya 8 repetisi; (2) Latihan top spin service tahap kedua, yaitu anak coba melakukan top spin service dengan jarak 9 meter dari garis tengah dan menggunakan ketinggian net 2.24 meter, dengan intensitas latihan 3 set dan tiap setnya 12 repetisi; (3) Latihan top spin service tahap ketiga, yaitu anak coba melakukan top spin service dengan jarak 9 meter dari garis tengah dan menggunakan ketinggian net 2.43 meter, dengan intensitas latihan 3 set dan tiap setnya 16 repetisi. 2) Kegiatan kelompok kontrol. Kegiatan inti pada kelompok kontrol juga mencakup tiga tahap yaitu : (1) Latihan top spin service tahap pertama, yaitu anak coba melakukan top spin service dengan jarak 9 meter dari garis tengah dan menggunakan ketinggian net 2.43 meter, dengan intensitas latihan 3 set dan tiap setnya 8 repetisi.; (2) Latihan top spin service tahap kedua, yaitu anak coba melakukan top spin service dengan jarak 9 meter dari garis tengah dan menggunakan ketinggian net 2.43 meter, dengan intensitas latihan 3 set dan tiap setnya 12 repetisi; (3) Latihan top spin service tahap ketiga, yaitu anak coba melakukan top spin service dengan jarak 9 meter dari garis tengah dan menggunakan ketinggian net 2.43 meter, dengan intensitas latihan 3 set dan tiap setnya 16 repetisi. 3) Penenangan. Kegiatan penenangan berisi kegiatan-kegiatan yang meliputi : (1) Penguluran otot-otot, meliputi penguluran otot leher, lengan, perut, punggung dan pinggang serta kaki, pada penguluran otot

32

masing-masing gerakan menggunakan hitungan satu kali delapan; (2) Pelemasan sendi-sendi, yaitu pelemasan sendi leher, bahu, siku, pergelangan tangan, pinggul, lutut dan pergelangan kaki. Pelemasan sendi masing-masing menggunakan hitungan dua kali delapan (3) Evaluasi latihan, dengan cara memperbaiki gerakan-gerakan yang salah dalam latihan.

3.5.6.3 Tes Akhir Maksud dari tes akhir dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan top spin service pada anak coba setelah melaksanakan program latihan. Alat tes yang digunakan pada tes akhir adalah tes ketepatan servis dari Laveage dengan menggunakan teknik top spin service. Pelaksanaan tes akhir ini dengan cara anak coba disuruh melakukan top spin service 10 kali kearah sasaran dan skor akhir adalah jumlah point dari 10 kali servis yang sah. Tes akhir ini dilaksanakan pada tanggal 13 Agustus 2005. 1) Tenaga Pembantu Untuk memperlancar jalannya penelitian, penulis mencari beberapa tenaga pembantu, antara lain : (1) Bapak Susilo, S.Pd. pengampu ekstrakulikuler bola voli di SMA Negeri 1 Sumber Rembang, membantu mengawasi jalanya tes awal, saat latihan dan tes akhir

33

(2)

Rumadi dan Didik siswa kelas 3 SMA Negeri 1 Sumber Rembang selaku pengawas jatuhnya bola servis

(3)

Yanti bertugas sebagai pencatat skor nilai membagikan konsumsi bagi anak coba

servis pada saat tes serta

(4)

Suparyadi, Mushonipin membantu membuat daerah tes servis serta mempersiapkan peralatan tes

(5) (6)

Sahri selaku pengawas sah tidaknya servis Ahmad Khamdani, bertugas mengambil dokumentasi saat tes.

3.5.6.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penelitian dan Cara Mengatasinya Walaupun dalam penelitian ini telah diusahakan, tidak terhindar dari adanya kemungkinan kesalahan. Namun di luara kemampuan peneliti dapat terjadi hal-hal yang mempengaruhi hasil penelitian. Oleh karena itu penulis kemukakan faktorfaktor yang berpengaruh terhadap hasil penelitian dan cara untuk mengatasinya. Faktor-faktor tersebut antara lain : 1) Kesungguhan hati Faktor kesungguhan hati dalam melakukan latihan akan mempengaruhi hasil yang dicapai oleh masing-masing anak coba, untuk itu penulis bekerja sama dengan pihak guru pengajar olahraga untuk memberikan sangsi kepada siswa yang tidak mengikuti latihan juga dengan cara memberikan motifasi dan pengawasan selama proses latihan agar anak coba bersungguh-sungguh dalam melakukan latihan.

34

Kesungguhan dalam melakukakan latihan atau tes dapat mempengaruhi hasil yang dicapai oleh masing-masing anak coba. Dalam hal ini peneliti berusaha untuk selalu memberikan motivasi dan mengadakan pendekatan, memberi arahan untuk menjaga faktor di luar perlakuan supaya dapat dikendalikan, dan peneliti mengontrol serta mengawasi jalannya latihan secara ketat. 2) Kegiatan anak coba di luar penelitian Kegiatan anak coba yang dilakukan di luar penelitian ini sulit untuk diketahui serta sulit diawasi. Untuk itu hanya diberi penjelasan dan penekananpenekanan agar tidak melakukan kegiatan yang sama di luar penelitian, karena bila hal tersebut terjadi dilakukan di luar penelitian jelas akan menimbulkan perlakuan yang berbeda. 3) Faktor kemampuan anak coba Maisng-masing anak coba memiliki kemampuan dasar yang berbeda, baik dalam kemampuan untuk menerima penjelasan maupun kemampuan dalam melakukan gerak dari penjelasan yang diberikan. Untuk itu peneliti memberi pengarahan secara perorangan setiap melakukan latihan atau pada saat tes. Dan diusahakan selalu diadakan koreksi secara langsung bagi anak yang melakukan kesalahan dan koreksi secara klasikal setelah anak coba menyelesaikan latihan keseluruhan. 4) Faktor cuaca Faktor cuaca, khususnya hujan dapat mengganggu jalanya latihan karena latihan dilaksanakan dilapangan terbuka. Walaupun tercatat ada tiga kali

35

pertemuan terjadi hujan namun tidak menyurutkan semangat berlatih siswa, dengan demikian jumlah dan waktu latihan dapat dipenuhi sesuai dengan rencana. Karena latihan dilaksanakan di lapangan terbuka, maka faktor cuaca akan sangat berpengaruh terhadap jalannya latihan. Sehingga latihan kadang-kadang terjadi kemoloran atau terjadi kemunduran waktu latihan. Faktor ini tidak berpengaruh bila latihan dilakukan di dalam ruangan, akan tetapi hal itu tidak ada di tempat diadakannya latihan. 5) Faktor kebosanan Karena latihan dari waktu mulai sampai akhir hanya melakukan top spin service saja, maka faktor kebosanan akan dirasakan oleh anak coba. Untuk itu dalam upaya untuk mengatasi hal tersebut pada akhir latihan kadang-kadang kita beri game untuk mengurangi rasa bosan yang dirasakan oleh anak coba. Unsur kebosanan pada anak coba dalam melakukan latihan pasti selalu ada karena materi yang diberikan hanya jumping service saja. Untuk mengatasi hal itu penulis berusaha mengatasi dengan menciptakan berbagai fariasi gerakan dalam bentuk latihan pendahuluan. Dalam memberikan latihan penulis menerangkan teknik dasar jumping service kepada kedua kelompok dan mendemonstrasikanya sesempurna mungkin, selain itu juga memberikan hukuman bagi 10 anak yang paling jelek hasilnya untuk kelompok eksperimen dan kontrol yaitu dengan

melakukan push-up dengan jumlah sesuai perjanjian, semua itu bertujuan agar mencapai hasil yang optimal.

36

6) Faktor waktu Latihan dilakukan pada waktu sore hari yang dimulai dari jam 15.00 WIB sampai dengan jam 17.00 WIB. Setelah anak melakukan kegiatan rutin latihan setiap sore, mereka harus beristirahat untuk kegiatan besok hari dengna program yang sama.

7) Pelatih Karena ada dua kelompok anak coba yang melakukan kegiatan latihan yaitu kelompok kesperimen dan kelompok kontrol, maka akan sangat perlu adanya pembantu pelatih yang bertugas mengawasi pelaksanaan latihan. Sedangkan pelatih bertugas menjelaskan tujuan latihan, memberikan contoh gerakan latihan, menugaskan anak coba untuk latihan atau mengoreksi dan sebagai instruktur tunggal. 3.5.7 Metode Pengolahan Data Pengolahan data dalam suatu penelitian menurut penulis merupakan langkah yang penting karena pengolahan data-data yang diperoleh sudah terkumpul serta dianalisis dengan metode yang tepat akan mampu memberikan informasi yang handal dari suatu penelitian. Oleh karena itu penulis menganalisis data yang ada dengan menggunakan analisis statistik. Analisis statistik adalah cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan, menyusun dan menganalisis data penelitian dalam bentuk angka-angka.

37

Analisis statistik dalam eksperimen terdiri dari bermacam-macam pola. dalam penelitian ini penulis menggunakan pola M S (Matched Subjet Designs) karena matching dilakukan terhadap subyek demi subyek. Pada dasarnya pola M S ada tiga macam pairing, yaitu nominal pairing, ordinal

pairing dan kombinasi antara nominal pairing dan ordinal pairing. Menurut Sutrisno Hadi (1998:458), Matching atau pemasangan subyek berdasarkan atas kemampuan tiap-tiap subyek. Dengan kata lain penelitian ini menggunakan cara ordinal pairing. Ordinal pairing didasarkan atas kriterium ordinal, pairing jenis ini hanya dilakukan terhadap continuum variables, non variable characteristics, atau gejala bertingkat. Intelegensi kecakapan dalam mata pelajaran-mata pelajaran tertentu, panguasaan bahasa, kekayaan, tinggi dan berat badan, aktivitas sosial, adalah gejala continuum yang dijadikan dasar dalam ordinal pairing. Menurut Sutrisno Hadi (1988:486), subject matchet selalu

menggunakan t-tes. Dari pendapat tersebut maka data yang dianalisis dalam penelitian ini merupakan hasil nilai suatu tes dari data kelompok yang sudah dimatchkan individunya. Oleh karena itu untuk pengetesan signifikansinya digunakan rumus t-tes. Metode analisis pola M-S terdiri atas dua rumus perhitungan, yaitu rumus panjang (long method) dan rumus pendek (short method). Dalam penelitian ini penulis menggunakan rumus pendek (short method), yaitu rumus yang dipersiapkan untuk menyelesaikan penelitian yang lebih singkat dan efisien.

38

Untuk mengetes signifikansi terhadap mean akhir dari grup eksperimen dan grup kontrol pada pola M-S dengan short method, langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah : 3.5.7.1 Mencatat perbedaan efektifitas dari masing- masing metode terhadap prestasi anak, orang demi orang. 3.5.7.2 Mencari mean perbedaan itu. Mean defferencee atau disingkat MD ini diperoleh dari membagi jumlah defferencee yang dihasilkan oleh langkah pertama dengan jumlah subyeknya. 3.5.7.3 Mencatat deviasi perbedaan. Deviasi perbedaan diperoleh dari mengurangi tiap-tiap perbedaan dengan mean perbedaan. 3.5.7.4 Mencatat kuadrat masing-masing deviasi perbedaan. 3.5.7.5 Mencari jumlah deviasi kuadrat dari perbedaan-perbedaan tersebut. 3.5.7.6 Mengetes signifikansi mean perbedaan tersebut dalam langkah kadua dengan rumus t-tes sebagai berikut : t=

MD

d2

N ( N 1)Keterangan: MD

Mean defference atau perbedaan mean dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. d : Jumlah deviasi kuadrat perbedaan mean. N : Jumlah pasangan subyek (Sutrisno Hadi, 2000 : 490).

:

39

Pengetesan tersebut dikerjakan dengan tabel perhitungan persiapan sebagai berikut : Tabel Persiapan Perhitungan

NO 1 1. 2. 3. dst.

Pasangaaan Subyek 2

Xe 3

Xk 4

D (x-x) 5

d (D-mD) 6

d2 7

Xe Xk (Sutresno Hadi, 1998:455)

D

d

d2

Langkah-langkah dalam pengisian tabel tersebut adalah sebagai berikut : 1) 2) 3) 4) 5) 6) Catatan nomor subyek dalam kolom 1 Catatan nomor pasangan subyek yang telah di matchkan ke kolom 2 Nilai kelompok kontrol dalam kolom 3 Nilai kelompok ekperimen dalam kolom 4 Selisih nilai Xk dan Xe pada kolom 5 Deviasi perbedaan dari tiap-tiap pasangan yang diperoleh dengan mencari selisih antara deviasi dan mean perbedaan (MD) pada kolom 6 7) Kuadrat deviasi perbedaan masing-masing pasangan pada kolom 7 Hipotesis nihil akan diuji kebenaranya berdasarkan taraf signifikansi 5%. Hal ini berarti kita percaya bahwa 95 % dari keputusan kita adalah benar dari kemungkinan akan menolak hipotesis yang benar adalah 5 diantara 100. Berdasar

40

pada hasil uji hipotesis, kemungkinan-kemungkinan hasil dalam penelitian ini adalah : (1) Apabila nilai t yang diperoleh dari perhitungan statistik itu sama atau lebih besar dari nilai t dalam tabel, maka hipotesis nihil ditolak. (2) Apabila nilai t yang diperoleh itu lebih kecil dari nilai t dalam tabel, maka hipotesis nihil diterima.

41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Diskripsi data Data hasil tes akhir servis yang terkumpul selanjutnya diolah dengan statistik dengan maksud agar perbedaan dalam perhitungan tampak jelas. Bicking dalam Sudjana (1994:12) mengatakan bahwa untuk keperluan analisis data, seorang peneliti agar menyederhanakan data yang telah dicatat, jika perlu mengubahnya dalam bentuk bilangan. Adapun hasil tes akhir servis sampel penelitian pada siswa putera peserta ekstra kurikuler SMA Negeri 1 Sumber Rembang tahun pelajaran 2004/2005 adalah sebagai berikut. Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Siswa Putera Peserta Ekstra Kurikuler SMA Negeri 1 Sumber Rembang tahun pelajaran 2004/2005

Bentuk Latihan

Simbol =

Tes Awal 630,00 42,00 15,89 564,00 37,60 16,52

Tes Akhir 727,00 48,47 13,47 494,00 32,93 8,78

Net Bertahap

= = =

Net Tetap

= =

41

42

Adapun berdasar hasil tes awal dan tes akhir pelaksanaan latihan yang menggunakan bentuk latihan top spin servis net bertahap dan latihan top spin servis net tetap perkembangannya dapat dilihat pada histogram sebagai berikut :

50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00

Top Spin Net Bertahap Top Spin Net Tetap

Tes Awal

Tes Akhir

Top Spin Net Bertahap

Grafik 1 : Histogram Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Top Spin Servis Siswa Putera Peserta Ekstra Kurikuler SMA Negeri 1 Sumber Rembang tahun pelajaran 2004/2005.

4.1.2 Uji Normalitas dan Uji Homogenitas 4.1.2.1 Uji Normalitas Data Uji normalitas dilakukan dengan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Test Program SPSS ver 11. Kriteria uji jika signifikansi 0,05 dinyatakan normal, sebaliknya jika signifikansi 0,05 dinyatakan tidak normal. Adapun hasil perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3 halaman 55, sedangkan rangkumannya adalah sebagai berikut :

43

Tabel 2. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Menggunakan Kolmogorov-Smirnov No 1. 2. Kelompok Data Latihan Top Spin Servis Ketinggian Net Bertahap Latihan Top Spin Servis Ketinggian Net Tetap n 15 15 K-S Z 0,685 0,658 Signifikansi 0,736 0,779 Simpulan Normal Normal

Berorientasi pada hasil perhitungan data seperti tertera pada Tabel 2, harga seluruh kelompok data diperoleh signifikansi 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data setiap kelompok penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 4.1.2.2 Uji Homogenitas Data Uji homogenitas data dilakukan dengan menggunakan uji Chi Kuadrat. Kriteria uji jika o2 t2 0,05 dinyatakan tidak homogen, sebaliknya jika o2 t2 0,05 dinyatakan homogen. Adapun hasil perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3 halaman 55, sedangkan rangkumannya adalah sebagai berikut : Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji Chi Quadrat No 1. 2. Kelompok Data Latihan Top Spin Servis Ketinggian Net Bertahap Latihan Top Spin Servis Ketinggian Net Tetap o2 0,867 1,467 t2 22,36 22,36 Signifikansi Simpulan 1,000 1,000 Homogen Homogen

Berorientasi pada hasil perhitungan data seperti tertera pada Tabel 3, harga seluruh kelompok data diperoleh o2 t2 untuk 0,05, sehingga dapat disimpulkan

44

bahwa setiap kelompok penelitian memiliki varians populasi yang homogen. Berdasar simpulan tersebut, maka dapat dilanjutkan dengan uji parametrik. 4.1.3 Uji hipotesis Berdasar pada hasil uji normalitas data dan uji homogenitas varians data yang tercantum pada Tabel 2 dan Tabel 3, maka langkah berikutnya adalah melakukan uji parametrik dengan uji t dengan bantuan program SPSS Ver. 11, menggunakan taraf signifikansi 5 %. (Lihat tabel 4). Tabel 4. Rangkuman Hasil Analisis dengan Menggunakan Uji t

Sumber Variasi Latihan Top Spin Servis Ketinggian Net Bertahap Latihan Top Spin Servis Ketinggian Net Tetap Bertahap VS Tetap

Mean 48,4667

N 15

db -

to -

tt -

Sig. -

Keterangan -

32,9333

15

-

-

-

-

-

-

15

14 3,844 1,761 0,002

Signifikan

Berdasarkan perhitungan statistik pada tabel 4, maka dapat diketahui nilai uji t adalah sebesar 3,844, sedangkan nilai t tabel dengan db. 14 pada taraf signifikansi 5 % diperoleh nilai sebesar 1,761, dengan demikian dapat diketahui bahwa nilai hasil thitung

(3,844) > dari t tabel (1,761). Berdasar pada hasil analisis, maka hipotesis yang pertama menyatakan

bahwa Ada pengaruh latihan top spin service menggunakan ketinggian net bertahap dan ketinggian net tetap terhadap hasil kemampuan top spin service dalam permainan

45

bola voli pada siswa putera peserta ekstra kurikuler SMA Negeri 1 Sumber Rembang tahun pelajaran 2004/2005, yang kedua Hasil latihan top spin service menggunakan ketinggian net bertahap lebih baik dibanding latihan top spin service menggunakan ketinggian net tetap terhadap kemampuan hasil top spin service dalam permainan bola voli pada siswa putera ekstra kurikuler SMA Negeri 1 Sumber Rembang tahun ajaran 2004/2005. Mencermati hasil analisis tersebut dapat dikatakan bahwa ada perbedaan yang berarti antara latihan top spin service menggunakan ketinggian net bertahap dengan latihan top spin service menggunakan ketinggian net tetap terhadap kemampuan hasil top spin service bola voli pada siswa putra ekstra kurikuler SMA Negeri 1 Sumber Rembang tahun pelajaran 2004/2005.

4.2

Pembahasan Dari penelitian diperoleh hasil yang menyatakan bahwa ada perbedaan antara

latihan top spin service menggunakan ketinggian net bertahap dengan latihan top spin service menggunakan ketinggian net tetap terhadap kemampuan hasil top spin service bola voli pada siswa putra ekstrakulikuler SMA Negeri 1 Sumber Rembang tahun pelajaran 2005 / 2006. Hal ini dapat dibuktikan dengan angka yang diperoleh dari perhitungan yang hasilnya nilai t hitung lebih besar daripada nilai t dalam table. Untuk mengetahui mana yang lebih baik antara kedua metode latihan tersebut maka digunakan uji perbandingan mean akhir dari masing-masing kelompok, yaitu :

46

mean hasil tes akhir kelompok eksperimen ( MX e )adalah 48,4667; sedangkan mean hasil tes akhir kelompok kontrol ( MX K ) adalah 32,9333. Hasil uji perbandingan mean akhir menunjukan bahwa mean akhir kelompok eksperimen lebih besar jika dibandingkan dengan mean akhir kelompok kontrol. Hal ini menunjukan bahwa latihan top spin service menggunakan ketinggian net bertahap lebih baik jika dibandingkan dengan latihan top spin service menggunakan ketinggian net tetap terhadap kemampuan hasil top spin service bola voli pada siswa putra ekstrakulikuler SMA Negeri 1 Sumber Rembang tahun pelajaran 2004/2005.

4.3

Keterbatasan Penelitian

4.3.1 Hambatan Selama penelitian ini berlangsung penulis tidak menjumpai masalah yang berarti sehingga dapat mengganggu jalanya penelitian. Walaupun demikian, ada masalah-masalah kecil yang timbul selama penelitian, yaitu : 4.3.1.1 Anak coba sebagian besar adalah siswa yang rumahnya cukup jauh dengan tempat latihan. Jadi mereka sering merasa kelelahan sewaktu melakukan latihan. 4.3.1.2 Cuaca yang masih bernuansa musim penghujan sehingga pada saat lapangan dalam kondisi basah anak coba berlatih tanpa memakai sepatu yang dapat mengakibatkan rawan cidera.

47

4.3.2 Penanganan Masalah-masalah tersebut di atas dapat diatasi dan penelitian dapat berjalan dengan lancar. Disamping terdapat masalah seperti tersebut di atas, dalam penelitian ini juga terdapat hal-hal yang menguntungkan dan sangat membantu kelancaran jalanya penelitian, misalnya : 4.3.2.1 Pemantauan serta koordinasi yang terus-menerus oleh peneliti dan pembina ekstrakulikuler sehingga memberikan motivasi dan kesungguhan anak coba dalam proses latihan. 4.3.2.2 Dengan bermodalkan sebagai juara bola voli antar pelajar, maka semangat anak coba semakin terpacu untuk berlatih lebih keras lagi. 4.3.2.3 Anak coba sudah terbiasa berdisiplin tinggi. 4.3.2.4 Lapangan dengan lapisan tanah yang mudah kering sehingga dapat dipakai setelah turun hujan serta perlengkapan latihan yang cukup memadai.

48

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan menggunakan rumus t-tes pendek diperoleh nilai t hitung sebesar 3,844 dengan berdasar taraf signifikansi 5 % dan derajat kebebasan (db) 14 nilai t dalam tabel menunjukan angka sebesar 1,761 dan berdasarkan uji perbandingan mean akhir kelompok eksperimen sebesar 48,4667 dan mean akhir kelompok kontrol sebesar 32,9333; jadi mean akhir kelompok eksperimen lebih besar dari pada mean akhir kelompok kontrol atau MX e > MX K . Dengan berdasarkan hasil perhitungan statistik di atas maka dapat diambil simpulan sebagai berikut : 5.1.1 Ada pengaruh antara latihan top spin service menggunakan ketinggian net bertahap dengan latihan top spin service menggunakan ketinggian net tetap terhadap kemampuan hasil top spin service bola voli pada siswa putra ekstrakulikuler SMA Negeri 1 Sumber Rembang tahun pelajaran 2004/2005. 5.1.2 Latihan top spin service menggunakan ketinggian net bertahap lebih baik jika dibandingkan dengan latihan top spin service menggunakan ketinggian net tetap terhadap kemampuan hasil top spin service bola voli pada siswa putra ekstrakulikuler SMA Negeri 1 Sumber Rembang tahun pelajaran 2004/2005.

48

49

5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa latihan top spin service menggunakan ketinggian net bertahap mempunyai pengaruh yang lebih baik terhadap kemampuan hasil top spin service bola voli. Untuk itu penulis mengajukan beberapa saran antara lain : 5.2.1 Agar dapat melakukan top spin service dengan baik dan benar hendaknya para guru olahraga di SMA Negeri 1 Sumber Rembang menggunakan ketinggian net bertahap dalam mengajar maupun berlatih top spin service. 5.2.2 Kepada para pelatih dan pembina bola voli untuk menggunakan latihan top spin service dengan ketinggian net bertahap dalam meningkatkan kemampuan top spin service pemain atau siswa.

50

DAFTAR PUSTAKA

51

Lampiran 1. HASIL PELAKSANAAN TES AWAL KELOMPOK : KETINGGIAN NET BERTAHAP No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Nama Suwondo Musiri Iswanto Jumino Jumari Kani W. Subadio Agus S. Andi R. Sukarjan Edi S. Heri S. Albais Suparyadi Guntur G. Pelaksanaan 4 5 6 7 2 2 2 2 2 2 10 0 2 2 2 0 5 3 0 5 2 0 0 10 10 2 2 10 4 2 2 0 2 0 2 0 Jumlah 42 27 45 43 41 45 59 34 62 24 30 32 70 62 14

1 5 2 5 0 2 10 0 0 0 2 0 10 2 10 0

2 2 2 5 5 2 0 5 0

3 5 2 4 0 10 2 10 2

8 10 2 10 3 0 2 10 10 10 10 2 3

9 2 10 2 10 3 10 0 0 0 5

10 10 3 10 2 10 2 10 0 10 0

10 10 10 10 0 5 0 5

10 10 10 10 2 0 2 2 2 0 0 2 10 2 4 2 0 2 2 0 2 0

10 10 0 0 4 10 2

10 10 10 10 10 10 2 0 10 10 10 2 0 5 2 0 2 3

52

Lampiran 1 (Lanjutan) HASIL PELAKSANAAN TES AWAL KELOMPOK : KETINGGIAN NET TETAP No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Nama Aditya EW. Agung U. Agus AS. Agus Dwi N. Budiono Edi S. Eko Purwanto Galih P. Jawawi Jumaedi Mintarso Rudolf Y. Samsul Hadi Teguh Triyanto Yunita Pelaksanaan 3 4 5 6 7 8 2 10 3 10 10 0 0 10 0 0 2 2 2 2 2 2 5 0 Jumlah 55 48 14 15 8 37 18 55 42 54 38 32 53 44 51

1 0

2 5

9 10 5 10 4 10 0 0 0 4 0 0 0 2

0 10 2 10 2 0 2 0 2 0 0 2 0 0 0 4 0 0 2 2 0 0 0 5 2 4 2 2 2 2 0 2 2 2

2 10 5 10 2 2 5 2 2 0

4 10 5 10 4 10 10 0 10 0 2 4 10 10 0 0

10 10 0 5 5 5 2 5 0 5

2 10 10 10 0 2

2 10 5 0 0

2 10 0 0 5

2 10 0

0 10 4

2 10 10 2

0 10 4

4 10 4 0 10 5

0 10 0 5

2 10 0 2

5 10 2

2 10

53

Lampiran 2 HASIL PELAKSANAAN TES AKHIR KELOMPOK : KETINGGIAN NET BERTAHAP No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Nama Suwondo Musiri Iswanto Jumino Jumari Kani W. Subadio Agus S. Andi R. Sukarjan Edi S. Heri S. Albais Suparyadi Guntur G. Pelaksanaan 4 5 6 7 2 3 10 5 2 2 3 2 0 2 5 2 Jumlah 53 40 47 51 37 50 57 41 72 38 40 39 69 68 25

1 3 10 3 5 0

2 5 2 3 2 0

3 2 10 2 2 5 3 4 5 5 5 0 4 0 10 0

8 9 10 10 10 3 5 2 0 2 0 2 5 2 2

10 10 10 0 4 0 2 2 10 10 4 10 5 2 10 2 2 0 3 0 10 2

10 10 2 10 0 4 5 3 10 0

10 10 10 5 4 0 3 2 4 3 10 5 0 2

10 10 10 10 10 10 2 10 4 0 3 10 5 0

10 10 3 5 5 5 2 10 0 0 2

10 10 2 0 3 10 10 4

10 10 10 2 4 2

10 10 5 0 5 0

10 10 2 3

10 10 10 3 5 0

54

Lampiran 2 (Lanjutan)

KELOMPOK : KETINGGIAN NET TETAP No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Nama Aditya EW. Agung U. Agus AS. Agus Dwi N. Budiono Edi S. Eko Purwanto Galih P. Jawawi Jumaedi Mintarso Rudolf Y. Samsul Hadi Teguh Triyanto Yunita Pelaksanaan 4 5 6 7 0 10 2 2 2 0 0 0 4 5 5 2 4 Jumlah 38 29 24 30 16 41 36 19 25 42 39 33 43 36 43

1 2 10 2 2 0 2 5

3 0 2 2 2 0 4 0

8 3

9 10 5 4

0 10 0 0 5 2 2 2 0 2 0 2

3 10 0 2 0 5 3 2 0 3 3

10 3 2 3 5 2

3 10 0 10 2 3 0 2 3 2 2 0 2 0 2 5 2

10 0 0 4 0 0

2 10 2 2 2

0 10 0 2 2

3 10 0 5 3

10 2 3 0 4 2 3 5 3 5

0 10 5 2 5 5 3 3 5 2 3 2 5 2 2 2

0 10 10 2 3 2 4 4

2 10 0 0 10 10 3 2 5 2 2

2 10 5 5

10 0

3 10 0

55

Lampiran 3 Uji Normalitas dan Uji Homogenitas NPar TestsOne-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. TAHAP 15 48.4667 13.47414 .177 .177 -.131 .685 .736 TETAP 15 32.9333 8.77876 .170 .126 -.170 .658 .779

a,b

Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative

Chi-Square TestTest Statistics Chi-Square df Asymp. Sig.a,b

TAHAP .867 13 1.000

TETAP 1.467 12 1.000

a. 14 cells (100.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 1.1. b. 13 cells (100.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 1.2.

56

Lampiran 4 Analisis Uji t

57

Lampiran 5 Surat Keterangan Pembimbing Penelitian

58

Lampiran 6 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian

59 61 Lampiran 7 Foto Dokumentasi Penelitian

Peneliti memberi penjelasan pelaksanaan tes pada ketinggian net bertahap

Peneliti memberi penjelasan pelaksanaan tes pada ketinggian net tetap

62 60

Sampel melakukan tes Top Spin Service

Petugas mengawasi jatuhnya bola

60 61