AKTIVITAS HARIAN DAN PERILAKU MAKAN ANAK ORANGUTAN (Pongo
pygmaeus wurmbii, TIEDEMANN 1808) DENGAN TINGKAT UMUR BERBEDA DI
STASIUN PENELITIAN ORANGUTAN TUANAN, KALIMANTAN TENGAH
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Sains Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
Oleh : Angga Prathama Putra 103095029753
PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008 M / 1429 H
1
AKTIVITAS HARIAN DAN PERILAKU MAKAN ANAK ORANGUTAN (Pongo
pygmaeus wurmbii. TIEDEMANN 1808) DENGAN TINGKAT UMUR BERBEDA DI
STASIUN PENELITIAN ORANGUTAN TUANAN, KALIMANTAN TENGAH Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
Oleh: Angga Prathama Putra 103095029753
Menyetujui, Pembimbing I Pembimbing II
DR. Sri Suci Utami Atmoko
Firman, M.Si
Mengetahui, Ketua Program Studi Biologi
DR. Lily Surayya EP, M.Stud.Env NIP. 150 375 182
2
PENGESAHAN UJIANSkripsi yang berjudul Aktivitas Harian Dan
Perilaku Makan Anak Orangutan (Pongo pygmaeus wurmbii, TIEDEMANN,
1808) Dengan Tingkat Umur Berbeda Di Stasiun Penelitian Orangutan
Tuanan (SPOUT), Kalimantan Tengah, telah diuji dan dinyatakan lulus
dalam Sidang Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada hari Selasa tanggal
19 Februari 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada Program
Studi Biologi. Jakarta, 19 Februari 2008
Tim Penguji, Penguji I Penguji II
DR. Lily Surayya EP, M.Stud.Env NIP. 150 375 182
Megga Ratnasari Pikoli, M.Si NIP. 150 321 567
Mengetahui, Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Ketua Program
Studi Biologi
Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 150 317 956
DR. Lily Surayya EP, M.Stud.Env NIP. 150 375 182
3
PERNYATAANDENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI
BENARBENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI
SKRIPSI ATAU SKRIPSI PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA
MANAPUN.
Jakarta, 19 Februari 2008
Angga Prathama Putra 103095029753
4
Abstrak Angga Prathama Putra. Aktivitas Harian Dan Perilaku
Makan Anak Orangutan (Pongo pygmaeus wurmbii, TIEDEMANN, 1808)
Dengan Tingkat Umur Berbeda Di Stasiun Penelitian Orangutan Tuanan
(SPOUT), Kalimantan Tengah. Skripsi. Program Studi Biologi.
Fakultas Sains Dan Teknologi. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Februari 2098 Hutan rawa gambut Tuanan
merupakan salah satu habitat orangutan liar, namun terjadi
perubahan tipe hutan dari tipe primer ke tipe sekunder akibat
logging. Kondisi hutan yang demikian mengakibatkan fluktuasi pada
buah, akhirnya orangutan harus merubah perilaku makannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi aktivitas
harian dan perilaku makan (jenis pakan, jarak makan, kecepatan
makan, teknik makan) anak orangutan liar dengan tingkat umur
berbeda di SPOUT, Kalimantan Tengah. Metode yang digumnakan adalah
Focal Animal Sampling dan Ad Libitum, pencatatan data dilakukan
setiap dua menit di mulai dari focal bangun tidur sampai tidur
kembali disarang sore. Analisis data dilakukan deskriptif dan non
parametric, yaitu Uji Kruskal-Wallis untuk pengujian aktivitas
harian dan jenis pakan anak dengan tingkat umur berbeda, untuk
mengetahui perbedaan antar focal dilakukan Uji Mann-Whitney.
Berdasarkan hasil analisis, terdapat perbedaan pemanfaatan
aktivitas harian dan perilaku makan anak dengan tingkat umur
berbeda. Proses pembelajaran yang dilakukan anak terhadap induk
dapat terlihat dari pemanfaatan jenis pakan, jarak makan anak,
kecepatan makan dan teknik makan. Anak yang memasuki masa remaja
cenderung lebih pandai dibandingkan anak dan bayi. Kata kunci :
orangutan kalimantan, aktivitas harian, perilaku makan, SPOT.
5
Abstrack Angga Prathama Putra, Days Activities and Eat Behaviour
of Child Orangutan (Pongo Pygmaeus wurmbii, TIDEMANN, 1808) with
Level Age is Different in Station Observation Orangutan Tuanan
(SPOT), Central Kalimantan. Skripsi. Program study of Biology.
Faculty of Sains and Technology. State Islamic University of Syarif
Hidayatullah Jakarta. February 2008. Forest peatland swamp of
Tuanan is one of habitat wild orangutan, but haven change forest
type from primer type to secunderPP because logging. Condition this
forest result in fluctuation at fruits, in the end orangutan must
change his eat behaviour. This observation purposeed to can days
activities information and eat behaviour (kind of eat, range of
eat, speed of eat, and technik to eat) child wild orangutan with
level age is different in SPOT, Central Kalimantan. The mothode is
using Focal Animal Sampling and Ad Libitum, data noted every two
minute with start from focal is wake up until sleep again in
afternoon nest. Analysis of data is descriftive and nonparametric,
is Test of Kriskal-Wallis to test days activities and kind of eat
child with level age is different, to know different between focal
do Mann-Withney test. Based of analysis result, there is different
use of days activities and eat behaviour child with level age is
different. Child make do learning procces to mother can see from
using kind of eat , range of eat, speed of eat and technic to eat.
Child goes into adolescent more clever than child and baby.
Keyword : orangutan kalimantan, daily activity, feeding
behaviour, SPOT
6
LEMBAR PERSEMBAHAN
Peradaban sirna senyap tertelan waktu Indahnya bumi bagian dari
rimba Ilusi yakinkan lautan berwarna biru Tanpa partikel saling
menolak setiap kutub bumi Hilang, tersembunyi nyanyian alam di pagi
hari, tergantikan bising besi Putaran detik yang terlangkah adalah
tujuan hidup Alamku yakin mereka penentu suksesi berikutnya
Ujungkan benihmu pada gunung, hamparkan di pesisir untaian pohon
Kepada kau penerus bangsa langkahmu bukan pengekor, ragamu bukan
provokator, wajahmu bukan takdir pelapor Hijaukan lisanmu sebagai
pelopor perubahan bangsa Jadikan pendengaranmu pemikir pembaharu
negeri Tanpa lelah untuk berproses Jadikan hari ini kenyataan
Kemarin tutp kenangan dan esok langkah menuju impian dan
cita-cita
Untuk mu.. Orangtua dan keluarga besarku Setiap orang-orang yang
selalu menyayangiku di setiap detik tanpa terakhiri penantiannya
atas doa, cinta dan motivasi Sang delapan sebelas nol tujuh
7
KATA PENGANTAR
Alhamdullilah, segala puji penulis lisankan kehadirat Ilahi
Robbi dengan mengucapkan puji bagi-NYA yang Maha memiliki segala
ilmu didunia ini maka terbagikan sebagian ilmu-NYA untuk umat yang
mencari-NYA, dengan selalu mengucapkan nama-NYA maka umatnya
dijauhkan dari bahaya dan
didekatkannya pada kesehatan, teriring selalu ingat kepada-NYA
dan dilisankan dalam tulisan ini kata-kata yang baik, serta
ditambahkan nikmat dunia dan akhirat untuk semua umat yang selalu
ingat untuk mensyukuri nikmat dari-NYA dan dengan lafadz syukur
yang selalu terucap dijauhkan umatnya dari kesusahan dari duka dan
bencana. Syukur alhamdullilah ku haturkan pada ALLAH SWT, berkat
rahmat, hidayah dan rezeki yang terpancarkan bagi penulis sehingga
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : Aktivitas harian dan
perilaku makan anak orangutan (Pongo pygmaeus wurmbii, TIEDEMANN,
1808 ) dengan tingkat umur berbeda di Stasiun Penelitian Orangutan
Tuanan, Kalimantan Tengah, untuk memenuhi syarat memperoleh gelar
Sarjana Sains di Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN
Syahid Jakarta. Penulisan ini tak terlepas dari dukungan banyak
pihak yang membantu secara moril dan material, untuk itu penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. DR. Sri
Suci Utami Atmoko sebagai pembimbing pertama dan keluarga atas
kesempatan yang diberikan untuk penelitian, motivasi yang tak
terhenti diberikan menjadikannya sebagai inspirasi, dengan
kebaikannya
8
memberi ilmu dalam diskusi dan ide untuk penulisan yang
diberikan pada penulis 2. Prof. Carel van Schaik (Direktur Museum
Antropologi, Universitas Zurich), atas kesempatan yang diberikan
untuk penelitian sekaligus bantuan material selama penelitian yang
diberikan pada penulis 3. Firman M.Si sebagai pembimbing kedua yang
memberikan semangat dan motivasi selama penulis melakukan
penelitian hingga selesai penulisan ini tak lelah menjadi tempat
curahan hati serta tempat diskusi. 4. Ari Meididit, S.Si sebagai
pembimbing lapangan yang senantiasa
memberikan pengalaman dan ilmu selama pengambilan data
dilapangan 5. Nani Radiastuti, M,Si sebagi pembimbing akademik yang
selalu sabar membimbing penulis serta saran yang berharga untuk
penulis. 6. Fahma Wijayanti M.Si yang membukakan pemikiran tentang
pentingnya arti idealisme seorang mahasiswa untuk maju dan atas
kesabarannya untuk mendengarkan curahan hati penulis. 7. DR. Lily
Surayya EP M, Env.Stud selaku kordinator program studi biologi dan
seluruh dosen biologi yang menciptakan suasana diskusi dan masukkan
berarti dalam penulisan ini. 8. Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Bapak DR.Sopiansyah Jaya Putra. MSIS dan jajaran dekanat. 9. Tatang
Mitra Setia, M.Si selaku dekan Fakultas Biologi UNAS yang telah
membantu dalam administrasi serta motivasi dan dorongan yang tak
henti tentang sebuah perjuangan.
9
10.
Yayasan BOS untuk izin yang diberikan pada peneliti untuk
penelitian diareal kerjanya
11.
Yayasan
BOSF-MAWAS
Kalimantan
Tengah
yang
memberikan
pelayanan yang berkesan tak terlupakan, Licen botak dengan canda
dan kejailannya, Program Manager Pandu B Wahono atas saran yang
diberikan, Ass Manager Kisar Odom atas pengalaman dan kesan di
indahnya hutan Tuanan. 12. Seluruh staf yang terlibat di lapangan,
Mande, Bambang, Fernan (suasana pertama di camp Tuanan yang
menyenangkan), Yunan (penjaga terapung yang penuh pilu), Mamang
Ether (kekocakkan yang selalu hadir disisinya), Pak Le (wong jowo,
kakek yang memberikan inspirasi arti kerja keras dengan selalu
tersenyum), pak Berkat (suasana keluarga yang ramah), Pak Sungkono
(canda tawa membuat suasana jadi berkesan), Bang Ozy (untuk diskusi
tentang pengalaman Sampit), Udin (terimakasih untuk diskusi
berharga tentang aborsi), Pak Ina (yang selalu sabar mengantar
jemput dengan kolotok). Samsi (selalu setia menyalakan listrik di
camp ), Misu dan Toto ( penjaga camp yang menjadi tempat tukar
pengalaman), Ibu Igo, Ana, Ita, Oben (masakan yang enak untuk
penulis bawa ke hutan), Hiskia ( kelucuan dan kegilaan yang tak
berhenti), Cedi (terimakasih untuk tagging di setiap transek
hutan), Pak Guru ( pengabdiaan seorang guru di desa) 13. Teman
setia penulis dipetarungan hutan Pak Nadi ( arti sebuah perjalanan
hidup), Ganda (kelucuan dan pijitan saat penulis letih), Yandi
(keluguan yang berati penuh tawa membuat suasana hutan menjadi
indah), Rahmatd (kebaikan dan kenangan grising di Begantung), Ipung
( kecablakan
10
menyadarkan diri penulis), Hadi, Kumpo dan Idun terima kasih
selalu sabar menghadapi penulis di hutan. 14. Warga Dusun Tuanan
yang setia menyambut kedatangan penulis, keceriaan Niko, Ibu Ina,
Meson dan semua warga. 15. Rekan peneliti yang menghuni hutan
Tuanan, Ari Meididit, S.Si, Lynda Dunkel, Amda Rahmalia, Latcha
Meret, Nicole, Brigitte. Terima kasih atas kebersamaan dan suasana
yang mengakrabkan. 16. Putri Tani Sari wanita setia atas kesabaran
menunggu serta pengertian yang selalu diberikan dalam buah kasih
sayang yang berkesan selama penulis menyelesaikan tulisan ini. Muti
untuk setiap pengorbanan yang tak terbalas. Di 10 Januari 1986
terima kasih untuk semuanya, maaf atas setiap salahku. 17. Sri
Anggraeni SH, CN sebagai ibu angkat yang sabar mendidik, Ucu Putri
(alm) terima kasih atas pelajaran hidup, Ucu meidy dan keluarga
memberikan tumpangan hidup di Jakarta dan masukkan hidup berarti
disetiap detiknya, Tante Elma (alm) Ibuku yang memberikan bantuan
materi dan moril, serta kasih sayang kepada penulis yang tak pernah
terhenti dan Uma dan keluarga terimakasih suasana keluarga yang
indah disetiap tahunnya. 18. Rekan-rekan Biologi Angkatan 2003,
yang menemani selama menimba ilmu dan berbagi suasana ceria dan
sedih, Mba Irul dan Ika suasana terindah sebuah pertemanan sejati.
Seorang teman di langkah akhir perjuangan menuju Sarjana Ima.
Adik-adik kelas yang membawa
11
kejengkelan tapi mengesankan, Kakak kelas pengalaman sepele
namun manis. 19. HIMA BIOLOGI Oryza sativa ruang organisasi
sekaligus profesi yang mengajarkan arti pemikiran organisaisi dan
idealisme. 20. Kelompok Pengamat Primata Tarsius Biologi UIN (Tyo,
Ridho, Sofi, Mute, Zeean, Apdus Bahadur, Deden dan Anggi) semoga
kalian konsisten dan komitmen membangunnya, teman seperjuangaku
mendirikan
kelompok studi ini Ano. 21. Teman senior UNAS, Didik Praseyo
M.Si, Tri Wahyu S, S.Si, Fitri Basalamah, S.Si, Gurit Ady Suryo
S.Si, Yanuar Ningsih atas satu harapan dan inspirasi sebuah
perjuangan bersama Orangutan dan Konservasi di Kalimantan. 22.
Teman Senat Fabiona, Terutama Fembry Arianto seorang sahabat yang
setia mendengar kepiluan, Neneng, Etika, Tiwi, Tata, Tommy S.Si,
Uun, dan semua penghuni KSPL Ragunan terima kasih telah memberi
tempat buat sang penyelundup. 23. Jajaran Pengurus Pusat Ikatan
Himpunan Mahasiswa Biologi Indonesia (IKAHIMBI) dari sabang sampai
Merauke terima kasih sudah mengerti. Jangan pernah berpikir apa
yang bisa IKAHIMBI berikan untuk kita, tapi apa yang bisa kita
berikan untuk IKAHIMBI 24. Hutan Tuanan dan seluruh penghuninya
terima kasih telah menerima penulis selama pengamatan, Niko sang
jantan besar sebuah kenangan indah di dalamnya parit Transek P
.
12
25.
Terakhir dan untuk selamanya Ibunda tercinta yang telah tiada
terima kasih kau lahirkan aku, Papah tersayang atas sebuah
pelajaran kerasnya sebuah perjuangan hidup didunia, Mama Lina atas
ketulusan kasih sayang yang telah diberikan selama ini, Kakakku
sekeluarga Metty Sri Handayani, adikku tercinta Arya Widiastama
Putra, Amelia Iswari Wardhani P, Audya Jihan Naura, Alisya Untuk
semua pihak yang telah membantu dalam penulisan. Manusia
tercipta sebagai tempat khilafan dan salah, penulis sadar dalam
penulisan skripsi ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, saran
dan kritik yang membangun diharapkan sekali, akhir kata semoga
skripsi ini bermanfaat untuk semua kalangan dan dunia konservasi
Indonesia dan Internasional.
Jakarta, 19 Februari 2008
Penulis
13
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL
................................................................................
PENGESAHAN PEMBIMBING
.............................................................
PENGESAHAN PENGUJI
.....................................................................
PERNYATAAN
......................................................................................
ABSTRAK
...............................................................................................
ABSTARCK .. LEMBAR PERSEMBAHAN
................................................................ i
ii iii iv v vi vii viii xiv xvii xviii xix 1 1 3 4 3 4 5 6 6
KATA PENGANTAR
..............................................................................
DAFTAR ISI
............................................................................................
DAFTAR TABEL
.....................................................................................
DAFTAR GAMBAR
................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
............................................................................
BAB I PENDAHULUAN
......................................................................
1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 Latar Belakang
.................................................................
Tujuan Penelitian
.............................................................
Peumusan Masalah
..........................................................
Pembatasan Masalah
........................................................ Manfaat
Penelitian
...........................................................
Hipotesis ...
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
............................................................ 2.1
Morfologi dan Habitat Orangutan
.....................................
14
2.2 2.3
Taksonomi dan persebaran orangutan . Aktivitas harian
...............................................................
2.3.1 2.3.2 2.3.3 2.3.4 2.3.5 Aktivitas makan
.................................................. Aktivitas
bergerak ..................................................
Aktivitas istirahat
................................................... Aktivitas
sosial .......................................................
Aktivitas bersarang
................................................
8 11 11 12 12 12 13 14 14 14 15 15 16 17 17 18 18 18 19 20 22 22
28 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
................................................ 3.1 3.2 3.3 Waktu
dan lokasi penelitian
............................................... Alat dan bahan
penelitian .................................................. Cara
kerja
...........................................................................
3.3.1 3.3.2 Objek penelitian
..................................................... Pencarian
objek .....................................................
3.3.3 Pendataan aktivitas harian
...................................... 3.3.3.1 3.3.3.2 3.3.3.3
3.3.3.4 3.3.3.5 Pendataan fenologi
..................................... Pendataan pada jenis pakan
........................ Jarak makan anak
....................................... Kecepatan makan
....................................... Teknik makan
.............................................
3.3.4 Analisis data
........................................................... BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
................................................ 4.1 4.2 4.3
Aktivitas harian
...............................................................
Profil fenologi hutan Tuanan
............................................. Jenis pakan dan
proporsi pakan..........................................
15
4.4
Jarak makan anak dengan induknya
...................................
33
4.4.1 4.2.2 4.2.3 4.2.4 4.2.5
Jarak anak dengan induk pada saat makan buah .... Jarak anak
dengan induk pada saat makan daun .....
34 35
Jarak anak dengan induk pada saat makan bunga ..... 36 Jarak
anak dengan induk pada saat makan vegetasi .. 38 Jarak anak dengan
induk pada saat makan kulit pohon
.............................................. 39
4.2.6 4.6
Jarak anak dengan induk pada saat makan serangga... 41
Teknik makan
........................................................................
46 4.6.1 4.6.2 4.6.3 4.6.4 Teknik makan pada buah
............................................. 46 Teknik makan pada
daun ........................................... 48 Teknik makan
pada kulit pohon ........ ................ ... Teknik makan pada
serangga ................................. 49 49 51 51 52 53 56
BAB V KESIIMPULAN DAN SARAN
.............................................. 5.1 5.2 Kesimpulan
...................................................................
Saran
.............................................................................
DAFTAR PUSTAKA
..............................................................................
LAMPIRAN
.............................................................................................
16
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1 : Penggolongan orangutan menurut golongan umur
atau jenis kelamin
.............................................................................
Tabel 2 : Individu (anak) target dengan tingkat umur berbeda
........................ Tabel 3 : Perbedaan aktivitas harian anak
dengan tingkat umur berbeda ......... Tabel 4 : Persentase
kecepatan makan anak pada buah dan daun distasiun penelitian,
Tuanan.................................................................
43.
10 15 23
17
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1 : Gambar 2 : Gambar 3 : Gambar 4 : Gambar 5 :
Gambar 6 : Gambar 7 : Gambar 8 : Gambar 9 : Gambar 10 : Gambar 11
:Orangutan ibu-anak Sumatera dan Kalimantan
......................... Peta penyebaran orangutan di Kalimantan
dan Sumatera ....... Aktivitas harian anak dengan tingkat umur
berbeda di stasiun penelitian Tuanan, Kalimantan tengah. 7
8
.....................
23
Ketersediaan buah dan bunga dari bulan Agustus 2006 sampai Maret
2007 di SPO Tuanan. Kalimantan Tengah. ...... Pemanfaatan jenis
pakan pada tingkatan umur anak di stasiun penelitian Tuanan,
Kalimantan tengah. .................... 29 Pemanfaatan jarak anak
dengan induk saat makan buah ........... Pemanfaatan jarak anak
dengan induk saat makan daun .......... Pemanfaatan jarak anak
dengan induk saat makan bunga ......... Pemanfaatan jarak makan
anak dengan induk saat makan ....... Pemanfaatan jarak anak dengan
induk saat makan kulit pohon . Pemanfaatan jarak anak dengan induk
saat makan serangga.. ... 28
34 36 37 39 40 41
18
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1: Uji Kruskal-Wallis terhadap
proporsi penggunaan waktu pada aktivitas harian tingkatan umur anak
di Stasiun Penelitian Tuanan, Kalimantan Tengah.
................................................. Lampiran2: Uji
Mann-Whitney untuk mengetahui perbedaan proporsi penggunaan
aktivitas harian pada tingkatan umur anak di Stasiun Penelitian
Tuanan, Kalimantan Tengah................. Lampiran 3: Uji
Kruskal-Wallis terhadap proporsi penggunaan waktu pada setiap jenis
pakan antara tingkatan umur anak di Stasiun Penelitian Tuanan,
Kalimantan Tengah. .............. Lampiran 4: Uji Mann-Whitney
untuk mengetahui perbedaan proporsi penggunaan waktu pada setiap
jenis pakan antara tingkatan umur anak di Stasiun Penelitian
Tuanan, Kalimantan Tengah.... 64 Lampiran 5 : Deskripsi teknik
makan anak dengan tingkat umur berbeda.......... 67 Lampiran 6 :
Jenis-jenis pakan orangutan SPOU Tuanan, Kalimantan Tengah ..69
Lampiran 7 : Denah penelitian dan habitat orangutan. Tuanan,
Kalimantan
tengah..................................................................
Lampiran 8 : Pendataan anak orangutan dengan tingkat umur berbeda
per
bulan................................................................................
Lampiran 9 : Jenis-jenis pakan orangutan di hutan
Tuanan...................... Lampiran10: Individu target
penelitian................................................... 73 74
75 78 63 57 56
19
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang Kalimantan Tengah memiliki hutan hujan
tropis jenis rawa gambut yang mempunyai kekhasan pada flora dan
faunanya, salah satunya adalah primata besar orangutan (Pongo
pygmaeus) yang merupakan spesies endemik Indonesia. Menurut
Heynsius-Viruli dan van Heurn (1953) dalam Meijaard dan Rijksen
(1999) orangutan paling sering terlihat pada hutan rawa dan rawa
gambut yang sangat luas ataupun pada hutan dataran banjir pada
kawasan Sungai Barito dan Sungai Kahayan. Menurut Lelono (1998)
dalam Meijaard dan Rijksen, (1999) pada kehidupan sehari-hari
orangutan melakukan beberapa aktivitas yang meliputi aktivitas
makan (feeding), bergerak (moving), istirahat (resting), dan
bersarang (nesting). Perilaku harian tersebut berhubungan dengan
keadaan habitat orangutan. Mackinnon (1974) menambahkan perilaku
sosial anak terhadap induk atau sebaliknya, baik saat makan,
istirahat, bergerak, dan bersarang juga termasuk dalam aktivitas
harian orangutan. Daya dukung habitat terhadap populasi orangutan
didukung dengan adanya ketersediaan pakan yang baik agar orangutan
dapat bertahan pada habitat tersebut, namun orangutan juga tidak
selalu tergantung pada ketersediaan buah. Suatu habitat akan
dikatakan baik jika dapat menyediakan buah pada musim buah untuk
orangutan makan, ketidakpastian musim buah pada suatu habitat
menyebabkan orangutan harus menyesuaikan pola makan dengan memakan
daun,
20
pucuk daun, bunga, efipit, liana, kulit kayu, umbut atau
empelur, biji, serangga, madu, telur burung, vertebrata kecil,
bahkan tanah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi (Rijksen, 1978).
Stasiun penelitian orangutan Tuanan (SPOT) memiliki tipe hutan rawa
gambut yang merupakan salah satu habitat orangutan Kalimantan,
namun telah mengalami tingkat degradasi yang tinggi akibat di masa
lalu terjadi penebangan kayu secara besar-besaran, sehingga areal
hutan Tuanan sekarang merupakan hutan sekunder dengan vegetasi yang
sangat rapat dan sering terjadi kebakaran pada musim kemarau.
Keadaan diperburuk oleh masyarakat yang membakar lahan untuk
perkebunan karet dan pembukaan areal pertambangan pasir disekitar
habitat orangutan, hal ini jelas merusak ekologi hutan itu sendiri
(Meididit, 2006). Kegiatan tertentu seperti konversi hutan untuk
lahan perkebunan dan pertambangan terbuka menyebabkan kepunahan
habitat orangutan, karena tidak terjadi lagi regenerasi pada hutan
(Meijaard dan Rijksen, 1999). Kondisi hutan rawa gambut seperti itu
membuat orangutan harus bertahan dengan tekanan lingkungan yang
berat, karena tidak selalu pohon buah bermusim (berbuah) dan
tersedia untuk pakan orangutan (Yohana, 2004). Dengan sendirinya
pola pakan pada orangutan akan berubah karena kebutuhan untuk
bertahan hidup pada habitat yang demikian. Menurut Knott (1998) di
Gunung Palung orangutan merespon ketersediaan buah yang rendah
dengan merubah pola makannya sehingga terjadi keseimbangan energi
negatif dengan ditemukan kandungan keton dalam (urine) orangutan.
Induk orangutan telah mengetahui jenis pakan yang baik untuk
menggantikan energi yang hilang. Primata seperti orangutan yang
mengalami
21
fluktuasi ketersediaan buah yang inter dan intra-annual pada
habitatnya, maka orangutan akan merespon dengan mengubah pola
makan, meningkatkan usaha pencarian makanan, meminimalisasi
pengeluaran energi, mengubah daerah jelajah dan waktu kelahiran
(Brugiere et al, 2002; Stanford dan Nkurunungin, 2003; Chapman,
1988; Doran, 1997; Buij dkk, 2002; Olupot, 1997; van Schaik dan van
Noordwijk, 1985 dalam Meididit 2006). Induk bersama bayi orangutan
ataupun anak yang mulai mandiri terkena pengaruh dari keadaan hutan
Tuanan tersebut, terlihat dari daerah jelajah, jenis pakan yang
dimanfaatkan sebagai jenis pengganti buah. Orangutan betina dengan
anak yang masih bayi akan kesulitan dalam mencari makanan
alternatif yang harus mencukupi energi ibu dan anak tersebut.
1.2. Tujuan penelitian Informasi tentang perilaku makan anak
orangutan liar masih kurang, maka tujuan dilakukan penelitian ini
adalah untuk: 1. Mendapatkan informasi tentang pemanfaatan
aktivitas harian pada anak dengan tingkat umur berbeda. 2.
Mendapatkan informasi tentang perilaku makan pada anak dengan
tingkat umur berbeda yang meliputi jenis pakan, jarak makan
terhadap induk, kecepatan makan dan teknik makan. 3. Mendapatkan
informasi tentang pengaruh fenologi pada perilaku makan anak dengan
tingkat umur berbeda terutama pada pemanfaatan jenis pakan.
22
1.3. Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka
masalah yang ada: 1. Apakah ada perbedaan pemanfaatan waktu harian
pada bayi, anak dan remaja ? 2. Apakah ada perbedaan antara
perilaku makan bayi, anak, dan remaja yang meliputi jenis pakan,
jarak makan terhadap induk, kecepatan makan dan teknik makan?
1.4. Pembatasan masalah Penelitian perilaku makan anak orangutan
dengan tingkat umur berbeda hanya dilakukan di Stasiun Penelitian
Orangutan Tuanan, Kalimantan Tengah.
1.5. Manfaat penelitian 1. Untuk mendapatkan informasi tentang
aktivitas harian anak orangutan dengan tingkat umur berbeda di
stasiun penelitian orangutan Tuanan 2. Untuk mendapatkan informasi
tentang perilaku makan anak orangutan dengan tingkat umur berbeda
di stasiun penelitian orangutan Tuanan 3. Untuk mendapatkan
informasi tentang faktor pembeda adanya perbedaan perilaku makan
anak dengan tingkat umur berbeda. 4. Untuk mendapatkan informasi
proses pembelajaran perilaku makan dari ibu ke anak. 5. Sebagai
acuan atau bahan referensi penelitian berikutnya ditempat yang sama
atau yang berbeda.
23
1.6. Hipotesis Berdasarkan uraian latar belakang diatas,
hipotesis yang akan diajukan pada penelitian ini adalah: 1.
Terdapat perbedaan pemanfaatan waktu harian pada anak orangutan
dengan tingkat umur berbeda. 2. Terdapat perbedaan perilaku makan
pada anak orangutan dengan tingkat umur berbeda berdasarkan
pemanfaatan jenis pakan, jarak makan anak terhadap induk, kecepatan
makan dan teknik makan.
24
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Morfologi dan Habitat Orangutan Orangutan merupakan kera
besar, dan hampir memiliki ciri-ciri yang sama dengan saudara
mereka di benua Afrika, biasanya kera besar memiliki anggota badan
yang dapat bergerak leluasa ke semua arah, tidak mempunyai ekor,
mempunyai kebiasaan membuat tempat tidur di atas pohon (sarang),
dan memiliki ukuran tubuh yang besar (van Schaik, 2006). Menurut
Sarich dan Wilson (1967) dalam Meijaard dan Rijksen (1999)
orangutan (Pongo pymaeus) termasuk dalam suku Pongidae yang terdiri
dari tiga kera besar yaitu, Bonobo (Pan paniscus), Simpanse (Pan
troglodytes), dan Gorila (Gorilla gorilla). Berdasarkan ciri-ciri
yang dimiliki, di antara keempat kera besar tersebut memiliki
persamaan genetis dan biokimia. Ciri lainnya yang menyatukan dunia
kera, adalah perkembangan yang lambat, umur yang panjang dan jarak
yang cukup panjang diantara kelahiran (Kelley, 1997). Tubuh
orangutan hampir seluruhnya ditutupi rambut kecuali pada wajah,
telapak tangan dan kaki. Di Kalimantan orangutan yang masih muda
umumnya mempunyai warna rambut kuning mengkilap dan akan berkembang
menjadi kecoklatan sesuai dengan perkembangan umur, namun ada juga
yang mempunyai warna lebih gelap pada individu tertentu (MacKinnon,
1974). Orangutan Sumatera yang masih muda warna rambutnya pucat
kekuningkuningan, ada juga pirang dan akan berkembang menjadi merah
kecoklatan atau menjadi gelap sesuai dengan perkembangan umur.
Rambut agak halus dan tidak
25
begitu kaku dan biasanya pada individu yang sudah dewasa rambut
pada bagian lengan dan punggungnya panjang dan berwarna gelap
(MacKinnon, 1974) Ukuran tubuh dan bentuk tubuh antara orangutan
jantan dan betina memiliki perbedaan. Jantan dewasa berpipi
memiliki ukuran tubuh dua kali lebih besar dari pada betina dewasa
yaitu 125-150 cm, dengan berat tubuh di habitat bebas 50-90 kg
(Goodall, 1986). Hal lain yang menarik pada sebagian jantan dewasa
terdapat bantalan pipi check pad yang merupakan penebalan lemak di
bagian pipi disertai adanya kantung suara di leher untuk
mengeluarkan seruan panjang atau long call (MacKinnon, 1974 dan
Utami-Atmoko, 2000).
A
B
Gambar 1. A. Orangutan ibu-anak Sumatera (Utami Atmoko, 1999)
dan B. Orangutan ibu-anak Kalimantan (Putra, 2006).
26
Umumnya orangutan dapat hidup di berbagai tipe habitat mulai
hutan tropik dataran rendah, rawa-rawa, sampai hutan perbukitan
pada ketinggian 1.500 m dpl (Supriatna et al, 2000). Kondisi hutan
yang berubah dari hutan primer (sebelum logging ) ke hutan sekunder
(sesudah logging) akan mengalami perubahan, yaitu orangutan akan
terlihat jarang beristirahat dan terjadi peningkatan waktu
pencarian makan (MacKinnon, 1974; van Schaik, 2006).
2.2. Taksonomi dan persebaran orangutan Orangutan yang berada di
Indonesia kini habitatnya semakin sempit, keberadaannya hanya di
pulau Sumatera dan Kalimantan (Gambar 2). Letak kedua pulau ini
berjauhan secara geografis dan memiliki topografi/relif bumi yang
berbeda. Perbedaan geografis menimbulkan perbedaan secara
morfologi, genetis, ekologi, tingkah laku dan daur hidup serta
mempengaruhi pada kemampuan dalam sosialnya (Rijksen,1978; Delgado
dan van Schaik, 2001; Groves, 2001; Zhang et al (2001) dalam Yuwono
et al, 2007).
Pongo abelii
Gambar 2. Peta penyebaran orangutan di Kalimantan dan Sumatera
(PHVA (2004) dalam Yuwono et al, 2007 )
27
Berdasarkan
perbedaan
morfologi
dan
genetis,
Groves
(2001)
mengklasifikasikan orangutan, sebagai berikut : Filum Anak Filum
Kelas Bangsa Anak Bangsa Induk Suku Suku Marga Jenis Sumatera Jenis
Kalimantan Anak Jenis : Chordata : Vertebrata : Mammalia : Primata
: Anthropoidea : Hominoidea : Pongidae : Pongo : Pongo abelii
(Lesson, 1827) : Pongo pygmaeus (Hoppius, 1786) : Pongo pygmaeus
pygmaeus (Linnaeus, 1760) Serawak, Danau Sentarum dan Betung
Kerihun Pongo pygmaeus wurmbii (Tiedemann, 1808) Kalimantan Barat
dan Kalimantan Tengah Pongo pygmaeus morio (Owen, 1837) Kalimantan
Timur dan Sabah Mackinnon (1974), Rijksen (1978), dan Galdikas
(1986) menggolongkan orangutan berdasarkan umur, jenis kelamin,
morfologi, tingkah laku, dan perkembangan hidupnya menjadi beberapa
tahap, yaitu bayi (infant), kanak-kanak (juvenile), remaja
(adolescent), pradewasa (sub adult), dan dewasa (adult).
28
Tabel 1. Penggolongan orangutan menurut golongan umur atau jenis
kelaminJenis kelamin Jantan/Betina Taraf perkembangan Bayi (infant)
Umur (Tahun) 04 Berat perkiraan (Kg) 1 - 5 Sifat tingkah laku
Biasanya berpegangan pada induknya pada waktu berpindah dari pohon
satu ke pohon lain, tapi akan meninggalkan induknya pada waktu
makan di pohon, menyusu. Biasanya berpindah bersama, tetapi
terlepas dari badan induk; kadangkadang menggunakan sarang bersama
induknya, masih menyusu. Bebas dari induk, sekalipun kadang-kadang
bergerak pindah bersama induk atau dengan individu lain, sangat
sosial, berpasangan dengan jantan selama masa tanggap seksual.
Bebas dari induk, sekalipun kadang-kadang pindah bersama induk atau
dengan individu lain; sangat sosial; berusaha melakukan kopulasi
dengan betina remaja. Mulai bersuara yang mirip seruan panjang,
berpasangan dengan betina, sangat sosial. Biasanya telah beranak
dan diikuti anaknya, berpasangan dengan jantan selama masa estrus,
kadang-kadang berpindah bersama betina lain atau individu taraf
muda. Menyuarakan seruan panjang, hidup soliter kecuali berpasangan
dengan betina tanggap seksual. Tidak diikuti bayi atau remaja,
berpasangan tapi tidak mengandung; barangkali lebih banyak bergerak
di permukaan tanah daripada betina dengan bayi, gerakan lambat.
Tidak mengeluarkan seruan panjang atau berpasangan dengan betina,
gerakan sangat lambat. Sifat morfologi Warna rambut biasanya jauh
lebih pucat daripada individu dewasa, sangat putih disekeliling
mata dan moncong, bercakbercak kulit putih meliputi seluruh tubuh.
Wajah masih lebih putih daripada individu dewasa, tapi lebih gelap
daripada bayi; bercak-bercak putih juga semakin kabur. Wajah tetap
lebih putih dan ukuran tuhuh lebih kecil daripada individu
dewasa.
Jantan/Betina
Anak (juvenile)
47
5 20
Betina
Remaja (adolescent)
7 12
20 30
Jantan
Remaja
7 10
20 30
Wajah tetap putih daripada individu dewasa, ukuran tubuh lebih
kecil daripada betina dewasa.
Jantan
Pra-dewasa (subadult)
10 15
30 50
Betina
Dewasa (adult) umur muda
12 35
30 50
Wajah gelap, bantalan pipi dan kantong leher mulai berkembang,
lebih besar daripada betina dewasa, tapi lebih kecil daripada
jantan dewasa. Wajah sangat gelap; kadang-kadang berjanggut.
Jantan
Dewasa umur muda
15 35
>50
Betina
Dewasa umur lanjut
>35
>30
Ukuran besar sekali, bantalan pipi, kantong leher, kerapkali
berjanggut, kadangkadang punggung gundul. Rambut tipis dan jarang,
berkeriput.
Jantan
Dewasa umur lanjut
>35
>40
Rambut tipis dan jarang, berkeriput dalam, bantalan pipi
menyusut.
29
2.3. Aktivitas harian Menurut para ahli aktivitas harian
orangutan terdiri dari aktivitas makan, bergerak, istirahat,
bersarang dan sosial. Ditambahkan Rijksen (1978) dan Galdikas
(1986) aktivitas harian adalah seluruh aktivitas yang dilakukan
orangutan sejak meninggalkan sarang tidur pada pagi hari dan sampai
orangutan membuat sarang sore untuk bermalam. Proporsi waktu yang
digunakan orangutan untuk melakukan aktivitas harian tergantung
pada faktor umur, ukuran tubuh, jenis kelamin, dan untuk betina
ditentukan juga oleh status reproduksi mereka (Delgado dan van
Schaik, 2001) 2.3.1. Aktivitas makan Menurut Galdikas (1986)
aktivitas makan adalah waktu yang dipakai orangutan untuk
menggapai/memetik, mengolah, mengunyah, dan menelan makanan pada
sumber makan. Aktivitas makan yang tinggi umumnya dilakukan
orangutan ketika pagi hari, setelah itu orangutan akan melakukan
penjelajahan untuk mencari tempat sumber makan lain (Shofiana,
2006). Setelah melakukan rutinitas, orangutan akan meningkatkan
aktivitas makan pada sore hari sampai membuat sarang untuk bermalam
(Rijksen, 1978). Keadaan hutan dan ketersediaan buah sebagai sumber
makan orangutan akan mempengaruhi aktivitas harian. Ketika hutan
mengalami penurunan pada musim buah, orangutan akan lebih banyak
bergerak untuk mencari makan dan melakukan pemilihan yang selektif
terhadap jenis pakan untuk meningkatkan kualitas makanannya
(Mackinnon, 1974 ; Rijksen, 1978). Knott (1998) menambahkan bahwa
pemilihan jenis pakan yang selektif dan proporsional akan
mempengaruhi kemampuannya dalam bertahan hidup, reproduksi dan
perilaku. Pemilihan
30
makanan pada primata tergantung pada umur, jenis kelamin, ukuran
tubuh dan aktivitas harian (Richard, 1985). 2.3.2. Aktivitas
bergerak Pergerakan pada orangutan umumnya dilakukan arboreal,
tetapi tidak jarang orangutan bergerak secara teresterial pada
waktu tertentu. Orangutan melakukan pergerakan arboreal dengan
bergerak dari pohon ke pohon untuk menjelajahi areal hutan
(Rijksen, 1978). Orangutan memiliki pola pergerakan, seperti
treesway, bipedal, quadrupedal, brakhiasi dan climbing (Rijksen,
1978; Maple, 1980; Jolly, 1985; Napier dan Napier, 1985;
Sugardjito, 1986 ). 2.3.3.Aktivitas istirahat Aktivitas yang
dilakukan saat orangutan relatif terdiam hanya sekedar duduk,
berbaring santai, terlentang bersandar dipohon bahkan tertidur
disarang pada siang hari (Rijksen, 1978; Galdikas, 1986). 2.3.4.
Aktivitas sosial Aktivitas sosial dilakukan saat orangutan
berinteraksi dengan orangutan lain atau antara induk dengan anaknya
saat menjelajah atau dalam satu pohon makan (Rijksen, 1978).
Interaksi antara individu seperti, kiss dan touch, mouth to mouth,
grooming, anak bermain sendiri, sosial dan dengan induk, dalam
bentuk vokalisasi dan ekspresi kiss squeak, scream, lork call dan
long call (MacKinnon, 1974; Rijksen, 1978; Galdikas, 1986).
31
2.3.5. Aktivitas bersarang Bersarang merupakan salah satu
aktivitas yang dijadikan fasilitas istirahat oleh orangutan.
Orangutan akan membangun sarang baru atau memperbaiki sarang lama
untuk beristirahat di siang hari atau untuk bermalam (Maple, 1980;
Galdikas, 1986). Orangutan cenderung membangun sarang sore pada
pohon yang tinggi yang berada didekat pohon makan terakhir
(MacKinnon, 1974; Sugardjito, 1986).
32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan lokasi penelitian Penelitian berlangsung selama
enam bulan, dari bulan November 2006 sampai dengan bulan Mei 2007.
Lokasi penelitian di Stasiun Penelitian Orangutan Tuanan, secara
administratif berada di kawasan Pasir Putih Tuanan, Dusun
Mangkutup, Desa Katunjung, Kecamatan Mentangai, Kabupaten Kuala
Kapuas, Kalimantan Tengah. Merupakan areal hutan Blok E Borneo
Orangutan Survival Foundation (BOSF) Konservasi Mawas dengan luas
total 2730 km2. Areal penelitian ini berada pada titik ordinat
02o09`06.0``LS dan 114o26`26,6`BT dengan luas 900 Ha. Stasiun ini
merupakan satu ekosistem hutan rawa gambut dengan kisaran kedalaman
gambut 1,5 4,0 meter dan keadaan pH rata-rata 3,5 - 4,0 (Meididit,
2006 dan Basalamah, 2006).
3.2. Alat dan bahan penelitian Peralatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah : 1. Binokuler - Nikon Sprint VI 2. Jam
tangan digital Illumination Casio 3. Kompas- (penunjuk arah) 4.
Kamera Digital Olympus dan Sony CyberShot 5. Focal tabulasi (data
sheet) 6. Peta tabulasi (map sheet) 7. Counter (alat hitung)
33
8. Plastik sample (contoh) 9. Parang 10. Jas hujan (ponco) dan
raincoat Eiger/Avtec 11. Alat tulis dan papan alas tulis 12.
Kalkulator Casio Scientific 13. Paku dan nomor pohon 14. Pita
tagging 15. Tub pengukur suhu
3.3. Cara kerja 3.3.1. Objek penelitian Penelitian ini dilakukan
pada tingkat umur anak yang berbeda, adapun individu anak yang jadi
objek penelitian dalam Lampiran Gambar 10 dan Tabel 2.Tabel 2.
Individu (anak) target dengan tingkat umur berbeda
No
Nama induk
Nama anak Kondor Milo Jeri Deri Jip
Jenis kelamin betina betina jantan jantan jantan
Perkiraan usia anak 7 tahun, 6 bulan 5 tahun, 7 bulan 4 tahun, 6
bulan 3 tahun, 10 bulan 1 tahun, 2 bulan
Taraf perkembangan praremaja anak anak anak bayi
1 2 3 4 5
Kerry Mindi Jinak Desi Juni
34
3.3.2. Pencarian objek Pencarian dilakukan saat orangutan tidak
ada untuk di data, orangutan hilang saat mendata, pendataan sudah
maksimal (15 hari). Pencarian dilakukan pada jalur rintisan atau
jalan utama dengan bantuan peta areal. Hutan Tuanan yang memiliki
vegetasi yang rapat, maka pencarian harus dilakukan dengan teliti
dan konsentrasi yang tinggi pada pendengaran dan penglihatan.
Keberadaan orangutan ditandai dengan adanya suara pada pohon buah
tertentu yang dapat didengar dengan orangutan dapat terlihat dengan
kisaran 100-200 m, untuk pergerakan
kisaran 10-50 m, terlihat bengkokan dahan
ataupun batang pohon yang mengarah pada suatu arah
(diprediksikan dengan melihat arah bengkokan dahan atau jika di
sekitarnya ada pohon pakan) dan terdapat jatuhan buah dari pohon
buah, saat musim buah dengan dilihat buah tersebut baru atau sudah
lama, dengan mengamati adanya bentuk gigitan orangutan.
Terdengarnya suara panjang long- call orangutan jantan yang
dapat
terdengar hingga 1 km lalu dilakukan pengukuran sudut datangnya
suara dengan kompas, kemudian diprediksikan jaraknya baru di
telusuri, ataupun terdengar kisssqueak dari orangutan yang
menandakan alarm, suara ini dapat terdengar jelas saat orangutan
mengetahui keberadaan dan merasa terancam atau terganggu oleh
kehadiran orangutan atau hewan lain. Adanya bau pada bekas urine
yang kadang disertai dengan faeces. Apabila orangutan ditemukan,
maka dilakukan pengambilan data dan penggambaran daerah jelajah
pada peta lapangan hingga ke sarang tidur, untuk memudahkan
keesokan harinya. Esoknya orangutan tersebut diikuti dan didata
35
dari sarang pagi hingga membuat sarang sore lagi atau hingga
orangutan hilang, saat orangutan hilang dapat dicari denga cara
yang sama. 3.3.3. Pendataan aktivitas harian Pencatatan data pada
penelitian ini menggunakan metode Focal Animal Sampling, karena
memiliki tingkat akuratisasi data yang dapat dipercaya dan
konsisten mewakili aktivitas harian. Pencatatan dilakukan dengan
interval waktu per dua menit (Instantaneous sampling) pada setiap
aktivitas yang dilakukan, terdiri dari : aktivitas makan, bergerak,
istirahat, membuat sarang dan aktivitas sosial meliputi interaksi
individu dengan benda atau sesamanya. Pengamatan pada masing-masing
individu dilakukan per hari selama 12-15 hari, dalam satu hari
orangutan dapat beraktivitas selama 12-15 jam (dari sarang pagi
sampai sarang sore/bermalam). Sosial pada anak terbagi atas APO
(auto play objek) merupakan aktivitas sosial anak saat bermain
dengan objek tertentu yang dianggap menarik, contohnya: menggigit
ranting, daun, kulit dan melemparkan buah. APM (auto play move)
merupakan aktivitas sosial anak saat bermain melakukan pergerakan
kecil, seperti bergelantungan, berputar pada badan induk, atau
berpindah dari satu dahan ke dahan lain melewati badan induk
Ditambahkan metode ad libitum sampling yaitu, mencatat kejadian
yang tidak sistematis terdapat pada interval waktu pengamatan.
Adapun pendataan fenologi dan perilaku makan, sebagai berikut:
3.3.3.1. Pendataan fenologi Untuk mengetahui fluktuasi buah di area
penelitian dilakukan dengan pengukuran parameter ketersediaan buah
yang diambil setiap bulan melalui
36
pendataan pada jumlah daun muda (pucuk), bunga, dan buah untuk
setiap pohon yang digunakan untuk pohon pakan, hanya saja pendataan
ini tidak dilakukan pada seluruh luasan transek namun pada transek
tertentu saja yang dianggap mewakili. Pendataan fenologi ini juga
sangat dipengaruhi oleh curah hujan dan cuaca. Dengan adanya data
fenologi akan diketahui kecenderungan pola dan komposisi pakan pada
anak dan induk orangutan. 3.3.3.2. Pendataan pada jenis pakan
Pendataan jenis pakan adalah untuk melihat seberapa besar anak
orangutan memanfaatkan jenis pakan tertentu dalam aktivitas
makanya. Pendataan meliputi jenis buah, mentah (m), setengah matang
(Mm), matang (M), bunga (fl), daun muda (yl), daun tua (lv), umbut,
empelur, akar muda (veg). Vegetasi sendiri merupakan jenis pakan
selain dari bunga, daun dan buah (Zulfa, 2006), serangga (ins),
kulit pohon (br), air (Fw) dan tanah (oth). 3.3.3.3. Jarak makan
anak Pendataan jarak saat anak makan jenis pakan, dengan mengambil
data waktu per lima menit dengan jarak 2 m (tidak termasuk
digendong) merupakan jarak terdekat anak dengan induk, 2-10 m
merupakan jarak sedang/tidak terlalu jauh atau terlalu dekat dengan
induk, 10-50 mmerupakan jarak terjauh dengan induk, untuk anak
sampai pra remaja. 3.3.3.4. Kecepatan makan Kecepatan makan
merupakan kecepatan makan setiap individu, dimulai dari mengambil
makan, menggigit, mengunyah, menelan, sampai mengambil makanan
kembali kemudian waktu diberhentikan. Data digunakan untuk
mengetahui berapa banyak individu makan untuk per satuan
waktunya (menit ;
37
detik). Adapun jenis pakannya adalah buah, daun, bunga, daun
muda, dan kulit pohon. Berikut ini merupakan perhitungan kecepatan
makan buah dan per menit : Jumlah Buah Jumlah buah per menit =
Waktu (menit)
3.3.3.5. Teknik makan Pendataan cara makan pada orangutan dalam
mengolah suatu jenis pakan menurut Yohana (2004), terhadap : 1.
Buah, daun, bunga a. Tarik ranting, dahan, cabang baru memakan
buah, daun atau bunga b. Petik ranting, buah, daun atau bunga c.
Bawa buah, daun atau bunga d. Two tree: memegang 2 pohon untuk
memetik buah, daun atau bunga e. Juicy : memeras air dari buah,
daun atau bunga f. Bipedal tree: memakan buah, daun atau bunga
sambil berdiri diantara cabang g. Teknik twist: teknik menahan
buah, daun dengan pergelangan tangan h. Eat all: memakan buah, daun
atau bunga semuanya tanpa sisa
38
i. Leaf stripping hand/mouth: memakan daun/bunga dengan cara
bouqet (seperti memakan jagung) j. Tarik daun dengan mulut k. Pucut
tea: memakan daun seperti memetik pucuk teh 2. Vegetasi a. Lolly
pop: memakan empelur seperti makan permen lolly b. Teknik duri:
menarik daun berduri dengan sedikit sentuhan 3. Kulit kayu a. Break
branch: mematahkan cabang b. Ground branch: memakan di tanah c.
Kupas kulit: mengupas kulit pohon mati d. Teknik mulut: mengupas
sekaligus memakan dengan mulut e. Teknik twist: menahan dengan
pergelangan tangan 4. Serangga a. Nest destruction: membongkar
sarang serangga yang lama b. Standing log: makan sambil berdiri di
pohon mati yang masih tegak c. Broken log: kayu ditekan ke bawah
dengan tangan d. Snag crashing: menumbangkan pohon mati e.
Leave-Twig: sarang semut dihisap dari daun f. Jari kupas:
mengorek-ngorek sarang g. Ant-ball: sarang semut dihisap h. First
hand ants: tangan diletakkan di antara semut yang berjalan.
39
3.3.4. Analisis data Pengujian hipotesis yang diajukan pada
penelitian ini dilakukan dengan teknik statistik non-parametrik,
karena data-data yang diambil terdistribusi secara bebas dengan
anggapan bahwa data yang diambil dari objek penelitian tersebut
tidak mendapat perlakuan. Analisis varian ranking satu arah
Kruskal-Wallis merupakan uji untuk menentukan apakah k sampel
independent berasal dari
populasi-populasi yang berbeda dengan tingkat signifikansi P