BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau gangguan kerja insulin atau keduanya. Diabetes Melitus (DM) tipe 2 adalah jenis yang paling banyak ditemukan (lebih dari 90%). Timbul makin sering setelah umur 40 tahun dengan catatan pada dekade ke-7 kekerapan diabetes mencapai 3 sampai 4 kali lebih tinggi daripada rata-rata orang dewasa. (Suyono, 2005) Kekerapan DM di Eropa dan di Amerika utara berkisar antara 2-5%, sedangkan di negara berkembang antara 1,5-2%. Di Indonesia berkisar 1,5-2,3%, tetapi pada tahun 2001 survei terakhir di Jakarta (Depok) menunjukkan kenaikan yang sangat nyata yaitu menjadi 12,8%. (Suyono, 2005) 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah
yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau gangguan
kerja insulin atau keduanya. Diabetes Melitus (DM) tipe 2 adalah jenis yang
paling banyak ditemukan (lebih dari 90%). Timbul makin sering setelah umur 40
tahun dengan catatan pada dekade ke-7 kekerapan diabetes mencapai 3 sampai 4
kali lebih tinggi daripada rata-rata orang dewasa. (Suyono, 2005)
Kekerapan DM di Eropa dan di Amerika utara berkisar antara 2-5%,
sedangkan di negara berkembang antara 1,5-2%. Di Indonesia berkisar 1,5-2,3%,
tetapi pada tahun 2001 survei terakhir di Jakarta (Depok) menunjukkan kenaikan
yang sangat nyata yaitu menjadi 12,8%. (Suyono, 2005)
Berdasarkan Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) tahun 2007
oleh Departemen Kesehatan, menunjukkan bahwa prevalensi DM di daerah urban
Indonesia untuk usia diatas 15 tahun sebesar 5,7%. Badan Pusat Statistik
Indonesia memperkirakan pada tahun 2030 nanti akan ada 194 juta penduduk
yang berusia di atas 20 tahun dan dengan asumsi prevalensi DM pada urban
(14,7%) dan rural (7,2%) maka diperkirakan terdapat 12 juta penyandang diabetes
di daerah urban dan 8,1 juta di daerah rural. (PERKENI, 2011)
Berbagai penelitian telah dilakukan oleh para ahli dalam pembahasan
peran protein membran CD36/FAT dalam penyerapan asam lemak dan β-oksidasi
1
pada mamalia. CD36/FAT adalah protein membran yang berfungsi untuk
mengoksidasi asam lemak dalam jaringan otot dan juga CD36/FAT ini terlibat
dalam proses angiogenesis, peradangan, serta metabolisme lipid. CD36/FAT
memiliki kemampuan untuk mentranslokasi antara intraseluler endosom dan
membran plasma sel. Insulin dan kontraksi otot dapat merangsang pembentukan
CD36/FAT dari intraseluler ke membran plasma, yang berfungsi untuk
penyerapan dan oksidasi asam lemak. CD36/FAT juga berperan dalam
peningkatan asam lemak β-oksidasi bersama dengan akumulasi triasilgliserol.
(Fillmore et.al, 2011)
Namun, mekanisme yang tepat dalam menstimulasi translokasi CD36/FAT
masih belum diketahui. Tetapi, diasumsikan bahwa aktivasi protein AMP-kinase
(AMPK) dan energi dari sel otot dapat berpartisipasi dalam respon translokasi
CD36/FAT. Maka dari itu penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut topik ini
tentang peran CD36/FAT dalam metabolisme LDL, proses aterosklerosis serta
hubungannya dengan penyakit diabetes melitus tipe 2. (Fillmore et al, 2011)
Dalam ajaran Islam, penyakit yang diderita seseorang memiliki beberapa
makna, yaitu sebagai akibat pola hidup, sebagai musibah, sebagai cobaan atau
ujian, sebagai teguran Allah SWT, sebagai hukuman Allah SWT, sebagai
penghapus dosa, sebagai sarana menaikkan derajat kemuliaan, dan sebagai bentuk
kasih sayang Allah SWT. Tetapi sebelum penyakit itu timbul, Islam mengajarkan
umatnya untuk selalu berikhtiar, dalam hal ini ikhtiar menjaga kesehatan.
(Soenarwo, 2009)
2
Islam mengajarkan umatnya untuk selalu berikhtiar dan senantiasa
menjaga kesehatannya dengan menjaga pola makan dan pola hidup sehat, karena
semua itu merupakan bekal sebagai hamba Allah dalan beribadah kepada-Nya.
Allah menciptakan manusia sebagai mahluk yang sempurna , hal ini dijelaskan
dalam surat At-Tin (95) : 4 yang artinya “Sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. Di dalam tubuh setiap individu
memiliki protein yang disebut CD36 yang memiliki peranan penting dalam proses
metabolisme kolesterol-LDL yang dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit
diabetes melitus tipe 2 dan sebagai faktor prognosis terjadinya proses
aterosklerosis pada penderita diabetes melitus tipe 2. Oleh karena itu supaya
seseorang dapat menjaga kesehatannya dan terhindar dari suatu penyakit yaitu
diabetes melitus, maka diperlukan penelitian lebih lanjut untuk meneliti hubungan
CD36 dengan penyakit diabetes melitus. (Suyono, 2005; Campbell et al, 2004)
Berdasarkan uraian di atas, maka hal ini telah mendorong penulis untuk
membahas dalam skripsi mengenai Peran CD36 Dalam Metabolisme LDL Pada
Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Ditinjau Dari Kedokteran Dan Islam.
1.2 Permasalahan
1. Apakah CD36 / FAT (Fatty Acid Translocase) bermanfaat dalam
penanganan diabetes melitus tipe 2?
2. Apakah CD36 / FAT dapat menjadi faktor prognosis pada diabetes melitus
tipe 2?
3. Bagaimana pandangan Islam terhadap peran CD36 / FAT dalam
penanganan diabetes melitus tipe 2?
3
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Membantu masyarakat dan dunia medis dalam memperoleh informasi
mengenai peran FAT (Fatty Acid Translocase) / CD36 dalam metabolisme
LDL (Low Density Lipoprotein) pada penderita diabetes melitus tipe 2
untuk membantu penanganannya.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui seberapa besar manfaat CD36 / FAT dalam penanganan
diabetes melitus tipe 2
2. Untuk mengetahui seberapa besar manfaat CD36 / FAT dalam
menentukan faktor prognosis pada diabetes melitus tipe 2
3. Untuk mengetahui bagaimana pandangan Islam terhadap peran CD36 /
FAT dalam menangani diabetes melitus tipe 2
1.4 Manfaat
1. Bagi Penulis
Sebagai sarana latihan penulisan skripsi dan menambah pengetahuan
tentang peranan FAT (Fatty Acid Translocase) / CD36 dalam
metabolisme LDL (Low Density Lipoprotein) pada penderita diabetes
melitus tipe 2.
2. Bagi Universitas Yarsi
4
Diharapkan agar tulisan ini dapat menambah khasanah ilmiah yang
bermanfaat bagi civitas akademika Universitas Yarsi
3. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi pada masyarakat mengenai peran FAT (Fatty
Acid Translocase) / CD36 dalam metabolisme LDL (Low Density
Lipoprotein) pada penderita diabetes melitus tipe 2 sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap penyakit diabetes
melitus tipe 2
BAB II
5
PERAN CD36 DALAM METABOLISME LDL PADA PENDERITA
DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DARI KEDOKTERAN
2.1 Pendahuluan
Diantara penyakit degeneratif, diabetes adalah salah satu diantara penyakit
tidak menular yang akan meningkat jumlahnya di masa mendatang. Diabetes
sudah merupakan salah satu ancaman utama bagi kesehatan umat manusia pada
abad 21. Perserikatan Bangsa-Bangsa (WHO) membuat perkiraan bahwa pada
tahun 2025, jumlah pemderita diabetes melittus akan membengkak menjadi 300
juta orang. (Suyono, 2006)
Prevalensi DM di Indonesia beranjak naik dari tahun ke tahun. Penderita
yang terkena bukan hanya berusia senja, namun banyak pula yang masih berusia
produktif. Prevalensi DM pada perempuan cenderung lebih tinggi dari pada laki-
laki, dan di perkotaan cenderung lebih tinggi dari pada di perdesaan. Pada tahun
2013, proporsi penduduk Indonesia yang berusia ≥15 tahun dengan DM adalah
6,9 persen. Prevalensi diabetes tertinggi yang terdiagnosis dokter terdapat di
Sulawesi Tengah (3,7%) dan terendah terdapat di Kalimantan Timur (2,3%).
(Kemenkes, 2013)
Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan
peningkatan angka insidensi dan prevalensi DM tipe 2 di berbagai penjuru dunia.
WHO memprediksi adanya peningkatan jumlah penyandang diabetes yang cukup
besar pada tahun-tahun mendatang. WHO memprediksi kenaikan jumlah
penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3
6
juta pada tahun 2030. Senada dengan WHO, International Diabetes Federation
(IDF) pada tahun 2009, memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM dari 7,0
juta pada tahun 2009 menjadi 12,0 juta pada tahun 2030. Meskipun terdapat
perbedaan angka prevalensi, laporan keduanya menunjukkan adanya peningkatan
jumlah penyandang DM sebanyak 2-3 kali lipat pada tahun 2030. (PERKENI,
2011)
2.2 Diabetes Melitus
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan
dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh,
terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah. World Health
Organization (WHO) sebelumnya telah merumuskan bahwa DM merupakan
sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam satu jawaban yang jelas dan singkat
tetapi secara umum dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan problema anatomik
dan kimiawi akibat dari sejumlah faktor di mana didapat defisiensi insulin absolut
atau relatif dan gangguan fungsi insulin. (Gustaviani, 2006)
Diabetes melitus ditandai oleh kenaikan kadar gula darah dan disebabkan
oleh berkurangnya sekresi atau efektivitas kerja insulin. Keadaan ini sering
ditemukan dan prevalensi diabetes melitus tergantung insulin (insulin dependent
diabetes melitus, IDDM) adalah sebesar 0,5%, sedangkan prevalensi diabetes
yang tidak tergantung insulin (non-insulin dependent diabetes melitus, NIDDM)
mendekati 2%. (Gleadle, 2007)
7
2.2.1 Klasifikasi dan Etiologi
Klasifikasi DM yang dianjurkan oleh Perkeni adalah yang sesuai dengan
anjuran klasifikasi DM American Diabetes Association (ADA), klasifikasi
etiologi Diabetes Mellitus, menurut ADA (2007) adalah dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 1. Klasifikasi Etiologi Diabetes Mellitus
Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan klasik
DM seperti tersebut di bawah ini:
a. Keluhan klasik DM berupa : banyak minum, banyak makan, banyak
buang air kecil dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
sebabnya.
b. Keluhan lain dapat berupa : lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur
disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae (gatal didaerah kemaluan)
pada wanita.
8
Diabetes karena dampak kehamilan ditegakkan hasil pemeriksaan tes
toleransi glukosa oral (TTGO), dilakukan dengan memberikan beban 75 gram
glukosa setelah berpuasa 8 – 14 jam. Kemudian dilakukan pemeriksaan glukosa
darah puasa, 1 jam dan 2 jam setelah beban. Diabetes mellitus gestasional (DMG)
ditegakkan apabila ditemukan hasil pemeriksaan glukosa darah puasa ≥ 95 mg/dl,
1 jam setelah beban ≥ 180 mg/dl dan 2 jam setelah beban ≥ 155 mg/dl. Apabila
hanya dapat dilakukan 1 kali pemeriksaan glukosa darah maka lakukan
pemeriksaan glukosa 2 jam setelah pembebanan, bila didapatkan hasil glukosa
darah ≥ 155 mg/dL, sudah dapat didiagnosis Diabetes Gestasional (PERKENI,
2006).
2.2.2 Patofisiologi
Keadaan normal kadar glukosa darah berkisar antara 70-110 mg/dl, setelah
makan kadar glukosa darah dapat meningkat 120-140 mg/dl dan akan menjadi
normal dengan cepat. Kelebihan glukosa dalam darah disimpan sebagai glikogen
dalam hati dan sel-sel otot (glikogenesis) yang diatur oleh hormon insulin yang
bersifat anabolik. Kadar glukosa darah normal dipertahankan selama keadaan
puasa karena glukosa dilepaskan dari cadangan-cadangan tubuh (glikogenolisis)
oleh hormon glukagon yang bersifat katabolik (Arisman, 2011)
Insulin adalah hormon protein dibuat dari dua rantai peptida (rantai A dan
rantai B) dihubungkan pada dua lokasi melalui jembatan disulfida. Dalam bentuk
inilah insulin dilepaskan ke dalam darah dan beraksi pada sel target. Insulin
disintesa di dalam sel β di reticulum endoplasmik, sebagai rantai peptida lebih
besar yang disebut proinsulin (Mardiati, 2000).
9
Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit kronis yang progresif, dimulai
dengan resistensi insulin yang mengarah ke peningkatan produksi glukosa hepatik
dan berakhir dengan kerusakan sel beta. Resistensi insulin didefinisikan sebagai
ketidakmampuan jaringan target seperti otot dan jaringan adiposa untuk merespon
sekresi insulin endogen dalam tubuh (Moreira, 2010).
Pada individu non-diabetik sel beta mampu menangkal resistensi insulin
dengan meningkatkan produksi dan sekresi insulin. Pada penderita DM apabila
keadaan resistensi insulin bertambah berat disertai tingginya glukosa yang terus
terjadi, sel beta pankreas dalam jangka waktu yang tidak lama tidak mampu
mensekresikan insulin dalam jumlah cukup untuk menurunkan kadar gula darah,
disertai dengan peningkatan glukosa hepatik dan penurunan penggunaan glukosa
oleh otot dan lemak akan mempengaruhi kadar gula dara puasa dan postpandrial.
Akhirnya sekresi insulin oleh sel beta pankreas akan menurun dan terjadi
dalam upaya untuk mengimbangi kadar glukosa plasma yang tinggi dalam darah.
Hiperinsulinemia persisten meningkatkan kadar serum trigliserida, asam lemak
bebas, dan LDL (low-density lipoprotein) dan menurunkan kadar serum HDL
(high-density lipoprotein).
Peningkatan kadar asam lemak bebas dalam darah dapat membuat
kerusakan endotel pembuluh darah. Tubuh melakukan kompensasi dengan cara
mengaktifkan imunitas dan melepaskan sitokin-sitokin pro-inflamasi salah
satunya adalah protein CD36. Mekanisme aktivasi CD36 ini dimulai ketika LDL
memasuki ruang subendotelial, berikatan dengan makrofag dan berakumulasi di
dalam tunika intima pembuluh darah yang menyebabkan penebalan dinding
pembuluh darah. (Ikmal et al, 2013)
Peningkatan asam lemak bebas dan pembentukan makrofag juga
menstimulasi pembentukan CD36. Singkatnya, pembentukan protein CD36 ini
terjadi karena keadaan hiperinsulinemia terkompensasi yang lama-kelamaan
menjadi hiperinsulinemia persisten dan dislipidemia. (Ikmal et al, 2013)
(Lampiran 5.)
2.6 CD36 / FAT dan Prognosis Diabetes Melitus Tipe 2
20
Diabetes melitus tipe 2 meningkatkan risiko komplikasi aterosklerosis
yang mengancam jiwa, terutama penyakit jantung koroner (PJK) dan stroke
tromboemboli. Penyakit kardiovaskular (CVD) diakui sebagai penyebab kematian
pada 65% pasien dengan diabetes. Dengan demikian, penyakit kardiovaskular
pada pasien dengan diabetes telah dicatat sebagai penyebab utama morbiditas dan
mortality. Bagaimanapun juga, mekanisme yang menghubungkan perkembangan
aterosklerosis dan diabetes melitus belum dipahami dengan jelas. Banyak
penelitian eksperimental telah menunjukkan bahwa perkembangan aterosklerosis
adalah modifikasi dari penyerapan low density lipoprotein (LDL) dikenal juga
dengan LDL teroksidasi (oxLDL) pada plasma oleh monosit/makrofag yang
diakumulasikan dalam dinding pembuluh darah, yang sebagian besar dimediasi
oleh sel permukaan reseptor CD36. OxLDL terlibat dalam banyak tahap pada
perkembangan aterosklerosis di dalam dinding pembuluh darah, seperti disfungsi
endotel, migrasi makrofag dan sel otot polos dan pelepasan sitokin proinflamasi
(Zhang et al, 2005) (Djohari, 2009)
Dalam penelitian yang dilakukan Saxena et al. di India, mereka
membandingkan level CD36 yang terdapat dalam magrofag pada pasien diabetes
melitus tipe 2 dengan pasien sehat (kontrol). Dari penelitian tersebut didapatkan
hasil bahwa akumulasi LDL teroksidasi (OxLDL) dalam pembuluh darah
meningkat 4x lipat pada pasien diabetes melitus tipe 2 dibandingkan dengan
pasien kontrol. Hasil lain yang didaptkan berupa kondisi hiperglikemia
mengakibatkan peningkatan level CD36 pada pasien diabetes melitus tipe 2
21
dibandingkan dengan pasien kontrol dan menjadi faktor penentu terhadap risiko
penyakit kardiovaskular. (Saxena et al, 2012)
Beberapa hubungan potensial antara diabetes dan aterosklerosis telah
diidentifikasi dan banyak pengamatan klinis meneliti pada hubungan antara risiko
komplikasi penyakit kardiovaskular dalam diabetes dan kontrol glikemik yang
buruk. Kelainan apoprotein dan distribusi partikel lipoprotein, hiperinsulinemia,
perubahan dalam ekspresi faktor pertumbuhan dan kaskade sitokin adalah
beberapa mekanisme potensial. Beberapa bukti juga menunjukkan peran produk
akhir glukosa dan reseptornya merupakan mediator yang mungkin menyebabkan
kerusakan pembuluh darah pada diabetes, dan CD36 telah diidentifikasi sebagai
reseptor untuk produk akhir glukosa. Selain mekanisme tersebut, LDL yang
teroksidasi juga berperan pada proses aterogenesis. (Zhang et al, 2005)
Ekspresi protein CD36 dari monosit-makrofag dalam penyerpan LDL
secara signifikan meningkat pada vena perifer pada pasien dengan diabetes tipe 2.
Ekspresi CD36 meningkat terutama pada kelompok diabetes dengan
aterosklerosis setelah paparan konsentrasi glukosa yang tinggi. Sampson et al juga
dijelaskan bahwa ekspresi monosit CD36 tidak meningkat secara signifikan 2 jam
post prandial dalam subjek nondiabetes, tapi tidak dalam kelompok diabetes tipe
2. Hal ini menunjukkan bahwa CD36 mungkin memainkan peran penting dalam
patogenesis aterosklerosis pada diabetes mellitus. (Zhang et al, 2005)
Singkatnya, peningkatan ekspresi CD36 dalam memodifikasi LDL
teroksidasi (oxLDL) mungkin merupakan mekanisme percepatan aterosklerosis
pada diabetes. Peningkatan aktivasi CD36 pada sirkulasi monosit mungkin
22
menjadi penanda klinis awal untuk proatherogenesis. Pasien diabetes yang tidak
terkontrol berada pada risiko tinggi untuk komplikasi vaskular / aterosklerosis
daripada pasien diabetes yang terkontrol dengan baik. (Zhang et al, 2005)
2.6.1 Hubungan Insulin, Glukosa, dan CD36 / FAT
Insulin merupakan hormon yang terdiri dari rangkaian asam amino, dihasilkan
oleh sel beta kelenjar pangkreas. Dalam keadaan normal, bila ada rangsangan pada sel
beta, insulin disintesis dan kemudian disekresikan ke dalam darah sesuai dengan
kebutuhan untuk keperluan regulasi glukosa darah. Insulin berperan penting pada
berbagai proses biologis dalam tubuh terutama menyangkut metabolisme karbohidrat.
Hormon ini berfungsi dalam proses utilisasi glukosa pada hampir seluruh jaringan
tubuh, terutama pada otot, lemak dan hepar. (Manaf, 2005)
Pada jaringan perifer seperti jaringan otot dan lemak, insulin berikatan dengan
sejenis reseptor (insulin reseptor substrate = IRS) yang terdapat pada membran sel.
Ikatan antara insulin dan reseptor akan menghasilkan semacam signal yang berguna
bagi proses regulasi atau metabolisme glukosa di dalam sel otot dan lemak, dengan
mekanisme kerja yang belum begitu jelas. Beberapa hal telah diketahui, diantaranya
meningkatkan kuantitas GLUT-4 (glucose transporter-4) pada membran sel, karena
proses translokasi GLUT-4 dari dalam sel diaktivasi oleh adanya tranduksi signal.
Regulasi glukosa tidak hanya ditentukan oleh metabolisme glukosa di jaringan
perifer, tapi juga di jaringan hati. Untuk mendapatkan metabolisme glukosa normal
diperlukan mekanisme sekresi insulin disertai aksi insulin yang berlangsung normal.
(Manaf, 2005)
23
Membran reseptor FAT/CD36 memfasilitasi penyerapan asam lemak
rantai panjang oleh otot dan adiposa jaringan. Sejalan dengan efek dari
metabolisme asam lemak pada metabolisme karbohidrat dan respon insulin,
perubahan ekspresi oleh protein CD36 telah dikaitkan dengan sindrom metabolik
termasuk resistensi insulin dan dislipidemia. Metabolisme asam lemak juga
diketahui secara signifikan mempengaruhi sekresi insulin. Namun, peran CD36
dalam proses ini masih belum diketahui, karena tingkat ekspresi dan fungsinya di
sel pankreas belum dieksplorasi. Sel pankreas yang mengekspresi CD36 dalam
membran plasma setara dengan sekresi insulin. (Noushmehr, 2005)
Peningkatan kadar CD36 pada monosit/makrofag sangat berhubungan erat
dengan resistensi insulin. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa peningkatan
kadar protein CD36 timbul dalam proses pra-diabetes, diabetes, sindrom
polikistik ovarium (PCOS), dan gangguan toleransi glukosa sangat membuktikan
bahwa protein CD36 terlibat dalam proses patogenesis diabetes dan aterosklerosis
dan bertindak sebagai biomarker suatu inflamasi. (Ikmal et al, 2013)
24
BAB III
PERAN CD36 DALAM METABOLISME LDL PADA PENDERITA
DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DARI AGAMA ISLAM
3.1 Cluster of Differentiation 36 (CD36) Menurut Pandangan Islam
Allah SWT menciptakan manusia tidak lain adalah untuk beribadah kepada-
Nya. Dalam penciptaan manusia terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah SWT baik
dari hal yang kecil hingga hal yang besar. Tubuh manusia tersusun dari berbagai
macam sistem salah satunya adalah sistem sel yang bekerja sebagai suatu
komponen terkecil dalam dirinya. Komponen-komponen ini dapat dimanfaatkan
oleh manusia jika manusia itu berfikir. Hal ini dijelaskan dalam Al-Quran, yaitu :
Artinya : “Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh) mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.” (QS. Al-Infithaar (82); 7-8)
Artinya : “Dan pada penciptakan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini” (QS. Al-Jatsiyah(45); 4)
25
Ayat diatas menjelaskan bahwa di dalam tubuh manusia itu sendiri
terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah SWT yang dapat dijadikan sebagai
pembelajaran. Setiap sel atau komponen di dalam tubuh manusia tentunya
memiliki manfaat yang berbeda-beda. Sebagai contoh yaitu protein CD36 (Cluster
of Differentiation 36) yang memiliki peranan penting dalam tubuh manusia yaitu
berfungsi sebagai reseptor pengikat kolesterol- LDL yang teroksidasi. Namun
pembentukannya tergantung pada masing-masing individu. Pembentukan protein
CD36 diawali oleh tingginya kadar kolesterol-LDL, resistensi insulin dan keadaan
hiperglikemia yang dimiliki oleh penderita diabetes melitus tipe 2. Karena
keadaan-keadaan tersebut, protein CD36 dapat meningkat dan hal ini dapat
berakibat pada terjadinya pembentukan aterosklerosis pada penderita diabetes
melitus tipe 2. Namun CD36 dapat digunakan untuk membantu menegakkan
diagnosis penyakit diabetes melitus tipe 2. (Ikmal et al, 2013) (Alkhatatbeh et al,
2013)
Allah SWT telah menciptakan manusia secara sempurna bahkan sampai
komponen terkecil tubuh manusia termasuk protein CD36 yang dapat berperan
dalam membantu menegakkan diagnosis penyakit diabetes melitus tipe 2. Dengan
demikian hal ini dapat menjadi paembelajaran untuk umat manusia untuk selalu
bersyukur dengan cara menjaga kesehatannya karena dengan jiwa dan raga yang
sehat akan mempermudah dalam beribadah kepada Allah karena tujuan kita
diciptakan adalah untuk beribadah kepada-Nya.
26
3.2 Diabates Melitus Tipe 2 Menurut Pandangan Islam
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau kedua-duanya. Diabetes melitus ditandai oleh kenaikan kadar gula
darah dan disebabkan oleh berkurangnya sekresi atau efektivitas kerja insulin.
Pada diabetes melitus defisiensi atau resistensi hormon insulin menyebabkan
kadar gula darah menjadi tinggi karena menurunnya pengambilan glukosa oleh
jaringan otot dan adiposa serta peningkatan pengeluaran glukosa oleh hati,
akibatnya otot tidak mendapatkan energi dari glukosa dan membuat alternatif
dengan membakar lemak dan protein (Gustaviani, 2006; Gleadle, 2007; Mardiati,
2000)
Penyakit diabetes melitus atau yang lebih dikenal dengan penyakit gula
merupakan penyakit yang diakibatkan oleh karena tingginya kadar glukosa dalam
darah. Selain faktor genetik, salah satu faktor penyebabnya adalah mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung glukosa secara berlebihan.
Di dalam ajaran Islam juga telah diajarkan bagaimana pola makan yang
baik. Sebagaimana Allah SWT berfirman :
Artinya: “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”(QS. Al-A’raaf (7); 31)
27
Artinya: “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. Al-Israa (17); 27)
Ayat tersebut diatas menjelaskan bahwa segala sesuatu yang berlebihan-
lebihan itu tidak baik, termasuk dalam hal makanan. Sebagai contoh makanan
yang berlebihan dapat mengganggu metabolisme kolesterol-LDL yang dapat
merangsang peningkatan terjadinya CD36 dan berakibat buruk terhadap kesehatan
terutama pada penderita diabetes melitus tipe 2. Dari hasil penelitian di Amerika
dan Eropa bahwa penyebab kematian nomor satu adalah penyakit-penyakit yang
diakibatkan kelebihan makanan yang mengakibatkan kegemukan/overweight.
Semua ini dapat menyebabkan timbulnya penyakit diabetes melitus dengan segala
komplikasinya, seperti penyakit jantung, penyakit stroke, dan berpengaruh ke
ginjal dan mata (Yunus, 1994)
Dari keterangan diatas jelaslah bahwa sesungguhnya pola makan yang
salah dan berlebihan sebagai salah satu faktor penyebab timbulnya penyakit
diabetes melitus. Namun hal tersebut dapat dihindari dengan mengikuti pola
makan yang sesuai ajaran Islam, memperbaiki pola hidup dan melakukan aktivitas
olahraga.
Dasar pertama yang ditetapkan dalam ajaran islam mengenai makanan
adalah asal dari segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah SWT, baik itu berupa
suatu benda atau berupa manfaat-manfaat yang dapat diambil oleh manusia,
adalah halal dan boleh. Dalam hal ini, beberapa ayat Al-Qur'an sangat jelas
28
menerangkan bahwa asal dari segala sesuatu atau suatu manfaat adalah boleh. (Al-
Qaradhawi, 2004)
Seperti firman Allah SWT :
Artinya : Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Baqarah (2); 29)
Artinya : Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir. (QS. Al-Jatsiyah (45); 13)
Halal adalah istilah bahasa Arab yang berarti diperbolehkan secara hukum.
Dalam masalah makanan, kebanyakan makanan dianggap halal kecuali bahan-
bahan makanan haram yang telah disebutkan dalam Al-Qur'an atau hadis
(perkataan Nabi Muhammad SAW). Manusia tidak bisa mengubah hukum haram
menjadi halal. (Jauhar, 2009)
29
Sebagaimana Allah SWT berfirman :
Artinya : : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya. (QS. Al-Maaidah (5); 87-88)
Haram berarti dilarang secara hukum. Makanan-makanan yang haram
berarti makanan yang dilarang secara hukum. Misalnya, alkohol, babi dan produk-
produk sampingannya, daging dari bangkai, darah, obat-obatan beracun, dan lain-
lain. Dalam beberapa kasus pengecualian, seorang muslin diperbolehkan
memakan makanan haram jika berada dalam beberapa situasi berikut misalnya
tidak tahu ataupun dalam bahaya. (Jauhar, 2009)
Sebagaimana firman Allah SWT :
Artinya : Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Baqarah (2); 173)
30
Syubhat yang berarti samar. Beberapa makanan diperkirakan hukumnya
syubhat karena orang mungkin tidak tahu halal atau haramnya makanan tersebut.
Jika tidak ada pernyataan tertulis dalam Al-Qur'an dan hadis apakah makanan
tersebut halal atau haram, maka orang akan mencoba sebaik mungkin untuk
membuat penilaian dan keputusan mereka sendiri. Jika keputusan tersebut
berdasarkan penerapan atau berdasarkan pemahaman akan pernyataan asli,
keputusan tersebut bisa menimbulkan berbagai kecurigaan. Keputusan seperti ini
disebut syubhat (diragukan). (Jauhar, 2009)
Artinya: “Sesungguhnya yang halal itu jelas, sebagaimana yang haram pun jelas. Di antara keduanya terdapat perkara syubhat -yang masih samar- yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Barangsiapa yang menghindarkan diri dari perkara syubhat, maka ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Barangsiapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka ia bisa terjatuh pada perkara haram. Sebagaimana ada pengembala yang menggembalakan ternaknya di sekitar tanah larangan yang hampir menjerumuskannya. Ketahuilah, setiap raja memiliki tanah larangan dan tanah larangan Allah di bumi ini adalah perkara-perkara yang diharamkan-Nya.” (HR. Bukhari no. 2051 dan Muslim no. 1599)
Makruh yang artinya tidak dianjurkan atau dibenci oleh agama. Istilah
makruh digunakan untuk semua makanan, minuman atau rokok yang bisa
memberi akibat buruk terhadap tubuh baik secara fisik, psikologi, mental, atau
spiritual. Oleh karenanya, orang harus menghindari produk-produk yang makruh,
misalnya obat penenang, obat perangsang, dan lain-lain. (Jauhar, 2009)
31
Semua umat manusia harus makan setiap hari, akan tetapi banyak orang
yang tidak tahu apa yang harus dimakan agar mereka tetap bisa menjaga
kesehatan. Oleh karenanya, orang harus memilih alternatif makanan yang lebih
baik dalam hal kandungan nilai gizi, dan akhirnya dari segi kesehatan menurut
kaidah Islam. (Jauhar, 2009)
Mengkonsumsi makanan yang berlebihan dapat menimbulkan
banyak dampak yang tidak baik, terutama bagi kesehatan. Berbagai penyakit
dapat timbul dari kelebihan berat badan akibat pola makan yang berlebihan
dan pola hidup yang tidak sehat (Zuhroni, 2010).
Selain mengatur pola makan, Islam juga mengajarkan tentang pola hidup
sehat. Pola hidup sehat menurut Islam adalah segala upaya untuk menerapkan
kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan
kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan. Secara umum dapat di
katakan pola hidup berdasarkan aturan, baik aturan agama, aturan negara dan
aturan kesehatan. (Rasyid, 1998)
Salah satu cara untuk menerapkan pola hidup sehat adalah dengan
berolahraga. Dalam pandangan ulama fikih, hukum olahraga adalah mubah,
bahkan bisa bernilai ibadah jika diniati sebagai ibadah atau agar mampu
melakukan ibadah dengan sempurna dan pelaksanaannya sesuai dengan norma
Islami. Dari sumber hadits dapat dijumpai berbagai riwayat, adakalanya Nabi
berolahraga dan mengajarkan untuk berolahraga. Berbagai jenis olahraga yang
dianjurkan Nabi adalah renang, memanah, berkuda, anggar, dan lain-lain
(Zuhroni, 2010).
32
Olahraga sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Dengan
berolahraga metabolisme tubuh menjadi lancar sehingga distribusi dan
penyerapan nutrisi menjadi lebih efektif dan efisien. Dalam kehidupan
sekarang ini banyak orang yang melupakanpentingnya berolahraga. Dalam hal
ini Rasulullah Saw pernah bersabda :
Artinya : Telah menceritakan kepada kami al-Makki bin Ibrahim, telah mengabarkan kepada kami Abdullah bin Sa’id yaitu Ibnu Abu Hind dari ayahnya dari Ibnu Abbas Radliallahu ‘anhumadia berkata, Rasulullah Saw bersabda “Dua kenikmatan yang sering dilupakan oleh kebanyakan manusia adalah kesehatan dan waktu luang” ‘Abbas al-‘Anbari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Shufwan bin Isa dari Abdullah bin Sa’id bin Abu Hind dari ayahnya saya mendengar Ibnu Abbas dari Rasulullah Saw seperti hadits diatas. (HR. Imam Bukhari)
Olahraga merupakan cara sehat yang paling mudah dilakukan yang
berguna untuk kesehatan dan kebugaran tubuh. Selain itu, olahraga dapat juga
digunakan untuk sarana pendidikan dan juga untuk sekedar relaksasi atau hiburan
karena olahraga tidak hanya baik untuk kesehatan jasmani saja tetapi juga baik
untuk kesehatan rohani.
Salah satu pola hidup sehat yang diajarkan dalam Islam adalah
selalu berpikiran positif atau menjaga pola pikir. Pola pikir seseorang dapat
33
secara langsung mempengaruhi kesehatannya. Secara umum stress dapat
diakibatkan karena tidak sesuainya antara keinginan, harapan dengan
kenyataan yang terjadi. Jika seseorang mengalami stress dan tidak segera
mengatasinya hal ini dapat menyebabkan frustasi, rasa putus asa dan bahkan
bisa mendatangkan berbagai macam penyakit. Karena sesungguhnya
kesehatan jasmani akan sangat tergantung seberapa sehat rohani yang dimiliki
seseorang. (Zuhroni, 2010)
Dengan mengingat Allah dan meyakini bahwa semua yang terjadi
adalah atas kehendak-Nya merupakan salah satu cara mengatasi stress
menurut agama Islam. Allah akan memberikan yang terbaik untuk umat-Nya
dan Allah tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan hamba-
Nya. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan bersabar. Sebagaimana
dijelaskan dalam firman Allah :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah (2); 153)
Ayat diatas menjelaskan tentang pentingnya memiliki pola pikir yang
sehat dengan selalu berpikiran positif terhadap kehendak Allah. Karena apabila
seseorang mengalami stress dapat mengakibatkan tingginya kadar glukosa darah
(hiperglikemia) terutama pada penderita diabetes melitus tipe 2. Allah selalu
memberikan pertolongan kepada hamba-Nya dengan cara yang tidak diduga-duga.
34
Allah juga tidak akan memberikan cobaan kepada hamba-Nya diluar batas
kemampuan hamba-Nya. Oleh karena itu sangatlah penting sebagai umat Islam
selalu berpikiran positif dan selalu meminta pertolongan kepada Allah dengan
cara shalat dan bersabar.
3.3 Pandangan Islam Terhadap Peran CD36 Dalam Metabolisme LDL Pada
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan di bidang kedokteran, banyak
temuan yang dihasilkan untuk kepentingan manusia diantaranya adalah protein
CD36. Secara fisiologis, tubuh kita sendiri menghasilkan protein CD36 yang
berguna dalam metabolisme LDL, penyerapan asam lemak, sebagai biomarker
atau penanda dalam aktivasi dari makrofag, proses inflamasi dan proses
atherosklerosis. Namun, pada pasien diabetes melitus tipe 2 terjadi resistensi
insulin, kondisi dislipidemia dan hiperglikemia yang menyebabkan terjadinya
akumulasi dari produksi protein CD36, yang menyebabkan penumpukan
magrofag dari metabolisme LDL teroksidasi (OxLDL) pada dinding pembuluh
darah yang mengakibatkan terjadinya proses aterosklerosis.
Pada dasarnya, Islam menganjurkan untuk selalu berusaha dan berobat
terhadap penyakit apapun. Islam juga selalu mengajarkan untuk menjaga
kesehatan karena dengan jiwa yang sehat akan mempermudah kita untuk
beribadah kepada Allah SWT sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran :
35
Artinya : Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yunus (10); 57)