Top Banner
MAKALAH SEMINAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN “S”DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORIK PADA SKIZOFRENIA HEBEFRENIK DI RUANG JIWA C. RSUD DR. SOETOMO SURABAYA DISUSUN OLEH : AKHMAD HARIYANTO DAVID A. MANDALA R. KHAIRIYATUL A. RAHAYU BUDI UTAMI RIDAWATI SULAEMAN SISWANTO SUBHAN
58

Skizofrenia Hebefrenik David

Dec 26, 2015

Download

Documents

Ryzkha Gso

obatjiwa
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Skizofrenia Hebefrenik David

MAKALAH SEMINAR

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN “S”DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORIK

PADA SKIZOFRENIA HEBEFRENIKDI RUANG JIWA C. RSUD DR. SOETOMO

SURABAYA

DISUSUN OLEH :AKHMAD HARIYANTO

DAVID A. MANDALAR. KHAIRIYATUL A.

RAHAYU BUDI UTAMIRIDAWATI SULAEMAN

SISWANTOSUBHAN

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA2002

Page 2: Skizofrenia Hebefrenik David

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Gangguan jiwa adalah penyakit non fisik, seyogianya kedudukannya setara

dengan penyakit fisik lainnya. Meskipun gangguan jiwa tersebut tidak dianggap

sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung, namun beratnya

gangguan tersebut dalam arti ketidak mampuan serta invalisasi baik secara individu

maupun kelompok akan menghambat pembangunan, karena tidak produktif dan tidak

efisian (Kusumanto Setjionegoro, 1981 )

Menurut paham kesehatan jiwa seseorang dikatakan sakit apabila ia tidak lagi

mampu berfungsi secara wajar dalam kehidupannya sehari-hari, dirumah, disekolah /

kampus, ditempat kerja dan lingkungan sosialnya. Seseorang yang mengalami

gangguan jiwa akan mengalami ketidak mampuan berfungsi secara optimal dalam

kehidupan sehari-hari. Salah satu faktor yang menyebabkan seseorang mengalami

gangguan jiwa adalah adanya stressor psikososial. Stressor psikososial adalah setiap

keadaan atau peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang

(anak, remaja, dewasa ). Sehingga orang itu terpaksa mengadakan adaptasi

(penyesuaian diri ) untuk menanggulangi stressor yang timbul. Namun, tidak semua

orang mampu mengadakan adaptasi dan mampu menanggulanginya sehingga

timbullah keluhan-keluahan dibidang kejiwaan berupa gangguan jiwa dari ringan

hingga yang berat.

Salah satu bentuk gangguan jiwa yang terdapat diseluruh dunia adalah

gangguan jiwa skizofrenia. Skizofrenia berasal dari dua kata “ Skizo “ yang artinya

retak atau pecah ( split ), dan “ frenia “ yang artinya jiwa. Dengan demikian

seseorang yang menderita gangguan jiwa Skizofrenia adalah orang yang mengalami

keretakan jiwa atau keretakan kepribadian ( splitting of personality ).

Di Indonesia angka penderita skizofrenia 25 penduduk dan proyeksi 25 tahun

mendatang mencapai 3 / 1000 penduduk ( Hawari, 1993 ). Angka pevalensi adalah

jumlah kasus ( penderita ) secara keseluruhan dalam kurun waktu tertentu. Dan

didaerah tertentu, dibagi dengan jumlah penduduk yang diperiksa. Sedangkan angka

insidensi adalah jumlah kasus (penderita baru ) dalam kurun waktu tertentu dan

didaerah tertentu. Diindonesia angka yang tercatat di Depertemen Kesehatan

berdasarkan survai di Rumah Sakit (1983 ) adalah antara 0,05 % sampai 0,15 %.

Page 3: Skizofrenia Hebefrenik David

Penelitian mengenai mekanisme terjadinya skizofrenia. Maju dengan pesat,

demikian pula kemajuan dibidang obat-obatan anti skizofrenia (psikofarmaka). Telah

menjadikan penderita skizofrenia dapat dipuihkan sehinggadapat berfungsi kembali

secara oktimal.

Page 4: Skizofrenia Hebefrenik David

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar Skizofrenia

1. Pengertian

Skizofrenia adalah suatu diskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak

belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau

deteriorating) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada

pertimbangan pengaruh genetik, fisik dan sosial budaya (Rusdi Maslim, 1997;

46).

2. Penyebab

a. Keturunan

Telah dibuktikan dengan penelitian bahwa angka kesakitan bagi saudara tiri

0,9-1,8 %, bagi saudara kandung 7-15 %, bagi anak dengan salah satu orang

tua yang menderita Skizofrenia 40-68 %, kembar 2 telur 2-15 % dan kembar

satu telur 61-86 % (Maramis, 1998; 215 ).

b. Endokrin

Teori ini dikemukakan berhubung dengan sering timbulnya Skizofrenia pada

waktu pubertas, waktu kehamilan atau puerperium dan waktu klimakterium.,

tetapi teori ini tidak dapat dibuktikan.

c. Metabolisme

Teori ini didasarkan karena penderita Skizofrenia tampak pucat, tidak sehat,

ujung extremitas agak sianosis, nafsu makan berkurang dan berat badan

menurun serta pada penderita dengan stupor katatonik konsumsi zat asam

menurun. Hipotesa ini masih dalam pembuktian dengan pemberian obat

halusinogenik.

d. Susunan Saraf Pusat

Penyebab Skizofrenia diarahkan pada kelainan SSP yaitu pada diensefalon atau

kortek otak, tetapi kelainan patologis yang ditemukan mungkin disebabkan

oleh perubahan postmortem atau merupakan artefakt pada waktu membuat

sediaan.

Page 5: Skizofrenia Hebefrenik David

e. Teori Adolf Meyer :

Skizofrenia tidak disebabkan oleh penyakit badaniah sebab hingga sekarang

tidak dapat ditemukan kelainan patologis anatomis atau fisiologis yang khas

pada SSP tetapi Meyer mengakui bahwa suatu suatu konstitusi yang inferior

atau penyakit badaniah dapat mempengaruhi timbulnya Skizofrenia. Menurut

Meyer Skizofrenia merupakan suatu reaksi yang salah, suatu maladaptasi,

sehingga timbul disorganisasi kepribadian dan lama kelamaan orang tersebut

menjauhkan diri dari kenyataan (otisme).

f. Teori Sigmund Freud

Skizofrenia terdapat (1) kelemahan ego, yang dapat timbul karena penyebab

psikogenik ataupun somatik (2) superego dikesampingkan sehingga tidak

bertenaga lagi dan Id yamg berkuasa serta terjadi suatu regresi ke fase

narsisisme dan (3) kehilangaan kapasitas untuk pemindahan (transference)

sehingga terapi psikoanalitik tidak mungkin.

g. Eugen Bleuler

Penggunaan istilah Skizofrenia menonjolkan gejala utama penyakit ini yaitu

jiwa yang terpecah belah, adanya keretakan atau disharmoni antara proses

berfikir, perasaan dan perbuatan. Bleuler membagi gejala Skizofrenia menjadi

2 kelompok yaitu gejala primer (gaangguan proses pikiran, gangguan emosi,

gangguan kemauan dan otisme) gejala sekunder (waham, halusinasi dan gejala

katatonik atau gangguan psikomotorik yang lain).

h. Teori lain

Skizofrenia sebagai suatu sindroma yang dapat disebabkan oleh bermacam-

macaam sebab antara lain keturunan, pendidikan yang salah, maladaptasi,

tekanan jiwa, penyakit badaniah seperti lues otak, arterosklerosis otak dan

penyakit lain yang belum diketahui.

i. Ringkasan

Sampai sekarang belum diketahui dasar penyebab Skizofrenia. Dapat

dikatakan bahwa faktor keturunan mempunyai pengaruh. Faktor yang

mempercepat, yang menjadikan manifest atau faktor pencetus (presipitating

Page 6: Skizofrenia Hebefrenik David

factors) seperti penyakit badaniah atau stress psikologis, biasanya tidak

menyebabkan Skizofrenia, walaupun pengaruhnyaa terhadap suatu penyakit

Skizofrenia yang sudah ada tidak dapat disangkal.( Maramis, 1998;218 ).

3. Pembagian Skizofrenia

Kraepelin membagi Skizofrenia dalam beberapa jenis berdasarkan gejala utama

antara lain :

a. Skizofrenia Simplek

Sering timbul pertama kali pada usia pubertas, gejala utama berupa

kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan. Gangguan proses berfikir sukar

ditemukan, waham dan halusinasi jarang didapat, jenis ini timbulnya perlahan-

lahan.

b. Skizofrenia Hebefrenia

Permulaannya perlahan-lahan atau subakut dan sering timbul pada masa

remaja atau antaraa 15-25 tahun. Gejala yang menyolok ialah gangguan proses

berfikir, gangguan kemauaan dan adaanya depersenalisasi atau double

personality. Gangguan psikomotor seperti mannerism, neologisme atau

perilaku kekanak-kanakan sering terdapat, waham dan halusinaasi banyak

sekali.

c. Skizofrenia Katatonia

Timbulnya pertama kali umur 15-30 tahun dan biasanya akut serta sering

didahului oleh stress emosional. Mungkin terjadi gaduh gelisah katatonik atau

stupor katatonik.

d. Skizofrenia Paranoid

Gejala yang menyolok ialah waham primer, disertai dengan waham-waham

sekunder dan halusinasi. Dengan pemeriksaan yang teliti ternyata adanya

gangguan proses berfikir, gangguan afek emosi dan kemauan.

e. Episode Skizofrenia akut

Gejala Skizofrenia timbul mendadak sekali dan pasien seperti dalam keadaan

mimpi. Kesadarannya mungkin berkabut. Dalam keadaan ini timbul perasaan

seakan-akan dunia luar maupun dirinya sendiri berubah, semuanya seakan-

akan mempunyai suatu arti yang khusus baginya.

Page 7: Skizofrenia Hebefrenik David

f. Skizofrenia Residual

Keadaan Skizofrenia dengan gejala primernya Bleuler, tetapi tidak jelas

adanya gejala-gejala sekunder. Keadaan ini timbul sesudah beberapa kali

serangan Skizofrenia.

g. Skizofrenia Skizo Afektif

Disamping gejala Skizofrenia terdapat menonjol secara bersamaaan juga

gejala-gejal depresi (skizo depresif) atau gejala mania (psiko-manik). Jenis ini

cenderung untuk menjadi sembuh tanpa defek, tetapi mungkin juga timbul

serangan lagi.

KONSEP DASAR SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

1. Batasan : Salah satu tipe skizofrenia yang mempunyai ciri ;

1. Inkoherensi yang jelas dan bentuk pikiran yang kacau

(disorganized).

2. Tidak terdapat wamam yang sistemik

3. Efek yang datar dan tak serasi / ketolol – tololan.

2. Gejala Klinik

Gambaran utama skizofrenia tipe hebefrenik berupa :

- Inkoherensi yang jelas

- Afek datar tak serasi atau ketolol – tololan

- Sering disertai tertawa kecil (giggling) atau senyum tak wajar

- Waham / halusinasi yang terpecah – pecah isi temanya tidak terorganisasi

sebagai suatu kesadaran, tidak ada waham sistemik yang jelas gambaran

penyerta yang sering di jumpai.

- Menyertai pelangaran (mennerism) berkelakar

- Kecenderungan untuk menarik diri secara ekstrem dari hubungan sosial

- Berbagai perilaku tanpa tujuan

Gambaran klinik ini di mulai dalam usia muda 915-25 th) berlangsung pelan

– pelan menahan tanpa remisi yang berarti peterroasi kepribadian dan sosial

terjadi paling hebat di banding tipe yang lain.

Page 8: Skizofrenia Hebefrenik David

KONSEP DASAR HALUSINASI

1. Pengertian

Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan

rangsangan internal pikiran dan rangsang eksternal (dunia luar) klien

memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada obyek atau

rangsangan yang nyata, misalnya : klien menyatakan mendengar suaru.

Padahal tidak ada orang yang bicara.

2. Proses terjadinya halusinasi

Fase pertama

Klien mengalami stress, cemas, perasaan perpisahan, kesepiam yang

memuncak dan tidak dapat di selesaikan, klien mulai melamun dan

memikirkan hal – hal yang menyenangkan cara ini hanya menolong

sementara.

Fase kedua

Kecemasan meningkatkan, menurun dan berpikir sendiri jadi dominan. Mulai

dirasakan ada bisikan yang tidak jelas, klien tidak ingin orang lain tahu ia

tetap dapat mengontrol.

Fase ketiga.

Bisikan, suara, isi halusinasi semakin menonjol, menguasai dan mengotrol

klien, Klien menjadi terbiasa dan tidak berdaya terhadap halusinasinya.

Fase empat

Halusinasi berubah menjadi mengancam memerintah dan memarahi klien,

klien menjadi takut, tidak berdaya hilang kontrol dan tidak berdaya, hilang

dan tidak dapat berhubungan secara nyata dengan orang lain di lingkungan

3. Tanda – tanda halusinasi

Menurut diri, tersenyum sendiri duduk terpaku, bicara sendiri memandang

satu arah, menyerang tiba – tiba, arah gelisah.

Page 9: Skizofrenia Hebefrenik David

4. Jenis halusinasi

a. Halusinasi dengar

Dengar suatu membicarakan, mengejek, menertawakan, mengancam

tetapi tidak ada sumbernya disekitarnya.

b. Halusinasi terlihat

Melihat pemandangan, orang, binatang atau sesuatu yang tidak ada tetapi

klien yakin ada.

c. Halusinasi penciuman

Menyatakan mencium bau bunga kemenyan yang tidak dirasa orang lain

dan ada sumber.

d. Halusinasi kecap

Merasa mengecap sesuatu rasa di mulut tetapi tidak ada.

e. Halusinasi raba

Merasa ada binatang merayap pada kulit tetapi tidak ada.

Page 10: Skizofrenia Hebefrenik David

PENGKAJIAN

Pengkajian merupakan awal dan dasar utama dari proses keperawatan tahap

pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah

klien.

Data yang dikupulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial dan spiritual.

Pengelompokan data pada pengakajian kesehatan jiwa dapat pula berupa faktor

predisposisi, faktor presipitasi, penilian terhadap stressoe, sumber keping dan

kemampuan kuping yang dimiliki klien (stuart dan Sunden, 1998). Cara pengkajian

lain berfokus pada 5 (lima) dimensi : fisik, emosional, intelektual, sosial dan

spiritual. Isi pengkajian meliputi :

1. Identitas klien

2. Keluhan utama/alasan masuk

3. Faktor predisposisi

4. Dimensi fisik / biologis

5. Dimensi psikososial

6. Status mental

7. Kebutuhan persiapan pulang

8. Mekanisme koping

9. Masalah psikososial dan lingkungan

10. Aspek medik

Data yang didapat melalui observasi atau pemeriksaan langsung di sebut data

obyektif, sedangkan data yang disampaikan secara lisan oleh klien dan keluarga

melalui wawancara perawatan disebut data subyektif.

Dari data yang dikumpulkan, perwatan langsung merumuskan masalah

keperawatan pada setiap kelompok data yang trkumpul. Umumnya sejumlah masalah

klien saling saling berhubungan dan dapat digambarkan sebagai pohon masalah

(Fasio, 1983 dan INJF, 1996). Agar penentuan pohon masalah dapat di pahami

dengan jelas, penting untuk diperhatikan yang terdapat pada pohon masalah :

Penyebab (kausa), masalah utama (care problem) dan effect (akibat). Masalah utama

adalah prioritas masalah klien dari beberapa masalah yang dimiliki oleh klien.

Umumnya masalah utama berkaitan erat dengan alasan masuk atau keluhan utama.

Penyebab adalah salah satu dari beberapa masalah klien yang menyebabkan masalah

utama. Akibat adalah salah satu dari beberapa masalah klien yang merupakan efek /

akibat dari masalah utama. Pohon masalah ini diharapkan dapat menudahkan perawat

dalam menyusun diagnosa keperawatan

Page 11: Skizofrenia Hebefrenik David

ANALISA DATAPOHON MASALAH

Kerusakan Komunikasi Verbal

Gangguan pola tidur

Perubahan perilaku

kekerasan

Sidroma defisit perawatan diri

Perubahan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran

Isolasi sosial : menarik diri

Koping individu tak efektif

Koping keluarga tak efektif

Harga diri rendah

Stressor

Perubahan proses fikir

Resiko tinggi mencederai diri

& Orang lain

Page 12: Skizofrenia Hebefrenik David

B. Diagnosa Keperawatan Dan Intervensi Keperawatan

NO DIAGNOSA

KEPERAWATAN

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

1 Resiko mencederai diri sendiri dan atau orang lain / lingkun-gan berhubungan de-ngan perubahan per-sepsi sensori / halu-sinasi

Tujuan Umum :Klien tidak mencederi diri sendiri dan atau orang lain / lingkungan Tujuan khusus :1. Klien dapat hubungan saling percaya :

a. Bina hubungan saling percaya- Salam terapeutik- Perkenalan diri- Jelaskan tujuan interaksi- Ciptakan lingkungan yang tenang- Buat kontrak yang jelas pada setiap perte-muan

(topik, waktu dan tempat berbicara)b. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya c. Dengarkan ungkapan klien dengan empati

2. Klien dapat mengenal halusinasinyaa. lakukan kontak sering dan singkat

rasional : untuk mengurangi kontak klien deng-an halusinasinya

b. Obeservasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya; bicara dan tertawa tanpa stimu- lus, memandang ke sekitarnya seolah – olah ad teman bicara.

c. Bantu klien untuk mengenal halusinasinya; - Bila klien menjawab ada, lanjutkan; apa yang

dikatakan ?- Katakan bahwa perawat percaya klien mendengarnya.- Katakan bahwa klien lain juga ada yang seperti klien- Katakan bahwa perawatan akan membantu klien

d. Diskusikan dengan klien tentang ;- Situasi yang dapat menimbulkan / tidak menimbulkan

halusinasi- Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi, siang

sore, malam atau bila sendiri atau bila jengkel / sedih)e. Diskusikan dengan klien tentang apa yang di-rasakan bila

terjadi halusinasi (marah / takut / sedih / senang) dan berkesempatan mengung-kapkan perasaan

3. Klien dapat mengontrol halusinasinyaa. Identifikasi bersama klien cara / tindakan yang dilakukan

bla terjadi halusinasi (tidur/marah-/menyibukkan diri)b. Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien, bila

bermanfaat beri pujian.c. Diskusi cara baru untuk memutus / mengontrol timbulnya

halusinasi :- katakan “saya tidak mau dengan kamu” (pada

halusinasi)- menemui orang lain (perawat / teman / anggota

keluarga untuk bercakap – cakap . mengatakan halusinaasinya.

- Membuat jadwal kegiatan jsehari – hari agar halusinasi tidak sempat muncul.

- Meminta orang lain (perawat / teman anggota keluarga) menyapa bila tampak bicara sendiri

d. Bantu klien memilih dan melatih cara memutus / mengontrol halusinasi secara bertahap

e. Berikan kesempatan untuk melakukan cara yang telah dilatih, evaluasi hasilnya dan pujian bila berhasil

f. Anjurkan klien untuk mengikuti tetapi aktivitas kelompok (orientasi realisasi dan stimulasi persepsi)

4. Klien dapat dukungan keluarga dalam mengotrol halusinasinya :

Page 13: Skizofrenia Hebefrenik David

2 Kerusakan komuni kasi verbal berhubu ngan dengan peru bahan proses pikir (waham)

a. Anjurkan klien memberitahu keluarga bila me-ngalami halusinasi

b. Diskusikan dengan keluarga (pada saat berkun-jung / pada saat kunjungan rumah)- Gejala halusinasinya yang dialami klien- Cara yang dapat dilakukan klien dan ke-luarga untuk

memutus halusinasi- Cara merawat anggota keluarga yang ha-lusinasi di

rumah : Beri kegiatan, jangan biarkan sensiri, makan bersama, berpergian bersama

- Berikan informasi waktu follow up atau kapan perlu mandapat bantuan; halusinasi tak terkontrol dan resiko mencederai orang lain

5. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik :a. Diskusi dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi

dan manfaat obat.b. Anjurkan klien memint sendiri obat pada perawat

merasakan manfaatnya.c. Anjurkanklien bicara dengan dokter / perawat tentang efek

dan efek samping obat yang di-rasakand. Diskusikan akibat berhenti obat tanpa kon-sultasi.e. Bantu klien menggunakan obat, dengan prinsip 5 (lima)

benar (benar dosis, benar cara, benar waktu)

Tujuan Umum :Klien dapat melakukan komunikasi verbal Tujuan Khusus : 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

a. Bina hubungan saling percaya dengan klienb. Jangan membantah dan mendukung waham klien.

- Katakan perawat menerima : saya mene rima keyakinan anda, disertai ekspresi me nerima.

- Katakan perawat tidak mendukung : sadar bagi saya untuk mempercayainya disertai ekspresi ragu dan empati

- Tidak membicarakan isi waham klien.c. Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindung

- Gunakan keterbukaan dan kejujuran- Jangan tinggalkan klien sendirian- Klien diyakinkan berada di tempat aman, tidak

sendirian2. Klien dapat mengindentifikasi kemampuan yang dimilki

a. Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realitas.

b. Diskusikan dengan klien kemampuan yang dimiliki paa waktu lalu dan saat ini yang realistis

c. Tanyakan apa yang bisa dilakukan (aktiviotas sehari – hari)d. Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan

sampai waham tidak ada3. Klien dapat mengindentifikasi kebutuhan yang tidak

terpenuhi :a. Observasi kebutuhan klien sehari – harib. Diskusi kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama

di rumah / di RS.c. Hubungan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya

wahamd. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan

klien (buat jadwal aktivitas klien)4. Klien dapat berhubungan dengan realitas :

a. Berbicara dengan klien dalam kontek realita (diri orang lain, tempat, waktu)

b. Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok: orientasi realitas

Page 14: Skizofrenia Hebefrenik David

3

4

Difisit perawatan di-ri berhubungan de-ngan koping indivi-du tidak efektif

Isolasi sosial : menarik diri berhu-bungan dengan har-ga diri rendah

c. Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien

5. Klien dapat dukungan keluarga :a. Gejala wahamb. Cara merawatnyac. Lingkungan keluarga

6. Klien dapat menggunakan obat dengan benar - Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang obat,

dosis, frekuensi, efek samping obat, akibat penghentian.- Diskusikan perasaan klien setelah minum obat - Berikan obat dengan prinsip 5 tepat

Tujuan Umum :Klien mampuan merawat diri sehingga penampilan diri menjadi adekuatTujuan Khusus :1. klien dapat mengindentifikasi kebersihan diri

a. Dorong klien mengungkakan perasaan tentang keadaan dan kebersihan dirinya.

b. Dengan ungkapan klien dengan penuh perhatian dan empati.

c. Beri pujian atas kemapuan klien mengungkapkan perasaan tentang kebersihan dirinya.

d. Diskusi dengn klien tentang arti kebersihan dirie. Diskusikan dengan klien tujuan kebersihan diri

2. Klien mendapat dukungan keluarga dalam meni-ngkatkan kebersihan dirinya.a. Kaji tentang tingkat pengetahuan keluarga tentang

kebutuhan perawatan diri klienb. Diskusikan dengan keluargac. Motivikasi keluarga daam berperan aktif memenuhi

kebutuhan perawatan diri klien.d. Beri pujian ata tindakan positif yang telah dilakukan

keluaga

Tujuan Umum :Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara bertahap Tujuan Khusus :1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat

a. Bina hubungan saling percaya- Salam terapeutik- Perkenalan diri- Jelaskan tujuan interaksi- Ciptakan lingkungan yang tenang- Bina kontrak yang jelas (topik, waktu, tempak)

b. Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya tentang penyakit yang diderita

c. Sediakan waktu untuk mendengarkan kliend. Katakan pada klien bahwa ia adalah seseorang yang

berharga dan bertanggung jawab Serta mampu menolong dirinya sendiri.

2. Klien dapat mengindetifikasi kemampuan dan aspek positf yang memiliki

a. Diskusikan kemampuan dan aspek yang di miliki klien. Dapat dimulai dari bagian tubuh yang masih berfungsi dengan baik, kemampuan lain yang dimiliki oleh klien, aspek positif (keluarga, lingkungan) yang dimiliki klien. Bila klien tidak mampu mengindetifikasi maka dimulai oleh perawat memberi pujian terhadap aspek positif klien.

b. Setiap bertemu klien hindarkan memberi penilaian negatif. Utamakan memberikan pujian yang realistis.

Page 15: Skizofrenia Hebefrenik David

3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan a. Diskusikan selama sakit

Misal : penampilan klien dalam “self care”, latihan fisik dan ambulasi serta aspek asuhan terkait dengan gangguan fisik yan dialami klien.

b. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilan jutkan penggunaanya setelah plan sesuai de ngan kondisi sakit klien.

4. Klien dapat menetapkan / merencakan kegaitan sesuai kemampuan yang dimiliki :a. Rencanakan bersama klien aktivitas bersama klien aktivitas

yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan : kegiatan mandiri, kegiatan dengan bantuan sebagian, kegiatan yang membutuhkan bantuan total.

b. Tingkatkan kegiatan sesuai degan tolerasi kondisi klienc. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan tang boleh klien

lakukan (kadang klien takut me laksanakannya)5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan

kemampuan.a. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan

yang telah direncanakan b. Beri pujian atas keberhasilan klienc. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

6. Klien dapat menfaatkan sistem pendukung yang ada a. Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara

merawat klien harga diri rendahb. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawatc. Bantuan keluarga menyiapkan lingkungan di rumah

Page 16: Skizofrenia Hebefrenik David

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN S DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI

SENSORI : HALUSINASI DENGAR PADA SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

DI RUANGAN JIWA C RSUD DR SOETOMO SURABAYA

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

IDENTITAS KLIEN

Inisial : Tn. S Tanggal Pengkajian : 4 – 10 - 2002

Umur : 25 tahun

Tanggal Rawat : 3-10-2002 RM No. : 10206391

Informan: Ny.S, 45 tahun, Islam

Alamat : Kalibokor Gg.Buntu No.4 Surabaya

I. ALASAN MASUK

Sejak 1 bulan yang lalu pasien mulai bicara melantur dan mengatakan

mendengar bisikan di telinganya yang berkata-kata akan menyiksa anaknya.

II. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? Ya Tidak

2. Pengobatan sebelumnya Berhasil Kurang Berhasil

Tidak Berhasil

3. Aniaya fisik, Aniaya seksual, Penolakan, Kekerasan dalam keluarga,

Tindakan kriminal, tidak pernah dialami oleh klien

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : tidak ada

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : tidak ada

III. FISIK

1. Tanda vital: TD: 110/70 mmHg N: 76 S: 365oC P: 18x/menit

2. Ukur : TB: 169 BB: 51 kg Turun Naik

3. Keluhan fisik : tidak ada

Page 17: Skizofrenia Hebefrenik David

IV. PSIKOSOSIAL

1. Genogram

Keterangan

= Perempuan

= Laki-laki

= Laki-laki Meninggal

= Perempuan Meninggal

= Orang yang tinggal serumah

= Klien

2. Konsep diri :

Citra tubuh : Klien mengatakan menerima tubuhnya dan merasa puas

dengan tubuhnya sendiri.

Identitas diri : Klien mengatakan, saya hanya lulus SD dan sekarang bekerja

sebagai buruh di pabrik bulutangkis rajawali.

Peran : Klien mengatakan , saya bekerja di pabrik bulutangkis rajawali.

Ideal diri : Setelah keluar RS, klien ingin sekali dapat bekerja kembali dan

berkumpul bersama keluarga.

Harga diri : Klien merasa dirinya dijauhi oleh istri dan anak-anaknya.

Masalah keperawatan : Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

3. Hubungan Sosial:

a. Orang yang berarti : Menurut klien, orang yang paling berarti dalam

hidupnya saat ini adalah ibunya.

Page 18: Skizofrenia Hebefrenik David

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Klien tidak pernah

terlibat dalam kegiatan kelompok atau sosial. Di rumah sakit jarang

terlibat dalam kegiatan ruangan atau terapi musik,kelompok dan

olahraga.

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien mengatakan

merasa malu jika berhubungan dengan orang lain.

Masalah Keperawatan: Isolasi sosial : menarik diri

4. Spiritual:

a. Nilai dan Keyakinan : Klien beragama Islam

b. Kegiatan ibadah : Klien tidak pernah melakukan sholat 5 waktu

sebagaimana diwajibkan oleh agamanya.

Masalah keperawatan : Ada permasalahan dalam pemenuhan kebutuhan

spiritual, tidak dapat konsentrasi dengan baik.

V. STATUS MENTAL

1. Penampilan : tidak rapi, klien hanya menggunakan celana pendek yang

kotor,rambut tidak disisir, tidak mandi dan tidak sikat gigi.

Masalah Keperawatan: Defisit perawatan diri

2. Pembicaraan : Berkomunikasi dengan perawat tetapi tidak sesuai dengan

topik diskusi, bicara lambat, sulit memulai pembicaraan, menjawab

pertanyaan dengan singkat.

Masalah Keperawatan: Kerusakan komunikasi verbal

3. Aktivitas Motorik : Klien tampak lesu, kadang sering mondar-mandir, dan

sering duduk menyendiri.

Masalah Keperawatan: Isolasi sosial : menarik diri

4. Afek / emosi : Ekspresi wajah tampak datar walaupun saat terapi musik

dengan lagu yang gembira dan berdiam diri.

Masalah Keperawatan: Isolasi sosial : menarik diri.

5. Interaksi Selama Wawancara : Klien saat interaksi dengan perawat sering

menunduk, kontak mata kurang dan menjawab pertanyaan dengan singkat.

Masalah Keperawatan: Isolasi sosial : menarik diri

Page 19: Skizofrenia Hebefrenik David

6. Persepsi : Ada halusinasi pendengaran, klien mengatakan saya mendengar

bisikan yang berkata-kata akan menyiksa anaknya, kadang bicara sendiri.

Masalah Keperawatan: Perubahan persepsi sensori : halusinasi dengar.

7. Proses Pikir : Bentuk : non realistik. Arus : asosiasi longgar.

Masalah Keperawatan: Perubahan proses pikir

8. Isi Pikir : Pikiran tidak memadai dan tidak ada waham.

Masalah Keperawatan: Perubahan proses pikir.

9. Tingkat Kesadaran : Berubah.Orientasi cukup terhadap waktu, tempat dan

orang.

Masalah keperawatan :-

10. Memori : cukup, misalnya klien mengatakan masuk rumah sakit tanggal 3

oktober 2002.

Masalah Keperawatan:-

11. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung : mudah beralih

Masalah Kepercayaan: Gangguan proses pikir

12. Kemampuan Penilaian : Klien masih dapat membedakan antara yang bersih

dan kotor.

Masalah Keperawatan: -

13. Daya Tilik Diri : Klien mengatakan dirinya sakit karena dibuat oleh orang

Masalah Keperawatan: perubahan proses pikir

VI. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

1. Makan , BAB/BAK, Mandi, gosok gigi, berpakaian, sudah dapat

melakukan sendiri.

2. Istirahat dan Tidur

Tidur siang lama: 1jam s/d 2 jam

Tidur malam lama: 6 s/d 7 jam

Aktivitas sebelum/sesudah tidur: 15 s/d 30 menit

3. Penggunaan obat : perlu bantuan minimal

4. Pemeliharaan kesehatan, Perawatan lanjutan, Sistem pendukung, Aktivitas

Page 20: Skizofrenia Hebefrenik David

di dalam rumah, Mempersiapkan makanan, Menjaga kerapihan rumah,

Mencuci pakaian, Pengaturan keuangan : memerlukan bantuan minimal

5. Aktivitas di luar rumah : berbelanja, transportasi : bantuan minimal.

Masalah Keperawatan: Perubahan pemeliharaan kesehatan

1.MEKANISME KOPING

Adatif Maladatif

Bicara dengan orang lain Minum alkohol

Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebihan

Teknik Relokasi Bekerja berlebihan

Aktivitas konstruksi Menghindar

Olah raga Mencederai diri

Lainnya: Giat dalam kegiatan Lainnya

Harian di ruangan, kadang menyendiri

Dan diam.

Masalah keperawatan : Koping individu tidak efektif.

VII. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

- Masalah dengan dukungan kelompok: Klien mengatakan keluarga( bapak,

ibu dan kakak ) mendukung proses pengobatan tetapi ia merasa istri dan

anak-anaknya menjauhkan diri darinya.

- Masalah berhubungan dengan lingkungan : Klien mengatakan tidak pernah

mengikuti kegiatan sosial dan lingkungan.

- Masalah dengan pendidikan : Klien mengatakan, saya hanya lulus SD.

- Masalah dengan pekerjaan : Tidak ada.

- Masalah dengan perumahan : tidak ada, klien mengatakan tinggal serumah

dengan keluarga dan saudara-saudaranya.

- Masalah dengan ekonomi : klien termasuk golongan ekonomi lemah

- Masalah dengan pelayanan kesehatan : Kurang memanfaatkan fasilitas

kesehatan yang ada.

VIII. KURANG PENGETAHUAN TENTANG : Penyakit jiwa, faktor

presipitasi, koping, sistem pendukung, penyakit fisik, obat-obatan

Page 21: Skizofrenia Hebefrenik David

IX. ASPEK MEDIK

a) Diagnosa multi aksial :

Aksis I : Skizofrenia Hebefrenik

Aksis II : Ciri kepribadian skizoid

Aksis III : -

Aksis IV : -

Aksis V : GAF skala : MRS : 30 - 21

b) Therapi: Tanggal 3 – 10 – 2002 injeksi serenace 1 ampul iv dan diazepam 1

ampul iv.Tanggal 4 – 10 – 2002 CPZ 2 x 100 mg dan Trifluperazine 2 x 5

mg.

Page 22: Skizofrenia Hebefrenik David

X. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

ANALISA DATA

DATA MASALAH KEPERAWATAN

S : Klien mengatakan hanya lulus SD. Klien mengatakan merasa dirinya dijauhi oleh istri dan anak-anaknya.Mengatakan merasa malu berhubungan dengan orang lain.O : Menunduk dan kontak mata kurang

S: Mengatakan merasa malu berhubungan berhubungan dengan orang lain.O : Sering duduk menyendiri, ekspresi wajah datar, menunduk dan kontak mata kurang, kepribadian skisoid.

S : -O : Penampilan tidak rapi, memakai celana pendek dan kotor, rambut tidak disisir, tidak mandi, tidak sikat gigi dan lesu.

S : -O : Bicara tidak sesuai topik, bicara lambat, sulit memulai pembicaraan, menjawab pertanyaan dengan singkat.

S : Klien mengatakan dirinya sakit karena dibuat oleh orang lain.O : Proses pikir: bentuk non realistik, arus asosiasi longgar, isi pikiran tidak memadai.

S : -O : Minum obat perlu bantuan minimal, Pemeliharaan kesehatan, Perawatan lanjutan, Sistem pendukung, Aktivitas di dalam rumah, Mempersiapkan makanan, Menjaga kerapihan rumah, Mencuci pakaian, Pengaturan keuangan : memerlukan bantuan minimal

S : Klien mengatakan mendengar bisikan di telinganyaO : Diam dan menyendiri, menunduk dan kontak mata singkat, kadang bicara sendiri

S : Mengatakan malu berhubungan

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

Isolasi sosial : menarik diri

Sindroma defisit perawatan diri

Kerusakan komunikasi verbal

Perubahan proses pikir

Perubahan pemeliharaan kesehatan

Perubahan persepsi sensori : Halusinasi dengar

Koping individu tidak efektif

Page 23: Skizofrenia Hebefrenik David

dengan orang lainO : Menyendiri dan berdiam diri

Page 24: Skizofrenia Hebefrenik David

POHON MASALAH

Kerusakan komunikasi verbal

Resiko mencederai diri,orang

lain dan lingkungan

Perubahan persepsi sensori : Halusinasi dengar

Core problem Perubahan proses pikir

Isolasi Sosial : Menarik diri

Harga Diri Rendah Koping individu tidak efektif

Stressor

Koping keluarga Sindrom defisit perawatan diri

Tidak efektif

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan persepsi sensori :

Halusinasi dengar.

2. Perubahan persepsi sensori : Halusinasi dengar berhubungan dengan Isolasi

sosial : menarik diri

3. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan harga diri rendah.

4. Sindroma defisit perawatan diri berhubungan dengan koping individu tidak efektif.

Page 25: Skizofrenia Hebefrenik David

C. RENCANA KEPERAWATAN JIWA

NODIAGNOSA

KEPERAWATANRENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

1 Kerusakan komunikasi verbal

berhubungan dengan

perubahan persepsi sensori :

Halusinasi dengar.

Tujuan umum : Klien dapat melakukan komunikasi verbal

dengan tepat dan benar serta dimengerti oleh orang lain.

Tujuan khusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

1.1 Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik,

perkenalkan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan

lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas dan tepati

janji dan waktu.

2. Klien dapat mengenal halusinasinya.

Tindakan keperawatan :

2.1 Adakan kontak sering dan singkat

2.2 Observasi perilaku ( verbal dan non verbal ) yang

berhubungan dengan halusinasi.

2.3 Terima halusinasi sebagai hal yang nyata bagi klien

dan tidak nyata bagi perawat.

2.4 Identifikasi bersama klien tentang waktu munculnya

halusinasi, isi halusinasi, dan frekwensi timbulnya

halusinasi.

2.5 Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya

ketika halusinasi muncul.

2.6 Diskusikan dengan klien mengenai perasaannya saat

terjadi halusinasi.

3. Klien dapat mengendalikan halusinasinya.

Tindakan keperawatan :

3.1Identifikasi bersama klien tindakan yang biasa

dilakukan bila suara-suara tersebut ada.

3.2Beri penguatan dan pujian terhadap tindakan klien yang

positip.

3.3 Bersama klien merencanakan kegiatan untuk mencegah

terjadinya halusinasi.

3.4 Diskusikan cara mencegah timbulnya halusinasi dan

mengendalikan halusinasi. Contoh bicara dengan orang

lain, melakukan kegiatan, mengatakan pada suara saya

tidak mau dengar.

3.5 Dorong klien untuk memilih cara yang akan

digunakannya dalam menghadapi halusinasi

3.6 Beri penguatan dan pujian terhadap pilihan klien yang

Page 26: Skizofrenia Hebefrenik David

2 Perubahan persepsi sensori :

Halusinasi dengar yang

berhubungan dengan isolasi

sosial : menarik diri

benar.

3.7 Dorong klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan

cara yang telah dipilih dalam menghadapi halusinasi

3.8 Diskusikan dengan klien hasil upaya yang telah

dilakukan.

3.9 Beri penguatan atas upaya yang berhasil dan beri jalan

keluar atas upaya yang belum berhasil.

4. Klien mendapat dukungan keluarga untuk mengendalikan

halusinasinya.

Tindakan keperawatan :

4.1 Bina hubungan saling percaya dengan keluarga.

4.2 Kaji pengetahuan keluarga tentang halusinasi dan

tindakan yang dilakukan dalam merawat klien.

4.3 Beri penguatan dan pujian terhadap tindakan yang

positif.

4.4 Diskusikan dengan keluarga tentang halusinasi, tanda

dan cara merawat klien di rumah.

4.5 Anjurkan keluarga mendemonstrasikan cara merawat

klien di rumah

4.6 Beri penguatan dan pujian terhadap tindakan yang

tepat.

5. Klien dapat menggunakan obat untuk mengendalikan

halusinasinya.

Tindakan keperawatan :

5.1 Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang obat

untuk mengendalikan halusinasi.

5.2 Bantu klien untuk pastikan bahwa klien minum obat

sesuai dengan program dokter.

5.3 Observasi tanda dan gejala terkait efek dan efek

samping obat.

5.4 Diskusikan dengan dokter tentang efek dan efek

samping obat.

Tujuan umum:

Klien dapat berhubungan dengan orang lain dalam lingkungan

sehingga halusinasi dapat dicegah.

Tujuan kusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan

perawat

Tindakan keperawatan :

1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan

prinsip terapeutik

Page 27: Skizofrenia Hebefrenik David

2. Klien dapat mengenal perasaan yang menyebabkan

perilaku menarik diri dari lingkungan sosial

Tindakan keperawatan :

2.1 Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri

dan tanda-tandanya

2.2 Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan

perasaan penyebab klien tidak mau bergaul atau menarik

diri

2.3 Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik

diri, tanda-tanda serta penyebab yang mungkin

2.4 Beri pujian terhadap kemampuan klien

mengungkapkan perasaan.

3. Klien dapat berhubungan sosial dengan orang lain secara

bertahap.

Tindakan keperawatan :

3.1 Diskusikan tentang keuntungan dari berhubungan

dan kerugian dari perilaku menarik diri

3.2 Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan

orang lain : klien – perawat, klien kelompok kecil, klien

– keluarga.

3.3 Beri pujian atas keberhasilan yang telah dicapai klien

3.4 Bantu klien mengevaluasi manfaat dari berhubungan

3.5 Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan di ruangan

3.6 Beri pujian atas keikutsertaan klien dalam kegiatan

di ruangan..

4. Klien mendapat dukungan keluarga mengembangkan

kemampuan klien untuk berhubungan dengan dengan

orang lain

Tindakan keperawatan :

4.1 Bina hubungan saling percaya dengan keluarga

4.2 Diskusikan dengan anggota keluarga

tentang :perilaku menarik diri, penyebab perilaku

menarik diri, akibat yang akan terjadi jika perilaku

menarik diri tidak ditangani, cara keluarga menghadapi

klien yang sedang menarik diri

4.3 Dorong anggota keluarga untuk memberikan

dukungan kepada klien untuk berkomunikasi dengan

orang lain

4.4 Beri reinforcement positip atas hal-hal yang telah

dicapai oleh keluarga..

Page 28: Skizofrenia Hebefrenik David

3 Isolasi sosial : menarik diri

berhubungan dengan harga

diri rendah

Tujuan Umum :

Klien dapat berhubungan dengan orang lain tanpa merasa

rendah diri secara bertahap

Tujuan Khusus :

7. Klien dapat memperluas kesadaran diri

1.1 Klien dapat menyebutkan kemampuan yang ada pada

dirinya setelah 1 kali pertemuan.

Tindakan perawatan :

1.Diskusikan dengan klien kelebihan yang dimilikinya.

8. Diskusikan dengan klien kelemahan yang dimilikinya.

9. Beritahu klien bahwa manusia tidak ada yang sempurna,

semua memiliki kelebihan dan kekurangan.

10. Beritahu klien bahwa kekurangan bisa ditutup dengan

kelebihan yang dimilikinya.

11. Anjurkan klien untuk lebih meningkatkan kelebihan yang

dimilikinya.

12. Beritahu klien bahwa ada hikmah dibalik kekurangan

yang dimilikinya.

2. Klien dapat menyelidiki dirinya

2.1 Klien dapat menyebutkan cita-cita dan harapan yang

sesuai dengan kemampuannya setelah satu kali pertemuan.

Tindakan perawatan :

1.Diskusikan dengan klien ideal dirinya: Apa harapan selama

di RS, rencana klien setelah pulang, dan apa cita-cita yang

ingin dicapai.

2. Bantu klien mengembangkan antara keinginan dan

kemampuan yang dimilikinya.

3. Beri kesempatan klien untuk berhasil

4. Beri reinfocement positif terhadap keberhasilan yang telah

dicapai.

3. Klien dapat mengevaluasi dirinya.

3.1 Klien dapat menyebutkan keberhasilan yang pernah

dialami setelah satu kali pertemuan.

Tindakan perawatan :Bantu klien mengidentifikasi kegiatan

atau keinginan yang berhasil dicapainya dan kaji bagaimana

perasaan klien dengan keberhasilan tersebut.

3.2 Klien dapat menyebutkan kegagalan yang pernah dialami

setelah 1 kali pertemuan.

Tindakan perawatan : Bicarakan kegagalan yang pernah

dialami klien dan sebab-sebab kegagalan, kaji bagaimana

Page 29: Skizofrenia Hebefrenik David

respon klien terhadap kegagalan tersebut dan cara mengatasi,

Jelaskan pada klien bahwa kegagalan yang dialami dapat

menjadi pelajaran untuk mengatasi kesulitan yang mungkin

terjadi dimasa yang akan datang.

4. Klien dapat membuat rencana yang realistis

4.1 Klien dapat menyebutkan tujuan yang ingin dicapai

setelah satu kali pertemuan.

Tindakan perawatan : Bantu klien memutuskan tujuan yang

ingin dicapai, Diskusikan dengan klien tujuan yang ingin

dicapai dengan kemampuan klien, Bantu klien memilih

perioritas tujuan yang mungkin dapat dicapainya.

4.2 Klien dapat membuat keputusan dan mencapai tujuan

setelah 1 kali pertemuan.

Tindakan perawatan : Beri kesempatan klien untuk melakukan

kegiatan yang telah dipilih, Tunjukkan keterampilan atau

keberhasilan yang telah dicapai klien, Ikut sertakan klien

dalam kegiatan aktivitas kelompok, Beri reinforcement positif

bila klien mau mengikuti kegiatan kelompok.

5. Klien mendapat dukungan keluarga yang meningkatkan

harga dirinya.

5.1 Keluarga dapat menyebutkan tanda-tanda harga diri

rendah : Mengatakan diri tidak berharga, Tidak berguna dan

tidak mampu, Pesimis dan Menarik diri dari realita.

Tindakan keperawatan : Diskusikan dengan keluarga tanda-

tanda harga diri rendah, Anjurkan setiap anggota keluarga

untuk mengenal dan menghargai kemampuan tiap anggota

keluarga, Diskusikan dengan keluarga cara berespons

terhadap klien dengan harga diri rendah seperti menghargai

klien, tidak mengejek dan tidak menjauhi, Anjurkan pada

keluarga untuk memberikan kesempatan berhasil pada klien,

Anjurkan keluarga untuk menerima klien apa adanya,

Anjurkan keluarga untuk melibatkan klien dalam setiap

pertemuan keluarga.

4 Difisit perawatan diri

berhubungan dengan koping

individu tidak efektif

Tujuan Umum :

Klien mampu merawat diri sehingga penampilan diri menjadi

adekuat

Tujuan Khusus :

1. Klien dapat mengindentifikasi koping individu yang

adaptif dan maladaptif.

a. Dorong klien mengungkapkan perasaannya jika

menghadapi masalah.

Page 30: Skizofrenia Hebefrenik David

b. Dengar ungkapan klien dengan penuh perhatian dan

empati.

c. Beri penguatan dan pujian terhadap tindakan klien

yang positif.

d. Diskusikan bersama klien untuk memilih jenis koping

yang adaptif. Contoh : Bicara dengan orang lain,

olah raga, atau aktivitas yang yang konstruktif.

2. Klien dapat menggunakan koping yang adaptif dalam

menghadapi masalah.

a. Dorong klien untuk melakukan koping yang adaptif

pada saat menghadai masalah. Kaji tentang tingkat

pengetahuan keluarga tentang kebutuhan perawatan

diri klien.

b. Beri penguatan dan pujian atas upaya yang berhasil dan

beri jalan keluar atas upaya yang belum berhasil.

Page 31: Skizofrenia Hebefrenik David

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASI

Tanggal

4-10-02

09.00-

09.15

12.00-

12.15

No. Dx Implementasi Evaluasi Paraf

DX.I

TUK.1

TUK.2

Salam terapeutik “ selamat pagi dik,… ( ekspresi datar, tidak menjawab )

- Memperkenalkan diri

- Berjabat tangan

- duduk berhadapan

- mengingatkan kontrak

- menunjukkan sikap empati

“Nama saya david, saya mahasiswa PSIK, praktek disini selama satu bulan dari hari

senin – jumat, nama saudara siapa… dan suka dipanggil apa…? Bersama perawat

disini saya akan merawat pasien lain juga saudara, apakah saudara mempunyai

masalah, ada yang difikirkan? Saya akan membantu saudara”

- Salam terapeutik “Selamat siang …S “

- Mengingatkan kontrak, topik,waktu dan tempat

“ Apakah S masih ingat pertemuan kita tadi pagi, pertemuan sekarang akan

membicarakan apa?”

- Mengevaluasi kemampuan klien TUK 1, “Apakah ..S ..masih ingat nama saya ?

- Membantu klien mengidentifikasi situasi yang menyebabkan halusinasi.

“ Apakah S mendengar suara-suara.”

“ Pada saat S sedang apa suara-suara itu terdengar, apa isi suara itu.”

- Mendorong klien mengungkapkan perasaannya pada saat halusinasi. “ Bagaimana

perasaan S pada saat mendengar suara-suara itu.”

- Memberikan pujian kepada klien atas ungkapannya selama interaksi.

S : Nama saya S, saya suka dipanggil S

O : Bicara lambat, kontak mata kurang, suara pelan, sering

menunduk dan terkesan pendiam, ekspresi datar.

A : Hubungan saling percaya perlu ditingkatkan

P : Pertemuan berikut pukul 12.00 topik mengenal halusinasi.

S Saya mendengar suara-suara yang berkata-kata akan

menyiksa anakku.

O ; Bicara lambat, kontak mata kurang, klien sering menunduk,

kadang bicara sendiri, tidak sesuai stimulus.

A : Klien mengenal halusinasi perlu ditingkatkan.

P : Pertemuan berikut tanggal 7-10-2002 jam 09.00-09.15 dan

kita akan bicarakan tentang cara mengontrol halusinasi.

31

Page 32: Skizofrenia Hebefrenik David

7-10-

2002

09.00-

09.15

“Bagus S tadi sudah mengungkapkan apa yang S rasakan selama ini”

- Menyimpulkan kemampuan klien selama interaksi.

“ S tadi mengatakan sering mendengar suara-suara bisikan yang berkata-kata akan

menyiksa anakku, tetapi suara itu hanya S yang mendengar, saya, perawat dan

pasien lain tidak mendengarnya, itu yang namanya halusinasi.”

- Mengakhiri pertemuan, “Baiklah S…pertemuan kita cukup disini.”Tanggal 7- 10 –

2002 jam 09.00-09.15 dengan topik cara mengontrol halusinasi, apakah ibu

setuju?

TUK.3 - Salam terapeutik “ selamat pagi S….?”

- Mengingatkan kontrak, topik, waktu dan tempat.

“Apakah S masih ingat pertemuan kita tanggal 4-10-2002, pertemuan sekarang akan

membicarakan apa?

- Mengevaluasi kemampuan klien pada TUK sebelumnya, “ Apakah S masih ingat apa

itu halusinasi?”

- Mengkaji tindakan apa yang biasanya dilakukan klien untuk mengontrol halusinasi, “

Selama ini apa apa yang dilakukan oleh S untuk mengontrol halusinasi.”

- Mendiskusikan dengan klien cara untuk memutus ( mengontrol halusinasi )

“Untuk mengontrol halusinasi itu ada empat cara, pertama harus berani melawan

halusinasi dengan mengatakan “tidak” mau mendengar suara itu lagi, kedua,

dengan melakukan banyak aktifitas ( menyapu, aktivitas olaraga, aktivitas

kelompok ) ketiga, meminta tolong perawat/keluarga bila sedang halusinasi,

keempat, minum obat teratur.”

- Meminta klien mengulangi apa yang sudah dijelaskan : “Coba ulangi S….apa yang

sudah saya jelaskan tadi.”

- Memberikan pujian atas kemampuan klien selama pertemuan, “S tadi sudah bisa

S : Klien mengatakan untuk mengontrol halusinasi ada empat

cara. Pertama, harus berani mengatakan “tidak” mau mendengar

suara-suara, kedua harus aktifitas misalnya mengikuti kegiatan

terapi olraga, musik dan kelompok di ruangan, ketiga, minta

tolong sama suster/perawat/keluarga kalau mendengar suara-

suara, keempat, minum obat teratur.

O : Ada kontak mata tapi kurang, mulai bicara tapi masih sulit

dan lambat, orientasi klien dalam pembicaraan mulai sesuai

topik, ekspresi tenang.

A : TUK 3 tercapai klien dapat menyebutkan cara memutus

(mengontrol halusinasi ).

P : Pertemuan berikut nanti siang pukul 12.00-12.15 dengan

topik guna obat untuk mengontrol halusinasi.

32

Page 33: Skizofrenia Hebefrenik David

TUK.4

12.00-

12.30

DX.2

TUK.1.

menyebutkan cara untuk memutuskan halusinasi, itu sudah bagus sekali, nanti S

bisa coba.”

- Mengakhiri kontrak, “Baiklah bu…pertemuan kita cukup sekian.”

- Mengadakan kontrak untuk pertemuan berikutnya topik, tempat dan waktu,

“S ..bagaimana jika pertemuan kita lanjutkan nanti siang pukul 12.00-12.15 wib

kita akan bicarakan tentang gunanya obat untuk mengontrol halusinasi apakah S

setuju?

-Salam terapeutik, “Selamat siang S ..?”nampaknya S sedang menunggu saya?

-Mengingatkan kontrak, topik dan waktu. “Apakah S masih ingat, kita akan

membicarakan apa siang ini?

- Mengevaluasi kemampuan klien tentang TUK sebelumnya, “Apakah S masih ingat

cara mengontrol halusinasi?

- Mengobservasi respon verbal dan non verbal saat ini.- Mendiskusikan dengan klien

macam obat yang dimakan :“Saat ini S makan obat 3 macam , namanya CPZ

( warnanya kuning orange ) dan minumnya 2 kali 100 mg/ hari,

Trifluperazine( warnanya putih ) 2 x 5 mg/hari dan fluphenazin 2 x 5 mg/hari ( warna

putih ) dan guna obat adalah untuk menekan suara-suara dan mengendalikan emosi.-

Meminta klien untuk mengulangi seperti apa yang telah didiskusikan.”Coba sekarang

S ulangi apa yang sudah kita diskusikan tadi.”Memberikan pujian atas kemampuan

klien mengungkapkan kembali hasil diskusi,”Bagus S..sudah dapat menjelaskan

dengan baik, berarti S sudah mengetahui guna obat.”

S : Klien dapat mengenali macam dan jumlah obat yang

dimakan, klien menyebutkan guna obat, klien mengatakan akan

makan obat sesuai dengan peraturan dokter.

O : Klien memperlihatkan obat yang akan diminum, klien

makan obat siang setelah makan siang.

A : TUK 4 tercapai klien dapat menyebutkan jenis,nama obat

dan guna obat untuk mengontrol halusinasi.

P : Pertemuan berikutnya tanggal 8 – 10 -2002 pukul 09.00-

09.15 yaitu menjelaskan pada keluarga agar klien mendapat

dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasi.

33

Page 34: Skizofrenia Hebefrenik David

TUK.5

8-10-

2002

09.00-

09.30

- Menyampaikan salam “ Selamat pagi bu…?”

memperkenalkan diri,menyampaikan tujuan keluarga mendukung klien dalam hal

mengontrol halusinasi dan mendengarkan ungkapan keluarga dengan empati.

- Mengenalkan kepada keluarga tentang masalah halusinasi :

pengertian halusinasi, sebab tibulnya halusinasi, tanda dan gejala, saat timbulnya,

frekwensi dan isi

- Membantu keluarga dalam memutuskan tindakan terhadap masalah halusinasi,

dengan menjelaskan akibat dari halusinasi yang tidak terkontrol.

- Mengajarkan pada keluarga cara merawat klien halusinasi

- Menjelaskan tentang cara memutuskan halusinasi yaitu :

- Keluarga harus membantu klien saat klien meminta bantuan

- Memberikan kegiatan di rumah

- Menjamin diminumnya obat oleh klien di rumah

- Menganjurkan kepada keluarga menciptkan lingkungan yang mendukung tidak

munculnya halusinasi.

- Menjelaskan kepada keluarga pentingnya kontrol ke rumah sakit untuk mengetahui

perkembangan penyakitnya

- Mengevaluasi kemampuan keluarga tentang cara merawat klien dengan halusinasi

- Memberikan pujian atas kemampuan keluarga mengungkapkan kembali apa yang

dijelaskan selama pertemuan

- Meminta keluarga terlibat aktif dalam proses keperawatan selama di rumah sakit.

-Mengakhir pertemuan, “Baiklah bu…pertemuan kita cukup disini.”Mengadakan

kontrak untuk pertemuan berikutnya, topik,waktu dan tempat. “Besok jam 09.00-

09.15 tanggal 9-10-2002 kita akan bicarakan tentang mengenal perasaan yang

S : - Halusinasi : persepsi yang salah tanpa rangsangan dari luar

- Tanda-tandanya : bicara sendiri, tertawa sendiri, marah

tiba-tiba.

- Timbul saat menyendiri/melamun, tidak timbul saat ada

kegiatan

- Memutuskan untuk mengatasi segera halusinasi untuk

mencegah bahaya kekerasan atau bicara yang melantur.

- Memberikan kegiatan rumah sehari-hari atau jika di rumah

sakit mengajak klien untuk mengikuti kegiatan di ruangan

misalnya terapi olah raga, musik, kelompok dan tidak

memberi peluang klien untuk menyendiri.

- Membantu suasana rumah yang menyenangkan klien.

- Mengikutsertakan klien dalam aktifitas keluarga, akan

bersama, ngobrol bersama.

- Membawa klien klien untuk kontrol teratur ke rumah sakit

jika sudah pulang dan memastikan tidak pernah putus

obat.

O : Keluarga dapat dengan lancara menjelaskan kembali

kemampuannya selama diskusi.Keluarga nampak antusias

mendengarkan dan dan bertanya tentang hal yang belum

diketahui.

A : TUK 5 tercapai keluarga dapat menjelaskan kembali apa

yang dijelaskan oleh perawat setelah diskusi.

P : Mengakhiri pertemuan, “Baiklah bu…pertemuan kita cukup

disini.”Mengadakan kontrak untuk pertemuan berikutnya,

34

Page 35: Skizofrenia Hebefrenik David

8-10-

2002

09-09.15

9-10-

2002

09.00-

menyebabkan S menarik diri. topik,waktu dan tempat. “Besok jam 09.00-09.15 tanggal

9-10-2002 kita akan bicarakan tentang mengenal perasaan

yang menyebabkan S menarik diri.

35

Page 36: Skizofrenia Hebefrenik David

09.15

10-10-

2002

09.00-

09.15

36

Page 37: Skizofrenia Hebefrenik David

TUK.2

dari

DX.2

9-10-

2002

09.00-

09.15

TUK.3

12.00-

12.20.

Salam terapeutik “ selamat pagi S.”Nampaknya anda sedang menunggu saya?

- Mengingatkan kontrak, topik, waktu dan tempat.

“Apakah S masih ingat pertemuan kita tanggal 8-10-2002, pertemuan pagi ini apa

yang akan kita diskusikan?waktunya 15 menit.

- Mengevaluasi kemampuan klien untuk TUK-TUK sebelumnya.

- Memberikan pujian atas kemampuan klien mengungkapkan kemampuannya.

- Mengobservasi respon klien verbal tentang perilaku menarik diri : “Apa yang

menyebabkan S menarik diri, sering duduk sendiri.”

- Menjelaskan pada klien tanda-tanda perilaku menarik diri : memisahkan diri dari

orang lain saat makan, tidak aktif dan tidak mau bekerja, tidak mau bicara dengan

orang lain, sering menunduk dan kontak mata kurang.

-Memberi pujian terhadap kemampuan klien yang telah diungkapkan. “Bagus …S tadi

sudah mengungkapkan perasaannya tentang alasan S menarik diri dari pergaulan.”

-Menyimpulkan hasil pertemuan hari ini.

- “Sekarng S telah mengetahui tanda-tanda orang menarik diri, penyebabnya saya

harapkan S bisa mencoba menghindari hal tersebut diatas.

- Mengakhiri pertemuan :”S..kita akhiri pertemuan kita pagi ini saya harap ketemu lagi

besok pagi dengan topik manfaat bergaul, S setuju?”

-Mengakhiri pertemuan perawat permisi.

- Salam terapeutik “ Selamat siang S. Apakah anda masih ingat pertemuan kita jam

09.00-09.15 tadi pagi ? Apakah S ingat topik yang sudah kita setujui untuk

didiskusikan jam 12.00 – 12.20 ?

- Mengevaluasi kemampuan klien tentang TUK 2 yaitu alasan klien suka menyendiri.

-Memberi pujian atas kemampuan klien mengungkapkan pendapatnya.

-Mengobservasi respon verbal dan non verbal saat ini

S : Selamat pagi pak.., saya malu bergaul pak dengan orang lain.

O : Ekspresi datar, kontak mata kurang,bicara pelan, klien kalau

diajak dan ditemani perawat untuk mengikuti kegiatan

diruangan selalu ikut dan aktif terlibat dalam kegiatan.

A : TIK 2 tercapai dimana klien dapat mengungkapkan

perasaan menarik diri dengan tidak dibantu perwat.

P :Pertemuan berikutnya jam 12.00-12.20 dengan topik manfaat

bergaul/berhubungan dengan orang lain.

S :Selamat siang pak D..kita sekarang bicara apa pak..saya

lupa.Dengan bergaul jadi banyak teman, saya sudah kenal sama

teman teman Somi.Saya dulu sekolah punya banyak teman

sekarang tidak.Saya kalau bergaul malu.

O : Klien bicara lancar dan sesuai dengan topik diskusi, ekspresi

masih datar,terlibat aktif dalam kegiatan terapi kelompok, musik

37

Page 38: Skizofrenia Hebefrenik David

-Mendiskusikan manfaat berhubungan dengan orang lain: dengan bergaul dapat

berbagi cerita, perasaan, pengalaman, tidak merasa sepi, dapat membantu memecahkan

masalah.

-Membantu klien menyebutkan kembali manfaat bergaul

-Memberikan pujian karena klien dapat mengungkapkan pendapatnya dengan benar.

-Menyimpulkan kemampuan klien selama pertemuan.

-Mengakhiri pertemuan: “S..kita akhiri pertemuan kita siang ini, kira-kira kapan kita

bisa ketemu lagi membahas bagaimana cara bergaul.”

-Mengakhiri pertemuan perawat permisi…

dan olahraga di ruangan.

A : TUK 3 tercapai dimana klien dapat mengungkapkan

manfaat bergaul dengan bantuan perawat.

P : Pertemuan berikutnya tanggal 10-10-2002 jam 09.00-09.20

dengan topik kemampuan yang ada pada diri klien yaitu

kekurangan dan kelebihan.

38

Page 39: Skizofrenia Hebefrenik David

S : Klien mengatakan yang menjaga dia selama di rumah sakit

adalah keluarganya dan mengatakan sangat senang. Klien

mengatakan orang terdekat adalah ibunya.

O : Keluarga mendukung klien selama berobat di rumah sakit

yaitu dengan ikut aktif memperhatikan kebersihan diri klien,

makan/minum, minum obat yang teratur dan membawa klien

untuk ikut aktif dalam kegiatan terapi olaraga, kelompok dan

musik.

A : TUK 4 tercapai dimana dukungan keluarga cukup baik.

P : Di hentikan dan klien dipulangkan.

39

Page 40: Skizofrenia Hebefrenik David

TUK.1

dari

DX.3

10-10-

2002

09.00-

09.20

TUK.2

Dari

DX.3

10-10-

2002

12.00-

12.20

Salam terapeutik :

“Selamat pagi S ..

- Mengingatkan kontrak, topik, dan waktu “Apakah S masih ingat, kita sekarang ingin

bicarakan apa? Waktunya 20 menit.

- Mengobservasi respon klien verbal dan non verbal.

- Mendiskusikan kelebihan dan kelemahan yang dimiliki klien” Selama di rumah sakit

ini, kegiatan apa yang bisa S kerjakan?”Saya percaya S mengetahui bahwa manusia

tidak sempurna, pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. “Sebenarnya kekurangan

yang dimiliki oleh S dapat ditutupi dengan kelebihan yang S miliki.Saya menganjurkan

kepada S bila nanti di rumah ( pulang ) agar S dapat meningkatkan kelebihan yang S

miliki, seperti yang telah S katakan tadi.

- Menyimpulkan hasil pertemuan “S tadi telah mengungkapkan kelebihan yang

dimiliki S dan juga kekurangannya dengan demikian S telah mampu menilai diri

sendiri, kelebihan yang S miliki dapat menutup kekurangan.

- Mengakhiri pertemuan dan menyepakati kontrak berikutnya, “S..jam 12.00-12.20

tanggal 10-10-2002 kita bicarakan tentang menyelidiki diri dan apakah S setuju?

-Mengucapkan salam terapeutik : “Selamat siang S…? Apakah masih ingat perjanjian

tadi pagi bahwa siang ini kita akan bicarakan apa?

-Mengevaluasi kemampuan TUK sebelumnya terutama tentang kemampuan yang

dimiliki klien.

- Mengobservasi respons klien verbal dan non verbal saat ini.

-Menanyakan pada klien apa harapannya selama dirawat, dan apa rencananya setelah

pulang.

-Membantu klien mengembangkan keinginan dan kemampuan yang dimiliki

S : Selamat pagi pak…Klien mengatakan saya bisa main bulu

tangkis dan tenis meja, tapi tidak bisa main catur..

O : Klien menjawab singkat menunduk,bicara pelan, kontak

mata singkat.

A : Klien mampu mengungkapkan kelebihan dan kelemahan

dirinya.

P : Pertemuan jam 12.00-12.20 tanggal 10-10-2002 tentang

menyelidiki diri.

S : Klien mengatakan saya sudah ingin cepat pulang, nanti kalau

pulang saya mau bermain bulu tangkis atau tenis meja.

O : Bicara lancar, ekspresi tenang, kontak mat cukup.

A : Klien mampu mengungkapkan tentang dirinya dengan

bantuan perawat, namun perlu ditingkatkan.

P : Rencana berikut tidak dilanjutkan karena pasien di

pulangkan. Ada beberapa topik diskusi/ TUK yang belum

tercapai yaitu membuar rencana yang realistik,mengidentifikasi

40

Page 41: Skizofrenia Hebefrenik David

klien.”Saya percaya S masih memiliki kesempatan latihan asalkan mau latihan lebih

banyak lagi di rumah sehingga main bulutangkis atau tenis mejanya lebih baik lagi.”

- Mengakhiri pertemuan dengan klien karena jam 13.00 klien akan pulang dengan

persetujuan medik. Mengucapkan terima kasih dan memberikan pujian yang realistis

pada klien karena selama di RS klien dapat bekerjasama dengan perawat dan terlibat

dalam kegiatan di ruangan. Mengigatkan pada klien dan keluarga agar sampai di rumah

obat yang telah diberikan dokter dapat diminum dengan teratur dan sesuai dosis, yaitu

CPZ 2x100 mg, Trifluperazine 2x5 mg, Fluphenzin 2x5 mg. Mengukur tanda vital

sebelum pulang tekanan darah : 110/70 mmHg, nadi : 100x/menit, suhu : 37oC, dan RR

: 22 x/menit.

koping yang adaptif dan maladaptif, menggunakan koping yang

adaptif.

41