Top Banner
LAPORAN TUTORIAL BLOK 21 ILMU KEDOKTERAN KELUARGA SKENARIO 3 KELOMPOK 7 Tutor : dr. Apariminta Herning 1. Ayu Indira Puspita G1A110055 2. Priska Noviyanti G1A110056 3. Regina Wulandari G1A110057 4. Hernina Oktaviani G1A110058 5. Rhesa Amadea Harahap G1A110059 6. Santri Alfianti G1A110060 7. M. Afifi Romadhoni G1A110061 8. Edwiq Restu Andillah G1A110062 9. Purwandari Jimmi G G1A110063 10. Alde Fitra Iztiawan G1A110064
27

Skenario 3 Blok 21 Tutor 7

Nov 28, 2015

Download

Documents

Septiawanpm

Skenario 3 Blok 21 Tutor 7
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Skenario 3 Blok 21 Tutor 7

LAPORAN TUTORIAL

BLOK 21

ILMU KEDOKTERAN KELUARGA

SKENARIO 3

KELOMPOK 7

Tutor : dr. Apariminta Herning

1. Ayu Indira Puspita G1A1100552. Priska Noviyanti G1A1100563. Regina Wulandari G1A1100574. Hernina Oktaviani G1A1100585. Rhesa Amadea Harahap G1A1100596. Santri Alfianti G1A1100607. M. Afifi Romadhoni G1A1100618. Edwiq Restu Andillah G1A1100629. Purwandari Jimmi G G1A11006310. Alde Fitra Iztiawan G1A110064

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI2013/2014

Page 2: Skenario 3 Blok 21 Tutor 7

S KENARIO 3

dr. Ting Ting adalah seorang dokter keluarga dan ia sudah lima tahun menjalankan sebuah

praktek dokter keluarga di Kabupaten Mendalo. dr. Ting Ting dikenal ramah karena ia selalu

berkomunikasi dan memberikan advice serta konseling pada pasiennya. Tak jarang pasien datang

hanya untuk konsultasi. Selama lima tahun dr. Ting Ting membuka praktek sudah banyak

keluhan yang ditemui dari berbagai kelompok umur dengan kondisi kesehatan yang khas untuk

masing-masing kelompok umur serta penatalaksanaan nya yang berbeda-beda pula. Tak jauh dari

tempat praktek dr. Ting Ting juga terdapat klinik bekam yang juga cukup ramai pasien.

Hari ini dr. Ting Ting mengunjungi seorang rumah tn. Enji yang berusia 50 tahun yang

menderita kanker paru stadium akhir dan an. Anggi 1 tahun yang sudah 3 hari mengalami diare.

Bagaimana peran keluarga dalam penanganan penyakit tn. Enji dan an. Anggi? Apa yang harus

dilakukan dr. Ting Ting terhadap keluarga tn. Enji dan an. Anggi?

KLARIFIKASI ISTILAH 2,3

1. Konseling :

Proses komunikasi yang terdiri dari konselor dan konseli yang peduli terhadap masalah

orang lain, memfasilitasi pasien untuk lebih paham terhadap masalah dan dapat memilih

tindakan yang akan dilakukan.

2. Advice :

Saran/nasehat dari dokter kepada pasien.

3. Konsultasi :

Suatu situasi pasien mencari informasi, nasehat dan pertolongan medis kepada dokter.

4. Komunikasi :

Proses penyampaian informasi berupa pesan, ide/gagasan dari satu pihak ke pihak

lainnya.

5. Klinik bekam :

Suatu fasilitas pelayanan kesehatan tradisional dengan metode pengeluaran darah beku

yang mengandung toksin dari dalan tubuh manusia.

Page 3: Skenario 3 Blok 21 Tutor 7

DEFINISI MASALAH

1. Apa saja unsur-unsur komunikasi?

2. Apa tujuan komunikasi?

3. Bagaimana cara dokter agar dapat berkomunikasi dengan baik kepada pasien

(anamnesis)?

4. Apa saja jenis komunikasi yang dapat dipilih dokter agar dapat berkomunikasi dengan

baik?

5. Apa saja jenis-jenis konseling?

6. Apa saja manfaat konseling?

7. Bagaimana tata cara melakukan konseling?

8. Apa saja langkah-langkah konseling?

9. Bagaimana tekhnik konseling?

10. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi konseling ?

11. Bagaimana cara menghadapi pasien yang tidak kooperatif saat konseling?

12. Apa perbedaan konseling dengan konsultasi?

13. Bagaimana tekhnik konsultasi?

14. Bagaimana tata cara pasien saat berkonsultasi kepada dokter?

15. Apa saja karakteristik yang dapat mempengaruhi konsultasi?

16. Bagaimana efektifitas pengobatan yang dilakukan di klinik bekam dari sudut pandang

kedokteran modern?

17. Mengapa dr. Ting Ting perlu mengunjungi rumah keluarga tn. Enji?

18. Apa saja kriteria pasien yang membuat seorang dokter perlu melakukan kunjungan

rumah?

19. Apa saja fase kunjungan rumah?

20. Apa saja tahapan melakukan kunjungan rumah?

21. Apa saja tujuan dan manfaat home visit?

22. Apa dasar hukum home visit?

23. Apa saja hambatan yang dapat ditemui saat dokter melakukan home visit?

24. Apa saja kriteria pasien yang akan dirujuk?

25. Apa saja jenis- jenis rujukan?

26. Apa manfaat dan tujuan merujuk?

Page 4: Skenario 3 Blok 21 Tutor 7

27. Bagaimana tata cara merujuk?

28. Apa saja hambatan dalam rujukan?

29. Mengapa diperlukan rujukan dan konsultasi?

30. Apa yang harus dilakukan dr. Ting Ting untuk keluarga tn. Enji?

31. Apa saja jenis-jenis pengobatan tradisional?

ANALISIS MASALAH

1. Apa saja unsur-unsur komunikasi?

Ada 5 unsur dasar dalam proses komunikasi:

- Alat penghubung (komunikator)

- Pesan/berita

- metode komunikasi

- Penerima

- Respons

2. Apa tujuan komunikasi?

Tujuan komunikasi:

- Menjalin hubungan baik antara dokter-pasien

- Dokter mendapat informasi yang akurat untuk penanganan pasien lebih lanjut

- Pasien dapat menerima pelayanan terbaik dari dokter.

3. Bagaimana cara dokter agar dapat berkomunikasi dengan baik kepada pasien (anamnesis)?

a. Memulai percakapan dengan baik

- Memberikan salam

- Memperkenalkan diri

- Menunjukkan muka bersahabat

b. Menuntun pasien untuk menyampaikan keluhan secara jujur

c. Mengarahkan pasien untuk lebih terbuka tentang penyakitnya

d. Memperhatikan bahasa non-verbal

e. Memberikan pertanyaan terbuka

Page 5: Skenario 3 Blok 21 Tutor 7

f. Memfasilitasi agar pasien menjelaskan permasalahannya

g. Klasifikasi setiap keluhan yang disampaikan pasien

h. Jangan menggunakan “avoid jorgan”

i. Memberikan pertanyaan yang spesifik

j. Bersikap toleran terhadap respon emosi pasien

k. Note taking, untuk memberikan penjelasan lebih lanjut

4. Apa saja jenis komunikasi yang dapat dipilih dokter agar dapat berkomunikasi dengan baik?

Jenis- jenis komunikasi:

- Verbal

- Non-verbal

- Tertulis

Prinsip penting yang memudahkan komunikasi :

Hubungan antara orang-orang yang terlibat

Faktor waktu yang dimudahkan dengan adanya waktu tambahan

Pesan yang perlu dijernihkan, dikoreksi, diringkas, diringkas, diperjelas, dan ada

didalam konteks

Sikap keduanya, baik komunikator maupun penerimanya.

5. Apa saja jenis-jenis konseling?1

- Konseling langsung (direct counceling)

Situasi dimana seorang konselor berperan sebagai pihak yang berwenang untuk

menawarkan kepada kliennya suatu evaluasi dari masalah tertentu dan mendefinisikan

tahap-tahap tindakan yang patut dilaksanakan (Thome, 1950). Konselor lah yang

mengarahkan keputusan apa yang harus diambil.

- Konseling tidak langsung (nondirect counceling)

Konselor berperan sebagai pihak yang membantu klien mengeluarkan dan

mengekspresikan perasaan yang mungkin belum begitu dipahaminya, dan membantu

menindakinya. Konselor memfasilitasi pengambilan keputusan, dan klien yang

membuat keputusan.

Page 6: Skenario 3 Blok 21 Tutor 7

6. Apa saja manfaat konseling?1

Manfaat konseling adalah :

a. Meningkatkan pemahaman pasien tentang dirinya serta masalah kesehatan yang

sedang dihadapinya.

b. Meningkatkan kepercayaan diri pasien dalam menghadapi penyakit yang sedang

diderita.

c. Meningkatkan kemandirian pasien dalam menghadapi penyakit yang sedang

diderita.

7. Bagaimana tata cara melakukan konseling?1

Tata cara pelayanan konseling adalah :

1. Menyampaikan salam (greet)

2. Mengajukan pertanyaan dan menilai (ask and assess)

3. Menyampaikan uraian sesuai dengan kebutuhan pasien (tell)

4. Membantu pasien mengambil keputusan (help)

5. Menyampaikan penjelasan selengkapnya tentang berbagai aspek yang terkait dengan

keputusan yang sudah diambil (explain)

Menyelenggarakan pelayanan kedokteran yang sesuai dengan cara penyelesaian masalah

yang telah diputuskan oleh pasien (refer ataupun return).

8. Apa saja langkah-langkah konseling?1,3

Langkah-langkah konseling:

a. Relationship Building (membantu hubungan/bina raport)

b. Exploration and Understanding (menggali informasi dan memahaminya)

c. Rational Discussion (berdiskusi secara rasional)

- Problem definition and assessment (medefinisikan permasalahan dan menilainya)

- Therapeutic goal setting and implementation (menentukan tujuan pengobatan dan

pelaksanaanya)

d. Termination and evaluation (memutuskan dan mengevaluasi)

Page 7: Skenario 3 Blok 21 Tutor 7

9. Bagaimana tekhnik konseling?2

Teknik konseling yang dibutuhkan dalam pelayanan primer yaitu :

Background (mencari hal-hal yang menjadi latarbelakang masalah pasien)

Affect (menanyakan hal-hal yang mungkin mempengaruhi kondisi pasien)

Troubling (mencari prioritas masalah pasien)

Handling (menanyakan bagaimana cara pasien selama ini dalam menghadapi

permasalahan yang sulit)

Empahty (mengekspresikan bahwa konselor memahami kondisi/masalah pasien dan

menunjukkan kepedulian konselor pada konseling)

Beberapa hal yang dapat membantu konselor saat melakuka konseling dengan tekhnik

BATHE pada pasien dengan masalah emosional dan patologis :2

Support (memberikan dukungan dengan menyatakan bahwa banyak orang yang

mampu menghadapi masalah yang sama seperti pasien)

Objectivity (mendorong pasien untuk bisa melihat masalahnya secara realistis)

Acceptance (tidak menghakimi tapi siap menerima segala kemungkinan)

10. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi konseling ?1

Faktor yang mempengaruhi konseling adalah :

Sarana (ruangan yang terjaga privasinya, nyaman, tidak terlalu panas atau dingin, tidak

terlalu ramai atau bising)

Suasana (suasana yang baik dapat membantu munculnya kepercayaan dan keterbukaan

pasien terhadap dokter)

Pelaksana

11. Bagaimana cara menghadapi pasien yang tidak kooperatif saat konseling?

- Tetap tenang

- Jangan menghindar

- Pasien duduk kita duduk/bicarakan baik-baik

- Gunakan panggilan yang tepat untuk pasien

- Pahami pasien

Page 8: Skenario 3 Blok 21 Tutor 7

- Perhatian

- Gunakan bahasa yang baik tidak dengan emosional

- Dengarkan dengan baik

- Jangan ikutan marah

- Jangan menyentuh pasien atau keluarga pasien

- Menolak pasien jika pasien tidak bisa diatasi

- Menjauh dari keadaan tersebut

- Jangan menghakimi

- Tunjukkan bahwa kita yang memiliki kekuasaan

12. Apa perbedaan konseling dan konsultasi?1

Perbedaan konseling dan konsultasi adalah :

KONSELING KONSULTASI

Dilakukan dalam bentuk tatap muka

langsung

Dapat dilakukan dalam bentuk tatap

muka langsung ataupun tidak langsung

(misalnya via telepon)

Hubungan dokter pasien Hubungan dokter-dokter yang lebih ahli

atau dokter-pasien

13. Bagaimana tekhnik konsultasi?1

Membangun hubungan baik

Memberikan pertanyaan terbuka

Mengumpulkan informasi

Eksplorasi permasalahan pasien

Simpulkan setiap keluhan pasien

Membangun hubungan/sikap saling percaya dokter-pasien

Menerapkan dan menyusun rencana tatalaksana serta libatkan pasien pada tahapan ini.

Page 9: Skenario 3 Blok 21 Tutor 7

14. Bagaimana tata cara pasien saat berkonsultasi kepada dokter?4

Mencari alasan kenapa pasien datang

Menggali masalah lain

Memilih prioritas permaslahan

Memberikan penjelasan/pemahaman kepada pasien

Melibatkan psien dalam pengelolaan masalahnya

Memberikan waktu dan pikiran yang terbaik untuk pasien

15. Apa saja karakteristik yang dapat mempengaruhi konsultasi?

Ruang lingkup

Kemampuan dokter

Tanggung jawab

16. Bagaimana efektifitas pengobatan yang dilakukan di klinik bekam dari sudut pandang

kedokteran modern?

Terapi bekam efektif untuk mengobati beberapan penyakit, seperti hemofili.

Dasar hukum bekam:

- UU RI No. 36/2009 tentang kesehatan

- Kepmenkes No 1079/Menkes/2003/pengobatan tradisonal

- Permenkes 1109/Menkes/per/IX/2007

17. Mengapa dr. Ting Ting perlu mengunjungi rumah keluarga tn. Enji?

Karena tn. Enji termasuk kriteria pasien yang harus di home visit oleh dokter.

18. Apa saja kriteria pasien yang membuat seorang dokter perlu melakukan kunjungan rumah?

Penyakit kronis tidak/eksaserbasi: IMA, skizoffrenia, alzeimer, bronkitis, akut/kronik.

Episodik akut: influenza, pneumonia, myalgia, episode kejiwaan akut

Pasien yang sudah keluar dari rumah sakit: IMA, kemotrapi kanker, ISPA/ISPB

Pasien yang keluar dari rumah sakit yang butuh rehabilitasi: cedera, stroke/operasi

Pasien dengan penyakit kronis/cct: RA, multiple sclerosis, usia tua ekstrim

Ibu dan bayi baru lahir keluar dari unit kebidanan, miskin

Page 10: Skenario 3 Blok 21 Tutor 7

Penilaian pasien untuk memutuskan masuk ke RS

Kanker lanjut/tahap akhir, penyakit kronis

Pasien dengan penyakit terminal (End of Life)

19. Apa saja fase kunjungan rumah?

- Preplanning

- Initiation

- Implementation

- Termination

- Post home visit

20. Apa saja tahapan melakukan kunjungan rumah?

- Sebelum kunjungan:

Jadwal kunjungan, peta lokasi rumah, peralatan/kit (obat-obatan, alat kesehatan, alat

konseling) yang diperlukan, kooordinasi dengan PJ lapangan untuk kebutuhan logistik

dan waktu, kunjungan rumah.

- Tahapan kegiatan:

a. Permulaan kunjungan : identifikasi (nama, alamat, lingkungan peta, dll)

b. Menyusun rencana kegiatan dan waktu pelaksana kunjungan

c. Memiliki data/informasi sekunder terkait

d. Menyiapkan instrument yang dibutuhkan

e. Menyiapkan format anamnesa

f. Menyediakan media terkait kegiatan

g. Memiliki rasa percaya diri yang tinggi

- Pra kunjungan keluarga

- Implementasi kunjungan di rumah

- Melakukan terminasi

- Negosiasikan kunjungan ulang

- Pasca kunjungan

Page 11: Skenario 3 Blok 21 Tutor 7

21. Apa saja tujuan dan manfaat home visit? 1

Tujuan:

Meningkatkan kemandirian masyarakat dan individu

Promotif, preventif, dengan tidak mengabaikan kuratif dan rehabilitatif

Manfaat:

Dapat lebih meningkatkan pemahaman dokter tentang pasien

Dapat lebih meningkatkan hubungan dokter-pasien

Dapat lebih menjamin terpenuhinya kebutuhan dan tuntunan pasien

Dapat lebih meningkatkan kepuasan pasien

22. Apa dasar hukum home visit?

UU praktik ked. No 28 tahun 2004

Permenkes 512 tentang pelaksanaan izin praktek

UU praktik ked. No 28 tahun 2011 tentang izin klinik

Kepmenkes 128/2004: tentang kebijakan pelayanan kesehatan primer.

23. Apa saja hambatan yang dapat ditemui saat dokter melakukan home visit?1

Terbatasnya pertolongan dokter yang dapat dilakukan

Panggilan kunjungan rumah yang tidak diperlukan

Ketergantungan pasien atau keluarga yang berlebihan

Untuk menghindari terjadinya masalah pertama dan kedua maka dianjurkan dokter untuk

memiliki data selengkap mungkin sebelum kunjungan ke rumah pasien.

24. Apa saja kriteria pasien yang akan dirujuk?

Kriteria umum:

1. Pasien yang masih dapat disembuhkan

2. Pasien yang layak angkut

Page 12: Skenario 3 Blok 21 Tutor 7

Kriteria khusus:

1. Pasien yang belum diketahui diagnosis penyakitnya

2. Pasien yang sudah terdiagnosis tetapi fasilitas pengobatan belum memadai

25. Apa saja jenis- jenis rujukan?2

Menurut Sistem Kesehatan Nasional (SKN):

1. Rujukan Medis untuk masalah kedokteran. Tujuan utama untuk menyembuhkan

penyakit dan atau memulihkan status kesehatan pasien.

a. Rujukan pasien.

b. Rujukan ilmu pengetahuan pengiriman dokter atau tenaga kesehatan untuk

mengikuti pendidikan dan pelatihan.

c. Rujukan bahan pemeriksaan laboratorium pengiriman bahan-bahan

pemeriksaan laboratorium.

2. Rujukan kesehatan untuk masalah kesehatan masyarakat.

Tujuan utama: untuk meningkatkan derajat kesehatan dan ataupun mencegah penyakit

yang ada di masyarakat.

a. Rujukan tenaga: pengiriman dokter atau tenaga kesehatan untuk

menanggulangi maslah kesehatan yang ditemukan, atau sebaliknya untuk

memperoleh pendidikan dan latihan.

b. Rujukan sarana: rujukan berbagai peralatan medis dan ataupun nonmedis

untuk menanggulangi masalah kesehatan masyarakat yang ditemukan, atau

sebaliknya untuk pelayanan tindak lanjut yang diperlukan.

c. Rujukan operasional: penaggulangan masalah kesehatan masyarakat untuk

pelayanan tindak lanjut yang diperlukan.

Secara umum, menurut Mc Whinney (1981), pembagian wewenang dan

tanggungjawab antara dokter keluarga dan dokter konsultan dapat dibedakan: 1

1. Rujukan interval: dokter keluarga menyerahkan wewenang dan

tanggungjawab penanganan penderita sepenuhnya kepada dokter konsultan

untuk jangka waktu tertentu, dan selama jangka waktu tersebut dokter

Page 13: Skenario 3 Blok 21 Tutor 7

keluarga tidak ikut menanganinya. Untuk penyakit yang serius dan jangka

waktu yang lama.

2. Rujukan kolateral: dokter keluarga menyerahkan wewenang an

tanggungjawab penanganan penderita hanya untuk satu masalah kedokteran

khusus saja. Misalnya, penanganan penyakit chronic glaucoma yang

dilimpahkan kepada dokter psesialis mata.

3. Rujukan silang: daokter keluarga menyerahkan wewenang dan tanggungjawab

penanganan penderita sepenuhnya kepada dokter lain untuk selamnya.

4. Rujukan terpecah: dokter keluarga, sesuai dengan masalah kesehatan yang

ditangani, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab pananganan penderita

sepenuhnya kepada beberapa dokter konsultan, dan selama jangka waktu

pelimpahan tersebut, dokter keluarga tidak ikut campur.

26. Apa manfaat dan tujuan merujuk?

1. Pengetahuan dan keterampilan dokter keluarga akan lebih meningkat.

Dengan mempelajari berbagai tindakan yang telah dilakukan oleh dokter lainnya pada

pelayanan rujukan yang hanya dapat dilakukan apabila dokter tempat merujuk, setelah

selesai melakukan tindakan kedokteran, merujuk kembali pasien tersebut ke dokter yang

melakukan rujukan.

2. Kebutuhan dan tuntutan kesehatan keluarga akan lebih terpengaruhi.

Melalui konsultasi dan rujukan, berbagai keterbatasan pelayanan kedokteran yang

diselenggarakan oleh dokter keluarga akan lebih dilengkapi.

27. Bagaimana tata cara merujuk?2

1. Jelaskan kepada pasien alasan dilakukannya rujukan untuk mendapatkan second

opinion atau untuk mendapatkan penatalaksanaan yang spesifik.

2. Siapkan mental pasien dan finansialnya terutama pasien yang dirujuk untuk operasi.

3. Coba sesuaikan keterampilan dan keahlian spesialistis untuk kondisi pasien dan

kemampuan finansialnya.

4. Jangan merujuk pasien ke teman dekat tanpa alasan yang tepat.

5. Cobalah untuk membuat janji dengan pasien.

Page 14: Skenario 3 Blok 21 Tutor 7

6. Buatlah/tulislah surat rujukan yang baik, benar dan tepat, mencakup riwayat

perjalanan penyakit yang relevan, hasil pemeriksaa laboratorium, X-ray, USG, CT-

Scan, dan terapi yang telah diberikan serta berikan opini anda.

7. Hubungi secara lamgsung via telpon untuk kondisi-kondisi emergency.

28. Apa saja hambatan dalam rujukan?

1. Apabila konsultasi dan atau rujukan tersebut dilakukan atas inisiatif dokter serta

penjelasan yang dilakukan tidak dapat meyakinkan pasien, dapat menimbulkan rasa

kurang percaya pasien terhadap dokter. Yang perlu dilakukan hanyalah memberikan

penjelasan yang sebaik-baiknya kepada pasien tentang alasan serta maksud

dilaksanakannya konsultsi dan rujukan tersebut.

2. Apabila konsultasi dan atau rujukan tersebut dilakukan atas permintaan pasien, dapat

menimbulkan rasa kurang senang pada diri dokter. Dokter harus dapat meyakinkan

pasien tentang perlu atau tidaknya konsultasi atau rujukan yang dimintakan pasien

tersebut. Tetapi apabila pasien tetap meminta, dokter yang bijaksana lazimnya tidak

menolak permintaan pasien.

3. Apabila dokter tempat dimintakan konsultasi tidak memberikan jawaban, melainkan

mengambil alih wewenang dan tanggung jawab penangan pasien, atau dokter tempat

rujukan tidak merujuk kembali pasien tersebut setelah satu tindakan kedokteran selesai

dilakukan akan menimbulkan banyka dampak negatif.

4. Apabila dokter yang melakukan konsultasidan atau rujukan tidak sependapat dengan

saran atau tindakan dokter konsultan (second opinion). Lakukan konsultasi dan atau

rujukan kembali kepada dokter yang bersangkutan disertai penjelasan

ketidaksepakatan tentang saran atau tindkan dokter tersebut. Dokter konsultan yang

bijaksana lazimnya tidak akan berkeberatan mendiskusikan perbedaan pendapat

tersebut. Kemudian dengan persetujuan pasien melakukan konsultasi atau rujukan

kepada dokter orang lain, yakni dalam rangka mendapatkan saran atau pendapat yang

ketiga (third opinion).

5. Apabila ada pembatas dalam melakukan konsultasi dan ataupun rujukan. Apabila

pasien tidak bersedia untuk dikonsultasikan dan ataupun dirujuk. Mulai dari hambatan

sosial budaya sampai dengan hambatan sosila ekonomi.

Page 15: Skenario 3 Blok 21 Tutor 7

29. Mengapa diperlukan rujukan dan konsultasi?1

Alasan diperlukan konsultasi dan rujukan adalah:

1. Karena pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran.

Untuk keberhasilan pelayanan kedokteran, perlulah digalang kerja sama antar dokter

yang dapat dilakukan melalui konsultasi dan rujukan.

2. Karena makin bervariasinya kebutuhan dan tuntutan kesehatan keluarga.

Sebagai akibat dari makin baiknya tingkat pendidikan dan keadaan ekonomi penduduk,

menyebabkan kebutuhan dan tuntutan kesehatan keluarga sebagai unit terkecil dalam

masyarakat tampak semakin bervariasinya.

3. Karena keterbatasan kemampuan dokter keluarga.

Setiap dokter keluarga sebagai manusia biasa juga memiliki berbagai kesibukan dan

ataupun kegiatan lain, dan karena hampir tidak mungkin untuk selalu siap sedia

memberikan pertolongan kedokteran dan sikap saat yang dibutuhkan keluarga.

30. Apa yang harus dilakukan dr. Ting Ting untuk keluarga tn. Enji?

1. Melakukan home visit

2. Melakukan pengobatan

3. Memantau perkembangan pasien, jika tidak membaik dalam bebrapa hari, maka lakukan

perujukan

4. Personal hygine

31. Apa saja jenis-jenis pengobatan tradisional?

Menurut Depkes RI, pengobatan alternatif terdiri dari:

1. Pengobatan alternatif dengan ramuan obat:

- Pengobatan alternatif dengan ramuan asli Indonesia

- Pengobatan alternatif dengan ramuan obat Cina

- Pengobatan alternatif dengan ramuan obat India

2. Pengobatan alternatif spiritual/kebatinan:

- Pengobatan alternatif atas dasar kepercayaan

- Pengobatan alternatif atas dasar agama

- Pengobatan alternatif atas dasar getaran magnetis

Page 16: Skenario 3 Blok 21 Tutor 7

3. Pengobatan alternatif dengan memakai peralatan/perangsangan:

- Akupuntur/tusuk jarum

- Pengobatan alternatif urut pijat

- Pengobatan alternatif urut pijat

- Pengobatan alternatif patah tulang

- Pengobatan tradisional dengan peralatan (tajam/keras)

- Pengobatan alternatif dengan dengan peralatan benda tajam

4. Pengobatan alternatif yang telah mendapatkan pengarahan dan pengaturan pemerintah:

- Dukun beranak

- Tukang gigi

Peraturan yang mengatur Yankes Tradisional

Undang-undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan:

Pasal 1

Pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan atau perawatan dengan cara dan obat

yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun secara empiris yang dapat

dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.

Pasal 59

Berdasarkan cara pengobatannya, pelayanan kesehatan tradisional terbagi:

1. Pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan keterampilan; dan

2. Pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan ramuan.

Pasal 60

1. Setiap orang yang melakukan pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan alat

dan teknologi harus mendapatkan izin dari lembaga kesehatan yang berwenang.

2. Penggunaan alat dan teknologi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) harus dapat

dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya serta tidak bertentangan dengan

norma agam dan kebudayaan masyarakat.

Page 17: Skenario 3 Blok 21 Tutor 7

Pasal 61

1. Masyarakat diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengembangkan,

meningkatkan dan menggunakan pelayanan kesehatan tradisional yang dapat

dipertanggungjawabkan manfaat da keamanannya.

2. Pemerintah mengatur dan mengawasi pelayanan kesehatan tradisional sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dengan didasarkan pada keamanan, kepentingan, dan

perlindungan masyarakat.

Page 18: Skenario 3 Blok 21 Tutor 7

KERANGKA KONSEP

HIPOTESIS

Dr. Ting-Ting sebagai dokter keluarga dalam melakukan pelayanan medis terhadap pasiennya

harus dapat berkomunikasi dengan efektif dan harus memahami mengenai konsultasi, konseling,

home visit, dan rujukan.

PENGOBATAN TRADISIONAL

DOKTER KELUARGA

-Syarat-Manfaat-Tujuan-Jenis-Hambatan-Tatacara-alur

-Dasar hukum

-Tata cara-Syarat-Hambatan

KOMUNIKASI

- Menjalin hubungan baik dokter-pasien

- Jenis

KONSELING KONSULTASIKOMUNIKASI

-Tata cara-Jenis-Faktor yang

memepengaruhi-Langkah-langkah-tekhnik

- Tata cara- Karakteristik

Page 19: Skenario 3 Blok 21 Tutor 7

DAFTAR PUSTAKA

1. Azwar, Azrul dkk. Dokter Keluarga, Kelompok Studi Dokter Keluarga. 1983. Bunga

Rampai. Jakarta

2. Departemen Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

028/MENKES/PER/I/2011 Tentang Klinik. 2011. Jakarta : Depkes RI

3. Gan, Goh Lee dkk. 2004. A Primer on Family Medicine Practice. Singapore

4. Departemen Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

512/MENKES/PER/IV/2007 Tentang Izin Praktek dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran.

Jakarta : Depkes RI