Top Banner
Skenario 2 KUNJUNGAN RUMAH PASIEN DENGAN GANGGUAN PERNAPASAN Seorang dokter berkunjung ke rumah pasien anak laki-laki, berumur 8 tahun dengan keluhan sesak nafas berulang. Keluhan seperti ini timbul hamper setiap hari sehingga dokter ingin mengunjungi rumah pasien untuk mengetahui lebih jauh tentang kondisi pasien dan keluarganya Pasien tinggal disebuah rumah di kawasan padat penduduk dengan ukuran 4x7 m bersama keluarganya.Keluarga ini terdiri dari ayah, ibu, pasien dan dua orang kakak yang berumur 12 tahun dan 14 tahun.Selain itu, bersama keluarga ini tinggal kakek dan neneknya (orang tua dari ayah).Kondisi dalam rumah kurang rapih, kurang bersih, kurang pencahayaan dan ventilasi. Kakek dan ibu pasien mempunyai riwayat asmabronkial.Kakek dan ayah pasien adalah perokok berat. Ayah pasien adalah seorang lulusan SMP yang bekerja sebagai seorang buruh bangunan yang merupakan sumber pencari nafkah dalam keluarga. Ibu pasien adalah seorang lulusan SD yang bekerja sebagai tukang cuci pakaian dirumah tetangganya, sedangkan kakek dan neneknya tidak bekerja.Kedua orang tua pasien sibuk dengan pekerjaannya sehingga pasien kurang mendapat perhatian yang baik.Karena kondisi ekonomi yang kurang pasien sering terlambat berobat ke dokter. Sebagai dokter keluarga bagaimana pandangan saudara terhadap keluarga ini, dan bagaimana kaitannya dengan penyakit yang diderita anggota keluarga tersebut? Sebagai dokter muslim, bagaimana pandangan saudara terhadap keluarga ini dan bagaimana hak dan kewajiban pasien baik sebagai individu maupun sebagai anggota keluarga? 1
49

Skenario 2 WU A11.docx

Jan 29, 2016

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Skenario 2 WU A11.docx

Skenario 2

KUNJUNGAN RUMAH PASIEN DENGAN GANGGUAN PERNAPASAN

Seorang dokter berkunjung ke rumah pasien anak laki-laki, berumur 8 tahun dengan keluhan sesak nafas berulang. Keluhan seperti ini timbul hamper setiap hari sehingga dokter ingin mengunjungi rumah pasien untuk mengetahui lebih jauh tentang kondisi pasien dan keluarganya

Pasien tinggal disebuah rumah di kawasan padat penduduk dengan ukuran 4x7 m bersama keluarganya.Keluarga ini terdiri dari ayah, ibu, pasien dan dua orang kakak yang berumur 12 tahun dan 14 tahun.Selain itu, bersama keluarga ini tinggal kakek dan neneknya (orang tua dari ayah).Kondisi dalam rumah kurang rapih, kurang bersih, kurang pencahayaan dan ventilasi.

Kakek dan ibu pasien mempunyai riwayat asmabronkial.Kakek dan ayah pasien adalah perokok berat. Ayah pasien adalah seorang lulusan SMP yang bekerja sebagai seorang buruh bangunan yang merupakan sumber pencari nafkah dalam keluarga. Ibu pasien adalah seorang lulusan SD yang bekerja sebagai tukang cuci pakaian dirumah tetangganya, sedangkan kakek dan neneknya tidak bekerja.Kedua orang tua pasien sibuk dengan pekerjaannya sehingga pasien kurang mendapat perhatian yang baik.Karena kondisi ekonomi yang kurang pasien sering terlambat berobat ke dokter.

Sebagai dokter keluarga bagaimana pandangan saudara terhadap keluarga ini, dan bagaimana kaitannya dengan penyakit yang diderita anggota keluarga tersebut?

Sebagai dokter muslim, bagaimana pandangan saudara terhadap keluarga ini dan bagaimana hak dan kewajiban pasien baik sebagai individu maupun sebagai anggota keluarga?

1

Page 2: Skenario 2 WU A11.docx

KATA SULIT:

Keluarga: sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,kelahiran,dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental emosional serta social dari tiap anggota keluarga

Pertanyaan

1. Apa yang menyebabkan sesak napas berulang?2. Apa ciri ciri rumah yang sehat?3. Factor apa yang mempengaruhi kesehatan keluarga?4. Apakah ada pengaruh antara penyakit pasien dengan status ekonomi dan pendidikan?5. Tindakan apa yang dilakukan dokter yang melakukan kunjungan rumah?6. Edukasi seperti apa yang diberikan kepada pasien tersebut?7. Bagaimana konsep keluarga yang baik dalam pandangan islam?8. Bagaimana peran keluarga terhadap kesehatan anak?9. Hak dan kewajiban anggota keluarga dalam pandangan islam?

Jawaban1. – keadaan rumah

- ventilasi kurang baik- ekonomi rendah- pengetahuan yang kurang

2. – bersih- rapih- tidak terlalu banyak perabotan menumpuk- tersedianya air bersih- ventilasi yang baik- pencahayaan yang cukup

3. Internal ekonomi, pendidikan, individueksternal lingkungan, keluarga

4. Ada - pendidikan : kurangnya pengetahuan - ekonomi : kurangnya kesadaran tentang kesehatan 5. Kuratif, preventif, reabilitatif, lingkungan6. – jangan merokok di dalam rumah

- menjaga PHBS- Pergi ke dokter atau layanan kesehatan bila sakit

7. sakinah, mawadah, warrohmah8. peran orang tua mencari nafkah untuk biaya berobat, menjadi contoh bagi anak

2

Page 3: Skenario 2 WU A11.docx

kakak/ adik mengingatkan, memotivasi9. kewajiban suami : memberi nafkah

istri : memberi kasih sayang anak : berbakti kepada orang tua

hak : mendapat perlindungan, pendidikan, kasih sayang

3

Page 4: Skenario 2 WU A11.docx

Hipotesis

Anak laki-laki berumur 8 tahun mengalami seksak nafas , diakaibatkan karena udara buruk yang disebabkan oleh polusi buruk, sirkulasi udara di dalam rumah buruk. Debu juga menjadi salah satu pencetus sesak nafas, dikarenakan factor alam dan kurangnya kebersihan. Faktor pendidikan dan ekonomi yang rendah menjadikan kurangnya pengetahuan akan kebersihan.

4

ANAK 8 TAHUN

SESAK NAFAS

debu Udara buruk

Kurangnya kebersihan

Sirkulasi udara di rumah buruk

Faktor alam

Polusi udara

Faktor genetik

Page 5: Skenario 2 WU A11.docx

SASARAN BELAJAR

1. Memahami dan menjelaskan tentang konsep keluarga1.1 Memahami dan menjelaskan definisi keluarga1.2 Memahami dan menjelaskan bentuk keluarga1.3 Memahami dan menjelaskan fungsi keluarga1.4 Memahami dan menjelaskan dinamika keluarga1.5 Memahami dan menjelaskan siklus kehidupan keluarga

2. Memahami dan menjelaskan mekanisme yang mendasari berbagai gangguan serta faktor eksternal yang mempengaruhi kesehatan

3. Memahami dan menjelaskan hak dan kewajiban keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit dalam islam

4. Memahami dan menjelaskan konsep dan fungsi keluarga dalam islam

5

Page 6: Skenario 2 WU A11.docx

1. Memahami Dan Menjelaskan Tentang Konsep Keluarga

1.1 Memahami Dan Menjelaskan Definisi KeluargaDefinisi keluarga dikemukakan oleh beberapa ahli:

1) Reisner (1980)Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, kakek, dan nenek.

2) Logan’s (1979)Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan sebuah kumpulan beberapa komponen yang saling berinteraksi satu sama lain.

3) Gillis (1983)Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai arti sebagaimana unit individu.

4) DuvallKeluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota.

5) Bailon dan MaglayaKeluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan dan mempertahankan suatu budaya.

6) Johnson’s (1992)Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus, yang tinggal dalam satu atap, yang mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan orang yang lainnya.

7) Lancester dan Stanhope (1992)Dua atau lebih individu yang berasal dari kelompok keluarga yang sama atau yang berbeda dan saling menikutsertakan dalam kehidupan yang terus menerus, biasanya bertempat tinggal dalam satu rumah, mempunyai ikatan emosional dan adanya pembagian tugas antara satu dengan yang lainnya.

8) Jonasik and Green (1992)Keluarga adalah sebuah sistem yang saling tergantung, yang mempunyai dua sifat (keanggotaan dalam keluarga dan berinteraksi dengan anggota yang lainnya).

9) Bentler et. Al (1989)

6

Page 7: Skenario 2 WU A11.docx

Keluarga adalah sebuah kelompok sosial yang unik yang mempunyai kebersamaan seperti pertalian darah/ikatan keluarga, emosional, memberikan perhatian/asuhan, tujuan orientasi kepentingan, dan memberikan asuhan untuk berkembang.

10) National Center for Statistic (1990)Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang berhubungan dengan kelahiran, perkawinan, atau adopsi dan tinggal bersama dalam satu rumah.

11) Spradley dan Allender (1996)Satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional, dan mengembangkan dalam interelasi sosial, peran, dan tugas.

12) BKKBN (1992)Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan anaknya.

13) Depkes (1998)Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan

14) WHO (1996)Anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adaptasi, atau perkawinan.

15) Helvie (1981)Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam suatu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman,1998).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (Suprajitno,2004).

1.2 Memahami Dan Menjelaskan Bentuk Keluarga

TRADISIONAL1) Nuclear Family atau Keluarga Inti

Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.2) The dyad family

Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah.

3) Keluarga usila

7

Page 8: Skenario 2 WU A11.docx

Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri.

4) The childless family Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita.

5) The extended family (keluarga luas/besar) Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll).

6) The single-parent family (keluarga duda/janda) Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan).

7) Commuter family Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end).

8) Multigenerational family Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.

9) Kin-network family Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll).

10) Blended family Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.

11) The single adult living alone/single-adult family Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati.

NON TRADISIONAL

1) The unmarried teenage mother Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.

2) The stepparent family Keluarga dengan orangtua tiri.

3) Commune family

8

Page 9: Skenario 2 WU A11.docx

Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.

4) The nonmarital heterosexual cohabiting family Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.

5) Gay and lesbian families Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners).

6) Cohabitating couple Orang dewasa yang hidup bersama di luar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.

7) Group-marriage family Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya.

8) Group network family Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.

9) Foster family Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.

10) Homeless family Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.

11) Gang Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

1.3 Memahami Dan Menjelaskan Fungsi Keluarga

Menurut WHO (1978)1. Fungsi biologis

Meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak; memenuhi kebutuhan gizi keluarga; memelihara dan merawat anggota keluarga

2. Fungsi psikologis

9

Page 10: Skenario 2 WU A11.docx

Memberikan kasih sayang dan rasa aman; memberikan perhatian di antara anggota keluarga; membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga; memberikan identitas keluarga.

3. Fungsi sosialisasiMembina sosialisasi pada anak; membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkah perkembangan anak; meneruskan nilai-nilai keluarga.

4. Fungsi ekonomiMencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga; pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga; menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang akan datang (misalnya pendidikan anak, jaminan hari tua)

5. Fungsi pendidikanMenyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki; mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa; mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

Menurut Friedman (1998)1. Fungsi affective

Menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan sehat secara mental, saling mengasuh, menghargai, terikat, dan berhubungan; mengenal identitas individu; rasa aman.

2. Fungsi sosialisasi peranProses perubahan dan perkembangan individu untuk menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan; fungsi dan peran di masyarakat; sasaran untuk kontak sosial di dalam atau di luar rumah.

3. Fungsi reproduksiMenjamin kelangsungan generasi dan kelangsungan hidup masyarakat.

4. Fungsi ekonomiMemenuhi kebutuhan tiap anggota keluarga; menambah penghasilan keluarga sampai dengan pengalokasian dana.

5. Fungsi perawatan kesehatanKonsep sehat-sakit keluarga; pengetahuan dan keyakinan tentang sakit sebagai tujuan kesehatan keluarga untuk membentuk keluarga yang mandiri.

Menurut Undang-Undang (1992) membagi fungsi keluarga sebagai berikut1. Fungsi keagamaan

a. Membina norma/ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup seluruh anggota keluarga,b. Menerjemahkan ajaran dan norma agama kedalam tingkah laku hidup sehari-hari bagi seluruh anggota keluarga,

10

Page 11: Skenario 2 WU A11.docx

c. Memberi contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari dalam pengalaman ajaran agama,d. Melengkapi dan menambah proses belajar anak tentang keagamaan yang tidak/kurang diperoleh disekolah atau masyarakat,e. Membina rasa, sikap ,dan praktik kehidupan beragama.

2. Fungsi Budaya adalaha. Membina tugas keluarga sebagai sarana untuk meneruskan norma budaya

masyarakat dan bangsa yang ingin dipertahankan,b. Membina tugas keluarga untuk menyaring norma dan budaya asing yang tidak

sesuai,c. Membina tugas keluarga sebagai saran anggota nya untuk mencari pemecahan

masalah dari berbagai pengaruh negatif globalisasi dunia,d. Membina tugas keluarga sebagai sarana bagi anggotanya untuk mengadakan

kompromi/adaptasi dan praktik (positif) serta globalisasi dunia,e. Membina budaya keluarga yang sesuai ,selaras , dan seimbang dengan budaya

masyarakat /bangsa untuk menunjang terwujudnnya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

3. Fungsi Cinta kasih adalaha. Menumbuhkembangkan potensi simbol cinta kasih sayang yang telah ada diantara

anggota keluarga dalam simbol yang nyata, seperti ucapan dan tingkah laku secara optimal dan terus menerus,

b. Membina tingkah laku ,saling menyayangi diantara anggota keluarga maupun antara keluarga yang satu dengan yang lainnya secara kuantitatif dan kualitatif,

c. Membina praktik kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan uhkrawi dalam keluarga secara serasi, selaras, dan seimbang,

d. Membina rasa ,sikap, dan praktik hidup keluarga yang mampu memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

4. Fungsi perlindungan a. Memenuhi kebutuhan akan rasa aman diantara anggota keluarga.Bebas dari rasa

tidak aman yang tumbuh dari dalam maupun dari luar keluarga,b. Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai bentuk

ancaman dan tantangan yang datang dari luar maupun dalam,c. Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai modal

menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.5. Fungsi reproduksi

a. Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat baik bagi anggota keluarga maupun keluarga sekitarnya.

b. Memberikan contoh pengalaman kaidah-kaidah pembetukan keluarga dalam hal usia , kedewasaan fisik dan mental,

11

Page 12: Skenario 2 WU A11.docx

c. Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat baik yang berkaitan dengan jangka waktu melahirkan, jarak antara kelahiran dua anak, dan jumlah ideal anak yang diinginkan dalam keluarga,

d. Mengembang kan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang kondusif menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

6. Fungsi sosialisasi a. Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga sebagai wahana

pendidikan dan sosialisasi anak yang pertama dan utama,b. Menyadari ,merencanakan, dan menciptakan kehidupan keluarga sebagai pusat

tempat anak dapat mencari pemecahan masalah dari berbagai konflik dan permasalahan yang dijumpainya baik lingkungan masyarakat maupun sekolahnya. Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal yang perlu dilakukannya  untuk meningkatkan kemantangan dan kedewasaan baik fisik maupun mental, yang tidak/kurang diberikan lingkungan sekolah maupun masyarakat.

c. Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam keluarga sehingga tidak saja bermamfaat positif bagi anak, tetapi juga orang tua untuk perkembangan dan kematangan hidup bersama menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

7. Fungsi EkonomiAdalah melakukan kegiatan ekonomi baik diluar maupun didalam kehidupan

keluarga dalam rangka menopang perkembangan hidup keluarga, mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselamatan dan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga, mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua diluar rumah dan perhatiaanya terhadap anggota rumah tangga bejalan serasi, selaras, dan seimbang, membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

8. Fungsi Pelestarian LingkunganAdalah membina kesadaran dan praktik kelestarian lingkungan internal keluarga,

membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkunga hidup yang serasi, selaras, dan seimbang antara lingkungan keluarga dan lingkungan hidup sekitarnya.

Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan

Suprajitno (2004) menyatakan bahwa fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, meliputi:

1. Mengenal masalah kesehatan keluarga

Kesehatan merupakankebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan

12

Page 13: Skenario 2 WU A11.docx

kesehatan danperubahan-perubahanyang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang tua atau keluarga. Apabila menyadariadanya perubahankeluargaperludicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi,dan seberapa besar perubahannya.

2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukantindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan dapat meminta bantuan kepada orang di lingkungan tinggal keluarga agar memperoleh bantuan.

3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan

Seringkali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui keluarga sendiri. Jika demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.

4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.

5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga.

Struktur dan fungsi merupakan hal yang berhubungan erat dan terus menerus berinteraksi satu sama lain. Struktur didasarkan pada organisasi, yaitu perilaku anggota keluarga dan pola hubungan dalam keluarga. Hubungan yang ada dapat bersifat kompleks, misalnya seorang wanita bisa sebagai istri, sebagai ibu, sebagai menantu, dan sebagainya yang semua itu mempunyai kebutuhan, peran dan harapan yang berbeda. Pola hubungan itu akan membentuk kekuatan dan struktur peran dalam keluarga. Struktur keluarga dapat diperluas dan dipersempit tergantung dari kemampuan dari keluarga tersebut untuk merespon stressor yang ada dalam keluarga. Struktur keluarga yang sangat kaku atau sangat fleksibel dapat mengganggu atau merusak fungsi keluarga.

Fungsi keluarga yang berhubungan dengan struktur:

1. Struktur Egalisasi. Masing-masing keluarga mempunyai hak yang sama dalam menyampaikan pendapat (demokrasi)

2. Struktur yang hangat, menerima dan toleransi3. Struktur yang terbuka, dan anggota yang terbuka: mendorong kejujuran dan kebenaran

(honesty and authenticity)4. Struktur yang kaku : suka melawan dan tergantung pada peraturan 5. Struktur yang bebas : tidak adanya aturan yang memaksakan (permisivenes)

13

Page 14: Skenario 2 WU A11.docx

6. Struktur yang kasar : abuse (menyiksa, kejam dan kasar)7. Suasana emosi yang dingin (isolasi, sukar berteman) 8. Disorganisasi keluarga (disfungsi individu, stress emosional)

Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal yang berhubungan dengan posisi dan situasi tertentu. Berbagai peran ayng terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut:

1. Peran ayah sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, kepala rumah tangga, anggota dari kelompok sosialnya dan anggota masyarakat.

2. Peran ibu sebagai isteri, ibu dari anaknya, mengurus rumah tangga, pengasuh, pendidik dan pelindung bagi anak-anaknya, anggota kelompok social dan anggota masyarakat serta berperan sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarga.

3. Peran anak-anak sebagai pelaksana peran psikososial sesuai dengan tingkat perkembangan baik fisik, mental dan spiritual.

Friedman (2002) membagi lima peran kesehatan dalam keluarga yaitu :

1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan tiap anggota2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat3. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit, dan yang tidak dapat

membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan

kepribadian anggota keluarga5. Mempertahankan hubungan kepribadian anggota keluarga dan lembaga-lembaga

kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada

1.4 Memahami Dan Menjelaskan Dinamika Keluarga

Adanya interaksi (hubungan) antara individu dengan lingkungan sehingga tersebut dapat diterima dan menyesuaikan diri baik dalam lingkungan keluarga maupunkelompok sosial yang sama.Dinamika keluarga adalah interaksi atau hubungan pasien dengan anggota keluarganya dan juga bisa mengetahui bagaimana kondisi keluarga di lingkungan sekitarnya.Keluarga diharapkan mampu memberikan dukungan dalam upaya kesembuhan pasien. Ada empat aspek yang selalu muncul dalam dinamika keluarga

1. Pertama, tiap anggota keluarga memiliki perasaan dan idea tentang diri sendiriyang biasa dikenal dengan harga diri atau self-esteem.

2. Kedua, tiap keluarga memiliki cara tertentu untuk menyampaikan pendapatdan pikiran mereka yang dikenal dengan komunikasi.

14

Page 15: Skenario 2 WU A11.docx

3. Ketiga, tiap keluarga memiliki aturan permainan yang mengatur bagaimanamereka seharusnya merasa dan bertindak yang berkembang sebagai sistemnilai keluarga.

4. Yang terakhir, tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan dengan orang luar dan institusi di luar keluarga yang dikenal sebagai jalur ke masyarakat.

1.5 Memahami Dan Menjelaskan Siklus Kehidupan Keluarga

Siklus Hidup Keluarga (Family Life Cycle) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perubahan-perubahan dalam jumlah anggota, komposisi dan fungsi keluarga sepanjang hidupnya. Siklus hidup keluarga juga merupakan gambaran rangkaian tahapan yang akan terjadi atau diprediksi yang dialami kebanyakan keluarga.

Siklus hidup keluarga terdiri dari variabel yang dibuat secara sistematis menggabungkan variable demografik yaitu status pernikahan, ukuran keluarga, umur anggota keluarga, dan status pekerjaan kepala keluarga.

Menurut Duval (Niacholas 1984) ada 8 tingkat/siklus perkembangan keluarga :

a. Tahap I, Keluarga pemula (pasangan pada tahap pernikahan)

b. Tahap II, Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi-30 bln).

c. Tahap III, Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berusia 2-6 tahun).

d. Tahap IV, Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua berumur 6-13 tahun)

e. Tahap V, Keluarga dengan anak remaja (anak tertua berumur 13-20 tahun).

f. Tahap VI, Keluarga melepas anak usia dewasa muda (anak yang meninggalkan rumah).

g. Tahap VII, Orangtua usia pertengahan (pensiunan)

h. Tahap VIII, Keluarga dalam masa pensiun dan lansia.

Menurut Carter & McGoldrik ada 6 tingkat perkembangan keluarga:

a. Keluarga antara: dewasa muda, belum menikahb. Keluarga dengan pernikahan (pasangan baru menikah)c. Keluarga dengan anak kecil (bayi-usia sekolah)d. Keluarga dengan anak remajae. Melepaskan anak dan pindahf. Keluarga dalam kehidupan terakhir. Tidak ada tahap yang diidentifikasi.

15

Page 16: Skenario 2 WU A11.docx

Menurut Carter dan McGoldrik 1985 mengatakan sistem keluarga sekurang-kurangya tiga generasi:

a. Kakek-nenekb. Ayah-ibuc. Anak-anak

Tahapan-tahapan siklus hidup keluarga

Dalam ilmu kependudukan biasanya dikenal dengan 6 tahap siklus hidup keluarga, yaitu :

1. Tahap Tanpa Anak

Dimulai dari perkawinan hingga kelahiran anak pertama.

2. Tahap Melahirkan (Tahap Berkembang)

Dimulai dari kelahiran anak sulung hingga anak bungsu.

3. Tahap Menengah

Dimulai dari kelahiran anak bungsu, hingga anak sulung meninggalkan rumah atau menikah

4. Tahap Meninggalkan Rumah

Dimulai dari anak sulung meninggalkan rumah sampai anak bungsu meninggalkan rumah (perkawinan biasanya dianggap meninggalkan rumah)

5. Tahap Purna Orang Tua

Dimulai dari saat anak bungsu meninggalkan rumah, hingga salah satu pasangan meninggal dunia.

6. Tahap Menjanda/Menduda

Dimulai dari saat meninggalnya suami atau istri, hingga pasangannya meninggal dunia.

Siklus hidup keluarga dalam ilmu kependudukan dipandang penting, karena lima alasan pokok sebagai berikut :

a. Menunjukan interaksi antara anggota keluarga. Peristiwa-peristiwa seperti kelahiran, kematian, dan perubahan umur atau status anak, tidak hanya mempengaruhi individu-individu yang bersangkutan, tetapi juga anggota keluarga yang lain

b. Memperjelas pengaruh yang kontinu dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada tahap-tahap awal siklus terhadap kehidupan keluarga sampai akhir siklus tersebut

c. Menghilangkan konsepsi yang salah tentang keluarga, misalnya pandangan bahwa keluarga hanya melewati satu atau dua tahap tertentu saja

16

Page 17: Skenario 2 WU A11.docx

d. Merupakan suatu ringkasan yang penting tentang pengaruh gabungan faktor-faktor fertilitas, mortalitas, nupsialitas dengan faktor-faktor ekonomi dan kebudayaan

e. Dapat menjelaskan bermacam-macam variasi kegiatan sosial demografi dan sosial ekonomi.

Menurut Neighbour (1985) tahapan, tugas dan masalah yang menjadi isu penting dalam setiap tahapan siklus kehidupan keluarga adalah sebagai berikut :

a. Tahap Perkawinanb. Tahap Melahirkan Anakc. Tahap Membesarkan Anak-Anak Memasuki Sekolah Dasard. Tahap Membesarkan Anak-Anak Usia Remajae. Tahap Keluarga Mulai Melepaskan Anak-Anakf. Tahap Tahun-tahun Pertengahang. Tahap Usia Tua

Model siklus hidup keluarga

Tahap-tahap siklus hidup keluarga digambarkan ke dalam 2 model, yaitu:

1. Siklus Hidup Keluarga Model Tradisional

Siklus hidup keluarga model tradisional yaitu pergerakan tahap yang sebagian besar keluarga lewati, dimulai dari belum menikah (bujangan), menikah, pertumbuhan keluarga, penyusutan keluarga, dan diakhiri dengan putusnya unit dasar. Tahapan dari FLC model tradisional adalah:

Tahap I: Bachelor

Pemuda/i single dewasa yang hidup berpisah dengan orang tua.

Tahap II: Honeymooners

Pasangan muda yang baru menikah.

Tahap III: Parenthood

Pasangan yang sudah menikah setidaknya ada satu anak yang tinggal hidup bersama.

Tahap IV: Postparenthood

Sebuah pasangan menikah yang sudah tua dimana tidak ada anak yang tinggal hidup bersama.

Tahap V: Dissolution

17

Page 18: Skenario 2 WU A11.docx

Salah satu pasangan sudah meninggal.

2. Siklus Hidup Keluarga Model Non-Traditional

1) Family Household

a. Childless Couples: pasangan yang memilih untuk tidak memiliki anak dikarenakan oleh pasangan tersebut lebih memilih pada pekerjaan.

b. Pasangan yang menikah diumur diatas 30 tahun – menikah terlalu lama dikarenakan karir dimana memutuskan untuk memiliki sedikit anak atau justru malah tidak memiliki anak.

c. Pasangan yang memiliki anak di usia yang terlalu dewasa (diatas 30 tahun).d. Single Parent I: single parent yang terjadi karena perceraian.e. Single Parent II: pria dan wanita muda yang mempunyai satu atau lebih anak

diluar pernikahan.f. Single Parent III: seseorang yang mengadopsi satu atau lebih anak.g. Extended Family: seseorang yang kembali tinggal dengan orang tuanya untuk

menghindari biaya yang dikeluarkan sendiri sambil menjalankan karirnya. Misalnya anak, atau cucu yang cerai kemudian kembali ke rumah orang tuanya.

2) Non-Family Household

a. Pasangan tidak menikahb. Perceraian tanpa anakc. Single Person: orang yang menunda pernikahan atau bahkan memutuskan untk

tidak menikahd. Janda atau duda

Tahapan Tugas

Pengalamandari keluarga asal

Membangun hubungan dengan orang tua, saudara danteman-teman

Menyelesaikan sekolah

Meninggalkan rumah Membedakan diri dengan keluaga asal dan mengembangkan hubungan sesamadewasa dengan orang tua

Membantung hubungan pertemanan yang intim

Memulai karir/pekerjaan

18

Page 19: Skenario 2 WU A11.docx

Tahap pra pernikahan Memilih pasangan

Mengembangkan hubungan

Memutuskan untuk menikah

Tahap pasangat tanpa anak

Mengembangkan cara hidup bersama yang didasarkan atas realitas danbukannya proyeksi bersama

Mengatur kembali hubungan dengan keluarga asal dan teman-teman, dan melibatkan pasangan

Keluarga dengan anak kecil

Mengatur kembali sistem pernikahan dengan memberi tempatpada keberadaan anak

Memulai peran sebagai orang tua

Mengatur kembali hubungan dengan keluarga asal dengan melibatkan peran saudara dan kakek/nenek

Keluarga dengan anak remaja

Mengatur kembali hubungan orang tua-anak untuk memberikan tempat pada kebebasan yang lebih besar

Mengatur kembali hubungan pernikahan dan memusatkan pada masalah tengah baya dan karir

Melepas anak Membereskan masalah paruh baya

Mengatur ulang hubungan orang tua anak secara lebih dewasa

Mengatur kembali hubungan dengan pasangan

Mengatur kembali hubungan dengan besan, menantu, cucu dll.

Berurusan dengan kelemahan dan kematian, terutama pada keluarga asal

Kehidupan usia lanjut Mengatasi penuaan fisik

Menangani peran anak yang lebih besar dalam mengatur keluarga besar

Menangani kehilangan karena kematian pasangan dan teman-

19

Page 20: Skenario 2 WU A11.docx

teman

Mempersiapkan kematian, kilas balik kehidupan dan integrasi

Genogram

Genogram adalah suatu alat bantu berupa peta skema (visual map) dari silsilah keluarga pasien yang berguna bagi pemberi layanan kesehatan untuk segera mendapatkan informasi tentang nama anggota keluarga pasien, kualitas hubungan antar anggota keluarga. Genogram adalah biopsikososial pohon keluarga, yang mencatat tentang siklus kehidupan keluarga, riwayat sakit di dalam keluarga serta hubungan antar anggota keluarga.

Di dalam genogram berisi : nama, umur, status menikah, riwayat perkawinan, anak-anak, keluarga satu rumah, penyakit-penyakit spesifik, tahun meninggal, dan pekerjaan. Juga terdapat informasi tentang hubungan emosional, jarak atau konflik antar anggota keluarga, hubungan penting dengan profesional yang lain serta informasi-informasi lain yang relevan. Dengan genogram dapat digunakan juga untuk menyaring kemungkinan adanya kekerasan (abuse) di dalam keluarga.

Genogram idealnya diisi sejak kunjungan pertama anggota keluarga, dan selalu dilengkapi (update) setiap ada informasi baru tentang anggota keluarga pada kunjungan-kunjungan selanjutnya. Dalam teori sistem keluarga dinyatakan bahwa keluarga sebagai sistem yang saling berinteraksi dalam suatu unit emosional. Setiap kejadian emosional keluarga dapat mempengaruhi atau melibatkan sediktnya 3 generasi keluarga.Sehingga idealnya, genogram dibuat minimal untuk 3 generasi.

Dengan demikian, genogram dapat membantu dokter untuk :a. mendapat informasi dengan cepat tentang data yang terintegrasi antara

kesehatan fisik dan mental di dalam keluargab. pola multigenerasi dari penyakit dan disfungsi

20

Page 21: Skenario 2 WU A11.docx

Simbol Genogram

(Sumber: Sloane, 2002)

21

Page 22: Skenario 2 WU A11.docx

2. Memahami Dan Menjelaskan Mekanisme Yang Mendasari Berbagai Gangguan Serta Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Kesehatan

FAKTOR INTERNAL

1. Pola makan tidak sehat Dengan semakin majunya budaya dan teknologi, semakin membuat orang-orang harus bekerja dan bergerak dengan cepat. Hal ini membuat pola makan kita menjadi tidak sehat, dengan mengkonsumsi makanan cepat saji, yang sangat menggiurkan

22

Page 23: Skenario 2 WU A11.docx

ketikamenyantapnya. Mie instant ketika malas untuk memasak makanan yang sesungguhnya.Belum lagi ketika mengkonsumsi minuman berkarbonasi.

2. Kelelahan Ketika bekerja dalam mencukupi kebutuhan hidup, apalagi yang sudah berkeluarga, beban itu semakin berlipat, terkadang sampai tidak memperdulikan tanda-tanda tubuh yang menyatakan kalau tubuh sudah waktunya untuk berisitirahat.Sehingga membuat kondisi kesehatan kita menjadi turun dan rentan terkena penyakit.

3. Stress /tertekanDalam menghadapi tuntutan hidup yang membuat kita harus bekerja lebih keras lagi, manusia tidak luput dari rasa tertekan, stress, putus asa, dan sebagainya.

4. Gaya hidup tidak sehat Dengan masuknya budaya dari luar, dan pergaulan, membuat gaya hidup tidak sehat, dengan merokok, “dugem” sampai dengan mengkonsumsi obat-obatan terlarang, hal tersebut terkadang merupakan salah satu cara “pelarian”.

5. Kurang istirahat dan olahraga Dengan adanya tuntutan pekerjaan, problema hidup, stress yang berkepanjangan, tak jarang manusia selalu memikirkannya, bekerja sampai larut malam, sehingga membuat kurang isitrahat dan juga kurang berolah raga untuk membuat tubuh tetap fit.

6. Obat-obatan kimiaPada saat sakit tidak jarang orang-orang minum obat untuk meredakan sakit yang di derita, baik itu dengan menggunakan resep dokter atau dengan obat bebas. Untuk menunjang kesehatan pun, terkadang mengkonsumsi vitamin-vitamin.

FAKTOR EKSTERNAL

1. Radiasi ponselSemua orang baik tua maupun muda, 90% menggunakan handphone, menurut penelitian, radiasi yang dikeluarkan dari handphone, lama kelamaan dapat mengakibatkan efek yang negative terhadap otak kita.

2. Polusi udaraDengan semakin berkembangnya teknologi dan bertambahnya penduduk dunia, membuat polusi udara semakin meningkat, mengapa begitu ?Karena semakin banyak dibangun pabrik untuk memenuhi kebutuhan dari pasar, kendaraan semakin banyak, dari hari ke hari jalanan semakin macet.Asap knalpot kendaraan dan pabrik mengandung karbon monoksida.

3. Jadi perokok pasifPerokok pasif merupakan seorang penghirup asap rokok dari orang yang sedang merokok. Akibatnya lebih berbahaya dibandingkan perokok aktif.Bahkan bahaya yang harus ditanggung perokok pasif tiga kali lipat dari bahaya perokok aktif.Setyo Budiantoro dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) mengatakan, sebanyak 25 persen zat berbahaya yang terkandung dalam rokok masuk ke

23

Page 24: Skenario 2 WU A11.docx

tubuh perokok, sedangkan 75 persennya beredar di udara bebas yang berisiko masuk ke tubuh orang di sekelilingnya.Konsentrasi zat berbahaya di dalam tubuh perokok pasif lebih besar karena racun yang terhisap melalui asap rokok perokok aktif tidak terfilter. Sedangkan racun rokok dalam tubuh perokok aktif terfilter melalui ujung rokok yang dihisap. “Namun konsentrasi racun perokok aktif bisa meningkat jika perokok aktif kembali menghirup asap rokok yang ia hembuskan.”Racun rokok terbesar dihasilkan oleh asap yang mengepul dari ujung rokok yang sedang tak dihisap. Sebab asap yang dihasilkan berasal dari pembakaran tembakau yang tidak sempurna. Dapat anda bayangkan seberapa beresikonya perokok pasif.

4. Efek rumah kaca Dari asap pabrik, kendaraan bermotor, asap rokok, asap pembakaran sampah, hal ini memicu terjadinya efek rumah kaca. Meningkatnya kadar karbondioksida diudara merupakan permasalahan yang sangat serius dan mesti diperhatikan sejak dari sekarang. Jika hal ini dibiarkan berlarut, justru akan mengancam kehidupan makhluk hidup. Meningkatnya kadar karbondioksida di atmosfer dapat menyebabkan terjadinya efek rumah kaca (green house effect) atau lebih dikenal dengan pemanasan global suhu bumi.Pada dasarnya, karbondioksida tidak berbahaya bagi manusia. Namun, kenaikan kadar karbondioksida diudara dapat mengakibatkan peningkatansuhu permukaan bumi. Efek rumah kaca terjadi dikarenakan karbondioksida yang ada di atmosfer melebihi ambang batas.Gas karbondioksida dapat dilewati oleh semua sinar/cahaya yang dipancarkan oleh matahari. Akan tetapi ketika memantul dipermukaan bumi dan kembali keatmosfer, sinar tertentu akan tertahan dan terperangkap kemudian dipantulkan lagi ke bumi. Fenomena ini persis seperti sebuah rumah yang terbuat dari kaca, dimana suhu didalamnya sangat panas.Dua faktor tersebut yang setiap hari kita hadapi.Segala hal yang dapat mengganggu Kesehatan, sedikit demi sedikit kita investasikan di dalam tubuh kita semenjak kita lahir sampai dengan sekarang.Semakin banyak pula orang yang mengalami sakit kritis, seperti kanker, serangan jantung, stroke, diabetes, kolesterol, gagal ginjal, dan lain sebagainya.

Konsep Rumah Sehat

Definisi Rumah Sehat:

Rumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah.

Ciri Rumah Sehat:

24

Page 25: Skenario 2 WU A11.docx

Persyaratan Kesehatan Rumah Tinggal menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut:

1. Bahan Bangunan

a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan, antara lain sebagai berikut :

a) Debu Total tidak lebih dari 150 µg m3.

b) Asbes bebas tidak melebihi 0,5 fiber/m3/4jam.

c) Timah hitam tidak melebihi 300 mg/kg.

b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme patogen.

2. Komponen dan penataan ruang rumah

Komponen rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis sebagai berikut:

a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan.b. Dinding

a) Di ruang tidur, ruang keluarga dilengkapi dengan sarana ventilasi untuk pengaturan sirkulasi udara.

b) Di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah dibersihkan.

c. Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan.d. Bumbung rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus¬ dilengkapi

dengan penangkal petir.e. Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang tamu, ruang

keluarga, ruang makan, ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi dan ruang bermain anak.

f. Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana pembuangan asap.

3. Pencahayaan

Pencahayaan alam atau buatan langsung atau tidak langsung dapat menerangi seluruh bagian ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak menyilaukan.

4. Kualitas Udara

Kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai berikut :

a. Suhu udara nyaman berkisar antara l8°C sampai 30°C.

25

Page 26: Skenario 2 WU A11.docx

b. Kelembaban udara berkisar antara 40% sampai 70%c. Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jamd. Pertukaran udarae. Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8jamf. Konsentrasi gas formaldehide tidak melebihi 120 mg/m3

5. Ventilasi

Luas penghawaan atau ventilasi a1amiah yang permanen minimal 10% dari luas lantai

6. Binatang penular penyakit

Tidak ada tikus bersarang di rumah.

7. Air

a. Tersedia air bersih dengan kapasitas minmal 60 liter/hari/orangb. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan air minum

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8. Tersediannya sarana penyimpanan makanan yang aman dan hygiene.

9. Limbah

a. Limbah cair berasal dari rumah, tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau dan tidak mencemari permukaan tanah.

b. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, tidak menyebabkan pencemaran terhadap permukaan tanah dan air tanah.

10. Kepadatan hunian ruang tidur

Luas ruang tidur minimal 8m2 dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak dibawah umur 5 tahun

Masalah perumahan telah diatur dalam Undang-Undang pemerintahan tentang perumahan dan pemukiman No.4/l992 bab III pasal 5 ayat l yang berbunyi “Setiap warga negara mempunyai hak untuk menempati dan atau menikmati dan atau memiliki rumah yang layak dan lingkungan yang sehat, aman , serasi, dan teratur”

Bila dikaji lebih lanjut maka sudah sewajarnya seluruh lapisan masyarakat menempati rumah yang sehat dan layak huni. Rumah tidak cukup hanya sebagai tempat tinggal dan berlindung dari panas cuaca dan hujan, Rumah harus mempunyai fungsi sebagai :

a. Mencegah terjadinya penyakitb. Mencegah terjadinya kecelakaan

26

Page 27: Skenario 2 WU A11.docx

c. Aman dan nyaman bagi penghuninyad. Penurunan ketegangan jiwa dan sosial

Kriteria Lingkungan Sehat

a. Memiliki sumber air bersih dan sehat serta tersedia sepanjang tahun (Permenkes no. 416/MENKES/PER /IX/1990 ttg Persyaratan kualitas air bersih & air minum)

b. Memiliki tempat pembuangan kotoran, sampah, dan air limbah yang baik (jarak min ± 100m dari TPS)

c. Dapat mencegah terjadinya perkembangbiakan vektor penyakit, seperti nyamuk, tikus, dan lain-lain

d. Letak perumahan jauh dari pencemaran. Mis: kawasan industri (min 5 km)

Rumah yang buruk/kumuh dapat medukung terjadinya penularan penyakit dan gangguan kesehatan:

a. Infeksi saluran napas.

b. Infeksi pada kulit.

c. Infeksi akibat infestasi tikus.

d. Arthropoda.

e. Kecelakaan.

f. Mental.

g. Sick Building Syndrome

h. Batuk kering, iritasi mata dan THT, kulit kering dan

i. Gatal, badan lemah > 2 minggu

3. Memahami Dan Menjelaskan Hak Dan Kewajiban Keluarga Dalam Merawat Anggota Keluarga Yang Sakit Dalam Islam

Kewajiban-Kewajiban Orang yg Sakit: 1) Orang yang sakit memiliki kewajiban untuk senantiasa ridha terhadap qadha Allah

Subhanahu wa Ta’ala, bersabar atas taqdir-Nya serta berbaik sangka kepada Rabbnya. Itu yang lebih baik baginya.

27

Page 28: Skenario 2 WU A11.docx

2) Seyogyanya orang yang sedang sakit memiliki perasaan antara rasa takut dan harap, yaitu takut akan siksa Allah ‘Azza wa Jalla atas dosa-dosanya dan berharap akan rahmat Allah ‘Azza wa Jalla kepadanya. Sikap ini didasarkan pada hadits dari Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu yang mengatakan:

�ف� �ي ك ف�ق�ال� �م�و�ت ال في و�ه�و� اب� ش� ع�ل�ى د�خ�ل� �م� ل و�س� �ه �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى �ي �ب الن �ن� أ

ول� س� ر� ف�ق�ال� ي �وب ذ�ن �خ�اف� أ +ي ن و�إ �ه� الل ج�و ر�� أ +ي �ن أ �ه الل س�ول� ر� �ا ي �ه و�الل ق�ال� �جد�ك� ت

�ال إ �م�و�طن ال ه�ذ�ا �ل مث في �د: ع�ب ق�ل�ب في �مع�ان ت �ج� ي ال� �م� ل و�س� �ه �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى �ه الل�خ�اف� ي مم�ا �ه� و�آم�ن ج�و �ر� ي م�ا �ه� الل ع�ط�اه�

� أ

3) Seberat apapun sakit yang diderita, tidak boleh baginya untuk berangan-angan ingin mati. Hal ini karena ada hadits Ummul Fadhl Radhiyallahu’anha, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam pernah datang kepada mereka tatkala ‘Abbas Radhiyallahu’anhu (paman Rasulullah) menderita sakit, hingga ‘Abbas berangan-angan ingin mati.

4) Jika ia masih memiliki tanggungan atas hak-hak orang lain, hendaklah ia tunaikan kepada yang berhak apabila hal itu mudah baginya. Jika tidak mudah, hendaklah ia berwasiat (kepada keluarganya). Sesungguhnya Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam berkata:

يوم �أتي ي �ن� أ �ل� ق�ب اليه فليؤدEه و�ماله� أ ضه عر� من� �خيه ال Hم�ة� م�ظ�ل عنده �ت� �ان ك م�ن�

صاحبه وأعطي �ه� من خذ�� أ Hح ص�ال Hع�م�ل �ه� ل �ان� ك ن� إ Hه�م در� و�ال Hار� دين فيه يقبل ال القيامة

�ه �ي ع�ل ف�ح�مل�ت ه ب ص�اح �ات +ئ ي س� من� خذ�� أ صالح عمل �ه� ل �ن� �ك ي �م� ل ن� و�إ

“Barang siapa pernah mendhalimi hak saudaranya dalam hal harga diri atau hartanya, hendaklah ia selesaikan sebelum datang hari kiamat, hari yang tidak diterima dinar tidak pula dirham. Jika ia punya amalan shalih maka diambil darinya lalu diberikan kepada orang yang punya hak. Jika ia tidak punya amalan shalih, maka diambil dosa-dosa orang yang bersangkutan lalu dibebankan kepadanya.”

5) Orang yang sakit hendaknya bersegera untuk menyiapkan wasiat karena ada sabda RasulullahShallallahu’alaihi wa Sallam:

Hة� �وب �ت م�ك �ه� �ت و�و�صي ال إ فيه �وصي� ي �ن� أ �ريد� ي Hء ي� ش� �ه� ل و �ن �ي �ت �ل �ي ل يت� �ب ي : م ل م�س� ام�رئ: Tح�ق م�ا

�د�ه� ن ع“Tidak benar bagi seorang muslim yang bermalam dua malam sedangkan ia punya sesuatu yang ingin diwasiatkannya kecuali semestinya wasiat itu telah ditulis di sisinya.”Ibnu Umar Radhiyallahu’anhuma berkata: “Tidaklah berlalu satu malam sejak aku mendengar RasulullahShallallahu’alaihi wa Sallam mengatakan itu kecuali sudah kutulis wasiatku.” Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim juga Ashabus Sunan maupun yang lain.

28

Page 29: Skenario 2 WU A11.docx

6) Wajib baginya untuk memberikan wasiat kepada sanak kerabatnya yang tidak menerima warisan darinya. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

�ن د�ي �و�ال ل ل �ة� �و�صي ال ا Vر� ي خ� ك� �ر� ت ن� إ �م�و�ت� ال �م� ح�د�ك� أ ح�ض�ر� ذ�ا إ �م� �ك �ي ع�ل ب� �ت ك

�قين� �م�ت ال ع�ل�ى ح�قXا وف �م�ع�ر� ال ب ين� ب ق�ر�� و�األ�

“Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) kematian, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiatlah untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma`ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.” (Al-Baqarah: 180)

7) Boleh baginya untuk berwasiat dengan sepertiga hartanya, tidak boleh lebih.8) Hendaklah dalam berwasiat ini disaksikan oleh dua orang yang jujur yang muslim. Jika

tidak ada maka bisa dengan dua orang (yang jujur) non muslim dengan diminta agar keduanya bersumpah untuk bisa dipercaya apabila ragu akan persaksiannya.

9) Adapun berwasiat agar hartanya diberikan kepada kedua orang tua dan sanak kerabat yang berhak menerima warisan dari orang yang meninggalkan warisan itu, maka ini tidak boleh dilakukan. Karena hal ini sudah dimansukh dengan ayat tentang warisan. Dan telah dijelaskan pula oleh RasulullahShallallahu’alaihi wa Sallam dengan penjelasan yang paling sempurna, ketika beliau berkhutbah pada haji Wada’. Kata beliau:

و�ارث: ل �ة� و�صي و�ال ح�ق�ه� ح�ق� ذي ��ل ك �ع�ط�ى أ �ه� الل �ن إ

“Sesungguhnya Allah telah memberikan hak kepada setiap yang punya hak,dan tidak ada wasiat bagi ahli waris.”

10) Diharamkan membuat wasiat yang mendatangkan mudharat (kerugian) bagi orang lain, seperti berwasiat agar sebagian ahli waris jangan diberikan hak warisnya atau berwasiat agar melebihkan sebagian ahli waris atas sebagian yang lain. Hal ini disebabkan adanya firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

د�ان �و�ال ال ك� �ر� ت مم�ا Hيب�ص ن اء +س� لن و�ل �ون� ب ق�ر�� و�األ� د�ان �و�ال ال ك� �ر� ت مم�ا Hيب�ص ن ج�ال لر+ ل

وضVا م�ف�ر� Vا �صيب ن �ر� �ث ك و�� أ �ه� من �ق�ل مم�ا �ون� ب ق�ر�

� و�األ�“Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan.” (An-Nisaa’: 7)

11) Wasiat yang lalim (tidak adil) hukumnya batil lagi tertolak, karena adanya sabda RasulullahShallallahu’alaihi wa Sallam:

Eرد فهو ليسمنه ما هذا امرنا في احدث من

29

Page 30: Skenario 2 WU A11.docx

“Barang siapa yang mengada-adakan perkara baru dalam (agama) kami ini yang tidak ada asal darinya, maka ia tertolak.”

12) Ketika banyak terjadi kebid’ahan pada sebagian besar kaum muslimin di masa ini. Begitu pula dalam permasalahan yang berkaitan dengan jenazah. Maka termasuk kewajiban seorang muslim adalah untuk berwasiat agar disiapkan (urusan kematiannya) dan agar dikuburkan berdasarkan Sunnah (tuntunan Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam), sebagai pengamalan terhadap firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (At-Tahrim: 6)

Menjenguk Orang Sakit dan Hukumnya

Orang sakit adalah orang yang lemah, yang memerlukan perlindungan dan sandaran. Perlindungan (pemeliharaan, penjagaan) atau sandaran itu tidak hanya berupa materiil sebagaimana anggapan banyak orang, melainkan dalam bentuk materiil dan spiritual sekaligus.

Karena itulah menjenguk orang sakit termasuk dalam bab tersebut. Menjenguk si sakit ini memberi perasaan kepadanya bahwa orang di sekitarnya (yang menjenguknya) menaruhperhatian kepadanya, cinta kepadanya, menaruh keinginan kepadanya, dan mengharapkan agar dia segera sembuh. Faktor-faktor spiritual ini akan memberikan kekuatan dalam jiwanya untuk melawan serangan penyakit lahiriah. Oleh sebab itu, menjenguk orang sakit, menanyakan keadaannya, dan mendoakannya merupakan bagian dari pengobatan menurut orang-orang yang mengert. Maka pengobatan tidak seluruhnya bersifat materiil (kebendaan). Karena itu, hadits-hadits Nabawi menganjurkan "menjenguk orang sakit"Dari abu musa r.a. berkata, bersabda Rasulullah saw.: jenguklah orang sakit, dan berikanlah makanan kepada orang yang lapar, dan bebaskanlah tawanan. (H.R. Bukhari)

Hak orang islam terhadap orang islam lainnya ada enam:1) Apabila engkau berjumpa dengannya berilah salam kepadanya.2) Apabila ia mengundangmu penuhilah undangnnya itu.3) Apabila ia meminta nasehat kepadamu, nasehatilah dia.4) Apabila ia bersin, lalu memuji allah, maka doakanlah ia olehmu.5) Apabila ia sakit, tengoklah ia, dan apabila ia meninggal dunia, maka iringkanlah dia.

(H.R. Muslim)

Menjenguk orang yang terbaring sakit.Sebagian ulama telah menetapkan menjenguk orang sakit ini sebagai fardhu kifayah, seperti halnya memberi makan orang yang kelaparan dan membebaskan tawanan. Jumhur ulama berpendapat bahwa menjenguk ini pada dasarnya hukumnya sunnah. Namun pada perkembangannya ia menjadi wajib di beberapa kalangan tertentu.

30

Page 31: Skenario 2 WU A11.docx

Perintah menjenguk orang sakit mengandung hikmah, dapat meringankan beban mental keluarganya, sebagai ungkapan kasih sayang, mengingatkan manusia akan mati, memberikan dorongan kejiwaan dan menghibur, dan lain-lain.

Hak dan Kewajiban Keluarga Terhadap Orang Sakit

Ada dua hak orang sakit yang harus dipenuhi oleh anggota masyarakat atau keluarganya. Hak orang sakit yang pertama dan utama adalah bebas dari segala tanggung jawab social yang normal. Artinya orang yang sedang sakit mempunyai hak untuk tidak melakukan pekerjaan sehari-hari yang biasa dia lakukan. Hal ini boleh dituntut, namun tidaklah selalu mutlak, tergantung tingkat keparahan atau tingkat persepsi dari penyakit tersebut. Apabila tingkat keparahan sakitnya rendah maka orang tersebut mungkin saja tidak perlu menuntut haknya. Dan seandainya menuntut haknya harus tidak secara penuh. Maksudnya, ia tetap dalam posisinya tetapi perannya dikurangi, dalam arti volume dan frekuensi kerjanya dikurangi.

Tetapi bila tingkat keparahannya tinggi maka hak tersebut harus dituntutnya, misalnya menderita penyakit menular. Hak tersebut haruslah dituntut karena bila tidak akan dapat menimbulkan konsekuensi ganda, yaitu disamping produktivitas kerja menurun atau bahkan dapat menambah beratnya penyakit.

Hak yang kedua adalah hak untuk menuntut bantuan atau perawatan kepada orang lain. Didalam masyarakat yang sedang sakit berada dalam posisi yang lemah, lebih-lebih bila sakitnya berada dalam derajat keparahan yang tinggi. Anggota keluarga dan anggota masyarakat berkewajiban untuk membantu dan merawatnya. Oleh karena tugas penyembuhan dan perawatan memerlukan keahlian tertentu, maka tugas ini didelegasikan kelpada lembaga-lembaga masyarakat atau individu tertentui seperti dokter, perawat, bidan dan petugas lainnya.

Kewajiban keluarga merawat orang sakit :

1. Mengenal gangguan kesehatan setiap anggotanya. Keluarga mempunyai peranan yang amat penting dalam mengembangkan, mengenal, dan menemukan masalah kesehatan dalam keluarga sebagai antisipasi menjaga kesehatan dalam keluarganya

2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat. Keluarga merupakan pusat pengambilan keputusan terpenting, termasuk membuat keputusan tentang masalah kesehatan keluarga. Keluarga dalam tugasnya mengambil keputusan bagi anggota keluarga disebut sebagai pelayanan rujukan kesehatan primer

3. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit dan tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu muda

4. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga

31

Page 32: Skenario 2 WU A11.docx

5. Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada

Bimbingan terhadap pasien yang sakaratul maut

Orang sakit biasanya mengalami krisis psikologis dalam dirinya, oleh karena itu hendaknya didampingi dan diberi perhatian lebih, serta dorongan motivasi untuk kesembuhannya. Doa-doa serta dzikir dirasa mampu mengurangi rasa sakit orang yang merasakannya. Karena dalam doa dan dzikir tersebut terdapat ilmu ikhlas sebagai hamba Allah swt yang tidak mempunyai daya dan upaya dihadapan-nya. Kita dapat mendampinginya sebagai wujud bertawaqal dan menyerahkan diri kepada Allah swt dan menyadari segalanya kembali atas kehendaknya.

Mati adalah kata yang tidak disukai oleh kebanyakan orang. Banyak yang menghindar darinya. Kematian itu sendiri tentunya lebih ditakuti dari sekadar kata mati. Tidak hanya oleh manusia, binatang pun takut mati. Seakan tidak ada yang sudi mati. Hal ini wajar bagi makhluk yang bernyawa, karena mati merupakan sebab berpisahnya seorang dari hal yang ia senangi, berpisah dari dunia dan segala isinya. Sementara manusia memang mencintai dunia dan seisinya. Sebagaimana firman Allah Subhaanahu Wata'ala, yang artinya; “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Al-Imran: 14).

Di sisi lain, ada yang menyangka bahwa kematian menjanjikan ketenangan. Karenanya, kita sering mendengar kasus bunuh diri. Orang itu mengira kematian merupakan solusi ampuh untuk mengatasi semua masalah. Ada juga golongan manusia yang sepanjang harinya bermaksiat, seakan-akan maut tidak akan menjemputnya.

4. Memahami Dan Menjelaskan Konsep Dan Fungsi Keluarga Dalam Islam

Konsep keluarga menurut islam secara substansial tidak begitu berbeda dengan bentuk konsep keluarga sakinah yang ada pada hukum Islam yaitu membentuk rumah tangga yang bernafaskan Islam, yang mawaddah wa rahmah. Hanya pada poin-poin tertentu yang memberi penekanan yang lebih dalam pelaksanaannya, seperti hal-hal yang menyangkut tentang hak dan kewajiban atau peran suami-istri di dalam rumah tangga.

Keluarga Sakinah adalah keluarga yang terbentuk dari pasangan yang baik kemudian menerapakan nilai nilai Islam dalam melakukan hak dan kewajiban rumah tanggasertam mendidik anak dalam suasana mawadah warohmah. Dan difirmankan Allah SWT dalam surat Ar-Ruum ayat 21 artinya :

32

Page 33: Skenario 2 WU A11.docx

“ Dan diantara tanda-tanda ia ciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri agar kamu merasa tenang kepadanya dan dijadikannyadiantaramu rasa cinta dan kasih sayan. Sesungguhnyadalam hal ini terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang memikirkan “. (QS. Ar-Ruum : 21).

Dalam berkeluarga ada beberapa yang perlu dipahami, antara lain :

1. Memahami hak suami terhadap istri dan kewajibban istri terhadap suamia. Menjadikannya sebagai Qowwam (yang bertanggung jawab)

Suami wajib ditaati dan dipatuhi dalam setiap keadaan kecuali yang bertentangan dengan syariat islam karena suami adalah pemimpin yang Allah pilihkan untuk wanita.

b. Menjaga kehormatan diriMenjaga akhlak dalam pergaulan, izzah suami dalam segala hal, dan tidak memasukan orang lain ke dalam rumah tanpa seizin suami

c. Berkhidmat kepada suamiMenyiapkan dan melayani kebutuhan lahhir batin suami, menyiapkan keberangkatan dan mengantarkan kepergian, suara istri tidak melebihi suara suami, berterima kasih terhadap perlakuan dan pemberian suami

2. Memahami hak istri terhadap suami dan kewajiban suami terhadap istria. Istri berhak mendapat maharb. Mendapat perhatian penuh dan kebutuhan lahir batinc. Mendapatkan nafkah sandang pangan papand. Mendapakan pengajaran Diinul Islam dan pengajaran yang lain dan suami

memberi sarana dan mengawasie. Suami mengajak istri menghadiri majlis ta’lim dan lain-lain tentang

ketaqwaanf. Mendapatkan perlakuan yang lembut dengan penuh kasih sayang disaat apa

pun

Fungsi Keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat perlu diberdayakan fungsinya agar dapat mensejahterakan umat manusia.

a. Dalam Islam fungsi keluarga meliputi :Penerus misi umat Islam

Dalam sejarah, dapat kita lihat bagaimana islam sanggup berdiri tegap dalam menghadapi berbagai ancaman dan bahaya. Demikianlah berlomba-lomba untuk mendapatkan keturunan yang bermutu merupakan faktor penting yang telah memelihara keberadaan umat islam yang sedikit. Pada waktu itu menjadi pendukung islam dalam mempertahankan kehidupannya (berkeluarga)

33

Page 34: Skenario 2 WU A11.docx

b. Perlindungan terhadap akhlak

Islam memandang pembentukan keluarga sebagai sarana efektif memelihara pemuda dari kerusakan dan melindungi masyarakat dari kekacauan. Karena itulah Rasulullah bersabda : “Wahai pemuda, siapa diantara kalian yang berkemampuan maka menikahlah, karena nikah lebih melindungi mata dan farji, dan barang siapa yang tidak mampu maka hendaklah shoum, karena shoum itu baginya daalah penenang”. ( HR. AL-Khosah dari Abdullahbin Mas’ud )

c. Wahana pembentukan generasi Islam

Keluarga lah sekolah kepribadian pertama dan utama bagi anak.

Penyair kondang Hafidz Ibrohim mengatakan :” Ibu adalah sekolah bagi anak-anaknya. Bila engkau mendidiknya berarti engkau telah menyiapkanbangsa yang baik perangainya.” Ibu sangat berperan dalam pendidikan keluarga, sementara ayah mempunyai tugas yaitu menyediakansarana bagi berlangsungnya pendidkan tersebut. Keluarga lah yang menerapkan sunnah Rasul dari bangun tidur sampai sampai akan tidur lagi. Maka tercipta lah generasi islam yang handal dan berkualitas

d. Memelihara status sosial dan ekonomi

Dalam pembentukan keluarga, islam mewujudkan ikatan dan persatuan. Dengan adanya ikatann keturunan maka diharapkan akan mempererat tali persaudaraan anggota masyarakat dan bangsa.

Islam memperbolehkan pernikahan antar bangsa Arab dan Ajam ( Non Arab ),antara kulit putih dan kulit hitam, anatara orang timur dengan orang barat. Berdasarkan fakta ini Islam sudah mendahului semua “system Demokrasi” dalam mewujudkan persatuan ummat

Fungsi ekonomi dalam keluarga akan Nampak. Rasul bersabda : “ Nikahilah wanita, karena ia akan mendatangkan Maal.” (HR. Abu Dawud, dari Urwah RA). Perkawinan adalah sarana untuk mendapakan sarana keberkahan dibandingkan dengan bujangan, berkeluarga lebih hemat ekonomis dan lebih giat dalam mencari nafkah.

e. Menjaga kesehatan

Pernikahan memelihara para pemuda yang sering melakukan kebiasaan onani yang menguras tenaga dan dapat mencegah penyakit kelamin.

f. Memantapkan spiritual (Ruhiyyah)

Pernikahan sebagai pelengkap dari keimanan dan pelapang jalan menuju sabilillah, hati menjadi tenang bersih dari berbagi kecenderungan dan jiwa terlindung dari berbagai was was

34

Page 35: Skenario 2 WU A11.docx

DAFTAR PUSTAKA

Friedman, M. Marilyn.( 1998). Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik.Jakarta : EGC.

Goldenberg, I., & Goldenberg, H. (2008). Family therapy: An overview. Belmont, CA: Thomson Brooks/Cole.

Sudiharto.(2007). Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan Transkultural. Jakarta:EGC.

Suprajitno.(2004). Asuhan Keperawatan Keluarga.Jakarta : EGC.

Sloane, P.D., Slatt, L.M., Ebell, M.H., & Jacques, L.B. (2002).  Essential ofFamily Medicine (4th Ed.).  Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins (page 24)

McDaniel, S., Campbell, T.L., Hepworth, J., & Lorenz, A. (2005).Family - Oriented Primary Care (2nd Ed.). New York: Springer (page 42) 

Undang-Undang RI no 1 tahun 1974 tentang perkawinan. Available at :http://www.bkn.go.id/bapek/peraturan/undang-undang-uu/82-uu-no-1-tahun-1974-tentang-perkawinan.html (Last Update: 2015, December 10)

Hak dan Kewajiban Orang Tua. Available at :http://roudhotulilmi.blogspot.com/2011/11/hak-dan-kewajiban-orang-tua.html(Last Update 2015, December 12)

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 829 Menkes SK/VII/1999 Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan. Available at : http://journal.unair.ac.id/filerPDF/KESLING-2-1-04.pdf (Last Update 2015, December 11)

Kewajiban-Kewajiban Orang Sakit. Available at :http://darussunnah.or.id/artikel-islam/nasehat/kewajiban-kewajiban-orang-sakit/ (Last Update 2015, December 11)

Kewajiban Orang Tua dan Anak dalam Islam. Available at: http://al-islam-indonesia.blogspot.com/2012/05/kewajiban-orang-tua-dan-anak-dalam.html (Last Update 2015, December 12)

35