Top Banner

of 36

Skenario 2. Sistem Kardiovaskuler

Oct 16, 2015

Download

Documents

ARAALIFFIA

lala
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Kardiovaskuler2.1.1 Pengertian Sistem Kardiovaskuler Sistem kardiovaskular merupakan penghubung antara lingkungan eksternal dan lingkungan cairan internal tubuh. Sistem ini membawa nutrien dan gas ke semua sel, jaringan, organ, dan sistem organ, serta membawa produk akhir metabolik keluar darinya. Sistem ini merupakan sistem transportasi dalam tubuh dan merupakan bagian dari sistem sirkulasi (Sloane, 2003).2.1.2 Fungsi Sistem Kardiovaskuler Fungsi sistem kardiovaskular adalah memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan dan organ tubuh yang diperlukan dalamproses metabolisme. Secara normal setiap jaringan dan organ tubuh akan menerima aliran darah dalam jumlah yang cukup sehingga jaringan dan organ tubuh menerima nutrisi dengan adekuat.Sistem kardiovaskular yang berfungsi sebagai sistem regulasi melakukan mekanisme yang bervariasi dalam merespons seluruh aktivitas tubuh.Salah satu contoh adalah mekanisme meningkatkan suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan tertentu, darah akan lebih banyak dialirkan pada organ-organ vitalseperti jantung dan otak untuk memeliharasistem sirkulasi organtersebut (Guyton, 2012)

2.2 Komponen Sistem Kardiovaskuler 2.2.1 JantungJantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang terletak antara kedua paru-paru di bagian tengah rongga toraks (dada) sekitar garis tengah antara sternum atau tulang dada disebelah anterior dan vetebra (tulang pungung) disebelah posterior.Jantung berukuran kurang lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya. Bentuknya seperti kerusut tumpul. Fungsi jantung adalah memompa darah (Setiadi, 2007).Jantung dilapisi perikardium adalah kantong berdinding ganda yang dapat membesar dan mengecil, membungkus jantung dan pembuluh darah besar. Bagian-bagian perikardium (Sloane, 2003) :1. Lapisan luar adalah lapisan fibrosa tersusun dari serabut kolagen yang membentuk lapisan jaringan ikat rapat untuk melindungi jantung(Sloane, 2003).2. Lapisan dalam adalah lapisan serosa, yang terdiri dari (Sloane, 2003):a. Membran viseral (epikardium) menutup permukaan jantung.b. Membran parietal melapisi permukaan bagian dalam fibrosa perikardium.Pada jantung ada rongga perikardial adalah ruang potensial antara membran viseral dan parietal. Didalamnya ada cairan perikardial disekresi lapisan serosa untuk melumasi membrane dan mengurangi friksi atau gesekan antara lapisan-lapisan perikardium ketika jantung berdenyut. Dinding Jantung, terbagi 3 yaitu (Sloane, 2003):a. Epikardium (luar), tersusun dari lapisan sel-sel mesotelial.b. Miokardium (tengah), terdiri dari jaringan otot jantung yang berkontraksi untuk memompa darah. Berkas-berkas serat otot jantung saling menjalin dan tersusun secara spiral melingkari jantung, disebabkan oleh pemutaran-pemutaran kompleks yang terajadi pada jantung semasa perkembangan mudigah. Akibatnya, sewaktu ventrikel berkontraksi dan memendek garis tengah bilik ventrikel berkurang sekaligus disertai penarikan apeks ke atas ke arah bagian atas jantung dengan gerakan memutar. Hal ini menimbulkan efek memeras yang secara efisien meinmbulkan tekanan pada darah di dalam bilik tertutup dan mengarahkannya ke atas lubang masuk arteri-arteri besar yang keluar ke pangkal ventrikel. Tiap-tiap sel otot jantung saling berhubungan untuk membentuk serat yang bercabang-cabang, dengan sel-sel yang berdekatan dihubungkan ujung-ujung pada struktur khusus yang dikenal sebagai diskus interkalatus (Sloane, 2003).

c. Endokardium (dalam), tersusun dari lapisan endotelial.Jantung terdiri dari empat ruang yaitu : atrium kanan dan kiri dipisahkan oleh septum intratrial; dan ventrikel kanan dan kiri dipisahkan oleh septum interventrikular (Sloane, 2003).a. Atrium kanan, letaknya bagian dalam superior kanan jantung, menerima darah dari seluruh jaringan kecuali paru-paru (Sloane, 2003).b. Atrium kiri, dibagian superior kiri jantung, berukuran lebih kecil dari atrium kanan, tetapi dindingnya lebih tebal. Atrium kiri menampung empat vena pulmonalis yang mengembalikan darah teroksigenasi dari paru-paru (Sloane, 2003).c. Ventrikel kanan, terletak di bagian inferior kanan pada apeks jantung. Darah meninggalkan ventrikel kanan melalui trunkus pulmonar dan mengalir melewati jarak yang pendek ke paru-paru (Sloane, 2003).d. Ventrikel kiri, terletak di bagian inferior kiri apeks jantung. Tebal dindingnya 3 kali tebal dinding ventrikel kanan. Darah meninggalkan ventrikel kiri melalui aorta dan mengalir ke seluruh bagian tubuh kecuali paru-paru (Sloane, 2003).Katup pada jantung fungsinya untuk memastikan bahwa darah mengalir dalam arah yang sesuai melalui jantung. Ada tiga, katup jantung yaitu (Sloane, 2003):1. Katup trikuspid terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan. Katup ini memiliki tiga daun katup jaringan ikat fibrosa irregular yang dilapisi endokardium.Jika tekanan darah pada atrium kanan lebih besar daripada tekanan darah di atrium kiri, daun katup trikuspid terbuka dan darah mengalir dari atrium kanan ke ventrikel kanan. Jika tekanan darah dalam ventrikel kanan lebih besar dari darah di atrium kanan, daun katup akan menutup dan mencegah aliran balik ke dalam atrium kanan(Sloane, 2003).2. Katup bikuspid terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri. Katup ini melekat pada chordae tendineae dan otot papilaris, fungsinya sama dengan fungsi katup trikuspid(Sloane, 2003).3. Katup semilunar aorta dan pulmonar terletak di jalur keluar ventrikular jantung sampai aorta dan trunkus pulmonar. Kedua katup ini lebih dikenal sebagai katup semilunar, yang terdiri dari tiga kuspis berbentuk sabit, yang tepi konveksnya melekat pada bagian dalam pembuluh darah. Tepi bebasnya memanjang ke dalam lumen pembuluh. Katup semilunar pulmonar terletak antara ventrikel kanan dan trunkus pulmonar. Katup semilunar aorta terletak anatara ventrikel kiri dan aorta. Perubahan tekanan dalam ventrikel, dalam aorta, dan dalam pembuluh pulmonar menyebabkan darah hanya mengalir ke dalam pembuluh dan mencegah aliran balik ke dalam ventrikel (Setiadi, 2007).

Gambar 1. Anatomi JantungAliran darah ke jantung, dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan sirkuitnya yaitu (Sloane, 2003):1. Sirkuit pulmonar (untuk menuju dan meninggalkan paru-paru) atrium kanan katup trikuspid ventrikel kanan katup semilunar trunkus pulmonar arteri pulmonar kanan dan kiri kapilar paru vena pulmonar atrium kiri2. Sirkuit sistemik ( menuju dan meninggalkan bagian tubuh) atrium kiri katup bikuspid ventrikel kiri katup semilunar trunkus aorta regia dan organ tubuh (otot, ginjal, otak, dll).

Sistem pengaturan kinerja jantung, terdiri dari (Sloane, 2003):1. Serabut purkinje yakni serabut otot jantung khusus yang mampu menghantarkan impuls dengan kecepatan lima kali lipat kecepatan hantaran serabut otot jantung. 2. Nodus sinotrial (nodus S-A) adalah suatu massa jaringan otot khusus yang terletak di dinding posterior atrium kanan tepat dibawah pembukan vena kava superior. Kinerjanya dipengaruhi oleh saraf simpatis dan saraf parasimpatis. Fungsi nodus S-A ini adalah untuk mengatur frekuensi irama jantung.3. Nodus atrioventrikular (nodus A-V) terletak di bawah dinding posterior atrium kanan. Fungsinya untuk menunda impuls sepeseratus detik, sampai ejeksi darah atrium selesai sebelum terjadi kontraksi ventrikular.4. Berkas A-V (berkas His) adalah sekelompok besar serabut purkinje yang berasal dari nodus A-V dan membawa impuls di sepanjang septum interventrikular menuju ventrikel. Ada percabangan berkas kanan dan kiri. Siklus jantung mencakup periode dari awal kontraksi (sistole) dan relaksasi (diastole) jantung sampai akhir sistole dan distole berikutnya.a. Kontraksi jantung mengakibatkan perubahan tekanan dan volume darah dalam jantung dan pembuluh utama yang mengatur pembukaan dan penutupan katup jantung serta aliran darah yang melalui ruang-ruang dan masuk ke arteri (Fatma, 2006).b. Walaupun sisi kiri dan kanan jantung memiliki tekanan atrium dan ventrikular yang berbeda, sisi tersebut berkontraksi dan berelaksasi bersamaan serta secara serempak mengeluarkan volume darah yang sama (Fatma, 2006).Peristiwa mekanik dalam siklus jantung, terdiri dari tiga kejadian penting, diantaranya adalah :1. Pembentukan aktivitas listrik sewaktu jantung secara otoritmis mengalami depolarisasi dan repolarisasi.2. Aktivitas mekanis yang terdiri dari periode sistole (kontraksi dan pengosongan) dan diastol (relaksasi dan pengisian) berganti-ganti, yang dicetuskan oleh siklus listrik yang berirama.3. Arah aliran darah melintasi bilik-bilik jantung, yang ditentukan oleh pembukaan dan penutupan katup-katup akibat perubahan tekanan yang dihasilkan oleh aktivitas mekanis.Bunyi jantung ada beberapa macam, seperti :1. Lup-dup. Lup mengacu pada saat katup A-V menutup. Dup mengacu pada saat katup semilunar menutup. Dapat didengar menggunakan stetoskop.2. Bunyi ketiga atau keempat disebabkan vibrasi pada dinding jantung saat darah mengalir dengan cepat ke dalam ventrikel.3. Murmur adalah bunyi jantung yang tidak wajar dikarenakan penyempitan yang menghambat aliran darah ke depan atau katup yang tidak sesuai yang memungkinkan aliran balik darah.Frekuensi jantung yang normal berkisar 60 s/d 100 denyut per menit dan tidak normal seperti takikardia, frekuensinya melebihi 100 denyut per menit, dan bradikardia, frekuensinya kurang dari 60 denyut per menit.Pengaturan frekuensi jantung dilakukan oleh :a. Impuls aferen menjalar ke jantung melalui saraf simpatis dan parasimpatis susunan saraf otonom.b. Impuls eferen (sensorik) yang menuju pusat kendali jantung yang berasal dari reseptor di berbagai sistem kardiovaskular.Hal lain yang mempengaruhi frekuensi jantung, diantaranya (Fatma, 2006):a. Stimulasi pada hampir semua saraf kutan, seperti reseptor untuk nyeri, panas, dingin dan sentuhan atau oleh input emosional dari sistem saraf pusat (Fatma, 2006).b. Bergantung pada keseimbangan elektrolit berdasarkan kadarnya, meningkat atau berkurang (Fatma, 2006).

Jumlah darah yang di pompa keluar oleh tiap-tiap ventrikel dipengaruhi dua jenis kontrol, yaitu (Fatma, 2006):1. Kontrol intrinsik, yang berkaitan dengan seberapa banyak aliran balik vena. Kontrol ini bergantung pada hubungan panjangtegangan otot jantung, yang serupa dengan yang terdapat di otot rangka. Peningkatan serat otot jantung, dengan bergerak mendekati panjang optimum, meningkatkan ketegangan kontraksi jantung pada sistole yang akhirnya mempengaruhi curah jantung (Fatma, 2006).2.Kontrol ekstrinsik, yang berkaitan dengan tingkat stimulasi simpatis pada jantung. Stimulasi simpatis dan epinefrin meningkatkan kontraktilitas jantung, yang mengacu kepada kekuatan kontraksi pada setiap volume disatole akhir; dengan kata lain, jantung berkontraksi lebih kuat dan memeras lebih banyak darah yang dikandungnya,sehingga ejeksi lebih sempurna, apabila mendapat stimulasi simpatis (Fatma, 2006).3. Pengaruh tambahan lainnya, seperti : hormon medular adrenal, ion, usia dan ukuran tubuh, maupun penyakit kardiovaskular (Fatma, 2006). 2.2.2 Pembuluh Darah Sifat-sifat struktural dari setiap bagian sistem pembuluh darah sistemik menentukan peran fisiologisnya dalam integrasi fungsi kardiovaskuler. Dinding pembuluh darah arteri terdiri dari tiga lapis:1. Lapisan luar disebut tunika advensia : tersusun dari jaringan ikat dan mengandung serabut syaraf, pembuluh darah yang mempengaruhi dinding arteri (vasavasorum).2. Lapisan tengah disebut tunika media : terdiri dari kolagen, serat otot polos dan elastis dan mempertahankan elastisitas dan ketegangan arteri juga berfungsi sebagai penyokong primer dari arteri.3. Lapisan dalam disebut tunika intima: lapisan mulus sel-sel endotel yang menyediakan permukaan non-trombogenik untuk aliran darah.

Dinding pembuluh darah vena juga teridiri dari tiga lapisan yang sama dengan arteritapi lebih tipis.Sirkulasi sistemik terdiri dari (William, 2008):1. Arteri, berfungsi untuk transportasi darah dengan tekanan yang tinggi ke jaringan. Karena itu sistem arteri mempunyai dinding yang kuat dan darah mengalir dengan cepat menuju jaringan. Dinding aorta dan arteri relatif mengandung banyak jaringan elastis. Dinding tersebut teregang waktu sistole dan mengadakan recoil pada saat diastole (William, 2008).2. Arteriol adalah cabang terujung dari system arteri dan berfungsi sebagai katup pengontrol untuk mengatur pengaliran ke kapiler. Arteriol merupakan tempat utama resistensi aliran darah dan perubahan kecil pada diameternya menyebabkan perubahan yang besar pada resistensi perifer (William, 2008).3. Kapiler, berfungsi sebagai tempat pertukaran cairan dan nutrisi antara darah dan ruang interstitial (William, 2008).4. Venula, dinding venul hanya sedikit lebih tebal daripada kapiler. Berfungsi menampung darah dari kapiler dan secara bertahap bergabung kedalam vena yang lebih besar (William, 2008).5. Vena, berfungsi sebagai jalur transformasi dari jaringan kembali ke jantung. Karena tekanan vena sangat rendah maka dinding vena tipis, walaupun demikian dinding vena berotot dan ini memungkinkan vena untuk berkontraksi sehingga mempunyai kemampuan untuk menyimpan atau menampung darah dalam jumlah kecil atau tergantung dari kebutuhan tubuh (William, 2008). Perbedaan ukuran pembuluh darahPembuluh DarahTebal dindingDiameter lumenLuas penampang

Aorta2 mm2,5 mm4,5 mm

Arteri1 mm0,4 cm20 cm

Arteriol20 mikron30 mikron400 cm

Kapiler1 mikron5 mikron4.500 cm

Venul1 mikron20 mikron4000 cm

Vein0,5 mm5 mm40 cm

Vena cava3,5 mm3 cm18 cm

Segmen vaskulera.Arteri dan arteriolArteri merupakan perpanjangan dari aorta, mempunyai jaringan yang elastik dapat melebar atau menyempit. Pada saat terjadi ejeksi ventrikel arteri menjadi membesar karena tekanan yang lebih tinggi dan ketika katup aorta menutup dan ejeksi berhenti, regangan jaringan elastik menjadi menurun (Little, 1997).b.Vena dan venulaMerupakan saluran untuk mengalirkan darah dari perifer dan masuk ke aliran sistemik. Otot polos venula dipersarafi oleh sistem saraf simpatetik.Vena mempunyai volume yang besar dan tekanannya lebih rendah. Vasokontriksi vena dipengaruhi oleh saraf simpatik yang mempersarafi otot polos vena sehingga darah dapat terdorong ke jantung. Aliran darah ke jantung juga dipengaruhi oleh gaya gravitasi (Little, 1997).2.2.3 DarahDarah adalah sejenis jaringan ikat yang sel-selnya tertahan dan dibawa dalam plasma. Lebih berat dan lebih kental dibanding air. Mempunyai bau khas, dengan pH 7,4. Warna merah pada darah dipengaruhi oleh jumlah oksigen didalamnya. Volume darah total sekitar 5l pada laki-laki dewasa, pada perempuan dewasa kurang dari 5l (Sloane, 2003).Komponen darah, yaitu :1. Plasma darah. Cairan bening kekuningan yang unsur pokoknya sama dengan sitoplasma. Plasma terdiri dari 92% air dan mengandung campuran kompleks zat organik dan anorganik.a. Protein plasma. Jumlahnya mencapai 7%, tidak dapat menembus membran kapilar untuk mencapai sel. 3 jenis protein plasma, yaitu : Albumin, protein plasma terbanyak, jumlahnya 55-60%, ukurannya paling kecil. Albumin disintesis dalam protein untuk tekanan osmotik koloid darah. Koloid adalah zat berdiameter kurang dari 1 nm. Plasma mengandung koloid dan kristaloid. Tekanan osmotik koloid ditentukan oleh jumlah koloid dalam larutan. Globulin, membentuk sekitar 30% plasma. Alfa dan beta globulin disintesis dihati, fungsi utamanya sebagai molekul pembawa lipid, beberapa hormon, berbagai substrat, dan zat penting bagi tubuh lainnya. Gamma globulin disebut juga imunoglobulin. Ada 5 jenis imunoglobulin yang diproduksi jaringan limfoid dan berfungsi dalam imunitas. Fibrinogen, membentuk 4% protein plasma, disintesis dihati dan merupakan komponen esensial dalam mekanisme pembekuan darah.b. Plasma darah juga mengandung nutrien (meliputi asam amino, gula, lipid yang diabsorbsi dari saluran pencernaan), gas darah (meliputi O2, CO2, dan N), elektrolit plasma (meliputi ion natrium, kalium, magnesium, klorida, kalsium bikarbonat, fosfat, dan ion sulfat), mineral, hormon, vitamin, dan zat-zat tersisa.2. Elemen pembentuk darah. Terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan trombosit. Hematopoises elemen pembentuk darah pertama kali berlangsung dalam kantong kuning telur dan berlanjut dihati, limfa, nodus limfe, dan seluruh sumsum tulang janin yang sedang berkembang. Setelah lahir dan masa kanak-kanak, sel-sel darah terbentuk dalam sumsum semua tulang. Pada orang dewasa, sel darah hanya dibentuk dalam sumsum tulang merah dalam tulang membranosa seperti sternum, iga, vertebra, dan tulang ilia girdel pelvis. Sel-sel darah yang sudah matang masuk kesirkulasi utama dari sumsum tulang melalui vena rangka. Semua sel darah diturunkan dari hemositoblas pada sumsum tulang, dibagi menjadi : Proeritoblas, mengalir melalui sejumlah tahapan dari eritoblas basofilik, eritoblas kromatofilik, normoblas, sampai retikulosit, dan setelah matang menjadi eritrosit. Selama perkembangan eritrosit mensintesis hemoglobin, dan melepas organelnya. Nukleus mengecil dan keluar dari sel. Setelah nukleus hilang, eritrosit tetap dalam sumsum tulang selama beberapa hari hingga matang kemudian dilepaskan kedalam sirkulasi. Mieloblas merupakan sel promielosit yang mengalami penyimpangan dalam perkembangannya dan menjadi tiga jenis sel darah yang disebut granulosit (terdiri dari neutrofil, eosinofil, dan basofil). Limfoblas dan monoblas. Limfoblas merupakan asal limfosit, sedangkan monoblas adalah asal monosit. Keduanya disebut agranulosit. Megakarioblas, membentuk megakariosit, yang merupakan asal dari trombosit.Eritrosit merupakan diskus bikonkaf, bentuknya bulat dengan lekukan pada sentralnya dan berdiameter 7,65 m. Terbungkus dalam membran sel dengan permeabilitas tinggi, elastis, dan fleksibel sehingga dapat menembus kapilar. Jumlah eritrosit pada pria 4,2-5,5 juta sel per mm3, sementara pada perempuan 3,2-5,2 juta sel per mm3. Setiap eritrosit mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin, yang volumenya mencapai sepertiga sel. Trombosit atau keping darah berjumlah 250.000-400.000 per mm3.Merupakan fragmen tanpa nukleus yang berasal dari megakariosit raksasa multinukleus dalam sumsum tulang.Ukurannya mencapai setengah ukuran eritrosit. Sitoplasmanya terbungkus membran plasma dan mengandung berbagai jenis granula yang berhubungan dengan proses koagulasi darah. Berfungsi dalam homeostasis dan perbaikan pembuluh nadi yang robek (Setiadi, 2007).

Gambar 2. EritrositHemoglobin tersusun dari protein globin yang terdiri dari 4 rantai polipeptida yang melekat pada 4 gugus hem yang mengandung zat besi dan berperan dalam pewarnaan darah. Pada orang dewasa (HgA), rantai polipeptidanya terdiri dua rantai alfa dan dua rantai beta yang identik. Pada janin (HgF), terdiri dari dua rantai alfa dan dua rantai gamma. Afinitas HgF terhadap oksigen lebih tinggi daripada HgA. Hemoglobin berfungsi untuk membawa O2, saat terjadi pertukaran oksigen dalam sel hemoglonbin akan membawa CO2 dan membentuk karbaminohemoglobin yang membawa 20% CO2 dalam darah, sisanya dibawa dalam bentuk ion bikarbonat (Setiadi, 2007).Fungsi eritrosit adalah mentranspor O2 keseluruh jaringan melalui pengikatan hemoglobin terhadap O2. Eritrosit berperan penting dalam pengaturan pH darah karena ion bikarbonat dan hemoglobin merupakan buffer asam-basa. Pengaturan produksi eritrosit dilakukan oleh eritropoietin, yaitu hormon glikoprotein yang terutama diproduksi oleh ginjal. Hormon lain seperti kortison, tiroid, dan pertumbuhan juga membantu produksi eritrosit.Eritrosit bersirkulasi selama 120 hari sebelum rapuh dan pecah.Eritrosit tidak mempunyai nuklei, mitokondria, dan RE, namun enzim sitoplasmanya mampu menghasilkan ATP. Fragmen eritrosit yang rusak akan mengalami fagositosis oleh makrofag dalam limfa, hati, sumsum tulang, dan jaringan tubuh lain. Globin HgA terdegradasi menjadi asam amino yang diperbaharui untuk sintesis protein selular.Hemoglobin diubah menjadi biliverdin dan kemudian menjadi bilirubin yang dilepas kedalam plasma yang kemudian diserap hati dan disekresi dalam empedu. Sebagian besar zat besi yang dilepas oleh hemoglobin diambil untuk diperbaharui dalam proses sintesis HgA selanjutnya (Hermawan, 2010).Leukosit atau sel darah putih.Jumlah normal leukosit adalah 7.000-9.000 per mm3.Infeksi pada jaringan menyebabkan peningkatan jumlah total leukosit.Fungsi leukosit untuk melindungi tubuh terhadap invasi benda asing.Sebagian besar aktivitasnya berlangsung dalam jaringan bukan dalam darah. Hal ini karena leukosit bersifat diapedesis yaitu kemampuan menembus pori membran kapilar dan masuk kedalam jaringan. Leukosit bergerak sendiri dengan gerakan amuboid.Pelepasan zat kimia oleh jaringan yang rusak menyebabkan leukosit bergerak kemotaksis.Semua leukosit adalah fagositosit, terutama neutrofil dan monosit.Leukosit bertahan selama satu hari dalam sirkulasi setelah diproduksi disumsum tulang sebelum masuk ke jaringan. Lama leukosit bertahan dalam jaringan bergantung pada jenisnya (Setiadi, 2007).

Gambar 3. LeukositLeukosit diklasifikasikan sebagai berikut :1. Granulosit (mempunyai granula sitoplasma)a. Neutrofil Jumlahnya mencapai 60%. Mempunyai granula kecil berwarna merah muda dalam sitoplasmanya. Nukleusnya memiliki 3-5 lobus yang terhubung dengan kromatin. Berdiameter 9-12 m. Neutrofil sangat aktif dan fagositik sehingga berfungsi untuk menyerang benda asing pada jaringan yang terinfeksi.b. Eosinofil Mempunyai granula sitoplasma yang kasar dan besar. Nukleusnya berlobus 2. Berdiameter 12-15 m. Sifat fagositiknya lemah. Berfungsi dalam detoksifikasi histamin yang diproduksi sel mast dan jaringan yang cedera saat inflamasi berlangsung. Mengandung peroksidase dan fosfatase yang mampu menguraikan protein.c. Basofil Mencapai kurang dari 1% leukosit. Mempunyai sejumlah granula sitoplasma besar tidak beraturan. Berdiameter 12-15 m. Mengandung histamin untuk meningkatkan aliran darah kejaringan yang cedera, antikoagulan heparin untuk membantu mencegah penggumpalan darah intravaskular.2. Agranulosit (tanpa granula sitoplasma)a. Limfosit Mencapai 30% jumlahnya. Rentang hidupnya mencapai beberapa tahun. Mengandung nukleus berwarna biru gelap, bulat dikelilingi lapisan tipis sitoplasma. Berdiameter 5-8 m. Berasal dari sel-sel batang sumsum tulang merah yang melnjutkan diferensiasi dan proliferasi dalam organ lain. Berfungsi dalam reaksi imunologis.b. Monosit Jumlahnya mencapai 3-8%. Berdiameter 12-18 m. Nukleusnya besar berbentuk seperti telur dikelilingi sitoplasma berwarna biru pucat. Sangat fagositik dan aktif. Jika telah meninggalkan aliran darah, monosit menjadi histiosit jaringan (makrofag tetap) (William, 2008).2.2.4 Hormon dan Ion Pada Jantung Hormon yang berpengaruh terhadap kerja jantung.Banyak hormon dalam darah yang berpengaruh terhadap system kardiovaskular. Hormon vasodilator antara lain adalah kinin, VIP dan ANP. Hormon vasokontriktor dalam darah antara lain adalah vasopressin, norepinefrin, epinefrin, dan angiotensin II. Selain itu terdapat hormone natriuretik yang juga berpengaruh terhadap peningkatan tekanan darah (Ganong, 2008).Pengaruh ion terhadap kerja jantung, di antaranya adalah sebagai berikut :1. Kenaikan konsentrasi ion kalsium menyebabkan vasokonstriksi. Hal ini akibat pengaruh umum kalsium untuk merangsang kontraksi otot polos.2. Kenaikan konsentrasi ion kalium menyebabkan vasodilatasi3. Kenaikan konsentrasi ion magnesium menyebabkan vasodilatasi hebat karena ion magnesium umumnya menghambat kontraksi otot polos.4. Kenaikan konsentrasi ion hidrogen menyebabkan dilatasi arteriol (Guyton dan Hall, 2012). 2.2.5 Saraf Pada Jantung Jantung dipersarafi oleh serabut simpatis, parasimpatis dan sistem saraf antonom melalui pleksus kardiakus.Saraf simpatis berasal dari trunkus simpatikus bagian servikal dan torakal bagian atas dan saraf simpatis berasal dari n. vagus.Serabut eferen post-ganglion berjalan ke nodus sinus artialis dan nodusatrionventrikularis yang tersebar kebagian jantung yang lain. Serabut eferen berjalan bersama nervus vagus dan berperan sebagai reflex kardiovaskular yang berjaln bersama saraf simpatis.System kardiovaskular banyak dipersyarafi oleh serabut-serabut system syaraf otonom. Sistem syaraf otonom dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu; system parasimpatis dan simpatis dengan efek yang saling berlawanan dan bekerja bertolak belakang untuk mempengaruhi perubahan pada denyut jantung. Contohnya: stimulasi system simpatis bisanya disertai oleh hambatan sistem parasimpatis. Sebaliknya stimulasi parasimpatis dan hambatan simpatis merupakan dua kejadian yang terjadi serentak. Kerja yang bertolak belakang ini mempertinggi ketelitian pengaturan saraf oleh system saraf otot. Baroreseptor atau presoreseptor, terletak dilengkung aorta dan sinus karotikus. Reseptor ini peka sekali terhadap perubahan dinding pembuluh darah akibat perubahan tekanan arteri. Kemoreseptor yang terletak dalam badan karotis danaorta, terangsang melalui penurunan kadar oksigen dalam arteria, peningkatan tekanan karbondioksida dan peningkatan kadar ion hydrogen (penurunan pHdarah). Apabila reseptor terangsang akan timbul dua jenis respons refleks: peningkatan kecepatan denyut jantung (reflex Bainbridge) dan dieresis, yang menyebabkan penurunan volume. Jalur aferen dalam nervus vagus danglosofaringeus membawa impuls dari reseptor ke otak. Pusat vasomotor atau pusat pengaturan kardiovaskular terletak pda bagian atas medulla oblongata dan pons bagian bawah. Pusat kardioregulator ini menerima impuls dari baroresesptor dan kemoreseptor, dan meneruskanya kejantung dan pembuluh darah melaluiserabut syaraf parasimpatis dan simpatis (Hermawan, 2010).

2.3 Sistem LimfatikSistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh.Limfa (bukan limpa) berasal dari plasma darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya. Cairan ini kemudian dikumpulkan oleh sistem limfa melalui proses difusi ke dalam kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi Susunan limfe: Mirip plasma, kadar protein lebih kecil, penambahan oleh kelenjar limfe menjadikan kadar limfosit tinggi Komponen sistem yang lain: saluran limfe dan kelenjar limfe (nodus limfe) Bersama organ limpa, hati dan sumsum tulang membentuk Retikulo-Endotelial Sistem (RES) (Guyton, 2012).2.3.1 Struktur Mikroskopik dan Makroskopik Sitem Limfatik Makroskopik :a. Anterior pada incisurab. Facies diafragmaticac. Impressio viscera : gaster, colon (flexura), ginjal d. Hilum : berhubungan dengan cauda pancreas e. Fiksasi : ligamen gastrolicum, ligamen Lieno-renalisMikroskopik :a. Lapisan serosa di luar (peritonium)b. Lapisan fibromuskular di dalam: trabekel menembus ke dalam isinya c. Pulpa merah : terutama sinusid vena d. Pulpa putih : limfosit, lymphofollikel (badan malphigi)2.3.2 Fungsi Sistem Limfatik 1. Mengembalikan kelebihan cairan jaringan yang keluar dari kapiler. Jika cairan tidak dikeluarkan maka cairan tersebut akan terkumpuldalam ruangan antar sel dan mengakibatkan edema.2. Mengembalikan protein plasmake dalam sirkulasi. Setiap protein plasma yang keluar dari kapiler menuju ruang antar jaringan diasorbsi ke dalam pembuluh limfe. Jika protein dibiarkan terakumulasi maka tekananosmotik cairan jaringan akan meningkat dan mengacaukan dinamika kapilar.3. Pembuluh limfatik khusus mentranspor nutrien yang terasorbsi, terutama lemak dari sistem pencernaan ke dalam darah.4. Sistem limfatikmengeluarkan zat zat toksis dan debris selular dari jaringan setelah infeksi atau kerussakan jaringan.5. Sistem limfatik mengendalikan kualitas aliran cairan jaringan denga cara menyaringnya melalui nodus-nodus limfe sebalum mengembalikan ke sirkulasi (Sloane, 2003)2.3.3 Mekanisme Pengaturan Sistem Limfatik Limfatik yang terletak di setiap bagian tubuh yang terpisah dari sistem saraf pusat.Bagian yang paling penting dari sistem adalah sumsum tulang, limpa, kelenjar timus, kelenjar getah bening, dan amandel. Organ lain termasuk jantung, paru-paru, usus, hati, dan kulit serta mengandung jaringan limfatik(Setiadi, 2007). Kunci pembuluh limfatik adalah saluran toraks, yang dimulai di dekat bagian bawah tulang belakang dan amasses limfe dari anggota tubuh bagian bawah, panggul, perut, dan dada bagian bawah. Pasti akan meloncat ke atas melalui dada dan mengalir ke dalam darah melalui vena besar dekat dengan sisi kiri leher. Duktus limfatik yang tepat merakit limfe dari sisi kanan leher, dada, dan lengan, dan mengalir ke pembuluh darah besar di dekat sisi kanan leher. Limfosit adalah sel-sel darah putih pada kelenjar getah bening yang memfasilitasi tubuh memerangi infeksi dengan menciptakan antibodi yang annihilates materi asi(Setiadi, 2007). Pertama, bahwa sejumlah kecil protein yang terus keluar dari kapiler darah akan masuk ke dalam interstisium.Hanya sejumlah kecil protein yang bocor (jikaada), yang kembali ke sirkulasi melalui ujung-ujung vena dari kapiler darah. Oleh karena itu, protein-protein ini cenderung berakumulasi di cairan interstisial, dan halini kemudian akan meningkatkan tekanan osmotik koloid cairan interstisial (Setiadi, 2007).Kedua, peningkatan yang terjadi pada tekanan osmotik koloid dalam cairaninterstisial akan menggeser keseimbangan daya pada membran kapiler darah dalam membantu filtrasi cairan ke dalam interstisium. Oleh karena itu,cairan bertukar tempat secara osmosis keluar melalui dinding kapiler masuk ke dalam interstisium akibat protein,sehingga meningkatkan volume cairan interstiasial dan tekanan cairan interstisial(Setiadi, 2007).Ketiga, peningkatan tekan cairan interstisial akan sangat meningkatkan kecepatan aliran limfe, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Hal tersebut kemudian membawa keluar kelebihan volume cairan interstisial dan kelebihan protein yang telah terakumulasi dalam ruang interstisial. Jadi,begitu konsentrasi protein cairan interstisial mencapai nilai tertentudan menyebabkan peningkatan dan tekan yang sebanding dalam volume cairan interstisial dan tekanan cairan interstisial, pengembalian protein dan cairan melalui sistem limfatik menjadi cukup besar untuk mengimbangi secara tepat kecepatan bocornya protein dan cairan ke dalam interstisium dari kapiler darah. Oleh karena itu, nilai kuantitatif dari semua faktor ini akan mencapai keadaan yang mantap, faktor-faktor tersebut akan tetap seimbang pada nilai ini sampai terjadi perubahan pada kecepatan bocornya protein dan cairan dari kapiler darah (Setiadi, 2007).

Gambar 4. Mekanisme sistem limfatik

2.4 HemodinamikaStruktur dan fungsi pembuluh darah. Pembuluh darah adalah serangkaian tuba tertutup yang bercabang dan membawa darah dari jantung ke jaringan kemudian kembali ke jantung. Ada tiga jenis pembuluh darah utama, arteri, kapiler, dan vena (Setiadi, 2007).1. Arteri berfungsi untuk membawa darah meninggalkan jantung. Jenis arteri elastik arteri terbesar pada jantung memiliki dinding yang tersusun terutama dari jaringan elastik.a. Arteri mukular. Arteri elastik bercabang menjadi arteri muscular berukuran sedang dan memiliki serabut otot polos pada dindingnya untuk memproses stimulasi saraf. Arteri ini disebut arteri penyebar penghantar).b. Arteri kecil tersusun dari otot dan serabut elastik dalam jumlah yang beragam. Komposisi jumlahnya bergantung pada ukuran dan posisi arteri.c. Arteriol yang merupakan arteri kecil dengan lumen sempit dan dinding muskeler tebal, membawa darah kejaringan kapiler, pembuluh ini disebut arteri tahanan.2.Kapiler adalah saluran mikroskopik untuk pertukaran mikroskopik untuk pertukaran nutrien dan zat sisa diantara darah dan jaringan.kapiler menghubungkan arteriol dan venula.a. Pada sisi kapilar yang berasal dari satu arteriol, sebuah sfingter prekapiler otot polos mengendalikan aliran darah yang masuk ke jaringan-jaringan kapiler.b. Velositas aliran darah dalam jaringan-jaringan kapiler terlalau lambat untuk memungkinkan terjadinya pertukaran nutrient , zat sisa, dan gas-gas.c. Keseluruhan area kapiler sangat luas, dengan area permukaan diperkirakan sekitar 7.000 meter persegi pada tubuh orang dewasa.d. Anastomis arterio vena adalah saluran alternative yang memungkinkan darah mengalir langsung dari sirkulasi arteri ke sirkulasi vena tanpa harus melalui kapilar.3.Vena berfungsi membawa darah kembali ke atrium jantung. Peredarah darah tertutup, yang terjadi dimana darah mengalir hanya melalui pembuluh darah, tanpa pernah langsung menembus sel-sel atau jaringan tubuh. Peredaran darah ganda. Sistem peredaran darah manusia disebut sistem peredaran darah ganda, sebab sekali darah berdar melintasi jantung sebanyak dua kali. Sistem peredaran ini dibedakan menjadi:a. Sistem peredaran darah kecil (sistem peredaran paru-paru) merupakan sistem peredaran yang membawa darah dari jantung ke paru-paru kembali lagi ke jantung. Pada peristiwa ini terjadi difusi gas di paru-paru, yang mengubah darah yang banyak mengandung CO2 dari jantung menjadi O2 setelah keluar dari paru-paru. Mekanisme aliran darah sebagai berikut:Ventrikel kanan jantung > Arteri pulmonalis > paru-paru > vena pulmonalis > atrium kiri jantungb. Sistem peredaran darah besar (peredaran darah sistemik)merupakan sistem peredaran darah yang membawa darah yang membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh. Darah yang keluar dari jantung banyak mengandung oksigen. Mekanisme aliran darah sebagai berikut:Ventrikel kiri > aorta > arteri superior dan inferior > sel / jaringan tubuh > vena cava inferior dan superior > atrium kanan jantung (Sloane, 2003)

Gambar 5. Hemodinamika

2.5 Tanda - tanda vitalPengukuran yang paling sering dilakukan okeh praktisi kesehatan adalah pengukuran tekanan darah, denyut nadi, frekuensi pernapasan, suhu dan saturasi oksigen. Sebagai indikator dari status kesehatan, ukuran-ukuran ini menandakan keefektifan sirkulasi, respirasi, fungsi neural dan endokrin tubuh. Karena sangat penting, maka disebut dengan tanda vital. Banyak faktor seperti suhu lingkungan, latihan fisik dan efek sakit yang menyebabkan perubahan tanda vital, kadang-kadang di luar batas normal. Pengukuran tanda vital memberi data untuk menentukan status kesehatan klien yang lazim (data dasar), seperti respons terhadap stres fisik dan psikologis, terapi medis dan keperwatan, perubahan tanda vital, dan menandakan perubahan fungsi fisiologis. Perubahan pada tanda vital dapat juga menandakan kebutuhan dilakukannya intervensi keperawatan dan medis (Fatma, 2006).1. Tekanan darahAdalah daya dorong darah ke semua arah pada seluruh permukaan yang tertutup: yaitu, pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah (Sloane, 2003).Tabel tekanan darah normal (Fatma, 2006):UsiaTekanan darah (mmHg)

Bayi baru lahir (300g)40 (rerata)

1 bulan85/54

1 tahun95/65

6 tahun105/65

10-13 tahun110/65

14-17 tahun120/75

Dewasa tengah120/80

Lansia140/90

Faktor yang mempengaruhi tekanan daraha. Kecemasan, ketakutan, nyeri dan stres emosib. Jenis kelaminc. Obat-obatand. Ras (Fatma, 2006).2. Denyut nadi. Aliran darah mengaliri tubuh dalam sirkuit yang kontinyu. Impuls elektris berasal dari noduls sinoatrial (AV) berjalan melalui otot jantung untuk menstimulasi kontraksi jantung. Pada setiap kontraksi ventrikel, darah yang masuk ke aorta sekitar 60-70 ml (volume sekuncup). Pada setiap ejeksi volume sekuncup, dinding aorta berdistensi, menciptakan gelombang denyut yang dengan cepat berjalan melalui bagian akhir arteri. Gelombang denyut bergerak 15 kali lebih cepat melalui aorta dan 100 kali lebih cepat melalui arteri kecil daripada volume darah yang diejeksikan. Pada saat nadi mencapai arteri perifer, dapat dirasakan dengan mempalpasi arteri dengan ringan pada dasar tulang atau otot. Nadi adalah aliran darah yang menonjol pada arteri perifer yang dapat diraba (Fatma, 2006)..Tabel frekuensi jantung normal (Fatma, 2006):UsiaFrekuensi jantung (denyut/menit)

Bayi120-160

Toddler90-140

Prasekolah80-110

Usia sekolah75-100

Remaja60-90

Dewasa60-100

a. Faktor yang meningkatkan frekuensi nadi Perubahan postur (berdiri atau duduk) Latihan fisik jangka pendek Demam, Nyeri akut Ansietas Hemoragi (Fatma, 2006).b. Faktor yang mempengaruhi penurunan frekuensi nadi Hipotermia Nyeri berat atau kronis Posisi berbaring (Fatma, 2006).3. PernapasanPernapasan adalah mekanisme tubuh menggunakan pertukaran udara antara atmosfir dengan darah serta darah dengan sel. Pernapasan termasuk ventilasi (pergerakan udara masuk dan keluar dari paru), difusi (pergerakan oksigen dan karbondioksida antar alveoli dan sel darah merah) dan perfusi (distribusi sel darah merah ke dan dari kapiler paru) (Fatma, 2006)..

UsiaFrekuensi (x/menit)

Bayi baru lahir35-40

Bayi (6 bulan)30-50

Toddler (2 tahun)25-32

Anak-anak20-30

Remaja16-19

Dewasa12-20

Faktor yang mempengaruhi :a. Olahraga, meningkatkan ferkuensi dan kedalaman untuk memenuhi kebutuhan tubuh menambah oksigen.b. Nyeri akut, menigkatkan frekuensi dan kedalaman sebagai akibat dari stimulasi simpatik.c. Ansietas, menigkatkan frekuensi dan kedalaman sebagai akibat stimulasi simpatik.d. Anemia, penurunan kadar hemoglobin menurunkan jumlah pembawa O2 dalam darah.e. Merokok kronik, mengubah jalan arus udara paru, mengakibatkan peningkatan frekuensi.f. Posisi tubuh, postur tubuh yang lurus dan tegak meningkatkan ekspansi penuh paru (Fatma, 2006)..4. SuhuSuhu tubuh merupakan hasil keseimbangan antara produksi panas dan hilangnya panas dari tubuh ke lingkungan. Produksi panas yang dihasilkan tubuh antara lain berasal dari: metabolisme dari makanan (Basal Metabolic Rate), olahraga, kontraksi otot skelet, peningkatan produksi hormon tiroksin (meningkatkan metabolisme seluler) proses penyakit infeksi, termogenesis kimiawi (rangsangan langsung dari norepinefrin dan efinefrin atau dari rangsangan langsung simpetetik). Sedagnkan hilangnya panas tubuh terjadi melalui beberapa proses, yaitu: Radiasi adalah pemindahan panas dari suatu benda kebenda lain tanpa melaui kontak langsung, misalnya kontak langsung dengan es. Konveksi adalah pemindahan panas yang timbul akibat adanya pergerakan udara, misalnya udara yang berdekatan dengan badan akan menjadi hangat. Evaporisasi adalah pemindahan panas yang terjadi melalui proses penguapan, misalnya pernafasan dan perspiration dari kulit. Misalnya keringat menigkatkan pengeluaran panas tubuh.Suhu tubuh terjaga konstan meskipun adanya perubahan kondisi lingkungan. Hal ini disebabkan karena adanya proses pengaturan suhu melalui negatif feedback system (mekanisme umpan balik). Organ pengatur suhu yang utama adalah hipotalamus. Untuk regulasi panas tubuh diperlukan konsentrasi sodium dan kalsium yang cukup, terutama si dalam dan di sekitar hipotalamus posterior (Fatma, 2006)..

Tabel Suhu normal (Fatma, 2006):UmurSuhu (celcius)Suhu (Fahrenhheit)

Bayi baru lahir36,1-37,797-100

2 tahun37,298,9

12 tahun3798,6

Dewasa3696,8

Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu :a. Umur b. Akitifitas tubuhc. Jenis kelamind. Perubahan emosie. Perubahan cuacaf. Makanan, minuman, rokok dan lavemen (Fatma, 2006).

2.6 Gangguan Pada Sistem KardiovaskulerBeberapa contoh kelainan jantung, yang membuat kerja pompa jantung kurang efektif dan curah jantung berkurang, meliputi (Pearce, 2011):a. Aterosklerosis, penumpukan plak-plak dalam dinding pembuluh darah koroner, pada akhirnya akan mengakibatkan sumbatan aliran darah.b. Penyakit jantung iskemik, suplai darah ke miokardium tidak mencukupi, biasanya terjadi akibat aterosklerosis pada arteri koroner dan dapat menyebabkan gagal jantung.c. Infark miokardial (serangan jantung), biasanya terjadi akibat sesuatu penurunan tiba-tiba pada suplai darah ke miokardium.d. Penyakit katup jantung akan mengurangi curah darah jantung terutama saat melakukan aktivitas.Kelainan kardiovaskuler pada kapilar dan aliran limfatik (Price, 2006):a. Edema adalah akumulasi volume abnormal cairan iteraksi dalam ruang-ruang yang mengelilingi sel. Hal ini dapat disebabkan oleh setiap faktor yang meningkatkan aliran cairan dari kapilar menuju jaringan atau mengurangi aliran baliknya ke kapilar.b. Faktor-faktor yang dapat mengganggu produksi dan absorpsi normal cairan interstisial, serta mengakibatkan edema meliputi :1. Peningkatan tekanan hidrostatik (tekanan filtrasi) dalam kapilar yang terjadi akibat gagal jantung.Jantung hipoefektif hanya memompa sedikit darah yang mengakibatkan pembendungan darah dalam sistem vena dan obstruksi vena. Gagal jantung juga mengakibatkan hanya sedikit darah yang mengalir ke ginjal sehingga terjadi retensi cairan pada ginjal. Ini akan mengakibatkan peningkatan volume darah yang tidak sanggup di pompa ke luar oleh ginjal yang gagal.2. Penurunan tekanan osmotik koloid plasma yang mengganggu dinamika kapilar dapat disebabkan oleh kehilangan protein plasma bersekala besar karena penyakit ginjal atau karena kekurangan protein dalam diet(malnutrisi).3. Obstruksi limfatik mencegah pengembalian normal cairan interstisial atau protein ke sirkulasi. Ini dapat disebabkan oleh prosedur pembedahan atau infeksi yang mengakibatkan permotongan saluran limfe.4. Peningkatan permeabilitas embran kapilar akibat proses inflamasi meyebabkan kebocoran cairan dan protein kedalam ruang interstisial. Histamin dan zat yng berkaitan yang dilepas oleh jaringan rusak tersebut akan meningkatkan permeabilitas kapilar.

2.7 Hubungan Sistem Kardiovaskuler Dengan Pencabutan GigiPenderita Hipertensi yang masuk dalam stage I dan stage II masih memungkinkan untuk dilakukan tindakan pencabutan gigi karena resiko perdarahan yang terjadi saat pencabutan relatif masih dapat terkontrol. Pada penderita hipertensi dengan stage II sebaiknya di rujuk terlebih dahulu ke bagian penyakit dalam agar pasien dapat dipersiapkan sebelum tindakan (Little, 1997).Pengobatan pada pasien hipertensi biasanya digunakan lebih dari satu macam golongan obat, misalnya: golongan obat anti hipertensi (mis: captopril) dan golongan obat diuretik. Resiko-resiko yang dapat terjadi pada pencabutan gigi penderita hipertensi, antara lain :1. Resiko akibat Anestesi lokal pada penderita hipertensiLarutan anestesi lokal yang sering dipakai untuk pencabutan gigi adalah lidokain yang dicampur dengan adrenalin dengan dosis 1:80.000 dalam setiap cc larutan. Konsentrasi adrenalin tersebut dapat dikatakan relatif rendah, bila dibandingkan dengan jumlah adrenalin endogen yang dihasilkan oleh tubuh saat terjadi stres atau timbul rasa nyeri akibat tindakan invasif. Tetapi bila terjadi injeksi intravaskular maka akan menimbulkan efek yang berbahaya karena dosis adrenalin tersebut menjadi relatif tinggi. Masuknya adrenalin ke dalam pembuluh darah bisa menimbulkan: takikardi, stroke volume meningkat, sehingga tekanan darah menjadi tinggi. Resiko yang lain adalah terjadinya iskhemia otot jantung yang menyebabkan angina pectoris, bila berat bisa berakibat fatal yaitu infark miokardium. Adrenalin masih dapat digunakan pada penderita dengan hipertensi asal kandungannya tidak lebih atau sama dengan 1:200.000. Dapat juga digunakan obat anestesi lokal yang lain, yaitu Mepivacaine 3% karena dengan konsentrasi tersebut mepivacaine mempunyai efek vasokonstriksi ringan, sehingga tidak perlu diberikan campuran vasokonstriktor. 2. Resiko akibat ekstraksi gigi pada penderita hipertensiKomplikasi akibat pencabutan gigi adalah terjadinya perdarahan yang sulit dihentikan.Perdarahan bisa terjadi dalam bentuk perdarahan hebat yang sulit berhenti saat dilakukannya tindakan pencabutan gigi, atau bisa berupa oozing (rembesan darah) yang membandel setelah tindakan pencabutan gigi selesai (Little, 1997).