Top Banner

of 35

SKENARIO 2 KEHAMILAN

Apr 04, 2018

Download

Documents

Najla Mastura
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/29/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN

    1/35

    1. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN PROSES TERJADINYA KEHAMILAN1.1 PROSES FERTILISASI

    Untuk terjadinya kehamilan butuh adanya spermatozoa,ovum,pembuahan dan nidasi

    hasil pembuahan. Setiap spermatozoa terdiri atas tiha bagian yaitu kaput atau kepalaberbentuk lonjong agak gepeng dan mengandung bahan nukleus,ekor dan bagian

    silindrik leher menghubungkan kepala dengan ekornya spermatozoa dapat bergerak

    cepat.

    Dalam pertumbuhan embrional spermatozogonium berasal dari sel-sel primitif teubulus-

    tubulus testis. Setelah janin dilahirkan, jumlah spermatogonium yang ada tidak

    mengalami perubahan sampai masa pubertas tiba. Pada masa pubertas sel-sel

    spermatogonium tersebut dalam pengaruh sel-sel intertisial leydig mulai aktif

    mengadakan mitosis, dan terjadilah proses spermatogenesis yang masih sangat

    kompleks. Setiap spermatogonium membelah dua dan menghasilkan spermatosit

    primer. Spermatosit primer ini membelah dua menjadi spermtsit sekunder ; kemudian

    spermatsit sekunder membelah dua lagi dengan hasil dua spermatid yang masinh-

    masing memiliki jumlaah kromosom setengah dari jumlah yang khas unutuk jenis itu.

    Dari spermatid ini kemudian tumbuh spermatozoa

    Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di genital ridge

    janin, dan didalam janin jumlah oogonium bertambah terus sampai pada usia kehailan

    enam bulan. Pada waktu dilahirkan, bayi mempunyai sekurang-kurangnya 750.000

    oogonium. Jumlah ini berkurang akibat pertumbuhan dan degenerasi folikel-folikel.

    Pada anak berumur 6-15 tahun ditemukan 439.000 oogonium dan pada umur 1-24 tahun

    hanya 34.000 oogonium pada masa menopouse oogonium menghilang.

    Sebelum janin dilahirkan , sebagian besar oogonium mengalami perubahan-perubanhan

    pada nukleusnya. Terjadi pula migrasi dari oogonium kearah korteks ovariumsehingga

    pada waktu dilahirkan korteks ovarium terisi dengan folikel ovarium premordial.

    Padanya dapat dilihat bahwa kromosom telah berpasangan, DNAnya berduplikasi yang

    berrti bahwa sel menjadi tetraploid. Pertumbuhan selanjutnya terhenti oleh sebab yang

    belum diketahuisampai folikel terangsang dan berkembang lagi kerarah kematangan.

    Sel yang terhenti selama profase mieosis dinamakan oosit primer . olah rangsangan FSHmieosis brlangsung terus. Benda kutub (polar body) pertama disishkan dan hanya

    sedikit sitoplasma yang cukup bnyak. Poses pembelahan ini terjado sebelum ovulai.

    Proses ini disebut pematangan ovum; pematangan kedua terjadi spermatozoa membuahi

    ovum.

    Pembuahan (fertilisasi)

    Ovum yang dilepas oleh ovarium disapu olah mikrofilamen-mikrofilamen fimbira

    infundibulum tuba kearah osteum tuba abdominalis. Dan dislaurkan kearah medial.

    Ovum yang mempunyai diameter 100 mikron (0.1 mm) ditengah-tengahnya dijumpai

  • 7/29/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN

    2/35

    nukleus yang berada dalam metafase pembelahan pertama dan kedua, terapung-apung

    dalam sitoplasma yang kekuning-kuninganyaitu vitelus. Vitelus ini mengandung banyak

    zat karbohidrat dan asam amino.

    Ovum dilingkari oleh zona pelusida. Diluar zona pelusida ini ditemukan sel-sel koronaradiata, dan didalamnya terdapat ruang perivitelina, tempat benda-benda kutub. Bahan-

    bahan dari sel-sela korona radiata dapay disalurkan ke ovum melalui saluran-saluran

    halus di zona pelusida. Jumlah sel korona radiata dalam perjalanan ovum diampula tuba

    makin berkurang, sehingga ovum hanya dilingkari oleh zona pelusida pada waktu dekat

    perbatasan antara isthmus dan ampula tuba, tempat pembuahan umumnya terjadi.

    Keterangan :

    A, B, C dan D : Ovum dengan korona radiata

    E : Ovum dimasuki spermatozoa

    F dan G : Pembentukan benda kutub kedua dan akan bersatunya kedua

    pronukleus yang haploid untuk menjadi zigot

    Hasil utama pembuahan :

    1. Penggenapan kembali jumlah kromosom dari penggabungan dua paruh haploid dariayah dan dari ibu menjadi suatu bakal baru dengan jumlah kromosom diploid.

    2. Penentuan jenis kelamin bakal individu baru, tergantung dari kromosom X atau Yyang dikandung sperma yang membuahi ovum tersebut.

    3. Permulaan pembelahan dan stadium stadium pembentukan dan perkembanganembrio (embriogenesis)

    Jutaan spermatozoa ditumpahkan di forniks vaginae dan disekitar portio pada waktu

    koitus. Hanya beberapa ratus ribu yang spermatozoa ayng dapat terus ke cavum uteri

    dan tuba dan hanya beberapa ratus yang sampai ke bagian ampula tuba dimana

    spermatozoa dapat memasuki ovum yang siap dibuahi. Hanya satu psermatozoa yang

    mempunyai kemampuan (kapasitas) untu membuahi. Pada spermatozoa ditemuakn

    penigkatan konsentrasi DN dinukleusnya, dan kaputnya lebih mudah memebus dinding

    ovum oleh karena diduga dapat melepaskan hialurodinase. Fertilisasi adalah penyatuan

  • 7/29/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN

    3/35

    ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa yang biasanya berlangusung di ampula tuba.

    Fertilisasi meliputi penitrasi spermatozoa ke dalam ovum, fusi spermatozo dan ovum ,

    dan diakhiri dengan fusi materi genetik. Hanya satu spermatozia yang telah mengalami

    proses kapasitas mampu melakukan penitras membran sel ovum. Untuk mencapai

    ovum spermatoza harus melewati korona radiata (lapisan sel diluar ovum) dan zona

    pelusida (suatu bentuk glikorotein ekstrseluler), yaitu dua lapisan yang menutupi dan

    mencegah ovum mengalami fertilisasi lebih dari satu spermatozoa. Suatu molekul

    komponen khusus di permukaan kepala spermatozoa kemudian mengikat ZP3

    glikoprotein di zona pelusida. Pengikatan ini memicu akrosom melpaskan enzimyang

    membantu spermatozoa menembus zona pelusiza.

    Pada saat spermatozoa menembus zona pelusida terjadi reaksi kosterks ovum. Granula

    korteks di dalam ovum (oosit sekunder) berfusi dengan membaran palsma sel, sehingga

    enzim di dalam granula-granula dikeluarkan secara ekositosis ke zona pelusidaberkaitan berkaitan satu sama lain membentuk suatu materi yang keras dan tidak dapat

    ditembus oleh spermatozoa. Proses ini mencegah ovum dibuahi oaleh labih dari satu

    spermatozoa.

    Spermatozoa yang telah masuk ke vitelus kehilangan membran nukleusnya; yang

    tinggal hnay pronukleusnya, sedangkan ekor dan mitokontria dari spermatozoa

    berdegenarasi. Itulah sebabnya sleuruh mitokondria pada manusia barasal dari ibu

    (maternal). Masuknya spermatozoa ke dala vitelus membangkitkan nukleus ovum yang

    masih dalam metafase untuk prosen pembelahan selanjutnya (mieosis kedua) . sesuah

    anafase kemudia telofase dan benda kutub (polar body) kedua menuju ruangperivitelina. Ovum sekarang hanya mempunyai pronukleus haploid. Pronukleus

    spermatozoa juga telah mengandung jumlah kromososm yang haploid.

    Kedua pronukleus dekat mendekat dan bersatu membentuk zigot yang terdiri atas bahan

    genetik dari perempuan dan laki-laki. Pada manusia terapat 46 kormosom, ialah 44

    kromosom aotsom dan 2 kormosom kelamin; pada laki-laki terdapat satu kromosom X

    dan satu kromosom Y. Sesudah pembelahan kematangan maka ovum matang

    mempunyai 22 kromosom otosom serta 1 kromorom X, dan suatu spermatozoa

    mempunyai 22 kromosom aotosomal dan 1 kromosom X dan 22 kromosom otosomal

    dan 1 kromosom Y . zigot sebagi hasil pembuahan yang memiliki 44 kromosom otosom

    seta 2 kromosom x anak menjadi janin perempuan, sedangkan yang memiliki 44

    kromosom otosom serta kromosom X dan 1 kromosom Y akan tumbuh sebagai janin

    laki-laki.

    Dalam beberapa jam setalah pembuahan terjadi, mulailah pembelahan zigot. Hal ini

    dapat berlangsung oleh akrena sitoplasma ovum mengandung banyak asama amino dan

    enzim. Segera setelah pembelaha ini terjadi, pembelahan-pembelahan selanjutnya

    berjalan lancar, dalam 3 hari terbentuk suatu kelompok sel yang sama besarnya. Hasil

    konsepsi berada dalam satium morula. Energi untuk pembelahan ini diperolah dari

  • 7/29/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN

    4/35

    vitelus, sehingga volume vitelus semakin berkurang dan terisi spenuhnya oleh morula.

    Dengan demikina zona pelusida tetap utuh, atu dengan perkataan lain, besarnya hasil

    konsepsi tetap sama. Dalam ukuran yang sama ini hasil konsepsi diteruskan ke uterus

    ke pars ismika dan pars intertisialis tuba (bagian bagian tuba yang sempit) dan terus

    disalurkan kearah cavum uteri oleh arcus serta serta getaran silia pada permukaan sel-sel

    tuba dan kontraksi tuba.

    1.2 PROSES IMPLANTASI

    Implantasi atau nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam

    endometrium.

    Pada akhir minggu pertama (hari ke 5 sampai ke 7) zygot mencapai cavum uteri. Pada

    saat itu uterus sedang berada dalam fase sekresi lendir di bawah pengaruh progesteron

    dari korpus luteum yang masih aktif. Sehingga lapisan endometrium dinding rahimmenjadi kaya pembuluh darah dan banyak muara kelenjar selaput lendir rahim yang

    terbuka dan aktif.

    Kontak antara zygot stadium blastokista dengan dinding rahim pada keadaan tersebut

    mencetus berbagai reaksi seluler, sehingga sel-sel trofoblas zygot tersebut akan

    menempel dan mengadakan infiltrasi pada lapisan epitel endometrium uterus (terjadi

    implantasi).

    Setelah implantasi, sel-sel trofoblas yang tertanam di dalam endometrium terus

    berkembang membentuk jaringan bersama dengan sistem pembuluh darah maternal

    untuk menjadi plasenta, yang kemudian berfungsi sebagai sumber nutrisi dan oksigenasi

    bagi jaringan embrioblas yang akan tumbuh menjadi janin.

    http://lh3.ggpht.com/-hBo_I89iVKU/Tk4rAqFSJAI/AAAAAAAABcU/XIP0FCL3tg8/s1600-h/image[3].png
  • 7/29/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN

    5/35

    1.3 PROSES PLASENTASI

    Kehamilan berlangsung selama kira-kira 10 bulan lunar atau 9 bulan kalender atau 40

    minggu atau 280 hari, dihitung dari hari pertama haid yang terakhir.

    Bila dihitung dari konsepsi 266 hari atau 38 minggu.

    Perkembangan intrauterin dibagi dalam 3 tahap :

    Ovum : sejak konsepsi sampai hari ke-14 (terjadi replikasi seluler, pembentukanblastosis, perkembangan awal selaput embrio lapisan germinal primer.

    Embrio : berlangsung dari hari ke-15 sampai 8 minggu setelah konsepsi atausampai ukuran embrio sekitar 3 cm dari puncak kepala ke bokong.

    Tahap ini merupakan masa yang paling kritis dalam perkembangan sistem organ

    dan penampilan luar utama janin, sangat rentan terhadap malformasi akibat

    teratogen.

    o Minggu ke-4Dari diskus embrionik, bagian pertama muncul yang kemudian akan

    menjadi tulang belakang, otak dan saraf tulang belakang. Jantung,

    sirkulasi darah dan saluran pencernaan terbentuk.

    Badan tampak membentuk huruf C. Ukuran puncak kepala-bokong

    0,40,5 cm. Berat 0,4 gr.

    o Minggu ke-8Perkembangan cepat. Badan mulai terbentuk. Hidung rata, mata jauh

    terpisah, jari-jari sudah terbentuk, kepala mulai terangkat, ekor

    hampir hilang, mata,telinga dan mulut dapat dikenali.

    Ukuran 2,5 cm3 cm, berat 2 gram

    Jantung mulai memompa darah. Vili usus berkembang, usus halus

    menggulung dalam tali pusat, hati sangat besar.

    Janino Minggu ke-12

    http://lh3.ggpht.com/-kgZeJ5AkJ0A/Tk4r2P74a-I/AAAAAAAABdM/Y29pBoDTVI0/s1600-h/image[31].png
  • 7/29/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN

    6/35

    Embrio menjadi janin. Kuku terbentuk, lebih menyerupai manusia,

    kepala tegak tetapi besarnya tidak sebanding, kulit merah muda,

    lembut.

    Ukuran 6-9 cm, berat 19 gram.

    Denyut jantung dapat terlihat dengan ultrasound. Diperkirakan lebih

    berbentuk manusia karena tumbuh dan berkembang. Gerakan

    pertama dimulai selama minggu ke-12. jenis kelamin dapat diketahui.

    Ginjal memproduksi urine.

    o Minggu ke-16Kepala masih dominan, wajah menyerupai manusia, mata, telinga

    dan hidung menyerupai bentuk yang sebenarnya, perbandingan

    lengan-kaki sesuai, muncul rambut kepala.

    Ukuran 11,5- 13,5 cm, berat 100 gram

    Sistem muskuloskeletal sudah matang, sistem syaraf mulai

    melaksanakan kontrol. Pembuluh darah berkembang dengan cepat.

    Tangan janin dapat menggenggam. Kaki menendang dengan aktif.

    Semua organ mulai matang dan tumbuh. Berat janin sekitar 0,2 kg.

    Denyut jantung janin dapat didengar dengan Doppler. Pankreas

    memproduksi insulin

    o Minggu ke-20Verniks kaseosa muncul, lanugo muncul, tungkai sangat bertambah

    panjang, mulai terlihat kelenjar sabasea.

    Ukuran 16-18,5 cm, berat 300 gram.

    Verniks melindungi tubuh. Lanugo menutupi tubuh dan menjaga

    minyak pada kulit. Alis, bulu mata dan ranbut terbentuk. Janin

    mengembangkan jadwal yang teratur untuk tidur, menelan dan

    menendang.

    o Minggu ke-24Tubuh menjadi langsing tetapi dengan perbandingan yang sesuai,

    kulit menjadi merah dan keriput, terdapat verniks kaseosa,

    pembentukan kelenjar keringat.

    Ukuran 23 cm, berat 600 gram.

    Kerangka berkembang dengan cepat karena sel pembentukan tulang

    meningkatkan aktifitasnya. Perkembangan pernafasan dimulai. Berat

    janin 0,70,8 kg.

    o Minggu ke-28Badan langsing, keriput berkurang dan berwarna merah, terbentuk

    kuku.

    Ukuran 27 cm, berat 1100 gram.

  • 7/29/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN

    7/35

    Janin dapat bernafas, menelan dan mengatur suhu. Surfaktan

    terbentuk di dalam paru-paru. Mata janin mulai membuka dan

    menutup. Ukuran janin 2/3 ukuran pada saat lahir.

    oMinggu ke-32Lemak sub kutan mulai terkumpul, tampak lebih bulat, kulit merah

    muda dan licin, mengambil posisi persalinan.

    Ukuran 32 cm, berat 2100 gram.

    Simpanan lemak coklat berkembang di bawah kulit untuk persiapan

    pemisahan bayi setelah lahir. Bayi tumbuh 38-43 cm. Mulai

    menyimpan zat besi, kalsium dan fosfor.

    o Minggu ke-36Kulit merah muda, tubuh bulat, lanugo menghilang di seluruh tubuh,

    tubuh biasanya gemuk.

    Ukuran 35 cm, berat 22002900 gram

    Seluruh uterus terisi oleh bayi sehingga ia tidak bisa

    bergerak/berputar banyak. Antibodi ibu di transfer ke bayi. Hal ini

    akan memberikan kekebalan untuk 6 bulan pertama sampai sistem

    kekebalan bayi bekerja sendiri.

    o Minggu ke-40

    2. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN PERUBAHAN FISIOLOGI IBUHAMIL DAN PEMERIKSAAN TANDA-TANDA KEHAMILAN

    2.1 PERUBAHAN FISIK KEHAMILAN

    Kehamilan menyebabkan banyak perubahan pada tubuh, kebanyakan perubahan ini

    akan menghilang setelah persalinan. Jantung dan pembuluh darah. Selama kehamilan,

    jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya (cardiac output, curah

    jantung) meningkat sampai 30-50%. Peningkatan ini mulai terjadi pada kehamilan 6

    minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 16-28 minggu. Karena curah jantung

    meningkat, maka denyut jantung pada saat istirahat juga meningkat (dalam keadaannormal 70 kali/menit menjadi 80 90 kali/menit).

    Setelah mencapai kehamilan 30 minggu, curah jantung agak menurun karena rahim

    yang membesar menekan vena yang membawa darh dari tungkai ke jantung. Selama

    persalinan, curah jantung meningkat sebesar 30%, Setelah persalinan curah jantung

    menurun sampai 15-25% diatas batas kehamilan, lalu secara perlahan kembali ke batas

    kehamilan.

    Peningkatan curah jantung selama kehamilan kemungkinan terjadi karena adanya

    perubahan dalam aliran darah ke rahim. Karena janin terus tumbuh, maka darah lebih

  • 7/29/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN

    8/35

    banyak dikirim ke rahim ibu. Pada akhir kehamilan, rahim menerima seperlima dari

    seluruh darah ibu.

    Ketika melakukan aktivitas/olah raga, maka curah jantung, denyut jantung dan laju

    pernafasan pada wanita hamil lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidaksedang hamil. Rontgen dada dan EKG menunjukkan sejumlah perubahan dalam jantung,

    dan kadang terdengar murmur jantung tertentu serta ketidakteraturan irama jantung.

    Semua perubahan tersebut adalah normal terjadi pada masa hamil, tetapi beberapa

    kelainan irama jantung mungkin akan memerlukan pengobatan khusus.

    Selama trimester kedua biasanya tekanan darah menurun tetapi akan kembali normal

    pada trimester ketiga.

    Selama kehamilan, volume darah dalam peredaran meningkat sampai 50%, tetapi

    jumlah sel darah merah yang mengangkut oksigen hanya meningkat sebesar 25-30%.

    Untuk alasan yang belum jelas, jumlah sel darah putih (yang berfungsi melindungitubuh terhadap infeksi) selama kehamilan, pada saat persalinan dan beberapa hari

    setelah persalinan, agak meningkat.

    GinjalSelama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang volumenya

    meningkat (sampai 30-50% atau lebih), yang puncaknya terjadi pada kehamilan 16-24

    minggu sampai sesaat sebelum persalinan (pada saat ini aliran darah ke ginjal berkurang

    akibat penekanan rahim yang membesar).

    Dalam keadaan normal, aktivitas ginjal meningkat ketika berbaring dan menurun ketika

    berdiri. Keadaan ini semakin menguat pada saat kehamilan, karena itu wanita hamil

    sering merasa ingin berkemih ketika mereka mencoba untuk berbaring/tidur. Pada akhir

    kehamilan, peningkatan aktivitas ginjal yang lebih besar terjadi pada wanita hamil yang

    tidur miring. Tidur miring mengurangi tekanan dari rahim pada vena yang membawa

    darah dari tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran darah yang selanjutnya akan

    meningkatkan aktivitas ginjal dan curah jantung.

    Paru-paruRuang yang diperlukan oleh rahim yang membesar dan meningkatnya pembentukanhormon progesteron menyebabkan paru-paru berfungsi lain dari biasanya. Wanita hamil

    bernafas lebih cepat dan lebih dalam karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk

    dirinya dan untuk janin. Lingkar dada wanita hamil agak membesar.

    Lapisan saluran pernafasan menerima lebih banyak darah dan menjadi agak tersumbat

    oleh penumpukan darah (kongesti). Kadang hidung dan tenggorokan mengalami

    penyumbatan parsial akibat kongesti ini. Tekanan dan kualitas suara wanita hamil agak

    berubah.

    Sistem pencernaan

  • 7/29/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN

    9/35

    Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus bagian bawah sehingga

    terjadi sembelit (konstipasi). Sembelit semakin berat karena gerakan otot di dalam usus

    diperlambat oleh tingginya kadar progesteron.

    Wanita hamil sering mengalami heartburn (rasa panas di dada) dan sendawa, yangkemungkinan terjadi karena makanan lebih lama berada di dalam lambung dan karena

    relaksasi sfingter di kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi lambung

    mengalir kembali ke kerongkongan.

    Ulkus gastrikum jarang ditemukan pada wanita hamil dan jika sebelumnya menderita

    ulkus gastrikum biasanya akan membaik karena asam lambung yang dihasilkan lebih

    sedikit.

    KulitTopeng kehamilan (melasma) adalah bintik-bintik pigmen kecoklatan yang tampak dikulit kening dan pipi. Peningkatan pigmentasi juga terjadi di sekeliling puting susu.

    Sedangkan di perut bawah bagian tengah biasanya tampak garis gelap.

    Spider angioma (pembuluh darah kecil yang memberi gambaran seperti laba-laba) bisa

    muncul di kulit, biasanya di atas pinggang. Sedangkan pelebaran pembuluh darah kecil

    yang berdinding tipis seringkali tampak di tungkai bawah.

    HormonKehamilan mempengaruhi hampir semua hormon di dalam tubuh. Plasentamenghasilkan sejumlah hormon untuk membantu tubuh dalam mempertahankan

    kehamilan. Hormon utama yang dihasilkan oleh plasenta adalah HCG, yang berperan

    mencegah ovulasi dan merangsang pembentukan estrogen serta progesteron oleh

    ovarium untuk mempertahankan kehamilan.

    Plasenta juga menghasilkan hormon yan gmenyebabkan kelenjar tiroid menjadi lebih

    aktif. Kelenjar tiroid yang lebih aktif menyebabkan denyut jantung yang cepat, jantung

    berdebar-debar (palpitasi), keringat berlebihan dan perubahan suasana hati; selain itu

    juga bisa terjadi pembesaran kelenjar tiroid. Tetapi hipertiroidisme (overaktivitas

    kelenjar tiroid) hanya terjadi pada kurang dari 1% kehamilan.

    Plasenta juga menghasilkan melanocyte-stimulating hormone yang menyebabkan kulitberwarna lebih gelap dan hormon yang menyebabkan peningkatan kadar hormon

    adrenal di dalam darah. Peningkatan kadar hormon in kemungkinan menyebabkan tanda

    peregangan berwarna pingk pada kulit perut.

    Selama kehamilan diperlukan lebih banyak insulin yang dihasilkan oleh pankreas.

    Karena itu penderita diabetes yang sedang hamil bisa mengalami gejala diabetes yang

    lebih buruk.

    1.3. FISIOLOGI JANIN

    http://radenbeletz.com/category/makananhttp://radenbeletz.com/category/makanan
  • 7/29/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN

    10/35

    PERTUMBUHAN dan PERKEMBANGAN

    Selama 8 minggu pertama, terminologi embrio digunakan terhadap perkembangan

    organisme oleh karena pada masa ini semua organ besar sedang dibentuk

    Setelah 8 minggu, terminologijanin digunakan oleh karena sebagian besar organ sudah

    dibentuk dan telah masuk kedalam tahap pertumbuhan dan perkembangan lanjut.

    Janin denganberat 5001000 gram (22-23 minggu) disebut imature. Dari minggu 28

    36 disebut preterm dan janin aterm adalah bila usia kehamilan lebih dari 37 minggu.

    Kehamilan 8 minggu

    Panjang 2.12.5 cm Berat 1 gram Bagian kepala lebih dari setengah tubuh janin Dapat dikenali lobus hepar Ginjal mulai terbentuk Sel darah merah terdapat pada yolc sac dan hepar

    Kehamilan 12 minggu

    Panjang 79 cm Berat 1215 gram Jari-jari memiliki kuku Genitalia eksterna sudah dapat dibedakan antara laki dan perempuan Volume cairan amnion 30 ml Peristaltik usus sudah terjadi dan memilki kemampuan menyerap glukosa

    Kehamilan 16 minggu

    Panjang 1417 cm Berat 100 gram Terdapat HbF Pembentukan HbA mulai terjadi

    Kehamilan 20 minggu

    Berat 300 gram Detik jantung dapat terdengar dengan menggunakan stetoskop DeLee Terasa gerakan janin Tinggi fundus uteri sekitar umbilikus

    Kehamilan 24 minggu

    Berat 600 gram Timbunan lemak mulai terjadi Viabilitas mungkin dapat tercapai meski amat jarang terjadi

  • 7/29/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN

    11/35

    Kehamilan 28 minggu

    Berat 1050 gram ; panjang 37 cm Gerakan pernafasan mulai terlihat ; surfactan paru masih sangat rendah

    Kehamilan 32 minggu

    Berat 1700 gram dan panjang 42 cm Persalinan pada periode ini 5 dan 6 neonatus dapat bertahan hidup

    Kehamilan 36 minggu

    Berat 2500 gram dan panjang 47 cm Gambaran kulit keriput lenyap Kemungkinan hidup besar

    Kehamilan 40 minggu

    Berat 32003500 gram ; panjang 50cm Diameter biparietal 9.5 cm

    NUTRISI INTRAUTERIN

    Pertumbuhan janin ditentukan sejumlah faktor genetik dan lingkungan. Faktor

    lingkungan yang penting adalah perfusi plasenta dan fungsi plasenta. Faktor gizi ibu

    bukan faktor terpenting, kecuali pada keadaan starvasi hebat. Gangguan gizi menahun

    dapat menyebabkan terjadinya anemia dan BBLRberat badan lahir rendah

    Energi yang diperoleh janin dipergunakan untuk pertumbuhan dan terutama berasal dari

    glukosa.

    Kelebihan pasokan karbohidrat di konversi menjadi lemak dan konversi ini terus

    meningkat sampai aterm.

    Sejak kehamilan 30 minggu, hepar menjadi lebih efisien dan mampu melakukan

    konversi glukosa menjadi glikogen yang ditimbun di otot jantung otot gerak dan

    plasenta. Bila terjadi hipoksia, janin memperoleh energi melalui glikolisis anerobikyang berasal daridari cadangan dalam otot jantung dan plasenta.

    Cadangan lemak janin dengan berat 800 gram (kehamilan 2426 minggu) kira 1% dari

    BB ; pada kehamilan 35 minggu cadangan tersebut sekitar 15% dari BB.

    Plasenta memiliki kemampuan untuk clears bilirubin dan produk metabolit lain

    melalui aktivitas dari enzym transferase.

    Janin menghasilkan protein spesifik yang disebut sebagai alfafetoprotein - AFP dari

    hepar. Puncak kadar AFP tercapai pada kehamilan 1216 minggu dan setelah itu terus

    menurun sampai aterm. Protein tersebut disekresi melalui ginjal janin dan ditelan

  • 7/29/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN

    12/35

    kembali untuk mengalami degradasi dalam usus. Bila janin mengalami gangguanmenelan (misalnya pada janin anensepalus atau kelainan NTDs lain) maka kadar serum

    AFP tersebut meningkat.

    CAIRAN AMNION

    Volume cairan amnion saat aterm kira-kira 800 ml dan pH 7.2

    Gambar dibawah menunjukkan jalur pertukaran dalam cairan amnion:

    Gambar 1. Pertukaran bahan terlarut dan air dalam cairan amnion

    Polihidramnion (hidramnion) : volume air ketuban > 2000 ml, dapat terjadi pada

    kehamilan normal akan tetapi 50% keadaan ini disertai dengan kelainan pada ibu atau

    janin.

    Oligohidramnion secara objektif ditentukan dengan pengukuran kantung terbesar

    dengan ultrasonografi yang menunjukkan angka kurang dari 2 cm x 2 cm atau jumlah

    dari 4 kuadran total kurang dari 5 cm ( amniotic fluid index ).

    Oligohidramnion sering berkaitan dengan :

    Janin kecil Agenesis renal Displasia traktus urinarius

    Amniotic fluid marker

    Alfafetoprotein berasal dari janin, kadar AFP dalam cairan amnion dan serum maternal

    mempunyai nilai prediktif yang tinggi dalam diagnosa prenatal NTDs dan kelainan

    kongenital lain.

    Kadar MS-AFP yang tinggi menunjukkan adanya peningkatan kadar protein cairan

    amnion dan kemungkinan adanya NTDs

    SISTEM KARDIOVASKULAR

    http://lh5.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/Sm63Pz1r73I/AAAAAAAAAwA/MKe4Cm45IKg/s1600-h/clip_image002[3].gif
  • 7/29/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN

    13/35

    Perubahan mendadak dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterin memerlukan

    penyesuaian sirkulasi neonatus berupa :

    pengalihan aliran darah dari paru, penutupan ductus arteriosus Bottali dan foramen ovale serta obliterasi ductus venosus Arantii dan vasa umbilikalis.

    Sirkulasi bayi terdiri dari 3 fase :

    1. Fase intrauterin dimana janin sangat tergantung pada plasenta2. Fase transisi yang dimulai segera setelah lahir dan tangisan pertama3. Fase dewasa yang umumnya berlangsung secara lengkap pada bulan pertama

    kehidupan

    Fase intrauterin

    Vena umbilikalis membawa darah yang teroksigenasi dari plasenta menuju janin

    (gambar 2 dan 3 )

    Lebih dari 50% cardiac out-put berjalan menuju plasenta melewati arteri umbilikalis.

    Cardiac out-put terus meningkat sampai aterm dengan nilai 200 ml/menit. Frekuensi

    detak jantung untuk mempertahankan cardiac output tersebut 110150 kali per menit.

    Tekanan darah fetus terus meningkat sampai aterm, pada kehamilan 35 minggu tekanan

    sistolik 75 mmHg dan tekanan diastolik 55 mmHg

    Sel darah merah, kadar hemoglobin dan packed cell volume terus meningkat selama

    kehamilan. Sebagian besar eritrosit mengandung HbF

    Pada kehamilan 15 minggu semua sel darah merah mengandung HbF. Ada kehamilan

    36 minggu, terdapat 70% HbF dan 30% Hb A.

    HbF memiliki kemampuan mengikat oksogen lebih besar dibanding HbA. HbF lebih

    resisten terhadap hemolisis namun lebih rentan terhadap trauma.

    http://lh4.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/Sm63S1OWGOI/AAAAAAAAAwI/oEVjPrxevp8/s1600-h/clip_image004[3].jpg
  • 7/29/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN

    14/35

    Gambar 2. Sirkulasi janin

    Gambar 3. Transfer O2 dan CO2 plasenta

    Fase transisi

    Saat persalinan, terjadi dua kejadian yang merubah hemodinamika janin

    1. Ligasi talipusat yang menyebabkan kenaikan tekanan arterial2. Kenaikan kadar CO2 dan penurunan PO2 yang menyebabkan awal pernafasan

    janin

    Setelah beberapa tarikan nafas, tekanan intrathoracal neonatus masih rendah (-40

    sampai50 mmHg) ; setelah jalan nafas mengembang, tekanan meningkat kearah nilai

    dewasa yaitu -7 sampai -8 mmHg.

    Tahanan vaskular dalam paru yang semula tinggi terus menurun sampai 75 80%.

    Tekanan dalam arteri pulmonalis menurun sampai 50% saat tekanan atrium kiri

    meningkat dua kali lipat.

    Sirkulasi neonatus menjadi sempurna setelah penutupan ductus arteriousus dan foramen

    ovale berlangsung, namun proses penyesuaian terus berlangsung sampai 1 2 bulan

    kemudian.

    Fase Ekstrauterin

    Ductus arteriousus umumnya mengalami obliterasi pada awal periode post natal sebagai

    reflek adanya kenaikan oksigen dan prostaglandin.

    Bila ductus tetap terbuka, akan terdengar bising crescendo yang berkurang saat diastolik

    (machinery murmur) yang terdengar diatas celah intercosta ke II kiri.

    Obliterase foramen ovale biasanya berlangsung dalam 6 8 minggu. Foramen ovale

    tetap ada pada beberapa individu tanpa menimbulkan gejala. Obliterasi ductus venosus

    http://lh6.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/Sm63WY72CZI/AAAAAAAAAwQ/RE_z7Kw9Y3Q/s1600-h/clip_image005[3].jpg
  • 7/29/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN

    15/35

    dari hepar ke vena cava menyisakan ligamentum venosum. Sisa penutupan vena

    umbilikalis menjadi ligamentum teres hepatis.

    Hemodinamika orang dewasa normal berbeda dengan janin dalam hal :

    1. Darah vena dan arteri tidak bercampur dalam atrium2. Vena cava hanya membawa darah yang terdeoksigenasi menuju atrium kanan,

    dan selanjutnya menuju ventrikel kanan dan kemudian memompakan darah

    kedalam arteri pulmonalis dan kapiler paru

    3. Aorta hanya membawa darah yang teroksigenasi dari jantung kiri melalui venapulmonalis untuk selanjutnya di distribusikan keseluruh tubuh janin.

    FUNGSI RESPIRASI

    Pada kehamilan 22 minggu, sistem kapiler terbentuk dan paru sudah memiliki

    kemampuan untuk melakukan pertukaran gas.

    Pada saat aterm, sudah terbentuk 3 4 generasi alvoulus. Epitel yang semula berbentuk

    kubis merubah menjadi pipih saat pernafasan pertama.

    Pada kehamilan 24 minggu, cairan yang mengisi alvolus dan saluran nafas lain. Saat ini,

    paru mengeluarkan surfactan lipoprotein yang memungkinkan berkembangnya paru

    janin setelah lahir dan membantu mempertahankan volume ruangan udara dalam paru.

    Sampai kehamilan 35 minggu jumlah surfactan masih belum mencukupi dan dapat

    menyebabkan terjadinya hyalin membrane disease.

    Janin melakukan gerakan nafas intrauterin yang menjadi semakin sering dengan

    bertambahnya usia kehamilan

    Pertukaran gas pada janin berlangsung di plasenta. Pertukaran gas sebanding dengan

    perbedaan tekanan partial masing-masing gas dan luas permukaan dan berbanding

    terbalik dengan ketebalan membran. Jadi plasenta dapat dilihat sebagai paru janin

    intrauterin.

    Tekanan parsial O2 (PO2) darah janin lebih rendah dibandingkan darah ibu, namun olehkarena darah janin mengandung banyak HbF maka saturasi oksigen janin yang ada

    sudah dapat mencukupi kebutuhan.

    PCO2 dan CO2 pada darah janin lebih tinggi dibandingkan darah ibu sehingga CO2 akan

    mengalami difusi dari janin ke ibu.

    Aktivitas pernafasan janin intrauterin menyebabkan adanya aspirasi cairan amnion

    kedalam bronchiolus, untuk dapat masuk jauh kedalam alveolus diperlukan tekanan

    yang lebih besar. Episode hipoksia berat pada kehamilan lanjut atau selama persalinan

    dapat menyebabkan gasping sehingga cairan amnion yang kadang bercampur dengan

    mekonium masuk keparu bagian dalam.

    FUNGSI GASTROINTESTINAL

  • 7/29/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN

    16/35

    Sebelum dilahirkan, traktus gastrointestinal tidak pernah menjalankan fungsi yang

    sebenarnya.

    Sebagian cairan amnion yang ditelan berikut materi seluler yang terkandung didalamnya

    melalui aktivitas enzymatik dan bakteri dirubah menjadi mekonium. Mekonium tetapberada didalam usus kecuali bila terjadi hipoksia hebat yang menyebabkan kontraksi

    otot usus sehingga mekonium keluar dan bercampur dengan cairan ketuban. Dalam

    beberapa kadaan keberadaaan mekonium dalam cairan amnion merupakan bentuk

    kematangan traktus digestivus dan bukan merupakan indikasi adanya hipoksia akut.

    Pada janin, hepar berperan sebagai tempat penyimpanan glikogen dan zat besi

    Vitamin K dalam hepar pada neonatus sangat minimal oelh karena pembentukannya

    tergantung pada aktivitas bakteri. Defisiensi vitamin K dapat menyebabkan perdarahan

    neonatus pada beberapa hari pertama pasca persalinan.

    Proses glukoneogenesis dari asam amino dan timbunan glukosa yang memadai dalam

    hepar belum terjadi saat kehidupan neonatus. Lebih lanjut, aktivitas kadar hormon

    pengatur karbohidrat seperti cortisol, epinefrin dan glukagon juga masih belum efisien.

    Dengan demikian, hipoglikemia neonatal adalah merupakan keadaan yang sering terjadi

    bila janin berada pada suhu yang dingin atau malnutrisi.

    Proses glukoronidasi pada kehidupan awal neonatus sangat terbatas sehingga bilirubin

    tak dapat langsung dikonjugasi menjadi empedu. Setelah hemolisis fisiologis pada awal

    neonatus atau adanya hemolisis patologis pada isoimunisasi nenoatus dapat terjadi kern

    icterus.

    FUNGSI GINJAL

    Ginjal terbentuk dari mesonefros, glomerulus terbentuk sampai kehamilan minggu ke

    36. Ginjal tidak terlampau diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan janin.

    Plasenta, paru dan ginjal maternal dalam keadaan normal akan mengatur keseimbangan

    air dan elektrolit pada janin. Pembentukan urine dimulai pada minggu 9 12. Pada

    kehamilan 32 minggu, produksi urine mencapai 12 ml/jam, saat aterm 28 ml/jam. Urine

    janin adalah komponen utama dari cairan amnion.

    SISTEM IMUNOLOGI

    Pada awal kehamilan kapasitas janin untuk menghasilkan antibodi terhadap antigen

    maternal atau invasi bakteri sangat buruk. Respon imunologi pada janin diperkirakan

    mulai terjadi sejak minggu ke 20

    Respon janin dibantu dengan transfer antibodi maternal dalam bentuk perlindungan

    pasif yang menetap sampai beberapa saat pasca persalinan.

    Terdapat 3 jenis leukosit yang berada dalam darah: granulositmonosit dan limfosit

  • 7/29/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN

    17/35

    Granulosit : granulosit eosinofilikbasofilik dan neutrofilik

    Limfosit : T-cells [derivat dari thymus] dan B-cells [derivat dari Bone Marrow]

    Immunoglobulin (Ig) adalah serum globulin yang terdiri dari IgG IgMIgA - IgDdan IgE

    Pada neonatus, limpa janin mulai menghasilkan IgG dan IgM. Pembentukan IgG

    semakin meningkat 34 minggu pasca persalinan.

    Perbandingan antara IgG dan IgM penting untuk menentukan ada tidaknya infeksi intra

    uterin. Kadar serum IgG janin aterm sama dengan kadar maternal oleh karena dapat

    melewati plasenta. IgG merupakan 90% dari antibodi serum jain yang berasal dari ibu.

    IgM terutama berasal dari janin sehingga dapat digunakan untuk menentukan adanya

    infeksi intrauterin.

    ENDOKRIN

    Thyroid adalah kelenjar endokrin pertama yang terbentuk pada tubuh janin.

    Pancreas terbentuk pada minggu ke 12 dan insulin dihasilkan oleh sel B pankreas.

    Insulin maternal tidak dapat melewati plasenta sehingga janin harus membentuk insulin

    sendiri untuk kepentingan metabolisme glukosa.

    Semua hormon pertumbuhan yang disintesa kelenjar hipofise anterior terdapat pada

    janin, namun peranan sebenarnya dari hormon protein pada kehidupan janin belum

    diketahui dengan pasti.

    Kortek adrenal janin adalah organ endokrin aktif yang memproduksi hormon steroid

    dalam jumlah besar. Atrofi kelenjar adrenal seperti yang terjadi pada janin anensepali

    dapat menyebabkan kehamilan postmatur.

    Janin memproduksi TSH thyroid stimulating hormon sejak minggu ke 14 yang

    menyebabkan pelepasan T3 dan T4 .

    2. MEMAHAMI ANEMIA PADA KEHAMILAN

    2.1.PENGARUH ANEMIA PADA KEHAMILAN

    Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu, baik dalam

    kehamilan, persalinan, maupun nifas dan masa selanjutnya. Penyulit- penyulit

  • 7/29/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN

    18/35

    yang dapat timbul akibat anemia adalah : keguguran (abortus), kelahiran

  • 7/29/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN

    19/35

    prematurs, persalinan yang lama akibat kelelahan otot rahim di dalam

    berkontraksi (inersia uteri), perdarahan pasca melahirkan karena tidak adanya

    kontraksi otot rahim (atonia uteri), syok, infeksi baik saat bersalin maupun pasca

    bersalin, serta anemia yang berat (

  • 7/29/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN

    20/35

    Bahaya anemia pada ibu hamil saat persalinan: gangguan his-kekuatan mengejan,

    Kala I dapat berlangsung lama dan terjadi partus terlantar, Kala II berlangsung lama

    sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan, Kala

    III dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan post partum akibat atonia uteri, Kala

    IV dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri. Pada kala nifas :

    Terjadi subinvolusi uteri yang menimbulkan perdarahan post partum, memudahkan

    infeksi puerperium, pengeluaran ASI berkurang, dekompensasi kosrdis mendadak

    setelah persalinan, anemia kala nifas, mudah terjadi infeksi mammae ( Shafa, 2010 ;

    Saifudin, 2006)

    Hasil penelitian oleh Indriyani dan Amirudin ( 2006) di RS Siti Fatimah Makasar

    menunjukkan bahwa faktor risiko anema ibu hamil < 11 gr %

    mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian partus lama. Ibu yang

    mengalami kejadian anemia memiliki risiko mengalami partus lama 1,681 kali lebih

    besar dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia tapi tidak bermakna secara

    statistik. Ini diduga karena terjadi ketidakseragaman pengambilan kadar Hb dan pada

    kontrolnya ada yang kadar Hb nya diambil pada trimester 1 dan bisa saja pada saat itu

    ibu sedang anemia. Ibu hamil yang anemia bisa mengalami gangguan his/gangguan

    mengejan yang mengakibatkan partus lama. Kavle et al, ( 2008) pada penelitianya

    menyatakan bahwa perdarahan pada ibu setelah melahirkan berhubungan dengan

    anemia pada kehamilan 32 minggu. Kehilangan darah lebih banyak pada anemia berat

    dan kehilangan meningkat sedikit pada wanita anemia ringan dibandingkan dengan ibu

    yang tidak anemia .

  • 7/29/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN

    21/35

    Pertumbuhan plasenta dan janin terganggu disebabkan karena terjadinya penurunan

    Hb yang diakibatkan karena selama hamil volume darah 50 %

    meningkat dari 4 ke 6 L, volume plasma meningkat sedikit yang menyebabkan

    penurunan konsentrasi Hb dan nilai hematokrit. Penurunan ini akan lebih kecil pada

    ibu hamil yang mengkonsumsi zat besi. Kenaikan volume darah berfungsi untuk

    memenuhi kebutuhan perfusi dari plasenta dan untuk penyediaan cadangan saat

    kehilangan darah waktu melahirkan. Selama kehamilan rahim, plasenta dan janin

    memerlukan aliran darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi (Smitht et

    al., 2010 ).

    Pertumbuhan janin yang lambat, kekurangan gizi pada janin, kelahiran prematur dan

    berat badan bayi lahir yang rendah, yaitu sebesar 38,85%, merupakan penyebab

    kematian bayi. Sedangkan penyebab lainnya yang cukup banyak terjadi adalah

    kejadian kurangnya oksigen dalam rahim (hipoksia intrauterus) dan kegagalan

    nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir

    (asfiksia lahir), yaitu 27,97%. Hal ini menunjukkan bahwa 66,82% kematian perinatal

    dipengaruhi pada kondisi ibu saat melahirkan. Jika dilihat dari golongan sebab sakit,

    kasus obstetri terbanyak pada tahun 2005 adalah disebabkan penyulit kehamilan,

    persalinan dan masa nifas lainnya yaitu

    56,09% ( Depkes, 2009 ).

    Budwiningtjastuti dkk. ( 2005) melakukan penelitian anemia pada ibu

    hamil tri wulan III dan pengaruhnya terhadap kejadian rendahnya Scor Apgar,

    didapatkan hasil bahwa ibu hamil dengan anemia < 11 gr % meningkatkan risiko

    rendahnya scor Apgar. Demikian pula penlitian yang dilakukan di kabupaten

  • 7/29/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN

    22/35

    Labuan Batu oleh Simanjuntak ( 2008 ) meneliti hubungan anemia pada ibu hamil

    dengan kejadian BBLR didapatkan 86 (53 %) anemia dari 162 kasus.

    Dan yang melahirkan bayi dengan BBLR 36.0 %. Hasil penelitian Karafsahin et al.

    (2007) menunjukkan bahwa ibu hamil dengan anemia , empat kali lebih

    berisiko melahirkan bayi premature dan 1.9 kali berisiko melahirkan bayi berat

    lahir rendah (BBLR) dari pada ibu hamil yang tidak anemia.

    2.2.JENIS ANEMIA PADA KEHAMILAN1. Anemia Defisiensi Besi

    Merupakan anemia yang paling sering ditemukan. Dapat disebabkan karena kurang asupan

    besi dalam makanan, gangguan resorpsi, gangguan penggunaan, atau karena pengeluaran besi

    terlalu banyak dari tubuh misalnya pada perdarahan. Jika terjadi defisiensi besi, maka suplai

    ke sumsum tulang juga berkurang sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan basal produksi

    Hb. Hal ini menyebabkan setiap sel darah merah yang terbentuk mengandung sedikit Hbsehingga menjadi mikrositosis dan hipokrom. Proliferasi prekursor eritroid juga terhambat

    pada saat defisiensi besi.

    Keperluan besi bertambah dalam kehamilan terutama dalam trimester terakhir. Apabila

    masuknya besi tidak ditambah dalam kehamilan maka mudah terjadi defisiensi besi, lebih-

    lebih pada kehamilan kembar. Lagi pula di daerah khatulistiwa besi lebih banyak ke luar

    melalui air peluh dan kulit. Di Indonesia asupan besi per hari untuk wanita tidak hamil (12

    mg), wanita hamil (17 mg), wanita menyusui (17 mg).

    Prognosis anemia defisiensi besi dalam kehamilan umumnya baik bagi ibu dan anak.Persalinan dapat berlangsung seperti biasa tanpa perdarahan banyak atau komplikasi. Anemia

    berat yang tidak diobati dalam kehamilan muda dapat menyebabkan abortus, dan dalam

    kehamilan tua dapat menyebabkan partus lama, perdarahan postpartum, dan infeksi.

    Walaupun bayi yang dilahirkan tidak menunjukkan Hb yang rendah, namun cadangan

    besinya kurang sehingga beberapa bulan kemudian tampak sebagai anemia infantum.

    2. Anemia MegablostikDisebabkan karena defisiensi asam folat, jarang sekali karena defisiensi vitamin B12.

    Diagnosis dibuat bila ditemukan megaloblas atau promegaloblas dalam darah atau sumsumtulang. Sifat khas sebagai anemia makrositer dan hiperkrom tidak selalu dijumpai kecuali

  • 7/29/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN

    23/35

    anemia berat. Seringkali anemia bersifat normositer dan normokrom karena defisiensi asam

    folat sering berdampingan dengan defisiensi besi dalam kehamilan. Perubahan-perubahan

    dalam leukopoesis seperti metamielosit datia dan sel batang datia yang kadang-kadang

    disertai vakuolisasi dan hipersegmentasi granulosit, terjadi lebih dini pada defisiensi asam

    folat dan vitamin B12 bahkan sebelum terdapat megaloblastosis. Diagnosis pasti baru dapatdibuat dengan percobaan penyerapan dan pengeluaran asam folik. Pada pengobatan

    percobaan asam folat menunjukkan naiknya jumlah retikulosit dan kadar Hb.

    Pada anemia ini, terjadi hambatan sintesis DNA menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak

    seimbang. Namun ketika pembelahan sel terhambat, sintesis RNA tidak terpengaruh.

    Hasilnya adalah komponen sitoplasma terutama hemoglobin disintesis dalam jumlah

    berlebihan selama penundaan pembelahan sel. Akhirnya terjadi peningkatan dalam ukuran

    sel.

    Anemia megaloblastik dalam kehamilan umumnya mempunyai prognosis yang cukup baik.

    Pengobatan dengan asam folat hampir selalu berhasil. Apabila penderita mencapai masa nifas

    dengan selamat dengan atau tanpa pengobatan maka anemianya akan sembuh dan tidak akan

    timbul lagi. Hal ini disebabkan karena dengan lahirnya anak keperluan akan asam folik jauh

    berkurang. Sebaliknya anemia pernisiosa memerlukan pengobatan terus-menerus juga di luar

    kehamilan. Anemia megaloblastik dalam kehamilan yang berat tidak diobati mempunyai

    prognosis kurang baik. Angka kematian bagi ibu mendekati 50% dan anak 90%.

    3. Anemia HipoplastikDisebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru. Sumsum

    tulang bersifat normoblastik dengan hipoplasia eritropoesis yang nyata. Dapat disebabkan

    karena kerusakan sumsum tulang, defisiensi besi, atau stimulus eritropoetin yang inadekuat.

    Hal terakhir dapat disebabkan karena supresi EPO oleh sitokin misalnya IL-1, gangguan

    fungsi ginjal, atau penurunan kebutuhan O2 jaringan akibat penyakit metabolik seperti

    hipotiroid. Perbandingan mielosit : eritrosit yang diluar kehamilan 5 : 1 dan kehamilan 3 : 1

    atau 2 : 1 berubah menjadi 10 : 1 atau 20 : 1. Ciri lain ialah bahwa pengobatan dengan segala

    macam obat penambah darah tidak memberi hasil. Satu-satunya cara memperbaiki keadaan

    penderita adalah transfusi darah yang sering perlu diulang sampai beberapa kali.

    Biasanya anemia hipoplastik karena kehamilan apabila selamat mencapai masa nifas akansembuh dengan sendirinya. Dalam kehamilan berikutnya biasanya wanita menderita anemia

    hipoplastik lagi. Pada kondisi yang berat jika tidak diobati mempunyai prognosis yang buruk

    bagi ibu maupun anak.

    4. Anemia HemolitikPada anemia ini terjadi penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari

    pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila hamil maka

    anemia menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin bahwa kehamilan menyebabkan krisis

    hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia.

  • 7/29/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN

    24/35

    Gejala-gejala yang lazim dijumpai ialah gejala proses hemolitik seperti anemia,

    hemoglobinemia, hemoglobinuria, hiperbilirubinemia, hiperurobilinuria, dan sterkobilin lebih

    banyak dalam feses. Disamping itu terdapat tanda regenerasi darah seperti retikulositosis dan

    normoblastemia serta hiperplasia eritropoesis sumsum tulang. Pada hemolisis yang

    berlangsung lama dijumpai pembesaran limpa dan pada kasus herediter kadang disertaikelainan radiologis pada tengkorak dan tulang lain. Perbandingan mielosit:eritrosit biasanya 3

    : 1 atau 2 : 1 dalam kehamilan berubah menjadi 1 : 1 atau 1 : 2. Frekuensi pada kehamilan

    tidak tinggi, biasanya terjadi pada sel sabit dan thalasemia.

    3. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN PROSES PERSALINAN NORMAL3.1.MEKANISME PERSALINAN NORMAL

    PERSALINAN / PARTUS

    Adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup, dari dalam uterus melalui

    vagina atau jalan lain ke dunia luar.

    Partus normal / partus biasa

    Bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang kepala / ubun-ubun kecil, tanpa memakai

    alat / pertolongan istimewa, serta tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi),berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam.

    Partus abnormal

    Bayi lahir melalui vagina dengan bantuan tindakan atau alat seperti versi / ekstraksi, cunam,

    vakum, dekapitasi, embriotomi dan sebagainya, atau lahir per abdominam dengan sectio

    cesarea.

    SEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN

    1. Penurunan fungsi plasenta : kadar progesteron dan estrogen menurun mendadak, nutrisijanin dari plasenta berkurang. (pada diagram, dari Lancet, kok estrogen meningkat)

    2. Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus Frankenhauser, menjadi stimulasi

    (pacemaker) bagi kontraksi otot polos uterus.

    3. Iskemia otot-otot uterus karena pengaruh hormonal dan beban, semakin merangsang

    terjadinya kontraksi.

    4. Peningkatan beban / stress pada maternal maupun fetal dan peningkatan estrogen

    mengakibatkan peningkatan aktifitas kortison, prostaglandin, oksitosin, menjadi pencetus

    rangsangan untuk proses persalinan (DIAGRAM)

  • 7/29/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN

    25/35

    PERSALINAN DITENTUKAN OLEH 3 FAKTOR P UTAMA

    Power

    His (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan kardiovaskular

    respirasi metabolik ibu.

    Passage

    Keadaan jalan lahir

    Passanger

    Keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat janin, ada/tidak kelainan anatomik mayor)

    (++ faktor2 P lainnya : psychology, physician, position)

    Dengan adanya keseimbangan / kesesuaian antara faktor-faktor P tersebut, persalinan

    normal diharapkan dapat berlangsung.

    PEMBAGIAN FASE / KALA PERSALINAN

    Kala 1

    Pematangan dan pembukaan serviks sampai lengkap (kala pembukaan)

    Kala 2

    Pengeluaran bayi (kala pengeluaran)

    Kala 3

    Pengeluaran plasenta (kala uri)

    Kala 4

    Masa 1 jam setelah partus, terutama untuk observasi

    HIS

    His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah

    fundus uteri di mana tuba falopii memasuki dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat

    dari pacemaker yang terdapat di dinding uterus daerah tersebut.

    Resultante efek gaya kontraksi tersebut dalam keadaan normal mengarah ke daerah lokus

    minoris yaitu daerah kanalis servikalis (jalan laihir) yang membuka, untuk mendorong isi

    uterus ke luar.

    Terjadinya his, akibat :

    1. kerja hormon oksitosin

    2. regangan dinding uterus oleh isi konsepsi 3

    3. rangsangan terhadap pleksus saraf Frankenhauser yang tertekan massa konsepsi.

  • 7/29/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN

    26/35

    His yang baik dan ideal meliputi :

    1. kontraksi simultan simetris di seluruh uterus

    2. kekuatan terbesar (dominasi) di daerah fundus

    3. terdapat periode relaksasi di antara dua periode kontraksi.

    4. terdapat retraksi otot-otot korpus uteri setiap sesudah his

    5. serviks uteri yang banyak mengandung kolagen dan kurang mengandung serabut otot,akan

    tertarik ke atas oleh retraksi otot-otot korpus, kemudian terbuka secara pasif dan mendatar

    (cervical effacement). Ostium uteri eksternum dan internum pun akan terbuka.

    Nyeri persalinan pada waktu his dipengaruhi berbagai faktor :

    1. iskemia dinding korpus uteri yang menjadi stimulasi serabut saraf di pleksus hipogastrikusditeruskan ke sistem saraf pusat menjadi sensasi nyeri.

    2. peregangan vagina, jaringan lunak dalam rongga panggul dan peritoneum, menjadi

    rangsang nyeri.

    3. keadaan mental pasien (pasien bersalin sering ketakutan, cemas/ anxietas, atau eksitasi).

    4. prostaglandin meningkat sebagai respons terhadap stress

    Pengukuran kontraksi uterus

    1. amplitudo : intensitas kontraksi otot polos : bagian pertama peningkatan agak cepat, bagian

    kedua penurunan agak lambat.

    2. frekuensi : jumlah his dalam waktu tertentu (biasanya per 10 menit).

    3. satuan his : unit Montevide (intensitas tekanan / mmHg terhadap frekuensi).

    Sifat his pada berbagai fase persalinan

    Kala 1 awal (fase laten)

    Timbul tiap 10 menit dengan amplitudo 40 mmHg, lama 20-30 detik. Serviks terbuka sampai

    3 cm. Frekuensi dan amplitudo terus meningkat. Kala 1 lanjut (fase aktif) sampai kala 1 akhir

    Terjadi peningkatan rasa nyeri, amplitudo makin kuat sampai 60 mmHg, frekuensi 2-4 kali /

    10 menit, lama 60-90 detik. Serviks terbuka sampai lengkap (+10cm).

    Kala 2

    Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit. Refleks mengejan terjadi juga akibat

    stimulasi dari tekanan bagian terbawah janin (pada persalinan normal yaitu kepala) yang

    menekan anus dan rektum. Tambahan tenaga meneran dari ibu, dengan kontraksi otot-ototdinding abdomen dan diafragma, berusaha untuk mengeluarkan bayi.

  • 7/29/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN

    27/35

    Kala 3

    Amplitudo 60-80 mmHg, frekuensi kontraksi berkurang, aktifitas uterus menurun. Plasenta

    dapat lepas spontan dari aktifitas uterus ini, namun dapat juga tetap menempel (retensio) dan

    memerlukan tindakan aktif (manual aid).

    PERSALINAN KALA 1 :

    FASE PEMATANGAN / PEMBUKAAN SERVIKS

    DIMULAI pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi uterus yang teratur, makin

    lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran darah-lendir yang

    tidak lebih banyak daripada darah haid.

    BERAKHIR pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam, bibir porsio

    serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada saat akhir kala

    I.

    Fase laten : pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam.

    Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar 6 jam. Fase

    aktif terbagi atas :

    1. fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.

    2. fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm.

    3. fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10 cm).

    Peristiwa penting pada persalinan kala 1

    1. keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus (mucous plug) yang

    selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler

    serviks, dan akibat pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus.

    2. ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan mendatar.

    3. selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan ketuban pecah dini

    jika terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm).Pematangan dan pembukaan serviks (cervical effacement) pada primigravida berbeda dengan

    pada multipara :

    1. pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih dahulu sebelum terjadi pembukaan

    pada multipara serviks telah lunak akibat persalinan sebelumnya, sehingga langsung terjadi

    proses penipisan dan pembukaan

    2. pada primigravida, ostium internum membuka lebih dulu daripada ostium eksternum

    (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di tengah) pada multipara,

    ostium internum dan eksternum membuka bersamaan (inspekulo ostium tampak berbentuk

    seperti garis lebar)

  • 7/29/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN

    28/35

    3. periode kala 1 pada primigravida lebih lama (+ 20 jam) dibandingkan multipara (+14 jam)

    karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase laten pasien primigravida memerlukan

    waktu lebih lama.

    PERSALINAN KALA 2 :

    FASE PENGELUARAN BAYI

    DIMULAI pada saat pembukaan serviks telah lengkap.

    BERAKHIR pada saat bayi telah lahir lengkap.

    His menjadi lebih kuat, lebih sering, lebih lama, sangat kuat.

    Selaput ketuban mungkin juga baru pecah spontan pada awal kala 2.

    Peristiwa penting pada persalinan kala 2

    1. Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar panggul.

    2. Ibu timbul perasaan / refleks ingin mengejan yang makin berat.

    3. Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologik)

    4. Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis (simfisis pubis sebagai

    sumbu putar / hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan anggota badan.

    5. Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk memperbesar jalan lahir(episiotomi).

    Lama kala 2 pada primigravida + 1.5 jam, multipara + 0.5 jam. Gerakan utama pengeluaran

    janin pada persalinan dengan letak belakang kepala

    1. Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu atas

    panggul (sinklitismus) atau miring / membentuk sudut dengan pintu atas panggul

    (asinklitismus anterior / posterior).

    2. Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung dari his dari daerah

    fundus ke arah daerah bokong, 2) tekanan dari cairan amnion, 3) kontraksi otot dinding perutdan diafragma (mengejan), dan 4) badan janin terjadi ekstensi dan menegang.

    3. Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah dari diameter

    oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipito-bregmatikus (belakang

    kepala).

    4. Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala, putaran ubun-ubun

    kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa kepala melewati distansia

    interspinarum dengan diameter biparietalis.

  • 7/29/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN

    29/35

    5. Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput melewati bawah

    simfisis pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut : oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut,

    dagu.

    6. Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai dengan sumbu rotasi

    tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi anteroposterior sampai di bawahsimfisis, kemudian dilahirkan bahu depan dan bahu belakang.

    7. Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan mudah.

    Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter depan dan

    belakang, tungkai dan kaki.

    PERSALINAN KALA 3 :

    FASE PENGELUARAN PLASENTA

    DIMULAI : pada saat bayi telah lahir lengkap.

    BERAKHIR : dengan lahirnya plasenta.

    Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus, serta pengeluaran

    plasenta dari kavum uteri.

    Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze) ditandai dengan

    perdarahan baru, atau dari tepi / marginal (Matthews-Duncan) jika tidak disertai perdarahan,

    atau mungkin juga serempak sentral dan marginal.

    Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus adalah bersifat adhesi,

    sehingga pada saat kontraksi mudah lepas dan berdarah.

    Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi sekitar / di atas

    pusat.

    Plasenta lepas spontan 5-15 menit setelah bayi lahir. (jika lepasnya plasenta terjadi sebelum

    bayi lahir, disebut solusio/abruptio placentaekeadaan gawat darurat obstetrik )

    KALA 4 :

    OBSERVASI PASCAPERSALINAN

    Sampai dengan 1 jam postpartum, dilakukan observasi.

    7 pokok penting yang harus diperhatikan pada kala 4 :

    1) kontraksi uterus harus baik,

    2) tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain,

    3) plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap,

    4) kandung kencing harus kosong,

  • 7/29/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN

    30/35

    5) luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma,

    6) resume keadaan umum bayi, dan

    7) resume keadaan umum ibu

    3.2.PERAN DOKTER SEBAGAI PEMIMPIN DALAM PERSALINANSetelah Sembilan bulan mengandung, sang ibu akan melakukan proses besar yaitu persalinan.

    Proses ini merupakan proses yang cukup berat. Dokter harus melakukan segala yang ia

    mampu untuk membantu ibu melahirkan bayinya dengan selamat.

    Pertama, dokter harus memastikan kebersihan mengenai alat-alat yang digunakan untuk

    membantu proses persalinan, karena tidak jarang terjadi infeksi kepada ibu maupun bayi

    dikarenakan alat-alat yang tidak steril. Jadi, dokter harus menggunakan disinfektan yang

    sesuai dan aman untuk alat-alat kesehatan yang nantinya akan digunakan untuk membantu

    proses persalinan.

    Kedua, dokter harus menenangkan mental si ibu, karena saat persalinan, beban mental

    sangatlah besar. Dokter harus member semangat kepada ibu yang akan melahirkan.

    4. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN GIZI PADA IBU HAMIL

    Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan

    zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut

    diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ

    kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu (Sarwono, 2007). Sehingga

    kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh

    tidak sempurna.

    Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan, namun yang seringkali

    menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa mineral seperti zat besi dan kalsium.

    Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal perlu tambahan kira-kira 80.000 kalori

    selama masa kurang lebih 280 hari. Hal ini berarti perlu tambahan ekstra sebanyak kurang

    lebih 300 kalori setiap hari selama hamil (Budianto, 2009).

    Energi yang terkandung dalam protein ditaksir sebanyak 5180 kkal, dan lemak 36.337 Kkal.

    Agar energi ini bisa ditabung masih dibutuhkan tambahan energi sebanyak 26.244 Kkal, yang

    digunakan untuk mengubah energi yang terikat dalam makanan menjadi energi yang bisa

    dimetabolisir. Dengan demikian jumlah total energi yang harus tersedia selama kehamilan

    adalah 74.537 Kkal, dibulatkan menjadi 80.000 Kkal. Untuk memperoleh besaran energi per

    hari, hasil penjumlahan ini kemudian dibagi dengan angka 250 (perkiraaan lamanyakehamilan dalam hari) sehingga diperoleh angka 300 Kkal (Budianto, 2009).

  • 7/29/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN

    31/35

    Kebutuhan energi pada trimester I menjadi 2140 kalori, pada trimester II meningkat menjadi

    2200 dan pada trimester III mengalami penurunan yaitu 2020 kalori. Begitu juga dengan

    protein yaitu trimester I adalah 75 gram, trimester II adalah 75 gram dan trimester III adalah

    70 gram. Zat besi dan mineral lainnya juga mengalami penurunan jumlah asupan setelah

    trimester III (Budianto, 2009).

    Wanita hamil harus sering makan agar memenuhi kebutuhan gizi yang meningkat. Makanan

    ini harus terdiri dari empat kelompok makanan utama. Kalori harus cukup memadai untuk

    memenuhi kebutuhan anabolok ibu dan janin, dengan 1,3 gram protein per kilogram berat

    badan, 35 sampai 40 persen dari keseluruhan kalori sebagai lemak, dan sisanya sebagai

    karbohidrat. Kebutuhan vitamin dapat dipenuhi dengan memilih makanan secara bijaksana

    (Budianto, 2009).

    Dengan demikian dalam satu hari asupan protein dapat mencapai 75-100 g (sekitar 12 % dari

    jumlah total kalori); atau sekitar 1,3 g/kgBB/hari (gravida mature), 1,5 g/kg BB/hari (usia 15-

    18 tahun), dan 1,7 g/kg BB/hari (di bawah 15 tahun). Bahan pangan yang dijadikan sumberprotein sebaiknya (2/3 bagian) pangan yang bernilai biologi tinggi, seperti daging tak

    berlemak, ikan, telur, susu dan hasil olahannya. Protein yang berasal dari tumbuhan (nilai

    biologinya rendah) cukup 1/3 bagian (Budianto, 2009).

    Kenaikan volume darah selama kehamilan akan meningkatkan kebutuhan Fe atau Zat Besi.

    Jumlah Fe pada bayi baru lahir kira-kira 300 mg dan jumlah yang diperlukan ibu untuk

    mencegah anemia akibat meningkatnya volume darah adalah 500 mg. Selama kehamilan

    seorang ibu hamil menyimpan zat besi kurang lebih 1.000 mg termasuk untuk keperluan

    janin, plasenta dan hemoglobin ibu sendiri. Makanan rata-rata hanya memberikan sekitar

    sekitar 200-300 mg dari total 1000 mg yang diperlukan. Jadi wanita hamil memerlukan

    tambahan besi dalam jumlah 30-60 mg sehari (Budianto, 2009).

    Menurut I Dewa Nyoman Supariasa (2002) ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk

    mengetahui status gizi ibu hamil antara lain memantau pertambahan berat badan selama

    hamil, mengukur Lingkar Lengan Atas (LLA), dan mengukur kadar Hb. Pertambahan berat

    badan selama hamil sekitar 10 12 kg, dimana pada trimester I pertambahan kurang dari 1

    kg, trimester II sekitar 3 kg, dan trimester III sekitar 6 kg. Pertambahan berat badan ini juga

    sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan janin. Pengukuran LILA dimaksudkan untuk

    mengetahui apakah seseorang menderita Kurang Energi Kronis (KEK), sedangkan

    pengukuran kadar Hb untuk mengetahui kondisi ibu apakah menderita anemia gizi.

    Lingkar Lengan Atas

    Antropometri yang paling sering digunakan untuk menilai status gizi yaitu LLA (Lingkar

    Lengan Atas). Pengukuran LLA adalah salah satu cara untuk mengetahui resiko Kekurangan

    Energi Kronis (KEK) pada Wanita Usia Subur (WUS). Tujuan pengukuran LLA mencakup

    masalah WUS baik ibu hamil maupun calon ibu, masyarakat umum dan peran petugas lintas

    sektoral (Depkes RI, 2008). Adapun tujuan tersebut adalah :

    1. Mengetahui resiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk menepis wanita

    yang mempunyai resiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).

    2. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam pencegahan

    dan penanggulangan KEK.

  • 7/29/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN

    32/35

    3. Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat dengan tujuan peningkatan

    kesejahteraan ibu dan anak

    4. Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya perbaikan gizi WUS yang

    menderita KEK.

    5. Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang menderita KEK.

    Ambang batas LLA WUS dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran

    LLA kurang 23,5 cm artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK dan diperkirakan akan

    melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). BBLR mempunyai resiko kematian, gizi

    kurang, gangguan pertumbuhan dan gangguan perkembangan anak (I Dewa Nyoman, 2002).

    Pengaruh Gizi Kurang pada Ibu Hamil

    Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu

    maupun janin, seperti diuraikan berikut ini.

    1. Terhadap Ibu

    Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain:

    anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit

    infeksi.

    2. Terhadap Persalinan

    Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan

    lama, persalinan sebelum waktunya (prematur), pendarahan setelah persalinan, serta

    persalinan dengan operasi cenderung meningkat (Poedji Rochjati).

    3. Terhadap Janin

    Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat

    menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia

    pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir

    rendah (Nelson, 2000).

    5. MEMAHAMI DAN MEJELASKAN HUKUM WANITA HAMILMELAKUKAN IBADAH PUASA

    Kondisi fisik seorang wanita dalam menghadapi kehamilan dan saat-saat menyusui memang

    berbeda-beda. Namun, pada dasarnya, kalori yang dibutuhkan untuk memberi asupan bagi

    sang buah hati adalah sama, yaitu sekitar 2200-2300 kalori perhari untuk ibu hamil dan 2200-

    2600 kalori perhari untuk ibu menyusui. Kondisi inilah yang menimbulkan konsekuensi yang

    berbeda bagi para ibu dalam menghadapi saat-saat puasa di bulan Ramadhan. Ada yang

    merasa tidak bermasalah dengan keadaan fisik dirinya dan sang bayi sehingga dapat

    menjalani puasa dengan tenang. Ada pula para ibu yang memiliki kondisi fisik yang lemah

    yang mengkhawatirkan keadaan dirinya jika harus terus berpuasa di bulan Ramadhan begitu

  • 7/29/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN

    33/35

    pula para ibu yang memiliki buah hati yang lemah kondisi fisiknya dan masih sangat

    tergantung asupan makanannya dari sang ibu melalui air susu sang ibu.

    Kedua kondisi terakhir, memiliki konsekuuensi hukum yang berbeda bentuk pembayarannya.

    1. Untuk Ibu Hamil dan Menyusui yang Mengkhawatirkan Keadaan Dirinya Saja BilaBerpuasa

    Bagi ibu, untuk keadaan ini maka wajib untuk mengqadha (tanpa fidyah) di hari yang lain

    ketika telah sanggup berpuasa.

    Keadaan ini disamakan dengan orang yang sedang sakit dan mengkhawatirkan keadaan

    dirinya. Sebagaimana dalam ayat,

    Maka jika di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka

    wajib baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.(Qs.

    Al Baqarah[2]:184)

    Berkaitan dengan masalah ini, Ibnu Qudamah rahimahullah mengatakan, Kami tidak

    mengetahui ada perselisihan di antara ahli ilmu dalam masalah ini, karena keduanya seperti

    orang sakit yang takut akan kesehatan dirinya. (al-Mughni: 4/394)

    2. Untuk Ibu Hamil dan Menyusui yang Mengkhawatirkan Keadaan Dirinya dan Buah

    Hati Bila Berpuasa

    Sebagaimana keadaan pertama, sang ibu dalam keadaan ini wajib mengqadha (saja) sebanyak

    hari-hari puasa yang ditinggalkan ketika sang ibu telah sanggup melaksanakannya.

    Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, Para sahabat kami (ulama Syafiiyah)

    mengatakan, Orang yang hamil dan menyusui, apabila keduanya khawatir dengan puasanya

    dapat membahayakan dirinya, maka dia berbuka dan mengqadha. Tidak ada fidyah karena dia

    seperti orang yang sakit dan semua ini tidak ada perselisihan (di antara Syafiiyyah). Apabila

    orang yang hamil dan menyusui khawatir dengan puasanya akan membahayakan dirinya dan

    anaknya, maka sedemikian pula (hendaklah) dia berbuka dan mengqadha, tanpa ada

    perselisihan (di antara Syafiiyyah).(al-Majmu: 6/177, dinukil dari majalahAl Furqon)

    3 .Untuk Ibu Hamil dan Menyusui yang Mengkhawatirkan Keadaan si Buah Hati saja

    Dalam keadaan ini, sebenarnya sang ibu mampu untuk berpuasa. Oleh karena itulah,

    kekhawatiran bahwa jika sang ibu berpuasa akan membahayakan si buah hati bukan

    berdasarkan perkiraan yang lemah, namun telah ada dugaan kuat akan membahayakan atau

    telah terbukti berdasarkan percobaan bahwa puasa sang ibu akan membahayakan. Patokan

    lainnya bisa berdasarkan diagnosa dokter terpercaya bahwa puasa bisa membahayakan

    anaknya seperti kurang akal atau sakit -. (Al Furqon, edisi 1 tahun 8)

    Untuk kondisi ketiga ini, ulama berbeda pendapat tentang proses pembayaran puasa sang ibu.

    Berikut sedikit paparan tentang perbedaan pendapat tersebut.

    Dalil ulama yang mewajibkan sang ibu untuk membayar qadha saja.

  • 7/29/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN

    34/35

    Dalil yang digunakan adalah sama sebagaimana kondisi pertama dan kedua, yakni sang

    wanita hamil atau menyusui ini disamakan statusnya sebagaimana orang sakit. Pendapat ini

    dipilih oleh Syaikh Bin Baz dan Syaikh As-Sadi rahimahumallah

    Dalil ulama yang mewajibkan sang Ibu untuk membayar fidyah saja.

    Dalill yang digunakan adalah sama sebagaimana dalil para ulama yang mewajibkan qadha

    dan fidyah, yaitu perkataan Ibnu Abbas radhiallahuanhu, Wanita hamil dan menyusui, jika

    takut terhadap anak-anaknya, maka mereka berbuka dan memberi makan seorang miskin. (

    HR. Abu Dawud)

    dan perkataan Ibnu Umarradhiallahuanhuketika ditanya tentang seorang wanita hamil

    yang mengkhawatirkan anaknya, maka beliau berkata, Berbuka dan gantinya memberi

    makan satu mud gandum setiap harinya kepada seorang miskin. (al -Baihaqi

    dalam Sunan dari jalan Imam Syafii, sanadnya shahih)

    Dan ayat Al-Quran yang dijadikan dalil bahwa wanita hamil dan menyusui hanyaf

    membayar fidyah adalah, Dan wajib bagi orang yang berat menjalankannya (jika mereka

    tidak berpuasa) membayar diyah (yaitu) membayar makan satu orang miskin. (Qs. Al-

    Baqarah [2]: 184)

    Hal ini disebabkan wanita hamil dan menyusui yang mengkhawatirkan anaknya dianggap

    sebagai orang yang tercakup dalam ayat ini.

    Pendapat ini adalah termasuk pendapat yang dipilih Syaikh Salim dan Syaikh Ali

    Hasan hafidzahullah.

    Dalil ulama yang mewajibkan sang Ibu untuk mengqadha dengan disertai membayar

    fidyah

    Dalil sang ibu wajib mengqadha adalah sebagaimana dalil pada kondisi pertama dan kedua,

    yaitu wajibnya bagi orang yang tidak berpuasa untuk mengqadha di hari lain ketika telah

    memiliki kemampuan. Para ulama berpendapat tetap wajibnya mengqadha puasa ini karena

    tidak ada dalam syariat yang menggugurkan qadha bagi orang yang mampu

    mengerjakannya.

    Sedangkan dalil pembayaran fidyah adalah para ibu pada kondisi ketiga ini termasuk dalam

    keumuman ayat berikut,

    Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa)

    membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin (Qs. Al-Baqarah [2]:184)

    Hal ini juga dikuatkan oleh perkataan Ibnu Abbas radhiallahuanhu, Wanita hamil dan

    menyusui, jika takut terhadap anak-anaknya, maka mereka berbuka dan memberi makan

    seorang miskin. (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Syaikh Al Bani dalam Irwaul Ghalil).

    Begitu pula jawaban Ibnu Umarradhiallahuanhu ketika ditanya tentang wanita hamil yang

    khawatir terhadap anaknya, beliau menjawab, Hendaklah berbuka dan memberi makanseorang miskin setiap hari yang ditinggalkan.

  • 7/29/2019 SKENARIO 2 KEHAMILAN

    35/35

    Adapun perkataan Ibnu Abbas dan Ibnu Umarradhiallahuanhuma yang hanya menyatakan

    untuk berbuka tanpa menyebutkan wajib mengqadha karena hal tersebut (mengqadha) sudah

    lazim dilakukan ketika seseorang berbuka saat Ramadhan.