Top Banner

of 29

Skenario 1, Rhinitis Alergi

Jun 03, 2018

Download

Documents

dioritamaa
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/12/2019 Skenario 1, Rhinitis Alergi

    1/29

    LI 1. Memahami dan menjelaskan saluran pernapasan atas

    LO 1.1 Memahami dan menjelaskan makroskopis (Anatomi) saluran pernapasan atas.

    Respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O2) yang dibutuhkan tubuh

    untuk metabolisme sel dan karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari

    metabolisme tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru.

    Sistem Respirasi1. Salur an Nafas Bagian Atas, pada bagian ini udara yang masuk ke tubuh

    dihangatkan, disarung dan dilembabkan.

    2. Salur an Nafas Bagian Bawah, bagian ini menghantarkan udara yangmasuk dari saluran bagian atas ke alveoli.

    3. Alveoli, terjadi pertukaran gas anatara O2dan CO24. Sir kul asi Paru, pembuluh darah arteri menuju paru, sedangkan pembuluh

    darah venameninggalkan paru.

    5. Paru, terdiri atas :a.

    Saluran Nafas Bagian Bawah

    b. Alveolic. Sirkulasi Paru

    6. Rongga Pleura, terbentuk dari dua selaputserosa, yang meluputi dindingdalam rongga dada yang disebutpleura parietalis, dan yang meliputi paru

    ataupleuraveseralis

    7. Rongga dan Dinding Dada, merupakan pompa muskuloskeletal yangmengatur pertukaran gas dalam proses respirasi

    Saluran Nafas Bagian Atas

    a. Rongga hidung

    Dio Arief Pratama

    1102012068

  • 8/12/2019 Skenario 1, Rhinitis Alergi

    2/29

    Udara yang dihirup melalui hidung akan mengalami tiga hal :

    Dihangatkan Disaring DilembabkanKetiga hal di atas merupakan fungsi utama dari selaput lendir respirasi,yang terdiri atas Psedostrafied Ciliated Columnar Epitelium yang

    berfungsi menggerakkan partikel-partikel halus ke arah faring sedangkan

    partikel yang besar akan disaring oleh bulu hidung,sel golbet dan kelenjar

    serous yang berfungsi melembabkan udara yang masuk, pembuluh darah

    yang berfungsi menghangatkan udara. Ketiga hal tersebut dibantu dengan

    concha.

    b. Nasofaring (terdapatPharyngeal Tonsil dan Tuba Eustachius)c. Orofaring (merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring, terdapat

    pangkal lidah)

    d. Laringofaring (terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran makanan)(Daniel S.W, 2008; Raden Inmar, 2009)

    Hidung

    Organ pertama yang berfungsi dalam saluran napas. Terdapat vestibulum nasi

    yang terdapat cilia kasar yang berfungsi sebagai saringan udara. Bagian dalam

    rongga hidungada terbentuk terowongan yang disebut cavum nasi mulai dari

    nares anterior sampai ke nares posterior lalu ke nasofaring.

    Sekat antara kedua rongga hidung dibatasi dinding yang berasal dari tulang

    dan mucusa yaitu septum nasi yang dibentuk oleh :

    a. Cartilago septi nasob. Os vomerc. Lamina perpendicularis os ethmoidalis

  • 8/12/2019 Skenario 1, Rhinitis Alergi

    3/29

    Merupakan organ berongga yang terdiri atas tulang, tulang rawan hyalin otot bercorakdan jaringan ikat

    Fungsi : Menyalurkan udara

    Menyaring udara dari benda asing Menghangatkan udara pernafasan Melembabkan udara pernafasan Alat pembau

    Cavum nasi dipisahkan oleh septum nasi, yangberhubungan dengan nasofaring melalui choana

    (nares posterior)

    Memiliki bagian terlebar yang disebut dengan vestibulum nasiFossa Nasali s

    Dinding superior rongga hidung sempit, dibentuk lamina cribroformis

    ethmoidalis yang memisahkan rongga tengkorak dengan rongga hidung.

    Dinding inferior dibentuk os maxilla dan os palatinum.

  • 8/12/2019 Skenario 1, Rhinitis Alergi

    4/29

  • 8/12/2019 Skenario 1, Rhinitis Alergi

    5/29

    Persarafan hidung

    Persarafan sensorik dan sekremotorik hidung :

    1. Depan dan atas cavum nasi mendapat persarafan sensoris dari cabangnervus opthalmicus

    2. Bagian lainnya termasuk mucusa hidung cavum nasi dipersarafi ganglionsfenopalatinum. Nasofaring dan concha nasalis mendapat persarafan

    sensorik dari cabang ganglion pterygopalatinum.

    Nervus olfactorius memberikan sel-sel reseptor untuk penciuman. Proses

    penciuman : pusat penciuman pada gyrus frontalis, menembus lamina cribrosa

    ethmoidalis ke traktus olfactorius, bulbus olfactorius, serabut n. olfactorius

    pda mucusa atas depan cavum nasi.

    Vaskularisasi hidung

    Berasal dari cabang a. Opthalmica dan a. Maxillaris interna

    1. Arteri ethmoidalis dengan cabang-cabang : arteri nasalis externa danlateralis, arteri septalis anterior

    2. Arteri ethmoidalis posterior dengan cabang-cabang : arteri nasalisposterior, lateralis dan septal, arteri palatinus majus

    3. Arteri sphenopalatinum cabang arteri maxillaris interna. Ketiga pembuluhtersebut membentuk anyaman kapiler pembuluh darah yang dinamakan

    Plexus Kisselbach. Plexus ini mudah pecah oleh trauma/infeksi sehingga

    sering menjadi sumber epistaxis pada anak.

    NASOFARING

  • 8/12/2019 Skenario 1, Rhinitis Alergi

    6/29

    LARING

    Daerah yang dimulai dari aditus laryngis sampai batas bawah cartilago cricoid.Rangka laring terbentuk dari tulang rawan dan tulang.

    1. Berbentuk tulang adalah os hyoid2. Berbentuk tulang rawan adalah : tyroid 1 buah, arytenoid 2 buah, epiglotis

    1 buah. Pada arytenoid bagian ujung ada tulang rawan kecil cartilago

    cornuculata dan cuneiforme.

    Laring adalah bagian terbawah dari saluran napas atas.

    Os hyoid

    Mempunyai 2 buah cornu, cornu majus dan minus. Berfungsi untuk perlekatan

    otot mulut dan cartilago thyroid

    Cartil ago thyroid

    Terletak di bagian depan dan dapat diraba tonjolan yang disebut prominess

    laryngis atau lebih disebut jakun pada laki-laki. Jaringan ikatnya adalah

    membrana thyrohyoid. Mempunyai cornu superior dan inferior. Pendarahan

    dari a. Thyroidea superior dan inferior.

    Cartil ago arytenoid

    Mempunyai bentuk seperti burung penguin. Ada cartilago corniculata dan

    cuneiforme. Kedua arytenoid dihubungkan m.arytenoideus transversus.

    Epiglotis

    Tulang rawan berbentuk sendok. Melekat di antara cartilago arytenoid.

    Berfungsi untuk membuka dan menutup aditus laryngis. Saat menelan

    epiglotis menutup aditus laryngis supaya makanan tidak masuk ke laring.

    Cartil ago cricoid

  • 8/12/2019 Skenario 1, Rhinitis Alergi

    7/29

    Batas bawah adalah cincin pertama trakea. Berhubungan dengan thyroid

    dengan ligamentum cricothyroid dan m.cricothyroid medial lateral.

    Otot-otot laring :

    a. Otot extrinsik laring1. M.cricothyroid2. M. thyroepigloticus

    b. Otot intrinsik laring1. M.cricoarytenoid posterior yang membuka plica vocalis. Jika terdapat

    gangguan pada otot ini maka bisa menyebabkan orang tercekik dan

    meninggal karena rima glottidis tertutup. Otot ini disebut juga safety

    muscle of larynx.

    2. M. cricoarytenoid lateralis yang menutup plica vocalis dan menutuprima glottdis

    3. M. arytenoid transversus dan obliq4. M.vocalis5. M. aryepiglotica6. M. thyroarytenoid

    Dalam cavum laryngis terdapat :

    Plica vocalis, yaitu pita suara asli sedangkan plica vestibularis adalah pita

    suara palsu. Antara plica vocalis kiri dan kanan terdapat rima glottidis

    sedangkan antara plica vestibularis terdapat rima vestibuli. Persyarafan daerah

    laring adalah serabut nervus vagus dengan cabang ke laring sebagai n.laryngis

    superior dan n. recurrent.

    LO 1.2 Memahami dan menjelaskan mikroskopis (histology) saluran pernapasan atas.

    Rongga hidung

  • 8/12/2019 Skenario 1, Rhinitis Alergi

    8/29

    Rongga hidung terdiri atas vestibulum dan fosa nasalis. Pada vestibulum di

    sekitar nares terdapat kelenjar sebasea dan vibrisa (bulu hidung). Epitel di

    dalam vestibulum merupakan epitel respirasi sebelum memasuki fosa nasalis.

    Pada fosa nasalis (cavum nasi) yang dibagi dua oleh septum nasi pada garis

    medial, terdapat konka (superior, media, inferior) pada masing-masing dindinglateralnya. Konka media dan inferior ditutupi oleh epitel respirasi, sedangkan

    konka superior ditutupi oleh epitel olfaktorius yang khusus untuk fungsi

    menghidu/membaui. Epitel olfaktorius tersebut terdiri atas sel penyokong/sel

    sustentakuler, sel olfaktorius (neuron bipolar dengan dendrit yang melebar

    di permukaan epitel olfaktorius dan bersilia, berfungsi sebagai reseptor dan

    memiliki akson yang bersinaps dengan neuron olfaktorius otak), sel basal

    (berbentuk piramid) dan kelenjar Bowman pada lamina propria. Kelenjar

    Bowman menghasilkan sekret yang membersihkan silia sel olfaktorius

    sehingga memudahkan akses neuron untuk membaui zat-zat. Adanya vibrisa,

    konka dan vaskularisasi yang khas pada rongga hidung membuat setiap udara

    yang masuk mengalami pembersihan, pelembapan dan penghangatan sebelum

    masuk lebih jauh.

    Silia berfungsi untuk mendorong lendir ke arah nasofaring untuk tertelan atau

    dikeluarkan (batuk) .Sel goblet dan kelenjar campur di lamina propria

    mnghasilkan sekret, untuk menjaga kelembaban hidung dan menangkap

    partikel debu halus . Di bawah epitel chonca inferior terdapat swell bodies,

    merupakan fleksus vonosus untuk menghangatkan udara inspirasi

  • 8/12/2019 Skenario 1, Rhinitis Alergi

    9/29

    epitel

    olfaktori, khas pada konka superior

    Sinus paranasalis

    Terdiri atas sinus frontalis, sinus maksilaris, sinus ethmoidales dan sinus sphenoid,semuanya berhubungan langsung dengan rongga hidung. Sinus-sinus tersebut dilapisi

    oleh epitel respirasi yang lebih tipisdan mengandung sel gobletyang lebih sedikit

    serta lamina propria yang mengandung sedikit kelenjar kecil penghasil mukusyang

    menyatu dengan periosteum. Aktivitas silia mendorong mukus ke rongga hidung.

    Faring

    Nasofaring dilapisi oleh epitel respirasipada bagian yang berkontak dengan palatum

    mole, sedangkan orofaring dilapisi epitel tipe skuamosa/gepeng.

    Terdiri dari :

    Nasofaring (epitel bertingkat torak bersilia,dengan sel goblet)

    Orofaring (epitel berlapis gepeng denganlapisan tanduk)

    Laringofaring (epitel bervariasi)

    Laring

    http://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/epitel-olfaktori.jpghttp://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/epitel-olfaktori.jpg
  • 8/12/2019 Skenario 1, Rhinitis Alergi

    10/29

    Laring merupakan bagian yang menghubungkan faring dengan trakea. Pada lamina

    propria laring terdapat tulang rawan hialin dan elastin yang berfungsi sebagai

    katup yang mencegah masuknya makanan dan sebagai alat penghasil suara pada

    fungsi fonasi. Epiglotis merupakan juluran dari tepian laring, meluas ke faring dan

    memiliki permukaan lingual dan laringeal. Bagian lingual dan apikal epiglotis ditutupioleh epitel gepeng berlapis, sedangkan permukaan laringeal ditutupi oleh epitel

    respirasi bertingkat bersilindris bersilia. Di bawah epitel terdapat kelenjar

    campuran mukosa dan serosa.

    Di bawah epiglotis, mukosanya membentuk dua lipatan yang meluas ke dalam lumen

    laring: pasangan lipatan atas membentuk pita suara palsu (plika vestibularis)yang

    terdiri dari epitel respirasi dan kelenjar serosa, serta di lipatan bawah membentuk pita

    suara sejati yang terdiri dari epitel berlapis gepeng, ligamentum vokalis (serat

    elastin) dan muskulus vokalis (otot rangka). Otot muskulus vokalis akan membantu

    terbentuknya suara dengan frekuensi yang berbeda-beda.

    Tulang rawan yang lebih besar (tulang rawan hyalin): Thyroid Cricoid Arytenoid

    Tulang rawan yang kecil (tulang rawan elastis): Epiglottis Cuneiform Corniculata Ujung arytenoid

  • 8/12/2019 Skenario 1, Rhinitis Alergi

    11/29

    epitel epiglotis, pada pars lingual berupa epitel gepeng berlapis dan para pars laringeal

    berupa epitel respiratori

    Epiglottis

    Memiliki permukaan lingual dan laringeal Seluruh permukaan laringeal ditutupi oleh epitel berlapis gepeng, mendekati

    basis epiglottis pada sisi laringeal, epitel ini mengalami peralihan menjadi

    epitel bertingkat silindris bersilia

    Trakea

    Permukaan trakea dilapisi oleh epitel respirasi. Terdapat kelenjar serosa pada

    lamina propria dan tulang rawan hialin berbentuk C (tapal kuda), yang mana

    ujung bebasnya berada di bagian posterior trakea. Cairan mukosa yang dihasilkan

    oleh sel goblet dan sel kelenjar membentuk lapisan yang memungkinkan pergerakansilia untuk mendorong partikel asing. Sedangkan tulang rawan hialin berfungsi untuk

    http://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/epitel-laring.jpghttp://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/epitel-laring.jpghttp://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/epitel-laring.jpg
  • 8/12/2019 Skenario 1, Rhinitis Alergi

    12/29

    menjaga lumen trakea tetap terbuka. Pada ujung terbuka (ujung bebas) tulang rawan

    hialin yang berbentuk tapal kuda tersebut terdapat ligamentum fibroelastis dan

    berkas otot polos yang memungkinkan pengaturan lumen dan mencegah distensi

    berlebihan.

    epitel trakea dipotong memanjang

    epitel trakea, khas berupa adanya tulang rawan hialin yang berbentuk tapal kuda ("c-

    shaped")

    LI 2. Memahami dan menjelaskan fisiologi pernapasan

    LO 2.1 Memahami dan menjelaskan fungsi pernapasan.

    Proses pernapasan dibagi menjadi 2,yaitu:

    1. Pernapasan luar (eksternal)

    http://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/trachea_ts.jpghttp://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/epitel-trakea-dipotong-memanjang.jpghttp://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/trachea_ts.jpghttp://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/epitel-trakea-dipotong-memanjang.jpg
  • 8/12/2019 Skenario 1, Rhinitis Alergi

    13/29

    Dimana terjadi penyerapan O2 dan pengeluaran CO2 dari tubuh secara

    keseluruhan.

    2. Pernapasan dalam (internal)Akan terjadi penggunaan O2 dan pembentukan CO2 oleh sel-sel sertapertukaran gas antara sel-sel tubuh dengan media cair sekitarnya.

    fungsi pernapasan

    Mengeluarkan air dan panas dari tubuh Proses pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 dalam paru Meningkatkan aliran balik vena Mengeluarkan dan memodifikasikan prostaglandin

    LO 2.2 Memahami dan menjelaskan Mekanisme pernafasan.

    A. Mekanisme pernapasan berdasarkan antomiPada waktu inspirasi udara masuk melalui kedua nares anterior

    vestibulum nasi cavum nasi lalu udara akan keluar dari cavum nasi

    menuju nares posterior (choanae) masuk ke nasopharynx,masuk ke

    oropharynx (epiglottis membuka aditus laryngis) daerah larynx

    trakea.masuk ke bronchus primer bronchus sekunder bronchiolus

    segmentalis (tersier) bronchiolus terminalis melalui bronchiolusrespiratorius masuk ke organ paru ductus alveolaris alveoli.pada

    saat di alveoli terjadi pertukaran CO2 (yang dibawa A.pulmonalis)lalu

    keluar paru dan O2 masuk kedalam vena pulmonalis.lalu masuk ke atrium

    sinistra ventrikel sinistra dipompakan melalui aorta ascendens

    masuk sirkulasi sistemik oksigen (O2) di distribusikan keseluruh sel

    dan jaringan seluruh tubuh melalui respirasi internal,selanjutnya CO2

    kembali ke jantung kanan melalui kapiler / vena dipompakan ke paru

    dan dengan ekspirasi CO2 keluar bebas.

    B. Mekanisme pernapasan berdasarkan fisiologinyaInspirasi merupakan proses aktif ,akan terjadi kontraksi otot otot

    ,inspirasi akan meningkatkan volume intratorakal,tekanan intrapleura di

    bagian basis paru akan turun dari normal sekitar -2,5 mm Hg (relatif

    terhadap tekanan atmosfer) pada awal inspirasi menjadi 6 mm

    Hg.jaringan paru semangkin tegang ,tekanan di dalam saluran udara

    menjadi sedikit lebih negatif dan udara mengalir kedalam paru.pada akhir

    inspirasi daya rekoil paru mulai menarik dinding dada kembali ke

    kedudukan ekspirasi ,sampai tercapai keseimbangan kembali antara daya

    rekoil jaringan paru dan dinding dada.tekanan didalam saluran udaramenjadi sedikit positif dan udara mengalir meninggalkan paru,selama

  • 8/12/2019 Skenario 1, Rhinitis Alergi

    14/29

    pernapasan tenang,ekspirasi merupakan proses pasif yang tidak

    memerlukan kontraksi otot untuk menurunkan volume inratorakal,namun

    pada awal ekspirasi masih terdapat kontraksi ringan otot

    inspirasi,kontraksi ini berfungsi sebagai peredam daya rekoil paru dan

    memperlambat ekspirasi.

    menjelaskan mekanisme / proses batuk dan bersinBatuk diawali dengan inspirasi dalam dan diikuti oleh ekspirasi kuat

    melawan glotis yang tertutup,hal ini meningkatkan tekanan intrapleura

    mencapai 100 mm Hg / lebih,glotis terbuka secara tiba-tiba mengakibatkan

    ledakan aliran udara ke luar dengan kecepatan mencapai 965 km(600 mil)

    / jam.bersin merupakan hal yang serupa dengan glotis yang terus terbuka

    ,kedua reflex ini membantu pengeluaran iritan dan menjaga saluran udara

    tetap bersin.

    LI 3. Memahami dan menjelaskan rhinitis alergi.

    LO 3.1 Memahami dan menjelaskan definisi rhinitis alergi.

    Rhinitis merupakan reaksi yang terjadi mata, hidung, tenggorokan saat

    allergen merangsang pelepasan histamin. Histamin menyebabkan inflamasi

    dan pengeluaran cairan di saluran hidung, kelopak mata, dan sinus. Pada

    rhinitis alergi, jika alergi pada pollen, maka sistem imun akan beranggapan

    bahwa pollen adalah alergen. Sistem imun akna mengeluarkan IgE. Antibodi

    pergi ke sel menghasilkan zat kimia yang menghasilkan reaksi alergi dengan

    gejala.

    Sedangkan pada thinitis non alergi, biasanya karena pollutan, irritan,

    merokok dan efek samping pengobatan, temperatur. Salah satu contoh rhinitis

    non alergi adalah rhinitis vasomotor dan rhinitis medikamentosa.

    LO 3.2 Memahami dan menjelaskan etiologi rhinitis alergi.

    Rhinitis alergi disebabkan alergen dari luar seperti pollen, tungau debu,

    binayang pengerat, kecoa, jamur(misalnya Alternaria, Cladosporium,

    Aspergillus, Penicillium), binatang peliharaan , rumput, pohon(misalnya

    chedar, elm, oak, olive, maple, dan birch). Jika orangtua memiliki alergi

    serupa, maka berkemungkinan memiliki alergi juga secara genetik.

  • 8/12/2019 Skenario 1, Rhinitis Alergi

    15/29

    LO 3.3 Memahami dan menjelaskan epidemiologi rhinitis alergi.

    Studi scandavian telah menunjukkan tingkat prevalensi 15% pada pria dan

    wanita 14 %. Tiap negara akan berbeda karena lingkungan geografi yang

    berbeda.

    Rhinitis alergi tidak mengacam nyawa kecuali jika disertai asma yang parah

    dan anafilaksis. Dari rhinitis alergi bisa juga terdapat komplikasi di antaranya

    otitis media, disfungsi tuba eustachius, sinusitis akut dan sinusitis kronik.

    Telah terbukti bahwa rhinitis alergi yang tidak terkontrol yang berhubungan

    dnegan asma bisa memperparah inflamasi. Ini bisa menyebabkan morbiditas

    bahkan kematian.

    Ras

    Rhinitis alergi bisa terjadi pada ras manapun

    Jenis kelaminPada masa kanak-kanak, laki-laki lebih mudah terkena rhinitis alergi

    dibandingkan anak perempuan. Tapi saat dewasa, prevalensinya hampir sama.

    Usia

    Rhinitis alergi bisa terjadi pada usia berapapun. 80% kasus, rhintis alergi

    meningkat saat usia 20 tahun.

    LO 3.4 Memahami dan menjelaskan klasifikasi rhinitis alergi.

    Rhinitis alergi terbagi menjadi 2 macam berdasarkan sifat berlangsungnya:

    1. Rhinitis alergi musiman (seasonal, hay fever, polinosis). Hanyaterdapat di negara dengan 4 musim. Alergen penyebabnya spesifik

    yaitu pollen dan spora jamur.

    2. Rhinitis alergi sepanjang tahun (perennial).Penyebab yang paling sering adalah alergi inhalan. Alergen ini adalah

    alergen dalam rumah dan alergen di luar rumah.

    Saat ini digunakan klasifikasi rhinitis alergi berdasarkan rekomendasi

    WHO Inisiative ARIA (Allergic Rhinitis and Its impact on Asthma) 2001

    berdasarkan sifat berlangsungya :

    1. Intermiten, bila gejala kurang dari 4 hari/minggu atau kurang dari 4minggu

    2. Persisten/menetap, bila gejala lebih dari 4 hari/minggu dan lebih dari 4minggu.

  • 8/12/2019 Skenario 1, Rhinitis Alergi

    16/29

    Tingkat berat ringannya penyakit, rhinitis alergi terbagi menjadi :

    a. Ringan, jika tidak ada gangguan tidur, bersantai, aktivitas harian,belajar, bekerja

    b. Sedang-berat jika ada satu atau lebih gangguan di atas

    LO 3.5 Memahami dan menjelaskan patofisiologi rhinitis alergi.

    kontak pertama dengan alergen atau tahap sensitisasi, makrofag atau monosit

    yang berperan sebagai APC akan menangkap alergen yang menempel di

    permukaan mukosa hidung. Setelah diproses antigen akan membentuk

    fragmen pendek peptida dan bergabung dengan HLA II membentuk kompleks

    peptoda MHC II yang dipresentasikan pada sel T helper (Th0). APC akan

    melepas interleukin 1 yang mengaktifkan Th0 untuk berproliferasi menjadi Thelper 1 dan T helper 2. Th2 akan menghasilkan berbagai sitokin seperti IL 3,

    IL 4, IL 5, IL 13. IL 4 dan IL 13 diikat reseptornya di permukaan limfosit B

    sehingga sel limfosit B menjadi aktif dan akan memproduksi Ig E. Ig E di

    sirkulasi darah masuk ke jaringan dan diikat reseptor Ig E di permukaan sel

    mastosit atau basofil sehingga kedua sel ini aktif.

    Bila mukosa yang sudah tersensitisasi terpapar alergen yang sama, kedua

    rantai Ig E mengikat alergen spesifik dan terjadi degranulasi mastosit dan

    basofil dengan terlepasnya mediator kimia terutama histamin. Selain histamin

    juga dikeluarkan prostaglandin, leukostrin D4, leukotrin C4, bradikinin, PAF

    dan berbagai sitokin. Terjadilah reaksi alergi fase cepat.

    Histamin merangsang reseptor H1 pada ujung saraf vidianus sehingga

    menimbulkan rasa gatal pada hidung dan bersin-bersin. Histamin

    menyebabkan kelenjar mukosa dan sel goblet mengalami hipersekresi dan

    permeabilitas kapiler meningkat sehingga rinore.

  • 8/12/2019 Skenario 1, Rhinitis Alergi

    17/29

    LO 3.6 Memahami dan menjelaskan manifestasi klinik rhinitis alergi.

    Secara umumnya, gejala berupa bersin, hidung mampat, hidung meler, telinga, hidung,

    mata, tenggorokan yang gatal, tidak bisa

    mencium, batuk, lelah, pusing, lingkaran hitam di

    bawah mata, mata berair, sakit tenggorokan.

    Gejala yang tampak pada rhinitis alergi musiman

    adalah mata merah, gatal, lakrimasi.

    Gejala yang tampak pada rhinitis alergi perennial

    adalah urtikaria, gangguan pencernaan. Gangguan

    fisiologik pada golongan perennial lebih ringandibandingkan dengan yang musiman tapi karena

    lebih persisten maka komplikasinya lebih sering

    ditemukan.

    LO 3.7 Memahami dan menjelaskan diagnosis rhinitis alergi.

    Ditegakkan berdasarkan :

    a. AnamnesisGejala rhinitis alergi yang khas adalah bersin berulang. Bersin

    merupakan mekanisme fisiologi yang berfungsi membersihkan sendiri.

    Gejala lain adalah keluar ingus, hidung tersumbat, mata gatal, banyak

    keluar air mata.

    b. Pemeriksaan fisikPada rinoskopi anterior terdapat mukosa, edema, basah, berwarna

    pucat atau livid dengan sekret encer banyak. Jika gejala persisten,

    mukosa inferior tanpak hipertrofi. Gejala lain pada anak yang spesifik

    yaitu ada bayangan gelap di bawah mata yang terjadi karena stasis

    vena sekunder akibat obstruksi hidung. Disebut juga allergic shiner.Karena gatal, dengan punggung tangan mengosok-gosok hidung.

    Disebut juga allergic salute. Keadaan menggosok hidung akan

    mengakibatkan garis melintang di dorsum nasi bagia sepertiga bawah

    yang disbut allergic crease. Dinding posterior faring tanpak granuler

    dan edema (cobblestone appearance). Dinding lateral faring menebal.

    Lidah seperti gambaran peta.

  • 8/12/2019 Skenario 1, Rhinitis Alergi

    18/29

    c. Pemeriksaan penunjang1. In vitro

    Hitung eosinofil dalam darah tepi bisa normal atau meningkat.

    Lebih bermakna adalah pemeriksaan IgE spesifik dengan RAST

    (Radio Immuno Sorbent Test). Pemeriksaan sitologi hidung

    walaupun tidak dapat memastikan diagnosis, tetap berguna sebagai

    pemeriksaan pelengkap. Jika basofil >5 sel/lap mungkin karena

    alergi makanan. Jika ditemukan sel PMN menunjukkan adanya

    infeksi bakteri.

    2. In vivoAlergen penyebab bisa dicari dengan pemeriksaan tes cukit kulit,

    uji intrakutan atau intradermal yang tunggal atau berseri (Skin End

    point Titration/SET). SET dilakukan untuk alergen inhalan dengan

    menyuntikkan alergen dalam berbagai konsentrasi. Keuntungan

    SET adalah selain alergen penyebab juga derajat alergi serta dosis

    inisial untuk desensitisasi dapat diketahui. Pada alergi makanan, uji

    kulit yang akhir ini banyak digunakan adalah intracutaneus

    provocative dilutional food test (IPDFT), tapi sebagai baku emas

    bisa dilakukan diet eleminasi dan Challenge test.

    Alergen ingestan akan lenyap dalam 5 hari secara tuntas. Pada

    challenge test, makanan yang dicurigai diberikan pada pasien

    setelah berpantang selama 5 hari, selanjutnya diamati reaksinya.

    Pada diet eliminasi, jenis menu makanan dihilangkan, gejala juga

    menghilang.

    Diagnosis Banding

    1. Rhinitis Vasomotor: suatu keadaan idiopatik yang didiagnosis tanpa adanya infeksi,alergi, eosinofilia, perubahan hormonal dan pajanan obat.

  • 8/12/2019 Skenario 1, Rhinitis Alergi

    19/29

    2. Rhinitis Medikamentosa: suatu kelainan hidung berupa gangguan respon normalvasomotor yang diakibatkan oleh pemakaian vasokonstriktor topical dalam waktu

    lama dan berlebihan sehingga menyebabkan sumbatan hidung yang menetap.

    3. Rhinitis Simpleks: penyakit yang diakibatkan oleh virus. Biasanya adalah rhinovirus. Sangatmenular dan gejala dapat timbul sebagai akibat tidak adanya kekebalan atau menurunnyadaya tahan tubuh.

    4. Rhinitis Hipertrofi: Hipertrofi chonca karena proses inflamasi kronis yang disebabkanoleh bakteri primer atau sekunder.

    5. Rhinitis Atrofi: Infeksi hidung kronik yang ditandai adanya atrofi progresif padamukosa dan tulang chonca.

    LO 3.8 Memahami dan menjelaskan tatalaksana rhinitis alergi.

    1. Pengobatan yang paling baik adalah menghindari alergen.2. Antihistamin yang dipakai adalah antagonis H1 yang bekerja inhibitor

    kompetitif pada reseptor H1 sel target. Merupakan lini pertama yang

    sering dipakai pada rhinitos alergi. Antihistamin terbagi menjadi 2 :

    generasi 1 dan generasi 2. Generasi 1 bersifat lipofilik sehingga bisa

    menembus sawar darah ota dan plasenta. Contohnya adalah difenhidramin,

    klorfeniramin, prometasin, siproheptadin, yang bisa diberikan secara

    topikal adalah azelastin.

    Antihistamin generasi 2 bersifat lipofobik sulit memembus sawar darah otak.Tidak punya efek kolinergik seperti pada generasi 1, non sedati dan

    antiadrenergik. Antihistamin secara oral diabsorpsi cepat untuk mengatasi

    gejala pada respon fase cepat seperti rinore, bersin, gatal tapi tidak efektif

    untuk mengatasi obstruksi hidung pada fase lambat. Antihistamin non sedatif

    terbagi menjadi 2 menurut keamanannya. Kelompok pertama adalah astemisol

    dan terfenadin. Dapat menyebabkan aritmia ventrikel, henti jantung dan

    kematian mendadak. Kelompok kedua adalah loratadin, setirisin, fexofenadin,

    desloratadin, levosetirisin

    Preparat simpatomimetik golongan agonis adrenergik alfa dipakai sebagai

    dekongestan hidung oral dengan atau tanpa kombinasi antihistamin atau

    topikal. Pemakaian secara topikal hanya boleh beberapa hari karena bisa

    menyebabkan rhinistis medikamentosa.

    Kortikosteroid (nasal corticosteroid spray) paling efektif untuk rhinitis alergi.

    3. Tidakan operatif. Tindakan konkotomi parsial (pemotongan sebagiankonka inferior), konkoplasti, inferior turbinoplasty perlu dipikirkan jika

    konka inferior hipertrofi berat dan tidak bisa dikecilkan dengan kauterisasi

    memakai AgNO325% atau triklor asetat.

    4. Imunoterapi

  • 8/12/2019 Skenario 1, Rhinitis Alergi

    20/29

    Tujuan : penurunan Ig E dan pembentukan IgG blockin antibody. Yang

    umum digunakan adalah intradermal dan sublingual.

    Operatif

    Konkotomi parsial ( pemotongan sebagian konka inferior), konkoplasti atau

    multiple outfractured, inferior turbinoplasty bila konka inferior hipertrofi

    berat dan tidak berhasil dikecilkan dgn kauterisasi menggunakan AgNO3 25%

    atau triklor asetat.

    Imunoterapi

    Dilakukan pada alergi inhalan dengan gejala berat dan sudah berlangsung

    lama serta dengan pengobatan lain tidak memberikan hasil yang memuaskan.

    Bertujuan untuk membentuk IgG Blocking antibody dan penurunan IgE.

    LO 3.9 Memahami dan menjelaskan pencegahan rhinitis alergi.

    Ada 3 tipe pencegahan yaitu primer, sekunder dan tersier.Pencegahan primer

    ditujukan untuk mencegah terjadinya tahap sensitisasi. Hal yang dapat

    dilakukan adalah menghindari paparan terhadap alergen inhalan maupun

    ingestan selama hamil, menunda pemberian susu formula dan makanan padat

    sehingga pemberian ASI lebih lama. Pencegahan sekunder adalah mencegah

    gejala timbul dengan cara menghindari alergen dan terapi

    medikamentosa.Sedangkan pencegahan tersier bertujuan untuk mencegah

    terjadinya komplikasiatau berlanjutnya penyakit.

    LO 3.10 Memahami dan menjelaskan prognosis rhinitis alergi.

    Terjadi pada kebanyakan diusia muda 50%-70% dapat menyebabkan iritasi Pada umum nya baik apabila ditangani dengan cepat dan memburuk

    jika dibiarkan berlanjut.

    LO 3.11 Memahami dan menjelaskan komplikasi rhinitis alergi

    Komplikasi rinithis alergi yang sering adalah

    Polip HidungAlergi hidung merupakan salah satu factor penyebab terbentuknya

    polip hidung dan kekambuhan polip hidung.

    Otitis MediaEfusi yang sering residif terutama pada anak.

    Sinusitis Paranasal

  • 8/12/2019 Skenario 1, Rhinitis Alergi

    21/29

    LI 4. Memahami dan menjelaskan farmako rhinitis alergi.

    LO 4.1 Memahami dan menjelaskan antihistamin.

    Suatu zat atau obat untuk menekan reaksi histamin sebagai faktor alergen bagi

    tubuh.

    - Mekanisme Menahan aktifitas sel mast untuk tidak mengalami degranulasi Terdapat 2 blocker : AH1 dan AH2

    Antihistamin 1

    o Farmakodinamik :Antagonis kompetitif pada pembuluh darah, bronkus dan bermacam-

    macam otot polos. Selain itu AH1 bermanfaat untuk mengobati reaksi

    hipersensitivitas atau keadaan lain yang disertai pengelepasan histamin

    endogen berlebihan.

    o Farmakokinetik :Setelah pemberian oral atau parenteral, AH1 diabsorpsi secara baik. Kadar

    tertinggi terdapat pada paru-paru sedangkan pada limpa, ginjal, otak, otot,

    dan kulit kadarnya lebih rendah. Tempat utama biotransformasi AH1

    adalah hati.

    o Penggolongan AH1AH generasi 1

    Contoh : etanolamin

    Etilenedamin

    Piperazin

    Alkilamin

    Derivat fenotiazin

    Keterangan : AH1 = - sedasi ringan-berat- antimietik dan komposisi obat flu

    - antimotion sickness

    Indikasi AH1 berguna untuk penyakit :

    1. Alergi

    2. Mabuk perjalanan

  • 8/12/2019 Skenario 1, Rhinitis Alergi

    22/29

    3. Anastesi lokal

    4. Untuk asma berbagai profilaksis

    - Efek samping

    Vertigo, tinitus, lelah, penat, inkoordinasi, insomnia, tremor, mulut

    kering, disuria, palpitasi, hipotensi, sakit kepala, rasa berat, lemah pada

    tangan.

    Antihistamin golongan 1lini pertama

    - Pemberian dapat dalam kombinasi atau tanpa kombinasi dengandekongestan secara peroral.

    - Bersifat lipofilik, dapat menembus sawar darah otak, mempunyai efekpada SSP dan plasenta.

    - Kolinergik- Sedatif :

    Oral : difenhidramin, klorfeniramin, prometasin, siproheptadin Topikal : Azelastin

    Antagonis Reseptor H2 (AH2)

    Contoh : simetidin dan ranitidin

    - FarmakodinamikMenghambat reseptor H2 secara selektif dan reversibel. Perangsangan

    reseptor H2 akan merangsang sekresi asam lambung, sehingga pada

    pemberian simetidin atau ranitidin sekresi asam lambung dihambat.

    - Farmakokinetik1. Bioavibilitas oral simetidin sekitar 70%, sama dengan setelah

    pemberian intravena atau intramuskular. Ikatan absorpsi simetidin

    diperlambat oleh makanan, sehingga simetidin diberikan segera setelahmakan.

    2. Bioavibilitas ranitidin yang diberikan secara oral sekitar 50% danmeningkat pada pasien penyakit hati.

    - Indikasi : efektif untuk mengatasi gejala tukak duodenum.- Efek samping : pusing, mual, malaise, libido turun, disfungsi

    seksual.

    LO 4.2 Memahami dan menjelaskan dekongestan.

  • 8/12/2019 Skenario 1, Rhinitis Alergi

    23/29

    Dekongestan nasal adalah alfa agonis yang banyak digunakan pada pasien

    rinitis alergika atau rinitis vasomotor dan pada pasien ISPA dengan rinitis

    akut. Obat ini menyebabkan venokonstriksi dalam mukosa hidung melalui

    reseptor alfa 1 sehingga mengurangi volume mukosa dan dengan demikian

    mengurangi penyumbatan hidung.

    Obat golongan ini disebut obat adrenergik atau obat simptomimetik, karena

    obat ini merangsang saraf simpatis. Kerja obat ini digolongkan 7 jenis :

    1. Perangsangan organ perifer : otot polos pembuluh darah kulit dan mukosa,misal : vasokontriksi mukosa hidung sehingga menghilangkan

    pembengkakan mukosa pada konka.

    2. Penghambatan organ perifer : otot polos usus dan bronkus, misal :bronkodilatasi.

    3. Perangsangan jantung : peningkatan denyut jantung dan kekuatankontraksi.

    4. Perangsangan Sistem Saraf Pusat : perangsangan pernapasan dan aktivitaspsikomotor.

    5. Efek metabolik : peningkatan glikogenolisis dan lipolisis.6. Efe endokrin : modulasi sekresi insulin, renin, dan hormon hipofisis.7. Efek prasipnatik : peningkatan pelepasan neurotransmiter.

    Obat Dekongestan Oral1. Efedrin

    Adalah alkaloid yang terdapat dalam tumbuhan efedra. Efektif pada

    pemberian oral, masa kerja panjang, efek sentralnya kuat. Bekerja pada

    reseptor alfa, beta 1 dan beta 2.

    Efek kardiovaskular : tekanan sistolik dan diastolik meningkat, tekanan

    nadi membesar. Terjadi peningkatan tekanan darah karena vasokontriksi

    dan stimulasi jantung. Terjadi bronkorelaksasi yang relatif lama.

    Efek sentral : insomnia, sering terjadi pada pengobatan kronik yanf dapat

    diatasi dengan pemberian sedatif.

    Dosis. Dewasa : 60 mg/4-6 jamAnak-anak 6-12 tahun : 30 mg/4-6 jam

    Anak-anak 2-5 tahun : 15 mg/4-6 jam

    2. FenilpropanolaminDekongestan nasal yang efektif pada pemberian oral. Selain menimbulkan

    konstriksi pembuluh darah mukosa hidung, juga menimbulkan konstriksi

    pembuluh darah lain sehingga dapat meningkatkan tekanan darah dan

    menimbulkan stimulasi jantung.

    Efek farmakodinamiknya menyerupai efedrin tapi kurang menimbulkan

    efek SSP.

  • 8/12/2019 Skenario 1, Rhinitis Alergi

    24/29

    Harus digunakan sangat hati-hati pada pasien hipertensi dan pada pria

    dengan hipertrofi prostat.

    Kombinasi obat ini dengan penghambat MAO adalah kontraindikasi. Obat

    ini jika digunakan dalam dosis besar (>75 mg/hari) pada orang yang

    obesitas akan meningkatkan kejadian stroke, sehingga hanya bolehdigunakan dalam dosis maksimal 75 mg/hari sebagai dekongestan.

    Dosis. Dewasa : 25 mg/4 jam

    Anak-anak 6-12 tahun : 12,5 mg/4 jam

    Anak-anak 2-5 tahun : 6,25 mg/4 jam

    3. FenilefrinAdalah agonis selektif reseptor alfa 1 dan hanya sedikit mempengaruhi

    reseptor beta. Hanya sedikit mempengaruhi jantung secara langsung dan

    tidak merelaksasi bronkus. Menyebabkan konstriksi pembuluh darah kulit

    dan daerah splanknikus sehingga menaikkantekanan darah.

    Obat Dekongestan TopikalDerivat imidazolin (nafazolin, tetrahidrozolin, oksimetazolin, dan

    xilometazolin).

    Dalam bentuk spray atau inhalan. Terutama untuk rinitis akut, karena tempat

    kerjanya lebih selektif. Tapi jika digunakan secara berlebihan akan

    menimbulkan penyumbatan berlebihan disebut rebound congestion. Bila

    terlalu banyak terabsorpsi dapat menimbulkan depresi Sistem Saraf Pusat

    dengan akibatkoma dan penurunan suhu tubuh yang hebat, terutama pada bayi.Maka tidak boleh diberikan pada bayi dan anak kecil.

    LO 4.3 Memahami dan menjelaskan kortikosteroid.

    KORTIKOSTEROID INHALASI

    Kortikosteroid terdapat dalam beberapa bentuk sediaan antara lain oral,

    parenteral, dan inhalasi. Ditemukannya kortikosteroid yang larut lemak (lipid-

    soluble) seperti beclomethasone, budesonide, flunisolide, fluticasone, and

    triamcinolone, memungkinkan untuk mengantarkan kortikosteroid ini ke

    saluran pernafasan dengan absorbsi sistemik yang minim. Pemberian

    kortikosteroid secara inhalasi memiliki keuntungan yaitu diberikan dalam dosis

    kecil secara langsung ke saluran pernafasan (efek lokal), sehingga tidak

    menimbulkan efek samping sistemik yang serius. Biasanya, jika penggunaan

    secara inhalasi tidak mencukupi barulah kortikosteroid diberikan secara oral,

    atau diberikan bersama dengan obat lain (kombinasi, misalnya dengan

    bronkodilator). Kortikosteroid inhalasi tidak dapat menyembuhkan asma. Pada

    kebanyakan pasien, asma akan kembali kambuh beberapa minggu setelahberhenti menggunakan kortikosteroid inhalasi, walaupun pasien telah

  • 8/12/2019 Skenario 1, Rhinitis Alergi

    25/29

    menggunakan kortikosteroid inhalasi dengan dosis tinggi selama 2 tahun atau

    lebih. Kortikosteroid inhalasi tunggal juga tidak efektif untuk pertolongan

    pertama pada serangan akut yang parah.

    Berikut ini contoh kortikosteroid inhalasi yang tersedia di Indonesia antara lain:

    Dosis untuk masing-masing individu pasien dapat berbeda, sehingga harus

    dikonsultasikan lebih lanjut dengan dokter, dan jangan menghentikan

    penggunaan kortikosteroid secara langsung, harus secara bertahap denganpengurangan dosis.

    MEKANISME AKSI

    Kortikosteroid bekerja dengan memblok enzim fosfolipase-A2, sehingga

    menghambat pembentukan mediator peradangan seperti prostaglandin dan

    leukotrien. Selain itu berfungsi mengurangi sekresi mukus dan menghambat

    proses peradangan. Kortikosteroid tidak dapat merelaksasi otot polos jalan

    nafas secara langsung tetapi dengan jalan mengurangi reaktifitas otot polos

    disekitar saluran nafas, meningkatkan sirkulasi jalan nafas, dan mengurangifrekuensi keparahan asma jika digunakan secara teratur.

    Nama generik Nama dagang di

    Indonesia

    Bentuk

    Sediaan

    Dosis dan Aturan

    pakai

    Beclomethasone

    dipropionate

    Becloment

    (beclomethasone

    dipropionate 200g/

    dosis)

    Inhalasi

    aerosol

    Inhalasi aerosol:

    200g , 2 kali

    seharianak: 50-100

    g 2 kali sehari

    Budesonide Pulmicort

    (budesonide

    100 g, 200 g, 400

    g / dosis)

    Inhalasi

    aerosolSerbuk

    inhalasi

    Inhalasi aerosol:

    200 g, 2 kali

    sehariSerbuk

    inhalasi: 200-1600

    g / hari dalam

    dosis terbagianak:

    200-800 g/ hari

    dalam dosis

    terbagi

    Fluticasone Flixotide (flutikason

    propionate50 g ,

    125 g /dosis)

    Inhalasi

    aerosol

    Dewasa dan anak

    > 16 tahun: 100-

    250 g, 2 kali

    sehariAnak 4-16

    tahun; 50-100 g,

    2 kali sehari

  • 8/12/2019 Skenario 1, Rhinitis Alergi

    26/29

    INDIKASI

    Kortikosteroid inhalasi secara teratur digunakan untuk mengontrol dan

    mencegah gejala asma.

    KONTRAINDIKASI

    Kontraindikasi bagi pasien yang hipersensitifitas terhadap kortikosteroid.

    EFEK SAMPING

    Efek samping kortikosteroid berkisar dari rendah, parah, sampai mematikan.

    Hal ini tergantung dari rute, dosis, dan frekuensi pemberiannya. Efek samping

    pada pemberian kortikosteroid oral lebih besar daripada pemberian inhalasi.

    Pada pemberian secara oral dapat menimbulkan katarak, osteoporosis,menghambat pertumbuhan, berefek pada susunan saraf pusat dan gangguan

    mental, serta meningkatkan resiko terkena infeksi. Kortikosteroid inhalasi

    secara umum lebih aman, karena efek samping yang timbul seringkali bersifat

    lokal seperti candidiasis (infeksi karena jamur candida) di sekitar mulut,

    dysphonia (kesulitan berbicara), sakit tenggorokan, iritasi tenggorokan, dan

    batuk. Efek samping ini dapat dihindari dengan berkumur setelah

    menggunakan sediaan inhalasi. Efek samping sistemik dapat terjadi pada

    penggunaan kortikosteroid inhalasi dosis tinggi yaitu pertumbuhan yang

    terhambat pada anak-anak, osteoporosis, dan karatak.

    RESIKO KHUSUS

    Pada anak-anak, penggunaan kortikosteroid inhalasi dosis tinggi menunjukkan

    pertumbuhan anak yang sedikit lambat, namun asma sendiri juga dapat

    menunda pubertas, dan tidak ada bukti bahwa kortikosteriod inhalasi dapat

    mempengaruhi tinggi badan orang dewasa.

    Hindari penggunaan kortikosteroid pada ibu hamil, karena bersifat teratogenik.

    CARA PENGGUNAAN INHALER

    Sebelum menarik nafas, buanglah nafas seluruhnya, sebanyak mungkin Ambillah inhaler, kemudian kocok Peganglah inhaler, sedemikian hingga mulut inhaler terletak dibagian

    bawah

    Tempatkanlah inhaler dengan jarak kurang lebih dua jari di depanmulut (jangan meletakkan mulut kita terlalu dekat dengan bagian

    mulut inhaler)

    Bukalah mulut dan tariklah nafas perlahan-lahan dan dalam,bersamaan dengan menekan inhaler (waktu saat menarik nafas dan

  • 8/12/2019 Skenario 1, Rhinitis Alergi

    27/29

    menekan inhaler adalah waktu yang penting bagi obat untuk bekerja

    secara efektif)

    Segera setelah obat masuk, tahan nafas selama 10 detik (jika tidakmembawa jam, sebaiknya hitung dalam hati dari satu hingga sepuluh)

    Setelah itu, jika masih dibutuhkan dapat mengulangi menghirup lagiseperti cara diatas, sesuai aturan pakai yang diresepkan oleh dokter

    Setelah selesai, bilas atau kumur dengan air putih untuk mencegah efeksamping yang mungkin terjadi.

    Memahami dan menjelaskan anatomi pernafasan dalam islam.

    Al-Maida

    bahwasanya jiwa dibalas dengan jiwa, mata dengfan mata, hidung dengan hidung,

    telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka pun ada qisasnya.

    Penyebutan beberapa anggota tubuh yang penting di atas dan penyamaannya dengan

    jiwa itu sendiri menunjukkan adanya kesamaan kepentingan dan fungsi yang esensial

    bagi seseorang, sehingga jika terjadi kekerasan atau penganiayaan terhadap salah satu

    anggota tubuh tersebut diharuskan untuk memberlakukan hukum qisas (selain jiwa).

    Kesehatan rohani mempengaruhi kesehatan jasmani. Islam memberikan jawaban bagi

    kehausan jiwa manusia terhadap ketenangan batin yaitu mengukuhkan iman dan

    taqwa dengan mendekatkan diri kepada. Jika iman dan taqwa kita kukuh maka

    menjalankan perintah Allah akan terasa sangat mudah, kita akan semakin dekat

    kepada Allah dan kita akan dianugrahi rohani yang kuat dan jasmani yang sehat.

    Karena itu mengamalkan iman dan taqwa kita merupakan solusi pemeliharaan

    kesehatan yang paling jitu. Adapun pengamalan itu dapat kita lakukan dengan :

    a. Menjaga kebersihan,

    1. Tubuh: Islam memerintahkan mandi bagi umatnya karena 23 alasan dimana 7alasan merupakan mandi wajib dan 16 alasan lainnya bersifat sunah.

    2. Tangan: Nabi Muhammad SAWbersabda: Cucilah kedua tanganmu sebelumdan sesudah makan ", dan " Cucilah kedua tanganmu setelah bangun tidur.

    Tidak seorang pun tahu dimana tangannya berada di saat tidur."

    3. Islam memerintahkan kita untuk mengenakan pakaian yang bersih dan rapi.4. Makanan dan minuman: Lindungilah makanan dari debu dan serangga,

    Rasulullah SAW sersabda: "Tutuplah bejana air dan tempat minummu "

    5. Rumah: "Bersihkanlah rumah dan halaman rumahmu" sebagaimanadianjurkan untuk menjaga kebersihan dan keamanan jalan: "Menyingkirkan

    duri dari jalan adalah ibadah."

  • 8/12/2019 Skenario 1, Rhinitis Alergi

    28/29

    6. Perlindungan sumber air, misalnya sumur, sungai dan pantai. Rasulullahmelarang umatnya buang kotoran di tempat-tempat sembarangan.

    Dalam islam diantaranya dengan mandi, wudzu, menjaga kebersihan pakaian.

    Adapun wudzu merupakan upaya membersihkan diri dari hadast besar maupunhadast kecil sebelum melaksanakan sholat.

    Karena seseorang yang akan menjalankan sholat harus bersih dari hadast kecil

    maupun hadast besar, sehingga apabila ia berhadas kecil ia harus berwudlu, namun

    jika ia berhadast besar (junub) maka ia harus mandi. Sebagaimana firman-firman

    Allah :

    Jika kamu junub maka mandilah.(QS.Al-maidah:6)

    Wahai orang-orang yang beriman ! Apabila kamu hendak melaksanakan shalat,

    maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan

    (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. (Q.S Al-maidah:6)

    Dan bersihkanlah pakaianmu.(QS.Al-Muddatsir:4)

  • 8/12/2019 Skenario 1, Rhinitis Alergi

    29/29