MAKALAH ANTROPOLOGI
SEJARAH CANDI SADON DAN BENDA- BENDA PURBAKALA YANG MASIH
TERSISA DI DALAMNYA
Dosen Pengampu :Nur Dewi Setyowati, S.Sos, M.Si
Disusun oleh :Adella Nikita Putri
(14.32.0001)-adelanikita.blogspot.comArif Defri Gozaini(14.32.0005)
- arifdefrigozaini.blogspot.comFahri Khoiru Miftah (14.32.0011)
-fachriemiftah.blogspot.com
PRODI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MERDEKA MADIUN
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah yang berjudul Sejarah Candi Sadon dan Benda -
Benda Purbakala yang masih Tersisa di dalamnya dengan tepat waktu.
Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan
makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
:1. Pak Sarnu TR (Juru Kunci Candi Sadon) yang telah mengizinkan
dan memberikan informasi tentang Candi Sadon.2. Bu Nur Dewi
Setyowati (Dosen Antropologi sosial) yang telah memberi tugas
penelitian Candi Sadon .
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat
dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini. Saya berharap makalah
ini dapat menjadi referensi lanjutan dan bermanfaat bagi
pembacanya. Amin.
Madiun, 11 Juni 2015Penulis
iDAFTAR ISI
Halaman JudulKata Pengantar iDaftar Isi ii
BAB I : PENDAHULUANLatar Belakang 1Rumusan Masalah 2Tujuan
Penelitian 2
BAB II : PEMBAHASANA. Asal Mula Nama Candi Sadon (Candi Reog)
3B. Sejarah Candi Sadon 4C. Benda-benda yang masih dapat ditemukan
4D. Dokumentasi Penelitian 12
BAB III : PENUTUPKesimpulan 16
Daftar Pustaka iii
iiBAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANGPeninggalan Kebudaayaan yang ada di Indonesia
sangat banyak jumlah dan macamnya. Salah satu dari peninggalan
tersebut berbentuk candi. Candi pun juga masih dibagi menjadi candi
hindu dan candi budha. Pada dasarnya masih banyak jenis-jenis candi
lainnya. Akan tetapi, jenis yang paling sering dicantumkan adalah
kedua jenis candi tersebut.Fungsi utama dari candi sendiri mulai
berubah seiring dengan perkembangan zaman. Candi yang semula
berfungsi sebagai tempat pemujaan atau semua hal yang berhubungan
dengan religius, sekarang fungsi tersebut seakan menjadi fungsi
kedua setelah fungsi wisata. Kebanyakan candi-candi yang ditemukan
di Indonesia tidak diketahui nama aslinya. Kesepakatan di dunia
arkeologi adalah menamai candi itu berdasarkan nama desa tempat
ditemukannya candi tersebut. Candi-candi yang sudah diketahui
masyarakat sejak dulu, kadang kala juga disertai dengan legenda
yang terkait dengannya. Ditambah lagi dengan temuan prasasti atau
mungkin disebut dalam naskah kuno yang diduga merujuk kepada candi
tersebut. Seperti halnya candi Sadon yang berada di desa Sadon,
Magetan.Candi Sadon atau lebih terkenal dengan candi Reog menjadi
obyek penelitian kami dalam penyusunan makalah ini. Guna menyusun
makalah ini, penulis telah melakukan penelitian di candi sadon,
wawancara dengan juru kunci candi sadon, dan pengambilan gambar
bagian-bagian candi. Penyusunan dari makalah ini mengambil sumber
dari hasil wawancara, buku asli tentang candi sadon, dan untuk
melengkapi informasi dan data kami mengambil dari internet. Bentuk
kalamakara ini merupakan salah satu wujud ornamen figuratif yang
memiliki fungsi spirutual, yaitu sebagai 'tolak balak' (pengusir
roh-roh Jahat). Biasa kita menyebutkan penolak sial atau penolak
ancaman batin yang tidak tampak secara lahiriah. Dalam cerita Hindu
dan Budha, Kala Makara itu awalnya berupa dewa yang tampan. Ia
mendapat hukuman dan kutukan dari Sang Hyang Widi, berubah menjadi
raksasa yang buas dan setiap binatang yang dijumpainya dimakan dan
diterkamnya. Dan terakhir memakan tubuhnya sendiri dan tinggal
kepalanya yang kita sebut Kala Makara itu.
1
B. RUMUSAN MASALAH1. Mengapa dinamakan candi sadon?2. Bagaimana
sejarah Candi Sadon?3. Bagian-bagian apa saja yang ditemukan di
candi sadon?
C. TUJUAN PENELITIAN1. Mengetahui asal mula pemberian nama candi
sadon.2. Mengetahui sejarah tentang Candi Sadon3. Meneliti
bagian-bagian candi yang masih ada di situs candi sadon
2
BAB IIPEMBAHASAN
A. ASAL MULA NAMA CANDI SADON (CANDI REOG)Candi Sadon terletak
di Dukuh Sadon, Desa Cepoko, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan.
Terletak sekitar 3 kilometer arah utara dari kota Magetan. Letaknya
dekat dengan pasar Cepoko. Ada pendapat yang berbeda tentang asal
mula dari nama Candi Sadon. Pendapat pertama, dinamakan Candi Sadon
karena lokasinya terletak di dukuh Sadon. Menurut keterangan para
sesepuh dukuh Sadon, kata SADON berasal dari kata SAD (singkatan
dari ASAD, artinya tidak ada) dan kata DON (sebagian dari kata
PADUDON, artinya pertikaian).Jadi kata SADON merupakan singkatan
dari Asading Padudon, yang memiliki arti tidak adanya perselisihan
/ pertengkaran. Pendapat kedua, menyebutkan bahwa kata SADON
berasal dari kata SYAHDU yang memiliki arti tentram. Arti tentram
ini menjurus pada ritual Religius seperti bertapa atau meditasi
yang sering dilakukan orang-orang zaman dahulu. Jadi, Candi Sadon
merupakan tempat orang-orang dahulu bertapa dan melaksanakan ritual
keagamaan lainnya.Candi Sadon memiliki nama lain yaitu Candi Reog.
Penamaan tersebut berasal dari Kala Makara yang berjumlah dua buah.
Kala makara adalah arca yang wujudnya menyerupai reman muka raksasa
(Batara Kala) yang menyeramkan, mata besar melotot, mulut menganga
dengan taring, dua tangan yang seakan menerkam, dan dua makara
menghias di kepala. Jadi, penamaan Candi Reog karena ada dua Kala
Makara yang bentuknya seperti Reog. Penduduk sekitar juga menyebut
Kala Makara tersebut dengan sebutan mbah Dhadhungawuk karena
bentuknya yang ganas dan menakutkan.Ada juga cerita tentang
penyebutan Candi Reog karena pada tahun 1948 ada seorang tokoh
kesenian reog melakukan upacara ritual di Candi Sadon untuk memohon
kelancaran pementasan reognya. Setelah itu banyak rombongan
kesenian reog lain yang melakukan upacara serupa di Candi
Sadon.
3
B. SEJARAH TENTANG CANDI SADONCandi Sadon merupakan candi hindu
yang diperkirakan pada zaman kediri. Pada tahun 1966 terjadi
kerusakan total akibat serangan orang-orang yang tidak bertanggung
jawab pada peristiwa G30S/PKI. Batu-batu balok dan patung-patung
berserakan. Dari peristiwa tersebut pada tahun 1969 muncul
inisiatif dari Drs. Sutarjono (Kepala Kantor Pembinaan Kebudayaan
Kabupaten Magetan) yang sekaligus penulis buku Candi Sadon ini,
untuk menata kembali bebatuan, patung dan arca candi dengan bantuan
warga setempat. Candi Sadon menjadi milik Pemerintah yang
dikuasakan langsung Kepala Bidang Kepurbakalaan di Trowulan. Juru
Kunci Candi Sadon merupakan orang setempat yang digaji langsung
dari Trowulan. Beliau adalah Sarnu. TR dan juru kunci pembantu
Nulyadi.Ketika masih utuh Candi Sadon berukuran 6x6 meter atau luas
36 m2. Ukuran area candi yaitu lebar depan = 10, 6 meter, lebar
belakang = 6,7 meter, panjang sebelah timur = 7,0 meter, panjang
sebelah selatan = 6,5 meter.Pada tahun 1866, penyelidik Belanda
bernama Hoeperman telah meneliti Candi Sadon dalam keadaan runtuh.
Kemudian pada tahun 1906, ahli sejarah dan purbakala Belanda
bernama Knebel juga meneliti dan masih melihat sisa-sisa reruntuhan
berupa 7 puncak candi, 1 gapura candi, 2 buah yoni, 1 arca sapi, 2
buah Kala Makara, 1 batu bertulis berisi piagam bertahun 1018.Pada
Candi Sadon terdapat prasasti sebanyak tiga buah yang berbunyi A-PA
PA-KA-LA, SA DA PA KRA-MA dan BA DA SRI-PA SA-BA DA-HA-LA. Dari
tulisannya yang berbentuk kwadrat atau balok, diperkirakan bahwa
batu bertulis tersebut berasal dari masa yang sama dengan prasasti
yang diketemukan di Dusun Pledokan, Kediri, Jawa Timur. Jadi, dapat
diambil kesimpulan bahwa candi Sadon tersebut lebih condong ke
peninggalan zaman Erlangga. Sebab Kediri adalah sebagai kelanjutan
dari kerajaan Kahuripan yang dipimpin oleh Erlangga.
C. BAGIAN-BAGIAN CANDI YANG MASIH ADA
3Candi Sadon memang bukan merupakan candi yang berdiri utuh.
Keberadaannya hanya berupa reruntuhan candi. Menurut penelitian Dr.
Van Enoch (Arkeolog dari Belanda) pada tahun 1933, diperkirakan
luas area yang ada masih sepertiga dari luas asli Candi Sadon.
Terbukti dengan adanya Arca Nandi (berbentuk sapi) yang terletak
sekitar 70 meter dari lokasi Candi Sadon.
4
Di dekat Arca Nandi tersebut terdapat beberapa arca lainnya yang
berbentuk tempat makan sapi, tempat minum sapi, tempat duduk
pemilik, dan dua arca semacam topi sang pemilik sapi. Di depan Arca
Sapi tersebut terdapat tempat dupa yang digunakan sebagai
pemujaan.
Pada tahun 1973 diadakan pendataan dan penelitian oleh Drs.
Sorcipto dan Suwardi, Ba. Penjelasan dari pendataan dan penelitian
tersebut adalah sebagai berikut :a. Asal candi ini adalah merupakan
sebagian reruntuhan candi, dan diperkirakan disekitar lokasi
tersebut masih ada bagian-bagian area lain yang masih terpendam.b.
Benda-benda peninggalan yang masih terlihat dalam candi ini antara
lain :1.Kala2.Naga3.Batu bertulis (isi tidak jelas)4.Tantri
(potongan ceritera binatang)5.Umpak6.Yani7.Antefik (bagian sudut
candi)8.Area-area kecilc. Benda-benda tersebut diperkirakan
peninggalan Hindu pada jaman Majapahit.
5
Berdasarkan pengamatan dan penelitian kami, berikut beberapa
bagian candi dan benda-benda peninggalan lain :1. Kala Makara
Kala Makara adalah kepala raksasa (Bathara Kala) yang biasanya
dipasang di atas pintu masuk candi. Di Candi Sadon ini terdapat 2
buah Kala Makara yang disusun saling membelakangi.Bentuk kalamakara
ini merupakan salah satu wujud ornamen figuratif yang memiliki
fungsi spirutual, yaitu sebagai 'tolak balak' (pengusir roh-roh
Jahat). Biasa kita menyebutkan penolak sial atau penolak ancaman
batin yang tidak tampak secara lahiriah. Dalam cerita Hindu dan
Budha, Kala Makara itu awalnya berupa dewa yang tampan. Ia mendapat
hukuman dan kutukan dari Sang Hyang Widi, berubah menjadi raksasa
yang buas dan setiap binatang yang dijumpainya dimakan dan
diterkamnya. Dan terakhir memakan tubuhnya sendiri dan tinggal
kepalanya yang kita sebut Kala Makara itu.
6
2. AntefikAntefik adalah bagian sudut candi. Di Candi Sadon ini
terdapat sekitar 6 buah Antefik. Unsur bangunan yang berfungsi
sebagai hiasan bagian luar. Sering ditemukan pada bangunan candi
dalam bentuk segitiga meruncing. Karena merupakan bagian dari
struktur maka antefiks tidak dapat dipisahkan dari bangunan itu
sendiri.3. Tantri Tantri adalah Potongan cerita binatang. Tantri
yang berada di Candi Sadon ini bukan berupa rangkaian cerita
binatang. Akan tetapi, hanya berupa gambar binatang burung. Ada
kemungkinan dahulu terdapat banyak Tantri di Candi Sadon ini dan
hilang setelah setelah peristiwa perusakan Candi.
7
4. Naga
Dalam mitologi setempat, fragmen naga Candi Sadon dikenal
sebagai nogotatmolo. Konon fragmen tersebut berjumlah sepasang
namun satu fragmen telah dipindahkan ke Pendopo Kabupaten Magetan.
Fragmen naga yang berada di Candi Sadon dipercaya sebagai naga
betina. 5. Batu bertulis
Batu tertulis ini memang belum jelas maknanya. Tulisan ini
berbentuk kwadrat atau balok. Pembacaan dari tulisan ini adalah
A-PA PA-KA-LA, SA DA PA KRA-MA dan BA DA SRI-PA SA-BA DA-HA-LA.
Diperkirakan berasal dari masa yang sama dengan prasasti yang
diketemukan di Dusun Pledokan, Kediri, Jawa Timur
8
6. Lumpang
Lumpang ini adalah batu yang terdapat cekungan di tengahnya.
Biasanya digunakan untuk menumbuk padi, kopi, atau bahan olahan
lainnya. Biasanya berkaitan dengan Alu yaitu alat untuk
menumbuknya.
7. Kolog
Kolog ini berbentuk seperti mahkota raja/prajurit zaman dahulu
atau pelindung kepala orang zaman dahulu. Belum tahu tentang fungsi
dan makna dari batu andesit yang berbentuk kolog ini.
9
Selain itu, berikut foto Arca Nandi dan benda peninggalan
lainnya. Penjelasan 1. Arca Nandi
Arca ini berbentuk sapi atau lembu. Tepat di depan arca ini
terdapat sebuah tempat dupa untuk prosesi bersih desa atau prosesi
lainnya. Arca Nandi ini juga sering digunakan untuk pameran oleh
Pemerintah Magetan.2. Arca berbentuk seperti rumah
Arca ini berbentuk seperti rumah. Akan tetapi, menurut
penjelasan dari juru kunci, arca ini merupakan tempat makan sapi
atau lembu yaitu Arca Nandi tersebut.3. Lumpang
Lumpang yang terletak di dekat arca nandi ini lebih kecil dan
cenderung bulat. Menurut cerita, lumpang ini menyimbolkan tempat
minum Arca Nandi.
10
4. Pada batu keempat ini, masih diragukan bentuknya.
Bentuk batu ini seperti kaki binatang. Akan tetapi, masih
diragukan bentuk dan makna dari batu ini andesit.
5. Arca kelima diperkirakan adalah topi pemilik lembu.
Arca kelima ini menurut juru kunci Candi Sadon merupakan
pelindung kepala pemilik lembu yang disimbolkan dengan Arca Nandi
ini. Arca ini terletak disebelah kiri Arca Nandi.
11
6. Batu yang keenam hanyalah seperti potongan batu yang memiliki
motif garis-garis.
Batu andesit ini terletak disebelah lumpang. Menurut juru kunci
Candi Sadon, batu tersebut merupakan tempat duduk pemilik lembu
yang disimbolkan dengan Arca Nandi. Bentuknya seperti bongkahan
atau pecahan batu andesit
D. DOKUMENTASI PENELITIAN
Foto bersama Bapak Sarnu TR (Juru Kunci Candi Sadon)
12
Candi Sadon (tampak depan)
13
Candi Sadon (tampak depan)
Candi Sadon (tampak belakang)
Bangunan yang dahulu berupa pendopo kecil
144
Buku sejarah Candi Sadon
15
BAB IIIPENUTUP
KESIMPULAN
Candi Sadon (Candi Reog) merupakan candi hindu yang lebih
condong ke peninggalan zaman Erlangga. Terletak di Dukuh Sadon,
Desa Cepoko, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan. Candi Sadon
tidak berbentuk candi utuh, tapi sudah berupa reruntuhan candi
saja. Terdapat bagian-bagian candi, balok-balok batu dan
benda-benda purbakala seperti Arca Nandi (beserta arca pendukung di
dekatnya), fragmen naga, tantri, lumpang dan lain-lain. Candi Sadon
ini menarik peneliti Drs. Sorcipto dan Suwardi,Ba untuk melakukan
pendataan dan penelitian. Selain itu, peneliti luar negeri juga
tertarik untuk datang melakukan penelitian seperti Dr. Van Enoch
dan Hoeperman.
16DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA
Sutarjono, Candi Sadon Magetan : Cerita Seri Daerah Magetan,
MagetanBuku Sejarah Singkat Candi Reog Desa Cepoko Kecamatan
Panekanhttp://candi.pnri.go.id/temples/deskripsi-jawa_timur-candi_sadon
iii