Top Banner
SISTEM URINARI I. TUJUAN Mengenal anatomi ginjal Mengenal fisiologiginjal Mengenal beberapa karakteristik ginjal II. PRINSIP Berdasarkan system urinary tikus dan urin manusia. III. TEORI Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih). B. Susunan Sistem Perkemihan atau Sistem Urinaria : 1. GINJAL Kedudukan ginjal terletak dibagian belakang dari kavum abdominalis di belakang peritonium pada kedua sisi vertebra lumbalis III, dan melekat langsung pada dinding abdomen. Bentuknya seperti biji buah kacang merah (kara/ercis), jumlahnaya ada 2 buah kiri dan
28

Sistem Urinari Kelompok Parta

Dec 25, 2015

Download

Documents

achmadfaizall

asdfghj
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Sistem Urinari Kelompok Parta

SISTEM URINARI

I. TUJUAN

Mengenal anatomi ginjal

Mengenal fisiologiginjal

Mengenal beberapa karakteristik ginjal

II. PRINSIP

Berdasarkan system urinary tikus dan urin manusia.

III. TEORI

Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana

terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak

dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh

tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan

berupa urin (air kemih).

B. Susunan Sistem Perkemihan atau Sistem Urinaria :

1. GINJAL

Kedudukan ginjal terletak dibagian belakang dari kavum abdominalis di

belakang peritonium pada kedua sisi vertebra lumbalis III, dan melekat langsung

pada dinding abdomen. Bentuknya seperti biji buah kacang merah (kara/ercis),

jumlahnaya ada 2 buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari pada ginjal

kanan. Pada orang dewasa berat ginjal ± 200 gram.

Dan pada umumnya ginjal laki – laki lebih panjang dari pada ginjal

wanita. Satuan struktural dan fungsional ginjal yang terkecil di sebut nefron. Tiap

– tiap nefron terdiri atas komponen vaskuler dan tubuler. Komponen vaskuler

terdiri atas pembuluh – pembuluh darah yaitu glomerolus dan kapiler peritubuler

yang mengitari tubuli. Dalam komponen tubuler terdapat kapsul Bowman, serta

tubulus – tubulus, yaitu tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal,

tubulus pengumpul dan lengkung Henle yang terdapat pada medula.

Page 2: Sistem Urinari Kelompok Parta

Kapsula Bowman terdiri atas lapisan parietal (luar) berbentuk gepeng dan

lapis viseral (langsung membungkus kapiler golmerlus) yang bentuknya besar

dengan banyak juluran mirip jari disebut podosit (sel berkaki) atau pedikel yang

memeluk kapiler secara teratur sehingga celah – celah antara pedikel itu sangat

teratur.

Kapsula bowman bersama glomerolus disebut korpuskel renal, bagian

tubulus yang keluar dari korpuskel renal disabut dengan tubulus kontortus

proksimal karena jalannya yang berbelok – belok, kemudian menjadi saluran yang

lurus yang semula tebal kemudian menjadi tipis disebut ansa Henle atau loop of

Henle, karena membuat lengkungan tajam berbalik kembali ke korpuskel renal

asal, kemudian berlanjut sebagai tubulus kontortus distal.

a. Bagian – Bagian Ginjal

Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal

terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan

bagian rongga ginjal (pelvis renalis).

1. Kulit Ginjal (Korteks)

Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan

darah yang disebut nefron. Pada tempat penyarinagn darah ini banyak

mengandung kapiler – kapiler darah yang tersusun bergumpal – gumpal disebut

glomerolus. Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai bownman, dan gabungan

antara glomerolus dengan simpai bownman disebut badan malphigi.

Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara glomerolus

dan simpai bownman. Zat – zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam

simpai bownman. Dari sini maka zat – zat tersebut akan menuju ke pembuluh

yang merupakan lanjutan dari simpai bownman yang terdapat di dalam sumsum

ginjal.

Page 3: Sistem Urinari Kelompok Parta

2. Sumsum Ginjal (Medula)

Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut

piramid renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks

atau papila renis, mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan

korteks di dalamnya disebut lobus ginjal. Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak

bergaris – garis karena terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli dan duktus

koligentes). Diantara pyramid terdapat jaringan korteks yang disebut dengan

kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang

merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut

urine yang merupakan hasil penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah

mengalami berbagai proses.

3. Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)

Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk

corong lebar. Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang

dua atau tiga disebut kaliks mayor, yang masing – masing bercabang membentuk

beberapa kaliks minor yang langsung menutupi papila renis dari piramid. Kliks

minor ini menampung urine yang terus kleuar dari papila. Dari Kaliks minor,

urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter, hingga di tampung dalam

kandung kemih (vesikula urinaria).

b. Fungsi Ginjal:

1. Mengekskresikan zat – zat sisa metabolisme yang mengandung

nitrogennitrogen, misalnya amonia.

2. Mengekskresikan zat – zat yang jumlahnya berlebihan (misalnya gula dan

vitamin) dan berbahaya (misalnya obat – obatan, bakteri dan zat warna).

3. Mengatur keseimbangan air dan garam dengan cara osmoregulasi.

4. Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan

asam atau basa.

Page 4: Sistem Urinari Kelompok Parta

c. Tes Fungsi Ginjal Terdiri Dari :

1. Tes untuk protein albumin

2. Bila kerusakan pada glomerolus atau tubulus, maka protein dapat bocor

masuk ke dalam urine

3. Mengukur konsentrasi urenum darah

4. Bila ginjal tidak cukup mengeluarkan urenum maka urenum darah naik di

atas kadar normal (20 – 40) mg%.

5. Tes konsentrasi

6. Dilarang makan atau minum selama 12 jam untuk melihat sampai seberapa

tinggi berat jenisnya naik.

Peredaran Darah dan Persyarafan Ginjal

Peredaran Darah

Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai

percabangan arteria renalis, yang berpasangan kiri dan kanan dan bercabang

menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi arteri akuata, arteria interlobularis

yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk gumpalan yang

disebut dengan glomerolus dan dikelilingi leh alat yang disebut dengan simpai

bowman, didalamnya terjadi penyadangan pertama dan kapilerdarah yang

meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena

kava inferior.

Persyaratan Ginjal

Ginjal mendapat persyarafan dari fleksus renalis (vasomotor) saraf ini

berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf

inibarjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal. Anak ginjal

(kelenjar suprarenal) terdapat di atas ginjal yang merupakan senuah kelenjar buntu

yang menghasilkan 2(dua) macam hormon yaitu hormone adrenalin dan hormn

kortison.

Page 5: Sistem Urinari Kelompok Parta

2. URETER

Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal ke

kandung kemih (vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang ±

0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak

dalam rongga pelvis.

Lapisan dinding ureter terdiri dari :

a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)

b. Lapisan tengah otot polos

c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik tiap 5

menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih

(vesika urinaria). Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang

dieskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum

uretralis masuk ke dalam kandung kemih.

Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas

dan dilapisi oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter

terjadi pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan

pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik.

3. VESIKULA URINARIA ( Kandung Kemih )

Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet,

terletak di belakang simfisis pubis di dalam ronga panggul. Bentuk kandung

kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan

ligamentum vesika umbikalis medius.

Page 6: Sistem Urinari Kelompok Parta

Bagian vesika urinaria terdiri dari :

1. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah,

bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh

jaringan ikat duktus deferent, vesika seminalis dan prostate.

2. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.

3. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan

ligamentum vesika umbilikalis. Dinding kandung kemih terdiri dari

beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan belah luar), tunika muskularis,

tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam)

Proses Miksi (Rangsangan Berkemih).

Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor

yang terdapat pada dinding kandung kemih dengan jumlah ± 250 cc sudah cukup

untuk merangsang berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek

kontraksi dinding kandung kemih, dan pada saat yang sama terjadi relaksasi

spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya terjadi

pengosongan kandung kemih.

Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi

spinter interus dihantarkan melalui serabut – serabut para simpatis. Kontraksi

sfinger eksternus secara volunter bertujuan untuk mencegah atau menghentikan

miksi. kontrol volunter ini hanya dapat terjadi bila saraf – saraf yang menangani

kandung kemih uretra medula spinalis dan otak masih utuh.

Bila terjadi kerusakan pada saraf – saraf tersebut maka akan terjadi

inkontinensia urin (kencing keluar terus – menerus tanpa disadari) dan retensi

urine (kencing tertahan).

Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar

dan kranial dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk

relaksasi lapisan otot dan kontraksi spinter interna.

Page 7: Sistem Urinari Kelompok Parta

Peritonium melapis kandung kemih sampai kira – kira perbatasan ureter

masuk kandung kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan

menjadi lurus apabila kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri

vesikalis superior berpangkal dari umbilikalis bagian distal, vena membentuk

anyaman dibawah kandung kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju duktus

limfatilis sepanjang arteri umbilikalis

4. URETRA

Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih

yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar.

Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok – kelok melalui tengah – tengah prostat

kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia penis

panjangnya ± 20 cm.

Uretra pada laki – laki terdiri dari :

1. Uretra Prostaria

2. Uretra membranosa

3. Uretra kavernosa

Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam),

dan lapisan submukosa. Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis

pubisberjalan miring sedikit kearah atas, panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan uretra

pada wanita terdiri dari Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa

merupakan pleksus dari vena – vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah

dalam).Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris

dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi

Page 8: Sistem Urinari Kelompok Parta

C. URINE (AIR KEMIH)

1. Sifat – sifat air kemih

Jumlah eksresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake)

cairan serta faktor lainnya.

Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.

Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat – obatan dan

sebagainya.

Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak.

Baerat jenis 1.015 – 1.020.

Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis, tergantung pada diet

(sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam)

2. Komposisi air kemih

Air kemih terdiri dari kira – kira 95 % air

Zat – zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea, amoniak

dan kreatinin

Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat

Pigmen (bilirubin, urobilin)

Toksin

Hormon

3. Mekanisme Pembentukan Urine

Dari sekitar 1200ml darah yang melalui glomerolus setiap menit terbentuk

120 – 125ml filtrat (cairan yang telah melewati celah filtrasi). Setiap harinyadapat

terbentuk 150 – 180L filtart. Namun dari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L) yang

akhirnya keluar sebagai kemih, dan sebagian diserap kembali.

Page 9: Sistem Urinari Kelompok Parta

4. Tahap – tahap Pembentukan Urine

a. Proses filtrasi

Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih

besar dari permukaan aferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian

yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairan yang tersaring

ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida,

sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke seluruh ginjal.

b. Proses reabsorpsi

Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida,

fosfat dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal

dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus

ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan dan sodium dan ion karbonat, bila

diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah, penyerapannya

terjadi secara aktif dikienal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan

pada pupila renalis.

c. Augmentasi (Pengumpulan)

Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus

pengumpul. Pada tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan

urea sehingga terbentuklah urine sesungguhnya.

Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa

ke ureter. Dari ureter, urine dialirkan menuju vesika urinaria (kandung kemih)

yang merupakan tempat penyimpanan urine sementara. Ketika kandung kemih

sudah penuh, urine dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.

4. Mikturisi

Peristiwa penggabungan urine yang mengalir melui ureter ke dalam

kandung kemih., keinginan untuk buang air kecil disebabkan penanbahan tekanan

di dalam kandung kemih dimana saebelumnmya telah ada 170 – 23 ml urine.

Page 10: Sistem Urinari Kelompok Parta

Miktruisi merupakan gerak reflek yang dapat dikendalikan dan dapat

ditahan oleh pusat – pusat persyarafan yang lebih tinggi dari manusia, gerakannya

oleh kontraksi otot abdominal yang menekan kandung kemih membantu

mengosongkannya.

5. Ciri – ciri Urine Normal

Rata – rata dalam satu hari 1 – 2 liter, tapi berbeda – beda sesuai dengan

jumlah cairan yang masuk. Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, baunya

tajam, reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata – rata 6.

Page 11: Sistem Urinari Kelompok Parta

IV. ALAT DAN BAHAN

ALAT

1. Mikroskop

2. Tabung reaksi

3. Pipet tetes

4. Kaca objek dan penutup

5. Beaker glass 100 ml

6. Spiritus

7. Penjepit tabung

BAHAN

1. 30 ml urine

2. Asam nitrat

3. Perak nitrat

4. KOH

5. Asam asetat

6. Larutan fehling A

7. Asam asetat glacial-air (1:1)

V. PROSEDUR

Pertama melakukan pengujian penetapan urine, dengan mengambil

sebanyak 2 tetes urine meneteskan di atas kaca objek dan menambahkan ± 2 tetes

asam nitrat. Lalu larutan tersebut dipanaskan di atas spiritus hingga mendidih dan

setelah larutan telah dipanaskan, mulai mengamatinya di bawah mikroskop

apakah terdapat rhombis atau hexagonal dari urea.

Kedua melakukan pengujian penetapan terhadap ion klorida, dengan

meneteskan 5 ml urine ke dalam tabung reaksi dan menambahkan beberapa tetes

perak nitrat (± 3-4 tetes). Apabila penambahan perak nitrat pada urine terdapat

kekeruhan atau endapan putih hal tersebut menunjukkan adanya ion klorida.

Page 12: Sistem Urinari Kelompok Parta

Ketiga melakukan pengujian penetapan aseton, dengan menambahkan 5

ml urine di dalam tabung reaksi dan menambahkan KOH kemudian

menambahkan lagi beberapa tetes asam asetat kemudian di kocok. Apabila reaksi

warna yang terjadi berupa warna ungu hingga merah ungu maka menunjukkan

adanya aseton dan apabila warna menunjukkan merah maka terdapat alcohol,

asam asetat aldehih dan asam diasetat (badan keton).

Keempat pengujian gula pereduksi, dengan menambahkan 3 ml larutan

fehling A dan 3 ml urine di dalam tabung reaksi lalu dipanaskan perlahan-lahan

hingga warna biru menjadi hilang (warna dari biru menjadi bening) apabila

terdapat endapan merah menunjukkan adanya gula pereduksi.

Terakhir melakukan penetapan kualitatif albumin, dalam tabug reaksi

masukkan urine dan tambahkan 2-3 tetes larutan asam asetat glacial (1:1) lalu

kocok baik-baik. Apabila warna yang muncul berupa kekeruhan, hal tersebut

menunjukkan adanya albumin. Apabila tidak ada kekeruhan menunjukkan urine

terbebas dari albumin.

Page 13: Sistem Urinari Kelompok Parta

VI. DATA PENGAMATAN

Jenis pemeriksa Hasil pemeriksaan

Warna kejernihan Kuning jernih (+)

PH 7 ( normal) (+0

Bau Tudak menyengat, bau khas (+)

Urea Tidak ada kristal hemoxagonal

Ion klorida Warna : ada endapan putih (+)

Aseton/badan keton Ridak ada alkohol, aseton, warna jernih (-)

Gula prediksi Warna tetap biru( kehijauan ) adanya busa (-)

Albumin Tidak terjadi/tidak ada albumin(-)

Page 14: Sistem Urinari Kelompok Parta

VII. PEMBAHASAN

Pada percobaan kali ini, telah dilakukan percobaan system urinaria. Pros

espertama dilakukan pembedahan pada tikus, tikus yang digunakan adalah tikus ja

ntan. Terlihat bagian dalam tikus salah satunya adalah system reproduksinya, yait

u adanya ureter, testis, dan ginjal. Digunakannya hewan tikus dalam percobaan ini 

dikarenakan anatomi dan terminology pada system tubuh tikus, dapat mewakili an

atomi dan terminology pada manusia.

Dilakukan percobaan fisiologi system urina, dengan mengambil contoh

urin dari seseorang sejumlah kurang lebih 100 ml. Pada penetapan urea dengan

mikroskopis, didapat hasil hexagonal.

Dalam penetapan ion klorida didapat hasil adanya endapan putih yang

menandakan adanya ion klorida dalam urin, Suatu urine apabila tidak

mengandung klorin, maka urine tersebuttermasuk urine yang tidak normal.

Klorida harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Karena apabila klorida berada dalam

tubuh terus-menerus, maka akan terjadi suatu penyakit. Klorida bersifat racun

apabila di pendam dalam tubuh. Klorida dikeluakan bersama urine yang

berionisasi  dengan  Na+.

Pada penetapan kadar aseton dalam urin, hasilnya menunjukkan dalam

urin tersebut tidak terdapat aseton ataupun alkohol dalam urine tersebut,  karena

warna urine tetap seperti warna asalnya (kuning) dan tidak berubah menjadi warna

ungu ataupun merah ungu setelah ditambahkan larutan NaOH/KOH.

Kemudian dilakukan penetapan kualitatif albumin dalam urin. Didapat

hasil urin menjadi keruh setelah pendidihan, ini berarti menunjukkan dalam urin

tersebut terdapat adanya albumin. Albumin merupakan salah satu protein utama

dalam plasma manusia dan menyusun sekitar 60 % dari total protein plasma.

Kadar albumin normal dalam urin berkisar antara 0-0,04 gr/L/hari. Keberadaan

albumin dalam urin dengan jumlah yang melebihi batas normal, dapat

Page 15: Sistem Urinari Kelompok Parta

mengindikasikan terjadinya gangguan dalam proses metabolisme tubuh. Karena

dalam keadaan normal, protein yang ada di dalam darah akan disaring oleh

glomerulus ginjal sehingga tidak akan mungkin didapat di dalam urine. Protein

darah merupakan molekul yang memiliki ukuran molekul yang sangat besar

sehingga pada orang yang normal, tidak akan bisa menembus saringan ginjal pada

bagian glomerulus. Jika ditemukan protein di dalam urine, itu artinya saringan

yang ada di glomerulus tersebut telah rusak dan jebol. Dengan rusaknya saringan

di glomerulus tadi maka dapat menyebabkan zat – zat lain yang seharusnya

disaring oleh glomerulus juga akan ikut lewat. Sebagai catatan, jika telah lolos

dari saringan di glomerulus, protein tidak akan direabsorpsi lagi pada bagian

tubulus sehingga akan keluar melalui urine. Berbeda dengan zat – zat lain yang

ukuran molekulnya lebih kecil, seperti glukosa, yang masih bisa reabsorpsi pada

bagian tubulus. Itulah sebabnya mengapa protein dalam urine biasa dignakan

sebagai parameter untuk menentukan ada tidaknya kerusakan pada ginjal.

Albuminuria mungkin terjadi pada yang normal, individu yang sehat berdiri dan

bergerak tentang (proteinuria postural), setelah latihan berat, selama stres

emosional yang berat, dan setelah terpapar suhu yang sangat dingin seperti mandi

dingin. Hal ini juga dapat terjadi dengan tinggi demam dan dehidrasi. Kehadiran

terus-menerus dalam jumlah besar albumin berhubungan dengan penyakit ginjal.

Urine yang telah didihkan kemudian ditambah dengan Asam Asetat

Glasial, untuk mengetahui keberadaan senyawa lain dalam urine, dengan

mengamati perubahan nya dapat dilihat adanya keberadaan senyawa lain dalam

urine. Setelah pendidihan menghasilkan endapan, setelah ditambah asam asetat

glacial menjadi jernih kembali menandakan adanya fosfat dalam urine, fosfat

dalam urine memnag normal adanya harus dikeluarkan dalam sisa metabolisme

kurang lebih 0,12%. Setelah pendidihan menghasilkan endapan, setelah ditambah

asam asetat glacial menjadi adanya gelembung menandakan adanya senyawa

kalsium atau ammonium dalam urin, namun hasil menyatakan tidak adanya

gelembung, normalnya urin memang terdapa ammonium kurang lebih 0.05%

dalam urin an kalsium kurang lebih sebanyak 0.015%, jumlah yang sangat kecil

Page 16: Sistem Urinari Kelompok Parta

sekali sehingga bias dikarenakan jumlahnya sangat kecil, gelembung dalam urin

menjadi tidak terlihat.

Setelah pendidihan menghasilkan endapan, setelah ditambah asam asetat

glacial menjadi jernih kembali, berarti urin tidak terdapat urat/ asam urat karena

asam urat terlihat dari urin yang apabila kondisi awal keruh, tetap keruh setelah

pendidihan dan timbul lagi kekeruhan setelah  penambahan asam. Asam urat

dalam urine terlihat karena pH urine yang terlalu asam.

Jika urin keruh, tetap keruh setelah pendidihan dan setelah penambahan

asam, itu menunjukkan adanya mikroorganisme dalam urin. Hasilnya tidak

terdapat mikroorganisme dalam urin tersebut.Pada kondisi normal, saluran kemih

tidak dihunioleh bakteri atau mikroba lain, tetapi uretra bagian bawah terutama

pada wanita dapat dihuni oleh bakteri yang jumlahnya makin berkurang pada

bagian yang mendekati kandung kemih.Infeksi saluran kemih sebagian

disebabkan oleh bakteri, namun tidak tertutup kemungkinan infeksi dapat terjadi

karena jamur dan virus. Infeksi oleh bakteri gram positif lebih jarangterjadi jika

dibandingkan dengan infeksi gram negatif.Lemahnya pertahanan tubuh telah

menyebabkan bakteri dari vagina, perineum(daerah sekitar vagina), rektum

(dubur) atau dari pasangan (akibat hubungan seksual), masuk ke dalam saluran

kemih. Bakteri itu kemudian berkembang biak di saluran kemih sampai

kekandung kemih, bahkan bisa sampai ke ginjal.

Pada test urin dalam urine scan, Tidak adanya darah dalam urin ini,

berarti murin tersebut diambil dalam kondisi  normal, tidak dalam kadaan haid

atau pendarahan.tidak terdapat juga glukosa dalam urine berarti orang tersebut

sehat tidak terindikasi penyakit diabetes.Hasil urin scan juga menunjukkan tidak

ada nitrit dalam urin, Di dalam urine orang normal terdapat nitrat sebagai hasil

metabolisme protein, yang kemudian jika terdapat bakteri dalam jumlah yang

signifikan dalam urin (Escherichia coli, Enterobakter, Citrobacter, Klebsiella,

Proteus) yang megandung enzim reduktase, akan mereduksi nitrat menjadi nitrit.

Page 17: Sistem Urinari Kelompok Parta

Pada pengujian pH urin, terdapat hasil pH urinnya adalah 6-7 itu berarti

urine mendekati pH netral. Nilai pH suatu urine dapat pula dijadikan penentu

normal atau tidaknya urinetersebut, pH urine yang normal berkisar antara 4,8 –

7,5, urin akan menjadi lebihasam jika mengkonsumsi banyak protein, dan urin

akan menjadi lebih basa jikamengkonsumsi banyak sayuran. Urine yang telah

melewati temperatur ruanganuntuk beberapa jam dapat menjadi alkali karena

aktifitas bakteri dan orang yangVegetarian urinennya juga sedikit alkali. Jadi, pH

urine sempel di atas, termasuk pH urine yang normal. pH bervariasi sepanjang

hari, dipengaruhi oleh konsumsi makanan; bersifat basa setelah makan, lalu

menurun dan menjadi kurang basa menjelang makan berikutnya. Urine pagi hari

(bangun tidur) adalah yang lebih asam. Obat-obatan tertentu dan penyakit

gangguan keseimbangan asam-basa juga dapat mempengaruhi pH urine.

Page 18: Sistem Urinari Kelompok Parta

VIII. KESIMPULAN

Dalam tubuh tikus, terdapat system urinaria secara lengkap

Dalam pengamatan fisiologi system urinaria menunjukkan dalam urin

terdapat adanya Ion Klorida, Albumin, Fosfat.

Dalam pengamatan fisiologi system urinaria menunjukkan dalam urin

tidak terdapat adanya keton, Kalsium, Amonia,Asam Urat, dan

Mikroorganisme.

Dalam pengamatan fisiologi system urinaria menggunakan urine scan

menunjukkan dalam urin terdapat adanya Bilirubin, Urdbilinogen, keton,

protein, Spez Gew, Leukozyten, Askorbik Acid.

Page 19: Sistem Urinari Kelompok Parta

LAMPIRAN

1. Organ apa sajakah yang terlibat dalam sistem ekskresi ?- ginjal, ureter, uretra dan kantung kemih.

2. Jelaskan proses pembentukkan urine oleh ginjal ?

- ginjal memproduksi urine yang mengandung zat sisa metabolik dan mengatur komposisi cairan tubuh melalui 3 proses utama yaitu filtrasi glomerulus, reabsorpsi tubulus dan sekresi tubulus.

3. Senyawa apa sajakah yang terdapat dalam urine dalam keadaan normal ?- urine terdiri dari 95 % air dan mengandung zat terlarut.

4. Mengapa pada keadaan normal tidak terdapat glukosa maupun protein dalam urine ?

- karena pada keadaan normal urine tidak mengalami kerusakan glomeruli / tubula maka protein ataupun glukosa tidak dapat membocor masuk urin.

5. Pada keadaan ginjal tidak berfungsi normal, gejala apa saja yang sering timbul ?

- gagan ginjal, batu ginjal, gagal ginjal akut, gagal ginjal kronik, dan kandung kemih

Page 20: Sistem Urinari Kelompok Parta

DAFTAR PUSTAKA

Syarifuddin, (1992), Anatomi dan Fisiologi Untuk Keperawatan, Jakarta :

EGC.

Ganong, William F. 1998. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC : Jakarta

Drs. H. Syaifuddin, B.Ac. 1997. Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat.EGC : Jakarta

Kumala, Poppy dkk. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland. EGC : Jakarta

A. Aziz Alimul H. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta