Top Banner
TUGAS BANGUNAN AIR SISTEM POLDER Disusun Oleh : 1. DEKA HARYADI B. (20120110233) 2. RYAN AHMAD DWI N. (20120110235) 3. TEDDY SETYA NUGRAHA (20120110238) 4. SIGAP KURNIAWAN (20120110239) 5.HAMBALI (20120110240) JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
19

Sistem Polder (Pengendali Banjir)

Sep 27, 2015

Download

Documents

Dhany

sistem polder
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

TUGAS

BANGUNAN AIR

SISTEM POLDER

Disusun Oleh :1. DEKA HARYADI B.

(20120110233)

2. RYAN AHMAD DWI N.(20120110235)

3. TEDDY SETYA NUGRAHA(20120110238)

4. SIGAP KURNIAWAN

(20120110239)

5. HAMBALI

(20120110240)JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2015

Sistem Polder (Pengendalian Banjir)

Sistem Polder adalah suatu cara penanganan banjir dengan bangunan fisik, yang meliputi sistem drainase, kolam retensi, tanggul yang mengelilingi kawasan, serta pompa dan / pintu air, sebagai satu kesatuan pengelolaan tata air tak terpisahkan. Tujuan dari pengembangan sistem Polder ini adalah untuk memberikan model pengendalian banjir perkotaan yang terpadu. Sistem Polder tersebut diadaptasi dari Negara Belanda dan Singapura.

Polder : suatu kawasan atau lahan reklamasi dengan kondisi awal mempunyai muka air tanah tinggi yang diisolasi secara hidrologis dari daerah di sekitarnya dan kondisi muka air (air permukaan dan air tanah) dapat dikendalikan. Kondisi lahannya sendiri dibiarkan pada elevasi asalnya atau sedikit ditinggikan.Polderadalah sebidang tanah yang rendah, dikelilingi olehembankment/ timbunan atautanggulyang membentuk semacam kesatuan hidrologis buatan, yang berarti tidak ada kontak dengan air dari daerah luar selain yang dialirkan melalui perangkat manual.

(Sumber : Laporan Akhir Pengembangan Teknologi Bangunan Air Pengendalian Banjir Perkotaan Menuju Waterfront City)

Sifat-sifat Polder

Polder merupakan daerah yang dibatasi dengan baik, dimana air yang berasal dari luar kawasan tidak boleh masuk, hanya air hujan (dan kadang-kadang air rembesan) pada kawasan itu sendiri yang dikumpulkan. Dalam polder tidak ada aliran permukaan bebas seperti pada daerah tangkapan air alamiah, tetapi dilengkapi dengan bangunan pengendali pada pembuangannya (dengan penguras atau pompa) untuk mengendalikan aliran ke luar. Muka air di dalam polder (air permukaan maupun air bawah permukaan) tidak bergantung pada permukaan air di daerah sekitarnya dan dinilai berdasarkan elevasi lahan, sifat-sifat tanah, iklim, dan tanaman.Struktur Utama Polder

ManfaatSecara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa manfaat system polder bersifat multipurpose(serbaguna),yakni:Mengendalikan air

Obyek Wisata/Rekreasi

Lahan Pertanian/Perikanan

Lingkungan Industri dan Perkantoran

Latar belakang dikembangkannya sistem Polder antara lain :

Pengembangan Kota - Kota pantai di Indonesia seperti Jakarta dan Semarang seringkali lebih didasarkan kepada kepentingan pertumbuhan ekonomi.

Pengembangan kawasan-kawasan ini menimbulkan banjir yang menunjukkan ketidak seimbangan pembangunan.

Perlu upaya peningkatan / Pengembangan aspek Teknologi dan Manajemen, untuk pengendalian banjir dan ROB di kota-kota pantai di Indonesia, untuk itu Sistem Polder dikembangkan karena menggunakan paradigma baru, yaitu :

a. Berwawasan lingkungan (environment oriented),

b. Pendekatan kewilayahan (regional based),

c. Pemberdayaan masyarakat pengguna

Keunggulan Sistem Polder

Sistem Polder mampu mengendalikan banjir dan genangan akibat aliran dari hulu, hujan setempat dan naiknya muka air laut (ROB).

Kelemahan Sistem Polder

1. Bekerjanya sistem ini sangat bergantung pada pompa. Jika pompa mati, maka kawasan akan tergenang.

2. Biaya operasi dan pemeliharaan relatif mahal.

Kriteria Desain

Kelengkapan Sarana Fisik antara lain : Saluran air/ Kanal/ Tampungan memanjang/Waduk, Tanggul dan Pompa a. Saluran air / Kanal / Tampungan Memanjang dan Waduk Saluran air / Tampungan Memanjang dan Waduk dibangun sebagai sarana untuk mengatur penyaluran air ketika elevasi air di titik pembuangan lebih tinggi dari elevasi saluran di dalam kawasan. Tanggul

Tanggul dibuat di sekeliling kawasan guna mencegah masuknya air kedalam kawasan, baik yang berasal dari luapan sungai, limpasan permukaan atau akibat naiknya muka air laut. Sebaliknya dengan adanya tanggul, air yang ada di dalam kawasan tidak dapat keluar. Tanggul dibuat dengan ukuran yang lebar, besar, dan tinggi serta dapat difungsikan sebagai jalan. Pompa Air Pompa air berfungsi mengeringkan air pada badan air, yang bekerja secara otomatis apabila volume / elevasi air melebihi nilai perencanaan.

Sistematika Pelaksanaan Pembangunan Sistem Polder

1. Perencanaan dan Pemrograman meliputi:

a. Identifikasi Proyek

b. Pra studi kelayakan

c. Studi kelayakan

d. Perencanaan rinci.

2. Pelaksanaan Pembangunan

a. Persiapan Konstruksi

b. Pelaksanaan Konstruksi

c. Project Completion Report (PCR)

3. Operasi dan pemeliharaan

Terdapat hal hal yang perlu ditekankan dalam operasi dan pemeliharaan yaitu :

a. Tahap operasi dan pemeliharaan adalah sangat penting, karena merupakan salah satu sasaran utama pembangunan sistem drainase. Berhasilnya pengoprasian dan pemeliharanya suatu hasil pembangunan sistem drainase menjadi indikator kinerja bagi pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan.

b. Sebagai dasar pengelolaan operasi dan pemeliharaan yang efektif dan efesien diperlukan proses perencanaan dan pemrograman, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian, serta evaluasi dan monotoring O & P yang serupa dengan perencanaan,pemrograman, dan pelaksanaan pembangunan.

c. Memperhatikan tuntutan yang berkembang di masyarakat dalam era reformasi ini maka kapabilitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan kelembagaan sangat menentukan. Kepuasan pengguna (masyarakat) harus menjadi salah satu prinsip dalam memberikan pelayanan.4. Evaluasi dan monitoringEvaluasi dan monitoring merupakan bagian yang sangat esensial dalam manajemen sistem drainase. Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahap kegiatan pembangunan, mulai dari perencanaan sampai tahap operasi dan pemeliharaan.

a. Tahap Sebelum Proyek (Evaluasi Perencanaan)

Kelayakan Teknis

Kelayakan Ekonomi

Kelayakan Finansial

Sosial Budaya

Lingkungan

Perundangan

Kelembagaan

b. Tahap Saat Proyek Berjalan (Evaluasi Pelaksanaan)

Kendali mutu (kualitas)

Kendali Kuantitas

Kendali Waktu

c. Tahap Setelah Proyek (Evaluasi kinerja)

Indikator Operasi

Indikator Pemeliharaan

Indikator Genangan dllBangunan-bangunan Sistem Polder

Gambar 1.1 Prinsip Pengendalian Banjir Pemerintah Propinsi DKI Jakarta

Gambar 1.2 Banjir Kanal Timur yang Bermuara di Laut Jawa

Gambar 1.3 Peningkatan Kapasitas Banjir Kanal Barat di bagian Hulu

Gambar 1.4 Peningkatan Kapasitas Banjir Kanal Barat di Bagian Hilir

Gambar 1.5 Normalisasi Kali Angke dengan penataan pemukiman

Gambar 1.6 Pemukiman Kali Angke Setelah Diadakan Penataan

Gambar 1.7 Kali Ciliwung Istiqlal sebelum dan sesudah dibersihkan

Gambar 1.8 Tanggul Muara Angke

Gambar 1.9 Tanggul Clincing sebelum dan sesudah dibangun

Gambar 1.10 Tanggul Marunda sebelum dan sesudah dibangun

Gambar 1.11 Peta Pembangunan Tanggul Rob di Clincing dan Marunda

Pantai Utara Jakarta

Gambar 1.12 Penataan Kali Pakin

Gambar 1.13 Pembangunan Pompa Cideng

Gambar 1.14 Pembangunan Pompa Cideng

Jenis-jenis Data

1. Data Sekunder

NoNama DataKegunaanSumber Data

1.Data Meteorologi Penelitian yang ada mengenai curah hujan;

data curah hujan selama 100 tahun terakhir (jika mungkin) di Semarang;

data penguapan harian selama 25 tahun terakhir;

data (kecepatan) angin.BMKG

2.Curah HujanMenghitung Q banjir

QandalanBMKG

3.EvaporasiMenampilkan rata-rata evaporasi bulanan

4.Data Hidrologi Untuk mengetahui system air disekitar Mengetahui muka air laut

5.Peta Topografi Membuat layout Mengetahui ketinggian muka air lautBakosurtanal

2. Data PrimerNoNama PengukuranKegunaan

1.Saluran primer dan sekunder (kisi-kisi 50 m) Dimensi-dimensi/penampang melintang saluran (luas pada tingkat permukaan, talud, tingkat dasar);

Arah arus/aliran;

2.Saluran untuk lintas kabel listrik/pipa Dimensi-dimensi;

Elevasi dasar; Panjang; Kondisi ( baru, di tengah, perlu diperbaiki);

3.Pintu air Elevasi ambang;

Elevasi dan lebar pintu air yang mungkin;

Kondisi (baru, di tengah, perlu diperbaiki),

Operasi (jam-jam dibuka, jam-jam ditutup per-hari (rata-rata);

4.Pompa Tipe pompa dan kapasitasnya;

Muka air di hulu (rata-rata) dan juga muka air di hilir (rata-rata);

Kondisi (baru, di tengah, perlu diperbaiki); Operasi (jam-jam terpakai per hari);

5.Jembatan-jembatan Dimensi-dimensi tiang (jika ada); Tinggi lantai jembatan.

6. Perubahan Iklim Dampak-dampak yang mungkin timbul dan opsi-opsi untuk adaptasi dan meringankan dampaknya (mitigasi).

7.Karakteristik pasang surut Menampilkan muka air maksimum dan minimum selama pasang purnama dan juga muka air pada saat pasang perbani.

8.Gelombang laut Data untuk tekanan muka air laut ditentukan dari NCDC

9.Penyelidikan Tanah Untuk mengetahui daya dukung tanah Karakteristik Tanah

Tenaga Ahli Yang Terlibat Dalam Perencanaan Sistem Polder

1. Teknik Mesin

2. Teknik Elektro

3. Ahli Geoteknik

4. Ahli Hidrologi

5. Teknik Sipil

DAFTAR PUSTAKA

1. https://darmadi18.files.wordpress.com/2013/03/tugas02-sistem-pengendali-banjir2. https://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/polder/3. http://www.jakarta.go.id/web/news/2012/06/persaingan-antara-manusia-dan-air-upaya-pengendalian-banjir-pemerintah-provinsi-dki-jakarta