Top Banner
Apa Itu Pengendalian Internal? Kegagalan-kegagalan lembaga keuangan dan kerugian yang meluas selama dua dekade terakhir telah mengangkat ar penngnya manajemen risiko yang efekf dan pengawasan inter- nal dalam sektor keuangan formal di seluruh dunia. Dari analisis masalah yang berhubungan dengan kerugian-kerugian ini disim- pulkan bahwa kerugian-kerugian ini seharusnya dapat dihindari jika bank-bank/lembaga keuangan mempertahankan sistem pengawasan internal yang efekf. Selain itu, sebuah njauan bank-bank tradisional menyatakan bahwa implementasi sistem pengawasan internal yang efekf memainkan peran penng da- lam mengurangi kegagalan bank/lembaga keuangan. BY: IFDOL MAHYUDIN Pengawasan internal dan audit in- ternal memainkan peran penng dalam bagan umpan-balik mana- jemen risiko, di mana informasi yang dihasilkan dalam proses pengawasan internal dilaporkan kembali kepada dewan dan mana- jemen. Mekanisme pengawasan internal berfungsi untuk meningkat- kan proses pembuatan keputusan dengan menjamin bahwa informasi itu akurat, lengkap dan tepat waktu sehingga dewan dan manajemen dapat memberikan respon terhadap isu-isu kontrol segera setelah infor- masi tersebut muncul. Selain itu, jika LKM menghubungkan mekanisme pengawasan internalnya dengan manajemen risiko, pengawasan in- ternal dapat mengidenfikasi risiko dan memberitahu kepada mana- jemen. PENGAWASAN INTERNAL /PENGENDALIAN INTERNAL Journal of Microfinance ISSUE 01/II/2013
14

Sistem Pengendalian Intern Dan Manaj Resiko

Aug 17, 2015

Download

Documents

waris
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Apa Itu Pengendalian Internal? Kegagalan-kegagalanlembagakeuangandankerugianyang meluasselamaduadekadeterakhirtelahmengangkatart pentngnya manajemen risiko yang efektf dan pengawasan inter-nal dalam sektor keuangan formaldi seluruh dunia.Dari analisis masalahyangberhubungandengankerugian-kerugianinidisim-pulkanbahwakerugian-kerugianiniseharusnyadapatdihindari jikabank-bank/lembagakeuanganmempertahankansistem pengawasaninternalyangefektf.Selainitu,sebuahtnjauan bank-banktradisionalmenyatakanbahwaimplementasisistem pengawasaninternalyangefektfmemainkanperanpentngda-lam mengurangi kegagalan bank/lembaga keuangan.BY: IFDOL MAHYUDIN Pengawasaninternaldanauditin-ternalmemainkanperanpentng dalambaganumpan-balikmana-jemen risiko, di mana informasi yang dihasilkandalamproses pengawasaninternaldilaporkan kembalikepadadewandanmana-jemen.Mekanismepengawasan internalberfungsiuntukmeningkat-kanprosespembuatankeputusan denganmenjaminbahwainformasi ituakurat,lengkapdantepatwaktu sehinggadewandanmanajemen dapatmemberikanresponterhadap isu-isukontrolsegerasetelahinfor-masi tersebut muncul. Selain itu, jika LKMmenghubungkanmekanisme pengawasaninternalnyadengan manajemenrisiko,pengawasanin-ternaldapatmengidentfkasirisiko danmemberitahukepadamana-jemen. PENGAWASAN INTERNAL /PENGENDALIAN INTERNAL Journal of Microfnance ISSUE 01/II/2013 Hubungan antara Manajemen Risiko dan Pengawasan internalTanpamemihakpadasektor-sektorfinansialformaldaninformal,industrikeuanganmikrojuga mengakuipentingnyapengawasaninternalyangefektif.KetikaLembagaKeuanganMikro(LKM) tumbuhdanberoperasisebagaiperantarakeuanganyangdiregulasi,pengawasaninternalmen-jadipentingbagikelangsunganhidupLKMuntukjangkapanjang.Jumlahdanjenispihak-pihak terkait (stakeholders) yang memberikan perhatiannya terhadap finansial LKM kian meningkat. pa-ra donor ingin mendukung proyek keuangan mikro yang berkesinambungan; para anggota dewan ingin melindungi reputasi mereka dan memenuhi kewajiban-kewajiban mereka; para investor ter-tarikuntukmelestarikanmodal;parapeminjampeduliterhadapaksesberkesinambunganatas pinjaman-pinjaman;parapemiliksimpananberharapterjaminnyakeamananuangmereka;dan parapembuatperaturaninginmelindungilingkunganfinansialdankepentinganpemilikuang (deposan).Untuktetapkompetitif,makaLKMsekarangtengahmelakukanekspansiprodukdan pasarbaikpasarbarumaupunpasartersediasaatini,yangmemasukkanrisiko-risikodantan-tangan-tantanganbaruyangdisebabkanolehpertumbuhanyangpesat.Sistemyangefektifdari pengawasaninternalmemungkinkanLKMuntukmemitigasirisikodengancarayangsistematis sehingga mampu mengurangi kerugian-kerugian finansial dan melindungi dirinya sendiri dari ke-bangkrutan.Jadi,pengawasaninternalmerupakansebuahkomponenintegraldarimanajemen risiko. Para praktisi seringkali mengacaukan pengawasan internal dengan audit internal, yang merupakan bagian integral dari pengawasan internal. Audit internal berfokus hanya pada pengevaluasian ma-najemenrisikoex-post(setelahoperasi),sedangkanpengawasaninternalyangterdiridaribaik ex-antemaupunex-post(sebelumdansesudahoperasi)mengukurrisiko-risikokontrol. Hubungan antara Manajemen Risiko dan Pengawasan internalManajemenRisikoadalahsebuahpendekatansistematispadapengidentifikasian,pengukuran, pemantauan dan pengelolaan risiko bisnis dalam sebuah lembaga. Pengawasaninternaladalahmekanismelembagauntukmemantaurisiko-risikosebelumdan sesudah operasi. Audit Internal adalah sebuah penilaian ex-post yang sistematis dari suatu operasi lembaga dan laporan-laporan finansial. Pengawasan internal dan audit internal memainkan peran penting dalam bagan umpan-balik ma-najemenrisiko,dimana informasiyangdihasilkandalamprosespengawasaninternaldilaporkan kembalikepadadewandanmanajemen.Mekanismepengawasaninternalberfungsiuntuk meningkatkanprosespembuatankeputusandenganmenjaminbahwainformasiituakurat, lengkap dan tepat waktu sehingga dewan dan manajemen dapat memberikan respon terhadap isu-isukontrolsegerasetelahinformasitersebutmuncul.Selainitu,jikaLKMmenghubungkan mekanisme pengawasan internalnyadengan manajemen risiko,pengawasan internaldapat men-gidentifikasi risiko dan memberitahu kepada manajemen. Hubungan antara Manajemen Risiko dan Pengawasan internalPengertianPengawasaninternal:Susunanorganisasidansemuacara-carasertaperaturan-peraturanyangditetapkanolehmanajemenBank/LKMdengantujuanmengamankanharta kekayaan, memeriksa kecermatan dan kebenaran data administrasi, mengefisienkan tata cara kerja danmendorongdipatuhinyakebijaksanaanyangtelahditetapkanmanajemen.Pengawasaninter-nal terdiri dari dua yaitu: Accounting Controldan Administrative Control.DaripengertiandiatasdisimpulkanbahwalangkahawalpelaksanaanPengawasaninternaladalah adanya susunan organisasi atau pembentukan Struktur Organisasi. Pengawasan internal akan dapat dilaksanakandenganefetifjikatelahdisusunstrukturorganisasiyangjelasmengenaifungsidan tanggungjawabmasing-masingbagianpadasusunanorganisasi.Strukturorganisasijugameng-gambarkanhirarkidalamorganisasidangarispertanggungjawabansertarentangkendaliyang jelas. -Accounting control: meliputi semua cara dan prosedur yang berhubungan dengan pengamanan hartakekayaanbankdanberhubunganlangsungdengandataadministrasikeuangan. Pengawasaninternaldisinimeliputisistempemberianwewenangdanpersetujuan,atauyang berhubungandengantugas-tugaspenyimpanan,tugaspencatatan,pengawasanfisikatas kekayaan LKM. -Administrative control: meliputi semua cara dan prosedur menyangkut efisiensi perusahaan dan ketaatanterhadapkebijaksanaanmanajemen,danpadaumumnyatidakterkaitlangsung dengan catatan keuangan, misalnya: rencana cuti- mutasi karyawan,dll. Sejauhmana suatuorgansisasiLKMdanmetodepengawasanyangdigunakandapatdigolongkan sebagai sebagai accounting control dan sebagai administrative control tergantung kepada kondisi dan situasi masing-masing lembaga. Hubungan antara Manajemen Risiko dan Pengawasan internalPengawasan internal dapat bersifat: -Preventif dirancang dan diterapkan untuk mencegah hasil-hasil yang tidak diinginkan sebe-lum hal itu terjadi. -Detektif dirancang untuk mengidentifikasi hasil-hasil yang tidak diinginkan ketika hal itu ter-jadi.Kontrol ini mengidentifikasi kesalahan setelah kesalahan tersebut terjadi. -Korektifdirancanguntukmemastikanbahwatindakankorektiftelahdiambiluntukmengu-bah hasil-hasil yang tidak diinginkan tersebut atau untuk memastikan bahwa hal tersebut tidak terulang kembali.Kontrol ini dilaksanakan untuk mengoreksi kesalahan yang telah teridentifi-kasi. Kesemua ini secara bersama-sama berfungsi untuk memastikan bahwa tujuan atau sasaran mana-jemen akan tercapai. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Pengawasan internal Agarsuatupengawasaninternaldapatdilaksanakandenganbaikdiperlukanprinsip-prinsipse-bagai berikut ini: 1.Karyawan yang kapabel dan dapat dipercaya untuk melaksanakan tanggung jawab.2.Adanya pemisahan wewenang dari berbagai fungsi tanggung jawab. 3.Adanya uraian tugas dan tanggung jawab yang jelas pada setiap pekerjaan. 4.Pengawasan yang kontinu dari atasan. 5.Sistem yang menunjang terlaksananya pengawasan internal 6.Terdapat mekanisme pemeriksaan yang otomatis dari sistem itu sendiri 7.Pencatatan sistematis untuk setiap transaksi yang mempunyai nilai ekonomis (finansial). 8.Pemeriksaan oleh pihak yang independen dan dilakukan secara obyektif. Pelaksanaan Pengawasan internal Pelaksanaan pengawasan internal dalam dunia lembaga keuangan adalah sebagai berikut: -Pemisahan:adanyapemisahanfungsiadministratif,operasionaldanpenyimpanan.Misalnya pemisahan fungsi bagian teller, bagian pembukuan dan bagian deposito. Disamping itu, juga adanya tingkatan wewenang untuk melakukan transaksi. -Pengawasan ganda, yaitu adanya pengecekan ulang oleh petugas yang berbeda. Hal ini diper-lukanuntukmeyakinkanbahwapetugaspertamatelahmelaksanakanfungsinyasesuai dengan sistem & prosedur yang berlaku. Pelaksanaan Pengawasan internal -Jointcustody,yaitusatupekerjaandilakukanolehduapetugas,misalnyapembukaanruang khasanah,dimanakhasanahtersebutterdiridarinomorkombinasidankunci.Nomorkom-binasidankuncidipegangolehpetugasyangberbeda,halinidilakukankarenaruang khasanahadalahtempatmenyimpanbarangberhargamiliklembaga(uangtunai,jaminan dan surat-surat berharga). -Cuti,cutidisampinghakjugamerupakankewajibankaryawandanharusdilaksanakanoleh setiapkaryawanagarkesegaranjasmanidanmentalnyadapatpulihkembali.Disampingitu selamacuti,tugas-tugasnyadilakukanolehkaryawanlainsehinggaapabilaterdapat kecurangan ataupun ketidak beresan dapat diketahui selama karyawan tersebut cuti. -Rotasi/mutasi,mutasiataupunrotasikebagianlaindiperlukanbagisetiapkaryawanuntuk menghilangkankejenuhandanmenambahkemampuannyauntukbekerjapadabagianlain. Disampingituakandapatdiketahuijugaapabilaterdapatketidakberesanyangdilakukan oleh karyawan tersebut. -Formulirbernomorurut,dalamkegiatansehari-haribank/lembagakeuanganmikromemer-lukan banyak formulir, sehingga diperlukan formulir yang bernomor urut. Kegunaannya apa-bilaterdapatnomortidakberurutanakansegeradiketahui,adanyatransaksiyangbataldan segera dapat ditelusuri. -Independencebalancing,pelaksanaansistemakuntansiyangbenarakansecaraotomatisdi-peroleh hasil saldo yang seimbang antar rekening. Jumlah saldo perincian-perincian tersebut perludilakukanrechecking,penelusuranmaupunfootinguntukmemastikantidakterdapat manipulasi pencatatan dalam sistem pembukuan. Hubungan Sistem & Prosedur dengan Pengawasan internal Sistemadalahsuatukerangkadariprosedur-proseduryangsalingberhubunganyangdisusunsesuai dengansuatuskemayangmenyeluruh,untukmelaksanakansuatukegiatanataufungsiutamaperus-ahaan. Prosedur adalah suatu urut-urutan pekerjaan biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu ba-gian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi pe-rusahaan yang terjadi. Pengendalian intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan perso-nellainyangdirancanguntukmemberikankeyakinanmemadaitentangpencapaian3golongantujuan, yaitu: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efesiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Dari definisi diatas dapatlah disimpulkan bahwa penyusunan sistem & prosedur menjadi tanggung jawab manajemen,demikianjugahalnyadengankegiatanpengawasaninternmenjaditanggungjawabmana-jemen. Berikut ini adalah beberapa pertimbangan dalam penyusunan sistem & prosedur: -Sistem&proseduryangdisusunharusmemenuhiprinsipcepatdanmampumenyediakaninformasi yang diperlukan, dapat memenuhi kebutuhan dan kualitasnya memadai. -Harusmemenuhiprinsipamandalamartiandapatmembantumenjagakeamananhartaperusahaan. Dengandemikianmakasuatusistem&prosedurharusdisusundenganmempertimbangkanprinsip-prinsip pengawasan internal. -Sistem & prosedur harus disusun dengan prinsip biaya pelaksanaannya harus dapat ditekan sehingga relatif tidak mahal, atau dengan kata laian harus mempertimbangkan faktor biaya & manfaat. Ketiga faktor tersebut harus dipertimbangkan sebelum menyusun sistem & prosedur, dan sangat dianjur-kan salah satu faktor tersebut tidak ditinggalkan. Dalam penyusunan system & prosedur harus memenuhi prinsip-prinsip pengawasan internal. Pengawasan internal yang baik berdasarkan hasil dari mitigasi resiko, hal ini dapat diperoleh jika LKM telah memahami dan mengimplementasikan Siklus Manajemen ResikoBagaimana Bagian-Bagian Melakukan Pengawasan Internalnya ? UntukmeningkatkanefektifitaspengawasaninternaldiLKM,makasetiapbagian/unitharusmelakukan pengawasan internal di bagiannya masing-masing. Berikut adalah bagaimana seharusnya masing-masing bagian melaksanakan pengawasan melekat (waskat):1.Melaluisistemyangtelahada,misalnyadalampembuatanvoucherdimanatelahdiaturharusada maker,checkerdanpemberipersetujuan(masing-masingdilakukanolehorangyangberbeda). Kemudiansetelahtransaksidibukukan,makahasilpembukuanyangberupahasilvalidasiharusdi-periksa ulang oleh petugas pengawasan intern. 2.Melaluikreativitasatauinsiatifbagianyangbersangkutanmenciptakanalatkontrol/monitoringter-hadapsegalasesuatuyangperludimonitor(apabilamemangbelumadapengaturannya),misal-nya:bagaimanabagiantabungandapatmemastikanbahwasemuatransaksitabunganpadahariitu memang benar-benar telah dibukukan sesuai dengan voucher. 3.Pengawasan langsung oleh atasan kepada bawahan dengan cara antara lain: 4.Melakukan peninjauan/pemeriksaan on the spot secara berkala dan melakukan random sampling. 5.Padasaatmembubuhkanpersetujuandivoucher,harusmelakukanpencocokanterlebihdahuluter-hadap dokumen pendukungnya. 6.Melalui "Departmental Proofing" (Proof Sheet = Daftar Bukti Pencocokan). 7.Melalui media yang dinamakan Sistem Monitoring Temuan PemeriksaanTiga kategori utama sasaran pengawasan internal menurut COSO (Comite of Sponsoring Organizaton of treadway Commision), yaitu: -Efektivitas dan efisiensi operasional (Effectiveness and efficiency of operations)-Kehandalan laporan keuangan (Reliability of financial reporting)-Kepatuhan terhadap hukum dan ketentuan (Compliance with laws and regulations). Untukmencapaisasaran-sasarantersebut,pengendalianinternmenurutCOSOharusdisusunolehpilar-pilar yang merupakan komponen pengendalian intern, yaitu:1.Lingkungan Pengendalian (Control Environment) dimana di dalamnya termasuk integritas kolektif pe-rusahaan/organisasi, tata-nilai dan etika, serta filosofi manajemen. 2.Pengukuranrisiko(RiskAssessment)termasukidentifikasirisiko-risikoterkait,probabilitasrisikodan penentuan besarnya risiko. 3.Kegiatan pengendalian (Control Activities) termasuk kebijakan dan prosedur untuk pengamanan, sep-erti otorisasi, pembagian tugas yang jelas, pengamanan fisik dan kegiatan pengamanan lainnya. 4.InformasidanKomunikasi(InformationandCommunication)termasukidentifikasi,menangkapserta mengkomunikasikaninformasiyagdiperlukanolehseluruh/setiapkaryawanuntukmelaksanakan tanggung jawabnya. 5.Monitoring, yang merupakan kegiatan evaluasi untuk menilai kecukupan dan pengaruh pengendalian intern yang berjalan terhadap risiko perusahaan.Kendala-Kendala Didalam Pengelolaan Dan Pelaksanaan Fungsi Pengawasan: -Polaberpikirlingkunganyangberbedaataubelumseragam,demikianpulahalnyadengankultur/budaya. -Tidak jelasnya pembagian wewenang dan tanggung jawab. -The right man not in the right place -Bagian marketing yang merasa lebih superior daripada bagian operasional/back office. -Ruanglingkup/kawasanyangterlaluluas,baikyangmenyangkutsegimateriyangharusdiperiksa maupunwilayahcabangyangberjauhan,sehinggadibutuhkansisteminformasi/komunikasiyang canggih. -Tingkatkemampuanyangbelummemadai/merata,misalnyayangmenyangkutpengetahuandasar perbankan mengenai jasa/service/produk-produk bank, organisasi LKM, sama sekali tidak atau kurang memahami ketentuan-ketentuan atau prosedur yang berlaku. -Prosedur/sistem/organisasi intern itu sendiri yang kurang baik/jelas/tegas. -Keadaan/situasi, misalnya lay-out yang kurang memadai, peak periods, emosinal dll. -Force majeure, misalnya kondisi yang tidak aman (peperangan), gempa bumi, kebakaran dan bencana alam lainnya-Kecerobohan/kelalaian karyawan LKM -Tidak adanya rasa "waskat" pada masing-masing individu. -Tidak dilengkapi dengan alat/sarana yang memadai dan selalu berfungsi dengan baik. Kendala-Kendala Didalam Pengelolaan Dan Pelaksanaan Fungsi Pengawasan: -Topmanagementyangkurangmendukungterlaksananyafungsipengawasaninternalyangmurni, misalnya:"onemanshow"atautopmanagementsendiriyangmelanggarketentuanyangadaatau yang dibuat sendiri, dll. -Kurang berperannya bagian pengawasan (audit internal) didalam melaksanakan fungsinya. -Adanya unsur kerjasama yang bersifat negatif/merugikan LKM, yang terjadi antara karyawan maupun antarakaryawandenganpihakluar,sehinggameskipunsuatuLKMdilengkapidengansuatusistem pengawasan yang bagaimanapun canggih, maka akan menjadi tidak ada gunanya. -Fraud dilakukan dengan memanfaatkan titik lemah dari sistem pengawasan yang sudah ada. -PihakLKMyangtidakmeng-upgradediridenganmelakukantindaklanjutpencegahanterhadap kemungkinan terjadinya kejahatan pada lembaganya.-PihakLKMyangsamasekalimelakukanreviewterhadaptindakkejahatantermasukmodusop-erandinya yang telah/pernah terjadi. Hal-hal yang harus dilakukan LKM untuk mencapai Pengawasan inter-nal yang efektf: -Mengkaji pengawasan internal untuk mengetahui kekuatan & kelemahannya. -Mengindentifikasipotensikecuranganberdasarkankelemahanyangadapadasistempengendalian internal. -Mengindentifikasihal-halyangtidakwajartermasukdiantaraanyatransaksi-transaksiistimewaantar pihak terkait -Membedakan faktor kelemahan & kelalaian manusia dari kesalahan yang bersifat kecurangan -Meneliti dokumen pendukung transaksi yang menimbulkan tanda tanya. Kesimpulan: Bagaimanapun baiknya suatu sistem pengawasan, tetap tergantung terhadapSumberDayaManusiaataupihakyangmenjalankansis-temtersebutdikarenakansistempengawasanselalumemiliki kelemahanyangdapatdimanfaatkanolehpihakyangtidakber-tanggungjawab,dengankata lainkarakterbaiktetapmenjadihal yang utama dalam hal pencegahan tindakan kecurangan dalam sua-tu sistem.Pengalaman PPi Di KOMIDA Upcoming Issue MICRA INDONESIA Plaza Bisnis Kemang 2nd Floor, Suite 207 Jl. Kemang Raya No: 2 Jakarta Selatan 12730 021. 7192320 ph 021. 71793885 fax www.micra-indo.org Progress out of Poverty Index (PPI), yaitu sebuah alat yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja sosial sebuah insttusi (Social Performance Management SPM). Padaedisiberikutnya,kamiakanmengangkattopicmengenaipenerapanPPIdi KOMIDA