Top Banner
MEMBANGUN PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI LIFT BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 MENGGUNAKAN BAHASA C Naskah Publikasi JUDUL kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2010 diajukan oleh : Junia Rangga Nurel 06.11.1116
20

Sistem Pengendali Lift

Jul 23, 2015

Download

Documents

Syam Aji
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Sistem Pengendali Lift

1

MEMBANGUN PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI LIFT BERBASIS

MIKROKONTROLER ATMEGA8535 MENGGUNAKAN BAHASA C

Naskah Publikasi

JUDUL

kepada

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIKOM

YOGYAKARTA

2010

diajukan oleh :

Junia Rangga Nurel

06.11.1116

Page 2: Sistem Pengendali Lift

2

LEMBAR PENGESAHAN

Page 3: Sistem Pengendali Lift

1

MEMBANGUN PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI LIFT BERBASIS

MIKROKONTROLER ATMEGA8535 MENGGUNAKAN BAHASA C

BUILD A PROTOTYPE ELEVATOR CONTROL SYSTEM BASED

MICROCONTROLLER ATMEGA8535 USING C LANGUAGE

Junia Rangga Nurel

Jurusan Teknik Informatika

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT

Elevator control system used in the storied buildings generally use control system

PLC (Programmable Logic Controller). In making this prototype provides an alternative to

replace the role of PLC in controlling the process of working elevator, which is using

Atmel Microcontroller ATMega8535.

The design of the elevator 3 floors using a microcontroller made include 3 parts,

namely the framework of the elevator, the elevator cage and controller (controller). The

first design: a framework made elevator 3 floors, where each floor has 3 pieces 7segment

as the existence of elevator indicator lights, a light sensor in each floor is used as a

boundary movement of the elevator, five buttons used to call the elevator cage and for

flooring purpose, one motor power windows as a drive up and down the elevator cage.

Second: elevator cage equipped with two light sensors to detect the presence of people

or objects in front of the elevator door, two mechanical sensors as limiting the movement

of the door and one DC motor as the elevator doors. And the last stage control design

(controller) which at this stage requires elekronika circuit (hardware) as a minimum circuit,

where all series are all controlled by a microcontroller that has been programmed, so it

can perform the desired processes in which the microcontroller will be programmed using

C language .

To build a 3-storey elevator control system is used to program the software

CodeVisionAVR Mikrocontroller using C language Software used to simulate the program

created is Proteus 7 Professional. And to print circuit lines / electrical schematics using

Proteus 7 Professional and Orced.

If the elevator can move up and down to reach the floor that want to target and

process that occurs at work to open the elevator doors closed again automatically, it can

be known to the elevator control system is to function properly.

Keyword : Microcontroller, elevator 3 floors, sensor, control system

Page 4: Sistem Pengendali Lift

2

1. Pendahuluan

Lift adalah seperangkat alat yang digunakan untuk mengangkut orang atau barang

secara vertikal dengan menggunakan seperangkat alat mekanik baik disertai alat

otomatis ataupun manual. lift bekerja dengan bantuan relay atau kontaktor magnetik.

Sistem pengendali lift memang berperan sangat penting dalam menentukan berfungsi

atau tidaknya kerja lift. Pengendali lift yang digunakan pada umumnya menggunakan

sistem pengendali lift PLC (Programmable Logic Controller).

Disini akan dirancang sebuah prototipe sebagai alat peraga yang berfungsi sama

seperti lift yang sebenarnya yang digunakan pada gedung-gedung bertingkat.

Perancangan ini akan memudahkan kita dalam memahami bagaimana sistem kerja dan

pengendalian lift. Karena sistem pengendali PLC digunakan dalam lift yang sebenarnya

maka untuk mendukung prototipe ini sistem pengenali PLC akan digantikan dengan

pengendali lift yang lain. Salah satu alternatif yang digunaka untuk menggantikan

pengendali PLC adalah dengan menggunakan Mikrokontroler AVR ATMega8535 yang

memiliki kesamaan. Mikrokontroler dan PLC mempunyai fungsi yang mirip, yakni bisa

diprogram (dengan cara masing-masing), dan mempunyai port I/O.

Berdasarkan hal tersebut, maka dibuat sistem pengendali lift dengan

menggunakan Mikrokontroler AVR ATMega8535 yang merupakan alternatif untuk

menggantikan PLC.

2. Landasan Teori

2.1 Mikrokontroler

Mikrokontroler adalah sebuah chip yang didalamnya terkandung sistem

interkoneksi antara mikroprosesor, RAM (Random Access Memory), ROM (Read

Only Memory), antar muka input-output (I/O interface) dan beberapa peripheral.

Mikrokontroler juga biasa disebut on-chip-peripheral. Pada dasarnya

mikrokontroler tercipta melalui sebuah pengembangan teknik pabrikasi dengan

konsep pemrograman seperti mikroprosesor, yang pada mulanya menghasilkan

prosesor yang multiguna.

Mikrokontroler merupakan sebuah chip yang dirancang secara khusus

untuk aplikasi dengan kendali sekuensial, yaitu mengatur, mengandalikan dan

memonitor suatu sistem dengan urutan tertentu.

Page 5: Sistem Pengendali Lift

3

Gambar 2.1 Mikrokontroler

2.2 Bahasa Pemrograman Mikrokontroler

Pengembangan sebuah sistem menggunakan mikrokontroler AVR buatan

ATMEL menggunakan software AVR STUDIO dan CodeVisionAVR. AVR

STUDIO merupakan software yang digunakan untuk bahasa assembly yang

mempunyai fungsi yang sangat lengkap, yaitu digunakan untuk menulis program,

kompilasi, simulasi dan download program ke IC mikrokontroler AVR. Sefangkan

CodeVisionAVR merupakan software C-cross Compiler, dimana program dapat

ditulis dalam bahasa C, CodeVision memiliki IDE (Integrated development

Environment) yang lengkap, dimana penulisan program, compile, link,

pembuatan kode mesin (assembler) dan download program ke chip AVR dapat

dilakukan dengan CodeVision, selain itu ada fasilitas terminal, yaitu melakukan

komunikasi serial dengan mikrokontroler yang sudah di program. Proses

download program ke IC mikrokontroler AVR dapat menggunakan System

programmable Flash on-Chip mengizinkan memori program untuk diprogram

ulang dalam sistem menggunakan hubungan serial SPI

2.3 Motor DC Gear 300rpm

Motor DC gear telah dilengkapi dengan gear yang terpasang didalamnya,.

Motor DC merupakan aktuator yang paling banyak digunakan dalam aplikasi

robotik. Pada motor gear memiliki kecepatan putar 300rpm / 7,3 kg.mc sehingga

menghasilkan putaran yang tinggi namun stabil dan memiliki torsi yang besar.

Motor gear memiliki tegangan input sebesar 12 v dc

Page 6: Sistem Pengendali Lift

4

Gambar 1.2 Motor Gear DC

2.4 Sensor Reed Switch

Reed Switch adalah saklar listrik yang dioprasikan dengan medan

magnet. Ini terdiri dari sepasang kontak pada tubuh logam besi dalam tertutup

rapat kaca amplop. Kontak yang mungkin normal terbuka menutup jika medan

magnet hadir, atau biasanya menutup dan membuka ketika medan magnet

diterpakan. Switch ini dapat ditekan oleh kumparan, membuat relai buluh akan

kembali keposisi semula.

Gambar 2.3 Sensor Reed Switch

2.5 Sensor Infrared (IRD)

Inframerah adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang lebih

panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio.

Namanya berarti “bawah merah” (dari bahasa Latin infra, “bawah”), merah

merupakan warna dari cahaya tampak dengan gelombang terpanjang. Radiasi

inframerah memiliki jangkauan tiga “order” dan memiliki panjang gelombang

antara 700 nm dan 1 mm.

2.6 Limit switch

Umumnya limit switch adalah sebuah saklar atau pembatas aliran yang

digunakan untuk mengetahui ada tidaknya suatu obyek di lokasi tertentu. Limit

switch akan aktif jika mendapatkan sentuhan atau tekanan dari suatu benda fisik

2.7 Seven Segment

Seven segment display adalah sebuah rangkaian yang dapat menampilkan

angka-angka desimal maupun heksadesimal. Seven segment display biasa

tersusun atas 7 bagian yang setiap bagiannya merupakan LED (Light Emitting

Page 7: Sistem Pengendali Lift

5

Diode) yang dapat menyala. Jika 7 bagian diode ini dinyalakan dengan aturan

yang sedemikian rupa, maka ketujuh bagian tersebut dapat menampilkan sebuah

angka heksadesimal.

Gambar 2.4 Seven segment

2.8 Tombol Push On

Tombol push-on adalah tombol yang hanya ditekan lalu kembali pada

posisi awalnya. Yang hanya memicu Vcc sesaat.

2.9 Buzzer

Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk

mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja

buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan

yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus

sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau

keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan

dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan

diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan

menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses

telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm)

Gambar 2.5 Buzzer

3. Analisis

Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari rancang bangun yang

akan di rancang dan dibangun dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan

Page 8: Sistem Pengendali Lift

6

mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-

hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan

perbaikan-perbaikannya.

3.1 Identifikasi Masalah

Dalam penelitian rancang bangun ini terdapat banyak sensor sebagai

inputan untuk menghasilkan subuah proses. Senor adalah sebuah komponen

elektronika yang sangat sensitif didalam proses pendeteksian. Hambatan yang

dapat terjadi dalam perancangan lift antara lain penempatan sensor yang harus

tepat dan apakah sensor akan dapat bekerja dan berfungsi semestinya atau

tidak. Dalam perancangan lift 3 lantai ini juga harus benar-benar diperhatikan

pada saat pembuatan kerangka dan sangkar lift karena ketidak sesuaian antara

keduanya akan mengakibatkan lift tidak akan bekerja dengan baik seperti yang

diharapkan.

3.2 Perancangan Sistem

3.2.1 Perancangan Mekanik

Perancangan mekanik terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian kerangka

lift dan sangkar lift

3.2.1.1 Perancangan Kerangka Lift

Pembuatan kerangka lift ini dibangun menggunakan akrelik sebagai

dinding-dinding lift. Akrelik yang dipakai sebagai dinding lift mempunyai

ketebalan 3mm. Lift yang dibangun adalah lift tiga lantai yang mana

ketinggian kerangka lift adalah 60cm x 20cm. Masing-masing lantai memiliki

ketinggian sekitar 20cm.

Pada kerangka lift ini terpasang empat buah pipa stainless sebagai

pegangan sangkar lift nantinya. Dan juga terdapat sebuah counterweight atau

penyeimbang sangkar lift yang mana akan disesuaikan berat sangkar lift nya

dengan penyeimbang. Pada kerangka lift terdapat juga tujuh buah tombol

pada setiap tingkatan. Fungsi masing-masing tombol adalah tombol tujuan,

tombol panggil (call), tombol buzzer, dan tombol buka tutup pintu lift.

Gambar perancangan kerangka lift dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Page 9: Sistem Pengendali Lift

7

Gambar 3.1 Kerangka Lift

3.2.1.2 Perancangan Sangkar Lift

Pada bagian sangkar lift dibangun juga menggunakan bahan akrelik.

Ukuran sangkar lift adalah 8cm x 10cm x 12cm. Pada sangkar lift terdapat

sebuah motor DC yang digunakan sebagai buka dan tutup pintu lift serta

terdapat pula dua buah sensor limit switch yang terletek pada bagian kiri dan

kanan sangkar lift yang mana berfungsi sebagai sensor pembatas buka dan

tutup pintu. Agar pintu lift dapat bergerak kekiri dan kekanan dibutuhkan

karet tape yang terpasang pada roler motor DC dan roler pada ujung atas

pergerakan pintu. Jadi pada saat motor DC berputar arah clock wise (CW)

maka pintu kan bergerak menutup pintu pada sangkar lift, dan pada saat

motor DC bergerak kearah counter clock wise (CCW) maka pintu terbuka

dan akan berhenti jika bersentuhan dengan limit switch.

Gambar perancangan sangkar lift dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

20cm

60cm

3mm

35cm

25cm

8cm

12cm

Page 10: Sistem Pengendali Lift

8

Gambar Sangkar lift

3.2.2 Perancangan Perangkat Lunak (Software)

3.2.2.1 Flowchat

Mikrokontroler sebagai otak pengendali, tidak begitu saja dapat

bekerja secara otomatis mengendalikan komponen-komponen dalam

rangkaian yang telah tersusun. Diperlukan perangankat lunak atau program

yang berisi intruksi-intruksi dalam bahasa C yang nantinya ditanamkan pada

chip mikrokontroler sebagai pengendali komponen-komponen agar dapat

bekerja sebagaimana mestinya.

Untuk mempermudah perancangan perangkat lunak tersebut, terlebih

dahulu dibuat diagram alir (flowchart) yang harus dikerjakan oleh

mikrokontroler seperti tampak gambar dibawah ini :

Mulai

Pintu Buka

L 1 ON ?

Inisialisasi

Skenario

Lantai 1

Skenario

Lantai 2

Skenario

Lantai 3

Pintu Buka

L 2 ON ?

Pintu Buka

L 3 ON ?

Ya

Ya

Ya

Tidak

Tidak

Page 11: Sistem Pengendali Lift

9

Mulai

Inisialisasi

Sangkar di

Lantai 1 ?

Sangkar di

Lantai 2 ?

Sangkar di

Lantai 3 ?

Proses buka /

tutup Pintu

Sangkar bergerak

kelantai 1

Tombol Call /

panggil lantai 2

ON

Proses buka /

tutup Pintu

Sangkar bergerak

kelantai 3

Tombol Call /

panggil lantai 3

ON

Proses buka /

tutup Pintu

Sangkar bergerak

kelantai 2

Ya

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Proses buka /

tutup Pintu

Tombol Call /

panggil lantai 2

ON

Tombol Call /

panggil lantai 1

ON

Sangkar bergerak

kelantai 2

Proses buka /

tutup Pintu

Sangkar bergerak

kelantai 1

Proses buka /

tutup Pintu

Sangkar bergerak

kelantai 3

Tombol Call /

panggil lantai 1

ON

Proses buka /

tutup Pintu

Tombol Call /

panggil lantai 3

ON

Sangkar bergerak

kelantai 2

Sangkar bergerak

kelantai 1

Proses buka /

tutup Pintu

Sangkar bergerak

kelantai 3

Proses buka /

tutup Pintu

Selesai

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Ya

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Ya

Mulai

Sangkar Lift

Berhenti

Pintu Lift

Trerbuka

Delay = 2 Detik

Sangkar Lift

Tertutup

Selesai

Ya

Tidak

Gambar 3.2 Flow chart sistem pengendali lift tiga lantai

Page 12: Sistem Pengendali Lift

10

3.2.2.2 Diagram Blok Rangkaian

Sistem pengendalian lift 3 lantai memiliki dua bagian utama yaitu

struktur lift dan kontrol sistem menggunakan AVR ATMega8535 seperti

gambar dibawah ini :

Gambar 3.4 Blok diagram sistem pengendali lift 3 lantai

3.2.3 Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

Pada perancangan perangkat keras lift terdapat banyak komponen

elektronika untuk dapat membangun sebuah sistem lift. Komponen – komponen

yang dibutuhkan dalam membangun sistem lift ini dibutuhkan beberapa jenis

sensor dan komponen - komponen elektronika lainnya. Berikut komponen yang

digunakan pada sistem lift serta rangkaian elektronika untuk dapat membangun

rancangan perangkat keras antara lain :

Motor DC

Reed Switch 2

Reed Switch 1

Power supplay 5VDC

TC_1

TC_2

TC_3

TT_1

TT_3

LS_1

LS_2

IR_1

IR_2

A

T

M

E

G

A

8

5

3

5

Reed Switch 3

7seg 7seg

7seg

Motor DC Gear TT_2 Driver Motor

Buzzer

T.Close

T.Open

Driver Buzzer

Driver Motor

Page 13: Sistem Pengendali Lift

11

3.2.3.1 Rangkaian Tombol

Tombol yang dipasang sebagai masukan tersebut adalah jenis tombol

tekan (Push On), yang dihubungkan ke ground, dengan alasan pada saat

mikrokontroler dihidupkan pertamakali, akan menuliskan logika 0 pada

semua port yang digunakan otomatis terkonfigurasi sebagai masukan

impedensi rendah, program akan membaca kaki port logika 0 karena

masukan tombol tekan disambung ke-ground.

Gambar 4.1 Rangkaian Tombol Push-On

3.2.3.2 Rangkaian Driver Motor DC dan Motor DC Gear

Motor DC digunakan sebagai penggerak buka tutup pintu lift dan

motor DC Gear berguna untuk menaik turunkan sangkar lift. Motor harus

diberi penguat agar dapat mengendalikan motor DC dapat berputar searah

jarum jam (clock wise) dan berlawanan arah jarum jan (counter clock wise).

Driver motor DC dapat menggunakan transistor dan relay sebagai

penguatnya. Motor DC mempunyai tegangan suplai 12V.

12 V

JP7

HEADER 4

1234

PC0

PC7

CS4

CAP NP

RS5 1K

PD2

D4

LED

PD0

PB5

VCC

PB2

PC2

VCC

PA4

PA6

JM2

HEADER 5

12345

CS7

CAP NP

VCC

L2

12

PC1

PB6

VCC

PA3

CO1

VCC

PD4

RS6 1K

RL2 1K

CS3

CAP NP

VCC

JM1

HEADER 5

12345

X1

CS0

CAP NP

R2

470

RST

PA5

PA0

PD3

PA7

VCC

PC2

JL2

HEADER 3

123

PB5

PB6

PA0

JP4

SEVEN SEGMENT

123456789

PB1

+C1

2200uF 16V

PB0

S1

12

JI1

HEADER 3

123

PC3

S4

12

RS4 1K

CS1

CAP NP

RS2 1K

RS7 1K

PD2

S0

12

CR1

S2

12

PD1

PC6

PA3PB3

PC0

PD4

DLCD

1N4002

A C

JL3

HEADER 3

123

PB1

<Doc> <Rev Code>

<Title>

A

1 1Friday , October 15, 2010

Title

Size Document Number Rev

Date: Sheet of

PA1

SW2

12

PC1

S3

12

VCC

12 V

CS2

CAP NP

S5

12

U1LM7805/TO

1

2

3VIN

GN

D

VOUT

VCC

J21

POWER

12

L1

12

CS5

CAP NP

CL2

CAP NP

RL1 1K

PC4

PD3

RS3 1K

PA1

12 V

PD0

VCC

CS6

CAP NP

VCC

PC5

PB0

PA2

PC5

VCC

VCC

PB4

JL1

HEADER 3

123

PA6

CO2

DC

PC6

PC4

12 V

PA2

PD1

DC

PA5

+C2

1000uF 16V

S7

12

S6

12

VCC

R1

PB2

PA4

RS1 1K

U4

ATMEGA8535

3

1213

2

16171819

1110

876

3635343332

37

1

45

9

1415

20 21

403938

31302928272625242322

PB2(INT2/AIN0)

XTAL2XTAL1

PB1(T1)

PD2(INT0)PD3(INT1)PD4(OC1B)PD5(OC1A)

GNDVCC

PB7[SCK)PB6[MISO)PB5(MOSI)

PA4(ADC4)PA5(ADC5)PA6(ADC6)PA7(ADC7)

AREF

PA3(ADC3)

PB0(XCK/T0)

PB3(OC0/AIN1)PB4(SS)

RESET

PD0(RXD)PD1(TXD)

PD6(ICP) PD7(OC2)

PA0(ADC0)PA1(ADC1)PA2(ADC2)

AGNDAVCC

PC7(TOSC2)PC6(TOSC1)

PC5PC4PC3PC2

PC1(SDA)PC0(SCL)

VCC

PC3

DC

PA7PB7

CL1

CAP NP

PB4JI2

HEADER 3

123

PB3

RS0 1K

PC7

Page 14: Sistem Pengendali Lift

12

Gambar 4.2 Rangkayan Driver Motor DC

3.2.3.3 Rangkaian Penstabil Tegangan (Regulator)

Catu daya adalah sumber tegangan DC yang digunakan untuk

memberikan tegangan atau daya kepada berbagai rangkaian elektronika

yang membutuhkan tegangan DC agar dapat beroperasi. Rangkaian ini

menggunakan IC regulator 7805 sebagai catu dayanya menghasilkan

tegangan sebesar 5V.

Gambar 4.3 Rangkaian Regulator

3.2.3.4 Rangkaian Sistem Minimum ATMega8535

1) Isyarat Pulsa Detak

Berfungsi menentukan kecepatan operasi pada mikrokontroler.

Isyarat pulsa detak dibentuk melalui rangkaian pembangkit pulsa dengan

menggunakan osilator kristal sebagai pembangkit osilasi. Pin yang

digunakan sebagai pewaktu adalah pin 13 (XTAL 1) dan pin 12 (XTAL 2)

sebagai output osilator pada chip mikrokontroler ATMega8535. Kapsilator

yang digunakn adalah Osilator Kristal dengan frekuensi 12MHz dengan

nilai kapasitor C1 dan C2 sebesar 22pf.

Periode siklus mesin dapat dihitung dengan menggunakn rumus :

12 V

JP7

HEADER 4

1234

PC0

PC7

CS4

CAP NP

RS5 1K

PD2

D4

LED

PD0

PB5

VCC

PB2

PC2

VCC

PA4

PA6

JM2

HEADER 5

12345

CS7

CAP NP

VCC

L2

12

PC1

PB6

VCC

PA3

CO1

VCC

PD4

RS6 1K

RL2 1K

CS3

CAP NP

VCC

JM1

HEADER 5

12345

X1

CS0

CAP NP

R2

470

RST

PA5

PA0

PD3

PA7

VCC

PC2

JL2

HEADER 3

123

PB5

PB6

PA0

JP4

SEVEN SEGMENT

123456789

PB1

+C1

2200uF 16V

PB0

S1

12

JI1

HEADER 3

123

PC3

S4

12

RS4 1K

CS1

CAP NP

RS2 1K

RS7 1K

PD2

S0

12

CR1

S2

12

PD1

PC6

PA3PB3

PC0

PD4

DLCD

1N4002

A C

JL3

HEADER 3

123

PB1

<Doc> <Rev Code>

<Title>

A

1 1Friday , October 15, 2010

Title

Size Document Number Rev

Date: Sheet of

PA1

SW2

12

PC1

S3

12

VCC

12 V

CS2

CAP NP

S5

12

U1LM7805/TO

1

2

3VIN

GN

D

VOUT

VCC

J21

POWER

12

L1

12

CS5

CAP NP

CL2

CAP NP

RL1 1K

PC4

PD3

RS3 1K

PA1

12 V

PD0

VCC

CS6

CAP NP

VCC

PC5

PB0

PA2

PC5

VCC

VCC

PB4

JL1

HEADER 3

123

PA6

CO2

DC

PC6

PC4

12 V

PA2

PD1

DC

PA5

+C2

1000uF 16V

S7

12

S6

12

VCC

R1

PB2

PA4

RS1 1K

U4

ATMEGA8535

3

1213

2

16171819

1110

876

3635343332

37

1

45

9

1415

20 21

403938

31302928272625242322

PB2(INT2/AIN0)

XTAL2XTAL1

PB1(T1)

PD2(INT0)PD3(INT1)PD4(OC1B)PD5(OC1A)

GNDVCC

PB7[SCK)PB6[MISO)PB5(MOSI)

PA4(ADC4)PA5(ADC5)PA6(ADC6)PA7(ADC7)

AREF

PA3(ADC3)

PB0(XCK/T0)

PB3(OC0/AIN1)PB4(SS)

RESET

PD0(RXD)PD1(TXD)

PD6(ICP) PD7(OC2)

PA0(ADC0)PA1(ADC1)PA2(ADC2)

AGNDAVCC

PC7(TOSC2)PC6(TOSC1)

PC5PC4PC3PC2

PC1(SDA)PC0(SCL)

VCC

PC3

DC

PA7PB7

CL1

CAP NP

PB4JI2

HEADER 3

123

PB3

RS0 1K

PC7

Page 15: Sistem Pengendali Lift

13

Kecepatan eksekusi suatu intruksi tergantung pada nilai periode per

siklus intruksi tersebut. Untuk kristal dengan frekuensi 12Mhz perperioed

per siklusnya adalah 1 µs.

2) Power On Reset

Reset dapat dilakukan secara manual maupun otomatis saat power

diaktifkan (powr on reset). Power on reset berfungsi me-reset sesaat

setelah mendapatkan tegangan masukan awal dari catudaya. Rangkayan

power on reset dibentuk oleh sebuah kapasitor dan sebuah resistor.

Setiapkali catudaya dihiupkan, rangkayan akan menahan pin RST pada

keadaan taraf logika tinggi selama beberapa saat, tergantung lamanya

pengisian kapasitor. Untuk me-reset secara sempurna, tegangan pada

pin RST harus ditahan pada taraf logika tinggi hingga osilator berdetak

selama dua siklus mesin. Agar program dapat di-reset sewaktu-waktu

tanpa harus mematikan lalu menghidupkan catudaya, ditambahkan push

button switch yang dihubungkan kesumber tegangan setelah melewati

resistor untuk membatasi aliran arus yang masuk kedalam

mikrokontroler.

Gambar 4.4 Rangkaian System Minimum ATMega8535 dan Power On Reset

3.2.3.5 Rangkaian Buzzer

Buzzer digunakan sebagai sistem alarm pada lift. Tegangan yang

dibutuhkan rangkaian ini adalah 5V. Pada rangkaian ini buzzer akan

terhubung langsung dengan mikrokontroler pada PortD pin 4. Pada

12 V

JP7

HEADER 4

1234

PC0

PC7

CS4

CAP NP

RS5 1K

PD2

D4

LED

PD0

PB5

VCC

PB2

PC2

VCC

PA4

PA6

JM2

HEADER 5

12345

CS7

CAP NP

VCC

L2

12

PC1

PB6

VCC

PA3

CO1

VCC

PD4

RS6 1K

RL2 1K

CS3

CAP NP

VCC

JM1

HEADER 5

12345

X1

CS0

CAP NP

R2

470

RST

PA5

PA0

PD3

PA7

VCC

PC2

JL2

HEADER 3

123

PB5

PB6

PA0

JP4

SEVEN SEGMENT

123456789

PB1

+C1

2200uF 16V

PB0

S1

12

JI1

HEADER 3

123

PC3

S4

12

RS4 1K

CS1

CAP NP

RS2 1K

RS7 1K

PD2

S0

12

CR1

S2

12

PD1

PC6

PA3PB3

PC0

PD4

DLCD

1N4002

A C

JL3

HEADER 3

123

PB1

<Doc> <Rev Code>

<Title>

A

1 1Friday , October 15, 2010

Title

Size Document Number Rev

Date: Sheet of

PA1

SW2

12

PC1

S3

12

VCC

12 V

CS2

CAP NP

S5

12

U1LM7805/TO

1

2

3VIN

GN

D

VOUT

VCC

J21

POWER

12

L1

12

CS5

CAP NP

CL2

CAP NP

RL1 1K

PC4

PD3

RS3 1K

PA1

12 V

PD0

VCC

CS6

CAP NP

VCC

PC5

PB0

PA2

PC5

VCC

VCC

PB4

JL1

HEADER 3

123

PA6

CO2

DC

PC6

PC4

12 V

PA2

PD1

DC

PA5

+C2

1000uF 16V

S7

12

S6

12

VCC

R1

PB2

PA4

RS1 1K

U4

ATMEGA8535

3

1213

2

16171819

1110

876

3635343332

37

1

45

9

1415

20 21

403938

31302928272625242322

PB2(INT2/AIN0)

XTAL2XTAL1

PB1(T1)

PD2(INT0)PD3(INT1)PD4(OC1B)PD5(OC1A)

GNDVCC

PB7[SCK)PB6[MISO)PB5(MOSI)

PA4(ADC4)PA5(ADC5)PA6(ADC6)PA7(ADC7)

AREF

PA3(ADC3)

PB0(XCK/T0)

PB3(OC0/AIN1)PB4(SS)

RESET

PD0(RXD)PD1(TXD)

PD6(ICP) PD7(OC2)

PA0(ADC0)PA1(ADC1)PA2(ADC2)

AGNDAVCC

PC7(TOSC2)PC6(TOSC1)

PC5PC4PC3PC2

PC1(SDA)PC0(SCL)

VCC

PC3

DC

PA7PB7

CL1

CAP NP

PB4JI2

HEADER 3

123

PB3

RS0 1K

PC7

12 periode siskus

Frekuensi XTAL T per siklus =

Page 16: Sistem Pengendali Lift

14

rangkaian ini juga membutuhkan sebuah relay sebagai pemutus arus arau

kontaktor.

Gambar 4.5 Rangkaian Driver Buzzer

3.2.3.6 Rangkaian Sensor Limit Switch

Sensor limit switch digunakan untuk menditeksi buka dan tutup pintu

lift. Dibangun dengan jalan menempatkan dua buah limit switch yang

terletek pada bagian ujung atas pintu untuk mendapatkan sinyal jika pintu

lift telah terbuka penuh sehingga motor bergerak sinyal jika pintu lift telah

terbuka penuh sehingga motor pengerak pintu yang bisa berhenti secara

otomatis. Yang mana salah satu kakinya dihubungkan ke ground sedangkan

kai yang satunya ke port mirokontroler. Seperti tampak pada gambar

dibawah ini. Rangkaian ini akan terhubung pada mikrokontroler pada PortB

pin 3 dan PortB pin 4.

Gambar 4.6 Rangkaian sensor limit switch

Saat pintu terbuka penuh maka mikro switch akan tertekan sehingga ground

akan menyalurkan tegangan 0 atau aktif low ke mikrokontroler, dan juga jika

pintu lift tertutup penuh maka mikro switch akan tertekan shingga ground

akan menyalurkan tegangan 0 atau aktif low ke mikrokontroler. Limit switch

dapat di fungsikan sebagai normally open (NO) dan normally close (NS),

namun pada rangkaian diatas akan digunakan sebagai normally open yang

Page 17: Sistem Pengendali Lift

15

nantinya pada saat pintu bersentuhan langsung pada limit switch maka akan

menghasilkan taraf logika tinggi yang menghasilkan motor penggerak pintu

akan berhenti.

4. Hasil Penelitian Dan Pembahasan

4.1 Pengujian Sistem Sangkar Lift Naik dan Turun.

Pengujian dilakukan dengan menggerakan motor penggerak sangkar lift

naik atau turun sampai salah satu sensor pendeteksi adanya lift aktif sehingga

mematikan motor penggerak sangkar lift.

A B C

Gambar 4.1 Sangkar lift naik turun

a) Pada gambar diatas posisi lift sedang berada dilantai 1, jika ditekan

tombol call atau tujuan lantai 2 maka motor penggerak sangkar lift aktif

sehingga lift naik setelah sensor pendeteksi adanya lift di lantai 2 aktif

maka motor penggerak sangkar lift akan dimatikan maka posisi dangkar

lift akan berada di lantai 2. Jika yang ditekan tombol call atau tujuan

lantai 3 maka motor penggerak sangkar lift akan aktif sehingga lift akan

naik sampai sensor pendeteksi lantai 3 aktif, maka penggerak sangkar lift

dimatikan, dan setelah berhenti posisi sangkar lift akan tetap berada di

lantai 3.

b) Posisi lift sedang berada dilantai 2, jika ditekan tombol call atau tujuan

lantai 1 maka motor penggerak sangkar lift aktif sehingga sangkar lift

turun sampai sensor pendeteksi adanya lift dilantai 1 aktif maka motor

Page 18: Sistem Pengendali Lift

16

penggerak dimatikan dan posisi sangkar lift akan berada di lantai 1.

Setelah berhenti di lantai 1, jika yang ditekan tombol call atau tujuan 3

maka motor penggerak sangkar lift aktif sehingga sangkar lift naik sampai

sensor pendeteksi adanya lift lantai 3 aktif maka motor penggerak

sangkar lift dimatikan dan posisinya akan berada di lantai 3. Jika sebelum

melewati sensor pendeteksi lantai 2 dan lantai 2 ada yang menekan

tombol call maka sangkar lift akan berhenti dilantai 2.

c) Sangkar lift berada dilantai 3, jika ditekan tombol call lantai 1 maka motor

penggerak sangkar lift aktif sehingga lift turun sampai sensor pendeteksi

adanya lift dilantai 1 aktif maka motor penggerak dimatikan dan sangkar

lift akan tetap berada di lantai 1. Jika tombol call lantai 2 ditekan terlebih

dahulu sebelum menekan tombol call lantai 1 maka sangkar lift akan

berhenti di lantai 2 dan kemudian akan dilanjutkan ke lantai 1

4.2 Pengujian Sistem Buka dan Tutup Pintu Lift

Pengujian dilakukna dengna cara menekan salah satu tombol sehingga

menggerakkan sangkar lift kelantai 1, 2, dan 3 setelah sensor pendeteksi

adanya lift aktif maka pintu lift akan terbuka secara otomatis dan setelah

beberapa detik maka pintu lift akan menutup kembali.

a) Saat lift sampai tujuan lantai 1, 2, dan 3 maka secara otomatis motor

penggerak pintu lift akan membuka, setelah terbuka penuh maka sensor

pendeteksi buka pintu penuh (limit switch) aktif maka motor penggerak

akan dimatiakan. Selama beberapa detik motor penggerak akan hidup

secara otomatis untuk menutup pintu lift, setelah tertutup penuh dan

sensor pendeteksi tutup penuh aktif maka motor penggerak pintu

dimatikan.

b) Ketika ada benda atau orang yang berdiri dibawah pintu maka sensor

pendeteksi adanya orang akan aktif maka motor penggerak tutup akan

dimatikan dan dibalikkan menggerakkan pintu buka, sampai tidak adanya

yang menghalangi sesor pendeteksi adanya orang atau benda.

Dari hasil pengujian buka dan tutup pintu lift diatas menyatakan bahwa

kondisi itu akan menjalankan terus menerus jika kondisi sama dengan

program yang dibuat atau kondisi bernilai benar.

Page 19: Sistem Pengendali Lift

17

4.3 Pengujian Lampu Indikator Posisi Lift

Pengujian dilakukan dengan menggerakkan motor penggerak sehingga

sensor posisi lift 1 aktif, maka lampu indicator 1 akan hidup disetiap lantai dan

jika sensor lantai 2 aktif, maka lampu indikator 2 akan hidup disetiap lantainya

begitu juga jika sensor yang aktif lantai 3 maka lampu indikator 3 yang aktif

disetiap lantainya

5. KESIMPULAN

Dari penelitian yang telah dilaksanakan pada sistem pngendai lift 3 lantai

menggunakan Mirkokontroler ATMEga8535 telah dilakukan pengujian alat, pengambilan

data serta pembahasan, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

Pembuatan prototipe sistem pengendali lift 3 lantai menggunakan mikrokontroler

ATMEga8535 dilakukan dalam tiga tahap, yaitu :

1) Tahapan pertama membuat kerangka lift 3 lantai

2) Tahapan kedua, membuat sangkar lift

3) Tahapan ketiga adalah pembuatan sistem pengendali (controller).

Setelah semua selesai dibuat, maka selanjutnya menggabuangkan semua

rangkayan atau sistem yang dibuat baik software maupun hardware, sehingga menjadi

sebuah prototipe sistem pengenadali lift menggunakan mikrokontroler ATMega8535,

setelah itu, dilakukan penegujain dengan cara menjalankan / uji coba lift, sehingga lift

dapat bergerak naik atau turun mencapai lantai yang ingin dituju dan proses yang terjadi

pada kerja pintu lift dapat membuka dan menutup kembali secara otomatis. Dan semua

sensor dapat bekerja dengan semestinya, maka dapat diketahui hasil kerja sistem lift 3

lantai menggunakan Mikrokontroler bekerja sesuai dengan keinginan.

Page 20: Sistem Pengendali Lift

1

DAFTAR PUSTAKA

Andrianto Heri, 2008, “Pemrograman Mikrokontroler AVR ATMega16 Menggunakan

Bahasa C (CodevisionAVR)” Bandung : Informatika

Agus M, 2006, “Studi Perancangan Pengontrol Lift Barang PAU ITB Dengan

menggunakan Unit Pengontrol MIKRO M68HC16ZI-ECBID”

Anonim, Macam-macam Sensor “http://otosensing.blogspot.com/2009/08/mengenal-

jenis-sensor-automatic.html (diakses tanggal 4 November 2010)

Anonim, “Driver Motor DC Menggunakan Transistor Relay” http://yosmedia.blogspot.com

(diakses tanggal 10 November 2010 )

Anonim, “Lift adalah” http://id.wikipedia.org/wiki/Lift (diakses tanggal 10 November 2010)

Ardiwinoto, 2008, “Mikrokontroler AVR ATMega8/32/8535 & Pemrogramannya Dengan

Bahasa C WINAVR” Bandung : Informatika

Atmel Inc., “Data Sheet ATMega8535” , (http://www.atmel.com), USE

Whardana Lingga, 2006, “Belajar Sendiri Mikrokontroler Seri ATMega8535” Yogyakarta :

CV. Andi Offset

Yosieto H, 2003, “Siement Kontrol Lift Menggunakan PLC Berbasis Fuzzy logic”

Indonesia.