Top Banner
BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010 47 BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan III-2011 diwarnai oleh net inflow dan kenaikan persediaan uang layak edar. Sementara itu, sistem pembayaran non tunai baik transaksi kliring dan transaksi RTGS mengalami peningkatan. Meningkatnya volume transaksi dalam sistem pembayaran tersebut diperkirakan akibat dari adanya Ramadhan dan Hari Raya Lebaran pada periode laporan. 5.1 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN TUNAI 5.1.1 ALIRAN UANG KARTAL (INFLOW/OUTFLOW) Kegiatan kas titipan di Gorontalo sepanjang triwulan III-2011 mengalami net inflow sebesar Rp213,76 miliar. Aliran uang kartal yang masuk ke dalam khasanah kas titipan lebih tinggi dibandingkan dengan aliran uang kartal yang keluar dari khasanah kas titipan. Sumber: Bank Indonesia Grafik 5.1 Netflow Kas Titipan Gorontalo Grafik 5.2 Perkembangan Netflow Bulanan Kondisi net inflow pada triwulan laporan didominasi pada bulan September yang mencapai Rp238,43 miliar. Sementara itu, dua bulan sebelumnya seluruhnya mengalami net outflow yaitu pada bulan Juli sebesar Rp3,50 miliar dan Agustus sebesar Rp21,17 miliar. Net outflow yang terjadi pada bulan Juli dan dan Agustus merupakan cerminan dari kebutuhan masyarakat terhadap uang kartal untuk kebutuhan periode Ramadhan dan Hari Raya Lebaran. Sementara itu, net inflow yang terjadi pada bulan September merupakan arus balik dari uang kartal di tangan masyarakat yang kembali kepada kas titipan. 5.1.2 PENYEDIAAN UANG KARTAL LAYAK EDAR Uang layak edar yang tersedia pada kas titipan Gorontalo pada akhir triwulan III- 2011 sebesar Rp128,44 miliar lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp80,39 miliar. Adapun rincian uang layak edar dimaksud sebesar Rp128,42 miliar untuk uang kertas dan Rp27 juta untuk uang logam. Meningkatnya uang layak edar yang tersedia
19

SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN · non tunai baik transaksi kliring dan transaksi RTGS mengalami peningkatan. Meningkatnya volume transaksi dalam sistem pembayaran tersebut

Feb 03, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN · non tunai baik transaksi kliring dan transaksi RTGS mengalami peningkatan. Meningkatnya volume transaksi dalam sistem pembayaran tersebut

BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010 47

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan III-2011 diwarnai oleh

net inflow dan kenaikan persediaan uang layak edar. Sementara itu, sistem pembayaran

non tunai baik transaksi kliring dan transaksi RTGS mengalami peningkatan. Meningkatnya

volume transaksi dalam sistem pembayaran tersebut diperkirakan akibat dari adanya

Ramadhan dan Hari Raya Lebaran pada periode laporan.

5.1 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN TUNAI

5.1.1 ALIRAN UANG KARTAL (INFLOW/OUTFLOW)

Kegiatan kas titipan di Gorontalo sepanjang triwulan III-2011 mengalami net inflow

sebesar Rp213,76 miliar. Aliran uang kartal yang masuk ke dalam khasanah kas titipan lebih

tinggi dibandingkan dengan aliran uang kartal yang keluar dari khasanah kas titipan.

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 5.1 Netflow Kas Titipan Gorontalo Grafik 5.2 Perkembangan Netflow Bulanan

Kondisi net inflow pada triwulan laporan didominasi pada bulan September yang

mencapai Rp238,43 miliar. Sementara itu, dua bulan sebelumnya seluruhnya mengalami net

outflow yaitu pada bulan Juli sebesar Rp3,50 miliar dan Agustus sebesar Rp21,17 miliar.

Net outflow yang terjadi pada bulan Juli dan dan Agustus merupakan cerminan dari

kebutuhan masyarakat terhadap uang kartal untuk kebutuhan periode Ramadhan dan Hari

Raya Lebaran. Sementara itu, net inflow yang terjadi pada bulan September merupakan

arus balik dari uang kartal di tangan masyarakat yang kembali kepada kas titipan.

5.1.2 PENYEDIAAN UANG KARTAL LAYAK EDAR

Uang layak edar yang tersedia pada kas titipan Gorontalo pada akhir triwulan III-

2011 sebesar Rp128,44 miliar lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

Rp80,39 miliar. Adapun rincian uang layak edar dimaksud sebesar Rp128,42 miliar untuk

uang kertas dan Rp27 juta untuk uang logam. Meningkatnya uang layak edar yang tersedia

Page 2: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN · non tunai baik transaksi kliring dan transaksi RTGS mengalami peningkatan. Meningkatnya volume transaksi dalam sistem pembayaran tersebut

BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN

48 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010| BANK INDONESIA

di kas titipan merupakan cerminan dari banyaknya permintaan masyarakat terhadap uang

untuk kebutuhan Ramadhan dan Lebaran yang terjadi pada triwulan laporan. Sementara itu,

uang lusuh yang terdapat pada kas titipan pada triwulan laporan sebesar Rp24,70 miliar.

Pecahan uang kertas sebesar Rp2000,- merupakan pecahan yang memiliki tingkat

kelusuhan tertinggi yaitu sebanyak 650.000 lembar, kemudian diikuti oleh pecahan uang

kertas sebesar Rp1000,- yang memiliki tingkat kelusuhan sebanyak 400.000 lembar, dan

pecahan uang kertas sebesar Rp5000,- yang memiliki tingkat kelusuhan sebanyak 460.000

lembar.

Tabel 5.1 Rincian Pecahan Uang di Kas Titipan Gorontalo (Dalam Rp.ribu)

Sumber : Bank Indonesia

5.1.3 UANG PALSU

Tabel 5.2 Perkembangan Uang Palsu di Gorontalo

Sumber: Bank Indonesia

Hingga triwulan-III 2011, belum teridentifikasi temuan uang palsu di Kas Titipan

Provinsi Gorontalo. Namun, di Manado sudah ditemukan uang palsu sebanyak 225

lembar. Hasil konfirmasi dari Perbankan Gorontalo terdapat beberapa temuan uang palsu

di Gorontalo. Namun, perbankan di Gorontalo melaporkan temuan tersebut kepada

kantor regional masing-masing di Manado. Sehingga, diperkirakan uang palsu yang

ditemukan di Gorontalo tercatat dan tergabung dengan uang palsu yang ada di Manado.

Layak edar Lusuh Layak edar Lusuh Layak edar Lusuh

Uang Kertas 100,000 39,300,000 4,000,000 43,300,000 33,900,000 2,000,000 35,900,000 60,400,000 7,500,000 67,900,000

50,000 39,300,000 5,000,000 44,300,000 31,800,000 5,000,000 36,800,000 51,900,000 7,000,000 58,900,000

20,000 9,320,000 460,000 9,780,000 9,280,000 2,100,000 11,380,000 4,500,000 4,200,000 8,700,000

10,000 5,220,000 250,000 5,470,000 2,900,000 3,200,000 6,100,000 5,400,000 2,000,000 7,400,000

5,000 4,880,000 175,000 5,055,000 1,250,000 2,400,000 3,650,000 2,880,000 2,300,000 5,180,000

2,000 1,002,000 1,000,000 2,002,000 1,238,000 1,000,000 2,238,000 3,320,000 1,300,000 4,620,000

1,000 66,000 130,000 196,000 20,000 590,000 610,000 16,000 400,000 416,000

Total 99,088,000 11,015,000 110,103,000 80,388,000 16,290,000 96,678,000 128,416,000 24,700,000 153,116,000

Uang Logam 500 63,000 - 63,000 - 112,500 112,500 25,000 25,000

100 1,000 - 1,000 - - - -

50 - - - 2,000 - 2,000 2,000 2,000

Total 64,000 - 64,000 2,000 112,500 114,500 27,000 - 27,000

TOTAL UANG 99,152,000 11,015,000 110,167,000 80,390,000 16,402,500 96,792,500 128,443,000 24,700,000 153,143,000

Tw. I 2011Jumlah (ribu)Jenis Pecahan (Rp)

Tw. III 2011Jumlah (ribu)

Tw. II 2011Jumlah (ribu)

Pecahan / Tahun Emisi Gorontalo Manado

100.000 / 2004 0 103

100.000 / 1999 0 1

50.000 / 2005 0 71

50.000 / 1999 0 1

50.000 / 1993 0 4

20.000 / 2004 0 21

10.000 / 2005 0 24

5.000 / 2001 0 0

Jumlah 0 225

Periode Jan-Sept 2011

Page 3: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN · non tunai baik transaksi kliring dan transaksi RTGS mengalami peningkatan. Meningkatnya volume transaksi dalam sistem pembayaran tersebut

BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010 49

5.2 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN NON TUNAI

5.2.1 KLIRING NON BI DI GORONTALO

Jumlah nominal perputaran warkat kliring non BI di Gorontalo pada triwulan laporan

sebesar Rp436,89 miliar dengan pertumbuhan sebesar 20,48% (q.t.q) lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 0,08% (q.t.q). Adapun jumlah warkat sebanyak

16.885 lembar dengan pertumbuhan sebesar 0.30% (q.t.q). Sementara itu, rata-rata harian

nominal kliring Non BI di Gorontalo pada triwulan III-2011 sebesar Rp7,17 miliar atau

tumbuh 18,65% (q.t.q). Sedangkan rata-rata harian jumlah warkat sebanyak 277 lembar

atau terkontraksi sebesar 1,31% (q.t.q).

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 5.3 Perputaran Kliring di Gorontalo Grafik 5.4 Rata-Rata Perputaran Kliring Per Hari

Rata-rata rasio jumlah nominal Cek/BG kosong per hari terhadap total keseluruhan

nominal warkat yang dikliringkan pada triwulan III-2011 tercatat sebesar 1,02% lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 0,72%. Sementara itu, rata-rata rasio warkat

Cek/BG kosong per hari terhadap total keseluruhan warkat yang dikliringkan pada triwulan

laporan tercatat sebesar 1,08% lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

0,69%.

Sumber : Bank Indonesia

Grafik 5.5 Rasio Warkat dan Nominal Cek/BG Kosong Kliring Non BI di Gorontalo

Page 4: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN · non tunai baik transaksi kliring dan transaksi RTGS mengalami peningkatan. Meningkatnya volume transaksi dalam sistem pembayaran tersebut

BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN

50 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010| BANK INDONESIA

5.2.2 REAL TIME GROSS SETTLEMENT (RTGS)

Perkembangan penyelesaian transaksi RTGS rata-rata per bulan (dari dan ke

Gorontalo) selama triwulan III-2011 secara nominal sebesar Rp648 miliar atau tumbuh

secara triwulanan sebesar 24,46% (q.t.q) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya

sebesar 4,34% (q.t.q). Sementara itu, secara volume penyelesaian transaksi RTGS rata-rata

per bulan selama triwulan III-2011 tercatat sebanyak 1.565 transaksi atau mengalami

pertumbuhan secara triwulanan sebesar 11,98% (q.t.q). Peningkatan perkembangan

transaksi RTGS diperkirakan karena pergerakan aktivitas ekonomi pada triwulan laporan

lebih cepat dibandingkan triwulan sebelumnya. Maraknya aktivitas ekonomi terutama

didorong oleh adanya bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada triwulan III-

2011.

Tabel 5.3 Perkembangan Transaksi RTGS di Gorontalo

Sumber : Bank Indonesia

Nilai Nilai Nilai

(Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp)

Juli 216 636 402 630 618 1266

Agustus 210 758 402 771 612 1529

September 160 720 371 755 531 1475

Rata-rata tw III-10 195 705 392 719 587 1423

Pertumbuhan (qtq) 17.97% 40.93% 38.76% 56.69% 31.08% 48.47%

Oktober 200 742 392 744 591 1486

November 204 789 353 802 557 1591

Desember 280 1196 516 1182 796 2378

Rata-rata tw IV-10 228 909 420 909 648 1818

Pertumbuhan (qtq) 16.89% 29.00% 7.22% 26.53% 10.43% 27.75%

Januari 155 574 360 474 515 1048

Februari 166 490 268 470 434 960

Maret 175 701 373 703 548 1404

Rata-rata tw I-11 165 588 334 549 499 1137

Pertumbuhan (qtq) -27.42% -35.28% -20.54% -39.63% -22.96% -37.45%

April 196 725 267 611 464 1336

Mei 165 715 353 635 518 1350

Juni 216 796 365 710 581 1506

Rata-rata tw II-11 192 745 328 652 521 1397

Pertumbuhan (qtq) 16.26% 26.69% -1.57% 18.76% 4.34% 22.86%

Juli 241 874 440 801 681 1675

Agustus 228 899 517 785 745 1684

September 192 772 327 563 519 1335

Rata-rata tw III-11 220 848 428 716 648 1565

Pertumbuhan (qtq) 14.54% 13.82% 30.27% 9.87% 24.46% 11.98%

Bulan

FROM TO FROM + TO

Volume Volume Volume

Page 5: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN · non tunai baik transaksi kliring dan transaksi RTGS mengalami peningkatan. Meningkatnya volume transaksi dalam sistem pembayaran tersebut

BAB 6 KESEJAHTERAAN

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 51

BAB 6 : KESEJAHTERAAN

Jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo tahun 2011 menunjukkan penurunan

dari 23,19% pada tahun 2010 menjadi 18,75% pada tahun 2011. Demikian pula dengan

jumlah pengangguran terbuka dari 5,16 persen pada Agustus 2010 menjadi 4,26 persen

pada Agustus 2011. Angka tersebut menjadi salah satu indikasi bahwa secara umum

kesejahteraan masyarakat Provinsi Gorontalo menunjukkan perbaikan.

6.1. PENGANGGURAN

Jumlah angkatan kerja (berusia 15 tahun ke atas) di Gorontalo pada bulan Agustus

2011 tercatat sebanyak 465.027 jiwa atau meningkat dibanding angkatan kerja pada periode

Agustus 2010 yang tercatat hanya 456.499 jiwa. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh

meningkatnya jumlah penduduk yang bekerja dimana pada Agustus 2011 mencapai

445.210 atau naik 2,84% dibanding posisi Agustus 2010 yang tercatat sebanyak 432.926

jiwa. Satu hal yang positif adalah bahwa tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Gorontalo

mengalami penurunan dimana pada bulan Agustus 2011 tercatat sebanyak 4,26%, menurun

dibandingkan TPT posisi Agustus 2010 yang tercatat 5,16%. Sedangkan tingkat partisipasi

angkatan kerja mengalami penurunan dari 64,42% menjadi 64,12% yang mungkin

dipengaruhi oleh peningkatan jumlah penduduk Bukan Angkatan Kerja yang lebih tinggi

(3,15%) dibandingkan pertumbuhan angkatan kerja (2,84%) dan pertumbuhan jumlah

penduduk (1,26%).

Tabel 6.1.

Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas Menurut Kegiatan

Sumber : BPS Prov. Gorontalo

Page 6: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN · non tunai baik transaksi kliring dan transaksi RTGS mengalami peningkatan. Meningkatnya volume transaksi dalam sistem pembayaran tersebut

BAB 6 KESEJAHTERAAN

52 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011| BANK INDONESIA

Jika dilihat berdasarkan lapangan usaha penduduk yang bekerja, sektor pertanian

nampaknya masih menjadi lapangan usaha sebagian besar penduduk Provinsi Gorontalo

yaitu 158.973 orang (Agustus 2011) atau 35,71 % dari total penduduk yang bekerja. Namun

jumlah tersebut menurun 10,17% jika dibandingkan dengan Agustus 2010. Hal tersebut

seiring dengan penurunan kinerja sektor pertanian selama triwulan III-2011. Sektor lainnya

dengan pangsa pasar jumlah tenaga kerja yang cukup besar adalah sektor jasa

kemasyarakatan yaitu 91.393 jiwa atau sebesar 20,53% dari total tenaga kerja. Tenaga

kerja sektor ini tumbuh sebesar 12,38% dibandingkan bulan Agustus 2010. Sementara

sektor perdagangan meskipun pangsanya terhadap penyerapan tenaga kerja cukup tinggi

(14,79%) namun pertumbuhannya relatif menurun dibandingkan posisi Agustus 2010 yaitu

sebesar -7,57%.

Tabel 6.2.

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja

Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Sumber: Berita Resmi Statistik, BPS Provinsi Gorontalo

6.2. KEMISKINAN

Jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo hingga maret 2011 tercatat sebanyak

198.270 jiwa (18,75% dari jumlah penduduk), mengalami penurunan dibandingkan posisi

Maret 2010 yang tercatat sebanyak 209.886 jiwa (23,19% dari jumlah penduduk) atau

mengalami penurunan sebesar 4,44%. Sementara itu garis kemiskinan di Provinsi Gorontalo

pada bulan Maret 2011 sebesar Rp187.215 per kapita per bulan atau mengalami kenaikan

sebesar Rp15.844 perkapita per bulan dibandingkan dengan bulan Maret 2010 yang tercatat

sebesar Rp171.371 perkapita per bulan.

Page 7: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN · non tunai baik transaksi kliring dan transaksi RTGS mengalami peningkatan. Meningkatnya volume transaksi dalam sistem pembayaran tersebut

BAB 6 KESEJAHTERAAN

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 53

Tabel 6.3.

Persentase Penduduk Miskin Provinsi Gorontalo (%)

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, Sakernas

Jika dilihat berdasarkan sebarannya di tahun 2011, persentase penduduk miskin di

provinsi Gorontalo terbesar berada di wilayah pedesaaan. Persentase penduduk miskin

yang berada di pedesaan adalah sebesar 90,27% sementara di perkotaan sebesar 9,73%

Untuk mengatasi permasalahan kemiskinan diperlukan manajemen sumber daya lokal,

penerimaan fiskal yang berpihak pada masyarakat miskin, dan juga alokasi anggaran

pendidikan dan kesehatan yang proporsional dan berkeadilan.

6.3. RASIO GINI

Perkembangan angka rasio gini Gorontalo dalam 3 (tiga) tahun terakhir mengalami

peningkatan. Pada Tahun 2007 indeks gini tercatat 0,39 mengalami kenaikan dibandingkan

indeks gini tahun 2005 lalu yang tercatat sebesar 0,36. Kondisi ini menunjukkan

kesenjangan pendapatan antara lapisan penduduk semakin meningkat. Namun demikian

berdasarkan strukturnya, persentase pendapatan yang dinikmati oleh 20% penduduk

berpenghasilan tertinggi menjadi semakin meningkat dari 44,38% menjadi 47,67%.

Fenomena yang menarik adalah terjadinya shifting dari sebagian penduduk di kelompok

40% menengah ke 40% ke bawah dan 20% teratas.

Tabel 6.4.

Rasio Gini Provinsi Gorontalo

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, Sakernas

TahunJumlah Penduduk

Miskin (jiwa)

Persentase Penduduk

Miskin (%)

2010 209,886 23,19

2011 198,270 18,75

Perubahan (11,616) (4.44)

Page 8: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN · non tunai baik transaksi kliring dan transaksi RTGS mengalami peningkatan. Meningkatnya volume transaksi dalam sistem pembayaran tersebut

BAB 6 KESEJAHTERAAN

54 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011| BANK INDONESIA

6.4. IPM (INDEX PEMBANGUNAN MANUSIA)

Index Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Gorontalo sampai tahun 2007 adalah

sebesar 68,98 meningkat 0,97 point dari IPM 2006 yang sebesar 68,01. Peningkatan ini

ditopang oleh kenaikan angka harapan hidup dari 65,60 tahun menjadi 66,19 tahun,

kenaikan rata-rata lama sekolah menjadi 6,91 tahun dan kenaikan rata-rata pengeluaran riil

dari Rp608,65 ribu menjadi Rp615,94 ribu. Kenaikan upah minimum provinsi menjadi salah

satu pemicu peningkatan yang terjadi pada pengeluaran riil.

Tabel 6.5.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Provinsi Gorontalo

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo

Terdapat perbedaan angka IPM di provinsi, kota dan kabupaten di Gorontalo, hal ini

disebabkan oleh adanya ketidakmerataan pertumbuhan ekonomi, layanan pendidikan,

kesehatan dan ketersediaan infrastruktur yang terjadi sejak pemekaran wilayah. Pada tahun

2006 IPM tertinggi di Kota Gorontalo sebesar 71,64 lebih tinggi dibandingkan IPM Nasional,

sedangkan IPM terendah di Kabupaten Boalemo sebesar 67,24.

Tabel 6.6

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Per Kabupaten/Kota

Tahun 2006-2007

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo

Sementara itu arah pembangunan Gorontalo ke depan memfokuskan pada

pembangunan 15 kecamatan ber-IPM terendah dengan menyentuh tiga aspek yakni

pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Adapun 15 kecamatan ber-IPM terendah antara lain :

Kec. Motilango, Pulubala, Telaga Biru, Boliyohuto, Tibawa, Wonosari, Botumoito, Pohuwato,

Patilanggio, Taluditi, Paguat, Tapa, Atinggola, Tolinggula, Anggrek dan Kwandang

Page 9: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN · non tunai baik transaksi kliring dan transaksi RTGS mengalami peningkatan. Meningkatnya volume transaksi dalam sistem pembayaran tersebut

BAB 7 OUTLOOK EKONOMI

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011 55

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

Perekonomian Gorontalo pada triwulan IV-2011 diperkirakan lebih baik dibandingkan

pertumbuhan triwulan III-2010. Kegiatan Pemilukada diperkirakan mampu mendorong

perekonomian tumbuh lebih baik. Perkembangan inflasi pada triwulan IV-2011 diperkirakan

akan sedikit meningkat, dengan kisaran 4,25 ± 1% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya seiring dengan perkiraan peningkatan harga komoditas utama pemicu inflasi

Gorontalo seperti beras, rica dan minyak goreng. Sementara itu kinerja perbankan

diperkirakan akan mengalami peningkatan seiring dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi

regional triwulan IV-2011 yang diperkirakan membaik.

7.1 OUTLOOK MAKROEKONOMI REGIONAL

Grafik 7.1 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2011

Perekonomian Gorontalo triwulan IV-2011 diperkirakan tumbuh pada kisaran

7,3 – 7,8% (y.o.y). Kegiatan Pemilukada Gubernur Gorontalo diperkirakan memberikan

dorongan bagi kegiatan konsumsi pemerintah dan masyarakat. Pemerintah daerah

menganggarkan biaya sebesar Rp 53 Miliar untuk mendukung terlaksananya Pemilukada di

Gorontalo. Dana tersebut belum termasuk dana kampanye yang dikeluarkan oleh masing-

masing pasangan calon.

Tabel 7.1 Rencana Pengeluaran Pemerintah Untuk Mendukung Pemilukada

Wilayah Dana Pemilukada Pemerintah

Provinsi Gorontalo Rp 11.471.889.750

Kab. Bone Bolango Rp 5.904.208.350

Kab. Gorontalo Rp 9.124.537.900

Kab. Gorontalo Utara Rp 4.619.057.850

Kab. Boalemo Rp 2.369.127.450

Kab. Pohuwato Rp 5.005.948.700

Kota Gorontalo Rp 3.921.742.000

Dana Putaran Kedua Rp 10.583.460.000

Page 10: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN · non tunai baik transaksi kliring dan transaksi RTGS mengalami peningkatan. Meningkatnya volume transaksi dalam sistem pembayaran tersebut

BAB 7 OUTLOOK EKONOMI

56 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011| BANK INDONESIA

Disamping pelaksanaan Pemilukada Gubernur Gorontalo, kegiatan internasional

pelaksanaan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke XXXI di kab. Bone Volango diperkirakan

memberikan stimulan positif bagi perekonomian daerah. Kegiatan tersebut diperkirakan

menelan anggaran penyelenggaraan sebesar Rp 35 Miliar yang bersumber dari APBD Rp 5

Miliar dan APBN Rp 30 Miliar.

Dorongan konsumsi rumah tangga selama triwulan IV-2011 diperkirakan masih

cukup baik. Hasil Survei Konsumen Bank Indonesia bulan Oktober 2011 mencatat bahwa

Indeks Keyakinan Konsumen mencapai level optimis 125,56. Kondisi tersebut juga

dikonfirmasi oleh Indeks Tendensi Konsumen yang dirilis BPS yang mencatat bahwa pada

pada triwulan IV-2011, ITK mencapai 108,47 berada pada level optimis.

Grafik 7.2 Grafik 7.3 Survei Konsumen Bank Indonesia Indeks Tendensi Konsumen BPS

Sementara itu disisi sektoral, dorongan pertumbuha ekonomi diperkirakan berasal

dari sektor bangunan, PHR dan angkutan. Siklus percepatan realisasi proyek infrastuktur

yang didanai anggaran APBD/N pada akhir tahun akan mendorong kinerja positif bagi

perkembangan sektor bangunan. Akan tetapi kinerja sektor utama pertanian diperkirakan

akan tumbuh melambat. Hal ini sesuai rilis ARAM III Produksi Pertanian BPS Prov.

Gorontalo bahwa produksi jagung akan terkontraksi 1,34% (y.o.y) sementara produksi padi

diperkirakan tumbuh melambat.

Tabel 7.2 Tabel 7.3 ARAM III Pertanian Padi ARAM III Pertanian Jagung

Page 11: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN · non tunai baik transaksi kliring dan transaksi RTGS mengalami peningkatan. Meningkatnya volume transaksi dalam sistem pembayaran tersebut

BAB 7 OUTLOOK EKONOMI

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011 57

7.2 OUTLOOK INFLASI

Sumber: Proyeksi Bank Indonesia Gorontalo

Grafik 7.4

Proyeksi Inflasi Tahunan (y.o.y) Provinsi Gorontalo (%)

Inflasi Gorontalo pada triwulan III-2011 sebesar 3,27% (y.o.y) lebih rendah

dibandingkan proyeksi sebelumnya sebesar 8 ± 1% (y.o.y). Rendahnya realisasi inflasi

triwulan III-2011 terutama disebabkan oleh faktor sebagai berikut:

Harga komoditas bahan makanan ternyata dalam kondisi stabil bahkan untuk beberapa

komoditas tertentu mengalami penurunan harga.

Seiring dengan perkembangan waktu, kebijakan kenaikan harga BBM tidak

direalisasikan oleh pemerintah pada tahun 2011 sehingga tekanan administered price

relatif minimal.

Pada periode Ramadhan tidak terjadi lonjakan inflasi yang signifikan karena meskipun

harga komoditas sandang (pakaian, emas, dsb) cenderung mengalami kenaikan, namun

harga komoditas bahan makanan utama seperti cabe dan bawang merah mengalami

penurunan yang signifikan. Penurunan harga komoditas cabe disebabkan karena

permintaan cabe oleh Manado relatif minim ditengah peningkatan produksi karena cuaca

yang mendukung (kemarau). Di sisi lain, penurunan harga komoditas bawang merah

disebabkan karena kota Bima, Nusa Tenggara Barat sebagai daerah utama asal impor

bawang merah sedang mengalami panen raya.

Sementara itu, pada triwulan IV-2011 diperkirkan inflasi akan sedikit meningkat pada

kisaran 4,25 ± 1% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Hasil liason

dengan para pedagang mengemukakan bahwa perkembangan harga-harga secara umum

relatif stabil hingga akhir tahun, namun terdapat potensi kenaikan harga untuk beberapa

Page 12: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN · non tunai baik transaksi kliring dan transaksi RTGS mengalami peningkatan. Meningkatnya volume transaksi dalam sistem pembayaran tersebut

BAB 7 OUTLOOK EKONOMI

58 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011| BANK INDONESIA

komoditas. Harga beras dan cabe mulai meningkat terkait permintaan ekspor ke daerah lain

khususnya Manado. Harga minyak goreng dari distributor mulai merangkak naik, menurut

para pedagang jika terus terjadi kenaikan harga di tingkat distributor tidak menutup

kemungkinan akan diikuti oleh kenaikan harga di tingkat pedagang. Indikasi tekanan inflasi

dapat ditunjukkan oleh hasil survey ekspektasi harga jual oleh para produsen menunjukkan

peningkatan.

Sumber: SKDU, Bank Indonesia Gorontalo

Grafik 7.5 Ekspektasi Harga Jual

7.3 OUTLOOK PERBANKAN

Kinerja perbankan pada triwulan IV-2011 diperkirakan akan mengalami peningkatan,

salah satunya diperkirakan bersumber dari potensi meningkatnya aktivitas ekonomi

masyarakat. Beberapa asumsi yang mendorong hal tersebut antara lain permintaan

domestik akhir tahun, lebaran Idul Adha dan Pemilukada Gubernur Gorontalo. Kondisi

tersebut diperkirakan akan memberikan peluang bagi peningkatan penyaluran kredit

perbankan pada triwulan mendatang.

Sementara itu, suku bunga perbankan gorontalo diperkirakan masih akan berada

pada level stabil seiring dengan himbauan Bank Indonesia dan berbagai pihak kepada

perbankan untuk mendukung perkembangan sektor riil yang telah direspons oleh beberapa

bank melalui penurunan suku bunga kredit. Hasil Survei Kondisi Dunia Usaha (SKDU)

mengkonfirmasi perbaikan prospek perbankan kedepan melalui ekspektasi usaha sektor

keuangan kedepan yang mengalami peningkatan saldo bersih sebesar 20,00% dan saldo

bersih tertimbang 0,15%.

Page 13: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN · non tunai baik transaksi kliring dan transaksi RTGS mengalami peningkatan. Meningkatnya volume transaksi dalam sistem pembayaran tersebut

LAMPIRAN Makro Ekonomi Regional-Inflasi-Perbankan

Page 14: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN · non tunai baik transaksi kliring dan transaksi RTGS mengalami peningkatan. Meningkatnya volume transaksi dalam sistem pembayaran tersebut

1. MAKROEKONOMI REGIONAL

Tabel 1.A PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ATAS DASAR HARGA KONSTAN

TAHUN 2000 UNTUK PROVINSI GORONTALO (dalam jutaan rupiah)

Sisi Permintaan

Sisi Penawaran

Tabel 1.B PERTUMBUHAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2000 UNTUK PROVINSI GORONTALO

(dalam persen)

Sisi Permintaan

Sisi Penawaran

Sumber : BPS Prov. Gorontalo

I II III IV I *) II III

Konsumsi 784,798 841,110 907,059 982,791 949,178 982,500 1,034,419

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 519,781 546,905 579,341 615,389 629,851 648,494 688,844

Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 7,397 7,752 7,934 7,835 8,043 8,357 8,797

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 257,619 286,453 319,784 359,568 311,284 325,649 336,778

Pembentukan Modal Tetap Bruto 228,749 244,263 262,782 286,939 259,373 264,461 266,381

Perubahan Stok (72,223) (119,132) (159,816) (228,366) (117,857) (133,739) (131,766.66)

Ekspor Barang dan Jasa 104,819 110,995 118,846 95,707 93,093 96,168 97,206

Impor Barang dan Jasa 344,759 352,582 368,958 405,606 423,380 429,265 463,459

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 701,383 724,653 759,912 731,465 760,407 780,125 802,780.04

2011KOMPONEN

2010

I II III IV I II III

1. PERTANIAN 202,910.92 211,788.25 222,714.91 196,262.44 223,179.82 224,787.49 230,885.98

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 7,961.24 8,142.31 8,682.90 8,359.94 8,257.09 8,584.55 8,895.41

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 55,015.76 55,404.57 58,447.51 58,625.45 57,776.66 59,257.96 60,036.96

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 3,955.07 4,057.15 4,179.22 4,325.13 4,384.61 4,478.28 4,606.70

5. BANGUNAN 61,704.57 62,974.76 67,440.50 67,803.09 66,678.94 69,915.64 71,521.92

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 97,125.44 100,459.16 106,849.22 107,653.33 109,420.78 113,410.97 118,852.33

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 74,180.78 76,493.14 79,482.14 80,207.80 81,140.56 83,224.36 85,971.27

8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 60,803.88 62,593.54 65,824.82 66,410.89 66,363.76 68,321.45 70,417.46

9. JASA-JASA 137,724.96 142,740.17 146,291.19 141,895.20 143,204.96 148,143.80 151,592.01

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 701,382.61 724,653.05 759,912.40 731,543.26 760,407.19 780,124.51 802,780.04

2011SEKTOR

2010

I II III IV I II III

Konsumsi 11.47 13.57 14.44 18.78 20.95 16.81 14.04

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 10.93 13.96 15.26 22.28 21.18 18.58 18.90

Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 12.07 13.97 8.41 7.55 8.73 7.81 10.86

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 12.54 12.82 13.14 13.48 20.83 13.68 5.31

Pembentukan Modal Tetap Bruto 1.30 5.36 6.26 7.43 13.39 8.27 1.37

Perubahan Stok 5.50 46.43 63.33 15.33 63.18 12.26 (17.55)

Ekspor Barang dan Jasa 4.13 5.67 18.73 (7.64) (11.19) (13.36) (18.21)

Impor Barang dan Jasa 9.47 9.85 14.13 22.70 22.80 21.75 25.61

PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN 8.38 7.33 5.71 9.25 8.42 7.65 5.64

2011KOMPONEN

2010

I II III IV I II III

1. PERTANIAN 1.52 1.35 1.22 14.10 9.99 6.14 3.67

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 20.65 13.07 7.52 3.20 3.72 5.43 2.45

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 11.05 10.33 6.96 7.23 5.02 6.96 2.72

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 7.72 9.15 5.63 8.79 10.86 10.38 10.23

5. BANGUNAN 19.25 12.84 8.86 7.26 8.06 11.02 6.05

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 9.02 9.79 10.59 11.35 12.66 12.89 11.23

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 11.81 9.17 9.10 9.52 9.38 8.80 8.16

8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 8.36 9.50 9.08 8.88 9.14 9.15 6.98

9. JASA-JASA 10.92 9.34 4.18 3.84 3.98 3.79 3.62

PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN 8.38 7.33 5.71 9.26 8.42 7.65 5.64

2011SEKTOR

2010

Page 15: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN · non tunai baik transaksi kliring dan transaksi RTGS mengalami peningkatan. Meningkatnya volume transaksi dalam sistem pembayaran tersebut

2. INFLASI

Tabel 2.A PERKEMBANGAN INFLASI PROVINSI GORONTALO

Tabel 2.B DISAGREGASI INFLASI PROVINSI GORONTALO

Tabel 2.C INFLASI MENURUT KELOMPOK BARANG

Sumber : BPS Prov. Gorontalo

JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AUG SEPT

UMUM 7.13 5.28 5.77 6.17 6.69 7.11 6.91 3.92 3.27

BAHAN MAKANAN 15.26 8.33 8.5 8.7 11.38 12.04 12.49 1.74 -0.70

Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 15.58 6.47 8.41 9.65 12.76 13.18 11.18 -0.70 1.67

Daging dan Hasil-hasilnya 6.8 4.2 3.88 4.7 6.20 6.68 9.84 5.16 7.30

Ikan Segar 2.7 -3.94 -1.17 1.91 15.66 9.00 17.55 3.10 0.56

Ikan Diawetkan 1.39 1.48 2.46 9.76 13.71 8.67 15.70 21.37 19.90

Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 3.74 3.59 5.21 3.76 3.09 5.74 8.17 6.03 2.96

Sayur-sayuran 10.05 18.12 0.86 14.74 4.39 -17.05 7.91 9.38 -11.79

Kacang - kacangan 12.1 13.41 16.27 16.02 13.01 13.74 15.50 14.96 14.66

Buah - buahan 0.3 -22.44 -20.58 -8.45 -1.74 34.39 22.80 8.77 -7.71

Bumbu - bumbuan 112.85 103.47 97.34 54.6 18.00 45.46 5.01 -15.27 -14.33

Lemak dan Minyak -2.62 -5.58 -4.95 -1.89 7.95 8.38 8.93 7.40 7.84

Bahan Makanan Lainnya 4.37 4.78 4.78 4.78 4.78 5.25 4.29 7.05 7.05

MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 6.1 5.56 8.32 8.71 5.86 7.44 4.65 4.37 4.82

Makanan Jadi 1.05 1.07 2.36 2.35 2.35 6.58 6.37 6.20 8.18

Minuman yang Tidak Beralkohol 3.56 0.72 2.08 4.09 0.07 -0.16 -6.20 -8.03 -6.27

Tembakau dan Minuman Beralkohol 11.69 11.69 16.31 16.31 11.21 11.21 7.65 8.09 6.64

PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN BAKAR 3.13 4.44 4.21 4.74 5.09 5.05 5.64 5.92 6.58

Biaya Tempat Tinggal 3.95 6.23 5.37 5.99 6.38 6.27 7.11 8.17 9.17

Bahan Bakar, Penerangan dan Air 3.04 3.04 3.04 3.04 3.04 3.10 3.07 0.18 0.15

Perlengkapan Rumahtangga 1.56 1.01 1.34 2.36 1.95 2.29 1.47 2.72 3.34

Penyelenggaraan Rumahtangga 0.1 0.1 2.31 2.95 4.26 4.23 5.54 7.11 7.26

SANDANG 3.37 3.84 4.14 5.86 6.19 5.12 6.61 12.51 12.33

Sandang Laki-laki 3.76 4.07 4.07 5.21 5.33 4.76 7.43 12.07 11.16

Sandang Wanita 0.09 0.42 0.31 2.46 2.46 2.07 2.73 8.95 7.44

Sandang Anak-anak 2.57 2.93 3.72 3.79 4.58 4.72 6.65 7.38 4.75

Barang Pribadi dan Sandang Lain 9.01 10.21 11.24 14.83 15.47 10.98 11.67 24.04 29.57

KESEHATAN 3.36 3.28 2.22 2.53 3.33 3.43 3.75 3.39 3.50

Jasa Kesehatan 0 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Obat-obatan 6.92 6.04 0.24 0.22 0.47 0.47 0.77 1.03 1.17

Jasa Perawatan Jasmani 17.1 17.1 17.1 17.1 17.10 17.10 17.10 17.10 17.10

Perawatan Jasmani dan Kosmetika 1.65 1.85 2.2 2.84 4.27 4.46 4.95 4.14 4.28

PENDIDIKAN, REKREASI, DAN OLAHRAGA 0.42 1.11 1.18 1.28 0.60 0.60 0.42 0.48 3.88

Jasa Pendidikan -0.13 -0.13 -0.13 -0.13 -0.13 -0.13 0.43 0.43 7.46

Kursus-kursus/Pelatihan 0 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Perlengkapan/Peralatan Pendidikan 1.61 2.55 2.69 2.37 -1.05 -1.05 -1.65 -1.65 -2.54

Rekreasi 0.82 2.6 2.77 2.74 2.15 2.15 0.87 0.87 0.93

Olahraga 0 0 0 8.22 8.22 8.22 9.75 12.82 12.82

TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 2.16 1.86 2.44 2.78 3.10 3.36 2.34 2.94 1.38

Transpor 1.07 0.59 1.42 1.92 2.11 2.45 2.28 3.56 1.68

Komunikasi dan Pengiriman 3.72 3.72 3.72 3.72 4.94 4.94 3.11 1.94 0.80

Sarana dan Penunjang Transpor 13.63 14.15 14.15 14.15 12.59 13.17 2.13 1.13 0.97

Jasa Keuangan 0 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

2011

Kelompok / Sub kelompok

JUNI SEPT DES JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AUG SEPT

Total Inflasi 2.73% 7.60% 7.43% 7.13% 5.28% 5.77% 6.17% 6.69% 7.11% 6.91% 3.92% 3.27%

Core Inflation 3.41% 3.40% 2.68% 2.79% 3.43% 3.53% 4.23% 4.27% 4.64% 4.50% 5.47% 6.44%

Volatile Food 1.95% 15.71% 16.30% 15.41% 8.40% 8.57% 8.69% 11.35% 12.07% 12.46% 1.55% -0.90%

Administered Price 2.39% 5.30% 5.25% 4.90% 4.69% 6.52% 6.75% 5.30% 5.47% 4.26% 4.25% 2.96%

Total Inflasi 0.20% 0.36% 0.59% 0.10% -0.07% -0.01% -0.50% 0.92% 0.60% 1.26% 0.84% -0.27%

Core Inflation 0.23% 0.03% 0.19% 0.56% 0.55% 0.20% 0.56% 0.12% 0.59% 1.18% 1.60% 0.95%

Volatile Food 0.29% 0.22% 1.22% -0.32% -0.83% -1.56% -2.49% 2.68% 0.94% 2.00% -0.15% -2.20%

Administered Price -0.02% 1.24% 0.46% -0.21% -0.20% 1.92% 0.21% 0.08% 0.14% 0.33% 0.71% -0.01%

2010Disagregasi

2011

Inflasi Bulanan (mtm)

9 10 11 12 3 6 7 8 9

Inflasi Umum 7.60% 5.90% 5.93% 7.43% 5.77% 7.11% 6.91% 3.92% 3.27%

1 Bahan makanan 15.63% 11.15% 11.25% 16.20% 8.50% 12.04% 12.49% 1.74% -0.70%

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 7.87% 7.06% 6.87% 13.43% 8.32% 7.44% 4.65% 4.37% 4.82%

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 3.45% 3.11% 2.68% 12.53% 4.21% 5.05% 5.64% 5.92% 6.58%

4 Sandang 3.05% 3.39% 3.71% 6.39% 4.14% 5.12% 6.61% 12.51% 12.33%

5 Kesehatan 2.37% 2.33% 2.27% 2.32% 2.22% 3.43% 3.75% 3.39% 3.50%

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0.41% 0.51% 0.51% 0.51% 1.18% 0.60% 0.42% 0.48% 3.88%

7 Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 2.57% 1.55% 2.13% 2.53% 2.44% 3.36% 2.34% 2.94% 1.38%

2010 2011No

Inflasi Tahunan

Page 16: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN · non tunai baik transaksi kliring dan transaksi RTGS mengalami peningkatan. Meningkatnya volume transaksi dalam sistem pembayaran tersebut

3. PERBANKAN

Tabel 3.A PERKEMBANGAN BANK UMUM PROVINSI GORONTALO

Tabel 3.B PERKEMBANGAN BPR PROVINSI GORONTALO

Sumber : Bank Indonesia

Page 17: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN · non tunai baik transaksi kliring dan transaksi RTGS mengalami peningkatan. Meningkatnya volume transaksi dalam sistem pembayaran tersebut

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

Inflasi Kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara

umum dan bersifat persisten. Perubahan (laju) inflasi

umumnya diukur dengan melihat perubahan harga pada

sejumlah barang dan jasa yang dikonsumsi oleh

masyarakat, seperti tercermin pada perkembangan indeks

harga konsumen (IHK). Berdasarkan faktor penyebabnya,

inflasi dapat dipengaruhi baik dari penawaran maupun dari

permintaan.

Food Inflation Inflasi yang disebabkan oleh perubahan harga dari jenis

barang-barang makanan.

Administered Inflation Inflasi yang disebabkan oleh perubahan harga sekelompok

barang yang harganya diatur/ dikendalikan oleh pemerintah,

seperti: BBM, Tarif listrik, telpon, dll.

Traded Inflation Inflasi yang diukur berdasarkan perubahan harga kategori

barang yang dapat diperdagangkan secara international.

Inflation Month to Month Perbandingan atau nisbah indeks harga konsumen pada

bulan yang diukur dengan IHK pada bulan sebelumnya

(inflasi bulanan), dan sering disingkat (m-t-m)

Inflasi Year to Date Inflasi kumulatif merupakan inflasi yang mengukur

perbandingan harga (nisba) perubahan harga indeks

konsumen bulan bersangkutan dibandingkan akhir bulan

pada tahun sebelumnya, sehingga merupakan angka total

dan disingkat (y-t-d)

Inflasi Year on Year Atau inflasi tahunan adalah Inflasi yang mengukur

perbandingan harga (nisbah) perubahan harga indeks

konsumen bulan bersangkutan dibandingkan IHK pada

bulan yang sama tahun sebelumnya, atau sering disingkat

(Y-o-Y)

Inflasi Quarter to Quarter Atau inflasi triwulan adalah inflasi yang mengukur

perbandingan harga (nisbah)/perubahan indeks harga

konsumen pada akhir triwulan yang bersangkutan

dibandingkan IHK akhir triwulan sebelumnya, atau sering

disebut (q-t-q)

Page 18: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN · non tunai baik transaksi kliring dan transaksi RTGS mengalami peningkatan. Meningkatnya volume transaksi dalam sistem pembayaran tersebut

PDB dan PDRB Atau produk domestik bruto, sedangkan untuk skala daerah

(kota/kebupaten) disebut PDRB (produk domestik regional

bruto)

Pertumbuhan Year on

Year

Atau pertumbuhan tahunan adalah pertumbuhan yang

mengukur perbandingan PDRB atas dasar harga konstan

triwulan laporan dibandingkan PDRB atas dasar harga

konstan triwulan yang sama tahun sebelumnya, atau sering

disingkat (Y-o-Y)

Pertumbuhan Melambat Pertumbuhan tahunan masih menunjukkan nilai positif

namun lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya

M1 Disebut sebagai narrow money (uang beredar dalam arti

sempit), terdiri dari uang kartal dan uang giral

M2 Disebut broad money atau uang beredar dalam arti luas,

merupakan indicator tingkat likuiditas perekonomian, terdiri

dari uang kartal, uang giral dan uang kuasi (tabungan dan

deposito baik dalam mata uang rupiah maupun asing).

Mo Disebut uang primer (base money) merupakan kewajiban

otoritas moneter (di dalam neraca bank sentral), terdiri dari

uang kartal pada bank umum dan masyarakat ditambah

dengan saldo giro bank umum dan masyarakat dibank

sentral.

Uang Kartal Uang kertas dan uang logam yang berlaku, tidak termasuk

uang kas pada kas negara (KPKN) dan bank umum.

Uang Giral Terdiri dari rekening giro masyarakat masyarakat dibank,

kiriman uang, simpanan berjangka dan tabungan yang

sudah jatuh tempo yang seluruhnya merupakan simpanann

penduduk dalam rupiah pada sistem moneter.

NIM Singkatan dari Net Interest Margin adalah selisih antara

pendapatan bunga yang diperoleh oleh bank dengan biaya

bunga yang harus dibayar.

NPLs Singkatan dari non performing loan disebut juga kredit

bermasalah, dengan kolektibiltas kurang lancar (3),

diragukan(4) dan macet (5) menurut ketentuan BI.

Page 19: SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN · non tunai baik transaksi kliring dan transaksi RTGS mengalami peningkatan. Meningkatnya volume transaksi dalam sistem pembayaran tersebut

Restrukturisasi kredit Upaya yang dilakukan bank dalam kegiatan usaha

perkreditan agar debitur dapat memenuhi kewajibannya

yang dilakukan antara lain dengan melalui : restrukturisasi,

re-scheduling atau konversi kepemilikan.

UMKM Singkatan dari Sektor Usaha Mikri, Kecil Menengah yang

mempunyai skala pinjaman antara Rp50 Juta s/d Rp 5

Milyar.

UYD

Singkatan dari uang yang diedarkan, adalah uang

kartalyang berada dimasyarakat ditambah dengan uang

yang berada di kas bank.

Inflow Uang kartal yang masuk ke BI, melalui kegiatan setoran

yang dilakukan oleh bank umum.

Outflow Uang kartal yang keluar dari BI melaui proses penarikan

uang tunai bank umum dari giro di BI atau pembayaran

tunai melalui BI.

Netflow Selisih antara outflow and inflow.

PTTB Pemberian tanda tidak berharga, adalah bagian dari

kegiatan untuk menarik uang yang sudah tidak layak edar,

sehingga uang yang disediakan oleh BI tersebut dapat

berada dalm kondisi layak dan segar (fit for circulation)

untuk bertransaksi.