merupakan tag-line WG yang adalah “BEST VALUE FOR CLIENTS”. Secara garis besar maknanya adalah bahwa kita mampu menghasilkan produk dan
men-deliver services yang memuaskan para pelanggan. Kita juga telah menetapkan niat bahwa kita mampu untuk men-deliver produk dan
services yang terbaik dengan harga yang paling kompetitif. Kita harus secara terus menerus melakukan perbaikan sehingga
meningkatkan kwalitas produk dan services serta efisiensi biaya. Dalam lingkungan yang bersifat perfect competition ini, tidak ada cara lain karena
product dan pricing adalah key succes factor nya.
Pada edisi ini diturunkan artikel yang berjudul “Menakar Peluang dan Menetapkan Sasaran” kemudian “Dispute dan Manajemen Skope Proyek” dan satu lagi: “Proyek
Rugi? Jangan!”. Ketiga artikel ini seperti mengusik kita untuk menoleh kembali kepada yang sudah kita jalani dan menatap ke depan dengan lebih confident.
Sejak biro pemasaran menyusun EMI/Early Market Information, dan kemudian
sesuatu peluang hendak ditindak lanjuti, maka yang pertama kali dilakukan seharusnya adalah menakar peluang itu. Perangkatnya sudah tersedia.
Dan ketika sesuatu calon proyek ditetapkan sebagai sasaran, review kontrak dijalankan serta RABT dan metode kerjapun disusun lalu proses pengadaan awal
dimulai, maka saat itu sebenarnya proses internal control berjalan. Andai di film fiksi ilmiah, maka activation button ditekan, dan suara komputer akan
menggema: “Internal Control taken-over by the system. Engaged!”. Semuanya bertumpu kepada internal control. Kelancaran perjalanan proyek dapat lebih
dikendalikan dan happy ending kisahnya dapat lebih dipastikan.
Kedisiplinan dan konsistensi terhadap pola belanja yang telah ditetapkan, lengkap dan tuntasnya semua dokumen yang disyaratkan untuk payment,
dan last but not least SIMPRO juga secara konsisten dijalankan dengan melaporkan segala aspek secara lengkap dan benar; maka segala penyimpangan (apabila ada) akan dapat dideteksi dan diantisipasi lebih dini dan tindakan koreksi
terhadap non-conformance yang terjadi dapat segera dilakukan, sehingga hasil usaha yang baik lebih bisa dipastikan untuk diraih.
Selamat membaca, mencermati dan selamat bekerja.
Salam, editor.
Tanpa terasa, Jurnal WG sudah menapaki edisi yang kelima.
Kita coba flash back -- menengok ke belakang. Dalam prawacana dari edisi
perdana yang beredar pada bulan Nopember 2011, pak Nawir mengung-kapkan visi utama WG yang sekaligus
EDISI MARET 2012
3DESCENDING
CONSTRUCTION METHODDikenal juga sebagai metode
konstruksi semi top-down,diterapkan di Proyek Kampus
Baru Unikom, Bandung
DISPUTE DANMANAJEMEN
SKOPE PROYEKMemanajemni lingkup
pekerjaan suatu proyek, bagian penting dari internal
control
13MENAKAR PELUANG
MENETAPKAN SASARANCinta pada pandangan
pertama? Ternyata harus ditakar dulu sebelum naik
ke pelaminan
16PROYEK RUGI?
JANGAN!Proyek merugi, sebenarnya beberapa indikatornya sudah
bisa dikenali sebelum kegagalan biaya itu terjadi.
19
24SANKSI KEGAGALAN PEKERJAAN
KONSTRUKSIKita telah memiliki peraturan dan perundangan yang mengatur ini.
27KERUSAKAN BETON DAN
METODE PENANGANANNYAKiat dari Team Proyek Unikom, untuk
mengantisipasi sebelum hal ini terjadi
32BCA KCP ALAM SUTERA
Di awal, proyek ini mendapat julukanSMALL BUT BEAUTIFUL.
Lalu apa jadinya sekarang?
33
36SCIENTIA RESIDENCES, SERPONGSalah satu dari 3 proyek WG yang
berlokasi di Gading Serpong
37BETHSAIDA HOSPITAL, SERPONGRumah Sakit Modern untuk kelas menengah-atas ini harus sudah
selesai dalam 305 hari kalender.
39MOBILITY@WORK
Pelanggan semakin dimanjakan.Di Sears Superstore, pelanggan tidak lagi harus mengantri saat membayar.
PROYEK PARAMOUNT RESIDENCES, diawalnya sempat bikin ketar ketir karena target milestone pertamanya meleset sebulan. Namun team proyek berhasil melakukan upaya yang berbuah dengan topping off yang lebih awal enambelas hari. Bravo! Tapi how can it be?
40TABLET TAHAN AIR
Apa yang membuat gadget yang satu ini berbeda? Mau kirim email sambil
berendam di bak mandi? Bisa!
41UPLOAD FOTO DI INTERNET?
PERTIMBANGKAN SEBELUMNYASempatkan untuk memahami Term of
Use dan Privacy Policy-nya.
42PUNCAK BUKIT GOLF,
SURABAYASatu lagi, tempat berkiprah
team proyek Surabaya.
1LAPORANU T A M A
D E S C E N D I N G C O N S T R U C T I O N M E T H O D
P royek Gedung Kampus Baru Unikom Bandung,
diangkat sebagai Laporan Utama pada edisi bulan ini. Kendala teknis yang
harus dicarikan solusi dan upaya team proyek untuk itu, menjadi pembelajaran.
Proyek yang sudah berjalan sejak bulan Maret tahun lalu ini, berjalan tersendat
sendat sejak awalnya. Berbagai
kendala harus dihadapi dan dipecahkan. Sejak dari akseptasi material, sampai dengan kesulitan pembuangan tanah galian, metode kerja dan bahkan masalah sosial-lingkungan yang berdampak kepada pembatasan waktu kerja terus menerus mendera team proyek ini.
Dalam kesempatan bincang-bincang dengan pak Bimo Prasetyo, sang komandan; banyak hal yang
Zona A
Zona B
Zona C
Gbr 1, Pembagian zona kerja
P R O Y E K K A M P U S B A R U U N I K O M B A N D U N G
1LAPORANU T A M A
terungkap. Pihak owner sangat strict berpegangan
dan mengacu kepada spesifikasi teknik dan persyaratan yang telah
ditetapkan.Untuk besi beton misalnya,
ditambahkan persyaratan ductility disamping uji tarik yang memang
lazim dilakukan.
Kendala lain yang dirasakan paling menjadi beban, adalah hambatan
non teknis yakni masalah sosial dengan lingkungan. Proyek ini dianggap
mengganggu ketenangan lingkungan, sehingga warga menuntut untuk
diberlakukan pembatasan jam kerja. Untuk Zona A, yang berbatasan dengan jalan Dipati Ukur, tidak ada pembatasan
waktu kerja. Demikian juga untuk Zona B yang berada di tengah lokasi
site. Namun untuk Zona C yang berbatasan dengan hunian warga, maka jam 10 malam aktifitas sudah
dihentikan. Namun tidak jarang, baru jam 8 malam batu sudah
beterbangan.
“Masalah dengan lingkungan ini memang banyak menguras waktu dan
tenaga,” ujar pak Bimo. “Bagi kami, tuntutan warga mengenai
kompensasi, terutama dalam bentuk biaya memang memerlukan
pemikiran tersendiri,“ lanjutnya.
Dan kenyataannya, sejak erection Tower Crane, warga
sudah menuntut kompensasi. Pembelajaran buat
kita, bahwa perlu disusun data base mengenai ‘social cost’ agar dapat
diantisipasi. Barang tentu besarannya berbeda untuk lokasi dan kota
yang berlainan.
Dari aspek teknis, proyek ini juga
Gbr.2, Kondisi awal site proyek, sebelum penggalian.
menuntut penanganan khusus. Sejak dari awal, team proyek memang sudah mengkritisi metode galian basement yang ditetapkan menerapkan metode balok penahan lateral (strutting beam). Metode ini membutuhkan beberapa bored piles yang dinaikkan ke permukaan sebagai penumpu awal balok penopang.
“Metode strutting beam tidak praktis dalam pelaksanaan, karena akan menghalangi pergerakan alat berat,” ja-las pak Bimo. “Karenanya, kami usulkan metode galian yang menyerupai metode top-down pada high rise building; yakni metode pelaksanaan pembangunan ke bawah dan ke atas secara simultan,” ujarnya.
“Namun metode yang diusulkan di sini sebenarnya hanyalah pembangunan ke bawah saja, dengan mengadaptasi metode top-down tersebut.”
Galian dengan Descending Construction Method ini diperhitungkan akan menghemat ukuran kolom sementara; yang pada metode top-down disebut King-post, dan pada metode ini disebut sebagai King-cross.
Metode galian ini dilaporkan secara lengkap, karena ini adalah yang per-tama kali diterapkan sehingga penting 4
untuk memperluas wawasan dan sebagai
pembelajaran. Wika sudah berhasil
dengan baik menerapkan metode top-down
secara penuh dalam tiga proyek bangunan gedung tinggi,
yakni di Proyek Bank Indonesia Gedung C di Jakarta, Proyek Menara Merdeka di Jakarta dan Proyek Sahid Sahirman
Memorial Hospital di Jakarta.
1LAPORANU T A M A
Kolom king cross
Gbr. 3, Potongan Rencana Galian
Metoda top-down merupakan metode struktur yang sangat spesifik/khusus.
Untuk membuat struktur bangunan gedung yang mempunyai beberapa
lapis basement (multi basement). Struktur yang dikerjakan terlebih dahulu
adalah lapis/lantai di atasnya, baru kemudian mengerjakan struktur lantai di
bawahnya. Secara bersamaan struktur lapis diatasnya lagi juga bisa diker-
jakan. Dalam pelaksanaan di proyek ini hanyalah pembangunan ke bawah saja. Karenanya disebut juga sebagai
Descending Construction Method.
Dengan metoda ini, akan lebih meng-hemat ukuran kolom sementara (king cross). Sementara itu lahan di atasnya bisa dimanfaatkan untuk penempatan material dan area fabrikasi, sehingga dapat mengatasi keterbatasan lahan proyek. Kajian awal metode ini telah dilakukan sejak proyek ini dimulai. Sejak proposalnya dipersiapkan sampai approval owner, memakan waktu 2 bulan, paralel dengan pelaksanaan
pekerjaan bored pile.Kunci keberhasilan dari metode iniadalah perencanaan yang disiapkan secara matang, yang meliputi:
PEKERJAAN PONDASIPada proyek ini digunakan struktur pondasi bored pile. Proses pekerjaan pondasi bersamaan dengan pekerjaan kolom sementara (king cross).
PEKERJAAN GALIAN TANAHSampai dengan level plat lantai yang akan dikerjakan atau top level dari 5
1LAPORANU T A M A
King cross. Dalam proses galian
ini sekaligus dikerjakan galian untuk balok dan
kepala kolom.
PEKERJAAN BEKISTING meliputi pemasangan
bekisting balok, kepala kolom sampai dengan bekisting plat lantai.
PEKERJAAN BESI Meliputi pengelasan angkur
tulangan balok terhadap king post, pemasangan stek kolom dan
dinding, penulangan balok, dan yang terakhir adalah penulangan
plat lantai.
PEKERJAAN BETONMeliputi pengecoran dan perawatan
beton (curing).
Setelah proses pengecoran dan curing ini, maka pekerjaan akan lanjut ke
pekerjaan penggalian
PENGGALIAN Pekerjaan penggalian ini dilaksanakan
dengan cara open cut maupun “menggangsir”, yakni menggali di
bawah plat lantai.
Pembagian zona dalam pelaksanaan metode ini mengikuti Zona A, Zona B
dan Zona C seperti yang terlihat pada Gbr.1, Pembagian Zona Kerja:
ZONA CAdalah area yang pengerjaan
struktur galiannya dengan open cut.
Setelah selesai pengerjaan basement 3 dilanjutkan pekerjaan
struktur ke lantai diatasnya atau yang disebut dengan metoda
bottom up.
ZONA BAdalah area yang pengerjaan struktur galiannya dengan metoda top down dari basement 2 dilanjutkan ke basement 3.
ZONA A Area ini pengerjaan struktur galiannya dengan metoda top down yang dimulai dari basement 1 kemudian dilanjutkan ke basement 2 dan terakhir basement 3. Zona ini perlu perhatian khusus karena proses struktur penggaliannya paling lama, dengan melalui 3 tahapan.
Tahapan pelaksanaan pekerjaan adalah sebagai berikut:
PEKERJAAN PONDASI DAN KING CROSS
Stripping lahan dan penggalian tanah dilaksanakan seperlunya, karena kontur tanah yang sangat curam dan tidak beraturan.
Gbr. 4, Stripping dan penggalian lahan.
Setelah proses stripping dan penggalian lahan selesai dilaksanakan, makadilakukan pengukuran untuk menentukan titik lokasi dan elevasi dari bored pile, seperti yang dapat dilihat pada gambar 5.
Setelah penentuan titik lokasi dan elevasi dari bored pile selesai dilaku-kan, maka dilakukan pengeboran, seperti yang terlihat pada Gambar 6. 6
1LAPORANU T A M A
Gbr.5, Pengukuran untuk menentukan titik dan elevasi bored pile
Gbr.6, Pengeboran menggunakan alat bor hidrolis.
Untuk menghindari terjadinya longsoran
tanah atau lumpur, dipasang casing pada
lubang bored pile seperti tampak pada gambar 7.
Gbr.7, Pemasangan casing.
Tahap berikutnya adalah pengurasan lubang bored pile sampai bersih. Dilakukan sebelum pemasangan besi tulangan bored pile, dengan tujuan untuk menghindari kegagalan dalam pengecoran.
Gbr. 8, Pemasangan besi tulangan bored pile
Kemudian dilaksanakan pengecoran bored pile sesuai elevasi yang ditentukan.
Gbr. 9, Pengecoran bored pile
Pemasangan king cross dengan menanamkannya kedalam beton yang masih basah.
Gbr. 10, Pemasanan king cross 7
1LAPORANU T A M A
Setelah elevasi top king cross tercapai, posisinya
dikunci dengan pengelasan king cross ke casing. Casing akan
dicabut setelah umur
beton mencapai 24 jam.Kemudian lubang disekitar king cross
diurug dengan tanah kembali.
PEKERJAAN BEKISTINGLangkah berikutnya setelah pekerjaan
pondasi dan king cross selesai dilaksanakan adalah leveling tanah
dan galian tanah untuk balok pada area basement 1
Gbr. 11, Pemasangan besi tulangan bored pile
Gbr. 12, Leveling dan galian tanah untuk balok
Pekerjaan bekisting dimulai, dengan tahapan sebagai berikut:
Gbr. 13, Pemasangan cerucuk dolken dengan jarak 60 cm
Gbr. 14, Pemasangan gelagar kayu 8/12, suri-suri 5/7 dan bodeman balok
Gbr. 15, Pemasangan tembereng balok dan perkuatannya.
Pemasangan gelagar, suri-suri dan bodeman balok ini kemudian dilanjutkan dengan pemasangan tembereng balok dan perkuatannya. Sisi luar bekisting kemudian diurug tanah kembali.
8
1LAPORANU T A M A
Setelah pemasangan tembereng balok dan perkuatannya serta
urugan kembali dengan tanah pada sisi luar bekisting dilakukan
maka pada posisi plat lantai dilakukan pemasangan cerucuk dolken.
Gbr. 16. Pemasangan cerucuk dolken pada area plat lantai
Setelah pemasangan cerucuk dolken selesai dilaksanakan, maka dipasang gelagar 8/12 dan balok 5/7 sebagai
rangka multipleks pelat lantai.
Gbr. 17. Pemasangan gelagar 8/12 dan balok 5/7
Jadi rangkaian bekisting pelat lantai ini akan bertumpu pada cerucuk dolken
dengan rangka yang terdiri dari gelagar kayu 8/12 dan balok 5/7 serta
multipleks yang digelar di atasnya.Tahap ini kemudian akan diikuti dengan
pekerjaan pembesian.
Gbr. 18, Pemasangan multipleks
PEKERJAAN BESISetelah pekerjaan bekisting selesai di kerjakan, tahapan selanjutnya adalah pekerjaan besi yang meliputi pengelasan angkur tulangan balok terhadap king cross, pemasangan stek kolom dan dinding, penulangan balok dan kemudian adalah penulangan plat lantai. Tahapan pekerjaan dapat dilihat pada gambar-gambar berikut:
Gbr. 19, Perspektif pertemuan angkur balok dengan
Gbr. 20, Pengelasan angkur balok. 9
1LAPORANU T A M A
Gbr. 21, Posisi angkur balok setelah pengelasan
Setelah pengelasan angkur tulangan balok ke king cross dilakukan, dipasang
begel kolom sebelum tulangan utama kolom dipasang.
Gbr. 22, Pemasangan stek tulangan utama kolom
Gbr. 23, Pemasangan besi tulangan balok
Urutan terakhir adalah pemasangan besi tulangan untuk plat lantai. Pada tahapan ini dipasang juga block out untuk pengecoran lantai di bawahnya.
Gbr. 24, Tulangan plat lantai
PEKERJAAN BETONSetelah pekerjaan besi selesai dikerja-kan dan chek list telah dilakukan, maka pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan beton. Tahapannya sebagai berikut:
1. Pengecoran dilakukan dengan concrete pump maupun tower crane.
Gbr. 25, Pengecoran sedang berlangsung 10
1LAPORANU T A M A
Gbr. 26, Hasil pengecoran lantai basement 1
2. Apabila disyaratkan, dilakukan proses finishing akhir. Misalnya pada
lantai basement 1dengan floor hardener.
3. Perawatan beton (curing), Gbr. 27.
PEKERJAAN GALIAN TANAHGalian tanah di bawah plat lantai
basement 1 dapat dilaksanakan setelah umur beton mencapai 14 hari.Penggalian dilakukan dengan
menggunakan mini backhoe PC 40, agar maneuver bisa lebih
mudah dilakukan.
Gbr. 28, Mini backhoe PC 40
Tanah hasil galian selanjutnya dimuat kedalam dump truck menggunakan backhoe tipe PC 200 tipe long arm, untuk dibuang keluar site.
Gbr. 29, Backhoe PC 200 tipe long arm
PEKERJAAN BASEMENT 2Sekwens pekerjaan pada basement 2 adalah sama dengan yang dilaksanakan pada basement 1.
Gbr. 30, Galian untuk balok basement 2
Gbr. 31, Pekerjaan bekisting basement 2 11
1LAPORANU T A M A
Gbr. 32, Pemasangan angkur balok basement 2
Gbr. 33, Pembesian balok dan plat lantai basement 2
Gbr. 34, Pemasangan block out dan pembesian kolom di basement 2
Gbr. 35, Pengecoran dan finishing akhir di basement 2
Gbr. 36, Perawatan beton (curing) di basement 2
Di lokasi proyek, saat ini masih berlangsung proses penggalian untuk basement 3.
Dari hasil pengamatan dan evaluasi yang dilakukan team proyek dapat disimpulkan bahwa aspek perencanaan mempunyai pengaruh yang sangat significant dalam keberhasilan dalam pelaksanaan metode ini.
Metode descending constructionatau semi top-down ini belum lazim atau banyak dikenal dan digunakan, menuntut tingkat kompetensi khusus dari team pelaksananya.“Perlu pendetailan dalam setiap tahap pekerjaannya,” ungkap pak Bimo menjelaskan. “Peran enjiniring sangat dibutuhkan dalam menyusun metode kerja sehingga tidak terjadi kesalahandalam proses pelaksanaan!”
Akurasi pemasangan king cross sangat berpengaruh besar kepada pekerjaan kolom. Juga karena bekisting bertumpu ke tanah, tidak dimungkinkan untuk melakukan koreksi terhadap elevasi.
Pengarahan kepada para pekerja harus dilakukan secara kontinyu disetiap tahapan pekerjaan, untuk menghindari kesalahan atau rework. 12
2A N T A R AK I T A
D I S P U T E D A N M A N A J E M E N
N U R A L F A T A
ernahkah kita mengalami proses serah terima pekerjaan Proyek
yang tak kunjung selesai? Sejumlah Punch-list (daftar pekerjaan yang harus
diperbaiki) sudah dilaksanakan, tetapi masih muncul punch-list berikutnya yang
keluar dari pihak yang berbeda. Misalkan Punch-list (cheklist) yang
pertama dilaksanakan bersama kontraktor dan konsultan pengawas (MK), kemudian cheklist berikutnya
bersama dengan pihak building management, dan bisa terjadi cheklist yg sudah closed masih dilanjutkan oleh
pembeli (user). Mengapa ini terjadi?
Kemudian pernahkah kita mengalami peristiwa dimana kita diminta owner melaksanakan suatu pekerjaan yang
tidak tercantum dalam Bill of Quantity? Bahkan tidak tampak dalam gambar
melainkan terungkap dalam kata kata di dokumen lainnya ? Mereka
beranggapan bahwa pekerjaan yang tidak ada BoQnya itu merupakan
suatu satu kesatuan dari suatu sistem.
Kita juga seringkali menerima dokumen yang isinya menyebutkan
bahwa jika terjadi perbedaan informasi antara dokumen gambar,
spesifikasi, dan BoQ; maka yang diam-bil adalah yang terbaik buat owner.
Celakanya, yang dianggap terbaik bagi Client itu batasannya apa?
Ada juga suatu kejadian dimana ada perubahan organisasi di owner yang
P
Show unit, Sudirman Terrace Apartment - Jakarta
menyebabkan berubahnya flow of process suatu approval. Misalkan prosesnya awalnya adalah a-b-c-d, kemudian setelah ada perubahan prosesnya menjadi b-c-d-e.Kita juga pernah mengalami bahwaTim tender tidak bergabung terus dalam Tim Proyek (pelaksanaan)? Padahal ada keinginan yang telahdisepakatinya dengan owner secara lisan. Akibatnya adalah owner complaint bahwa keinginan2 mereka yang tidak tertulis tidak terakomodir oleh MP sekarang . Sudah cukupkah terjadi transfer informasi?
Dalam suatu proses tender apakah kita
S K O P E P R O Y E K
13
sudah melakukan kajian dokumen tender, review kontrak dan cukup banyak melakukan komunikasi melalui pertanyaan-
pertanyaan? Apakah pertanyaan-pertanyaan
tersebut dibahas atau tidak oleh owner?Ada pengalaman di sutu proyek
dimana realisasi penggunaan besi beton melebihi dari rencana yang tidak wajar, hanya karena perbedaan asumsi standar yang dipakai. Saat tender tidak
dilakukan review, dan menganggap standar detailing mengikuti PBI yang
mayoritas sudah dipakai proyek-proyek cukup lama. Standar yang tercantum
dalam dokumen berbeda dengan standar yang ‘biasa’ kita lakukan pada
umumnya. Atau berubahnya metoda (tahapan/stop cor) sehingga banyak
sambungan besi yang tidak perlu?
Dari kejadian atau peristiwa pengalaman tersebut, pada dasarnya
karena kurangnya melakukan manajemen skope, sehingga
timbul dispute.Apa itu manajemen Skope?
Bagaimana prosesnya?
Manajemen Skope adalah sekumpulan proses perencanaan dan pengendalian
yang memastikan seluruh produk maupun proses yang disepakati para
pihak untuk dilaksanakan dan diserahkan. Dengan demikian kata kuncinya adalah ‘yang disepakati’
para pihak. Kata kata ‘yang disepakati’ adalah mudah diucapkan, dan dituliskan; akan tetapi dalam
implementasinya tidaklah semudah itu. Seperti pada beberapa kejadian yang
digambarkan di atas. Lalu yang sulit kesepakatannya atau yang lainnya?
Yang pasti tentunya masing masing pihak memiliki kepentingan, dan
2A N T A R AK I T A
ketidaksepakatan muncul tatkalakepentingannya tidak terpenuhi.Tujuan Manajemen Skope adalahmemastikan produk dan jasa sesuai yang diminta atau diharapkan oleh pengguna jasa (owner/client).
Secara proses, manajemen skope terjadi pada dua tahap, yaitu tahap prakontrak (proses tender) dan tahap kontrak. Manajemen skope pada tahap pra kontrak mempunyai peranpenting untuk tidak terjadinya dispute saat masa kontrak (pelaksanaan), tapi paling challenging karena harus sepakat pada masa tender yg relatif singkat atau terbatas. Bagaimana dalam waktu terbatas, mampu menyimak apa yg tertulis dalam dokumen, mengklarifikasi-kannya terhadap apa-apa yg kemung-kinan dipahami berbeda. Bagaimana caranya agar tidak satupun luput dihitung dan diestimasi biayanya? Cara yang populer sebagai checklist
Outdoor terrace di balkon lantai 3, Hotel Ros-In Jogjakarta. 14
2A N T A R AK I T A
agar tidak ada yang ketinggalan adalah dengan memerinci
pekerjaan sesuai tahapan dan itemnya
sejauh atau sedalam
kemampuan, dan berdampak risiko -- yang disebut dengan
Work Breakdown Structure (WBS). Contoh sederhana WBS seperti terlihat
pada diagram di atas.
Tapi yang penting dari manajemen skope tahap pra kontrak sebenarnya
adalah sejauh mana terjadi komunikasi yang intensif dan dituangkan dalam dokumen secara tertulis serta tidak
menimbulkan multi tafsir kelak. Jadi kalau dalam aanwijzing kita tidak
banyak bertanya, ini adalah tanda tanda akan timbul dispute kelak. Saya sering mengatakan bahwa kata kunci
keberhasilan tahap ini adalah kita harus bawel; minta verifikasi sejelas jelasnya.
Setelah kontrak ditandatangani, dan dokumen di-binding lalu selanjutnyamanajemen skope berkonsentrasi di
change management. Mengapa change management ? Karena
tasiannya harus rapi, juga hal yang penting adalah terciptanya komunikasi yang efektif antara para pihak yang terlibat dan berkepentingan. Komuni-kasi yg efektif harus dimulai sejak awal proyek, bukan setelah ada dispute baru dicoba berkomunikasi. Dengan demikian key word keberhasilan manajemen skope pada tahap pelaksanaan adalah: variation, dokumentasi, komunikasi, sejak dini.
sebenarnya by nature, proyek selalu ada perubahan. Dan juga karena change (variation) itulah sering sering timbulnya dispute, sehingga harusdikendalikan. Dalam proses pengenda-lian variation disamping pendokumen
PADA DASARNYA OWNER YANG NOTABENE ADALAH YANG MEMILIKI UANG UNTUK PENDANAAN PROYEK TERSEBUT, TIDAK INGIN ADA BIAYA YANG KELUAR DILUAR RENCANA ANGGARAN; APALAGI PROEK SWASTA YANG ASPEK BISNIS ADALAH SEGALANYA. OLEH KARENA ITU HATI HATILAH TERHADAP VARIATION KATEGORI PEKERJAAN TAMBAH, BISA TIDAK DIAKUI BAHKAN TIDAK DIBAYAR! 15
2A N T A R AK I T A
M E N A K A R P E L U A N GM E N E T A P K A N S A S A R A N
P ada JWG edisi bulan lalu, dalamartikel yang berjudul ‘Mengukur
Performa Bisnis’ pak Nur Al Fata telah mengemukakan bahwa ukuran
performa bisnis dari suatu proyek antara lain adalah apakah dalam
proyek tersebut ada masalah pembayaran, dan apakah proyek
yang dimaksud menyisakan masalah hukum? Memang dua aspek ini
teramat penting, kalau tidak menyebutnya sebagai aspek utama
dari pencapaian suatu proyek.Tentu dua hal tersebut di atas berkait
sangat erat dengan attitude pelanggan di satu pihak dan correctness
maupun ketuntasan di pihak kontraktor dalam mempersiapkan segala sesuatu yang disyaratkan dan atau disepakati
oleh para pihak; yang pada gilirannya akan digunakan sebagai acuan untuk
mengukur progress atau prestasi maupun untuk menetapkan
conformance suatu pekerjaan terhadap spesifikasi yang ditetapkan
dalam dokumen pelaksanaan.Sederhana bila hanya diungkapkan dalam tulisan atau kata-kata, namun
rumit dalam implementasinya.Kata kuncinya adalah komunikasi.
Agar komunikasi dapat berlangsung antara dua pihak, minimal antara para
pihak sudah saling tahu.Demikian, maka komunikasi akan
berujung kepada interrelasi yang semakin baik antara kedua pihak.
Di awal proses perolehan suatu proyek, tentu peluangnya harus ‘ditakar’
lebih dahulu. Apakah owner dari calon proyek ini memang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, dan apakah potensi yang kita miliki berkesesuaian pula dengan persyaratan yang diinginkan owner untuk calon proyek ini?
Di Biro Pemasaran ada PROFIL PELANGGAN sebagai salah satu alat untuk menakar dan menetapkanapakah owner atau calon pelanggan dari suatu proyek yang perolehannyaakan diproses sudah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan? Dalam profil pelanggan ditampilkan secara deskriptif informasi mengenai pelanggan yang meliputi core businessnya, track record, prospek bisnis dengan mereka dan beberapa catatan penting mengenai hubungan kerja yang terakhir. Ringkasan dari profil pelanggan inikemudian ditabulasikan untukmenghasilkan peringkat profilpelanggan/calon pelanggan; dengan kriteria utama kepastian pembayaran dan profitabilitas. Apabila score-nya mencapai passing grade, maka proses perolehannya dapat diteruskan. Tender dapat diikuti, atau penyusunan proposal proyeknya dapat dimulai.
Alat penakar yang lain adalah PERSEPSI TERHADAP PELANGGAN,yang dikembangkan dari data dan informasi yang diperoleh dari prosesinteraksi dan interrelasi dengan pelanggan, yang dapat dijalin sejak awal tahapan proyek, yakni pada
Djoko Rianto
16
2A N T A R AK I T A
saat rapat penjelasan pekerjaan (aanwijzing) dan peninjauan lapangan. Lihat Diagram Interaksi dan Interrelasi Pelanggan -
Kontraktor berikut ini:
Dari proses tersebut, beberapa halpenting harus dapat kita gali yang berkaitan dengan hubungan kerja kitadengan mereka nantinya.Attitude, karakter dan fairness owner akan tercermin dari tuntasnya
17
penjelasan yang disampai-kan maupun dari jawaban-
jawaban yang diberikan terhadap pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan oleh para calon kontraktor.
Sehingga pada rapat penjelasan pekerjaan ini lengkapnya team tender dari kontraktor maupun
catatan-catatan yang dibuatnya menjadi sangat penting. Owner bisa saja terlibat langsung
atau diwakili oleh para konsultannya; yakni Konsultan Perencana, Quantity Surveyor dan Manajemen Konstruksi.
Sedangkan dari pihak kontraktor teamtender idealnya terdiri dari estimasi,
enjiniring dan pemasaran. Kwalitas dari interaksi dan interrelasi
antara para pihak pada tahap awal ini sangat menentukan komunikasi selanjutnya antara para pihak
apabila hubungan kerja ini nantinya berkelanjutan.
Hal-hal yang dapat digali dalam
interaksi awal dalam aanwijzing dan site visit tersebut di atas akan menjadi catatan tambahan dalam peninjauan
kontrak/contract review yang dilakukan sebelum proposal/pena-waran/dokumen tender diserahkan. Apabila setelah peninjauan kontrak
proyek ini dinyatakan go, maka penawaran akan diluncurkan dan
selanjutnya proses akan masuk ke tahap klarifikasi dan negosiasi.
Tahapan ini sangat penting, karena hasilnya akan mendasari segala
sesuatu dalam tahap pelaksanaan hingga ke akhir proyek.
Ketelitian, kejelian dan kecerdikan team proyek atau team tender boleh dibilang
akan menentukan kelancaran pelaksanaan dan profitabilitas proyek.Semua celah yang mungkin akan men-
jadi ancaman karena kelemahan
2A N T A R AK I T A
atau kurang telitinya team tender dalam mencermati dokumen tender atau membuat estimasi harus ditutup; sedangkan peluang untuk mengoptimalkan kondisi-kondisi yang dapat disepakati oleh para pihak, harus dibuka selebar-lebarnya. Dokumentasi proses Klarifikasi dan Negosiasi ini harus diperiksa secara teliti agar semua kesepakatan tidak ada yang terlewat untuk dideskripsikan dalam Berita Acara.
Dalam banyak kasus, bukan hal yang mudah untuk merubah atau menyesuaikan sesuatu kesepakatan yang telah dibuat dalam tahap klarifkasi dan negosiasi ini. Tim Tender harus banyak bertanya untuk memperjelas segala sesuatu yang diperkirakan potensial untuk menjadi masalah atau ketidaksepahaman kelak. Salah satu dampak dari tidak tuntasnya proses klarifikasi dan negosiasi adalah molornya penyelesaian kontrak hanya karena ada pihak yang meminta perubahan terhadap pasal yang memuat ketentuan yang sebenarnya telah dibuat dan disepakati pada tahap klarifikasi-negosiasi.
Keandalan kita untuk menakar peluang pada tahap pra proyek dan kemudian menetapkan peluang ini sebagai sasaran; barulah tahap awal dari perjalanan nian panjang sebelum kita benar-benar per-form dan membuktikan tag-line: Best Value for Clients yang selalu kita dengungkan yang pada hakekatnya adalah cerminan dari internal control yang kita implementasikan.
Sistem dan perangkatnya telahtersedia. Sehingga bak kalimat dalam iklan:
SELANJUTNYA, TERSERAH ANDA! 18
2A N T A R AK I T A Sutrisno
P R O Y E K R U G I ? J A N G A N !
ecara umum keberhasilan sebuah proyek konstruksi bisa diukur dari tiga
parameter dasar, yaitu kualitas hasil pekerjaan (quality), waktu penyelesaian
(delivery) dan biaya untuk menyelesaikan proyek itu sendiri (cost).
Ada proyek konstruksi yang berhasil diselesaikan secara tepat waktu dengan
biaya yang efisien di bawah budget yang direncanakan, namun kualitas
hasil pekerjaannya kurang sempurna. Ada pula proyek yang berhasil tepat
waktu dengan hasil kualitas yang sempurna, namun biayanya melambung di atas budget
yang direncanakan.
Kejadian nomor dua pada contoh di atas dinamakan proyek konstruksi
tersebut telah mengalami kegagalan biaya atau mengalami kerugian
biaya, sehingga realisasi keuntungan/profit yang ditargetkan
tidak bisa tercapai.
Tahun 2011 yang baru saja kita lewati dua bulan ini, kita mendengar bahwa
beberapa proyek ternyata baru mengetahui terjadinya over biaya
pada saat-saat akhir di mana proyek akan diserah terimakan. Hal ini
mengindikasikan bahwa pengendalian internal yang dilaksanakan
ternyata kurang/tidak berjalan dengan baik, sehingga tidak disadari
telah terjadi penyimpangan biaya yang cukup besar.
S
Proyek Eightrium, Jakarta
Beberapa indikator awal sebetulnya bisa kita kenali sebelum kegagalan biaya itu terjadi. Dengan bisa mengidentifikasi indikator-indikator tersebut sejak awal, kita bisa melakukan tindak lanjut perbaikan untuk meminimalisir risiko terjelek yang kemungkinan akan terjadi. Permasalahan akan menjadi lain apabila tim proyek tidak berhasil mengidentifikasi indikator-indikator tersebut sejak awal, maka kejadiannya akan sangat fatal. Tim proyek baru menyadari timbulnya kerugian setelah proyek mendekati selesai.
Penulis mencoba untuk melakukan resume terhadap beberapa indikator berikut; yang dirangkum berdasarkan pengalaman penulis selama melaksanakan proyek konstruksi gedung ditambah selama menjalankan tugas sebagai auditor internal. Beberapa orang sepertinya menganggap indikator-indikator ini sebagai sesuatu hal yang biasa, padahal seharusnya disikapi dengan serius karena berpotensi pada terjadinya kerugian biaya yang besar apabila tidak diambil tindakan 19
2A N T A R AK I T A
Proyek Chitatex Peni, Jakarta
PROGRESS TERLAMBATSalah satu indikator awal
yang berpotensi akan menjadi kerugian biaya
proyek adalah terjadinya keterlambatan progres
yang trend-nya semakin bertam-bah besar pada
setiap periodenya, atau tidak adanya
penambahan/ kenaikan progres
yang signifikan untuk periode
waktu yang cukup lama. Mengenai
ukuran sampai seberapa besar
batas keterlambatan yang bisa ditolerir, dan sampai berapa lama keterlambatan
boleh terjadi, harus diberikan terlebih dulu kriteria besarannya
yang lebih terukur.
Akibat keterlambatan progress, akan berakibat mundurnya waktu
penyelesaian proyek yang akan berdampak pada membesarnya biaya
tak langsung atau overhead cost. Apabila biaya tambahan ini tidak bisa diajukan klaim kepada Pemberi Tugas, maka akan mempengaruhi perolehan
laba - rugi proyek.
Kerugian biaya akan semakin parah apabila akibat keterlambatan progress
di atas, kemudian Pemberi Tugas menerapkan sanksi denda
keterlambatan. Untuk menghindari hal ini kita harus menyiapkan
dokumen-dokumen kontraktual yang menjelaskan sebab-sebab
terjadinya keterlambatan.
Untuk bisa melakukan pengendalian waktu pelaksanaan, harus diidentifikasi
jenis-jenis pekerjaan yang berada
pada lintasan kritis (critical path). Demikian pula urutan pekerjaan (activity sequencing) harus dijabarkan yang rinci, sehingga mudah membuat evaluasi seberapa jauh mundurnya waktu pelaksanaan.
Tidak bisa dihindari lagi bahwa untuk bisa mengendalikan waktu pelaksanaan dengan baik pada proyek-proyek besar, kita harus memakai program aplikasi seperti Microsoft Project dan sejenisnya.
INDIKATOR PADA LAPORAN AKUNTANSI DAN KEUANGANAda beberapa indikator pada laporan keuangan yang perlu dicermati untuk menghindari terjadinya kegagalan
pengendalian biaya, di mana salahsatunya adalah kondisi cash flow atau aliran kas. Terjadinya defisit cash flow memberikan indikasi bahwa uang kas yang telah kita belanjakan jumlahnya melebihi atau lebih besar daripada jumlah uang tagihan yang kita terima.
Selain kondisi defisit ini mengakibatkan timbulnya biaya bunga bank yang semakin tinnggi, defisit yang memiliki trend makin membesar pada setiap periode ke depan memberikan indikasi bahwa kita mempunyai masalah atau kesulitan dalam penarikan tagihan atau kas masuk. Kecuali pada proyek-proyek konstruksi turnkey, yang memang
Proyek Ratu Hotel, Serang - Banten
20
2A N T A R AK I T A
sejak awal sudah direncanakan defisit pada
cash flow nya.
Bila defisit cash flow tidak segera diambil langkah
tindak lanjut, akan mengakibatkan piutang yang semakin tinggi. Nilai Piutang yang tinggi bukan hanya berpengaruh pada sisi cost saja
yang makin membesar, namun akan berdampak lebih luas masalah
kontraktual lainnya seperti penyelesaian pekerjaan yang mundur.
Indikator lain yang bisa dikenali sejak awal yang berpotensi mengakibatkan
kerugian biaya adalah mengenai jumlah PDP (Pekerjaan Dalam Pelaksanaan)
yang semakin membesar. PDP atau Work in Process (WIP) adalah biaya
yang sebenarnya sudah terjadi, namun belum bisa dibuku sebagai biaya pada
sistem akuntansi karena pada item pekerjaan tersebut belum diakui sebagai
penjualan (sales).
Contoh yang paling sederhana terjadinya PDP adalah biaya yang
telah dikeluarkan pada item pekerjaan tambah atau VO (Variation Order) yang
belum diakui oleh Pemberi Tugas. Di satu sisi kita melaksanakan pekerjaan
tambah, namun biaya yang telah terjadi belum bisa dicatat sebagai
biaya, menunggu sampai pekerjaan tambah tersebut diakui penjualannya.
Masalahnya akan menjadi lebih parah bila jumlah/nilai PDP semakin membe-sar pada periode ke depan. Dan akan berisiko lebih besar lagi bila PDP pada pekerjaan sejenis usia jatuh temponya
semakin membesar. Apabila hal ini terjadi, pasti hal ini mengindikasikan kita
kesulitan dalam pengakuan penjualan, yang akan berujung pada kesulitan menagih dan berakibat buruk pada
kerugian biaya.
Tidak kalah pentingnya adalah masalah Tagihan Bruto. Akibat tidak/belum lengkapnya dokumen berkas penagihan yang disetujui oleh Pemberi Tugas, sering biaya yang sudah diakui sebagai penjualan cukup besar, namun item pekerjaan tersebut belum bisa ditagihkan. Akibatnya hal ini akan memperburuk kondisi cash flow yang akhirnya akan berujung kepada bunga bank tinggi, dan mengakibatkan kerugian biaya.
Indikator lain dari Laporan Keuangan seperti biaya persediaan (stock), BAD (Biaya Akan Dibayar), utang dan lain-lain perlu juga dikendalikan agar tidak menimbulkan kerugian di kemudian hari.
ALAT KENDALIUntuk pengendalian biaya kita telah terbiasa bahwa pada tahap awal harus menyusun terlebih dulu ren-cana anggaran biaya (RAB). Dalam periode waktu tertentu (minimal sebulan sekali) kita harusmembuat review atau tinjauan terhadap RAB, yaitu bagaimana realisasi biaya yang terjadi dibanding-kan terhadap rencana. Review yang dilakukan adalah terhadap rencana volume maupun rencana harganya, serta hal-hal lain yang berpengaruh terhadap nilai RAB.Untuk kepentingan di atas di internal WG kita telah mempunyai sistem pengendalian biaya yang mencukupi berupa Simpro, di mana telah dilengkapi dengan RAB (berupa rencana volume dan harga), realisasi maupun rolling RAB. Dalam kolom realisasi harus diisikan baik vol-ume maupun biaya yang terjadi secara lengkap. Sedangkan pada kolom Rolling RAB harus diisi proyeksi biaya sampai 21
dengan proyek selesai.
Untuk menghitung proyeksi biaya sampai dengan proyek selesai dipakai
perumusan yang direkomendasikan oleh
PMBOK (lihat PMBOK 7.4.3), yaitu :
EAC = AC + ETC
Di mana EAC : Estimate At Completion
(menggambarkan proyeksi biaya sampai dengan proyek selesai).
AC : Actual Cost (realisasi biaya) ETC : Estimate To Completion
(biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan sisa pekerjaan).
DISUSUN PADA PARAMETERYANG TERUKUR
Untuk menghindari agar tidak terjadi kegagalan dalam pengenda
2A N T A R AK I T A
DISUSUN PADA PARAMETERYANG TERUKURUntuk menghindari agar tidak terjadi kegagalan dalam pengendalian biaya, perlu disusun satu metode yang cukup handal untuk mengenali apa saja indikator awal yang harus diwaspai sebelum kerugian itu terjadi. Indikator-indikator tersebut diinventarisir, dan diberi bobot sehingga terukur.Indikator-indikator ini bisa dipakai sebagai standar yang selanjutnya kita susun sebagai Early Warning System (EWS), yang merupakan salah satu alat kendali yang bisa memberikan indikator awal mengenai akan terjadinya penyimpangan biaya konstruksi.
Salah satu contoh yang sangat sederha-na mengenai penyusunan Indikator awal tersebut yang bisa dipakai sebagai EWS antara lain adalah seperti berikut :
NO URAIAN BOBOT BATAS REALISASI NILAI SCORE KETER
(%) TOLERANSI
1 Progres fisik terlambat 25 max -5% -15% 2 50
2 Defisit Cash flow 40 max 10% OK -5% 1 40
3 PDP 20 max 15% OK 20% 2 40
4 Persediaan 15 max 30%OK 5% 0 -
JUMLAH = 100 130
Kriteria Nilai :
- Baik = 0
- Jelek = 1
- Jelek Sekali = 2 22
2A N T A R AK I T A
Pada contoh sederhana di atas Realisasi Score yang dihasilkan akan berada
pada kisaran antara 0 s/d 200, di mana
untuk score 0 berarti proyek tersebut tidak ada
ancaman kerugian biaya, sedangkan untuk score 200 berarti proyek tersebut
sangat berpotensi untuk mengalami kerugian biaya.
Pihak manajemen selanjutnya bisamenyusun lagi ranking proyek yangberpotensi rugi berdasarkan realisasi score yang dihasilkan masing-masing proyek. Dengan cara demikian akan bisa diambil tindakan perbaikan yang lebih awal untuk mencegah kerugian yang lebih buruk lagi. Semoga cara sederhana ini ada manfaatnya untuk mencegah terjadinya proyek rugi di masa mendatang.
Kemang Village Mall, Jakarta 23
2A N T A R AK I T A
Wahyu Abbas Sudradjat
S A N K S I K E G A G A L A N P E K E R J A A N K O N S T R U K S I
.
esuatu kebiasaan yang tidak terpuji dari pihak-pihak yang terkait
dengan kegagalan konstruksi di suatu proyek, adalah selalu ada cara untuk
memilih langkah-langkah yang mendahulukan pengamanan dan
penyelamatan orang-orangnya yang terlibat dari pada mengamankan atau
menyelesaikan masalah-masalah itu sendiri. Tidak jarang kondisi
alam yang kemudian dikambing hitamkan untuk mengkamuflase
kecerobohan dan kelalaian manusia-manusia yang
seharusnya bertanggung jawab dalam kegagalan konstruksi tersebut.
Padahal kita telah memiliki peraturan-peraturan dan per Undang-
undangan yang baik, sehingga semestinya semua pihak yang terlibat
harus sudah mulai menyadari pentingnya mengikuti aturan Undang-
Udang (UU), bukan sibuk meyelamatkan diri dengan mengorbankan kepentingan
negara dan bangsa ini
diambil dari berbagai peraturan mengenai Jasa Konstruksi
Satau demi penyelamatan diri dengan mengorbankan kepentingan orang banyak.Marilah kita lihat bunyi pasal-pasal yang berkaitan dengan sanksi kegagalan konstruksi.
UU RI No.18 TAHUN 1999 PP RI No.29 TAHUN 2000 Antara lain sebagai berikut;Bab IV, tentang kegagalan konstruksi. Bunyi pasal 25, 26, 27 dan 28, adalah: Pasal 25 ayat 1, Pengguna jasa konstruksi dan penyedia jasa wajib bertanggung jawab atas kegagalan bangunan. Pasal 25 ayat 2, Kegagalan bangunan yang menjadi tanggung jawab penyedia jasa sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1, ditentukan terhitung sejak penyerahan akhir pekerjaan konstruksi dan paling lama 10 (sepuluh) tahun. Pasal 25 Ayat 3, kegagalan bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 ditetapkan oleh pihak ketiga selaku penilai ahli. Pasal 26 ayat 1, Jika terjadi kegagalan bangunan yang disebab kan karena kesalahan perencana atau pengawas konstruksi, dan hal tersebut terbukti menimbulkan kerugian bagi pihak lain, maka perencana atau pengawas konstruksi wajib bertang gung jawab sesuai dengan bidang profesinya dan dikenakan ganti rugi. Pasal 26 ayat 2, Jika terjadi kegaga lan bangunan yang disebabkan karena kesalahan pelaksana konstruksi, dan hal tersebut terbukti menimbulkan 24 Jembatan Tenggarong yang runtuh,
2A N T A R AK I T A
kerugian bagi pihak lain, maka pelaksana konstruksi wajib bertanggung jawab
sesuai dengan bidang usaha dan dikenakan
ganti rugi. Pasal 27, Jika terjadi
kegagalan bangunan yang disebabkan kerena kesalahan
pengguna jasa dalam pengelolaan bangunan dan hal ini terbukti
menimbulkan kerugian pada pihak lain maka pengguna jasa wajib bertang
gung jawab dan dikenakan ganti rugi. Pasal 28, ketentuan mengenai jangka waktu dan penilai ahli sebagai mana dimaksud dalam pasal 25, tang
gung jawab perencana konstruksi, pelaksana konstruksi, dan pengawas
konstruksi sebagaimana dimaksud pada pasal 26 serta tanggung jawab
pengguna jasa sebagaimana simaksud dalam pasal 27 diatur lebih lanjut
dengan Peraturan pemerintah.
PERATURAN PEMERINTAH RI No.29, Tahun 2000, Tentang Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi. Pada bagian kelima memuat tentang
Kegagalan Pekerjaan konstruksi. Bunyi pasal 31, 32, 33, dan 34 adalah
sebagai berikut:Pasal 31, Kegagalan konstruksi adalah
keadaan dimana hasil pekerjaan konstruksi yang tidak sesuai dengan spesifikasi pekerjaan sebagaimana
disepakati dalam kontrak kerja konstruksi baik sebagian maupun
keseluruhan sebagai akibat kesalahan pengguna jasa atau penyedia jasa.
Pasal 32 ayat 1, Perencana konstruksi bebas dari kewajiban untuk mengganti
atau memperbaiki kegagalan pekerjaansebagaimana dimaksud dalam pasal 31 yang disebabkan kesalahan pengguna
jasa, pelaksana konstruksi dan pengawas konstruksi.
Pasal 32 Ayat 2, Pelaksana Konstruksi bebas dari kewajiban untuk meng ganti atau memperbaiki kegagalan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 31 yang disebabkan kesalahan pengguna jasa, perencana konstruksi dan pengawas konstruksi. Pasal 32 ayat 3, Pengawas konstruksi bebas dari kewajiban untuk mengganti atau memperbaiki kegagalan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 31 yang disebabkan kesalahan pengguna jasa, perencana konstruksi dan pelaksana konstruksi. Pasal 32 Ayat 4, Penyedia jasa wajib mengganti atau memperbaiki kegagalan pekerjaan konstruksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 31 yang disebabkan kesalahan Penyedia Jasa atas biaya sendiri. Pasal 33, Pemerintah berwenang untuk mengambil tindakan tertentu apabila pekerjaan konstruksi mengakibatkan kerugian dan atau gangguan terhadap keselamatan umum. Pasal 34, Kegagalan bangunan merupakan keadaan bangunan yang tidak berfungsi, baik secara keseluruhan maupun sebagian dari segi teknis, manfaat, keselamatan dan kesehatan kerja, dan/atau keselamat an umum sebagai akibat kesalahan Penyedia Jasa dan atau Pengguna Jasa setelah penyerahan akhir peker jaan konstruksi.
UU RI NOMOR 18, TAHUN 1999TENTANG JASA KONSTRUKSI. Pada bab X tentang Sanksi, bunyi pasal 41, 42, dan 43, adalah: Pasal 41, Peyelengara pekerjaan konstruksi dapat dikenakan sanksi administrasi dan/atau pidana atas pelanggaran Undang-undang ini. Pasai 42, ayat 1, Sanksi administrasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 41 yang dapat dikenakan kepada
25
penyedia jasa berupa; peringatan tertulis,
penghentian sementara pekerjaan konstruksi,
pembatasan kegiatan usaha dan/atau profesi,
pembekuan izin usaha dan/atau profesi, dan pencabutan izin usaha
dan/atau profesi. Pasal 41 ayat 2, sanksi administrasi
sebagaimana dimaksud dalam pasal 41yang dapat dikenakan kepada
pengguna jasa berupa: peringatan
tertulis, penghentian sementara pekerjaan konstruksi, pembatasan kegiatan usaha dan/atau profesi,
larangan sementara penggunaan hasil pekerjaan konstruksi, pembekuan izin usaha dan/atau profesi, dan
pencabutan izin usaha dan/atau profesi.
Pasal 41 ayat 3, Ketentuan mengenai tata laksana dan penerapan sanksi
administratif sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 diatur lebih
lanjut dengan peraturan pemerintah. Pasal 43, ayat 1, Barang siapa yang
melakukan perencanaan pekerjaan konstruksi yang tidak memenuhi keten-
tuan keteknikan dan mengakibatkan kegagalan pekerjaan konstruksi atau
kegagalan bangunan dikenakan pidana
2A N T A R AK I T A
Tiang pancang P 27, di Proyek Grand Banua, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Sonic Integrity Test di P 27, di Proyek Grand Banua, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
paling lama 5 (lima) tahun penjara atau dikenakan denda paling banyak 10% (sepuluh per seratus) dari nilai kontrak.Ayat 2, Barang siapa yang melakukan pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang bertentangan atau tidak memenuhi ketentuan keteknikan yang telah ditetapkan dan mengakibatkan kegagalan pekerjaan konstruksi atau kegagalan bangunan dikenakan pidana paling lama 5 (lima) tahun penjara atau dikenakan denda paling banyak 5% (lima per seratus) dari nilai kontrak.
Ayat 3, Barang siapa yang melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi dengan sengaja memberi kesempatan kepada orang lain yang melaksankan pekerjaan konstruksi melakukan penyimpangan terhadap ketentuan keteknikan dan menyebab-kan timbulnya kegagalan pekerjaan konstruksi atau kegagalan bangunan dikenakan pidana paling lama 5 (lima) tahun penjara atau dikenakan denda paling banyak 10% (sepuluh per seratus) dari nilai kontrak.Dapat dibayangkan bila kontraktor meneruskan pekerjaan konstruksi sementara diketahui bahwa secara teknis tidak bisa dipertanggungjawabkan. Harus berani mengatakan “Tidak” ke Owner! (disunting oleh Djoko Ri) 26
3K I A T
K E R U S A K A N B E T O N D A N M E T O D E P E N A N G A N A N N Y A
aat berkunjung ke BandungJournal WG berkesempatan untuk
berbincang-bincang dengan pak Bimo Prasetyo, Manajer Proyek Unikom
Bandung. Berbicara mengenai pekerjaan struktur yang saat ini sedang
berjalan pelaksanaannya di Proyek Unikom ini, Pak Bimo menyatakan:
“Struktur merupakan bagian terpenting dari suatu bangunan, baik itu
bangunan bertingkat, jalan, jembatan maupun bangunan lainnya.”
Untuk dapat menghasilkan struktur beton yang berkualitas sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan diperlukan perencanaan yang matang, pemeriksaan atau
pengawasan yang ketat, pelaksanaan yang baik sesuai prosedur serta
perawatan beton sesuai ketentuan. Untuk itulah diperlukan pemahaman yang mendalam bagi setiap personil
yang terlibat dalam pekerjaan struktur bagaimana mengerjakan struktur
beton yang baik.Namun demikian, seringkali terjadi
S
dalam proses pelaksanaan pekerjaan pengecoran terjadi permasalahan yang menyebabkan ketidaksempurnaan hasil pengecoran suatu komponen struktur beton yang dihasilkan. Permasalahan ini bisa muncul dari perencanaan yang kurang matang, pelaksanaan pekerjaan dan pengawasan yang kurang ketat maupun perawatan yang tidak sesuai. Itu semua dapat menyebabkan apa yang disebut dengan kerusakan beton.
JENIS KERUSAKAN BETON“Tergantung dari tingkat kerusakan atau kegagalannya, dapat dibedakan menjadi beberapa jenis,” ujar pak Bimo menjelaskan. “Jenis kerusakan atau kegagalan harus diidentifikasi lebih dulu, supaya perbai-kannya tepat sasaran,” lanjutnya.Jenis-jenis kerusakan beton yang sering terjadi adalah :
CRACKING NON STRUCTURALIni adalah jenis kerusakan beton yang berupa retakan kecil dengan kedalaman yang tidak lebih dari 5mm.
Bimo Prasetyo, Manajer Proyek Unikom, Bandung
Non Structural Cracking 27
3K I A T
HONEYCOMBSHoneycombs atau sarang lebah adalah kerusakan
struktur beton yang berupa terjadinya rongga-rongga
dalam beton.Jenis kerusakan ini timbul
karena pengerjaan beton yang kurang baik, agregat terlalu kasar, kurangnya
butiran halus yang termasuk semen, faktor air semen tidak tepat, pemadatan
yang tidak sempurna karena rapatnya tulangan, pasta semen keluar dari
cetakan yang tidak rapat dan lainlainnya. Kerusakan semacam ini
biasanya disebabkan oleh cetakan (bekisting) yang tidak rapi atau rapat.
Hal ini menyebabkan pasta semen mengalir keluar, yang mengakibatkan
beton menjadi keropos.
Honeycombs, kerusakan yang berupa rongga-rongga dalam beton
Bekisting yang kurang rapat, menyebabkan merembesnya pasta semen, meninggalkan rongga-rongga honeycombs
SPALLINGKerusakan atau kegagalan pengecoran beton jenis ini, adalah terkelupasnya permukaan beton yang menjadi selimut
beton. Biasanya kerusakan jenis ini sampai terlihat pembesian tulangan strukturnya.
Setelah memahami jenis-jenis kerusakan beton yang ada maka perlu dilakukan perbaikan struktur beton tersebut.
Spalling, selimut beton terkelupas sehingga tulangan beton menjadi exposed.
28
Perbaikan yang dilakukan tentunya harus memenuhi unsur teknis, baik secara estetika atau visual dan
tentu saja ekonomis.Kerusakan beton sering
kali terjadi di proyek, yang konsekwensinya adalah disamping
biaya tentunya juga waktu. Seringkali apabila tejadi kerusakan atau
kegagalan, untuk memperoleh approval terhadap metode perbaikan yang
akan diterapkan membutuhkan waktu yang panjang. Hal ini diantisipasi
oleh team proyek Unikom Bandung dengan memintakan approval in
advance kepada owner atau konsultannya mengenai metode
perbaikannya sesuai dengan jenis kerusakannya di awal proyek, sehingga
begitu terjadi permasalahan di lapangan langsung dapat segera
diatasi dan dilaksanakan perbaikannya, dengan mengacu kepada approval
yang sudah diterima.
3K I A T
“Kami sudah memperoleh approval dari Team Pengawas Proyek Unikom, sehingga apabila kerusakan atau kegagalan terjadi dapat segera diatasi tanpa memerlukan perdebatan lagi!” Ungkap pak Bimo. Satu Best Practice yang sangat baik untuk diterapkan di proyek2 kita yang lain. Tentu saja, upaya preventif yang lebih utama dilakukan untuk mencegah jangan sampai kerusakan/kegagalan ini terjadi. Do it right from the first time!
PERALATAN DAN MATERIAL YANG DIPERLUKAN
PERALATANUntuk pelaksanaan perbaikan beton ini diperlukan peralatan yang umumdijumpai di proyek, seperti dalam gambar berikut :
MATERIALMaterial yang digunakan adalah produk-produk:
1. Fosroc2. Mortar Utama3. Drymix4. Sikadan lain-lain yang terdapat di pasaran.
Cara pemakaiannya dapat dilihat pada petunjuk teknis masing-masing produk.
METODE PERBAIKAN BETON
CRACKING NON STRUCTURALTujuan dari perbaikannya adalah untuk memberikan perlindungan terhadap tulangan di area retak ini dari
Suasana Proyek Unikom Bandung, pada waktu malam hari
29
pengaruh luar. Selain itu untuk merekatkan kembali beton setelah mengalami
pemisahan karena sesuatu hal. Adapun
metode perbaikan cracking dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
1. Chipping pada jalur retakan2. Bersihkan permukaan beton pada
area yang retak3. Gunakan bonding agent sebagai perekat antara beton lama dengan
material penutup4. Tutup dengan menggunakan
3K I A T
5. Atau tutup dengan menggunakan material grouting.
6. Rapikan dengan finishing
HONEYCOMBSKerusakan/kegagalan dengan jenis Honeycombs ini lebih luas dari cracking dan tidak terlalu dalam.Biasanya, kedalaman maksimal 2 cm. Urutan pelaksanaan perbaikan adalah sebagai berikut :
1. Batasi area yang akan diperbaiki dengan cara cutting.
30
2. Chipping dan bersihkan area setelah cutting
3. Gunakan bonding agent sebagai perekat antara
beton lama dan material perbaikan.
4. Tuangkan special mortar untuk menutupi bidang yang
diperbaiki dengan cara menekan agar padat, ratakan.
5. Rapikan finishing-nya.
SPALLING Kerusakan jenis Spalling ini
mirip dengan Honeycombs, namun areanya lebih luas dan lebih dalam.
Selain itu besi tulangan terlihat dengan jelas tidak tertutupi oleh selimut beton.
Perbaikan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Cutting dan chipping area perbaikan2. Bersihkan area yang akan
diperbaiki.
3K I A T
3. Gunakan bonding agent sebagai perekat antara beton lama dan special material.4. Aplikasikan special mortar sampai rata dan padatkan5. Rapikan finishingnya.
Menutup bincang-bincang, pak Bimo mengutarakan harapannya:
“Mudah-mudahan sharing saya mengenai hal yang sederhana ini berguna bagi teman-teman semua,” ujarnya. “ Tentunya masih banyak me-toda perbaikan yang lain. Yang lebih penting adalah bagaimana menjaga agar tidak terjadi kerusakan sehingga tidak perlu ada extra cost yang mengakibatkan inefisiensi!” 31
engacu kepada kesepakatan penyelesaian yang baru, yakni tanggal25 Januari 2012, menurut Enni Triana,
telah dapat dipenuhi dengan baik.Beberapa pekerjaan tambah, yang
disepakati masuk ke dalam masa pemeliharaan; masih
terus berjalan.
M
4P R O J E C T
AT A G L A N C E
B C A K C P A L A M S U T E R A
Enni Triana, Site Manager 32
ANTASTIS! Ungkapan yang tepat untuk pencapai
an ini. Diawal, Proyek yang memiliki 3 milestones yang harus dikejar ini
terkesan kedodoran. Milestones pertama, yakni penyelesaian struktur
lantai ground floor pada tanggal 15 Oktober 2011meleset sebulan dari
target yang ditetapkan.Terhambatnya pekerjaan adalah karena
adanya pekerjaan tiang pancang disebagian area yang memerlukan
perbaikan sebelum pekerjaan struktur yang masuk dalam skope pekerjaan
WG bisa diteruskan. Tentu keterlambatan ini akan berimbas ke
pekerjaan struktur di atasnya. Seperti terlihat pada Gambar 2, pekerjaan
P A R A M O U N T R E S I D E N C E S
4P R O J E C T
AT A G L A N C E
T O P P I N G O F F1 6 D A Y S A H E A D !
F
Gbr.1 Struktur Paramount Residences mencapai lapis 22 (roof) saat topping off.
struktur dibagi dalam tiga menjadi 3 zona. Kegagalan tiang pancang (bukan Skope WG) terjadi di Zona 2 dan pekerjaan perbaikan memerlukan waktu yang cukup panjang.
Tentu team proyek yang dikomandani oleh pak Tomo Dwihasputro sebagai Manajer Proyek dan dikordinasi oleh pak Hariawan ini tidak mau melesetuntuk milestone yang keduanya; yakni penyelesaian struktur sampai dengan lantai 10 dapat terlaksana pada tanggal 5 Januari 2012. Akhirnya diputuskan untuk menerapkan metode jumping floor. Bagaimana cara kerjanya?
Gbr. 2 Pekerjaan Struktur Paramount Residences dibagi menjadi 3 zona.
Gbr. 3 Skematik metode jumping floor pada Zona 2 33
Seperti yang terlihat pada Gambar 3, pada Zone 2, yakni area yang menjadi
penghambat karena kegagalan tiang pancangnya (skope pekerjaan kontraktor lain),
pengecoran slab lantai 1, 3, 6 dan 8 ditinggalkan sementara, pengecoran
jumping ke lantai di atasnya, yakni ke lantai 2, lantai 5 (penamaan lantai 4 tidak ada), lantai 7 dan lantai 9.
Pekerjaan pembesian kolom, bekisting, dan pengecorannya dikerjakan menerus
dua lantai. Pada kolomnya disediakan block-out untuk mempersiapkan ruang untuk pembesian plat dan balok yang
sementara ditunda pelaksanaannya. Pemasangan perancah dari lantai semi
basement mencapai ketinggian up-per ground floor (setinggi dua lantai
normal), dan pengecoran pada level ini dan seterusnya dapat dilaksanakan.
4P R O J E C T
AT A G L A N C E
Penerapan metode jumping floor ini ternyata sukses untuk mencapaimilestone kedua, yakni penyelesaian struktur sampai dengan lantai 10 dapat terlaksana pada tanggal5 Januari 2012. Barang tentu sukses ini memompakan semangat dalam dada team proyek Paramount Residences, dan dengan semangat tinggi mereka “ngebut” untuk mengejar pencapaian milestone ketiga.Hasilnya luar biasa. Topping off yang ditargetkan pada tanggal 12 Maret 2012, telah dapat terlaksana pada tanggal 25 Februari 2012, alias ahead16 hari. Hebat! Bravo!
Namun masih ada hambatan lain yang harus diatasi, dan dicari jalan keluarnya! Kembali team proyek Paramount Residences memperlihatkan tekadnya! Adanya tahapan pekerjaan pelat
Gbr. 4 Metode jumping floor, pelaksanaan pengecoran pada lanta 1, 6 & 8 ditinggalkan sementara, dan pekerjaanlangsung lanjut ke lantai 2, 5 (penomoran 4 tidak ada) , 7 dan 9 dengan memasang perancah setinggi 2 lantai normal. 34
yang tertunda dikarenakan belum masuknya peralatan ME di Ruang Genset, membuat pekerjaan
tangga darurat menjadi terhambat. Karenanya,
untuk dapat tetap mengerjakan area tertunda tersebut tanpa mengganggu
instalasi peralatan ME, maka platform baja dibuat di lantai 5 dengan bertumpu
pada kolom struktur sebagai dudukan awal dari pekerjaan tangga darurat.
Pekerjaan ini, sampai laporan ini diturunkan, masih terus berlangsung.
Semua upaya yang dilakukan dan terjadi di proyek ini membuktikan tekad dan upaya yang membawa hasil positif,
dan tentunya dapat menjadi inspirasi di proyek lain, tentunya dalam konteks
yang berbeda. Selamat bekerja!
4P R O J E C T
AT A G L A N C E
Intalasi peralatan ME dapat dilakukan, sementara area kantilever dan tangga darurat di atasnya dapat tetap dikerjakan.
Gbr. 5, Sistem platform baja untuk pelaksanaan pekerjaan tangga darurat yang tertunda.
Gbr.6, Skematik pelaksanaan dengan sistem platform baja untuk pekerjaan tangga darurat yang tertunda. 35
4P R O J E C T
AT A G L A N C E
S C I E N T I AR E S I D E N C E S
S E R P O N G
royek yang dikomandani olehpak Hariawan Budi Sulistyo, yang
sekaligus juga Group Project Manager di kawasan Gading Serpong ini, dengan
lingkup pekerjaan yang meliputi pekerjaan struktur, arsitektur
dan plumbing.Berlokasi di kawasan yang nantinya
akan menyediakan berbagai fasilitas pendidikan, komersial dan juga
kesehatan, proyek ini ditarget harus selesai dalam 15 bulan, yakni pada
tanggal 15 Juni 2013.
Terdiri dari Tower A, Tower B dan Tower C; masing-masing setinggi 17
lantai, dengan1 basement.
P
36
royek Rumah Sakit kelas menengah-atas ini berlokasi di daerah Gading Serpong, berdekatan dengan 2 proyek Wika Gedung lainnya yakni
Paramount Residences dan Scientia Residences.
PT ANUGRAH HOSPITALINDO, pemilik proyek ini menugasi Wika Gedung untuk
melaksanakan pembangunannya dengan skope pekerjaan meliputi struktur, arsitektur dan plumbing.
Dengan waktu pelaksanaan selama 305 hari kalender, plus 365 hari
kalender masa pemeliharaan.Target topping off adalah pada
tanggal 15 Mei 2012.
B E T H S A I D AH O S P I T A L
S E R P O N G
4P R O J E C T
AT A G L A N C E
P
37
5I N T E RM E Z Z O
D i sebuah toko buku, seorang bapak bertanya kepada
pramuniaga:“Mas, saya mencari buku yang
isinya mengenai bagaimana menguasai isteri,” katanya.
“Tempatnya dimana, ya?”Setelah sejenak memperhatikan
layar monitor komputernya, maka jawab sang pramuniaga:
“Silahkan bapak naik ke lantai dua, bapak cari di bagian dongeng.”
T iga orang laki-laki sedangasyik berbincang mengenai kejadian
kejadian yang berkaitan secara kebetulan, disebuah bar.
“Waktu itu, saya berangkat dari rumah ketika isteri saya tengah
membaca buku ‘Kota dengan Dua Menara’. Dan dia melahirkan anak
kembar kami!” Ujar laki-laki yang pertama.
“Wah, hebat!” Tanggap teman-temannya.
Lalu lelaki yang kedua mengkisahkan pengalamannya:
“Ketika itu nyonya saya sedang membaca ‘The Three Musketeers’ ketika saya berangkat kekantor,”
ujarnya. “Sorenya dia melahirkan bayi kembar tiga!” Lanjutnya.
Tiba-tiba lelalki ketiga bangkit dari tempat duduknya dan berkata:
“Wah, saya harus bergegas pulang nih!” ucapnya dengan gelisah.
D
“Waktu aku berangkat tadi isterikusedang membaca buku ‘Ali Baba dengan Empat Puluh Orang Penyamun’!”
ibalik Pria Hebat, Selalu AdaWanita yang Hebat!
Thomas Wheeler, CEO Massachusetts Mutual Life Insurance Company, dan istrinya sedang menyusuri jalan raya antar negara bagian ketika menyadari bensin mobilnya nyaris habis. Wheeler segera keluar dari jalan raya bebas hambatan itu dan tak lama kemudian menemukan pompa bensin yang sudah bobrok dan hanya punya satu mesin pengisi bensin. Setelah menyuruh satu-satunya petugas di situ untuk mengisi mobilnya dan mengecek oli, dia berjalan-jalan memutari pompa bensin itu untuk melemaskan kaki.Ketika kembali ke mobil, dia melihat petugas itu sedang asyik mengobrol dengan istrinya. Obrolan mereka langsung berhenti ketika dia membayar si petugas.Tetapi ketika hendak masuk ke mobil, dia melihat petugas itu melambaikan tangan dan dia mendengar orang itu berkata, “Asyik sekali mengobroldenganmu.” Setelah mereka meninggalkan pompa bensin itu, Wheeler bertanya kepada istrinya apakah dia kenal lelaki itu. Istrinya langsung mengiyakan.Mereka pernah satu sekolah di SMA dan pernah pacaran kira-kira setahun.“Astaga, untung kau ketemu aku,” Wheeler menyombong. “Kalau kau menikah dengannya, kau jadi istri petugas pompa bensin, bukan istri CEO.” Dan jawab isterinya: “Sayangku, kalau aku menikah dengannya, dia yang akan menjadi CEO dan kau yang akan menjadi petugas pompa bensin.” (Angky - HIPMI)38
6T E K N O M O B I L I T Y @ W O R K
Pelanggan semakin dimanjakan. Segala macam kemudahan dikreasikan agar pelanggan semakin gampang dan nyaman untuk mendapatkan segala sesuatu yang diinginkannya. Di Sear’s Stores pelanggan tidak harus capek antri di kasir. Bisa melakukan pembayaran via smartphone-nya...............
oleh dibilang, semua orang saat ini sudah sangat mengenal
dan bahkan menggunakan smartphone – telepon pintar. Gadget
ini telah merasuk kedalam segenap sendi kehidupan masyarakat
sehari-hari. Dari fungsi weker alias alarm clock, agenda kegiatan sehari-hari, catatan pertemuan atau segala jenis foto kenangan, video dan musik
favorit bahkan sampai dengan catatan resep masakan. Daftar alamat kontak?
Jangan ditanya lagi. Ribuan data teman dan relasi dapat dijejalkan kedalam
memori smartphone ini. Daftar alamat kontak? Jangan ditanya lagi. Ribuan
data teman dan relasi dapat dijejalkan
B
kedalam memori smartphone ini. Di Barat sana, tuntutan untuk memperluas penggunaan telepon pintar ini sudah semakin berkembang. Sekarang ini sejumlah retailers menginginkan agar perangkat pintar ini dapat menggantikan cash-registers di outlet mereka.Sears, sebuah superstores yang memiliki jaringan sangat luas bahkan sudah memperkenalkan teknologi baru dan menerapkan aplikasinya di 400 dari 800 tokonya yang tersebar diberbagai lokasi. Teknologi ini memungkinkan pelanggannya untuk mimindai dan melakukan pembelian berbagai barang via mobile phone-nya tanpa harus repot mengantri di kasir.
Begini cara kerjanya: Pelanggan menggunakan kamera di HP nya untuk memindai bar code dari sesuatu barang yang diinginkan untuk dibelinya. Scanning ini menggunakan aplikasi Quick Response/QR. Versi mobile phone yang di release oleh Sears.com ini akan menuntaskan transaksi dengan menggunakan kartu kredit dan me relay informasinya ke apa yang disebut sebagai pick-up area yang disiapkan untuk itu. Penggemar Starbuck’s Coffe, sebentar lagi sudah akan bisa menikmati layanan serupa yakni memesan lebih dulu sebelum mereka sampai ke gerai, dan tinggal menunjukkan proof of purchase di HP mereka untuk mengambil pesanannya tanpa harus ngantri. Google sudah menyiapkan programnya. 39
alaxy tab, iPad, Playbook ataupun merk-merk lain produk dari Perancis, Cina dan Korea -- sekarang
ini sudah sangat jamak digunakan. Di mana2 kita bisa menemukan seseorang sedang sibuk mengerjakan sesuatu atau melakukan komunikasi. Di shelter bus,
di kendaraan umum atau sambil berjalan menuju tempatnya bekerja.
Tapi tak lama lagi kita akan bisa ketemu orang yang tetap asik menggunakan
tabletnya di bawah hujan!
Sebuah perusahaan Korea yang mem-produksi peralatan komunikasi; Pantech -- telah mengembangkan Element, yang
mereka klaim sebagai tablet pertama di dunia yang tahan air, yang saat ini sudah diedarkan di Amerika Serikat.
Perangkat ini, yang menggunakan Google’s Android sebagai platform
operasinya, terlindung dalam lapisan
6T E K N O T A B L E T T A H A N A I R
Apa beda gadget yang satu ini dengan iPad, Galaxy Tab atau Playbook?Untuk mengetahuinya, tinggal diguyur dengan air saja.............................Disarikan dari Fortune Asia Pacific Edition, March 19, 2012
plastik polycarbonate. Anda dapat membandingkan kekedapannya dengan blister pack yang biasanya digunakan untuk mengkemas obat obatan.
Element, yang ukurannya agak lebihkecilan dibandingkan iPad, beratnya kira kira 1 pon. Pantech menjamin bahwa layar sentuh, speaker maupun mikroponnya benar2 tahan air, dan bahkan aman digunakan sembari berendam dalam bak mandi!
Namun karena layar sentuhnya hanya merespon terhadap sentuhan kulit kita, maka dia tidak akan bereaksi terhadap sentuhan jari yang dibalut kaus tangan. Juga tidak akan tanggap bila dibenamkan dalam air. Jadi kalau anda bekerja sambil berendam di bak mandi atau kolam renang, pastikan jangan mengetik dibawah permukaan air. Pasti nggak respon!
G
40
nda hobby facebook-an dan sering posting foto-foto atau
bertukar komentar dan cerita tentang hari-hari menyenangkan anda; atau bahkan hari-hari buruk yang tengah
dengan berat anda jalani dan menjadi beban anda? Atau foto-foto sangat
pribadi, bahkan ungkapan perasaan anda kepada teman dekat anda?
Sudah anda bacakah secara benar mengenai term of use dan privacy policy-nya sebelum anda membuka account anda di jejaring sosial ini?
Berikut adalah hal-hal yang selama ini barangkali luput dari perhatian anda:
Upload foto dan lain-lain yang dikemukakan di atas, sudah menjadi hal
yang sangat biasa dilakukan orang di facebook. Untuk meng-upload foto, kita hanya perlu lima detik dan server akan
menuntaskan segalanya.Ada hal-hal yang berkaitan dengan
privacy dan security yang tidak pernah kita sadari ketika nge-klik icon send
atau upload. Kebanyakan tidak menyadari bahwa kecuali telah mengatur secara benar
privacy setting dalam akun Facebook mereka, maka mereka akan dihadapkan
kepada risiko bahwa foto-foto atau-pun informasi sangat pribadi itu akan
dengan leluasa dimanfaatkan oleh pihak ketiga untuk iklan atau penggunaan
komersial lainnya tanpa sepengetahuan atau ijin mereka.
Kalau kita tinjau ke lingkup lebih luas, maka ada suatu phenomena dalam
A
6D A R IS E K I T A RK I T A
U P L O A D F O T O DI INTERNET?P E R T I M B A N G K A N S E B E L U M N Y ASEKALI TERPAMPANG DISANA, ANDA TIDAK AKAN PERNAH BISA MENGHAPUS ATAU MENARIKNYA KEMBALI
skala industrial yang dikenal sebagai ‘cloud computing’; dimana dokumen atau data lainnya disimpan dalam web-based server yang dapat diakses oleh pihak ketiga, dan dapat disebarkan secara luas.
Sadar ataupun tidak, sekali kita melakukan upload apapun ke web, maka kita tidak akan mungkin untuk menariknya kembali -- meskipun suatu ketika berhasil ditemukan sesuatu cara untuk menghapusnya.
Ada kisah nyata berkaitan dengan ini, yang dikenal dengan ‘Streisand Effect’.Tahun 2002, Kenneth, seorangphotographer terlibat dalam proyek pembuatan database sepanjang garis pantai California dan dia membuatlebih dari 12.000 foto. Foto-foto ini kemudian di posted di website www.californiacoastline.org. Secara kebetulan, dalam salah satu foto, terpampang rumah penyanyi terkenal: Barbara Streissand yang menuntut agar foto tersebut dihapus. Tuntutan senilai 50 juta dollar ini malah mengakibatkan lebih dari 420.000 kali download foto ini! Sumber: Readers Digest, rdasia.com; July 2011 41
7I N F O
P U N C A K B U K I T G O L FS U R A B A Y A
atu lagi, proyek di Surabaya!Lokasinya di Raya Bukit Darmo
Boulevard, berskema semi rancang-bangun karena owner menyerahkan
perencanaan struktur dan MEP ke Wika Gedung. Apartment dengan 2009
unit hunian setinggi 33 lantai ini harus diselesaikan dalam 770 hari kerja, dan
diserahkan kepada Pemiliknya; PT BANGUN PRIMA RAYA, pada
tanggal 15 April 2014.BRAVO TEAM SURABAYA!
S
42
8G A L E R IF O T O
D I R G A H A Y U W I K A
Vocal Group WeGe, in action
Nge-funbike! Team Bola Volley Putra, berhasil ‘nyabet’ juara 1. Bravo!