Top Banner
SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA
33

SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

Feb 14, 2016

Download

Documents

Missy

SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA. SEJARAH KLIRING DI INDONESIA. Perjanjian perhitungan penyelesaian hutang piutang melalui mekanisme kliring untuk pertama kali 15 Februari 1909 antara 6 ( enam ) bank utama di Jakarta ( saat itu bernama Batavia). - PowerPoint PPT Presentation
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

Page 2: SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

SEJARAH KLIRING DI INDONESIA• Perjanjian perhitungan penyelesaian hutang piutang melalui

mekanisme kliring untuk pertama kali 15 Februari 1909 antara 6 (enam) bank utama di Jakarta (saat itu bernama Batavia).

• Nederlandsche Handel Mij Factorij, De Hongkong & Shanghai Banking Corp, De Chartered Bank of India Australia & China, De Nederderlandsch Indische Escompto Mij, De Nederlandsch Indische Handelsbank, dan De Javasche Bank

Page 3: SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

• Pada awalnya, pelaksanaan kliring di Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia dilaksanakan secara manual

• Di wilayah kliring Jakarta, pertumbuhan baik jumlah warkat kliring maupun nilai nominal rata-rata 6% per tahun

Page 4: SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

• Tahun 1990 sistem penyelenggaraan kliring lokal Jakarta dari sistem manual berubah menjadi sistem otomasi kliring

• Mesin baca pilah (reader sorter)• Penyelenggaraan kliring di Indonesia yang dilakukan oleh Bank

Indonesia meliputi 1 kota dengan sistem elektronik (Jakarta), 3 kota dengan sistem otomasi kliring (Surabaya, Medan dan Bandung), dan 34 kota dengan SOKL

Page 5: SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

• Pada awal implementasi, jumlah peserta yang ikut serta dalam kliring elektronis masih terbatas kepada 8 peserta kliring (BRI, BDN, BII, BCA, B. Bali, Deutsche Bank, Standard Chartered Bank dan Citibank) dan 2 peserta intern dari Bank Indonesia (Bagian Akunting Thamrim dan Bagian Akunting Kota)

• Penerapan sistem kliring elektronik secara menyeluruh baru diterapkan pada tanggal 18 Juni 2001

Page 6: SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

Istilah-Istilah Dalam Kliring• Kliring adalah pertukaran warkat atau data keuangan

elektronik antar peserta kliring baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah peserta yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.

• Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia, yang selanjutnya disebut SKNBI, adalah system Kliring Bank Indonesia yang meliputi Kliring debet dan Kliring kredit yang penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional.

Page 7: SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

• Kliring Debet adalah kegiatan dalam SKNBI untuk transfer debet.

• Kliring Kredit adalah kegiatan dalam SKNBI untuk transfer kredit

• Penyelenggara Kliring Nasional, yang selanjutnya disebut PKN, adalah unit kerja di Kantor Pusat Bank Indonesia yang bertugas mengelola dan menyelenggarakan SKNBI secara nasional.

Page 8: SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

• Penyelenggara Kliring Lokal, yang selanjutnya disebut PKL, adalah unit kerja di Bank Indonesia dan unit kerja di kantor Bank yang bertugas mengelola dan menyelenggarakan SKNBI di suatu Wilayah Kliring.

• PKL BI adalah unit kerja di Bank Indonesia yang bertugas mengelola dan menyelenggarakan SKNBI di suatu Wilayah Kliring

Page 9: SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

• PKL Selain BI adalah unit kerja pada kantor Bank yang memperoleh persetujuan Bank Indonesia untuk mengelola dan menyelenggarakan SKNBI di suatu Wilayah Kliring.

• Peserta adalah kantor Bank Indonesia dan atau kantor Bank yang terdaftar pada PKN dan atau PKL untuk mengikuti kegiatan SKNBI

Page 10: SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

• Data Keuangan Elektronik, yang selanjutnya disebut DKE, adalah data transfer dana dalam format elektronik yang digunakan sebagai dasar perhitungan dalam SKNBI

• Penyelesaian Akhir (settlement), yang selanjutnya disebut Penyelesaian Akhir, adalah kegiatan pendebetan dan pengkreditan rekening giro Bank di Bank Indonesia yang dilakukan berdasarkan perhitungan rekening giro Bank di Bank Indonesia yang dilakukan berdasarkan perhitungan hak dan kewajiban masing-masing Bank yang timbul dalam penyelenggaraan SKNBI.

Page 11: SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

• Warkat Debet adalah alat pembayaran bukan tunai yang diperhitungkan atas beban nasabah atau Bank melalui Kliring Debet

• Penarik adalah pemilik rekening yang memerintahkan Tertarik untuk melakukan pembayaran atau pemindahbukuan sejumlah dana atas beban rekeningnya kepada Pemegang dengan menggunakan cek atau biylet giro

Page 12: SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

• Tertarik adalah bank yang menerima perintah pembayaran atau pemindahbukuan dari Penarik

• Pemegang adalah Nasabah yang memperoleh pembayaran atau pemindahbukuan dana dari Penarik sebagaimana diperintahkan oleh Penarik kepada Tertarik

• Cek/Bilyet Giro Kosong adalah Cek/Bilyet Giro yang diunjukkan dan ditolak

• Tertarik dalam tenggang waktu adanya kewajiban penyediaan dana oleh Penarik karena saldo tidak cukup atau Rekening telah ditutup

Page 13: SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

• Daftar Hitam adalah suatu daftar yang berisi nama-nama Penarik Cek/Bilyet Giro Kosong yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dan berlaku selama 1 (satu) tahun sejak tanggal penerbitan

Page 14: SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

Manfaat SKNBI

• Bagi Bank Indonesia• Efisiensi waktu dan biaya• Tersedianya jangkauan transfer antar bank melalui kliring yang

lebih luas dengan diakomodirnya kliring antar wilayah untuk transfer kredit

• Memenuhi prinsip-prinsip manajemen risiko dalam penyelenggaraan kliring yang bersifat multilateral netting sesuai dengan Core Principles yang dikeluarkan oleh Bank for International Settlement (BIS)

Page 15: SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

• Bagi Bank • Efisiensi biaya operasional bank dalam pencetakan dan proses

administrasi warkat kredit• Semakin luasnya jangkauan layanan bank kepada nasabah.

Page 16: SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

Kegiatan-Kegiatan Dalam Kliring• Kliring Penyerahan• Kliring Pengembalian (Retur)

Page 17: SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

Penolakan Cek/Bilyet Giro

17 alasan penolakan Cek/Bilyet Giro:1. Saldo tidak cukup2. Rekening telah ditutup (termasuk ditutup atas permintaan sendiri); 3. Persyaratan formal Cek/Bilyet Giro tidak dipenuhi

• Tulisan "Cek"/"Bilyet Giro" dan Nomor Cek/Bilyet Giro yang bersangkutan;

• Nama Tertarik; • Perintah yang jelas dan tanpa syarat untuk

membayar/memindahbukukan dana atas beban Rekening Penarik;

• Nama dan nomor Rekening Pemegang (khusus untuk Bilyet Giro)

Page 18: SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

• Nama Bank penerima (khusus untuk Bilyet Giro);• Jumlah dana yang dipindahbukukan baik dalam angka maupun

dalam huruf selengkap-lengkapnya; • Tempat dan tanggal Penarikan; • Tanda tangan, nama jelas dan atau dilengkapi dengan

cap/stempel sesuai dengan persyaratan pembukaan Rekening (khusus untuk Bilyet Giro).

Page 19: SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

4. Tanggal efektif Bilyet Giro belum sampai; 5. Cek ditarik kembali oleh Penarik setelah berakhirnya tenggang waktu pengunjukkan; 6. Bilyet Giro dibatalkan oleh Penarik setelah berakhirnya tenggang waktu penawaran; 7. Sudah Kadaluarsa; 8. Coretan/perubahan tidak ditandatangani oleh Penarik; 9. Bea meterai belum dilunasi; 10. Tanda tangan tidak cocok dengan specimen;

Page 20: SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

11. Stempel Kliring tidak ada; 12. Stempel Kliring tidak sesuai dengan Bank Penerima; 13. Endosemen pada Cek atas nama atau Cek atas order tidak ada; 14. Warkat diblokir pembayarannya (surat keterangan Kepolisian terlampir); 15. Rekening diblokir oleh instansi yang berwenang (surat pemblokiran terlampir); 16. Warkat bukan untuk kami; 17. Perhitungan/encode tidak sesuai dengan nominal yang sebenarnya.

Page 21: SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

Proses Kliring

Page 22: SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

WARKAT• Jenis Warkat Kliring• Cek• Bilyet Giro • Surat Bukti Penerimaan Transfer (SBPT); • Wesel Bank Untuk Transfer (WBUT); • Nota Debet; • Nota Kredit.

Page 23: SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

CEK

Page 24: SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

• Cek adalah surat perintah tidak bersyarat untuk membayar sejumlah dana yang tercantum dalam cek.

• Penarikan cek dapat dilakukan baik "atas nama" maupun "atas unjuk" dan merupakan surat berharga yang dapat diperdagangkan (negotiable paper)

Page 25: SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

Syarat Formal cek• Nama "Cek" harus termuat dalam teks; • Perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang

tertentu; • Nama orang yang harus membayarnya (nama Tertarik); • Penetapan tempat dimana pembayaran harus dilakukan; • Tanggal dan tempat cek ditarik; • Tanda tangan orang yang mengeluarkan cek (tanda tangan

penarik).

Page 26: SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

Penarikan kembali suatu cek• Penarik cek wajib menyediakan dana yang cukup dalam

rekeningnya pada bank tertarik mulai dari tanggal penarikan sampai dengan tanggal kadaluarsa kecuali ditarik kembali

Page 27: SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

Daluarsa Cek• Daluarsa cek dihitung setelah lewat waktu 6 (enam) bulan

terhitung sejak mulai tanggal berakhirnya tenggang waktu pengunjukkan, sedangkan tenggang waktu pengunjukkan adalah 70 (tujuh puluh) hari sejak tanggal penarikan.

Page 28: SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

Bilyet Giro

Page 29: SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

Bilyet Giro • Bilyet Giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank

penyimpan dana untuk memindahbukukan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada rekening pemegang yang disebutkan namanya

Page 30: SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

Syarat formal• Nama "Bilyet Giro" dan nomor Bilyet Giro yang bersangkutan; • Nama tertarik; • Perintah yang jelas dan tanpa syarat untuk memindahbukukan

dana atas beban rekening penarik; • Nama dan nomor rekening pemegang; • Nama bank penerima; • Jumlah dana yang dipindahkan baik dalam angka maupun

dalam huruf selengkap-lengkapnya; • Tempat dan tanggal penarikan; • Tanda tangan, nama jelas dan atau dilengkapi dengan

cap/stempel dengan persyaratan pembukaan rekening

Page 31: SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

Pembatalan Bilyet Giro• Tenggang waktu penawaran Bilyet Giro adalah 70 (tujuh puluh

hari) terhitung sejak tanggal penarikan; • Bilyet Giro yang ditawarkan kepada bank sebelum tanggal

efektif atau sebelum tanggal penarikan harus ditolak oleh bank, tanpa memperhatikan tersedia atau tidaknya dana dalam rekening penarik;

• Bilyet Giro yang diterima oleh bank setelah tanggal berakhirnya tenggang waktu penawaran dapat dilaksanakan perintahnya sepanjang dananya tersedia dan tidak dibatalkan oleh penarik.

Page 32: SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

Daluarsa Bilyet Giro• Daluarsa Bilyet Giro dihitung setelah lewat waktu 6 (enam)

bulan terhitung mulai tanggal berakhirnya tanggang waktu penawaran.

Page 33: SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

DAFTAR HITAM• Seorang nasabah akan dicantumkan dalam Daftar Hitam

apabila telah melakukan penarikan Cek/BG kosong sehingga menyebabkan rekening nasabah tersebut ditutup oleh suatu bank.

• Kriteria penutupan rekening nasabah tersebut adalah sebagai berikut: • A Menarik Cek/BG kosong 3 (tiga) lembar atau lebih dalam jangka

waktu 6 (enam) bulan; • B Menarik Cek/BG kosong 1 (satu) lembar dengan nilai nominal

Rp.1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) atau lebih; • C Namanya tercantum dalam Daftar Hitam yang masih berlaku