Top Banner
SISTEM IMUN SISTEM IMUN Bagian Patologi Anatomi Bagian Patologi Anatomi
46

Sistem Imun

Apr 13, 2016

Download

Documents

Sistem imun
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Sistem Imun

SISTEM IMUNSISTEM IMUN

Bagian Patologi Anatomi Bagian Patologi Anatomi

Page 2: Sistem Imun

SISTEM IMUNSISTEM IMUNSemua mekanisme yang digunakan badan untuk mempertahankan Semua mekanisme yang digunakan badan untuk mempertahankan

keutuhan tubuh, sebagai perlindungan terhadap bahaya yang keutuhan tubuh, sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidupdapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup

Fs : - PertahananFs : - Pertahanan

- Homeostasis- Homeostasis

- Pengawasan- Pengawasan

Dalam pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme Dalam pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme → timbul respon → timbul respon imun.imun.

Ada 2 macam RI, yaitu :Ada 2 macam RI, yaitu :1. RI Spesifik : deskriminasi self dan non self, memori, spesifisitas.

2. RI non Spesifik : efektif untuk semua mikroorganisme

Page 3: Sistem Imun

Gambar 1: Sistem ImunGambar 1: Sistem Imun

Page 4: Sistem Imun

Sel-sel yang berperan dalam sistem imun / respon imun

1. Sel B

2. Sel T

3. Makrofag

4. Sel dentritik dan langerhans

5. Sel NK

Sebagai mediator : sitokin

• Limfosit B

- terdapat pada darah perifer (10 – 20%), sumsum tulang, jaringan limfoid perifer, lien, tonsil.

- Adanya rangsangan → sel B, berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi sel plasma, yang mampu membentuk Ig : G, M, A, D, E

Page 5: Sistem Imun

2. Limfosit T- Terdapat pada darah perifer (60 – 70 %), parakortek kel

limfe, periarterioler lien.- Punya reseptor : T cell receptor (TCR), untuk mengikat Ag

spesifik.- Mengekspresikan mol CD4, CD8

3. Sel natural killer.- ~ sell null (non B non T) ok TCR (-), dan tak menghasilkan

AB.- 10 – 20 % limfosit perifer.- Mampu membuat lisis sel tumor.- Mengekspresikan CD16, CD56 pada permukaan .

- Bentuk > besar dibanding sel B dan T, mempunyai granula azurofilik dalam sitoplasma : large granula limphocyt.

Page 6: Sistem Imun

4. Sel dentritik dan langerhans.- Sel dentritik : pada jar limfoid.- Sel langerhans : pada epidermis.- Termasuk sel APC (antigen presenting cell) / sel penyaji.

5. Sitokin.- Merupakan messenger molecule dalam sistem imun.- Regulasi RI perlu interaksi antara limfosit, monosit, sel

radang, sel endotel → perlu mediator agar terjadi kontak antar sel.

- Co : IL 1 – 17, IFN α – , TNF, TGF.

4 kategori sitokin :a. Mediator imunitas humoral, yang berfungsi sebagai

pelindung terhadap inf. Virus (interveron), memicu RI non spesifik terhadap radang (IL -1, TNF α, IL – 8)

Page 7: Sistem Imun

b. Berhubungan dengan regulasi pertumbuhan, aktivasi dan deferensiasi limfosit (IL -2, IL -4, TGF – B)

c. Mengaktifkan sel radang (IFN , TNF – α, IL -5, faktor penghambat migrasi)

d. Merangsang hemopoisis (CSF, GM-CSF, IL -3, IL -7)

Page 8: Sistem Imun

IMUNOPATOLOGI

Kegagalan dari sistem imun :

1. Rx hipersensitivitas : respon imun berlebihan.

2. Imunodefisiensi : respon imun berkurang

3. Autoimun : hilangnya toleransi diri : rx sistem imun terhadap Ag jar sendiri

Page 9: Sistem Imun

Rx Hipersensitivitas1. Tipe I

Rx hipersensitivitas tipe cepat.

Ig yang berperan : Ig E.

Co : asma, rinitis, dermatitis atopi, urtikaria, anafilaksis.

Ag merangsang sel B untuk membentuk Ig E dengan

bantuan sel Th. Ig E kemudian diikat oleh mastosit melalui

reseptor Fc.

Bila terpajan ulang dengan Ag yang sama, maka Ag

tersebut akan diikat oleh Ig E yang sudah ada pada

permukaan mastosit. Ikatan ag – Ig E → degranulasi

mastosit. Mengeluarkan mediator, Co : histamin.

Page 10: Sistem Imun
Page 11: Sistem Imun

2. Tipe II - Rx. sitotoksik

. Co : Rx transfusi, AHA, Rx obat, Sindrom Good posture, miastenia gravis, pemvigus.

- Adanya Ag yang merupakan bagian sel pejamu,menyebab

kan dibentuknya AB Ig G / Ig M → mengaktifkan sel K

yang memiliki reseptor Fc sebagai efektor ADCC.

-Ikatan Ag-Ab → aktifkan komplemen → lisis.

.

Page 12: Sistem Imun

2. Tipe III - Rx. Komplex imun

– Co : SLE(Autoimun), Farmer’s lung, demam reumatik, artritis reumatoid.

– Komplex Ag.AB (Ig G / Ig M) yang tertimbun dalam jaringan → mengaktifkan komplemen → melepaskan MCF → makrofag ke daerah tsb → melepaskan enzim → merusak jaringan.

Page 13: Sistem Imun

2. Tipe IV - Rx. Hipersensitivitas lambat :

> 24 jam– Co : Rx Jones Mote,

hipersensitivitas kontak, Rx tuberkulin, Rx granuloma.

– Akibat respon sel T yang sdh disensitisasi Ag → dilepaskan limfokin ( MIF, MAF) → makrofag yg diaktifkan → merusak jaringan.

Page 14: Sistem Imun

IMUNODEFISIENSIIMUNODEFISIENSIRespon imun berkurang / - → tidak mampu melawan infeksi

secara adekuat.

Ada 2 bentuk :

1. Primer

- herediter

- gejala : 6 bulan – 2 tahun

1. Sekunder

- perubahan Fs. Imunologik : inf, malnutrisi, penuaan, imunosupresi, kemoterapi dll.

Page 15: Sistem Imun

I. Primer

1. Severe combine immunodeficiency disease (SCID)

- Ditandai oleh limfopenia dan defek Fs. Sel T dan B.

- Hipoplasi Timus / -

- Kelenjar limfe, limpa, tonsil, appendik : tidak mengandung jaringan limfoid / sentrum germinativum sedikit (B), parakortek sedikit (T).

- 50 % penderita resesif autosomal SCID → ADA (adenosin deaminase) (-) pada limfosit dan erytrosit → akumulasi metabolit deoksidenosin & deoksi ATP → toksin ut. limfosit

- Terapi : transplantasi ssm. Tulang.

Page 16: Sistem Imun

2. X linked agammaglobulinemia of BRUTON.- Paling sering.- Ditandai :

- sel B matang (-) (prasel B normal) → ok mutasi gen tirosin kinase yang diekspresikan pada sel B muda → Ig serum (-).

- Imun seluler normal.- Sering inf. bakteri berulang.

3. Defisiensi Ig A terisolasi (isolated Ig A deficiency)- Ig A (-).- Sering ditemukan (I = 600).- Umunya : tanpa gejala → inf, traktus respiratorius, GI. Kel.

Autoimun.- Defek : kegagalan pematangan sel B positif – Ig A.- Th : tranfusi darah yang mengandung Ig A → t jd

anafilaksis

Page 17: Sistem Imun

4. Common variabel immunodeficiency- Hipogamaglobulinemi, kadang : Ig G- Sebagaian besar kasus : sel B normal → diferensiasi sel

plasma (-)- Folikel limfoid : hiperplastik.

5. SINDROMA WISKOTT – ALDRICH(Imunodefisiensi dengan Trombositopenia dan eksema)- Ditandai : trombositopenia, eksema, inf berulang.- Morfologi timus normal → deplesi sel T jar. Limfoid.- Th : transplantasi ssm tlng.

6. SINDROMA DIGEORGE (HIPOPLASIA TIMUS)- Kel. multiorgan + kerusakan kantong faringeal III dan IV.- Ditandai :

- Hipoplasi / aplasia timus.- Hipoplasi paratiroid (hipokalsemi → tetani).- Defek cong.jantung, PD besar, muka

- Terapi : cangkok timus

Page 18: Sistem Imun

II. Sekunder.- Didapat- Ok :

1. Infeksi : AIDS2. Penggunaan obat : - Kemoterapi

- Imunosupresif 1. Peny lain : leukemia

1. ACQUIRED IMMUNODEFICIENCY SYNDROME (AIDS) →- Ok HIV – 1 (Human Immunodeficency Virus) → - Ditandai : - Supresi imunitas (sel T)

- Inf oportunistik.- Keganasan sekunder.- Kelainan neurologik

Page 19: Sistem Imun
Page 20: Sistem Imun

- Cara penularan :- Kontak seksual- Parenteral- Dari ibu yang terinfeksi pada janin

- Biologi HIV- Retrovirus (merusak sel T → imunodefisiensi)- Envelope lipid HIV I mengandung :

• Glikoprotein 120 : mengikat molekul CD4 pejamu untuk memulai inf virus (reseptor)

• gp 41- Gen utama : GAG : mengkode prot “core”

POL : mengkode enzim-enzim yang diperlukan untuk replikasi virusENV : mengkode prot selubung.

Page 21: Sistem Imun

- Gen tambahan : TAT, VPU, VIF, Nef, REV.

TAT, REV = mengatur transkripsi HIV

- INFEKSI HIV PADA LIMFOSIT DAN MONOSIT.

• Virus menempel pada membran sel T (fusi)

• Internalisasi

• Reverse transcription (berubah jadi DNA)

• Integrasi DNA provirus ke dalam genom pejamu.

• Transkripsi ( RNA)

• Translasi (prot)

• Budding

• Virion-virion baru.

Page 22: Sistem Imun

- Kel. SSP karena HIV.• Sasaran utama infeksi HIV.• Mell : monosit / makrofag.

- Perjalanan peny. Infeksi HIV.1. Tahap dini / fase akut.

- Viremia, CD4 + sel T- peny. akut yang sembuh sendiri = 6 – 12 mg ,nyeri

tenggorokan, mialgia non spesifik, meningitis aseptik.2. Tahap menengah, fase kronik

- Keadaan laten secara klinis, replikasi rendah, CD4 + perlahan

- Kel. Limfe >>>, luas.- Akhir tahap : demam, kemerahan kulit, kelelahan, viremi.- 7 – 10 tahun

Page 23: Sistem Imun

1. Tahap akhir, fase krisis = AIDS.

- Pertahanan cepat : CD4 + rendah, BB , diare, inf. oportunistik, keganasan sekunder.

- AIDS : HIV (+) dan sel T CD4 + < 200 sel / Ul.

Page 24: Sistem Imun

AUTOIMUN DISEASE: Reaksi sistem imun terhadap Ag jaringan sendiri.Kehilangan

toleransi diri (self tolerance) menyebabkan sel-sel sistem imun mengenal Ag tubuh sendiri sebagai asing.

I.Penyakit autoimun organ.1. Autoimune hemolytic anemia (AHA)

:destruksi oleh AB terhadap Ag pada permukaan erythrosit (autoantibodi antierytrosit)

2. Tyroiditis Hashimoto.- Sebagian besar eutiroid, ttp dapat juga hipotiroid / hipertiroid.- Dijumpai :

• Autoantibodi anti tiroglobulin.• Infiltrasi limfosit, makrofag, sel plasma dalam kelenjar

membentuk folikel limfoid

Page 25: Sistem Imun

3. Penyakit Grave: Toxic goiter /exopthalmic goiter- dijumpai Antibodi (Long acting Thyroid stimulator : LATS /

TSAb = Thyroid Stimulating AB) terhadap reseptor (TSH) pada permukaan tiroid merangsang kelenjar tiroid. = T3 dan T4 >>>.

4. SINDROM SJOGREN.- ditandai : keratokonjungtivitis sikka (mata kering ) ,xerostomia

(mulut kering)- 40 % : bentuk primer

60 % berhubungan : RA, SLE, skleroderma, (darah = RF, ANA).

- PA : infiltrasi sel B, sel T periductal lacrimal + hiperplasi ep + obstruksi lumen atrofi asiner, fibrosis dan perlemakan

Page 26: Sistem Imun

5. Polimiositis / dermatomiositis- Poliomisitis : peradangan otot skelet diperantarai kel.

Imunologik.- Klinik : kelemahan otot bil. Simetrik (kas : prox > dulu)- Ok kerusakan serabut otot oleh sel T sitotoxic yang memasuki

dan mengitari serabut otot.II. Penyakit Autoimun Sistemik

1. SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)- Penyakit demam sistemik, kronik, berulang, dengan gejala

berhubungan dengan semua jar (tu sendi, kulit, membran serosa)

- Perjalanan klinis bervariasi• Kadang gejala minimal sembuh tanpa pengobatan.• Sebagian besar : kambuh berulang remisi : dapat

dipertahankan dengan imunosupresan.• Ketahanan hidup 10 tahun = + 70 %

Page 27: Sistem Imun

- Gambaran klinis bervariasi .

Page 28: Sistem Imun

Ciri kas (tu) : ANA (antinuclear antibodies)Sel LE (badan LE (nukleus sel yang rusak bereaksi dengan AB antinukleus kehilangan pola kromatin) yang difagosit neutrofil / makrofag)

2. Rheumatoid arthritis (RA)Poliarthritis (nyeri pada berbagai sendi)Uji serologik : reumatoid faktor (autoantibodi anti Ig G) timbul pada persendian.

Page 29: Sistem Imun

Imonologi KankerImonologi Kanker

• Tujuan : - Mengetahui hub. Antara RI pejamu dan tumor. - Menggunakan pengetahuan tentang RI thd tumor dlm

diagnosa, profilaksis,dan terapi. Hal hal yg menunjukkan peranan sistem imun pada kanker : - Beberapa tumor dapat sembuh spontan - Pada pdrt. def. imun / mendapat terapi imunosupresi : keganasan 200 x

Page 30: Sistem Imun

I. AntigenI. Antigen * Transformasi maligna : - Perubahan fenotip sel normal. - Hilangnya komponen Ag permukaan - Neoantigen. - Perubahan lain pada membran sel

RI.• Pembagian Ag : - Ag. kelas I : hanya ditemukan pada tumor itu saja dan tidak pada sel normal /keganasan lain. - Ag klas II : juga ditemukan pada tumor lain. - Ag klas III : juga ditemukan pada sel normal dan

ganas.

Page 31: Sistem Imun

• Antigen onkofetal tumor mengekpresikan dirinya : - melalui permukaan - Produknya yang dilepas dalam darah yang tidak yang tidak ditemukan pd jaringan normal. Co : 1. CEA : * pada Ca. sal cerna tu. Ca. colon. ↑ pada : ca colon,pankreas, beberapa ca paru,

payudara,lambung. * pada non neoplastik : emfisema,kolitis ulserative, alkoholisme,perokok.

Page 32: Sistem Imun

AFP : ↑ : fetus normal, eritroblastome testis, hepatoma.

II. RI terhadap tumor. Efektor sistem imun humoral dan seluler pada destruksi tumor : A. Mekanisme humoral. 1. lisis oleh Ab dan komplemen. 2. Opsonisasi melalui Ab dan komplemen. 3. Hilangnya adesi oleh Ab B. Mekanisme seluler. 1. Destruksi oleh sel Tc. 2. ADCC. 3. Destruksi oleh makrofah yang diaktifkan. 4. Destruksi oleh sel NK.

Page 33: Sistem Imun

Gambar Imunitas Non Spesifik Terhadap TumorGambar Imunitas Non Spesifik Terhadap Tumor

Makrofag yang diaktifkan, neutrofil dan sel NK berperan pada imunitas non-spesifik Makrofag yang diaktifkan, neutrofil dan sel NK berperan pada imunitas non-spesifik terhadap tumor. Efeknya dapat sitolitik atau sitostatik. Imunitas jenis ini tidak terhadap tumor. Efeknya dapat sitolitik atau sitostatik. Imunitas jenis ini tidak memerlukan antibodi dan spesifitas antigen. Sel – sel tersebut menyerang semua jenis memerlukan antibodi dan spesifitas antigen. Sel – sel tersebut menyerang semua jenis sel tumor.sel tumor.

Page 34: Sistem Imun

Gambar Peranan Limfokin Dalam Penghancuran TumorGambar Peranan Limfokin Dalam Penghancuran Tumor

Sel T yang dirangsang antigen Sel T yang dirangsang antigen tumor melepas limfokin tumor melepas limfokin seperti : seperti :

1.1. IFN yang mengaktifkan efek IFN yang mengaktifkan efek lisi sel NKlisi sel NK

2.2. Limfotoksin (LT) yang dapat Limfotoksin (LT) yang dapat langsung menghancurkan langsung menghancurkan sel tumorsel tumor

3.3. Bahan kemotaktik (CFM)Bahan kemotaktik (CFM)

4.4. Migration Inhibition Factor Migration Inhibition Factor (MIF)(MIF)

5.5. Macrophage Activating Macrophage Activating Factor (MAF)Factor (MAF)

Yang semuanya mengerahkan dan mengaktifkan makrofag. Makrofag Yang semuanya mengerahkan dan mengaktifkan makrofag. Makrofag

mempunyai efek sitotoksik dan mencegah multiplikasi sel tumor. Limfokin mempunyai efek sitotoksik dan mencegah multiplikasi sel tumor. Limfokin

lain seperti IL-2 mengaktifkan respons spesifik sel B dan sel T lain.lain seperti IL-2 mengaktifkan respons spesifik sel B dan sel T lain.

Page 35: Sistem Imun

III. Mengapa Kanker dapat Luput Dari Pengawasan Sistem Imun.III. Mengapa Kanker dapat Luput Dari Pengawasan Sistem Imun.

Page 36: Sistem Imun

IV.ImunodiagnosisIV.ImunodiagnosisDapat dilakukan dengan : 1. Menemukan Ag spesifik terhadap sel tumor. 2. Mengukur RI pejamu terhadap sel tumor.

Imunodiagnosis tumorA. Deteksi sel tumor dan produknya dengan cara imunologik

1. Protein mieloma Bence-Jones (misalnya tumor sel plasma) 2. Alfa Feto Protein (AFP pada kanker hati) 3. Antigen karsinoembrionik (CEA pada kanker gastrointestinal) 4. Deteksi antigen tumor spesifik (dalam sirkulasi atau dengan

immunoimaging)

• Deteksi respons imun anti-tumor1. Antibodi antitumor2. CMI antitumor

Page 37: Sistem Imun

V. ImunoterapiV. Imunoterapi

• Terapi tumor dengan cara imunologi. - Belum efektif.

- Tujuan : memperoleh imunitas terhadap tumor. - Cara : * Spesifik : dengan preparat Ag tumor. * Non spesifik : utk membentu RI tu. Makrofag dengan BCG/ C. parvum.

Page 38: Sistem Imun

ImunoprofilaksisImunoprofilaksis= = imunisasi1.Aktif : RI terjadi setelah terpajan Ag2.Pasif : terjadi bila seseorang menerima

Ab /produk sel lainnya dari orla yg telah mendapat imunisasi aktif.

I.Tujuan : ↑ derajat imunitas seseorang thdp. patogen tertentu/toksin.

Page 39: Sistem Imun

..II. Imunisasi Aktif -Biasanya diberikan jauh sebelum pajanan(dlm usaha

pencegahan). - Dengan pemberian Ag yg tak patogenik. - Mengaktifkan sistem pengenalan imun dan sistem

efektor yg diperlukan.1. Imunisasi aktif alamiah. co : Inf. Virus, bakteri.1. Imunisasi aktif buatan. Co: toksoid,vaksinasi.

A. Imunisasi Yang Dianjurkan - DPT, Polio, Campak B. Imunisasi Selektif - Hepatitis B

Page 40: Sistem Imun

III.Imunisasi PasifIII.Imunisasi Pasif

• -Transfer Ab /sel imun dari orang yang imun ke orang lain

yang non imun.

A. Imunitas pasif alamiah . -Imunitas maternal melalui plasenta co: Ig G - Imunitas maternal melalui kolustrum co : laktoferin.A. Imunitas pasif artifisial. Pemberian antitoksin,antibodi sel.

Page 41: Sistem Imun

TransplantasiTransplantasi• Transfer jaringan atau alat dari satu ke lain orang.

A. Istilah kusus Transplantasi 1. Autograft : memekai jaringan sendiri.2. Isograft/syngeneic : identitas genetik antara donor dan

resepien sama.3. Allograft/allogeneic: donor dan resepien dari spesies

sama, tetapi genetik tidak identik.4. Xenograft/xenogeneic : donor dan resepien dari spesies

berbeda.

Page 42: Sistem Imun

B. Istilah lain B. Istilah lain

2. Histokompatibilitas.Kemampuan seseorang unk menerima transplan dari orang lain,suatu keadaan bila tdk terjadi respon imun.

3. Gen Histokompatibilitas.Gen yg menentukan apakah transplan dapat diterima.Banyak lokus gen yang menolak transplan, yang terpenting : Gen Histokompatibilitas Mayor (MHC/HLA)

Makluk heterozygot,mengekspresikan Ag MHC→suatu penghalang bagi transplantasi.

Page 43: Sistem Imun

ANTIGEN KELAS I/ MHC KELAS IANTIGEN KELAS I/ MHC KELAS I

• -Pada semua sel berinti dan trombosit,yang dapat menjadi sasaran penolakan pada transplantasi.

• HLA-A,HLA-B,HLA-C.• Ag MHC I,mempresentasikan Ag terproses kepada CD8• Karena TCR hanya mengenal komplek ag-

MHC→CD8+selT : hanya berikatan dan membunuh sel terinfeksi yang mengandung Ag kelas I.

Page 44: Sistem Imun

Antigen kelas II /MHC kelas IIAntigen kelas II /MHC kelas II

•Sel dendritik,makrofag,sel B,sel T teraktivasi.•HLA D,sub lokus :DP<DQ<DR.•Ag MHC kelas II kusus berikatan dan mempresentasikan Ag eksogen pada CD4+selT•Merupakan Ag terpenting pada penolakan transplantasi.

•PENOLAKAN TRANSPLANTASI•Penolakan ditimbulkan oleh :Th resepien yg mengenal Ag MHC allogenic- Merangsang sel Tc yg juga mengenal AG MHC allogenic→lisis.

Page 45: Sistem Imun

- Limfokin- Limfokin→mengerahkan makrofag ke tempat →mengerahkan makrofag ke tempat transplan→merusak jaringan.transplan→merusak jaringan.

• PENOLAKAN HIPERAKUT,AKUT,KRONIKCo; ginjal.1. Hiperakut. - Beberapa menit- jam, sesudah transplantasi. - Ok destruksi oleh Ab yg sudah ada pada resipien thd

transplan.Akibat resipien telah tersensitisasi sebelumnya dg Ag dlm tandur. Co : transfusi

- Jaringan transplan: edem+ pdrh interstisiel,ditemukan trombosis,kerusakan endotel,nekrosis.

- Klinis : panas,lekositosis,urin ↓/- dan mengandung erytrosit.

Page 46: Sistem Imun

2. Akut.2. Akut.

•Sebelumnya tdk disensitisasi terhadap transplan.• Timbul :Beberapa hari setelah transplan.•Pembesaran ginjal,↓ fungsi dan aliran darah,sel darah dan protein urin.•Mik : infiltrasi interstisiel•Imunosupresi : steroid.

3. KRONIK-Timbul : beberapa bulan setelah organ berfungsi normal.-Ok sensitivitas yg timbul terhadap Ag transplan.-Kadang timbul sesudah imunosupresi dihentikan .-Gagal ginjal terjadi perlahan dan progresif.-Mik : proliferasi sel radang pada PD kecil+ penebalan membran basal glomerulus.--TH : tak berguna.